BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh guru dan dilaksanakan
untuk peserta didik di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan
Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar Menengah mengacu pada standar isi
dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
Kurikulum Pendidikan SMALB Negeri Surakarta di kembangkan dengan
mengintegrasikan Kurikulum 2013 dan Pendidikan Lingkungan Hidup dengan
membangun Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mengadopsi Kurikulum 2013
sesuai dengan (Rencana Aksi Nasional 2013, Kemdiknas 2010 – 2014). Kurikulum
ini disusun oleh tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah
di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, serta
dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran dari
Pembina/Pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap sebagai dokumen, yang akan menjadi kenyataan
apabila dilaksanakan oleh peserta didik di kelas dan luar kelas dalam proses
pembelajaran yang baik. Pembelajaran, hendaknya berlangsung secara efektif yang
mampu membangkitkan aktifitas dan kreativitas peserta didik dalam hal ini para
pelaksana kurikulum (baca: Guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam
proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan
1. Keselarasan (Alignment)
Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Teks
Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari
aspek kompetensi dan lingkup materi.
2. Mudah Dipelajari (Learnable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan dalam KD mudah
dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan
psikologis dan aspek pedagogis.
3. Mudah Diajarkan (Teachable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan pada KD mudah
diajarkan oleh guru sesuai dengan gaya belajar peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di
lingkungan.
4. Terukur (Measurable)
Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur melalui indikator yang
mudah dirumuskan dan layak dilaksanakan.
5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt)
Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi
peserta didik sebagai bekal kehidupan.
B. Landasan Yuridis.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kepeserta didikan;
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
16. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 Tentang
Program Adipura
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, Lampiran 1 Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 104 tahun 2014 tentang
Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran 1 Pedoman Penyusunan Dan
Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014
Tentang Evaluasi Kurikulum;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 dan KTSP
2013;
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang peradaban dunia
Pengembangan kurikulum dalam penyusunan dan pengelolaan Kurikulum
bertujuan untuk:
Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalam mengelola dan
melaksanakan program-program sekolah secara optimal.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing
serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan
dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12.Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
2. Misi Sekolah
Tujuan Kurikulum SMALB SLB Negeri Surakarta mengacu pada tujuan umum
pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri. Sedangkan secara khusus
sesuai dengan visi dan misi sekolah bertujuan mengantarkan siswa didik untuk :
a. Menghasilkan peserta didik mempunyai nilai UN Bahasa Indonesia lebih
6,5
b. Menghasilkan peserta didik mempunyai nilai UN Matematika lebih 6,0
c. Menghasilkan peserta didik mempunyai nilai UN IPA lebih 6,0
d. Menghasilkan peserta didik yang suka beramal
e. Menghasilkan peserta didik yang sopan santun
f. Menghasilkan peserta didik yang senang beribadah
g. Menghasilkan peserta didik yang senang mengikuti pengajian/kebaktian.
h. Menghasilkan peserta didik yang kreatif dalam tata boga.
i. Menghasilkan peserta didik yang kreatif dalam batik.
j. Menghasilkan peserta didik yang mahir ICT.
k. Menghasilkan peserta didik yang dapat meronce.
l. Menghasilkan peserta didik yang dapat membatik.
m. Menghasilkan peserta didik yang dapat tata busana.
n. Menghasilkan peserta didik yang dapat pertukangan.
o. Menghasilkan peserta didik yang dapat pertanian.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Struktur kurikulum 2013 dan sekolah berbudaya lingkungan SMALB SLB Negeri
Surakarta, meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai Kelas 10 sampai dengan Kelas 12. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan KI.1; KI.2; KI.3 dan
KI.4 dengan ketentuan sebagai berikut.
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut:
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari dan dilaksanakan
oleh peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kreatif inovati, dan efektif dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh norma budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kreatif inovati, dan efektif,
serta demokratis Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya yang
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan
dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang bertanggungjawab.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
C. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMALB dapat dilihat pada Tabel berikut
:
Tabel 2: Kompetensi Inti dan Dasar Kls.11 Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)
Memahami dan menerapkan pengetahuan Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
(faktual, konseptual, dan prosedural) konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang memodifikasi, dan membuat) dan ranah
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya abstrak (menulis, membaca, menghitung,
terkait fenomena dan kejadian nyata dalam menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
kehidupan. yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
Memahami struktur dan kaidah teks cerita Menginterpretasikan makna teks cerita
pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi, pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
dan ulasan/reviu film/drama yang kompleks, dan ulasan/reviu film/drama
sederhana baik melalui lisan maupun sederhana baik secara lisan maupun tulisan
tulisan tulis. tulis.
Membandingkan teks cerita pendek, Memproduksi teks cerita pendek, pantun,
pantun, cerita ulang, eksplanasi, dan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama yang sederhana ulasan/reviu film/drama sederhana yang
baik melalui lisan maupun tulisan tulis. sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan tulis.
Menganalisis teks cerita pendek, pantun, Menyunting teks cerita pendek, pantun,cerita
cerita ulang, eksplanasi, dan ulasan/reviu ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu
film/drama yang sederhana baik melalui film/drama sederhana sesuai dengan struktur
lisan maupun tulisan tulis. dan kaidah, baik secara lisan maupun tulisan
tulis.
Menilai teks cerita pendek, pantun, cerita Menyusun kembali teks cerita pendek,
ulang, eksplanasi, dan ulasan/reviu pantun, cerita ulang, eksplanasi , dan
film/drama yang sederhana berdasarkan ulasan/reviu film/drama sederhana kedalam
struktur dan kaidah-kaidah baik melalui bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan
lisan maupun tulisan tulis. kaidah baik secara lisan maupun tulisan tulis.
lisan maupun tulisan tulis. kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
tulis.
Mengevaluasi teks cerita sejarah, berita, Menceritakan kembali teks cerita sejarah,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
dalam novel yang sederhana berdasarkan dalam novel secara sederhana baik secara
kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun lisan maupun tulisan tulis. melalui bimbingan
tulisan tulis. guru.
2. Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Dasar Luar Biasa sebagaimana tabel berikut.
2. Mata Pelajaran Program Pilihan terdiri dari; Tata Boga, Tata Busana, Salon
Kecantikan, Elektronika, Kerajinan Tangan, Pertukangan, Otomotif,
Pertamanan dan Perikanan.
4. Kegiatan ekstra-kurikuler Pramuka wajib dikuti, Untuk Unit, dan yang lainnya
dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap spiritual, sosial
peserta didik, terutama sikap peduli terhadap sesama. Disamping itu juga dapat
dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya
dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra-kurikuler dapat
dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
8. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk setiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
Gerakan
10.
Pembelajaran Tematik-Terpadu
D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti oleh setiap
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Beban belajar di SLB dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu Kelas X, s.d XII adalah 40 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40-45 menit.
Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 40 minggu dan paling
banyak 45 minggu.
E. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi
inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan dan 2. Menunjukkan perilaku jujur,
menghargai ajaran agama yang disiplin, tanggung jawab, santun,
dianutnya peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan dan 2. Menunjukkan perilaku jujur,
menghargai ajaran agama yang disiplin, tanggung jawab, santun,
dianutnya peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air
1.2 Meyakini Allah Swt. Maha Mulia dan 2.2 Memiliki sifat santun dan memberi
Allah Swt. Maha Mengamankan rasa aman sebagai implementasi
dari pemahaman makna Asmāul
¦usna: al-Karīm dan al-
Mu’min
1.3 Meyakini adanya Kitab-kitab suci 2.3 Peduli kepada orang lain
Allah Swt. dengan saling menasihati sebagai
cerminan beriman kepada Kitab-
kitab Allah Swt.
1.4 Meyakini adanya Rasul-rasul 2.4 Menunjukkan perilaku saling
Allah Swt. menolong sebagai cerminan
beriman kepada Rasul-rasul Allah
Swt.
implementasi pemahaman
makna ketentuan ¡alat
jenazah
1.7 Meyakini kebenaran perjuangan dawah 2.7 Menunjukan sikap tolong menolong
Nabi Muhammad saw periode Madinah sebagai implementasi dari
pemahaman makna sejarah
perjuangan Nabi Muhammad saw
periode Madinah
KELAS XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
1.5 Meyakini kerja keras sebagai perintah 2.3 Menunjukan perilaku kerja keras dalam
Allah Swt.dan Rasul- Nya kehidupan sehari- hari
B. Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti SMALB Tunarungu
KELAS: X
KELAS: XI
KELAS: XII
c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti SMALB Tunarungu
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur,
menghargai ajaran agama yang disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dianutnya dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya, serta cinta tanah air
1.2. Bersyukur kepada Allah atas 2.2. Disiplin terhadap suara hati dan
karunia suara hati untuk bertindak secara dapat bertindak secara benar dan
benar dan tepat tepat
1.3. Percaya kepada Yesus Kristus 2.3. Bertanggungjawab untuk ikut
yang datang untuk mewartakan dan mewartakan dan memperjuangkan
memperjuangkan Kerajaan Allah Kerajaan Allah seturut teladan Yesus
Kristus
1.4. Percaya pada pribadi Yesus 2.4. Peduli terhadap orang lain
Kristus yang rela menderita, seperti pribadi Yesus Kristus yang
sengsara, wafat, dan bangkit demi rela menderita, sengsara, wafat, dan
kebahagiaan manusia bangkit demi kebahagiaan manusia
1.5. Bersyukur atas pribadi Yesus 2.5. Responsif dan proaktif menerima
Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat
idola, dan Juru Selamat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat
KELAS: XI
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini:
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2 Menghargai dan menghayati
agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KELAS XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur,
agama yang dianutnya disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KELAS XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2 Menghargai dan menghayati
agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
keberadaannya
.1 Menampilkan nilai-nilai 2.1 Mengembangkan nilai-nilai
pelanggaran hak dan pengingkaran keadilan dalam mengatasi
kewajiban sebagai warga negara pelanggaran hak dan
beserta solusinya sesuai dengan pengingkaran kewajiban sebagai
nilai-nilai Pancasila dalam pengamalan ajaran agama yang
kehidupan berbangsa dan dianutnya
bernegara
.2 Menyadari praksis (kehidupan 2.2 Mengamalkan nilai-nilai praksis
nyata) pelindungan dan penegakan pelindungan dan penegakan
hukum dalam masyarakat untuk hukum dalam masyarakat untuk
menjamin keadilan dan kedamaian menjamin keadilan dan
kedamaian
.3 Menghayati nilai-nilai yang 2.3 Menghargai nilai-nilai yang
membentuk kesadaran akan terabaikan dalam kasus-kasus
ancaman terhadap negara di pelanggaran hak asasi manusia
bidang ekonomi dan strategi dan upaya penanganannya
mengatasinya dalam membangun sesuai Undang-Undang Dasar
integrasi nasional berdasarkan Negara Republik Indonesia
asas BhinnekaTunggal Ika Tahun 1945
.4 Menyenangi persatuan dan 2.4 Menyadari nilai-nilai yang
kesatuan bangsa sebagai upaya berpotensi menjadi ancaman
menjaga dan mempertahankan terhadap negara terkait
1 Negara Kesatuan Republik kemajuan ipteks dalam bingkai
Kurikulum Indonesia
SMALB – SLB Negeri Surakarta tahun 2018 / 2019 Bhinneka Tunggal Ika
54
3.2. Menelaah praksis (kehidupan nyata) 4.2. Menyaji hasil telaah praksis (kehidupan
pelindungan dan penegakan hukum nyata) perlindungan dan penegakan
dalam masyarakat untuk menjamin hukum dalam masyarakat untuk
keadilan dan kedamaian. menjamin keadilan dan kedamaian
3.3. Menafsirkan potensi ancaman terhadap 4.3. Membuat tulisan sederhana tentang
negara terkait kemajuan ipteks dalam potensi ancaman terhadap negara
bingkai BhinnekaTunggal Ika. terkait kemajuan ipteks dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika
KELAS: X
Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: XI
Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena membaca, menghitung, menggambar, dan
dan kejadian nyata dalam kehidupan mengarang) sesuai dengan yang ipelajari di
sekolah dan umber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
KELAS: XII
Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi,seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar, dan
fenomena dan kejadian nyata dalam Mengarang) sesuai dengan yang
kehidupan dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
3.4 Memahami isi teks cerita 4.4 Menguraikan makna teks cerita
sejarah sederhana dengan sejarah dengan memperhatikan aspek
memperhatikan aspek kebahasaan
kebahasaan
3.5 Membandingkan teks cerita sejarah 4.5 Menyimpulkan teks cerita sejarah
sederhana dengan memperhatikan sederhana dengan
aspek kebahasaan memperhatikan aspek
kebahasaan
3.6 Mengidentifikasi teks cerita 4.6 Menyusun teks pidato cerita
sejarah sederhana dengan sejarah dengan memperhatikan aspek
memperhatikan aspek kebahasaan
kebahasaan
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
3.1 Memahami hubungan antar satuan 4.1 Menentukan hubungan antar satuan
kuantitas dalam kehidupan sehari- kuantitas dalam kehidupan nyata (rim,
hari (rim, lusin, kodi) lusin, kodi)
KEL
AS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.3 Memahami keliling dan luas 4.3 Menghitung keliling dan luas
bila unsur-unsur bangun datar bangun datar bila unsur-unsur bangun
diketahui datar diketahui
3.4 Memahami besar jumlah sudut dalam 4.4 Melakukan percobaan untuk
bangun datar segitiga menemukan jumlah sudut segitiga
dan segi empat dan segi empat
3.5 Memahami luas permukaan 4.5 Menghitung volume suatu
dan volumee bangun ruang bila unsur- bangun ruang sisi datar (balok dan
unsurnya diketahui kubus) bila unsur- unsurnya diketahui
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
3.2 Mendeskripsikan siklus air dan 4.2 Membuat bagan tentang siklus
dampaknya pada peristiwa di bumi air dan dampaknya pada peristiwa di
serta kelangsungan mahluk hidup bumi serta kelangsungan makhluk
hidup
3.3 Mengidentifikasi rantai makanan pada 4.3 Menyajikan hasil identifikasi tentang
ekosistem di lingkungan sekitar rantai makanan dan jejaring makanan
dari makhluk hidup di lingkungan
sekitar yang terdiri dari karnivora,
herbivora, dan omnivora
KEL
AS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung(indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan mperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangga serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi siswa.
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangga serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi siswa.
3.3 Memahami aktivitas manusia dalam 4.3 Menyajikan hasil telaah tentang
hubungannya dengan kondisi geografis aktivitas manusia dalam
di sekitarnya di bidang ekonomi dalam hubungannya dengan lingkungan
lingkup nasional geografis tempat tinggalnya dalam
lingkup nasional
3.4 Memahami kehidupan manusia dalam 4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang
kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, kehidupan manusia dalam
dan budaya di masyarakat sekitar (nasional) kelembagaan sosial, pendidikan,
ekonomi, dan budaya di masyarakat
sekitar (nasional)
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
Kelas: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi siswa.
3.2 Membedakan struktur teks dan unsur 4.2 Menangkap makna teks deskriptif lisan
kebahasaan untuk melaksanakan fungsi dan tulis pendek dan sederhana tentang
sosial teks deskriptif pendek dan orang, benda,dan binatang dengan
sederhana dengan menyatakan dan memperhatikan fungsi sosial, struktur
menanyakan tentang deskripsi orang, teks, dan unsur kebahasaan yang benar
benda, dan binatang sesuai dengan dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.3 Membedakan struktur teks dan 4.3 Menangkap makna teks lisan
unsur kebahasaan untuk melaksanakan dan tulis sederhana untuk menyatakan,
fungsi sosial dari ungkapan memberi menanyakan dan merespon ungkapan
instruksi, mengajak, melarang, meminta memberi instruksi, mengajak,
ijin, serta cara responnya, melarang, dan meminta ijin, dengan
sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial, struktur
penggunaannya teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
Kelas:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi siswa.
Kelas:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi siswa.
3.5 Menafsirkan makna fungsi sosial dan 4.5 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan dalam lirik lagu kontekstual terkait dengan fungsi
sosial dan unsur kebahasaan lirik
lagu
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
3.2Memahami prosedur variasi gerak spesifik 4.2 Mempraktikkan variasi gerak spesifik
jalan, lari, lompat, dan lempar dalam jalan, lari, lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana dan atau berbagai permainan sederhana dan atau
tradisional tradisional
3.3 Memahami prosedur latihan 4.3 Mempraktikkan latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani peningkatan derajat kebugaran jasmani
yang terkait dengan keterampilan yang terkait dengan keterampilan
3.4 Memahami prosedur variasi dan kombinasi 4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
gerak berbentuk rangkaian langkah dan gerak berbentuk rangkaian langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
sebagai pembentuk gerak pemanasan sebagai pembentuk gerak pemanasan
dalam aktivitas gerak berirama dalam aktivitas gerak berirama
Kelas: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.5 Memahami prosedur gerak spesifik 4.5 Mempraktikkan gerak spesifik salah
salah satu gaya renang dengan satu gaya renang dengan koordinasi
koordinasi yang baik yang baik
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS :
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS : XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS : XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS :
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Adobe Photoshop
3.12 Memahami area kerja Adobe 4.12 Mengoperasikan Adobe Photoshop
Photoshop
3.13 Menerapkan fungsi tools 4.13 Menggunakan tools Photoshop
Photoshop
3.14 Menerapkan teknik seleksi objek 4.14 Menyeleksi objek
3.15 Menerapkan editing objek 4.15 Mengedit objek
3.16 Menerapkan efek teks 4.16 Membuat efek teks
3.17 Menerapkan konsep warna 4.17 Memanipulasi warna pada objek
3.18 Memadukan desain produk 4.18 Membuat produk
KELAS :
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
3.3 Memahami kabel sesuai disain 4.3 Memasang kabel sesuai disain
jaringan jaringan
3.4 Memahami konektor pada kabel 4.4 Memasang konektor pada kabel
jaringan jaringan
3.5 Mehami konsep penguji koneksi kabel 4.5 Menguji koneksi kabel
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/ atau ekstrakurikuler.
KELAS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/ atau ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.3 Menerapkan gerak tari massal 4.3 Mempraktikkan gerak tari massal
sederhana sederhana
3.4 Menerapkan gerak tari kelompok 4.4 Mempraktikkan gerak tari
sederhana kelompok
sederhana
3.5 Menerapkan pementasan tari 4.5 Melakukan pementasan tari
sederhana sederhana
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik. lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat, mengolah
pengetahuan faktual, konseptual, informasi, dan mengikuti prosedur yang
operasional dasar/prosedural, dan lazim dilakukan serta menyelesaikan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik, dan pekerjaan dan kemasyarakatan melalui
kompleks berkenaan dengan ilmu menalar, mengolah, dan menyaji secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan efektif, kreatif, produktif, kritis,
humaniora dalam konteks pengembangan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, solutif pada ranah abstrak dan konkret
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat sehingga
nasional, regional, dan internasional menampilkan kinerja dan terukur sesuai
dengan standar terkait pengembangan dari
sekolah dan masyarakat global
151
3.5 Menerapkan warna pada karya batik 4.5 Mewarna karya batik tulis
tulis
3.6 Mengevaluasi prosedur penataan 4.6 Menata hasil produk batik
hasil produk batik tulis tulis
152
KELAS XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat, mengolah
pengetahuan faktual, konseptual, informasi, dan mengikuti prosedur yang
operasional dasar/prosedural, dan lazim dilakukan serta menyelesaikan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik, dan pekerjaan dan kemasyarakatan melalui
kompleks berkenaan dengan ilmu menalar, mengolah, dan menyaji secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan efektif, kreatif, produktif, kritis,
humaniora dalam konteks pengembangan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
potensi diri sebagai solutif pada ranah abstrak dan konkret
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, sehingga
warga masyarakat nasional, regional, dan menampilkan kinerja dan terukur sesuai
internasional dengan standar terkait pengembangan dari
sekolah dan masyarakat global
153
KELAS XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat, mengolah
pengetahuan faktual, konseptual, informasi, dan mengikuti prosedur yang
operasional dasar/prosedural, dan lazim dilakukan serta menyelesaikan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik, dan pekerjaan dan kemasyarakatan melalui
kompleks berkenaan dengan ilmu menalar, mengolah, dan menyaji secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan efektif, kreatif, produktif, kritis,
humaniora dalam konteks pengembangan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
potensi diri sebagai solutif pada ranah abstrak dan konkret
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, sehingga
warga masyarakat nasional, regional, dan menampilkan kinerja dan terukur sesuai
internasional dengan standar terkait pengembangan dari
sekolah dan masyarakat global
155
3.3 Menerapkan proses batik tulis 4.3 Membuat batik tulis kombinasi
kombinasi cap dan atau ikat celup cap dan atau ikat celup
3.4 Menerapkan teknik warna untuk batik tulis 4.4 Mewarna karya batik tulis kombinasi
kombinasi batik cap dan atau ikat celup batik cap dan atau ikat celup
3.5 Mengevaluasi karya teknik batik 4.5 Mengontrol karya dengan teknik
cap kombinasi batik tulis dan atau ikat batik cap kombinasi batik tulis dan
celup atau ikat celup
3.6 Mengevaluasi prosedur penataan 4.6 Menata hasil karya batik tulis
hasil produk batik tulis kombinasi batik cap dan kombinasi batik cap dan atau ikat celup
atau ikat celup
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.3 Menerapakan konsep desain buku kenangan 4.3 Membuat desain buku kenangan
akhir tahun (desain cover dan halaman isi) akhir tahun (desain cover dan
halaman isi)
3.4 Menerapkan prinsip desain media 4.4 Membuat desain media cetak
cetak untuk promosi (poster, leaflet, untuk promosi (poster, leaflet,
banner, baliho, spanduk, dll) banner, baliho, spanduk, dll)
161
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat, mengolah
pengetahuan faktual, konseptual, informasi, dan mengikuti prosedur yang
operasional dasar/prosedural, dan lazim dilakukan serta menyelesaikan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik, dan pekerjaan dan kemasyarakatan melalui
kompleks berkenaan dengan ilmu menalar, mengolah, dan menyaji secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan efektif, kreatif, produktif, kritis,
humaniora dalam konteks pengembangan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, solutif pada ranah abstrak dan konkret
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat sehingga
nasional, regional, dan internasional menampilkan kinerja dan terukur sesuai
dengan standar terkait
pengembangan dari sekolah dan masyarakat
global
163
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.11 Menerapkan analisis usaha hasil 4.11 Melakukan analisis usaha hasil perikanan
perikanan
168
KELAS: X
1.2 Meyakini bahwa Allah Swt. 2.2 Memiliki sikap adil dan
Maha adil dan bijaksana kepada bijaksana sebagai cerminan sifat
semua makhluk-Nya Allah Swt.: al-‘Adl dan al-¦akīm
169
kepada malaikat
1.5 Meyakini ibadah haji dan umroh 2.5 Memiliki sikap disiplin dan tertib
sebagai bagian dari rukun Islam sebagai cerminan pelaksanaan ibadah
haji dan umroh
3.2 Mengetahui makna sifat Allah 4.2 Melafalkan Asmāul ¦usna: al-‘Adl
Swt.: al-‘Adl dan al-¦akīm dan al-¦akīm beserta artinya
171
3.3 Mengenal makna iman kepada 4.3 Menunjukkan contoh sikap yang
malaikat Allah mencerminkan beriman kepada
Malaikat-malaikat Allah Swt.
3.4 Memahami semangat menuntut ilmu 4.4 Menunjukan contoh perilaku yang
sebagai perintah Allah mencerminkan semangat menuntut
Swt. dan rasul-Nya ilmu
3.5 Memahami ketentuan ibadah haji 4.5 Mempraktikan ibadah haji dan umroh
dan umrah
3.6 Memahami sejarah perjuangan Nabi 4.6 Menceritakan kisah perjuangan Nabi
Muhammad saw periode Mekkah Muhammad saw periode Mekkah
172
KELAS: XI
1.2 Meyakini bahwa Allah Swt. telah 2.2 Memiliki perilaku konsisten sebagai
mengutus para rasul-Nya dengan cerminan iman kepada rasul sebagai
membawa kebenaran teladan
1.4 Menerapkan ketentuan shalat jenazah 2.4 Menunjukan perilaku tanggung jawab
sesuai syari’at Islam sebagai implementasi pemahaman
ketentuan salat jenazah.
173
3.4 Memahami ketentuan ¡alat jenazah 4.4 Mempraktikan pelaksanaan ¡alat jenazah
sesuai syari’at Islam
3.5 Memahami sejarah perjuangan Nabi 4.5 Menceritakan kisah perjuangan Nabi
Muhammad saw periode Madinah Muhammad saw periode Madinah
175
KELAS: XII
1.2 Meyakini bahwa Allah Swt. 2.2 Memiliki sikap apresiatif dan
Maha Menyukuri dan Maha pemaaf sebagai cerminan as-
Pengampun Syakūr dan al-Ghafūr
1.4 Meyakini kerja keras sebagai perintah 2.4 Memiliki perilaku kerja keras dalam
Allah Swt. dan Rasul- Nya berusaha sebagai wujud keimanan
kepada Qa«a dan Qadar
176
1.5 Meyakini kebenaran ketentuan 2.5 Menunjukan sikap patuh dan taat
pernikahan berdasarkan syari’at Islam sebagai implementasi dari
pemahaman ketentuan pernikahan
dalam Islam
3.2 Mengetahui arti Sifat Allah 4.2 Menunjukkan contoh sifat Allah
Swt.: as-Syakūr dan al-Ghafūr Swt.: as-Syakūr dan al-Ghafūr
3.4 Mengetahui manfaat kerja keras dalam 4.4 Menunjukan contoh perilaku kerja
kehidupan sehari- hari sebagai wujud keras dalam kehidupan sehari-hari
keimanan kepada Qa«a dan Qadar sebagai wujud keimanan kepada
Qa«a dan Qadar
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti SMALB Tunagrahita
178
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan 2. Menunjukkan perilaku jujur,
ajaran agama yang dianutnya disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri, dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan sebagai berikut ini.
c. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Pendidikan Agama Katolik dan Budi
182
Pekerti SMALB Tunagrahita
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
1.1. Bersyukur kepada Allah atas 2.1 Bertanggungjawab dalam menerima diri
keberadaan dirinya dengan segala dengan segala kemampuan dan
kemampuan dan keterbatasannya keterbatasannya
1.2. Beryukur kepada Allah yang 2.2 Menghargai sesama manusia yang
menciptakan dirinya sebagai citra- diciptakan sebagai citra Allah yang
Nya yang bersaudara satu sama bersaudara satu sama lain
lain
1.3. Bersyukur kepada Allah atas karunia 2.3 Disiplin terhadap suara hati dan dapat
suara hati untuk bertindak secara bertindak secara benar dan tepat
benar dan tepat
1.4. Percaya pada ajaran Kitab Suci 2.4 Responsif dan proaktif dalam
dan Tradisi sebagai dasar iman mengembangkan pemahaman
kristiani tentang ajaran Kitab Suci dan Tradisi sebagai
dasar iman kristiani
1.5. Percaya pada pribadi Yesus Kristus 2.5 Peduli terhadap orang lain seperti pribadi
yang rela menderita, sengsara, Yesus Kristus yang rela menderita,
wafat, dan bangkit sengsara, wafat, dan
183
1.7. Percaya pada peran Roh Kudus 2.7 Peduli terhadap pelbagai masalah kehidupan
yang melahirkan, Gereja yang dilahirkan, dibimbing, dan
membimbing, dan menghidupi dihidupi Roh Kudus
Gereja
3.1. Memahami diri yang memiliki 4.1. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan
kemampuan dan refleksi/menuliskan doa/menuliskan puisi)
keterbatasannya yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterbatasannya
184
3.3. Memahami peran dan fungi suara 4.3. Melakukan aktivitas (misalnyamenuliskan
hati dalam
refleksi/puisi/doa) tentang fungsi dan
menghadapi pengaruh mass media, peran suara hati dalam menghadapi
ideologi dan gaya hidup yang
pengaruh mass media, ideologi dan gaya
berkembang
hidup yang berkembang
3.4. Memahami Kitab Suci dan 4.4. Melakukan aktivitas (misalnya menulis
Tradisi sebagai dasar iman refleksi/slogan/puisi/ kata bermakna)
kristiani tentang Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar
iman kristiani
3.7. Memahami peran Roh Kudus yang 4.7. Melakukan aktivitas (misalnya menggambar
melahirkan, membimbing, dan simbol/refleksi) tentang Roh Kudus yang
menghidupi Gereja melahirkan, membimbing, dan menghidupi
Gereja
185
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
1.1. Bersyukur kepada Allah yang 2.1. Bertanggung jawab sebagai anggota Gereja
menganugerahkan Gereja yang merupakan umat Allah dan
sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka
persekutuan yang terbuka
1.2. Beriman pada Yesus Kristus 2.2. Responsif dan proaktif pada tugas pokok
sebagai pokok iman Gereja yang Gereja sesuai dengan kedudukan dan
memberi peran kepada setiap peranannya sebagai murid Yesus Kristus
anggota Gereja sesuai
kedudukannya masing- masing
1.3. Bersyukur atas hubungan Gereja 2.3. Bekerja sama mengembangkan keterlibatan
dengan dunia sehingga dapat Gereja dalam kegembiraan dan keprihatinan
terlibat dalam kegembiraan dan dunia
keprihatinan dunia
1.4. Bersyukur atas adanya hak asasi 2.4. Peduli terhadap berbagai permasalahan
Manusia, sebagai dasar panggilan hak asasi manusia
untuk ikut serta menegakkan hak-
hak asasi manusia
1.5. Beriman pada Allah sebagai pemberi 2.5. Responsif dan proaktif dalam mewujudkan
hidup. makna dan hakikat bersyukur dalam hidup
sebagai anugerah Allah
186
3.1. Memahami Gereja sebagai umat 4.1. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan
Allah dan persekutuan yang refleksi/doa/puisi/ membuat kliping berita
terbuka dan gambar) tentang Gereja sebagai umat
Allah dan persekutuan yang terbuka
3.2. Memahami tugas pokok Gereja 4.2. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan
sesuai dengan kedudukan dan refleksi/doa/puisi/ membuat rangkuman)
peranannya sebagai murid Yesus tentang keterlibatan diri dalam tugas pokok
Kristus Gereja sesuai dengan kedudukan
dan peranannya sebagai murid Yesus
Kristus
3.4. Memahami tentang Hak Asasi 4.4. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan
Manusia, sebagai dasar panggilan refleksi/doa/ menyusun kliping berita atau
untuk ikut serta menegakkan hak- gambar) tentang perjuangan Gereja dalam
hak asasi manusia menegakkan hak asasi manusia
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
1.1. Bersyukur atas panggilan hidupnya 2.1. Bertanggungjawab atas panggilan hidupnya
sebagai umat Allah (Gereja) dengan sebagai umat Allah (Gereja) dengan
menentukan langkah yang tepat menentukan langkah yang tepat dalam
dalam menjawab panggilan hidup menjawab panggilan hidup tersebut
tersebut
1.2. Beriman kepada Yesus Kristus 2.2. Peduli pada nilai-nilai; keadilan, kejujuran,
yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian dan keutuhan
keadilan, kejujuran, kebenaran, ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus
perdamaian dan keutuhan ciptaan
yang diajarkan-Nya
1.3. Bersyukur atas kemajemukan 2.3. Cinta damai di tengah kemajemukan bangsa
bangsa Indonesia sebagai Indonesia
anugerah Allah
1.4. Bersyukur atas adanya 2.4. Proaktif dan responsif untuk berdialog
semangat dialog dan serta bekerjasama dengan umat beragama
kerjasama dengan umat lain
beragama lain
189
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
ajaran agama yang dianutnya tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya
1.2. Menyadari tugas dan wewenang 2.2. Mendukung tugas dan wewenang
lembaga negara RI menurut Undang- lembaga negara RI menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Indonesia Tahun 1945
1.3 Menghayati keberagaman suku, 2.3 Menyenangi adanya keberagaman
agama dan ras serta gender dalam suku, agama dan ras serta gender dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika
192
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: X
3.1 Mengidentifikasi teks laporan 4.1 Menyajikan teks laporan hasil wawancara
sederhana hasil wawancara sederhana dengan tokoh masyarakat
sederhana dengan tokoh masyarakat. dalam bahasa Indonesia, baik lisan
maupun tulis.
3.2 Mengidentifikasi teks laporan hasil 4.2 Mempraktikkan teks petunjuk tentang
wawancara sederhana tentang kegiatan kegiatan vokasional hasil laporan
vokasional dalam bahasa Indonesia, baik wawancara sederhana dalam bahasa
lisan maupun tulis. Indonesia, baik lisan maupun tulis.
198
KELAS:
XI
3.1 Mengidentifikasi teks laporan hasil 4.1 Menyajikan teks laporan hasil
wawancara sederhana dengan wawancara sederhana dengan pejabat
pejabat pemerintahan dalam bahasa pemerintahan dalam bahasa
Indonesia, baik lisan maupun tulis Indonesia, baik lisan maupun tulis
KELAS: XII
KELAS: X
3.1 Memahami operasi hitung bilangan 4.1 Menghitung operasi bilangan asli
asli (penjumlahan, pengurangan, (penjumlahan, pengurangan, perkalian
perkalian dan pembagian) dalam dan pembagian) dalam pemecahan
pemecahan masalah pada kehidupan masalah pada kehidupan sehari-hari
sehari-hari
3.2 Memahami bentuk persen dalam 4.2 Menghitung bentuk persen dalam
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari dengan bantuan
kalkulator
3.4 Memahami tabel kebutuhan uang 4.4 Membuat tabel kebutuhan uang dan
dan barang dalam barang dalam kaitannya
KELAS:
XI
3.3 Memahami konsep untung atau rugi 4.3 Menghitung untung atau rugi dalam
dalam jual beli jual beli
3.4 Memahami tabel daftar harga/ barang 4.4 Membuat tabel daftar harga/ barang
yang berkaitan dengan proses jual beli yang berkaitan dengan proses jual beli
203
KELAS: XII
3.1 Memahami operasi hitung campuran 4.1 Menghitung operasi campuran bilangan
bilangan asli (perkalian dan asli (perkalian dan penjumlahan) dalam
penjumlahan) dalam pemecahan pemecahan masalah pada kehidupan
masalah dalam kehidupan sehari- sehari- hari
hari
KELAS: X
3.2 Mengenal cara merawat panca 4.2 Menceritakan cara merawat panca
indera indera
3.4 Mengenal sumber cahaya melalui 4.4 Membuat kliping benda yang dapat
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan sumber cahaya
205
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: X
3.1 Memahami kegiatan manusia dari 4.1 Menceritakan kegiatan manusia dari aspek
aspek keruangan, konektivitas antar keruangan, konektivitas antar ruang,
ruang, perubahan dan perubahan dan keberlanjutannya, pada
keberlanjutannya, pada aspek sosial, aspek sosial, ekonomi, budaya dan
ekonomi, budaya dan pendidikan pendidikan
3.2 Memahami kegiatan manusia dalam 4.2 Menceritakan kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan kondisi (geografis, hubungannya dengan kondisi (geografis,
kelembagaan sosial, ekonomi, kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan,
pendidikan, dan budaya) dalam dan budaya) dalam dinamika interaksi
dinamika interaksi dengan lingkungan dengan lingkungan alam
alam
208
KELAS:
XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Memahami kegiatan manusia dari 4.1 Menceritakan kegiatan manusia dari
aspek keruangan, konektivitas antar aspek keruangan, konektivitas antar
ruang, perubahan dan ruang, perubahan dan keberlanjutannya,
keberlanjutannya, pada aspek sosial, pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan
ekonomi, budaya dan pendidikan pendidikan pada masa pergerakan
pada masa pergerakan nasional nasional sampai proklamasi
sampai proklamasi kemerdekaan kemerdekaan Indonesia
Indonesia
3.2 Memahami kegiatan manusia dalam 4.2 Menceritakan kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan kondisi (geografis, hubungannya dengan kondisi (geografis,
kelembagaan sosial, ekonomi, kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan,
pendidikan, dan budaya) dalam dan budaya) dalam dinamika interaksi
dinamika interaksi dengan lingkungan dengan lingkungan alam, pada masa
alam pada masa pergerakan nasional pergerakan nasional sampai proklamasi
sampai proklamasi kemerdekaan kemerdekaan Indonesia
Indonesia
209
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Memahami kegiatan manusia dari 4.1 Menceritakan kegiatan manusia dari
aspek keruangan, konektivitas antar aspek keruangan, konektivitas antar
ruang, perubahan dan ruang, perubahan dan keberlanjutannya,
keberlanjutannya, pada aspek sosial, pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan
ekonomi, budaya dan pendidikan pendidikan pada masa
pada masa perjuangan mengisi perjuangan mengisi kemerdekaan
kemerdekaan
210
3.2 Memahami kegiatan manusia dalam 4.2 Menceritakan kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan kondisi (geografis, hubungannya dengan kondisi (geografis,
kelembagaan sosial, ekonomi, kelembagaan sosial, ekonomi,
pendidikan, dan budaya) dalam pendidikan, dan budaya) dalam
dinamika interaksi dengan lingkungan dinamika interaksi dengan lingkungan
alam pada masa perjuangan mengisi alam, pada masa perjuangan mengisi
kemerdekaan kemerdekaan
211
L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB
TUNAGRAHITA
KELAS: X
3.5 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur 4.5 Menangkap makna makna secara
kebahasaan dalam lirik lagu kontekstual terkait dengan fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu
213
Kelas : XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.3 Mengidentifikasi struktur teks dan 4.3 Mengungkapkan teks lisan dan
unsur kebahasaan untuk tulis sederhana untuk menyatakan,
melaksanakan fungsi sosial dari menanyakan dan merespon ungkapan
ungkapan memberi instruksi, memberi instruksi, mengajak, melarang, dan
mengajak, meminta ijin, dengan memperhatikan fungsi
melarang, meminta ijin, serta cara sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
responnya, sesuai dengan konteks yang benar dan sesuai konteks
penggunaannya
3.5 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur 4.5 Mengungkapkan makna secara kontekstual
kebahasaan dalam lirik lagu terkait dengan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan lirik lagu
215
Kelas : XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.2 Mengidentifikasi struktur teks dan 4.2 Mengungkapkan teks lisan dan
unsur kebahasaan untuk tulis sederhana untuk menyatakan,
melaksanakan fungsi sosial dari menanyakan dan merespon ungkapan
ungkapan mengajak serta cara mengajak dengan memperhatikan fungsi
meresponnya, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
konteks penggunaannya yang benar dan sesuai konteks
216
3.4 Membedakan struktur teks dan unsur 4.4 Menangkap makna teks deskriptif lisan dan
kebahasaan untuk melaksanakan tulis tentang orang, benda,dan binatang
fungsi sosial teks deskriptif dengan dengan memperhatikan fungsi sosial,
menyatakan dan struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
menanyakan tentang deskripsi benar dan sesuai konteks
orang, benda, dan binatang sesuai
dengan konteks penggunaannya
3.5 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur 4.5 Mengungkapkan makna secara kontekstual
kebahasaan dalam lirik lagu terkait dengan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan lirik lagu
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Mengenal cara membentuk objek flora 4.1 Membuat berbagai bentuk objek flora
dengan media bahan lunak (clay/tanah dengan media bahan lunak (clay/tanah
liat/tepung/plastisin) liat/tepung/ plastisin)
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Mengenal cara membentuk objek 4.1 Membuat bentuk objek fauna dengan
fauna dengan media bahan lunak media bahan lunak (clay/ tanah
(clay/tanah liat/tepung/plastisin) liat/tepung/ plastisin)
3.3 Mengenal alat musik nusantara 4.3 Memainkan alat musik tradisi
3.4 Mengenal tari kresi baru 4.4 Menari tarian kreasi baru
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Mengenal cara membentuk 4.1 Membuat bentuk objek alam benda dengan
objek alam benda dengan media bahan media bahan lunak (clay/tanah liat/
lunak (clay/tanah liat/tepung/ plastisin) tepung/plastisin)
3.3 Mengenal alat musik modern 4.3 Memainkan alat musik modern
KELAS: X
3.1 Mengetahui prosedur variasi dan 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
kombinasi gerak dasar non lokomotor, pola gerak dasar non lokomotor,
lokomotor, dan manipulatif dalam lokomotor dan manipulatif dalam
permainan permainan dan atau olahraga tradisional
dan atau olahraga tradisional bola bola kecil yang dimodifikasi sesuai
kecil dimodifikasi kemampuan
3.3 Mengetahui prosedur kombinasi dan 4.3 Mempraktikkan kombinasi dan variasi
variasi gerak dasar langkah kaki gerak dasar langkah kaki mengikuti
mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan irama tanpa atau dengan musik dalam
musik dalam aktivitas gerak ritmik aktivitas gerak gerak ritmik sederhana
sederhana sesuai kemampuan
tungkai kaki dan lengan tangan gaya renang dalam aktivitas air
dalam aktivitas air secara secara sederhana sesuai
sederhana kemampuan
KELAS: XI
3.1 Mengetahui prosedur variasi dan 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
kombinasi gerak dasar lokomotor, non- pola gerakdasar lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif dalam lokomotor, dan manipulatif dalam
permainan dan atau olahraga tradisional berbagai permainan dan atau olahraga
bola besar yang dimodifikasi tradisional bola besar yang
dimodifikasi
3.2 Mengetahui prosedur berbagai gerak 4.2 Mempraktikkan berbagai gerak dasar
dasar mengguling mengguling
3.3 Mengetahui prosedur variasi gerak 4.3 Mempraktikkan variasi gerak dasar ayunan
dasar ayunan lengan mengikuti irama lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa
(ketukan) tanpa/dengan musik dalam atau dengan musik dalam akktifitas gerak
aktivitas gerak ritmik sederhana sesua ritmik sederhana sesuai
dengan kemampuan kemampuan
3.5 Mengetahui pengaruh aktivitas fisik 4.5 Menceritakan pengaruh aktivitas fisik dan
dan istirahat yang cukup terhadap istirahat yang cukup terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tubuh pertumbuhan dan perkembangan tubuh
sesuai kemampuan sesuai kemampuan
224
KELAS: XII
3.1 Mengetahui prosedur variasi dan 4.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
kombinasi gerak dasar dasar lokomotor, non- lokomotor, dan
lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif dalam permainan dan atau
manipulatif dalam permainan dan atau olahraga tradisional bola kecil yang
olahraga tradisional bola kecil yang dimodifikasi sssuai kemampuan
dimodifikasi
3.2 Mengetahui prosedur berbagai variasi 4.2 Mempraktikkan berbagai variasi gerak
gerak mengguling mengguling sesuai kemampuan
3.3 Mengetahui prosedur variasi dan 4.3 Mempraktikkan variasi gerak dasar ayunan
kombinasi gerak dasar langkah kaki dan lengan mengikuti irama ( ketukan) tanpa
ayunan lengan mengikuti irama atau dengan musik dalam akktifitas gerak
(ketukan) tanpa/dengan musik dalam ritmik sederhana sesuai dengan kemampuan
aktivitas gerak ritmik sederhana
225
3.5 Mengetahui P3K pada kejadian darurat, 4.5 Mempraktikkan P3K pada kejadian darurat,
baik pada diri sendiri maupun orang baik pada diri sendiri maupun orang lain
lain
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
226
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KELAS : XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KELAS :
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
3.4 Menerapkan fungsi menu bar dan 4.4 Menggunakan fungsi menu bar
menu toolbar dan menu toolbar
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.6 Menerapkan panen dan pasca panen 4.6 Melakukan panen dan pasca panen
tanaman hortikultura tanaman hortikultura
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga,teman,guru dan tetangga serta cinta tanah air ”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.6 Menerapkan penanganan pasca panen 4.6 Melakukan penanganan pasca panen
tanaman hortikultura tanaman hortikultura
256
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan 2. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun,
responsive dan proaktif serta
menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta meneptakan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
1.4 Menunaikan salat Jum’at dengan tertib 2.4 Memiliki kepatuhan dalam kegiatan
salat jumat
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan 2. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta meneptakan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.1 Mengenal Q.S. al-Mā‘ūn ayat 1- 4.1 Melafalkan bacaan Q.S. al-
3 dan makna kandungannya Mā‘ūn ayat 1-3
3.2 Mengenal makna beriman 4.2 Mencontoh perilaku baik
kepada Hari Akhir sebagai cerminan iman kepada
Hari Akhir
3.3 Mengenal sikap santun dan 4.3 Mencontoh perilaku santun
menghargai teman, baik di dan menghargai teman, baik di
rumah, sekolah dan di rumah, sekolah dan di masyarakat
masyarakat sekitar sekitar
261
3.1 Mengenal Q.S. al-Mā‘ūn ayat 4- 4.1 Melafalkan bacaan Q.S. al-
7 dan makna kandungannya Mā‘ūn ayat 4-7
3.2 Mengenal makna beriman 4.2 Mencontoh perilaku ikhlas
kepada Qa«ā dan Qadar menerima cobaan sebagai
cerminan iman kepada Qa«ā dan
Qadar
3.3 Mengenal sikap rendah hati 4.3 Mencontoh perilaku rendah
sebagai cerminan Q.S. al-Isra’ hati
ayat 37
3.4 Mengenal tata cara 4.4 Mempraktikkan tata cara
pelaksanaan ibadah haji ibadah haji
3.5 Mengenal sikap kedermawanan 4.5 Mencontoh perilaku
dan kepatuhan dari kisah keteladanan dermawan dan patuh dari
U£man bin Affan ra dan Ali bin keteladanan U£man bin Affan ra
Abi talib ra dan Ali bin Abitalib r. a.
265
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan 2. Memiliki perilaku jujur,
ajaran agama yang dianutnya disiplin, tanggungjawab, santun,
peduli dan percaya diri dalam
berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya
1.4.Percaya pada ajaran Kitab Suci dan 2.4.Responsif dan proaktif dalam
Tradisi sebagai dasar iman kristiani mengembangkan pemahaman
tentang ajaran Kitab Suci dan
Tradisi sebagai dasar iman kristiani
270
1.5.Percaya pada pribadi Yesus 2.5.Peduli terhadap orang lain
Kristus yang rela menderita, seperti pribadi Yesus Kristus yang
sengsara, wafat, dan bangkit demi rela menderita, sengsara, wafat, dan
kebahagiaan manusia bangkit demi kebahagiaan manusia
271
1.6.Bersyukur atas pribadi Yesus Kristus 2.6.Responsif dan proaktif
sebagai sahabat sejati, tokoh idola, menerima pribadi Yesus
dan Juru Selamat Kristus sebagai sahabat sejati,
tokoh idola, dan Juru Selamat
272
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan 2. Memiliki perilaku jujur,
ajaran agama yang dianutnya disiplin, tanggungjawab, santun,
peduli dan percaya diri dalam
berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya
KELAS: X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR
1.1 Menghayati fungsi Pancasila 2.1 Mengamalkan fungsi Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bernegara
1.2 Mensyukuri cita-cita dan 2.2 Menghargai cita-cita dan tujuan
tujuan Negara yang terdapat dalam Negara yang terdapat dalam pembukaan
pembukaan Undang- Undang Undang-Undang Dasar Negara Republik
Dasar Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun
Tahun 1945
1945
1.3 Menyadari potensi ancaman 2.3 Menghargai adanya usaha untuk
terhadap negara terkait kemajuan mengurangi potensi ancaman terhadap
ipteks dalam bingkai negara terkait kemajuan ipteks dalam
BhinnekaTunggal Ika bingkai BhinnekaTunggal Ika
KELAS XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.1 Mengidentifikasi upaya-upaya yang 4.4 Menyaji secara lisan atau gambar terkait
dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
dalam menganggulangi masalah-masalah bangsa Indonesia dalam menganggulangi
yang berkaitan dengan ancaman terhadap masalah- masalah yang berkaitan dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Republik Indonesia.
KELAS: X
Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya”.Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
3.2 Menggali informasi teks laporan hasil 4.2 Mempraktikkan teks petunjuk tentang
wawancara sederhana tentang vokasional vokasional hasil laporan wawancara
dalam bahasa Indonesia, baik lisan sederhana dalam bahasa Indonesia, baik
maupun tulis. lisan maupun tulis.
289
KELAS:
XI
Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya”.Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
3.3 Memahami konsep untung atau 4.3 Menghitung untung atau rugi
rugi dalam jual beli dalam jual beli
3.4 Memahami tabel daftar 4.4 Membuat tabel daftar
harga/barang yang berkaitan dengan harga/barang yang berkaitan dengan
proses jual beli proses jual beli
296
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS :
X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
3.3 Memahami konsep untung atau 4.3 Menghitung untung atau rugi
rugi dalam jual beli dalam jual beli
3.4 Memahami tabel daftar 4.4 Membuat tabel daftar
harga/barang yang berkaitan dengan harga/barang yang berkaitan dengan
proses jual beli proses jual beli
302
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual adalah "Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya". Adapun rumusan kompetensi sikap sosial adalah "Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya". Kedua kompetensi tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual adalah "Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya". Adapun rumusan kompetensi sikap sosial adalah "Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya". Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual adalah "Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya". Adapun rumusan kompetensi sikap sosial adalah "Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya". Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Kelas: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”.
Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Kelas:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”.
Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Kelas:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”.
Adapun rumusan Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
3.2 Mengidentifikasi struktur teks 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis
dan unsur kebahasaan untuk sederhana untuk menyatakan,
melaksanakan fungsi sosial dari menanyakan dan merespon ungkapan
ungkapan mengajak serta cara mengajak dengan memperhatikan
meresponnya, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
penggunaannya kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks
3.5 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur 4.5 Mengungkapkan makna secara
kebahasaan dalam lirik lagu kontekstual terkait dengan fungsi
sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu
316
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
KEL
AS:
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, adalah “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
siswa.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan, dan kondisi siswa.
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi siswa.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
3.2 Mengidentifikasi fungsi menu bar 4.2 Menggunakan fungsi menu bar dan menu
toolbar
dan menu toolbar
3.3 Menerapkan format teks (indentasi, 4.3 Melakukan format teks (indentasi,
pargraph, bullets, numberings) pargraph, bullets, numberings)
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga kinerja dan terukur sesuai dengan
masyarakat nasional, regional, dan standar terkait pengembangan dari
internasional sekolah dan masyarakat global
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
3.3 Melatih teknik melukis media 4.3 Melukis dengan media basah
basah
3.4 Melatih teknik melukis mixed 4.4 Melukis dengan media
media campuran (mixed media)
3.5 Melatih cara mempersiapkan 4.5 Penyajian lukisan untuk
penyajian lukisan untuk dipublikasikan
dipublikasikan
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
KELAS : X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KELAS :
XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
3.3 Menerapakan konsep pembuatan desain 4.3 Membuat desain buku kenangan
buku kenangan akhir tahun (desain cover akhir tahun (desain cover dan
dan halaman isi) halaman isi)
3.4 Menerapkan prinsip desain media 4.4 Membuat desain media cetak
cetak untuk promosi (poster, untuk promosi (poster, banner, baliho,
banner, baliho, spanduk, dll) spanduk, dll)
353
KELAS:
XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
354
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat, mengolah
pengetahuan faktual, konseptual, informasi, dan mengikuti prosedur yang
operasional dasar/prosedural, dan lazim dilakukan serta menyelesaikan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik, dan pekerjaan dan kemasyarakatan melalui
kompleks berkenaan dengan ilmu menalar, mengolah, dan menyaji secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan efektif, kreatif, produktif, kritis,
humaniora dalam konteks pengembangan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, solutif pada ranah abstrak dan konkret
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat sehingga
nasional, regional, dan internasional menampilkan kinerja dan terukur sesuai
dengan standar terkait pengembangan dari
sekolah dan masyarakat global
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami proses pra-desain 4.1 Mempresentasikan karya pra
media cetak (sketsa-sketsa ide) desain media cetak
3.2 Memahami konsep desain media 4.2 Membuat karya desain media
cetak cetak
3.3 Memahami proses mencetak karya
desain menggunakan printer 4.3 Mencetak karya desain
menggunakan printer
3.4 Menerapkan prosedur penyajian 4.4 Menyajikan karya proyek tugas
proyek tugas akhir akhir
C. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan sesuai dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat sekolah terdiri dari :
1. Bahasa Jawa
Tujuan : Untuk mewariskan dan mengembangkan warisan adiluhung kebudayaan jawa.
2. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
Meliputi beragam kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat
peserta didik, yangterdiri atas :
1. Kewirausahaan
2. Pramuka ( Ekstrakurikuler wajib )
3. UKS/ Dokter Kecil
4.Olahraga
a. Permainan bocee
b. Permainan Bola volley
c. Permainan Tenis Meja
d. Permainan Catur dll
5.Kesenian.
a. Seni Tari
b. Seni Musik dan Vokal
c. Perkusi
d. Seni lukis
e. Batik Tulis
6.Progran Kekhususan
1.Pengembangan Diri
2.Pengembangan Gerak
bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan
pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen
penting dalam GLS.
Demi mendukung program Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan, SMALB Negeri
Surakarta dalam hal ini fokus pada pengembangan Gerakan Literasi Sekolah. Berikut
merupakan Program Literasi dalam upaya SMALB Negeri Surakarta dalam
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah:
a. Penyusunan ulang perpustakaan SMALB Negeri Surakarta
Perpustakaan dibuat dimaksudkan agar minat baca warga sekolah terfasilitasi (warga
sekolah termasuk guru, wali murid, dan peserta didik). Perpustakaan dibuat sederhana
dengan katalog yang mudah dipahami. Katalog perpustakaan pada umunya berupa
nomor. Namun, SMALB Negeri Surakarta menerapkan katalog kategori buku
berdasarkan warna yang lebih mudah dipahami. Katalog berupa kode buku tetap
dimiliki oleh SMALB Negeri Surakarta, namun khusus untuk pustakawan.
b. Membuat Pojok baca sekolah
Pojok baca sekolah dibuat dengan tujuan agar minat baca (tidak hanya peserta didik
dan warga sekolah) namun juga minat baca pada warga sekitar sekolah menjadi
tersalurkan. Pojok baca sekolah ini dibuka untuk umum, bagi siapa saja yang ingin
membaca.
c. Membuat pojok baca di setiap sudut kelas
Pojok baca dibuat dengan tujuan agar para minat baca peserta didik tersalurkan. Selain
itu, pojok baca dibuat semenarik mungkin, sehingga mereka dapat memilih tempat
untuk membaca agar menghindari kebosanan.
d. Membuat kata-kata motivasi tentang literasi dalam bentuk poster.
Literasi tidak hanya dalam bentuk perpustakaan maupun pojok baca, literasi di
SMALB Negeri Surakarta juga dituangkan dalam membuat poster motivasi tentang
literasi. Poster motivasi literasi ini dimaksudkan agar warga sekolah semangat dalam
mendukung gerakan literasi sekolah.
e. Membiasakan peserta didik untuk membaca 15 menit sebelum masuk kelas/saat
istirahat berlangsung.
Guru sebagai fasilitator turut membantu dalam mengawasi dan memberikan arahan
kepada peserta didik. SMALB Negeri Surakarta menanamkan kebiasaan membaca
mulai dari masuk kelas, hingga istirahat sekolah. Program ini diharapkan mampu
membuat peserta didik memiliki kebiasaan literasi dan mencintai literasi.
f. Merivew Buku
SMALB Negeri Surakarta , baik peserta didik dan pendidik mereview buku seminggu
sekali, dengana harapan, bukan hanya membaca saja yang menjadi tujuan, namun juga
mengerti buku yang dibaca. Seminggu sekali dengan konsisten, setiap kelompok
review buku membaca buku yang sama dan membahas isi buku tersebut, serta manfaat
yang dapat diambil.
g. Menghasilkan buku karya guru, peserta didik, dan orangtua.
Kegiatan literasi tidak terbatas hanya membaca, namun juga menulis, salah satu upaya
yang dilakukan oleh sekolah untuk menyatukan kegemaran membaca dan menulis
adalah membuat buku bersama agar para guru, peserta didik, dan orangtua dapat
melihat karyanya sendiri, sehingga mereka lebih termotivasi lagi untuk
mengembangkan kemampuan literasi.
10.Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan Rutin
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan kenanaman /pengamalan ajaran agama. Adapun
kegiatan pembiasaan terintegrasi dalam Kurikulum 2013 :
Pembiasaan yang dikembangkan terdiri dari :
b. Karakter Religius dan Sosial.
1. Berangkat sekolah izin, bersalaman dengan orang tua dan guru di sekolah.
2. Berdoa sebelum dan sesudah belajar dalam melakukan kegiatan.
3. Hapalan surat pendek pagi sebelum belajar dan renungan bagi agama non muslim.
4. Tidak menyontek saat ulangan dan mengerjakan tugas rumah disekolah.
5. Sholat Dhuha saat istirahat bergantian sesuai jadwal.
6. Sholat dzuhur bagi peserta didik kelas X – XII.
7. Sholat jumat berjamaah di masjid sekolah.
8. Melaksanakan Sholat Idhul Adha berjamaah di halaman sekolah.
9. Merayakan dan menghormati hari-hari besar agama.
10. Senyum, sapa, salam, sopan dan santun dalam bertutur kata.
11. Menyanyikan lagu wajib
c. Karakter Peduli Lingkungan
Selalu membersihkan ruang kelas, menjaga kebersihan lingkungan sekolah membuang sampah
pada tempatnya.
1) Mandi, sarapan pagi dan menggosok gigi sebelum berangkat sekolah.
2) Tidak mencoret, menulis di dinding dan bangku.
3) Disiplin memakai seragam sekolah.
4) Berpakaian rapi ke sekolah: baju dimasukkan, dasi dipakai dan rapi dipasang, warna
baju dijaga selalu putih-merah, sepatu sesuai dengan aturan ditetapkan, dan sepatu
selalu bersih.
5) Masuk dan Pulang sekolah tepat waktu.
6) Menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
7) Mengucapkan terima kasih kepada siapa saja yang memberikan sesuatu atau suatu
bantuan.
8) Menjaga kebersihan kelasnya.
9) Jumat Sehat ( Senam Bersama )
10) Membuang Sampah Pada Tempatnya ( Organik, An-Organik dan B3)
11) Jajan di Kantin Sehat
12) Mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas pakai sabun.
13) Penyuluhan P3K
d. Pembiasaan Terprogram
1) Lomba kebersihan kelas
2) Program Daur Ulang kertas dan sampah
3) Pesantren Kilat
4) Sholat tarawieh bersama
5) Buka puasa bersama
6) Pelaksanaan Peringatan Hari Raya Agama
7) Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional.
8) Pelaksanaan PORSENI
e.Kegiatan Keteladanan
1) Pembinaan Ketertiban Pakaian Peserta didik Sekolah.
2) Pembinaan Sopan Santun, Sapa, Salam dan Jujur
3) Kegiatan kantin Kejujuran
4) Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
5) Hidup Sederhana, Disiplin, Kasih Sayang, Tanggung Jawab, Adil dan Bijaksana.
f. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
1) Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang kelas
2) Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang lainnya
3) Penambahan jumlah kamar kecil untuk guru dan kepala sekolah
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENILAIAN
A. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum 2013 diterapkan melalui:
1. Pembelajaran tematik integrative dengan pendekatan scientifik sangat ditekankan pada
saat pembelajaran. Bentuk pembelajaran banyak jenisnya dalam pembelajaran. Bermain
peran, sosio-drama, observasi pasar tentang harga dan tentang kehidupan para
pedagang, kunjungan ke panti asuhan/jompo, kunjungan ke museum, melihat
kehidupan nelayan, mengamati kesulitan hidup dari media masa, mendiskusikan kisah
pejuang melalui momoar/ film—ini semua hanya contoh “kerja praktik” dalam
pembelajaran. Peserta didik harus mengalami proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pembelajaran, seluruh peserta didik hendaknya mendapat kesempatan dan porsi yang
seimbang dalam praktik. Dengan demikian, antara peserta didik yang satu dengan yang
lainnya tidak ada perbedaan yang mencolok dalam proses belajar. Perlakuan guru
terhadap semua peserta didik bersifat adil, artinya sesuai dengan kebutuhan setiap
peserta didik. Peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan hak yang sama,
mereka bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Satu masalah
dihadapi bersama.
2. Dalam pembelajaran aktif peserta didik menjadi pusat pembelajaran (Student Centre )
Setiap peserta didik dapat berbuat dan bertindak sesuai dengan keinginan dan
kreativitas masing-masing. Tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan yang mengikat
peserta didik sehingga membatasi ruang gerak dalam proses pembelajaran. Meskipun
demikian, perlu ditanamkan disiplin, saling menghargai, sikap sopan, bertanggung
jawab, jujur, dan sikap-sikap positif yang lainnya. Pada intinya, setiap kegiatan
berlangsung pada batas-batas yang wajar dan terkontrol oleh guru yang
mendampinginya.
3. Prinsip-prinsip dalam PAIKEMBROT diterapkan guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran di dalam /luar kelas. Ini adalah salah satu cara untuk membuat peserta
didik aktif, dapat bergaul, dan berkomunikasi dengan lingkungannya karena guru
memanfaatkan sumber belajar dari berbagai media dan lingkungan setempat sebagai
sumber belajar.
diinginkan daripada aktif fisik. Dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam praktik
yang membutuhkan gerak seperti bermain peran, aktivitas fisik harus dihayati dengan
aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak
takut untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Masih banyak peserta didik merasa takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika ide dan gagasannya salah.
Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas dimana guru tidak
menyalahkan yang berkaitan dengan apa yang hasil oelh peserta didik saat ia
memberikan jawaban yang belum tepat dan peserta didik tidak menertawakan peserta
didik lain jika mereka memberi jawaban yang belum tepat. Peserta didik harus didorong
untuk mencoba, dan memperbaiki kesalahan adalah bagian penting dari proses
pembelajar.
11. Keteladanan guru dengan segala sikap dan perilakunya dalam kegiatan pembelajaran di
dalam dan di luar kelas sangat penting.
Pemberian tekanan pada materi pelajaran tertentu yang terkait dengan nilai-nilai
luhur yang ingin diinternalisasikan, dilatihkan, dan dibiasakan.
Kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi sedang dibahas hendaknya
mendukung penanaman nilai luhur dalam pendidikan karakter. Contohnya, diskusi
kelompok, simulasi, bermain peran, eksperimen sederhana, dan tugas-tugas yang
lainnya.
12. Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung pendidikan karakter.
Contohnya, pajangan kelas, peribahasa, slogan yang dapat memotivasi peserta didik
untuk berperilaku positif.
13. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi peserta didik yang lain dalam
berperilaku positif, seperti cerita, nasihat dan motivasi guru pada awal dan akhir
pelajaran, menyanyikan lagu dan pemutaran film.
Adanya program sekolah yang mengkondisikan guru, peserta didik, dan warga
sekolah lain melaksanakan nilai-nilai luhur yang akan dikembangkan.
D. Penilaian
Hakikat Penilaian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta
didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi
Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi
tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksaanakan peserta didik secara nasional.
Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi
yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan
E. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih (valid),yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
2. Objektif,yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak
membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan
jender;
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku;
8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung,
dan karakteristik peserta didik
F. Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi)
sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui
tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah.
Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis
adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan
dan/atau isian.
2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik
selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan
kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal.
3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas
rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan
kreativitas peserta didik(Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau
tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi
untuk menentukan skor.
5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan
analisis data, serta pelaporanhasil kerjanya. Penilaian projek dilakspeserta didikan
terhadap persiapan, pelaksanaan,dan hasil.
6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didikmenghasilkan suatu
hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses
pembuatan, danhasil.
7. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk
mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.
8. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi
hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan
kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
9. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik
harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
10. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur.
Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting
untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat
diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
G. Instrumen Penilaian
27
370
H. Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun
nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata
pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan
berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui
kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
(c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki
strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.
I. Mekanisme Penilaian
Perencanaanpenilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi
penilaian. Strategi penilaian meliputipemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan
bentuk instrumen penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian dilaksanakan
peserta didik dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid,
objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian
menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik
dengan standar yang telah ditetapkan.Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil
penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM.Analisis ini bermanfaat
untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk
memperbaiki pembelajaran.
Tindak lanjut hasil analisis Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil
analisis meliputi:
Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM)
untuk hasil ulangan hariandan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah
tuntas;
Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik.
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut:
Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan
harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan
kelas);
Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam
bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspekpengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh;
Memberi masukanhasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan
nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik;
Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada pimpinan satuan
pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik (kurikulum).
J. Laporan Penilaian
Laporan penilaian 2013 dapat berupa cheklis hasil dari karakter yang tumbuh dan berkembang
pada diri peserta didik sesuai dengan karakter yang dikembangkan di sekolah sebagai contoh :
Keterangan :
Diisi dengan :
SB = Sangat Baik : (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten). = 4
B = Baik : (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). = 3
C = Cukup: (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). = 2
K= Kurang : (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator). = 1
yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang
akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.
Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada contoh berikut:
KKM = 70
100 – 70 = 10
3
D = di bawah 70 (remedial)
C = 70 – 79 ( Cukup )
B = 80 – 89 ( Baik )
A = 90 - 100 ( Sangat Baik )
Keterangan:
Kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan KI-4 adalah
menurut standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi
dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berdasarkan KKM yang telah ditentukan oleh satuan
pendidikan.
b. Kriteria Kelulusan
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
Tidak terdapat nilai dibawah KKM untuk seluruh tema.
Mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap
(spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan.
Memperoleh nilai minimal Baik untuk nilai aktualisasi Pramuka.
Lulus Ujian Akhir Sekolah.
M. Strategi Penanganan Peserta didik yang Tidak Naik Kelas dan Tidak Lulus
Penanganan Peserta didik yang tidak naik kelas
Peserta didik yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang dikelas tingkat yang sama.
Orang tua berhak untuk memindahkan peserta didiknya ke sekolah lain dengan catatan tetap
tidak naik sesuai dengan kelas yang ditinggalkan
Penanganan peserta didik yang tidak lulus
Peserta didik yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas tingkat yang sama
Peserta didik yang tidak lulus berhak untuk pindah sekolah dengan catatan mengulang dikelas
yang sama
18. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
a. Permulaan Waktu Pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal tahun
pelajaran.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum
tingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan.
c. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah.Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel
berikut ini.
Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
Minggu efektif Minimum 40 minggu Digunakan untuk kegiatan
1. belajar dan maksimum 45 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan
Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma pendidikan khusus saat ini terus berkembang menuju arah yang lebih
positif yang berlandaskan pada hak-hak dasar anak untuk memperoleh pendidikan yang
layak. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus (Children with Special Needs) memiliki makna
dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep Anak Luar Biasa (Exceptional
Children). Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang memerlukan layanan
yang secara spesifik berbeda karena adanya hambatan belajar dan hambatan
perkembangan.
Secara umum tujuan pendidikan bagi ABK adalah untuk mengoptimalkan segala
potensi yang dimiliki oleh individu sehingga mampu menampilkan eksistensi sebagai
warga negara yang cakap dan mandiri. ABK karena hambatan kecerdasan yang
selanjutnya disebut “peserta didik tunagrahita” adalah individu-individu yang secara
signifikan memiliki hambatan intelektual disertai dengan hambatan dalam penguasaan
keterampilan perilaku adaptif yang terjadi selama masa perkembangannya. Hambatan
keterampilan perilaku adaptif pada peserta didik tunagrahita dapat dilihat pada dua
areayaitu keterampilan menolong diri sendiri (personal living skill) dan keterampilan
dalam hubungan interpersonal dan keterampilan dalam menggunakan fasilitas yang
diperlukan setiap hari (social living skill).
Sebagai upaya mengatasi hambatan perilaku adaptif bagi peserta didik tunagrahita
dikembangkan Program Pengembangan Diri (PPD). Program pengembangan diri bagi
tunagrahita meliputi: keterampilan merawatdiri, keterampilan menjaga keselamatan dan
kesehatan, keterampilan berkomunikasi, keterampilan bersosialisasi, keterampilan
bekerja, dan keterampilan menggunakan waktu luang di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. PPD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik tunagrahita
dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kehidupan dirinya sendiri sehingga
mereka tidak membebani orang lain.
dicapai, hal ini sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan, dan pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari atau pengembangan diri peserta didik tunagrahita.
B. Landasan
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 01 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;
10. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana
dan Prasarana SDLB, SMPLB, dan SMALB;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku
Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMALB;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
24. Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2014 Tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum
2013;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 Tentang
Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 Tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional;
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus;
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014 Tentang
Evaluasi Kurikulum;
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 dan KTSP 2013;
C. Tujuan
Tujuan penulisan buku program pengembangan diri adalah untuk menyediakan bahan
acuan bagi guru dalam melaksanakan program pengembangan diri pada satuan pendidikan
khusus dan satuan pendidikan reguler penyelenggara pendidikan inklusif.
D. Ruang Lingkup
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang, landasan, tujuan dan ruang lingkup
penulisan.
Bab II Program Pengembangan Diri, menguraikan mengenai komponen program
pengembangan diri bagi peserta didik tunagrahita, meliputi keterampilan merawat diri,
keterampilan menolong diri, keterampilan bekomunikasi, keterampilan bersosialisasi,
keterampilan hidup dan keterampilan menggunakan waktu luang. Selain itu juga
menguraikan tentang kompetensi dan indikator program pengembangan diri serta sarana
dan prasarana yang dibutuhkan.
Bab III Pelaksanaan Pengembangan Diri menguraikan prinsip pelaksanaan, rambu-
rambu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan dan program pelaksanaan pengembangan diri.
Bab IV Penilaian dan Tindak Lanjut menguraikan penilaian dalam program
pengembangan diri prosedur dan pelaporan penilaian serta tindak lanjut dari hasil
penilaian.
Bab V Penutup, menguraikan kata-kata penutup buku program pengembangan diri
bagi peserta didik tunagrahita.
BAB II
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
C. Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi bagi peserta didik tunagrahita merujuk pada
keterampilan berbahasa baik secara verbal maupun tertulis dalam konteks komunikasi.
Termasuk di dalamnya keterampilan dalam menyampaikan pesan, keinginan atau perasaan
baik secara verbal maupun menggunakan alat bantu komunikasi misalnya Picture
Ecchange Communication System (PECS).
D. Keterampilan Bersosialisasi
E. Keterampilan Kerja
Keterampilan kerja berbeda dengan keterampilan vokasional. Keterampilan bekerja
merujuk pada keterampilan yang mendukung kesuksesan peserta didik tunagrahita dalam
pekerjaannya. Sedangkan keterampilan vokasional merujuk pada penguasaan individu
pada satu jenis pekerjaan, misalnya keterampilan untuk pekerjaan mencuci sepeda motor.
Keterampilan kerja dibutuhkan bagi peserta didik tunagrahita pada jenjang pendidikan
menengah. Termasuk di dalam keterampilan bekerja adalah keterampilan mencari
pekerjaan yang sesuai, memilih dan merencanakan pekerjaan, menunjukkan perilaku yang
sesuai di lingkungan pekerjaan, dan kemampuan mempertahankan pekerjaan. Termasuk di
dalamnya kemampuan mengikuti jadwal kerja, keterampilan bekerja sama dengan
supervisi atau atasan, komitmen dalam menyelesaikan tugas dan kerjasama dengan teman
sejawat.
Untuk memberikan arah atau tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan program
pengembangan diri maka ditetapkan kemampuan, dan indikator yang dapat dijadikan
acuan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pengembangan
diri bagi peserta didik tunagrahita.
Kemampuan, dan indikator pengembangan diri untuk peserta didik tunagrahita
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tabel Kompetensi dan Indikator Program Pengembangan Diri
KOMPETENSI INDIKATOR
A. Merawat Diri Mengenal alat makan dan minum
1. Mampu makan dan Menggunakan alat makan dan minum
minum dalam Makan menggunakan tangan
kehidupan sehari-hari Makan menggunakan alat (sendok, dan garpu)
dengan cara yang benar Makan makanan berkuah
Makan makanan kemasan
Minum menggunakan gelas atau cangkir
Minum menggunakan sedotan
Minum minuman dalam kemasan
Makan di restoran atau resepsi
Melakukan tatacara makan dan minum dengan
sopan
2. Mampu membersihkan Memelihara kebersihan tangan dan kaki
dan menjaga kesehatan Menggunakan toilet
badan dengan cara Membersihkan diri setelah buang air kecil dan
yang benar besar
Mencuci wajah
Melakukan kegiatan mandi
Menggosok gigi
Melakukan cuci rambut
Memelihara kebersihan telinga dan hidung
Menggunakan pembalut wanita(wanita)
Memelihara kuku
Mencukur kumis dan jenggot
3. Mampu menanggalkan Menanggalkan pakaian dalam
dan mengenakan Mengenakan pakaian dalam
pakaian dengan cara Menanggalkan pakaian luar
yang benar Mengenakan pakaian luar
Melepas sepatu dan kaus kaki
Memakai sepatu dan kaus kaki
Mengenakan asesoris pakaian
KOMPETENSI INDIKATOR
Memilih pakaian sesuai kebutuhan
Mengenakan pakaian sesuai kebutuhan
4. Mampu merias diri Menyisir rambut
dengan cara yang Menata rambut
benar Merias wajah
Mengenakan asesoris
B. Menjaga Keselamatan Mengenal benda-benda berbahaya
dan Kesehatan Mengenal binatang buas dan jinak
1. Mampu menjaga Menghindarkan diri dari benda-benda berbahaya
keselamatan diri (tajam,runcing,licin,panas)
dengan baik Menghindarkan diri dari binatang berbahaya
Menghindarkan diri dari bencana alam
Menjaga keselamatan dari dalam penggunaan
ruangan, naik turun tangga atau eskalator,
menggunakan lift
2. Mampu mengobati luka Mengobati luka dari benda-benda berbahaya
dengan cara yang benar Mengobati luka dari binatang berbahaya
C. Berkomunikasi Berkomunikasi secara verbal atau lisan (tatap
1. Mampu muka)
berkomunikasi Berkomunikasi secara audio-visual (dengan
dengan orang lain media)
secara verbal, dan Menggunakan bahasa sesuai etika
tulisan dengan cara
yang benar
D. Bersosialisasi Beradaptasi dengan teman
1. Mampu beradaptasi Melakukan orientasi dan adaptasi dengan
di lingkungan lingkungan
keluarga, sekolah, dan Melakukan kerjasama di lingkungan keluarga,
masyarakat dengan sekolah dan masyarakat
baik
E. Keterampilan Kerja Mengenal alat masak
1. Mampu Membuat minuman dingin
melaksanakan Membuat minuman panas
kesibukan, dan Memasak masakan sederhana
keterampilan Merapikan tempat tidur
sederhana dalam Menjaga kebersihan sekolah dan rumah
kehidupan sehari-hari
Menjaga kebersihan pakaian
Menjaga kerapihan pakaian
Memelihara pakaian (memasang kancing, dll)
Memelihara kebersihan perabot rumah tangga
Menghemat penggunaan energi (listrik, air
bersih)
2. Mampu mengenal Mengenal nilai uang
uang dengan baik Mengenal fungsi uang
3. Mampu berbelanja Membelanjakan uang sesuai dengan harga
KOMPETENSI INDIKATOR
dengan cara yang barang
benar
BAB III
A. Prinsip Pelaksanaan
1. Berdasarkan asesmen
Program pengembangan diri dikembangkan berdasarkan hasil dari asesmen.
Dalam konteks program pengembangan diri asesmen merupakan suatu usaha yang
bertujuan mengumpulkan berbagai informasi tentang perkembangan peserta didik
tunagrahita dalam aspek perilaku adaptif.
Adapun tujuan mengadakan asesmen adalah: (1) untuk menemukan hal-hal yang
sudah dimiliki (kekuatan) dan yang belum dimiliki (kelemahan) peserta didik; (2) untuk
menemukan kebutuhan peserta didik; (3) untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik (baseline); (4) untuk menyiapkan Program Pendidikan Individual (PPI); dan (5)
untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, penilaian dan evaluasi, waktu dan alat
yang cocok atau sesuai digunakan.
eskalator, lift, atau naik turun tangga, guru perlu membimbing mereka dengan segenap
perhatian yang penuh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Kehati-hatian (poise)
Prinsip kehati-hatian perlu dimiliki oleh setiap guru. Kehati-hatian atau
kewaspadaan sebagai sikap hati-hati guru untuk memenuhi tanggung jawab profesional
dengan kompetensi, dan ketekunan, khususnya dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan diri peserta didik tunagrahita. Hal ini berarti bahwa guru mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik
tunagrahita dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan atau kompetensinya
demi kepentingan peserta didik tunagrahita secara konsisten, dan sesuai dengan
tanggung jawab profesinya. Kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan
kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik tunagrahita sangat dituntut untuk
dimiliki oleh guru yang mengajar di setiap satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar
Biasa (SLB) dan satuan pendidikan (sekolah) penyelenggara pendidikan inklusif.
4. Kemandirian (independent)
Menumbuhkan kemandirian peserta didik tunagrahita sangatlah penting karena
dengan memiliki kemandirian peserta didik tunagrahita akan terbiasa mengerjakan
kebutuhannya sendiri. Secara naluriah, peserta didik tunagrahita mempunyai dorongan
untuk berkembang dari posisi ketergantungan (dependent) ke posisi bersifat mandiri
(independent). peserta didik tunagrahita yang mandiri akan bertindak dengan penuh
rasa percaya diri, dan tidak selalu mengandalkan bantuan orang lain atau orang dewasa
dalam bertindak. Kemandirian diartikan sebagai suatu sikap yang ditandai dengan
adanya kepercayaan diri dan terlepas dari kebergantungan.Peserta didik tunagrahita
yang mandiri akan mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa banyak bergantung
kepada orang lain. Kemandirian berkembang selain dipengaruhi oleh faktor intrinsik
(pertumbuhan dan kematangan individu itu sendiri) juga oleh faktor ekstrinsik (melalui
proses sosialisasi di lingkungan tempat inidividu berada). Faktor intrinsik seperti
kematangan individu, tingkat kecerdasan dan faktor ekstrinsik adalah hal-hal yang
berasal dari luar diri peserta didik seperti perlakuan orang tua, guru, dan masyarakat.
5. Berdasarkan keadaan lingkungan peserta didik atau tradisi yang berlaku di sekitar
peserta didik berada (traditional manner)
Peserta didik tunagrahita mengacu padafungsi intelektual umum secara nyata
berada di bawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku
danberlangsung dalam masa perkembangan. Dengan kondisi ini peserta didik
tunagrahita tidak atau kurang dapat bersosialisasi dengan teman-teman seusianya, dan
masyarakat sekitarnya. Di lingkungan atau tempat tinggal peserta didik tunagrahita,
mereka harus dapat bergaul atau bersosialisasi dengan baik. Setiap lingkungan atau
tempat tinggal memiliki tata tertib atau aturan dan tradisi yang perlu dikenal, dipahami,
dan dilaksanakan oleh semua warganya termasuk peserta didik tunagrahita. Karena
kemampuan peserta didik tunagrahita yang berbeda, mereka terkadang dipandang aneh
oleh anak-anak seusianya, dan oleh masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
Peserta didik tunagrahita sering menjadi tontonan, dan menjadi bahan ejekan. Untuk
itulah maka kegiatan pengembangan diri peserta didik tunagrahita perlu disesuaikan
dengan keadaan lingkungan atau tradisi yang berlaku di sekitar peserta didik sehingga
mereka dapat beradaptasi secara optimal, dan dapat dipahami serta diterima dengan
baik oleh peserta didik seusianya, serta masyarakat di lingkungannya.
7. Modifikasi alat dan cara atau strategi (contrivance and strategy modification)
Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan.
Modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa penyesuaian-
penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan atau dalam metoda, gaya,
pendekatan, aturan serta penilaian.
tangan (promting). Guru dapat melakukan teknik dengan menyuruh peserta didik
tunagrahita melakukan sesuatu dengan mencontoh tingkah laku yang diperagakan
atau didemonstrasikan guru (modeling). Guru menyuruh peserta didik tunagrahita
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan peran yang ditugaskannya (roleplaying).
Teknik lainnya yaitu guru dapat melakukan sesuatu sesuai dengan tugas-tugasnya
yang ada pada pojok atau sudut belajar.
Dalam melaksanakan pengembangan diri bagi peserta didik tunagrahita, guru
memberikan pujian atau hadiah (reinforcement).
B. Rambu-rambu Pelaksanaan
B. Prosedur Pelaksanaan
PENILAIAN
PENILAIAN DAN
DAN
EVALUASI
EVALUASI
KEGIATAN
KEGIATAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
DIRI
DIRI
LAPORAN
KEGIATAN
PENGEMBANGAN
Kurikulum SMALB – SLB Negeri Surakarta tahun 2018 / 2019
393
Gambar 1
(3) Peserta didik memilih peralatan makan dan minum serta bahan makanan dan
minuman yang biasa digunakan sehari-hari.
(4) Guru memperagakan cara memegang sendok dan garpu, yaitu sendok dipegang
oleh tangan kanan dan garpu dipegang oleh tangan kiri, cara memegangnya
seperti memegang pensil atau pulpen pada waktu menulis, dan setelah selesai
menggunakan sendok dan garpu disimpan secara menyilang dengan posisi
telungkup
(5) Peserta didik praktik memegang sendok dan garpu sesuai dengan bimbingan
guru
(6) Guru memperagakan cara memegang gelas dan cangkir dengan tangan kanan,
untuk gelas yang mempunyai kaki dipegang pada bagianatas kakinya dan gelas
yang tanpa kaki dipegang pada bagian bawah, menggunakan 5 jari. Sedangkan
cara memegang cangkir dipegang pada tangkainya.
(7) Peserta didik praktik memegang alat minum gelas dan cangkir.
Gambar 2
- rapi.
Gambar 3
Peserta Didik Makan Menggunakan Tangan
(9) Peserta didik melakukan kegiatan makan menggunakan alat sendok dan garpu
dengan bimbingan guru dengan tahapan:
- mencuci tangan dan mengenakan approne;
- membaca doa sebelum makan;
- mengambil nasi dari tempat nasi ke piring;
- mengambil lauk dari yang terdekat ke piring;
- memegang sendok dengan tangan kanan, garpu dipegang dengan tangan
kiri;
Gambar 4
Makan menggunakan sendok dan garpu
(10) Peserta didik melakukan kegiatan makan makanan berkuah dengan bimbingan
guru dengan tahapan:
- mencuci tangan dan mengenakan approne;
- membaca doa sebelum makan;
- mengambil sup atau makanan berkuah menggunakan sendok sup dengan
tidak tumpah;
- mengambil satu sendok sup atau makanan berkuah ke dalam mulut mulai
dari bagian samping sendok;
- membaca doa setelah selesai makan;
- mencuci tangan;
- melap tangan, dan mulut dengan serbet.
Gambar 5
Cara makan makanan berkuah
(11) Guru mengenalkan macam-macam makanan kemasan, masa kadaluarsa pada
makanan kemasan, dan memberitahukan makanan kemasan yang tidak boleh
dimakan apabila makanan sudah habis masa kadaluarsanya.
(12) Guru memperagakan cara membuka makanan kemasan.
(13) Peserta didik latihan membuka makanan kemasan dengan bimbingan guru.
Gambar 6
Makan makanan kemasan
(16) Peserta didik melakukan kegiatan minum menggunakan gelas atau cangkir,
dengan tahapan:
- pegang badan gelas (untuk gelas tanpa kaki) dengan kelima jari, sedangkan
untuk memegang cangkir pegang bagian tangkainya.
- dekatkan ke mulut lalu teguk perlahan-lahan, dan tidak tergesa-gesa.
- simpan kembali gelas atau cangkir dengan rapi.
- mencuci peralatan minum yang telah digunakan, dan
Gambar 7
Cara minum dengan menggunakan gelas, dan cangkir
Gambar 8
Cara membuka minumankemasan kaleng
(21) Menjelaskan tata cara makan di restoran atau resepsi
a) Sebelum jamuan
(1) Hindari bicara dengan satu orang saja.
(2) Kendalikanintonasi suara saat berbicara dan saat tertawa. Jangan
berbicara terlalu keras atau terbahak-bahak sehingga mengundang
perhatian oranglain.
(3) Duduklah di tempat yang telah disediakan.
Gambar 9
Makan di restoran atau resepsi
Gambar 10
Cara minum yang sopan
c. Penutup
Melakukan refleksi seluruh aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan
Guru mengakhiri pelajaran
d. Penilaian
Guru mencatat hasil pengamatan atas respon yang diberikan peserta didik untuk
setiap indikator yang diajarkan. Berikut contoh lembar penilaian untuk satu
indikator.
BAB V
PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
A. Prosedur Penilaian
Penilaian yang paling sesuai untuk program pengembangan diri bagi peserta didik
tunagrahita adalah penilaian kinerja. Memalui penilaian kinerja peserta didik tunagrahita
dinilai keterampilannya dalam berperilaku adaptif pada situasi yang sealamiah mungkin
dalam kehidupan sehari-hari.
Prosedur penilaian kinerja terdiri dari tiga tahapan, yaitu penetapan tugas, penyusunan
rubrik dan penetapan level kinerja.
1. Penetapan Tugas
Tugas secara khusus diberikan kepada peserta didik tunagrahita sesuai kompetensi
dan indikator yang ditargetkan. Tugas yang diberikan dilakukan pada keadaan yang
sesungguhnya, bukan simulasi. Sebagai contoh untuk indikator mencuci kaki maka tugas
yang diberikan kepada peserta didik tunagrahita adalah mencuci kaki di kamar mandi.
Dengan demikian tugas yang diberikan kepada peserta didik tunagrahita harus khusus,
jelas dan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
ketuntasan ditetapkan 3 (75%) berarti skor perolehan setiap indikator dikatakan tuntas
apabila mencapai skor 3 (75%) atau lebih.
Penghitungan skor untuk setiap indikator dapat dihitung dengan membagi skor
perolehan dengan skor maksimal dikalikan 4 (100%)
Sebagai contoh untuk indikator mencuci kaki, seorang peserta didik memiliki skor
perolehan sebesar 20 sedangkan skor maksimalnya 24 maka dapat dihitung skor peserta
didik tersebut untuk indikator mencuci kaki adalah 3,33 atau 83,33% . Dengan demikian
untuk indikator mencuci kaki sudah dicapai dengan tuntas oleh peserta didik yang
bersangkutan.
Secara keseluruhan rata-rata capaian kemampuan peserta didik untuk setiap indikator
dalam satu kompetensi dapat dikelompokkan dalam kategori huruf sebagai berikut.
3,51 sd 4 (>87,5 % - 100%) = Kelompok A (Sangat Baik)
2,51 sd 3,50 (>62,5 % - 87,5 %) = Kelompok B (Baik)
1,51 sd 2,50 (>37,5% sd 62,5% ) = Kelompok C (Cukup)
1 sd 1,5 (<25% sd 37,5% ) = Kelompok D (Kurang)
B. Laporan Penilaian
Hasil pembelajaran pengembangan diri kemudian disimpulkan secara
keseluruhan.Kesimpulan tersebut dilaporkan kepada orang tua sebagai bentuk informasi
hasil pengembangan diri selama 6 bulan. Hasilnya kemudian akan digunakan untuk
pengembangan program pengembangan diri pada periode selanjutnya.
Teknis penulisan laporan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Artinya bahwa
hasil kegiatan pengembangan diri dilaporkan secara diskriptif dan dilengkapi dengan
angka berupa persentase keberhasilan. Adapun format pelaporan yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut.
BAB V
PENUTUP
Program pengembangan diri merupakan hal yang sangat penting untuk mengantarkan
peserta didik tunagrahita dalam melakukan pengembangan dirinya, sehingga perlu
dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. Banyak faktor pendukung yang dapat
mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan program ini, antara lain adalah faktor guru yang
perlu mengenal, memahami dan terampil dalam mengembangkan diri peserta didik tunagrahita.
Oleh karena itu maka guru sebagai pemegang kunci utama dalam penyelenggaraan program ini
perlu dibekali kompetensi yang lebih spesifik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai
serta mengevaluasi progran pengembangan diri.
Faktor pendukung lainnya adalah prasarana yang memadai atau ruang pengembangan
diri yang dapat dijadikan tempat kegiatan, sarana atau perlengkapan serta media atau alat-alat
pengembangan diri yang perlu disediakan secara lengkap sesuai dengan kebutuhan peserta
didik tunagrahita.
Semoga dengan adanya buku program pengembangan diri untuk peserta didik
tunagrahita dapat dijadikan acuan oleh semua guru yang bertugas pada satuan pendidikan
khusus atau Sekolah Luar Biasa, satuan pendidikan (sekolah) penyelenggarapendidikan
inklusif, dan pihak-pihak lainnya dalam menyelenggarakan pengembangan diri yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik tunagrahita.
GLOSARIUM
1. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang secara pendidikan memerlukan
layanan yang spesifik berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
2. Anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kecerdasan di bawah rata-
rata.
3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki PDBK sebagai baseline sebelum merencanakan
pembelajaran. Pengertian lainnya asesmen merupakan suatu usaha yang bertujuan
mengumpulkan berbagai informasitentang perkembangan peserta didik, baik
perkembangan dalam berbagai tugas perkembangan maupun perkembangan dibidang
akademik.
4. Augmentative komunikasi augmentative dan alternative adalah suatu strategi untuk
membantu peserta didik yang memiliki kelainan komunikasi yang berat untuk dapat
berpartisipasi penuh dalam peran sosial termasuk di dalamnya interaksi interpersonal,
belajar, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
5. Baseline adalah standard awal yang digunakan dalam menentukan awal kegiatan
pembelajaran.
6. Compensatory skill adalah keterampilan khusus yang diperuntukkan bagi peserta didik
berkebutuhan khusus. Dengan menguasai keterampilan ini peserta didik berkebutuhan
khusus dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.
7. Cronogical age adalah usia kalender
8. Identifikasi adalah proses menemukan dan menegnali peserta didik yang diindikasikan
memerlukan layanan pendidikan khusus.
9. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yangberisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahanpeserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
10. Mental age adalah usia mental
11. Pendidikan Inklusif adalah pendidikan bagi semua anak atau peserta didik tanpa terkecuali,
termasuk PDBK.
12. Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kalaian phisik, emosional, mental, sosial, dan
atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
13. Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) adalah peserta didik yang memiliki kelaianan
fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa
14. Peserta didik tunagrahita adalah individu-individu yang memiliki kemampuan intelektual di
bawah rata-rata (rendah) disertai dengan hambatan dalam penyesuaian perilaku yang terjadi
selama masa perkembangannya yang bersekolah di satuan pendidikan khusus atau Sekolah
Luar Biasa (SLB), dan yang bersekolah di satuan pendidikan (sekolah) penyelenggara
pendidikan inklusif.
15. Perilaku adaptif adalah perilaku yang berhubungan dengan kemampuan berperilaku secara
tepat sesuai usia dalam konteks sosial dan budaya tertentu.
16. Personal living skills adalah keterampilan melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari
seperti keterampilan makan, minum, berpakaian dan kebersihan diri
17. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
18. Program pengembangan diri merupakan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik
tunagrahita dalam hal merawat diri, mengurus diri, menolong diri, berkomunikasi,
bersosialisasi, keterampilan hidup dan mengisi waktu luang. Hal tersebut merupakan
kebutuhan manusia yang paling mendasar.
19. Social living skills adalah ketrampilan sosial seperti keterampilan menggunakan uang,
bepergian ke tempat-tempat yang sudah dikenal dan berinteraksi dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Astati. (2010). Bina Diri untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV Catur Karya mandiri.
Astati, dkk. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV Catur Karya mandiri.
Depdikbud. (1986). Pedoman Guru mengenai Bina Diri bagi Anak Tunagrahita.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Euis Nani, dkk. (2011). Bahan Ajar Tematik Bagi Anak Tunagrahita. Bandung : Amanah
Offset.
Kustawan Dedy. (2012). Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya. Jakarta: Luxima.
JML URAIAN
TANGGA
AGUSTUS 2018 HB KEGIATAN
L
E
Minggu 5 12 19 26 --
Senin 6 13 20 27 4
Selasa 7 14 21 28 4 17 HUT
Kemerdekaan RI
Rabu 1 8 15 22 29 4 22 HR.IdulAdha
1439 H
Kamis 2 9 16 23 30 5
Jum’at 3 10 17 24 31 4
Sabtu 4 11 18 25 HBE = 21
JML URAIAN
TANGGA
SEPTEMBER 2018 HB KEGIATAN
L
E
Minggu 2 9 16 23 30 --
Senin 3 10 17 24 3
Selasa 4 11 18 25 2 11 LiburTahunBaruH
ijrah 1440 H
Rabu 5 12 19 26 2 17-21 Penilaian Tengah
Semester Gasal
Kamis 6 13 20 27 2 26-29 Keg.Jeda Tengah
Semester
Jum’at 7 14 21 28 2
Sabtu 1 8 15 22 29 HBE= 11
S u k a m t o, SE, M.Pd
NIP. 19651006 198903 1 011
JML URAIAN
TANGGA
AGUSTUS 2018 HB KEGIATAN
L
E
Minggu 5 12 19 26 --
Senin 6 13 20 27 4
Selasa 7 14 21 28 4 17 HUT
Kemerdekaan RI
Rabu 1 8 15 22 29 4 22 HR.IdulAdha
1439 H
Kamis 2 9 16 23 30 5
Jum’at 3 10 17 24 31 4
Sabtu 4 11 18 25 HBE = 21
JML URAIAN
TANGGA
SEPTEMBER 2018 HB KEGIATAN
L
E
Minggu 2 9 16 23 30 --
Senin 3 10 17 24 3
Selasa 4 11 18 25 2 11 LiburTahunBaruH
ijrah 1440 H
Rabu 5 12 19 26 2 17-21 Penilaian Tengah
Semester Gasal
Kamis 6 13 20 27 2 26-29 Keg.Jeda Tengah
Semester
Jum’at 7 14 21 28 2
Sabtu 1 8 15 22 29 HBE= 11
S u k a m t o, SE, M.Pd
NIP. 19651006 198903 1 011
BAB V
PENUTUP
Dengan tersusunnya Kurikulum SMALB-B SLB Negeri Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017
diharapkan dapat memotivasi, memacu semangat kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan
segaligus meningkatkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman dan
kebutuhan lingkungan masyarakat.
Tim penyusun masih banyak kekurangan dalam penyusunan Kurikulum SMALB-B SLB
Negeri Surakarta. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
terwujudnya Kurikulum dan terlaksananya kurikulum dalam pembelajaran sebagaimana yang
diharapkan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
SK TIM Penyusun Kurikulum
RPP
Standar Isi (SK dan KD, KI KD ) (disajikan secara terpisah)
Profil sekolah (terpisah)
Tata Tertib
Uraian Tugas guru dan Karyawan
KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SURAKARTA
NOMOR : 423.5/1176/SLBNSKA/2016
Tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Pembagian tugas guru dalam proses belajar mengajar atau Bimbingan dan
Konseling pada tahun pelajaran seperti tersebut pada Lampiran I Keputusan
ini.
KEDUA : Menugaskan guru untuk melaksanakan tugas bimbingan seperti tersebut pada
Lampiran 4 Keputusan ini.
KETIGA : Menugaskan guru untuk melaksanakan tugas tambahan di sekolah tersebut
pada Lampiran 2 Keputusan ini.
KEEMPAT : Masing – masing guru melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan
berkala kepada Kepala Sekolah.
KELIMA : Segala biaya yang ditimbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada
anggaran yang sesuai..
KEENAM : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dibetulkan sebagaimana
mestinya.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Surakarta
Pada tanggal : 01 Juli 2016
Kepala Sekolah,
A. KEPALA SEKOLAH
B. SARANA PRASARANA
URUSAN PETUGAS SARANA DAN PRASARANA:
1. Merencanakan peserta didik kebutuhan Sarana Prasarana untuk menunjang Proses
Belajar Mengajar
2. Merencanakan peserta didik Program pengadaannya
3. Mengatur Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
4. Mengelola Perawatan, Perbaikan dan Pengisian
5. Mengatur pembukuannya
6. Menyusun Laporan
C. GURU PIKET
URAIAN TUGAS GURU PIKET :
1. Bertanggungjawab atas ketertiban dan kelancaran kegiatan belajar mengajar pada hari
yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Menyambut, menyalami dan menyapa kedatangan peserta didik dan warga sekolah di
depan sekolah.
3. Memimpin berdo’a awal dan pulang kerja,
4. Mencatat kehadiran guru yang bertugas pada hari yang bersangkutan
5. Menanggulangi peserta didik terlambat, Mengecek peserta didik yang tidak hadir
6. Memproses peserta didik yang tidak hadir dihari sebelumnya
7. Menertibkan pakaian Seragam dan kelengkapannya
8. Menyelesaikan Permasalahan Peserta didik di Sekolah yang melanggar tata tertib
sekolah
9. Menanggulangi dan Mengisi kelas yang kosong / Guru yang tidak hadir/ tugas luar
10. Mencari dan mencatat guru pengganti yang sejenis berserta jumlah jamnya
11. Menandatangasi surat ijin masuk/keluar bagi peserta didik yang terlambat atau yang
meninggalkan sekolah selama KBM berlangsung
12. Penerimaan Tamu dan mencatatnya.
13. Berkeliling memperhatikan kebersihan Lingkungan Sekolah / Kelas, Kantin,
pengecekan alat-alat listrik, air, alat-alat sekolah waktu sebelum masuk, Istirahat dan
menjeleng pulang,
14. Membunyikan Bel dan Mengingatkan Guru untuk mengajar sesuai waktu.
15. Membuat laporan harian selama menjalankan tugas piket KBM dalam buku piket
harian.
Lampiran 1
TATA TERTIB PESERTA DIDIK
SLB NEGERI SURAKARTA
1. Hari Senin,Selasa, Rabu, dan Kamis, sekolah mulai belajar pagi pukul 7.30 – 13.55
2. Khusus Hari Jumat masuk pukul 7.30 -11.00.
3. Hari Senin upacara bendera dan Jumat SKJ di halaman sekolah.
4. Untuk Piket Kelas harus datang 15 menit sebelum bel masuk, untuk membersihkan kelas
dan halaman teras sekolah serta pulang belakangan untuk membersihkan kelas dan
menutup jendela terlebih dahulu.
5. Sebelum masuk kelas, murid-murid berbaris di depan kelasnya masing-masing dipimpin
oleh ketua kelas.
1. Senin – Selasa, pakaian putih merah untuk SDLB, Biru putih untuk SMPLB dan abu-abui
putih untuk SMALB berdasi, berlokasi, kaos kaki putih, sepatu hitam, baju dimasukan. rok
wanita dibawah betis.
2. Rabu , dan Kamis kelas X, XI, XII baju batik sekolah.
3. Jumat, baju olahraga dan pramuka.
6. Rambut harus disisir, wanita diikat rapi, khusus yang putra tidak boleh melebihi daun
telinga.
1. Semua murid wajib mengikuti upacara penaikan bendera pada hari Senin.
2. Pembina upacara dipimpin oleh Kepala Sekolah/Salah satu Guru.
3. Setiap ketua kelas harus membariskan teman-temannya dilapangan dengan tertib.
1. Setelah tanda bel masuk dibunyikan semua peserta didik harus sudah berada di kelas;
2. Peserta didik/siswi diharuskan berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan setelah pelajaran
berakhir dipimpin oleh ketua kelas;
3. 10 menit setelah bel masuk, guru belum berada di kelas, ketua kelas segera menghubungi
guru piket;
4. Murid-murid yang terlambat harus memperlihatkan surat izin dari guru piket sebelum
memasuki kelas;
5. Peserta didik yang datang terlambat tanpa alasan yang tepat tidak diperkenankan
mengikuti pelajaran jam pertama dan hari berikutnya harus membawa surat keterangan dari
orang tua.
6. Tugas yang diberikan guru (PR) setelah dikerjakan harus dimintakan tanda tangan dari
orang tua/wali dan Tidak boleh mengerjakan PR di sekolah.
7. Selama belajar murid-murid tidak diperkenankan meninggalkan kelas tanpa seizin guru.
8. Murid-murid yang tidak masuk sekolah, pada hari berikutnya harus membawa surat ijin
dari orang tua/wali atau pemberitahuan lewat telepon.
9. Murid-murid tidak diperkenankan pindah-pindah tempat duduk selama belajar, kecuali
selama belajar kelompok.
10. Selama KBM berlangsung murid-murid tidak diperkenankan bercanda, berisik, dan
melakukan kegiatan yang mengganggu proses belajar mengajar.
11. Murid-murid wajib memiliki buku pelajaraan bagi yang mampu.
12. Seluruh murid berkewajiban menjaga dan merawat sarana dan prasarana di kelas termasuk
meja – kursi, papan tulis, alat kebersihan dan lain-lain.
13. Kebersihan, kerapihan dan keindahan kelas menjadi tanggung jawab ketua kelas, guru piket
dan seluruh peserta didik.
V. TATA TERTIB 7 K
VI. LAIN-LAIN
1. Murid yang melanggar tata tertib akan diberikan teguran/peringatan lisan dari guru
(peringatan pertama)
2. Bagi yang masih melanggar, orang tua/walinya akan dipanggil dan mendapat peringatan
secara tertulis.
3. Bagi murid yang masih melanggar ketiga kalinya akan diberikan sanksi skorsing selama 3
hari untuk dibina oleh orang tuanya.
4. Sanksi terakhir dikonsultasikan dengan orang tua atau dikembalikan kepada orang tua/wali
murid.
Sukamto,SE,M.Pd
NIP. 19651006 198903 1011
Lampiran 2
1. Hadir 15 menit sebelum jam mengajar dimulai, berdo’a bersama sebelum bekerja dan
pulang bekerja diruang guru.
2. Guru masuk ruang kelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai,
3. Guru memimpin berdo’a murid-murid dikelasnya sesuai dengan agamanya masing-masing.
4. Guru mengabsen, dan mencatat peserta didiknya yang tidak masuk kedalam buku kasus,
dan melaporkannya kepada guru piket.
5. Guru mengisi buku jurnal kelas atau kemajuan belajar kelas.
6. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan berdedikasi tinggi
7. Hari Senin S.d. Kamis Berpakaian Seragam sesuai ketentuan Pemerintah dan sekolah.
8. Hari Jumat berpakaian Olah Raga dan wajib mengikuti senam kesegaran jasmani.
9. Menjalin hubungan harmonis dengan sesama guru, karyawan, pimpinan sekolah dan
peserta didik dalam rangka menjunjung kode etik guru selaku pendidik, menyelesaikan
permasalahan yang ada secara musyawarah dan kekeluargaan.
10. Jika berhalangan hadir harus memberitahukan kepada kepala sekolah serta mengirim tugas
peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
11. Tidak diperkenankan merokok baik di dalam kelas ataupun dilingkungan sekolah.
12. Bagi yang bertugas piket harap mencatat nama guru yang tidak hadir, di buku piket
maupun di papan tulis.
13. Guru bertanggung jawab terhadap pencapaian kurikulum dan keberhasilan peserta didik
dalam ketuntasan belajar.
14. Guru Wajib membuat dan menyiapkan kelengkapan mengajar berupa :
a. Analisis Materi
b. Alokasi Waktu
c. Program Tahunan
d. Program Semester
e. Pengembangan Silabus
f. Rencana Pembelajaran Harian
g. Rangkuman Materi Pelajaran
h. Lembar Kerja Peserta didik
i. Soal Ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, UAS dan UKK.
j. Analisis Ulangan
k. Remedial/ perbaikan
l. Tindak lanjut/pengayaan.
m. Bimbingan dan Konseling Peserta didik
15. Guru berperilaku Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun kepada murid-murid.
Surakarta,
Kepala SMALB-B SLB Negeri
Surakarta
Lampiran 3
MENYATAKAN
Bahwa selaku orang tua / wali*) dari peserta didik yang bernama :
………………………....................Kelas ……….. SMALB-B SLB Negeri Surakarta
Saya :
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.