Anda di halaman 1dari 11

Lampiran : Keputusan Konferensi Kabupaten XXII PGRI Kuningan Tahun 2020

Nomor : IV/KONKAB KNG/XXII/2020


Tanggal : 09 Juli 2020
Tentang :
RANCANGAN PROGRAM UMUM
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
KABUPATEN KUNINGAN
MASA BAKTI XXII TAHUN 2020-2025

Program umum PGRI Kabupaten Kuningan Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025 disusun dengan
sistematika : pendahuluan; landasan hukum; jati, sifat, semangat, visi, dan misi; program umum, program
keuangan dan asset; program kelengkapan organisasi DKGI, LKBH, BPLP, Badan Usaha, PGRI SLCC, LKPP,
Perempuan PGRI, dan SATGASUS PGRI Kabupaten Kuningan Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025; dan
penutup.

I. Pendahuluan

PGRI sejak didrikannya sebagai organisasi perjuangan dan organisasi profesi, menjadi bagian tidak
terpisahkan dalam pembangunan bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia. Kata pertama yang terungkap dalam kongres pertama di Surakarta tanggal 25
November 1945 adalah pekik “Merdeka”, yang dipimpin oleh Ketua Umum Pertama Bapak Amin
Singgih berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan sesuai dengan namanya Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) , dengan jelas mempersatukan Guru, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan di seluruh Indonesia. The founding father PGRI memahami benar gerak zaman
bahwa PGRI didirikan sejalan dengan nafas perjuangan bangsa, sejalan dengan aspirasi guru,
pendidik, dan tenaga kependidikan dulu, kini, dan yang akan datang.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dalam pasal 1 butir 6
dinyatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisifasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Butir 1 dinyatakan bahwa Guru adalah
pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada PAUD jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, pendidikan menengah. Dengan demikian legalitas PGRI sebagai organisasi profesi tidak
terbantahkan lagi sesuai dengan perundang-undangan yang ada.

Memasuki era revolusi industri 4.0 kita menyaksikan kemajuan teknoogi sebagai driver untuk
mengubah kehidupan manusia termasuk pendidikan kearah yang berlainan. Pendidikan
dihadapkan pada gejala yang sama sekali berbeda baik di dunia kerja, sistem perekonomian
maupun dalam pola interaksi kehidupan kita. Di abad ini timbul fenomena semakin
terintegrasinya dunia cyber dan dunia fisik yang melahirkan berbagai perubahan jenis kegiatan
ekonomi dan bisnis baru. Lahirnya jenis pekerjaan atau jabatan yang sama sekali baru itu
menuntut setiap orang agar mampu belajar sepanjang hayat. Perubahan itu berlangsung cepat
dan mengagumkan sehingga pendidikan kita harus cepat tanggap dalam menciptakan tatanan
baru dengan cara-cara yang lebih kreatif dan inovatif.

Digitalisasi pendidikan telah mengacak-ngacak metode dan model pembelajaran lama yang secara
konvensional telah kita kenal. Kegiatan belajar mengajar agar berubah total. Ruang kelas
mengalami evolusi kearah pola open classroom berupa pembelajaran digital yang mendorong
proses belajar yang lebih kreatif, partisipatif, beragam, dan menyeluruh. Guru lebih berperan
penting dalam kontektualisasi informasi serta bimbingan untuk perseta didik dalam praktek
diskusi daring. PGRI mengantisifasi perkembangan era digital dengan didirikan dan membangun
learning center yang dinamakan sebagai PGRI Smart Learnning and Character Center.

PGRI sebagai mitra strategis, kritis, dan konstruktif pemerintah dan pemerintah daerah daerah
terus berikhtiar membantu mewujudkan dan memajukan pendidikan nasional. Agenda
perjuangan PGRI bukan semata-mata untuk kepentingan anggotannyatetapi juga untuk
kepentingan peserta didik, masyarakat, dan Bangsa Indonesia. Hal ini sejalan dengan salah satu
Jati Diri PGRI sebagai organisasi perjuangan, sebagai mana dinyatakan dalam pembukaan
Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga.

PGRI sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan tempat
berhimpun para guru, tenaga kependidikan , dan pendidik lainnya di Indonesia berkhidmat
memajukan pendidikan melalui peningkatan profesionalitas, kesejahtraan, dan perlindungan,
sangat peduli dengan beragam permasalahan anggota dan upaya solusinya. PGRI aktif melakukan
berbagai upaya dan menawarkan solusi dan antisipasi terhadap berbagai persoalan guru, tenaga
kependidikan, dan pendidik lainnya termasuk dalam penyelesaian guru honorer, guru swasta,
bahkan guru di bawah kemenag. PGRI berusaha keras menjadi rumah aspirasi yang nyaman bagi
anggotannya.

II. Landasan Hukum


1. Pancasila;
2. Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen ke-IV Tahun 2002;
3. Undang-Unang Nomor 16 Tahun 2017 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan menjadi Undang-Undang;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Masional;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan atara Pusat dan
Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pembayaran Tunjangan Profesi;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2016 tentang Indonesia Pintar;
15. Keputusan Presiden RI Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional;
16. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Krangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
17. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru;
19. Peraturan Mentri Riset dan Teknologi dan Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor33 Tahun 2018 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah;
21. Keputusan Konferensi Kerja Nasional III PGRI Masa Bakti XXI Nomor
VII/Konkernas/III/XXI/2016 tentang Penyelarasan Masa Bakti Kepengurusan Badan Pimpinan
Organisasi dengan Pelaksanaan Forum Organisasi;
22. Akta Pengakuan Menteri Kehakiman RI Nomor J.A.5/82/12 tanggal 20 September 1954
tentang Pengesahan Anggaran Dasar PGRI dan Pengakuan PGRI sebagai Badan Hukum, yang
telah diperbaharui terakhir dengan Keputusan Meteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI
Nomor AHU-0000148.ah.01.08.Tahun 2019 tanggal 15 Februari 2019;
23. Keputusan Kongres XXII PGRI Nomor V/Kongres/XXII/PGRI/2019 tentang Anggran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PGRI;
24. Keputusan Kongres XXII PGRI Nomor VI/Kongres/XXII/PGRI/2019 tentang Kode Etik Guru
Indonesia;
25. Keputusan Kongres XXII PGRI nomor VII/Kongres/XXII/PGRI/2019 tentang Susunan Personalia
Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Masa Bakti XXII Tahun 2019-2024;
26. Keputusan Konferensi Kabupaten XXI PGRI Kabupaten Kuningan Masa Bakti XXI Tahun 2015-
2020 Nomor : V/Konkab/XXI/PGRI KNG/2015 tentang Program Umum PGRI Kabupaten
Kuningan Masa Bakti XXI Tahun 2015-2020;
27. Keputusan PGRI Provinsi Jawa Barat Nomor : 094/Kep/JBA/XXI/2015 tentang Susunan
Personalia Pengurus PGRi Kabupaten Kuningan Masa Bakti XXI Tahun 2015-2020;
28. Keputusan Pengurus PGRI Kabupaten Kuningan Nomor : 001/KEP/PGRI.KNG/XXI/2020 tentang
Penyelenggaraan Konferensi Kabupaten XXII PGRI Kuningan Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025;
dan
29. Keputusan Pengurus PGRi Kabupaten Kuningan Nomor : 002/KEP/PGRI.KNG/XXI/2020 tentang
Susunan Panitia Konferensi Kabupaten XXII PGRI Kuningan Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025.
III. Jati Diri, Sifat, Semangat, Visi, dan Misi
A. Jati Diri
PGRI adalah organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan
B. Sifat
1. Unitaristik, tanpa memandang perbedaan tempat bekerja, kedudukan, agama, suku,
golongan, gender, da nasal-usul;
2. Idependen yang berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak; dan
3. Nonpartisan bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi kepada partai politik.
C. Semangat
PGRI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi, kekeluargaan,
keterbukaan, tanggung jawab, etika, moral, serta hukum.
D. Visi
Terwujudnya PGRI Kuningan yang sejahtra, bermartabat, terlindungi, dan mandiri
E. Misi
1. Meningkatkan kesejahtraan Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan;
2. Meningkatkan profesionalisme Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan;
3. Memberikan perlindungan profesi, hukum, keselamatan dan kesehatan kerja, serta hak
atas kekayaan intelektual;
4. Mewujudkan kemandirian organisasi melalui kewirausahaan dan program bebas iuran
melalui investasi anggota.
IV. Program Umum
A. Organisasi dan Kaderisasi
1. Melaksanakan Konferensi Cabang sesuai dengan amanat AD/ART PGRI.
2. Mendorong terselenggaranya forum-forum organisasi tingkat kabupaten, cabang/cabang
khusus dan ranting/ranting khusus secara periodik sesuai amanat AD/ART PGRI.
3. Mendorong terbentuknya perangkat kelengkapan organisasi pada semua tingkatan sesuai
AD/ART PGRI.
4. Menyusun SOP untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi kelengkapan organisasi.
5. Mengotimalkan tugas dan fungsi kelengkapan organisasi sesuai SOP.
6. Mendorong tersedianya ruang kerja bagi pengurus kelengkapan pada setip kantor
kepengurusan PGRI.
7. Menerapkan Sistem Informasi Keanggotaan (SIK) PGRI.
8. Sosialisasi dan implementasi SIK PGRI secara online kepada pengurus dan anggota pada
semua tingkatan.
9. Melakukan pengelolaan keanggotan dan/atau penyusunan buku induk organisasi
berdasarkan SIK PGRI.
10. Mengoptimalkan rekrutmen keanggotan dari guru dan tenaga kependidikan honorer serta
dosen.
11. Pelatihan SIK PGRI untuk pengurus PGRI dan Admin Keanggotaan PGRI pada semua
tingkatan.
12. Melakukan pemutahiran data anggota secara berkesinambungan.
13. Menerbitkan kartu anggota PGRI berdasarkan keanggotaan pada SIK PGRI.
14. Mengoptimalkan penggunaan dan pengolaan mesin cetak kartu anggota PGRI.
15. Mendesain kartu anggota PGRI yang kuat sesuai masa berlaku status keanggotaan.
16. Bekerjasama dengan lembaga keuangan atau instansi lain untuk penerbitan kartu anggota
PGRI yang multi fungsi.
17. Mengikuti dan memfasilitasi pelaksanaan forum-forum organisasi tingkat Cabang dan
Ranting.
18. Pembentukan dan penataan ranting serta pembentukan dan penataan Cabang Khusus
pada perguruan tinggi dan unit kerja.
19. Kaderisasi dan pemberdayaan anggota muda PGRI dengan pembentukan pokja-pokja
organisasi disemua tingkatan.
20. Peningkatan layanan kinerja pengurus disemua tingkatan.
21. Penguatan kepemimpinan PGRI bagi Badan Pimpinan Organisasi, kelengkapan organisasi,
dan satuan pendidikan PGRI melaui workshop, seminar, pendidikan dan pelatihan, dan
lokakarya atau kegiatan lainnya.
22. Pelatihan kepemimpinan PGRI bagi aggota muda PGRI.
23. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlasanaan program organisasi dan kaderisasi.
B. Pengembangan Karir dan Profesi
1. Memperjuangkan PGRI sebagai organisasi profesi menjadi rujukan dalam penentuan
kebijakan bidang pendidikan.
2. Pengembangan konsep cyberpedagogy atau dital pedagogy.
3. Menyelenggarakan pelatihan, workshop, seminar, lokakarya, dan simulasi pembelajaran
abad 21.
4. Penelitian dan pengembangan pendidikan berbasis digital.
5. Konsultasi masalah pembelajaran di era revulusi indstri 4.0.
6. Produksi media dan sumber belajar berbasis digital.
7. Sertifikasi kompetensi dan kemahiran pendidik di era revolusi industri 4.0.
8. Evaluasi berbagai proses dan produk pembelajaran berbasis digital.
9. Pembentukan dan/atau penggabungan/penyatuan satuan APKS PGRI.
10. Meningkatan peran APKS PGRI Kabupaten dalam mewujudkan guru profesional.
11. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk peningkatan
kompetensi guru.
12. Mempasilitasi pelaksanaan pelatihan, seminar, workshop, dan forum ilmiah, festival
kreativitas (inovasi) pembelajaran, dan rekor guru menulis.
13. Memfasilitasi publikasi karya guru.
14. Mengembngkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
15. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program pengembangan karir dan
profesi.
C. Penegakan Kode Etik, Advokasi, Bantuan Hukum dan Perlindungan Profesi
1. Melakukan advokasi kepada eksekutif dan legislatif untuk terwujudnya pengakuan PGRI
sebagai organisasi profesi.
2. Mengadvokasi lembaga eksekutif dan legislatif tentang pelunya keberadaan tenaga
kependidikan di sekolah dasar dan kecukupan tenaga kependidikan pada sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan.
3. Melakukan advokasi kepada eksekutif dan legislatif dalam rangka kepastian status guru
dan tenaga kependidikan honorer melalui media masa maupun media social.
4. Melakukan advokasi kepada eksekutif dan legislatif dalam rangka revisi regulasi terkait
penyelesaian permaslahan guru dan tenaga kependidikan honorer.
5. Mengadvokasi lembaga eksekutif dan legislatif terkait penghasilan guru dan tenaga
kependidikan honorer minimal mencukupi kebutuhan layak dan/atau upah minimum
kabupaten.
6. Mengadvokasi lembaga eksekutif dan lembaga legislatif tentang kesetaraan
pengembangan profesi, pembinaan karir, peningkatan kesejahtraan dan perlindungan
profesi guru dan tenaga kependidikan pada sekolah negeri dan yang diselenggarakan oleh
masyarakat (swasta).
7. Mengadvokasi lembaga eksekutif dan legialatif tentang perlindungan guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnnya.
8. Mengotimalkan peran Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) PGRI dalam
perlindungan profesi anggota PGRI.
9. Meningkatkan peran Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) PGRI dalam perlindungan
profesi anggota PGRI.
10. Memperjuangkan kualitas pelaksaanaan undang-undang guru dan peraturan lainnya
ditingkat kabupaten secara konsekwen.
11. Mendorong PGRI agar pemerintah dan pemerintah daerah memperlakukan guru agar
berbeda dengan ASN dan atau pegawai lainnya seperti kehadiran jam kerja, pembebanan
E-Kinerja, dan yang laiinnya.
12. Melakukan kajian kebijakan pendidikan.
13. Memberikan masukan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk pendidikan yang
berkeadilan dan bermutu.
14. Diseminasi hasil-hasil kajian pendidikan.
15. Mendorong lahirnya kebijakan pendidikan yang berpihak pada peningkatan mutu, layanan
masyarakat, dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
16. Melaksanakan monotoring dan evaluasi keterlaksanaan program penegakan kode etik,
advokasi, bantuan hukum, dan perlindungan profesi.
D. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
1. Meningkatkan responsibilitas pengurus PGRI pada semua tingkatan dalam melindungi,
mengayomi anggota dan masyarakat.
2. Meningkatkan kepedulian anggota PGRI terhadap bencana yang menimpa masyarakat
khususnya guru melalui gotong royong anggota PGRI.
3. Mempasilitasi peningkatan kompetensi anggota PGRI di semua jenjang.
4. Modorong Pengurus dan Anggota pada semua tingkatan yang melibatkan masyarakat
melalui kegiatan guru ngamumule lingkungan, ngawangkong, kemah bakti, oprasi pasar,
perpustakaan keliling, out bond, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
5. Mendukung kuningan sebagai kabupaten pendidikan.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi ketrlaksanaan program penelitian dan pengabdian
masyarakat.
E. Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan
1. Penguatan lembaga pendidikan PGRI jenjang PAUD/Dikmas, Dasar dan Menengah sebagai
pilar pengembangan karakter.
2. Peningkatan kemitraan dan perluasan hubungan kerjasama dengan organisasi dan
lembaga terkait untuk kemajuan dibidang penguatan pendidikan karakter.
3. Peningkatan kemitraan dan perluasan hubungan kerjasama dengan organisasi dan
lembaga terkait untuk kemajuan dibidang pedidikan bermutu dan berkeadilan.
4. Melaksanakan kerjasama tingkat nasional, regional, dan daerah terkait penguatan
pendidikan karakter dan pendidikan bermutu dan berkeadilan.
5. Reposisi lembaga pendidikan PGRI sebagai alat perjuangan PGRI dalam rangka turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
6. Mendorong badan pimpinan organisasi PGRI, badan penyelenggara, dan satuan
pendidikan PGRI sebagai tiga pilar yang memiliki tanggung jawab untuk kemajuan dan
eksistensi lembaga pendidikan PGRI.
7. Memfasilitasi lembaga pendidikan PGRI dalam rangka peningkatan mutu melalui program
akreditasi dan program lainnya.
8. Penataan kelembagaan dan persekolahan PGRI melalui pembuatan profil dan/atau data
base lembaga dan persekolahan PGRI.
9. Membangun, memfungsikan dan mengembangkan Musium Balai Diklat Profesor
Muhammad Surya sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan.
10. Mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan.
11. Mendorong efektifitas pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan dan
pengembangan lembaga pendidikan.
F. Kerjasama dan Pengembangan Usaha
1. Mengupayakan bantuan dana perjuangan dari pemerintah dan pemerintah daerah untuk
kegiatan peningkatan profesi guru dan tenaga kependidikan.
2. Meningkatkan usaha profitable melalui penggalangan dana investasi anggota PGRI dalam
program “Bebas Iuran”.
3. Melakukan kerjasama dengan pihak lain sesuai dengan AD/ART PGRI.
4. Mendorong dan memfasilitasi pengurus cabang/cabang khusus dan ranting/ranting
khusus agar memiliki kantor sendiri.
5. Mendorong dan memfasilitasi agar semua kantor PGRI memiliki papan nama yang
strategis dan mudah dibaca oleh umum.
6. Mendorong dan memfasilitasi agar semua kantor PGRI memiliki telepon dan/atau jaringan
internet, serta memiliki staf yang menguasai IT.
7. Melaksanakan monotoring dan evaluasi keterlaksanaan program kerja sama dan
pengembangan usaha.
G. Kesejahtraan dan Ketenagakerjaan
1. Mendorong pemerintah dan pemerintah daerah dalam meningkatkan gaji dan/atau honor
tenaga harian lepas (honorer).
2. Mendorong pemerintah daerah dalam menerapkan absensi online sesuai jam belajar
anak.
3. Mendorong pemerintah daerah dalam meningkatkan besaran tambahan penghasilan
yang berasal dari APBD.
4. Menggunakan seragam batik PGRI “Kusuma Bangsa” setiap tanggal 25 pada setiap bulan.
5. Mendorong pemerintah daerah memberikan kendaraan oprasional kepada kepala
sekolah dan pengawas sekolah.
6. Mendorong rekrutmen dan penempatan kepala sekolah dan pengawas sekolah secara
akuntable dan trasparan.
7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program kesejahtraan dan
ketenagakerjaan.
H. Pemberdayaan Perempuan
1. Mewujudkan minimal 30% keterwakilan perempuan PGRI pada kepengurusan badan
pimpinan organisasi dan kelengkapan organisasi lainnya pada semua tingkatan.
2. Mempasilitasi keterwakilan perempuan PGRI untuk berperan aktif dalam setiaf forum dan
kegiatan organisasi.
3. Memfasilitasi perempuan PGRI untuk berperan aktif dan/atau membangun kerjasama
dengan organisasi dan/atau lembaga perempuan lainya.
4. Berperan aktif dalam mempasilitasi dan mengikuti program kegiatan organisasi
perempuan pada tingkat nasional, regional, dan daerah.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program pemberdayaan
perempuan
I. Komunikasi dan Informasi
1. Menginventarisir keberadaan dan kelengkapan peraturan organisasi.
2. Melakukan pembuatan dan revisi peraturan organisasi sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
3. Mensosialisasikan, menerbitkan, dan mendokumentasikan peraturan organisasi sesuai
dengan AD/ART.
4. Soaialisasi Sistem Informasi Pengurus (SIP) melalui forum dan kegiatan organisasi.
5. Pelatihan SIP bagi pengurus disemua tingkatan.
6. Melakukan kampanye perlunya keberadaan tenaga kependidikan pada sekolah dasar dan
kecukupan tenaga kependidikan pada sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas/sekolah menengah kejuruan.
7. Melakukan kampanye peningkatan penghasilan yang layak bagi guru dan tenaga
kependidikan honorer melalui media masa maupun media siosial.
8. Melakukan kampanye kesetaraan pengembangan profesi, pembinaan karir, peningkatan
kesejahtraan dan perlindungan profesi guru, dan tenaga kependidikan pada sekolah
negeri dan sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat (swasta).
9. Melakukan kampanye tentang perlunya perlindungan guru dalam melaksanakan tugas
profesionalnya melalui media masa maupun media sosial.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk desiminasi kebijakan dan hasil-
hasil perjuangan PGRI dalam rangka meningkatkan soliditas dan solidaritas.
11. Membangun, memfungsikan dan mengembangkan Musium Balai Diklat Profesor
Muhammad Surya sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan.
12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program komunikasi dan
informasi.
J. Olahraga
1. Melaksanakan Pekan Olahraga Kabupaten setiap 2 tahun sekali.
2. Melakukan pembinaan potensi atlit untuk persiapan Porseni Guru Tingkat Provinsi.
3. Melakukan pendataan potensi olah raga tiap cabang.
4. Melakukan kunjungan olah raga persahabatan antar daerah dan antar kecamatan.
5. Melengkapi sarana dan prasana olah raga sesuai kemampuan anggaran organisasi.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program olah raga.
K. Seni dan Budaya
1. Melaksanakan Pekan Seni dan Budaya Kabupaten setiap 2 tahun sekali.
2. Melakukan pembinaan potensi untuk persiapan Porseni Guru Tingkat Provinsi.
3. Melakukan pendataan potensi seni dan budaya setiap cabang.
4. Melengkapi sarana dan prasarana seni dan budaya sesuai kemampuan anggaran
organisasi.
5. Mendukung kabupaten kuningan sebagai “kabupaten angklung”.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program seni dan budaya.
L. Pembinaan Kerohanian dan Karakter Bangsa
1. Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait untuk secara bersungguh-sungguh
melaksanakan program penguatan pendidikan karakter.
2. Mendorong pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan
penguatan pendidikan karakter.
3. Melaksanakan kegiatan PHBN dan PHBI tingkat kabupaten.
4. Memberikan santunan pada kegiatan peduli yatim piatu dan dzuafa.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan kerohanian
dan karakter bangsa.
M. Hubungan Kerjasama dengan Dinas, Badan, dan Lembaga
1. Mendorong terbangunnya pembangunan bangsa yang tertumpu pada 4 pilar kebangsaan
melalui kerja sama pelatihan, seminar, wokshop dan kegiatan lainnya bekerjasama
dengan badan, dinas, dan lembaga.
2. Sosialisasi MoU PB PGRI dengan POLRI.
3. Sosialisasi Deklarasi Perlindungan Guru.
4. Sosilalisasi Deklarasi Bersama Gerakan Literasi Nasional (GLN).
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program hubungan kerjasama
dengan dinas, badan, dan lembaga.
N. Pengembangan Pendidikan Khusus dan Non Formal
1. Mendorong pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dan kebudayaaan untuk
melakukan pendataan potensi anak berkebutuhan khusus.
2. Menyediakan lembaga yang profesional untuk mengelola anak berkebutuhan khusus.
3. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola anak berkebutuhan khusus.
4. Mendorong berdirinya pesekolahan PGRI bidang pendidikan khusus.
5. Mendorong pendirian persekolahan PGRI Jenjang PAUD Formal dan Non Formal /
TK/RA/Kober disetiap desa.
6. Peningkatan kompetensi guru PAUD Formal dan Non Formal pada persekolahan PGRI.
7. Memfasilitasi pembangunan, pemeliharaan, dan pemenuhan sarana dan prasarana
kelembagaan persekolahan PGRI.
8.
9. Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program pengembangan
pendidikan khusus dan non formal.
V. Program Keuangan dan Aset
A. Program Umum Keuangan dan Aset
1. Pelatihan Aplikasi Sistem Informasi dan Keuangan (ASIK) PGRI bagi sekretasis dan
bendahara cabang/cabang khusus.
2. Pengelolaan administrasi keuangan menggunakan ASIK PGRI pada setiap cabang/cabang
khusus.
3. Optimalisasi iuran anggota melaui pay roll dan/atau check off system bekerja sama dengan
intansi lain.
4. Upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang tertib membayar iuran untuk
kemajuan organisasi.
5. Pencarian sumber dana lain dalam rangka melaksanakan program.
6. Pengelolaan iuran anggota secara transparan melalui verifikasi keuangan sesuai AD/ART
PGRI.
7. Pelaporan pengelolaan keuangan dan aset (kekayaan organisasi) sescara periodik melalui
forum organisasi sesuai AD/ART PGRI.
8. Tertib administrasi keuangan sesuai dengan sistem akuntansi.
9. Pengelolaan dan pengadaan sarana dan prasarana kantor sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
10. Menertibkan iuran sesuai dengan keputusan kongres sesuai dengan AD/ART PGRI Pasal
120 Ayat (3) dan (4) sebagai berikut :
a. Setiap anggota wajib membayar iuran anggota paling sedikit Rp.6.000,- setiap bulan.
b. Uang iuran anggota sebagaimana dimaksud ayat (3), pendistribusiannya sebagai
berikut :
1) 10% untuk Pengurus Besar sebesar Rp.600,-
2) 20% untuk Pengurus Provinsi sebesar Rp.1.200,-
3) 30% untuk Pengurus Kabupaten sebesar Rp.1.800,-
4) 40% untuk Kegiatan Kelengkapan Organisasi Kabupaten, Kongres, Konprov, dan
Konkab sebesar Rp.2.400,-
11. Menerima iuran anggota dari tingkat cabang/cabang khusus dan ranting/ranting khusus.
12. Menghimpun sumbangan bencana alam dan menyalurkannya.
13. Menerima sumbangan yang sah dan tidak mengikat dari masyarakat, pemerintah dan
lembaga swasta lain.
14. Mengoptimalkan kontribusi kelengkapan organisasi lainnya.
15. Mengupayakan bantuan dana perjuangan dari pemerintah dan pemerintah daerah untuk
kegiatan peningkatan profesi guru dan tenaga kependidikan.
B. Pengeloaan Keuangan dan Aset
1. Pengelolaan keuangan organisasi sesuai dengan SOP, dan Standar Tarif
2. APBO yang diputuskan/ditetapkan pada Konferensi Kerja Kabupaten (Konkerkab).
3. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (APBO) PGRI Kabupaten Kuningan
Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025.
C. Pelaporan dan pengawasan Keuangan dan Aset
1. Pelaporan keuangan organisasi disampaikan setiap tahun melalui forum Konferensi Kerja
Kabupaten.
2. Pelaporan keuangan lima tahunan disampaikan melalui forum konferensi kabupaten.
3. Pengawasan dan pemeriksaan keuangan dilakukan 1 tahun sekali.
4. Periksaan keuangan dilakukan oleh tim verifikasi .
5. Pemeriksa keuangan laporan konferensi kabupaten dilakukan oleh Panitia Pemeriksa
Keuangan sesuai AD/ART PGRI.
D. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi Pengurus PGRI Kuningan Masa Bakti
XXII Tahun 2020-2025
(TERLAMPIR)
VI. Forum-Forum Organisasi
1. Kongres
2. Kofrensi Kerja Nasional (Konkernas)
3. Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional (Rakorpimnas)
4. Konferensi Provinsi (Konprov)
5. Koferensi Kerja Provinsi (kKonkerprov)
6. Rapat Koordinasi Pimpinan Provinsi (Rakorpimprov)
7. Konferensi Cabang (Koncab)
8. Konferensi Kerja Cabang (Konkercab)
9. Rapat Koordinasi Pimpinan Cabang (Rakorpimcab)
10. Rapat Koordinasi
11. Pleno Pengurus
VII. Penutup
1. Program Umum PGRI disusun sebagai landasan Program Kerja Tahun I (Tahun 2020-2021),
Program Tahun II (Tahun 2021-2022), Program Tahun III (Tahun 2022-2023), Program Tahun
IV (Tahun 2023-2024), Program Tahun V (2024-2025) dan menjadi landasan Program Pengurus
Cabang / Cabang dan Ranting / Ranting Khusus.
2. Semua perangkat kelengkapan organisasi PGRI baik tingkat Kabupaten, cabang/cabang
khusus, dan ranting / ranting khusus wajib mencermati dan mengoprasionalkan Program
Umum PGRI Kuningan Masa Bakti 2020-2025 menjadi program kerja selama 5 (lima) tahun.
3. Keberhasilan pelaksanaan Program Umum PGRI Kuningan Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025
sangat bergantung pada kreatifitas, disiplin, dedikasi dan kesungguhan para pengurus di
semua jenjang.
4. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi perjuangan PGRI.

Ditetapkan di : KUNINGAN
Pada Tanggal : 09 Juli 2020

PENGURUS PGRI KABUPATEN KUNINGAN


SELAKU PIMPINAN KONKAB XXII PGRI KUNINGAN
TAHUN 2020

Ketua, Sekretaris,

H. PIPIN MANSUR ARIPIN, S.Pd.,M.Pd. IDA SUPRIDA, S.Pd.,M.M


NPA-PGRI. 10230100444 NPA-PGRI. 10232800147

Anda mungkin juga menyukai