Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan semakin
canggihnya teknologi telekomunikasi, pertukaran sapa, berkumpul, dan melakukan aktivitas lain di
dunia maya semakin dimungkinkan seolah-olah semua orang berada di ruangan yang sama.
Kehadiran teknologi sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kewajibannya. 1
Salah satu kelebihan Internet adalah dapat digunakan sebagai media transaksi. Pemasaran
online memiliki beberapa keunggulan yang besar dan keunggulan tersebut dianggap nyaman, cepat
dan mudah oleh masyarakat umum dan para pebisnis. Pertama, perusahaan besar dan kecil bisa
memberikan pendanaan. Kedua, belanja bisa dilakukan secara privat dan cepat. ketiga, tidak seperti
media cetak dan penyiaran, ruang iklan tidak ada batasannya. Namun, pemasaran online tidak cocok
untuk setiap perusahaan atau produk, jadi Anda perlu mempertimbangkan kapan dan bagaimana
anda melakukannya. Selain memaksimalkan keuntungan, jual beli online juga memungkinkan Anda
menghemat biaya dan waktu. Salah satu alasan utama mengapa sistem jual beli jenis ini digunakan
adalah karena mereka lebih efektif dan efisien daripada metode konvensional yang mengharuskan
penjual dan pembeli bertemu langsung di satu tempat. Akibatnya, banyak orang yang semakin
tertarik untuk melakukan perdagangan online.
Namun, transaksi yang mudah dapat membawa banyak risiko dan kerugian bagi pembeli.
Risiko dari jual beli online yang sering terjadi yakni maraknya penipuan. Menurut data laporan
kemkominfo, hingga Agustus 2021 terjadi 16.678 merupakan laporan penipuan transaksi online. 2
Ketika membahas jual beli online, ada beberapa istilah yang digunakan, seperti e-commerce dan
toko online. Kedua istilah ini sama-sama mengacu pada tempat Anda membeli dan menjual secara
online, namun memiliki arti yang berbeda. E-commerce adalah situs web perusahaan tempat produk
dijual secara langsung. Namun, ini berbeda dengan toko online seperti Tokopedia, yang hanya
memungkinkan pelanggan untuk membeli barang secara online. Jual beli online juga merupakan
penjualan barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya internet atau online. Contohnya
adalah tokopedia.com, yang menjual barang dan jasa secara online. Namun, dalam perekonomian
syariah, bisnis online terbagi menjadi Halal dan Haram. Yang pertama adalah bisnis yang berbasis
muamara. Transaksi online diperbolehkan kecuali transaksi tersebut menyangkut barang yang
dilarang.3
Tokopedia.com merupaka e-commerce yang sangat populer pada saat ini. Tokopedia adalah
pasar yang memungkinkan penjual membuka toko secara gratis. Mereka yang ingin menjual produk
dapat membuat toko online di Tokopedia, yang mempermudah proses pemasaran produk karena
Tokopedia telah menjadi terkenal di seluruh Indonesia. Dengan jangkaun pasar yang lebih luas,
barang yang dijual semakin laris manis.

1
Imam Mustafa, ‘Transaksi Elektronik E-Commerce Dalam Perspektif Fikih’, Hukum Islam, 10 (2012), 157.
2
Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, ‘Waspada Jerat Penipuan Online, Kominfo Tunjukkan 5 Modus’, 2021
<Siaran Pers No. 293/HM/KOMINFO/08%3E>.
3
Dwi Hadya Jayani, ‘Tokopedia, E-Commerce Dengan Nilai Transaksi Terbesar’, Tokopedia.Com, 2019.
Tokopedia muncul pada 17 Agustus 2009 mereka meluncurkan Tokopedia dengan misi
pemerataan ekonomi secara digital. Pendiri Tokopedia saat ini adalah William Tanuwijaya dan
Leontinus Alpha Edision, menghadapi pengalaman hidup yang serupa. Mereka berpikir, untuk
menghentikan permasalahan ini, mereka harus melakukan sesuatu untuk memperpendek jurang
pemisah antara kota besar dan kota kecil. Pendiri William Tanuwijaya ingin membangun perusahaan
yang usianya melebihi pendirinya kini, tongkat kepemimpinan itu telah diserahkan kepada Melissa
Siska Juminto, yang memulai karirnya sebagai seorang akuntan di Tokopedia dan kini memimpin
perusahaan sebagai President of E-Commerce Tokopedia.
Tokopedia, platform e-commerce milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), bertujuan
untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan berinvestasi secara selektif di sektor-sektor
yang menguntungkan dan fokus pada promosi program hiperlokal. Hyperlocal adalah strategi
pemasaran yang menargetkan komunitas tertentu dan berfokus untuk menarik perhatian penduduk
komunitas tersebut. Direktur Corporate Affairs Tokopedia Nuraini Razak mengatakan perusahaan
fokus mengembangkan bisnis dan produk inti untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Salah
satu kemungkinannya adalah inisiatif Hyperlocal Tokopedia yang menggunakan teknologi
geotagging. Hal ini akan mendekatkan pembeli dan penjual di seluruh Indonesia. Sebelumnya,
Tokopedia bekerja sama dengan Institute for Economic and Financial Development (INDEF)
melaporkan rata-rata indeks penjualan kota hiperlokal Tokopedia meningkat sebesar 147% pada
tahun 2020 hingga 2023 dibandingkan tahun 2017 hingga 2019.4
Transaksi penjualan online hanya berdasarkan pada deskriptif yang disediakan oleh penjual
yang dianggap sah, namun jika deskriptif barang tidak sesuai maka pembeli hak khiyar yang
memperbolehkan pembeli untuk meneruskan pembelian atau membatalkannya. Dengan adanya jual
beli online, pembeli dapat membeli barang di negara lain secara online tanpa harus mendatangi toko
untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Jika mereka cukup terkoneksi dengan internet, mereka
dapat memilih barang dan melakukan pemesanan barang, sehingga sebelum memulai, kita dapat
membandingkan semua produk dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan.5
Aktivitas jual beli media sosial online ini melibatkan jual beli berbagai jenis barang dan produk
seperti tas, buku, pakaian, elektronik, sepatu, dan lainnya. Bentuk pemasaran ini bisa dilakukan
dengan mengunggah foto produk atau produk Anda untuk memamerkan produk Anda. Misalnya
saat jual beli online di Tokopedia masih terjadi error sebagai berikut: Jika barang yang dipesan
pembeli kosong, tidak ada konfirmasi langsung dari pembeli, dan pembeli langsung mengganti
warna atau mengganti barang yang tidak diinginkan pembeli, barang yang dipesan tidak sesuai
dengan foto.
Kejujuran sangat penting bagi pembeli dan konsumen. Nilai kejujuran dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad SAW beliau adalah seorang pedagang yang terkenal dengan kejujurannya sebagaimana
firman Allah SWT dalam AL-Qur’an surah AL-Baqarah Ayat-275 yang berisi tentang anjuran jual
beli:

4
Crysania Suhartanto, ‘Bidik Tumbuh Berkelanjutan, Tokopedia (GOTO) Investasi Di Bisnis Potensial’, 2023.
5
Tira Nur Fitria, ‘Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara’, Ilmu Ekonomi, 3
(2017).
…‫الِّر ٰبوا‬ ‫ّٰل ۡل‬
‫…وََاَح َّل ال ُه ا َبۡي َع َو َح َّر َم‬
Terjemahannya:
“…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengaharamkan riba…”6
Maksud ayat di atas merupakan ayat mendukung aktifitas manusia dalam melakukan
perdagangan dan juga tetap membawa dampak kebaikan (maslahah) bagi semua pihak.
Maslahah atau kebaikan dapat terbentuk dari muqashid syariah. Dalam menjaga muqashid
syariah dan memenuhi maslahah saat berdagang, maka perdagangan tersebut harus sesuai
dengan aturan-aturan Islam, seperti yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pandangan para ulama tentang riba, hukum riba adalah haram. Pendapat para ulama tentang
Illat Riba, ulama sepakat menetapkan riba fadhl pada tujuh barang. Seperti terdapat para nash, yaitu
emas, perak, gandum, syair, kurma, garam, amggur kering. Pada benda-benda ini, adanya tambahan
pada pertukaran sejenis adalah diharamkan.
Di saat seperti ini, penting untuk selalu menjalankan bisnis sesuai prinsip bisnis yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW. Selain itu, pada saat seperti ini, banyak orang hanya memikirkan diri mereka
sendiri tanpa mempertimbangkan sisi negatifnya, sehingga dapat mengarah pada perdagangan
spekulatif. Jual beli dapat digolongkan spekulatif jika dilakukan tanpa kepastian penerimaan barang,
tidak jelas, atau curang dan mengakibatkan kerugian.7
Prinsip-prinsip perdagangan yang terkandung di dalam Al-Qur’an antara lain:8
1. Setiap perdagangan di antara kedua belah pihak harus didasari sikap ridha sehingga kedua belah
pihak tidak merasa terdzolimi
2. Menegakan prinsip keadilan, baik dalam pembagian keuntungan, timbangan ukuran mata uang
3. Prinsip larangan riba (interest free)
4. Dalam kegiatan perdangan tidak diperkenankan melakukan investasi pada usaha yang dilarang
agama atau diharamkan, seperti usaha-usaha yang merusak mental antara lain narkoba,
pornografi dan lain-lain. Serta komoditas perdagangan haruslah produk yang halal dan juga
tayyib, baik itu barang atau jasa
5. Perdagangan terbebas dari praktik gharar, spekkulasi, tadlls, dan masysir dalam hal kegiatan
perdagangan, apabila terdapat utang-piutang atau lainnya, hendaklah dilakukan pencatatan yang
baik (akuntansi).
Ada banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang menganjurkan untuk memanfaatkan kekayaan alam
dan menganjurkan usaha kerja mandiri. Namun, tindakan bisnis dilarang karena etika Islam agar
tidak terjerumus ke dalam larangan. Meski banyak usaha yang dilegalkan oleh masyarakat, namun
lokasinya berada di wilayah yang dilarang Islam. Oleh karena itu, perusahaan Islam yang beretika
dihadapkan pada tantangan untuk mencari inovasi dalam bentuk bisnis Al-Quran dan Hadits serta
mencari solusi untuk pengembangan bisnis yang lebih cepat. Pekerjaan seperti itu memerlukan
berbagai teknik pengembangan etika.9

6
Qur’an Kemenag, ‘Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an’, Bayt Al-Qur’an Dan Museum Istiqlal, 2022.
7
Farid, Kewirausahaan Syariah (Depok: Kencana, 2017), p. 19.
8
Veithzal Rivai, Islamic Marketing (Membangun Dan Mengembangkan Bisnis Dengan Praktik Marketing Rasulullah SAW)
(Jakarta: Gramedia, 2012), p. 100.
9
Bambang Subandi, Etika Bisnis Islam (UIN Sunan Ampel, 2014), p. 56.
Ada lima cara untuk menjaga kepercayaan. Pertama, menjaga kualitas barang, kualitas pelayan,
segmentasi pasar, kepemimpinan, dan nilai organisasi.
Di masyarakat Desa Molompar Kecamatan Belang, sering terjadi penipuan di toko online,
terutama antara penjual dan pembeli. Review pelanggan yang kecewa dengan produk yang diterima
menunjukkan penipuan ini tidak sesuai. Toko secara online penulis ingin menyelidiki tingkat
penipuan dalam transaksi jual beli online dalam hal ini. Desa Molompar adalah komunitas Muslim,
dan setengah dari pengguna Tokopedia di sana adalah Muslim.
Bagaimana pelaku jual beli online Tokopedia.com menerapkan etika bisnis Islam dalam
transaksi mereka.
Dengan jangkaun pasar yang lebih luas, barang yang dijual semakin laris manis. Oleh karena
itu, etika didefinisikan sebagai suatu standar, atau standar perilaku, yang memimpin seseorang.
Etika adalah penelitian tentang tindakan dan pilihan moral seseorang. 10 Dengan kata lain,
pengetahuan tentang etika bisnis harus dimiliki oleh setiap orang yang melakukan bisnis, baik itu
pedagang maupun pembisnis. Oleh karena itu, penelitian diperlukan untuk menganalisis jual beli
yang sesuai dengan syariat Islam dan menerapkan etika bisnis yang diajarkan Nabi Muhammad.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian ilmiah yang
diberi judul “ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL
BELI ONLINE DI TOKOPEDIA”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah berikut dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang masalah yang


diberikan:

1. Pembeli harus menghadapi banyak risiko dan kerugian selama transaksi ini, terutama resiko
yang sering terjadi dalam jual beli online, yaitu maraknya penipuan
2. Karena banyak bisnis yang dilegalkan oleh masyarakat tetapi berada di wilayah yang
dilarang oleh Islam, etika Islam membatasi operasi bisnis agar tidak terjerumus dalam hal-
hal yang diharamkan.
C. Batasan Masalah
Peneliti menetapkan batasan pada subjek penelitian. Ini dimaksudkan untuk mencegah peneliti
mengeksplorasi masalah lain. Sebaliknya, mereka diharapkan untuk tetap fokus pada analisis
masalah yang mereka angkat. Penelitian ini akan melihat bagaimana etika bisnis Islam diterapkan
pada transaksi jual beli online di Tokopedia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang
hendak diteliti:
Bagaimana penerapan transaksi jual beli online di tokopedia berdasarkan etika bisnis Islam?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan focus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai,
yaitu:

10
Buchori Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam (Bandung: Alfabeta, 2013)., h.53
Untuk mengetahui penerapan transaksi jual beli online di Tokopedia berdasarkan etika bisnis Islam
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pembaca terutama tentang
penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online. Penelitian ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman pembaca tentang disiplin ilmu dan teknologi, khususnya teori
ekonomi Islam, mengenai penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online.
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini akan memberikan informasi dan gambaran kepada pihak-
pihak yang terkait, seperti pembeli:
a) Memberikan informasi tentang cara menghindari penipuan saat melakukan transaksi online
b) Menjelaskan dan menjelaskan dampak dari bertransaksi online di tokopedia
c) Menambah pengetahuan tentang transaksi, etika bisnis Islam, dan jual beli di tokopedia.
G. Definisi Operasional
Menghindari kesalah fahaman dalam mengartikan, penulis menjelaskan arti kata penting dari
dalam judul.
1. Etika bisnis Islam
Etika bisnis Islam terdiri dari kumpulan perilaku bisnis etis yang dikenal sebagai "akhlaq al
islamayah", yang didasarkan pada batasan syariah dan mengutamakan Halal dan Haram.
Perilaku etis ini dimaksudkan untuk menaati perintah Allah dan menghindari larangan Allah.
Banyak kitab Islam membahas etika bisnis. Al-Quran dan Sunnatullahsul adalah sumber
informasi utama. Kesuksesan masa depan perusahaan bergantung pada kepercayaan, keadilan,
dan integritas.11
2. Jual beli online
Jual beli online mengacu pada jual beli di tingkat nasional, regional, kontinental, dan global
melalui Internet. Baik penjual maupun pembeli menikmati proses transaksi yang lebih mudah
berkat efisiensi teknik ini dalam skala besar melalui jaringan Internet. Tidak ada pertemuan
langsung antara penjual dan pembeli, dan pembayaran dilakukan melalui pihak ketiga. Jual beli
online terus berkembang pesat di seluruh dunia dan semakin populer sebagai sistem
perdagangan dan jenis perdagangan, meskipun pada awalnya tampak tidak jelas. Barang yang
dijual akan lebih beragam.12
3. Tokopedia
PT Tokopedia adalah perusahaan perdagangan elektronik dengan toko online. Tokopedia telah
menjadi nama besar di Indonesia dan Asia Tenggara sejak didirikan pada tahun 2009.
Tokopedia telah berkembang menjadi salah satu pasar yang paling banyak dikunjungi oleh
konsumen Indonesia hingga saat ini. Selain itu, Tokopedia membantu bisnis individu dan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM).13
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
11
Rizky Annisa, ‘Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Perbankan Syariah’, Portal Jurnal UIA, 2019.
12
Novi Eka Ariyani, Membincang Jual Beli Online (Fakultas Syariah IAIN Surakarta, 2022).
13
Ayu Rifka Sitoresmi, Profil Tokopedia Dan Perjalanan Bisnisnya, Perusahaan Perdagangan Elektronik Di Indonesia,
2023.
Peneliti mengumpulkan informasi dari peneliti lain dalam penelitian ini sebagai bahan untuk
perbandingan. Selain itu, peneliti juga mencari informasi dari skripsi dan buku-buku sebelumnya
tentang teori yang relevan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah. Penulis
melakukan rujukan terhadap berbagai judul skripsi dan penelitian yang berkaitan dengan topik
penelitian ini.
1. Waisa Ilhami menulis "Tinjauan hukum ekenomi syariah terhadap praktik jual beli sistem
dropshipping" (2021). Dalam skripsinya, metode deskriptif kualitatif digunakan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari hukum ekonomi syariah yang berkaitan dengan praktik
jual beli sistem dropshipping. Jumlah kejadian fiktif yang terjadi saat jual beli terus meningkat
ketika metode jual beli berubah. Jual beli adalah suatu kontrak antara dua orang yang
mempertukarkan barang berharga atau barang lain secara sukarela, dengan satu pihak menerima
barang tersebut dan pihak yang lain menerimanya menurut syarat atau perjanjian yang disetujui
dan disepakati oleh hukum.
Penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama membahas praktek jual beli. Yang membedakan
keduanya adalah lokasi dan metode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jual beli
adalah tindakan manusia yang berkembang seiring berjalannya waktu.14
2. Skripsi yang ditulis oleh Inggita Drawina pada tahun 2018 berjudul "Praktek jual beli online di
Tokopedia.com Ditinjau dari prinsip dasar Fiqh Muamalah". Metode deskriptif kualitatif
digunakan dalam penelitian ini. Studi ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana praktik jual
beli di Tokopedia.com berhubungan dengan prinsip dasar Fiqih Muammara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada tiga pihak yang terlibat dalam aktivitas jual beli di situs web
Tokopedia.com. Tokopedia berfungsi sebagai perantara yang sangat penting dalam proses jual
beli antara penjual dan pembeli, bukan hanya mengelola transaksi tetapi juga menangani
masalah atau perselisihan antara keduanya. Jual beli di Tokopedia.com termasuk dalam kategori
muamalah, sehingga umumnya diizinkan, kecuali ada bukti yang melarang. Kehadirannya juga
menguntungkan bagi
masyarakat adalah kemudahan dan efektivitas waktu. Namun, beberapa penjualan gagal karena
beberapa penjual melakukan gharar dan najasy, yang dilarang oleh fiqih muamalah.
Penelitian ini dan penelitian penulis berbeda karena keduanya berfokus pada lokasi. Sementara
itu, penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama membahas praktik jual beli di
Tokopedia.com.15
3. Mutmainnah (2019) melakukan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif tentang
“penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli pada pedagang di pasar tradisional”.
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara etika bisnis Islam diterapkan dalam transaksi
jual beli dengan pedagang di pasar tradisional. Hasilnya menunjukkan bahwa etika bisnis Islam
dapat didefinisikan sebagai sekumpulan bentuk kegiatan bisnis Islam yang tidak terbatas pada
tingkat kepemilikan aset (barang atau jasa). Ada kemungkinan bahwa ada. Meskipun
keuntungan dapat diperoleh, hukum halal dan haram membatasi cara aset dapat diperoleh dan

14
Waisa Ilhami, Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Jual Beli Sistem Dropshipping (Skripsi, 2021).
15
Inggita Drawina, Praktek Jual Beli Online Pada Situs Tokopedia.Com Ditinjau Dari Prinsip Dasar Fiqh Muamalah
(Skripsi, 2018).
digunakan (Ahmad, 2003: 38). Etika mengacu pada kebiasaan hidup yang baik untuk semua
orang, masyarakat, dan kelompok. Ini adalah sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi
atau dari orang ke orang (Arijianto, 2011: 4). Etika adalah penelitian menyeluruh tentang sifat,
nilai, kebenaran, dan kesalahan.
Penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama membahas penerapan etika bisnia Islam dalam
transaksi jual beli online. Yang membedakan keduanya adalah lokasi penelitiannya. 16
4. Skripsi yang ditulis oleh Duratun Nafis pada tahun 2019 berjudul "Implementasi Etika Bisnis
Islam dalam Usaha Rumah Makan" adalah penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Islam dapat
diterapkan pada industri katering. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
industri katering juga termasuk dalam kategori ini. Perusahaan jasa makanan harus berhati-hati
untuk tidak mengambil keuntungan semata-mata karena persaingan yang semakin ketat, jumlah
perusahaan yang semakin banyak, dan kebutuhan masyarakat akan makanan yang cepat. Ada
kemampuan untuk bertindak. Mencari keberkahan adalah tujuan bisnis dalam Islam. Menurut
Amalia (2014), etika bisnis Islam harus diterapkan pada seluruh aspek ekonomi, termasuk
kinerja jasa dan produksi. Salah satu contohnya adalah Restoran Wong Solo, yang menerapkan
etika bisnis Islam.
Penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama membahas etika bisnia Islam. Yang
membedakan keduanya adalah lokasi dan metode penelitian yang digunakan. 17
5. Irfan Alfarizi melakukan penelitian pada tahun 2019 dengan judul "Trend jual beli online
melalui situs resmi menurut tinjauan etika bisnis Islam". Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tren dalam jual beli
online melalui tinjauan etika bisnis Islam di website resmi. Studi menunjukkan bahwa penjual
yang menjalankan bisnis jual beli online menurut etika bisnis Islam seringkali tidak menyadari
adanya pertentangan antara perkataan dan perbuatannya. Mereka diharapkan menepati janjinya,
tepat waktu, mengakui dan meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka, dan tidak
berbuat curang atau berbohong. Tenaga penjualan harus dipercaya untuk menunjukkan
integritas, kejujuran, dan pelayanan terbaik dalam segala hal yang mereka lakukan, terutama
dalam hal pelayanan masyarakat. Pelaku ekonomi mempunyai tanggung jawab untuk
memenuhi kewajibannya berdasarkan sifat kepercayaan.
Proses transaksi dan media yang digunakan untuk melakukannya adalah hal yang membedakan
bisnis online dengan bisnis offline. Proses transaksi sangat penting bagi suatu bisnis. Variabel
yang berkaitan dengan jual beli online berdasarkan tinjauan etika bisnis Islam adalah sama
dalam penelitian ini dan penelitian penulis. Tempat penelitian menentukan perbedaan. 18

BAB II
KAJIAN TEORI

16
Mutmainnah, Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Pada Pedagang Dipasar Tradisional (Skripsi,
2019).
17
Duratun Nafis, Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Usaha Rumah Makan (Skripsi, 2019).
18
Irfani Alfarizi, Trend Jual Beli Online Melalui Situs Resmi Menurut Tinjauan Etika Bisnis Islam (Skripsi, 2019).
A. Etika Bisnis
1. Pengertian Etika Bisnis
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos (tunggal) dan mengacu pada kebiasaan,
perasaan batin, disposisi pikiran untuk bertindak, karakter, sikap, dan cara berpikir. Etika dan
moralitas mempunyai arti yang sama, namun dalam pemakaian sehari-hari moralitas digunakan
untuk tindakan yang dievaluasi dan dipertimbangkan, sedangkan etika digunakan untuk
mengkaji nilai-nilai yang ada pada suatu kelompok atau masyarakat tertentu.Ada sedikit
perbedaan.19
Bisnis yang baik adalah bisnis yang bermoral, sehingga manajemennya tidak hanya
didasarkan pada kepentingan individu yang bekerja di dalamnya. Pengusaha tidak hanya
memiliki kepentingan dan kesejahteraan pribadi, tetapi mereka juga memiliki kewajiban dan
misi untuk membantu orang-orang di sekitar mereka, yang secara tidak langsung berkontribusi
pada keberadaan perusahaan. Meskipun bisnis tidak melarang mengejar keuntungan besar, ada
baiknya menerapkan etika bisnis. Ketika suatu perusahaan menghasilkan lebih banyak uang,
semakin besar tanggung jawab moral dan sosialnya, terutama terhadap masyarakat.
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis dapat dijalankan pada tiga taraf yaitu
taraf makro, meso dan mikro. Pada taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral
dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan atau pada skala besar. Pada taraf meso (madya atau
menengah), etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang organisasi. Pada taraf
mikro, yang di fokuskan ialah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis.20
Etika bisnis juga dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara terbaik dalam
menjalankan suatu perusahaan, dengan memperhatikan norma dan moral ekonomi dan sosial
yang berlaku. Semua perusahaan harus mematuhi dan menerapkan aturan etika yang berlaku.
Prinsip etika yang harus selalu dipatuhi antara lain kejujuran, dedikasi, integritas, dan loyalitas.
Dalam mencapai apa yang telah direncanakannya, seringkali perusahaan mengabaikan
nilai-nilai etika bisnis. Permasalahan yang dihadapi pada dunia bisnis dapat berasal dari faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari dalam perusahaan seperti konflik antar
karyawan, dan eksternal seperti adanya kegiatan perusahaan yang dapat merugikan masyarakat
sekitar. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan begitu saja tidak segera ditangani, maka
perusahaan akan terkena dampak dari permasalahan tersebut. Di Indonesia, masih banyak
pelaku bisnis yang bersikap apatis terhadap etika bisnis.
2. Etika Bisnis dari Berbagai Perspektif
a. Perspektif Ajaran Islam
Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia
bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas, ada beberapa hal yang dapat
dikemukakakn sebagai tujuan umum dari studi etika bisnis, sebagai berikut:21
1) Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis

19
Erni Ernawan, Business Ethics (Bandung: Alfabeta, 2011), p. 9.
20
Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2013)., h.33
21
Erni Ernawan, Business Ethics, 2011, p. 113.
2) Memperkenalkan argumentasi-argumentasi moral dibidang ekonomi dan bisnis serta
cara penyusunanya
3) Membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam menjalankan profesi.
Oleh karena itu, ketiga tujuan penelitian etika bisnis adalah untuk memberi
pemangku kepentingan kesempatan untuk bekerja secara profesional untuk mencapai
tingkat efisiensi dan produktivitas terbaik. Ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada
orang lain berarti berbuat baik juga kepada orang lain. Jika Anda menyebarkan benih
kejahatan kepada orang lain, benih itu akhirnya akan menjadi jahat. Apabila suatu
perusahaan memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat setempat, maka masyarakat
setempat akan lebih mendukung kehadiran perusahaan tersebut. Demikian pula,
perusahaan juga dapat dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Ketika pelaku dihadapkan pada situasi yang memiliki aspek moral, teori etika
membantu mereka membuat keputusan bisnis yang etis. Etika bisnis dapat menghasilkan
keterampilan atau kemampuan seperti keterampilan analitis, atau kemampuan untuk
memahami bagaimana prinsip moral berhubungan dengan tindakan, dan keterampilan
positif, atau kemampuan untuk memprediksi reaksi orang lain berdasarkan apa yang
anda ketahui tentang mereka. mengantisipasi pertimbangan moral, mengantisipasi
bagaimana orang lain akan melihat tindakan kita, dan keterampilan preskriptif
(normatif), yaitu memberikan arahan untuk kebijakan dan pengambilan keputusan
bisnis, serta untuk setiap keputusan yang kita ambil sebagai pengusaha dan
manajer.kemampuan untuk memahami dan menerapkan prinsip moral.
Etika bisnis merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitas bisnis
yang professional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Syahata, bahwa etika bisnis
mempunyai fungsi subtansial membekali para pelaku bisnis beberapa hal sebagai
berikut:22
a) Membangun kode etik Islami yang mengatur, mengembangkan, dan menancapkan
metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik ini juga menjadi symbol
arahan agar melindungi pelaku bisnis dari risiko.
b) Kode etik Islam dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggung jawab pelaku
bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat, dan di
atas segalanya adalah tanggung jawab di hadapan Allah.
c) Kode etik di persepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan persoalan
yang muncul, dari pada harus di serahkan kepada pihak peradilan
d) Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang terjadi
antara sesame pelaku bisnis, antara pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja
e) Kode etik dapat membantu mengembangkan kurikulum pendidikan, pelatihan dan
seminar yang diperuntukkan bagi pelaku bisnis yang menggabungkan niali-nilai, moral
dan perilaku baik dengan prinsip-prinsip bisnis kontemporer.

22
Erni Ernawan, Business Ethics, 2011, p. 115.
f) Kode etik ini dapat mempresentasikan bentuk aturan Islam yang konkret dan bersifat
kultural sehingga dapat mendeskripsikan comprehensiveness (universalitas) dan
orisinalitas ajaran Islam yang dapat diterapkan di setiap zaman dan tempat, tanpa harus
bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.
b. Perspektif Ajaran Barat (non Islam)
1) Teori keadilan distribusi
Inti dari teori ini bahwa “perbuatan disebut etis bila menjunjung keadilan distribusi barang
dan jasa” yang berdasarkan pada konsep fairness. Disini, suatu perbuatan adalah etikal
bila berakibat pemerataan/kesamaan kesejahteraan dan beban sehingga konsep ini
berfokus pada metode distribusinya. Distribusi sesuai bagian, kebutuhan, usaha,
sumbangan sosial, dan sesuai jasa dengan ukuran hasil yang dapat meningkatkan
kerjasama dalam/antara anggota masyarakat.
2) Teori utilitarianism
Teori etika yang paling mewakili pendekatan teology disebut utilitarianism. Teori ini
mengarahkan dalam pengambilan keputusan etika dalam pertimbangan manfaat terbesar
bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya (the greatest good for the greatest number).
Artinya, bahwa hal yang benar di definisikan sebagai hal yang memaksimalkan apa yang
baik atau meminimalisir apa yang berbahaya bagi kebanyakan orang.
3) Teori deontologi
Deontologi berasal dari kata Deon yang berarti tugas atau kewajiban. Apabila sesuatu
dilakukan berdasrkan kewajiban, maka ia melepaskan sama sekali moralitas dari
konsekuensi perbuatannya. Jadi, keputusan menjadi baik karena memang sesuai dengan
kewajiaban, dan dianggap buruk karena memang dialarang. Prinsip dasar teori ini adalah
tugas (duty) individu untuk kesejahteraan sesame dan kemanusiaan.
4) Teori keutamaan
Dasar-dasar teori keutamaan bukanlah “aturan atau prinsip yang secara universal benar
atau diterima”, namun “apa yang paling baik bagi manusia semata, namun seluruh
manusia sebagai pelaku moral. Memandang sikap dan akhlak seseorang: adil, jujur, murah
hati, dan lain-lain sebagai keseluruhan
5) Teori hukum abadi (Eternal Law)
Dasar dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis harus didasarkan ajaran kitab suci dan
alam, namun permasalahan meninggalkan keduniawian dengan meditasi (kegiatan
spiritual saja) untuk menjadi orang sempurna.
6) Teori personal libertarianism
Dikembangkan oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etikal diukur bukan dengan
keadilan distribusi kekayaan namun dengan keadilan/kesamaan kesempatan bagi semua
terhadap pilihan-pilihan yang ada (diketahui) untuk kemakmuran mereka. Teori ini
dipercaya bahwa moralitas akan tumbuh subur dari maksimalisasi kebebasan individu.
7) Teori ethical egoism
Dalam teori ini maksimalkan kepentingan individu dilakukan sesuai dengan keinginan
individu yang bersangkutan.
Etika mencakup pengetahuan tentang moralitas dan moralitas yang harus dihormati dan
diterapkan:23
a) Kejujuran (honestry): mengatakan dan berbuat yang benar, menjunjung tinggi
kebenaran.
b) Ketatapan (Realiability): janjinya selalu tepat, tepat menurut isi janji (ikrar), waktu,
tempat, dan syarat.
c) Loyalitas: setia kepada janjinya sendiri, setia kepada siapa saja yang dijanjikan
kesetiaannya, setia kepada organisasinya, berikut pimpinannya, rekan-rekan, bawahan,
relasi, klien anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.
d) Disiplin: tanpa disuruh atau dipaksa oleh siapapun taat kepada sistem, peraturan,
prosedur, dan teknologi yang ditetapkan.
Bisnis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai usaha dagang. usaha
komersial di bidang perdagangan dan bisnis. Namun, secara etimologi, "bisnis" berarti keadaan
di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan..24
Etika bisnis merupakan seperangkat nilai yang didasarkan pada prinsip moral tentang
buruk, benar, dan salah dalam kehidupan bisnis. Dengan kata lain, etika bisnis mengacu pada
seperangkat prinsip dan standar yang harus dipatuhi oleh para pelaku bisnis dalam transaksi,
perilaku, dan hubungan mereka agar dapat mencapai tujuan bisnis mereka dengan aman.
Keyakinan akan kemahakuasaan Tuhan juga merupakan inti dari etika bisnis. Kebebasan hanya
berarti bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk memutuskan apa yang benar dan salah,
apa yang halal dan haram.25
3. Indikator Etika bisnis
Beberapa indikator, menurut berbagai perspektif tentang etika bisnis, dapat digunakan untuk
menentukan apakah seseorang atau perusahaan telah menerapkan etika dalam kegiatan usahanya:
a. Indikator etika menurut Ekonomi
Apabila perusahaan atau pembisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan
sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
b. Indikator Etika bisnis menurut peraturan khusus berlaku
Berdasarkan indikator ini seorang pelaku bisnis mengatakan beretika dalam berbisnis apabila
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati
sebelumnya.
c. Indikator Etika bisnis menurut Islam
Seseorang atau suatu perusahaan dianggap melaksanakan etika bisnis jika mereka memenuhi
semua peraturan hukum yang berlaku saat menjalankan kegiatan bisnis mereka.
d. Indikator Etika berdasarkan ajaran agama

23
Nur, p. 133.
24
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfabeta, 2013), p. 28.
25
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfabeta, 2013), p. 70.
Pelaku bisnis dianggap beretika bila mana senantiasa merajuk kepada nilai-nilai ajaran
agama yang dianutnya.
e. Indikator Etika berdasarkan niali budaya
Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan
bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar
operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
f. Indikator Etika bisnis menurut masing-masing individu
Adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integrasi pribadinya.26
B. Etika Bisnis Islam
1. Pengertian Etika bisnis Islam
Pelaku usaha dapat memperoleh ilmu etika melalui teori etika, Selain pengalaman dan informasi
moral yang di terima dari berbagai sumber.
a. Etika deontologi
Menurut teori ini, beberapa prinsip moral bersifat mengikat apapun konsekuensinya.
Etika ini menekankan pada kewajiban seseorang untuk berperilaku baik, bukan untuk dinilai
dan dibenarkan berdasarkan akibat atau niat baik dari suatu tindakan, bukan dari tindakan itu
sendiri. Teori ini menekankan tugas sebagai standar untuk menilai baik atau buruknya
tindakan manusia, mengabaikan motivasi orang lain seperti cinta atau kasih sayang.
Seseorang mempunyai tiga cara untuk menunaikan kewajibannya, yaitu: demi nama baiknya,
demi hati nuraninya yang baik, dan demi terlaksananya kewajibannya.
Deontologis menetapkan aturan, prinsip dan hak berdasarkan pada agama, tradisi, atau
adat istiadat yang barlaku yang menjadi tantangan dalam penerapan deontological disini
adalah menentukan yang mana tugas, kewajiban, hak, prinsip yang didahulukan.
b. Etika Teleologis
Teori ini mengukur baik atau buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang dicapai
atau akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Perbuatan dikatakan baik apabila
tujuannya untuk mencapai sesuatu yang baik atau bila akibat-akibatnya baik dan bermanfaat.
Jika kita ingin mengetahui apa yang benar, kita tidak hanya harus melihat konsekuensi dari
keputusan tersebut dari sudut pandang kepentingan kita sendiri. Satu masalah umum saat
menggunakan teori ini adalah kesulitan mendapatkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi semua kemungkinan konsekuensi dari keputusan yang dibuat.27
c. Etika Hak
Etika memberi pengusaha kondisi untuk mengevaluasi apakah tindakan, aktivitas, dan
kebijakan bisnisnya baik atau buruk, sesuai dengan aturan haknya sendiri. Orang lain tidak
bisa mengorbankan hak asasi manusia seperti manusia. Hak etis mempunyai sifat yang
mendasar dan mendasar (hak asasi manusia), sehingga hak etis adalah hak:28
1) Tidak dapat dicabut atau direbut karena sudah ada sejak manusia itu ada
26
Panga Mujiharto, Indikator Etika Bisnis (Universitas Negeri Gorontalo, 2015).
27
Maiwan Mohammad, Memahami Teori-Teori Etika: Cakrawala Dan Pandangan (Universitas Negeri Jakarta, 2018), p.
202.
28
Pahlephi Desthian Rully, Mengenal Pengertian Etika Bisnis, Prinsip Dan Contohnya (Detikfinance, 2022).
2) Tidak tergantung dari persetujuan orang
3) Merupakan bagian dari eksistensi manusia didunia.
2. Indikator Etika bisnis Islam
Ajaran etika Islam pada hakikatnya adalah manusia wajib berbuat baik bagi diri sendiri,
sesama, dan lingkungan alam disekitarnya, serta bagi Tuhan sebagai penciptanya. Untuk
berbuat baik dalam semua ini, lima prinsip etika bisnis Islam, yaitu tauhid, asas keadilan, asas
kebebasan, asas amanah, dan asas politik, digunakan sebagai alat ukur atau kejujuran. Etika
bisnis Islam memberikan pedoman bagaimana seseorang harus bertindak dalam struktur bisnis
tertentu, serta bagaimana perusahaan mengedepankan moralitas dan menghindari tindakan
amoral simorangkir (Harahap: 2011). Ada beberapa yang dianggap sebagai etika bisnis:29
a. Tidak memanfaatkan atau mengambil kekayaan perusahaan untuk kepentingan pribadi
secara tidak sah
b. Perusahaan baik operasi maupun alat-alatnya tidak membahayakan nyawa pegawai dan
masyarakat
c. Jangan memotong hak karyawan
d. Tidak melakukan pemasangan iklan yang tidak benar
e. Benar-benar memenuhi jaminan yang disampaikan atau dijanjikan
f. Mematuhi kontrak atau akad
g. Jangan menjual barang yang rusak
h. Tidak melakukan kebohongan atas produk, jasa, dan kualitasnya.
3. Konsep Etika Bisnis Islam
Konsep etika bisnis Islam berbeda dari konsep etika bisnis konvensional. Pemikiran
dasar dan prinsip yang dipegang oleh setiap orang berbeda-beda, yang menyebabkan perbedaan
tersebut. Etika bisnis Islam didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits, pandangan para ulama Ijma'
atau qiyas, dan pengalaman bisnis umat Islam. Pada saat yang sama, etika bisnis tradisional
bergantung pada hasil pemikiran filosofis dan kondisi sosial yang memaksa terciptanya aturan
moral dalam kehidupan bisnis. Konsep etika bisnis Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konsep ketuhanan
Dalam dunia bisnis Islam, konsep kejujuran merupakan bagian integral dari setiap bisnis.
Manusia wajib menunaikan kewajibannya kepada Allah baik dalam ibadah maupun
muamalah. Dalam bidang bisnis, ajaran Allah mendefinisikan konsep dasar halal dan haram
dalam transaksi perolehan, penitipan, dan lain-lain.
b. Konsep kepemilikan harta
Pandangan Islam tentang harta adalah bahwa Allah adalah pemilik mutlak segala sesuatu
yang ada di bumi, termasuk harta benda. Manusia hanyalah kurator karena tidak bisa
menciptakan sesuatu dari awal.
c. Konsep baik dan benar
Menurut Islam, kebenaran adalah ruh keimanan, ciri-ciri dasar orang beriman, bahkan ciri-
ciri nabi.Tanpa kebenaran, agama tidak akan kokoh dan tidak stabil. Sebaliknya berbohong

29
Sony Keraf, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur (Jakarta: Kanisius, 2012), p. 24.
atau berbuat curang merupakan bagian dari sikap orang munafik. Bencana terbesar di pasar
saat ini adalah kebohongan dan kebohongan yang meluas, seperti kebohongan dalam
mengiklankan barang dan dalam menetapkan harga. Oleh karena itu, salah satu sifat
terpenting seorang pedagang yang diridhai Allah adalah kejujuran.
d. Konsep tanggung jawab
Sangat menekankan konsep tanggung jawab dalam kehidupan seseorang. Tuhan telah
memberikan manusia anugerah luar biasa yang tidak dimiliki makhluk lain karena tanggung
jawab yang ada di pundak mereka. Pentingnya tanggung jawab dalam dunia usaha adalah
sikap bertanggung jawab melebihi etika regulasi. Etika regulasi hanya menanyakan boleh
atau tidaknya suatu hal, sedangkan sikap bertanggung jawab terkesan mementingkan nilai
yang dihasilkan.
e. Konsep kejujuran
Kejujuran menjadi landasan segala upaya untuk menjadi pribadi yang kuat moral. Kejujuran
adalah ciri mendasar dari kepribadian moral. Bersikap baik kepada orang lain tanpa
kejujuran adalah tindakan munafik dan seringkali beracun. Oleh karena itu, seorang
pengusaha harus bertindak jujur, berdasarkan kenyataan bahwa orang lain mendapatkan
kebaikan dan kebahagiaan yang diinginkan, menjelaskan kepada orang lain atau mitra
mengenai kelemahan, kekurangan dan kelebihan barang yang diketahui, baik yang terlihat
maupun yang tidak terlihat oleh orang lain.
f. Konsep keadilan
Keadilan adalah standar terpenting di semua bidang dunia bisnis. Hal itu dapat saya tangkap
dalam pesan Al-Qur'an yang menjadikan keadilan sebagai tujuan agama ilahi. Padahal
keadilan adalah salah satu nama Allah, lawan dari keadilan adalah kezaliman, yaitu suatu
sifat yang diharamkan Allah pada diri-Nya, sebagaimana Dia larang dalam firman-Nya
kepada hamba-hamba-Nya.30
4. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Hukum Islam menyatakan prinsip-prinsip dalam berbisnis. Etika Islam adalah cara
berbisnis berdasarkan Al-Quran, Hadits dan hukum yang dibuat oleh para ahli fiqih. Prinsip
dasar etika yang baik misalnya:31
a. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang mendasar dan menunjang
keberhasilan operasional perusahaan. Bisnis berhasil jika dipandu oleh prinsip. Selain itu,
kepada pemasok, konsumen, karyawan, dan semua pihak lain yang terlibat dalam operasi
ini. Penjual mendapat manfaat dari praktik kejujuran dalam bisnis karena perilaku jujur
meningkatkan kepercayaan pembeli terhadap penjual.
b. Prinsip ketepatan
Prinsipnya kirim barang tepat sesuai pesanan, kirim barang tepat waktu, kemas barang
sesuai keinginan pembeli.
30
Muhammad Arif Rahmat, Penerapan Bisnis Islam Terhadap Bisnis Elektronik Di Bone Trade Center (BTC) Kabupaten
Bone (UIN Alauddin Makassar: Skripsi Program Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi, 2017).
31
Ahmad Nur Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam (Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi, Mazahib, 2017), p.
181.
c. Prinsip loyalitas
Salah satu prinsip terpenting dalam menjalankan sebuah perusahaan adalah prinsip
loyalitas. Loyalitas perusahaan biasanya ditunjukkan dengan kerja keras dan keseriusan
dalam bergerak sesuai visi dan misi. Dengan menerapkan prinsip ini, berarti tidak
menggabungkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
d. Prinsip kedisiplinan
Asas disiplin adalah sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan ketaatan, kesesuaian,
kesetiaan, kebenaran dan ketertiban terhadap peraturan perusahaan atau organisasi serta
norma-norma sosial yang berlaku.
Adapun Prinsip-prinsip dasar Etika Bisnis Islam harus mencangkup:32
1) Prinsip kesatuan
Wacana teologis merupakan dasar dari seluruh aktivitas manusia, termasuk bisnis.
Tauhid menyadarkan manusia bahwa dirinya adalah ilaiyah, makhluk Ilahi. Dengan
demikian, aktivitas manusia tidak lepas dari pengawasan Tuhan untuk memenuhi
perintah Tuhan.
2) Prinsip keadilan
Asas keadilan beranggapan bahwa setiap orang dibutuhkan secara setara atas dasar
acuan yang adil menurut kriteria yang rasional, obyektif, dan bertanggung jawab.
Undang-undang mensyaratkan agar hak dan kepentingan pihak manapun tidak boleh
dilanggar. Islam mewajibkan umatnya berperilaku adil dalam dunia kerja dan bisnis,
bahkan terhadap partai politik yang tidak mereka sukai. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al-Maidah Ayat-8:

‫َا‬ ‫ٰٓيَاُّي ا اَّلِذ ٰا ا ُك ا َّو اِم ِلّٰلِه ۤا ِباْلِق ِۖط اَل ِر َّنُك ٰاُن ٍم ٰٓلى َااَّل ِدُل اۗ ِا ِدُل ۗا‬
‫َتْع ْو ْع ْو ُه َو ْقَر ُب‬ ‫َه ْيَن َم ُنْو ْو ُنْو َق َنْي ُش َه َد َء ْس َو ْجَي َم ْم َشَن َقْو َع‬

‫ِللَّتْقٰو ۖى َو اَّتُقوا الّٰل َهۗ ِاَّن الّٰل َه َخ ِبْيٌۢر َمِبا َتْع َم ُلْو َن‬
Terjemahannya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena
Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu
kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan”.33

3) Prinsip Kehendak Bebas


Kebebasan berarti masyarakat sebagai individu maupun kolektif mempunyai kebebasan
penuh dalam berbisnis. Dalam ilmu ekonomi, masyarakat bebas menerapkan aturan-
aturan Islam karena ekonomi menyangkut aspek muamalah, bukan ibadah, sehingga
berlaku aturan umum “semuanya boleh kecuali yang dilarang” yang tidak diperbolehkan
dalam Islam, yaitu ketidakadilan dan riba.

32
Ahmad Nur Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam, 2017, p. 181.
33
BDK Palembang Kementrian Agama RI, Menciptakan Rasa Keadilan (Balai Diklat Keagamaan Palembang Kementrian
Agama RI, 2022).
4) Prinsip Tanggung Jawab
Dalam dunia usaha, pertanggungjawaban terjadi pada dua sisi, yaitu secara vertikal
(kepada Allah SWT) dan secara horizontal kepada masyarakat dan konsumen. Dalam
bisnis, tanggung jawab harus ditunjukkan secara transparan (keterbukaan), kejujuran,
pelayanan optimal dan apa yang diinginkan dalam segala hal. 34 Logikanya, prinsip ini
erat kaitannya dengan keinginan bebas. Ini membatasi apa yang dapat dilakukan
seseorang, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mereka lakukan. Hal ini sesuai
dengan yang tertulis dalam Al-Qur'an surat Al-Muddassir ayat 38:

‫ُك ُّل َنْف ٍۭس َمِبا َك َس َبْت َر ِه يَنٌة‬


Terjemahannya:
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”35
Jelas dari ayat di atas bahwa kita diminta untuk mempertanggungjawabkan setiap
perbuatan manusia baik kepada Allah maupun kepada manusia. Kebebasan yang
dimiliki masyarakat dalam melakukan segala aktivitasnya mempunyai batas-batas
tertentu dan tidak dilaksanakan secara bebas, melainkan dibatasi oleh koridor hukum,
norma, dan etika yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah yang wajib ditaati dan
dijadikan acuan atau referensi dan dasar bisnis.
5) Prinsip Kebenaran
Kebenaran tidak hanya mencakup makna kebenaran dan kesalahan, tetapi juga
mencakup unsur keutamaan dan kejujuran. Nilai kebenaran merupakan nilai yang
dianjurkan dalam ajaran Islam. Kebenaran Al-Qur'an tentang kebajikan dan kejujuran
dapat digunakan untuk menekankan perlunya memenuhi kontrak dalam bisnis. Terkait
dengan etika bisnis, harus dikembangkan sikap dan perilaku yang benar, yang mencakup
proses bisnis hingga hasil keuntungan operasional yang dicapai. Al-Quran menekankan
kebenaran suatu profesi (pedagang) yang didasari oleh kebaikan dan kejujuran
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Hajj ayat 77:

‫َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َءاَم ُنو۟ا ٱْر َك ُعو۟ا َو ٱْسُج ُد و۟ا َو ٱْع ُبُد و۟ا َر َّبُك ْم َو ٱْفَعُلو۟ا ٱَخْلْيَر َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن‬
‫َٰٓي‬

Terjemahannya:
“Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan
perbutalah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”36

5. Fungsi Etika Bisnis Islam


Pada dasarnya terhadap fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis Islam diantaranya adalah:
1) Etika bisnis juga berperan dalam perubahan kesadaran bisnis masyarakat secara terus-
menerus, khususnya dalam bisnis Islam, dan caranya biasanya dengan memberikan

34
Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam, p. 181.
35
Qur’an Kemenag, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, 2022).
36
Kemenag, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
pemahaman dan perspektif baru tentang pentingnya menggunakan nilai-nilai inti moralitas
dan spiritualitas, yang kemudian menjadi landasan bagi etika bisnis dirangkum dalam suatu
bentuk yang disebut etika bisnis Islam.
2) Etika bisnis, khususnya etika bisnis Islam, juga dapat menawarkan solusi terhadap berbagai
permasalahan bisnis modern yang semakin jauh dari nilai-nilai etika. Dalam artian bisnis
yang beretika harus benar-benar mengacu pada sumber utamanya yaitu Al-Quran dan
Sunnah.37
C. Transaksi Jual Beli Online
a. Pengertian Jual Beli Online
Jual beli di toko online adalah suatu perjanjian pertukaran barang atau harta secara
sukarela antara pihak-pihak yang salah satu pihak menerima barang dan pihak yang lain
menerimanya berdasarkan kontrak atau informasi yang telah ditentukan atau disepakati. 38
Menurut praktek hukum, jual beli adalah pertukaran harta dengan harta dengan cara tertentu
atau pertukaran sesuatu yang diinginkan dalam suatu hubungan dengan cara tertentu dan
bermanfaat.39
Menurut Baskoro, jual beli online atau electronic commerce adalah pembelian dan
penjualan barang atau jasa melalui sistem elektronik seperti internet dan jaringan komputer
lainnya. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, jumlah pengguna Internet di
Indonesia kini mencapai 82 juta orang. Mayoritas pengguna Internet adalah 31,5 persen
pengguna Internet di sektor bisnis dan 21,1 persen di bidang jasa, yang sebagian besar
menggunakan media online. Menurut Bone dan Kurz, hal ini juga dapat membantu perusahaan
menjangkau konsumen internasional.40
Proses transaksi jual beli online pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan proses
transaksi jual beli secara real time. Belanja melalui kontrak elektronik di internet. Kontrak
elektronik ini dibuat antara pihak melalui sistem elektronik. seperti persetujuan kedua belah
pihak, komitmen untuk melakukan tindakan hukum, keberadaan objek, dan adanya otoritas
hukum.41
b. Rukun jual beli online dalam Islam
Rukun jual beli dalam Islam, khususnya “rumusan” ulama, misalnya:42
1) Adanya penjual dan pembeli
2) Ada akad atau shigat resmi berupa iijaab wa qabuul,
3) Ada barang atau jasa
4) Ada nilai tukar pengganti barang.
c. Syarat jual beli online dalam Islam
Syarat jual beli online antara lain:43
1) Orang yang berakad harus mumayyiz dan berbilang

37
Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam, p. 76.
38
Nasrun Haroen, Hak-Hak Dalam Islam Perdagangan, 2010, p. 50.
39
Nasrun Haroen, Hak-Hak Dalam Islam Perdagangan (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2010), p. 111.
40
Ita Nurcholifah, Jual Beli Online Mahasiswa IAIN Pontianak, p. 10.
41
Friska Muthi Wulansari, ‘Jual Beli Online Yang Aman Dan Syar’i’, Jurnal Hukum, 7.2 (2015).
42
Lusiana Mustinda, Rukun Jual Beli Dalam Islam Agar Transaksinya Sah Sesuai Syariah (Detikedu, 2021).
43
Novi Eka Ariyani, Membincang Jual Beli Online (Fakultas Syariah, 2019).
2) Sighatnya harus dilakukan di satu tempat, harus sesuai dan harus didengar oleh kedua belah
pihak
3) Objeknya dapat dimanfaatkan, suci, milik sendiri, dapat diserahterimakan
4) Harga harus jelas.
d. Komplain Konsumen Dalam Berbelanja
1) Kualitas produk yang kurang baik
2) Pelayanan yang kurang memuaskan
3) Masalah pada pengiriman
4) Komplain berulang kali
5) Sulit menghubungi toko.44
e. Kelebihan dan Kekurangan Jual Beli Online (Bisnis Online)
Adapun keuntungan yang didapat oleh konsumen antara lain:
Keuntungan yang didapat penjual dan pembeli, adapun kerugiannya adalah sebagai berikut:45
1) Produk tidak dapat dicoba
Dalam jual beli di internet penawarannya beragam dan serbaguna, tidak semua produk
tersebut bisa dicoba, jika pembeli sedang mencari baju atau yang lainnya, pembeli tidak bisa
mencobanya. Padahal penjual online menawarkan ukuran, pembeli sebaiknya
mempertimbangkan ukuran yang tertera di toko online, yang mungkin belum termasuk bahan
kain, tingkat kehalusan, dan lain-lain.
2) Standar dan barang tidak sesuai
Salah satu ciri yang didapat pembeli saat jual beli online adalah barangnya tidak sama
dengan aslinya. Foto/gambar produk yang diusulkan ditampilkan di website toko online.
Kemiripan foto/gambar yang kita lihat di sekitar layar tidak bisa seratus persen sama persis.
Mungkin hanya 75 sembilan puluh persen kemiripannya dengan barang aslinya. Itu berada di
bawah kendali pembeli penerangan dan komputer.
3) Pengiriman mahal
Jual beli di internet dilakukan melalui media elektronik yang jaraknya berjauhan, tentunya
kita tidak selalu bisa langsung mengambil kembali barang yang sudah dibeli. Pemilik toko
online masih membutuhkan jasa pengiriman produk yang meliputi JNE, JNT, Pos Indonesia
dan lain sebagainya.
4) Risiko penjualan
Dalam jual beli online, toko online rentan terhadap penipuan. Pastikan Anda membeli dari
situs terpercaya. Risiko finansial dialihkan ke penjual, meskipun produk tidak terkirim pada
akhirnya.
f. Dasar Hukum Jual Beli
Landasan hukum jual beli didasarkan pada Al-Quran, Hadits Nabi dan Ijma. Dalam
pelaksanaan transaksi jual beli telah ditetapkan kaidah-kaidah yang disebutkan secara rinci
dalam ilmu fiqh muamalah.

44
Amelia Riskita, Contoh Komplain Pelanggan (Bisnis & E-Commerce Cerita SIRCLO, 2022).
45
Tira Nur Fitria, ‘Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
2017.
a) Al-Qur’an
Adapun dasar hukum yang menjelaskan tentang diperbolehkannya jual beli dijelaskan di
dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275 sebagai berikut:

‫ِم‬ ‫ْٓو ِا‬ ‫َاَّلِذْي ْأُك ُل َن الِّر ٰبوا اَل ُق َن ِااَّل َك ا ُق ُم اَّلِذ َتَخ َّبُطُه الَّش ْيٰط ِم اْل ِّۗس ٰذ ِل ِب‬
‫َك َاَّنُه ْم َقاُل ا َمَّنا اْلَبْيُع ْثُل‬ ‫ُن َن َم‬ ‫َم َي ْو ْي َي‬ ‫َي ْو ُمْو‬ ‫َن َي ْو‬
‫ِا ّٰلِه‬ ‫َۗف‬ ‫ِع‬ ‫ۗا‬ ‫ّٰل‬ ‫ۘا‬
‫الِّر ٰبو َو َاَح َّل ال ُه اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰبو َفَمْن َج ۤاَءهٗ َمْو َظٌة ِّم ْن َّرِّب ٖه َفاْنَتٰه ى َفَلهٗ َم ا َس َل َو َاْم ُر هٗٓ ىَل ال ۗ َو َمْن َعاَد‬

‫َفُاوٰۤلِٕى َك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُه ْم ِفْيَه ا ٰخ ِلُد ْو َن‬

Terjemahannya:
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual
beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang
telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.46

Dasar hukumnya menjelaskan bahwa jual beli online diperbolehkan sepanjang tidak
melibatkan riba, ketidakjujuran, monopoli atau penipuan.
b) Hadist Nabi
Tentang jual beli, salah seorang sahabatnya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
pekerjaan yang baik, maka jawabannya kemudian adalah jual beli.
Menurut pendapat Mudzhab Syafi, kedua belah pihak melihat secara langsung barang
yang diperjualbelikan. Ini semacam peringatan agar terhindar dari penipuan (gharar) dalam
jual beli karena Nabi melarang jual beli.
Seiring berjalannya waktu, komunikasi antarpribadi juga berubah sedemikian rupa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Pada mulanya sistem penukaran barang hanya dapat
dilakukan secara manual (penukaran) sehingga memerlukan kehadiran penjual dan pembeli
di tempat dimana barang tersebut berkaitan dengan usaha (ijab dan qabul). Namun berkat
kemudahan fasilitas dan teknologi yang semakin maju, proses jual beli yang sebelumnya
membutuhkan cara manual kini dapat dilakukan melalui Internet.47
c) Ijma’
Ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan berdasarkan kenyataan bahwa seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Tanpa bantuan orang lain. Namun bantuan yang
mereka butuhkan atau barang luar negeri harus diganti dengan barang lain yang sesuai.
Merujuk pada ayat Al-Quran dan Hadits, hukum jual beli adalah mubah (boleh).48
Berikut ini adalah beberapa hukum jual beli bergantung pada keadaanya.49
46
Kemenag, ‘Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an’.
47
Eliada Herwiyanti, ‘Transaksi Jual Beli Online Dalam Perspektif Syariah Mudzhab Asy-Syafi’i’, Jurnal Ekonomi, Bisnis,
Dan Akuntansi, Vol. 20, (2018).
48
Tri Winda Sari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli (Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2016).
49
Aulia Nur Agustin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Busana Muslim Pada Shofiyah Colection Di Media
Sosial (Skripsi IAIN Surakarta).
1) Mubah
Hukum dasar jual beli adalah mubah atau jual beli yang biasa dilakukan oleh
masyarakat luas.
2) Haram
Jual beli adalah haram jika tidak memperhatikan syarat/prinsip jual beli atau melarang
jual beli atau membeli barang haram.
3) Sunnah
Jual beli yang Sunnah artinya jual beli diutamakan kepada sanak saudara atau orang
yang membutuhkan barang.
4) Wajib
Jual beli menjadi wajib tergantung situasi dan kondisi, misalnya menjual harta anak
yatim bila diperlukan.

g. Jual Beli Dihalalkan dan Diharamkan


Jual beli dihalalkan:
a) Beli dan jual semua uang tunai. Pembayarannya tunai dan barangnya tunai. Hal ini bisa
terjadi di pasar atau ketika seseorang melakukan pembelian langsung dari toko tanpa harus
berhutang.
b) Tidak ada jual beli tunai, barangnya tunai, namun pembayarannya ditangguhkan atau
diangsur berikutnya.
c) Jual beli salam/istishna, pembelian dan penjualan dengan pembayaran tunai dan barang
kemudian ditransfer.
Jual beli yang dilarang atau dilarang keras adalah jual beli hutang. Artinya pembayaran non-
tunai akan ditangguhkan dan kemudian barangnya dibekukan, tidak ada kejelasan kapan akan
dicapai kesepakatan mengenai pembayaran dan barang tersebut.
h. Rukun Jual Beli Online
Dalam hal asas jual beli online, jual beli hanya sah jika pembeli dan penjual melihat
barang yang dijual, yang disebut mab, dan jika barang tersebut sesuai dengan perjanjian dan
tidak mengandung riba, kezaliman, monopoli, atau penipuan.
Menurut Jumhur Ulama’ rukun jual beli online itu ada tempat, antara lain:50
a) Ada orang yang cerdas atau Al-Muta'aqidain (Penjual dan Pembeli
b) Is Sighat (pengucapan ijab dan qabul)
c) Ada barang yang dibeli Barang tersebut mempunyai nilai tukar
i. Syarat-syarat Jual Beli Online
Adapun syarat-syarat mendasar diperbolehkan jual beli online di antarannya:
1) Tidak melanggar aturan agama syariah seperti transaksi terlarang, kecurangan, penipuan dan
monopoli.
2) Berakhirnya suatu akad antara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) apabila terjadi sesuatu
yang tidak dikehendaki antara akad (Alimda) atau pembatalan (Fasakh).

50
Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, ed. by PT. Raja Gravindo (Jakarta, 2014)., h.188
3) Pemeriksaan, saksi dan peraturan pemerintah (lembaga yang berwenang) yang tegas dan jelas
memastikan transaksi online diperbolehkan untuk masyarakat umum.
Adapun tujuh syarat-syarat jual beli yang harus dipatuhi, yaitu:51
a) Adanya keridhaan antara penjual dan pembeli
b) Orang yang melakukan transaksi jual beli atau orang yang berhak menggunakan barang
tersebut, yaitu. Orang yang dewasa, cerdas, mandiri dan rasyid (cerdas, tidak idiot).
c) Penjual adalah orang yang memiliki barang yang akan dijual atau mempunyai kedudukan
kepemilikan, misalnya orang yang diwakili untuk menjual barang tersebut.
d) Barang yang dijual adalah barang yang boleh diambil keuntungannya (boleh), seperti
penjualan makanan dan minuman halal, dan bukan barang haram, seperti khamr (minuman
keras), penjualan mayat, anjing, babi dan lain-lain.
e) Barang yang dijual atau dijadikan transaksi dengan barang titipan, karena apabila barang
yang dijual tidak dapat diserahkan kepada pembeli, maka transaksi tersebut batal, misalnya
(penipu). Seperti menjual ikan di air dan burung yang masih terbang di udara.
f) Barang dagangan adalah sesuatu yang diketahui oleh penjual dan pembeli ketika mereka
melihatnya atau menceritakan tentang ciri-ciri barang tersebut untuk membedakannya
dengan barang lain, karena ketidaktahuan tentang barang dagangan tersebut merupakan
bentuk tertentu.
j. Langkah Jual Beli Online diperbolehkan
Langkah-langkah yang dapat kita tempuh agar jual beli secara online diperbolehkan, halal, dan
sah menurut syariat Islam:52
1) Produk halal, kewajiban menaati hukum halal-haram di kawasan komersial tetap berlaku,
termasuk belanja online, karena Islam mengharamkan hasil perdagangan barang atau jasa
yang haram.
2) Kejelasan status Salah satu poin penting yang harus diperhatikan dalam bisnis apa pun
adalah kejelasan. Entah sebagai pemilik barang atau setidak-tidaknya sebagai wakil dari
pemilik sehingga ia mempunyai hak untuk menjual barang tersebut, atau ia menawarkan
jasa hanya untuk pembelian barang tersebut, atau ia hanyalah seorang pedagang yang tidak
memiliki barang tersebut. , tapi bisa untuk impor barang.
3) Dalam menyepakati harga dan kualitas suatu barang pada saat jual beli online, sering kali
kita melihat banyak pembeli yang kecewa ketika melihat pakaian dibeli secara online.
Sebelum hal itu terjadi, Anda perlu memang mempertimbangkan apakah harga yang
ditawarkan sesuai dengan kualitas barang yang Anda beli.
4) Kejujuran dalam bisnis online, walaupun mempunyai banyak kelebihan dan kemudahan,
namun tidak serta merta berarti masalah. Berbagai permasalahan muncul ketika berbelanja
di Internet, terutama permasalahan yang berkaitan dengan kredibilitas kedua belah pihak
(penjual dan pembeli).
Adapun macam-macam jual beli dalam Islam adalah sebagai berikut:
5) Jual beli ditinjau dari segi hukum terbagi menjadi 2 yaitu:
51
Hasan. h. 190
52
Hasan, p. 198.
a) Jual beli yang sah menurut hukum
b) Jual beli yang batal menurut hukum
6) Jual beli ditinjau dari segi objek
Menurut pendapat Imam Taqiyudin jual beli terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Jual beli benda yang kelihatan, maksudnya yaitu ketika terjadi akad atau barang
tersebut ada didepan penjual dan pembeli
b) Jual beli yang disebutkan sebagai sifat-sifat dan benda atau barangnya dalam
perjanjian, maksudnya yaitu perjanjian yang penyerahan barang-barangnya
ditangguhkan hingga masa tertentu.
c) Jual beli benda yang tidak ada, maksudnya yaitu benda yang diperjual belikan tersebut
tidak ada.
7) Jual beli ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Akad jual beli dilakukan dengan lisan
b) Akad jual beli yang dilakukan dengan perantara, misalnya via pos, giro dan lain
sebagainya. Jual beli seperti ini sama halnya dengan ijab qabul menggunakan ucapan,
yang membedakanya yaitu si penjual dan pembeli tidak berhadapan dalam satu majelis
akad.
c) Jual beli dengan perbuatan (saling memberikan) atau lebih dikenal dengan istilah
mu’atha maksudnya mengambil dan memberikan barang tanpa ijab Kabul.
k. Hukum Jual Beli Online (Bisnis Online) Menurut Islam
Dalam Islam, berbisnis di Internet diperbolehkan selama tidak melibatkan riba,
kezaliman, monopoli atau penipuan. Bahaya riba terletak pada Al-Qur'an.53
Ada dua jenis riba: nasiah dan fadhl. Bunga adalah kelebihan pembayaran yang
dibebankan oleh pemberi pinjaman. Riba fadhl adalah penukaran barang dengan barang yang
sama tetapi lebih besar karena alat tukarnya menginginkannya. Misalnya, menukar emas
dengan emas, beras dengan beras, dan sebagainya. Ayat ini mengacu pada riba nasiah ganda
yang biasa digunakan orang Arab di zaman Jahiliyah.
Nabi bersabda jual beli itu halal asalkan saling memuaskan (Antaradhin). Karena jual
beli atau berbisnis online memberikan dampak positif karena dianggap praktis, cepat dan
mudah.54
Di era globalisasi saat ini, internet bukan lagi hal yang asing bagi semua orang. Kemajuan dalam dunia maya
menunjukkan betapa pentingnya internet dan membuat masyarakat sadar bahwa teknologi modern memiliki banyak
manfaat dan fungsi yang dapat membantu kita semua menjalani kehidupan yang lebih baik. Salah satu manfaatnya
adalah efisiensi kerja. Pada 2018, Asiosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan survei
tentang penetrasi dan profil perilaku pengguna internet Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunan
internet Indonesia mencapai 64% atau 171,17 juta orang dari total populasi, atau 264,16 juta orang, atau 54,68%
dari seluruh populasi. Ini adalah peningkatan dari 143,26 juta orang pada tahun 2017. Ini menggambarkan bahwa
mengingkatnya pengguna internet setiap tahun. Pada tahun 2018, pengguna internet yang terhubung dengan internet
melalui smartphone adalah sebesar 93,3%.[1]
Pemerintah Bolaang Mongondow Utara khususnya bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) yang sudah
menggunakan teknologi dalam salah satu programnya yaitu pengelola berkas hibah dan bantuan sosial secara
online, selain pemohon bisa memasukkan berkas secara langsung di kantor, pemohon juga bisa mengupload berkas-
berkas dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial (SIABAS). Sistem Informasi

53
Fitria, ‘Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara’, p. 59.
54
Fitria, ‘Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara’, pp. 59–60.
Hibah dan Bantuna Sosial (SIABAS) sejak beroperasi pada tahun 2022 telah disosialisasikan cara penggunaanya,
namun dalam praktiknya, masih terdapat beberapa kendala yang menghambat operasional sistem yaitu sering
terjadi error pada server dan dalam penggunaanya sering terjadi kesalahan pengguna baru yaitu ketika pengguna
baru membuat akun akan langsung masuk ke tahap registrasi padahal belum mengupload berkas-berkas
peermohonan hibah maupun bantuan sosial, maka dari itu sudah seharusnya melakukan pembenahan-pembenahan
terhadap layanan Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial (SIABAS). Langkah awal yang bisa dilakukan adalah
mengetahui tingkat penerimaan pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut dengan menggunakan model
evaluasi penerimaan pengguna Technology Acceptance Model (TAM).
A. Peneliti Terkait
Penelitian sebelumnya terkait penerapan Technology Acceptance Model yaitu “Analisis Tingkat Pengalaman
Pengguna Terhadap Aplikasi Online Shopping di Area Urban Fringe” hasil dari penelitian ini yaitu terdapat satu
variabel TAM (Technology Acceptance Model) yang paling mempengaruhi yaitu variabel persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) [2]. Penelitian selanjutnya “Desain dan Analisis E-Learning Multimedia
Pada Moodle Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model” hasil dari penelitian ini persepsi
kemudahan dan kemanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan e-learning multimedia [3].
Penelitian selanjutnya “Analisis Pengaruh Faktor Kemudahan dan Manfaat Terhadap Penerimaan Pengguna
Sistem Informasi Data Pokok Pendidikan Dasar” hasil dari penelitian ini yaitu perceived ease of use dan
perceived usefulness berpengaruh signifikan secara persial terhadap penerimaan [4]. Penelitian selanjutnya
“Penerapan TAM dalam Pengujian Model Penerimaan Sistem Informasi Keuangan Daerah” hasil dari penelitian
ini yaitu perceived ease of use berpengaruh terhadap penerimaan dan perceived usefulness tidak berpengaruh
terhadap penerimaan [5]. Penelitian selanjutnya “Penerapan Model TAM untuk Menilai Tingkat Penerimaan
Nelayan Terhadap Penggunaan GPS” terdapat beberapa jalur yang dinyatakan siginifikan secara positif yaitu
perceived ease of use terhadap perceived usefulness dan attitude towards using, perceived usefulness terhadap
attitude towards using dan behavior intention to use, behavior intention to use terhadap actual use, actual use terhadap
perceived facilities, dan perceived facilities terhadap attitude towards using [6]. Penelitian selanjutnya “Evaluation of
the “e-Daftar” System Using the TAM” hasil dari penelitian ini yaitu hubungan perceived ease of use dengan attitude
towards using lebih kuat dibandingkan dengan hubungan perceived usefulness dengan attitude towards using [7].
Penelitian selanjutnya “Analisis Penerimaan Dan Penggunaan Aplikasi “SiKerja” Di Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)” hasil dari penelitian ini yaitu dua jalur
antar hubungan variabel yang kurang signifikan yaitu, BIU terhadap ASU dengan nilai T-statistik 1,342 dan PU
terhadap ATU dengan nilai T-statistik 1,719 [8]. Penelitian selanjutnya “Analisis Penerimaan e-Learning
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)” hasil dari penelitian ini yaitu kemudahan penggunaan
berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat dan sikap penggunaan [9].

B. Analisis
Setiap penelitian harus mencari metode yang dianggap sesuai dengan jenis penelitian karena analisis memerlukan
kemampuan kreatif yang tinggi. Peneliti yang berbeda dapat mengklasifikasikan objek yang sama dengan cara yang
berbeda. [10].
Analisis data adalah proses pengumpulan, pemodelan, dan transformasi data dengan tujuan mendapatkan informasi
berguna, membuat kesimpulan, dan memberikan rekomendasi untuk membantu pengambilan keputusan. [11].

C. Penerimaan Pengguna
Penggunaan pengguna adalah keinginan pengguna untuk memanfaatkan informasi yang dirancang untuk membantu
pekerjaan. Ini dianggap sebagai komponen internal yang menentukan apakah penggunaan teknologi informasi berhasil
atau tidak. [12].
Penjemputan pengguna didefinisikan sebagai keinginan pengguna untuk menggunakan teknologi untuk
menyelesaikan tugasnya. [13].

D. Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling berhungan, berkumpul dan bekerjasama untuk
melakukan suatu kegiatan agar dapat menyelesaikan suatu tujuan tertentu [14].
Informasi adalah hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai
kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung pada saat
mendatang [15].
Sistem informasi terdiri dari manusia, alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang membantu
manajemen dan pemakai internal dan eksternal membuat keputusan yang tepat dan membangun jaringan komunikasi
penting dan proses transaksi rutin. [16].
E. Technology Acceptance Model
Technology Acceptance Model merupakan model yang digunakan untuk menjelaskan penerimaan pengguna
terhadap sistem teknologi informasi, dan dalam Technology Acceptance Model (TAM) dikenal ada 5 konstruk
yang belum di modifikasi, [10] yaitu:
1) Persepsi kegunaan/manfaat (perceived usefulness)
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan seberapa besar keyakinan seseorang bahwa
penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja mereka di tempat kerja. Manfaat penggunaan TI dapat
dilihat dari kepercayaan penggunaan TI dalam memilih TI, percaya bahwa penggunaan TI memberikan
kontribusi positif bagi penggunanya.
2) Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
Kemudahan pengguna (perceived ease of use) sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan bebas dari usaha. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kemudahan
penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang didalam mempelajari komputer.
Pengguna TI mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya
(compatible) sebagai karaktersistik kemudahan penggunaan.
3) Sikap terhadap perilaku (attitude towards using)
Sikap terhadap perilaku (attitude towards using) didefinisikan sebagai perasaan positif atau negative
seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.
4) Minat perilaku penggunaan (behavioral intention to use)
Minat perilaku merupakan suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku jika mempunyai
keinginan atau minat untuk melakukannya.
5) Penggunaan sistem sesungguhnya (actual technology usage)
Perilaku (behavior) merupakan tindakan yang dilakukan seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi
informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual usage) dari teknologi.

METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang berarti fokus penelitian adalah data numerik, atau angka, yang
l l l l l l l l l l

diolah dengan statistika. Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu PLS-SEM (Partial Least Square –
l l l l l l l l l l l

Structural Equation Modeling) yaitu bidang kajian statistik yang dapat menguji rangkaian hubungan antar variabel.
l l l l l l

Objek Penelitian
Dalam metodologi penelitian, penulis mengambil tempat penelitian di Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi
Utara.
Alat dan Bahan
Pada penelitian ini dibutuhkan hardware maupun software untuk mendukung proses penelitian ini yaitu PC Asus tipe
M409BA, Windows 10 64 bit, Ms.Word untuk penulisan laporan, Ms.Excel untuk analisa deskriptif, dan SmartPLS 4 untuk
mengolah data dari responden.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pengguna Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial di Bolaang Mongondow
Utara
Sampel
Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampelnya yaitu Simple Random Sampling, dipilih agar menghemat
waktu, tenaga dan biaya. Untuk ukuran sampel sebaiknya harus 100 atau lebih besar [17]. Sebagai aturan umum, jumlah
sampel harus setidaknya lima kali lebih besar dari jumlah item pertanyaan yang akan diselidiki, dalam penelitian ini jumlah
sampel yang dibutuhkan adalah 5 x 15 = 75 sampel. Pada penelitian ini penulis menggunakan sampling 100 pengguna yang
menggunakan Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial.
Metode Pengumpulan Data
Studi pustaka
Peneliti melakukan pembelajaran terhadap beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian ini untuk
mendukung proses penelitian, diantaranya adalah buku-buku mengenai metode penelitian kuantitatif, Technology
Acceptance Model (TAM), PLS-SEM dan SmartPLS.
Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu dengan cara observasi, wawancara dan pembagian kuesioner.
Metode Analisis Data
Model Penelitian
Model pada penelitian ini yaitu menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang terdiri dari 3 variabel
yaitu kebermanfaatan (perceived usefulness), kemudahan (perceived ease of use) dan penerimaan (acceptance of IT) [18].
Indikator Penelitian dan Perancangan Kuesioner
Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap
Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, terdapat lima belas indikator
pertanyaan yang digunakan sebagai sumber data utama. Penelitian ini menggunakan skala likert pada pengisian kuesioner
dengan penilaiannya menggunakan lima pilihan jawab yaitu jika memilih sangat tidak setuju memiliki bobot nilai 1, tidak
setuju memiliki bobot niliai 2, netral memiliki bobot nilai 3, setuju memiliki bobot nilai 4 dan sangat setuju memiliki bobot
nilai 5.
Analisis Data dan Interprestasi Hasil
Analisis data terbagi menjadi dua yaitu analisis data demografis yaitu melibatkan pembagian responden berdasarkan jenis
kelamin, umur, jabatan dan status penerimaan dan analisis statistik adalah analisis statistik ini dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak SmartPLS versi 4.0 dengan analisis outer model dan inner model. Interpretasi hasil yaitu peneliti
mendiskripsikan hasil-hasil pengolah data demografis, outer model maupun inner model.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis
Analisis Demografis
Hasil analisis demografis adalah fase dimana para peneliti memeriksa jawaban responden pada kuesioner, terutama
profil responden dan status penerimaan mereka terhadap Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial.
a. Jenis Kelamin
Seperti yang terlihat pada gambar 1 mengindikasikan bahwa dari 100 responden yang berhasil peneliti kumpulkan,
terdapat 59 orang (59%) responden berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 41 orang (41%) responden berjenis
kelamin laki-laki.
b. Jabatan
Seperti yang terlihat pada gambar 2 mengindikasikan bahwa dari 100 responden yang berhasil peneliti kumpulkan,
terdapat 3 orang (3%) admin dari Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial dan sisanya 97 orang (97%)
pengguna Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial.
c. Umur
Seperti yang terlihat pada gambar 3 mengindikasikan bahwa dari 100 responden yang berhasil dikumpulkan
peneliti, sebagian besar responden berumur 20 – 25 tahun yaitu sebanyak 91%, sebanyak 7% berumur 26 – 30
tahun dan sisanya 2% berumur 31 – 45 tahun.
d. Status Penerimaan
Seperti yang terlihat pada gambar 4 mengindikasikan bahwa dari 100 responden yang berhasil dikumpulkan
peneliti, mayoritas responden menyatakan bahwa mereka setuju mengenai penerimaan Sistem Informasi Hibah dan
Bantuan Sosial yaitu 74 responden (74%) pengguna aplikasi dan sebanyak 3 responden (3%) yang merupakan
admin dari aplikasi menyatakan setuju dengan aplikasi. Sedangkan responden yang tidak menerima apliikasi
adalah sebanyak 3 responden (3%), dan 20 responden (20%) memilih netral/tidak tahu pada status penerimaan
Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial.
Hasil Analisa Outer Model
Analisis pengukuran model (outer model) dilakukan dengan tiga tahapan pengujian yaitu uji validitas konvergen
(individual item reliability) dan Average Variance Extracted (AVE), uji validitas diskriminan (cross loading) dan uji
reliabilitas (composite reliability). Gambar 4 merupakan model yang digunakan pada penelitian ini yaitu 3 variabel dan 15
item pertanyaan.
a. Uji Validitas Konvergen
Convergent validity merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan seberapa kuat hubungan antara
pernyataan dan konstruknya. Untuk mengetahui validitas konvergen bisa mengukur dari nilai loading factor dan average
variance axtracted (AVE) [19].
Uji Individual Item Reliability, pengujian ini dilakukan dengan cara melihat standardized loading factor. Outer
loading merupakan korelasi antara variabel laten dan indikatornya. Kegunaan dari outer loading ini yaitu untuk mengukur
seberapa erat hubungan antara indikator dengan variabel latennya. Nilai outer loading dapat dikatakan valid jika nilainya
lebih besar dari 0,7. Pada penelitian ini, nilai dari outer loading pada semua indikator memiliki nilai yang valid yaitu 0,7
dapat dilihat pada tabel 1.
Uji Average Variance Extracted (AVE), tabel 2 merupakan nilai dari AVE pada penelitian ini. Nilai AVE
digunakan untuk menggambarkan besaran varian atau keberagaman indikator yang dapat didukung oleh variabel laten.
Untuk menunjukkan ukuran convergent validity yang baik, nilai AVE harus diatas 0,5. Dalam penelitian ini, nilai AVE
untuk semua variabel sudah diatas 0,5 sehingga semua variabel dapat digunakan pada penelitian ini.
b. Uji Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan dapat dilihat dari nilai cross loading dengan konsturknya, setiap indikator konstruk berbeda
dengan indikator konstruk lainnya, yang dapat ditujukkan dengan nilai loading yang lebih tinggi dari konstruknya sendiri.
Nilai cross loading antar indikator harus menunjukkan bahwa korelasi antar indikator dengan variabelnya lebih
tinggi jika dibandingkan dengan variabel lain. Pada penelitian ini, nilai cross loading untuk setiap indikator sudah
memenuhi persyaratan yaitu indikator pada setiap variabelnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan variabel lain,
dapat dilihat pada tabel 3.
c. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas ditujukkan agar mengetahui ukuran keakuratan, kekonsistenan dan ketepatan alat untuk mengukur
data [18]. Pengujian dilakukan dengan cara melihat nilai composite reliability (CR) dengan ambang batas 0,7. Nilai
composite reliability untuk ketiga variabel digunakan pada penelitian ini sudah diatas 0,7 dapat dilihat pada tabel 4.
Hasil Analisa Inner Model
Uji t-test, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode bootstrapping dengan uji two-tailed. Hipotesis
dinyatakan diterima jika nilai t-test lebih besar dari 1,96. Dari 3 hipotesis yang ada dalam penelitian ini, ada satu hipotesis
yang ditolak karena nilai t-test ada dibawah 1,96. Hipotesis yang ditolak adalah pengaruh perceived ease of use (PEU)
terhadap acceptance of IT (AOT) yang memiliki nilai t-test sebesar 1,117. Nilai t-test untuk setiap hipotesis pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 5.

Interpretasi dan Pembahasan


Interpretasi Data Demografis
a. Jenis Kelamin
Mayoritas responden pada penelitian ini adalah perempuan yaitu, terdapat 59 orang (59%) responden berjenis
kelamin perempuan dan 41 orang (41%) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini karena data pengguna dari Sistem
Informasi Hibah dan Bantuan Sosial Kab.Bolmut mayoritas dari perempuan, oleh karena itu saat penyebaran
kuesioner secara tidak langsung (melalui google form), yang mengisi form lebih banyak responden perempuan.
b. Jabatan
Mayoritas responden berasal dari pengguna bukan dari admin, terdapat 3 orang (3%) admin dan 97 orang (97%)
pengguna. Hal ini karena memang tujuan dibuatnya aplikasi ini untuk pemohon yang akan mengajukan
permohonan bantuan hibah dan bantuan sosial.
c. Umur
Dari keseluruhan responden yang didapatkan hasil 91% memiliki rentang umur 20 – 25 tahun, terdapat 7%
pengguna dengan rentang umur 26 – 30 tahun dan terdapat 2% pengguna dengan rentang umur dari 31 – 45 tahun.
Hal ini karena pemakai aplikasi ini banyak dari mahasiswa sehingga mayoritas yang mengisi kuesioner ini 91%
dari rentang umur 20 – 25 tahun.
d. Status Penerimaan
Sebagian besar responden, 77 orang (77%) menyatakan bahwa mereka sudah dapat menerima aplikasi ini, tetapi
ada 3 orang (3%) yang tidak melakukannya. Sebagian besar responden juga menyatakan bahwa mereka tidak tahu
atau memilih etral tentang penerimaan aplikasi ini sebanyak 20 orang (20%). Ini karena Sistem Informasi Hibah
dan Bantuan Sosial masi dianggap sebagai aplikasi baru, sehingga responden masih berharap aplikasi ini akan
diperbaharui di masa mendatang.
Interpretasi Data Outer Model
Berdasarkan hasil analisis outer model yang telah dijabarkan sebelumnya, ada beberapa poin penting yang harus
diperhatikan yaitu :
a. Hasil akhir dari analisis outer model telah menunjukkan bahwa pengukuran model dalam penelitian ini telah
memenuhi persyaratan dan memiliki karakteristik yang baik sehingga dinyatakan layak untuk dilanjutkan ke
tahapan analisis inner model.
b. Tidak ada indikator yang dihapus, karena nilai cross loading untuk semua indikator pada penelitian ini memiliki
nilai diatas 0,7.

Gambar 1. Data demografis jenis kelamin


Gambar 2. Data demografis jabatan responden

Gambar 3. Data demografis umur

Gambar 4. Data demografis status penerimaan

Gambar 5. Model penelitian pada SmartPLS

TABEL I
ANALISIS OUTER LOADING
AOT PEU PU %

AOT1 0.886 78%


AOT2 0.928 86%
AOT3 0.739 55%
AOT4 0.867 75%

AOT5 0.881 78%


PEU1 0.840 71%
PEU2 0.896 80%
PEU3 0.881 78%
PEU4 0.909 83%
PEU5 0.887 79%
PU1 0.808 65%
PU2 0.824 68%
PU3 0.818 67%
PU4 0.860 74%
PU5 0.932 87%

TABEL II
ANALISIS AVERAGE VARIANCE EXTRACTED

Variabel AVE Analisis


Acceptance of IT 0.744 Valid
Perceived Ease of Use 0.780 Valid
Perceived Usefulness 0.722 Valid

TABEL III
ANALISIS CROSS LOADING

Variabel Kode AOT PEU PU


AOT1 0.886 0.649 0.828
AOT2 0.928 0.649 0.851
AOT AOT3 0.739 0.528 0.643
AOT4 0.867 0.538 0.737
AOT5 0.881 0.634 0.776
PEU1 0.533 0.840 0.516
PEU2 0.627 0.896 0.627
PEU PEU3 0.550 0.881 0.623
PEU4 0.683 0.909 0.644
PEU5 0.672 0.887 0.632
PU1 0.706 0.636 0.808
PU2 0.782 0.546 0.824
PU PU3 0.726 0.542 0.818
PU4 0.744 0.602 0.860
PU5 0.835 0.631 0.932

TABEL IV
ANALISIS COMPOSITE RELIABILITY

Variabel CR Analisis
Acceptance of IT 0.935 Reliabel
Perceived Ease of Use 0.946 Reliabel
Perceived Usefulness 0.928 Reliabel

TABEL V
ANALISIS T-TEST

Hipotesis/Jalur t-test Analisis


PEU  AOT 1.117 Ditolak
PEU  PU 6.640 Diterima
PU  AOT 6.665 Diterima

Interpretasi Data Inner Model

a. H1 = Apakah Perceived Ease of Use (PEU) berpengaruh terhadap Perceived Usefulness (PU)
Hasil pengujian t-test pada analisis inner model menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Ini artinya
perceived ease of use (kemudahan penggunaa) memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness
(manfaat/kegunaan). Hubungan ini menunjukkan bahwa semakin mudah digunakan aplikasi, semakin banyak
manfaat dan kegunaan yang dirasakan pengguna. Informasi yang disajikan oleh aplikasi Sistem Informasi Hibah
dan Bantuan Sosial masih dianggap oleh pengguna sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kebermanfaatan
sistem informasi itu sendiri.
b. H2 = Apakah Perceived Usefulness (PU) berpengaruh terhadap Acceptance of IT (AOT)?
Hasil pengujian t-test pada analisis inner model menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Ini artinya
perceived usefulness (manfaat/kegunaan) memiliki pengaruh terhadap acceptance of IT (penerimaan aplikasi).
Hubungan ini menunjukkan semakin tinggi manfaat/kegunaan pada aplikasi maka semakin tinggi sikap
penerimaan dari pengguna aplikasi. Pengguna merasa bahwa factor manfaat menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap aplikasi. Ini juga didukung oleh teori Technology Acceptance Model
(TAM) yang menyatakan bahwa penerimaan teknologi dipengaruhi oleh factor manfaat yang dirasakan
penggunaanya.
c. H3 = Apakah Perceived Ease of Use (PEU) berpengaruh terhadap Acceptance of IT (AOT)?
Hasil pengujian t-test pada analisis inner model menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak. Ini artinya
perceived ease of use (kemudahan penggunaa) tidak memiliki pengaruh terhadap acceptance of IT (penerimaan
aplikasi). Ini berarti pengguna merasa bahwa kemudahan dalam aplikasi tidak mempengaruhi penerimaan aplikasi
karena apabila suatu aplikasi mudah digunakan namun tidak memiliki manfaat maka aplikasi itu tidak akan
digunakan.

Rekomendasi
Nilai t-test yang paling rendah pada penelitian ini adalah hubungan antara perceived ease of use dengan
acceptance of IT yaitu 1,117. Hal ini disebabkan karena walaupun Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial
memiliki banyak manfaat tetapi tidak mudah digunakan maka tidak akan ada yang menggunakan sistem informasi
ini. Ini menjadi dasar rekomendasi yang dapat peneliti berikan untuk pengembang aplikasi yaitu:
(1) Dapat mengembangkan aplikasi dengan fitur-fitur yang lebih mudah digunakan oleh pengguna Sistem
Informasi Hibah dan Bantuan Sosial dan mengosialisasikan mengenai cara menggunakan Sistem
Informasi Hibah dan Bantuan Sosial sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakan Sistem
Informasi Hibah dan Bantuan Sosial.
(2) Dapat memakai model penerimaan Technology Acceptance Model (TAM) dengan versi terbaru yaitu
dengan variabel-variabel yang lebih lengkap agar dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
penerimaan suatu aplikasi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Mayoritas responden menyatakan bahwa meraka dapat menerima adanya Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial ini
sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial bisa diterima oleh pengguna sebagai
alternatif untuk mengajukan permohonan bantuan hibah dan bantuan sosial.
Faktor yang mempengaruhi dari penerimaan Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial yaitu perceived usefulness
(manfaat/kegunaan) yaitu sesuai dengan uji inner model (uji struktur) dimana nilai t-test antara perceived usefulnees dengan
acceptance of IT memiliki nilai antara hubungan dua varuabek di atas 1,96 yaitu dengan nilai 6,665.
Saran
Bagi pengembang SIABAS untuk memperhatikan 3 faktor yaitu persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease
of use), persepsi kegunaan/manfaat (perceived usefulness), dan penerimaan penggunaa (acceptance of IT) untuk diterapkan
dalam aplikasi sehingga pengguna bisa menggunakan aplikasi dengan merasa aplikasi terssebut mudah dan bermanfaat
untuk digunakan.
Pengembang Sistem Informasi Hibah dan Bantuan Sosial Kabupaten Bolaang Mongondow Utara harus terus
mengembangkan dan meningkatkan fitur aplikasi untuk meningkatkan penerimaan pengguna.
Peneliti selanjutnya untuk melakukan analisis penerimaan sebuah aplikasi menggunakan model penerimaan
Technology Acceptance Model (TAM) dengan versi terbaru yaitu dengan variabel-variabel yang lebih lengkap agar dapat
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan suatu aplikasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian yakni di Desa Molompar Induk Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa
Tenggara. Sedangkan untuk waktu penelitiannya dimulai dari Bulan Agustus 2023 sampai dengan
Oktober 2023.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan menggambarkan fenomena atau fakta penelitian. Pada
dasarnya, data dikumpulkan melalui dokumentasi dan wawancara langsung dengan teman-teman saya
sebagai pelanggan Tokopedia. Metode kualitatif ini dimulai dengan pembuatan hipotesis dari ide-ide
dalam pertanyaan penelitian. Setelah itu, eksperimen lapangan dilakukan, dan setelah itu, kesimpulan
dibuat berdasarkan data empiris. Metode fenomenologis digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena biasa yang dihadapi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini digunakan karena tujuan penelitian adalah untuk
melihat bagaimana etika bisnis Islam diterapkan pada transaksi jual beli di Tokopedia di desa
Molompar, kecamatan Belang.
C. Data dan Instrumen Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah subjek dari mana data itu diperoleh. 55 Sumber
data meliputi dua jenis:
a) Data primer, yaitu data yang diambil dari sumber pertama yang ada di lapangan. 56 Atau
data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang berasal dari observasi dan juga
wawancara.
b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku dan situs-situs internet yang
berisi tentang pola pendidikan anak berbasis fitrah dan juga tentang sekolah-sekolah alam
yang ada.
2. Instrumen Penelitian
Peneliti dalam penelitian kualitatif bertanggung jawab atas pengumpulan dan
interpretasi data, menggunakan pedoman wawancara. Dengan melakukan wawancara yang
menyeluruh, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang arti interaksi sosial
dan memahami prinsip-prinsip yang tercermin dalam perilaku dan perkataan responden.
Instrumen utama peneliti adalah dirinya sendiri, dan alat bantunya adalah pedoman
wawancara. Panduan wawancara menyediakan kerangka kerja dan garis besar topik utama yang
akan digunakan responden dalam survei. Panduan ini digunakan selama proses wawancara
untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang apa, mengapa, dan bagaimana
masalah tertentu terjadi.
Panduan ini merupakan ikhtisar pertanyaan yang peneliti ajukan kepada
pengguna/pembeli di aplikasi Tokopedia. Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan gabungan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Ini berarti membuat serangkaian pertanyaan standar untuk setiap responden, namun
pertanyaan wawancara dapat berubah tanpa panduan tergantung pada tanggapan awal masing-

55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), p. 129.
56
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif Dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga Univercity
Press, 2015), p. 128.
masing responden. Penelitian ini membuat kisi-kisi panduan wawancara sebelum membuat
panduan wawancara.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
lebih mudah.57
Selanjutnya, prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, yaitu: 58
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan
disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran.
a) Observasi terstruktur adalah observasi yang direncanakan secara sistematis mengenai
apa, kapan dan di mana mengamati. Oleh karena itu, observasi terstruktur dilakukan
apabila peneliti mengetahui secara pasti variabel apa saja yang sedang diamati. Dalam
melakukan observasi, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang sudah teruji
validitas dan reliabilitasnya.
b) Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
terhadap observasinya. Hal ini dilakukan karena para ilmuwan tidak mengetahui secara
pasti apa yang sedang diamati. Dalam melakukan observasi, peneliti tidak menggunakan
instrumen standar, melainkan hanya penanda observasi saja.
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh
informasi yang diperlukan. Teknik ini mengumpulkan informasi tentang penerapan etika
bisnis Islam dalam transaksi jual beli online di desa Molompar.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Ada dua pihak dalam
percakapan, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai
yang menjawab pertanyaan.59
Dalam wawancara tertutup, orang yang diwawancara biasanya tidak tahu atau tidak
menyadari bahwa mereka sedang diwawancara, tetapi dalam wawancara terbuka, subjek
mengetahui bahwa mereka sedang diwawancara dan tujuannya. Selanjutnya, wawancara
mendalam adalah proses mengumpulkan informasi yang mendalam, terbuka, dan bebas
tentang masalah dan fokus penelitian sebelum mengirimkannya ke pusat penelitian.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.
Dalam wawancara mendalam, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan
tertulis tanpa alternatif pilihan jawaban, yang digunakan untuk mengkaji informasi yang
diterima dari informan.
Adapun informan yang akan di wawancara adalah:
a) Pengguna aplikasi tokopedia

57
Ridwan, Statistika Untuk Lembaga Dan Instansi Pemerintah/Swasta (Bandung: Alfabeta, 2014), p. 137.
58
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016), p. 104.
59
Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, p. 186.
b) Pembeli di aplikasi tokopedia
Sugiyono menyatakan bahwa wawancara semi terstruktur memungkinkan peneliti
menggali lebih dalam jawaban informan terhadap setiap pertanyaan yang diajukan. Peneliti
bebas menambahkan pertanyaan tambahan asalkan jawaban informan terhadap pertanyaan
yang telah disiapkan telah diberikan. Peneliti memodifikasi pertanyaan yang dibuat. 60
3. Dokumentasi
Metode dokumenter sangat penting dibandingkan dengan metode lainnya karena mereka
mengumpulkan informasi tentang suatu masalah atau variabel dalam berbagai bentuk, seperti
catatan, manual, buku, surat kabar, tulisan, agenda, risalah rapat, dan sebagainya. Metode ini
sedikit lebih rumit dibandingkan dengan metode lain karena, jika terjadi kesalahan, sumber
data tetap sama. Metode dokumenter hanya menemukan benda mati, bukan benda hidup.61
Dokumentasi adalah bukti informasi pendukung yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi langsung dari tempat penelitian, antara lain buku-buku yang relevan, peraturan,
laporan, foto, informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumen yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah hasil wawancara terhadap
partisipan penelitian, foto-foto yang diambil pada saat wawancara dengan kerabat dekat.
E. Teknik Analisis Data
Analisis dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Penelitian kuantitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang dapat dimengerti seperti kata-kata,
perkataan, dan perilaku individu.62 Mempresentasikan informasi yang diperoleh dari penelitian
lapangan tentang analisis penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online. Hasil
penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan berbagai teori yang relevan dengan pokok
penelitian ini. Peneliti menganalisis jawaban responden selama wawancara. Jika hasil wawancara
tidak memuaskan setelah analisis, peneliti terus mengajukan pertanyaan sampai mereka memperoleh
informasi yang dapat dipercaya (Miles dan Huberman). Ungkapannya tidak lengkap karena terus
berlanjut hingga akhir. Kegiatan analitis adalah:63
a. Data Reduction (Reduksi data)
Informasi yang didapat dari lapangan sudah cukup. Oleh karena itu, harus dicatat secara
cermat dan detail. Artinya, semakin lama penelitian lapangan berlangsung, semakin besar
jumlah datanya, maka semakin rumit dan kompleks pula penelitian tersebut. Mereduksi data
berarti menerimanya, memilih hal-hal yang penting, mencari tema dan pola. Data yang
direduksi dengan cara ini memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti
mengumpulkan dan mencari informasi tambahan setelah ditemukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menampilkan data. Dalam penelitian
kualitatif, data dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, diagram, hubungan antar kategori,
flowchart, dan lain-lain. Dengan menampilkan data, lebih mudah untuk memahami apa yang

60
Noor Wahyuni, In-Depth Interview (Wawancara Mendalam), 2023.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, p. 231.
62
Juliyansah Noor, Metode Penelitian (Jakarta: Kencana, 2011), p. 141.
63
Sugiyono, No Titl, pp. 246–52.
terjadi, dan merencanakan pekerjaan lebih lanjut dengan tepat. Selain itu, disarankan agar data
yang disajikan sebaiknya dalam bentuk grafik, matriks, jaringan, dan bagan selain teks naratif.
c. Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif, menurut Miles dan Huberman adalah menarik
dan memverifikasi kesimpulan. Kesimpulan awal yang disampaikan masih bersifat sementara
dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Namun jika kesimpulan yang disampaikan pada tahap awal didukung dengan
bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka ketika peneliti kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan data, kesimpulan dari data yang disajikan dapat dipercaya. Pada fase ini,
peneliti menganalisis informasi yang dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi.

Kehidupan sehari-hari manusia termasuk ekonomi. Kebutuhan akan makanan dan


pakaian harus dipenuhi setiap hari. Untuk menentukan kestabilan negara atau bangsa,
ekonomi masyarakat sangat penting. Selain itu, tingkat pertumbuhan dan pembangunan
sebuah negara dapat diukur dari tingkat ekonomi masyarakatnya. Haryanto (2011)
menyatakan bahwa sistem perekonomian—jaringan iteraksi yang kompleks dan sistematis di
mana keberadaan dan kontribusi orang lain terhubung—adalah cara untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Transportasi adalah cara yang digunakan untuk mengirimkan barang
dan jasa yang diinginkan oleh pembeli ke seluruh sistem perekonomian. Salah satu
komponen utama yang memastikan bahwa sistem ekonomi berjalan dengan baik adalah
transportasi. Kondisi sosial ekonomi seseorang ditentukan oleh aktivitas ekonominya,
pendapatannya, dan tingkat pendidikannya. (Wayan, 2014).
Daerah perkotaan adalah tempat di mana banyak orang tinggal dan terlibat dalam
berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Mereka juga memainkan peran penting dalam
kehidupan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat di kota menunjukkan
peningkatan alami populasi selain arus penduduk yang cukup besar dari desa ke kota. Kota
Raha terletak strategis di pesisir Selat Buton untuk pertumbuhan ekonomi. Selain menjadi
nelayan, orang-orang di kota Raha sudah mampu bekerja di bidang lain seperti wiraswasta
dan pegawai negeri. Keanekaragaman mata pencaharian membuat Kota Raha maju dalam
bidang sosial dan ekonomi. Keadaan sosial ekonomi adalah keadaan atau kedudukan yang
diatur sosial yang meletakkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial
masyarakat. Posisi ini memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa
status. (Dewi, 2009).
Bisnis ikan bakar dibuka oleh masyarakat Kota Raha. Ini didirikan oleh sekelompok
pengolah dan pemasar yang dikenal sebagai POKLAHSAR, yang membentuk komunitas
sendiri yang berkomitmen pada strategi dan aturan berdagang. Kelompok ini juga mengatur
sendiri bisnis mereka dalam menjual ikan. Meskipun tujuan membuka bisnis melalui
perdagangan terutama di perkotaan adalah untuk meningkatkan dan menyejahterakan
masyarakat perkotaan, bisnis ini belum mampu mengubah aspek sosial dan ekonomi.
Keberadaan usaha pengolahan dan pemasar ikan bakar di Kota Raha ini sudah lama muncul,
dikarenakan pemasaran ikan bakar ini di laksanakan sudah bertahun-tahun dan sampai
sekarang masih di jalankan secara turun-temurun oleh generasi penerusnya.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi penjual ikan bakar di kelurahan Raha II.
Selain itu penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui strategi penjual ikan bakar dalam
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi di kelurahan Raha II Kecamatan Katobu Kabupaten
Muna.
Penelitian ini merinci literatur relevan yang telah dilakukan sebelumnya untuk
mencegah pengulangan penelitian pada subjek yang sama. Penelitian Rumate 2019 Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelayanan rumah makan ikan bakar di
Kelurahan Komo Luar Manado terhadap tingkat kepuasan konsumen. Rumah makan ikan
bakar harus meningkatkan kualitas, meningkatkan ketanggapan karyawan, dan
mempertahankan kinerja yang baik untuk menarik lebih banyak pelanggan. Agar setiap
pelanggan yang datang ke Rumah Makan Ikan Bakar merasa aman dan nyaman, perlu ada
tambahan jamian. Penelitian Firdaus 2021 menghubungkan hasil penelitian lapangan dengan
hasil penelitian literatur (perpustakaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penerapan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui badan usaha milik desa
pada bisnis jual ikan bakar di desa Nanga Wera. Penelitian Edwar 2016 tentang
perkembangan bisnis makanan di kota Surabay Persaingan bisnis yang semakin ketat
membuat warung ikan bakar seafood genteng besar menerapkan kualitas produk dan harga
terjangkau dengan tujuan dapat mempengarauhi terjadinya keutusa pembelian.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk memilih informan dalam penelitian ini
bersifat purposif. Dalam penelitian ini, saya mewawancarai 5 orang yang memberikan
informasi : Bapak Sarfan ( 34 Tahun ), Ibu Yuli (40 tahun ), Ibu Mei ( 30 tahun ), Ibu Intan (38
tahun), dan Ibu Heni ( 29 tahun ). Dasar pemikiran yang melatar belakangi Pemilihan
informan pada penelitian ini adalah penjual ikan Bakar di kelurahan Raha II. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam,
pengamatan/observasi. Teknik analisis data melibatkan pengambilan dan pengorganisasian
secara sistematis catatan lapangan, wawancara dan bahan-bahan lain yang di kumpulkan
untuk memperoleh kesimpulan dari temuan-temuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehidupan Sosial Ekonomi Penjual Ikan Bakar


Ada dua cara untuk melihat kehidupan sosial dan ekonomi penjual ikan bakar. Aspek
sosial terdiri dari pendidikan, interaksi sosial, lembaga, dan organisasi. Aspek ekonomi
terdiri dari kepemilikan benda, mata pencaharian, pendapatan, dan modal usaha, serta lokasi
ekonomi seperti bank, pasar, dan tempat pelelangan ikan (TPI).
Seiring berjalannya waktu, bisnis penjual ikan bakar semakin diminati oleh
masyarakat. Usaha ini telah dilakukan secara turun-temurun dan memberikan manfaat bagi
para penjual serta membantu menggerakkan kehidupan sosial dan ekonomi Kota Raha.
Usaha ini tidak membutuhkan pendidikan yang rumit, keterampilan yang diperlukan, jam
kerja yang ketat, dan mudah diakses.

Kehidupan Sosial Penjual Ikan Bakar


Hubungan antar manusia dan lingkungannya selalu berubah agar manusia dapat
bergantung dan diterima oleh lingkungannya. Oleh karena itu, hubungan adalah tindakan
antara dua orang yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam buku
Soleman B. Taneko "Sruktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiaologi Pembangunan",
dia menyatakan bahwa hubungan merupakan sarat dari proses sosial atau aktivitas sosial.
Dalam hubungan sosial, artinya adalah interaksi dan respons antara individu atau kelompok.
Individu melakukan tindakan dan reaksi dalam hubungan. Dengan kata lain, hubungan
terjadi jika seseorang bertindak dengan cara yang menghasilkan reaksi dari orang atau
individu lain. Sosial dalam penelitian ini bagaimana persoalan yang dihadapi oleh penjual
ikan bakar di kawasan Kelurahan Raha II.
Hubungan Individu Dengan Sesama Penjual
Aktifitas pedagang selain berjualan, mereka juga menyibukkan diri mereka untuk
saling mengenal satu sama lain, sehingga timbul rasa peduli satu sama lain dan membuat
hubungan mereka terjalin dengan baik. Dengan adanya rasa kepedulian yang tinggi di antara
mereka sehingga yang apabila ada seorang yang kesusahan dari mereka atau mendapatkan
musibah mereka secara dengan sukarela saling membantu baik dari saluran dana ataupun
secara fisik, para penjual juga saling membantu seperti salah satunya kekurangan nasi
maupun bahan baku lainnya.

Persaingan Sesama Penjual Ikan Bakar


Para pelaku usaha harus mampu menghadapi hal tersebut agar bisa selalu eksis
diantara persaingan yang ada. Adanya para pesaing serta pendatang baru dibidang makanan
yang serupa bisa mencuri perhatian. Kemampuan menganalisa persaingan harus dimiliki
oleh pengusaha agar dapat bersaing dengan para penjual, serta dengan terus memperbaiki
fasilitas yang ada contohnya menambahkan fasilitas dan mempunyai ciri khas tersendiri.
Pelayanan dan menjalin hubungan kerja sama yang baik secara profesinal dengan beberapa
pemasok bahan baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta selalu menjaga kualitas
makanan.

Kehidupan Ekonomi Penjual Ikan Bakar


Ekonomi didefinisikan sebagai pengelolaan rumah tangga sebagai usaha dalam
pengalokasian sumber daya yang terbatas di antara anggota keluarga, dengan
mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing (Damsar, 2013).
Penelitian ini berfokus pada bagaimana penjual menjalankan sistem pengelolaan rumah
tangga, khususnya penjual ikan bakar.

Produksi Ikan bakar


Untuk menghasilkan ikan bakar yang bagus dan kelihatan enak yaitu dengan cara
pertama bela ikanya terlebih dahulu seperti gambar diatas lalu cuci dengan bersih setelah
dibersihkan nyalakan api dengan menggunakan minyak tanah yang dituangkan di atas
tempurung kelapa atau kayu bakar kemudian dibakar bila sudah banyak bara api maka ikan
siap untuk dibakar. Untuk mendapatkan hasil yang bagus bakar ikan dengan api sedang
setelah dibakar berikan sedikit bumbu berbagai macam bahan untuk membuat bumbu ikan
bakar diantaranya bawang putih, bawang merah, cabe keriting, serei, garam, kaldu ayam dan
sedikit tomat, jika semua bumbu sudah dicampur lalu dihaluskan menggunakan blender
bumbu yang sudah dihaluskan kemudian berikan minyak secukupnya oleskan keseluruh
bagian ikan kemudian tunngu selama kurang lebih 15 menit. Setelah ikanya masak maka siap
untuk dihidangkan di atas meja yang sudah pasti enak jika dimakan dengan sambal colo-
colo, atau sambal terasi, nasi, dan sayur bening.

Pemasaran Ikan Bakar


Bagi pengusaha yang sudah berbisnis ikan bakar dalam waktu lama, pasti sudah
memiliki strategi pemasaran ika yang tepat untuk diterapkan. Berbeda halnya dengan
pemula yang baru merintis usaha tersebut, seringkali masih merasa bingung terkait cara
pemasaran ikan bakar. Saat ini pengusaha ikan bakar menjadi salah satu usaha yang paling
di minati oleh masyarakat Kota Raha. Promosi penjualan bukan hanya dilakukan oleh
penjual promosi juga dibantu oleh para pelanggan yang merasa puas, contohnya seorang
pelanggan yang puas akan memposting makanan tersebut di sosial media entah dari FB, IG,
Whatsapp, dan sosial media lainnya, dan seorang pelanggan yang puas secara tidak langsung
akan mempromosikan dari mulut ke mulut.
Modal Usaha
Untuk membuka usaha modal awal sebagian penjual ikan bakar yaitu dengan cara
meminjam uang di koperasi supaya usaha yang dijalankan berjalan lancar dengan
persyaratan menyerahkan KTP dan membayar angsuran setiap harinya.

Peruntukan Hasil Usaha


Hasil penjualan yang didapatkan digunakan utuk kebutuhan rumah tangga,
membiayai anak sekolah, membayar utang, dan ditabung. Terdapat beberapa dari mereka
juga bisa membuat rumah dan membeli motor dari hasil penjualan ikan bakar yang sudah di
tabung selama bertahun-tahun. Dengan hasil yang cukup lumayan banyak mereka bisa
menyekolahkan dan memenuhi kebutuhan hidup anak-anak mereka, para penjaul harus
mengoptimalkan setiap penjualan

Strategi Penjual Ikan Bakar


Para penjual ikan bakar di Kota Raha masing-masing dari mereka memiliki strategi
dalam menjajakan jualanya. Para penjual ini berada di kawasan depan alun-alun yang dekat
dengan baypas Kota Raha, kawasan tersebut telah menjadi lokasi untuk mereka mengarungi
hidup. Mereka memikirkan cara agar supaya daganganya laku, terdapat beberapa strategi
yang dilakukan oleh para pedagang ikan bakar tersebut yakni: (1) Pemilihan lokasi, (2) Cita
Rasa,(3) Pelayanan Yang Baik, (4) Kualitas Makanan, (5) Kebersihan, (6) Harga.

KESIMPULAN
Kehidupan sosial ekonomi tidak sama dengan kehidupan ekonomi. Kehidupan sosial
penjual ikan bakar termasuk persaingan dan hubungan dengan sesama penjual. Kehidupan
ekonomi penjual ikan bakar termasuk pendapatan harian yang berbeda tergantung pada
jumlah pengunjung. Penjual ikan bakar yang memiliki harta benda sebagian besar memiliki
kemampuan untuk merenovasi atau membangun rumah sendiri dari hasil penjualan ikan
bakar, serta memungkinkan mereka untuk membiayai pendidikan anak-anaknya dan
kehidupan sehari-hari mereka.
Beberapa strategi penjual untuk meningkatkan kehidupan ekonomi para penjual ikan bakar

diantaranya memilih lokasi, menjaga cita rasa, pelayanan yang baik, kualitas makanan,

menjaga kebersihan, dan harga. Mereka sangat memperhatikan pernyataan-pernyataan

tersebut sebab dengan menjaga cita rasa, dengan porsi yang pas dan berlokasi strategis serta

harga dengan yang terjangkau. Hal itulah yang membuat para penjual ikan bakar mampu

bertahan sampai saat ini.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan data dan temuan penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah yang
disebutkan pada Bab I. Bab ini juga menjelaskan dan membahas relevan dengan temuan penelitian
sebelumnya. Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam secara
langsung kepada informan sebagai bentuk penelusuran dan dokumentasi langsung di lapangan..
A. Gambaran Umum Desa Molompar
1. Sejarah Desa Molompar
Pada tahun 1989, desa Watuliney dimekarkan menjadi dua desa yaitu desa Watuliney
dan desa persiapan Molompar yang mempunyai 3 wilayah pesisir. Desa Persiapan Molompar
sendiri diambil dari Nama muara sungai Molompar yang dulunya terletak di Desa Molompar II
wilayah Tombatu.
Yusuf Olii (almarhum) merupakan salah satu tokoh masyarakat yang diangkat menjadi
Pejabat Pemerintahan Desa Persiapan Molompari karena dianggap mampu menjalankan Desa
Molompari, sehingga diangkat lagi Pejabat Desa Persiapan Molompari yang bernama Samsudin
Lempas pada tahun 1988-1989 (almarhum). Seiring berjalannya waktu, diangkatlah pejabat lain
bernama Mursali Muslim (Alm) pada tahun 1989 karena saat itu masa jabatan pemerintahan
hanya 6 bulan.
Pada tahun 1989-1999 diadakan pemilu pertama di desa persiapan Molompar, dan
pemimpin desa tersebut adalah Ibu Haena Eyatho. Dengan demikian, Desa Molompar resmi
menjadi satu desa pada tahun 1989 sebagai hasil pemekaran Desa Watuliney yang diawali
dengan diberlakukannya undang-undang pemilu yang lama.
Kemudian pada tahun 1999 diselenggarakan Partai Rakyat Desa Molompar untuk
memilih kembali UU Desa Molompar yang lama dan pemilihan tersebut menjadi UU Mu'min
Baso yang lama yang masa pemerintahannya pada tahun 1999-2006. Pada tahun 2006, diadakan
pesta rakyat ketiga pada bulan Desember untuk memilih undang-undang lama desa Molompar,
dan terpilihlah undang-undang lama Faruk Adam dari masa pemerintahan 2006-2018. Pada
masa pemerintahannya, Desa Molompar terbagi menjadi 3 desa yaitu Desa Molompar Utara,
Desa Molompar dan Desa Molompar Timur. Pada tahun 2019, pada bulan Januari hingga
September, pengacara lama desa Molompar dipimpin oleh Darwin Puili, dan pada bulan
September diadakan pesta rakyat kelima untuk memilih hukum lama desa Molompar, dan
terpilih sebagai hukum tua Suaib Baso. Dan adapun sejarah kepemimpinan desa molompar
dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.1
Daftar Nama Kepala Desa MOLOMPAR
N NAMA-NAMA HUKUM TUA MASA KETERANGAN
O JABATAN
1 YUSUF OLII (Alm) 1988 Pejabat
2 SAMSUDIN LEMPAS (Alm) 1988-1989 Pejabat
3 MURSALI MUSLIM (Alm) 1989 Pejabat
4 HAENA EYATHO (Alm) 1989-1999 Definitif
5 MU’MIN BASO (Alm) 1999-2006 Definitif
6 FARUK ADAM 2006-2018 Definitif
7 DARWIN PUILI 2019 Pejabat
8 SUAIB BASO 2019 sampai Definitif
sekarang

2. Gambaran tentang IPOLEKSUSBUDHANKAM Desa Molompar


a. Bidang Agama
Penduduk asli desa Molompar memeluk agama Islam, dan seiring berkembangnya penduduk
desa sekitar dan daerah lain, agama lain pun datang, termasuk kelompok Kristen lainnya.
Keberagaman suku agama dan suku yang ada di desa Molompar disebabkan oleh mata
pencaharian mereka antara lain nelayan, petani, buruh, guru. Informasi lebih lanjut mengenai
agama/agama yang ada di Desa Molompar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2
Keagamaan / Aliran Kepercayaan
AGAMA
Islam 1064
Kristen 27
Hindu -
Budha -
Khonghucu -
Kepercayaan kepada tuhan yme -
Aliran kepercayaan lainnya -
Jumlah total penduduk 1093
Agama / golongan agama yang memiliki tempat ibadah hanya Islam untuk golongan Kristen
protestan beribadah di gereja GMIM Silo Watuliney Desa Molompar Utara

1) Keadaan Ekonomi
Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Molompar bergerak dibidang Nelayan.
Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian penduduk adalah
terjadinya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan penduduk
sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Minahasa
Tenggara. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa adalah melakukan usaha
perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil pemberian kredit
sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang perdagangan. Tingkat angka
kemiskinan Desa Molompar, yang masih tinggi menjadi Desa Molompar, harus bisa mencari
peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi masyarakat. Kekayaan
sumber daya alam yang ada di Desa Molompar amat sangat mendukung baik dari
pengembangan ekonomi maupun social budaya. Selain itu letak geografis desa ini cukup
strategis dan merupakan jalur transportasi yang menghubungkan 3 kecamatan yaitu Belang,
Padang dan Senduro. Pendapatan desa merupakan penjumlahan pendapatan desa dalam
APBD pada setiap tahun pelaporan. Menurut peraturan desa Molompar, tahun 2020
merupakan sumber pendapatan desa:
a. Sumber pendapatan desa
1) Pendapatan awal desa terdiri atas hasil kekayaan desa, hasil gotong royong dan
partisipasi, hasil gotong royong, dan pendapatan awal desa lainnya yang sah.
2) Distribusi penerimaan pajak daerah dari desa kecamatan dan sebagian pajak daerah
didistribusikan ke desa-desa, yang dibagikan secara proporsional kepada masing-
masing desa.
b. Bantuan keuangan dari negara, pemerintah daerah, dan pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 huruf d disalurkan melalui kas desa.
c. Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan
diambil alih oleh pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah daerah.
Desa molompar sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani yang
mayoritas memeluk agama Islam dan juga memiliki kepatuhan terhadap adat dan tradisi.
2) Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014, desa memiliki tiga
kategori lembaga desa yang berperan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, yaitu
pemerintah desa, badan penasihat desa, dan lembaga kemasyarakatan. Undang-undang
tersebut menyatakan bahwa pengurus desa dan badan perwalian desa mengurusi urusan
administrasi di tingkat desa (administrasi desa). Pemerintahan desa ini bertujuan untuk
mengatur dan mengatur kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara ini.
Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Tugas kepala desa adalah urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
3) Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan menjadi motivasi pertama masyarakat Molompar yaitu memberikan
kesempatan kepada generasi penerus untuk merasakan pendidikan. Tingkat pendidikan
penduduk Desa Molompar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan
TINGKATAN PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Usia 3-6 thn yg belum msk TK 120
Usia 3-6 thn yg sedang TK/Play 54
Usia 7-18 thn yg tdk pernah sklh -
Usia 7-18 thn yg sedang sekolah 235
Usia 18-56 thn yg tdk pernah sklh -
Usia 18-56 thn pernah SD tp tdk 141
tamat
Tamat SD / Sederajat 193
Usia 12-56 thn tdk tamat SLTP 71
Usia 18-56 thn tdk tamat SLTA 56
Tamat SMP / Sederajat 127
Tamat SMA / Sederajat 104
Tamat D-1 / Sederajat -
Tamat D-2 / Sederajat -
Tamat D-3 / Sederajat 5
Tamat S1 / Sederajat 3
Tamat S2 / Sederajat 1
Tamat S3 / Sederajat -
Tamat SLB C / Sederajat -

4) Bidang Ekonomi
Berdasarkan data potensi sumber daya alam, kondisi ekonomi masyarakat Desa
Molompar secara umum dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Mata Pencaharian
Pengelompokkan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Molompar seperti terurai
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Mata Pencaharian
PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PETANI 5 -
BURUH TANI 11 -
PEGAWAI NEGERI SIPIL 2 4
PEDAGANG KELILING 6 -
NELAYAN 305 -
MONITIR - -
PENSIUNAN PNS/TNI/POLRI - 2
PENGUSAHA KECIL & 18 1
MENENGAH
ARSITEKTUR 1 1
KARYAWAN PERUSAHAAN 16 10
SWASTA
JUMLAH TOTAL PENDUDUK 364 18

b. Pola penggunaan Tanah


Melihat statistik di atas, terlihat jelas bahwa sebagian kecil pekerjaan warga desa
Molompari adalah bertani, yang tujuan utamanya untuk menunjang kebutuhan
penghidupan, karena menurut polisi, lahan pertanian sangat bermanfaat cukup banyak,
bagian dari masyarakat desa molompar juga mempunyai pemilikan lahan pertanian di
desa sekitarnya. Hasil pertanian dan perkebunan antara lain beras, kelapa, kacang-
kacangan berkalori, jagung, vanili, sayur-sayuran besar dan hasil-hasil lainnya yang
bersifat sementara.
B. Hasil Penelitian
1. Etika Bisnis Islam dalam Transaksi Jual Beli Online di Tokopedia
Jual beli online merupakan salah satu bentuk inovasi baru yang bermula dari jual beli
offline. Dalam jual beli online, penjual dan pembeli tidak bertatap muka. Umumnya penjual
hanya menjual gambar dan deskripsi produk yang dijualnya. Dan konsumen cukup memilih
produk dengan melihat gambar dan membaca deskripsinya, lalu membeli produk tersebut. Di
sinilah letak kesenjangan potensi penipuan, yaitu antara harapan pembeli dengan kenyataan
produk yang dibeli.64

64
Karina Widya Andari, ‘Analisis Penerapan Prinsip Etika Bisnis Pada Transaksi Jual Beli Online Pada Masyarakat
Tokopedia’, Indonesia Journal of Islamic Economics And Business, 2021, p. 107.
Tentu saja dalam berbisnis sendiri tidak bisa lepas dari etika bisnis. Dalam melakukan
pekerjaan ini, etika bisnis menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Etika bisnis
sendiri merupakan pedoman dan acuan berperilaku agar persaingan bisnis berlangsung sesuai
standar dan prinsip etika yang sah serta tidak melanggar hal-hal yang dilarang dalam Al-Qur'an.
Etika bisnis juga dapat dijadikan sebagai paradigma bagi para pebisnis untuk menjalankan
bisnisnya dengan baik. Dengan kata lain, etika bisnis adalah seperangkat standar dan prinsip di
mana pelaku bisnis harus konsisten dalam aktivitas bisnisnya, dalam berperilaku, bertransaksi,
dan menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan.65
Demikianlah beberapa hasil penelitian saya di desa Molompar kecamatan Belang:
a. Dampak dan Praktik jual beli online tokopedia di Desa Molompar Kecamatan Belang.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan adalah dengan berdagang atau jual beli
untuk mewujudkan perdagangan tersebut diperlukan adanya hubungan timbal balik antara
penjual dan pembeli. Jual beli adalah saling tukar menukar suatu barang dengan harta benda
atau harta benda dengan uang, atau pengalihan sesuatu kepada orang lain untuk suatu benda,
melalui transaksi-transaksi berdasarkan kesepakatan bersama, yang biasa dilakukan.
Banyak masyarakat di Desa Molompar yang kini menggunakan aplikasi Tokopedia,
termasuk teman-teman saya yang tinggal di desa tersebut. Mereka membeli banyak pakaian
dan barang-barang yang mereka perlukan, mereka juga mendapatkan barang-barang yang
mereka inginkan, ada pula yang sesuai dengan produk yang mereka pesan yang tidak sesuai
dengan produk atau gambar.
Apalagi berdampak pada kehidupan mereka, khususnya pembeli dan penjual, serta
masyarakat secara keseluruhan. Sebab toko online Tokopedia palsu ini merugikan salah satu
pihak baik pembeli maupun penjual karena tidak dapat dipastikan adanya transaksi atau tidak
dapat dipastikan jumlah dan ukurannya.
Akibat atau pengaruh yang terjadi di Desa Molompar, Kecamatan Belang, Kabupaten
Minahasa Tenggara sehubungan dengan jual beli online di Tokopedia adalah akibat atau
akibat yaitu pembeli merugi atas harga yang ditunjukkan oleh penjual karena barang yang
dibeli pembeli tidak sesuai dengan harga yang tertera sesuai dengan apa yang dibeli pembeli.
Mereka menggambarkan termasuk dilaksanakan karena kebutuhan finansial masyarakat.
Ada beberapa teman saya yang saya wawancarai dan ini penjelasan atau Jawaban yang
mereke jawab:
”yang kita tau itu kalo mo ba pesan barang dang memang musti ada depe nama etika kalo
ndak ada etika kalo mo ba transaksi di online bagitu misalnya torang so pesan barang to kong
ini penjual barang itu depe sikap pa pelanggan ndak bagus dia melayani pa torang ndak
ramah bagitu, baru kalo soal keadilan bagitu leh selama kita ba pesan di tokopedia adil sih
dorang, kalo torang sebagai pembeli di toko itu torang bebas-bebas saja sih, ha ini kalo
amanah ini yang lengkali dorang ndak amanah misalnya kita so pesan barang to kong dorang
bilang estimasi 1minggu dg serta so tunggu tu paket sampe nanti lewat 1minggu baru ada itu
barang itu kan ndak amanah depe nama to, kalo soal kejujuran le lengkali ndak jujur dorang
dari kita pernah ba pesan barang baju bagitu so lia di gambar gaga dang deng so tanya pa
dorang yang bajual di toko dorang bilang iyo sesuai di gambar dg hai pas sampe barang ndak
sesuai di gambar itu kan depe nama putarbale pa pembeli to.”66
65
Andari, pp. 108–9.
66
Hasil Wawancara Dengan Saudari Thalia Selaku Pembeli Barang Di Tokopedia Di Desa Molompar (Tanggal 20
September, 2023).
Terjemahan wawancara:
“Saya tahu, untuk memesan barang secara online harus ada etika kepada pembeli yang
membeli barang, misalnya saya memesan barang, namun penjual barangnya tidak mengikuti
etika yang baik dan pelayanannya juga kurang baik, setiap kali saya memesan. Barang, mereka
tetap menerapkan keadilan atau kejujuran kepada semua pelanggan. Konon demi kehandalan,
penjual seringkali gagal mengirimkan barang pesanan yang tidak sesuai dengan rating yang
tertulis di deskripsi. Misalnya saya memesan barang yang memakan waktu 1 minggu, tetapi
barang sampai lebih dari seminggu, tidak dapat diandalkan oleh pembeli, setiap saya memesan
pakaian di Internet, saya melihat gambarnya bagus dan saya bertanya kepada a penjual baju
jika baju sesuai dengan gambar yang disertakan dan penjual mengatakan sesuai dengan
gambar dan produk sangat sesuai bahkan tidak sesuai dengan gambar menurutnya itulah yang
disebut dengan tidak jujur berbohong kepada pelanggan/pembeli.”
Dari penjelasan Kak Thalia di atas terlihat pembeli mengalami kerugian atas transaksi tersebut.
Penjelasan di atas sama dengan penjelasan Bu Yeni tentang etika bisnis dalam transaksi jual beli online
di Tokopedia berikut ini.
“kita tahu etika itu penting skali kalo mo melakukan transaksi online, karna ndak samua seller
itu mempunyai etika misalnya 1 minggu yang lalu kita ada pesan barang kong depe seller rupa
ndak ramah sama skali itu depe sikap di chat bagitu kurang sopan dang menurut kita, kalo
masalah adil klo mo pesan barang bagitu sama-sama adil sih kita sebagai pembeli misalnya
mo babayar sesuai harga yang ditetapkan baru si penjual juga dapa untung banyak, bebas-
bebas saja sih terserah torang mo babili ato nyandak, kalo selama kita pesan barang di
tokopedia pernah dapa toko yang ndak amanah, kalo jujur paling banyak seller yang kita alami
banyak yang tidak jujur misalnya kita pesan barang ndak sesuai ekspetasi”.67
Terjemahan wawancara:
“Saya tahu etika bisnis itu sangat penting karena tidak semua penjual mempunyai etika yang
baik, misalnya 1 minggu yang lalu saya memesan sesuatu, namun penjualnya tidak ramah
melalui chat dan tidak sopan kepada pembeli. Menurut saya ini soal fairness atau keadilan.
Memesan barang juga harus sama adilnya, karena misalnya saya sebagai pembeli membayar
barang sesuai harga yang ditentukan, dan penjual juga mendapat banyak keuntungan. Kita
berbicara tentang kebebasan saya sebagai pembeli, terserah saya mau membeli barang
tersebut atau tidak, yang penting saya memesan barang tersebut. Pernah ada toko di
Tokopedia yang tidak terpercaya, terus terang sebagian besar penjual yang saya temui tidak
jujur, misalnya saya memesan barang tetapi tidak sesuai ekspektasi saya”.
Belanja online telah menimbulkan banyak korban, termasuk masyarakat yang tinggal di Desa
Molompar Kecamatan Belang, karena banyak masyarakat Desa Molompar yang membeli barang
melalui sistem online sehingga tertarik menggunakan aplikasi untuk memesan barang yang
dibutuhkannya. Belanja online terjadi antara pembeli dan penjual barang, pada saat pembeli memesan
barang yang diinginkan, setelah itu pembeli mengkonfirmasi kepada penjual barang bahwa ia ingin
memesan barang tersebut, kemudian penjual mengkonfirmasi kembali kepada pembeli bahwa barang
yang dipesan pembeli sudah dikemas atau sudah dikirimkan, penjual konfirmasi melalui chat di
aplikasi Tokopedia, kemudian penjual barang menginformasikan kepada pembeli bahwa barang akan
sampai ke pembeli pada tanggal yang diharapkan..
“kita ba pesan barang tanggal 20 juni kong yang tatulis di keterangan itu depe estimasi
barang sampe tanggal 25 juni kong sampe tanggal bagitu itu barang malah ndak sampe,
jadi kita piker le mungkin sto mo terlambat sampe tu barang, hai pas so tunggu lagi
1minggu ndak sampe-sampe le tu barang ada pesan deng sampe skarang itu barang ndak
ada pakita kong kita so bayar duluan kong kita langsung ba cht di toko itu kong sampe
skarang dorang so ndk balas-balas itu chat”.68
Terjemahan wawancara:
67
Hasil Wawancara Dengan Saudari Sintia Selaku Pembeli Di Tokopedia Di Desa Molompar (25 September, 2023).
68
Hasil Wawancara Dengan Saudari Tarisa Selaku Pembeli Di Tokopedia Di Desa Molompar (5 Oktober, 2023).
“Saya pesan produk tanggal 20 Juni, walaupun di deskripsi tertulis produk akan sampai
tanggal 25 Juni, namun sebelum tanggal 25 Juni produk belum sampai, jadi saya kira
produk akan datang terlambat, tapi saya menunggu. Untuk produk selama 1 minggu dan
mereka tidak sampai dan produknya ada. Masih tersedia dan saya bayar dulu, saat saya
konfirmasi produk ke penjual lewat chat, malam harinya konfirmasi tidak datang
kembali.”
Penjelasan Kak Tarisa di atas menunjukkan bahwa pembeli kecewa dengan pelayanan
dan tidak merespon informasi di aplikasi.
b. Etika bisnis dalam pelaksanaan jual beli online tokopedia di Desa Molompar Kecamatan
Belang Kabupaten Minahasa Tenggara
Etika bisnis seringkali perlu diperhatikan karena sering berinteraksi dengan banyak
orang, termasuk masyarakat Desa Molompar, Kecamatan Belang. Sama halnya dengan
memulai bisnis online, Anda tidak melihat langsung konsumen membeli produk Anda. Oleh
karena itu, etika sangat penting untuk membangun kepercayaan konsumen.
Kegagalan belanja online juga banyak terjadi karena konsumen tidak mempercayai
penjual, karena sering terlihat penjual tidak ramah terhadap pembeli. Oleh karena itu, etika
seorang pebisnis harus diperhatikan dengan sangat matang.
Teman saya juga yang mendapat pelayanan kurang menyenangkan, berikut penjelasan
teman saya
“Kita biasa jaga ba pesan di tokopedia deng slalu ba pesan di aplikasi itu, ada satu toko dang
kita tertarik pa depe toko itu karna dorang bajual barang baju deng dres-dres pa depe toko itu,
kit aba pesan ada barapa baju sto disitu kong pas kita pesan di toko itu kita chat dulu di
aplikasi itu kita bilang mo request warna dang hai bukang dorang balas deng kata-kata sopan
malah dorang balas deng dorang pe kata-kata ndak sopan lantaran itu terakhir kita ba pesan
barang di toko itu”.69
Terjemahan Wawancara:
“Saya biasanya pesan di Tokopedia dan sering pesan di aplikasi ini juga. Di sana ada sebuah
toko dan saya tertarik dengan toko ini karena menjual pakaian dan juga gaun. Saya pesen baju
dari situ, pas pesan barang di toko, saya konfirmasi lewat chat app, saya bilang mau tanya
warna, malah dijawab dengan kata-kata tidak sopan dan juga kasar, saya tidak pesan produk
dari toko itu lagi.”
Demikian penjelasan teman saya, sebuah etika yang tidak boleh ditiru oleh penjual lain.
Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan saat berbisnis:70
1) Selalu bersikap baik kepada pembeli
Saat Anda berjualan online, Anda bertemu konsumen yang berbeda. Oleh karena itu,
untuk memberikan kesan pertama yang baik, Anda harus selalu bersikap ramah terhadap
konsumen.
2) Jawab semua pertanyaan yang diajukan pembeli
Terkadang konsumen online lebih sering bertanya untuk memastikan apakah barang yang
dibelinya berkualitas baik atau tidak. Sebagai seorang penjual, Anda perlu menjawab
semua pertanyaan konsumen agar mereka merasa yakin dengan produk yang Anda jual.
3) Selalu sapa dengan panggilan yang sopan

69
Hasil Wawancara Dengan Saudari Afha Selaku Pembeli Di Tokopedia Di Desa Molompar (10 Oktober, 2023).
70
Hasil Wawancara Dengan Saudari Afha Selaku Pembeli Di Tokopedia Dengan Etika Jualan Online Yang Perlu Kamu
Tahu Di Desa Molompar (10 Oktober, 2023).
Merupakan kebiasaan untuk memanggil konsumen dengan menyapa mereka sebagai
Tuan atau Nyonya.
4) Jangan menyalahgunakan informasi pembeli
Dalam proses jual beli online, konsumen secara otomatis memberikan alamat atau nomor
telepon lengkap, karena informasi tersebut diperlukan untuk menyelesaikan transaksi dan
mengantarkan barang pesanan..
5) Jujurlah saat menulis deskripsi produk
Kejujuran penting ketika memulai bisnis apa pun. Kalau tidak jujur, bisnis Anda pasti
tidak akan maju.
6) Kemas barang dengan benar
Sebagai penutup atau ucapan terima kasih kepada konsumen mulai dari pembelian
hingga penjualan, jangan lupa untuk mengemas barang dengan cepat dan baik agar
barang sampai dengan selamat dan meningkatkan kesan baik anda kepada konsumen.
Berikut wawancara saya dengan kakak Asriyant tentang pendapatnya tentang
belanja online di Tokopedia. Seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut.
“Kita so banyak ba blanja di online di tokopedia barang yang kita jaga pesan ada
barang elektronik, baju, hp deng laeng-laeng no, tapi Alhamdulillah kita ndak pernah
dapa kendala disaat kit aba pesan barang di tokopedia, kita so lumayan lama skali ba
blanja di aplikasi itu karna kita tau kalo ba pesan di aplikasi itu biasa pake vocher
gratis ongkir supaya lagi depe ongkir ndak talalu mahal dang, tapi selama kita ba
pesan di tokopedia kita ndak pernah dapa misalnya depe etika yang ndak bagus dan
kita ndak pernah mengalami kendala ato masalah bagitu saat kita ba pesan barang”.71
Terjemahan Wawancara:
“Saya sudah banyak belanja online di Tokopedia, misal pesan barang elektronik, baju,
handphone dan lain sebagainya, tapi alhamdulillah saya tidak pernah kesulitan belanja
di Tokopedia, saya sudah lama belanja disana. Karena saya tahu jika melakukan
pembelian melalui aplikasi bisa menggunakan Receives ongkir agar biaya ongkos kirim
tidak menjadi mahal, namun ketika saya belanja di Tokopedia, saya tidak pernah
mengalami kendala misalnya.”
Berikut penjelasan cara dia berbelanja di Tokopedia di atas. Namun sebagian
masyarakat seperti pada wawancara sebelumnya mengalami kendala saat membeli melalui
aplikasi, ada yang barangnya tidak sampai ke pembeli, ada yang kecewa setelah memesan
barang, ada yang bayar tapi barangnya tidak sampai. Tidak sesuai dengan rating yang tertulis di
deskripsi.
Perkembangan e-commerce di masyarakat membawa dampak positif dan negatif. Bahwa
dampak positif e-commerce memberikan kemudahan dan praktis bagi pelaku usaha dalam
menawarkan barang kepada konsumen secara online tanpa konsumen harus datang langsung ke
toko. Selain itu, keamanan belanja elektronik mempunyai dampak negatif yang dapat
merugikan kedua belah pihak, dan secara hukum hal ini berkaitan dengan adanya perlindungan
hukum yang menjamin kepastian hukum dalam acara belanja online. Penting untuk memahami
beberapa hal tentang transaksi belanja online yaitu:
a. Barang yang diterima konsumen tidak sesuai artinya penjual tidak mengirimkan barang
yang sesuai dengan barang yang dipesan konsumen.

71
Hasil Wawancara Dengan Saudari Asriyanti Selaku Pembeli Di Tokopedia Di Desa Molompar (11 Oktober, 2023).
b. Kemungkinan penipuan, dimana konsumen tidak menerima barang dari penjual padahal
sudah membayar.
c. Memberikan penawaran atau diskon palsu yang menarik untuk memikat konsumen agar
membeli produk yang sudah ada.
d. Kemampuan peretas untuk mengambil alih akun e-commerce konsumen untuk
mendapatkan informasi atau menggunakan akun tersebut untuk aktivitas jahat yang
merugikan konsumen.
Pada dasarnya transaksi belanja online dapat dilakukan seperti transaksi jual beli pada
umumnya, namun bedanya hal tersebut menggunakan media online sehingga keamanan
transaksi belanja online seringkali menjadi masalah besar. Salah satunya dalam bentuk
penipuan. Penipuan ini bisa dilakukan oleh banyak orang, baik pengusaha maupun konsumen
nakal.72
C. Pembahasan
Pada bagian ini saya mengambil kesimpulan dari hasil penelitian saya bahwa penjual harus
memperhatikan etika atau aturan yang harus dipatuhi dalam melakukan jual beli di toko online,
agar pembeli tidak merasa dirugikan dengan barang yang dibeli. Aturan ini dijadikan pedoman
untuk mencegah penipuan dan tindakan asusila terhadap pembeli. Apalagi di kalangan penjual
pengguna Tokopedia, masih ada saja yang melakukan penipuan. Misalnya mengunggah gambar
produk yang tidak sesuai dengan gambar untuk menarik perhatian pembeli dan tidak
membicarakan produk yang dijual. Data menunjukkan bahwa analisis penerapan etika bisnis Islam
dalam transaksi jual beli online Tokopedia adalah sebagai berikut: 1) Etika bisnis Islam. 2) Jual
beli online, 3) Tokopedia
1. Etika Bisnis Islam
Dalam menciptakan etika bisnis Islam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
seperti: pengendalian diri, persaingan yang sehat, pengembangan tanggung jawab sosial,
penerapan konsep pembangunan berkelanjutan, kejujuran dan tidak etis, dll.
Menciptakan visi strategis memerlukan perencanaan strategis, yang digunakan untuk
membuat, mengubah, dan memelihara strategi bisnis manajemen. Karena masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengembangan strategi, termasuk memastikan bahwa
strategi tersebut relevan dengan perubahan kondisi pasar dan peluang yang tersedia,
memastikan bahwa organisasi dapat mengembangkan dan mempertahankan strategi agar
berhasil dan menerapkan strategi secara efektif. Fokus agar kegagalan tidak terjadi. Secara
umum, suatu bisnis yang baik harus mempunyai prinsip atau standar yang baik terkait dengan
sistem atau nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan masyarakat.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut publikasi Keraf Arjianto (2014) adalah sebagai
berikut:
a. Asas otonomi adalah sikap dan kemampuan masyarakat dalam mengambil keputusan
dan bertindak menurut apa yang dianggap benar.

72
Ida Kurnia, ‘Permasalahan Dalam Transaksi E-Commerce’, Jurnal Bukti Masyarakat Indonesia, 2021, p. 345.
b. Asas kejujuran, terdapat tiga dimensi bisnis yang dapat menunjukkan secara jelas bahwa
bisnis harus dijalankan atas dasar kejujuran. Jika tidak, maka usaha tersebut tidak akan
bertahan lama dan berhasil.
c. Asas keadilan, kewajaran dan kewajiban berperilaku setara menurut aturan dan kriteria
rasional, obyektif dan bertanggung jawab.
d. Asas saling menguntungkan menghendaki agar usaha dikelola sedemikian rupa sehingga
semua pihak mendapatkan keuntungan
e. Prinsip integritas moral terutama ditanamkan pada diri para pelaku usaha atau
perusahaan sebagai pedoman internal bahwa mereka harus berbisnis dengan tetap
menjaga nama baik para manajer atau orang-orangnya dan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aprilia (2021): Analisis Penerapan Etika Bisnis
Islam dalam Perilaku Penjual Makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan etika
bisnis Islam mencakup beberapa hal seperti kejujuran dan persaingan yang sehat.
2. Jual Beli Secara Online
Di Desa Molompar, masyarakat menggunakan beberapa faktor dalam berbelanja online,
antara lain kepercayaan, gaya hidup, kenyamanan dan kualitas informasi. Adanya kepastian dan
informasi asimetris dalam belanja online. Oleh karena itu, harus ada rasa saling percaya antara
penjual dan pembeli. Kepercayaan konsumen terhadap e-commerce menjadi salah satu
pendorong utama jual beli online. Kemudian definisikan persepsi kemudahan penggunaan
sebagai keyakinan akan kemudahan penggunaan, yaitu. Tingkat dimana pengguna yakin bahwa
teknologi/sistem dapat digunakan dengan mudah dan tanpa masalah. Kualitas informasi
diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas informasi tentang produk atau layanan
yang ditawarkan oleh website. Semakin tinggi kualitas informasi yang diberikan kepada
pembeli online, maka semakin besar pula minat pembeli online untuk membeli produk tersebut.
Faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi e-shopping adalah kepercayaan.
Kepercayaan merupakan faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli online. Konsumen
berbelanja dengan percaya diri karena belanja online sangat berbeda dengan belanja tradisional.
Saat membeli secara online, pembeli tidak dapat menyentuh bahan pakaian tersebut, melainkan
hanya dapat melihat gambar-gambar yang tersedia di toko online tersebut. Kualitas informasi
adalah produk atau jasa yang dijual. Informasi yang lengkap dan jujur sangat penting dalam
melakukan jual beli online, karena penjual dan pembeli tidak saling bertemu dan barang yang
diperdagangkan hanya dapat dilihat pada gambar, oleh karena itu agak sulit untuk memprediksi
kualitas barang, apakah memenuhi syarat atau tidak keinginan pembeli. Semakin tinggi kualitas
informasi yang disajikan maka semakin besar pula minat pembeli untuk berbelanja online.
Kepercayaan yang besar dan pengetahuan yang berkualitas tidak ada gunanya jika tidak
didukung oleh pelayanan yang baik. Jasa didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kinerja yang
dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain yang secara inheren tidak berwujud dan tidak
menimbulkan kepemilikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Munawir (2022) tentang analisis jual beli
online dalam perspektif ekonomi syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik
kualitas informan maka semakin tinggi pula minat pembeli dalam berbelanja online.
3. Tokopedia
Tokopedia menawarkan rangkaian produk paling beragam di Indonesia. Tokopedia telah
bermitra dengan lebih dari 6,6 juta penjual, beberapa toko resmi, serta mitra logistik dan
pembayaran untuk memberikan pengalaman pelanggan terbaik. Di pasar Tokopedia,
perekonomian masyarakat desa Molompar saat ini sedang terpuruk drastis, sehingga saat ini
minat berbelanja di pasar Tokopedia masih sedikit.
Jenis kebutuhan sehari-hari yang dapat ditemui pada marketplace Tokopedia diantaranya:
1) Fashion
2) Ibu & Anak
3) Perawatan Kecantikan
4) Elektronik
5) Makanan & Kesehatan
6) Otomotif
7) Hobi
8) Rumah Tangga
9) Handphone
Tokopedia mendukung UMK dan UMKM di Indonesia untuk mengembangkan usahanya secara
online. Salah satu bukti kerja sama ini adalah acara tahunan MAKERFEST, di mana Tokopedia
melakukan berbagai kegiatan untuk mendorong masyarakat untuk membeli barang UMKM. Tujuan
Tokopedia adalah untuk menyelamatkan industri kopi Indonesia melalui Kampanye #SatudalamKopi.
Lebih dari 1.000 pengusaha kopi di seluruh Indonesia dilibatkan dalam kegiatan ini oleh Tokopedia.
Adanya kegiatan tersebut menyebabkan transaksi produk komoditas kopi meningkat lebih dari dua kali
lipat.
Tokopedia telah menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar dan tersukses di Indonesia
sejak awal berdirinya. Dari kuartal ketiga tahun 2018 hingga 2019, Tokopedia mendapat peringkat
pertama untuk pengunjung bulanan terbanyak dalam kategori Marketplace di Indonesia. Tokopedia, di
sisi lain, berada di posisi kedua di bawah Shopee berdasarkan jumlah pengikut di media sosial seperti
Twitter, Instagram, dan Facebook.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang sebagian besar berada di kelas menengah

ke bawah menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sekundernya, seperti pemenuhan kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan transportasi seperti

kendaraan bermotor, mobil dan lain sebagainya.


Rendahnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan kendaraan bermotor ini dimanfaatkan

oleh lembaga keuangan yang menyediakan dana tunai bagi yang membutuhkannya. Selama ini

lembaga keuangan yang membantu kebutuhan masyarakat adalah lembaga perbankan, dan

lembaga ini di awalnya hanya berfungsi menjadi tempat penyimpanan uang nasabah, lalu

berkembang sebagai lembaga yang berfungsi menyalurkan dana Pengambilan Paksa kendaraan

Bermotor serta Upaya hukum Konsumen 94 kredit kepada warga . oleh sebab itu lembaga

perbankan ini hingga saat ini memegang peran penting sebagai penunjang untuk memenuhi

kebutuhan dana warga .

Lembaga pembiayaan konsumen menitik beratkan aktivitas usahanya pada fungsi pembiayaan,

yaitu membantu menyediakan dana tunai bagi rakyat yang membutuhkanya. Pesatnya

perkembangan lembaga pembiayaan konsumen ini terlhat dari tingginya isu terkini warga

untuk memanfaatkan jasa lembaga keuangan non bank ini. Alasan utama yang dipergunakan

masyarakat pada umumnya adalah prosesnya tidak sulit serta pencairanya waktunya cepat,

sistem angsurannya ringan.

Kesenjangan antara kebutuhan masyarakat terhadap dana yang terus meningkat di satu sisi,

dan keterbatasan penyaluran kredit perbankan pada sisi lain, telah menginspirasi bagi lahirnya

lembaga keuangan non bank, yang pada hal ini dianggap menggunakan “lembaga pembiayaan”,

yang dalam praktik menyelenggarakan sebagian fungsi yang semula dijalankan oleh lembaga perbankan,

yaitu memberikan atau menyalurkan kredit pada masyarakat. Adanya banyak sekali macam lembaga

pembiayaan ini memang sangat tepat, baik yang dikelola oleh pemerintah, seperti Gadai, yang

merupakan lembaga keuangan konvensional serta sudah dikenal masyarakat.

Di Indonesia, lembaga pembiayaan ini artinya salah satu lembaga keuangan non bank yang

relatif baru, yang keberadaannya baru dikenal secara terbatas pada waktu dikeluarkanya Paket

Deregulasi Ekonomi pada tahun 1988, yang selanjutnya dianggap Pakto 88 serta Paket

Deregulasi Ekonomi 28 Desember 1988, yang selanjutnya diklaim Pakdes 88. Maksud dari ke 2

paket kebijakan ini, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi mikro maupun makro

di Indonesia, yang pada ketika itu mengalami kemunduran seiring terjadinya krisis ekonomi

global di tahun 1988.


Secara yuridis pengakuan terhadap lembaga pembiayaan konsumen di Indonesia pertama kali

semenjak dikeluarkanya Keputusan Presiden nomor 61 Tahun l988 tentang lembaga

Pembiayaan, yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam

rangka memenuhi kebutuhan dana warga . yang dirumuskan: ”bahwa dalam rangka menunjang

pertumbuhan ekonomi, maka sarana penyediaan dana yang diharapkan masyarakat perlu lebih

diperluas, sehingga peranannya menjadi sumber dana pembangunan makin meningkat” .73

Menurut Abdul Kadir Muhammad serta Rilda Murniati: ”setidak-tidaknya terdapat 4 (empat)

alasan yang mendorong perkembangan pembiayaan konsumen, yaitu keterbatasan sumberdaya

formal, koperasi simpan pinjam sulit berkembang, Bank tidak melayani pembiayaan konsumen,

serta pembiayaan lintah darat yang mencekik. Senada dengan pendapat di atas Munir Fuady

mengatakan: “...umumnya konsumen akan sulit mendapatkan atau mempunyai akses untuk

mendapat kredit bank”. Sebab permasalahan utama masyarakat, khususnya kelompok

mengenah ke bawah adalah terkait dengan keterbatasan dana tunai yang dimilikinya.

Lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, sebagai lembaga yang berkiprah pada bidang

keuangan tentunya tidak terlepas dari resiko, utamanya terkait dengan resiko pengembalian

kreditnya oleh konsumen. tentang hal ini juga dikemukakan oleh Munir Fuady, sebagai

berikut:”.tidak berarti bahwa usaha pembiayaan konsumen ini tidak punya resiko sama sekali.

sebagai suatu lembaga anugerah kredit, resiko tetap ada. Macetnya pembayaran tunggakan oleh

konsumen merupakan hal yang sering terjadi” .

Dan kita ketahui bersama di beberapa tahun kemarin kita di perhadapkan dengan masa

pandemi covid 19, dimana saat pandemik tersebut penghasilan masyarakat dindonesia itu

menurun, lembaga pembiyayaan merupakan badan perjuangan yang melakukan aktifitas dan

sangat menurun secara drastis dimana beberapa masyarakat indonesia mempunyai pekerjaan

yang tidak menentu ,dan dengan adanya lembaga pembiyayaan kendaraan bermotor menjadi

lembaga yang siap membatu kebutuhan masyarakat tersebut, menggunakan cara meminjamkan

modal menggunakan jaminan surat-surat berharga kendaraan .

Lebaga pembiyayan bagi masyarakat awam masih asing terdengar, kecuali bagi para pratiksi

pada bidang ekonomi dan pendidikan. berdasarkan peraturan presidan republik indonesia Nom

pembiyayaan dengan menyediakan dana atau modal. pada umumnya, resiko pembiyayaan

73
Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2000.
konsumen disamping terkendala oleh pengembalian kredit, terjadi juga pengalihan penguasaan

kendaraan bermotorsecara fisik, kerusakan kendaraan bermotor,baik yang disengajaan

konsumen seperti penggantian suku cadang, maupun yang bukan atas kesengajaan konsumen,

misalnya goresan, yang dapat mengurangi nilai jual atau hilangnya diketahui bahwa penarikan

kendaraan bermotor oleh debt collector merupakan tidak legal karena kedudukan debt collector

sebagai petugas penagihan bukan

Prosedur penarikan kendaraan bermotor yang kreditnya bermasalah telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. UU tersebut menerangkan

bahwa fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan

ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan

pemilik benda. Selanjutnya dalam Pasal 15 disebutkan bahwa dalam Sertifikat Jaminan Fidusia

dicantumkan kata-kata DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

ESA, Sertifikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan apabila debitor cidera janji,

Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia

atas kekuasaannya sendiri. mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi objek Jaminan

Fidusia atas kekuasaannya sendiri.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 khususnya Pasal 15,

terdapat perbedaan penafsiran terkait dengan proses eksekusi atau penarikan jaminan fidusia

berupa kendaraan bermotor apabila kreditnya bermasalah. Sebagian menafsirkan bahwa proses

penarikan kendaraan bermotor harus lewat pengadilan, namun sebagian menganggap bahwa

berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Undang-Undang maka dapat melakukan

penarikan sendiri atau sepihak, dan hal inilah yang kemudian terjadi di masyarakat penarikan

paksa kendaraan bermotor oleh debt collector.

Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata yang menjadi sumber perikatan adalah Perjanjian,

Undang-undang, Kebiasaan dan Keputusan Pengadilan. Sebagaimana telah diketahui bahwa

menurut Ilmu Pengetahuan Hukum bahwa Buku III Kitab Undang-undang Perdata menganut

Sistem Terbuka (Contract Vrijheid) artinya setiap Subjek Hukum (Orang dan Badan Hukum)

dapat membuat perjanjian selama memperhatikan syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana


ditentukan Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menentukan syarat sahnya

perjanjian yaitu sebagai berikut :74

 Kesepakatan mereka yang membuat perjanjian.

 Kecakapan mereka yang membuat perjanjian.

 Suatu hal tertentu atau objek perjanjiannya dapat ditentukan.

 Causa/sebab yang halal

Syarat Pertama dan Syarat Kedua yaitu kesepakatan mereka yang membuat perjanjian dan

kecakapan mereka yang membuat perjanjian disebut Syarat Subjektif, disebut Syarat Subjektif

karena syarat pertama dan syarat kedua mengajur Subjek Hukum pembuat perjanjian. Apabila

suatu perjanjian tidak memenuhi Syarat Subjektif konsekuensi yuridisnya adalah perjanjian

tersebut dapat dibatalkan artinya perjanjian tersebut tetap dianggap berlaku dan mengikat bagi

mereka yang membuatnya selama tidak ada pembatalan dari salah satu pihak yang

membuatnya, sehingga karenanya hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian tersebut tetap

mengikat dan berlaku.

1. Apa yang di atur dalam putusan MK No 2/PUU-XIX/2021.

Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan fidusia

bisa diajukan ke pengadilan negeri oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif yang

dimaksud adalah pilihan apabila kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada

penyerahan sukarela objek jaminan fidusia oleh debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh

dilakukan sendiri oleh kreditur, tapi minta bantuan pengadilan negeri untuk melakukan

eksekusi. “Tapi, pengajuan ke pengadilan bukan dengan mengajukan gugatan, tetapi

bentuknya permohonan eksekusi dengan penetapan pengadilan,”75

Dia mengingatkan putusan MK tersebut berlaku untuk semua objek jaminan fidusia, termasuk

objek fidusia terhadap benda tetap (tidak bergerak) yang tidak dibebani hak tanggungan. Sebab,

objek fidusia benda tidak bergerak yang tidak dibebani hak tanggungan itu, salah satu jenis

objek jaminan fidusia yang diperintahkan Pasal 1 angka 2 UU Jaminan Fidusia.

Pasal 1 angka 2 UU Jaminan Fidusia menyebutkan “Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas

benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak

khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam

74
https://heylawedu.id/blog/hukum-perikatan-penjelasan-lengkap-buku-ke-iii-kuhperdata (30-12-2022)
75
Ibid.hlm,4
UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi

Fidusia (debitur), sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan

yang diutamakan kepada Penerima Fidusia (kreditur) terhadap kreditur lainnya.”

Sebelumnya, dalam Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021, MK menyimpulkan permohonan

pemohon tidak beralasan menurut hukum. Belum terdapat alasan hukum dan kondisi yang

secara fundamental berbeda untuk mengubah pendirian Mahkamah terhadap isu pokok yang

berkaitan eksekutorial sertifikat jaminan fidusia.

2. Pertimbangan hakim putuan mahkamah konstitusi No.2/PUU-XIX/2021

Pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Konstitusi RI No. 2/PUU-XIX/2021 dan

akibat hukum terhadap penerima hak fidusia, PMK No. 2/PUU-XIX/2021 mengurangi

perlindungan hak-hak kreditur. Pengurangan hak dapat diketahui karena pengertian cidera janji

atau wanprestasi telah berubah, maka proses eksekusi tidak dapat segera dilakukan oleh kreditur

sehingga mengganggu siklus ekonomi kreditur karena kedudukan obyek jaminan fidusia di

tangan debitur dan membuka kemungkinan terjadinya perselisihan di antara para pihak debitur

dan kreditur.76

Putusan Mahkamah konstitusi No. 2/PUU-XIX/2021 tidak mengatur mengenai kepastian

hukum bagi kreditur mengenai tata cara pelaksanaan jaminan fidusia dan mempersulit kreditur

untuk melaksanakan jaminan fidusia. Kemudian, adanya ketidakjelasan mengenai yang

dijanjikan, yang memperlambat proses eksekusi objek jaminan fidusia. Oleh karena itu,

keputusan ini hanya menguntungkan satu pihak, yaitu debitur. Mahkamah Konstitusi harus

mengambil keputusan yang menjamin keadilan bagi semua pihak. Mahkamah Konstitusi harus

memahami putusan dan putusan dengan isi dan susunan kata yang jelas, agar tidak membedakan

perbedaan.

3. Putusan mahkamah konstitusi No.2/PUU-XIX/2021

Melalui Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 tertanggal 31 Agustus 2021, MK telah menolak

pengujian Pasal 15 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) terkait eksekusi sertifikat jaminan fidusia. Majelis MK

menganggap tidak terdapat persoalan konstitusionalitas norma dan norma yang dimohonkan

juga telah diputus dan dipertimbangkan dalam Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019 tertanggal 6

Januari 2020.
76
Ibid,hlm,4
Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 hanya penegasan saja. Tidak ada perbedaan dengan

putusan MK sebelumnya (Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019, red),” ujar Juru Bicara MK

Fajar Laksono Suroso saat dihubungi, Minggu (12/9/2021).77

Inti dari Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan

fidusia bisa diajukan ke pengadilan negeri oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif

yang dimaksud adalah pilihan apabila kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada

penyerahan sukarela objek jaminan fidusia oleh debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh

dilakukan sendiri oleh kreditur, tapi minta bantuan pengadilan negeri untuk melakukan

eksekusi. i

B. B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan sebelumnya maka dirimuskan masalah:


i i i i i i i i

1. Bagaimana materi muatan putusan MK No 2/PUU-XIX/2021 sehubungan dengan permasalahan


i i i i i i i

pembiayaan antara lembaga pembiayaan dan konsumen?


i i i i i i

2. Bagaimana bentuk peraturan pelaksanaan UU Nomor 42 Tahun 1999 te ntang Fidusia, setelah
i i i i i i i i i

lahirnya Putusan MK Nomor 2/PUU-XIX/2021?


i i

C. C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian i i i i

Adapun tujuan penelitian ini adalah i i i i i i

a. Untuk mengetahui materi muatan putusan MK No 2/PUU-XIX/2021 sehubungan dengan i i i i i

permasalahan pembiayaan antara lembaga pembiayaan dan konsumen.


i i i i i i i

b. Untuk mengetahui bentuk peraturan pelaksanaan UU Nomor 42 Tahun 1999 te ntang i i i i

Fidusia, setelah lahirnya Putusan MK Nomor 2/PUU-XIX/2021.


i i i i i i

2. Manfaat Penelitian i i i i

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : i i i i i i i i i i

a. Manfaat Teoritis i i i

Penelitian ini dapat memperluas wawasan masyarakat tentang lembaga pembiyayaan


i i i i i i i i i i i i

kendaraan bermotor .
i i

b. Manfaat Praktis i

1. Bagi lembaga pembiyayaan kendaraan bermotor PT. BFI Finance


i i i i i i i i i

77
https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/putusan_mkri_8060.pdf (30-12-2022)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi lembaga pembiyayaan
i i i i i i i i i i i i i

bermotor dalam mengambil keputusan untuk penarikan kendaraan bermotor.


i i i i i i i i

2. Bagi peneliti selanjutnya i i i i i i

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjunya
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

yang menganalisis tentang suatu lembaga pembiyayaan kendaraan bermotor . i i i i i i i i i

D.Jenis Penelitian

Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

yang menjelaskan tentang efektifitas putusan mahkama konstitusi tentang undang-undang NO.
i i i i i i i i i

2/PUU-XIX/2021 tentang penarikan paksa kendaraan bermotor oleh pihak debt colektor.
i i i i i i i i i i

E.Sumber Data

Sumber data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya
i i i i i i i i i i

mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan mendapatkan jawaban dari rumusan
i i i i i i i i i

masalah yang ditetapkan. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis i i i i i i i i

yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang di pulikasikan dan yang tidak di
i i i i i i i i i i

publikasikan. i i

Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah putusan mahkama tentang undang-undang i i i i i i i i i

No. 2/PUU-XIX/2021 TERHADAP PENARIKAN SECARA PAKSA KENDARAAN i i i i i i

BERMOTOR OLEH PIHAK DEBT COLEKTOR. Sedangkan bahan sekundernya adalah buku-
i i i i i i i i

buku teks,hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan jurnal-jurnal hukum.


i i i i i i i i i i i

F.Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan cara
i i i i i i i i i i i

mengumpulkan data-data sekunder yang terdiri dari bahasa hukum data sekunder yang ada
i i i i i i i i i

kaitannya dengan pokok masalah penelitian,yaitu efektifitas putusan makhakama


i i i i i i i i i i i

konstitusi tentang undang-undang No. 2/PUU-XIX/2021 terhadap penarikan secara paksa


i i i i i i i i

kendaraan bermotor oleh pihak debt colektor.


i i i i i i

Kajian kepustakaan dalam penelitian ini, digunakan data logis normatis (berdasarkan literaur
i i i i i i i i i i i i i i

yang relevan) i i

G.Analisis Data
Dalam menganalisis data-data yang telah dikumpulkan yaitu data-data penelitian yang i i i i i i i i i i

berkaitan dengan judul penelitian yang penulis angkat, penulis menggunakan metode content
i i i i i i i i i i i i i i i

analysis. Content analysis adalah pembahasan secara mendalam terhadap fokus suatu
i i i i i i i

penelitian. i i i i

D. BAB II

E. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Undang-Undang Fidusia

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar agama dengan ketentuan
i i i i i i i i i i i i

bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap pada penguasaan pemilik benda i i i i i i i i i i i i i i i

serta jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda berkecimpung baik yang berwujud
i i i i i i i i i i i

maupun yang tidak berwujud serta benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat i i i i i i i i

dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 4 Tahun 1996
i i i i i i

tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, menjadi
i i i i i i i i i i i

jaminan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan pada
i i i i i i i i i i

Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.78


i i i i i i i i i

Secara umum hukum perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak kewajiban
i i i i i i i i i

seseorang pada masyarakat. hukum


i i adalah alat atau se perangkat kaidah, perdata adalah i i i i

pengaturan hak, harta benda serta sesuatu yang berkaitan antara individu menggunakan badan
i i i i i i i i i i

hukum.

Pengertian hukum perdata dan model hukum perdata merupakan manusia ialah mahluk sosial,
i i i i i i i i i i

mahluk yang selalu bekerjasama dengan manusia lain. Tentunta dalam menjalani kehidupan i i i i i i i i i i i

sosial, menyebabkan suatu hukum buat mengatur kehidupan itu .jenis hukum tersebut dianggap
i i i i i i i i i i i i

hukum perdata dengan sebutan lain hukum sipil. hukum perdata pada indonesia terdiri berasal i i i i i i i i i i i i i i

hukum perdata istiadat, hukum perdata eropa, serta perdata nasional, selain itu ada juga hukum i i i i i i i i i i i

perdata internasional.
i i i i

78
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1999/42TAHUN1999UU.HTM (30-12-2022)
Hukum pembuktian serta Pengaturan alat Bukti, sesuai Pasal 1866 BW serta Pasal 164 HIR, i i i i i i i i i

alat bukti yang diakui dalam kasus perdata terdiri dari bukti tulisan resmi yang ditandatangani i i i i i i i i i i i i i i

secara resmi dan bukan bukti tulisan screenshot dari media sosial, bukti saksi minimal 4
i i i i i i i i i i i i i i i

(empat) saksi, persangkaan, pengakuan dan


i i i i sumpah. alat bukti tulisan/tertulis/1 (satu) i i i i

dokumen, surat resmi, ditempatkan pada posisi urutan pertama serta terpenting. Hal ini
i i i i i i i i i i i i i i

bersesuaian dengan kenyataan bahwa dalam perkara perdata Surat/Dokumen/Akta pernikahan


i i i i i i i i i i

atau Sertifikat kursus. dengan berlakunya e-litigation dan i i i i i i i i i e-court pada perkembangan
i i i

teknologi saat ini, bisa pula dijadikan bukti namun apabila telah dilakukan verifikasi pada yang
i i i i i i i i i i i i i i i

bersangkutan dan yang bersangkutan mengakuinya, tak berlaku jika yang bersangkutan sudah
i i i i i i i

memberikan i i i klarifikasi i i i dengan i dokumen i yang lengkap i serta i seksama i kepada i

peradilan/pengadilan.i i i i

Sejarah mencatat bahwa hukum perdata pangkal permulaan berasal dari bangsa Romawi, di
i i i i i i i i

masa pemerintahan Julius Caesar, 50 SM. hukum perdata ini pula di berlakukan di Perancis dan
i i i i i i i i i i i i i

bercampur dengan hukum Perancis yang asli. Keadaan ini terus berlangsung hingga masa
i i i i i i i i i i i

pemerintahan Louis XV. pada masa pemerintahan louis XV, diadakan perjuangan untuk
i i i i i i i i i i

menyatukan kedua hukum tersebut yang diberi nama Code Civil Des Francais pada tahun 1804
i i i i i i i i i i i i

Masehi. pada tahun 1807 diundangkan pulang sebagai Code Napoleon.79


i i i i i i i

Setelah itu diubah lagi menjadi Code Civil yang mencampurkan hukum gereja, yang didukung
i i i i i i i i i i i i i i

oleh gereja Roma Katolik. Pada tahun 1811, Belanda dijajah oleh Perancis dan Code Civil
i i i i i i i i i i i i

diberlakukan di negeri Belanda. Karena setelah itu Belanda menjajah Indonesia, Code Civil
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

yang dahulunya berlaku di Belanda juga diterapkan di Indonesia sejak Januari 1848.80 i i i i i i i i i i i

Adapun pengertian hukum perdata menurut para ahli: i i i i i i

 Prof. Subekti i i

Menurut Prof. Subekti, hukum perdata merupakan semua hukum private materiil berupa
i i i i i i i i i i i i

segala hukum pokok mengatur kepentingan perseorangan.81


i i i i i i i

 Sri Sudewi Masjchoen Sofwan


i i i i

79
Ibid,hlm,13
80
https://umsu.ac.id/hukum-perdata-menurut-para-ahli. (30-12-2022)
81
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2002, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita,
Jakarta
Sedangkan Sri Sudewi Masjchoen Sofwan mengartikan hukum perdata sebagai hukum yang
i i i i i i i i i i

mengatur kepentingan warga negara perseorangan yang satu dan perorangan lainnya.82
i i i i i i i i i

 Prof. Sudikno Mertokusumo i i

Hukum perdata yakni keseluruhan peraturan mempelajari tentang hubungan antara orang yangi i i i i i i i i

satu dengan orang lainnya. Baik meliputi hubungan keluarga dan pergaulan masyarakat.
i i i i i i i i

 C.S.T Kansil i

Menurut Kansil, hukum perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur
i i i i i i i

hubungan antar orang yang satu dengan yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan i i i i i i i i i i i

perseorangan.83
i i

Masalah hukum perdata yang mengandung unsur-unsur pidana yaitu pemalsuan dokumen i i i i i i

terprodusi tampa dasar yang benar serta juga rekaman pembicaraan menjadi barang bukti, pemaksaan
i i i i i i i i i i i

menggunakan unsur kepentingan, penghasut, camput tangan, gugatan tanpa dapat dibuktikan dengan
i i i i i i i i

sebenarnya, mempasilitasi memisahkan suami dan istri (penyekapan) dan lain sebagainya. semua itu
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

akan diperoses secara hukum pidana di pengadilan. masalah hukum Perdata diantaranya yaitu:
i i i i i i i i i i i

1. Masalah Warisan i

2. Utang Piutang i

3. Wanprestasi i i

4. Sengketa Kepemilikan Barang


i i i i i i

5. Pelanggaran Hak Paten i i

6. Perebutan Hak Asuh Anak i i

7. Pencemaran Nama Baik i i i

8. Perceraian i i i

Tujuan hukum acara perdata adalah untuk memperoleh perlindungan hukum yang di berikan i i i i i i i i i

oleh forum peradilan buat mencegah pemaksaan kehendak pihak lain atau main hakim sendiri, atau
i i i i i i i i i i i i i i i

mempertahankan hukum perdata materil dengan perantara hakim atau peraturan hukum yang
i i i i i i i i i

82

83
CST Kansil. 2015, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
menentukan bagai manacaranya menjamin peleksanaan hukum perdata materil yaitu mengatur cara
i i i i i i i i i i i i

bagaimana mengajukan tuntutan hak, mempelajari dan menuntut perkara dan pelaksanaan putusan
i i i i i i i i

tersebut
i i

B .Putusan Mahkama Konsttitusi No. 2/PUU-XIX/2021

1. Duduk Perkara i

Melalui Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 tertanggal 31 Agustus 2021, MK telah menolak


i i i i i i

pengujian Pasal 15 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999 tentang
i i i i i

Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) terkait eksekusi sertifikat jaminan fidusia. Majelis MK
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

menganggap tidak terdapat persoalan konstitusionalitas norma dan norma yang dimohonkan
i i i i i i i i

juga telah diputus dan dipertimbangkan dalam Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019 tertanggal


i i i i i i i i

6 Januari 2020. i

Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 hanya penegasan saja. Tidak ada perbedaan dengan i i i i i i i

putusan MK sebelumnya (Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019, red),” ujar Juru Bicara MK i i i i i i

Fajar Laksono Suroso saat dihubungi, Minggu (12/9/2021) Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 i i i i

ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan fidusia bisa diajukan ke pengadilan negeri
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif yang dimaksud adalah pilihan apabila
i i i i i i i i i i i i i

kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada penyerahan sukarela objek jaminan
i i i i i i i i i i i i i

fidusia oleh debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh dilakukan sendiri oleh kreditur, tapi
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

minta bantuan pengadilan negeri untuk melakukan eksekusi.


i i i i i i i i i i

Pasal 1 angka 2 UU Jaminan Fidusia menyebutkan “Jaminan Fidusia adalah hak jaminan i i i i i i i i i

atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak
i i i i i i i i i

bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
i i i i i i i i

dimaksud dalam UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
i i i i

penguasaan Pemberi Fidusia (debitur), sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang
i i i i i i i i i i i i i i

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia (kreditur) terhadap


i i i i i i i i i i i i i i

kreditur lainnya.”84 i i i

Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan bertanggal 27 November 2020


i i i i i i i i i

yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Kepaniteraan i i i i i i i i i i i i i i i

Mahkamah) pada 27 November 2020 2020 berdasarkan Akta Penerimaan Berkas Permohonan i i i i i i i i

84
https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/putusan_mkri_8060.pdf (31-12-2022)
Nomor 250/PAN.MK/2020 dan telah dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi i i i i i i i i

Elektronik (e-BRPK) pada 14 April 2021 dengan


i i i i i i

Nomor 2/PUU-XIX/2021, yang telah diperbaiki dengan permohonan bertanggal 30 April i i i i i i i i i i

2021 dan diterima Kepaniteraan Mahkamah pada 30 April 2021, yang pada pokoknya i i i i i i i

menguraikan hal-hal sebagai berikut:i i i i i i

2. Kewenangan Mahkama Konstitusi


i i i i

Ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 juncto Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang
i i

Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 i i i i

tentang Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa salah satu kewenangan Mahkamah


i i i i i i

Konstitusi adalah melakukan pengujian undang-undang terhadap Undang Undang Dasar


i i i i i i

Negara Republik Indonesia 1945. i i i i i i

3. Kewenangan konstitusional yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi tersebut telah dituangkan
i i i i i i i i i i i i i i i

juga kedalam berbagai peraturan perundang-undangan, yakni (i) Pasal 10 ayat (1) huruf a
i i i i i i i

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang telah diubah dengan i i i i i i

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 dan (ii) Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor i i

48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; i i i i

4. Selain itu, Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
i i i i i i

Peraturan Perundang-undangan, mengatur jenis dan hierarki kedudukan UUD 1945 lebih tinggi
i i i i i i i i i i i i i

daripada undang-undang. Oleh karena itu, setiap ketentuan undang-undang tidak boleh
i i i i i i i i i i

bertentangan dengan UUD 1945. Jika terdapat ketentuan dalam undang-undang yang
i i i i i i i

bertentangan dengan UUD 1945, ketentuan tersebut dapat dimohonkan untuk diuji melalui
i i i i i i i i i i i i

mekanisme pengujian undang-undang;


i i i i i

5. Bahwa pengujian Undang-undang yang pemohon ajukan dalam perkara ini adalah pasal dalam i i i i i i

Undang-Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang mana berbunyi i i i i i i

sebagai berikut: 85
i i i i

- Penjelasan Pasal 15 ayat (2)i i

Dalam ketentuan ini, yang dimaksud dengan "kekuatan eksekutorial" adalah langsung dapat i i i i i i i i i i

dilaksanakan tanpa melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk
i i i i i i i i i i i i

melaksanakan putusan tersebut.


i i i

85
https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/putusan_mkri_8060.pdf (31-12-2022)
Kemudian ditafsirkan melalui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 18/PUUXVII/2019 sebagai
i i i i i i i i i i i i

berikut: “Menyatakan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
i i i i i

Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran
i i i i i i i i i i

Negara Republik Indonesia Nomor 3889) sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” dan frasa “sama
i i i i i i i i i i i

dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap” bertentangan dengan Undang-Undang
i i i i i i i i i

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
i i i i i i i i i i i i

sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji
i i i i i i i i i i i i i i i

(wanprestasi) dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan
i i i i i i i i i i i i i i

fidusia, maka segala mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat
i i i i i i i i i i i i i i

Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan
i i i i i i i i i i i i

yang telah berkekuatan hukum tetap”; i i i i

 KEDUDUKAN i HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON DAN KEPENTINGAN i i i i i i

KONSTITUSIONAL PEMOHON i i i

Pasal 51 ayat (1) UU Mahkamah Konstitusi mengatur bahwa: “Pemohon adalah pihak yang i i i i i

menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-


i i i i i i i i i

undang, yaitu: i

a. Perorangan warga negara Indonesia


i i i i i

b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
i i i i i i i i i

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang; i i i i i i i i i i

c. Badan hukum publik atau privat; atau i i

d. Lembaga negara. Selanjutnya Penjelasan Pasal 51 ayat (1) me nyatakan: Yang dimaksud dengan
i i i i i i i i

hak konstitusional adalah hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Ne gara Republik i i i i i i

Indonesia Tahun 1945


i i i

e. Pemohon mendasarkan pengujian terhadap pasal dalam UUD 1945 yang masing-masing
i i i i i i i

berbunyi sebagai berikut:86


i i i i i i

 Pasal 1 ayat (3)

“Negara Indonesia adalah negara hukum.”


i i i i i

 Pasal 27 ayat (2)

86
Ibid,hlm,20
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
i i i i i i i i i

kemanusiaan” Pasal 28D ayat (1) “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
i i i i i i i i i

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” i i i i i i

 Pasal 28J ayat (2)

“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan i i i i i i i i

yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
i i i i i i i i

serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
i i i i i i i i i

sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
i i i i i i i i i i i i i

suatu masyarakat demokratis”. i i

C.Alasan Mengajukan Permohonan

Alasan-alasan Pemohon dalam mengajukan permohonan uji materiil adalah: i i i i i i i

a. Tiadanya Proporsionalitas secara konstitusional bagi pihak terdampak jika dinilai melalui
i i i i i i i i i i i i i i i

proportionality test i i i

b. Tiadanya Perlindungan Hukum yang adil sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1), bagi industri
i i i i i i i i i i i

pembiayaan dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan (untuk eksekusi) lebih besar daripada
i i i i i i i i i i i i i i i

pendapatan i dari i (barang) fidusia i i itu i

sendiri i i i

87
.

c. Tiadanya perlindungan hukum yang adil sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1), oleh karena
i i i i i i i i i i

terciptanya kedudukan yang lebih berat pada satu pihak dimana kreditur harus membawa perkara
i i i i i i i i i i i i

ini ke pengadilan, sementara debitur tidak harus membawa perkara ini ke pengadilan
i i i i i i i i i i i i i i i i i

d. Bertentangan dengan prinsip negara hukum karena memberi celah bagi debitur untuk mengulur
i i i i i i i i i i i i i i i

waktu melarikan barang sehingga memberikan ruang bagi terjadinya kejahatan i i i i i i i i i i i

e. Tiadanya perlindungan hukum yang adil sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1), oleh karena
i i i i i i i i i i

terciptanya kedudukan yang lebih berat pada satu pihak dimana kreditur harus membawa perkara
i i i i i i i i i i i i

ini ke pengadilan, sementara debitur tidak harus membawa perkara ini ke pengadilan;
i i i i i i i i i i i i i i i i i

f. Bertentangan dengan prinsip negara hukum karena memberi celah bagi debitur untuk mengulur
i i i i i i i i i i i i i i i

waktu melarikan barang sehingga memberikan ruang bagi terjadinya kejahatan; i i i i i i i i i i i

87
Ibid,hlm,20
g. Menghancurkan lahan profesi (collector dan financing) yang legal dan diakui oleh MK sendiri
i i i i i i i i i i i i i

(Putusan Nomor 19/PUU-XVIII/2020) sehingga mengakibatkan hilangnya Pendapatan dan i i i i i i i i i

Penghidupan yang layak sebagaimana dijamin Pasal 27 ayat (2);


i i i i i i

h. Melanggar hak dan kewajiban dari masing-masing pihak karena menambahkan "sukarela
i i i i i i i i i i

terhadap eksekusi", padahal sukarela ada karena ketika kontrak ditandangani dimana debitur
i i i i i i i i i i i i i

setuju membayar sesuai jangka waktu yang ditentukan, sehingga bertentangan dengan Pasal 28J
i i i i i i i i i i i

ayat (2);

i. Ketimpangan hak yang menjadi berat ke debitur oleh karena sekalipun di perjanjian dituliskan
i i i i i i i i i i i i i i i i i

syarat wanprestasi, debitur tetap bisa mengelak dengan mengatakan tiada syarat wanprestasi i i i i i i i i i i i i i

sehingga harus dibuktikan ke pengadilan. Akibatnya, kreditur yang beritikad baik sesuai prosedur
i i i i i i i i i i i i i i i i i

tetap saja terjegal dan tidak mendapatkan perlindungan hukum yang adil sebagaimana dijamin
i i i i i i i i i i i i

Pasal 28D ayat (1) dan pe rlindungan haknya sebagaimana dijamin Pasal 28J ayat (2), dan juga i i i i i i

menimbullan ketidakpastian hukum yang bertentangan dengan prinsip negara hukum;


i i i i i i i i i i i

 PETITUM i i

Berdasarkan seluruh dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir, Pemohon
i i i i i i i i i i i i

mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk kiranya berkenan i i i i i i i i i i

memberikan putusan sebagai berikut


i i i i i i i

 DALAM PROVISI i i

Oleh karena perkara a quo merupakan perkara yang erat kaitannya dengan kepentingan
i i i i i i i i i i i

banyak pihak baik itu korporasi pembiayaan, aparat penegak hukum, dan lain-lain, maka Pemohon i i i i i i i i i i i

meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan sidang hingga tahapan pembuktian
i i i i i i i i i i

(tidak langsung putusan) agar pemohon dapat memanggil pihak-pihak terdampak untuk menjadi
i i i i i i i i i

saksi atau pihak terkait agar didengarkan keteranagannya dalam perkara ini.
i i i i i i i i i i i

 DALAM POKOK PERKARA i

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; i i i i i i i

2. Menyatakan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 te ntang Jaminan i i i

Fidusia yang telah dimaknai Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi
i i i i i i i i i i i

Nomor 18/PUU-XVII/2019 bertentangan dengan UUD NRI 1945 dan tidak mempunyai i i i i i i i i i

kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana
i i i i i i i i i i i i i i i

dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
i i i i i i i i
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap” atau Menyatakan frasa “keberatan
i i i i i i i i i i i

menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia” dalam Pasal 15 ayat (2)
i i i i i i i i i i

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 te ntang Jaminan Fidusia dan Penjelasan Pasal 15 ayat i i i i i i

(2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 te ntang Jaminan Fidusia yang telah dimaknai i i i i i i i

Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 i i i i i i i i

bertentangan dengan UUD NRI 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
i i i i i i i i i i

sepanjang tidak dimaknai sebagai “sukarela saat menandatangani perjanjian Fidusia”


i i i i i i i i i i i i i

3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana
i i i i i i i i i i i i i i i i

mestinya. Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon
i i i i i i i i i i i

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). i i i i i i

D.Pertimbangan Hukum

 Kewenangan Mahkamah i i

Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Ne gara Republik
i i i i i i

Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-
i i i i i i

Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir i i i i i i i i i

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
i i i i i

Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia i i i i i i i i i i

Tahun 2020 Nomor 216, Tambahan Le mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 6554), dan i i i i i i i

Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 te ntang Kekuasaan Kehakiman i i i i

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Le mbaran Negara
i i i i i i i i i

Republik Indonesia Nomor 5076), Mahkamah berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
i i i i i i i i i i i i

terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945.
i i i i i i i i

Menimbang bahwa oleh karena permohonan Pemohon adalah permohonan untuk menguji
i i i i i i i i i

konstitusionalitas norma Undang-Undang, Pasal 15 ayat (2) dan Pe njelasan Pasal 15 ayat (2)
i i i i i

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 te ntang Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik i i i i i i i i

Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Le mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889
i i i i i i i i i i

selanjutnya disebut UU 42/1999) terhadap UUD 1945, maka Mahkamah berwenang mengadili
i i i i i i i i i

permohonan a quo.
i

 Kedudukan Hukum Pemohon i i


Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 51 ayat (1) UU MK be serta Penjelasannya, yang dapat
i i i i i i i

mengajukan permohonan pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 adalah mereka yang
i i i i i i i

Smenganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya yang diberikan oleh UUD 1945
i i i i i i i i i

dirugikan oleh berlakunya suatu undang-undang. Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 51 ayat (1)
i i i i i i i

UU MK beserta penjelasannya, yang dapat mengajukan permohonan pengujian undang-undang


i i i i i i i i

terhadap UUD 1945 adalah mereka yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya
i i i i i i i i

yang diberikan oleh UUD 1945 dirugikan oleh berlakunya suatu undang-undang, yaitu:
i i i i i i i i i

a. perorangan warga negara Indonesia (termasuk kelompok orang yang mempunyai


i i i i i i i i i

kepentingan sama);
i i i

b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
i i i i i i i i i

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang- i i i i i i i i i i

undang;

c. badan hukum publik atau privat; atau i i

d. lembaga negara; Dengan demikian, Pemohon dalam pengujian undang-undang terhadap


i i i i i i i i i i

UUD 1945 harus menjelaskan terlebih dahulu: i i i i i

a. kedudukannya sebagai Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) UU


i i i i i i i

MK;

b. ada tidaknya kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional yang diberikan oleh
i i i i i i i i i i i

UUD 1945 yang diakibatkan oleh berlakunya undang-undang yang dimohonkan i i i i i

pengujian dalam kedudukan sebagaimana dimaksud pada huruf a; Menimbang bahwa


i i i i i i i i

Mahkamah sejak Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 tanggal 31 Mei 2005 dan Putusan i i i i i i

Nomor 11/PUU-V/2007 tanggal 20 September 2007 serta putusan-putusan selanjutnya, i i i i i

telah berpendirian bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional


i i i i i i i i i i i

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) UU MK harus me menuhi 5 (lima)


i i i i i i i

syarat, yaitu: i

a. adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD i i i i i i i i i

1945;

b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan i i i i i i i i i i i

oleh berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian;


i i i i i
c. kerugian konstitusional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau
i i i i i i i i i i i

setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan
i i i i i i i i i

terjadi; i i

d. adanya hubungan sebab-akibat antara kerugian dimaksud dan berlakunya undang- i i i i i i

undang yang dimohonkan pengujian; i i i

e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian


i i i i i i i i

konstitusional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi; i i i i i i i i i i i i

 Dalam Provisi i i

Menimbang bahwa Pemohon mengajukan permohonan provisi yang pada pokoknya


i i i i i i i

menyatakan permohonan dalam perkara a quo berdampak juga terhadap berbagai pihak seperti
i i i i i i i i i i i

perusahaan pembiayaan, aparat penegak hukum, sesama kolektor, konsumen maupun asosiasi
i i i i i i i i i i

kolektor karena berkaitan dengan tindakan hukum pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
i i i i i i i i

18/PUU-XVII/2019 dalam pelaksanaan eksekusi sertifikat jaminan fidusia sehingga perkara a i i i i i i i i i i i i i i i

quo perlu dilakukan hingga tahap pembuktian yang dapat memanggil pihak-pihak sebagai saksi
i i i i i i i i i i i i

maupun Pihak Terkait untuk didengar keterangannya. Terhadap alasan permohonan provisi
i i i i i i i i i i i

Pemohon tersebut, menurut Mahkamah oleh karena terhadap pokok perkara a quo akan diputus
i i i i i i i i i

tanpa dilanjutkan dengan sidang lanjutan dengan agenda pembuktian dan mendengar pihak-
i i i i i i i i i i

pihak sebagaimana yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 54 UU MK, maka alasan
i i i i i i

permohonan provisi yang diajukan oleh Pemohon tidak relevan untuk dipertimbangkan. Sebab,
i i i i i i i i i i i i i

alasan pemanggilan pihak-pihak dan sidang pembuktian lanjutan yang dikhawatirkan Pemohon
i i i i i i i i i i

akan berdampak pada lamanya perkara a quo akan diputus oleh Mahkamah tidak akan terjadi.
i i i i i i i

Dengan demikian, alasan permohonan Provisi Pemohon harus dinyatakan tidak beralasan
i i i i i i i i i i i

menurut hukum i

 Dalam Pokok Permohonan i

Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Pasal 15 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2)
i i i i i i i

UU 42/1999 sebagaimana telah dimaknai oleh Mahkamah Konstitusi dalam Putusan Mahkamah i i i i i i i i

Konstitusi Nomor 18/PUUXVII/2019 bertentangan dengan UUD 1945 dengan argumentasi


i i i i i i i i i i
yang pada pokoknya sebagai berikut (dalil atau argumentasi Pemohon selengkapnya termuat i i i i i i i i i i i

pada bagian Duduk Perkara): i i

a. Bahwa menurut Pemohon, adanya perusahaan pembiayaan yang menyewa kolektor tidak i i i i i i i i i

bersertifikasi (preman) yang bertindak semena-mena kepada konsumennya sebagaimana dalam


i i i i i i i i i i i i i i i

legal standing Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019, tidak serta merta
i i i i i i i i i

berarti semua kolektor dan perusahaan pembiayaan bertindak demikian. Masih ada kolektor
i i i i i i i i i i i i i i

tersertifikasi seperti Pemohon dalam perkara selaku kolektor internal yang selalu jujur dan ramah
i i i i i i i i i i i i i i i

kepada pemberi hak fidusia (Debitur), bahkan selalu berusaha bertindak persuasif dan negosiasi
i i i i i i i i i i i i i i i i i

ketika bertemu dengan Debitur. Selain itu, juga ada perusahaan pembiayaan yang fair bersikap
i i i i i i i i i i i i i i i i

baik kepada debiturnya dan menggunakan kolektor bersertifikasi. Tapi perusahaan tersebut justru
i i i i i i i i i i i i i i i

terdampak hanya karena satu perusahaan yang nakal sebagaimana ada dalam legal standing
i i i i i i i

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019. Konsekuensinya, tiadanya hak untuk i i i i i i i i

mendapatkan penghidupan yang layak lagi dalam bisnis pembiayaan, padahal banyak pihak yang
i i i i i i i i i

lurus-lurus saja tapi mereka terdampak secara hukum, sehingga tentu tidak memberikan i i i i i i i i i i i i

perlindungan hukum yang adil bagi pihak-pihak ini. Oleh karenanya, telah terjadi
i i i i i i i i i i i i i

ketidakproporsionalitasan hak konstitusional bagi pihak yang terdampak;


i i i i i i i i i

b. Bahwa menurut Pemohon, tidak ada jaminan bahwa eksekusi objek jaminan fidusia melalui i i i i i i i i i i i i i

pengadilan akan berjalan secara efektif mengingat proses eksekusi yang dilakukan melalui
i i i i i i i i i i i i i i i i

pengadilan membutuhkan waktu yang cukup lama, merugikan pihak penerima hak fidusia
i i i i i i i i i i i

(Kreditur) sehingga tidak merepresentasikan keadilan yang seharusnya diberikan oleh Negara
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

secara merata kepada seluruh warganya termasuk Kreditur. Selain itu, tidak adanya perlindungan
i i i i i i i i i i i i i

hukum yang adil sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 di alami oleh industri i i i i i i i i i i

pembiayaan dikarenakan biaya eksekusi lebih besar daripada pendapatan barang fidusia itu
i i i i i i i i i i i i i i i i

sendiri;
i i i

c. Bahwa menurut Pemohon, tidak ada perlindungan hukum yang adil karena telah tercipta i i i i i i i i i i

kedudukan yang lebih berat pada satu pihak di mana Kreditur harus membawa perkara ini ke
i i i i i i i i i i i i i

pengadilan, sementara Debitur tidak harus membawa perkara ini ke pengadilan. Adapun dalam
i i i i i i i i i i i i i i

penyelamatan jaminan fidusia, Kreditur membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat tanpa
i i i i i i i i i i i

melanggar hukum. Faktanya pada saat Kreditur mengajukan upaya hukum eksekusi ke
i i i i i i i i

pengadilan, objek jaminan fidusia dapat telah hilang, dikaburkan atau tidak berada di alamat
i i i i i i i i i i i i
Debitur, ataupun statusnya telah beralih ke pihak ketiga. Hal tersebut merugikan dan
i i i i i i i i i i i i i

menyebabkan ketidakadilan bagi pihak Kreditur;


i i i i i i i i i

d. Bahwa menurut Pemohon, terdapat pertentangan dengan prinsip negara hukum karena memberi
i i i i i i i i i i i i i

celah bagi debitur untuk mengulur waktu melarikan barang sehingga memberikan ruang bagi
i i i i i i i i i i i i i

terjadinya kejahatan. Sebab berkaitan dengan wanprestasi


i i i i i i i i i

 Konklusi i

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan diatas, Mahkamah
i i i i i i i i i

berkesimpulan: berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


i i i i i i i i i i

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah i i i i i i i

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 te ntang Perubahan Ketiga Atas Undang-
i i i i i i i

Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik i i i i i i i

Indonesia Tahun 2020 Nomor 216, Tambahan Le mbaran Negara Republik Indonesia Nomor
i i i i i i i i i i

6554), dan UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 te ntang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran i i i i i

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Le mbaran Negara Republik
i i i i i i i i i i

Indonesia Nomor 5076).


i i i
F. BAB III

G. HASIL PENELITIAN

A. Materi muatan putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 sehubungan dengan permasahalaan


antara lembaga dengan konsumen
Pengajuan judicial review atau pengujian terhadap “Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia” yang dimana merupakan lanjutan pertentang terhadap “Putusan

Mahkamah Konstitusi dengan nomor 18/PUU-XVII/2019”. Pada “Putusan MK Nomor 2/PUU-

XIX/2021” yang menolak keseluruhan gugatan, yang memberikan dampak penguatan pada

putusan sebelumnya yaitu “Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 18/PUU-XVII/2019”.

Putusan sebelumnya memberikan dampak hukum atau akibat hukum secara menyeluruh

mengenai penyitaan objek jaminan fidusia oleh penerima fidusia yaitu pihak kreditur kepada

pemberi fidusia yaitu debitur. Dalam hal ini memberikan akibat hukum yang lebih condong

berpihak pada debitur dan tidak memberikan perlindungan hukum yang cukup bagi kreditur.

Pihak kreditur banyak mengalami kerugian setelah adanya perubahan norma akibat dari

“Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 18/PUUXVII/2019”. Sementara bagi pihak debitur

(pemberi fidusia) banyak diuntungkan setelah adanya perubahan norma akibat dari “Putusan

Mahkamah Konstitusi nomor 18/PUU-XVII/2019” diantaranya ialah :

1. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, pelaksanaan jaminan fidusia tidak dapat serta merta

mengakibatkan pelaksanaan pokok jaminan jikalau debitur sewaktu-waktu melakukan

wanprestasi. Konflik normatif antar pasal sebagaimana dimaksud dalam reinterpretasi Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUUXVII/2019 .88

2. Memberikan jaminan perlindungan hukum bagi debitur dari kreditur yang semenamena dalam

mengeksekusi jaminan fidusia, sebab setelah Putusan MK No. 18/PUUXVII/2019 menyatakan

eksekusi jaminan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh kreditur, namun wajib melewati putusan
88
file:///C:/Users/WINDOWS%2010/Downloads/Documents/49412-Article%20Text-95783-1-10-20221016.pdf

.
Pengadilan Negeri, kecuali jika adanya perjanjian mengenai wanprestasi antara debitur dengan

kreditur serta debitur memberikan secara sukarela objek jaminan fidusia.

Menyoal perihal frasa “sukarela” dalam hal pemberian jaminan fidusia kepada kreditur yang

sebelumnya telah disepakati melalui perjanjian yang juga telah dilakukan secara sukarela antar

pihak termasuk didalamnya pihak debitur. Tanpa pemberitahuanpun kedua belah pihak

mengetahui bahwa jika terjadi cidera janji atau wanprestasi oleh debitur sebagai pemberi objek

jaminan fidusia maka akan ada sanksi yang telah disepakati bahwa dalam hal debitur wanprestasi

makan objek jaminan fidusia harus diserahkan kepada pihak kreditur.

Berikut beberapa akibat hukum dari “Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

2/PUU-XIX/2021” yang memberikan dampak:

1. Hilangnya suatu keproporsionalitas secara konstitusional untuk pihak yang terdampak jika

dinilai melalui proportionality test.

Memperhatikan peoporsionalitas atau porsi yang pas dari hak konstitusional pihakpihak yang

terdampak dalam perkara ini yaitu lingkup usaha dunia pembiayaan. Sebagaimana dalam Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019, fakta bahwa ada perusahaan keuangan yang

mempekerjakan penagih (preman) yang tidak sewenang-wenang terhadap konsumen belum tentu

masih ada penagih utang yang terakreditasi, selanjutnya penagih hutang rumah yang selalu

bersikap jujur dan baik kepada debitur, bahkan berusaha membujuk atau berunding dalam rapat

debitur di mana semua penagih, seperti penggugat dalam kasus a quo, berada. Dalam hal ini “hak

konstitusional Pemohon terdampak hanya karena ulah preman yang bersikap semenamena kepada

debitur di dalam legal standing 18/PUU-XVII/2019”.

Hal ini memberikan dampak pada “perusahaan pembiayaan yang fair bersikap baik kepada

debiturnya dan menggunakan kolektor bersertifikasi terdampak hanya karena satu perusahaan yang

nakal sebagaimana ada dalam legal standing 18/PUU-XVII/2019 dan menanggung konsekuensi

tiadanya hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak lagi dalam bisnis pembiayaan, padahal

banyak pihak yang luruslurus saja tapi mereka terdampak secara hukum, sehingga tentu tidak

memberikan perlindungan hukum yang adil bagi pihakpihak ini dan telah terjadi pelanggaran hak

konstitusional bagi pihak terdampak yang secara jelas tidak proporsional jika diukur.”
2. Hilangnya suatu perlindungan hukum yang adil berdasarkan “Pasal 28D ayat (1 ), bagi industri

pembiayaan dikarenakan besarnya biaya yang 15 dikeluarkan (untuk eksekusi) lebih besar

daripada pendapatan dari (barang) fidusia itu sendiri”

Makna atau pengertian keadilan secara etimologis ialah “kondisi kebenaran ideal secara

moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang” (Hermawan 2012). 89 Lalu

(Suseno 2005) pula mengungkapkan bahwa “ada beberapa kata kunci yang terkait dengan

perwujudan keadilan serta keadilan sosial, seperti: hak, kewajiban, kontrak, fairness,

ketimbalbalikan, struktur kekuasaan dan otonomi” (Magnis Suseno, 2005). 90

Lalu diikuti pula oleh John Rawls yang ia cantumkan “dalam karya monumentalnya A

Theory of Justice, menjelaskan bahwa keadilan merupakan suatu hal yang berlandaskan pada tiga

prinsip utama, yaitu kebebasan (liberty), kesamaan, (equality), dan ganjaran (rewards).” Adapun

acuan dari Prinsip kebebasan ialah “kebebasan yang bersifat merata (equal liberty) di mana

prinsip hak dan kewajiban menjadi dasar utama bagi kebebasan, prinsip kesamaan (equality)

yang bukan berarti bahwa Rawls menolak sama sekali ketidaksamaan dalam masyarakat (misal

kaya-miskin, atasan bawahan, dsb), melainkan bahwa Rawls menerima ketidaksamaan sosial dan

ekonomis dengan dua syarat yaitu ketidaksamaan itu diperoleh demi keuntungan pihak yang

paling lemah dalam masyarakat (the difference principle) dan merupakan hasil dari kompetisi

terbuka dan fair (fair equality of opportunity) atas posisi-posisi dan jabatan-jabatan yang ada

dalam masyarakat.” (Rawls 2000)91

3. Hilangnya suatu perlindungan hukum yang adil berdasarkan “Pasal 28D ayat (1), oleh karena

terciptanya kedudukan yang lebih berat pada satu pihak dimana kreditur harus membawa perkara

ini ke pengadilan, sementara debitur tidak harus membawa perkara ini ke pengadilan”

Pemberlakuan untuk adanya suatu kepastian hukum pada negara yang berprinsipkan negara

hukum memiliki tujuan untuk “menjamin bahwa kepastian hukum terwujud dalam masyarakat.

Hukum bertujuan untuk mewujudkan kepastian hukum dan prediktabilitas yang tinggi, sehingga

dinamika kehidupan bersama dalam masyarakat bersifat predictable.” Adapun asasasas yang

menjadi acuan untuk adanya suatu kepastian hukum ialah “asas legalitas, konstitusionalitas, dan

supremasi hukum, asas undang-undang menetapkan berbagai perangkat peraturan tentang cara

89
https://docplayer.info/storage/118/227658027/227658027.pdf
90
91
https://ps2k.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/311/teori-keadilan-john-rawls-sebuah-review
pemerintah dan para pejabatnya melakukan tindakan pemerintahan, asas nonretroaktif perundang-

undangan, sebelum mengikat undang-undang harus lebih dulu diundangkan dan diumumkan secara

layak, asas peradilan bebas, independent, imparial, dan objektif, rasional, adil dan manusiawi, asas

non-liquet, hakim tidak boleh menolak perkara karena alasan undangundangnya tidak ada atau

tidak jelas, hak asasi manusia harus dirumuskan dan dijamin perlindungannya dalam undang-

undang atau UUD.

4. Hal ini tidak menggambarkan adanya suatu prinsip negara hukum dikarenakan “memberi celah

bagi debitur untuk mengulur waktu melarikan barang sehingga memberikan ruang bagi terjadinya

kejahatan”

Seorang ahli yakni Aristoteles memberikan suatu ukuran dari keadilan ialah: “Seseorang tidak

melanggar hukum yang berlaku sehingga keadilan berarti lawful yaitu hukum tidak boleh

dilanggar dan aturan hukum harus diikuti, serta seseorang tidak boleh mengambil lebih dari
92
haknya, sehingga keadilan berarti persamaan hak (equal).” (Aristoteles 2007)(Fuady 2003)

Demi menciptakan ukuran dari keadilan seperti yang telah diungkapkan diatas, perlu untuk

adanya suatu peranan hukum yang dioptimalakan yaitu: “hukum sebagai alat penertib (ordering),

hukum sebagai alat penjaga keseimbangan (balancing), hukum sebagai katalisator yang berfungsi

menjaga keseimbangan dan keharmonisan kepentingan-kepentingan yang ada.” (Prasetyo and

Bernard L Tanya 2011). Selanjutnya “Satjipto Rahardjo, mensyaratkan pentingnya konsistensi

Negara, untuk menjalankan tugas penyelenggaraan Negara, sebagaimana diamanatkan oleh

konstitusinya, agar keadilan benarbenar terwujud.” Pemerintahan yang dapat dikatakan telah

melaksanakan suatu keadilan apabila pemerintahan tersebut memenuhi segala tugas atau

kewajibannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan konstitusi (Rahardjo 2007).93

5. Mengancam akan hancurnya atau musnahnya profesi sebagai kolektor yang telah mendapatkan

legalitas dan pula telah diakui oleh “MK sendiri dalam Putusan Nomor 19/PUU-XVIII/2020

sehingga mengakibatkan hilangnya Pendapatan dan Penghidupan yang layak sebagaimana

dijamin Pasal 27 ayat (2)”

92
https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
http://repository.unika.ac.id/18525/6/14.C1.0004%20BENEDICTUS%20SATRYO%20WIBOWO%20%284.44%29..pdf
%20DAPUS.pdf
93
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/571/12/UNIKOM_21515012_NARISA%20PUTRI%20HANENDYA_DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
https://scholar.google.co.id/citations?user=H3PUU3oAAAAJ&hl=en
Terdapat suatu konsep mengenai keadilan sosial yang bersumber dari pemikiran seorang

Presiden Pertama Indonesia yakni Soekarno mengungkapkan bahwa “Keadilan sosial ialah suatu

masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada

penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan” (Herawati n.d.). Hal ini pula telah

disepakati oleh founder Indonesia bahwa keadilan dan kemakmuran Indonesia menjadi salah satu

tujuan dari pendirian negara Indonesia. Dalam hal ini pula, “Pembukaan UUD 1945 yang

memuat rumusan tujuan negara Indonesia dan juga Pancasila menyatakan bahwa negara

Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasar kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.” (Pembukaan UndangUndang Dasar 1945)

6. Adanya suatu pelanggaran hak dan kewajiban antar pihak “karena menambahkan sukarela

terhadap eksekusi, padahal sukarela ada karena ketika kontrak ditandangani dimana debitur

setuju membayar sesuai jangka waktu yang ditentukan, sehingga bertentangan dengan Pasal 28J

ayat (2)”94

Hal-hal ini telah diungkapkan Johan Yazin bahwa “pengaturan HAM dan kewajiban asasi

manusia secara bersamaan dalam hukum positif bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara

keduanya. Individu memang memiliki hak fundamental sebagai hak-hak asasinya tetapi iapun

dituntut untuk dapat menghargai, menghormati dan menjunjung tinggi hak azasi individu yang

lain. Hal itu berarti dalam menjalankan hak azasinya setiap individu tidak dapat mengabaikan

apalagi melanggar hak azasi individu lain.” (Yasin 2021)). Yang mengartikan bahwa “hak dan

kewajiban merupakan dua hal yang proporsional dan tidak dapat dipisahkan guna menciptakan

suatu keadilan sebagaimana yang telah diamanahkan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945.” Lalu

berkaitan dengan hal diatas pula “Suteki mengkonstasikan perbedaan antara keadilan sosial dan

keadilan individual, sebagai berikut: Keadilan individual adalah keadilan mikro, yaitu suatu

keadilan yang pelaksanaannya tergantung pada kehendak pribadi. Bentuk yang dituntutpun jelas,

perlakukanlah setiap orang secara adil. Jika dibicarakan adalah keadilan sebagai fenomena

sosiologis, maka keadilan itu sudah tidak lagi bersifat individual, melainkan sosial bahkan

struktural. Oleh karena itu, disebut dengan keadilan sosial atau keadilan makro. Keadilan sosial

94
https://reneturos.com/product/yasin-tahlil-gold-new-2021/
adalah keadilan yang pelaksanaarmya tidak lagi tergantung pada kehendak pribadi, atau pada

kebaikankebaikan individu yang bersikap adil, tetapi sudah bersifat struktural.” (Suteki 2013)

7. Adanya suatu ketimpangan hak yang mengakibatkan lebih menguntungkan debitur sekalipun telah

ditetapkannya dalam perjanjian dituliskan syarat adanya wanprestasi dan berdampak “debitur tetap

bisa mengelak dengan mengatakan tiada syarat wanprestasi sehingga harus dibuktikan ke

pengadilan.” Yang menyebabkan kendala kepada kreditur yang telah beritikad baik dengan

menjalankan segala prosedur oengeksekusian menjadi terhambat dan tidak mendapatkan adanya

suatu kepastian hukum “sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1) dan perlindungan haknya

sebagaimana dijamin Pasal 28J ayat (2), dan juga menimbullan ketidakpastian hukum yang

bertentangan dengan prinsip negara hukum”

Dalam hal ini terdapat “Ajaran Cita Hukum (Idee des Recht) menyebutkan adanya tiga unsur cita

hukum yang harus ada secara proporsional, yaitu kepastian hukum (rechtssicherkeit), keadilan

(gerechtigheit) dan kemanfaatan (zweckmasigkeit). Sekiranya dikaitkan dengan teori penegakan

hukum sebagaimana disampaikan oleh Gustav Radbruch dalam idee des recht yaitu penegakan

hukum harus memenuhi ketiga asas tersebut.” (Wantu 2007). Adapun beberapa faktor penting yang

menjadi pedoman untuk adanya suatu kepastian hukum bagi masyarakat ialah (Latif 2010):

a. Ketetapan suatu norma harus jelas atau tegas mengenai apa yang dilarang dan apa yang

diwajibkan/diharuskan

b. Harus adanya keterbukaan atau kejelasan mengenai suatu peraturan hukum yang ditetapkan

untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat

c. Keselarasan suatu tertib hukum menjadikan gambaran perilaku masyarakat di masa depan. 95

Cicero mengungkapkan bahwa, “keadilan itu satu, mengikat semua masyarakat dan bertumpu

diatas satu sumber, yaitu akal budi yang benar. Pengesampingan terhadap nilai keadilan demi

kepastian hukum merupakan suatu ironi.” (Huijbers 1999). Dalam hal ini menggambarkan, Pasal 15

ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

Fidusia sebagaimana telah dimaknai oleh Mahkamah Konstitusi dalam PMK 18/2019, pada relitas

yang terjadi akibat penafsiran tersebut lebih condong berpihak pada debitur karena menguntungkan

dalam hal penundaan penyitaan barang fidusia dari debitur yang tentunya hal ini sangat merugikan

bagi pihak kreditur sebagai penerima fidusia. Dalam hal ini debitur dapat berkelak dengan

95
http://scholar.unand.ac.id/34557/4/4.%20DAFTAR%20PUSTAKA%20Watermark.pdf
mengalaskan “tidak mengakui adanya cidera janji atau wanprestasi oleh salah satu pihak dalam

perjanjian fidusia yaitu pihak pemberi hak fidusia (debitur)”

8.“Sukarela saat eksekusi" hal ini menyebabkan suatu pertentangan dengan prinsip negara Indonesia

sebagai negara hukum. Hal ini seharusnya tidak dilakukan debitur ketika pengeksekusian bila

menerapkan asas itikad baik bahwa debitur harus memberikan objek fidusia dengan sukarela dengan

meminta restrukturisasi pada pihak kreditur

Pengambil inspirasi dari sistem hukum Islam, mengajukan pandangan bahwa ciri-ciri nomokrasi

atau Negara Hukum yang baik itu mengandung 9 (sembilan) prinsip, yaitu (Azhary 1992): prinsip

kekuasaan sebagai amanah; prinsip musyawarah; prinsip keadilan; prinsip persamaan; prinsip

pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia; prinsip peradilan yang bebas; prinsip

perdamaian; prinsip kesejahteraan; prinsip ketaatan rakyat.”

Pihak kreditur mengalami banyak kesulitan atas perubahan tafsir pada “Undang-Undang Nomor

42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia hasil putusan Mahkamah Konstitusi dengan Nomor

18/PUU-XVII/2019 kesulitan atau hambatan yang dialami seperti pendapatan yang berkurang secara

signifikan dan pelaksanaan pengeksekusia yang cukup pelik disebabkan oleh mayoritas debitur

sebagai pemberi fidusia selalu mengelak ketika ingin dieksekusi langsung.

Pihak kreditur atau dalam hal ini sebagai pemohon (dalam pmk nomor 2/PUU-XIX/2021)

maupun teman-teman seprofesinya banyal mengalami permasalahan ketika melaksanakan pengajuan

pada pengadilan untuk suatu pengeksekusian. Setelah PMK 18/2019 diputuskan menjadi tafsir di

masyarakat bahwa suatu pengeksekusian tersebut harus melalui putusan pengadilan. Pada

permasalahan-permasalahan yang terjadi tersebut dapat dibuktikan oleh keterangan- keterangan dari

pemohon PMK 2/2021 maupun teman seprofesinya bahwa pada realitasnya profesi kolekyor yang

melaksanakan pengeksekusian ini banyak merugi yang disebabkan oleh penafsiran tersebut di

masyarakat. Hal ini pula berdampak pada pelelangan barang jaminan yang dilakukan oleh kantor

lelang negara yang tidak dapat terlaksan sebelum adanya keputusan dari Ketua Pengadilan Negeri

Dalam hal ini pula bahwa pelaksanaan untuk melakukan penyitaan atau pengambilan paksa

barang yang dijaminkan harus melalui putusan pengadilan tidak memberikan jaminan pelaksanaan

penyitaan berjalan dengan baik. Pernyataan ini berdasarkan yang terjadi sebelumnya yaitu bahwa

banyak pengajuan untuk hal ini yang tidak terselesaikan di beberapa pengadilan negeri. Dalam
pelaksanaannya pula memakan waktu lama yang mengakibatkan kerugian pada pihak kreditur

sehingga dalam hal ini tidak menggambarkan suatu keadilan yang merata yang diberikan Negara.

Meninjau amar PMK yang dipermasalahkan PMK 18/2019 yang bertujuan untuk memberikan

perlindungan terhadap debitur dari kesewenangan pihak kreditur yang dapat melakukan perbuatan

melawan hukum dengan menguat pada pasal 15 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia. Maksud dari PMK diatas pula sudah baik cukup memberikan

perlindungan pada kedua belah pihak apabila kedua belah pihak sama-sama memiliki itikad baik.

Namum putusan tersebut kini berbalik menjadi penguat pada debitur yang ingin lari dari

kewajibannya dan mempersulit pelaksanaan eksekusi oleh kreditur. Beberapa debitur sebagai

pemberi fidusia memanfaatkan putusan ini sebagai penguat mereka untuk tidak melaksanakan

pemberian fidusia tersebut ketika melakukan wanprestasi. Hal ini menyulitkan pihak kreditur

sebagai penerima fidusia harus menempuh jalur eksekusi melalui putusan pengadilan yang cukup

memakan waktu dan memakan biaya yang tidak sedikit.

B. Peraturan pelaksanaan UU Nomor 42 tahun 1999 tentang fidusia, setelah lahirnya Putusan

MK Nomor 2/PUU-XIX/2021

Melalui Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 tertanggal 31 Agustus 2021, MK telah menolak


i i i i i i

pengujian Pasal 15 ayat (2) dan Pe njelasan Pasal 15 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999 tentang
i i i i i

Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) terkait eksekusi sertifikat jaminan fidusia. Majelis MK
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

menganggap tidak terdapat persoalan konstitusionalitas norma dan norma yang di mohonkan juga
i i i i i i i i

telah diputus dan dipertimbangkan dalam Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019 tertanggal 6 Januari


i i i i i i i i i

2020. Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan fidusia i i i i i i i i i i i i i i i i

bisa diajukan ke pengadilan negeri oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif yang dimaksud
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

adalah pilihan apabila kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada penyerahan sukarela
i i i i i i i i i i i i i i

objek jaminan fidusia oleh debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh dilakukan sendiri oleh
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

kreditur, tapi minta bantuan pengadilan negeri untuk melakukan eksekusi.


i i i i i i i i i i i i i

Setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 tanggal 6 Januari


i i i i i i i i

2020 yang dirasakan masih belum memberikan suatu keadilan dan kepastian hukum bagi kreditur, i i i i i i i i i i i i i

sehingga adanya gugatan judicial review kembali terkait norma dalam Pasal 15 ayat (2) dan
i i i i i i i i i i i
penjelasan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Jami nan Fidusia dengan Putusan Nomor 2/PUU-
i i i i i i

XIX/2021 yang dalam amar putusannya menyatakan pada pokoknya sebagai berikut:
i i i i i i

a. Pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia berkenaan dengan cedera janji oleh pemberi
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

fidusia terhadap penerima fidusia masih belum diakui oleh debitur adanya cedera janji dan
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

debitur keberatan untuk menyerahkan secara sukarela barang jaminan, maka kreditur tidak
i i i i i i i i i i i i

dapat melakukan eksekusi sendiri secara paksa melainkan harus mengajukan permohonan i i i i i i i i i i i i

pelaksanaan eksekusi kepada Pengadilan. Hal tersebut menjadi adil karena telah memberikan
i i i i i i i i i i i i i i i i i

kepastian hukum dan keadilan kepada kreditur, debitur dan objek jaminan.
i i i i i i i i i i i

b. Pelaksanaan eksekusi melalui Pengadilan hanyalah sebagai alternatif upaya yang dapat
i i i i i i i i i i i i

dilakukan oleh kreditur dalam hal tidak adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur
i i i i i i i i i i i

berkaitan dengan wanprestasi dan penyerahan secara sukarela.


i i i i i i i i i

Berdasarkan hal tersebut, Putusan MK Nomor 2/PUU-XIX/2021 merupakan bentuk penjelasan


i i i i i i i i

sekaligus penegasan terhadap Putusan MK 18/PUU-XVII/2019 terkait penerapan eksekusi jaminan


i i i i i i i i i i i i i i i

fidusia, sehingga berkembang kembali penerapan eksekusi jaminan fidusia berdasarkan putusan MK
i i i i i i i i i i i i i i i i i

yang terbaru ini yaitu pelaksanaan eksekusi melalui Pengadilan Negeri hanyalah sebagai alternatif
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

dalam eksekusi jaminan fidusia yang dalam hal debitur telah mengakui wanprestasi dan
i i i i i i i i i i i i i

menyerahkan secara sukarela objek jaminan fidusia dapat dilakukan oleh sendiri oleh kreditur atau
i i i i i i i i i i i i i i i i

bahkan oleh debitur itu sendiri. i i i i i i i

4.1 Peraturan Perundang- Undangan Mentri Keuangan Yang Ada Hubungan Dengan Hutang-
i i i i i i

Piutang i

 Piutang Negara adalah jumlah uang yang waji b dibayar kepada negara berdasarkan
i i i i i i i

suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun. i i i i

 Penanggung Utang adalah badan dan/atau orang yang be rutang menurut peraturan,
i i i i

perjanjian atau sebab apapun.


i i i

 Penjamin Utang adalah badan dan/atau orang yang me njamin penyelesaian sebagian
i i i i i i i i i i

atau seluruh utang Penanggung Utang. i i

 Pihak yang Memperoleh Hak adalah orang atau badan yang kare na adanya perbuatan,
i i i i i i

hubungan hukum dan/atau peristiwa hukum telah menerima pengalihan atas i i i i i i i i i

kepemilikan uang, surat berharga dan/ atau barang dari Penanggung Utang/Penjamin
i i i i i i i i i

Utang.
 Tindakan Keperdataan adalah pembatasan hak dan layanan oleh lembaga jasa keuangan
i i i i i i i

terhadap Penanggung Utang/Penjamin Utang/Pihak yang Memperoleh Hak


i i i i i i i i

 Tindakan Layanan Publik adalah pembatasan hak dan layanan ole h pemerintah selaku
i i i i i i i i

penyelenggara layanan publik terhadap Penanggung Utang/Penjamin Utang/Pihak yang


i i i i i i i i i

Memperoleh Hak. i i i

 Daftar Penanggung Utang/Penjamin Utang/Pihak yang Memperoleh Hak yang i i i i i i i

selanjutnya disebut Daftar adalah rincian identitas Penanggung Utang/Penjamin


i i i i i i i i i i i

Utang/Pihak yang Memperoleh Hak yang memenuhi syarat dikenakan Tindakan i i i i i i i i i i

Keperdataan dan/ atau Tindakan Layanan Publik.


i i i i

 Panitia Urusan Piutang Negara yang selanjutnya disingkat PUPN adalah panitia yang
i i i i i i i i i

bersifat interdepartemental yang meliputi PUPN pusat dan PUPN cabang.


i i i i i i i i i i

 Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


i i i i i i i i i i i i i i

Keuangan Negara. i i

 Kantor Wilayah _Direktorat J enderal Kekayaan Negara yang selanjutnya disebut i i i i i i i i i i

Kantor Wilayah adalah Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang i i i i i i i i i i i

berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan
i i i i i i i i i

Negara. i

 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang selanjutnya disebut Kantor i i i i i i i

Pelayanan adalah Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
i i i i i i i i i i i i i

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Kantor Wilayah. i i i i

 Penyerah Piutang adalah instansi yang menyerahkan pengurusan Piutang Negara


i i i i i i i i i i

kepada PUPN. i

 Surat Paksa yang selanjutnya disingkat SP adalah adalah surat perintah yang diterbitkan i i i i i i i i

PUPN kepada Penanggung Utang untuk membayar sekaligus seluruh utangnya dalam i i i i i i

jangka waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam terhitung sejak tanggal i i i i i

diberitahukan.
i i i

 Pernyataan Bersama adalah kesepakatan antara PUPN dan penanggung Utang tentang
i i i i i i

jumlah utang yang wajib dilunasi, cara penyelesaiannya, dan sanksi. i i i i i i i i


Dan pembiyayaan yang ada di indonesia harus mengetahui bahwa Kementrian keuangan RI
i i i i i i i i i i i i i i

telah mengeluarkan beberapa peraturan yang mengatur tentang penarikan jaminan fidusia:
i i i i i i i i i i i i i

 pasal 3 “Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan i i i i i i i i i

fidusia berupa kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftaran Fidusia belum


i i i i i i i i i i

menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada Perusahaan


i i i i i i i i i i i i i

Pembiayaan”. i i

 Pasal 4 ” Penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor oleh


i i i i i i i i i i

Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana


i i i i i i i i i i i i

diatur dalam undang-undang mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh
i i i i i i i i i i i i

para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor”. i i i i i i i i

4.2 Surat edaran kabareskrim NO.Pol : B/2110/VIII/2009


i i i i i i

Surat edaran kabareskrim NO.Pol : B/2110/VIII/2009/Bareskrim tertanggal 30 agustus


i i i i i i i i i

2009 yang di tandatangani oleh kepala badan reserse kriminal polri , Komisaris Jendral Drs
i i i i i i i i i i i i i

susno adji., S.H.,M.H.,M.SE tentang prosedur penanganan kasus perlindungan konsumen. Surat
i i i i i i i i

ini memuat 2 pokok yang harus di ikuti oleh penyidik polri seluruh indonesia
i i i i i i i i i i i i i i i

1) Pelaporan yang dilakukan oleh debitur atas ditariknya unit jaminan oleh lembaga
i i i i i i i i i i i

financeketika debitur itu wanprestasi, tidak boleh di proses oleh penyidik polri
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

dengan pasal-pasal pencurian,perampasan dan lain sebagainya.


i i i i i i i

2) Pelaporan yang dilakukan oleh lembaga finance ketika mengetahui debiturnya


i i i i i i i i i i i i i

melakukan pengalihan unit jaminan, tidak boleh di proses penyidik polri dengan
i i i i i i i i i i i i i i

pasal-pasal penggelapan dan lain-lain sebagainya. Surat surat bareskrim ini i i i i i i i i i i

mempertimbangkan KUHP dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang perlindungan


i i i i i i

konsumen sebagai bahan rujukan dikeluarkannya surat tersebut. Sehungga dengan i i i i i i i i i

demikian, masih menurut surat bareskrim, maka bila terjadi dua persoalan di atas
i i i i i i i i i i i i

penyidik harus menolak proses laporan dan meyerahkan kepada pihak pelapor
i i i i i i i i i i

untuk meyelesaikan di pihak BPSK karena badan itulah yang berwenang melakukan i i i i i i i i i i i

penyelesaian sengketa konsumen.


i i i i i i i

Pengaturan tentang jaminan fidusia terdapat pada Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
i i i i i i

tentang Jaminan Fidusia (selanjutnya disingkat menjadi Undang-Undang No.42 Tahun 1999).
i i i i i i i i i

Fidusia merupakan jaminan kepercayaan yang berasal dari adanya suatu hubungan perasaan antara
i i i i i i i i i
manusia yang satu dengan manusia lainnya yang mana mereka merasa aman, sehingga tumbuh
i i i i i i i i i

rasa percaya terhadap teman interaksinya tersebut, untuk selanjutnya memberikan harta benda
i i i i i i i i i i i i i

mereka sebagai jaminan kepada tempat mereka berhutang. Karakteristik dari jaminan fidusia
i i i i i i i i i i i i i i i i i

adalah kepercayaan, bahwa saat suatu benda di ikat dengan jaminan fidusia penguasaan benda
i i i i i i i i i i i

tersebut tetap berada di pihak kreditur, berbeda dengan gadai yang penguasaan barang berada di
i i i i i i i i i i i i i i i

tangan kreditur. Kemudian lagi yang menjadi ciri khas dari jaminan fidusia adalah terkait cara
i i i i i i i i i i i i i i i

eksekusi objek jaminannya yaitu kreditur bisa melakukan sendiri eksekusi objek jaminan fidusia
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

tanpa melalui Pengadilan Negeri, hal ini dikenal dengan parate eksekusi. Prosedur parate eksekusi
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

jaminan fidusia memiliki fitur khusus yangdisediakan oleh UndangUndang agar dapat meimastiikan
i i i i i i i i i i i i

bahwa eikseikusii jamiinan fiidusiia biisa diilaksanakan seicara ceipat, eifeiktiif, dan eifiisiiein tanpa peirlu

meiliibatkan ranah peingadiilan. Deimiikiian dapat diikeitahuii pula tiiteil eikseikutoriial bukan hanya

teirdapat dalam putusan peingadiilan saja, meilaiinkan juga teirdapat dalam akta-akta oteintiik seipeirtii

dalam Pasal 224 HIiR/258 RBg. (Reichtsreigleimeint Voor Dei Buiiteingeiweistein), yang dii keinal deingan

nama Grossei akta6 dan pada Seirtiifiikat Jamiinan Fiidusiia meilaluii Pasal 15 Undang-Undang Nomor

42 Tahun 1999.

Berdasarkan pasal 29 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 dapat di ketahui
i i i i

bahwa eksekusi objek jaminan fidusia bisa dengan melalui pelaksanaan parate eksekusi. Beirdasar
i i i i i i i i i i i i i i i i

pada dua gambaran Pasal dii atas seimakiin meimpeirteigas bahwa eikseikusii pada jamiinan fiidusiia

teirgolong ceipat, eifeiktiif, dan eifiisiiein meilaluii peilaksaanaan paratei eikseikusii yang biisa diilakukan

kreidiitur. Makna paratei eikseikusii adalah keiweinangan untuk meinjual atas keikuasaan seindiirii atau

paratei eikseikusii, diibeiriikan artii, bahwa kalau deibiitur wanpreistasii kreidiitur biisa meilaksanakan

eikseikusii objeik jamiinan, tanpa harus meimiinta fiiat darii keitua peingadiilan, tanpa harus meingiikutii

aturan maiin dalam hukum acara untuk iitu ada aturan maiinnya seindiirii tiidak peirlu ada siita teirleibiih

dahulu, tiidak peirlu meiliibatkan juru siita dan kareinanya proseidurnya leibiih mudah dan biiaya leibiih

murah. Seiiiriing deingan peirkeimbangan, iirah-iirah putusan yang teirdapat pada Seirtiifiikat Jamiinan

Fiidusiia seiolah meimiicu teirjadiinya peirmasalahan.

Eksekusi sepihak dari kreditur dianggap sebagai bentuk pemaksaan kreditur terhadap debitur.
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

Kreditur melakukan tindakan sewenang-wenang, manarik kendaraan sebagai objek jaminan fidusia
i i i i i i i i i i i i i i i

secara paksa dengan mengunakan jasa debt collector yang mengarah perbuatan pidana. Debitur
i i i i i i i i i i
yang wanprestasi berhadapan dengan debt collector yang harus menyerahkan kendaraannya secara i i i i i i i i i i

paksa kepada debt collector. i i i

Deibiitur yang beirada pada posiisii yang leimah tiidak seiiimbang deingan kreidiitur pada posiisii yang

kuat seicara eikonomii beirhadapan deingan deingan deib koleiktor yang diiseiwa jasanya oleih

peirusahaan leiasiing. Reispon darii peirsoalan iinii adalah adanya peingujiian keipada Mahkamah

Konstiitusii teintang keiteintuan dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 teilah dii ujii

kei Mahkamah Konstiitusii, yang meilahiirkan Putusan Mahkamah Konstiitusii Nomor 18/PUU-

XVIiIi/2019.

Dalam isi Putusan Mahkamah Konstitusi pada Pasal 15 ayat (2) UndangUndang Jaminan
i i i i i

Fidusia sepanjang frasa kekuatan eksekutorial dan frasa sama dengan putusan pengadilan yang
i i i i i i i i i i

berkekuatan hukum tetap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
i i i i i i i i i i i i

Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai terhadap i i i i i i i i i i i

jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji (wanprestasi) dan debitur
i i i i i i i i i i i i i i

keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia, maka segala
i i i i i i i i i i i i i

mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus
i i i i i i i i i i i i i i

dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang telah
i i i i i i i i i i

berkekuatan hukum tetap, Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 te ntang
i i i i

Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan
i i i i i i i i i i

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889) sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” dan
i i i i i i i i i i i i

frasa “sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap” bertentangan dengan i i i i i i i i i

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan i i i i i i i i i i

hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan
i i i i i i i i i i i i i

tentang cidera janji (wanprestasi) dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang
i i i i i i i i i i i i i i i

menjadi jaminan fidusia, maka segala mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan
i i i i i i i i i i i

eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan
i i i i i i i i i i i i i

eksekusi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”.


i i i i i i i i i

Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Jami nan Fidusia sepanjang frasa cidera janji bertentangan i i i i i i i i i

dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai
i i i i i i i i i i

kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa adanya cidera janji tidak ditentukan
i i i i i i i i i i i i i
secara sepihak oleh kreditur melainkan atas dasar kesepakatan antara kreditur dengan debitur atau
i i i i i i i i i i i i i i i

atas dasar upaya hukum yang menentukan telah terjadinya cidera janji. Akibat hukum nya antara i i i i i i i i i

lain : i

• Cidera janji menurut pasal 15 ayat (3) UU Nomor 42 Tahun 1999 ti dak boleh ditentukan secara
i i i i i i i i i

sepihak oleh kreditur. i i i i i

• Terlebih dahulu harus dilakukan kesepakatan terhadap cidera janji (wanprestasi) antara pemberi
i i i i i i i i i i i i i i i

dan penerima fidusia, serta pihak pemberi fidusia harus dengan sukarela menyerahkan objek i i i i i i i i i i i i i i i i i

jaminan fidusia, barulah parate eksekusi dapat dilakukan. i i i i i i i i

• Jika kedua hal tersebut tidak disepakati oleh kedua belah pihak dalam hal in kreditur dan debitur
i i i i i i i i i i i i i i i i i

(Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia) maka eksekusi dilakukan sesuai dengan ketentuan
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

peraturan perundang-undangan yaitu melalui permohonan kepada pengadilan berdasarkan 196 HIR
i i i i i i i i i i i

• Menimbulkan beban perkara baru di Pengadilan Negeri mengingat jumlah pembiayaan yang
i i i i i i i i i i i i i i

banyak di Indonesia i i i i

• Meningkatkan potensi sengketa terhadap penarikan objek jaminan fidusia


i i i i i i i i i i i i i

• Kemudahan eksekusi objek jaminan fidusia menjadi tercederai


i i i i i i i i i i i i i i

pada tahun 2021 Mahkamah Konstitusi mengeluarkan Putusan Terbaru juga mengenai Pengujian i i i i i i i i i i

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia terhadap Undang-Undang Dasar i i i i i

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 tertanggal 31


i i i i i i i i i i

Agustus 2021, MK telah menolak pengujian Pasal 15 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU No. i i i i i i

42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) terkait eksekusi sertifikat jaminan i i i i i i i i i i i i i i i i

fidusia. Majelis MK menganggap tidak terdapat persoalan konstitusionalitas norma dan norma yang
i i i i i i i i i i i

dimohonkan juga telah diputus dan dipertimbangkan dalam Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019


i i i i i i i i

tertanggal 6 Januari 2020. “Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 hanya penegasan saja. Tidak ada
i i i i i i

perbedaan dengan putusan MK sebelumnya (Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019). Putusan MK No.


i i i i i i i

2/PUUXIX/2021 ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan fidusia bisa diajukan ke pengadilan
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

negeri oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif yang dimaksud adalah pilihan apabila
i i i i i i i i i i i i i i i i

kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada penyerahan sukarela objek jaminan fidusia oleh
i i i i i i i i i i i i i i i i

debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh dilakukan sendiri oleh kreditur, tapi minta bantuan
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
pengadilan negeri untuk melakukan eksekusi. pengajuan ke pengadilan bukan dengan mengajukan
i i i i i i i i i i i i i i i

gugatan, tetapi bentuknya permohonan eksekusi dengan penetapan pengadilan. i i i i i i i i i i i i

Menurut Mahkamah, pelaksanaan eksekusi sertifikat jaminan fidusia melalui pengadilan negeri
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

sesungguhnya hanya sebagai sebuah alternatif yang dapat dilakukan dalam hal tidak ada kesepakatan
i i i i i i i i i i

antara kreditur dan debitur baik adanya wanprestasi maupun penyerahan secara sukarela objek jaminan
i i i i i i i i i i i i i

dari debitur kepada kreditur. Bila debitur yang telah mengakui adanya wanprestasi dan secara sukarela
i i i i i i i i i i i i i i i i

menyerahkan objek jaminan fidusia, maka eksekusi jaminan fidusia dapat dilakukan (dengan mudah,
i i i i i i i i i i i i i i

red) oleh kreditur atau bahkan debitur itu sendiri (yang menyerahkan secara sukarela). Pada Intinya
i i i i i i i i i i i i i i i i

Putusan MK No.2/PUU-XIX/2021 ini memberi penegasan terkait eksekusi jaminan fidusia bias i i i i i i i i i i i i i i i i i

diajukan kepengadilan negeri oleh kreditur yang bersifat alternatif. Alternatif yang dimaksud adalah
i i i i i i i i i i i i i i i i i

pilihan apabila kesepakatan wanprestasi tidak dicapai dan tidak ada penyerahan sukarela objek jaminan
i i i i i i i i i i i i i i i i

fidusia oleh debitur, maka pilihan eksekusinya tidak boleh dilakukan sendiri oleh kreditur, tapi minta
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

bantuan pengadilan negeri untuk melakukan eksekusi.“Tapi, pengajuan kepengadilan bukan dengan
i i i i i i i i i i i i i i i

mengajukan gugatan, tetapi bentuknya permohonan eksekusi dengan penetapan pengadilan”. Putusan
i i i i i i i i i i i i i

MK tersebut berlaku untuk semua objek jaminan fidusia, termasuk objek fidusia terhadap benda tetap
i i i i i i i i i i i i i i i

96
(tidak bergerak) yang tidak dibebani hak tanggungan.
i i i i i i i

96
file:///C:/Users/WINDOWS%2010/Downloads/Documents/3078-8300-1-PB.pdf (17-06-2023).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yang
i i i i i i i i i i i

merupakan jawaban dari permasalahan sebagai berikut :


i i i i i i i

1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUUXVII/2019 dan Nomor

2/PUU-XIX/2021 memberikan batasan perlindungan bagi kreditur. Batasan tersebut

terlihat jelas karena makna wanprestasi atau cidera janji telah berubah, sehingga

proses penegakannya tidak dapat segera dilakukan oleh kreditur. Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 dan Nomor 2/PUU-XIX/2021 tidak

memberikan kepastian hukum kepada kreditur mengenai tata cara penegakan jaminan

fidusia dan mempersulit penegakan jaminan fidusia oleh kreditur . Ambiguitas seputar

penetapan wanprestasi sehingga memperlambat proses penegakan objek ikatan

fidusia.

2. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 18/PUUXVII/2019 memiliki akibat hukum bagi

kreditur. Dengan putusan ini, kreditur tidak dapat memaksakan secara sepihak obyek

jaminan fidusia jika debitur wanprestasi. Kreditur baru dapat mengeksekusi jika

debitur mengakui atau menyetujui suatu wanprestasi dan dengan sukarela melepaskan

jaminan. Dalam hal ini, perkara tersebut akan diputus oleh pengadilan untuk

menentukan apakah ada penundaan pembayaran atau tidak. Akibatnya, kreditur harus

menunggu lebih lama untuk memperoleh hak merealisasikan objek jaminan fidusia.

Tentu saja, kreditur juga harus menanggung biaya tambahan jika terjadi perselisihan di

pengadilan. Hal ini dapat disalah gunakan oleh debitur yang jahat dengan

gampang/mudah menyatakan bahwa ia tidak wanprestasi dan tidak akan menyerahkan

obyek jaminan fidusia, walaupun ia secara nyata telah lalai memenuhi kewajibannya.

Oleh karena itu, Putusan Mahkamah Konstitusi No. 2/PUU-XIX/2021 menimbulkan

ketidakadilan dan ketidakpastian hukum bagi kreditur.


Penarikan jaminan Fidusia secara paksa merupakan tindakan sah apabila telah memenuhi
i i i i i i i i i i i i i

prosedur yang tepat dalam penarikan objek jaminan Fidusia tapi dalam praktiknya banyak
i i i i i i i i i i

menemukan masalah karena tidak ada aturan yang jelas tentang penerima Fidusia untuk
i i i i i i i i i i i

mengambil objek yang menjadi jaminan Fidusia dari pemberi Fidusia. Justru yang biasa dialami
i i i i i i i i i i i i i i i i i

penerima Fidusia bahwa penarikan secara paksa oleh Debt Collector.


i i i i i i i i i i i

Atas prestasi angsuran kredit yang dilakukan oleh debitur dalam hal terjadi penarikan objek
i i i i i i i i i i i i i

jaminan Fidusia secara paksa tidak adanya perlindungan secara hukum yang jelas sehingga
i i i i i i i i i i i

menjadi kerugian bagi debitur dalam arti tidak ada imblan atas prestasi debitur namun debitur
i i i i i i i i i i i i i i i i

merasakan manfaat pemakaian barang selama angsuran berlangsung.


i i i i i

B. Saran

1. Agar terciptanya perlindungan hak terhadap kreditur penetuan terkait cidera janji harus
i i i i i i i i i i i i i i

ditentukan secara jelas oleh debitur dan kreditur dan disertai itikad baik dari debitur.
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

2. Agar ada arahan yang je las dari Mahkamah Konstitusi terkait tatacara atau mekanisme i i i i i i i i i

eksekusi objek jaminan fidusia khususnya terkait penentuan tentang cidera janji yang
i i i i i i i i i i i i i i i

dilakukan oleh debitur sehingga terciptanya kepastian hukum bagi kreditur dalam
i i i i i i i i i i i i i

mengeksekusi objek jaminan fidusia.


i i i i i i i i

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut peneliti, rumusan masalah "Bagaimana melakukan transaksi jual beli online
berdasarkan etika bisnis Islam di Tokopedia" terdiri dari tiga komponen: etika bisnis Islami
Sifat seseorang, baik penjual maupun pembeli, dipengaruhi oleh faktor ini; karena itu, agar
pembeli tidak merasa dirugikan saat melakukan jual beli online, etika bisnis harus
dipertahankan. Tokopedia menawarkan banyak kebutuhan masyarakat desa Molompar, seperti
barang elektronik, pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan lainnya. Pasar Tokopedia
memenuhi kebutuhan masyarakat desa Molompar.
B. Saran
1. Masyarakat Desa Molompar Kecamatan Belang harus menghindari belanja online jika tidak
ingin dirugikan. Ini terutama berlaku untuk warga Desa Molompar. Transaksi belanja dan
penjualan yang dilakukan secara online dapat mengarah pada penipuan, seperti yang terjadi
ketika Anda memesan barang secara online.
2. Masyarakat Desa Molompar di Kecamatan Belang harus memahami cara menghindari
penipuan online dan mengikuti etika bisnis yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai