PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut
tercermin dari pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk menjamin tujuan pendidikan tersebut
pengembangan Kurilukum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus mengacu kepada Standar
Nasional Pendidikan terutama Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan.
Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum pada Madrasah menjelaskan bahwa satuan pendidikan dapat melakukan inovasi dan
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhan peserta didik,
akademik, sosial budaya dan kebutuhan madrasah. Inovasi dan pengembangan KTSP meliputi
struktur kurikulum, beban belajar, desain pembelajaran, muatan lokal dan ekstrakurikuler. Dengan
demikian satuan pendidikan dapat melakukan terobosan-terobosan dalam penyelenggaraan
pendidikan dengan melakukan inovasi dalam implementasi pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan madrasahnya.
Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia yang cukup dinamis berdampak pada harus
adanya penyesuaian terhadap pelaksanaan regulasi yang ada, diantaranya:
1. Lahirnya Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum pada Madrasah, maka berimplikasi bahwa madrasah harus mempersiapkan diri
untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara utuh dalam penyelenggaraan dan program
pendidikan madrasah yang membudayakan pembelajaran aspek ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga berdampak pula terhadap penyusunan dan
pengembangan KTSP di Madrasah pada setiap tahun pelajaran berjalan.
2. Dikeluarkannya SK Dirjen Pendis tentang Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah. Surat
Keputusan Ditjen Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 ini sebagai panduan
penyelenggaraan pendididikan dan pembelajaran di madrasah pada masa darurat pandemi
Covid-19 (corona).
Bilamana kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran harus berjalan, sedangkan
terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai masa darurat, maka
1
pembelajaran masih harus tetap berjalan walaupun tidak bisa dilaksanakan sebagaimana kondisi
normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan dengan mengacu program tata kelola
tertentu yang disebut panduan kurikulum darurat.
Kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian
siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pada masa darurat Covid-19,
madrasah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan
kondisi dan keadaan madrasah. Siswa belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang
tua.
Agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat berjalan dengan baik dan
optimal, maka Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah, sebagai acuan satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran pada masa darurat perlu dimanage
sedemikian rupa yang mengacu kepada Apa, Siapa dan Bagaimana.
B. Dasar/Landasan Hukum
Adapun landasan atau dasar hukum penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini
adalah :
2
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Agama Nomor 66 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal;
3
16. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah;
17. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah;
18. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang
Panduan Kurikulum pada Madrasah
19. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3 0 0 1 Tahun 2022 tentang
Kalender Pendidikan Madrasah TP. 2022/2023
20. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/ 328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID 19 di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi
Pandemi.
21. Keputusan Bersama 4 Kementerian (Kementerian pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri) 15
Juni 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran
dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID 19)
4
Adapun prinsip pengembangan KTSP MTs LPM Gema meliputi ;
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang
2) Belajar sepanjang hayat ;
3) Menyeluruh dan berkesinambungan.
Prosedur operasional dalam penyusunan dan pengembangan KTSP MTs LPM Gema
meliputi ;
1) Analisis, mencakup kegiatan sebagai berikut ;
a. Analisis ketentuan peraturan dan perundang – undangan mengenai kurikulum;
b. Analisis kebutuhan peserta didik, aturan pendidikan dan lingkungan;
c. Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2) Penyusunan, mencakup kegiatan sebagai berikut ;
a. Perumusan visi, misi dan tujuan pendidikan
b. Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan ;
c. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas
d. Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. Penyusunan silabus, muatan, atau mata pelajaran muatan lokal
f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
3) Penetapan
Penetapan dilakukan oleh Kepala Madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan
pendidikan dengan melibatkan komite madrasah.
4) Pengesahan
Pengesahan dilakukan oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian
Agama Propinsi Riau.
E. Acuan Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dikembangkan, ditetapkan dan dilaksanakan
oleh satuan pendidkan. Pernyataan ini menegaskan tentang besarnya kewenangan satuan
pendidikan untuk menentukan keunggulan mutu lulusan masing – masing dalam kerangka sisten
pendidikan nasional.
Pengembangan KTSP MTs LPM Gema berpedoman pada :
1) Acuan konseptual.
2) Prinsip pengembangan
3) Prosedur operasional.
Dalam pengembangan KTSP MTs LPM Gema secara konseptual mengacu kepada hal – hal
sebagai berikut ;
1) Peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia
2) Toleransi dan kerukunan umat beragama
3) Persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan
5
4) Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
5) Kesetaraan warga negara memeperoleh pendidikan bermutu
6) Kebutuhan kompetensi masa depan dan Tuntutan dunia kerja
7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
8) Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan
9) Tuntutan perkembangan daerah dan nasional
10) Dinamika perkembangan global dan
11) Karakteristik satuan pendidikan.
6
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH
Indikator:
7
3. Permen No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan Madrasah Tsanawiyah dan Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran
4. Permenag No. 2 tahun 2008 tentang penetapan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
dalam Bidang Keagamaan di Satuan Pendidikan SMP/MTs
5. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2009 tentang Petuntuk Teknis Pelaksanaan
Pengembangan KTSP DAN K13 untuk SMP/MTs
Secara khusus tujuan pendidikan di MTs LPM Gema adalah :
1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari
6. Meraih kejuaraan olimpiade khususnya pada mata pelajaran UN dalam 10 besar tingkat
kabupaten.
7. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK Budaya Melayu Riau (BMR) sesuai dengan
konteks atau lingkungannya.
8. Meraih kejuaraan bidang olah raga dan seni tingkat Kelompok Kerja Madrasah (KKM) maupun
tingkat Kabupaten.
9. Menjadikan siswa mampu mengakses berbagai informasi yang positif.
10. Membekali siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
11. Membudayakan gemar membaca.
12. Membiasakan siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup.
13. Mengembangkan kepribadian sesuai dengan budaya dan karakter bangsa.
8
BAB III.
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang
dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini:
pengembangan diri/
ekstrakurikuler
dan/atau teknologi
relevan.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan Kegiatan bahasa, seni dan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan budaya, keterampilan,
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi dan
keindahan dan harmoni. Kemampuan
muatan lokal yang
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
relevan, dan
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
pengembangan diri/
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
ekstrakurikuler
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan Kegiatan pendidikan
Olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/ SMPLB dimaksudkan
jasmani, olahraga,
Kesehatan untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup pendidikan kesehatan,
sehat. ilmu pengetahuan alam,
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan muatan lokal yang
dan prilaku hidup sehat yang bersifat individual relevan, dan
10
Kelompok
No Cakupan Melalui
Mapel
ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan pengembangan diri/
seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, ekstrakurikuler
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
Komponen muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur
kurikulum, namun dikembangkan sendiri oleh madrasah. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
keunggulan daerah, termasuk ciri khas organisasi pengelola dan pengembang institusi satuan
pendidikan yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Kerangka dasar kurikulum pada madrasah mengacu pada KMA 183 Tahun 2019 dan
KMA 184 Tahun 2019.
Tabel 2. STRUKTUR KURIKULUM
MTs LPM GEMA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Alokasi waktu
Mata Pelajaran
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama
a. Al Quran Hadits 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih
2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Arab 3 3 3
5. Matematika 5 5 5
11
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Bahasa Inggris 4 4 4
9. Seni Budaya 3 3 3
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
Muatan Lokal
Jumlah 48 48 48
Keterangan:
Struktur kurikulum MTs LPM Gema meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. struktur kurikulum
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kurikulum MTs LPM Gema memuat 14 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
seperti tertera pada Tabel 2.
b. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs LPM Gema terdiri atas Qur’an Hadist,
Aqidah Ahlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan mata pelajaran Bahasa arab
c. Muatan lokal merupakan Pendalaman Pengetahuan terhadap Budaya Melayu melalui Mata
Pelajaran Arab Melayu serta kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
d. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah yang difasilitasi atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler maupun dalam bentuk pelayanan konseling.
12
e. Substansi mata pelajaran IPA terdiri dari biologi, fisika, dan kimia dan IPS terdiri dari geografi,
ekonomi, dan sejarah
f. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
g. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 - 38 minggu.
Keterangan: (Tatap Muka Pada Masa Darurat Pandemi Covid 19)
1. Alokasi waktu pada Struktur Kurikulum pada Masa Darurat Pandemi Covid 19 2
2. 0 menit untuk satu jam pembelajaran.
3. Mata pelajaran seluruhnya tetap diterapkan dalam Proses Pembelajaran
4. Pengembangan Diri BK tetap diterapkan dalam Proses Pembelajaran
5. Ekstrakurikuler Seluruhnya Tidak diterapkan Pada Proses Pembelajaran
6. Daring/Luring menyesuaikan dengan Instruksi dari Kemenag.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal serta pengembangan diri.
Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di MTs LPM Gema terdiri atas mata pelajaran
sebagai berikut:
a. Qur’an Hadist
Mata pelajaran Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan
mata pelajaran Qur'an-Hadis pada jenjang MI. Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-
Hadis adalah:
13
b. Aqidah Ahlaq
1. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, al-asma' al-
husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada
Qadar.
2. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at, khauf, taubat,
tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukur, qanaa’ah, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh
dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja.
3. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab,
tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah.
c. Fiqih
Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-
pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan
sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah
(sempurna). Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat:
1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan
tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah
dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.
1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu, salat sunnah,
14
dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah
salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah,
dan ziarah kubur.
2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-
meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah
tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh
yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan
masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani
ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw
dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
15
e. Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun
tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran Islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya
serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan
memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah meliputi tema-
tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana
tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi,
kegiatan keagamaan, dan lingkungan.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan
16
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di Madrasah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan Mengevaluasi globalisasi.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
17
intelektual manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs. bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
i. Pendidikan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
18
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs. meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri dan Pengukuran
4. Statistika dan Peluang.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
19
Ruang lingkup mata pelajaran IPA untuk SMP/ MTs. meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
2. Materi dan Sifatnya
3. Energi dan Perubahannya
4. Bumi dan Alam Semesta
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya
seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat
musik, apresiasi karya musik
3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
20
4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang
pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai
dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Setelah madrasah
mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
21
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat
lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan
merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam
kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara
implisit masuk ke dalam semua aspek.
n. Prakarya
1. Kerajinan tangan
2. Rekayasa, usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari denan berpikir
rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien.
3. Budidaya
4. Pengolahan, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat
dimanfaatkan secara maslahat.
2. Muatan Lokal
22
b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan
daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di
daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam
rangka menunjang pembangunan nasional;
d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Muatan lokal merupakan satu mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal atau
lebih untuk setiap semester. Untuk Tahun pelajaran 2022/2023 Mts LPM Gema
Mengembangkan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) dengan alokasi waktu 2
JP/kelas.
1.Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
Madrasah/madrasah.
2. Tujuan Khusus
23
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan
kemandirian.
Kegiatan Pelaksanaan
layanan dan kegiatan pendukung Individual
konseling Kelompok : tatap muka guru BK dalam kelas
kegiatan ekstra kurikuler Kepramukaan
PMR
Olahraga
Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa
Drum Band
Nasyd
2.Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram (seperti pada tabel 5) dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
24
Upacara benderaa
Bakti Sosial
Dan lain-lain
Spontan, adalah kegiatan tidak Memberi dam menjawab salam
terjadwal dalam kejadian khusus Meminta maaf
Berterima kasih
Mengunjungi teman/ orang sakit
Membuang sampah pada tempatnya
Menolong orang dalam kesusahan
Melerai pertengkaran
Membudayakan antri
Dan lain-lain
Keteladanan, adalah kegiatan dalam Penampilan Guru
bentuk perilaku sehari-hari Mengambil sampah yang berserakan
Mengucapkan terima kasih
Meminta maaf jika bersalah
Menghargai pendapat orang lain
Memberi kesempatan kepada orang yang bereda
pendapat
Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
Penugasan peserta didik secara bergilir
Menaati tata tertib (displin, taat waktu dan peraturan)
Memberi salam ketika bertemu
Berpakain rapi dan bersih
Menepati janji
Memberi penghargaan kepada yang berprestasi
Berprilaku santun
Pengendalian diri yang baik
Memuji pada orang yang jujur
Mengakui kebenaran orang lain
Dan lain-lain
Berdasarkan kondisi obyektif madrasah, pengembangan diri yang dipilih dan dilaksanakan di
MTs LPM Gema adalah seperti tabel 6 berikut:
25
Jenis Pengembangan
Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi pelaksanaan
Diri
2. Olah raga
26
Menumbuhkan jiwa sportifitas
27
C. Pengembangan diri Menumbuhkan kebiasaan siswa Piket kelas
tidak terprogram untuk selalu memupuk rasa Berdo’a sebelum dan sesudah
kepedulian terhadap sesama dan kegiatan pembelajaran
1. Rutin
lingkungan Sholat dhuha dan sholat
Mengaplikasikan nilai-nilai agama dzuhur berjama’ah
dalam kehidupan sehari-hari Senam bersama
Menumbuhkan rasa nasionalisme Upacara bendera
Membiasakan hidup sehat dan Bakti Sosial
teratur
2. Spontan Menumbuhkan rasa hormat Memberi dan menjawab salam
menghormati, toleransi, dan Meminta maaf
saling menghargai antar sesama Berterima kasih
makhluk Tuhan Mengunjungi teman/ orang
Mengembangkan dan sakit
meningkatkan jiwa sosial dan Membuang sampah pada
peduli sesama tempatnya
Mengembangkan dan Menolong orang dalam
meningkatkan rasa peduli pada kesusahan
lingkungan Mengatasi silang pendapat
3. Keteladanan Mengembangkan nilai-nilai positif Penampilan Guru
dalam diri manusia sebagai teladan Membaca buku di kelas atau
terhadap sesama perpustakaan
Menghargai pendapat orang
lain
Mendahulukn kesempatan
kepada ortu
Penugasan peserta didik
secara bergilir
Menaati tata tertib Madrasah
Berpakain rapi dan bersih
Memberi penghargaan kepada
yang berprestasi
Memuji pada orang yang jujur
Membantu kaum yang fakir
Mengunjungi teman yang sakit
Mengembalik-an barang yang
bukan miliknya
Membiasakan antri
28
e. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri
1. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin dilaksanakan pada waktu pembelajaran
efektif dengan mengalokasikan waktu khusus dalam jadwal pelajaran, dibina oleh guru
dan konselor.
2. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat spontan dilaksanakan secara insidental baik
diwaktu pembelajaran efektif maupun di luar jam pembelajaran efektif yang dubina oleh
semua guru, wali kelas maupun konselor.
3. Kegiatan pengembangan diri terpogram dilaksanakan di luar jam pembelajaran (Kegiatan
Ekstrakurikuler) dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi baik
berdasarkan keputusan kepala madrasah.
4. Jadwal Kegiatan pengembangan diri seperti tercantum pada tabel 7 berikut:
29
satuan tahun pelajaran. Prinsip utama pada sistem satuan semester meliputi tiga aspek yaitu
pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri.
Pengaturan beban belajar meliputi tiga aspek utama dan aktifitas belajar tambahan,
yaitu :
1. Aktifitas tatap muka dalam ruang kelas, laboratorium, kebun percobaan atau pengaturan
pembelajaran lainnya;
2. Kegiatan belajar virtual adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara maya dengan
memanfaatkan berbagai jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara
terstruktur atau mandiri;
3. Kegiatan terstruktur/kokurikuler yaitu pembelajaran dalam bentuk penugasan dari
pendidik terkait muatan atau mata pelajaran yang berfungsi sebagai proses pendalaman
atau perluasan pengalaman belajar yang diterima setelah kegiatan tatap muka;
4. Kegiatan mandiri adalah kegiatan belajar yang diikuti oleh peserta didik atas inisiatif atau
dengan simulasi pendidik yang berfungsi sebagai proses pendalaman atau perluasan
pengalaman belajar yang diterima dalam kegiatan tatap muka dan/atau terstruktur;
5. Program remedial dan pengayaan yaitu pengorganisasian kegiatan belajar yang untuk
membantu peserta didik mencpai kriteria ketuntasan belajar bagi yang belum tuntas dan
penguasaan materi lebih tinggi bagi yang telah mencapai ketuntasan;
6. Program ekstrakurikuler yang dibahas dalam pengaturan tersendiri.
Pengaturan beban belajar didasari dengan konsep belajar tuntas yang sistem belajar yang
menekankan pada prinsip bahwa setiap peserta didik dapa belajar untuk memenuhi kriteria
ketuntasan belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing – masing. Ketuntasan belajar
adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun
waktu belajar.
Tabel 7. Beban belajar yang ditetapkan MTs LPM Gema adalah sebagai berikut :
VII 40 48 37 71.040
VIII 40 48 37 71.040
IX 40 48 37 71.040
30
Tabel 8. Beban belajar di MTs LPM Gema
VII 20 48 37 36.480
VIII 20 48 37 36.840
IX 20 48 37 36.480
2. Secara operasional alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur MTs LPM Gema maksimal 50% dari waktu tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Penugasan terstruktur di antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan
program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak
terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan
potensi, minat, dan bakat peserta didik.
Tabel 9. Alokasi waktu penugasan terstruktur
A. Mata Pelajaran
a. Al-Qur’an Hadits 2 1
b. Aqidah Akhlaq 2 1
c. Fiqih 2 1
2. Bahasa Arab 3 1
3. Pendidikan Kewarganegaraan 3 1
4. Bahasa Indonesia 6 3
5. Bahasa Inggris 4 2
6. Matematika 5 3
31
7. Ilmu Pengetahuan Alam 5 2
9. Seni Budaya 3 1
11. Prakarya 2 1
B. Muatan Lokal
C. Bimbing konseling 2 1
c. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktik di Madrasah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar Madrasah setara dengan satu jam tatap muka.
d. Alokasi waktu jam belajar dalam satu pekan, diatur sebagai berikut:
Tabel 10. Jumlah jam belajar selama satu pekan
Jumlah Jam
No Hari Keterangan
Pelajaran
4. Kamis 8
5. Jumat 4
6. Sabtu 6
32
5) Pembelajaran dilaksanakan 48 JP : 5 hari = 10 JP / hari @20 menit. Jadi, pembelajaran
dilaksanakan 10 x 20 menit = 200 menit
5. Ketuntasan belajar/KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) didasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya: intake
peserta didik, kemampuan daya dukung (sarana prasarana), dan kompleksitas tiap-tiap mata
pelajaran. Berdasarkan pertimbangan tersebut, MTs LPM Gemamenetapkan ketuntasan belajar
adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Penentuan KKM Semester 1 dan 2 Kelas VII, VIII, dan IX
KKM
No. Mata Pelajaran
VII VIII IX
a. Al-Qur’an Hadits 70 72 75
b. Aqidah Akhlaq 70 72 75
c. Fiqih 70 72 75
2. Bahasa Arab 68 70 72
4. Bahasa Indonesia 75 77 79
5. Bahasa Inggris 65 68 70
6. Matematika 65 67 69
33
7. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 65 68 71
11. Prakarya 70 75 80
Muatan Lokal
12.
Budaya Melayu Riau (BMR) 70 70 70
13 Bimbingan Konseling B B B
Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada
perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik
yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar harus mengikuti program perbaikan (remedial)
sampai mencapai ketuntasan belajar yang dipersyaratkan (pelaksanaan remedial test maksimal dua
kali). Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dapat mengikuti program pengayaan
(enrichment). Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap muka (sepulang
Madrasah) dengan jadwal diatur mandiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Nilai remedial tidak dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam atau di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes atau nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
34
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil pembelajaran dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut digunakan
untuk:
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi
dan kepribadian peserta didik
b. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui
ulangan, penugasan dan atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi
psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui:
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, porto folio dan
penilaian diri.
35
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan dalam arti semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dicapai dan yang belum serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
d. Hasil penilaian analisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya. Program remidi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses)
misalnya teknik wawancara maupun hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
7. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. kriteria kenaikan kelas
MTs LPM Gema sebagai berikut :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila :
(a) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu pelajaran
tidak tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut diambil rata-rata ganjil dan
genap jika rata-ratanya tuntas maka mata pelajaran tersebut tuntas dan
sebaliknya.
(b) Jika nilai rata-rata capaian semester ganjil dan genap mata pelajaran sama atau
lebih besar dari rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas
dan sebaliknya.
8. Kelulusan
Kriteria Kelulusan Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor:
0011/P/BSNP/XII/2017 Tentang Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional SMP/ MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK dan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 455
Tahun 2022 Tentang Prosed Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Madrasah Tahun
36
Pelajaran 2021/2022.
1. Kelulusan dari satuan pendidikan
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
9. Mutasi Siswa
Ketentuan pindah madrasah berlaku hal-hal sebagai berikut :
a. Pindah keluar
1. Peserta didik diperbolehkan pindah keluar dari Madrasah Tsanawiyah MTs LPM Gema
apabila telah menempuh pendidikan minimal satu semester dan telah mengikuti ujian
semester pertama.
2. Peserta didik yang pindah keluar diberikan surat pindah untuk Madrasah yang baru
dengan dilampiri buku laporan hasil belajar peserta didik yang bersangkutan.
3. Peserta didik yang pindah keluar harus menyelesaikan seluruh kewajiban sampai
dengan satu semester saat peserta didik tersebut pindah keluar.
b. Pindah Masuk
1. Peserta didik diperbolehkan pindah masuk dari Madrasah Tsanawiyah atau Madrasah
lain.
2. Peserta didik yang pindah masuk harus dibuktikan dengan surat pindah dari
Madrasah yang ditinggalkan dengan dilampiri buku laporan hasil belajar peserta didik
yang bersangkutan.
3. Peserta didik yang pindah masuk harus mengikuti peraturan dan tata tertib yang
berlaku di MTs LPM Gema.
37
BAB IV.
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Bagian penting yang perlu diperhatikan dalam perumusan kalender
pendidikan adalah :
A. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan Tahun Pelajaran 2022/2023 MTs LPM Gema adalah pada hari Senin tanggal 18 Juli 2022.
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar pada Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah 37 minggu dengan rincian sebagai
berikut ; semester ganjil sebanyak 19 minggu dan pada semester genap sebanyak 18 minggu.
2) Waktu pembelajaran efektif pada Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah sebanyak 48 jam pelajaran /
minggu dan 2 jam pelajaran untuk kegiatan Bimbingan Konseling.
C. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda antara semester, libur akhir
tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari – hari besar nasional dan hari libur
khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ;
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Minggu efektif belajar reguler tahun Digunakan untuk kegiatan
1. 37minggu
pelajaran 2020 / 2023 pembelajaran efektif pada setiap
Minggu efektif semester ganjil tahun satuan pendidikan.
2. 19 minggu
pelajaran 2020 / 2023
Minggu efektif semester genap kelas
3. VII dan VIII Tahun pelajaran 2020 / 18 minggu
2023
4. Jeda antar semester 2 minggu Antar semester 1 dan 2
Digunakan untuk persiapan
6. Libur akhir tahun pelajaran 2 minggu
kegiatan tahun pelajaran baru.
7. Hari libur keagamaan 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
8. Hari libur umum / nasional 1 minggu
Pemerintah
9. Hari libur khusus 1 hari Peringatan hari Bakti Kemenag.
38
Dengan mempertimbangkan peraturan yang relevan sebagai dasar penyusunan kalender pendidikan
MTs LPM Gema menetapkan kelender pendidikan Tahun Pelajaran 2022/2023 sebagai berikut:
39
Total Hari : Hari Total Hari : Hari
31 Efektif : 26 28 Efektif : 23
09 Juli 2022 Hari raya Idul Adha 1442 H 01 Januari 2023 Tahun Baru Masehi
Hari Pertama Masuk Madrasah TP Hari Pertama Semester Genap TP
18 Juli 2022 02 Januari 2023
2022/2023 2022/2023
30 Juli 2022 Tahun Baru Islam 1443 H 03 Januari 2022 HAB Kemenag
08 Oktober 2022 Maulid Nabi Muhammad SAW 18 Februari 2023 Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
28 November-10
Penilaian Akhir Semester ganjil 22 Maret 2023 Hari Raya Nyepi
Desember 2022
29 Nov - 11 Des 2022 Rentang waktu pelaksanaan PAS 07 April 2023 Wafat Yesus Kristus
24 Desember 2022 Pembagian rapor Semester Ganjil 09 April 2023 Hari Paskah
25 Desember 2022 Hari Raya Natal 21-22 April 2023 Hari raya Idul Fitri 1444 H
26-31 Desember
Libur Semester ganjil 01 Mei 2023 Hari Buruh Internasional
2022
06 Mei 2023 Hari Raya Waisak
40
KETERANGAN :
1. Penyelenggaraan Ujian Madrasah MTs menyesuaikan dengan penetapan POS UM TP 2022/2023 dari
Kementerian Agama.
2. Penyelenggaraan Assesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) Menyesuaikan dengan
Kebijakan dari Kementerian Agama.
3. Penyelenggaraan Assesmen Nasional (AN) menyesuaikan dengan kebijakan dari Kemendikbudristek.
BAB V
PENUTUP
41
Dengan telah selesainya penyusunan dokumen 1 Kurikulum K-13 MTs LPM Gema pada awal tahun
pelajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam penyelenggaraam pendidikan di MTs LPM
Gema telah tersedia.
Sangat besar harapan kami, semoga Dokumen 1 Kurikulum Normal dan Darurat MTs LPM Gema ini
dapat digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam proses penyelenggaraan pendidikan di
masa darurat pandemic covid 19 dan pada masa normal. Kami juga sangat mengharap dukungan dari
semua pihak, khususnya guru, karyawan, maupun para peserta didik serta masyarakat yang peduli terhadap
pendidikan agar dapat bekerja sama mendukung keterlaksanaan kurikulum ini. Banyak bantuan yang sudah
diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami mengucapkan banyak terimakasih. Kepada pemerintah
khususnya Kepala dan Kasi PendmaKemenag Kabupaten Kampat yang memberi dukungan dan bimbingan
kepada kami dalam Menyusun Kurikulum darurat.
Semoga Dokumen 1 Kurikulum K-13 MTs LPM Gema ini mampu menjadi sarana bagi madrasah untuk
ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa.
Amiiin.
IDRUS, S.Pd.I
42