Oleh
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi peraturan daerah kabupaten
labuhanbatu nomor 37 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kecamatan
terhadap pelayanan publik. Efektivitas birokrasi pemerintah daerah Kabupaten Langkat
secara langsung dipengaruhi oleh faktor perilaku aparatur, budaya organisasi dan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh aparatur birokrasi. Besarnya ketiga variabel tersebut sebesar
60,9 persen sedangkan 39,1 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Pengaruh variabel
perilaku aparatur terhadap kualitas pelayanan publik adalah positif dan signifikan, artinya
semakin responsif perilaku aparatur terhadap tuntutan pengguna jasa publik, maka semakin
positif peningkatan kualitas pelayanan publik. Untuk lebih meningkatakan kualitas
pelayanan publik dan efektivitas birokrasii pemerintah daerah, maka perlu dilakukan
peningkatkan responsivitas perilaku aparatur birokrasi terhadap tuntutan pengguna jasa
publik ataua masyarakat yang semakin meningkat sejalan dengan perkembangan keadaan
saat ini.
Key words : Implementasi kebijakan , perilaku aparatur, budaya organisasi, pelayanan
publik dan efektivitas birokrasi.
PENDAHULUAN Pemerintah Daerah, sesuai dengan
Otonomi Daerah merupakan kebutuhan dan kepentingan lokal/Daerah.
peluang bagi setiap daerah untuk Bila ditinjau berdasarkan
melaksanakan pemerintahan secara pembagian fungsi dan wewenangnya,
mandiri, luas dan bertanggung jawab perkembangan regulasi (c.q Undang-
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan Undang) semestinya berimplikasi pula
yang baik (good governance), yaitu pada perubahan terhadap penataan
transparan, partisipatif dan akuntabel. Oleh perimbangan keuangan (desentralisasi
karenanya, diharapkan selain dapat fiskal) antara Pemerintah Daerah
terlaksananya pemerintahan yang baik, Kota/Kabupaten dan Pemerintah
juga dapat melahirkan peningkatan dibawahnya, dalam hal ini Kecamatan dan
kesejahteraan masyarakat dan terjadinya Kelurahan/Desa. Hal demikian seperti
pemerataan hasil pembangunan. Hal tersurat dalam Peraturan Pemerintah
tersebut cukup kondusif untuk diwujudkan Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman
karena dengan lahirnya UU No. 32/2004 Umum Pengaturan mengenai Desa dalam
dan UU No. 33/2004, Pemerintah Daerah pasal 60, yang menyebutkan bahwa:
dapat lebih leluasa mengatur dirinya “Pengaturan lebih lanjut mengenai sumber
sendiri, termasuk dalam mengolah potensi pendapatan Desa, ditetapkan dalam
dan kekayaan daerahnya, dalam Peraturan Daerah Kabupaten”. Oleh
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. karena itu sudah semestinya Pemerintah
Kedua Undang-Undang tersebut juga Daerah menyiapkan segala sesuatu yang
memberikan kewenangan yang lebih luas dibutuhkan Pemerintah Desa untuk dapat
dalam hal keuangan bagi Pemerintah menjalankan dengan baik atas Tugas
Daerah. Hal ini memungkinkan terjadinya Pembantuan dari Pemerintah (Pusat),
perubahan dalam hal perencanaan Pemerintah Provinsi dan atau Pemerintah
kebijakan pembangunan daerah oleh Kabupaten.
29
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
30
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
31
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
32
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
tersebut maka Seksi Pelayanan Umum secara orbitasi berada sekitar 30 km dari
mempunyai fungsi : Pusat Pemerintahan Kabupaten
a. Penyusunan program dan Labuhanbatu. Beberapa kondisi atau
penyelenggaraan, pembinaan, karakter wilayah yang terdapat pada
kebersihan, keindahan, pertamanan dan Kecamatan Kualuh Hulu tersebut menurut
sanitasi lingkungan. peneliti cukup menarik untuk dikaji
b. Penyusunan program, pengelolaan dan dalam kaitannya dengan implementasi
pembinaan administrasi pelayanan Perda Kabupaten Labuhanbatu No. 37
umum. Tahun 2008.
c. Pelaksanaan evaluasi fungsi-fungsi
sebagaimana dimaksud huruf a dan b METODE PENELITIAN
ayat ini. Metode penelitian yang digunakan
Sebagaimana diketahui, struktur dalam penelitian ini adalah metode
organisasi Pemerintah Kecamatan kualitatif. Metode kualitatif merupakan
sebagaimana terdapat dalam Perda prosedur penelitian yang menghasilkan
Kabupaten Labuhanbatu No. 37 Tahun data deskriptif berupa kata-kata tertulis
2008 lebih ramping dibanding struktur atau lisan dari orang-orang dan perilaku
organisasi terdahulu (lihat kembali Tabel yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor,
1). Kondisi demikian pada satu sisi 2000:3). Aplikasi metode kualitatif ini
memberikan peluang bagi terwujudnya sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin
akselerasi dalam aktivitas pelayanan memotret dan menganalisis implementasi
publik di tingkat kecamatan. Bertolak dari Perda Kabupaten Labuhanbatu No. 37
hal tersebut penelitian ini bermaksud Tahun 2008 di Kecamatan Kualuh Hulu
mengkaji implementasi Perda Kabupaten dan implikasinya terhadap kualitas
Labuhanbatu 37 Tahun 2008 sehingga pelayanan.
nanti akan diketahui proses perjalanan Penelitian ini dilakukan di
kebijakan tersebut dalam rangka Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
membentuk susunan organisasi dan tata Labuhanbatu. Argumen pemilihan lokasi,
kerja yang baru pada Pemerintah sebagaimana sudah dijelaskan dalam latar
Kecamatan di wilayah Kabupaten belakang, antara lain menyangkut kondisi
Labuhanbatu. Selain itu, dikaji pula wilayah yang terpencil, topografi wilayah
implikasi dari implementasi kebijakan yang beragam. Selain itu kondisi
tersebut terhadap kualitas pelayanan penduduknya mayoritas juga dibawah
publik sehingga diharapkan dapat garis kemiskinan. Semua itu membutuhkan
mengungkap apakah kebijakan tersebut pelayanan publik yang benar-benar
bermakna positif atau tidak terhadap berkualitas untuk meningkatkan
peningkatan kualitas pelayanan publik di kesejahteraan masyarakat.
tingkat Pemerintah Kecamatan. Sasaran penelitian ini meliputi :
Locus penelitian yang dipilih a. Para pejabat pejabat struktural
adalah di Kecamatan Kualuh Hulu Kecamatan, yang meliputi Camat,
Kabupaten Labuhanbatu. Konsiderannya, Sekretaris Kecamatan, dan para
Kecamatan Kualuh Hulu mempunyai Kepala Seksi.
tipikal wilayah yang bervariasi, mulai dari b. Staf/pegawai Kantor Kecamatan
wilayah yang berbukit-bukit hingga Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
dataran rendah. Dengan kondisi tersebut c. Masyarakat pengguna jasa.
maka Kecamatan Kualuh Hulu sering Teknik pengambilan sampel yang
mengalami banjir, terutama pada daerah dipakai dalam penelitian ini merupakan
yang letaknya rendah. Selain itu, perpaduan dari teknik purposive dan
Kecamatan Kualuh Hulu termasuk accidental. Aplikasi dari kedua teknik
sebagai daerah pelosok/pinggiran karena tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
33
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
34
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
35
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
36
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
37
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
38
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
39
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
40
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
41
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
bernilai strategis karena pada satu sisi manusia makin tergantung pada adanya
berfungsi untuk memenuhi amanat peralatan. Jadi jelas bahwa sarana dan
otonomi menyangkut peningkatan prasarana sangat penting dalam
kualitas pelayanan, dan di sisi lain juga menunjang suatu aktivitas.
sebagai respon terhadap semakin Demikian pula halnya dengan
meningkatnya kesadaran maupun aktivitas pelayanan publik di tingkat
tuntutan masyarakat terhadap kecamatan, di mana untuk
peningkatan kualitas pelayanan dari menyelenggarakan aktivitas tersebut
jajaran institusi pemerintah. dibutuhkan sarana dan prasarana yang
Salah satu tujuan dari penelitian memadai, baik secara kualitas maupun
ini adalah untuk mengetahui implikasi kuantitas. Hal itu dipandang penting
dari Perda No. 37 Tahun 2008 terhadap untuk mendukung berjalannya kegiatan
kualitas pelayanan publik, dengan locus pelayanan dengan baik.
di Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Terbitnya kebijakan baru yang
Labuhanbatu. Untuk membahas dan berorientasi pada peningkatan kualitas
menganalisis hal tersebut, peneliti pelayanan, seperti halnya Perda No. 37
mengacu pada dimensi-dimensi kualitas Tahun 2008, perlu diikuti pula dengan
pelayanan menurut Berry (dalam langkah-langkah terkait, khususnya
Tjiptono, 1996:70), yang terdiri dari peningkatan sarana dan prasarana
dimensi tangible, reliability, emphaty, pelayanan publik. Jadi antara kebijakan
dan assurance. Hasil penelitian dengan tindak lanjutnya bisa seiring dan
mengenai ke-4 dimensi tersebut akan saling mendukung satu sama lain.
disajikan pada pembahasan berikut ini. Merujuk pada uraian tersebut di
atas menunjukkan bahwa dimensi
1. Dimensi Tangibles tangibles di Kantor Kecamatan Kualuh
Barry (dalam Tjiptono, 1997:70) Hulu mengalami peningkatan pasca
mengatakan bahwa tangibles merupakan diimplementasikannya Perda No. 37
suatu kebutuhan pelanggan yang Tahun 2008. Peningkatan tersebut
berfokus pada penampilan barang atau terutama pada sarana dan prasarana
jasa yang mencakup : fasilitas, kerja, baik menyangkut jumlah atau
perlengkapan, penampilan pegawai dan kuantitas maupun kualitasnya.
sarana komunikasi. Berkaitan dengan hal Temuan hasil penelitian yang
tersebut, dimensi tangibles yang dikaji menunjukkan indikasi positif lain yang
dalam penelitian ini difokuskan pada mendukung upaya peningkatan kualitas
tampilan fisik, yang berwujud sarana dan pelayanan yang dijumpai selama
prasarana yang dibutuhkan dalam rangka penelitian adalah masalah dana untuk
menyelenggarakan pelayanan publik di keperluan sarana dan prasarana kerja
Kantor Kecamatan Kualuh Hulu. Sarana lebih diperhatikan. Dalam hal ini, ketika
dan prasarana tersebut dilihat aspek ada usulan penambahan anggaran dari
kuantitas maupun kualitas. Pemerintah Kecamatan yang
Dalam pelaksanaan aktivitas dimaksudkan untuk pengadaan sarana
organisasi tentu dibutuhkan adanya prasarana atau keperluan lain dalam
sarana dan prasarana yang menjadi alat rangka meningkatkan pelayanan publik,
bantu dan pendukung bagi kelancaran maka usulan tersebut sering diperhatikan
dan keberhasilan aktivitas yang dan mendapat prioritas dari Pemerintah
dilakukan. Dalam kaitan tersebut, Kabupaten. Sejalan dengan itu, pencairan
Moenir (2001:119) mengemukakan anggaran setelah usulan tersebut
pendapatnya bahwa dalam suatu disetujui juga tidak membutuhkan waktu
masyarakat maju dengan peralatan serba yang lama. Dalam beberapa minggu dana
canggih, kegiatan dalam kehidupan bisa dicairkan.
42
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
43
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
44
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
45
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
46
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
tengah meminta pelayanan. Kedua hal Kualuh Hulu. Pada tahap berikutnya
tersebut sangat penting dalam aktivitas dengan adanya pelayanan yang
pelayanan untuk mendukung berkualitas itulah akan bisa terwujud
terwujudnya pelayanan yang memuaskan adanya kepuasan pengguna jasa karena
bagi pengguna jasa. Kemampuan yang terdapat kesesuaian antara harapan dari
baik tanpa disertai sikap yang santun pengguna jasa (yang tentu mengharapkan
dalam memberikan pelayanan akan sulit pelayanan yang baik) dengan
untuk mengkonstruksikan kualitas pengalaman yang dialami, dalam arti
pelayanan yang tinggi. Hal yang sama kondisi senyatanya yang terjadi dalam
juga terjadi ketika petugas mampu kegiatan pelayanan yang diterimanya.
bersikap santun, tetapi kemampuannya Hal demikian sesuai dengan pendapat
sangat terbatas. Oleh karena itu Engel (Supranto, 1999:122) yang
diperlukan adanya sinergi dari kedua hal menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
tersebut agar pelayanan yang diberikan merupakan evaluasi purnabeli di mana
benar-benar berkualitas. alternatif yang dipilih sekurang-
Dari perspektif petugas, kurangnya sama atau melampaui harapan
pengetahuan mengenai bidang tugas pelanggan. Sejalan dengan itu Kotler
memang sangat penting untuk juga menegaskan bahwa kepuasan
mendukung keberhasilan pelaksanaan pelanggan adalah tingkat perasaan
tugasnya untuk memberikan pelayanan seseorang setelah membandingkan
sebaik mungkin kepada masyarakat. kinerja (atau hasil) yang ia rasakan
Petugas yang pengetahuannya memadai dibandingkan dengan harapannya.
akan lebih sigap dalam menjalankan
tugasnya. Hal tersebut akan semakin KESIMPULAN DAN SARAN
kondusif ketika petugas juga mampu Kesimpulan
bersikap sopan dan santun dalam Berdasarkan pembahasan hasil
menjalankan tugasnya, Dengan kondisi penelitian yang telah diuraikan pada bab
demikian maka petugas yang sebelumnya dapat diambil beberapa
bersangkutan relatif mempunyai peluang kesimpulan sebagai berikut :
yang tinggi untuk mewujudkan kualitas 1. Implementasi Perda Kabupaten
pelayanan yang baik. Labuhanbatu No. No. 37 Tahun 2008
Kemudian pada perspektif Berikut ini kesimpulan hasil
pengguna jasa, adanya pengetahuan yang pembahasan mengenai implementasi
baik dan memadai dari para petugas juga kebijakan tersebut dengan
menimbulkan adanya harapan dan menggunakan pendekatan manajerial;
keyakinan bahwa petugas akan mampu a. Planning (Perencanaan)
menjalankan tugasnya dengan baik, Realisasi perencanaan dalam
cepat, dan tepat, sehingga pada akhirnya implementasi Perda Kabupaten
pengguna jasa bisa puas. Hal yang sama Labuhanbatu No. No. 37 Tahun
juga berlaku pada aspek sikap, yaitu 2008 dilakukan melalui penentuan
kesopanan dan keramahan petugas dalam tujuan dan dilanjutkan tindakan-
memberikan pelayanan kepada pengguna tindakan yang dipandang perlu
jasa. Sikap sopan dan ramah merupakan untuk mendukung pencapaian
kewajiban yang harus dilakukan petugas tujuan, yakni melalui sosialisasi
dalam kegiatan pelayanan dan hal itu serta pembenahan sarana dan
juga tentu lebih mengena dan dibutuhkan prasarana pelayanan.
oleh pengguna jasa. Kesemuanya itu b. Organizing (Pengorganisasian)
pada akhirnya sangat berperan dalam Upaya pengorganisasian dalam
rangka merealisasikan adanya pelayanan rangka implementasi Perda
yang berkualitas di Kantor Kecamatan Kabupaten Labuhanbatu No. No.
47
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
48
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
49
Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Heri Wahyudi Marpaung 29-50
Sumber Lain :
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
11 Tahun 2003 tentang Pedoman
Organisasi Kecamatan.
Keputusan MENPAN No.
63/Kep/M.PAN/ 2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Keputusan MENPAN No.
Kep/24/M.PAN/ 2053 tentang
Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.
Keputusan MENPAN No.
Kep/26/M.PAN/2004 tentang
Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2003 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun
2001 tentang Pedoman Umum
Pengaturan mengenai Desa.
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.
Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Nomor 37 Tahun
2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan.
50