Anda di halaman 1dari 3

1.

Sedangkan Fintech syariah merupakan layanan atau produk keuangan yang menggunakan
teknologi dengan basis skema syariah (Rusydiana, 2018). Kemunculan Fintech syariah di
Indonesia merupakan respon terhadap perkembangan perusahaan Fintech konvensional
yang menggunakan instrumen bunga dalam operasionalnya (Muhammad & Lanaula,
2019). Layanan Fintech syariah di Indonesia diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional-
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.
Fintech syariah mempromosikan keuangan yang bertanggungjawab secara etis dan menghadirkan
peluang untuk memimpin dan mempengaruhi semua bentuk keuangan secara global (Rusydiana,
2018). Pertumbuhannya pun menunjukkan angka yang positif dari waktu ke waktu. Dilansir
dari Katadata, merujuk pada Global Fintech Islamic Report 2021, layanan Fintech syariah di
Indonesia berada pada urutan kelima. Dalam laporan tersebut, pasar Fintech syariah di Indonesia
mencapai Rp 41,7 triliun atau US$ 2,9 miliar. Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI)
mencatat saat ini jumlah Fintech syariah terdapat 17 Fintech yang sudah berizin operasional,
terdiri dari peer-to-peer lending, inovasi keuangan digital, dan securities crowdfunding. Jumlah
tersebut masih cukup sedikit mengingat Fintech syariah masih termasuk baru di Indonesia.
Pertumbuhan Fintech syariah di Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat besar,
mengingat negara ini mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Banyaknya kaum muda
yang mulai aware terhadap transaksi syariah juga menjadi kesempatan yang menjanjikan bagi
pasar Fintech di Indonesia.
Rusydiana (2018) menerangkan dalam artikelnya selain memiliki peluang yang cukup besar,
tetapi Fintech syariah juga menghadapi permasalahan dan tantangan dalam perkembangannya
antara lain yakni masih kurangnya instrumen kebijakan yang mengatur proses kerja, ketersediaan
sumber daya manusia, risiko keamanan yang tinggi dan belum menjangkau ke konsumen kelas
bawah. (retno/berlian).

FinTech di Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan pergerakan


keuangan dan membantu mengembangkan usaha kecil micro dan menengah
(UMKM), melalui FinTech pembayaran menjadi lebih cepat dan mudah, transaksi
keuangan dapat diakses di mana pun melalui aplikasi dan investasi dapat dipantau
kapanpun dan dimanapu

2. FinTech merupakan salah satu alternatif berinvestasi yang menghadirkan pilihan buat
Sobat Sikapi yang mempunyai keinginan untuk mengakses layanan jasa keuangan
secara praktis, efisien, nyaman, dan ekonomis. Keberadaan FinTech sangat
memengaruhi gaya hidup masyarakat ekonomi. Perpaduan antara efektivitas dan
teknologi memiliki dampak positif bagi masyarakat pada umumnya.
Terdapat beberapa manfaat adanya FinTech di lingkungan masyarakat, manfaat
pertama yaitu, FinTech dapat membantu perkembangan baru di bidang start up teknologi
yang tengah menjamur. Hal ini dapat membantu perluasan lapangan kerja dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut mendatangkan manfaat kedua yaitu
peningkatan taraf hidup masyarakat. FinTech dapat menjangkau masyarakat yang tidak dapat
dijangkau oleh perbankan konvensional. Selain itu, FinTech juga dapat meningkatkan
ekonomi secara makro. Kemudahan yang ditawarkan oleh FinTech dapat meningkatkan
penjualan e-commerce. Manfaat terakhir yang paling dapat dinikmati oleh masyarakat besar
adalah penurunan bunga pinjaman.
Perkembangan pengguna FinTech juga terus berkembang dari tahun ke tahun.
Bersumber pada World Bank pengguna FinTech yang awalnya 7% di tahun 2007,
berkembang menjadi 20% di tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 36% di tahun 2014,
dan di tahun 2017 kemarin sudah menginjak angka 78% atau tercatat sebanyak 135-140
perusahaan, dengan total nilai transaksi FinTech di Indonesia pada tahun 2017 tersebut
diperkirakan mencapai Rp 202,77 Triliun!
Di Indonesia, hadirnya FinTech telah membantu masyarakat menyelesaikan berbagai
masalah. Berikut beberapa jenis-jenis FinTech yang sedang berkembang dan memberikan
solusi finansial bagi masyarakat Indonesia:
1. Crowdfunding
Crowdfunding atau penggalangan dana merupakan salah satu model FinTech yang
sedang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan adanya teknologi ini,
masyarakat dapat menggalang dana atau berdonasi untuk suatu inisiatif atau program sosial
yang mereka pedulikan. Salah satu contohya adalah penggalangan dana untuk membangun
Pesawat R80 yang didesain oleh BJ Habibie. Contoh start-up FinTech dengan
model crowdfunding yang kini tengah populer di Indonesia adalah KitaBisa.com
2. Microfinancing
Microfinancing adalah salah satu layanan FinTech yang menyediakan layanan
keuangan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membantu kehidupan dan
keuangan mereka sehari-hari. Karena masyarakat dari golongan ekonomi ini kebanyakan
tidak memiliki akses ke institusi perbankan, maka mereka pun mengalami kesulitan untuk
memperoleh modal usaha guna mengembangkan usaha atau mata pencaharian
mereka. Microfinancing berusaha menjembatani permasalahan tersebut dengan menyalurkan
secara langsung modal usaha dari pemberi pinjaman kepada calon peminjam. Sistem bisnis
dirancang agar return bernilai kompetitif bagi pemberi pinjaman, namun tetap attainable bagi
peminjamnya. Salah satu startup yang bergerak dalam bidang microfinancing ini adalah
Amartha yang menghubungkan pengusaha mikro di pedesaan dengan pemodal secara online.

3. P2P Lending Service,


Jenis ini lebih dikenal sebagai FinTech untuk peminjaman uang. FinTech ini
membantu masyarakat yang membutuhkan akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan FinTech ini, konsumen dapat meminjam uang dengan lebih mudah untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup tanpa harus melalui proses berbelit-belit yang sering ditemui di
bank konvensional. Salah satu contoh dari FinTech yang bergerak dalam bidang peminjaman
uang ini adalah AwanTunai, sebuah startup yang memberikan fasilitas cicilan digital dengan
aman dan mudah.

4. Market Comparison
Dengan FinTech ini, Sobat Sikapi dapat membandingkan macam-macam produk
keuangan dari berbagai penyedia jasa keuangan. FinTech juga dapat berfungsi sebagai
perencana finansial. Dengan bantuan FinTech, penggunanya dapat mendapatkan beberapa
pilihan investasi untuk kebutuhan di masa depan.

5. Digital Payment System


FinTech ini bergerak di bidang penyediaan layanan berupa pembayaran semua
tagihan seperti pulsa & pascabayar, kartu kredit, atau token listrik PLN. Salah satu
contoh FinTech yang bergerak dalam digital payment system ini adalah Payfazz yang
berbasis keagenan untuk membantu masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tidak
memiliki akses ke bank, untuk melakukan pembayaran berbagai macam tagihan setiap
bulannya.

Anda mungkin juga menyukai