Ditetapkan di : Padang
Pada tanggal : ... Januari 2015
PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SELAKU PIMPINAN KONKERNAS II
I. PENDAHULUAN
Dalam era perubahan yang terus berlangsung dengan cepat sekarang ini, ada tiga
lingkup tantangan yang akan dihadapi PGRI. Tantangan itu antara lain, Pertama, tantangan
global yang menuntut kemampuan beradaptasi secara dinamis untuk kelangsungan
organisasi, dengan jalan mempertahankan dan meningkatkan eksistensi dan kiprah
organisasi PGRI di dunia internasional. Interaksi dengan dunia internasional akan
berlangusung dengan frekuensi tinggi. Untuk itu kesiapan kader PGRI dalam merespon
meningkatnya interaksi tersebut perlu disiasati dengan sebaik-baiknya. Kerjasama dengan
organisasi pendidikan dunia terutama dengan EducationInternational (EI) supaya terus
digalakkan dengan berbagai penyesuaian peran yang memberi bobot yang lebih besar pada
kiprah PGRI. Kedua,tantangan nasional menuntut PGRI untuk selalu berantisipasi dengan
cara melakukan reformasi internal secara dinamis dari segi struktur, kultur, substansi dan
sumber daya lainnya sesuai dengan kondisi yang sedang berkembang. Lahirnya Undang-
Undang tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang belum diikuti dengan perangkat hukum
pendukungnya yang lengkap, tersedianya pilihan organisasi guru yang lebih beragam dan
tumbuhnya aspirasi yang memperjuangkan hak-hak guru yang lebih kuat hendaknya dapat
diserap oleh PGRI. Ketiga, tantangan organisasional menuntut PGRI agar menjadi “the
learning organization” yaitu organisasi pembelajar, yang secara berkesinambungan
melakukan transformasi diri secara lebih baik dalam mengelola IPTEK, SDM, dan
mengantisipasi perubahan baik lokal, nasional, regional dan internasional.
Tantangan organisasional ditandai dengan; (1) berlakunya Undang-Undang Guru
dan Dosen membawa implikasi pada kesiapan PGRI untuk membantu menyiapkan, dan
menyempurnakan berbagai perangkat pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut; (2)
tuntutan kesejahteraan akan semakin tinggi oleh guru sesuai dengan undang-undang
tersebut. Tuntutan tersebut dapat saja mengaburkan tujuan utama dari undang-undang
yaitu peningkatan mutu guru dan pendidikan; (3) gerakan-gerakan yang muncul dari
berbagai aksi oleh guru menunjukkan lemahnya pengorganisasian dan tata cara
menyampaian aspirasi yang cendrung keras, oleh karena itu pelatihan tentang tata cara
penyampaian pendapat di muka umum supaya terus digalakkan; (4) anggaran pendidikan
nasional yang 20% dari APBN telah berhasil diperjuangkan, namun diperbagai daerah belum
tinduk pada pada keputusan tersebut kalau di lihat dari jumlah alokasi dana pendidikan
dalam APBDnya. Hal ini akan menjadi isu utama ke depan yang menjadi tuntutan organisasi.
karena itu pemberdayaan organisasi PGRI ditingkat lokal menjadi prioritas utama dalam
memperjuangkan peningkatan mutu guru dan pendidikan; dan, (5) tuduhan bahwa PGRI
bukan organisasi profesi perlu dijawab dengan meningkatkan aktivitas Asosiasi Profesi dan
Keahlian Sejenis serta memfungsikan Kode Etik dan Dewan Kehormatan organisasi.
Kongres XXI telah melakukan berbagai upaya pembaharuan yang harus segera
diimplementasikan dalam berbagai jenjang kepengurusan. Selanjutnya dalam menghadapi
tantangan nasional, sejak dini PGRI harus melakukan berbagai penataan yang berpangkal
pada pemberdayaan organisasi terutama yang berkisar pada terciptanya kualitas komunikasi
dan kualitas SDM.
Berdasarkan bahasan di atas maka Konkernas II PGRI hendaknya dapat
merumuskan program kerja yang lebih lengkap dalam merespon perkembangan
Internasional, perkembangan Nasional dan perkembangan organisasi.
II. UMUM
1. Program kerja tahun 2015 merupakan kelanjutan, perluasan, dan peningkatan program
kerja 2013/2014. Titik berat program kerja secara umum berupaya meningkatkan dan
memperluas hubungan kerjasama dan bermitra antara lain dengan :
a. Organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang relevan.
b. Lembaga legislatif DPR dan DPD baik secara kelembagaan maupun dengan fraksi
dan komisi/komite.
c. Instansi pemerintah seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi,Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Perumahan Rakyat RI, Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak,Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian
Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementerian ESDM.
Lembaga non departemen seperti BKKBN, Bappenas, MK (Mahkamah Konstitusi),
Bakohumas, LIPI, BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan),Lembaga Sensor Film
(LSF), dan BPPN (Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional).
d. Lembaga non pemerintah seperti Lembaga bantuan Hukum (LBH), Forum
Komunikasi Pembinaan Pendidikan Anak Indonesia (FKPPAI), Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Yayasan Bina Pembangunan (YBP), Kongres
Wanita Indonesia (KOWANI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), PT.
Telekomunikasi Indonesia, Intel Indonesia Corporation, Rottary Club,PT. Putera
Persada Nusantara (YAMAHA), Jaringan Pengamat Pendidikan New Indonesia.
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), ILO, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
1912, PT. Garuda Indonesia, PT. Merpati Nusantara, PT. Pelni.
e. Kerja sama dengan perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.
2. Melengkapi penyusunan kebijakan organisasi yang bertumpu pada jatidiri dan sifat
organisasi yang telah ditetapkan dalam kongres PGRI XVIII dan diperkuat pada
kongres XIX, Kongres XX, dan Kongres XXI yaitu organisasi profesi, perjuangan, dan
ketenagakerjaan yang bersifat unitaristik, independen, dan non partisan.
3. Menjabarkan program “Sapta Karsa PGRI” yang mengacu pada landasan
kebijakan organisasi serta memperjuangkannya melalui berbagai cara dan medan
sasaran antara lain; melakukan advokasi ke pemerintahan Kabinet Kerja.
4. Meneruskan program dan kerjasama yang telah terjalin selama ini dengan
menyempurnakan dan meningkatkan baik dengan lembaga pemerintah, dan
organisasi masyarakat lainnya untuk melanjutkan dan mensukseskan program
pengentasan kebodohan dan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup, menegakkan
demokrasi dan HAM, dan memperjuangkan agenda reformasi di segala bidang
terutama di bidang politik, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan.
5. Memberikan penghargaan kepada Bupati/Walikota dan pihak lain yang
peduli pada pendidikan dan khususnya pada kesejahteraan guru.
6. Menyelenggarakan seminar, serasehan, lokakarya dan/atau kegiatan sejenis
dalam bidang pendidikan dan ketenagakerjaan.
7. Meningkatkan prosentase Generasi Muda PGRI dan Wanita PGRI dalam kegiatan
Organisasi.
8. Memperjuangkan semakin banyak kader PGRI yang menduduki jabatan sebagai
anggota Legislatif DPR/DPRD dan DPD.
9. Mengintensifkan penarikan iuran PGRI sebagai darah yang menghidupi organisasi
dengan mengikutsertakan secara aktif pengurus PGRI Provinsi.
10. Mengoptimalisasikan pendataan anggota setidak-setidaknya mencapai 95% guru,
dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, dan Kementerian Agama.
11. Menegakkan Kode Etik Guru Indonesia dan megefektifkan keberadaan Asosiasi Profesi
dan Keahlian Sejenis.
12. Melaksanakan MoU antara PGRI dan Polri di setiap jenjang dan tingkatan organisasi
dalam menangani kasus-kasus yang menimpa guru.
13. Memperjuangkan secara terus menerus pemenuhan Anggaran pendidikan 20% dari
APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota diluar gaji guru.
14. Memperjuangkan diterbitkannya revisi Peraturan Pemerintah tentang Guru.
15. Memperjuangkan sistem penggajian khusus bagi guru.
16. Memperjuangkan upaya mengurangi kesenjangan kesejahteraan antara guru negeri
dan swasta.
17. Membantu guru dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
18. Memperjuangkan agar dibentuknya badan khusus/staf khusus kepresidenan yang
membidangi pendidikan.
19. Memperjuangkan agar terpenuhinya standar pelayanan minimum dalam bidang
pendidikan.
20. Memperjuangkan agar birokrasi pendidikan dijabat oleh mereka yang mengerti
pendidikan dan berlatar belakang guru.
21. Memperjuangkan penyelenggaraan pendidikan dasar yang bermutu dengan terus
meningkatkan pembinaan dan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
22. Memperjuangkan peraturan pemerintah tentang perlindungan guru.
23. Memperjuangkan dibentuknya Komisi Nasional Perlindungan guru.
24. Menyusun pokok-pokok pikiran tentang sistem pendidikan guru, rekrutmen, dan
pembinaan guru.
25. Memperjuangkan anggaran pelaksanaan kewenangan organisasi profesi guru.
26. Merancang program yang melibatkan secara aktif seluruh tatanan organisasi PGRI di
semua tingkatan baik perangkat kelengkapan organisasi dan badan khusus, serta
organisasi profesi dan keahlian sejenis perlu dirumuskan secara jelas dan rinci
sehingga mengikat semua tatanan organisasi. Rancangan program tersebut antara lain
:
a. Membangun sistem informasi PGRI yang terintegrasi agar penampilan organisasi
lebih modern dan dengan tujuan memudahkan pemberian pelayanan informasi
kepada anggota.
b. Menyebarkan Majalah Suara Guru sampai ke tingkat cabang serta cara dan
mekanisme pembayaran uang langganan.
c. Menerbitkan jurnal PGRI secara periodik sebagai ciri PGRI sebagai organisasi profesi.
d. Merevitalisasi induk koperasi PGRI, Pusat Koperasi PGRI, dan primer koperasi.
e. Meningkatkan kinerja LKBH di pusat dan di daerah.
f. Merehabilitasi Gedung Guru Indonesia agar lebih layak digunakan untuk berbagai
kegiatan organisasi maupun penggunaan yang bersifat komersial.
g. Melaksanakan peran dan fungsi BPLP PGRI sebagai perangkat kelengkapan yang
dapat mendukung kegiatan PGRI di semua jenjang dan tingkatan organisasi.
h. Melakukan pembinaan organisasi, pengkaderan, penertiban, penataan, dan
pengelolaan anggota baru.
i. Merintis pendirian Rumah Sakit Guru dengan cara mengumpulkan bahan dan
informasi untuk menunjang pendiriannya.
Kaderisasi
C. Keuangan
D.
Aset
1. Pengadaan dan Mendata aset dan Terdatanya aset dan Januari – Desember
Inventarisasi pengadaan sarana pengadaan sarana
sarana prasarana prasarana milik PGRI prasarana milik PGRI
dari satuan pendidikan
dari satuan pendidikan
PGRI di seluruh
PGRI di seluruh Indonesia
Indonesia
2. Penertiban status Menertibkan aset milik Tertibnya aset milik Januari – Desember
kepemilikan tanah PGRI PGRI
dan bangunan
3. Pemeliharaan dan Melaksanakan Terawatnya aset PGRI Januari – Juli
perawatan Aset perawatan Aset
DIKDASMEN
A. Identifikasi Sekolah
1. Memiliki basis 1.1 Membuat profil Tersajinya basis data Januari – Juni
data sekolah sekolah/data pokok sekolah
1.2 Mengklasifikasikan
sekolah berdasar
NO PROGRAM KEGIATAN HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN
1.2.1 sekolah
standar
1.2.2 sekolah
rintisan
1.2.3 sekolah
standar
nasional
1.2.4 sekolah
unggulan
berwawasan
Internasional
2. Membangun 2.1 Mendorong Terbangunya basis data
sistem informasi pengadaan sekolah
peralatan ICT
2.2 Melatih
ketrampilan
pendidik dan
tenaga
kependidikan
3. Meningkatkan Membangun Terbangunnya Januari – Juni
networking networking networking
persekolahan melalui Persekolahan PGRI
jaringan informasi
B. Pembinaan kelembagaan
C. Pembinaan ketenagaan
Juni – September
1. Guru Memfasilitasi guru Terciptanya
dalam: kemudahan dalam
urusan guru
1.1 Pendataan guru
DPK, GTY, GTT
1.2 Meningkatkan
jumlah guru yang
memenuhi standar
kualifikasi sertifikasi
1.3 Melaksanakan
diklatkerjasama
dengan Kemdikbud
1.4 Meningkatkan
NO PROGRAM KEGIATAN HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN
Januari – Desember
2. Tenaga Menginventarisasi Terdatanya kebutuhan
kependidikan kebutuhan tenaga tenaga kependidikan
kependidikan pada pada sekolah PGRI
sekolah PGRI
Meningkatkan Terciptanya guru yang
profesionalisme profesional
tenaga kependidikan
sekolah PGRI
E. Pembinaan perpustakaan
F. Pembinaan lingkungan
Mei
Pembinaan sekolah Meningkatkan Terbinanya sekolah
berwawasanlingkung kewajiban menanam berwawasan
an pohon satu guru satu lingkungan
pohon dan satu siswa
satu pohon yang
ditanam bersama-
sama
Pembelajaran
lingkungan hidup
dengan cara
membuang sampah
pada tempatnya
PAUDNI
Menyesuaikan Bidang
Garapan Paudni
YPLP/PPLP
PGRIdengan
PermendiknasNo. 36
tahun 2010
Pembinaan TK/PAUD
PGRI
Pelatihan guru
TK/PAUD PGRI
Mendirikan PAUD
PGRI dari dana rintisan
pemerintah/pemerinta
h daerah
Pembentukan forum
silaturahmi guru
TK/PAUD PGRI
Memperjuangkan guru
TK/PAUD PGRI
menjadi PNS.
Mempercepatsertifikas
NO PROGRAM KEGIATAN HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN
IV. PENUTUP
Kecuali program yang bersifat khusus untuk Pengurus Besar PGRI dan perangkat kelengkapan
organisasi tingkat nasional, program ini bersifat umum untuk seluruh tingkatan organisasi.
Pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi, kondisi, urgensi dan daya dukung yang ada di daerah
maupun di tempat masing-masing.
Program kerja tahun 2015merupakan realisi hasil Kongres XXI PGRI. Keberhasilan program ini
sangat bergantung pada kesadaran, dediksi, idealisme, kebersamaan, kesatubahasaan dan
kesungguhan seluruh pemimpin dan anggota PGRI di tingkat pusat sampai di daerah-daerah.
Semoga berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dilimpahkan pada kita semua.
Ditetapkan di : Padang
Pada tanggal : Januari 2015
PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SELAKU PIMPINAN KONKERNAS II