Kelompok 8
Pendahuluan
Menurut Philip Kotler (2000), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu da kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang kembali dengan pihak lain .
A. Tinjauan Literatur
Kata “syariah” berasal dari kata syara’a al- syai’a yang berarti
“menerangkan” atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir’ah yang
berarti “suatu tempat yang di jadikan sarana untuk mrngambil air secara langsung
sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain.” Dalam
Al-Qur’an kata syari’ah disebutkan hanya sekali dalam Surah Al-Jatsiyah.
Pengertian syari’ah menurut pandangan islam sangatlah luas dan
kompehensif (al-syumul). Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh
aspek kehidupan, mulai dar aspek ibadah (hubungan manusia dengan tuhannya),
aspek keluarga (nikah , talak, nafkah, wasiat, warisan, aspek bisnis (perdagangan,
industri, perbankan, asuransi, utang- piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi
(permodalan, zakat, bait al-maal, fa’i, ghanibah), aspek hukum dan pradilan ,
aspek undang- undang hingga hubungan antar negara.
Difinisi diatas, didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami
yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan ‘’al-muslimuuna’ alaa
syuruuthihim illa syarthan harroma halaalan aw ahalla haraaman” (kaum
muslimin terikat dengan kesepakatan – kesepakatan bisnis yang mereka buat,
kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram).
a. keadilan
c. Komunikatif
Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh dengan
kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing, selain itu berbisnis
(berdangang) sangat dianjurkan dalam islam karena dapat menimbulkan
kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi
beban orang lain.
B. Pembahasan
c1. Pengertian Manajemen Pemasaran Syariah
Konsep Penjualan
Konsep Pemasaran
Teistis (rabaniyyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifat yang religius
(dinniyah). Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari
kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai
aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.
Etis (akhlaqiyyah)
Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis. Dengan
demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya.
Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua
agama.
Realistis (al-waqi’iyyah)
Humanistis (insaniyyah)