Anda di halaman 1dari 3

Bisnis Menggunakan Syariat Islam

Oleh: Qeis Rakan Aqil

Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap melakukan transaksi jual beli untuk mencari
rezeki atau memenuhi kebutuhan. Kehidupan kita tidak luput dari kegiatan berbisnis. Bisnis
mengacu pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
menghasilkan keuntungan melalui produksi, pembelian, penjualan, atau pertukaran barang,
jasa, atau ide. Bisnis melibatkan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara yang menguntungkan. Ternyata bisnis juga
telah diatur dalam Islam. Bisnis menggunakan syariat Islam bisa menjadi salah satu cara kita
untuk mencapai kesepakatan bersama maupun mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bisnis yang menggunakan syariat Islam mengarah pada bisnis yang dijalankan sesuai
dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dalam Islam. Bisnis yang mengikuti syariat Islam kerap
disebut juga sebagai bisnis berbasis syariah atau Islamic business. Bisnis dalam Islam juga
memiliki etika yang telah dirancang sedemikian rupa.

Etika bisnis islam merupakan sebuah akhlaq dalam melaksanakan sebuah


kegiatan bisnis yang menerapkan nilai ajaran agama Islam, yang pada kegiatan bisnis nya
tidak perlu risau ada kekhawatiran, karena telah dianggap dan diyakini sebagai hal yang
benar, etika bisnis Islam ini tentunya merujuk pada al-Qur’an dan al-Hadist sebagai pedoman
dan strategi dalam penerapan bisnis yang baik. Dimana pada kegiatan bisnis disini
menerapkan banyak kebaikan yang memberikan kemaslahatan bagi banyak orang disetiap
waktu (A’yun et al., 2021).

Etika bisnis dalam Islam mencakup prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diatur dalam
ajaran Islam, yang memberikan panduan tentang perilaku yang diperlukan dalam
menjalankan bisnis. Prinsip keadilan dan keseimbangan sangat penting dalam bisnis Islam.
Pelaku bisnis harus memperlakukan semua pihak secara adil, termasuk pelanggan, karyawan,
pemasok, pesaing, dan masyarakat secara umum. Tidak boleh ada eksploitasi atau perlakuan
yang tidak adil dalam transaksi bisnis. Kejujuran dan integritas merupakan prinsip
fundamental dalam bisnis Islam. Para pelaku bisnis diharapkan untuk selalu berbicara jujur,
mematuhi janji dan komitmen, serta menghindari praktik-praktik penipuan atau manipulasi
yang merugikan pihak lain.

Bisnis dalam Islam mengajarkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Para
pelaku bisnis diharapkan untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan membantu
mereka yang membutuhkan. Zakat dan infak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
sosial yang penting dalam Islam. Bisnis dalam Islam juga harus menghindari praktik riba atau
bunga. Riba dianggap sebagai bentuk eksploitasi dan ketidakadilan. Oleh karena itu, transaksi
bisnis harus didasarkan pada prinsip saling memberi dan menerima yang adil.

Dalam ajaran agama islam, bisnis sendiri adalah susunan dari beberapa kegiatan yang
mana jumlah sebuah kuantiti kepunyaan pada sebuah harta dalam barang dan sebuah jasa,
pun dalam sebuah keuntungan atau profit, tetapi sangat memiliki batasan dalam bagaimana
memperolehnya, penggunaannya, juga manfaat dan apakah dari aspek segala hal dalam bisnis
itu sesuai dengan prinsip Islam dan sudahkah menjauhi keharaman dan benar-benar
menjalankan kegiatan bisnis yang halal dari proses produksinya hingga distribusinya (Hasan
2014). (A’yun et al., 2021)

Potensi digitalisasi bisnis syariah di Indonesia sangat besar dan menjanjikan.


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah memberikan peluang
baru bagi bisnis syariah untuk memperluas jangkauan, meningkatkan efisiensi operasional,
dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Salah satu contoh terdekat
yang sudah kita rasakan adalah perbankan syariah digital.

Seperti yang kita ketahui, perkembangan bisnis syariah dirasa lambat dan belum
mampu menyaingi bisnis konvensional. Sedangkan bisnis konvensional sendiri telah
berkembang dan umum dilakukan oleh masyarakat sejak sebelum memasuki era digitalisasi.
Saat ini bisnis konvensional telah beralih dari analog ke digital mulai dari proses promosi,
penjualan, pemasaran, pembelian, pembayaran yang dapat dilakukan melalui cash, cash on
delivery (COD), dan kredit digital, hingga pemilihan pengirim barang pesanan ke pembeli
(kurir). Model bisnis konvensional yang sudah menjadi digital pun bervariasi. (Jihad et al.,
2022)

Namun dibalik hal tersebut, perbankan syariah telah mengadopsi teknologi digital
untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Melalui aplikasi perbankan mobile dan internet
banking, nasabah dapat melakukan transaksi perbankan syariah seperti transfer dana,
pembayaran tagihan, pembelian produk keuangan syariah, dan lainnya dengan mudah dan
cepat. Selain itu, platform e-commerce syariah mulai muncul di Indonesia, yang
menyediakan produk dan layanan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Digitalisasi
memungkinkan para pelaku usaha syariah untuk memasarkan produk mereka secara online,
mencapai pasar yang lebih luas, dan meningkatkan aksesibilitas bagi konsumen.
Digitalisasi juga telah membuka peluang bagi perkembangan crowdfunding syariah.
Melalui platform crowdfunding syariah, individu dan perusahaan dapat menggalang dana
untuk proyek atau usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini memberikan
kesempatan bagi para investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang berpotensi
menguntungkan secara finansial dan sosial. Digitalisasi juga dapat digunakan untuk
meningkatkan pendidikan dan literasi keuangan syariah. Melalui platform online, seminar
web, kursus online, dan konten edukatif lainnya, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip dan produk keuangan syariah.

Dengan demikian, bisnis adalah suatu kegiatan yang tidak luput dari kegiatan
berbisnis. Bisnis menggunakan syariat Islam bisa menjadi salah satu cara kita untuk
mencapai kesepakatan bersama maupun mendekatkan diri kepada Allah SWT. Etika bisnis
dalam Islam mencakup prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diatur dalam ajaran Islam, yang
memberikan panduan tentang perilaku yang diperlukan dalam menjalankan bisnis. Potensi
digitalisasi bisnis syariah di Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah memberikan peluang baru bagi bisnis
syariah untuk memperluas jangkauan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada konsumen.

Daftar Pustaka

A’yun, Q. A. N., Chusma, N. M., Putri, C. N. A., & ... (2021). Implementasi Etika Bisnis
Islam Dalam Transaksi Jual Beli Online Pada E-Commerce Popular Di Indonesia.
JPSDa: Jurnal …. http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/JPSDa/article/view/998

Jihad, F. M., Nugroho, L., & Sugiarti, D. (2022). Kajian Pengembangan Bisnis Syariah di Era
Digitalisasi. Jurnal Cakrawala Ilmiah.
https://bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/4148

Anda mungkin juga menyukai