MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES XI IGTKI-PGRI TENTANG
PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA IGTKI-PGRI
PERTAMA : Mengadakan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sesuai dengan perkembangan keadaan
organisasi IGTKI-PGRI sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Menyatakan berlakunya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga IGTKI-PGRI yang disempurnakan itu di seluruh
jenjang dan Jajaran organisasi IGTKI-PGRI.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 5 Agustus 2022
PENGURUS PUSAT
SELAKU
PIMPINAN KONGRES XI IGTKI-PGRI
ANGGARAN DASAR
IKATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK INDONESIA
PEMBUKAAN
Bahwa salah satu tujuan Kemerdekaan Indonesia ialah memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Satu-satunya alat untuk mencapai maksud tersebut ialah pendidikan serta pengajaran berdasarkan
Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal, dan Guru Taman Kanak -Kanak merupakan pelaksana utama pendidikan
Taman Kanak -Kanak, yang menghimpun dirinya kedalam satu organisasi.
Guru sebagai ujung tombak pelaksana pembangunan pendidikan dituntut memiliki integritas dan
kem ampuan profesional yang tinggi agar mampu melaksanakan pengabdiannya dalam
mecerdaskan anak usia TK generasi penerus bangsa. IGTKI-PGRI senantiasa berupaya membina
dan meningkatkan harkat dan martabat guru TK melalui peningkatan kompetensi dan
kesejahteraannya.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka di susunlah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga IGTKI-PGRI sebagai berikut:
BAB I
NAMA, SIFAT, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
1) Organisasi ini bernama Ikatan Guru Taman Kanak -Kanak Indonesia di Singkat IGTKI.
2) IGTKI didirikan pada tanggal 22 Mei 1950 di Jakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.
3) Pada Kongres IV IGTKI tahun 1985 di Jakarta, IGTKI manunggal kedalam PGRI namun
tetap mandiri dalam IGTKI sehingga nama organisasi menjadi IGTKI-PGRI
4) IGTKI-PGRI adalah organisasi profesi guru Taman Kanak-kanak yang independen, dan
PGRI adalah mitra sejajar.
5) Pimpinan organisasi tingkat Pusat berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia.
BAB II
DASAR
Pasal 2
Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres.
BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 4
VISI:
Terwujudnya organisasi profesi yang dinamis, profesional dan bermartabat dengan anggota yang
berakhlak mulia dalam keragaman agama , budaya serta berwawasan global.
Pasal 5
MISI :
BAB V
TUJUAN
Pasal 6
BAB VI
TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
BAB VII
KODE ETIK DAN IKRAR GURU INDONESIA
Pasal 10
1) IGTKI-PGRI memiliki dan melaksanakan Kode Etik dan Ikrar Guru Indonesia
2) Kode Etik dan Ikrar Guru Indonesia tersebut dalam ayat (1) Pasal ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan tersendiri.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 11
1) IGTKI-PGRI memiliki atribut yang terdiri dari Lambang, Panji, Mars, Hymne, Mars Porseni,
Bendera Porseni,Pakaian Seragam, dan Lencana.
2) Atribut organisasi tersebut pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 12
BAB X
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK-HAK ANGGOTA
Pasal 13
KEANGGOTAAN
Yang dapat menjadi anggota IGTKI-PGRI ialah warga Negara Republik Indonesia yang
berprofesi sebagai Guru Taman Kanak-Kanak baik pegawai negeri maupun swasta, pensiunan
Guru Taman Kanak -Kanak, Pengawas Taman kanak-kanak, Tenaga Kependidikan Taman Kanak
- kanak, para pakar Pendidikan Anak Usia Dini dan Pensiunan pengawas.
Pasal 14
PERSYARATAN
Syarat, cara dan jenis/macam keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 15
KEWAJIBAN
Pasal 16
HAK-HAK ANGGOTA
BAB XI
BADAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
PENCALONAN DAN PEMILIHAN
Pasal 21
PENGESAHAN KEPENGURUSAN
BAB XII
FORUM ORGANISASI
Pasal 22
BAB XIII
DEWAN PENASIHAT PASAL 23
BAB XIV
PERBENDAHARAAN
Pasal 24
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 25
BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 26
Hal-hal yang belum dituangkan dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan atau Peraturan Organisasi.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK INDONESIA
BAB I
KODE ETIK DAN IKRAR GURU INDONESIA
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
JENIS KEANGGOTAAN
1) Anggota Biasa
2) Anggota Luar Biasa
3) Anggota Kehormatan
Pasal 3
Anggota Biasa
Anggota Biasa adalah Guru Taman Kanak-Kanak baik negeri maupun swasta, yang masih
aktif bertugas di Taman Kanak-Kanak, Pensiunan Guru TK, dan Pengawas TK.
Pasal 4
Anggota Luar Biasa
Anggota Luar Biasa adalah para pakar dan pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini .
Pasal 5
Anggota Kehormatan
Pasal 6
Tata Cara Penerimaan Keanggotaan
Anggota Biasa
1. Keanggotaan diperoleh sesudah mengajukan permintaan kepada Pengurus Kecamatan
2. Pada instansi tingkat nasional dan satuan pendidikan Indonesia diluar
negeri, Keanggotaannya diurus dan ditangani oleh Pengurus Pusat IGTKI-
PGRI.
Pasal 7
Anggota Luar Biasa
Pasal 8
Hak Anggota
Pasal 9
Kewajiban Anggota
Pasal 10
Tindakan Disiplin
BAB III
ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
Pasal 11
BAB IV
ORGANISASI TINGKAT PROVINSI
Pasal 12
Pengurus Provinsi
1) Dalam satu provinsi tidak boleh didirikan Pengurus Provinsi yang lain:
2) Jika wilayah satu provinsi berkembang menjadi lebih dari satu provinsi yang
sederajat, dapat didirikan organisasi IGTKI-PGRI yang baru dengan tata cara sebagai
berikut :
a. Pengurus IGTKI-PGRI induk mengadakan konferensi khusus yang dihadiri
oleh Pengurus Pusat IGTKI-PGRI
b. Konferensi khusus menetapkan pengurus IGTKI-PGRI Provinsi baru
sebagai penanggung jawab organisasi di Provinsi tersebut
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab penyelenggararaan
konferensi berlaku pula bagi penyelenggaraan konferensi khusus di setiap
tingkatan.
3) Perangkat kelengkapan organisasi IGTKI-PGRI terdiri dari: Pengurus IGTKI-PGRI
Provinsi, Konferensi Provinsi, Konferensi Provinsi luar biasa, Konferensi Kerja Provinsi,
Rakorpimprov, dan rapat-rapat IGTKI-PGRI Provinsi.
4) Dewan penasihat IGTKI-PGRI
Pasal 13
Pengesahan dan Penolakan Pengurus IGTKI-PGRI Provinsi
Pasal 14
Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Pengurus Provinsi.
BAB V
PENGURUS IGTKI-PGRI KABUPATEN/KOTA
Pasal 15
WILAYAH KEPENGURUSAN KABUPATEN/KOTA
Anggaran Rumah Tangga Bab IV Pasal 13 berlaku juga bagi pasal ini dengan ketentuan bahwa
yang berhak memberikan atau menolak permintaan pengesahan Pengurus Kabupaten/Kota
adalah Pengurus Provinsi dengan mempertimbangkan usulan dan pendapat Pengurus
Kabupaten/Kota bersangkutan.
Pasal 17
Pembekuan, Pencairan dan Pembubaran Pengurus Kabupaten/ Kota.
Anggaran Rumah Tangga Bab IV Pasal 14 berlaku juga bagi Pasal ini dengan pertimbangan
usul/pendapat Pengurus Kabupaten/Kota pembubaran Pengurus Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Pengurus Provinsi dengan mempertimbangkan usul/pendapat Pengurus
Kabupaten/Kota.
BAB VI
PENGURUS IGTKI-PGRI KECAMATAN
Pasal 18
WILAYAH KEPENGURUSAN
Pasal 19
Pengesahan dan Penolakan Pengurus Kecamatan.
Anggaran Rumah Tangga bab IV pasal 13 berlaku pula bagi pasal ini dengan ketentuan bahwa
yang berhak memberikan atau menolak permintaan pengesahan adalah Pengurus
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan usulan dan pendapat Pengurus Kecamatan yang
bersangkutan.
Pasal 20
Pembekuan, Pencairan Dan Pembubaran Pengurus Kecamatan
Anggaran Rumah Tangga Bab IV pasal 14 berlaku pula bagi pasal ini dengan ketentuan bahwa
yang berhak menetapkan pembekuan, pencairan, dan pembubaran adalah Pengurus Kabupaten/
Kota dengan memperhatikan usulan dan pendapat Pengurus Kecamatan yang bersangkutan.
BAB VII
SYARAT-SYARAT ANGGOTA PENGURUS PUSAT, PENGURUS PROVINSI,
PENGURUS KABUPATEN/KOTA DAN PENGURUS KECAMATAN
Pasal 21
Yang berhak menjadi pengurus IGTKI-PGRI adalah anggota biasa yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
2) Memiliki keberanian serta integritas yang tinggi untuk membela memajukan
organisasi secara demokratis dan independen.
3) Anggota IGTKI-PGRI yang telah membuktikan peran serta aktif dalam kepengurusan
dan atau organisasi.
4) Pernah menduduki jabatan dalam kepengurusan organisasi IGTKI-PGRI baik di jenjang
Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan.
5) Pengawas Taman Kanak-Kanak yang masih aktif, dapat menduduki jabatan pengurus
IGTKI-PGRI pada jabatan bukan pengurus inti.
6) Pensiunan Pengawas Taman Kanak-kanak yang Kembali ke TK dapat menduduki
jabatan Pengurus IGTKI-PGRI di setiap jenjang.
7) Bertugas dan berdomisili di tempat kedudukan pengurus sesuai dengan tingkatannya.
8) Tidak merangkap jabatan Pengurus Inti IGTKI-PGRI tingkat lainnya
9) Tidak merangkap jabatan pengurus inti di organisasi lain
10) Tidak merangkap kepengurusan dua komponen pendidikan Taman Kanak-kanak lainnya.
11) Sehat jasmani dan rohani, bersih, Jujur, berkepribadian, bertanggung jawab, profesional
di bidangnya, terbuka dan berwawasan luas.
12) Semua jenjang Kepengurusan dengan kuota minimal 40% pengurus lama dan
maksimal 60% pengurus yang baru.
BAB VIII
PENGURUS PUSAT
Pasal 22
Susunan Pengurus Pusat IGTKI-PGRI sebanyak 13-15 (lima belas) orang atau disesuaikan
dengan kondisi dan situasi terdiri dari :
1. Ketua Umum
2. Ketua
3. Ketua
4. Ketua
5. Sekretaris umum
6. Sekertaris
7. Sekertaris
8. Bendahara umum
9. Bendahara
10. Bidang Organisasi
11. Bidang Pendidikan dan
Keprofesian (di tambah Seksi
Litbang)
12. Bidang PORSENI
13. Bidang Humas & Kesejahteraan
Pasal 23
Pemilihan Pengurus Pusat
Pasal 24
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat
Pasal 25
Masa Bakti Kepengurusan
1) Pengurus Harian/Inti yang terpilih disetiap jenjang dapat menjabat paling lama 2
kali (masa bakti) kepengurusan.
2) Pengurus Harian/Inti yang dimaksud pada ayat (1) masih dapat dipilih kembali
untuk masa Bakti ke-3 dan seterusnya, pada posisi yang lain.
Pasal 26
Dewan Pembina Pengurus Pusat
Pasal 27
Dewan Penasihat Pengurus Pusat
1) Atas usul Pengurus Pusat Kongres menetapkan Dewan Penasihat Pengurus Pusat
terdiri dari :
a. Direktur PAUD Ditjen PAUD dan DIKMAS
b. Direktur PGTK PAUD & DIKMAS Ditjen Guru dan Tenaga
Kependidikan.
c. Mantan Ketua Umum PP IGTKI-PGRI
d. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI
2) Penasihat bertugas memberikan nasihat, saran-saran, dan pertimbangan kepada
Pengurus Pusat baik diminta maupun tidak
3) Masa jabatan Dewan Penasihat Pusat sama dengan Pengurus Pusat.
BAB IX
PENGURUS PROVINSI
Pasal 28
Susunan Pengurus Provinsi adalah minimal 9 (sembilan) orang, maksimal 13 (tiga belas)
orangatau disesuaikan dengan kondisi dan situasi, yang terdiri dari :
1. Ketua
2. Wakil ketua
3. Wakil ketua
4. Sekretaris
5. Wakil Sekertaris
6. Bendahara
7. Wakil Bendahara
8. Bidang Organisasi
9. Bidang Pendidikan dan
Keprofesian. Ditambah Seksi
Litbang
10. Bidang PORSENI.
11. Bidang Humas, dan Kesejahteraan
Pasal 29
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Provinsi
1) Anggaran Rumah Tangga pasal 24 berlaku juga pada pasal ini disesuaikan
dengan tingkat kepengurusannya.
2) Pengurus Provinsi bertanggung jawab membuat laporan kepada Pengurus Pusat
setiap Konferensi Kerja Nasional I dan II, serta Kongres (3x dalam 1 periode
kepengurusan)
Pasal 30
Pemilihan Pengurus Provinsi
1) Pengurus Provinsi dipilih oleh Konferensi Provinsi yang diadakan setelah Masa
Bakti kepengurusan Provinsi yang lama berakhir.
2) Calon Pengurus Provinsi harus tercantum didalam daftar nama calon yang disahkan
oleh Konferensi.
3) Pemilihan Pengurus Provinsi dipimpin oleh Pengurus Pusat IGTKI-PGRI yang
bertugas menyelenggarakan pemilihan sesuai tata cara yang diatur tersendiri dalam
instrument pemilihan Pengurus Provinsi.
4) Konferensi memilih secara berturut-turut Ketua, 2 (dua) orang wakil ketua dalam
satu paket, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus terpilih ini disebut Pengurus Inti.
5) Kelima pengurus terpilih tersebut bertindak selaku formatur dengan wewenang dari
Konferensi untuk melengkapi susunan dan personalia Pengurus Provinsi seperti
dimaksud dalam BAB IX Pasal 28 Anggaran Rumah Tangga.
6) Serah terima Pengurus Provinsi kepada yang baru dilakukan paling lambat 1 (satu)
bulan setelah konferensi Provinsi.
7) Dalam hal terjadi kekurangan atau kekosongan anggota pengurus pengisiannya dilakukan
melalui Rapat Pengurus Provinsi, kemudian dilaporkan kepada Konferensi Kerja
Provinsi
8) Pengurus IGTKI-PGRI Provinsi dila
9) ntik oleh Pengurus Pusat dan mengucapkan janji dihadapan Peserta Konferensi.
10) Masa Bakti pengurus Provinsi adalah 5 (lima) tahun
Pasal 31
Dewan Pembina Pengurus Provinsi
Pasal 32
Dewan Penasihat Provinsi
BAB X
PENGURUS KABUPATEN/KOTA
Pasal 33
Susunan Pengurus Kabupaten / Kota sembilan (9-11) orang atau disesuaikan dengan kondisi
dan situasi yang terdiri dari.
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil Bendahara
7. Bidang Organisasi
8. Bidang Pendidikan
Seksi LItbang
9. Bidang Porseni dan Kesejahteraan
Pasal 34
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kabupaten / Kota
1) Anggaran Rumah Tangga Bab IX pasal 29 berlaku juga pada pasal ini disesuaikan
dengan tingkat kepengurusannya.
2) Pengurus Kabupaten/Kota bertanggung Jawab dan mengirimkan laporan kepada
pengurus setingkat lebih tinggi setiap 1 tahun sekali.
Pasal 35
Pasal 36
Pembina Kabupaten/Kota
Pasal 37
Dewan Penasihat Kabupaten/Kota
BAB XI
PENGURUS KECAMATAN
Pasal 38
Susunan Pengurus Kecamatan Tujuh (7-9) orang atau disesuaikan dengan kondisi dan situasi
terdiri dari :
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Bidang Pendidikan dan Profesi
7. Bidang PORSENI dan Kesejahteraan
Pasal 39
Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus Kecamatan
Anggaran Rumah Tangga pasal 34 berlaku juga pada pasal ini disesuaikan dengan tingkat
kepengurusannya.
Pasal 40
Pemilihan Pengurus Kecamatan
Pasal 41
Pembina Pengurus Kecamatan
Pasal 42
Dewan Penasihat Pengurus Kecamatan
BAB XII
Forum Organisasi
Pasal 43
Jenis Forum Organisasi
1. Kongres
2. Kongres Luar Biasa
3. Konferensi Kerja Nasional
4. Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional (Rakorpimnas).
5. Konferensi IGTKI-PGRI Provinsi
6. Konferensi Luar Biasa IGTKI-PGRI Provinsi
7. Konferensi Kerja IGTKI-PGRI Provinsi
8. Rapat Koordinasi Pimpinan Provinsi (Rakorpimprov)
9. Konferensi IGTKI-PGRI Kabupaten/Kota
10. Konferensi Luar Biasa IGTKI-PGRI Kabupaten/Kota
11. Konferensi Kerja IGTKI-PGRI Kabupaten/Kota
12. Rapat Koordinasi Pimpinan Kab/Kota (Rakorpimkab/kot)
13. Konferensi IGTKI-PGRI Kecamatan
14. Konferensi luar biasa IGTKI-PGRI kecamatan
15. KonferensiKerja IGTKI-PGRI Kecamatan
16. Rapat Kerja IGTKI-PGRI Kecamatan.
BAB XIII
KONGRES
Pasal 44
Pasal 45
PESERTA KONGRES
Pasal 46
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 48
Panitia Pemeriksa Keuangan/Inventaris
Pasal 49
Panitia Pemeriksa Mandat
1) Pengurus Pusat membentuk Panitia Pemeriksa Mandat dan hak suara, yang bertugas :
a. Memeriksa mandat dan hak suara Kabupaten/Kota yang mengirimkan utusannya
ke Kongres.
b. Melaporkan hasilnya kepada Kongres
2) Panitia beranggotakan 3 orang dari 3 Pengurus Provinsi
3) Panitia wajib menyelesaikan tugasnya sebelum sidang pertama Kongres dimulai.
BAB XIV
KONFERENSI KERJA NASIONAL
Pasal 50
STATUS
1) Konferensi Kerja Nasional adalah rapat antar Pengurus IGTKI-PGRI Provinsi yang
diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat dan merupakan instansi
tertinggi dibawah Kongres.
2) Tugas Konferensi Kerja Nasional ialah menetapkan garis kebijakan yang belum ada
dalam keputusan kongres selama masa antara Kongres
3) Pengurus IGTKI-PGRI Provinsi ikut bertanggung jawab tentang Konferensi
Kerja Nasional kepada Kongres
Pasal 51
WAKTU
Pasal 52
PESERTA KONFERENSI KERJA NASIONAL
Pasal 53
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 54
KEWAJIBAN KONFERENSI KERJA NASIONAL
1. Membahas dan menilai cara pelaksanaan Keputusan Kongres oleh Pengurus Pusat
2. Menetapkan ketentuan-ketentuan Umum, Rencana Kerja Tahunan dan kebijakan
yang bersifat Nasional yang belum ditetapkan dalam Kongres baik kedalam maupun
keluar yang tidak bertentangan dengan Keputusan Kongres
3. Menentukan penggantian anggota pengurus harian/inti terpilih Pengurus Pusat apabila ada
yang berhalangan tetap, berhenti dan atau diberhentikan sebelum yang berhalangan tetap,
berhenti dan atau diberhentikan sebelum masa jabatan berakhir
4. Konferensi Kerja Nasional Pertama Masa Bakti kepengurusan wajib menetapkan program
kerja Pengurus pusat selama 4 tahun.
5. Konferensi Kerja Nasional kedua berkewajiban mempersiapkan segala
kebutuhan Kongres berikutnya, dan menentukan Program Kerja satu tahun
sampai dengan pelaksanaan Kongres berikutnya.
BAB XV
KONFERENSI PROVINSI
Pasal 55
WAKTU
1) Konferensi Provinsi diadakan oleh Pengurus IGTKI – PGRI Provinsi setiap lima tahun.
2) Konferensi luar biasa IGTKI-PGRI Provinsi dapat diadakan :
a. Atas permintaan Konferensi Kerja IGTKI-PGRI Provinsi berdasarkan keputusan
2/3 (dua per tiga) suara yang hadir.
b. Atas permintaan lebih dari 1/2 (seper dua) jumlah Kabupaten/Kota
c. Jika Pengurus Provinsi menganggap perlu dan disetujui Konferensi Kerja Provinsi
d. Atas permintaan Pengurus Pusat
3) Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah salah satu dan atau semua permintaan tersebut ayat
(2) butir a, b, c, dan d diterima, Pengurus IGTKI- PGRI Provinsi wajib menyelenggarakan
Konferensi luar biasa tersebut.
Pasal 56
PESERTA KONFERENSI PROVINSI
Pasal 57
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 58
ACARA KONFERENSI PROVINSI
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 48 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesauikan dengan tingkatannnya
Pasal 59
PANITIA PEMERIKSA MANDAT PROVINSI
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 49 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannnya
Pasal 60
PANITIA PEMERIKSA KEUANGAN PROVINSI
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 50 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannnya
Pasal 61
KONFERENSI KERJA PROVINSI
BAB XVI
KONFERENSI KABUPATEN/KOTA
Pasal 62
WAKTU
Pasal 63
PESERTA KONFERENSI KABUPATEN/KOTA
Pasal 64
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII Pasal 48 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 66
Pemeriksa Keuangan
Pasal 67
Pemeriksa Mandat
Pada dasarnya ketentuan anggaran rumah tangga Bab XIII pasal 50 berlaku pula bagi pasal ini
dan disesuaikan dengan tingkatannya
Pasal 68
Konferensi Kerja Kabupaten /Kota
BAB XVII
KONFERENSI KECAMATAN
Pasal 69
Pasal 70
Peserta Konferensi Kecamatan
Pasal 71
Hak Bicara dan Hak Suara
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 50 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannya
Pasal 73
Pemeriksa Keuangan
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 49 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannya
Pasal 74
Acara Konferensi Kecamatan
Pada dasarnya ketentuan Anggaran Rumah Tangga Bab XIII pasal 48 berlaku pula bagi pasal
ini dan disesuaikan dengan tingkatannya
BAB XVIII
RAPAT PENGURUS DAN PERTEMUAN LAIN
Pasal 75
Rapat Pengurus
Pasal 76
Pertemuan Lain
1. Pertemuan lain dapat diselenggarakan oleh badan pimpinan organisasi di semua tingkat
apabila diperlukan,
2. Rapat Koordinasi Pimpinan Pengurus Provinsi Tingkat Nasional dilaksanakan setiap
2 tahun sekali oleh Pengurus Pusat.
3. Rapat Koordinasi Pimpinan Pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kota Tingkat
Nasional dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu masa bakti Kepengurusan oleh
Pengurus Pusat.
BAB XIX
PERBENDAHARAAN
Pasal 77
1. Setiap Anggota Wajib Membayar Iuran anggota sebesar Rp. 5.000,- (Lima Ribu
Rupiah) per anggota perbulan, dengan pembagian sebagai berikut :
- Pengurus Kecamatan 40% = 2.000
- Pengurus Kabupaten/Kota 30% =1.500
- Pengurus Provinsi 20 % = 1.000
- Pengurus Pusat 10 % = 500
2. Kekayaan/Inventaris organisasi wajib diinventarisasikan dan menjadi bagian
pertanggungjawaban Pengurus di semua jenjang kepengurusan.
BAB XX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 78
ATRIBUT
I. Bendera/Panji
Ukuran : Panjang : Lebar = 3 : 2 Warna dasar krem (contoh: 150cm x 100cm)
II. Papan nama pengurus
Ukuran : panjang : lebar = 3 : 2 (contoh: 150cm x 100cm)
III. PAKAIAN SERAGAM
a. Seragam resmi (Pakaian Sipil Lengkap / PSL)
- Wanita : Kain batik parang klitik Kebaya krem model
Kartini. Selendang/Kerudung warna coklat
- Pria : Baju batik parang klitik, lengan panjang Celana panjang, warna
krem Seragam resmi dipakai pada :
Acara-acara resmi sesuai undangan, seperti menghadiri undangan- undangan resmi, di
Istana, Gubernuran Kabupaten/Kota , dan lain-lain, Untuk
membudayakan/melestarikan pakaian kebaya nasional : Kebaya warna krem dan sudah
dibordir model kartini, yang memakai jilbab menyesuaikan.
b. Seragam Kerja (Pakaian Dinas Lapangan : PDL)
- Wanita : Rok bawah warna krem
Blus dalam, warna coklat tua dengan kerah letak panjang rok 10 cm dibawah lutut.
Untuk pemakai busana muslim panjang rok disesuaikan, kerudung warna coklat,
tas dan sepatu warna hitam
- Pria : Semi jas warna krem, Sepatu warna hitam.
Seragam kerja dipakai pada : Kegiatan keluar atas nama Organisasi IGTKI-PGRI,
dan acara-acara resmi IGTKI-PGRI.
c. Pakaian Sipil Harian (PSH)
- Wanita : Rok dan Blus semi jas Biru merk Yasuka Blus dalam warna putih
dengan kerah. Pemakai busana muslim panjang rok disesuaikan, kerudung warna
putih. Tas dan sepatu warna hitam
- Pria : Setelan semi jas biru merk Yasuka. Sepatu warna hitam Pakaian
Sipil Harian dipakai pada Kegiatan intern/rapat rutin IGTKI- PGRI disemua
jenjang kepengurusan.
d. Batik Nasional
Seragam batik wajib dimiliki oleh seluruh anggota IGTKI-PGRI
- Wanita : Blus semi jas, Rok warna putih tulang, bagi yang menggunakan
kerudung warna putih tulang, sepatu dan tas warna hitam
- Pria : Kemeja lengan panjang, celana panjang warna putih tulang, sepatu warna
hitam. Digunakan pada saat tanggal 22 setiap bulan, dan pemakaian diatur oleh
masing masing daerah.
Pasal 79
IV. Lencana
Ukuran : Garis tengah 3 cm
Bentuk : Segi Lima lambang Bunga Fatma
BAB XXI
PERUBAHAN
Pasal 80
BAB XXII
Pasal 81
TATA CARA PEMILIHAN
Tata Cara pemilihan Pengurus Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota diatur sebagai berikut :
i. Persiapan
1) Pembentukan Panitia Pemilihan dengan Surat Keputusan
2) Penyusunan Tata Tertib Pemilihan
3) Menyiapkan Instrumen :
a. Daftar calon (susunan sesuai abjad)
b. Daftar Hak Suara sesuai dengan tingkatannya
c. Kartu Suara / Kotak Suara
d. Berita Acara Pemilihan
e. Rancangan Keputusan
BAB XXIII
PENUTUP
Pasal 82
1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan
Pengurus Pusat dan di pertanggung jawabkan pada Kongres.
2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 5 Agustus 2022
PENGURUS PUSAT
SELAKU
PIMPINAN KONGRES XI IGTKI-PGRI