PENDAHULUAN
bawah Daerah Tingkat II. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan
dipecah kepada beberapa kelurahan dan desa-desa. Dalam bahasa Inggris kata
(kabupaten) atau kota (kota madya). Sebuah kabupaten itu sendiri dibagi
menjadi kelurahan atau desa administratif. Dalam Hal Satuan Kerja Perangkat
1
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
fungsi Camat.
Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak
memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan) ini salah satu fungsi Camat,
2
Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah, Setneg, Jakarta
2
kedudukan Camat berbeda dengan kedudukan kepala instansi pemerintahan
daerah lainya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung
hal ini, fungsi utama Camat selain memberikan pelayanan kepada masyarakat,
dengan dinas dan lembaga teknis daerah bahkan kelurahan, hal ini dinyatakan
dengan jelas dalam Pasal 120 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yakni,
Sejalan dengan itu, Camat tidak lagi ditempatkan sebagai Kepala Wilayah
3
dikatakan oleh Prof. Koeswara Kertapradja, Camat tidak lagi berkedudukan
sebagai kepala wilayah kecamatan dan sebagai alat pemerintah pusat dalam
membina dalam ketentuan ini adalah bentuk fasilitasi pembuatan program kerja
masyarakat.
kecamatan, hal ini yang kemudian menjadikan Camat sebagai ujung tombak
4
Di akses dalam http://birokrasi.kompasiana.com/2012/01/16/peran-camat-dalam-
penyelenggaraan-pembinaan-dan-pengawasan-pemerintah-desa-431279.html#_ftn2, di unduh
pada tanggal 12-12-2013, jam 20:39 wib.
5
Ibid., hal 3
4
meliputi beberapah hal menurut PP No 19 Tahun 2008 pasal 15 ayat (1) yang
ketertiban umum.
undangan.
umum.
kecamatan.
atau kelurahan.
dilimpahkan oleh bupati seperti urusan otonomi daerah, yang meliputi bidang
6
Peraturan pemerintah republik indonesia nomer 19 tahun 2008 pasal 15 ayat (1) tentang tugas
Camat dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
7
Di akses dalam,
http://www.angsana.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
14&Itemid=153, di unduh pada tanggal 12-12-2013, jam 23:18 wib.
5
b. Pelaksanaan dan Pengoordinasian di Ketentraman dan Ketertiban
Umum.
pembangunan.
Masyarakat.
kecamatan Kasihan.
Kasihan, Para Kabag Kelurahan, Danramil Kasihan Kapten Asil Herjanto dan
Tokoh masyarakat serta perwakilan dari Karang Taruna sebanyak 100 ( Seratus
) Orang.
kategori desa rawan pangan yaitu jumlah area lahan subur berkurang karena
sudah beralis fungsi, hal inilah yang menjadi bumerang bagi kita semua. Daya
6
menghadapinya maka dari itu sejak tahun 2013 kabupaten Bantul telah
produk jadi atau setengah jadi dan industri-industri kecil. Sedangkan yang
mendominasi struktur bisnis dalam klaster Kasongan ini adalah industri kecil.
Produk gerabah pada klaster Kasongan ini tidak hanya didapat di dalam klaster
namun juga didapat dari klaster lain yaitu kawasan Pundong yang juga
memproduksi gerabah dengan jarak kawasan yang tidak terlalu jauh dari
Kasongan.
pengusaha merasa saingan utama mereka adalah pengusaha besar. Hal ini
dikarenakan, modal, teknologi, tenaga kerja serta skill yang mereka miliki
melawan pengusaha besar yang memiliki teknologi canggih pada saat ini
orientasi bisnis pengusaha kecil yang masih sebagai supplier bagi pengusaha
berpromosi, teknologi, jumlah tenaga kerja yang cukup dan lebih modern.
8
Di akses dalam http://humas.polri.go.id/berita/Pages/KAPOLSEK-KASIHAN-MENGHADIRI-
MUSREMBANG-TINGKAT-KECAMATAN-KASIHAN-.aspx#sthash.yerfkc63.dpuf, di unduh pada
tanggal 04-25-2014, jam 09:15 wib.
7
Semakin aktif pengusaha berpromosi maka semakin besar probilitas
berorientasi ke pasar luar negeri yang mungkin sangat menjanjikan soal harga
yang tinggi. Ini biasanya dilakukan oleh pengusah besar sedangkan pengusaha
kecil akan berada dalam tataran pemasok saja dan tidak dapat melakukan
inilah yang dihadapi oleh pengusaha kecil dimana ketika para pengusaha kecil
produk melalui sistem order/pemesanan. Hal ini menjadi masalah bagi perajin
khususnya perajin atau pengusaha yang berada pada lower level, yaitu
buyer (eksportir) dari luar negeri memiliki kriteria sendiri terhadap produk
yang mereka pesan. Apakah itu dari desain keramik, ukuran, warna sehingga
dalam waktu yang cukup lama, para pengusaha di Kasongan bertindak sebagai
supplier keramik dengan banyak persyaratan yang dibuat oleh buyer dari luar
negeri. Para buyer ini biasanya datang dari Singapura, Arab dan kebanyakan
dari Eropa. Dalam proses ekspor, pengusaha juga kerap memiliki hambatan,
9
Irdayanti, 2012, Peran Pemerintah dalam Pengembangan UKM Berorientasi Ekspor
Studi Kasus: Klaster Kasongan dalam Rantai Nilai Tambah Global, Jurnal Transnasional, Vol. 3 No.
2, hal 2, 3, 4, 7.
8
pasar di dalam dan luar negeri. langkah-langkah kecil guna tercapainya
atau suatu kampung umumnya merupakan usaha yang telah lama ditekuni dan
pembuatan dengan teknologi tradisional dalam bentuk mesin tua atau alat-alat
yang lebih laus ini hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan kualitas,
global.
gerabah dan dapat bersaingan dengan dunia modern saat ini. Pelaksanaan
10
Abu Huraerah, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, humaniora, bandung, 2011,
hal 95-99.
11
Dr . Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pusataka Pelajar, Tahun
2012.
9
dapat mengawasi kegiatan pemberdayaan ini agar dapat terarah dengan benar
Kecamatan yang dipimpin oleh Camat perlu diperkuat dari aspek sarana
yang dipimpin oleh bupati atau wali kota. Sehubungan dengan itu, Camat
Walikota dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu yang
menjadi alasan untuk memilih judul yang terfokus pada peran Camat
dimaksut dalam UU No 32 Tahun 2004 pasal 126 ayat (3) huruf a, Yang
pada ayat (3) ini antara lain dalam bentuk fasilitasi pembuatan peraturan desa,
12
Peraturan pemerintah republik indonesia nomer 19 tahun 2008 pasal 16 tentang tugas Camat
dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
10
a. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan
masyarakat.
kelompok dalam jumlah kecil atau besar di suatu wilayah sangat diperlukan
masyarakat sekitar
ketentraman kepada masyarakat yang lebih besar serta persamaan politik dan
11
Fungsi pemerintah sebagai fasilitator untuk mengembangkan kerajianan
tangan dari Bupati atau Walikota dan Camat sebagai pemimpin Kecamatan.
namun faktanya kecamatan hanya pada satu fungsi saja yaitu fungsi pelayanan
massal, maka strategi dan pendekatan kebijakan sosial perlu difokuskan pada
13
Di kutib dari http://www.bantulkab.go.id/datapokok/0702_obyek_wisata.html tanggal 10
desember 2013 jam 20.30
12
upaya-upaya peningkatan keberdayaan masyarakat. sebuah kebijakan sosial
khususnya dalam menghadapi tantangan dan peluang dewasa ini. Oleh karena
14
Ibid., hal 14
13
B. RUMUSAN MASALAH
suatu penelitian.15
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis
1. Tujuan Penelitian
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Bina Aksara, 1996,
hal. 19
14
2. Manfaat Penelitian
Politik.
D. KERANGKA TEORI
1. Pemerintahan
A. Fungsi Pemerintah
15
a. Fungsi penyediaan pelayanan yang berorientasi lingkungan
dan kemasyarakatan;
peraturan-peraturan;
16
keputusan-keputusan yang dapat dia lakukan atau dia
pengaruhi.
jawab tersebut.
16
http://2frameit.blogspot.com/2011/06/konsep-fungsi-pemerintah.html, di unduh pada tanggal
04-28-2014, jam 05.55 wib.
17
B. Pemerintah Daerah
pengertian
sempit.
18
wilayah’17. Sedangkan menurut Mashuri maschab sendiri yang
17
Mashuri Maschab, Pemerintah di Daerah, FISIP UGM, Yogyakarta 1974, Hal 32
18
Victor M.situmorang dan Cormetyna S, Ilmu pemerintahan , Fak. Sospol UGM, Yogyakarta,
1976, hal 24
19
Prinsip otonomi daerah sesuai UU No 32 Tahun 2004 yaitu
19
Owen E Hughes, Publik manejemen and administration, Martin press, London 1994 hal 88-99.
20
pemberdayaan aparat pemerintahnya. Jadi sebelum meningkatkan
otonomi daerah.
pembantu.
20
Mashuri Maschab, Pemerintah di Daerah, FISIP UGM, Yogyakarta, 1982, hal 43
21
4. Fungsi pemerintah daerah.
wilayahnya.
menyelenggarakan pemerintah.
21
Mariun, Azas-azas Ilmu Pemerintah, Seksi Penerbitan UGM, Yogyakarta, 1979, hal 38
22
masing fungsi yang diemban oleh Kepala Daerah ini masing-
pemerintah daerah.
23
bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang bersifat nyata
bersangkutan.
2. Camat
bupati/walikota.
kecamatan.
24
Camat juga seorang eksekutif yaitu seoarang pelaksana tugas
pemerintah, seperti salah satu satu tugas dan fungsinya sebagai kepala
3. Pemberdayaan Masyarakat
22
UU No. 32 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah. Jakarta. Sejahtera Mandiri.
25
memahami esensi pemberdayaan secara benar dan bagaimana memilih
1) Pengembangan (enabling)
3) Menciptakan kemandirian
a. Faktor-faktor pendukung
1. Partisipasi masyarakat.
b. Faktor-faktor penghambat
23
Suparjan dan Hemori Suyatno, Pembangunan Masyarakat Sampai Pemberdayaan, Aditya
Media, Yogyakarta , 2003 hal 44
24
Disadur dan Winarni, Tri, 1998, Memahami Pemberdayaan Masyarakat Desa Partisipasif
Dalam Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa:Menuju Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat,
Aditya Media, Yogyakarta, hlm 75-76
25
ibid
26
a. Tahapan penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
tentang kondisi saat itu dan dengan demikian akat dapat merangsang
pembangunan.
27
mereka butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan
pembangunan.
26
Eko suntoro. 2004. Reformasi Politik dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta :APMS Press.
28
Dalam pelaksanaa pembangunan khusunya pembangunan desa,
29
Memperhatikan uraian tersebut diatas jelas wujud pemberdayaan
pembangunan.
lingkunganya.
menyelesaikan masalah.
kekaryaan.
30
f. Kemandirian masyarakat yaitu merupakan suatu kondisi yang dialami
mengerahkan suatu kampanye aksi dan oleh karena itu membantu menyusun
4. Kepemimpinan Pemerintahan
a. Kepemimpinan
1) Pengertian Kepemimpinan
27
Ibit hal 30
31
diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki
titik pusat.
organisasi.
32
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan
kepemimpinan.
perilaku bawahan.
e. Kepemimpinan Pemerintahan
33
menerima saran dari bawahan, perintah diberikan dalam satu
5) Teori lingkungan
34
Yang dimaksud dengan ruang adalah tempat lokasi
presiden.
6) teori situasi
7) Teori pertukaran
berikut:
35
mengutarakan bahwa selayaknya bawahan bekerja lebih rajin,
8) Teori Kontingensi
Effective.
kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah. Teori sosiologis
36
Sedangkan teori laissez faire menyatakan bahwa pemimpin laissez
kontingensi.
E. DEFINISI KONSEPTUAL
Defenisi konseptual adalah salah satu unsur penelitian yang terpenting dan
secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Jadi dapat dipahami
28
Inu Kencana, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Bandung, Refika Aditama, 2009, Hal, 15-
24
37
yang membahas mengenai pembagian pengertian konsep-konsep lain yang
merupakan suatu aptraksi hal—hal yang diamati tidak terjadi kesalah pahaman.
Bantul.
kelompok.
sumber daya mengerakan suatu kampanye aksi dan oleh karena itu
F. DEFINISI OPERASIONAL
29
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta. 1989 Hal 37
38
seorang penelitian akan mengetahui suatu variabel sehingga dapat diketahui
masyarakat.
30
ibid
39
satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan
masyarakat.
pemimpin.
bawahan.
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
“penelitian kualitatif adalah jeni penelitian dimana sumber data yang akan
31
Moleong Lexi J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya. Tahun 2000
40
mempergunakan pendekatan mencari makna dari suatu simbol yanga ada,
keyakinan dan nilai tertentu yang di anut informan. Ini yang membedakan
dari penelitian ini adalah Kecamatan Kasihan. Dalam penelitian ini sumber
penelitian ini adalah Camat Kasihan, kepala desa dan pegawai kecamatan
kasihan.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah memilih informan
yang dianggap tepat dan dapat mengetahuwi permasalahan yang akan di teliti
penelitian kepada informen mengambil tiga sample dari, Camat, kepala desa,
pegawai kecamatan.
32
Miles, Matthew B., Huberman, A Michael. Analisa Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rihendi
Rihidi. Jakarta. Universitas Indonesia Press. Tahun 1992
41
b. Penentuan Responden Dan Informen
penelitian terjadi cross check yaitu tidak hanya terpaku kepada satu
3. Jenis Data
a. Data Primer
33
Moleang, Lexi J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosda Karya. 1995 hal
166
42
b. Data Sekunder
1. Interview/wawancara
atau informasi yang langsung tentang berbagai jenis data sosial baik
34
Soetrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 1994 hal 192
43
responden dalam penelitian ini adalah Camat di Kecamatan Kasihan
serta kepala desa yang menjadi objek untuk di wawancara serta pegawai
Kecamatan Kasihan.
2. Dokumentasi
Kecamatan Kasihan.
Menurut Miles anlisis data adalah suatu cara untuk mengelola data
atau makna teoritis.35 Adapun tahapan analisis data yang dilakukan adalah
pengamatan atas suatu gejala; (2) clasifikasi data, yakni melakukan kategori
atau pengelompokan data yang diperoleh atas dasar kriteria atau kategori
tertentu; (3) pengolahan data, yakni menyusun sajian format data tang
35
Miles, Matthe B, Huberman, A Micheal. Analisa Data Kuantitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi
Rohidi. Jakarta. Universitas Indinesia Pers. Tahun 1992
44
yakni memberikan pemaknaan atas data yang ditemukan dengan
45