Anda di halaman 1dari 85

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI

MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER

SKRIPSI

Oleh:
ELVYO SALSABELLA
NIM 210216114

Pembimbing:
Dr. AHMAD JUNAIDI, M.H.I.
NIP 197511102003121003

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
ABSTRAK

Salsabella, Elvyo, 2020, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli
Menggunakan ShopeePayLater, Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo, Pembimbing Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I.
Kata kunci: Jual Beli Kredit (Bai’ Taqsi>th), ShopeePayLater

Bai’ taqsi>th adalah transaksi jual beli dengan sistem bayar cicilan (kredit)
dalam batas waktu tertentu dengan harga yang relatif lebih tinggi dibanding harga
dengan sistem bayar cash. ShopeePayLater adalah solusi pinjaman instan yang
diterbitkan oleh Shopee yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bayar
belanjaan dalam 1 bulan, atau dengan cicilan 2, 3, dan 6 bulan. Praktik jual beli
menggunakan ShopeePayLater terdapat dua versi mekanisme akad, pertama pada
pembiayaan 1 bulan tidak terdapat bunga dan kedua mengandung bunga di setiap
pembiayaannya. Selain adanya bunga ShopeePayLater juga mengenakan denda
keterlambatan, yang mana tidak disebutkan sebelumnya dalam syarat dan
ketentuan maupun dalam rincian checkout dan rincian tagihan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tinjauan
hukum Islam terhadap mekanisme akad jual beli menggunakan ShopeePayLater?
(2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda keterlambatan
praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater?
Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian
lapangan yang menggunakan metode kualitatif, sedangkan teknik pengumpualn
data yang digunakan adalah dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif
analisis dengan pola pikir induktif, yaitu teknik analisa dengan cara memaparkan
data apa adanya.
Dari analisis ini dapat disimpukan bahwa, pertama Mekanisme akad praktik
jual beli menggunakan ShopeePayLater secara garis besar sudah memenuhi
beberapa syarat dan rukun akad jual beli dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang
tidak terpenuhi yaitu kejelasan akad dimana tidak disebutkan besaran bunga,
sehingga dapat menimbulkan unsur penipuan (gharar) dan membuat akad tersebut
batal. Ketidakjelasan akad tersebut menyebabkan dua versi mekanisme akad,
pertama untuk pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28
April 2020 tentu diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per
tanggal 28 April 2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan
dalam waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga apabila
ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.
Kedua, Pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda tersebut
sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli. Karena, informasi
penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas dinyatakan pada rincian
pembayaran.

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup

dalam masyarakat. Dalam bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu

sama lain, untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya.1 Islam

mengatur hubungan yang kuat antara akhlak, akidah, dan syariah. Syariah

terdiri atas bidang muamalah (social) dan bidang ibadah (ritual). Ibadah

merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan sang pencipta-Nya,

sedangkan muamalah digunakan sebagai aturan main manusia dalam

berhubungan dengan sesamanya.2

Dalam ajaran Islam bermuamalah memiliki kaidah dan prinsip-prinsip

syariah, di mana Allah telah menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk

beribadah dengan segala upaya di muka bumi dan segala jalan untuk

mendapatkan rizki. Allah telah memberikan batasan dan prinsip-prinsip etika

dalam menjalankannya, agar usaha mereka mendapatkan hasil yang halal dan

barokah dengan tanpa hawa nafsu dan egoisme semata.3

Jual beli secara bahasa berarti al-muba>dalah (saling menukar).4

Sedangkan menurut syara’ jual beli merupakan kegiatan tukar menukar antara

1
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam)
(Yogyakarta: UII Press, 2004), 11.
2
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 1.
3
Abdullah al-Mushlih dan Shalah ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Terj. Abu
Umar Basyir (Jakarta: Darul Haq, 2004), 329.
4
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Teras, 2011), 51.

1
2

barang dengan uang, antara benda dengan benda lain dengan jalan saling

merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan

cara diperbolehkan.5 Pada dasarnya Islam tidak mengharamkan

perdagangan/perniagaan kecuali perdagangan tersebut mengandung unsur

kedzaliman, penipuan (gharar), eksploitasi atau menjual barang-barang yang

dilarang.6 Jual beli dalam Islam berorientasi pada saling menguntungkan.

Untuk itu riba dalam Islam dilarang (haram), karena di dalam riba ada pihak

yang diuntungkan, dan pihak yang dirugikan.

Perkembangan globalisasi yang pesat di era modern ini telah membawa

dampak yang besar dalam kehidupan di berbagai sektor, antara lain teknologi

dan internet. Berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi semakin

mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial termasuk kehidupan masyarakat

muslim modern. Aktivitas dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan

berbagai inovasi teknologi dan internet. Salah satunya adalah kegiatan

muamalah. Di era globalisasi ini, semua aktivitas manusia diupayakan dapat

dilaksanakan dengan cepat, mudah, dan efisien.

Pemanfaatan layanan internet sebagai interaksi sosial telah

mengantarkan kemudahan berkomunikasi maupun informasi dalam berbagai

bidang terutama pada dunia bisnis. Internet menjadi unggulan dalam dunia

bisnis di mana para pebisnis lebih mudah memasarkan dan mengembangkan

lahan bisnisnya menjadi lebih luas dan global.

5
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), 68.
6
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah (Sistem Transaksi Dalam Fiqih
Islam) (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), 15.
3

Aktivitas bisnis dengan menggunakan media internet disebut dengan

electronic commerce (e-commerce) atau perniagaan elektronik.7 Electronic

commerce atau e-commerce adalah suatu kegiatan-kegiatan bisnis yang

menyangkut konsumen, manufaktur, service providers, dan pedagang

perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan internet.8

Perdagangan dan pemasaran melalui internet/online berarti meniadakan

aktivitas tatap muka antara pembeli dan penjual untuk tawar-menawar,

memeriksa barang yang akan dibeli sampai penggunaan uang tunai dalam

transaksi.9 Menjalankan bisnis online tidak jauh berbeda dengan berbisnis

secara offline yang membedakan hanya media bisnisnya saja. 10 bisnis di

dunia maya atau bisnis online juga memerlukan ketekunan dan keseriusan.11

Di era digital yang canggih seperti sekarang ini banyak pebisnis yang

bersaing untuk menggaet hati para konsumen. Banyak jasa yang ditawarkan

untuk mempermudah bertransaksi melalui internet mulai dari jual beli online,

e-banking, smartbisnis, pembayaran tagihan, pemesanan tiket alat

transportasi, pesan kamar hotel, pinjaman online bahkan yang terus

dikembangkan saat ini adalah kredit online. Berbagai kemudahan yang

ditawarkan oleh e-commerce menarik perhatian masyarakat untuk

7
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia (Jakarta: Prenada Media, 2005),
201.
8
Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), 2.
9
Jusmaliani, dkk., Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 199.
10
Hurriyah Badriyah, Rahasia Sukses Besar Bisnis Online Tanpa Modal (Jakarta: Kunci
Komunikasi, 2014), 3.
11
Arip Purkon, Bisnis Online Syariah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 2.
4

mengalihkan pilihannya dari yang manual menuju penggunaan teknologi

berbasis internet.

Kata kredit sudah tak asing lagi didengar, kredit merupakan sesuatu

yang dibayar secara berangsur-angsur, baik dalam jual beli maupun pinjam-

meminjam.. Manusia sejatinya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan

meliputi kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang mana memiliki prioritas

tersendiri untuk memenuhinya. Namun pada dasarnya manusia merupakan

makhluk yang tidak pernah puas akan sesuatu. Sedangkan kemampuan untuk

memenuhinya sangatlah terbatas, sehingga hal tersebut menyebabkan

manusia membutuhkan bantuan untuk memenuhi hasratnya, yaitu dengan

sistem kredit. Banyak jasa yang menawarkan pembelian suatu barang secara

cicilan mulai dari kartu kredit bahkan kredit secara online.

Kredit online muncul karena semakin luasnya e-commerce di

masyarakat. Maka tidak heran jika pembelian suatu barang secara kredit

online banyak diperbincangan oleh masyarakat luas, sebab sistem ini

menawarkan jasa kredit tanpa menggunakan kartu kredit. Jual beli secara

kredit secara terminologi adalah pedagang menjual suatu barang yang jika

dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran harganya

sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai. Jual beli dengan cara

pembayarannya dicicil atau angsuran dikenal dengan istilah bai’ \taqsi>th.12

Salah satu perusahaan e-commerce yang menawarkan kredit online

adalah Shopee.co.id. Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang

12
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 99.
5

diluncurkan pada tahun 2015 di bawah naungan SEA Group yang berkantor

pusat di Singapura. Hingga saat ini Shopee telah memperluas jangkauannya

ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam dan Filipina.13 Shopee

Indonesia selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada Sobat

Shopee. Hal tersebut diwujudkan dengan menyediakan banyak fitur untuk

mempermudahkan penjual dan pembeli untuk saling berinteraksi, sehingga

banyak orang tertarik untuk menggunakan aplikasi Shopee. Beberapa fitur

yang ada di Shopee adalah 9.9 sale, serba 10 ribu, flash sale, gratis ongkir

minimal belanja Rp.0, cashback & voucher, Shopee games, ShopeePay, serta

yang terbaru adalah ShopeePayLater dan masih banyak lagi.

Fitur pembayaran teranyar ShopeePayLater adalah solusi pinjaman

instan hingga Rp 750.000,00 yang memberi kemudahan bagi pengguna untuk

bayar belanjaan pada tanggal 5 bulan berikutnya dengan bunga mulai dari

0%, atau dengan fasilitas cicilan 2, 3, dan 6 bulan tanpa memerlukan kartu

kredit. Shopee menyediakan fitur PayLater ini dengan menggandeng pemain

peer to peer lending bernama PT. Lentera Dana Nusantara (LDN).

ShopeePayLater hanya bisa digunakan untuk membayar belanjaan di Shopee,

namun dengan batasan tidak untuk membeli produk dari kategori „Voucher‟

dan Produk Digital. Nominal limit pinjaman ShopeePayLater tersebut

13
Shopee, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee, (diakses pada tanggal 31 Mei
2020, Jam 11.28).
6

otomatis akan tertera di saldo ShopeePayLater yang dapat dibelanjakan di

aplikasi Shopee, jadi uang tersebut tidak dapat dicairkan.14

Penerbitan layanan PayLater ini memang terasa masih baru dalam e-

commerce, apalagi ShopeePayLater ini baru digulirkan pada Maret 2019.

Peminat dari fitur ShopeePayLater yang dipaparkan di situs LDN sampai

bulan April 2020 total akumulasi pinjaman yang telah disalurkan sebesar Rp

88,3 miliar. Peminjamnya mencapai 102.971 orang dengan 81.423 orang

adalah peminjam aktif.15

Sistem pembayaran dan tagihannya mirip seperti pembayaran melalui

kartu kredit. Setelah melakukan transaksi menggunakan ShopeePayLater

nantinya pengguna akan diwajibkan untuk membayar tagihan sesuai dengan

jumlah tagihan dan jatuh tempo.

Membeli barang secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama

pada waktu akad, dengan batas waktu yang jelas dan nilai angsuran yang jelas

pula, maka tidak ada masalah dengan hal tersebut. Sebab jual beli dengan

pembayaran memakai batas waktu tertentu adalah boleh dalam syariat Islam.

Pada jual beli kredit terdapat tambahan pembiayaan karena tambahan tersebut

sebagai imbalan dari penundaan pembayaran. Namun, banyak ulama yang

memperdebatkan jual beli kredit ini dikarenakan terdapat tambahan dalam

pembayarannya.

14
Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22).
15
Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic,
(diakses pada tanggal 9 April 2020, Jam 09:09).
7

Tidak menutup kemungkinan dalam praktik jual beli kredit secara

online tidak lepas dari suatu permasalahan. Dalam syarat dan ketentuan

layanan bagi penerima pinjaman pasal 3.7 disebutkan bahwa “Jumlah bunga

sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman akan ditentukan di dalam Perjanjian

Pinjaman. Dalam Penerimaan setiap Fasilitas Pinjaman, Anda akan dikenakan

biaya penggunaan Layanan dan/atau biaya-biaya lainnya sebagaimana

ditentukan dalam perjanjian Pinjaman.” Besaran bunga tersebut tidak

disebutkan, bahkan dalam rincian pembayaran juga tidak dicantumkan.

Bunga tersebut berlaku untuk cicilan 2, 3, dan 6 bulan saja, sedangkan untuk

program Beli Sekarang Bayar Nanti. Selain terdapat bunga juga terdapat

biaya-biaya lainnya.

Customer Service Shopee Iyanti mengatakan bahwa dalam Shopee tidak

mengenal praktik bunga. Namun, pihak Shopee mengeluarkan pernyataan

bahwa per tanggal 28 April 2020, transaksi menggunakan ShopeePayLater

dikenakan suku bunga sekecil-kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang

Bayar Nanti yang diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan cicilan yang

diselesaikan dalam waktu 2, 3, dan 6 bulan.16 Sehingga saat ini semua

transaksi menggunakan ShopeePayLater baik pembayaran yang ditangguhkan

dan cicilan 2, 3, dan 6 bulan dikenai bunga.

16
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
8

Customer Service Shopee Diyan juga membenarkan bahwa transaksi

menggunakan ShopeePayLater terdapat bunga sebesar 2.95%.17 Dalam

rincian pembayaran bunga tersebut disebutkan sebagai biaya transaksi.

Selain adanya tambahan pembiayaan yaitu bunga ShopeePayLater juga

menetapkan biaya penanganan sebesar 1% per transaksi, dan apabila terjadi

keterlambatan pembayaran pengguna akan dikenakan denda sebesar 5%.

Besaran denda tersebut sebelumnya juga tidak disebutkan, jumlah denda

muncul pada saat pengguna terlambat membayar tagihan.

Denda keterlambatan tersebut pengguna diharapkan segera melakukan

pembayaran kembali untuk mencegah biaya lebih lanjut. Keterlambatan

pembayaran juga dapat mengakibatkan pembekuan akun Shopee, penagihan

lapangan (field collector) dan tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi

Keuangan) OJK.18

Berdasarkan beberapa hal di atas serta munculnya fenomena-fenomena

baru yang dirasa belum diteliti, melatarbelakangi penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis akan merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu:

17
Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020.
18
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
9

1. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme akad jual beli

menggunakan ShopeePayLater?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda

keterlambatan praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini berdasarkan

rumusan masalah di atas adalah:

1. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme akad

jual beli menggunakan ShopeePayLater.

2. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda

keterlambatan praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan pada bidang hukum ekonomi syariah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

masukan kepada pihak yang berkepentingan, khususnya bagi

masyarakat pengguna ShopeePayLater.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini bagi akademisi untuk menambah ilmu pengetahuan

serta wawasan mengenai analisis hukum Islam terhadap praktik

jual beli menggunakan ShopeePayLater.


10

b. Manfaat bagi lembaga Shopee dan masukan bagi pihak-pihak

perusahaan e-commerce dalam rangka praktik jual beli

menggunakan sistem pembayaran seperti ShopeePayLater.

c. Memberikan informasi kepada peneliti-peniliti yang akan datang

agar melakukan penelitian seperti yang terkait dengan lebih

mendalam.

E. Telaah Pustaka

Untuk menghindari pengulangan dalam penelitian dan agar tidak terjadi

adanya pembahasan yang sama dengan penelitian yang sebelumnya. Penulis

menemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan

penulis angkat.

Pertama, skripsi milik Muflihatun Najmi yang berjudul “Akad Jual Beli

Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI NO.110/DSN-MUI/IX/2017 Tentang

Akad Jual Beli”. Fokus penelitian ini adalah mengenai pelaksanaan akad jual

beli pada Shopee dan akad jual beli pada Shopee menurut Fatwa DSN MUI

No.110/DSN-MUI/IX/2017. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akad jual

beli pada Shopee adalah akad shahih dan mengikat kedua belah pihak apabila

barang yang diperjual belikan adalah barang yang halal. Akad pada Shopee

belum seluruhnya sesuai dengan Fatwa DSN MUI No.110/DSN-

MUI/IX/2017 tentang akad jual beli terutama pada ketentuan barang. 19

Kedua, skripsi dari Nurmia Noviantri dengan judul “Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan Perlindungan Konsumen Di


19
Muflihatun Najmi, Akad Jual Beli Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI
No.110/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual Beli, Skripsi (Surakarta: IAIN Surakarta, 2018), 79-
80.
11

Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid Jakarta”. Fokus penelitian Nurmia

mengenai apakah jual beli tersebut sudah sesuai dengan dengan jual beli

dalam Islam dan juga bagaimana Shopee mengatasi para konsumen yang

tidak terlayani sesuai harapan. Hasil penelitian ini adalah akad jual beli pada

Shopee ini lebih tepat disebut dengan khiya>r ru’yah atau jual beli biasa,

karena merupakan jual beli benda yang ghaib.20

Ketiga, skripsi Marinda Agesthia Monica dengan judul “Analisis

Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang Elektronik Shopee Pay Later pada E-

Commerce.” Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, pertama praktik

pinjaman uang elektronik melalui ShopeePayLater memberikan kemudahan

kepada pengguna Shopee dalam melakukan pembayaran pembelanjaan tepat

waktu. Kedua, praktik pinjaman uang elektronik ShopeePayLater masih

menggunakan sistem bunga dan terdapat beberapa biaya tambahan yang

memberatkan pengguna pinjaman. 21

Di sini penulis ingin melanjutkan penelitian sebelumnya di mana

marketplace Shopee yang diteliti. Akan tetapi yang membedakan dengan

penelitian sebelumnya adalah fitur ShopeePayLater yang diluncurkan oleh

Shopee yang menjadi objek penelitian. Sedangkan yang membedakan dengan

penelitian Marinda adalah analisis hukum Islam terhadap pinjaman uang

elektronik ShopeePayLater sedangkan yang akan penulis teliti adalah

20
Nurmia Noviantri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan
Perlindungan Konsumen di Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid Jakarta, Skripsi (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2019), 68.
21
Marinda Agesthia Monica, Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang Elektronik
Shopee Pay Later Pada E-Commerce, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2020), 65-66.
12

mengenai praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater ditinjau dengan

hukum Islam.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-

metode penelitian, dengan kata lain metodelogi penelitian adalah pengetahuan

tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.22 Berbagai hal

yang menjadi bagian metodologi penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan didalam masyarakat itu sendiri atau dalam

instansi yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan di tempat

terjadinya gejala-gejala yaitu di Kabupaten Ponorogo tempat pengguna

ShopeePayLater.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang lebih

menekankan pada aspek proses suatu tindakan yang dilihat secara

menyeluruh. Dalam penelitian ini adalah praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater.

22
Sofyan, Metodologi Penelitian Hukum Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), 3.
13

2. Data dan Sumber Data

a. Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data dalam

penelitian adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan

bahan untuk menyusun suatu informasi.23 Data merupakan materi

mentah yang membentuk samua laporan penelitian. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah dari pernyataan

pengguna layanan ShopeePayLater dalam transaksi jual beli. Data

tersebut mengenai mekanisme jual beli, sistem pembayaran dan

tagihan, serta pernyataan pengguna ShopeePayLater.

b. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan

informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.24 Sumber data

primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung

oleh penulis dari lapangan yang dalam pengambilannya

tanpa melalui media perantara. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah pernyataan pengguna fitur

ShopeePayLater mengenai mekanisme akad, sistem


23
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 96.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), 223.
14

pembayaran dan tagihan, serta pengenaan denda

keterlambatan.

2) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah mengacu

pada literatur relevan seperti, buku, skripsi, artikel, jurnal

serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian, dan

website resmi Shopee.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju unuk diteliti oleh

peneliti, yakni subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran

penelitian. Penentuan subjek penelitian berdasarkan pada kebutuhan

penelitian yang dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian.

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari pengguna ShopeePayLater, dan

pihak Shopee yaitu Customer Service Shopee yang dapat dihubungi

melalui chat, email, maupun telepon.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan

untuk menggali data secara lisan. Peneliti melakukan wawancara

kepada para pengguna fitur ShopeePayLater. Selain itu, peneliti

juga melakukan wawancara dengan pihak Shopee melalui fitur


15

“Chat dengan Shopee” dimana pengguna Shopee dapat bertanya

dengan Customer Service.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditunjukkan pada subjek penelitian. Dalam penelitian ini

dokumen terkait praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater

meliputi skema pembayaran tagihan ShopeePayLater serta

pembayaran denda atas keterlambatan.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan selanjutnya dari teknik

pengumpulan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik deskriptif analisis dengan pola pikir induktif, yaitu

teknik analisa dengan cara memaparkan data apa adanya. Data yang

dimaksud adalah data mengenai praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater. Kemudian dianalisis dengan menggunakan hukum

Islam, yaitu akad jual beli kredit.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Sebagaimana pentingnya kedudukan data dalam penelitian,

memastikan kebenaran atau keabsahan data merupakan sesuatu yang

tidak boleh diabaikan oleh seorang peneliti. Data baik dan benar akan

menentukan hasil suatu penelitian yang baik dan benar. Sebaliknya data
16

yang keliru (diragukan kebenaraannya) akan menurunkan derajat

kepercayaan sebuah hasil penelitian.25

Peneliti menggunakan teknik triangulasi yakni suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan data dalam

penelitian. Pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan antara

hasil berbagai narasumber, yakni buku, dokumen yang berkaitan

dengan penelitian ini, observasi, wawancara dan dokumentasi.

7. Tahapan-Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Pra-Lapangan

1) Menyusun Rancangan Penelitian

2) Memilih Lapangan Penelitian

3) Mengurus Perizinan

4) Memilih dan Memanfaatkan Informan

5) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

6) Persoalan Etika Penelitian

b. Tahapan Pekerjaan Lapangan

Tahap ini merupakan kegiatan inti sebuah penelitian. Peneliti

memasuki lokasi peneltian dengan menghadapi subjek dan objek

penelitian. Peneliti memilik tugas untuk mengumpulkan data yang

relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang subjek penelitian

tanpa mempengaruhi mereka.

25
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), 119.
17

c. Tahapan Analisis Data

Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan

analisis data yang telah diperoleh, baik dari informan maupun

dokumen-dokumen pada tahap sebelumnya. Hal ini diperlukan

sebelum peneliti menulis laporan penelitian.26

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab,

yang mana antara bab satu dengan bab yang lain saling berkaitan. Adapun

sistematika penulisan penelitian seperti berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran dari seluruh isi skripsi yang

ditulis, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM

Pada Bab ini penulis akan menyajikan tentang landasan teori

pada penelitian yang akan dibahas. Penulis akan membahas

mengenai konsep jual beli kredit menggunakan

ShopeePayLater yang meliputi: akad jual beli dan jual beli

kredit (bai’taqsi>th).

26
Tri Novianti, Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2018), 6-16.
18

BAB III : PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN

SHOPEEPAYLATER

Bab ini merupakan obyek pembahasan yang di dalamnya

dibahas mengenai gambaran umum tentang Shopee dan

ShopeePayLater, pengguna ShopeePayLater, cara bergabung

sebagai pengguna ShopeePayLater, mekanisme transaksi

menggunakan ShopeePayLater dan mekanisme membayar

denda keterlambatan ShopeePayLater.

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER

Bab keempat berisi mengenai tinjauan hukum Islam terhadap

mekanisme akad jual beli menggunakan ShopeePayLater,

dan tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda

keterlambatan praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater.

BAB V : PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka ditariklah sebuah kesimpulan yang akan dijelaskan

dalam bab ini. Selain kesimpulan, hal yang dibahas

selanjutnya adalah saran bagi masyarakat umum dan pelaku

ekonomi pada khusunya.


BAB II

KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM

A. Akad Jual Beli

1. Pengertian Akad Jual Beli

Pengertian akad (al-‘aqd) secara bahasa mempunyai beberapa arti,

antara lain ُ‫الربْط‬


َّ (mengikat), ُ‫الْ َع ْق ُد‬ (sambungan), ُ‫الْ َع ُه ُد‬ (janji).1 Akad

merupakan perjanjian yang dilakukan oleh mukalaf dalam berbagai

hubungan kemanusiaan.2 Menurut istilah (terminologi), yang dimaksud

dengan akad adalah:

ِ ‫عُي ثَبِّتُالْتَُر‬
ُ‫اض ْى‬ ُ ُ
ٍ ‫و‬‫ر‬ ‫ش‬
ْ ‫م‬ ُ‫و‬ ْ َ ِ َ‫ُاِرتِبا ُطُاْ ِإل ْْي‬
ٍ ‫ابُبَِقب وٍُلُع ُلُوج‬
َ ُ ْ ُ َ ََ ْ ُ َْ
Artinya: “Perikatan ija>b dan qabu>l yang dibenarkan syara’ yang

menetapkan keridhaan kedua belah pihak.”3

Pengertian perjanjian dalam hukum kontrak mengandung makna

perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat

hukum.4 Akibat hukum tersebut terjadi karena adanya perjanjian yang

dibuat secara sah, sehingga berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya. Meskipun keterikatan hanya berlaku bagi para pihak

1
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 44-45.
2
Ridwan Nurdin, Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya) (Banda
Aceh: PeNA, 2014), 70.
3
Suhendi, Fiqh Muamalah, 46.
4
Salim HS, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3 (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), 25.

19
20

yang terlibat dalam perjanjian, namun kewajiban yang timbul dari suatu

perjanjian atau perikatan tersebut dapat dipaksakan secara hukum.5

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’a>n surat Al-Ma>idah ayat 1:

ُُُ. . .ُُ ُُُُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad


itu.”6

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’a>n surat Ali-„Imran ayat


76:

ُُُُُُُُُُُُُ

Artinya: “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji


(yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”7

Istilah ‘ahdu dalam Al-Qur‟an mengacu kepada pernyataan

seseorang untuk mengerjakan sesuatu atau untuk tidak mengerjakan

sesuatu dan tidak ada sangkut-pautnya dengan orang lain. Perjanjian

yang dibuat seseorang tidak memerlukan persetujuan pihak lain, baik

setuju maupun tidak. Hal tersebut tidak berpengaruh kepada janji yang

dibuat oleh orang tersebut.

Jual beli atau perdagangan menurut bahasa berasal dari bahasa

Arab al-bai’, al-tija>rah, al-muba>dalah artinya mengambil, memberikan

sesuatu atau barter.8 Sebagaimana Allah Swt. berfirman:

5
Burhanuddin S., Hukum Bisnis Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2011), 80.
6
Al-Qur’a>n, 5:1.
7
Al-Qur’a>n, 3:76.
8
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 75.
21

  ُ


Artinya: “Mereka mengharapkan tija>rah (perdagangan) yang tidak
akan rugi.”9

Menurut istilah yang dimaksud jual beli adalah menukar barang

dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak

milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.10

Menurut pasal 20 ayat 2 kompilasi hukum ekonomi syariah, bai’

adalah jual beli antara benda dan benda atau pertukaran antara benda

dengan uang.11 Dapat dipahami bahwa jual beli adalah suatu perjanjian

tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai dilakukan secara

sukarela antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan

pihak lainnya menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang

dibenarkan syariat dan disepakati.12

Sebagian ulama memberikan pemaknaan tentang jual beli,

diantaranya: ulama H{anafi>yah memberikan pengertian jual beli adalah

pertukaran harta dengan harta (benda) berdasarkan cara khusus (yang

dibolehkan) syara’ yang disepakati. Sementara itu Imam Nawawi

memberikan definisi jual beli dengan transaksi pertukaran harta dengan

harta kepemilikan. Menukar barang dengan barang atau barang dengan

uang dengan jalan melepaskan hak milik atas dasar saling merelakan.13

9
Al-Qur’a>n, 35:29.
10
Suhendi, Fiqh Muamalah, 67.
11
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 103.
12
Suhendi, Fiqh Muamalah, 68-69.
13
Ibid., 69-70.
22

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’a>n surat An-Nisa>’ ayat 29:

ُُُُ ُ ُُُُ ُُ

ُُ. . .ُُ ُُُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang ba>thil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas suka
sama suka di antara kamu”.14

Ayat di atas menjelaskan bahwa suka sama suka menjadi syarat

halalnya perniagaan dan laba yang diperbolehkan darinya. Jika tidak

demikian maka perniagaan tersebut diharamkan dan termasuk memakan

harta orang lain secara ba>thil.15

Berdasarkan ijma’ para ulama bahwa kebutuhan manusia

berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan

kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun

harus ada kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga dengan

disyariatkannya jual beli tersebut merupakan salah satu cara untuk

merealisasikan keinginan tidak akan dapat hidup sendiri tanpa

berhubungan dan bantuan orang lain.16

2. Rukun dan Syarat-Syarat

Suatu akad terbentuk ketika telah memenuhi rukun dan syaratnya.

Rukun-rukun akad adalah sebagai berikut:

14
Al-Qur’a>n, 4:29.
15
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 134.
16
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), 73.
23

a. ‘A>qidain merupakan orang/pihak yang berakad. Penjual (bai’) dan

pembeli (mustari), terkadang masing-masing pihak terdiri dari satu

orang, dan beberapa orang. Seseorang yang berakad terkadang

orang yang memiliki haq (‘a>qid ashli) dan terkadang merupakan

wakil dari yang memiliki haq.

b. Ma’qu>d alai>h (obyek akad) ialah sesuatu yang oleh syara’ dijadikan

objek dan dikenakan padanya akibat hukum yang ditimbulkan dari

perjanjian tersebut. Benda-benda yang diakadkan, seperti benda

yang dijual dalam akad jual beli, benda dalam akad gadai.

c. Maudu’ al-‘aqd ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad.

Berbeda akad, maka berbeda tujuan pokok akad. Dalam akad jual

beli tujuan pokoknya ialah memindahkan barang dari penjual

kepada pembeli dengan diberi ganti.

d. S{i>ghat al-‘aqd (ija>b dan qabu>l), kesepakatan para pihak yang

merupakan hasil ija>b dan qabu>l berdasakan ketentuan syara’ yang

menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.17

Syarat merupakan sesuatu yang karenanya baru ada hukum. Karena

itu, apabila syarat belum terpenuhi, maka perbuatan hukum dianggap

belum ada. Syarat terjadinya akad, merupakan segala sesuatu yang

disyaratkan untuk terjadinya akad secara syara’. Syarat tersebut dibagi

menjadi dua, yaitu:

17
Suhendi, Fiqh Muamalah, 82.
24

1) Umum, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada setiap akad.

2) Khusus, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada sebagian akad dan

tidak disyaratkan pada bagian yang lainnya.

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam berabagai macam

akad sebagai berikut:

a. Kedua pihak yang melakukan akad cakap bertindak (ahli).

b. Yang dijadikan objek akad dapat menerima akibat hukumnya.

c. Akad tersebut diizinkan oleh syara’, dilakukan oleh orang yang

mempunyai hak melakukannya.

d. Janganlah akad itu dilarang oleh syara’, seperti jual beli

mula>samah.

e. Akad tersebut dapat memberikan faedah.

f. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi qabul.

g. Ijab dan qabul mesti bersambung sehingga bila seseorang yang

berijab sudah berpisah sebelum adanya qabul, maka ijab tersebut

menjadi batal.18

3. Macam-Macam Akad

a. Akad munjiz yaitu akad yang dilaksanakan langsung pada waktu

selesainya akad.

b. Akad mu’a>laq adalah akad yang di dalam pelaksanaannya terdapat

syarat-syarat yang telah ditentukan dalam akad.

18
Suhendi, Fiqh Muamalah, 49-50.
25

c. Akad mudha>f adalah akad di mana pelaksanaannya terdapat syarat-

syarat mengenai penanggulangan pelaksanaan akad, pernyataan yang

pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu yang ditentukan.19

4. Berakhirnya Akad

Para ulama menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir apabila:

a. Berakhirnya masa berlaku akad, apabila akad tersebut mempunyai

tenggang waktu.

b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila sifat akad tidak

mengikat.

c. Dalam akad yang bersifat mengikat dapat dianggap berakhir jika:

1) Jual beli fasa>d.

2) Berlakunya khiya>r syarat, aib, atau rukyat.

3) Akad tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak.

4) Tercapainya tujuan akad itu sampai sempurna.

5) Salah satu pihak meninggal dunia.

B. Jual Beli Kredit (Bai’ at-Taqsi>th)

1. Pengertian Jual Beli Kredit

Jual beli kredit (bai’ at-taqsi>th) secara bahasa ialah membagi-bagi

sesuatu dan memisah-misahkan menjadi beberapa bagian yang terpisah.

Sedangkan secara istilah bai’ taqsi>th adalah transaksi jual beli dengan

sistem bayar cicilan (kredit) dalam batas waktu tertentu dengan harga

19
Suhendi, Fiqh Muamalah, 50-51.
26

yang relatif lebih tinggi dibanding harga dengan sistem bayar cash.20

Pengertian jual beli secara kredit adalah pedagang menjual suatu barang

yang jika dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran

harganya sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai. 21

Pembelian secara kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan

terhadap sesuatu barang, yang mana pembayaran harga barang tersebut

dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pembayaran

yang telah disepakati kedua pihak. Sistem jual beli kredit hukumnya sah

jika batas waktunya ma’lu>m dan tidak terdapat syarat-syarat bertentangan

dengan konsekuensi akad (muna>fin li mugtadla> al-‘aqd) di saat akad

berlangsung (fi> shulb al-‘aqd), dan sebelum akad deal (luzu>m al-‘aqd).

Lonjakan/tambahan harga dalam jual beli kredit tidak

dikategorikan sebagai praktik riba. Sebab di samping tidak melibatkan

barang-barang ribawi, tambahan harga dalam hal ini lebih sebagai bentuk

toleran untuk memberikan keluasan dalam bertransaksi.22 Terdapat

perbedaan mendasar antara jual beli kredit dengan riba.

Tambahan yang diberikan merupakan barang yang sejenis,

misalnya emas dengan emas, beras dengan beras dan sebagainya.

Sementara itu, jual beli kredit pembeli mendapatkan barang dan penjual

menerima bayaran dalam bentuk uang. Artinya tambahan yang diberikan

oleh pembeli kredit menjadi pengganti untuk penjual yang telah

mengorbankan sejumlah uangnya berhenti pada seseorang untuk


20
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqh Muamalah (Kediri: Lirboyo Press, 2013), 15.
21
Nawawi, Fikih Muamalah, 99.
22
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqh Muamalah, 16.
27

beberapa waktu, padahal apabila uang tersebut berada di tangan penjual,

bisa jadi dikembangkan atau sebagai tambahan modal usaha.23

Al-Syantiqi yang memperbolehkan penambahan harga karena

penundaan dan bukan merupakan salah satu yang terukur seperti

ditimbang, diukur, dan sebagainya. Selama tidak ada unsur kecurangan

maupun penipuan maka hal tersebut diperbolehkan. Artinya, pembayaran

dilakukan dengan cara angsuran, dengan waktu tertentu yang sudah

ditetapkan kedua belah pihak.

Kaitan antara ta’ajal (penundaan hingga jatuh tempo waktu

tertentu) dan taqsi>th (pengangsuran pembayaran tiap waktu tertentu)

yaitu faktor tempo waktu. Ta’ajal merupakan menunda pembayaran

harga barang sampai waktu ke depan baik waktunya sebulan maupun

bertahap. Sedangkan taqsi>th adalah menunda pembayaran barang bagi

penjual untuk menerima pembayaran secara bertahap. Setiap taqsi>th

mengandung unsur, sementara ta’ajal lebih umum dan lebih mutlak

sehingga adakalanya terdapat taqsi>th pada sistem ta’ajal dan terkadang

tidak ada. Dengan demikian taqsi>th lebih khusus daripada ta’ajal.24

2. Dasar Hukum Jual Beli Kredit

Ulama telah membahas persoalan ini, sehingga terdapat perbedaan

pendapat. Pertama, hukumnya boleh (jaiz). Pendapat ini dikemukakan

oleh jumhur ulama yang terdiri dari ulama, H{anafiyah, Ma>liki>yah,

Sha>fi’iyah, H{a>nabilah dan para sahabat, tabi‟in dan Zaid bin Ali.

23
Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer (Jakarta: Rajawali Press, 2016), 52.
24
Nawawi, Fikih Muamalah, 99.
28

Sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat Al-Qur’a>n dan hadis sebagai

berikut:

a. Firman Allah dalam Al-Qur’a>n surat Al-Baqarah ayat 282

ُُ ُُُُُُُُُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu


bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan hendaklah kamu menulisnya.”25

Ayat tersebut menjelaskan apabila hendak bermuamalah

tidak secara tunai dalam jangka waktu yang telah ditentukan

dianjurkan untuk menuliskannya agar tidak lupa.

b. Hadis riwayat Aisyah r.a

ُ‫ت ُأ َْىلِي‬ ُ ‫ َكاتَ ْب‬:‫ت‬ ْ َ‫ُفَ َقال‬,ُ‫ُ{جاءَتِِْن ُبَِر َيرة‬:َ ‫ت‬ ْ َ‫ُعائ َشةَ ُرضيُاهللُعنهاُقَال‬
ِ ‫عن‬
َ َْ
ِ ُ‫بُأ َْىل‬ ِِ ِ ِ ‫َعلًىُتِ ْس ٍعُأ َُو ٍاق‬
ُ‫كُأَ ْن‬ َّ ‫َح‬ َ ‫ُإِ ْنُأ‬:‫ت‬ ُ ْ‫ُفَ ُقل‬.‫ُفَأَعين ِيِن‬,ٌ‫ُع ٍامُأُوقيَّة‬ َ ‫ُِفُ ُك ِّل‬,
ِ ِ
ُ‫ت‬ ْ َ‫ ُفَ َقال‬.‫ت ُبَِر َيرةُ ُإِ ََل ُأ َْىل َها‬ ْ َ‫ ُفَ َذ َىب‬,‫ت‬ ُ ْ‫َّىا ُ ََلُ ْم َُوُيَ ُكو َن َُوالَُؤك ُِِل ُفَ َعل‬َ ‫َعد‬ ُ‫أ‬
ُ‫ُعلَْي ِو َُو َسلَّ َم‬ ِ ِ ِ ِ ‫ُفَجاء‬,‫ُفَأَب واُعلَي ها‬:‫ََلم‬
َ ُ‫ُاهللُصلَّىُاهلل‬
َ ‫ول‬
ُ ‫ُوَر ُس‬, َ ‫ت ُم ْن ُعْندى ْم‬ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُْ
ُُ‫ُعلَْي ِه ْم ُفَأَبَ ْواُإِ ُالَّ ُأَ ْن ُيَ ُكو َن ُالْ َوالَء‬ ِ ‫ض‬ ِ
َ ‫ك‬ َ ‫ت ُ َذل‬ ُ ْ ‫ُعَر‬ َ ‫ُإِ ِِّّن ُقَ ْد‬:‫ت‬ْ َ‫ُفَ َقال‬.‫س‬ ٌ ‫َجال‬
ُُ‫ُصلَّىُاهلل‬ ِ ‫ُفَس ِمع ُالنَِِّب ُصلَّىُاهلل ُعلَي ِو ُوسلَّم ُفَأَخب رت‬,‫ََلم‬
َ ‫َِّب‬َّ ِ‫ُعائ َشةُ ُاَلن‬َ ْ ََْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُّ َ َ ْ ُ
ِ ِ ِ ‫علَي ِو ُوسلَّم‬
ُ‫ت‬ ْ َ‫ُفَإََِّّنَاُاَلْ َوالَءُ ُل َم ْن ُأ َْعتَ َق ُفَ َف َعل‬,َ‫اُوا ْش ََِتطيُ ََلُ ُم ُااَْوالَء‬
َ ‫ُخذ َيه‬: ُ َ ََ َْ
ُ‫ُفَ َِ ِم َد‬,‫ُخ ِبيبًا‬ َ ‫َّاخ‬ِ ‫ُعلَْي ِو َُو َسلَّ َم ُِِف ُالن‬ َ ُ‫ُاهللُصلَّىُاهلل‬
َ ‫ول‬ ُُ ُ‫َعائِ َشة‬
ُ ‫ُثَُّقَ َام َُر ُس‬,
ُ‫ت‬ ْ ‫ُش ُروطاًُلَْي َس‬ ُ ‫الُ ِر َخ ٍالُيَ ْش ََِتطُو َن‬ ُ َ‫ُماب‬,
َ ‫ُ"ُأ ََّماُبَ ْع ُد‬:‫ال‬ َ َ‫ُثَُق‬. ُ ‫ُعلَْي ِو‬
َ ‫اهللَ َُوأَثْ ََن‬
ُ‫ُوإِ ْن ُ َكا َن‬, ِ ُِ ‫اب‬ ِ َ‫ُشر ٍط ُلَْيس ُِِف ُكِت‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ُاهلل ُفَ ُه َو ُبَاط ٌل‬ َ ْ َ ‫؟ُما َكا َن ُم ْن‬ َ ‫ِِف ُكتَاب ُاهلل‬

25
Al-Qur’a>n, 2:282.
29

ُ}"‫ُوإََِّّنَاُاَلْ َوالَءُ ُلِ َم ْن ُأ َْعتَ َق‬, ِ


َ ‫ُو َش ْر ُط ُاهلل ُأ َْوثَ ُق‬,
َ ‫َح ُّق‬
ِ
َ ‫ضاءُ ُاهلل ُأ‬
ٍ َ َ‫ِمائَة‬
َ َ‫ُق‬,‫ُش ْرط‬
ُ.‫ُواللَّ ْف ُظُلِلْبُ َخا ِر ِّي‬, ِ ‫متَّ َفق‬
َ ‫ُعلَْيو‬
َ ٌ ُ
Artinya: “Dari Aisyah r.a berkata, “Barirah mendatangiku dan
berkata, “Aku telah ber-mukatabah (perjanjan antara
seorang budak dengan majikannya bahwa budak tersebut
akan merdeka jika dapat membayar sejumlah uang yang
mereka sepakati) dengan majikanku sebesar sembilan
uqiyyah; setiap tahun satu uqiyyah, maka tolonglah aku.
Aku berkata, “Jika majikanmu bersedia, aku
membayarnya kepadanya dengan syarat wala’-nya (harta
warisan bagi yang memerdekakan budak) nati untukku,
maka aku akan menolongmu. Kemudian Barirah
menghadap majikannya dan mengungkapkan hal itu,
namun majikannya menolak. Ia datang lagi sewaktu
Rasulullah SAW. sedang duduk seraya berkata, “Aku
telah menyampaikannya kepadanya, tetapi ia menolak
kecuali jika wala’ itu tetap miliknya.” Nabi SAW.
mendengar dan Aisyah r.a memberitahukan hal itu
kepada Nabi SAW. lalu beliau bersabda, “Ambillah dan
berilah persyaratan wala’ itu kepadanya, sebab wala’ itu
hanya bagi orang yang memerdekakan.” Lalu Aisyah r.a
melakukan hal itu. Kemudian Rasulullah SAW. berdiri
dihadapan orang-orang dan setelah memuji Allah Swt.
dan menyanjung-Nya beliau bersabda, “Amma ba’du.
Mengapa ada orang-orang yang memberikan
persyaratan yang tidak ada di dalam Al-Qur’an? Setiap
syarat yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an adalah
bathil, walaupun seratus syarat. Ketetapan Allah itu
lebih hak dan syarat (yang ditetapkan) Allah itu lebih
kuat, dan wala’ itu hanya bagi orang yang
memerdekakan.” Muttafaq Alaihdan Lafazh hadis ini
adalah menurut riwayat Al-Bukhari26

Dalam hadis ini jelas bahwa Barirah membayarnya dengan

mencicilnya karena dia membayar Sembilan uqiyah yang dibayar

selama Sembilan tahun, setiap tahunnya sebanyak satu uqiyah.

26
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Terj. Fahmi Aziz dan Rohidin
Wahid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), 451-452.
30

ُ‫ُماُإلتََُزا َماهُُبِالتَُّ َعاُق ِد‬ ِ ِ


َ ‫الع ْقدُ ِر‬
َ ُ‫ضىُاملُتَ َعاق َديْ ِن َُونَتْي َجتُو‬ َ ُ‫َص ُُلُِِف‬
ْ ‫األ‬
Artinya: “Hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua

belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku

sahnya yang diakadkan”.27

Keridhaan dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh

karena itu, transaksi barulah sah apabila didasarkan kepada

keridhaan kedua belah pihak. Artinya, tidak sah suatu akad apabila

salah satu pihak dalam keadaan terpaksa atau dipaksa atau juga

merasa ditipu.

c. Ulama berhujjah bengan kaidah:

“Pada dasarnya hukum muamalah adalah halal, kecuali ada

dalil yang melarangnya”. Tidak ada dalil yang melarang adanya

jual beli kredit, berdasarkan kaidah di atas, maka berarti jual beli

semacam ini halal.

Mereka membolehkan jual beli dengan sistem kredit, baik harga

barang sama dengan harga tunai atau lebih tinggi. Mereka mensyaratkan

kejelasan akad, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli

bahwa jual beli tersebut dengan sistem kredit.

Menurut jumhur ulama, sistem kredit ini masih termasuk ke dalam

lingkup prinsip berkeadilan artinya meskipun dalam sistem jual beli

kredit ada tambahan harga namun sisi pihak tidak menerima uang

pembayaran secara kontan dan tidak bisa memutar hasil penjualannya

27
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih, 130.
31

secara langsung sehingga sebuah kewajaran jika menutupi penundaan

pembayaran dengan cara menaikkan harga.28

Kedua, kalangan yang menyatakan ketidakbolehan jual beli kredit

dan ketidakabsahan menerapkan tambahan harga sebagai imbalan dari

penundaan pembayaran, antara lain dikemukakan oleh Zaidiyah (salah

satu sekte dalam Syi‟ah), Ibadhiyah (salah satu sekte dalam Khawarij),

Zain Al-Abidin, Ali bin Al-Husain, An-Nashir, Al Manshur Nillah, Imam

Yahya, Abu Bakar Ar-Razi dan Al-Jashash Al-Hanafi.29

…ُُُُُُ

Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan


mengharamkan riba.”30

Menurut Imam Zaid, Muhammad Abu Zahrah mengatakan bahwa

ayat ini menjelaskan diharamkannya berbagai jual beli yang mengambil

tambahan sebagai kompensasi penundaan pembayaran karena jual beli

ini termasuk dalam konteks riba.

ُُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ 

ُ
ُ . . .ُُ ُُُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas suka
sama suka di antara kamu”.31

28
Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 227.
29
Nawawi, Fikih Muamalah, 102.
30
Al-Qur’a>n, 2:275.
31
Al-Qur’a>n, 4:29.
32

Ayat di atas menjelaskan bahwa suka sama suka menjadi syarat

halalnya perniagaan dan laba yang diperbolehkan darinya. Jika tidak

demikian maka perniagaan tersebut diharamkan dan termasuk memakan

harta orang lain secara ba>thil.32

Tetapi praktik suka sama suka tersebut tidak terbukti dalam bai’

taqsi>th karena penjual secara terpaksa menaikkan harga dan

menginginkan barangnya terjual, dan pembeli juga terpaksa membeli

barang tersebut karena membutuhkannya. Akan tetapi dalam keadaan

demikian ia tidak memiliki harga kontan. Maka terpaksalah dia

menyepakati sistem kredit dengan harga yang lebih mahal daripada harga

kontan.33

Dalil naqli jual beli kredit antara lain, pengambilan tambahan harga

karena penundaan pembayaran dalam transaksi jual beli sama halnya

dengan pengambilan tambahan pembayaran dalam qiradh. Sedangkan

pengambilan tambahan pembayaran karena penundaan pembayaran

dalam qiradh diharamkan, maka sama apabila ditetapkan dalam transaksi

jual beli.

Dari penjelasan di atas, makin jelas bahwa ulama yang menyatakan

jual beli secara kredit tidak boleh dikarenakan bahwa jual beli tersebut

termasuk bagian dari riba yang diharamkan.34

32
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, 134.
33
Ibid., 134.
34
Nawawi, Fikih Muamalah, 102-106.
33

Jual beli kredit tidak sama dengan riba. Adanya tambahan harga

dikarenakan penjualan dengan tertunda diperbolehkan, baik tambahan

harga tersebut sebagai keuntungan dari penundaan pembayaran.

3. Syarat Jual Beli Kredit

Jual beli kredit mempunyai persyaratan khusus yang berkaitan

dengan karakteristiknya, dan yang terpenting adalah bahwa tempo atau

jangka waktunya telah ditentukan secara defintif.

a. Jangka Waktu atau Tempo (Ajal)

Waktu pembayaran angsuran dalam jual beli kredit harus

diketahui oleh kedua belah pihak. Karena ketidakjelasan waktu

pembayaran akan mengakibatkan perselisihan yang kemudian akan

merusak jual beli.

Apabila seseorang menjual barang dagangannya kepada

pembeli dengan cara kredit maka jatuh tempo pembayarannya pada

saat jatuh tempo masa pembayaran dan apabila pembeli meninggal

dunia maka pembayarannya langsung jatuh tempo. Berbeda hal jika

yang meninggal adalah penjual, maka tidak berlaku jatuh tempo

karena tempo (penundaan pembayaran) batal karena meninggalnya

orang yang berutang.35

b. Syarat-Syarat Penundaan Waktu Pembayaran

Agar penundaan waktu pembayaran dan angsuran menjadi

sah, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

35
Nawawi, Fikih Muamalah, 109.
34

1) Harga kredit termasuk jenis uang. Jika penyerahan

pembayaran ditunda sampai waktu tertentu. Jual beli yang

seperti itu batal karena penundaan waktu pembayaran hanya

boleh dalam keadaan darurat manakala pembeli tidak

mempunyai uang untuk membayarnya dan dimungkinkan ia

mencarinya dalam beberapa waktu.

2) Harga pembayarannya bukan merupakan ganti penukaran

uang dan bukan dalam jual beli salam. Karena kedua jual beli

ini mensyaratkan diterimanya uang di tempat transaksi,

sehingga sebagai tindakan preventif untuk mencegah riba.

3) Tidak ada unsur kecurangan pada harga. Penjual

berkewajiban membatasi keuntungan atau laba sesuai

kebiasaan yang berlaku dan tidak mengeksploitasi keadaan

pembeli yang sedang kesulitan dengan menjual dengan laba

berlipat.

4) Mengetahui harta pertama apabila jual beli secara kredit

terjadi dalam wilayah jual beli saling percaya antara penjual

dan pembeli (ama>nah)

5) Tidak ada persyaratan dalam jual beli kredit. apabila pembeli

menyegerakan pembayarannya penjual memotong jumlah

tertentu dari harga yang semestinya.


35

6) Dalam akad jual beli kredit, penjual tidak boleh membeli

kepada pembeli, menambah harga pembayaran atau

keuntungan ketika pembeli terlambat membayar utangnya.

7) Tujuan pembeli membeli barang dengan harga kredit yang

lebih tinggi daripada harga cash adalah agar ia dapat

memanfaatkannya segera. Namun apabila tujuannya agar

dapat menjualnya dengan segera dan mendapatkan sejumlah

uang demi memenuhi suatu kebutuhannya yang lain. Maka

praktik yang demikian disebut tawaruq dan hal tersebut tidak

diperbolehkan.36

4. Penundaan Pembayaran dan Denda

Penundaan utang atau penangguhan utang secara istilah

didefinisikan sebagai suatu proses pemberian tangguh atau penundaan

yang dilakukan oleh pemilik piutang kepada penghutang dalam jangka

tempo tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Al-Qur‟an secara khusus menyinggung penundaan pembayaran

utang dengan memberikan keringanan kepada orang yang belum

membayar utangnya.

ُُُُ ُُُُُ ُُُُُُ

ُُُُُ
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan

36
Nawawi, Fikih Muamalah, 111.
36

menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih


baik bagimu, jika kamu mengetahui.37
Seorang pembeli yang menunda pembayaran utang padahal ia

mampu membayar, maka bisa dikenakan denda. Apabila seorang pembeli

menunda penyelesaian tersebut, maka penjual dapat mengambil tindakan

yaitu mengambil prosedur hukum yang telah ditetapkan di awal.

Rasulullah Saw. pernah mengingatkan penghutang membayar

tetapi lalai dalam hadis berikut:

ِ ُِ ‫ِلُالْو ِاج ِد‬


ُ‫ضوُ َُو ُع ُقوبَتَُو‬
َ ‫ُُي ُّلُع ْر‬ َ َُّ
Artinya: “Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutangnya

maka boleh dicemarkan reputasinya dan diberi sanksi

hukuman.” (HR. Abu Dawud dan Nasa‟i)38

Dari dalil di atas menunjukkan tentang keharaman penundaan

ُّ ‫ُُِي‬
pembayaran hutang ketika dalam keadaan mampu. Maksud dari kata (ُ‫ل‬

ِ
ُ‫ض ُو‬
َ ‫ )ع ْر‬adalah orang yang menunda-nunda tersebut berhak mendapatkan

tekanan untuk membayar hutang. Kata (ُ‫ع ُقوبَتَُو‬ )


ُ atau hukuman, adapun

maknanya yaitu dikenai sanksi kurungan sampai dia membayar

hutangnya.39 Sedangkan dalam ekonomi Islam disamakan dengan denda.

37
Al-Qur’a>n, 2:280.
38
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, 507.
39
Haryono, Moratorium (Inzhar Ad-Dain) Dalam Tinjauan Hukum Islam, Jurnal Ad-
Deenar (Bogor: STAI Al Hidayah Bogor), 87.
37

Jadi hadis di atas menunjukkan denda boleh dikenakan kepada orang

yang mempunyai harta (mampu membayar) lalu menunda pembayaran

hutangnya tanpa adanya uz{ur yang dibenarkan oleh syariat. Sehingga

dapat dikenakan denda.40

C. Riba

1. Pengertian Riba

Menurut etimologi, riba berarti ُ‫ادة‬


َ َ‫اَ ِّلزي‬ (tambahan), karena salah

satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang

diutangkan,41 seperti arti riba pada ayat berikut ini:

ُ. . .ُُُُُُ

Artinya: “Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,


hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”42

Riba secara bahasa memiliki beberapa pengertian, yaitu sebagai berikut:

a. Tambahan karena salah satu perbuatan riba adalah meminta

tambahan dari sesuatu yang diutangkan. Ziyadah adalah tambahan

atas modal, baik penambahan itu sedikit maupun banyak.

b. Berkembang, berbunga karena salah satu perbuatan riba adalah

membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan

kepada orang lain.

40
Ninis Novitasari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Gerabah Secara Kredit Di
Toko Gerabah Supri Desa Simo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo, Skripsi (Ponorogo:
IAIN Ponorogo, 2016), 36.
41
Nawawi, Fikih Muamalah, 69.
42
Al-Qur’a>n, 22:5.
38

c. Berlebihan atau menggelembung

d. Menurut ulama H{a>nabilah, riba merupakan pertambahan sesuatu

yang dikhususkan. Sedangkan menurut ulama H{anafiyah

merupakan tambahan pada harta pengganti dalam pertukaran harta

dengan harta.

Sedangkan menurut istilah, Syaikh Muhammad Abduh berpendapat

bahwa riba adalah penambahan yang disyaratkan oleh orang yang

memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya) karena

pengunduran janji pembayaran oleh peminjaman dari waktu yang telah

ditentukan.43

Dengan demikian yang dinamakan riba adalah tambahan yang

diberikan oleh debitur kepada kreditur atas pinjaman atas pinjaman

pokoknya, sebagai imbalan atas tempo pembayaran yang telah

disyaratkan. Riba mengandung tiga unsur, yakni:

a. Kelebihan dari pokok pinjaman

b. Kelebihan pembayaran sebagai imbalan tempo pembayaran

c. Jumlah tambahan yang disyaratkan di dalam transaksi.44

2. Dalil Mengharamkan Riba

Allah Swt. secara nyata menegaskan akan keharaman riba, berikut

firman Allah Swt.

. . . .ُُ ُُُُ

43
Suhendi, Fiqh Muamalah, 57-59.
44
Abu Sura‟i Abdul Hadi, Ar-Riba Wal Qurudl (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), 22-23.
39

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba.”45

ُُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ 

ُُُُُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”46

Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. menurut sebagian

besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak

berlipat ganda.

3. Macam-Macam Riba

Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba

utang piutang dan riba jual beli. Riba utang piutang terdiri dari riba qardh

dan riba jahiliyah. Sedangkan riba jual beli terdiri dari riba fadhl dan riba

nasi’ah.

a. Riba Qardh adalah riba berupa suatu manfaat atau tingkat

kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang

(muqtaridh).

b. Riba Jahiliyah adalah riba di mana utang dibayar lebih dari

pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya

pada waktu yang ditetapkan.

45
Al-Qur’a>n, 2:275.
46
Al-Qur’a>n, 3:130.
40

Dengan demikian riba sering terjadi dalam jual beli adalah riba

fadhl dan riba nasi’ah. Riba ini dilarang karena berpotensi menimbulkan

ketidakadilan antara penjual dan pembeli.47

Menurut jumhur ulama riba dibagi dalam dua bagian, yaitu riba

fadhl dan riba nasi’ah.

a. Riba Fadhl

Menurut ulama H{anafiyah, riba fadhl adalah tambahan zat

harta pada akad jual beli yang diukur dan sejenis. Dengan kata lain

riba fadhl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada

barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda

tersebut.

Oleh karena itu, jika melaksanakan akad jual beli antarbarang

yang sejenis, tidak boleh dilebihkan salah satunya agar terhindar

dari unsur riba.

b. Riba Nasi’ah

Riba nasi’ah menurut ulama H{anafiyah adalah memberikan

kelebihan terhadap pembayaran dari yang ditangguhkan,

memberikan kelebihan pada benda dibanding utang pada benda

yang ditakar atau ditimbang yang berbeda jenis atau selain dengan

yang ditakar dan ditimbang yang sama jenisnya.

47
Abdul Ghofur Anshori, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 45.
41

Ulama Sha>fi’iyah membagi riba menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Riba Fadhl

Riba fadhl adalah jual beli yang disertai adanya tambahan

salah satu pengganti (penukar) dari yang lainnya. Dengan kata lain,

tambahan berasal dari penukar paling akhir. Riba ini terjadi pada

barang yang sejenis, seperti menjual satu kilogram kentang dengan

satu setengah kilogram kentang.

b. Riba Yad

Jual beli dengan mengakhirkan penyerahan (al-qabdu), yakni

bercerai-berai antara dua orang yang akad sebelum timbangan

terima, seperti menganggap sempurna jual beli antara gandum

dengan sya‟ir tanpa harus saling menyerahkan dan menerima di

tempat akad.

Riba ini menurut ulama Hanafiyah termasuk riba nasi’ah

yakni menambah yang tampak dari utang.

c. Riba Nasi’ah

Riba nasi’ah adalah jual beli yang pembayarannya di

akhirkan, tetapi ditambahkan harganya. Menurut ulama Sha>fi’iyah,

riba yad dan riba nasi’ah sama-sama terjadi pada pertukaran barang

yang tidak sejenis.

Perbedaan riba yad dan riba nasi’ah yaitu, riba yad

mengakhirkan pemegangan barang, sedangkan riba nasi’ah


42

mengakhirkan hak dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu

pembayaran diakhirkan meskipun hanya sebentar.48

48
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 262-264.
BAB III

PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER

A. Gambaran Umum Aplikasi Shopee dan Fitur ShopeePayLater

Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang diluncurkan pada

tahun 2015 di bawah naungan SEA Grup (sebelumnya dikenal sebagai

Garena) yang berkantor pusat di Singapura. Hingga saat ini Shopee telah

memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia,

Vietnam dan Filipina.1 Mulai tahun 2019 Shopee juga aktif di Brasil. Karena

elemen mobile yang dibangun sesuai konsep perdagangan elektronik global,

Shopee menjadi salah satu dari 5 startup e-commerce yang paling disruptif

yang diterbitkan oleh Tech In Asia. Shopee sendiri dipimpin oleh Chris Feng.

Chris Feng adalah salah satu mantan pegiat Rocket Internet yang pernah

mengepalai Zalora dan Lazada.

Shopee merupakan marketplace jual beli online yang dapat diakses

dengan mudah dan cepat. Shopee menawarkan berbagai macam produk mulai

dari fashion sampai dengan kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam

bentuk aplikasi mobile dan website untuk memudahkan penggunanya dalam

melakukan kegiatan berbelanja online baik melalui website maupun melalui

aplikasi mobile di smartphone.

Shopee Indonesia resmi diperkenalkan di Indonesia pada Desember

2015 di bawah naungan PT. Shopee International Indonesia. PT. Shopee

1
Shopee, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee, (diakses pada tanggal 31 Mei
2020, Jam 11.28).

43
44

International Indonesia beralamatkan di Wisma 77 Tower 2 Lantai 11, Jl.

Letjen. S. Parman Kav. 77 Slipi, Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

Shopee Indonesia diperkenalkan di Indonesia pada Desember 2015. Sejak

peluncurannya Shopee Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Bahkan hingga saat ini aplikasi Shopee di smartphone sudah

didownload oleh jutaan pengguna.2 Produk-produk yang ditawarkan meliputi

berbagai macam kategori mulai dari fashion, elektronik, kosmetik, dan masih

banyak lagi.

Shopee menyediakan banyak fitur untuk mempermudahkan penjual dan

pembeli berinteraksi, sehingga banyak orang tertarik untuk menggunakan

aplikasi Shopee. Selain proses transaksi yang menarik dan kekinian, Shopee

juga memberikan berbagai fitur yang sangat menarik pada aplikasi mobile

Shopee. Beberapa fitur yang ada pada aplikasi mobile Shopee adalah 9.9 sale,

serba 10 ribu, flash sale, gratis ongkir minimal belanja Rp.0, cashback &

voucher, Shopee games, ShopeePay, serta yang terbaru adalah

ShopeePayLater dan masih banyak lagi.

Shopee memperkenalkan fitur pembayaran kartu kredit digital teranyar

yang dinamai ShopeePayLater. Fitur ini sudah digulirkan pada 6 Maret 2019,

Shopee menyediakan fitur PayLater ini dengan menggandeng perusahaan

peer to peer lending bernama PT. Lentera Dana Nusantara (LDN).

ShopeePayLater merupakan solusi pinjaman instan hingga Rp 750.000

yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk membayar belanjaan

2
Sejarah Shopee, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee_Indonesia, (diakses pada
tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.35).
45

dalam 1 bulan tanpa bunga, atau dengan fasilitas cicilan 2 dan 3 bulan tanpa

memerlukan kartu kredit. pengguna juga dapat mengajukan penambahan limit

sebanyak 1 kali untuk ShopeePayLater yang dimiliki.3

Sama seperti fitur PayLater di situs marketplace lainnya.

ShopeePayLater dapat digunakan untuk seluruh pembayaran di dalam

platform Shopee. Saat ini fitur ShopeePayLater tidak muncul disemua akun

pengguna Shopee, hanya akun pengguna tertentu yang dapat mengaktifkan

ShopeePayLater ini. Pengguna yang pada menu tab Saya (profil pengguna)

terdapat fitur ShopeePayLater berarti termasuk pengguna yang dapat

mengaktifkan layanan ShopeePayLater.

Pengajuan pinjaman di ShopeePayLater sangat mudah dan cepat, para

pengguna Shopee hanya perlu memiliki KTP yang selanjutnya digunakan

untuk registrasi pengajuan pinjaman, tanpa perlu melalui proses BI Checking,

survei kelayakan pemohon, ataupun penggunaan jaminan. Untuk

mengaktifkan fitur ini, pengguna bisa mengakses di aplikasi Shopee dan

membuka menu tab Saya > ShopeePayLater di aplikasi, kemudian

mengunggah foto diri beserta KTP. Dalam hitungan menit hasil verifikasi

akan keluar.

Apabila pengajuan pinjaman disetujui oleh Shopee, maka secara

otomatis pengguna mendapatkan limit pinjaman sebesar Rp 750.000 dan

memiliki kesempatan penambahan limit sebanyak 1 kali dimana nominal

tersebut hanya bisa digunakan untuk bertransaksi di Shopee, dengan batasan

3
ShopeePayLater, dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40).
46

tidak untuk membeli produk dari kategori “Voucher” dan Produk Digital.

Nominal limit ShopeePayLater tersebut otomatis akan tertera di saldo

ShopeePayLater yang dapat dibelanjakan di aplikasi Shopee, jadi uang

tersebut tidak dapat dicairkan.4

B. Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi Pengguna ShopeePayLater

Penerbitan fitur PayLater ini memang terasa masih baru dalam e-

commerce, apalagi ShopeePayLater ini baru digulirkan pada 6 Maret 2019.

Peminat dari fitur ShopeePayLater yang dipaparkan di data statistik Lentera

Dana Nusantara sampai bulan April 2020 total akumulasi pinjaman yang

telah disalurkan sebesar Rp 88,3 miliar. Peminjamnya mencapai 102.971

orang dengan 81.423 orang adalah peminjam aktif.5 Data tersebut juga akan

terus bertambah jika melihat banyaknya kemudahan yang ditawarkan.

Namun, untuk saat ini fitur ShopeePayLater tidak muncul disemua

akun pengguna Shopee, hanya akun pengguna tertentu yang dapat

mengaktifkan ShopeePayLater ini. Pengguna yang pada menu Saya (profil

pengguna) terdapat fitur ShopeePayLater berarti termasuk pengguna yang

dapat mengaktifkan fitur ShopeePayLater.

Pengakuan dari salah satu pengguna Shopee mengenai aktivasi fitur

ShopeePayLater bahwa tidak semua akun pengguna Shopee terdapat fitur

ShopeePayLater, hanya akun tertentu saja yang bisa mengaktifkan

4
Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22).
5
Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic
(diakses pada tanggal 9 April 2020, Jam 09:09).
47

ShopeePayLater.6 Hal tersebut dibenarkan oleh customer service Shopee

yang sempat dihubungi melalui fitur Chat Dengan Shopee karena masih

dalam tahap perkembangan jadi tidak semua pengguna Shopee dapat

menikmati fitur ShopeePayLater. Saat ini pengguna yang terpilih yang dapat

menggunakan fitur ShopeePayLater. Mengenai hal keputusan untuk

menentukan akun pengguna yang dapat menggunakan ShopeePayLater

adalah keputusan dari tim terkait. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk

kedepannya dapat digunakan untuk semua pengguna Shopee.7

Salah satu syarat aktivasi ShopeePayLater adalah pengguna diharuskan

WNI yang berusia minimal 17 tahun dan/atau memiliki KTP. Berikut

beberapa syarat dan ketentuan layanan bagi penerima pinjaman pada Bab

Penggunaan Layanan yang harus dipenuhi oleh pengguna ShopeePayLater,

antara lain:

1. Anda setuju bahwa Anda hanya akan menggunakan Layanan Kami

untuk tujuan mengajukan permohonan untuk mendapatkan Fasilitas

Pinjaman, menerima Fasilitas Pinjaman dari Pemberi Pinjaman

sebagaimana disetujui dalam perjanjian Pinjaman, dan tujuan lain yang

diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Dalam rangka penyediaan Layanan Kami, Anda mengakui dan

menyetujui bahwa Kami berperan sebagai perantara yang

mempertemukan Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman untuk

tujuan Pemberian Fasilitas Pinjaman.


6
Hesti Ratnasari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Februari 2020.
7
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
48

3. Untuk menggunakan Layanan Kami, Anda wajib melakukan

pendaftaran dalam Platform kami dan memberikan data pribadi sesuai

ketentuan yang disyaratkan dalam halaman pendaftaran.

4. Kami berhak untuk melaksanakan credit scoring, customer due

diligence atau tindakan lain untuk memeriksa kelayakan calon Penerima

Pinjaman untuk mendapatkan atau memenuhi kewajiban pelunasan

Pinjaman.

Selama proses tersebut berlangsung, Kami atau pihak ketiga yang

bekerja sama dengan Kami berhak untuk menghubungi Anda, lembaga,

perusahaan, atau individu terkait untuk mencari informasi, melakukan

verifikasi, dan mengkonfirmasi informasi terkait Anda. Anda dengan ini

memberikan persetujuan secara tidak dapat ditarik kembali untuk

memberikan izin kepada Kami untuk melakukan hal-hal tersebut.

kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, atau telah

menerima persetujuan tertulis sebelumnya dari Anda, Kami tidak akan

memberikan informasi atau dokumen yang diberikan oleh Anda kepada

pihak ketiga.

5. Anda hanya akan mendapatkan fasilitas Pinjaman setelah Kami

melaksanakan credit scoring, customer due diligence atau tindakan lain

yang diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 di atas.

Keputusan Kami sehubungan dengan credit scoring, customer due

diligence dan tindakan lain yang diperlukan merupakan kebijakan Kami

sendiri dan absolute dan bersifat final dan mengikat. Dalam hal Kami
49

berkeputusan untuk tidak memberikan Fasilitas Pinjaman kepada Anda,

Kami tidak memiliki kewajiban untuk memberikan detil atau alasan di

balik tindakan tersebut.

6. Nilai maksimal Fasilitas Pinjaman yang dapat diterima oleh setiap

Penerima Pinjaman dari satu atau lebih Pemberi Pinjaman adalah Rp

2.000.000.000. Anda dengan ini mengakui dan setuju bahwa penentuan

nilai Fasilitas Pinjaman yang akan diberikan kepada Anda adalah

kebijakan Kami sendiri dan bersifat absolute, serta bersifat final dan

mengikat.

7. Jumlah bunga sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman akan ditentukan

di dalam Perjanjian Pinjaman. Dalam Penerimaan setiap Fasilitas

Pinjaman, Anda akan dikenakan biaya penggunaan Layanan dan/atau

biaya-biaya lainnya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian

Pinjaman.

8. Dalam hal terdapat pembayaran untuk sebagian tagihan, jumlah tersebut

akan digunakan untuk membayar bunga terlebih dahulu. Biaya

keterlambatan tidak akan mempengaruhi batas Pinjaman Anda. Lebih

lanjut lagi dalam hal perhitungan dari biaya-biaya menghasilkan nilai

decimal, Kami akan membulatkan ke atas biaya tersebut.

9. Anda harus melakukan pembayaran kembali Fasilitas Pinjaman sesuai

dengan jadwal dan ke rekening yang dinyatakan dalam perjanjian

Pinjaman.
50

10. Kami menggunakan Escrow Account dalam rangka penyediaan

Layanan, termasuk Pemberian Fasilitas Pinjaman oleh Pemberi

Pinjaman kepada Anda, serta pelunasan Fasilitas Pinjaman oleh Anda

kepada Pemberi Pinjaman. Dana yang ditempatkan dalam Escrow

Account Kami tidak dianggap sebagai simpanan yang diselenggarakan

oleh Penyelenggara sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan di bidang perbankan.

11. Kami akan memberitahu Anda jika terdapat perubahan syarat dan

ketentuan, persyaratan-persyaratan atau biaya lain yang berlaku

terhadap Fasilitas Pinjaman atau Layanan. Kami juga akan memberikan

informasi kepada Anda terkait dengan Fasilitas Pinjaman melalui

Platform sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

12. Anda dengan ini memberikan kuasa yang tidak dapat ditarik kembali

kepada Penyelenggara dan/atau pihak lain yang bekerja sama dengan

Penyelenggara (dalam hal berlaku) untuk melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Mengumpulkan, memproses, menggunakan, meneruskan dan/atau

memberikan informasi, data dan/atau dokumen, yang Anda

sampaikan kepada Kami dan/atau pihak yang bekerja sama dengan

Kami (dalam hal berlaku), untuk diproses oleh Kami, termasuk

namun tidak tidak terbatas pada back-end system Kami, atau kepada

Pemberi Pinjaman dalam rangka menjalankan Layanan;


51

b) Menerima, meneruskan, menggunakan, memproses atau

menyampaikan semua informasi dari Pemberi Pinjaman dan

informasi relevan lainnya sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman

kepada Penerima Pinjaman; dan/atau

c) Melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka penggunaan

Layanan sesuai dengan Dokumen Layanan.8

Wawancara dengan salah satu pengguna lama yang menggunakan

ShopeePayLater, berpendapat bahwa jumlah limit pertama yang didapatkan

sebesar Rp 500.000, tetapi berbeda dengan temannya yang merupakan

pengguna baru mendapatkan limit pertama sebesar Rp 700.000.9

C. Mekanisme Transaksi Menggunakan ShopeePayLater

Setelah pengajuan fitur ShopeePayLater sudah dikonfirmasi, maka

pengguna dapat bertransaksi sesuai limit yang telah diberikan. Berikut adalah

syarat dan ketentuan berbelanja dengan ShopeePayLater, antara lain:

1. Telah berhasil mengaktifkan ShopeePayLater.

2. Dapat melakukan checkout sebanyak mungkin sesuai dengan limit

pinjaman yang dimiliki.

3. Tidak memilik keterlambatan pembayaran taghan untuk fitur

ShopeePayLater dan/atau ShopeePinjam.

8
Syarat dan Ketentuan ShopeePayLater, dalam Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi
Penerima Pinjaman, (diakses pada tanggal 15 Januari 2020, Jam 18.06 WIB).
9
Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020.
52

4. Tidak dapat menggunakan ShopeePayLater untuk membeli produk dari

kategori Voucher, Emas, Uang Elektronik, dan Zakat.10

Langkah-langkah transaksi menggunakan ShopeePayLater sebagai

berikut:11

1. Pilih ShopeePayLater sebagai metode pembayaran. Klik Konfirmasi.

Gambar 3.1

Tampilan Form Metode Pembayaran

10
Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat-ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22).
11
ShopeePayLater, Cara Membayar dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dengan-ShopeePayLater, (diakses
pada tanggal 13 Juli 2020, Jam 18.09).
53

2. Klik Buat Pesanan

Gambar 3.2

Tampilan Form Checkout

3. Masukkan PIN ShopeePay Anda

Gambar 3.3

Form Masukkan PIN ShopeePay

Catatan:

 Jika Anda sudah mengaktifkan ShopeePay, maka PIN

ShopeePayLater sesuai dengan PIN ShopeePay.


54

 Jika Anda belum mengaktifkan ShopeePay, Anda akan

mendapatkan kode verifikasi berupa kode OTP. Untuk keamanan

ShopeePayLater Anda, mohon tidak memberikan kode OTP kepada

siapapun termasuk ke tim Shopee.

4. Pembayaran akan secara otomatis terkonfirmasi & Penjual akan

mendapatkan notifikasi untuk mengirimkan pesanan Anda.

Gambar 3.4

Tampilan Pembayaran telah Disetujui

5. Bayar tagihan ShopeePayLater Anda paling lambat tanggal 5 atau 11

bulan berikutnya sesuai dengan tanggal jatuh tempo Anda.

Hasil wawancara dengan salah satu pengguna ShopeePayLater

mengenai mekanisme akad saat bertransaksi menggunakan ShopeePayLater.

ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan pembiayaannya yaitu

pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti dan cicilan selama 2, 3, dan 6


55

bulan. Dalam rincian akad ShopeePayLater juga tercantum tanggal jatuh

tempo pembayaran.12

Mengenai tidak adanya bunga pada awal-awal praktik fitur

ShopeePayLater ini pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya atau

pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti, bahkan disebutkan bahwa bunga

sebesar 0%. Menurut hasil wawancara dengan Customer Service yang

berhasil peneliti hubungi pertama kali juga menyatakan bahwa praktik

ShopeePayLater tidak menggunakan bunga.13

Hasil wawancara dengan Customer Service kedua yang berhasil

dihubungi di lain waktu mengatakan bahwa per tanggal 28 April 2020,

transaksi menggunakan ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-

kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang Bayar Nanti yang

diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan ciciclan yang diselesaikan dalam waktu

2, 3, dan 6 bulan.14

Mengenai adanya bunga dalam transaksi menggunakan

ShopeePayLater banyak pengguna yang tidak mengetahuinya. Wawancara

dengan pengguna ShopeePayLater mengatakan bahwa dalam transaksi

tersebut tidak terdapat bunga hanya saja terdapat tambahan harga sebagai

biaya transaksi sekitar 10%.15

12
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 7 Januari 2020.
13
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
14
Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020.
15
Dita Haryanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 15 Agustus 2020.
56

Menurut Rizki selaku pengguna ShopeePayLater untuk pembiayaan

Beli Sekarang Bayar Nanti dalam waktu 1 bulan terdapat bunga sebesar 0%

tetapi untuk cicilan 2, 3, dan 6 bulan dalam rincian pembayaran tagihan tidak

dicantumkan besaran bunga. Menurutnya adanya tambahan harga tersebut

merupakan biaya transaksi bukan merupakan bunga.16

Pengguna ShopeePayLater lain juga mengatakan bahwa di dalam

rincian pembayaran tagihan tidak terdapat besaran bunga. Tetapi tambahan

harga pada cicilan ShopeePayLater tentu saja merupakan bunga hanya saja

tidak dicantumkan dalam rincian pembayaran tagihan.17

D. Mekanisme Membayar Tagihan ShopeePayLater

Tagihan ShopeePayLater akan muncul pada tanggal 25 setiap bulannya

dengan catatan pesanan sudah Selesai. Pengguna dapat melakukan

pembayaran maksimal pada tanggal 5 di bulan berikutnya. Pengguna juga

dapat melakukan pembayaran ShopeePayLater sebelum jatuh tempo.18

Pengguna dapat membayar tagihan ShopeePayLater dengan mengikuti

langkah-langkah berikut:

16
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 24 Januari 2020.
17
Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020.
18
Bagaimana Cara Membayar Tagihan ShopeePayLater dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-tagihan-ShopeePayLater, (diakses
pada tanggal 13 Juli 2020, jam 17.48).
57

1. Klik tab Saya, lalu pilih ShopeePayLater

Gambar 3.5
Tampilan Tab Saya

2. Klik Bayar Sekarang

Gambar 3.6
Tampilan Menu ShopeePayLater
58

3. Klik tagihan yang perlu dibayar

4. Klik Bayar Sekarang

Gambar 3.7
Tampilan Jumlah yang Harus Dibayar

5. Pilih metode pembayaran ShopeePay, Virtual Account atau Indomaret

a. Jika memilih metode pembayaran ShopeePay atau Virtual Account,

maka tagihan akan otomatis lunas dalam waktu maksimal 10 menit

setelah pembayaran berhasil.

b. Jika tagihan dibayar dengan Indomaret, maka tagihan akan lunas

setelah pengguna selesai melakukan pembayaran di counter

Indomaret, Pastikan klik Bayar pada halaman utama

ShopeePayLater saat sudah berada di counter Indomaret untuk

membayar tagihan.
59

Pengguna dapat membayar tagihan ShopeePayLater sebelum tagihan

muncul tanggal 25 setiap bulannya dengan catatan status pesanan sudah

Selesai. Berikut langkah-langkah melunasi tagihan sebelum jatuh tempo.

1. Klik tab Saya, lalu pilih ShopeePayLater

2. Klik Tagihan Saya

Gambar 3.8
Tampilan Menu ShopeePayLater

3. Pilih tagihan yang akan dibayarkan

Gambar 3.9
Tampilan Tagihan Saya
60

4. Klik Lunasi Cicilan Sekarang, dengan catatan pengguna dapat

melunasi tagihan yang jatuh tempo bulan depan. Pengguna tidak dapat

langsung melunasi semuanya.

Gambar 3.10
Tampilan Cicilan yang Ingin Dilunasi

5. Pilh Metode Pembayaran melalui ShopeePay, Virtual Account (Transfer

Bank Dicek Otomatis).

6. Klik Konfirmasi.

Gambar 3.11
Tampilan menu Metode Pembayaran
61

Berdasarkan wawancara Customer Service yang sempat dihubungi

melalui fitur Chat Dengan Shopee mengenai sistem pembayaran tagihan

ShopeePayLater. Jadi apabila transaksi pada tanggal 1 dan pesanan selesai

atau pesanan diterima pada tanggal 10 maka tagihan akan tercermin pada

tanggal 25 dibulan yang sama. Sedangkan jatuh tempo akan jatuh pada

tanggal 5 dibulan berikutnya.19

Menurut Hasanah selaku ShopeePayLater setiap transaksi

menggunakan 3 (tiga) kali cicilan jika ditotal akan mengalami kerugian

sekitar Rp 7.000 sampai Rp 10.000. Menurutnya lebih baik menggunakan

ShopeePay atau metode pembayaran lain. Karena ShopeePayLater terdapat

tambahan biaya yang merugikan. Kalau kebutuhan tidak mendesak ia lebih

memilih menggunakan ShopeePay.20

E. Mekanisme Membayar Denda ShopeePayLater

Keterlambat pembayaran akan dikenakan denda 5% dati total tagihan.

Pengguna juga dapat membayar tagihan ShopeePayLater sebelum tagihan

muncul pada tanggal 25 atau 1 setiap bulannya sesuai dengan periode tagihan

dengan catatan status pesanan sudah selesai.21

19
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
20
Hasanah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 31 Mei 2020.
21
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
62

1. Klik tab saya, lalu klik ShopeePayLater, maka akan tercermin jumlah

tagihan yang perlu dibayarkan.

Gambar 3.12

Tampilan Menu ShopeePayLater

2. Klik Biaya Keterlambatan, maka akan tercermin berapa biaya

keterlambatan dan jumlah transaksi.

Gambar 3.13

Form Jumlah yang Harus Dibayar


63

Berdasarkan hasil wawancara dengan Rizki Tri selaku pengguna

ShopeePayLater. Rizki tidak mengetahui betul pasal pengenaan denda

keterlambatan tersebut. Sehingga mengenai besaran denda yang dikenakan

Rizki juga tidak mengetahui karena setiap ia mengalami keterlambatan

pembayaran tidak hanya 1 (satu) barang atau satu transaksi. Sehingga tagihan

dan denda sudah dijumlah.22

Hal tersebut diperjelas oleh Wulan selaku pengguna lama

ShopeePayLater mengatakan bahwa pengenaan denda tidak disebutkan dalam

akad maupun syarat dan ketentuan di awal pengajuan ShopeePayLater.

Ketika Wulan belum bisa membayar tagihan pada tanggal jatuh tempo, maka

pihak Shopee akan menghubunginya dan memberitahu untuk segera

membayar tagihan dan denda. Oleh karena itu, Wulan segera membayar

tagihan ShopeePayLater karena ditakutkan akan dikenakan biaya lebih

lanjut.23

Keterlambatan pembayaran dapat mengakibatkan:

1. Denda 5% dari total tagihan yang sedang berjalan

2. Memengaruhi limit ShopeePayLater

3. Pembekuan akun Shopee

4. Pembatasan penggunaan voucher Shopee

5. Tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) OJK, dan

22
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 24 Januari 2020.
23
Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020.
64

6. Penagihan lapangan (field collector).24

Jika sudah melakukan pembayaran tagihan ShopeePayLater, silakan

menunggu maksimal 1x24 jam agar limit ShopeePayLater kembali seperti

semula. Jika sudah lebih dari 1x24 jam limit belum berubah atau masih

ditagih pembayarannya, hubungi Customer Service Shopee agar bisa

dilakukan pengecekan lebih lanjut.

24
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
BAB IV

TUNJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI

MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER

A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Mekanisme Akad Jual Beli

Menggunakan ShopeePayLater

Akad merupakan perjanjian yang dilakukan oleh mukalaf dalam

berbagai hubungan kemanusiaan.1 Pengertian perjanjian dalam hukum

kontrak mengandung makna perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat

untuk menimbulkan akibat hukum.2

Transaksi menggunakan media elektronik dikategorikan sebagai

transaksi khinayah yang keabsahan dan kekuatan hukumnya sama dengan

transaksi yang dilakukan secara langsung (sarih). Transaksi e-commerce sah

hukumnya selama barang yang dijual belikan sesuai dengan rincian, gambar

dan ilustrasi yang dipajang di laman internet. Transaksi elektronik sebagai

suatu perbuatan hukum, maka yang menjadi acuan adalah niat dan tujuan

masing-masing pihak yang yang bertransaksi.

Transaksi menggunakan ShopeePayLater merupakan salah satu

kegiatan jual beli secara kredit atau cicil oleh pengguna Shopee dari berbagai

kalangan termasuk kalangan muslim. Di sini sama halnya pihak Shopee

memberikan pinjaman kepada pengguna Shopee untuk membayar belanjaan

1
Ridwan Nurdin, Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya) (Banda
Aceh: PeNA, 2014), 70.
2
Salim HS, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3 (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), 25.

65
66

yang dibeli pengguna di aplikasi Shopee. Kemudian pembayaran belanjaaan

tersebut akan dibayarkan kembali kepada Shopee.

Suatu akad menjadi sah apabila rukun dan syarat telah terpenuhi. Rukun

akad yang harus dipenuhi adalah ‘a>qidain (orang/pihak yang berakad),

ma’qu>d ‘alai>h (objek akad), maudu’ al-‘aqd (tujuan atau maksud pokok

mengadakan akad) dan si>ghat al-‘aqd (kesepakatan para pihak). Sedangkan

syarat jual beli kredit yang terpenting adalah jangka waktu atau temponya

telah ditentukan.

Transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater jika dianalisis

menggunakan hukum Islam, mengenai rukun-rukun akad, adalah sebagai

berikut:

1. ‘A>qidain (pihak yang berakad)

a. Jelas dalam aplikasi tersebut terdapat penjual dan pembeli.

b. Harus dewasa dan berakal

Penjual dan pembeli dalam aplikasi Shopee haruslah seseorang

yang sudah dewasa dan berakal. Dalam syarat aktivasi

ShopeePayLater adalah pengguna diharuskan WNI yang berusia

minimal 17 tahun dan/atau telah memiliki KTP saja, kemudian

hanya menunggu beberapa menit maka ShopeePayLater telah

berhasil diaktifkan.

c. Dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan (atas dasar suka

sama suka).
67

2. Ma’qu>d alai>h (objyek akad atau barang yang diperjualbelikan)

a. Barang yang menjadi objek akad dapat menerima akibat hukumnya.

b. Ada faedah, pembeli yang cerdas harusnya membeli barang sesuai

dengan kebutuhannya.

3. Maudu’ al-‘aqd (tujuan atau maksud pokok mengadakan akad)

Tujuan pokok jual beli menggunakan ShopeePayLater adalah

memindahkan barang dari penjual kepada pembeli yang kemudian

pembeli atau pengguna membayaranya secara mencicil kepada pihak

Shopee.

4. Si>ghat al-‘aqd (Ijab dan Qabul)

Dalam bab sebelumnya dijelaskan mengenai mekanisme transaksi

menggunakan ShopeePayLater. Ketika pembeli memilih barang maka

pembeli akan dituntun pada form metode pembayaran kemudian masuk

form checkout untuk melanjutkan membeli barang. Jika tidak maka

pembeli tidak perlu checkout barang tersebut.

Pengakuan dari salah satu pengguna Shopee mengenai ShopeePayLater

bahwa tidak semua pengguna Shopee terdapat fitur ShopeePayLater, hanya

akun tertentu saja yang dapat mengaktifkan ShopeePayLater.3

Jual beli menggunakan ShopeePayLater jika dianalisis mengenai syarat

jual beli kredit yaitu tempo atau jangka waktu yang harus diketahui oleh

kedua belah pihak. Karena ketidakjelasan waktu pembayaran akan

mengakibatkan perselisihan yang kemudian akan merusak jual beli. Dalam

3
Yaniska Happy Damayanti, Hasil Wawancara, 17 Februari 2020.
68

transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater tempo atau jangka waktu

pembayaran cicilan terdapat pada rincian waktu pembayaran. Sehingga jual

beli menggunakan ShopeePayLater sudah memenuhi rukun dan syarat akad

serta jual beli kredit.

Hasil wawancara dengan salah satu pengguna ShopeePayLater

mengenai mekanisme akad saat bertransaksi menggunakan ShopeePayLater.

ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan pembiayaannya yaitu

pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya dengan bunga 0% atau Beli

Sekarang Bayar Nanti dan cicilan selama 2, 3, dan 6 bulan. Dalam rincian

akad ShopeePayLater juga tercantum tanggal jatuh tempo pembayaran. 4

Mengenai tidak adanya bunga pada awal-awal praktik fitur

ShopeePayLater ini pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya atau

pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti, bahkan disebutkan bahwa bunga

sebesar 0%. Menurut hasil wawancara dengan Customer Service yang

berhasil peneliti hubungi pertama kali juga menyatakan bahwa praktik

ShopeePayLater tidak menggunakan bunga.5

Hasil wawancara dengan Customer Service kedua yang berhasil

dihubungi di lain waktu mengatakan bahwa per tanggal 28 April 2020,

transaksi menggunakan ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-

kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang Bayar Nanti yang

4
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 7 Januari 2020.
5
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
69

diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan ciciclan yang diselesaikan dalam waktu

2, 3, dan 6 bulan.6

Berdasarkan hal di atas jelas bahwa praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater terdapat dua versi, pertama transaksi yang bersih tanpa

adanya bunga dan kedua terdapat bunga sebesar 2.95%.

Informasi mengenai adanya bunga sebesar 2.95% tersebut tidak tertera

dengan jelas dalam syarat dan ketentuan pengajuan bagi pengguna

ShopeePayLater dan dalam rincian pembayaran. Dalam rincian pembayaran

besaran bunga tersebut disebutkan sebagai biaya transaksi.

Beberapa pengguna tidak mengetahui adanya bunga sebesar 2.95%

untuk cicilan 2 dan 3 bulan, sedangkan mereka hanya mengetahui bunga

sebesar 0% pada pembiayaan yang ditangguhkan pada bulan depan.7

Tambahan harga atau bunga tersebut langsung ditambahkan dalam total

tagihan. Bahkan para pengguna mengira tambahan pembayaran tersebut

bukan bunga melainkan untuk biaya transaksi.

Tambahan harga dalam bai’ at-taqsi>th tidak dikategorikan sebagai

praktik riba, melainkan sebagai pengganti untuk penjual yang telah

mengorbankan sejumlah uangnya berhenti pada seseorang untuk beberapa

waktu. Selama tidak ada unsur kecurangan maupun penipuan maka

penambahan harga dibolehkan.

Namun dalam mekanisme akad praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater terdapat unsur ketidakjelasan. Ketidakjelasan akad dalam


6
Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020.
7
Hasanah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 31 Mei 2020.
70

hukum Islam tidak diperbolehkan karena mengandung unsur gharar.

Ketidakjelasan syarat dan ketentuan pengajuan bagi pengguna

ShopeePayLater juga dapat menimbulkan kesalahpahaman dan mengandung

risiko atau bahaya kepada salah satu pihak karena hanya disebutkan terdapat

bunga tanpa disebutkan besaran bunganya.

Bunga dikategorikan sebagai riba dan riba dalam bentuk apapun adalah

haram. Syarat jual beli tidak diperbolehkan ada unsur yang dilarang oleh

syara’. Jual beli kredit juga mensyaratkan bahwa penjual berkewajiban

membatasi keuntungan atau laba sesuai kebiasaan yang berlaku dan tidak

mengeksploitasi keadaan pembeli yang sedang kesulitan dengan cara menjual

dengan laba berlipat.

Gambar 4.1
Rincian Transaksi
71

Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di atas dapat

disimpulkan bahwa secara garis besar akad dari praktik jual beli

menggunakan ShopeePayLater sudah memenuhi beberapa syarat dan rukun

akad jual beli dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu

kejelasan akad di mana tidak disebutkan besaran bunga, sehingga dapat

menimbulkan unsur penipuan (gharar). Jika suatu akad dalam jual beli tidak

terpenuhi syarat dan rukunnya, maka akad tersebut menjadi fasid dan tentu

saja akad tersebut batal.

Ketidakjelasan akad jual beli menggunakan ShopeePayLater tersebut

menyebabkan dua versi mekanisme akad, pertama untuk pembiayaan Beli

Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28 April 2020 tentu

diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per tanggal 28 April

2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan dalam

waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga apabila

ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.

B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pengenaan Denda Keterlambatan

Praktik Jual Beli Menggunakan ShopeePayLater

Jual beli secara kredit adalah pedagang menjual suatu barang yang jika

dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran harganya

sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai. Syarat jual beli kredit yaitu jangka

waktu atau tempo.

Dalam syarat penundaan pembayaran jual beli kredit penjual tidak

boleh menambah harga pembayaran atau keuntungan ketika pembeli


72

terlambat membayar tagihannya. Dalam Islam seorang pembeli yang

menunda pembayaran utang padahal ia mampu membayar, maka bisa

dikenakan denda. Apabila seorang pembeli menunda penyelesaian tersebut,

maka penjual dapat mengambil tindakan yaitu mengambil prosedur hukum

yang telah ditetapkan di awal.

Rasulullah Saw. pernah mengingatkan penghutang membayar tetapi

lalai dalam hadis berikut:

ِ ِ ِ ِ ُّ‫ي‬
‫ضهح يو حع حقوبيتيهح‬
‫َل الْ يواجد حُي ُّل ع ْر ي‬
Artinya: “Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutangnya

maka boleh dicemarkan reputasinya dan diberi sanksi

hukuman.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)8

ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan

pembiayaannya yaitu pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti dan cicilan

selama 2, 3, dan 6 bulan. Per tanggal 28 April 2020, transaksi menggunakan

ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-kecilnya 2.95% untuk semua

jenis pembiayaan ShopeePayLater. 9

Selain adanya bunga, fitur ShopeePayLater juga terdapat tambahan

biaya yaitu biaya penanganan sebesar 1% per transaksi dan adanya denda

keterlambatan sebesar 5% dari total tagihan. Sedangkan pengguna tidak dapat

langsung melunasi semua tagihannya. Oleh karena itu, jika pengguna

mengalami keterlambatan pembayaran, maka pihak Shopee akan

8
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, 507.
9
ShopeePayLater, dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40).
73

mengingatkan dengan mengirim pesan singkat atau menelepon para pengguna

untuk segera membayar tagihan.

Selain denda 5% apabila pengguna terlambat membayar tagihan, maka

dapat mengakibatkan pembekuan akun Shopee, pembatasan penggunaan

voucher Shopee, tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)

OJK, penagihan lapangan (field collector), dan pengguna tidak dapat

melakukan checkout dengan metode pembayaran ShopeePayLater sampai

tagihan tersebut lunas.10

Penyampaian besar denda pada syarat dan ketentuan layanan bagi

pengguna ShopeePayLater tidak disebutkan, namun ketika pengguna

mengalami keterlambatan pembayaran tagihan maka besaran denda tersebut

akan muncul dalam jumlah tagihan yang harus dibayarkan. Agar tidak terkena

denda pihak Shopee berharap pengguna ShopeePayLater bisa membayar

tepat waktu.

Pengenaan denda sebesar 5% dirasakan memberatkan pengguna, karena

informasi adanya denda keterlambatan tidak tertera dengan jelas pada rincian

pembayaran.

Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda tersebut

sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli. Karena,

informasi penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas dinyatakan


10
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
74

pada rincian pembayaran meskipun pihak Shopee memberikan kelonggaran

waktu pembayaran dan juga sudah memberikan peringatan untuk segera

membayar tagihan. Sehingga pengguna merasa dirugikan dan keberatan akan

besaran denda tersebut.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh penulis

terhadap praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme akad praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater secara

garis besar sudah memenuhi beberapa syarat dan rukun akad jual beli

dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu kejelasan

akad dimana tidak disebutkan besaran bunga, sehingga dapat

menimbulkan unsur penipuan (gharar). Jika suatu akad dalam jual beli

tidak terpenuhi syarat dan rukunnya, maka akad tersebut menjadi fasid

dan tentu saja akad tersebut batal.

Ketidakjelasan akad jual beli menggunakan ShopeePayLater tersebut

menyebabkan dua versi mekanisme akad, pertama untuk pembiayaan

Beli Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28 April 2020 tentu

diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per tanggal 28

April 2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan

dalam waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga

apabila ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.

2. Pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan

ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda

75
76

tersebut sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli.

Karena, informasi penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas

dinyatakan pada rincian pembayaran, meskipun pihak Shopee

memberikan kelonggaran waktu pembayaran dan juga sudah

memberikan peringatan untuk segera membayar tagihan. Sehingga

pengguna merasa dirugikan dan keberatan akan besaran denda tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik

Jual Beli Menggunakan ShopeePayLater, terdapat beberapa saran sebagai

berikut:

1. Pihak Shopee sebaiknya mencantumkan besaran bunga yang ada pada

rincian checkout atau rincian pembayaran tagihan agar tidak terjadi

kesalahpahaman dan tidak ada pihak yang dirugikan.

2. Pengguna Shopee, terutama muslim pengguna fitur ShopeePayLater

untuk memenuhi kebutuhannya agar lebih berhati-hati dalam

melakukan transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater.

3. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis

harapkan. Penelitian ini terbuka bagi para peneliti lain untuk dapat

meneliti lebih mendalam terhadap pembahasan ini.


DAFTAR PUSTAKA

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah:

Haryono. Moratorium (Inzhar Ad-Dain) Dalam Tinjauan Hukum Islam. Jurnal.


Ad-Deenar. Bogor: STAI Al Hidayah Bogor.

Referensi Buku:

Al-Asqalani, Al-Hafizh Ibnu Hajar. Bulughul Maram, Terj. Fahmi Aziz dan
Rohidin Wahid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2015.

Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.


Terj. Abu Umar Basyir. Jakarta: Darul Haq. 2004.

Anshori, Abdul Ghofur. Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2006.

Arikunto, Suharsimi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqih Muamalah (Sistem Transaksi Dalam


Fiqih Islam). Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2010.

Badriyah, Hurriyah. Rahasia Sukses Besar Bisnis Online Tanpa Modal. Jakarta:
Kunci Komunikasi. 2014.

Barkatullah, Abdul Halim dan Teguh Prasetyo. Bisnis E-Commerce. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. 2006.

Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam).


Yogyakarta: UII Press. 2004.

Dewi, Gemala. Hukum Perikatan Islam Di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.


2005.

Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.

Djuwaini, Dimyauddin. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


2008.

Hadi, Abu Sura’i Abdul. Ar-Riba Wal Qurudl. Surabaya: Al-Ikhlas. 1993.

Hidayat, Enang. Fiqih Jual Beli. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015.

HS, Salim. Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3.
Jakarta: Sinar Grafika. 2006.

77
78

Huda, Qomarul. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras. 2011.

Ibrahim. Metodologi Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2015.

Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Prenadamedia Group.


2013.

Mustofa, Imam. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. 2016.

Nawawi, Ismail. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia


Indonesia. 2012.

Novianti, Tri. Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta. 2018.

Nurdin, Ridwan. Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya).


Banda Aceh: PeNA. 2014.

Pelangi, Tim Laskar. Metodologi Fiqh Muamalah. Kediri: Lirboyo Press. 2013.

Purkon, Arip. Bisnis Online Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2014.

S., Burhanuddin. Hukum Bisnis Syariah. Yogyakarta: UII Press. 2011.

Sofyan. Metodologi Penelitian Hukum Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2009.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.

Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005.

Syafe’i, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.

Referensi Disertasi Tesis dan Skripsi:

Minurha, Diyah Ayu. Tinjauan Hukum Islam. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan
Ampel. 2018.

Monica, Marinda Agesthia. Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang


Elektronik Shopee Pay Later Pada E-Commerce. Skripsi. Surabaya: UIN
Sunan Ampel. 2020.

Najmi, Muflihatun. Akad Jual Beli Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI
No.110/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual Beli. Skripsi. Surakarta:
IAIN Surakarta. 2018.
79

Noviantri, Nurmia. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan
Perlindungan Konsumen di Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid
Jakarta. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2019.

Novitasari, Ninis. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Gerabah Secara
Kredit Di Toko Gerabah Supri Desa Simo Kecamatan Slahung
Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Ponorogo: IAIN Ponorogo. 2016.

Referensi Internet:

Bagaimana Cara Membayar Tagihan ShopeePayLater. dalam


https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-tagihan-
ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 13 Juli 2020, jam 17.48]

Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater. dalam


https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-
keterlambatan-ShopeePayLater, [diakses pada 25 September 2020,
Jam 22.15]

Cara Membayar dengan ShopeePayLater. dalam


https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dengan-
ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 13 Juli 2020, Jam 18.09]

Sejarah Shopee. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee_Indonesia, [diakses


pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.35]

Shopee. Dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee. [diakses pada tanggal 31


Mei 2020, Jam 11.28]

ShopeePayLater. Dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,


[diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40]

Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam


https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic, [diakses pada tanggal 9
April 2020, Jam 09:09]

Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater. Dalam


https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-
dengan-ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22]

Syarat dan Ketentuan ShopeePayLater. dalam Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi
Penerima Pinjaman, [diakses pada tanggal 15 Januari 2020, Jam
18.06]

Anda mungkin juga menyukai