PENDAHULUAN
Wijaya, 2009 : 1). Pembagian daerah Indonesia yang merupakan daerah besar
terkand ung didalamnya,sserta sebagai hak dan suatu kewajiban yang berada
didalam suatu sistem tertentu serta kelembagaan. (Agustin Teras Narang, 2003 :
98-99).
daerah-daerah Provinsi dibagi atas kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah
suatu ruang dan lingkup bergerak kepada masyarakat yang turut berpartisispan
1
BPD (Badan Permusyawaratan Desa) salah satu wujud demokrasi
pada aturan Pasal 1 yakni Desa merupakan budaya sering dibilang kata asing,
yang merupa kesatuan elemen masyarakat yang memiliki hukum juga memiliki
kepenting yang mendulukan rakyatnya sekitar yang berdasar oleh komponen dan
aspirasi terkemuka, sertakan ide tradasional diklaem juga dihargai seperti model
2
3. Fungsi dan tugas pokok pembantu oleh pemerintah baik itu pada tataran
upaya perlindungan dan pemberdayaan desa agar lebih kuat serta sejahtera,
mandiri dan demokrasi, sehingga tercipta landasan yang kuat dalam melaksanakan
3
Upaya tersebut merupakan sebuah konsekuensi logis bagi bangsa
indonesia yang pada dasarnya sebahagian besar penduduk yang hidup di daerah
ada khususnya hal perekonomian. Namun saat ini apa yang terjadi, kesenjangan
dapat terlihat, dimana persentase penduduk kurang mampu yang lebih domain
desa ini semakin lama semakin naik dari 13,76 persen pada september 2014
menjadi 14, 21% pada maret 2015 (Tempo, 2016). Menurut Hanif Nurcholis
(2011 : 52) fakta menunjukan bahwa desa mulai bangsa Belanda menjajah
Majapahit, Demak, dan Mataram Islam berdiri, desa sudah berdiri dengan
lembaganya yang teratur dan tertib. Berdasarjan fakta tersebut maka dari itu para
Usulan founding fathers tentang desa beranjak dari hasil kajian yang dilakukan
para ahli khususnya bangsa Belanda. Para ahli bangsa menemukan telah adadan
desa tersebut. Maka tujuan penataan ini penatan oleh yang wajib memiliki tujuan
4
demi kesempatan untuk percepatan peningkatan sejahtranya suatu pedesaan
setempat sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan lainnya dari proses
pelaksanaan penataan desa oleh unsur pemerintah, unsurnya ragam, unsur daerah
pelayanan publik kepada unsur masyarakat desasebagai bagian yang dilayani, dan
juga bertujuan untuk percepatan terhadap peningkatan dari kualitas tata kelola
pemerintahan desa, serta dalam upaya untuk meningkatkan nilai-nilai daya saing
didalam desa tersebut. Bumdesnya ini berupa asset dari lurah tersebut diproses
pejabat desa, yang dimanfaatkan langsung oleh masyarakat baik itu untuk
keperluan yang dalam hal ini dipergunakan untuk usaha maupun kebutuhan yang
5
Dalam pasal 213 Ayat (1-3) Undang – Undang diatas menyatakan bahwa
“Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai kebutuhan dan potensi
kabupaten Rokan Hulu. Yang dalam hal ini tertuang dalam peratauran tersebut
kesejahteraan masyarakat desa yang dalam hal ini seluruh komponen dan lapisan
setempat.
6
6. Sebagai pusat pelayanan ekonomi dan merupakan satu kesatuan
dilihat dalam (Pembentukan Badan Usaha Milik Desa, 1 Tahun 2011) pada pasal
dari perekonomiannya.
usaha milik desa sesuai kemampuan dan kebutahan dari pihak peminjam dalam
menjalankan usaha yang didapat dari pinjaman tersebut maka dalam fasilitas yang
sesuai dengan system ama hanya saja berbeda dengan pola kerja yang sekarang.
Dalam hal ini pula telah diatur didalam badan pemberdayaan yang ditetapkan
7
Program daerah Rokan Hulu sesuai (PPD) membentuk suatu instansi
Sitolang Kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu yang dulunya dari
Sungai Pandu di ubah menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Usaha,
terhitung sejak sejak digantikannya dan ditetapkan nama yang baru pada tanggal
ROHUL Nomor 8 Tahun 2017. (Anggaran Dasar Rumah Tangga BUMDes Bina
Usaha)
Usaha Milik Desa Bina Usaha yang berkedudukan sebagai organisasi ekstra
desa tersebut. Dengan demikian BUMDes Bina Usaha tersebut juga mempunyai
2. Pengawas
3. Direktur
5. Staf Analisis
8
berkat hadirnya bedan usaha milik desa tentunya masarakat Desa Sungai
usaha yang dimilikinya. Dalam sitem palayanan administrasi ini pula masayrakat
harus menyesuaikan dengan peraturan yang tertera dalam Badan Usaha Milik Dsa
Bina Usaha, supaya nantinya dalam pengelolaan dana tersebut agar tersalurkan
Usaha Ekonomi Desa yang telah dikeluarkan oleh Badan Pemberdayaan dan
ada yakni:
9
memenuhi syarat dan keriteria yang dimaksud, maka akan dilalukan
diajukan. Dalam hal ini yang bertindak sebagai tim verifikasi adalah
staf analisis.
pertama bagi pihak peminjam dan peninjauan bakal tempat usaha oleh
tim verifikasi
10
pemanfaatan sepenuhnya dengan ini dapatlah urutan bergulir yang
9. Dana yang akan dicaikan maka akan ada setelah musyawarah desa atau
Dana Usaha Desa yang diketahui oleh pendamping desa dan ketua
pembayaran.
Kredit (SP2K), yang telah ditanda tangani oleh kedua belah phak
diatas materai.
11
13. Penggunaan yang telah digunakan tidak terlepas dari pembayaran
diaturnya dalam perjanjian ini agar dana pinjam sesuai alur dan berkas
B. Rumusan Masalah
Dari persoalan diatas dan karna paparkan pada keterbukaan masalah, maka
saya tarik pokok persoalana yang ingin dibahas dan kembangkan dalam
perumusan ini:
1. Tujuan Penelitian
12
a. Agar tahu Tugas dan Fungsi Kepala Desa dalam rangka
Hulu.
2. Manfaat Penelitian
perekonomian Desa.
b. Manfaat Praktisnya.
diperhatikan.
13
D. Tinjauan Pustaka
fungsi tertentu, yang sangat spesifik terhadap organisasi yang bertindak secara
suatu fungsi dan otoritas pemerintahan pusat kepada daerah otonom. Swastanisasi
organisasi swasta.
paling telah sejalan, dengan kultur dan keadaan masyarakat. yang berarti diberiin
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Darise, 2006: 13-
14).
Desa/kelurahan tidak terlepas dari perbuatan hukum baik itu secara perdata
dari perbutan baik secara hukum maupun melawan hukum yang nantinya akan
14
akan besinggungan dengan ranah pengadilan dan kejaksaan. Sehingga dalam hal
kesejahteraan Desa dalam rangka menggali potensi yang ada dan memajukan
kesejahteraan perekonomian desa maka perlu dibentuk adanya suatu badan usaha
milik desa.
Milik Desa memiliki asas keterbukaan sehingga dapat diketahui, diikuti, dipantau,
dawasi, dan dapat di evaluasi warga masyarakat setempat secara luas, dan dapat
Selain dari itu pula pihak kades dan lurah menjalankan tugas sebagaimana
15
kemampuan masyarakat desa itu sendiri. Peranan penting Kepala Desa Maupun
Kepala Kelurahan sebagai penasehat badan usaha milik desa mampu membina
diemban oleh kades dan lurah berharap dapat menjalankan tugas sebagaimana
mestinya sesuai dengan amanah dari keseluruhan eleman dan lapisan masyarakat
dibantu oleh Lembaga Sosial Desa dan juga perekonomian desa (Cristine, 2001:8)
perubahan Anggaran Dasar, dan pembinaan Badan Usaha Milik Desa merupakan
tantang desa, atas terkait dengan beradanya badan usah milik desa dapat
sumber daya potensi alam dan sumber daya manusia dalam rangka
16
2. Badan Usaha Milik Desa dikembangkan dengan semangat
CV, atau Koperasi. Oleh karena itu Badan Usaha Milik Desa
selama 20 tahun terakhir ini, oleh karena itu suatu pemberdayaan diartikan
sebagai suatu proses, suatu mekanisme, dalam hal ini akan masalah-masalah yang
17
1. Pemberdayaan akan berbeda untuk orang yang berbeda. Persepsi
tenaga kerja akan berbeda antara remaja yang belum menikah, dan
yang lain, hal ini sangat bergantung dengan hal yang dihadapi pada
dilakukan dalam bentuk badan usahanya miliknya desa dengan tambahan modal
18
dari sewadaya murni masarakat setempat. Sehingga desa masyarakat setampat
yang dibentuk oleh masyarakat desa itu sendiri dan pemerintah daerah yang
E. Konsep Operasional
Bahasa Indonesia adalah kedudukan atau tugas. Suatu kedudukan atau jabatan
yang diberikan kepada seseorang (Alwi, 2003 : 71). Berkenan dengan arti dan
ditangguhkan.
kuasa pengelola duit. Sumber pendapatan desa dalah pendapatan asli desa yang
meliputi bagi hasi pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, bagaian dari
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterema oleh kabupaten kota,
19
Bumdesa adalah merupa peusaha dalam kelola terhadap pemerintahan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal ususl, dan atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Kesatuan
F. Metode Penelitian
2. Lokasi Penelitiannya
Desa yang berkaitan terhadap Wewenang Kepala Desa dalam pengelolaan Badan
20
Usaha Milik Desa. Desa Sungai Sitolang ini dijadikan tempat penelitian
dikarenakan desa ini masih memiliki tingkat perekonomiannya yang masih rendah
dan Badan Usaha Milik Desa nya memiliki masalah dan hambatan dalam
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek denag ciri yang sama
merupakan kumpulan personal dari objek yang diambil sebagai penelitian sesuai
Sitolang jumlah terhitung rekapitulasi terakhir pada 2018 sebanyak 20 orang. Dari
50% yaitu dari 50/100 x 20= 10 orang sebagai sampel. Semua sampel itu
21
Tabel I.1
Responden
Jumlah
NO Klasifikasi Responden
Responden
23
Sumber Data Lapangan Tahun 2019
4. Sumber Data
1. Data Primer
Sitolang.
2. Data Sekunder
22
b. Undang-undang Namor 6 Tahun 2014 Tentang pedesa.
Daerah.
perihal Bumdes.
23
6. Analisis Data
kulitatif dan kuantitatif untuk menguatkan pendapat dari peneliti. Dari sisi lain
pula maka peneliti mengambil kecocokan data sesuai dengan literatur buku dan
dengan data yang didaat dilapangan. Secara umum yakni gambaran hasil
penelitian yang disimpulkan secara garis besar mengenai tugas kepala desa dalam
24
BAB II
TINJAUAN UMUM
Pemekar itu diresmikan Mentri didalam Negri tertanggal 13 Okteber 1999 daerah
bulan Maret 2001 dilaksanakan pemilihan Bupati Kabupaten Rokan Hulu pertama
25
Berdasarkan administrasi pemerintahan, padat awaln Hulu terdiri dari
luas ± 7.089,91 Koto Rambah km2 yaitu), Kecamatan Rambah (luas ± 907,39
214,90 km2 ), Kecamatan Tandun (luas + 772,18 km2 ) dan km2). Pada tahun
sebagai pecahan dari Kecamatan imana ada dua Rambah Hilir dan Kecamatan
Bangun Purba dipecah menjadi tiga kecamatan yang dan Rambah dari Keca matan
kecamatan (dua belas) kecamatan, Pada akhir tahun 2003, dan 120 (seratus dua
puluh) desa. Dua kecamatan baru yaitu kecamatan kecamatan yang lama berubah
nama menjadi Kecamatan dan Kecamatan Kabun yang dibentuk setelah 3 (tiga)
desa 6 (enam) kelurahan yang berasal dari Kabupaten daerah 20 an (dua puluhan)
Ujung Batu. Seentara itu desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu pada
26
tahun 2003 sebanyak merupakan Desa Rokan Hulu di Kabupaten Swasembada
dan 32 terdiri (tiga puluh dua) desa (25,40 %) Desa 94 (sembilah puluh empat)
desa (74,60 %) Swakarsa dan terakhir ini kembali yang ada dimekarkan sehingga
Tabel II. 1
Statistik Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
No. Wilayah Administrasi 2008 2009 2010 2011/2015
1 Kecamatan 16 16 16 16
2 Kelurahan 6 6 6 6
3 Desa 142 142 146 147
budaya, dan tata pemerintahan, maka untuk menjawab hal tersebut dilakukan
0 .20” LS serta anatara 1000 .42” sampai 1030 .28 BT dengan batas-batas daerah
dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Provinsi Sumatera Utara - Sebelah selatan
27
834,497 Ha atau 7,90 % dari luas wilayah Provinsi Riau. Melihat kondisi
geografis dan aspek jarak tempuh yang sangat bervariatif, jarak lurus antara
ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten dimana jarak lurus yang terdekat
sedangkan jarak terjauh 21 dari ibukota kabupaten adalah kecamatan Kabun yaitu
menit dari ibukota kabupaten. Kendati demikian, sejalan dengan luas wilayah
Tabel II. 2
Jumlah luas kecamatan, kelurahan dan desa di Kabupaten Rokan
Hulu Tahun 2016
No Kecamatan Kelurahan Desa Luas
1 Rokan IV Koto 1 13 99,597
2 Tandun - 9 8,808
3 Kabun - 6 52,040
4 Ujung Batu 1 4 26,876
5 Rambah Samo - 14 41,031
6 Rambah 1 13 34,944
7 Rambah Hilir - 13 27,530
8 Bangun Purba - 77 19,333
9 Tambusai 1 11 62,334
10 Tambusai Utara - 11 132,021
11 Kepenuhan 1 12 52,195
12 Kunto Darussalam 1 12 84,939
13 Pagaran Tapah - 5 19,596
28
14 Bonai Darussalam - 7 125,615
15 Pendalian IV Koto - 5 23,631
16 Kepenuhan Hulu - 5 24,727
Jumlah 147 834,497
Sumber: Bagian Tapem Setda Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016
Data kependudukan (demografi) dan perkembangan penduduk merupakan
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu, menjelaskan jumlah penduduk
Kabupaten Rokan Hulu menurut pertengahan tahun 2015 sebesar 557.325 jiwa
yang terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 286.429 jiwa (51,3 %) dan
Table II. 3
Jumlah Penduduk Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015
No Kantor Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan L+P
1 Rokan IV Koto 12.089 11.508 23.597
2 Tandun 14.717 14.088 28.805
3 Kabun 13.012 12.504 25.516
4 Ujung Batu 24.141 23.202 47.343
5 Rambah Samo 17.328 16.872 34.200
6 Rambah 24.651 24.131 48.782
7 Rambah Hilir 20.516 19.201 39.717
8 Bangun Purba 9.054 7.825 16.879
9 Taambusai 33.379 33.154 66.533
10 Tambusai Utara 44.751 44.450 89.201
11 Kepenuhan 12.525 11.875 24.400
12 Kunto Darussalam 24.865 22.962 47.827
13 Pagaran Tapah 7.767 5.849 13.616
29
14 Bonai Darussalam 12.265 11.274 23.539
15 Pendalian IV Koto 6.483 5.465 11.948
16 Kepenuhan Hulu 8.886 8.110 16.996
Total 286.429 272.470 558.899
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerinthan Negara
Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
Pemerintahan Desa.
30
kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan
Bupati.
langsung berhadapan dengan rakyat mempunyai beban tugas yang cukup berat
karena selain harus melaksanakan segala urusan yang datangnya dari pihak atasan
juga harus mengurus berbagai urusan rumah tangga desa yang pertanggung
desa dan badan pemusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang
pembangunan, dan kemasyarakatan. Oleh sebab itu fungsi pemerintah desa adalah
sebagai berikut :
31
3. Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong
masyarakat,
73 )
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, pemerintahan desa oleh pemerintah desa
dan BPD, adalah organisasi yang dilakukan Pemerintah Desa yang terdiri atas :
desa.
2) Sekretaris desa, yaitu unsur staf atau yang, yaitu lain unsur
2011 : 87 )
32
perkantor kades, biro uang didesa, idpeda, penduduk, petahanan,
sebagainya.
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa yaitu kepala desa dan
perangkat desa.
33
C. Tinjauan Umum Tentang BUMDesa.
BUMDesa kata dari aturan-aturan yang ada dalam bentuk komponen struktur
wilayah tidak lain juga tidak bukan hanya mengharap dari Pendapat Aslinya
rakyatnya itu. Disis lainnya agar nantinya berkembangnya lebih mandiri untuk
kebudayaan kita,
34
5) Untungnya didapat dari ditujukan kepada meningkatnya kesenjangan
keanggotaan.
Kategori yang disebut merupa yang menyumber . Meskipun oleh warganya, bisa
saja usaha ini diajuakan demi pinjam untuk usaha oleh orang kedua mungkin
orang pemodal eksrn, contoh nya saja didapat dari orang ke-3 demi memncapai
Ada empat pilar terpenting dalam berdirinya bumdesa ini yang paling
terutama adalah :
rakyat nya
berdesa
35
Pendiriannya bumdesa ini atas dasar kegotong royongan yakni
sustainabel. Maka dari itu butuh adanya keserisuan dalam meciptapkan terkelola
demi tercapainya yang bertujuan dalam usaha mikro ini dalam terpenuhi
sesuai standarisasi pasaran yang berarti terdapatnya metode lembaga tata cara
potencial pedesaaanya. Apakah dari makna “kebutuhan dan potensi desa” tersebut
36
4) Tersedianya barang jasa untuk unit tertentu dalam menjawab
pengembangan usaha
Pasal 7,
Pasal8
37
1) Dalam pasal ini yang dimaksudkan didalamnya bermuatan
kemajuan desa
a) Pemerintah Desa,
b) Tabungan masyarakat,
Pemerintah Kabupaten/Kota,
d) Pinjaman,
desa.
Pasal9
bentuk undang
desa yg bermusawarat.
Pasal10
38
2) Peaturan Dearah pemprov sekabupaten dan sekota telah
b) Kepengurusannya
d) Permodalanya
ekonom perdesan.
unsur :
39
Kordinasi ialah aktifasi dalam mempersatu visi yang sama dengan
sifat parsialis kedalam setujuan pada umumnya berdasarkan ketetapan
pola kordinasi serupa dapat kemungkinan dibentuknaya kinerja bentuk
kesamaan antar komponen dalam berbagai lintasan yang berjalan
efektifitas
40
bernilainya upah tersebut,dlam memberikan upah biasa dipakai
berbentuk polaseperti halnya insetif jika pengelola mampu mencapai
target yang ditetapkan selam priode tertentu. Besar kecilnya jumlah
uang yang dapat dibayarkan kepada pengelola BUMDes juga harus
didasarkan pada tingkat keuntungan yang kemungkinan dapat dicapai.
Pemberian imbalan kepada pengelola BUMDes harus semenjak awal
disampaikan agar mereka memiliki tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas – tugasnya. Sebab pemberian imbalan merupakan
ikatan bagi setiap orang untuk memenuhi kinerja yang diminta. (Pusat
Kajian Dinamika Sistem Pembanguna, 2007)
dilakukuan model perencanan yang berkaitan juga bersama lain nya didalam
disebut, demi terwujudnya bumdes ini maka butuh info yang acurat yang juga pas
modrl inisiasi warga yang berasaskan kemandiriaan, yang paling utama dalam
maupun perpihak lainnya, justru bisa juga dipinjamkan oleh orang ketiga,
41
sepertihal pengaturannya, pengaturan terlanjutnya tentang buumdesa inisudah
Perihal terpenting sisilainnya ialah musti bisa buat didikan warganya yang
bumdesa ini harus melibatkannya kesemua unsur pastinya yang bukan dampak
tidak tejangkau. Maka darinya berdirinya bumdesa haruslah ada inisiatif dari
aturan main di perdesaan. Dari sesluruhnya harus ada peran juga dari daerahnya.
dilayani yakni:
42
2. Masarakatnya yang berad didesa berpenghasilan amat teramat cukup,
dan tetangga.
yakni: :
orang miskin
43
c. Meningkatnya secara mandiri dalam kapasitasme daerah juga
1. Koperatif
44
2. Partisipatif
pengembangan hidupnya
berada didesa
3. Emansipatip
45
Seluruh komponennyamelibatkan langsung dari bumdesa ini
ada didesa dengan upaya pegangteguh dari karakter leluhur yang nesti
4. Transparansi
46
tipikal berusaha seperti kapitalis yang menyebar di perdesan hingga
pengelolan.
5. Akuntable
47
mengerakkan perekonomian didesa. Upaya tersebut diminta supaya
6. Sustainable
48
bisa saja menjadi tersedianya modal dalam mendirikan budesanya itu apabila hal
menjadi daya tarik tersendiri untuk mengempaskan warga kurang mampu yang
melalui persaingan.
BAB III
49
k emanusiaa d i dalam ke rangka meningkat kesejahteran masarakat didesa.
BUMDes bukan tegak model eklusif. perkebijakan pendirianya BUMDesnya mesti lewat
aturan didesa, dengan disiapkan terhadap kadesa bersamaan dewan desa kewenangan di
selaku Kepala BUMDesa Bina Usaha Desa Sungai Sitolang menjelaskan bahwa :
Sungai Sitolang yang belum dikelola oleh BUMDes, seperti parkir desa,
sebagai petani dan jual beli hasil bumi. Peran pemerintah desa dalam
50
pemerintah desa selama ini untuk bersosialisasi mengenai BUMDes”.
berperan kepada masyarakat. Dalam RPJM Desa dimuat mengenai visi, misi,
strategi dan kebijakan yang ditempuh oleh Kepala Desa terpilih selam jabatannya
yaitu enam tahun. RPJM Desa disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Jangka
Visi dan misi yang diemban oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa merupakan komitmen negara dalam
melindungi dan memberdayakan desa melalui BUMDes agar menjadi kuat demi
beberapa :
1. Komisaris/penasihatnya
51
didampingi ketuanya pelaksanaan pengoperasionalan didalam
yakni :
bumdesa; serta
juga
52
pengoperasional bumdesa Bina Usaha didesa Sungai Sitolang.
menyebutkan :
usaha dikelola oleh Kepala Desa dan anak Kepala Desa, modal
53
bumdesa, daripada itu Pemerintahan didesa juga bumdesnya ini
bumdesa ini.
2. Pelaksanaan Pengoperasionalan
54
pelaksana operasional di Desa Sungai Sitolang bertanggung jawab
Kamaroesid, 2016 : 29 )
bahwasanya, :
55
untuk mengelola BUMDes, kami di beri amanah dengan
3. Pengawasan
56
mewakili kepentingan masyarakat. BUMDes Bina Usaha dilaksanakan
untuk:
BUMDes,
pelaksana operasional.
Milik Desa.
Tahun, 2018 : 9 )
57
Dalam pelaksanaan pengawasan BUMDes Bina Usaha
a) Musyawarah Desa,
b) Musyawarah tahunan,
c) Musyawarah penggurus,
BUMDes saja, untuk laporan belum ada yang resmi, belum ada
Februari 2020)
berpanduan pada peraturan yang telah ada dan selalu diawasi dalam
58
peran Pemerintah Desa belum terlihatkan, pengelola operasional yang
dijadikan sebagai objek program saja, akan tetapi akan timbul rasa
59
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : Rp. –
60
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : ---- Orang
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : ---- Orang
l) Jumlah Pinjaman Berdasarkan Jenis Usaha : Rp. 3.422.375.571
1) Kas Modal Kerja (MK) : Rp. 3.422.375.571
Perdagangan (17 Orang) : Rp. 212.690.000
Perkebunan (215 Orang) : Rp. 2.312.359.000
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : Rp.----
Perdagangan (3 Orang) : Rp.----
Perkebunan (8 Orang) : Rp.-----
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : Rp.-----
Perdagangan (1 Orang) : Rp.-----
Perkebunan (11 Orang) : Rp.-----
m) Jumlah Piutang (dana beredar dipeminjam) : Rp. 3.315.229.805
1) Kas Modal Kerja (MK) : Rp. 2.992.350.705
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : Rp. 29.220.000
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : Rp. 293.659.100
n) Jumlah Pendapatan Kumulatif
Periode awal Januari s/d Desember 2013 : Rp. 310.435.134
o) Jumlah Biaya Kumulatif
Periode awal Januari s/d Desember 2013 : Rp. 313.391.634
p) Rasio Biaya Terhadap Pendapatan, Merupakan Perbandingan Jumlah
Biaya Terhadap Pendapatan Dikali 100% : 97,47%
1) Kas Modal Kerja (MK) : 104,78%
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : 111,36%
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : 76,26%
q) Rasio Cadangan Teradap Resiko, Merupakan Perbandingan Jumlah
Cadangan Modal Terhadap Tunggakan Dikali 100% : 163,24%
1) Kas Modal Kerja (MK) : 3,73%
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : 399,21%
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : 86,77%
61
r) Tingkat Pertumbuhan kekayaan, Merupakan Perbandingan Selisih
Kekayaan Tahun Ini Dikurangi Kekayaan Tahun lalu Terhadap
Kekayaan Tahun Lalu Dikali 100% :
1) Kas Modal Kerja (MK) : 10,27%
2) Kas Pinjaman Konsumtif (PK) : 0,00%
3) Kas Pinjaman Bank (PB) : -0,61%
s) Dan lain-Lain.
B. Faktor Penghambat dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Sungai Sitolang.
lepas dari anggaran yang dimiliki. Sebagaimana lembaga usaha keberadaan modal
usaha salah satu nadi untuk hidup dan berkembang. Kesiapan dana usaha terbatas
BUMDes Bina Usaha Sungai Sitolang, ada beberapa hambatan yang dihadapi,
Tabel III. 1
Apakah Mengetahui Tentang BUMDes Bina Usaha
1 Mengetahui 15 Orang 75 %
62
2 Tidak Mengetahui 5 Orang 25%
mengetahui tentang adanya BUMDes Bina Usaha, dan 5 orang yaitu 5 % yang
menjawab tidak mengetahui tentang adanya BUMDes Bina Usaha. Dari 20 orang
atau 100 % masyarakat yang menjadi responden dari penelitian atau hasil
pengelolahan.
63
meningkatkan sumber daya manusia pengelola. Bahwa persebaran program
BUMDes di desa Sungai Sitolang dapat lebih fokus pada program simpan pinjam
rendahnya sumber daya manusia dan enterpreneurshif dan perlu adanya pelatihan
Desa Sungai Sitolang menitik beratkan pada bidang usaha dari simpan pinjam dan
tingkat perkembangan usahanya rendah karena tingkat sumber daya manusia dan
manfaat dalam meningkatkan sumber daya manusia dan tata kelola yang tidak
Tabel III. 2
Bagaimana penilaian terhadap pelayanan dari BUMDes Bina Usaha
1 Puas 11 Orang 52 %
64
Jumlah Total 20 Orang 100 %
tentang pelayanan dari BUMDes Bina Usaha, dan 9 orang yaitu 48 % yang
menjawab tidak puas tentang pelayanan dari BUMDes Bina Usaha. Dari 20 orang
atau 100 % masyarakat yang menjadi responden dari penelitian atau hasil
perekonomian desa.
dengan baik, agar daya tarik dari masyarakat desa begitu baik guna meningkatkan
hasil dari program desa melalui BUMDes tersebut. Karna BUMDes adalah salah
65
penulis lakukan kepada ketua BUMDes Bina Usaha Ibu Airina mengatakan
bahwa :
yang dimiliki sebagai bentuk tangung jawab social pada masyarakat. Menurut The
sebagai berikut :
Desa sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala sebagaimana yang
dijelaskan Sutoro Eko didalam bukunya Desa membangun Indonesia antara lain.
faktor dasar yang menyokong kesehatan dan keberlanjutan Badan Usaha Milik
66
Desa. Jika kepemimpinan, manajerial dan tata kelola sangat buruk, maka Badan
Usaha Milik Desa dengan sangat cepat akan mati suri. Studi Sahrul Aksa (2013)
antara lain menegaskan, Di kalangan pengelola Badan Usaha Milik Desa (direksi,
komisaris, dan badan pengawas) berlum terjadi relasi yang ideal sebagai kondisi
tumbuh- kembangnya Badan Usaha Milik Desa. Antara pengurus satu dengan
yang lain masih ada kecurigaan karena tidak terjadi komunikasi yang baik.
keluar Desa) umumnya rentan dan gulung tikar karena skala ekonomi
Usaha Milik Desa yang lahir karena imposisi pemerintah dari atas
atau Badan Usaha Milik Desa yang lahir dari Pemerintah Daerah.
Badan Usaha Milik Desa yang lahir karena imposisi pemerintah dari
67
atas umumnya berjalan tidak mulus. Kesan pertama yang muncul
dari masyarakat adalah bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah proyek
Desa, sehingga legitimasi dan daya lekat Badan Usaha Milik Desa
sangat lemah.
hubungan kerjasama yang baik atara Badan Usaha Milik Desa akan
Desa.
Usaha Milik Desa di Desa ternyata dipengaruhi oleh tradisi berdesa. Desa-desa
yang sudah tua biasanya memiliki tradisi berdesa yang cukup kuat dibandingkan
dengan Desa bentukan program transmigrasi yang usianya baru beberapa tahun.
Usaha Milik Desa menjelaskan Pengembangan Bandan Usaha Milik Desa sebagai
basis ekonomi warga Desa sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala
antara lain ketidak pahaman warga akan Badan Usaha Milik Desa, pemilihan
68
pengelolaan, keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders), regulasi,
Tabel III. 3
Pelaksanaan pembayaran pinjaman yang dilakukan ke BUMDes Bina Usaha
1 Lancar 13 Orang 60 %
Bina Usaha, dan 7 orang yaitu 40 % yang menjawab tidak lancar tentang
20 orang atau 100 % masyarakat yang menjadi responden dari penelitian atau
Badan Usaha Milik Desa Bina Usaha Desa Sungai Sitolang dibilang tidak
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada Badan Usaha Milik Desa Bina
Usaha dalam hal proses pemberian bantuan dana yang dilakukan secara bertahap
membuat Badan Usaha Milik Desa Bina Usaha sulit berkembang dikarenakan
69
Kemudian sesuai dari hasil kuesioner yang penulis lakukan, bahwa masih
ada dari beberapa masyarakat desa yang tidak taat ataupun tidak lancar dalam
Bina Usaha Sungai Sitolang. Padahal BUMDes Bina Usaha Sungai Sitolang
sangat sedikit ataupun minim didalam hal permodalan yang di lakukan, maka
peran serta yang aktif dari masyarakat desa menjadi salah satu dorongan yang
Dalam mengelola Badan Usaha Milik Desa, pengelola Badan Usaha Milik
Desa Bina Usaha menghadapi kendala yang mana masih banyaknya masyarakat
yang nunggak dalam mengembalikan uang yang mereka pinjam di Badan Usaha
Badan Usah Milik Desa berusaha memberi peringatan dengan mengirimkaan surat
Milik Desa agar Badan Usaha Milik Desa bisa berjalan sebagaimana mestinysa.
koheren dengan otoritas dan akuntabilitas, maka legitimasi dan kepercayaan akan
Di Desa Sungai Sitolang, tradisi berdesa saat sekarang ini bisa dikatakan
tidak adanya tradisi berdesa lagi, yang mana dapat dilihat di Desa Sungai Sitolang
70
tidak adanya lagi asas gotongroyong, kerjasama dan kekerabatan yang terjadi di
pemangku kepentingan yang ada di Desa Sungai Sitolang. Tidak adanya tradisi
Usaha Milik Desa Bina Usaha. Tradisi berdesa merupakan hal yang bisa membuat
suatu Badan Usaha Milik Desa berkembang dengan baik. Karena dalam tradisi
perangkat Desa dan Badan Usaha Milik Desa cukup tinggi. Kontrol masyarakat
cukup kuat, sehingga kepala Desa dan perangkat Desa serta pengelola Badan
Tabel III. 4
Manfaat dan tujuan dari adanya BUMDes Bina Usaha
1 Mengetahui 10 Orang 50 %
mengetahui tentang manfaat dan tujuan dari adanya BUMDes Bina Usaha, dan 10
71
orang yaitu 50 % yang menjawab tidak mengetahui tentang manfaat dan tujuan
dari adanya BUMDes Bina Usaha. Dari 20 orang atau 100 % masyarakat yang
menjadi responden dari penelitian atau hasil kuesioner yang peneliti sebarkan.
Desa Sungai Sitolang. BUMDes Desa Sungai Sitolang telah berjalan kurang lebih
selama 9 tahun sudah memiliki beberapa jenis unit usaha. Adapun berdasarkan
teori yang telah peneliti paparkan di bab II, peneliti mengklasifikasi jenis unit
2. Keuangan / Banking
72
permodalan, jenis usaha ini juga bisa menyelamatkan nasib warga dari
BUMDes yaitu harus memiliki usaha dan juga adanya jaminan yaitu
24 Februari 2020)
73
Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa Unit Simpan
Pinjam telah berjalan. Namun unit tidak berjalan dengan baik, karena
mendapatkan manfaat sosial yang besar. Pada model usaha seperti ini
memajukan masyarakat desa. Oleh karena itu, pendekatan utama yang digunakan
74
1. Pendekatan partisipatif yang melibatkan warga masyarakat desa
391 )
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
75
kurang maksimal dalam pengawasan dan penasehatan kinerja
Sungai Sitolang dari sisi anggaran yang dimiliki sangat minim, peran
serta dari pemerintah pusat dan daerah yang kemudian kebijakan dari
desa.
B. Saran
76
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan diatas penulis
Usaha.
77
78