Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh

pemerintah pusat kepada pemerintah Daerah dimungkinkan untuk

meningkatkan berbagai program pembangunan diseluruh wilayah tanah air

termasuk program yang diprioritaskan adalah di daerah pedesaan. Karena

Desa masih menjadi tumpuan dan harapan serta tulang punggung dalam

pelaksanaan pembangunan Nasional.

Dikatakan desa masih menjadi prioritas, karena diakui bersama

bahwa basis pertumbuhan, dan lumbung produksi serta berbagai

penyediaan bahan baku untuk berbagai keperluan baik pangan maupun

bahan untuk industri masih dibutuhkan dari daerah pedesaan. Oleh karena

itu pembangunan dipedesaan diperlukan untuk memperkuat kerangka

pembangunan Nasional. Berhasilnya pembangunan yang dilaksanakan

didesa tentu harus mendapat dukungan yang kuat dari pemerintah desa dan

masyarakat.

Pemerintah desa sebagai pelayan masyarakat, harus memiliki

kemampuan yang optimal, serta masyarakat harus dapat mendukung

program yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Sehingga antara

pemerintah desa dan masyarakatnya harus saling mendukung, dimana

pemerintah desa sebagai penggerak partisipasi, maka masyarakat juga


sebagai pemberi kontribusi dalam pelaksanaan pembangunan desa, dimana

keduanya saling mendukung dan saling mengisi dalam setiap kegiatan

pembangunan yang ada didesa.

Dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah,

pemerintahan umum termasuk pembinaan, ketentraman dan ketertiban

sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 dan dalam Undang-

undang tersebut dipertegas bahwa Pemerintahan Desa terdiri atas kepala

Desa dan Perangkat Desa. Selain aturan yang mengatur tentang Desa maka

Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara juga mengatur tentang

Kewenangan Berskala Lokal Desa berdasarkan Perda No. 49 tahun 2018

dimana dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Desa atau dengan sebutan

nama lainnya adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dan dihormati dalam system Negara kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam Perda tersebut diatas juga disentil tentang Pemerintah Desa

dan Perangkat desa. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan

perangkat-perangkat Desa lainnya. Dalam Pasal 18 (UU No. 6 tahun 2014)

dijelaskan pula bahwa dalam melaksanakan urusan pemerintahan desa dan

Pembangunan desa telah diatur menyangkut berbagai kewenangan yang

dilakukan oleh Desa. Kewenangan desa meliputi kewenangan dibidang

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,


pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat. Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :

1) kewenangan berdasarkan hak asal usul,

2) kewenangan local berskala desa

3) Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah

daerah Propinsi atau pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan

4) Kewenangan lain yang ditugaskan pemerintah daerah

propinsi atau pemerintah daerah Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam menjalankan fungsi pemerintahan Desa, Kepala Desa

dibantu oleh Perangkat Desa. Perangkat Desa adalah salah satu organ

pemerintah desa, selain Kepala Desa. Sesuai rumusan Pasal 1 angka 3 UU

Desa, kedudukan Perangkat Desa adalah ‘pembantu’ bagi Kepala Desa

dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia, kedudukan ‘pembantu’ juga dilekatkan kepada Wakil Presiden

dan menteri-menteri. Perangkat Desa diatur dalam Pasal 48-53 UU Desa.

Istilah perangkat desa sudah dikenal dalam perundang-undangan

mengenai desa sebelum lahirnya UU Desa. Yang berbeda adalah rinciannya.

UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, misalnya, hanya

memasukkan sekretaris desa dan kepala-kepala dusun sebagai perangkat

desa. Sedangkan dalam Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa dikenal sekretaris desa, pelaksana teknis, dan pelaksana kewilayahan.


Perangkat Desa atau perangkat kelurahan merupakan pegawai

pejabat pelayanan publikyang mempunyai tugas dan tanggung jawab

terhadap pelayanan kepada masyarakat, dan membantu lurah atau Kepala

Desa dalam menjalankan tugasnya. Tugas memberikan pelayanan kepada

masyarakat mengharuskan para perangkat Desa harus dapat memberikan

pelayanan sesuai keinginan dengan masyarakat. Oleh karna itu perangkat

desa dituntut memiliki kemampuan, keterampilan dan perasaan perhatian

yang tulus dan membutuhkan rasa empati yang tinggi dalam melaksanakan

tugasnya melayani masyarakat.

Secara ringkas, pasal-pasal mengatur tentang kedudukan dan tugas

Perangkat Desa; pengangkatan dan pemberhentian; penghasilan; serta

larangan-larangan dalam menjalankan tugas. Pasal 49 telah menyebutkan

bahwa Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa. Dalam proses

pengangkatan itu, Kepala Desa harus mempertimbangkan syarat-syarat yang

sudah ditentukan UU Desa. Kepala Desa juga harus berkonsultasi dengan

camat sebelum membuat keputusan pengangkatan. Rumusan mengenai

persyaratan Perangkat Desa diatur dalam Pasal 50, sedangkan

pemberhentiannya diatur dalam Pasal 53. Aspek-aspek tersebut disajikan

dalam penuturan pasal-pasal, rincian rumusan dan penjelasannya sebagai

berikut:

a. Kedudukan Perangkat Desa

Kedudukan Perangkat Desa disebut dalam Pasal 48, Perangkat Desa

Terdiri atas :
1) Sekretaris Desa

2) Pelaksana Kewilayahan, dan

3) Pelaksana Teknis

b. Tugas Perangkat Desa disebut dalam Pasal 49, sebagai berikut :

1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 bertugas

membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya;

2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat

oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas

nama Bupati/Walikota;

3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Perangkat Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada

Kepala Desa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang berhubungan dengan penulisan ini

cukup banyak, akan tetapi untuk mempermudah dalam penulisan ini

diperlukan adanya rumusan terhadap masalah. Hal ini agar dalam

pembahasan masalah akan lebih terarah sehingga muda dimengerti.

Adapun rumusan masalah tersebut adalah :

1. Bagaimana mekanisme pengangkatan dan pemberhentian

Perangkat Desa ?
2. Apakah Kepala Desa boleh memberhentikan sebelum berakhir

masa jabatan Perangkat Desa ?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemerintahan desa

Pemerintahan diartikan sebagai keseluruhan lingkungan jabatan

dalam suatu organisasi negara, pemerintahan sebagai lingkungan jabatan

adalah alat-alat kelengkapan negara seperti jabatan eksekutif, jabatan

legislatif, jabatan yudikatif, dan jabatan supra struktur lainnya.

Pemerintahan yang berisi lingkungan pekerjaan tetap disebut juga

pemerintahan dalam arti statis, dan dapat diartikan dalam arti dinamis, yang

berisi gerak atau aktivitas berupa tindakan atau proses menjalankan

kekuasaan pemerintahan.

Untuk menjalankan wewenang atau kekuasaan yang melekat pada

lingkungan jabatan, harus ada pemangku jabatan yaitu pejabat (ambstrager).

Pemangku jabatan menjalankan pemerintahan, karena itu disebut

pemerintah. Pemerintahan desa merupakan bagian dari pemerintahan

nasional yang penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaan. Pemerintahan

desa adalah suatu proses dimana usaha-usaha masyarakat desa yang

bersangakutan dipadukan dengan usaha-usaha pemerintah untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Lebih lanjut Pemerintahan Desa berdasarkan PP No. 47 Tahun

2015 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah Desa atau disebut dengan nama


lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan desa.

a. Pemerintah Desa

1. Kepala Desa

Kepala Desa menurut Talizidhuhu Ndraha merupakan pemimpin

di desa, semua urusan tentang kemakmuran, kesejahteraan

masyarakat pembangunan dan lain-lain merupakan kewajiban

dari kepala desa sebagai pemimpin formal yang ditujuk oleh

pemerintah. Adapaun Pengertian kepala Desa Menurut Tahmit

Kepala Desa adalah pemimpin dari desa di Indonesia, Kepala

Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa, masa jabatan

Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk

dua kali masa jabatan berikutnya. Kepala Desa tidak

bertanggung jawab kepada Camat, namun hanya

dikoordinasikan saja oleh Camat. Jabatan Kepala Desa dapat

disebut dengan nama lain, misalnya wali nagari, pambakal,

hukum tua, perbekel, Peratin. Berdasarkan pengertian diatas,

dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud Kepala Desa

adalah sesorang yang bertugas menyelenggarakan Pemerintahan

Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

2. Perangkat Desa
Perangkat Desa terdiri dari sekretariat desa, pelaksana

kewilayahan, pelaksana teknis. Perangkat desa bertugas

membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya. Dengan demikian, perangkat desa

bertanggungjawab kepada kepala desa. Perangkat Desa

diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan

Camat atas nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya. Sekretariat Desa dipimpin oleh

sekretaris desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang

bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi

pemerintahan. Sekretariat Desa paling banyak terdiri atas 3

(tiga) bidang urusan, ketentuan mengenai bidang urusan

diatur dengan Peraturan Menteri. Pelaksana kewilayahan

merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai satuan tugas

kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan

secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang

dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa. Pelaksana

teknis merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai

pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis paling banyak

terdiri atas 3 (tiga) seksi, ketentuan mengenai pelaksana

teknis diatur dengan Peraturan Menteri.

3. Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan

nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi

pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari

penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan

ditetapkan secara demokratis. Anggota Badan

Permusyawaratan Desa merupakan wakil dari penduduk

Desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya

dilakukan secara demokratis. Masa keanggotaan Badan

Permusyawaratan Desa selama 6 (enam) tahun terhitung

sejak tanggal pengucapan sumpah/janji. Anggota Badan

Permusyawaratan Desa dapat dipilih untuk masa

keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut

atau tidak secara berturut-turut. Berdasarkan pengertian

diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur

pemerintahan desa adalah susunan secara sistematik

pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan

BPD.

b. Kewenangan dan/atau Fungsi Pemerintah Desa

Kewenangan dan/atau Fungsi Kepala Desa Dalam melaksanakan

tugas kepala desa pada Pasal 26 ayat (2), Kepala Desa berwenang:

1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa.

3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa.


4. Menetapkan Peraturan Desa.

5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

6. Membina kehidupan masyarakat Desa.

7. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa.

8. Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala

produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat

Desa.

9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa.

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan

negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa.

12. Memanfaatkan teknologi tepat guna.

13. Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif.

14. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

15. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kewenangan dan/atau Fungsi Perangkat Desa

Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.

d. Kewenangan dan/atau Fungsi Badan Permusyawaratan Desa


1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa

bersama Kepala Desa.

2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa.

3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Kewenangan dan/atau Fungsi Pemerintahan desa adalah wewenang

dan tanggungjawab yang dimiliki oleh pemerintahan desa sesuai

dengan kewenangannya masing-masing

Anda mungkin juga menyukai