Anda di halaman 1dari 19

SUB TEMA II

PENGARUH GENERASI MILENIAL MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0


Karya ini dibuat untuk mengikuti
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH STUDENT ENGINEERING CHALLENGE 3.0

OLEH:
1. HAIKAL MARDIYANTO (0066646291/2021)
2. NUR LAILY FITRIAH (0056415686/2021)

SMK NEGERI 1 PUNGGING


KABUPATEN MOJOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pengaruh Generasi Milenial Menghadapi Era Society 5.0


2. Subtema : Teknologi Produksi
3. Ketua
a. Nama Lengkap : Haikal Mardiyanto
b. NISN : 0066646291
c. Jurusan : Teknik Pemesinan
d. Sekolah : SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO
e. Alamat Rumah : Dsn. Pudaksari Ds. Puloniti RT.16 RW.06 Kec. Bangsal
Kab. Mojokerto
f. No. HP : 085706026952
g. Email : haikalmardiyanto09@gmail.com
4. Anggota : 1). Nur Laily Fitriah
5. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Didik Iswanto, S.Pd
b. NIP :-
c. No. Tel/HP : 085748569890
d. Email : alkahfinet03@gmail.com

Menyetujui, Mojokerto, 16 September 2021


Guru Pembimbing Ketua

( Didik Iswanto, S.Pd) (Haikal Mardiyanto)


NIP.- NISN. 0066646291
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
STUDENT ENGINEERING CHALLENGE 3.0

Nama Ketua : Haikal Mardiyanto


Anggota : Nur Laily Fitriah
Judul Karya Tulis : Pengaruh Generasi Milenial Menghadapi Era Society 5.0

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis dengan judul “Pengaruh Generasi
Milenial Menghadapi Era Society 5.0” adalah asli karya kami dan belum pernah diikutkan
pada perlombaan manapun serta belum dipublikasikan di luar dari kegiatan “Lomba Karya
Tulis Ilmiah SEC 3.0”. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan
pernyataan ini, maka kami bersedia didiskualifikasi dari kompetisi ini.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar – benarnya.

Mojokerto, 16 September
2021

Mengetahui,
Guru Pembimbing Ketua Tim,

(Didik Iswanto S.Pd) (Haikal Mardiyanto)


NIP. - NISN. 0066646291
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyusun makalah yang berjudul
“PENGARUH GENERASI MILENIAL MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0”.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari dunia kegelapan dan kebodohan menuju dunia yang penuh
cahaya dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan makalah
ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat
dorongan dan bantuan dari berbangai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan
dengan baik.

Penulis
DAFTAR ISI

PENGARUH GENERASI MILENIAL MENGHADAPI ERA SOCIETY


5.0 HAIKAL MARDIYANTO, NUR LAILY FITRIAH
SMK NEGERI 1 PUNGGING
MOJOKERTO

ABSTRAK
Berkembangnya teknologi informasi saat ini merambah pada seluruh bidang kehidupan
masyarakat, termasuk bidang pendidikan. Pada era revolusi industri 4.0 diperlukan tiga
literasi yaitu literasi data, literasi manusia, dan literasi teknologi. Pembelajaran di era revolusi
4.0 dapat menerapkan hybrid/blended learning dan Case-base Learning. Bahkan pendidikan
dalam era society 5.0, memungkinkan siswa atau mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
berdampingan dengan robot yang sudah dirancang untuk menggantikan peran pendidik.
tentang urgensi hadirnya teknologi era society 5.0 dalam dunia pendidikan. Dengan adanya
Society 5.0, kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi
jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan. Generasi
muda Indonesia, dalam hal ini, berperan sebagai masyarakat yang
mengaplikasikan roadmap tersebut. Generasi muda harus siap menghadapi Era Society 5.0 di
Indonesia dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada karena SDM dalam
negeri tak kalah berkualitas dengan SDM luar negeri, juga diharapkan dengan
adanya Society 5.0 ini dapat mengembangkan SDM di negara Indonesia, melihat masih
adanya kesenggangan SDM di berbagai bidang. Society 5.0 sebagai komplemen Revolusi
Industri 4.0, perlu diarahkan pada peran generasi muda untuk kemajuan bangsa Indonesia di
masa mendatang. Generasi muda memiliki perilaku kreatif dan inspiratif, cenderung
membangun pola kerja mereka dengan keterampilan interpersonal yang kuat,. Generasi muda
yang kreatif, inovatif dan produktif, sejak dini perlu diperkaya dengan keterampilan soft skill
yang tertuang dalam Society 5.0. Penelitian ini menggunakan conceptual review untuk
meninjau kembali konsep dalam peran pemuda untuk menciptakan ide kreatif menuju era
masyarakat 5.0 menjadi lebih baik. Peran manusia tidak dapat digantikan semata-mata oleh
teknologi karena industri kreatif dibangun atas seni dan rasa. Kebijakan inovasi di suatu
negara turut menjadi salah satu aspek yang mendukung pengembangan ide yang kreatif
menujur era masyarakat 5.0
Kata Kunci : Sumber Daya Manusia, Society 5.0 dan Teknologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi menjadi tantangan bagi masyarakat dunia yang tak mengenal batas
wilayah. Era globalisasi memberi dampak yang cukup luas dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk tuntutan dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu tantangan nyata tersebut
adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi utuh, dikenal dengan kompetensi abad ke-21. Kompetensi abad ke-21
merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki siswa agar mampu berkiprah dalam
kehidupan nyata pada abad ke-21. Pada abad ke-21 ini, sekolah ditantang untuk mampu
menciptakan pendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu
ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga
dunia di abad ke-21[ CITATION Akb17 \l 1033 ].
Abad ke-21 memiliki banyak perbedaan dengan abad ke-20 dalam berbagai hal,
diantaranya dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad ke-21 ditandai
dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi
dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan
oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer. Sebagaimana sudah diketahui dalam abad
ke-21 ini sudah berubah total baik masyarakat maupun dunia pendidikannya. Sekolah yang
dipahami sampai saat ini sudah terbentuk sejak abad ke-19 dalam rangka pengembangan
pendidikan anak dan juga mendorong industrialisasi. Dunia kini mendekati atau telah
memasuki era revolusi industri ke-empat (Industri 4.0) dimana internet dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sedang diintegrasikan ke dalam peralatan manufaktur dan
membuat konektivitas dan komunikasi mungkin tidak pernah terlihat sebelumnya. Revolusi
industri keempat diharapkan melibatkan integrasi komputer tetapi dengan integrasi tanpa
batas melalui internet hal-hal, data besar, pencetakan 3D, kendaraan otonom, robotika
canggih, materi baru, dan faktor-faktor lain yang belum ditetapkan.
Society 5.0 merupakan khalayak yang berbasis teknologi dan berpusat pada manusia yang
dikembangkan negara jepang. Penerapan society 5.0 akan membantu masyarakat dalam
menangani kebutuhan secara automasi. hal ini merupakan perkembangan revolusi industri 4.0
yang berpotensi pada peran manusia. Society 5.0 telah berjalan di jepang yang juga
merupakan disrupsi besar di dunia teknologi dan sisi humanisme. Dari aspek sumber daya
manusia yang perlu terus dikembangkan dan diperbaiki, society 5.0 berpegang erat dengan
revolusi industri dimana kedua pihak saling mempengaruhi. Pemerintah jepang menciptakan
super smart society dengan memanfaatkan teknologi di revolusi 4.0 untuk memecahkan
masalah sosial society 5.0. Di Indonesia sendiri society 5.0 belum berjalan karena konsep 5.0
diluncurkan oleh jepang dengan cerita panjang dibaliknya salah satunya adalah masalah
populasi di jepang yang dimana usia produktif semakin berkurang sehingga jepang ingin
menciptakan negara yang sosialnya tinggi meskipun populasinya tidak banyak [ CITATION
Ali06 \l 1033 ].
Jepang tidak hanya unggul dalam teknologinya namun ingin masyarakatnya memiliki tingkat
sosial yang tinggi meskipun dalam jumlah populasi yang tidak banyak. Teknologi informasi
dan komunikasi atau yang lebih dikenal dengan TIK menjadi sarana yang bermanfaat karena
memperkenalkan dunia yang lepas, bebas ruang dan waktu. Manfaat teknologi informasi dan
komunikasi selain memberikan dampak positif juga memberi peluang untuk dijadikan sarana
melakukan tindak kejahatan-kejahatan baru (cyber crime) yang dikenal dengan kejahatan di
dunia maya. Penyalahgunaan dalam dunia maya membuat hadirnya aturan UndangUndang RI
Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagai wujud
tanggung jawab Negara untuk memberikan perlindungan maksimal pada seluruh aktivitas
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dalam negeri agar terlindungi dengan
baik dari potensi kejahatan dan penyalahgunaan teknologi.
Pada pasal 1 bab 1 UU Nomor 11 tahun 2008 bahwa “yang dimaksud dengan informasi
elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan foto Electronic Data Interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, huruf, tanda, angka dan sejenisnya yang memiliki arti yang dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.” UU Nomor 11 tahun 2008 tersebut ingin
membangun masyarakat informasi untuk kepentingan pergaulan dalam tata kehidupan bangsa
Indonesia agar kukuh sebagai satu kesatuan yang dirakit melalui pengembangan sistem
informasi elektronik dengan diciptakan melalui kondisi transaksi elektronik yang pada
akhirnya dapat mencerdaskan masyarakat Indonesia menjadi bagian masyarakat informasi
dunia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh generasi milenial menghadapi era Society 5.0 ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan di lakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh generasi milenial
menghadapi era Society 5.0

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoretis
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam kehidupan ataupun di lingkungan
sekitar

1.4.2 Manfaat Praktis


Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh generasi
milenial menghadapi era Society 5.0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Perkembangan Peradaban Society 1.0 Hingga Society 5.0
1. Society 1.0 (Hunting and Gathering)

Manusia modern atau homo sapien diperkirakan muncul sekitar 70.000 -


100.000 tahun yang lalu. Mereka mengalami revolusi kognitif yang membuat
mereka mampu membangun peradaban dan membentuk sebuah masyarakat. Di
awal kemunculannya manusia berkumpul dan bekerja sama dalam satu grup
untuk mempertahankan diri dan mencari makanan. Mereka menghabiskan waktu
untuk berburu dan berpindah-pindah ke tempat. Pada masa ini manusia mulai
mampu membuat peralatan sederhana dan menggunakan kekuatan alam yaitu api
untuk memasak dan mengusir predator. Hal ini membuat mereka mampu
bertahan hidup di alam liar dan memasak makanan berperan besar dalam
perkembangan kognitif manusia[ CITATION Rez19 \l 1033 ].
2. Society 2.0 (Agricultural)

Kurang lebih 9.000-10.000 tahun yang lalu manusia mulai menggunakan tanah
untuk menumbuhkan makanan dan mendomestikasi hewan liar untuk
kepentingan manusia. Inilah yang disebut revolusi agrikultur. Revolusi ini terjadi
di beberapa tempat di dunia seperti di Timur Tengah dan Tiongkok. Berkat
revolusi agrikultur ini manusia tidak perlu menghabiskan waktu untuk berburu
dan berpindah tempat, pada masa ini manusia mulai menetap di satu tempat dan
membangun sebuah peradaban dan masyarakat yang lebih kompleks. Manusia
tidak perlu khawatir soal pangan sehingga manusia dapat fokus ke hal-hal lain
seperti ilmu pengetahuan. Dari situ kerajaan-kerajaan bermunculan, tulisan
diperkenalkan, kota-kota besar berdiri, dan populasi manusia semakin besar serta
sistem sosial yang lebih rumit sebagai konsekuensinya[ CITATION Rez19 \l
1033 ].
3. Society 3.0 (Industrial)

Populasi manusia semakin membengkak dan kebutuhan pangan, sandang dll


semakin membengkak sementara kemampuan manusia untuk memproduksinya
masih terbatas. Revolusi industri yang terjadi di Inggris akhir abad ke-18
menjadi jawabannya. Dengan adanya revolusi industri produksi kebutuhan
barang dan jasa semakin besar sehingga ekonomi semakin berkembang, kota-
kota dengan industri yang maju semakin ramai dengan pendatang menciptakan
urbanisasi dalam skala besar.Manusia yang tadinya bercocok tanam dan
beternak hewan sekarang bekerja di pabrikpabrik dengan sistem upah.
Kapitalisme menjadi akar dari kemajuan zaman, kemajuan teknologi dan
kemajuan ekonomi sekaligus menjadi faktor besar kesenjangan masyarakat dan
kerusakan lingkungan[ CITATION Rez19 \l 1033 ].
4. Society 4.0 (Information)

Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, manusia


memasuki era dimana aliran informasi dan data begitu cepat. Jarak ruang dan
waktu semakin hilang. Komunikasi dan koneksi antar manusia menjadi semakin
mudah dan intens. Semua data yang dulunya berbasis fisik sekarang berbasis
digital dan dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Kemudahan mengakses
data dan informasi ini menjadikan segala sesuatu lebih transparan seperti
kegiatan pemerintahan dan privasi diri. Ekonomi pun bergeser menuju ekonomi
digital di mana segala kegiatan saat ini berbasis internet dan komputer. Para
pelaku industri sekarang berlomba-lomba untuk memodernisasi sistem produksi,
distribusi, maupun pelayanannya dengan teknologi yang berbasis internet dan
komputer[ CITATION Rez19 \l 1033 ].
5. Society 5.0 (New Society)

Society 5.0 dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa


masalah yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi.
Pemerintah Jepang menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang
fisik konvergen atau dalam kata lain terintegrasi. Semua hal akan semakin
mudah dengan penggunaan artificial intelegence (AI) atau kecerdasan buatan
yang akan membantu kita memproses data sehingga kita menerima hasil yang
sudah jadi. Keterbatasan fisik kita akan dibantu dengan robot yang mudah
dikendalikan dengan komputer dan internet. Singkatnya semua hidup kita akan
serba praktis dan otomatis. Visi ini juga dikatakan akan memberikan dampak
positif terhadap ekonomi dan masalah-masalah sosial[ CITATION Rez19 \l 1033 ].

2.2.2 Generasi Millenial


Konsep tentang generasi sudah cukup lama menjadi topik pembahasan, menurut
Mannheim generasi adalah kelompok individu yang memiliki kesamaan dalam rentang
usia dan pengalaman dalam mengikuti sebuah atau berbagai peristiwa sejarah penting
dalam suatu periode waktu yang sama. Dan selanjutnya individu ini akan saling
memengaruhi dan membentuk karakter yang sama karena mereka melewati masa
sosio-sejarah yang sama. Lalu kemudian topik generasi ini dikembangkan oleh Strauss
dan Howe yang mendefinisikan generasi sebagai kelompok dari semua orang yang
lahir selama rentang waktu tertentu yang berkisar sekitar dua puluh tahun atau dalam
suatu fase yang dimulai dari masa kanak-kanak, dewasa muda, usia pertengahan dan
usia tua, yang kemudian memiliki sebuah kesamaan dalam sejarah, kepercayaan dan
perilaku. Terdapat hal yang menarik dari pendapat Strauss dan Howe adalah terdapat
kecenderungan setiap generasi akan cenderung menjadi oposisi generasi lainnya, hal
ini dikarenakan setiap generasi akan mencoba untuk memperbaiki dan
mengkompensasi atas apa yang mereka persepsikan terhadap generasi diatasnya atau
generasi yang berkuasa saat itu, sehingga akan memunculkan sebuah siklus
generasi[ CITATION Ali06 \l 1033 ].

2.2. Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan oleh Monovatra Predy Rezky yang berjudul “Generasi
Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5.0 dan Revolusi
Industri 4.0) di Bidang Pendidikan Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia”
menjelaskan bahwa Peran penting pendidikan dalam pembangunan bangsa dengan
jelas telah ditunjukkan secara yurudis formal dan praktik empiris operasional. SDM
yang diperlukan dalam bidang pendidikan adalah SDM yang berkualitas dalam
berfikir dan berbuat. Artinya, SDM yang menguasai IPTEK dan mengembangkannya
sehingga mereka memiliki kemampuan secara konseptual dan kemampuan teknis yang
dapat disumbangkan bagi peningkatan kualitas proses dan produk pendidikan. Untuk
itu, sangat penting upaya pengembangan SDM agar dapat menunjukkan peran penting
dan strategis pendidikan dalam transformasi sosial. Pengembangan SDM adalah upaya
peningkatan kualitas tenaga kependidikan, melalui pendidikan dan pelatihan. Terdapat
dua jenis pengembangan SDM, yaitu pengembangan secara formal dan secara
informal.
Penelitian yang dilakukan oleh Dessy Anapesy yang berjudul “Media Sosial
Twitter Sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa” menjelaskan bahwa
Adanya peran dari media sosial twitter dalam pembentukan pemikiran mahasiswa. Hal
ini terlihat dari postingan mereka menanggapi debat yang dilakukan di televisi dan
sanggahan yang mereka berikan kepada postingan tweet mahasiswa lainnya ataupun
persetujuan mereka terhadap pernyataan postingan dari mahasiswa lainnya.
Penyampaian pendapat mereka dalam media sosial twitter telah membutikan adanya
partisipasi politik mereaka seta tindakanya walaupun tidak secara langsung dilaukan
oleh mahasiswa tersebut. Media sosial twitter yang sekarang telah menjadi salah satu
media informasi utama mahasiswa dibuktikan dengan banyaknya postingan mereka
mengenai perkembangan yang terjadi disekitar mereka termasuk pengetahuan mereka
tentang politik. Dengan mereka saling mengomentari tweet yang disampaikan di
twitter telah membuktikan mereka mendapat pengetahuan baru lagi tentang dunia
politik. Mereka turut ikut serta dalam dunia politik walaupun tanpa mereka sadari.
Posisi media sosial twitter dalam hal ini adalah media dimana meraka membagikan
pengetahuan politik, pendapat mereka tentang perkembangan politik dan juga
mendapatkan informasi baru tentang dunia politik tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran


Pendidikan diyakini sebagai salah satu bidang yang memiliki peran penting dan
strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Bahkan menjadi faktor dominan di dalam
proses peningkatan kecerdasan bangsa. Betapa penting dan strategis peranan
pendidikan di dalam pembangunan bangsa, hal tersebut telah diakuai sejak
dirumuskannya UUD 1945. Tanpa bangsa yang cerdas tidak mungkin bangsa itu ikut
serta dalam percaturan global. Secara umum, terdapat dua orientasi pendidikan dalam
pembangunan bangsa, yaitu orientasi individual dan orientasi masyarakat. Orientasi
individual, pendidikan berperan dalam pembentukan insan terdidik (educated person)
yaitu melalui proses pengembangan potensi diri. Kemampun yang dimiliki oleh insan
terdidik merupakan sarana bagi pemahaman diri dan lingkungan, upaya adaptasi dan
partisipasi dalam perubahan, pelaku utama bagi perubahan (inovator), dan memiliki
orientasi prediktif dan antisipatif. Dengan demikian, manusia terdidik dapat menjadi
anutan bagi yang lainya (reference behavior) dan memiliki andil dalam membangun
masyarakat (society building). Untuk itu, manusia terdidik harus memiliki keunggulan
partisipatif bagi terwujudnya transformasi sosial yang menyeluruh.

Pengaruh Generasi Milenial


Menghadapi Era Society 5.0

Sumber Daya
Manusia

Pendidikan

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah generasi milenial yang
tergolong dalam kelahiran tahun awal 1980-an hingga awal 2000-an yang berada di
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling. Menurut Sugiyono accidental sampling merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu responden yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Pada penelitian ini mengambil data dari
sampel sekurang-kurangnya sejumlah 30 orang

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Data adalah sekumpulan nilai dari suatu fakta atau objek yang diyakini
kebenarannya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner. Kuesioner akan diberikan secara langsung kepada responden dan sebagian
responden yang tidak bisa ditemui langsung mengisi kuesioner melalui online. Metode
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden
untuk dijawabnya. Tanggapan responden dalam penelitian ini akan diukur
menggunakan skala Likert yang bernilai 1 hingga 4 untuk semua variabel yaitu
pengetahuan keuangan, sikap keuangan, gaya hidup, latar belakang keluarga, dan
keputusan investasi. Data pada penelitian ini merupakan data primer, yang diperoleh
peneliti secara langsung dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel,
atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data metode yang digunakan ini merupakan metode dokumentasi
yang berupa buku, surat kabar, majalah, jurnal dan lain sebagainya. Penggunaan metode ini
yang beralasan bahwa jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library
research), adapun tahap dalam pengumpulan data melaui beberapa proses.

3.4 Metode Analisis Data


Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini merupakan analisis
kualitatif, metode ini memiliki maksud bahwa analisis bertolak dari data-data bersumber dari
kesimpulan-kesimpulan umum. Adapun teknik yang digunakan dalam analisis datanya
menggunakan teknik analisis isi, yang merupakan penelitian yang dilakukan terhadap
informasi yang didokumentasikan, baik berupa gambar, suara, maupun tulisan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Generasi milenial dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi
memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam konstelasi tulisan ini,
generasi milenial sebagian besar tumbuh dan berkembangan melalui pendidikan, sehingga
pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial. Untuk itu, maka
pendidikan memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan
generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan, SDM yang kompeten tersebut
dicapai melalui proses pengembangan. Dengan demikian, SDM menjadi bagian penting
dalam proses pengembangan pendidikan bagi generasi milenial. Pendidikan merupakan suatu
sistem yang terdiri atas komponen-komponen saling yang saling terkait secara fungsional bagi
tercapainya pendidikan yang berkualitas. Setidaknya terdapat empat komponen utama dalam
pendidikan, yaitu:SDM, dana, sarana, perasarana, dan kebijakan[ CITATION Mel07 \l 1033 ].
Komponen SDM dapat dikatakan menjadi komponen strategis, karena dengan SDM
berkualitas dapat mendayagunakan komponen lainnya, sehingga tercapai efektivitas dan
efisiensi pendidikan. Di mana SDM berkualitas dapat dicapai dengan pengembangan SDM.
Selain itu, Hasibuan mengemukakan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Sedangkan menurut Bella,
pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan
keterampilan kerja, baik secara teknis maupun manajerial. Dimana, pendidikan berorientasi
pada teori dan berlangsung lama, sedangkan latihan berorientasi pada praktek dengan waktu
relatif singkat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secra aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UURI No.
20 Th. 2003: 2). Sedangkan latihan, secara implisit menjadi bagian dari pendidikan SDM
adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu (Hasibuan,
2007:243). Selanjutnya dijelaskan bahwa daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir
(modal dasar) sedangkan kecakapan adalah diperoleh dari usaha pendidikan. Daya fisik
adalah kekuatan dan ketahanan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan
tugas yang diembannya. Dengan demikian, SDM bidang pendidikan adalah kompetensi
fungsional yang dimiliki tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya[ CITATION
Ali06 \l 1033 ].
Sebagai seorang pendidik kita harus memiliki tanggung jawab untuk membawa
mereka bertahan dengan kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan peserta didik kita
dengan skill masa depan (future skill), dimana Revolusi Digital muncul dengan menekankan
pembaharuan serba teknologi di antaranya lewat pola digital economy (digitalisasi ekonomi),
artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam skala besar), robotic
(pemakaian robot sebagai tenaga kerja) . Generasi millenial sangat erat kaitannya dengan
Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Dimana revolusi ini
menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak
pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik,
padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau generasi millenial saat ini.
Apalagi di masa-masa sekarang generasi milenial mempunyai tantangan sendiri
menghadapi era revolusi industry Digital (SOCIETY 5.0 DAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0)
Revolusi digital mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau
generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi
internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia
tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.
Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi
aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat.
Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi
media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan
kehidupan manusia telah berubah secara fundamental. SDM yang berkualitas yang
dibutuhkan diperoleh melalui proses, sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan
pelatihan untuk mempersiapkan dan pengembangan kualitas SDM yang sesuai dengan
transformasi sosial. Menurut Tilaar (1998), terdapat tiga tuntutan terhadap SDM bidang
pendidikan dalam era globalisasi, yaitu SDM yang unggul, SDM yang terus belajar, dan SDM
yang memiliki nilai-nilai indigeneous. Terpenuhinya ketiga tuntutan tersebut dapat dicapai
melalui pengembangan SDM. Dalam upaya pengembangan SDM hendaknya berdasarkan
kepada prinsip peningkatan kualitas dan kemampuan kerja. Terdapat beberapa tujuan
pengembangan SDM, di antaranya adalah meningkatkan kompetensi secara konseptual dan
tehnikal;, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan efisiensi dan efektivitas,
meningkatkan status dan karier kerja, meningkatkan pelayanan terhadap klient, meningkatkan
moral-etis dan meningkatkan kesejahteraan.
Terdapat dua jenis pengembangan SDM, yaitu pengembangan SDM secara formal dan
secara informal. Pertama, pengembangan SDM secara formal yaitu SDM yang ditugaskan
oleh lembaga untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilaksanakan oleh lembaga
tersebut maupun lembaga diklat. Pengembangan SDM secara formal dilakukan karena
tuntutan tugas saat ini maupun masa yang akan datang. Dengan demikian, jenis
pengembangan ini dapat memenuhi kebutuhan kompetensi SDM yang bersifat empirical
needs dan predictive needs bagi eksistensi dan keberlanjutan lembaga. Kedua, pengembangan
SDM secara informal yaitu pengembangan kualitas SDM secara individual berdasarkan
kesadaran dan keinginan sendiri untuk meningkatkan kualitas diri sehubungan dengan
tugasnya. Banyak cara yang dapat dilakuklan SDM untuk meningkatkan kemampuannya,
namun jenis pengembangan ini memerlukan motivasi intrinsik yang kuat dan kemampuan
mengakses sumber- sumber informasi sebagai sumber belajar. Terdapat lima domain penting
dalam pengembangan SDM bidang pendidikan, yaitu: profesionalitas, daya kompetitif,
kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, dan kerja sama. Dimilikinya kemampuan
terhadap kelima domain tersebut merupakan modal utama bagi SDM dalam menghadapi
masyarakat ilmu (Knowledge Society) yang dinamis[ CITATION Ali06 \l 1033 ].
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Generasi milenial
juga mempunyai tantangan dalam menghadapi era baru dikehidupannya yakni era society 5.0.
Society 5.0 sebagai komplemen Revolusi Industri 4.0 perlu diarahkan pada peran generasi
milenial untuk kemajuan bangsa di masa mendatang. Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu
konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human centered) yang berbasis teknologi
(technology based). Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya peran-peran
manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas. Untuk itu maka diperlukannya
pemahaman society 5.0 yang berbasis spiritualitas dan kebudayaan sebagai bekal bagi proses
pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan. Melalui Society
5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi jutaan data yang
dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi
hal baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka
peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk
menjalani kehidupan yang lebih bermakna, meningkatkan kualitas hidup dan dapat
mewujudkan masyarakat yang dapat menikmati kehidupan sepenuhnya. Pada era ini teknologi
berkembang sangat luar biasa dan telah membawa perubahan yang sangat drastis kepada
generasi milenial. Perubahan mulai dirasakan dari bersosialisasi, cara berkomunikasi,
memperoleh informasi sampai cara berpikir dan tindakan terhadap permasalahan yang
dihadapi.

4.2 Saran
Untuk meningkatkan perkembangan dalam dunia pendidikan, generasi milenial harus
lebih kretaif lagi dalam menggunakan teknologi yang mana hal tersebut akan membantu
pendidikan Indonesia lebih maju lagi

DAFTAR PUSTAKA

Akbari, T. (2017). Personal Image Generasi Millennial Korban Cyberbullying pada Akun
Instagram dan Ask Fm di Jakarta. Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, 121-
130.

Ali, M. (2006). Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Melayu, H. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi.

Rezky, M., & Sutarto, J. (2019). Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi
Digital (Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0) di Bidang Pendidikan Melalui Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen, 1-9.

Anda mungkin juga menyukai