Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEGIATAN PROJEK KOLABORASI

MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN


“EFEK FANATISME KOREAN WAVE TERHADAP STANDAR
KECANTIKAN”

Dosen Pengampu :
Dr. Eka Mishbahatul Mar’ah Has, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh :
Kelompok 6 PDB A32
Cathleen Novelia Hartanto 113221133
Annisaa' Ahmad 123221076
Anzac Wisamrafie 131221248
Talitha Vitabela 143221088
Alexander Abdullah 163221065
Muhammad Ma'ruf Rosyadi 175221094
Rafif Wahyu Adhika 185221078
Siti Febriana Saphira 423221004

UNIVERSITAS AIRLANGGA
MATA KULIAH PDB SEMESTER GENAP 2022/2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN
“EFEK FANATISME KOREAN WAVE TERHADAP STANDAR
KECANTIKAN”
PROYEK RISET SEDERHANA

Oleh :
Kelompok 6 PDB A32

Cathleen Novelia Hartanto 113221133


Annisaa' Ahmad 123221076
Anzac Wisamrafie 131221248
Talitha Vitabela 143221088
Alexander Abdullah 163221065
Muhammad Ma'ruf Rosyadi 175221094
Rafif Wahyu Adhika 185221078
Siti Febriana Saphira 423221004

Fasiliator

Dr. Eka Mishbahatul Mar’ah Has, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 198509112012122001

PJMA

Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep., Ns., M. Kep.


NIP. 197606162014092006

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER (UPKK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar kecantikan adalah konstruksi sosial dalam budaya kita (Mahanani, 2020).
Mungkin sulit untuk mendeskripsikan apa yang dianggap cantik karena standar kecantikan
selalu berkembang. Akibatnya, banyak orang yang bingung, skeptis, atau tidak yakin
tentang norma ini. Dampak lain dari standar kecantikan ini adalah terciptanya kepercayaan
diri yang rendah akibat kegagalan memenuhi standar kecantikan yang dibentuk oleh
masyarakat. Kepercayaan diri yang rendah dapat disebabkan oleh konsep diri seseorang
yang tidak siap dengan standar kecantikan.
Gelombang Korea atau Korean Wave adalah salah satu fenomena global yang sedang
terjadi saat ini. Gelombang Korea sendiri berasal dari negara Korea Selatan yang kemudian
menyebar ke seluruh dunia, salah satunya Indonesia. Gelombang Korea ini menarik
perhatian banyak kalangan terutama kalangan muda yang berumur 18-25 karena budaya
populer nya atau yang terkenal disebut dengan Korean Pop atau ‘K-POP’. Adapun produk
yang dihasilkan dari K-POP itu sendiri berupa musik, acara televisi, acara realita, dan juga
industri film.
Dari kepopuleran Korean Wave tersebut, timbulah fenomena lainnya yaitu fanatisme.
Banyaknya publik figur K-POP yang bermunculan saat ini membuat banyak khalayak
mengidolakan mereka. Jumlah penggemar idola K-POP sendiri sangatlah besar di berbagai
negara. Para idola ini rata-rata memiliki tubuh yang langsing, wajah tirus, hidung lurus
dan lancip, gigi rapi, dan juga berkulit cerah. Dengan adanya media sosial saat ini, para
penggemar K-POP banyak mendapatkan informasi mengenai kehidupan idola mereka
sehari-hari. Hal ini kemudian menimbulkan perilaku imitasi untuk meniru idola mereka.
Perilaku imitasi yang menjamur saat ini secara tidak langsung merubah standar
kecantikan di Indonesia. Tak jarang penggemar K-POP rela pergi ke Korea Selatan hanya
untuk mendapatkan perawatan kecantikan agar memiliki penampilan yang mirip dengan
idola mereka. Saat ini marak beredar produk-produk kecantikan khas korea yang
menawarkan hasil yang dapat memenuhi standar kecantikan saat ini. Orang-orang yang
tidak mampu atau tidak ingin memenuhi kecantikan standar saat ini seringkali mendapat
kucilan dan berdampak terhadap kepercayaan diri mereka.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menyusun proposal project kolaborasi yang
mengangkat judul “Efek Fanatisme Korean Wave Terhadap Standar Kecantikan” dengan
rumusan masalah yang dapat kami ambil diantaranya:
1. Bagaimana bentuk sikap yang menggambarkan seseorang yang memiliki sifat
fanatik terhadap Korean Wave?
2. Apa faktor yang menyebabkan seorang remaja memiliki standar kecantikan
akibat sifat fanatisme Korean Wave?
3. Standar kecantikan apa saja yang berubah akibat fenomena fanatisme Korean
Wave?
4. Apakah standar kecantikan tersebut realistis dan sesusai dengan latar belakang
mayoritas masyarakat Indonesia?
5. Apakah fanatisme Korean Wave memiliki efek yang negatif terhadap standar
kecantikan di Indonesia saat ini?
6. Bagaimana solusi untuk menurunkan standar kecantikan seeorang terutama
dikalangan yang memiliki sifat fanatisme Korean Wave?
1.3 Tujuan Umum
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian mengenai efek fanatisme Korean Wave
terhadap standar kecantikan adalah untuk mengetahui dampak atau efek yang timbul akibat
fanatisme Korean Wave terhadap standar kecantikan.
1.4 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya penilitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui adanya efek negatif maupun positif yang timbul akibat
fanatisme Korean Wave.
b. Untuk mengetahui dampak standar kecantikan akibat fanatisme Korean Wave
terhadap kepercayaan diri seseorang.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Pada penelitian ini, kami menggunakan beberapa literatur ilmiah yang berkaitan
dengan topik penelitian yang diambil. Konsep yang akan dibahas antara lain fanatisme,
Korean wave dan standar kecantikan. Dari penelusuran yang dilakukan, terdapat beberapa
artikel atau jurnal yang membahas mengenai Korean wave. Namun, di samping itu masih
belum banyak karya ilmiah yang membahas mengenai dampak Korean wave terhadap
standar kecantikan di Indonesia.
a. Korean Wave
Korean wave merupakan istilah untuk penyebaran budaya Korea lewat
produk seperti drama, musik, make up, dan style (Idola dkk., 2019). Di Indonesia
sendiri, penyebaran Korean wave sangat pesat di berbagai kalangan. Kemunculan
komunitas-komunitas pecinta K-Pop maupun K-Drama menjadi salah satu bukti
bahwa Korean wave sudah sangat berkembang di Indonesia. Dengan adanya
Korean wave, setiap aspek di kehidupan kita jadi terlibat seperti pakaian, produk
kecantikan, makanan, dan gaya hidup (Mellicia dkk., 2022). Terkadang, perasaan
suka kita terhadap kebudayaan Korea bisa menjurus kepada sikap fanatisme
sehingga dapat mempengaruhi kehidupan kita.
b. Fanatisme
Fanatisme merupakan suatu keyakinan terhadap objek fanatik yang sering
dikaitkan dengan suatu hal yang berlebihan pada suatu objek, ditunjukkan dengan
antusias yang ekstrem, keterikatan emosi, cinta, dan minat berlebihan yang
berlangsung secara berkepanjangan, seringkali menganggap hal yang mereka
yakini merupakan hal yang paling benar sehingga mereka akan cenderung
membela dan mempertahan keyakinan tersebut (Jenni dkk., 2018). Fanatisme yang
akan kami bahas di sini adalah fanatisme para remaja penggemar K-Pop yang
berdampak pada standar kecantikan yang dianut oleh mereka.

5
c. Standar kecantikan
Standar kecantikan berupakan sebuah tolak ukur atau acuan untuk menilai
tampilan fisik. Bila seseorang dapat memenuhi kriteria dalam standar kecantikan
di suatu tempat, maka ia akan disebut cantik atau menawan. Masyarakat di Korea
Selatan sendiri menganggap bahwa wanita yang cantik itu harus memiliki tabuh
langsing, kulit putih pucat, wajah kecil dan tirus, hidung yang mancung, kelopak
mata memiliki lipatan ganda, dan memiliki gigi yang rapi (Mellicia dkk., 2022).
Bila kita amati, kebanyakan artis ataupun orang Korea Selatan mengikuti standar
kecantikan tersebut. Dengan demikian, standar kecantikan di kalangan penggemar
Korea menjadi berubah. Mereka membandingkan diri mereka dengan artis Korea
yang menjadikan mereka tidak puas dengan dirinya sendiri. Membenci bentuk
tubuh, warna kulit, bentuk wajah, dan bentuk wajah menjadi salah satu dampak
dari pengaruh standar kecantikan Korea.

6
BAB III
METODOLOGI
3.1 Desain Penelitian
Kegiatan penelitian yang akan kami laksanakan ini akan berfokus pada pencarian dan
pemberian informasi mengenai Korean Wave kepada masyarakat umum dan mahasiswa/I
dalam rentang usia18-25 tahun khususnya yang berada di daerah sekitar Universitas
Airlangga. Kegiatan akan berlangsung di sekitar kampus dan waktu dalam melaksanakan
kegiatan ini sampai akhir semester untuk mata kuliah pengantar kolaborasi keilmuan.
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian riset sederhana yang akan kami lakukan mencangkup langkah-
langkah mulai dari tahap pelaksanaan awal sampai akhir. Pertama kami menyusun
proposal kegiatan dengan menggunakan teknik study literatur untuk mengumpulkan data
dan informasi yang kami butuhkan. Kami memilih beberapa sumber data yang relevan dari
artikel maupun web yang informasinya dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya kami
akan melakukan metode penelitian kuntitatif dimana metode ini digunakan untuk
memperoleh dan memahami makna dari masalah sosial atau masyarakat (Creswell, 2010
: 4) yang mana kelompok kami betanya langsung kepada masyarakat terutama kalangan
remaja rentang usia 18-25 tahun untuk mengambil data dan informasi yang dibutuhkan.
Baru kemudian, kelompok kami akan menggunakan pendekatan fenomenologis dimana
kami akan mengamati gejala yang nampak pada kesadaran diri masyarakat terutama
remaja di sekitar Universitas Airlangga. Untuk mengumpulkan data yang kami butuhkan,
nantinya akan dilakukan observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi.
Wawancara nantinya akan dilakukan kepada beberapa masyarakat umum, remaja usia 18-
25 tahun hingga mahasiswa/I Universitas Airlangga. Untuk dapat menggambarkan dari
data yang kami peroleh bagaimana efek fanatisme Korean Wave terhadap standar
kecantikan yang nantinya kami akan menggunakan metode analisis data dengan
menggunakan teknik deskriptif – analisis. Selanjutnya, data yang kami peroleh akan kami
kemas dalam bentuk laporan hasil penelitian dan beberapa dokumentasi kegiatan yang
kami lakukan.

7
3.3 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini kami menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas atau Independent Variable merupakan suatu penyebab
munculnya variabel terikat yang diperkirakan menjadi akibatnya. Sedangkan variabel
terikat atau dependent variable merupakan akibat yang diduga, yang bervariasi sesuai
perubahan dari variabel bebas.
• Variabel Bebas/Independent
Variabel : Korean Wave
• Variabel Terikat/Dependent
Variable: Perilaku fanatisme
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan survei.
Survei merupakan metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden individu. Dalam penelitian ini Kelompok kami melakukan
pengumpulan data terhadap remaja yang berusia 18-25 tahun.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data dengan
menggunakan teknik pengolahan data. Tujuan dari analisis data ini yaitu untuk mengetahui
jawaban yang sudah tercantum dalam identifikasi masalah. Analisis data merupakan
kegiatan penelitian yang berupa proses penyusunan maupun pengolahan data guna
menafsirkan data yang diperoleh. Data yang akan dianalisis yaitu data hasil survei yuang
telah dilakukan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode riset sederhana.

8
DAFTAR PUSTAKA

Eliani, J., Yuniardi, M. S., & Mastura, A. S. (2018). Fanatisme dan Perilaku Agresif Verbal di Media
Sosial pada Penggemar Idola K-Pop. Psikohumanoira: Jurnal Penelitian Psikologi , 59-72.

Mahanani, M. P. (2020). Pelatihan Konsep Diri Remaja Putri Untuk Membangun Pemahaman
Tentang Standar Kecantikan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 449-456.

Mellicia, & Utami, L. S. (2022). Pengaruh Penyebaran Isu Standar Kecantikan Korea Selatan Melalui
Media Sosial terhadap Perilaku Imitasi Penggemaran K-Pop. Kiwari, Vol. 1, No. 3,, 511-518.

Putri, I. P., Liany, F. D., & Nuraeni, R. (2019). K-Drama dan Peyebaran Korean wave di Indonesia.
ProTVF, Volume 3, No 1, 68-80.

Anda mungkin juga menyukai