Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FINANCIAL TECHNOLOGY UNTUK SOCIAL ENTERPRISE

Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Financial Technology Syariah

Disusun Oleh:
Nanda Nabil Falah (191120055)

Dosen Pengampu :
Bpk. Miftahus Sururi, M.Kom

FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah tugas kelompok mengenai financial technology sebagai social
enterprise sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Financial Technology Syariah, dalam lingkup Program Studi Ekonomi
Syariah Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran.
Menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak mungkin
selesai tanpa adanya bantuan, dukungan, baik secara moril maupun material,
ide dan setiap masukan yang positif guna menyelesikan makalah ini. Oleh
sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak miftahus sururi. M. Kom. selaku dosen financial
technology syariah yang telah mengajarkan materi financial
technology syariah
2. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, telah mendukung penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 06 Juni

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah inovasi berhasil mentransformasi suatu sistem atau


pasar yang eksisting, dengan memperkenalkan kepraktisan,
kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya yang ekonomis, dikenal
sebagai Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation). Inovasi Disruptif
ini biasanya mengambil segmen pasar tertentu yang kurang diminati
atau dianggap kurang penting bagi penguasa pasar, namun inovasinya
bersifat breakthrough dan mampu meredefinisi sistem atau pasar yang
eksisting.

Munculnya Inovasi Disruptif jika tidak diantisipasi dengan baik


oleh dunia usaha dapat menyebabkan kejatuhan seperti yang dialami
KODAK dan NOKIA. Fenomena Inovasi Disruptif juga terjadi di
Industri Jasa Keuangan yang telah men-disrupsi landscape Industri
Jasa Keuangan secara global. Mulai dari struktur industrinya,
teknologi intermediasinya, hingga model pemasarannya kepada
konsumen. Keseluruhan perubahan ini mendorong munculnya
fenomena baru yang disebut Financial Technology (Fintech)

Financial Technology (FinTech) adalah salah satu bentuk


penerapan teknologi informasi di bidang keuangan. Alhasil, munculah
berbagai model keuangan baru yang dimulai pertama kali pada tahun
2004 oleh Zopa, yaitu institusi keuangan di Inggris yang menjalankan
jasa peminjaman uang. Kemudian model keuangan baru melalui
perangkat lunak Bitcoin yang digagas oleh Satoshi Nakamoto pada
tahun 2008. Dalam perspektif sejarah, konsep inti dari pengembangan
FinTech sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari aplikasi konsep peer-
to-peer (P2P) yang digunakan oleh Napster pada tahun 1999 untuk
music sharing.

Inovasi yang berkembang di sini adalah pengadaptasian


prinsip jaringan komputer yang diterapkan pada bidang keuangan.
Meski pada mulanya konsep finansial P2P ini diperuntukkan bagi para
start-up (wirausaha baru) dalam mencari investor untuk membiayai
bisnisnya. Tetapi dalam perkembangannya finansial P2P ini memiliki
partisipan yang lebih luas tidak hanya para pemodal untuk
menginvestasikan uangnya kepada start-up baru. Dengan banyaknya
partisipan yang berkontribusi memasukkan uang maka kemudian
menjadi crowdfunding, sehingga pemanfaatan finansial P2P tidak
terbatas bagi para start-up saja seperti yang dilakukan oleh perusahaan
Zopa di Inggris.

Masalah hukum yang muncul dari produk inovasi FinTech ini


adalah tentang legalitas penyelenggaraan crowdfunding?, kemudian,
apakah bisnis model FinTech ini dapat terbebas dari uang haram
(money loundering)? Isu-isu hukum inilah yang hingga saat ini masih
berada di wilayah abu-abu menurut hukum positif di Indonesia.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka
rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana dampak dan
penggunaan financial technology untuk social enterprise
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera diatas maka tujuan
penulisan dari makalah ini yaitu mengetahui bagaimana dampak dan
penggunaan financial technology untuk social enterprise
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Itu Finansial Teknologi dan Social Enterprise


Finansial Teknologi (FinTech) adalah salah satu bentuk penerapan
teknologi informasi di bidang keuangan. Sehingga munculah berbagai
model keuangan baru yang dimulai pertama kali pada tahun 2004 oleh
Zopa, yaitu institusi keuangan di Inggris yang menjalankan jasa
peminjaman uang. Kemudian model keuangan baru melalui perangkat
lunak Bitcoin yang digagas oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008.
Dalam perspektif sejarah, konsep inti dari pengembangan FinTech
sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari aplikasi konsep peer-to-peer (P2P)
yang digunakan oleh Napster pada tahun 1999 untuk music sharing.

Finansial Teknologi saat ini telah mencapai pada level yang dikatakan
maju dibandingkan beberapa tahun kebelakang. Produk-produk yang
dihasilkannyapun cukup banyak, saya akan menjelaskan beberapa produk
bank yang saya dapat dari pelajaran Terapan Komputer Perbankan.
Pertama yaitu ATM atau yang dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri.
Ini merupakan produk bank yang sudah sangat kita kenal atau jumpai
hampir disetiap tempat dan bahkan merupakan mesin kasir otomatis
pengganti orang karena kita tidak perlu lagi harus mengantri panjang
untuk hanya melakukan pembayaran, penarikan atau penyetoran dengan
jumlah yang tidak terlalu banyak. Menurut perbankan berdasarkan
jenisnya ATM berfungsi sebagai berikut :
• Multifungsi
• Tarik Tunai
• Non Tunai
• Setoran Tunai
Pengoperasian ATM dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
Onpromise yaitu terhubung dengan server dimana ATM tersebut
ditempatkan. Dan Offpromise yaitu pengoperasian ATM yang
menggunakan satelit khusus. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan
ATM yaitu dilakukan sendiri atau bersama. Kalau contoh dikelola sendiri
itu in house dan out sourcing.
Social enterprise saat ini menjadi tren baru dalam menjalankan sebuah
bisnis di Indonesia. Sebelum munculnya istilah social enterprise,
entrepreneur lebih dulu muncul. Di mana entrepreneur adalah
pengembangan sebuah usaha yang mampu menghidupi kehidupannya.
Pada umumnya social enterprise maupun entrepreneur adalah membuat
sebuah brand yang bisa populer sehingga mampu memperoleh
keuntungan pemiliknya.
Social enterprise adalah sebuah ide bisnis yang menggabungkan
pemaksimalan profit dari penjualan sebuah produk yang dikombinasikan
dengan perilaku sosial yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Pada intinya, social enterprise adalah kegiatan berdagang dengan
sebagian keuntungannya disumbangkan untuk membantu memecahkan
masalah sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Seperti halnya
sebagian keuntungan di sumbangkan untuk korban bencana alam, untuk
penanaman pohon, dan lain sebagainya.
Di tanah air sendiri, jenis usaha social enterprise Indonesia bukanlah
sesuatu hal yang baru. Sebuah usaha tidak terfokus pada hanya sekedar
mencari keuntungan semata tetapi juga harus berperan aktif dalam
memecahkan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Untuk menjadi seorang social enterprise Indonesia, harus
memiliki karakter pemimpin yang baik seperti passion, motivasi dan
pengetahuan yang luas terkait bisnis dan pasar. Selain itu, seorang social
enterprise Indonesia juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi bagi
kemajuan bangsa, tanpa mengesampingkan etika bisnis yang ada.
Semakin banyak orang yang terjun dalam social enterprise Indonesia,
semakin banyak juga masalah sosial Indonesia yang dapat diatasi. Seperti
masalah lingkungan, kesehatan, kemiskinan,dan pendidikan di
Indonesia. Sehingga, selain memperoleh keuntungan dari menjual
produk, Anda juga berperan aktif dalam menciptakan sebuah negara yang
lebih makmur, sejahtera, adil dan merata.
Social enterprise adalah sebuah usaha berdagang yang juga dibarengi
dengan kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat. Seperti yang
dijelaskan diatas, untuk menjadi pebisnis perusahaan sosial dibutuhkan
passion, motivasi, dan pengetahuan yang cukup guna menghasilkan
keuntungan yang banyak. Jika Anda ingin menjadi salah satu bagian dari
perusahaan sosial berikut adalah beberapa tips membangun social
enterprise.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan seiring modern nya zaman, financial teknologi hadir dengan
kekurangan dan kelebihan nya. Kelebihan nya dapat mempermudah akses
dalam bersedekah dan lainnya. Kekurangan nya karena menggunakan
jaringan internet maka fintech ini belum bisa tersebar luas ke daerah daerah
pelosok. Oleh karena itu penulis hanya berharap pemerintah bisa
mendukung adanya fintech ini serta dapat menggerakan masyarakat.
1. nentukan Segmentasi Target Dan Positioning

Hal ini dilakukan untuk menentukan produk dan juga pasar dari
produk Anda. Dalam hal ini Anda juga perlu menganalisis pasar
dan mengetahui perilaku konsumen yang tertarik terhadap hal-hal
sosial. Hal ini juga dapat bertujuan untuk
mengetahui positioning dalam bisnis yang akan Anda geluti.

2. Mencari Masalah Sosial

Hal yang selanjutnya perlu lakukan adalah menganalisis masalah


sosial yang terjadi di sekitar Anda dan tentunya berhubungan
dengan produk yang akan Anda jual. Selain itu, Anda perlu
mencari solusi apa yang membuat masalah sosial ini bisa
terselesaikan.

3. Menyeimbangkan Keuntungan Dan Dampak

Dalam menjadi seorang social enterprise tentunya bukan hanya


keuntungan pribadi saja yang diutamakan, melainkan harus
membaginya dengan kegiatan sosial yang berhubungan dengan
masyarakat. Secara prinsip sebenarnya, jika semakin banyak orang
yang terbantu, maka keuntungan kita juga ikut meningkat. Namun,
perlu adanya keseimbangan antara profit dan impact sehingga
usaha tetap berjalan dengan lancar.

4. Tekun Dan Hargai Setiap Kritik Dan Saran

Bisnis yang Anda geluti adalah bisnis yang cukup dinamis,


sehingga Anda perlu mengetahui perkembangan masalah sosial
yang ada di sekitar Anda. Dan karena bisnis Anda juga melibatkan
berbagai pihak Anda harus siap menerima kritik dan saran dari
setiap stakeholder usaha Anda.

Anda mungkin juga menyukai