Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN BISNIS

P-ISSN 2620-9551
E-ISSN 2622-1616
JAMBURA: Vol X. No X. XXXX
Website Jurnal: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB

Analisis Ekonomi Syariah terhadap Inovasi Pembayaran Digital di Era


Modern

(Atika laila sari ikano, Siti khomaria hamzah, Allisya rahmawati domili, Seprianti masi, Ince)

Atika laila sari ikano (931423246)

Siti khomaria hamzah (931423245)

Allisya rahmawati domili (931423248)

Seprianti masi (931423121)

Ince (931423049)

Abstract: Qardh merupakan transaksi yang memiliki kekuatan hukum mengikat dari pihak
pemberi hutang setelah penghutang menerima hutang tersebut. Dalam perkembangan teknologi
informasi yang pesat, e-commerce menjadi fenomena yang signifikan, memfasilitasi transaksi
jual beli secara online di berbagai marketplace. Praktik ini, termasuk dalam platform Shopee,
memungkinkan penjual untuk menerima pembayaran setelah barang sampai ke pembeli.
Transaksi jual beli melalui e-commerce ini harus mematuhi syarat-syarat tertentu, seperti
spesifikasi produk yang jelas dan kesepakatan mengenai serah terima barang. Shopee, sebagai
salah satu marketplace sukses di Indonesia, menerapkan akad qardh dalam metode pembayaran
ShopeePay Later. Metode ini memungkinkan pengguna Shopee yang memiliki toko online untuk
mendapatkan pinjaman instan dengan bunga 0%. Penyelesaian sengketa terkait ShopeePay Later
dapat dilakukan melalui proses alshulh, dan jika tidak ada kesepakatan, penyelesaian dapat
dilakukan di Pengadilan Negeri Gorontalo.

Keywords: Ekonomi Syariah, Qardh, ShopeePay Later, dan Pinjaman Online.

Abstrak: Qardh is a transaction with legal binding force on the part of the lender after the
borrower accepts the debt. In the rapid development of information technology, e-commerce has
become a significant phenomenon, facilitating online buying and selling transactions on various
marketplaces. This practice, including on the Shopee platform, allows sellers to receive payment
after the goods have been delivered to the buyer. Transactions through e-commerce must comply
with certain conditions, such as clear product specifications and agreements regarding the
delivery of goods. Shopee, as one of the successful marketplaces in Indonesia, implements the
qardh contract in the ShopeePay Later payment method. This method enables Shopee users with
online stores to obtain instant loans with a 0% interest rate. Dispute resolution related to
ShopeePay Later can be carried out through the alshulh process, and if no agreement is reached,
resolution can take place at the Gorontalo District Court.

Kata Kunci: Islamic Economics, Qardh, ShopeePay Later, and Online Loans

PENDAHULUAN

Ekonomi Syariah berperan sebagai pengawas kritis dan panduan untuk mengarahkan inovasi
pembayaran digital agar sejalan dengan nilai-nilai Islam, memberikan kontribusi positif pada
pertumbuhan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan masyarakat muslim di era modern. (Dimyaudin
Djuwaini, 2008: 69).

Dalam konteks ekonomi syariah, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, termasuk
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan keadilan, keberlanjutan, dan kepatuhan terhadap
hukum agama, analisis terhadap inovasi pembayaran digital sangat relevan. Seiring dengan
transformasi ekonomi global, inovasi-inovasi seperti ShopeePay Later menciptakan kompleksitas
baru yang perlu dinilai dari sudut pandang syariah.

Penulisan ini akan merinci bagaimana inovasi pembayaran digital, khususnya ShopeePay
Later, dapat dianalisis dari perspektif ekonomi syariah. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti

Page | 1
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN BISNIS
P-ISSN 2620-9551
E-ISSN 2622-1616
JAMBURA: Vol X. No X. XXXX
Website Jurnal: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB

kepatuhan terhadap prinsip-prinsip riba (bunga), keadilan dalam transaksi, serta dampaknya
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas
kelayakan ShopeePay Later sebagai instrumen keuangan syariah, dengan mempertimbangkan
kebijakan dan aturan yang berlaku dalam ekonomi Islam.

Dengan melibatkan analisis ekonomi syariah, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
wawasan yang lebih dalam tentang sejauh mana inovasi pembayaran digital seperti ShopeePay
Later dapat memenuhi standar-prinsip syariah. Pemahaman ini tidak hanya relevan untuk
masyarakat muslim, tetapi juga dapat memberikan kontribusi pada diskusi lebih luas tentang
bagaimana inovasi teknologi finansial dapat diselaraskan dengan nilai-nilai etika dan moral dalam
keuangan global modern..(Nurfalah and Rusydiana 2019)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan


Fatwa DSN-MUI. Informasi yang diambil berasal dari berbagai kasus yang dijadikan sebagai
sumber hukum primer, serta referensi pustaka yang berfungsi sebagai bahan hukum sekunder..

HASIL PENELITIAN

Shopee memasuki pasar Indonesia pada akhir Mei 2015, resmi beroperasi pada akhir Juni
2015. Mengincar demografi yang lebih muda yang terbiasa menggunakan perangkat untuk
berbagai kegiatan, termasuk berbelanja, Shopee memperkenalkan aplikasi seluler untuk
memudahkan pengalaman belanja yang cepat dan mudah. Kategori produk yang ditawarkan oleh
Shopee terutama berfokus pada fashion dan barang rumah tangga. Platform ini telah
memperluas cakupannya untuk mencakup semua wilayah di Indonesia, bahkan mencapai kota-
kota kecil. Banyak penjual sekarang menawarkan produk mereka di aplikasi Shopee, dan
sejumlah besar konsumen memilih Shopee sebagai destinasi belanja online mereka.

Shopee menyediakan metode pembayaran praktis, termasuk kartu kredit/debit,


Indomaret/i.Saku, Alfamart, transfer bank, Kredivo, OneKlik, Akulaku, Cash on Delivery (COD),
ShopeePay, dan ShopeePay Later. Yang terakhir memungkinkan pengguna untuk melakukan
pembayaran nanti, dan ShopeePay menawarkan berbagai fitur seperti penambahan saldo,
pembayaran transaksi di Shopee, dan penarikan dana setelah verifikasi identitas pengguna.

Baru-baru ini, Shopee memperkenalkan metode pembayaran baru bernama ShopeePay


Later, mirip dengan OVO Paylater, memberikan pinjaman instan kepada pengguna yang memiliki
akses ke layanan ini. ShopeePay Later memungkinkan konsumen menikmati rencana
pembayaran dengan suku bunga 0%. Namun, akses ke layanan ini tunduk pada verifikasi dan
persetujuan.(ANSORI 2016)

Dari perspektif Hukum Ekonomi Syariah, metode ShopeePay Later dianggap diperbolehkan
karena sejalan dengan prinsip keuangan Islam. Tidak adanya bunga (riba) dalam pinjaman dan
pilihan rencana pembayaran tanpa jumlah transaksi minimum sesuai dengan prinsip Syariah.
Selain itu, fokus pada penyediaan layanan keuangan kepada konsumen sejalan dengan tujuan
keuangan Islam untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dalam masyarakat.

ShopeePay Later juga berfungsi sebagai platform pinjaman FinTech Peer-to-Peer (P2P) yang
sah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang bertujuan untuk menawarkan layanan
keuangan kepada konsumen menggunakan teknologi online. Meskipun layanan ini disesuaikan
untuk pemilik toko online Shopee, registrasinya dengan OJK memastikan kepatuhan regulasi
dalam industri keuangan.(Wafa 2020)

Namun, penting untuk dicatat bahwa ShopeePay Later masih dalam fase beta, dan tidak
semua pengguna mungkin memiliki akses langsung ke layanan ini. Pendekatan berhati-hati ini
mencerminkan komitmen Shopee terhadap praktik keuangan yang bertanggung jawab dalam
kerangka prinsip ekonomi Islam.

PEMBAHASAN

Inovasi keuangan syariah memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan perjudian dengan
pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Melalui pengembangan instrumen
keuangan syariah yang transparan dan berlandaskan pada keadilan, perjudian dapat
diminimalisir. Salah satu inovasi yang dapat diaplikasikan adalah pengembangan produk investasi

Page | 2
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN BISNIS
P-ISSN 2620-9551
E-ISSN 2622-1616
JAMBURA: Vol X. No X. XXXX
Website Jurnal: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB

yang memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mengalokasikan dana secara produktif dan
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendekatan berbasis keuangan syariah memberikan fokus pada
keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat menjadi solusi yang
holistik dalam mengurangi dampak negatif perjudian dan mendorong praktek keuangan yang
beretika serta bertanggung jawab.

1. Pengertian Qard
Qard adalah istilah dalam ekonomi syariah yang merujuk pada pinjaman tanpa bunga
yang diberikan dengan tujuan kebajikan atau pertolongan kepada pihak yang
membutuhkan. Secara harfiah, kata "qard" berasal dari bahasa Arab yang berarti
pinjaman atau hutang. Dalam konteks ekonomi Islam, qard merupakan instrumen
keuangan yang didasarkan pada prinsip tolong-menolong dan keadilan. rinsip utama dari
qard adalah bahwa pemberi pinjaman tidak berhak meminta tambahan berupa bunga
atau manfaat lainnya dari pihak yang meminjam. Ini sejalan dengan prinsip ekonomi
syariah yang melarang riba atau bunga, sebagai bentuk ketidakadilan dalam transaksi
keuangan. Qard sering digunakan dalam situasi-situasi kebutuhan mendesak atau
bantuan kepada mereka yang menghadapi kesulitan keuangan. (Muhammad Shohib
Thohir, 2010: 39).
2. Hukum Qard
Hukum qardh tunduk pada hukum taklifi, yang dapat berkisar antara boleh, makruh,
Hukum qard dalam konteks ekonomi syariah mencerminkan ketentuan-ketentuan yang
mengatur pinjaman tanpa bunga. Secara prinsip, qard dianggap sebagai perbuatan yang
baik dan dianjurkan dalam Islam, karena mempromosikan nilai-nilai keadilan,
solidaritas, dan tolong-menolong. Hukum qard melibatkan kewajiban pemberi pinjaman
untuk memberikan dana kepada pihak yang membutuhkan tanpa menetapkan
persyaratan tambahan seperti bunga atau manfaat lainnya. Dalam hukum ekonomi
syariah, transaksi qard dianggap sebagai amal kebajikan dan mendapatkan pahala,
serta mencerminkan sikap kepedulian terhadap sesama. Pihak yang memberikan qard
diharapkan melakukannya dengan niat ikhlas dan tanpa mengharapkan keuntungan
materiil. Sebaliknya, pihak yang menerima qard diwajibkan untuk mengembalikan
jumlah pinjaman yang diterima sesuai dengan kesepakatan, tetapi tanpa beban
tambahan dalam bentuk bunga..(Wafa 2020)
3. Alternatif Rukun dan Syarat dalam Transaksi Qardh
Dalam transaksi qardh (pinjaman tanpa bunga) dalam ekonomi syariah, terdapat
beberapa alternatif rukun dan syarat yang dapat diterapkan untuk memastikan
keberlangsungan transaksi yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Salah satu
alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah penggunaan wakalah (amanah) sebagai
bentuk amanat atau kuasa atas pinjaman yang diberikan. Dalam konteks ini, rukun
transaksi qardh melibatkan niat ikhlas dan kesepakatan antara pemberi dan penerima
pinjaman. Syarat alternatif dapat mencakup penggunaan wakil (wakil pemberi
pinjaman) yang bertindak atas nama pemberi pinjaman dalam memberikan dana qardh
kepada penerima pinjaman. Wakalah dapat digunakan untuk memastikan bahwa
pinjaman diberikan dengan amanat yang jelas, dan penerima pinjaman tetap
berkewajiban untuk mengembalikan pinjaman tanpa tambahan bunga atau manfaat
lainnya.. (Kholid 2018)

KESIMPULAN
Dari penelitian diatas bahwa inovasi keuangan syariah memiliki peran strategis dalam
mengatasi tantangan perjudian. Melalui prinsip-prinsip etis dan keuangan Islam, alat keuangan
syariah tidak hanya memberikan solusi konkret bagi individu yang ingin menghindari
perjudian, tetapi juga menciptakan dampak positif dalam hal inklusivitas ekonomi dan
keberlanjutan. Produk seperti sukuk dan rekening tabungan syariah membuktikan bahwa
keuangan syariah dapat menjadi alternatif efektif dengan memberikan opsi investasi yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Implikasi etis dari penggunaan keuangan syariah mencakup
komitmen terhadap moralitas dan keadilan, sedangkan implikasi keuangan melibatkan
manajemen risiko yang berkelanjutan dan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk memahami peran
keuangan syariah sebagai solusi inovatif dalam menghadapi perjudian, dengan harapan dapat
memotivasi pengembangan kebijakan yang lebih berfokus pada keuangan syariah untuk
mendukung masyarakat dan mempromosikan perilaku ekonomi yang bertanggung jawab.
SARAN

Page | 3
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN BISNIS
P-ISSN 2620-9551
E-ISSN 2622-1616
JAMBURA: Vol X. No X. XXXX
Website Jurnal: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa saran dapat diajukan untuk memperkuat peran
keuangan syariah dalam mengatasi permasalahan diatas.
1. Saran pertama adalah agar Shopee melakukan penyesuaian pada metode biaya
administrasi ShopeePay Later. Sebaiknya, biaya ini tidak seharusnya terkait langsung
dengan jumlah transaksi, karena hal tersebut tidak selaras dengan prinsip syariah yang
melarang penambahan yang disyaratkan di awal. Shopee dapat mempertimbangkan
model biaya administrasi yang lebih sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, misalnya,
menetapkan biaya administrasi tetap tanpa ketergantungan pada jumlah transaksi.
2. Saran kedua adalah meningkatkan edukasi syariah untuk pengguna ShopeePay Later.
Shopee dapat menyediakan informasi lebih rinci dan transparan tentang aspek syariah
yang terkait dengan layanan ini, termasuk penjelasan mengenai al-Bai al-Muajjal dan
Ijarah. Langkah ini dapat membantu pengguna memahami prinsip-prinsip syariah yang
mendasari transaksi mereka dan memberikan keyakinan tambahan terkait kepatuhan
Shopee terhadap aspek syariah dalam layanannya.
DAFTAR PUSTAKA

ANSORI, AAN. 2016. “Digitalisasi Ekonomi Syariah.” ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam
7(1): 1–18.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 79/DSN-MUI/III/2011 tentang Qardh dengan


Menggunakan Dana Nasabah.

Khairi, Miftahul, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam Pandangan 4 Madzhab. Yogyakarta:


Maktabah Al-Hanif. 2004.

Kholid, Muhamad. 2018. “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang


Perbankan Syariah.” Asy-Syari’ah 20(2): 145–62.

Median, Fintek, ShopeePay Later pinjaman khusus untuk toko online di Shopee, melalui:
diakses pada hari Kamis 24 Oktober 2019 pukul 05:41 WIB.

Mubarok, Jaih, dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyah: Akad Tabarru’. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2017.

Mukhlas, Oyo S., Dual Banking System & Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah.
Bandung: PT Refika Aditama. 2019.

Nurfalah, Irfan, and Aam Slamet Rusydiana. 2019. “Digitalisasi Keuangan Syariah Menuju
Keuangan Inklusif: Kerangka Maqashid Syariah.” Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan,
Perbankan dan Akuntansi 11(1): 55.

Wafa, Ah Khairul. 2020. “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Shopeepay Later.” Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah 4(1): 16–30. https://bit.ly/3DQDNPA.

Page | 4

Anda mungkin juga menyukai