SKRIPSI
Oleh:
KENDARI
2020
i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
ABSTRAK
v
vi
ABSTRACT
Miqail Anando Sara Putra (A1A313074) " The Role of Ppkn Teachers in Tackling
the Moral Decadence Problem of Class XI Students in SMAN 8 Kendari"
Supervised by Hamuni as mentor I and Abdul Halim momo, as mentor II.
The research is descriptive by using qualitative approach. The research
aimed to determine the role of PPKn teachers in overcoming the moral decadence
problem of class XI students of SMA Negeri 8 Kendari and to determine the
efforts of teachers in overcoming the moral decadence of students grade XI in
SMAN 8 Kendari, The subject of this research was 2 teachers from PPKn SMA
Negeri 8 Kendari, headmaster, 1 BK teacher and 5 students. So the total number
of respondents in this study was 9 people.
The results showed that the role of the teacher in overcoming the problem
of moral decadence of students, namely the teacher acts as an educator by giving
examples and advice. Acting as a moral agent by integrating the education of
moral values and character education into the material being taught. Role as a
motivator in school by providing rewards or reinforcement. Efforts in tackling the
problem of moral decadence of students in SMAN 8 Kendari are carried out by
means of preventive, repressive, curative.
The concluded of this research is that the teacher has an effort in
overcoming moral decadence but it has not been maximized. His role as an
educator, moral agent and as a motivator. To prevent the occurrence of the
problem of moral decadence of students, special efforts are needed both with
preventive means of giving direction and guidance, repressive by giving mental
education in a special way, as well as being curative by holding cooperation with
parents.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Wata’ala karena atas limpahan rahmat dan petunjuk-Nya serta kesehatan yang Dia
berikan kepada penulis, penyusunan skripsi dengan judul “Peran Guru Pendidikan
mestinya. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pernah terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Drs. Hamuni, M.Si
selaku pembimbing I dan bapak Dr. Abdul Halim Momo, S.Pd, M.Si selaku
penulis dengan penuh keikhlasan, kasih sayang dan kesungguhan hati sejak awal
secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis sejak penulis memulai
vii
viii
kepada:
terkhusus orang tua saya yang ada di Jurusan Pendidikan Pancasila dan
viii
ix
6. Kepada senior saya Muh. Robin, S.H, Sarfin, S.Pd dan kakanda saya Adhy
Lumesa, S.Pd selaku mantan anggota DPM FKIP UHO, Doni Kusuma,
S.Pd selaku Ketua KMP Trik, La Ode Yamin, S.Pd mantan selaku
Sekretaris UKM GAN UHO, Zul Ode Amiri selaku mantan Ketua BEM
FKIP, La Ode Harinal selaku mantan Menteri Humas BEM FKIP UHO
dan para kartini muda Salni Yanti, S.Pd, Fitria Mala, S.Pd, Sitti Nur
mantan Bendahara BEM FKIP UHO, Ici Yuslita, S.Pd, Nurhikmah, S.Pd,
PPKn.
Indri Apriani, Salma Bontong, Utami, Nirmala, Meri, Ernis, Rini, Yusria
waktu untuk makan dan tidur bersama serta membantu dan memberi solusi
ayahanda tercinta ASHAR KAENDO atas motivasi dan tantangan yang diberikan
tantangan yang diberikan dengan baik. Salam cintaku kepada Ibunda tercinta
ix
x
mengiklaskan tenaga dalam tubuh tuanya hanya demi melihat kesuksesan putra
tercinta yang jauh dipelupuk mata, salam rinduku pada adik tercinta Rosna dan
adik tercinta saya Anantomo yang telah lama tak kupandangi wajahnya. Terima
urusannya. Amin
x
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR..................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 48
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan memiliki legalitas yang kuat sebagaimana tertuang di dalam UUD 1945
2007:140).
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
sekolah terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, dan antar siswa
siswa agar patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam
keluarga dan masyarakat. Karena itu integrasi nilai nilai moral dalam
pembelajaran PPKn sangat diperlukan. Ada 4 jenis norma yang mengatur tata
kesopanan, (3) norma agama, (4) norma hukum. Aturan baru yang mengatur
siswa dan guru dan tata tertib sekolah berisi aturan tentang yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh warga belajar di sekolah. Bagi
siswa seyogyanya, norma dan moral dipakai sebagai dasar, dalam berbuat
terjadi di SMA Negeri 8 Kendari pada tahun 2018 mengoleksi gambar porno
orang. (data dari guru bimbingan konseling SMA Negeri 8 Kendari tahun
2019.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Secara akademis
sekolah.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kepala sekolah dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Guru
pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu
memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja,
memiliki tugas yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru
sebagai motivator dan guru sebagai fasilitator serta guru sebagai tenaga
ilmu yang demikian karena hal ini akan menentukan hasil belajar yang
dicapai anak.
Kedua sering dilakukan oleh guru yang ingin mendidik dan yang bersikap
tidak sesuai dengan harapan, seperti cara bertindak, bahan belajar yang
paling sesuai, metode penyajian yang paling efektif, alat bantu yang paling
sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan
1995:256).
8
sebagai berikut:
a. Informator
b. Organisator
c. Pengarah
pelajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga
“handayani”.
d. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses pelajar.
Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kratif yang dapat
e. Transmitter
9
f. Mediator
pengunaan media.
g. Evaluator
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Tetapi kalau diamati secara
agak mendalam evaluasi yang dilakukan guru itu sering hanya merupakan
evaluasi intrinsic. Untuk ini guru harus hati-hati dalam menjatuhkan nilai
atau kriteria keberhasilan. Dalam hal ini tiduk cukup hanya dilihat dari
kompleks, terutama yang menyangkup perilaku dan values yang ada pada
B. Dekadensi Moral
bahasa latin yaitu Mores yang merupakan jamak dari kata Mos yang berarti
dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perilaku. Pengertian
moral ini secara tegas juga disampaikan oleh Imam AlGhazali, yaitu budi
pekerti (moral/akhlak) ibarat dari perilaku yang sudah menetap dalam jiwa
yang dapat melahirkan perbuatan yang mudah dan gampang tanpa perlu
baik atau terpuji, baik menurut akal akal maupun tuntunan agama (Zakiah
Daradjat, 1971:48).
mana tingkah laku, sikap, perbuatan manusia sudah tidak sesuai lagi dengan
yang tidak bermoral atau kurang bermoral. Moral dapat disamakan dengan
kebaikan orang tua, yaitu kebaikan manusiawi. Setiap perbuatan lahir dari
kehendak dan setiap kehendak lahir dari keyakinan yang tertanam dalam
batinnya, karena sangat sukar dibayangkan ada sebuah perbuatan yang lahir
perbuatan, faktor kehendak dan tujuan perbuatan tidak menjadi tolok ukur
Jadi sebenarnya perbuatan itu dapat diberi nilai baik atau buruk karena
dilihat dari niat orang yang melakukannya, tidak dilihat dari hasil sebagai
akibat dari perbuatan itu. Maka perbuatan yang disertai dengan niat baik,
mempunyai pengaruh dalam terjadinya dekadensi moral di tanah air kita pada
kadang guru itu sendiri memberi contoh yang negatif dalam segi moral.
diajarkan dan diserukan agar menjadi landasan hidup setiap warga negara,
bahkan sebaliknya Kekurangan ini terjadi karena nilai moral dari Pancasila
nilai moral dari Pancasila itu dalam hidup harus dimengerti dan diketahui
pertarungan politik sampai hari ini masih berjalan terus dan semakin hari,
tidak banyak dapat berbuat dalam hal ini, karena kadang kadang ada dari
Keadaan sosial pun tidak dapat dikatakan stabil, mulai dari rumah
yang wajar dan bimbingan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya,
dikendalikan.
“Ratu kecantikan, ratu pariwisata, ratu pantai, ratu universitas dan ratu
menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
untuk bekerja. Apa bila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama
dan orang tua akan terputus. Tentunya ini sangat tidak baik, sehingga
mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang, serta
narkotika serta menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa
yang dilakukan oleh remaja. Yang mana semua itu hanya untuk melampiaskan
remaja sering bertemu dengan orang dewasa ataupun dengan orang tua,
baik itu tempat tinggalnya maupun tempat tinggal lainnya. Yang mana
nantinya apapun yang di lakukan oleh dewasa ataupun orang tua akan
menjadi panutan bagi para remaja. Apabila remaja sekali saja membuat
mementingkan nongkrong di jalan dari pada masjid. Jika hal ini terjadi,
16
tentulah niat untuk membentuk pribadi yang luhur dan berakhlak mulia
akan sulit.
3. Pergaulan bebas. Pergaulan yang sedang dijalani oleh banyak remaja saat
selesaikan secara arif dan bijaksana. Di usia yang dini banyak remaja yang
Misalnya, tak sedikit remaja putri yang menjual diri demi mendapat uang
secara instan, hanya untuk membeli HP, baju dan untuk gaya hidup ala
pengaruhi entah itu dari diri sendiri ataupun orang lain. Sebab itu,
maupun motifnya. Jika hal ini dibiarkan, maka akan kian merusak moral
5. Dampak dari penurunan moral remaja pasti akan merimbas pada remaja
tersebut. Bila tidak segera ditangani maka ia akan tumbuh menjadi sosok
berkepribadian buruk.
17
1) Tindakan Preventif
timbul. Upaya preventif ini harus dilakukan secara sistematis dan teratur sesuai
berencana kepada tujuan untuk menjaga agar moral siswa tidak rusak.
para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental
di rumah tentunya merupakan tanggung jawab orang tua dan anggota keluarga
dilakukan oleh guru, guru pembimbing atau psikolog sekolah bersama para
pendidik lainnya. Usaha para pendidik harus diarahkan terhadap siswa dengan
a. Pengenalan diri sendiri : menilai diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain.
beratkan pada pembinaan moral dan membina kekuatan mental anak remaja.
Dengan pembinaan moral yang baik anak remaja tidak mudah terjerumus
(Sudarsono, 2004 95). Di samping itu tidak kalah pentingnya usaha untuk
2) Tindakan Represif
yang lebih hebat, tindakan tersebut berupa punishment yang diterapkan agar si
perbuatan pelanggaran. Hal ini perlu disesuaikan dengan tingkat kelakuan yang
punishment.
semacam punishment yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran tata tertib
keluarga. Jika peraturan dalam keluarga seorang muslim harus pulang sebelum
melanggar peraturan maka orang tua harus disiplin dan bijaksana menerapkan
punishment yang sesuai. Contoh lain, orang tua memberikan tindakan keras
jika sudah waktunya shalat, si anak belum juga berangkat untuk melakukan
shalat. Di lingkungan sekolah, maka kepala sekolah lah yang berwenang dalam
tata tertib kelas dan peraturan yang berlaku untuk pengendalian suasana pada
waktu ulangan atau ujian. Akan tetapi, punishment yang berat seperti hal nya
yang sedang dialami siswa agar dapat diberikan bantuan yang sesuai.
secara lisan maupun tertulis kepada pelajar sekolah dan tim guru atau
“al’aadatul dan dipandang salah oleh adat maka ia harus dikenai sanksi sebagai
upaya represif. Sebagai contoh: jika ada muda-muda melanggar norma bergaul
melebihi batas, maka ada punishment yang harus diterima setelah diteliti
kebenarannya. Dan nilai adat yang itu harus disepakati keakuratannya. Dengan
22
frekuensi kenakalan remaja baik secara kualitas maupun kuantitas tidak begitu
meningkat.
secara khusus yang sering ditangani oleh lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli di bidang ini. Masalah kenakalan remaja merupakan sebagian dari
masalah masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat dan sudah lama menjadi
kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke
rohani, kuat iman sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan tanah airnya. Usaha
tersebut diataranya yaitu mengadakan kerja sama dengan orang tua yaitu
BAB III
METODE PENELITIAN
yang berlaku di sekolah. penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus
B. Jenis penelitian
dan informasi dari hasil penelitian secara langsung yang sesuai dengan
Nambo.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru PPKn SMA Negeri 8 Kendari yang
berjumlah 2 orang, Kepala sekolah, 1 orang guru BK dan 5 orang siswa kelas
XI. Jadi keseluruhan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 9 orang.
antara lain nama siswa dengan melihat dokumentasi yang ada di SMA
Negeri 8 Kendari.
Data yang diporoleh dari lapangan pasti jumlahnya cukup banyak, untuk itu
peneliti harus mencatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Hal
ini Miles dan Huberman menyatakan, yang paling sering digunakan untuk
bersifat naratif.
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
F. Defininsi Konsep
b. Peran guru
Peran guru yang dilakukan disini adalah peran guru sebagai pengajar,
BAB IV
dan secara administratif terletak di kelurahan nambo kecadi atas tanah seluas
20,380m2. SMA Negeri 8 Kendari sudah memiliki sarana dan prasarana yang
kelas, kelas XI memiliki 7 ruang kelas dan XII memiliki 7 ruang kelas.
Jumlah guru tetap di SMA Negeri 8 Kendari diantaranya 29 orang guru tetap,
9 guru pegawai negeri sipil dipekerjakan, 3 orang staf tata usaha, dan 6 tenaga
belajar Di SMA Negeri 8 Kendari pada tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 727
siswa. Siswa kelas X berjumlah 26 siswa, kelas XI berjumlah 245 siswa dan
sangat sejuk, nyaman dan jauh dari pusat keramaian. Meskipun letaknya di
pinggir kota akan tetapi mudah dijangkau melalui transportasi. SMA Negeri 8
Kendari merupakan salah satu sekolah yang menjadi dambaan dan harapan
arti suatu tuntutan agar semua pelaksana kependidikan SMA Negeri 8 Kendari
kependidikan.
1. Visi misi
taqwa
Indikator:
(c) Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif, beriman dan berqwa
memadai
30
dan keteladanan.
31
yang baik.
sebagai berikut:
baik.
33
kualitas hidupnya.
gairah belajar siswa serta hasil belajar siswa. Upaya guru PPKn
berikut:
(hukuman).
1. Upaya Preventif
Kendari,
oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Seperti
tersebut dihukum dengan cara berdiri di depan kelas pada saat proses
dalam kelas maka secara tegas untuk menyurati orang siswa tersebut dan
tua dan anggota keluarga lainnya yang sudah dewasa Mengatasi masalah
teman di kelas. Hal ini sama seperti yang dikatakan ibu Fania sebagai
berikut:
teman lain di kelas. Hal ini sama seperti yang dikatakan ibu Fania sebagai
berikut:
38
September 2018).
Penyelesaian masalah siswa yang cepat merupakan salah satu peran guru
sebagai berikut.
berikut:
membedakan mana yang haq dan mana yang batil untuk menuju
dan sebagainya. hal ini sesuai dengan yang dikatakan ibu fania bahwa
Semua remaja atau siswa memiliki hobi yang berbeda beda, ada
yang suka belajar matematika dan ada pula yg tidak suka, maka
saya memberikan motivasi kepada mereka supaya terus mengasah
bakatnyaBaik itu sepak bola, menari, menyanyi dan lain lain.agar
terhindar dari sikap stress dan kurang percaya diri (Fania,
wawancara, 29 Oktober 2019).
40
ia tidak menjadi penonton tetapi menjadi pelaku yang aktif dan di terima
oleh masyarakat, dalam hal ini mereka dapat digerakkan dalam berbagai
a. Upaya represif
bimbingan terhadap siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
2018).
PPKn bekerja sama dengan guru BK. Sesuai dengan pernyataan guru
Hal ini sama seperti yang dikatakan bapak taufan sebagai berikut
kelompok. Hal ini sama seperti yang dikatakan ibu Fania sebagai berikut
motivasi diri terhadap siswa secara individu maupun kelompok agar tidak
C. Upaya kuratif
mantap, serasi dan dewasa. Siswa diharapkan menjadi orang dewasa yang
mengadakan kerja sama dengan orang tua yaitu memanggil orang tua
bagi remaja. Agama yang tertanam dan tumbuh secara wajar dalam jiwa
hidup dan segarnya keyakinan agama dalam diri remaja, akhlaknya dengan
sendirinya dengan baik, karena kontrolnya datang dari dalam bukan dari
luar. Di samping itu, agama tidak akan mudah goncang walau banyak
terwujudnya manusia yang ideal, anak bertakwa kepada Allah dan cerdas.
taat beribadah dan sanggup hidup bermasyarakat yang baik. Serta ibu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
namun belum maksimal. Baik peran sebagai pendidik, agen moral, maupun
SMA Negeri 8 Kendari dilakukan melalui tiga yaitu : (1) upaya preventif
siswa, serta (3) upaya kuratif dengan mengadakan kerja sama dengan orang
tua siswa.
45
B. Saran
optimal.
sekolah.
46
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Instrument penelitian
Pedoman wawancara
D. Hambatan hambatan apa yang menjadi kendala guru PPKn dalam menanggulangi
dekadensi moral siswa
1. Faktor apa yang menjadi penghambat bapak/ibu dalam menanggulangi dekadensi
moral siswa? (ya/tidak)
1. Solusi apa yang dilakukan bapak/ibu untuk mengatasi dekadensi moral siswa?
(ya/tidak)
2. Apakah upaya yang dilakukan bapak/ibu sudah efektif untuk mengatasi hambatan
dalam menanggulangi dekadensi moral? (ya/tidak)
50