Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PEMASARAN SYARIAH

Kelompok 8

Abstrak: Untuk mempertambahkan kelangsungan perusahaan dan


berkembangnya perusahaan maka suatu perusahaan membutuhkan manajemen
pemasaran yang baik propesional. Dengan manajemen perusahaan yang baik ini
diharapkan perusahaan mempunyai daya saing yang tinggi dan laba perusahaan
akan selalu meningkat dan devidenpun meningkat. Pengertian manajemen sendiri
adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing)
penggerakan (Actuating) dan pengawasan, sedangkan pengertian pemasaran
adalah analisis, perencanaan, implementsi, dan mengendalian dari program –
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan.

Pendahuluan

Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada


pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian
yang sangat besar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Proses
pemasaran menjadi bagian penting dalam menawarkan barang dagangan kepada
calon pembeli. Apabila seorang pengusaha mempunyai manajemen pemasaran
yang bagus, maka usahanya akan cepat berkembang.

Pemasaran menarik perhatian yang sangat bessar baik dari perusahaan,


lembaga maupun antar bangsa. Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga
maupun antar bangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran seperti
lembaga-lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain memandang
pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat umum.

Dari Segi Pemasaran syariah pasar yang emosional (emotional market)


dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan
finansial semata, sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional
(rational market) yaitu orang-orang cenderung berbisnis hanya untuk
mendapatkan keuntungan finansial yang sebesar-besarnya tidak peduli apakah itu
halal atau haram.

Menurut Philip Kotler (2000), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu da kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang kembali dengan pihak lain .

Sofjan Assauri (2004) mengatakan bahwa pemasaran diartikan sebagai


kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran . Berdasarkan pengertian ini menurutnya
pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas dan terbatas dalam batasan yang
tegas, terkait dengan kegiatan pemasaran yang berlaku universal.

A. Tinjauan Literatur

Menurut Kotler, pemasaran (marketing) adalah suatu proses sosial dan


manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptan, penawaran, dan pertukaran
(exchange). Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti, seperti kebutuhan,
keinginan, dan permintaan, produk - produk (barang- barang, layanan, dan ide)
value, biaya dan kepuasan, pertukaran, dan transaksi, hubungan dan jaringan,
pasar dan para pemasar.

Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan


dalam islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal – hal
yang terlarang oleh ketentuan syariah.

Kata “syariah” berasal dari kata syara’a al- syai’a yang berarti
“menerangkan” atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir’ah yang
berarti “suatu tempat yang di jadikan sarana untuk mrngambil air secara langsung
sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain.” Dalam
Al-Qur’an kata syari’ah disebutkan hanya sekali dalam Surah Al-Jatsiyah.
Pengertian syari’ah menurut pandangan islam sangatlah luas dan
kompehensif (al-syumul). Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh
aspek kehidupan, mulai dar aspek ibadah (hubungan manusia dengan tuhannya),
aspek keluarga (nikah , talak, nafkah, wasiat, warisan, aspek bisnis (perdagangan,
industri, perbankan, asuransi, utang- piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi
(permodalan, zakat, bait al-maal, fa’i, ghanibah), aspek hukum dan pradilan ,
aspek undang- undang hingga hubungan antar negara.

Maka, syariah marketing adalah sebuah displin bisnis stregis yang


mrngarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu
inisiator kepada stakeholders nya yang dalam keseluruhanprosesnya sesuai
dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. Ini artinya
bahwa dalam syariah marketing seluruh proses, baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami.

Difinisi diatas, didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami
yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan ‘’al-muslimuuna’ alaa
syuruuthihim illa syarthan harroma halaalan aw ahalla haraaman” (kaum
muslimin terikat dengan kesepakatan – kesepakatan bisnis yang mereka buat,
kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram).

Dalam Syariah Marketing ini mengandung 3 (tiga) prinsip manajemen


syariah sebagai berikut:

a. keadilan

keadilan merupakan satu prinsip fundamental dalam ideologi islam. Al –


Quran telah memerintahkan penganutnya untuk mengambil keputusan dengan
berpegang pada kesamaan derajat, keutuhan dan keterbukaan. Maka keadilan
adalah ideal untuk diterapkan dalam hubungan dengan sesama manusia. Kata
kunci yang digunakan Al – Quran dalam menjelaskan konsep keadilan adalah ‘adl
dan qist yang mengandung makna distribusi yang merata, termaksud distribusi
materi. Keadilan yang terkandung dalam Al-Quran juga bermakna menempatkan
sesuatu pada tempatnya.

b. Amanah dan Pertanggung jawaban

Bahwa amanah berkenaan dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi


tanggung jawab kita baik secara individual maupun organisasial. Amanah
(terpercaya), dapat dipercaya, bertanggung jawab,juga bermakna keinginan untuk
memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan
kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.

c. Komunikatif

Sesungguhnya dalam setiap gerak manusia tidak dapat menghindari untuk


berkominikasi. Dalam manajemen kominikasi menjadi faktor penting dalam
melakukan transformasi kebijakan atau keputusan dalam rangka pelaksanaan
manajerial itu sendiri menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.

Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh dengan
kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing, selain itu berbisnis
(berdangang) sangat dianjurkan dalam islam karena dapat menimbulkan
kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi
beban orang lain.

Syariah marketing sendiri terinspirasi oleh perilaku bisnis Nabi


Muhammad SAW yang selalu meletakkan prinsip- prinsip dasar seperti kejujuran
dan keterbukaan, seperti dalam Hadis Riwayat AL- Bukhari yang menyatakan
“Allah memberikan rahmat-Nya pada setiap orang yang bersikap baik ketika
menjual, membeli, dan membuat suatu pernyataan” dan dalam Hadis Riwayat Al-
Tirmidzi, Al- Darimi dan Al- Daruqutni yang menyatakan bahwa “pedagang yang
jujur dan dapat dipercaya termasuk dalam golongan para nabi, orang- orang yang
benar- benar tulus, dan para syuhada”

Dalam menjalankan kegiatannya, konsep syariah marketing mempunyai


tujuan utama selain mencari laba yaitu bisnis yang disertai keikhlasan semat –
mata hanya untuk mencari keridhaan Allah. Ini akan menjadi bibit dan modal
dasar untuk tumbuh mrnjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand,
kharisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.

B. Pembahasan
c1. Pengertian Manajemen Pemasaran Syariah

Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan


pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.

Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis,


perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.

c2. Pemasaran dalam perspektif Islam

Pemasaran menurut perspektif syariah adalah aktivitas yang di jalankan


dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating
activities) yang memungkinkan siapapun yang melakukannya bertumbuh serta
mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadlan,
keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad
bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam islam.

Menurut prinsip Syariah, kegiatan pemasaran harus di landasin semangat


beribadah kepada Tuhan Sang Maha Kuasa, berusaha semaksimal mungkin untuk
kesejahteran bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan
sendiri.

Pemasaran dalam pandangan islam merupakan suatu penerapan disiplin


strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Ide mengenai Pemasaran
Syariah ini sendiri dikelurkan oleh dua orang pakar di bidang pemasaran dan
syariah. Mereka adalah Hermawan Kertajaya,salah satu dari lima puluh orang
guru yang telah mengubah masa depan dunia pemasaran bersama-sama dengan
Philip Kotler,dan Muhammad Syakir sula,salah satu dari enam pemegang gelar
profesional ahli Asuransi syariah juga CEO Batasa Tazkia Konsultan syariah yang
cukup dikenal dikalangan perbankan dan Asuransi Syariah.

C. Konsep Dalam Pemasaran


 Konsep Produksi

Konsep produksi menegaskan bahwa akan memilih produk yang tersedia


secara luas dan tidak mahal. Manajer bisnis yang berorientasi pada produksi
berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi
masal. Mereka menganggap bahwa konsumen utama akan tertarik pada
ketersediaan produk dan harga yang rendah. Kecenderungan ini masuk akal di
Negara berkembang. Konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk dari
pada kelengkapannya. Juga bisa digunakan apabila perusahaan ingin memperluas
pasar. Jadi konsumen itu lebih mementingkan produknya yang berkualitas dan
barangnya pun lebih murah dan mudah dijangkau dipasaran.

 Konsep Penjualan

Konsep penjualan adalah salah satu kecenderungan bisnis yang umum.


Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan begitu
saja, tak akan membeli cukup banyak produk dari organisasi tertentu. Dengan
demikian, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi dan agresif.
Konsep ini menganggap bahwa konsumen umumnya menunjukkan kelambanan
atau penolakan untuk merangsang pembelian yang lebih banyak.

Konsep penjualan dipraktikkan secara agresif dengan barang-barang yang


tak dicari, atau barang-barang yang pembeli secara normal tak terpikir untuk
membelinya, seperti asuransi, ensklopedi, dan lokasi pemakaman. Jadi para
konsumen itu hanya membeli barang yang dibutuhkan saja atau membeli barang
yang diperlukan saja, walaupun para penjual itu sudah menawarkan produk yang
dijual tapi konsumen itu tidak mau membelinya.

 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyebutkan bahwa kunci untuk mencapai tujuan


organisasi jika perusahaan itu lebih efektif dari pada pesaingnya dengan
menciptaka, menyerahkan, dan mengkomunikasikan manfaat pelanggan yang
lebih unggul bagi pasar sasaran yang dipilihnya.

Konsep pemasaran berbeda dengan tiga konsep yang dinyatakan di atas.


Konsep ini berorientasikan memenuhi keperluan dan kemahuan dan efektif,
sedangkan tiga konsep sebelumnya berorientasikan kepentingan industri untuk
menjual produk

D. Karakteristik Pemasaran Syariah

4 karakteristik Pemasaran Islami (syariah marketing) yang dapat menjadi


panduan bagi para pemasar sebagai berikut:

 Teistis (rabaniyyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifat yang religius
(dinniyah). Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari
kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai
aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.

 Etis (akhlaqiyyah)

Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis. Dengan
demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya.
Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua
agama.
 Realistis (al-waqi’iyyah)

Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan


ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol
masyarakat barat. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan
penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian
yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan mengedepankan
nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas
pemasarannya.

 Humanistis (insaniyyah)

Humanistis (Al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk


manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara,
serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan
memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang
(tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bahagia
diatas penderitaan orang lain atau manusia yang kering dengan kepedulian sosial.

Anda mungkin juga menyukai