0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan1 halaman
Dokumen ini membahas tentang kendala dan tantangan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia, yaitu kurangnya permodalan, produk yang kurang variatif dan kurang ramah pasar, serta kendala SDM dan pengelolaan. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti penyaluran zakat dan infak, pemberian pinjaman tanpa bunga qardhul hasan, serta pengembangan teknologi keuangan syariah.
Dokumen ini membahas tentang kendala dan tantangan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia, yaitu kurangnya permodalan, produk yang kurang variatif dan kurang ramah pasar, serta kendala SDM dan pengelolaan. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti penyaluran zakat dan infak, pemberian pinjaman tanpa bunga qardhul hasan, serta pengembangan teknologi keuangan syariah.
Dokumen ini membahas tentang kendala dan tantangan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia, yaitu kurangnya permodalan, produk yang kurang variatif dan kurang ramah pasar, serta kendala SDM dan pengelolaan. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti penyaluran zakat dan infak, pemberian pinjaman tanpa bunga qardhul hasan, serta pengembangan teknologi keuangan syariah.
Kendala dan tantangan penerapan sistem ekonomi islam di Indonesia
untuk saat ini ialah permodalan kemudian produk yang ditawarkan harus variatif dan market friendly, selanjutnya ada kendala tenaga dan tata cara mengelola nya.
Kendala lainnya adalah masih banyak produk yang melakukan kerja sama dengan perbankan konvensional sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi produk-produk yang bekerja sama dengan perbankan syariah.
Sebagai solusi yang tepat, Indonesia dapat menggunakan sistem
keuangannya menggunakan sistem ekonomi islam seperti, penyaluran bantuan langsung tunai yang berasal dari zakat, infak dan sedekah, baik yang berasal dari unit-unit pengumpul zakat maupun dari masyarakat. Kemudian cara yang kedua, permodalan usaha dapat dilakukan dengan qardhul hasan atau dalam bahasanya yakni pinjaman yang tidak mengambil manfaat (keuntungan) apapun namun tetap ditekankan untuk dibayarkan kembali. Dan cara yang terakhir bisa dengan pengembangan teknologi finansial syariah untuk memperlancar likuiditas pelaku pasar.