Anda di halaman 1dari 5

PIMPINAN ANAK CABANG

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI


IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA’ XIX
PANDAAN

KEPUTUSAN KONFERANCAB
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA XIX
PANDAAN
Nomor : 04/ KONFERANCAB / IPNU XXI – IPPNU XIX / XII / 20

Tentang

PENGESAHAN HASIL SIDANG KOMISI REKOMENDASI


IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA XIX
PANDAAN

Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan sidang pleno 1 konfrensi anak cabang IPNU XXI dan IPPNU XIX Pandaan ,
setelah :

Menimbang : 1. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban


Konferancab IPNU XXI dan IPPNU XIX Pandaan,
perlu ditetapkan tata tertib konferensi
2. Bahwa untuk melegitimasi dan menjalankan tata tertib
Konfercab IPNU XXI dan IPPNU XIX Pandaan perlu
dikeluarkan surat keputusan
Mengingat : 1. PD IPNU dan PD IPPNU Bab X Pasal 16
2. PRT IPNU Bab IX Pasal 26 dan PRT IPPNU Bab VIII
Pasal 45
Memperhatikan : 1. Hasil sidang pleno tata tertib Konferancab IPNU XXI
dan IPPNU XIX Pandaan
2. Sasaran yang disampaikan peserta sidang pleno I
Konferancab IPNU XXI dan IPPNU XIX Pandaan

Maka, dengan senantiasa memohon taufiq, hidayah dan ridho Allah SWT
MEMUTUSKAN
Menimbang : 1. Mengesahkan tata tertib Konferancab IPNU XXI dan
IPPNU XIX Pandaan sebagaimana terlampir
2. Mengamanatkan kepada seluruh peserta Konferancab
IPNU XXI dan IPPNU XIX Pandaan mentaati tata tertib
konfernsi sebagaimana diktim 1.
3. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan sampai dengan
selesainya Konferancab IPNU XXI dan IPPNU XIX
Pandaan
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thoriq

Di tetapkan :
Pada tanggal : 2020
Pukul : WIB

Pimpinan Sidang Pleno


Ketua Sekretaris
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA’ XIX
PANDAAN

RENCANA KOMISI REKOMENDASI

Tentang
POKOK-POKOK PIKIRAN (REKOMENDASI)
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDALTUL ULAMA’ XIX
KECAMATAN PANDAAN
MASA KHIDMAT 2018 – 2020

Perubahan struktur kehidupan social dan politik nasional yang dimulai pada tahun 1998
memberikan jaminan kebebasan berserikat kepada setiap warga Negara, maka
kongres IPNU XIV di Surabaya menetapkan kepanjangan akronim IPNU menjadi Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama’ kembali. Perubahan ini membawa konsekwensi kembalinya
IPNU menjadi organisasi kemasyarakatanpelajar yang fokus di bidang pendidikan dan
pengembangan intelektual kader bangsa yang berbasis pelajar dan santri. Berangkat
dari latar belakang tersebut dan atas dasar kesadaran terhadap tanggung jawab moral
social IPNU dalam membentuk kehidupan, pengembangan pendidikan dan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dengan Konferancab IPNU XIX – IPPNU XXI
Kecamatan Pandaan mengeluarkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi sebagai
berikut :
A. Eksternal
1. Desentralisasi Pendidikan
Sejak diberlakukannya desentralisasi dan otonomi daerah pada tahun
2001, penyelenggaraan pendidikan telah menjadi salah satu urusan wajib yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa seharusnya
kewenangan untuk mengelola sektor pendidikan lebih banyak beranda di
tangan daerah. Namun demikian, berbagai kebijakan yang di keluarkan oleh
Menteri Pendidikan Nasional dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)
justru cenderung bertentangan dengan semangat desentralisasi dan tanpak
sebagai upaya mengembalikan kewenangan dan hegomoni politik
pemerintahan pusat dalam penyelenggaraan sektor pendidikan.
Salah satu kebijakan yang bertentangan dengan semangat desentralisasi
dan tampak sebagai upaya untuk mengembalikan hegonomi pusat atas daerah
tersebut adalah dikukuhkannya kebijakan ujian nasional melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005,padahal secara subtansi meupun
prosedural, kebijakan ujian nasional yang cenderung sentralistik sangat
bertentangan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah. Terkait
dengan itu, IPNU – IPPNU Anak Cabang Pandaan mendesak Badan Standar
Nasional Pendidikan (BNSP) sebagai pelaksana ujian nasional agar menyusun
mekanisme evaluasi dan standarisasi pendidikan yang compatible dengan
semangat desentralisasi dan reformasi pendidikan serta berusaha
menghindarkankan diri sejauh resentralisasi sistem pendidikan nasionalyang
bertentangan dengan semangat reformasi pendidikan sebagaimana tertuang
dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Alokasi Anggaran Pendidikan
IPNU Anak Cabang Pandaan memperlibatkan belum adanya kemauan
politik (political will) pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk
merealisasikan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan
APBD sesuai dengan amanat konstitusi. Ketiadaan political will tersebut antara
lain tampak dari adanya ketimpangan presentase kanaikan anggaran untuk
para penjabat tinggi dijajaran eksekutif dan legeslatif dengan presentase
kenaikan anggaran pendidikan, seperti tampak adanya kenaikan anggaran
untuk lembaga kepresidenan dan APBN 2006 yang mencapai 57,7 persen dan
wakil presiden sebesar 145,7 persen serta anggaran untuk DPR RI yang juga
mengalami kenaikan sebesar 51,8 persen, sementara anggaran sektor
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA’ XIX
PANDAAN

pendidikan kenaikan tidak mencapai 20 persen sebagaimana yang


diamanatkan APBBN 2005.
Terkait dengan itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral anggota
legeslatif yang telah menetapkan prioritas anggaran pendidikan sebesar 20
persen dari APBN/APBD dalam UUD 1945 dan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional, IPNU – IPPNU Anak Cabang Pandaan
menyerukan kepada seluruh anggota legeslatif (DPR, DPRD I, DPRD II) dan
para penjabat penjabat tinggi di lembaga eksekutif (pemerintah dan pemerintah
daerah) untuk menunjukan komitmennya dengan mengalokasikan 5 (lima)
persen dari gaji pokok mereka guna mengembangkan sektor pendidikan
selama prioritas 20 persen anggaran pendidikan dari APBN/APBD belum dapat
dipenuhi.
3. Penyaluran Dana BOS
Sebagai salah satu strategi pemenuhan amanat konstitusi alokasi dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) seharusnya diupayakan semaksimal
mungkin oleh pemerintah untuk mewujudkan pendidikan dasar gratis dan
bermutu. Karena IPNU – IPPNU memandang alokasi dana BOS harus
dipertahankan dan dapat ditingkatkan besarannya dari tahun ke tahun.
Terkait dengan masih banyaknya prektek penyelewengan dana BOS
yang terjadi di lapangan, IPNU – IPPNU memandang perlunya perubahan
mekanisme penyaluran dana BOS agar lebih partisipasi, transparan dan
kuantebal karena mekanisme penyaluran dana BOS yang ada saat ini masih
menyimpan banyak banyak kerawanan dan dapat memicu praktek-praktek
penyelewengan dan korupsi. Dalam beberapa kasusu, mekanisma pengawas
justru di manfaatkan olek oknum-oknum tertentu menjadi instrumen
pemerasan kepada sekolah-sekolah yang tidak mampu memenuhi standar
akuntabilitas yang telah di tetapkan. Karena itu, mekanisme penyaluran BOS
pada tahun berikutnya harus diubah agar dapat menjamin akuntabilitas
pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi BOS di semua lini.
IPNU – IPPNU mendesak pemerintah Kabupaten/Kota di Pasuruan untuk
meningkatkan alokasi dana pendidikan dari APBD Kabupaten/Kota. Alokasi
dana tersebut harus disinkronkan dengan alokasi dana BOS yang sudah di
salurkan oleh pemerintah pusat untuk mendorong terwujudnya pendidikan
dasar yang gratis dan bermutu. Dalam konteks ini, IPNU – IPPNU memandang
setiap upaya pengurangan terhadap alokasi dana pendidikan dari APBD
adalah pengkhianatan terhadap amanat konstitusi.
4. Tayangan Televisi
IPNU – IPPNU sangat memperhatikan maraknya tayangan-tayangan
televisi yang hanya mengedepankan target pencapaian rating tanpa
menghadirkan salah satufungsi media dalam upaya tanpa mengindahkan salah
satu fungsi media dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
konteks ini, IPNU – IPPNU memandang maraknya mata acara bernuansa
klinik, penonjolan sensualitas, permisiveness, dan tayangan yang mengarah
kepada pornografi di berbagai stasiun televisi sebagai dari proses
pembodohan kehidupan bangsa yang sekaligus menjadi pengningkatan
terhadap fungsi media dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
IPNU – IPPNU mengecam keras berbagai tayangan televisi yang
mengeksploitasi simbol-simbol agama dalam berbagai tayangan berkedok
sinetron religius tetapi pad hakikatnya justru memicu pendangkalan akidah
dan keberagamaan masyarakat.
IPNU – IPPNU mengecam keras berbagai tayangan televisi yang
mengeksploitasi simbol-simbol sekolah (seragam sekolah, latar belakang
lokasi, dan latar belakang cerita) dalam berbagai tayangan yang berbau roman
picisan serta jauh dari tujuan dan hakikat pendidikan. Berkaitan dengan itu,
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA’ XIX
PANDAAN

IPNU – IPPNU menyerukan perlunya gerakan bersama menolak semacam


itu dengan cara-cara :
 Menolak eksploitasi sekolah sebagai lokasi syuting
 Mendesak pemerintah untuk mendukung Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
dalam penyiaran berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3SPS)
B. Internal
Perjalanan organisasi selama satu masa khidmat merupakan waktu yang cukup
untuk melakukan evaluasidan identifikasi berbagai persoalan dan dinamika internal
yang berkembang di PAC. IPNU IPPNU Pandaan untuk di respon dan di kritisi
secara positif dalam
bentuk rumusan Rekomendasi sebagai berikut :
1. Organisasi
a. Menyerukan kepada pengurus PAC. IPNU IPPNU Pandaan masa khidmat
2020 – 2022 untuk mengembangkan budaya gaya kepemimpinan
sentralistik yang bertumbuuh pada salah satu fihure tertentu dengan
kepemimpinan kolektif, masing-masing penegurus mempunyai tanggung
jawab bersama sesuai tugas dan fungsinya dengan penekanan pada
independensi bidang satu dengan bidang yang lain.
b. Menyerukan kepada kepengurusan PAC. IPNU IPPNU Pandaan masa
khidmat 2020 – 2022 untuk meningkatkan pola pembinaan terhadap
organisasi dibawahnya dengan melakukan pembagian wilayah kerja dan
menunjukan penanggungjawab kerja sesuai tata wilayah : Durensewu,
Jogosari, Kuturejo, Wedoro, Sumbergedang, Sumberejo, Tunggulwulung,
Banjarsari dan Banjarkejen. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan
koordinasi antara Pimpinan Anak Cabang denga Pimpinan Ranting
c. Menyerukan kepada pengurus PAC. IPNU IPPNU Pandaan masa khidmat
2020 – 2022 untuk mengintruksikan kepada Pimpinan Ranting se-Anak
Cabang Pandaan dalam upaya ekspansi pengenalan IPNU – IPPNU di
tingkat pendidikan formal yaitu SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA swasta dan
negeri yang diwujudkan dalam kkomisariat.
2. Kaderisasi
a. Menyerukan kepada pengurus PAC. IPNU IPPNU Pandaan masa
khidmat 2020 – 2022 untuk mengevaluasi dan memperbaiki system
pengkaderan yang selama ini berjalan melalui pendekatan kualitatif yang
mengacu pada system pelatihan modern, merumuskan dan menetapkan
pola-pola pengkaderan yang berbasis teknologi yang lebih baik di
masing-masing tingkatan sesuai dengan tingkatan pelatihan.
b. Mengoptimalkan peran departemen yang membandingi kaderisasi dan
merekrut kader yang benar-benar memahami alur pelatihan untuk
kemudian membentuk ti pelatih dengan spesifikasi materi pada masing-
masing departeman dan lembaga.
3. Minat dan Bakat
Dalam upaya mengsinergikan gerak perjuangan misi dan visi NU, PAC. IPNU
IPPNU Pandaan masa khidmat 2020 – 2022 perlu mempercepat jalin
koordinasi dan kerjasama program khususnya bidang pendidikan dan
keterpelajaran yang lebih baik terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang
garap, serta terjadi miss komunikasi sesama badan otonom.
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ XXI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA’ XIX
PANDAAN

Di tetapkan :
Pada tanggal : 2020
Pukul : WIB

Pimpinan Sidang Pleno


Ketua Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai