Anda di halaman 1dari 4

Landasan Pokok Manajemen Bisnis Syariah

Dalam ilmu ikonomi Islam yang mesti diterapkan dalam bisnis syari’ah, yaitu:

Tauhid mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan Allah selaku Tuhan semesta alam.
Dalam kandungannya meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini bersumber dan
berakhir kepada-Nya. Dialah pemilik mutlak dan absolut atas semua yang diciptakannya. Oleh
sebab itu segala aktifitas khususnya dalam muamalah dan bisnis manusia hendaklah mengikuti
aturan-aturan yang ada jangan sampai menyalahi batasan-batasan yang telah diberikan.

Keseimbangan atau kesejajaran (Equilibrium) merupakan konsep yang menunjukkan adanya


keadilan sosial. Kehendak bebas (Free Will) yakni manusia mempunyai suatu potensi dalam
menentukan pilihan-pilihan yang beragam, karena kebebasan manusia tidak dibatasi. Tetapi
dalam kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia haruslah sejalan dengan prinsip
dasar diciptakannya manusia yaitu sebagai khalifah di bumi. Sehingga kehendak bebas itu harus
sejalan dengan kemaslahatan kepentingan individu telebih lagi pada kepentingan umat.

Tanggung Jawab (Responsibility) terkait erat dengan tanggung jawab manusia atas segala
aktifitas yang dilakukan kepada Tuhan dan juga tanggung jawab kepada manusia sebagai
masyarakat. Karena manusia hidup tidak sendiri dia tidak lepas dari hukum yang dibuat oleh
manusia itu sendiri sebagai komunitas sosial. Tanggung jawab kepada Tuhan tentunya diakhirat,
tapi tanggung jawab kepada manusia didapat didunia berupa hukum-hukum formal maupun
hukum non formal seperti sangsi moral dan lain sebagainya.

Benovelence atau dalam istilah lebih familiar dikenal dengan Ihsan.Ihsan adalah kehendak untuk
melakukan kebaikan hati dan meletakkan bisnis pada tujuan berbuat kebaikan. Kelima prinsip
tersebut secara operasional perlu didukung dengan suatu etika bisnis yang akan menjaga prinsip-
prinsip tersebut dapat terwujud.

5 Tantangan Bisnis Syariah

Bisnis syariah adalah bisnis yang dijalankan dengan prinsip syariah Islam. Prinsip syariah dalam
bisnis adalah ketika bisnis dijalankan dengan menghindari transaksi terlarang. Hal ini sejalan
dengan prinsip muamalah, yakni hukum asal dari muamalah adalah boleh sampai ada dalil
larangannya.

Transaksi terlarang dalam bisnis syariah meliputi transaksi zat haram, penipuan, manipulasi, riba
(mensyaratkan kelebihan pengembalian dari transaksi hutang piutang dan jual beli), gharar
(memastikan hal yang seharusnya ditidakpastikan), maisir (spekulasi terlarang), suap, transaksi
zhalim, transaksi maksiat, dan semua transaksi yang tidak sah dari sisi hukum Islam.

Dari konsep ini, muncul nilai-nilai bisnis Islami seperti kejujuran, integritas, profesionalisme,
amanah, keadilan, kemaslahatan, keseimbangan, persaudaraan, dan universalisme. Nilai-nilai ini
akan terwujud jika bisnis syariah berhasil meninggalkan berbagai transaksi terlarang tersebut di
atas.

Dalam proses pengembangannya, bisnis syariah menghadapi beberapa tantangan bisnis, yang
sekaligus menjadi pemicu bagi bisnis syariah agar bisa menjalankan tata kelola bisnis secara
maksimal dalam koridor syariah Islam.

Pertama, penciptaan lingkungan bisnis yang Islami. Penciptaan lingkungan bisnis Islami menjadi
hal paling utama yang harus diwujudkan oleh bisnis syariah. Secara teknis, hal ini bisa dimulai
dari penentuan visi misi yang Islami. Selanjutnya diturunkan menjadi nilai dan budaya kerja
yang Islami.

Perusahaan harus menyiapkan segala perangkat teknis maupun nonteknis dalam rangka
mewujudkan visi misi, nilai dan budaya kerja Islami yang sudah ditentukan. Semua lini prosedur
perusahaan harus ditata sesuai konsep Islami. Praktiknya harus dilakukan sesuai konsep dan dari
sisi pengawasannya juga harus ditata dalam koridor penciptaan lingkungan bisnis Islami.

Aspek penting yang harus diwujudkan dalam penciptaan lingkungan bisnis syariah adalah
menegakkan nilai kemaslahatan, keseimbangan, persaudaraan, keadilan dan universalisme. Nilai-
nilai ini harus ditegakkan di setiap lini operasional bisnis syariah.

Kemaslahatan dalam bisnis bisa diwujudkan dengan penjagaan kelima maqashid syariah, yakni
menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan akal. Perusahaan yang Islami akan bisa membedakan
prioritas pemenuhan kebutuhan dharuriyyat dan hajiyyat, baik untuk setiap individu SDM
perusahaan maupun konteks kemaslahatan secara umum.

Keseimbangan dalam bisnis bisa diwujudkan dengan menentukan prosedur yang selalu
memperhatikan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat, aspek material dan spiritual,
keharmonisan antara prioritas menghadirkan keuntungan dan menjaga risiko, serta hal lain yang
menunjukkan adanya keseimbangan dalam menjalankan bisnis syariah.

Persaudaraan dalam bisnis syariah bisa diwujudkan dengan menegakkan nilai ukhuwah
(persaudaraan) di dalam dunia kerja. Persaudaraan dan jalinan silaturahim yang baik akan
menghadirkan rasa saling menghormati dan menghargai antarsesama SDM (Sumber Daya
Manusia). Hal ini menjadi salah satu penyebab utama produktivitas SDM.

Keadilan dalam bisnis syariah diterapkan dengan konsisten menghindari transaksi yang dilarang
syariah. Konsep ini juga bisa menghadirkan adanya integritas, kejujuran, amanah,
profesionalisme, kepemimpinan, kerja sama, dan berbagai nilai-nilai bisnis syariah lainnya.

Sedangkan universalisme bisa diwujudkan dengan mengakomodir dan memperlakukan SDM


perusahaan dengan baik meskipun memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Bisnis syariah
adalah bisnis yang rahmatan lil alamin, bisa dipergunakan, membawa kedamaian, dan
bermanfaat untuk siapa saja.
Kedua, peningkatan kompetensi SDM. Ada 3 aspek dalam kompetensi, yakni akhlak (attitude),
keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Aspek kompetensi ini urut prioritas.
Peningkatan aspek akhlak diprioritaskan dibanding aspek keterampilan dan pengetahuan.

SDM yang kompeten ini memegang peranan kunci dalam mengembangkan bismemegang
peranan kunci dalam mengembangkan bisnis Syariah. Arah pengembangan bisnis akan
ditentukan oleh SDM-nya. Lingkungan bisnis Islami juga akan ditentukan oleh SDM-nya.

Pada kaidah pengembangan SDM, perusahaan akan lebih menyukai SDM yang memiliki
kemauan kuat sekaligus memiliki kemampuan yang baik. Kemauan kuat merupakan faktor
paling penting dalam pengembangan SDM baik dari sisi individu maupun dalam posisinya di
organisasi perusahaan. Kemauan kuat akan menghadirkan kemudahan dalam pengembangan
kompetensi SDM.

Pada pengembangan kompetensi SDM bisnis Syariah, perusahaan harus memastikan bahwa
setiap aspek harus mencermintan nilai Islam. Akhlak harus Islami, keterampilan harus
mencerminkan keterampilan perusahaan yang tidak melanggar larangan ajaran Islam, dan
pengetahuan SDM harus terus dikembangkan, terutama dalam masalah terkait dengan bisnis
Islami.

Ketiga, pengembangan infrastruktur dan teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa
dunia semakin modern, akses informasi semakin global dan teknologi pun semakin canggih.
Bisnis syariah harus mampu menyesuaikan diri dengan keberadaan infrastruktur dan teknologi.

Bicara tentang infrastruktur maka akan bicara tentang investasi pengadaannya. Teknologi
canggih membutuhkan biaya mahal. Di sini, bisnis syariah dituntut untuk mengejar laba tinggi
dengan tetap menjaga manajemen risiko, dalam rangka bisa mempermudah penyediaan
infrastruktur teknologi kekinian.

Bisnis syariah pun harus menyesuaikan diri dengan media sosial yang semuanya berbasis
teknologi. Media sosial menjadi primadona masyarakat dalam berkomunikasi. Bisnis syariah
ditantang untuk bisa memaksimalkan keberadaan media sosial seperti Facebook, Instagram,
Twitter, Line, Telegram dan media sosial lainnya dalam rangka menjangkau publik secara luas.

Satu hal yang saat ini jadi tren adalah adanya FinTech (Financial Technology). Bisnis syariah
bisa masuk ranah FinTech, seperti untuk bisnis peer to peer financing (pembiayaan langsung
berbasis teknologi), FinTech untuk funding (aktivitas menabung berbasis teknologi online),
teknologi payment point (pembayaran berbagai transaksi), serta FinTech lain yang bisa
menunjang lini bisnis yang sedang dijalankan.

Keempat, pemahaman manajemen perusahaan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi bisnis
syariah adalah manajemen perusahaan, dari manajemen operasional sampai dengan manajemen
bisnis. Manajemen perusahaan bisa meliputi manajemen SDM, manajemen organisasi,
manajemen likuiditas, manajemen strategis, manajemen risiko, manajemen pengawasan,
manajemen keuangan, manajemen teknologi dan informasi, serta berbagai aspek lain terkait
manajemen perusahaan.

Bisnis syariah harus bisa memastikan bahwa semua alur bisnis yang penting, bisa tercatat dengan
baik, bisa dilaporkan dengan baik, apalagi jika bisnis yang dijalankan memperoleh modal dari
pihak ketiga maupun dari lembaga keuangan syariah yang harus memberikan laporan rutin dan
tertulis. Sangat berisiko jika tidak ada pencatatan legal formalnya.

Hal ini harus sangat diperhatikan terutama dalam rangka menghadapi risiko hukum di kemudian
hari. Ada kaidah fikih al kitaabu ka al khithaabi, tulisan itu ibarat titah (dalam hukum). Berkas
tertulis merupakan aspek sangat utama yang harus diperhatikan dalam bisnis Syariah.

Kelima, edukasi dan aktivasi publik. Ketika bisnis syariah sudah membuat produk yang layak
dijual kepada masyarakat, tantangannya adalah gimana agar produk itu bisa diketahui oleh
masyarakat dan terbukti dibeli oleh masyarakat.

Sejatinya, produk yang baik akan memasarkan dirinya sendiri. Namun, bisnis syariah pun harus
memiliki strategi yang jitu dalam rangka edukasi dan penjualan ke publik. Terkadang, bisnis
berbasis syariah menggunakan istilah Arab yang tidak mudah dipahami masyarakat. Oleh karena
itu solusinya adalah mengalihbahasakan istilah dalam bisnis syariah ke dalam bahasa Indonesia
agar mudah dipahami publik.

Dalam hal aktivasi, bisnis syariah harus membuat program program menarik yang langsung bisa
menyebabkan masyarakat mau membeli dan menggunakan produknya. Seringkali masyarakat
tidak begitu mementingkan aspek kesyariahan, namun karena produknya hadir di depan mata
dan terjangkau, maka akan jadi pilihan.

http://viryaismidhelia.blogspot.co.id/2013/04/landasan-pokok-manajemen-bisnis-
syariah_28.html?m=1

http://pegadaiansyariah.co.id/5-tantangan-bisnis-syariah-detail-10382

Anda mungkin juga menyukai