Pendahuluan Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang sangat memperjuangkan Pendidikan. Memperjuangkan agar semua rakyak Indonesia memdapatkan Pendidikan yang layak namun dengan biaya pendidikan yang tidak mencekik. Hal ini tertuang pada aleia 4 Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Nah dengan mengetahui kondisi perekonomian rakyat Indonesia yang tidak merata ini, maka sangat patut para pejuang pendidikan untuk meninjau dan membahas sistem pembiayaan yang akan diterapkan nantinya. Salah satunya adalah Uang Kuliah Tunggal ( UKT ) yang mana diterapkan untuk pembiayaan pendidikan tinggi negeri di Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Tepatnya pada tahun 2013 Seperti pernyataan yang telah diuraikan diatas yang mana sudah dari beberapa tahun terakhir sistem pembayaran uang kuliah diseluruh perguruan tinggi negeri menggunakan sistem uang kuliah tunggal ( UKT ). Sebuah sistem pembayaran yang katanya akan menciptakan keadilan untuk seluruh mahasiswanya. Karena sistem pembayaran ini adalah membentuk golongan – golongan nominal UKT sesuai kemampuan ekonomi mahasiswa. Yang mana dilihat dari berkas asset keuangan yang dimiliki keluarganya. Sebuah kata “keadilan’ yang sangat memberikan angin segar kepada masyarakat, setidaknya akan bisa melanjutkan pendidikan tinggi dengan biaya yang sesuai kemampuan. Namun pada kenyataannya, setelah 3 tahun diterapkannya UKT yang katanya sistem pembiayaan kuliah yang adil ini. Himbauan pelaksanaan UKT sebenarnya telah direncanakan sebelum UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi (UU dikti) disahkan. Kemudian aturan mengenai biaya kuliah tunggal ( BKT )dan uang kuliah tunggal ( UKT ) diperbarui dan diatur dalam PERMENRISTEK DIKTI No 22 Tahun 2015 dan diperbarui dalam PERMENRISTEK DIKTI No. 39 tahun 2016 tentang biaya kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal pada perguruan tinggi negeri dilingkungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan tinggi. Dan inilah yang menjadi landasan setiap Pergurun Tinggi Negeri Berbadan Hukum ( PTN _ BH ) menjalankan regulasi pembayaran uang kuliah. Pemenuhan Kewajiban PTN Terhadap UKT Berdasarkan peraturan menteri mengenai UKT yang berlaku sejak 2013 sampai tahun 2016 terdapat hal yang menarik. Hal menarik apa itu ? dalam peraturan menteri yang mengatur mengenai BKT dan UKT mulai tahun 2013 hingga tahun 2016, didalamnya terdapat pasal yang mewajibkan PTN harus memberikan jatah UKT gol I sebanyak 5 %, gol II sebanyak 5%, baik dalam keseluruhan mahasiswa Universitas atau dala skala Program Studi.
Sumber Pendapatan UNDIP sebagai PTN - BH
Contohnya saja Universitas Diponegoro yang mana merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum ( PTN – BH ). Presentase pendapatannya sendiri berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ( RKAT ) merupakan hasil dari 3 komponen yang terdiri atas dana Pemerintah, non-APBN akademik ( dana mahasiswa ), dan non-APBN non-akademik ( dana lain ). Megenai pengertian RKAT ini tercantum dalam Peraturan MWA Undip Nomor 7 Tahun 2016 tentang Kebijakan Umum Universitas Diponegoro Tahun 2015-2039 yang mana menjelaskan bahwa RKAT merupakan penjabaran restra Undip tahunan, yang memuat : Rencana Kerja, Anggaran, dan Proyeksi keuangan Undip. Penjelasan lain mengenai RKAT juga tercantum dalam PP 52 Tahun 2015, yaitu RKAT merupakan rencana kerja dan anggaran tahunan untuk melaksanakan program kerja tahunan Undip yang merupakan penjabaran dari rencana strategis Undip ( pasal 78 )
PPID UNDIP ???
Setelah menjalankan PTN – BH, Undip menyediakan PPID untuk menyediakan informasi bagi publik. Dimana apabila PPID ini telah terbentuk maka informasi wajib yang terseda dapat membantu menjawab keresahan mahasiswa terkait transparansi dana dan lain sebagainnya karena PPID memuat informasi-informasi yang wajib harus dicantumkan oleh Universitas. Setelah melihat websibe yang dibuat untuk mengakses PPID, dapat kita ketahui terdapat beberapa file yang dipublikasikan seperti peraturan nasional, rencana strategis Undip, Surat Keputusan Rektor Undip, Peraturan Rektor Undip, Dokumen Undip, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP Undip ), Laporan Keuangan Undip ( Audited ). Dan terdapat pula prosedur untuk ,engakses informasi. Namun, setelah menngakses website terkait, beberapa file yang dipublikasikan tidak sepenuhnya terpublikasi, seperti ketika mengakses peraturan rektor tentang RKAT ini dialihkan menuju website akuntansi Undip dan pencarian ditemukan. Padahal akses transparansi untuk RKAT dan LKT mutlak akuntabilitas Undip menjadi PTN – BH
Mempertanyakan kejelasan UKT & Transparansinya
Nmun setelah keberlangsungan mengenai UKT ini, ada saja problematika – problematikan yang terjadi mengenai kebijakan UKT sesungguhnya. Masih menyimpan tanda tanya besar, karena fakta yang terjadi dilapangan banyak terjadi ketidakjelasan mengenai penentuan besaran UKT oleh pihak birokrat. Permasalahan ini semakin diperparah dengan tidak adanya keterbukaan mengenai cara perhitungan serta aliran dana dari UKT ini digunakan untuk apa saja. Padahal keterbukaan mengenai transparansi dan publik ini wajib dilakukan oleh lembaga – lembaga negara sebagaimana tertuang dalam peraturan pemerintah No. 61 Tahun 2010 yang merupakan pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Padahal dalam dunia kampus atau perguruan tinggi di lingkungan civitas akademika, semua mahasiswa yang menuntut ilmu dilingkungan tersebut sudah menjadi akademika dan berhak tahu atas ransparansi gambaran dana yang mengalir agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Dan dari pihak birokrat sendiri diharapkan selalu menyediakan pelayanan dan fasilitas untuk membantu mahasiswa dalam praktikum agar tercipta keselarasan dalam proses pembelajaran yang secara praktis dan teoritis.