Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5 (Bank BCA Syariah)

Kholis Azyzy S. Muhammad Mujahid Mulya Dharma Nasution Rudi Afrianto Wiyanto Zulfikar Ritonga

HASIL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BCA SYARIAH (BCA-S)


NO. 1. PERKIRAAN Neraca a. Kas & Setara Kas Kas BANK PAPSI SAK FATWA DSN-MUI KETERANGAN

Pada BCA Syariah, Kas yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 1; PSAK No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan, Paragraf 11; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Kas. Pada BCA Syariah, Giro Pada Bank Indonesia yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 2; PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 138, (c); dan Fatwa DSNMUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro.

Giro Pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Pada BCA Syariah, Giro Pada Bank Lain yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 3; PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 138, (c); dan Fatwa DSN-MUI No. 01/DSNMUI/IV/2000 tentang Giro.

b. Piutang Usaha & Piutang Lainnya Piutang Murabahah

Pada BCA Syariah, Piutang Murabahah yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 10; PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 64, 65, 66, 67; dan Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

Piutang Salam

Pada BCA Syariah, Piutang Salam yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 15; PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 74,75,76,77 ; dan Fatwa DSN-MUI No. 05/DSNMUI/IV/2000 tentang Salam.

Piutang Istishna

Pada BCA Syariah, Piutang Istishna yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 18; PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102, 103, 104; dan Fatwa DSN-MUI No. 06/DSNMUI/IV/2000 tentang Istishna.

c. Investasi Investasi Pada Surat Berharga

Pada BCA Syariah, Investasi Surat Berharga yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 7; PSAK No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan, Paragraf 42 ; dan Fatwa DSN-MUI No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Fatwa DSN-MUI No. 70/DSNMUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN), Fatwa DSN-MUI No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ijarah Sale and Lease Back, Fatwa DSN-MUI No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ijarah Asset to Be Leased. d. Aktiva Tetap Pada BCA Syariah, Aktiva Tetap yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 91; PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap & Aktiva Lainnya; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Aktiva Tetap. e. Aktiva Tidak Berwujud Pada BCA Syariah, Aktiva Tidak Berwujud yang dianalisa sudah sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 52, (g); Namun pada PAPSI dan Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Aktiva Tidak Berwujud. f. Aktiva Lainnya Pada BCA Syariah, Aktiva Lainnya yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 96; PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 23, 109, 110, PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap & Aktiva Lainnya, PSAK No.47 tentang Akuntansi Tanah ; Fatwa DSN-MUI No. 09/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, Keputusan Kedua No. 7. Pada BCA Syariah, Persediaan yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 48; PSAK No. 14 tentang Persediaan, PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 61, 62, 63, 76, 103, 104, 14(a), 15(b), 41, 42(a)(ii); Fatwa DSN-MUI No. 18/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif Dalam Lembaga

g.

Persediaan

Keuangan Syariah (LKS). h. Hutang/Kewajiban Lainnya Hutang Pajak Pada BCA Syariah, Hutang Pajak yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian IV Halaman 15; PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 60; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Hutang Pajak. i. Dana Syirkah Pada BCA Syariah, Hutang Pajak yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian III Halaman 38; PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 34; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Dana Syirkah. j. Modal Saham Pada BCA Syariah, Modal Saham yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VI Halaman 6; PSAK No. 21 tentang Akuntansi Ekuitas dan PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian; Namun pada Fatwa DSNMUI tidak diatur/dijelaskan tentang Modal Saham. k. Hak Minoritas Pada BCA Syariah, Fatwa DSN-MUI dan PSAK, Modal Saham tidak diatur/dijelaskan, namun pada PAPSI dijelaskan, yaitu PAPSI Bagian XIII Halaman 4. Pada BCA Syariah, Pendapatan Usaha yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VII Halaman 1; PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 162, 196, 197, PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, paragraf 90, 91, 95, 96, 97; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Pendapatan Usaha. Pada BCA Syariah, Bagi Hasil untuk Pemilik Dana yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VII

2.

Laporan Laba Rugi (L/R) a. Pendapatan Usaha

b.

Bagi Hasil untuk Pemilik Dana

Halaman 5; PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 162; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Bagi Hasil untuk Pemilik Dana. c. Beban Usaha Pada BCA Syariah, Beban Usaha yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VII Halaman 1; PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, paragraf 91; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Beban Usaha. Pada BCA Syariah, Laba/Rugi Usaha yang dianalisa sudah sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 3 (e); Namun pada PAPSI dan Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Laba/Rugi Usaha. Pada BCA Syariah, Pendapatan dan Beban Non Usaha yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VII Halaman 1; PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, paragraf 91; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Pendapatan dan Beban Non Usaha. Pada BCA Syariah, Laba Rugi dari Aktivitas Normal yang dianalisa sudah sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 3 (h); Namun pada PAPSI dan Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Laba Rugi dari Aktivitas Normal. Pada BCA Syariah, Beban Pajak yang dianalisa sudah sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 3 (j); Namun pada PAPSI dan Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan

d.

Laba/Rugi Usaha

e.

Pendapatan dan Beban Non Usaha

f.

Laba Rugi dari Aktivitas Normal

g.

Beban Pajak

tentang Beban Pajak. h. Laba Rugi Bersih Pada BCA Syariah, Laba Rugi Bersih yang dianalisa sudah sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 3 (k); Namun pada PAPSI dan Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Laba Rugi Bersih. Pada BCA Syariah, Laba/Rugi Bersih Periode yang Bersangkutan yang dianalisa sudah sesuai dengan PAPSI Bagian IX Halaman 1; PSAK No. 1 tentang Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 66; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Laba/Rugi Bersih Periode yang Bersangkutan. Pada BCA Syariah, Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan yang dianalisa menggunakan metode langsung sudah sesuai dengan PAPSI Bagian VIII Halaman 1; PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas, paragraf 49, 50, 57, 58, 59, 61; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Laba/Rugi Bersih Periode yang Bersangkutan. Pada BCA Syariah, Pendapatan Usaha, Pengurangan dan Penambahan sudah sesuai dengan PAPSI Bagian XIII Halaman 5; PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 15; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Pendapatan Usaha, Pengurangan dan Penambahan. Pada BCA Syariah, Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sudah sesuai dengan PAPSI Bagian XI Halaman 1; PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 70, 71, 72, 73, 74; Namun pada Fatwa

3.

Laporan Perubahan Ekuitas a. Laba/Rugi Bersih Periode yang Bersangkutan

4.

Laporan Arus Kas a. Aktivitas Operasi b. Aktivitas Investasi c. Aktivitas Pendanaan

5.

Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil a. Pendapatan Usaha b. Pengurangan c. Penambahan

6.

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat a. Sumber Dana Zakat b. Penggunaan Dana Zakat

DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Sumber dan Penggunaan Dana Zakat. 7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan a. Sumber Dana Kebajikan b. Penggunaan Dana Kebajikan

Pada BCA Syariah, Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan sudah sesuai dengan PAPSI Bagian XII Halaman 1; PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 75, 76, 77; Namun pada Fatwa DSN-MUI tidak diatur/dijelaskan tentang Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan. Pada BCA Syariah, Gambaran Umum Bank Syariah, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Penjelasan Atas PosPos Laporan Keuangan sudah sesuai dengan PAPSI Bagian XIII Halaman 1; PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, paragraf 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86; Namun pada Fatwa DSNMUI tidak diatur/dijelaskan tentang Gambaran Umum Bank Syariah, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Keuangan.

8.

Catatan Atas Laporan Keuangan a. Gambaran Umum Bank Syariah b. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi c. Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Keuangan

Catatan Atas Analisi Laporan Keuangan Bank Syariah:

Anda mungkin juga menyukai