Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mulai diberlakukan mulai
tahun 2013/2014. Implementasi kurikulum 2013 tersebut diatur dalam
Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya kurikulum yang
baru tentunya membawa implikasi tehadap tatakelola kurikulum di beberapa
satuan pendidikan tidak terkecuali di SD Negeri Gayaman. Kurikulum 2006
yang telah berjalan beberapa tahun secara bertahap diganti oleh Kurikulum
2013. Hal ini didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa
depan, dan fenomena negatif yang mengemuka.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi,dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam konteks sistem pendidikan,
kurikulum merupakan jantung pendidikan yang perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah,
satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang.
Mengingat setiap sekolah memiliki karakteristik dan keunikan antara lain
faktor geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana,
latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan keragaman lainnya yang
terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula
tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda
antardaerah.
Beranjak dari kondisi tersebut maka kurikulum pertama harus
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini seperti yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

1
2

Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan


jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan
akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
(d) kera-gaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;(h) agama; (i) dinamika perkembangan
global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kedua
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga harus
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Selain itu juga harus mengacu
kepada Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi
Kurikulum. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan sumber daya
manusia ( SDM ) yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa memegang
peranan penting dalam suatu sistem pendidikan. Maka kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan harus mampu mengantarkan anak didik menjadi
manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu,
bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diberikan kepada
peserta didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang
direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan.
Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk
pengembangan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun
jangka panjang, kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat
dengan upaya pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh
karena itu perubahan dan pembaruan kurikulum harus mengikuti
perkembangan, menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi
3

tantangan yang akan datang serta menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan


dan teknologi.
Namun demikian Kurikulum hanyalah benda mati keberhasilan
atau kegagalan dalam melaksanakan kurikulum pada hakikatnya ada di
tangan para guru. Sekalipun tidak semua guru dilibatkan dalam
pengembangan namun dia adalah perencana, pelaksana dan pengembang
kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun para guru tidak mencetuskan sendiri
konsep-konsep tentang kurikulum, guru yang menerjemahkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP, guru yang
mengolah dan meramu kembali untuk disajikan di dalam kelas. Guru berada
di garis depan dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, oleh
karena itu guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan
kurikulum. Hasil-hasil penilaian guru akan sangat membantu dalam
menentukan hambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum. Sebagai
pelaksana kurikulum, guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar-
mengajar yang memungkinkan para siswa dapat menyerap isi kurikulum
dengan sempurna. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar di kelas yang
bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa,
dengan lebih banyak menggunakan metode penuturan/ceramah. Peranan guru
seperti ini dalam kondisi sekarang nampaknya sudah tidak relevan lagi
dengan tuntutan kurikulum, oleh karena itu perlu dikurangi frekuensinya.
Sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan ilmu pendidikan
serta ditambah lagi dengan adanya kebijakan otonomi pendidikan dan
otonomi sekolah, maka akan semakin banyak peranan dan keterlibatan guru
dalam mengimplementasikan kurikulum yang memungkinkan terjadinya
proses belajar pada diri siswa.
B. Landasan Penyusunan
Dokumen I ini disusun dengan berlandaskan kepada :
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4

2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Lembaran Negara 45 tambahan Lembaran Negara 5670
tanggal 6 Maret 2015;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan


dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5157);

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib


Belajar;

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan


Pendidikan;

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2018 tentang Standar


Pelayanan Minimal (SPM);

9. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan


Pendidikan Karakter;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007


tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007


tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru;

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 27 tahun 2008


tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor; 3

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 61 Tahun


2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62 Tahun


2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan
Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun


2014 tentang Pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah;

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 68 Tahun


2014 tentang Peran Guru TIK dan Guru Keterampilan dalam
Pengelolaan Informasi pada Kurikulum 2013;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 79 Tahun 2014


tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 103 Tahun


2014 tentang Pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah;
6

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun


2014 tentang Bimbingan Konseling pendidikan dasar dan menengah;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 159 Tahun


2014 tentang Evaluasi Kurikulum;

21. Peraturan Mendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan


Budi Pekerti;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 64 Tahun


2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 82 Tahun


2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
lingkungan Satuan Pendidikan;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 18 Tahun


2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun


2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun


2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun


2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun


2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun


2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 7
2013 Pendidikan Dasar dan Menengah;
7

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 28 Tahun


2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah;

31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 75 Tahun


2016 tentang Komite Sekolah;

32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 10 Tahun


2017 tentang Perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun


2017 tentang Hari Sekolah;

34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 6 Tahun


2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah;

35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 15 Tahun


2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah;

36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun


2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah;

37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 35 Tahun


2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 58 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 18 Tahun


2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler Tahun 2019;

39. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 37 Tahun


2018 tentang perubahan atas peraturan mentri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
8

Kompetensi Dasar Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada


Pendidikan Dasar dan Menengah .

40. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah /
Madrasah ;

41. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 7 Tahun 2010


tentang Penyelenggaraan Pendidikan ;

42. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Nomor :


420/2042/101.1/2020 tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif, dan
Hari Libur bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun
Pelajaran 2020/ 2021.

43. Hasil Rapat Dewan Guru dan Komite Sekolah tanggal 01 Juli 2020.

C. TUJUAN PENYUSUNAN

Penyusunan Dokumen Buku I Kurikulum SDN Gayaman, bertujuan:

1. Tujuan Umum:
a. Mewujudkan standar nasional pendidikan (SNP) dan standar
pelayanan minimal (SPM) Bidang Pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar khususnya pada standar akademik yang meliputi standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian
pendidikan ;
b. Mewujudkan visi dan misi pendidikan;
c. Mewujudkan pengembangan sumber daya insani menuju terbentuknya
insan Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
cerdas dan kompetitif serta berkahlak mulia;

2. Tujuan Khusus:
a. Menjadi acuan dan pedoman bagi kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan di sekolah dalam mengelola kurikulum secara optimal;
9

b. Memberikan informasi kepada pelanggan jasa pendidikan, baik


pelanggan internal maupun eksternal serta stakeholders tentang
manajemen kurikulum di satuan pendidikan;
c. Menjadi dasar dan alat kontrol untuk mengukur seberapa besar
keberhasilan implementasi kurikulum dan pembelajaran di satuan
pendidikan dalam setiap periode atau kurun waktu tertentu.
d. Memberikan kesempatan peserta didik untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Belajar untuk memahami dan
menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,dan
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar yang aktif.

D. ACUAN KONSEPTUAL

Sesuai Permendikbud No. 150 Tahun 2014 tentan pemberlakuan


Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, maka Kurikulum SD Negeri Gayaman
dikembangkan dengan mengacu kepada :

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan


kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan


toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan


kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan
10

dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat


keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai


dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta
Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk


meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan
potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan


keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis


dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara
lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan,
berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan
kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya


pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan
jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta
didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
11

Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan


peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap
relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu


media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik


pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa
lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat


12

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial


budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya
dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan


pendidikan.

E. PRINSIP-PRISIP PENYUSUNAN
Pengembangan kurikulum SD Negeri Gayaman didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan
masa yang akan datang.
Kurikulum di kembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik di sesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karekteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidkan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi,
dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
13

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta


disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antar subtansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Kurikulum di kembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar pesrta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


14

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan


nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai