PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kondisi PPKM darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara
normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran.
Pada masa PPKM darurat Covid-19, Sekolah telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-
masing Sekolah di mana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru
dan orang tua.
Menghadapi tahun pelajaran 2021/2022 yang masih dalam masa PPKM darurat,
tentunya Sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran
yaitu Kurikulum Darurat yang merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan
memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan
masing-masing satuan pendidikan di masa PPKM darurat. Masa darurat yang dimaksud
bukan hanya pada masa darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi
berlaku pula pada masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan sebagainya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di masa darurat ini dikembangkan untuk
menghadapi masa PPKM darurat Covid-19 oleh Tim Pengembang Kurikulum Sekolah
yang meliputi kerangka dasar Kurikulum Darurat, tujuan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan. Sebelum mengembangkan
Kurikulum Darurat, sekolah melakukan analisis kondisi internal yang ada di satuan
pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan dengan
melakukan skrening zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan peserta
didik untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan
Covid-19.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Darurat ini disusun dan dilaksanakan
pada masa darurat Covid-19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan
perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam
menyusun suplemen kurikulum darurat, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi
dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.
1
Dengan tersusunnya dokumen KTSP di masa PPKM Darurat ini, SMP Nahdlatul
Ulama Losarang akan menjadi sekolah yang memiliki Kurikulum Darurat yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah pada masa pandemi Covid-
19, sehingga keterlaksanaan proses pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah
dengan mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan dan kreatifitas dan inovasi
sekolah.
B. DASAR HUKUM
1. Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2017 perubahan
atas PP No 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan
Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan
Dasar dan Menengah
2
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Pelibatan Keluarga Pada Penyelenggaraan
Pendidikan
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 6
Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
35 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
No.37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
No.33 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan
Aman Bencana
3
23. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/Kb/2021 Nomor 384 Tahun 2021 Nomor
Hk.01.08/Menkes/4242/202l Nomor 440-717 Tahun 2021 Tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
24. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
25. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19);
26. Surat Edaran Sekretaris Jendral Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-
19);
27. Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No
97/D/HK/ 2019 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penguatan
Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
28. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 tahun 2013 tentang pembelajaran
Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah
29. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 14 tahun 2014 tentang Perubahan atas
peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2003 tentang
Pemeliharaan Bahasa Sastra dan Aksara daerah;
30. Buku Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran PAUDDIKDASMEN Di
Masa Pandemi Covid-19
31. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu No.
420/1691-sekret tanggal 22 Juni 2021 Perihal Kalender Pendidikan
Kabupaten Indramayu Tahun Ajaran 2021/2022;
32. Surat Keputusan Kepala SMP Nahdlatul Ulama Losarang No.
421.3/010/Ke/SMP-NUL/VII 2021 Tentang pembentukan Tim
Pengembang Kurikulum Sekolah dan Penyusunan KTSP.
4
C. TUJUAN PENYUSUNAN DOKUMEN KURIKULUM DARURAT
Secara umum tujuan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di masa
PPKM darurat adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi), dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secarapartisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan
secara khusus tujuannya adalah:
1. Menyamakan persepsi Kepala Sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta
didik dan Komite Sekolah tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan
yang mendasari implementasi kurikulum 2013 pada masa pandemic Covid-19
2. Sebagai acuan tekhnis atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran selama
pandemi covid 19 di Sekolah. Dengan harapan agar pembelajaran di SMP
Nahdlatul Ulama ini dapat terlaksana dengan baik dan efektif
3. Sebagai panduan implementasi kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
4. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum.
5. Memberdayakan sumber daya yang tersedia.
6. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dalam mengembangkan kurikulum
melalui pengambilan keputusan bersama untuk mewujudkan keunggulan sekolah.
7. Untuk memastikan hak anak untuk tetap mendapatkan pelayanan pendidikan,
melindungi warga satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua.
5
Landasan pengembangan Suplemen Kurikulum darurat adalah sebagai berikut
1. Landasan Filosofis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Darurat sekolah dikembangkan
menggunakan filosofi:
a. Sekolah sebagai satuan pendidikan formal dengan kekhasan agama Islam
yang mendasarkan kepada Alquran dan Hadis sebagai sumber utama.
b. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang.
c. Target utama pendidikan sekolah adalah pembentukan karakter mulia atau
akhlakul karimah serta pembekalan kompetensi sebagai bekal masa depan
peserta didik.
d. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
e. Guru adalah sosok teladan yang baik bagi peserta didik.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Darurat dikembangkan atas dasar
kebutuhan merespon perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka
memenuhi dinamika kehidupan keberagamaan, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan terutama pada
masa darurat Covid-19
3. Landasan Psiko-pedagogis
Kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis
sesuai dengan konteks lingkungan dan zamannya pada masa darurat Covid-19.
6
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada pesertadidik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada masa
daruratcovid 19 saatini.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, pada masa darurat
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui teknologi .
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia industri.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial,
keterampilan akademik dan keterampilan vokasional sangat penting.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan menyesuaikan dengan kondisi
masa darurat.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD1945, Bhinekka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
7
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
8
6. Menanamkan kesadaran peserta didik dalam melestarikan nilai – nilai budaya
daerah. (Budaya Tata Krama dan Sopan Santun)
C. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan sekolah merupakan jabaran visi dan misi sekolah yang secara bertahap
akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu 1 (satu) tahun
sebagai berikut :
1. Terlaksananya program Tadarus Al-Qur’an, Yasinan, dan Tahlilan setiap Jum’at
pagi untuk mendoakan orang tua yang sudah meninggal, serta siswa mampu
menghafal surat Annas s.d Al-Adiyat untuk Kelas VII, Surat Al Zalzalah s.d As-
Syams untuk kelas VIII dan Surat Pilihan (Surat Yasin dan Al Waqiah) bagi kelas
IX.
2. Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti peringatan hari-hari besar
Islam, shalat dhuha di setiap hari jum’at pagi, shalat dzuhur berjamaah, Pesantren
Ramadhan.
3. Terlaksananya program 7 K (Keamanan, Ketertiban, kekeluargaan, Keindahan,
Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan,) sehingga sekolah menjadi kondusif.
Terlaksanannya progam 5 S (Senyum, Sapa, Salam, salim, santun)
4. Tercapainya nilai hasil belajar peserta didik sesuai atau di atas standar nilai
nasional (75).
5. Meningkatnya persentase lulusan yang diterima di sekolah negeri (SMA/SMK/
MA) sekurang-kurangnya 90% dari lulusan.
6. Menjuarai berbagai kompetisi akademik dan non-akademik tingkat kota maupun
tingkat provinsi.
7. Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang memerlukan
berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).
8. Menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berakhlakul karimah
9. Sekolah mampu memenuhi jumlah dan fungsi sarana dan prasarana/fasilitas
pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP).
10. Sekolah mampu meningkatkan pembiasaan perilaku disiplin bagi warga sekolah
yang mencakup pembiasaan (budaya): Tertib, Bersih, Belajar.
11. Sekolah mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sekolah dengan
menerapkan sistem Manajemen Berbasis Sekolah.
9
12. Sekolah mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi, transfaransi dan
akuntabilitas pembiayaan pendidikan.
13. Sekolah mampu meningkatkan pelaksanaan sistem penilaian pendidikan yang
relevan, periodik dan berkelanjutan
10
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DARURAT
11
Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru
serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan
pelaksanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah,
selain itu untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk lingkungan yang
tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara lain melalui
gugus tugas penanganan Covid-19, melalui aplikasi pemantauan Covid-19
atau surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan, selain itu
pemetaan/ skrining kesehatan bagi peserta didik, guru dan tenaga
kependidikan untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi
untuk menularkan atau tertular Covid-19 hal tersebut dapat ditunjukkan
melalui surat keterangan sehat dari puskesmas sebagai bentuk pemenuhan
kelengkapan apabila proses pembelajaran akan dilakukan secara tatap muka
atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa PPKM darurat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat baik pada
aspek fisik maupun psikologi, untuk pembelajaran tatap muka atau kelas
nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat rekomendasi dari pemerintah
setempat melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dan surat
persetujuan dari orang tua.
12
c. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif peserta didik.
d. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
f. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitik-beratkan pada
pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi pandemi
Covid-19, penguatan nilai karakter atau akhlak, serta keterampilan
beribadah peserta didik di tengah keluarga;
g. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala
satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah
h. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru
dengan peserta didik dan orang tua/wali.
i. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif.
13
1. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis
ilmiah/saintifik berbentuk model-model pembelajaran, seperti model
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning) model
Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan
model pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik
belajar secara aktif dan kreatif.
2. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan
pembelajaran pada kondisi PPKM darurat.
3. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang
dihadapi sekolah pada kondisi PPKM darurat.
4. Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah
dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah.
5. Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan
mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha
memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang
diberikan kepada peserta didik dipastikan dapat diselesaikan tanpa
keluar rumah dan tetap terjaga kesehatan, serta cukup punya waktu
istirahat untuk menunjang daya imunitas peserta didik.
c. Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa
benda-benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana.
Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan dan
tagihan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu
guru dan peserta didik dapat menggunakan media dan sumber belajar antara
lain: buku sekolah elektronik (https://bse.kmendikbud.go.id), sumber bahan
ajar peserta didik, Guru berbagi (E-Learning sekolah), aplikasi e-learning
sekolah (https://elearning.kemenag.go.id/), web Rumah Belajar oleh
Pusdatin Kemendikbud (https://belajar.kemdikbud.go.id), TVRI,
14
TV edukasi Kemendikbud (https:tve.kemendikbud.go.id/live/),
Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEA MOLEC, Kemendikbud
(http://rumahbelajar.id), tatap muka daring program sapa duta rumah
belajar Pusdatin Kemendikbud (pusdatin.webex.com), aplikasi daring
untukpaket A,B,C (http://setara.kemdikbud.go.id/), guru berbagi
(http://guruberbagi.kemdikbud.go), membaca digital
(http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/), video
pembelajaran, radio edukasi Kemendikbud
(https://radioedukasi.kemdikbud), ruang guru PAUD Kemendikbud
(http://anggunpaud.kemdikbud), mobile edukasi-Bahan ajar multimedia
(https://medukasi.kemdikbud.go.id/meduka), Modul Pendidikan Kesetaraan
(https://emodul.kemdikbud.go.id/), Kursus daring untuk Guru dari
SEAMOLEC (http://mooc.seamolec.org/),
15
6. Memberikan laporan secara berkala kepada Dinas Pendidikan melalui
pengawas sekolah tentang kondisi kesehatan warga Sekolah, metode
pembelajaran yang digunakan (tatap muka, daring/luring atau kombinasi),
kendala pelaksanaan dan praktik pelaksanaannya serta capaian hasil
belajar peserta didik.
B. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kurikulum darurat yang
dilakukanoleh guru:
1. MenyiapkanPerencanakan Pembelajaran
a. Sebelum melakukan aktifitas pembelajaran, guru menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun secara
simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal pokok
saja namun tetap berpedoman pada SK Dirjen Pendidikan Nomor
5164 Tahun 2018 dan permendikbud Nomor 37 tahun 2018.
b. Dalam menyusun RPP, guru merujuk pada SKL, KI-KD dari materi
esensi dan dan Indikator Pencapaian yang diturunkan dari KD.
c. Guru membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di
ajarkan kepada peserta didik pada masa PPKM darurat.
d. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu
dicapai dan perlu diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran, yaitu
dimensi sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
e. Dimensi sikap mencakup nilai-nilai spiritual sebagai wujud iman dan
takwa kepada Allah Swt., mengamalkan akhlak yang terpuji dan
menjadi teladan bagi keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu sikap
peserta didik yang jujur, disipilin, tanggung jawab, peduli, santun,
mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat untuk
mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah kehidupan
dirinya dan masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan
beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik.
f. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan
pengetahuan secara konseptual, faktual, prosedural dan metakognitif
secara teknis dan spesifik dari tingkat sederhana, kongkrit sampai
abstrak, komplek berkenaaan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya masyarakat sekitar, lingkungan
16
alam, bangsa, negara dan kawasan regional, nasional maupun
internasional.
g. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
dan komunikatif serta mampu bersaing di era global dengan
kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
h. Setelah penyusunan RPP selesai dan disahkan oleh kepala Sekolah,
RPP tersebut dapat juga dibagikan kepada orang tua peserta didik
agar orang tua mengetahui kegiatan pembelajaran, tugas dan target
capaian kompetensi yang harus dilakukan anaknya pada masa
darurat.
17
e) Hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa video, animasi,
portofolio, proyek, produk, gambar, keterampilan, puisi,
cerpen dan lain sebagainya yang memungkinkan dilaksanakan
peserta didik di masa PPKM darurat.
f) Guru member apresiasi terhadap hasil karya peserta didik.
g) Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas peserta
didik belajar melalui pengamatan dan/ atau menanyakan
kepada orang tua sisiwa.
3) Kegiatan Penutup.
a) Post test, dapatdilakukan dengan tes dan non tes.
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan
mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta
menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi
kepada peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan pesan
moral serta informasi pandemic Covid-19.
d) Penugasan, atau pekerjaan rumah dapatdilakukan secara
individu maupun kelompok dan diberikan secara memadai
sehingga tidak menyita banyak waktu, tenaga dan biaya.
e) Doa penutup dan salam.
18
d) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses
pembelajaran daring.
2) Kegiatan saat pembelajaran
a) Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta
didik dalam kondisi sehat dan siap mengikuti pembelajaran.
b) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran.
c) Guru menyampaikan materi sesuai dengan metode yang
direncanakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mengemukakan pendapat dan/atau melakukan
refleksi.
3) Kegiatan pasca pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik
untuk mengumpukan foto aktifitas/lembar tugas atau file
penugasan.
c) Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas peserta
didik/lembar refleksi pengalaman belajar.
d) Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa, guru
memberikan informasi kepada peserta didik tentang
materi/kompetensi yang akandipelajari pada pertemuan
berikutnya dan memberikan pesan moral serta informasi
tentang pandemic Covid-19
19
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk
menyerahkan jadwal dan penugasan diwajibkan melakukan
prosedur keselamatan pencegahan Covid-19.
2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik
sesuai dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik
untuk melakukan pengecekan dan pendampingan belajar
dengan wajib melakukan prosedur pencegahan penyebaran
Covid-19.
c) Berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar.
3. Pasca Pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tanda tangan pada
tiap sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan
harian.
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan
kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic Covid-19.
Selain itu, menambahkan konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga
kesehatan mental dan fisik peserta didik selama masa belajar
dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal
dan penugasan untuk minggu berikutnya yang dilakukan
pengirimannya dapat juga melalui alat komunikasi atau kurir.
20
gurumenggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan menyediakan
menu/pengaturan kelas virtual antara lain E-learning sekolah dari
Kemendikbud, dan/atau aplikasi lain yang sejenis. Pada proses pembelajaran
Daring tatap muka virtual juga dilakukan melalui video conference, tele
conference, dan/atau diskusi dalam group di media sosial atau aplikasi
pesan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan adanya interaksi/
komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik.
2) Untuk pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan (Luring) dilaksanakan bagi
peserta didik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp
android maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan
vasilitas melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar. Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media
televisi dan radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.
3) Dalam pelaksanaan Kegiatan pembelajaran jarakjauh baik Daring maupun
Luring, jadwal kelas diatur secara proporsional, yaitu dalam sehari
hanya ada satu atau dua kelas virtual, hal tersebut dilakukan agar
peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh.
Di samping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet.
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum Sekolah SMP Nahdlatul Ulama Losarang meliputi sejumlah
mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan
kompetensi dasar yang ditetapkan pemerintah secara nasional. Untuk mata pelajaran
Umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Mata pelajaran Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) dikelompokkan atas:
21
Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial; dan
g. Bahasa Inggris.
Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b terdiri atas:
a. Seni Budaya;
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
c. Prakarya dan/atau Informatika.
(5) Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum
Kelompok B sebagaimana dimaksud bersifat nasional dan
dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan lokal
oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan.
Muatan lokal yang diterapkan oleh SMP Nahdlatul Ulama terdiri atas:
a. Bahasa Indramayu;
b. Aswaja/Ke-Nu-an;
c. Tajwid;
d. Fiqih;
e. BTQ (Baca Tulis Qur’an); dan
f. Hadis.
22
STRUKTUR KURIKULUM SMP NAHDLATUL ULAMA LOSARANG
Kurikulum Standar Isi
No Keterangan
Komponen VII VIII IX
A. Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi
1. 3 3 3
Pekerti
Pendidikan Pancasila &
2. 3 3 3
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Inggris 5 5 5
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5 IPA terpadu
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 IPS terpadu
B. Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Penjasorkes 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
C. Muatan Lokal
1. Bahasa Indramayu 2 2 2
Pendidikan Ahlus Sunah Wal
2. 2 2 2
Jama’ah
3. Tajwid 2
4. Fiqih 2
3. BTQ 2*) 2*) 2*)
4. Hadis 2
Pengembangan Diri (Bimbingan
D. 2**) 2**) 2**)
Konseling)
Alokasi waktu per Minggu 45+4*) 45+4*) 45+4*)
*) tambahan alokasi jam pelajaran
**) ekuivalen 2 jam pembelajaran
Selama masa PPKM darurat alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah
25 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 – 38
minggu.
2. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik pada setiap jenjang kelas. Muatan lokal dan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
23
A. Mata Pelajaran Kelompok A
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam yang diperuntukkan bagi yang menganut agama Islam
dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan Agama
Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs:
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah swt.;
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi.
24
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan social.
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa .
f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
4. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat
mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA diharapkan dapat
mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi epistemic dianggap terlalu tinggi
25
untuk dapat dicapai oleh peserta didik SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia
berfungsi sebagai bahasa asing. Sebagai bahasa asing, pembelajaran bahasa Inggris
diarahkan pada kegiatan yang mampu membangkitkan hal-hal berikut:
a) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional.
b) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global .
c) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
5. Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
26
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
7. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
27
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social.
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
28
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
3. Prakarya
Prakarya memiliki pengertian adalah Ketrampilan, hastakarya, kerajinan tangan,
ataupun keterampilan tangan. bahan yang digunakan tersedia secara umum dipasaran,
sehingga kita tinggal merangkai ataupun pemanfaatan limbah dan bahan bekas.
Prakarya mempunyai peranan penting dalam pengembangan kreatifitas serta
mengembangkan menjadi sebuah inovasi baru.
Mata pelajaran Prakarya bertujuan melatih koordinasi otak dengan keterampilan
teknis. Prakarya SMP diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan,
bentuk serta keteknikan kepada pemenuhan Prakarya home skill melalui pembelajaran
kerajinan, teknologi rekayasa, teknologi budidaya, dan teknologi pengolahan.
C. Muatan Lokal
1. Bahasa Indramayu
Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Indramayu merupakan mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan bahasa daerah Indramayu dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan daerah Indramayu.
2. Aswaja/Ke-Nu-an
Mata pelajaran Pendidikan Ahlus Sunah Wal Jama’ah diberikan kepada peserta
didik untuk membentengi aqidah peserta didik dari aliran-aliran Islam sesat yang saat
29
ini lagi marak. Dengan mata pelajaran ini diharapkan peserta didik memiliki aqidah
yang benar, sebagimana aqidah yang telah dijalankan oleh Rasululah SAW dan para
sahabatnya.
Mata pelajaran Pendidikan Ahlus Sunah Wal Jama’ah wajib diikuti oleh siswa
kelas VII, VIII, IX dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.
3. Tajwid
Tujuan pembelajaran ilmu tajwid adalah untuk dapat membaca Al-Qur'an dengan
baik dan benar . Sehingga ketika kita membaca Al-Qur'an orang yang mendengarnya
tidak salah paham isi ayat Al-Qur'an yang kita bacakan. Karena jika kita salah
membaca lafadz atau huruf yang terdapat dalam Al-Qur'an akan membuat makna lafadz
ayat yang kita bacakan menjadi salah.
4. Fiqih
Mata pelajaran fiqh dalam kurikulum SMP Nahdlatul Ulama Losarang adalah
salah satu bagian mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan dan pembiasan.
5. BTQ
Mata pelajaran BTQ diberikan untuk mengenalkan kandungan ayat-ayat Al
Quran yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari serta membentuk peserta didik
berakhlakul karimah berdasarkan Al Quran. Disamping itu pelajaran ini juga menjadi
sarana dalam mewujudkan lulusan SMP NAHDLATUL ULAMA LOSARANG yang
mampu baca tulis Al Quran serta hafal beberaapa surat Al Qur’an yang telah
ditentukan.
6. Hadits
Mata pelajaran Hadits mempunyai tujuan dan fungsi. Dan tujuan itu sendiri agar
peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan baik dan
benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan
ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman
dalam seluruh aspek kehidupannya.
D. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
30
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMP Nahdlatul
Ulama Losarang. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Tenaga fasilitator dan atau tenaga konselor, guru, dan tenaga lainnya yang berasal dari
SMP Nahdlatul Ulama Losarang maupun dari luar sekolah, termasuk mendatangkan
tenaga dari luar kabupaten maupun luar negeri, dalam bentuk kerjasama antar lembaga
pendidikan dan pelatihan.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan bimbingan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, berbagai pembiasaan, dan pengembangan karier peserta didik
serta kegiatan ekstrakurikuler,
Kegiatan pengembangan diri di SMP Nahdlatul Ulama Losarang secara umum
bertujuan
a) Memberi wadah dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sendiri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan
kondisi sekolah.
b) Membantu memandirikan peserta didik untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat serta keunikan diri bagi kebahagiaan hidupnya.
c) Membantu peserta didik dalam mengembangkan karirnya melalui Bimbingan
Karir (BK).
Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat berkembang secara maksimal
dan mampu menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
Adapun secara khusus dari kegiatan ini bertujuan menunjang pendidikan peserta
didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan
dalam hidupnya, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan
kemandirian peserta didik.
Pengembangan Diri di Sekolah meliputi program-program berikut:
Kegiatan terprogram yang terdiri atas 2 kelompok
1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
- kehidupan pribadi,
- kemampuan social
- kemampuan belajar
31
- wawasan dan perencanaan karir
Dilaksanakan sebagai bagian dari program pembelajaran dan ditangani oleh Guru
BK dibantu oleh masing-masing wali kelas.
- kemampuan memecahkan masalah
2. Ekstrakurikuler, meliputi :
- Praja Muda Karana (Pramuka)
- Palang Merah Remaja (PMR)
- Pasukan Pengibar bendera (Paskibra)
- Seni Tari
- Futsal
- Voli
- Pencak Silat
- Hadroh
- English Club
- Team Olimpiade Matematika
- Klub Buku
32
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket
pada jenjang menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama Losarang
Kabupaten Indramayu dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
2. Beban belajar satu minggu adalah 45 jam pembelajaran ditambah 4 jam
pelajaran tambahan.
3. Durasi setiap satu jam pembelajaran selama PPKM Darurat adalah 25 menit.
4. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
5. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
6. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
7. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 32 minggu dan paling
banyak 36 minggu
Penilaian hasil belajar pada masa darurat memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar
dari Kemendikbud dengan penyesuaian masa darurat.
b. Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
33
c. Penilaian hasil belajar berbentuk antara lain portofolio, penugasan, proyek,
praktek, tulis dan bentuklainnya, yang diperoleh melalui tes daring,
dan/atau bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara
jarak jauh dan tetap memperhatikan protocol kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS)
dan penilaian akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan
tidak dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar padamasa
Belajar dari Rumah dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas
diberikan secara proporsional atau tidak berlebihan dengan tujuan
perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi peserta didikselama masa
PPKM darurat tetap terjaga.
g. Hasil belajar peserta didik dikirim ke guru antara lain berupa foto, gambar,
video, animasi, karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan
yang memungkinkan diwujudkan di masa darurat.
h. Terkait penugasan yang diberikan oleh guru, waktu pembelajaran dan
pengerjaan tugas disesuaikan dengan jadwal ayang/siaran dan waktu
pengumpulan tugas setiap akhir minggu atau disesuaikan dengan kondisi
peserta didik dan ketersediaan waktu peserta didik dan orangtua/wali
i. Dari hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan, maupun hasil karya.
j. Guru melakukan analisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang
muncul lalu dilakukan skoring.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar di SMP Nahdlatul Ulama Losarang adalah dengan
menetapkan setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar
dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
34
masing-masing indikator 75%. Di SMP Nahdlatul Ulama Losarang, dalam menentukan
kriteria ketutasan minimal (KKM) mempertimbangkan kesulitan materi, daya dukung
yaitu kemampuan guru dan sarana, serta tingkat kemampuan rata-rata peserta didik.
SMP Nahdlatul Ulama Losarang secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal.
Dengan memperhatikan 3 kriteria dalam menentukan SKBM, yaitu kompleksitas,
intake siswa, dan daya dukung sekolah, serta mempertimbangkan SKBM yang disusun
oleh tim pengajar setiap mata pelajaran, maka SMP Nahdlatul Ulama Losarang
kabupaten Indramayu menetapkan SKBM mata pelajaran sebagai berikut:
Berikut ini tabel nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) yang menjadi target
pencapaian kompetensi (TPK) di SMP Nahdlatul Ulama Losarang Kabupaten
Indramayu yang akan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2017/2018.
No Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Mata Pelajaran
. 1 2 1 2 1 2
1 Agama Islam 75 75 78 78 80 80
Pendidikan
2 75 75 77 77 80 80
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 77 77 78 78
4 Bahasa Inggris 75 75 76 76 77 77
5 Matematika 75 75 76 76 77 77
6 IPA 75 75 76 76 78 78
7 IPS 75 75 77 77 80 80
8 Seni Budaya 75 75 76 76 78 78
Pendidikan Jasmani
9 75 75 78 78 80 80
Olahraga Kesehatan
10 Prakarya 75 75 78 78 80 80
11 Pend. Aswaja 75 75 80 80 81 81
12 Bahasa Indramayu 75 75 78 78 80 80
13 Tajwid 75 75
14 Fiqih 75 75
BTQ 75 75 78 78 80 80
14. Hadits 75 75
Jumlah 1050 1050 1080 1080 1104 1104
Rata-Rata 75 75 77.14 77.14 78.86 78.86
6. Program Remedial
Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode
35
yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar
peserta didik.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi
yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya
program pembelajaran remedial (perbaikan)
Prinsip Pembelajaran Remedial
Adaptif
Interaktif
Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Pelayanan sepanjang waktu
Diagnisis Kesulitan Belajar Pesrta Didik
Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran)
Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya: faktor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)
Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra,
dan tuna daksa)
Teknik Diagnosin
- Tes prasyarat
- Tes diagnosis
- Wawancara
- Observasi
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial .
Pembelajaran remedial diberikan setelah peserta didik mempelajari satu atau
beberapa KD tertentu yang diuji melalui Ulangan Harian.
Pelaksanaan
- Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
- Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus,
- Pemberian tugas/latihan,
- Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya, dan lain-lain,
yang semuanya diakhiri dengan penilaian.
Penilaian ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program
pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai
ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.
36
Nilai Remedial
Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakanini
diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak
mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100).
Oleh karena itu, mempertimbangkan kepraktisan dalam pelaksanaanremedial
sekolah dapat menetapkan nilai remedi sama dengan nilai KKM. Kebijakan ini harus
disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran.
Contoh:
Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial
Penugasan individu diakhiri dengan penilaian bila jumlah peserta didik yang
mengikuti remedial maksimal 20%.
Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlahpeserta
didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%.
Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik
yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.
7. Program Pengayaan
Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat daripeserta didik lain
dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui
pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman ataukegiatan
peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh
Satuan Pendidikan dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik
yangmemiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta
mengoptimalkan kecakapannya.
Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas
membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-lain
Identifikasi Tingkat Kelebihan Kemampuan Belajar
- Belajar lebih cepat
- Menyimpan informasi lebih mudah
- Keingintahuan yang tinggi
- Berpikir mandiri
37
- Superior dalam berpikir abstrak
- Memiliki banyak minat
Teknik Identifikasi
- Tes IQ (Intelligence Quotient)
- Tes inventori
- Wawancara
- Pengamatan (observasi)
• Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud
dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak
tercakup dalam kurikulum.
• Keterampilan Proses
Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran
mandiri.
Jenis Pembelajaran Pengayaan
Pemecahan Masalah
Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau pendekatan investigatif
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
• Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran
bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya
yang mengikuti pembelajaran remedial
• Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatu yang diminati
• Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu
38
• Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui
peserta didik
Penilaian
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak
lepas dengan penilaian.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan
kegiatanpembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai
sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya
39
Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dan kelompok mata
pelajaran estetika selain oleh guru mata pelajaran masing-masing, juga
dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan semua guru yang dilaksanakan melalui
rapat guru dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
2. Uraian Kenaikan Kelas dan kelulusan.
a. Kenaikan kelas
1) Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
2) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90%
diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidak-hadiran karena sakit
atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
- Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau nonfisik.
4) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai ketuntasan belajar minimal lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran dan memiliki
kepribadian yang tidak sesuai dengan norma agama dan sosial.
b. Kelulusan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1)
peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Nahdlatul Ulama Losarang setelah memenuhi
kriteria:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperolehnilai sikap/perilaku minimal BAIK;
c. Lulus Ujian Sekolah (US)
Sedangkan untuk kriteria kelulusan peserta didik SMP Nahdlatul Ulama Losarang
ditentukan sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran di SMP Nahdlatul Ulama
Losarang Bagi peserta didik pindahan memiliki rapot dari sekolah
sebelumnya yang menunjukkan peserta didik telah mengikuti program
pembelajaran di kelas sebelum melakukan pindah.
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
40
c. Mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh SMP Nahdlatul Ulama
Losarang
Bila terdapat peserta didik yang tidak lulus, harus diadakan pendekatan
kepada peserta didik dan keluarga agar peserta didik yang bersangkutan dapat
mengulang di kelas IX Tahun Pelajaran berikutnya, atau dapat mengikuti
alternative pendidikan lain.
41
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
1. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender
pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran pesertadidik
selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester,jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6. Waktu liburan dalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional,dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait
dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota,dan atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menempatkan hari libur khusus.
7. Sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi sekolah yang memerlukan
kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
8. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat/provinsi/
kabupaten/kota
42
Tabel
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
43
B. Jadwal Waktu Libur
44
PenetapanKalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari liburSekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen standar isi ini dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/
pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran 2020/2021 adalah 258 hari
belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
7. Jam belajar efektif selama PPKM darutrat adalah jam belajar yang betul-betul
digunakan untuk proses pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum. Jumlah jam
belajar efektif setiap minggu untuk kelas 7 sebanyak 49 jam pelajaran
sedangkan untuk kelas 8 sebanyak 49 jam. Untuk kelas 9 sebanyak 49 jam
pelajaran, dengan alokasi waktu 40 menit per jam pelajaran. Jumlah jam belajar
efektif selama satu tahun untuk kelas 7 sebanyak 1.110 jam pelajaran, sedangan
kelas 8 sebanyak 1.110 jam pelajaran, dan kelas 9 sebanyak 1.110 jam pelajaran.
Sesuai acuan penetapan kalender pendidikan, berdasarkan:
1) Keputusan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi
2) Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Indramayu
3) Edaran Kepala Kantor Dinas Kabupaten Indramayu
4) Program kegiatan
45
BAB V
PENUTUP
46
Lampiran-lampiran
1. Pemetaan KI dan KD materi esensial, contoh silabus dan RPP yang disederhanakan
sesuai dengan kurikulum darurat
2. SK penetapan Kurikulum 2021/2022
3. SK TPK, UraianTugas Tim Penyusun, program dan jadwalkerja TPK
4. Berita acara, daftr hadir dan notulan kegiatan penyusunan Kurikulum
5. Instrumen Verifikasi/Validasi DokumenSuplemen Kurikulum Darurat
6. Foto kegiatan penyusunan kurikulum masa darurat covid -19
47
Lampiran 2 (contoh)
Kop Sekolah
KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH
NOMOR : ......................................
TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
Tahun Pelajaran 2020/2021
KepalaMTs Negeri 2 ……..
MEMUTUSKAN
48
dibebankan kepada anggaran yang sesuai
Apabila terjadi kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
. perbaikan sebagaimana mestinya
Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan
Keempat
:. Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Kepala Sekolah
BIDANG KEGIATAN
1. BIDANG KURIKULUM : ................................
…………………………
49
DESKRIPSI TUGAS
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
………………………………………
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
A. PENAGGUNG JAWAB
a. Memberikan kebijakan-kebijakan untuk memperlancar kegiatan
b. Mengadakankontrolterhadapkegiatan
c. Mengevaluasikegiatan
B. KETUA
a. Menkoordinir seluruh personil dalam melaksanakan tugasnya.
b. MenganalisisanggaranpengembanganSekolah
c. MembantukepalaSekolahdalammemberikanevaluasikegiatan
C. BIDANG KURIKULUM
a. Menyiapkan program kurikulum.
b. Memantaupelaksanaankegiatankurikulum
c. Membuatmatrikspengembangankurikulum
d. Menyusun jadwalkegiatankurikulum
F. BIDANG HUMAS
a. Menyiapkan program Humas,
b. MerencanakanRapatdenganKomiteSekolah
c. Mendokumentasikan Hasil Rapat Sekolah maupun rapat dengan Komite,
50
G. BIDANG KETATAUSAHAAN
a. Menyiapkan program ketatausahaan
b. Menyiapkanadministrasitenagapendidik dan tenagakependidikan
c. Menyusun anggarankeuanganSekolah
H. KOMITE SEKOLAH
a. Memberikan input materi/ non materi kepada Sekolah,
b. Melakukan evaluasi bersama dengan Sekolah, tentang kualiatas pendidikan.
…………………..
51
Lampiran 4
INSTRUMEN
VERIFIKASI DAN VALIDASISUPLEMEN KURIKULUM DARURAT
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Kepala Sekolah :
NIP :
Tahun Pelajaran : 2020/2021
KONDISI
N CATATA
ASPEK KOMPONEN TIDA
O AD N
K
A
ADA
2 Lembar Penetapan
2 LernbarPengesahan
3 Kata Pengantar
4 Daftar Isi
5 Daftar Lampiran
I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang (Dasar
PemikiranSuplemenKurikulumDarurat)
B. Dasar Hukum
C. TujuanPenyusunandokumenSuplemenKurikulum
Darurat
D. Landasan dan
PrinsipPengembanganSuplemenKurikulumDarur
at
Visi Sekolah
52
Misi Sekolah
Tujuan Sekolah
1. KonsepKurikulumDarurat
5. Langkah-langkahKegiatanPembelajaran Masa
Darurat
1. StrukturKurikulum
2. MuatanLokal
IV Kalender Pendidikan
V Penutup
Lampiran-lampiran
Pemetaan KI dan KD materiesensial, contohsilabus
dan RPP yang
disederhanakansesuaidengankurikulumdarurat
SK TimPengembangKurikulum, UraianTugas Tim
Penyusun, program dan jadwalkerja TPK
53
Berita acara, daftarhadir dan
notulankegiatanpenyusunanKurikulum
Daftarhadir dan
notulankegiatanpenyusunanKurikulum
SARAN/CATATAN/REKOMENDASI:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
(…………………………..) (………………………….)
NIP. NIP.
54