Anda di halaman 1dari 4

UAS

Nama : Devi Apriliawati


Nim : 203112084
Mata kuliah : Sistem Pemerintahan Desa
Dosen : Drs.H.Rachman Suhendar, M.Si

1. Asas-asas penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan pasal 24 UU Nomor 6 Tahun 2014,


yaitu:
a. Kepastian Hukum
Jadi dalam asas "kepastian hukum", segala apa yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
harus berlandaskan atau berpegang pada peraturan yang ada di undang-undang, dan tidak
melanggar perundang-undangan, penyelenggaraan yang dilakukan pemerintah desa harus
mengedepankan keadilan pada setiap masyarakat, tidak ada unsur pilih kasih atau membeda-
bedakan. Dan memperhatikan kepatutan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
b. Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan
Jadi dalam asas "tertib penyelenggaraan pemerintahan", segala yang diselenggarakan
pemerintahan harus melihat keteraturan, keserasian, serta keseimbangan terhadap
pengendalain penyelenggaraan tersebut, yang artinya ialah setiap penyelenggaraan yang
diadakan jangan memunculkan ketidakserasian atau perselisihan antar masyarakat, dan
kegiatan yang diselenggarakan harus bisa dikendalikan dengan baik.
c. Tertib Kepentingan Umum
Jadi dalam asas "tertib kepentingan umum", dimana segala yang diselenggarakan oleh
pemerintahan harus mengutamakan kepentingan umum, penyelenggaraan pemerintahan harus
mengengarkan aspirasi setiap masyarakt, selektif terhadap penyelenggaraan yang dalam arti
penyelenggaraan tersebut bukan dibuat untuk satu kelompok tertentu saja melainkan untuk
seluruh masyarakat desa. Serta penyelenggaraan pemerintahan desa bisa mengakomodasi
setiap masyarakat menuju kepentingan umum
d. Keterbukaan
Jadi, dalam asas ini setiap penyelenggaraan yang dilakukan pemerintahan harus transparan,
artinya penyelenggaraan yang dilakukan ini sumber dana nya dari mana, pihak apa yang
terlibat, penyelenggaraannya bertujuan untuk apa. Itu semuanya harus transparan, pihak
pemerintah harus terbuka untuk hal tersebut, tidak ada yang ditutupi yang mengundang tanda
tanya bagi masyarakat. masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang benar
tidak direkayasa, jujur, dan tidak ada unsur diskriminatif tentang penyelenggaraan
Pemerintahan  Desa dengan tetap melihat peraturan perundang-undangan.
e. Proporsionalitas
Jadi, dalam asas ini mengedepankan proporsional dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Dimana, jangan sampai dalam penyelenggaraan pemerintahan desa antara hak dan kewajiban
tidak seimbang, jangan sampai hak nya sedikit, kewajiban banyak dan begitu juga sebaliknya.
Melainkan keduanya harus sesuai dengan tingkat proporsional nya.
f. Profesionalitas
Jadi, dalam asas ini mementingkan keprofesionalitasan dalam penyelenggaraan pemerintah
desa. Kadang penyelenggaraan pemerintahan desa tidak dijalankan dengan professional yang
dalam arti asal berjalan begitu saja. Untuk itulah dengan asas ini, penyelenggaraan
pemerintahan desa harus benar-benar dijalankan dengan professional dan sesuai dengan kode
etik dan UU yang berlaku.
g. Akuntabilitas
Jadi, dalam asas ini dimana setiap penyelenggaraan pemerintahan desa yang berjalan harus
akuntabilitas yang artinya semuanya harus bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
desa. Asas ini berkaitan dengan asas "keterbukaan", yang dimana harus terbuka. Untuk itu
setiap penyelenggaraan harus dipertanggungjawabkan, setiap kegiatan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h.
i.
j.
Efektivitas dan efisiensi
Jadi, dalam asas ini dimana setiap penyelenggaraan pemerintahan desa harus mementingkan
tingkat efektivitas dan efisiensi. Yang artinya jangan sampai penyelenggaraan ini tidak ada
gunanya atau berjalan begitu saja tanpa ada tujuan yang tercapai. Semua penyelenggaraan
pemerintahan desa harus memiliki tujuan yang jelas dan juga tujuan itu harus berdampak
positif bagi kalangan masyarakat. juga setiap penyelenggaraan harus memiliki planning atau
rencana yang jelas agar penyelenggaraan dapat berjalan dengan baik dan tepat sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
k. Kearifan lokal
Jadi, dalam asas ini dimana dimaksudkan bahwa setiap penyelenggaraan pemerintahan desa
harus sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa setempat. Artinya bahwa
penyelenggaraan pemerintahan desa harus mengutamkan kebutuhan dan kepentingan
masayarakat desa sehingga penyelenggaraan ini berdampak signifikan bagi masyarakat desa.
Sehingga dengan berdampaknya terhadap masyarakat maka masyarakat akan mengalami
perkembangan apakah itu di bidang pengetahuan, pertanian, ataupun dibidang lain yang
dibutuhkan atau dipentingkan masyarakat desa.
l. Keberagaman
Jadi, dalam asas ini dimana penyelenggaraan desa harus dapat mengayomi setiap kalangan
masyarakat desa. Penyelenggaraan pemerintahan desa harus memberikan pikiran yang baru
buat masyarakat, jangan sampai ada tindakan membeda-bedakan seperti membedakan agama,
suku. Meskipun dalam suatu desa tersebut mayoritas agama tertentu maka jangan
mementingkan mayoritas tersebut, melainkan semuanya harus disamaratakan, tidak ada
diskriminasi, semuanya disamakan. Agar nantinya penyelenggaraan pemerintahan desa
memberikan kesan yang begitu dalam/penting bagi masyarakat.
m. Partisipatif
Jadi, dalam asas ini dimana setiap penyelenggaran pemerintahan desa semua elemen yang ada
di desa tersebut harus terlibat aktif. Meskipun elemen desanya kaum-kaum elit, tidak ada hak
mereka untuk tidak terlibat, semua elemen tanpa terkecuali harus terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Karena penyelenggaraan pemerintahan desa bukan hanya
untuk kelompok tertentu tetapi untuk semua masyarakat yang ada di desa tersebut.

2. a. Desa merupakan susunan pemerintahan terkecil dan terendah yang berkaitan langsung


dengan warga negara. Desa adalah institusi dan identitas masyarakat hukum tertua yang
bersifat asli. Keaslian desa terletak pada kewenangan otonomi dan tata pemerintahannya, yang
diatur dan dikelola berdasarkan atas hak asal-usul dan adat istiadat setempat. Desa dalam
sistem pemerintahan daerah merupakan ujung tombak suksesnya otonomi daerah karena di
dalam sistem pemerintahan desa terdapat suatu hak dan kewajiban desa untuk menjalankan
roda pemerintahan supaya menimbulkan suatu kesejahteraan untuk masyarakatnya.

b. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.


Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota.
Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan
desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya,
sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan, atau sebaliknya.

Dari kedua pengertian tersebut, tentu sudah akan tergambar apa saja perbedaan antara desa
dan kelurahan. Secara singkat perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Perbedaan Desa Kelurahan


Pemimpin Kepala Desa / Perbekel Lurah
Status Pemimpin Non-PNS PNS
Pengangkatan Pemimpin Pilkades / Pilkel Ditunjuk Bupati / Walikota
Maks. 3 Periode
Masa Jabatan Tidak Terbatas hingga Pensiun
(@6 Tahun)
Sumber Dana APBN APBD
Badan Perwakilan BPD DK

3. a. Perangkat Desa adalah salah satu organ pemerintah desa, selain Kepala Desa. Sesuai
rumusan Pasal 1 angka 3 UU Desa, kedudukan Perangkat Desa adalah ‘pembantu’ bagi Kepala
Desa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,
kedudukan ‘pembantu’ juga dilekatkan kepada Wakil Presiden dan menteri-menteri.
b. Aparatur desa adalah lingkup pemerintahan otonom terkecil yang ada. Untuk dapat
menjalankan roda pemerintahan desa yang baik, perlu dipastikan bahwa aparatur desa dapat
melakukan tugas yang diembannya dengan baik, yaitu dengan melakukan peningkatan
kapasitas aparatur desa.
c.

4. Berdasarkan Pasal 76, ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, bahwa
yang dimaksud dengan pendapatan asli desa ialah dapat berupa tanah kas desa, tanah ulayat,
pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil
pertanian, hutan milik desa, mata air milik desa, pemandian umum, dan asset lain milik desa.
Desa mempunyai hak otonom dan sebagai konsekuensi logis dari hak otonom desa harus
mempunyai sumber keuangan sendiri. Dengan berbagai potensi desa yang dimiliki dan potensi
pendapatan desa yang dapat dioptimalkan dari masing-masing desa, maka perlu dilakukan
kajian optimalisasi bagaimana upaya peningkatan Pendapatan Asli Desa sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan daerah pada umumnya. Salah satu tujuan
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah untuk meningkatkan kemandirian
daerah dalam hal ini adalah desa dan mengurangi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah
kabupaten atau pemerintah pusat. Peningkatan kemandirian desa sangat erat kaitannya dengan
kemampuan desa dalam mengelola Pendapatan Asli Desa (PADes). Semakin tinggi
kemampuan desa dalam menghasilkan PADes, maka semakin besar pula diskresi/keleluasaan
desa untuk menggunakan PADes tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas
pembangunan desa. Oleh karena itu pemerintah desa mempunyai peranan yang penting dalam
sistem perekonomian suatu daerah
5. a. Pembangunan desa merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, dalam
rangka tersebut maka pemerintah desa harus menyusun perencanaan pembangunan desa
berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memanfaatkan seluruh potensi atau
sumber daya yang dimiliki sesuai kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan kabupaten/kota.
b.Pembangunan kawasan perdesaan meliputi: penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa
dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten, pelayanan
yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, pembangunan
infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan dan pengembangan teknologi tepat guna dan
pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan
ekonomi.
c. Menurut saya mekanisme perencanaan pembangunan desa yaitu
Perencanaan pembangunan desa dimana proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga desa, dan
unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

Anda mungkin juga menyukai