Anda di halaman 1dari 16

Hubungan

Wewenang
Antara
Pemerintah
Pusat, Daerah
dan Desa
Insira Dafiatul Husna 205030107111014 Muhammad Rafif Luthan 205030107111049
Edina Yofita Zoraida 205030100111107
Nurkhazizah Annisa 205030101111093
Galuh Pradini Oktavianti 205030107111034
Silva Septi Aisya 205030101111056

Kelompok
3
0Table of contents
0 Hubungan

0n
1. Pendahulua
Hubungan
Wewenang
0
2. Wewenang
Pemerintah Pusat-
Pemerintah

3. Pemerintah
Daerah-
Pemerintah
4. Daerah
Penutup

Desa
Pendahuluan 01
Desentralisasi berkaitan erat dengan pelaksanaan hubungan antara pusat, daerah,
dan desa, khususnya pada distribusi kewenangan pengaturan atas urusan-urusan
pemerintahan. Diperlukan adanya keseimbangan kewenangan otonomi antara
menghormati hak asal-usul daerah dan penyelenggaraan pemerintahan secara
sistemik.

Pembagian wewenang dalam pemerintahan menujukkan adanya suatu hubungan


antara pemerintah pusat, daerah, dan desa. Hubungan dan sinergi yang baik antara
pemerintah pusat, daerah, dan desa akan menciptakan suatu kemakmuran dan
kepuasan bagi rakyat.
Wewenang dan
02
Kekuasaan
Kewenangan
(macht).
“wewenang”, dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan

Kekuasaan: hak untuk berbuat atau tidak berbuat atau kemampuan untuk
melaksanakan kehendak.
Wewenang: sekaligus hak dan kewajiban (rechten en plichten)
(Fauzan, 2006 :80).

Hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri ( selfregelen)


dan mengelola sendiri (self besturen). Sedangkan kewajiban mempunyai dua
pengertian yakni horizontal dan vertikal. Secara horizontal berarti kekuasaan
untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Secara vertikal,
berarti kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan dalam suatu tertib ikatan
pemerintah negara secara keseluruhan.
3 Model Hubungan Kewenangan
Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah
Model otonomi Model
Model Agensi
relatif
memberikan kebebasan model pemerintahan
Interaksi
ruang lingkup kegiatan
pemerintah pusat dan
bertindak pada daerah yang dilihat pemerintah daerah
pemerintah daerah terutama sebagai agen terlibat dalam pola
dalam kerangka kerja pelaksanaan kebijakan hubungan yang rumit,
kekuasaan dan pemerintah pusat penekanannya ada pada
kewajiban yang telah pengaruh yang
ditentukan menguntungkan saja
Cara Pembagian Urusan
Hubungan kewenangan berkaitan juga dengan
cara pembagian urusan penyelenggaraan
pemerintahan atau cara menentukan urusan
rumah tangga daerah.

Cara penentuan ini akan mencerminkan suatu


bentuk otonomi terbatas atau otonomi luas.
Otonomi luas &
apabila:

terbatas
Dapat digolongkan sebagai otonomi terbatas

• urusan-urusan rumah tangga daerah ditentukan


secara katagoris dan pengembangannya diatur
dengan cara-cara tertentu pula.
• sistem supervisi dan pengawasan dilakukan
• Urusan pemerintahan sangat luas dan meluas
sejalan dengan meluasnya tugas negara dan atau
pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan
 umum.

sedemikian rupa, sehingga daerah otonom


kehilangan kemandirian untuk menentukan secara
bebas cara-cara mengatur dan mengurus rumah
tangga daerahnya.
• sistem hubungan keuangan antara pusat dan
daerah yang menimbulkan hal-hal seperti
keterbatasan kemampuan keuangan asli daerah
yang akan membatasi ruang gerak otonomi
daerah.
Dapat digolongkan sebagai otonomi luas apabila:

• Semua urusan pemerintahan pada dasarnya


menjadi urusan rumah tangga daerah, kecuali
yang ditentukan sebagai urusan pusat (residual
powers)
UU No. 22/1999 mengatur kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan
bertambah dan mencakup kewenangan pada hampir seluruh bidang
pemerintahan.

Sementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas


hanya pada kewenangan di bidang:

• Politik luar negeri


• Pertahanan keamanan
• Peradilan
• Moneter dan fiskal
• Agama
• Kewenangan di bidang lain
Kewenangan Pemerintah
Pusat
Sebagaimana
Pasal 7
di Bidang
dijelaskan Lain
dalam UU No. 22/1999
Perencanaan nasional dan pengendalian
Dana perimbangan keuangan
pembangunan nasional secara makro

Sistem administrasi negara dan lembaga Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya
perekonomian negara manusia

Pendayagunaan sumber daya alam serta Konservasi


teknologi tinggi yang strategis

Standarisasi nasional
Kewenangan
Pemerintah
Sebagaimana Daerah
dijelaskan dalam UU No. 22/1999 Pasal 7

Kewenangan daerah adalah: "Mengatur


dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
ikatan negara kesatuan Republik
Indonesia." Kewenangan ini mencakup
kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan kecuali kewenangan yang
masih harus berada di tangan pusat.
03
Pengaturan tentang Desa (Sebelum UU
No.6/2014 Disahkan)
Rezim UU No.5/1979
tentang Pemdes
UU ini sepenuhnya memisahkan pemerintahan desa
dari pemerintahan daerah. Kebijakan mengenai desa Rezim UU No.32/2004
dalam UU ini diarahkan pada penyeragaman bentuk
dan susunan pemerintahan desa dengan corak tentang Pemda
Pasal 126 menegaskan kewenangan
nasional. Camat selain sebagai koordinator
pemerintahan juga merupakan
Rezim UU No.22/1999 Pembina Pemerintahan Desa.. Dalam

tentang
Salah Pemda
satu politik hukum dalam UU ini kaitannya dengan
UU ini, fungsi dan kewenangan BPD
berkurang.
pemerintahan desa adalah kembali memasukkan
pengaturan tentang pemerintahan desa sebagai satu
kesatuan integral dalam UU Pemerintahan Daerah. Desa
dalam rezim UU ini juga diperkenankan mengggunakan
nama-nama lain sesuai adat yang berkembang di desa
tersebut seperti nagari, marga, gampong, negorij, dusun,
dsb.
Kewenangan Desa
ebagaimana dijelaskan dalam Pasal 18 & 19 UU No.6/2014
• Kewenangan berdasarkan hak asal
usul
• Kewenangan lokal berskala desa
• Kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah
Kabupaten/Kota
• Kewenangan lain yang ditugaskan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan
Dengan suatu catatan bahwa penugasan dari Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi:

• Penyelenggaraan pemerintahan desa


• Pelaksanaan pembangunan desa
• Pembinaan masyarakat desa
• Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberian
Tugas/Wewenang
agaimana dijelaskan dalam UU No.23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
Tugas dan wewenang yang diberikan kepada desa dari daerah baik
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota harus dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Gubernur (jika pemberian wewenang dari
pemerintah provinsi) dan berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota (jika
pemberian tugas/wewenang dari pemerintah kabupaten/kota). Namun,
pemberian tugas tersebut bukan merupakan penerapan asas tugas
pembantuan sehingga tugas yang diserahkan kepada desa tidak menjadi
kewenangan yang dikelola sendiri oleh pemerintah desa. Dalam hal ini,
desa melakukan pertanggungjawaban terhadap tugas yang diserahkan
kepadanya.

Menyangkut pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan


desa secara normatif dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota, akan tetapi
pembinaan dan pengawasan tersebut dapat dilimpahkan kepada Camat.
Kesimpulan 04
Pemerintah pusat, daerah, dan desa memiliki korelasi yang saling berkaitan satu sama
lain. Hal ini tercermin dalam berbagai peraturan dan kebijakan yang saling mempengaruhi
antara satu pihak dengan yang lain.
Dalam UU No. 22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangan daerah
adalah “Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuan Republik
Indonesia.” Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan
kecuali kewenangan yang masih harus berada di tangan pusat.
Konsep negara kesatuan tidak hanya berdampak pada desentralisasi kewenangan
kepada daerah, tetapi lebih dari itu, yaitu pengakuan dan perlindungan otonomi desa.
Otonomi desa harus menjadi dasar dalam pembagian struktur ketatanegaraan Indonesia
dari pusat ke daerah yang kemudian bermuara pada peraturan otonomi desa yang tetap
berpedoman pada keaslian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum.

Anda mungkin juga menyukai