PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada awal abad ke-21.
Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan
menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang
tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal
3).
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan
proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di
masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya
bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah
satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tahun Pelajaran 2013/2014 Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan
pemberlakuan Kurikulum baru yang sering disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 mengandung kurikulum Nasional yaitu kurikulum yang ditetapkan secara nasional.
Selain Itu Daerah (Provinsi dan Kabupaten Kota) juga diberi hak untuk memasukkan
pengembangan potensi lokalnya pada kurikulum ini yang disebut dengan kurikulum daerah.
Setiap sekolah memiliki karakteristik tertentu yang tentunya berbeda antara sekolah yang
satu dengan yang lain termasuk fasilitas yang dimiliki serta sumber dayanya. Untuk
menyikapi hal ini pemerintah juga memberi ruang dalam struktur kurikulum. Berdasarkan
hal tersebut, seperti halnya kurikulum sebelumnya, sekolah tetap harus mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 1
Dalam perjalanan berikutnya terjadi dinamika di pengambil kebijakan dan di
masyarakat sehingga muncul tarik ulur tentang pemberlakuan kurikulum ini. Puncaknya
adalah terbitnya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2013 pada sekolah jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah dan Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 tentang implementasi
Kurikulum 2013 di madrasah. Berpijak kepada peraturan itu, dengan segala kesiapan yang
ada Madrasah Tsanawiyah Ma’had Al-Zaytun mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2015 untuk kelas VII, sedangkan kelas VIII dan
IX masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya secara
bertahap, tahun 2016 kelas VII dan VIII menggunakan Kurikulum 2013 sedangkan untuk
kelas IX menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dan akhirnya mulai
tahun 2017 sampai sekarang, MTs Ma’had Al-Zaytun menggunakan Kurikulum Naional,
yaitu Kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara nasional untuk seluruh kelas yaitu kelas
VII, VIII dan Kelas IX.
Penyusunan Kurikulum Nasional ini sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.Tujuan
pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Kurikulum yang disusun ini selanjutnya dinamakan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah
Ma’had Al-Zaytun.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1733);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dan Dasar di
Kabupaten/Kota;
C. Tujuan Penyusunan
Penyusunan dokumen ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang
ada dan untuk meningkatkan kualitas MTs Ma’had Al-Zaytun, baik dalam bidang akademis
maupun nonakademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan takwa.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan
iman, taqwa dan akhlak mulia.
F. Prosedur Operasional
G. Profil Madrasah
b) Identitas Madrasah
1. Nama Madrsah : MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA
MA’HAD AL-ZAYTUN
2. No. Statistik Madrasah : 121232120057
3. NPSN : 20279024
4. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi A
5. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Raya Al-Zaytun RT. 01 RW.17
Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kec. Gantar
Kab. Indramayu, Jawa Barat
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 7
6. NPWP Madrasah : 01.729.239.2-437.002
7. Nama Kepala Madrasah : M. Soleh Aceng, S.H.
8. No Telpon/HP : 08129556575
9. Nama Yayasan : Yayasan Pesantren Indonesia
10. Alamat Yayasan : Jl. Raya Al-Zaytun RT. 01 RW.17
Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kec. Gantar
Kab. Indramayu, Jawa Barat
11. No. Telpon Yayasan : (0234) 742815 ext. 2040
12. No. Akte Pendirian Yayasan : No. 61 Tahun 1994
13. Kepemikan Tanah : Yayasan Pesantren Indonesia
a. Status Tanah : wakaf
b. Luas Tanah : 12.000.000 m2
14. Status Bangunan : Yayasan Pesantren Indonesia
15. Luas Bangunan : 14.913 m2
1. Jumlah Kelas
Kondisi Ruang Kelas Jumlah Persentase
Baik 60 100%
Kurang Baik - -
Rusak Berat - -
Total 60 100%
2. Perpustakaan
Kategori Buku Jumlah Persentase
Ensiklopedia 182 4%
Teknologi 50 1%
Kesenian/Keterampilan 100 2%
Hockey 2 8,3%
Total 24 100%
4. Laboratorium
Jumlah Luas Jumlah Kondisi
Jenis Ruangan
Ruang ( m2 ) Komputer
Lab Komputer 1 8 x 36 153 unit Baik
Doktor (S3) - -
Diploma II (D2) - -
Diploma (D1) - -
Diploma II (D2) - -
Diploma (D1) - -
Bendahara 1 orang
Pustakawan 4 orang
Laboran 7 orang
Kebersihan 2 orang
Keamanan 4 orang
Total 25 orang
PNS 3,0%
60 orang
TNI/Polisi 0,3%
5 orang
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 11
Pekerjaan Jumlah Persentase
Guru/Dosen 2,7%
54 orang
Pegawai BUMN 0,4%
8 orang
Pegawai Swasta 31,2%
618 orang
Pedagang/Wiraswasta 52,1%
1035 orang
Petani 1,3%
26 orang
Buruh 2,0%
40 orang
Supir 1,0%
20 orang
Lainnya 6,0%
119 orang
Total 1985 orang 100%
<=Rp500.000 5,2%
103 orang
Rp500.001 – Rp1.000.000 1,3%
25 orang
Rp1.000.001 – Rp2.000.000 -
-
Rp2.000.001 – Rp3.000.000 69,0%
1370 orang
Rp3.000.001 – Rp5.000.000 -
-
>RP5.000.000 24,5%
487 orang
Total 1985 orang 100%
2016/2017 443
2017/2018 545
2018/2019 636
Wilayah
Aksioma Cabang Bulu
4 Individual III Jawa 2017 Juara 2
Tangkis Putri
Barat
Wilayah
Aksioma Cabang Bulu
5 Individual III Jawa 2017 Juara 3
Tangkis Putra
Barat
“Mempersiapkan perserta didik berakidah kokoh kuat terhadap Allah dan Syari’atNya,
menyatu dalam tauhid, berakhlaqul karimah, beilmu pengetahuan luas,
berketerampilan tinggi yang tersimpul dalam “Basthotan fi Ilmi wal Jismi” sehingga
sanggup siap dan mampu hidup secara dinamis di lingkungan negara bangsanya dan
masyarakat antarbangsa dengan penuh kesejahteraan dan kebahagiaan duniawi
ukhrowi”
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 15
D. Tujuan Pendidikan MTs Ma’had Al-Zaytun
Memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia dengan melaksanakan pendidikan
yang mempunyai spesifikasi dan ciri khusus (takhsis):
a. Penguasaan Al-Qur’an secara mendalam
b. Terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antarbangsa yang dominan
c. Berpendekatan ilmu pengetahuan
d. Beketerampilan tinggi
e. Berbadan sehat
f. Berjiwa mandiri
g. Penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa
h. Berdisiplin tinggi
i. Berkesenian yang memadai
A. Struktur Kurikulum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kerangka dasar kurikulum Madrasah merupakan landasan filosofis, sosiologis,
psikopedagogis dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur
kurikulum. Sedang struktur kurikulum Madrasah merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar dan kompetensi dasar pada setiap Madrasah.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, dalam
menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir
dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain
itu yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran
dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
perminggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum MTs Ma’hada Al-Zaytun meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai kelas
IX.
Struktur Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun
Alokasi Jam Per Pekan
No. Mata Pelajaran Kelas Kelas Kelas
VII VIII IX
Kelompok A
1. Akidah Akhlak 1 1 1
2. Al-Qur’an Hadits 2 2 2
3. Fikih Ibadah 2 2 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam 1 1 1
5. Bahasa Arab 4 2 3
6. Bahasa Indonesia 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
9. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
10. Matematika 6 5 5
11. Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
Keterangan:
Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
Untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga dilaksanakan disore hari,
pukul 15.30 sd 16.50
Mata pelajaran tambahan diluar jadwal pelajaran pagi hari adalah:
Tahfidh, pukul 18.00 sd 19.00 ( 1 jam pelajaran )
Pembelajaran di asrama, pukul 20.30 sd 10.00 ( 2 jam pelajaran )
Sehingga Jumlah alokasi waktu per pekan adalah 46 jam
B. Beban Belajar
Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran. Beban
belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar Kompetensi
Lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar tatap muka perjam pembelajaran berlangsung
selama 40 menit. Beban belajar tatap muka per minggu di Ma’had Al-Zaytun adalah 46 jam
untuk kelas VII, VIII dan IX. Sedangkan beban belajar dalam satu tahun adalah 35 minggu.
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh siswa.
Muatan kurikulum meliputi 11 mata pelajaran muatan nasional, 9 muatan lokal, dan 7
pengembangan diri.
1. Mata Pelajaran Muatan Nasioanal
Mata pelajaran non-mulok yang diajarkan kepada peserta didik terdiri dari 11
mata pelajaran, yaitu:
1. Akidah Akhlak
2. Al-Qur’an Hadits
3. Fikih Ibadah
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Bahasa Arab
6. Bahasa Indonesia
7. Bahasa Inggris
8. Ilmu Pengetahuan Alam
9. Ilmu Pengetahuan Sosial
10. Matematika
11. Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diajar/ diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat
dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri
di MTs Ma’had Al-Zaytun dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru mata pelajaran atau tenaga
kependidikan yang memiliki kemampuan di bidang ekstrakurikuler yang telah
ditentukan oleh madrasah. Pengembangan diri di MTs Ma’had Al-Zaytun terdiri atas:
a. Kegiatan Pelayanan Konseling
Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan
ekstrakurikuler, seperti :
Berdasarkan Permendikbud No 021 Tahun 2016, Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup
materi diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal
77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut.
Fiqih
- Bersuci dari hadas kecil dan hadas
besar.
- Shalat wajib dan shalat sunnah, shalat
berjamaah, shalat munfarid.
- Shalat Jumat.
Fiqih
- Penyembelihan hewan.
- Ibadah Qurban dan aqiqah serta
hikmahnya.
- Sikap empati, peduli, dan gemar
menolong kaum dhuafa sebagai
implementasi dari pemahaman makna
ibadah qurban dan aqiqah
- Haji dan umrah
Berdasarkan Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia No. 000912 Tahun 2013
tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab, tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab
Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut.
1. Al-Qur'an Hadis
2. Akidah-Akhlak
3. Fikih
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam
dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari
perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan
Islam di Indonesia. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah
SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
5. Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain
dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut
sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an
dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi
peserta didik.
9. Muatan Prakarya
1. AKIDAH AKHLAK
2. AL-QUR’AN HADIS
riwayat Ahmad
)... صاءال َخيل
َ (عَن إخ
riwayat Al Bazzar
... الروح َ نَ َهى
ُّ صير
tentang perilaku menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
dengan fenomena kehidupan dan
akibatnya
4 Mengolah, menyaji dan menalar 4.1 Menerapkan hukum mad silah, mad
dalam ranah konkret (menggunakan, badal, mad tamkin, dan mad farqi
mengurai, merangkai, dalam Q.S. al-Qari’ah (101),Q.S.
memodifikasi, dan membuat) dan al-Zalzalah (99) dan pada surat-
ranah abstrak (menulis, membaca, surat pendek pilihan
menghitung, menggambar, dan 4.2 Mensimulasikan isi kandungan
mengarang) sesuai dengan yang Q.S. al-Qari’ah (101),Q.S. al-
dipelajari di sekolah dan sumber lain
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 54
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
yang sama dalam sudut Zalzalah (99) tentang fenomena
pandang/teori alam dalam kehidupan
4.3 Mendemontrasikan sikap tentang
upaya pelestarian alam sesuai hadis
riwayat At-Tirmizi
...صاءال َخيل
َ عَن إخ
riwayat Al Bazzar
3. FIKIH
KELAS VII SEMESTER GANJIL
4 Mencoba, mengolah dan menyaji 4.1. Melafalkan Q.S. Al-‘Alaq 1-5 yang
menyaji dalam ranah konkret merupakan wahyu pertama
(menggunakan, mengurai, diterima Nabi Muhammad SAW
KELAS : IX SEMESTER I
pengembangan kemampuan
berbahasa.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung
jawab dalam mempraktikkan bahasa
Arab sebagai bahasa komunikasi
internasional dan pengantar dalam
mengkaji khazanah keislaman.
KELAS : IX SEMESTER II
6. BAHASA INDONESIA
KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
KELAS: VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KELAS:VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 98
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikaps osial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
10. MATEMATIKA
KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
KELAS: VIII
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
SENI MUSIK
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
SENI TARI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
SENI TEATER
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
KELAS: VIII
SENI RUPA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
SENI MUSIK
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.2 Memahami prosedur berkarya seni 4.2 Membuat karya seni patung
patung dengan berbagai bahan dan dengan berbagai bahan dan
teknik teknik
3.3 Memahami prosedur berkarya seni 4.3 Membuat karya seni grafis
grafis dengan berbagai bahan dan dengan berbagai bahan dan
teknik teknik
3.4 Memahami prosedur 4.4 Menyelenggarakan pameran
penyelenggaraan pameran karya seni seni rupa
rupa
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.2 Memahami tari kreasi dengan 4.2 Memeragakan tari kreasi dengan
menggunakan unsur pendukung tari menggunakan unsur pendukung
sesuai iringan tari sesuai iringan
3.3 Memahami penerapan pola lantai dan 4.3 Memeragakan cara menerapkan
unsur pendukung gerak tari kreasi gerak tari kreasi berdasarkan pola
lantai dengan menggunakan unsur
pendukung tari
3.4 Memahami penerapan pola lantai tari 4.4 Memeragakan tari kreasi
kreasi berdasarkan unsur pendukung berdasarkan pola lantai dengan
tari sesuai iringan menggunakan unsur pendukung
tari sesuai iringan
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
KERAJINAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
REKAYASA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
BUDIDAYA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
PENGOLAHAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
KELAS: VIII
KERAJINAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.3 Memahami pengetahuan tentang 4.3 Memilih jenis bahan dan teknik
jenis, sifat, karakter dan teknik pengolahan kerang, kaca, keramik dan
pengolahan kerang, kaca, keramik botol plastik yang sesuai dengan
dan botol plastik potensi daerah setempat
3.4 Memahami pengetahuan tentang 4.4 Perancangan, pembuatan, dan
prinsip perancangan, pembuatan penyajian produk kerajinan dari
dan penyajian produk kerajinan kerang, kaca, keramik dan botol
dari kerang, kaca, keramik dan plastik, yang kreatif dan inovatif,
botol plastik yang kreatif dan sesuai dengan potensi daerah setempat
inovatif
REKAYASA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
BUDIDAYA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
PENGOLAHAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
KELAS IX
KERAJINAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
REKAYASA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
BUDIDAYA
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 138
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.2 Memahami sarana dan peralatan 4.2 Menyiapkan sarana dan peralatan
untuk budidaya ikan konsumsi untuk budidaya ikan konsumsi
3.3 Memahami tahapan budidaya 4.3 Mempraktikkan budidaya
(pembesaran) ikan konsumsi (pembesaran) ikan konsumsi
3.4 Memahami komoditas ikan hias yang 4.4 Menentukan komoditas ikan hias
dapat dikembangkan sesuai yang dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan wilayah setempat kebutuhan wilayah setempat
3.5 Memahami sarana dan peralatan 4.5 Mengembangkan sarana dan
untuk budidaya ikan hias peralatan untuk budidaya ikan hias
3.6 Memahami tahapan budidaya 4.6 Mempraktikkan budidaya
(pembesaran) ikan hias (pembesaran) ikan hias
PENGOLAHAN
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.2 Memahami konsep gerak spesifik 4.2 Mempraktikkan gerak spesifik dalam
dalam berbagai permainan bola kecil berbagai permainan bola kecil
sederhana dan atau tradisional. *) sederhana dan atau tradisional. *)
3.3 Memahami konsep gerak spesifik 4.3 Mempraktikkan gerak spesifik jalan,
jalan, lari, lompat, dan lempar dalam lari, lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana dan berbagai permainan sederhana dan
atau tradisional. *) atau tradisional. *)
3.4 Memahami konsep gerak spesifik 4.4 Mempraktikkan gerak spesifik seni
seni beladiri. **) beladiri. **)
3.5 Memahami konsep latihan 4.5 Mempraktikkan latihan peningkatan
peningkatan derajat kebugaran derajat kebugaran jasmani yang
jasmani yang terkait dengan terkait dengan kesehatan dan
kesehatan dan pengukuran hasilnya. pengukuran hasilnya.
3.6 Memahami konsep berbagai 4.6 Mempraktikkan berbagai
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 141
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
keterampilan dasar dalam aktivitas
keterampilan dasar spesifik senam
spesifik senam lantai. lantai
3.7 Memahami prosedur variasi dan 4.7Mempraktikkan prosedur variasi dan
kombinasi gerak berbentuk rangkaian
kombinasi gerak berbentuk
langkah dan ayunan lengan mengikuti
rangkaian langkah dan ayunan
irama (ketukan) tanpa/dengan musik
lengan mengikuti irama (ketukan)
sebagai pembentuk gerak pemanasantanpa/dengan musik sebagai
dalam aktivitas gerak berirama. pembentuk gerak pemanasan dalam
aktivitas gerak berirama
3.8 Memahami konsep gerak spesifik 4.8 Mempraktikkan konsep gerak
salah satu gaya renang dengan spesifik salah satu gaya renang
koordinasi yang baik. ***) dengan koordinasi yang baik. ***)
3.9 Memahami perkembangan tubuh 4.9 Memaparkan perkembangan tubuh
remaja yang meliputi perubahan remaja yang meliputi perubahan fisik
fisik sekunder dan mental. sekunder dan mental.
3.10 Memahami pola makan sehat, 4.10 Memaparkan pola makan sehat,
bergizi dan seimbang serta bergizi dan seimbang serta
pengaruhnya terhadap kesehatan. pengaruhnya terhadap kesehatan.
KELAS: VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
3.2 Memahami konsep variasi gerak 4.2 Mempraktikkan variasi gerak spesifik
spesifik dalam berbagai permainan dalam berbagai permainan bola kecil
bola kecil sederhana dan atau sederhana dan atau tradisional
tradisional
3.3 Memahami konsep variasi gerak 4.3 Mempraktikkan variasi gerak spesifik
spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar jalan, lari, lompat, dan lempar dalam
dalam berbagai permainan sederhana berbagai permainan sederhana dan
dan atau tradisional atau tradisional
3.3 Memahami konsep variasi gerak 4.4 Mempraktikkan variasi gerak spesifik
spesifik seni beladiri seni beladiri
KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
Buku Kurikulum MTs Ma’had Al-Zaytun 2019/2020 143
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Keterangan:
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola kecil dapat dipilih
sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia.
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas beladiri lainnya
(karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah.
Olahraga beladiri pencaksilat mulai diajarkan pada kelas IV dikarenakan
karakterisrtik psikis anak kelas I. II dan III belum cukup untuk menerima aktifitas
pembelajaran beladiri.
***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi, jikalau tidak
bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lainnya yang terdapat di lingkup
materi.
F. Ketuntasan Belajar
Menurut Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Mengengah dan Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Penilaian
Hasil Belajar, Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan
belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya,
sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas:
a. Ketuntasan semester
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester
b. Ketuntansan tahun pembelajaran
Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik
pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pembelajaran.
c. Ketuntasan satuan pendidikan
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan disebut Kriteria Ketuntatasan
Belajar Minimal.
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal,
Ketuntasan Sikap dilakukan melalui penilaian sikap yaitu penilaian terhadap perilaku
peserta didik dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk menumbuh
kembangkan sikap, perilaku dan karakter setiap peserta didik. Penilaian sikap teridiri atas
penilaian sikap spiritual dan sikap social.
Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa agar mampu
menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Penilaian sikap Sosial dilakukan untuk membentuk sikap sosial siswa yang mampu
menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam
dimana mereka berada
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat
Sangat Baik (A), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel
berikut.
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik
(B).
G. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pembelajaran (akhir semester
genap).
a. Alat Penentu Kenaikan Kelas
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Nilai KI-3 merupakan gabungan dari nilai tugas/kokurikuler, nilai ulangan harian,
nilai tengah semester, dan nilai semester. Nilai KI-4, merupakan nilai rata-rata skor
akhir keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
3) Nilai sikap merupakan nilai modus dari penilaian KI-1 dan KI-2.
4) Persentase rata-rata kehadiran siswa ke kelas selama dua semester.
H. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;
c. kehadiran siswa di kelas minimal mencapai 85%;
I. Penentuan Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan
Hasil ujian dituangkan kedalam blangko daftar nilai ujian, hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria sebagai
berikut:
1) memiliki ijazah Sekolah Dasar/sederajat;
2) memiliki rapor kelas IX;
3) telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00.
b. Penentuan Kelulusan
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat majelis guru
dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/perilaku/budi
pekerti/kepribadian siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan rapor semester genap kelas IX.
Sedangkan siswa yang tidak lulus, tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
kelas terakhir.
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pembelajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pembelajaran.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, pekan efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Pekan efektif belajar adalah jumlah
pekan kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pembelajran pada setiap satuan
pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap pekan,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakannya kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur bagi MTs
Ma’had Al-Zaytun ditetapkan setiap Ahad serta setiap akhir semester yang masing-
masing selama satu bulan penuh. Hal ini diperlukan agar siswa dapat belajar dan
berinteraksi di masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
menjalankan pendidikan di kampus Ma’had Al-Zaytun.
PENUTUP