1. ISLAMISASI SAINS
2. PENGILMUAN ISLAM
3. INTEGRASI - INTERKONEKSI
ISLAMISASI SAINS
➢Dikemukakan oleh Sayyed Naquib al – Attas dan
Ismail Raji al – Faruqi.
➢Adalah upaya untuk mentransformasikan nilai –
nilai keislaman kedalam berbagai bidang kehidupan
manusia, khusunya ilmu pengetahuan.
ISLAMISASI SAINS (2)
➢ Fenomena Islamisasi sains pada seluruh aspek kehidupan dapat
dipengaruhi oleh factor berikut ini:
1. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan
untuk kehidupan manusia dalam segala bidang, namun bersamaan
kemajuan tersebut juga telah menimbulkan berbagai dampak negatif.
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah masuk ke dalam system
kehidupan dengan berbagai variasinya. Sehingga memudahkan dan
mempercepat manusia untuk sampai pada tujuannya. Namun ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak mengetahui tujuan apa yang harus
dicapainya.
3. Sebagai respon terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal
dari Barat dengan sifat dan karakternya yang sekuler, materialistis dan
ateis.
4. Islamisasi menjadi salah satu tumpuan umat manusia dalam
menyelamatkan kehidupannya dari bencana kehancuran.
ISLAMISASI SAINS (3)
➢ Pada praktiknya Islamisasi sains menggunakan berbagai pendekatan,
diantaranya:
1. Menjadikan Islam sebagai landasan penggunaan ilmu pengetahuan
(aksiologi)
2. Memasukkan nilai – nilai Islami ke dalam konsep ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut.
3. Islamisasi ilmu pengetahuan dilakukan melalui penerapan konsep
tauhid dalam arti seluas – luasnya
4. Islamisasi ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui inisiatif pribadi
melaluiproses Pendidikan yang dilakukan secara berjenjang dan
berkesinambungan.
5. Islamisasi ilmu pengetahuan dapat pula dilakukan dengan
mensinergikan pendekatan agama dan ilmu itu sendiri.
ISLAMISASI SAINS (4)
• Ismail Raji al – Faruqi menyatakan bahwa proses Islamisasi harus
dikenakan secara langsung terhadap bidang ilmu yang bersangkutan.
• Menetapkan setidaknya 12 Langkah yang perlu dilalui untuk mencapai
tujuan tersebut
1. Penguasaan disiplin modern yang meliputi prinsip, metodologi,
masalah, tema dan perkembangannya.
2. Peninjauan disiplin ilmu
3. Penguasaan ilmu warisan Islam: ontology
4. Penguasaan ilmu warisan Islam dari sisi analisis
5. Penentuan relevansi Islam yang tertentu
6. Penilaian secara kritis disiplin modern untuk memperjelas kedudukan
disiplin terhadap Langkah yang harus diambil untuk menjadikannya
bersifat Islami.
7. Penilaian secara kritis ilmu warisan Islam, seperti
pemahaman terhadap Al – Quran dan sunnah perlu
analisis dan kajian terhadap kesalahpahaman.
8. Kajian dan penelitian masalah utama umat Islam
9. Kajian tentang masalah utama yang membelit manusia
sejagad,
10. Melahirkan analisis dan sintesis yang kreatif
11. Pengacuan kembali disiplin dalam kerangka Islam,
12. Harus memasarkan dan mensosialisasikan ilmu – ilmu
yang sudah diislamkan.
PENGILMUAN ISLAM
➢Dikemukakan oleh Kuntowijoyo dalam bukunya Islam
sebagai Ilmu : Epistemologi, Metodologi dan Etika (2004).
➢Perlunya Islam sebagai teks (Al – Quran dan sunnah) untuk
dihadapkan dengan realitas, baik realitas sehari hari
maupun realitas ilmiah.
➢Dengan kata lain dari teks ke konteks. Perlu merumuskan
konsep normatif Islam sebagai ilmu.
➢Konsep Normatif diturunkan menjadi filsafat, kemudian
menjadi ide atau bisa langsung menjadi teori.
➢Ayat – ayat Alquran dan sebuah hadis dianggap sebagai
suatu “grand theory” yang masih perlu di terjemahkan ke
dalam teori “middle range”(teori tangkat menengah).
PENGILMUAN ISLAM (2)
➢Menurut Kuntowijoyo proses pengilmuan Islam
memerlukan tiga metode, yaitu integralisasi,
objektivikasi dan periodesasi.
1. Integralisasi yaitu pengintegralisasian kekayaan
keilmuan Islam manusia dengan wahyu (petunjuk
Allah dalam Al – Quran beserta pelaksanaannya
dalam sunnah Nabi).
2. Objektivikasi yaitu menjadikan pengilmuan Islam
sebagai rahmat untuk semua orang.
PENGILMUAN ISLAM (2)
• integralisasi
• Objektivikasi
→penerjemahan nilai – nilai internal kedalam
kategori – kategori objektif.
→Sesuatu perbuatan disebut objektif bila perbuatan
itu dirasakan oleh semua orang (termasuk non
muslim), dan dianggap perbuatan wajar tidak
sebagai perbuatan keagamaan.
→Maka akan terhindar dari sekularisasi dan
dominasi.
• Periodesasi
Chandra.dewi@uin-suka.ac.id
087726264587