PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan tersebut meliputi
tugas Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, suatu pendidikan dan peserta didik.
Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan
agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi
peserta didik di sekolah dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional dan
tuntutan global dengan semangat MBS. Selain itu, berusaha untuk memenuhi
pelayanan kepada peserta didik dan masyarakat dengan acuan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolahan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari delapan standar
Nasional Pendidikan tersebut yaitu standar isi (SI) dan Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi semua pendidikan dalam
pengembangan kurikulum.
Sedangakan untuk melatar belakangi dan pengembangannya harus meliputi:
1. Kondisi Nyata Berdasarkan EDS
Dalam penyusunan kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak memperhatikan berbagai pertimbangan seperti
kondisi-kondisi nyata yang menjadi isu atau permasalahan dalam pendidikan
sekaligus merupakan tantangan yang segera di carikan solusinya, kondisi ideal
yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang pendidikan,
serta peluang-peluang yang dapat dijadikan aset dalam peningkatan mutu
pendidikan dan pengembangan kurikulum.
Adapun kondisi-kondisi nyata yang menjadi isu atau permasalahan dalam
pendidikan antara lain:
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum
2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya
tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
3. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut:
(1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi
hasil kurikulum.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks, serta perubahan
kurikulum yang berlaku. Hal ini ditandai dengan terpasangnya jalur
internet ke setiap ruangan meskipun belum mencapai semua ruang kelas.
A. Muatan Nasional
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah sesuai
dengan visi, misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada Standar Isi. Untuk
SMP meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas VII sampai dengan IX. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua
mata pelajaran.
Struktur kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengikuti pola dan ketentuan Kurikulum 2013,
yaitu terdiri dari kelompok mata pelajaran A dan kelompok mata pelajaran B.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2016 tentang kedua
kelompok mata pelajaran ini bertujuan untuk pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Uraian tentang
Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar dapat dilihat pada Tabel berikut:
Kompeten Kompeten Kompeten
Kompetensi Kompetensi Kompetensi
si Inti si Inti si Inti
Inti Kelas I Inti Kelas II Inti Kelas II
Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Mengharg 1. Mengharg 1. Mengharg 2. Menghar 2. Menghar 2. Menghar
ai dan ai dan ai dan gai dan gai dan gai dan
menghaya menghaya menghaya mengha menghay mengha
ti ajaran ti ajaran ti ajaran yati ati ajaran yati
agama agama agama ajaran agama ajaran
yang yang yang agama yang agama
dianutnya dianutnya dianutnya yang dianutny yang
dianutny a dianutny
a a
Kompetensi Inti (KI) tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD), dan
selanjutnya dirumuskan ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) , serta
materi ajar dalam mata pelajaran. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai
kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Kelas
Komponen
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi 4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan 5 5 6 5 5 5
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 6
4. Matematika 5 6 6 6 6 5
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Kelompok Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
Ekstrakurikuler
1. Pramuka B B B B B B
2. Olah Raga (Karate,Renang, Bulu B B B B B B
Tangkis)
Jumlah 32 34 36 39 39 39
Keterangan
Alokasi waktu waktu setiap satu jam pembelajaran adalah 30 menit untuk
kelas 1, 2, dan 3 sedangkan untuk kelas 4,5, dan 6 setiap jam pelajaran
alokasi waktunya 35 menit.
3. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
Ruang Lingkup :
Ruang lingkup mata pelajaran matematika meliputi :
Konsep, operasi, dan pola bilangan;
Aljabar dan Relasi;
Geometri dan Pengukuran;
Statistika dan Peluang.
Ruang Lingkup :
Menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari , isu-isu fenomena alam terkait dengan kompetensi
produktif dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
Biologi:
Meliputi objek IPA, klasifikasi makhluk hidup organisasi kehidupan, energi
dalam kehidupan, interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya,
pencemaran lingkungan, pemanasan global, sistem gerak pada manusia,
struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi,
hereditas, dan perkembangan penduduk.
Kimia:
Meliputi karakteristik zat : sifat, bahan, bahan kimia, unsur, senyawa, dan
campuran; perubahan fisika dan perubahan kimia, asam dan basa, atom, ion,
dan molekul;
Fisika :
Meliputi : energi dalam kefidupan, suhu, pemuaian dan kalor, gerak lusrus,
gaya dan hukum Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran,
gelombang dan bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis,
kemagnetan dan induksi elektromagnetik.
Bumi dan Alam Semesta
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
Ruang lingkup:
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu
Perubahan masyarakat indonesia pada zaman pra-aksara, zaman Hindu-
Budha dan zaman Islam. Zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat
kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa)
reformasi sekarang;
Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat;
Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, bidaya dan ekonomi dari
waku ke waktu.
7) Bahasa Inggris
Tujuan :
Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memilki kompetensi
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional dan fungsional, dengan
menggunakan teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan
menggunakan unsur kebangsaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai
pengetahuan faktual dan prosedural serta menanamkan nilai-nilai luhur
karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat.
8) Seni Budaya
Tujuan :
Menumbuhkan sikap toleransi,
Menciptakan demokrasi yang beradab
Menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk,
Mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan,
10) Prakarya
Tujuan :
Tujuan material : Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang
ulang produk dan mengembangkan produk.
Tujuan formal :
Menemukan dan mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
memunculkan bakat atau talenta peserta didik,
Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi
dan merekonstrusi berdasarkan pendidikan tekhnilogi dasar,
kewirausahaan dan kearifan lokal,
Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dan seni untuk menjadi inovator dengan
mengembangkan rasa : ingin tahu, kepedulian, memiliki, keindahan dan
toleransi,
Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter, jujur,
bertanggung jawab, disiplin dan peduli,
Menumbuhkembangkan berpikir tekhnologis dan estetis,
Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan
keterampilan dan mengimlementasikan pengetahuannya.
Ruang Lingkup :
Kerajinan
Rekayasa
Budidaya
Pengolahan
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Individual
pendukung konseling Kelompok: tatap muka guru BP
Bimbingan Belajar untuk Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,
kelas VI Bahasa Inggris
E. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran. Kegiatan
ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
F. Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. SDN 2 Muaraciujung Timur
Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak menetapkan KKM pada awal
tahun pelajaran berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah
Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0-100%. Criteria ideal untuk masing-masing indicator sebesar
70 %. Satuan pendidikan harus menentukan criteria ketuntasan minimal (KKM)
dengan mempertimbangkan kompleksitas materi, tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan criteria ketuntasan
belajar secara terus menerus untuk mencapai criteria ketuntasan ideal.
Nilai Kompetensi
Predikat Keterampila Deskripsi
Pengetahuan Sikap
n
A 86 – 100 86 – 100 SB Sangat Baik
B 71 – 85 71 – 85 B Baik
C 56 – 70 56 - 70 C Cukup
D ≤ 55 ≤ 55 K Kurang
4. Matematika 75 75 70 75 75 75
Kelompok B
1. Bahasa Inggris 67 66 70 70 70 73
2. BTA 70 72 72 70 70 75
Ekstrakurikuler
1. Pramuka B B B B B B
2. Pocil B B B B B B
Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui
perkembangan sikap siswa dalam menghargai, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Indikator sikap spiritual pada
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan
dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang
tersurat. Dengan kata lain, indikator sikap spiritual yang dimaksud
dikaitkan dengan substansi. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap
spiritual pada mata pelajaran lain dapat dirumuskan dalam perilaku
beragama secara umum. Dengan kata lain, indikator pencapaian sikap
spiritual pada mata pelajaran tersebut dapat tidak dikaitkan dengan
substansi yang terkandung dalam KD.
Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap
sosial siswa dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di
dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut. Dengan kata lain, indikator
sikap sosial yang dimaksud dikaitkan dengan substansi. Sementara itu,
indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku
sosial secara umum. Dengan kata lain, indikator pencapaian sikap sosial
pada mata pelajaran tersebut dapat tidak dikaitkan dengan substansi yang
terkandung dalam KD. Namun demikian, sejumlah KD pada mata pelajaran
Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada
KI-3 dengan menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja
operasional yang dapat digunakan antara lain:
1) mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi
nama, mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
2) memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan,
menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan,
menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan,
memilih, dan menceritakan;
3) menerapkan: menuliskan penjelasan, membuatkan penafsiran,
mengoperasikan, merancang persiapan, menyusun jadwal,
menyelesaikan masalah, dan menggunakan;
4) menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan,
membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi,
memeriksa, dan menguji;
5) mengevaluasi: membuat penilaian, menyusun argumentasi atau
alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan,
menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi;
6) mencipta (create): mengumpulkan, menyusun, merancang,
merumuskan, mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan,
mengusulkan, dan mengulas.
Keterampilan
Indikator pencapaian keterampilan dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain:
menghitung,merancang, membuat sketsa, memperagakan,menulis laporan,
menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan
2) Pelaksanaan Penilaian
Sikap Spritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Perkembangan sikap siswa di luar jam pelajaran diikuti
oleh wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
mengikuti perkembangan sikap spiritual dan mencatat perilaku siswa yang
sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut
teramati atau menerima laporan tentang perilaku siswa.
Sikap Sosial
Seperti pelaksanaan peniaian sikap spiritual, penilaian sikap sosial
dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap
sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Perkembangan
sikap siswa di luar jam pelajaran diikuti dan dicatat wali kelas dan guru
BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku (sikap
sosial) siswa yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera
setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku
tersebut.
Sebagaimana disebutkan di depan, apabila seorang siswa pernah memiliki
catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain siswa tersebut
telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik
pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal
harus ditulis bahwa sikap siswa tersebut telah (menuju atau konsisten)
baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, untuk siswa yang punya
catatan kurang baik, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap
kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap perkembangan sikap
menuju sikap yang diharapkan.
Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
siswa. Penilaian tersebut dilakukan selama kegiatan belajar mengajar
Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan melalui teknik penilaian kinerja,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang dilaksanakan setelah
pembelajaran satu atau beberapa KD dari KI-4. Teknik penilaian yang
dipakai untuk setiap KD bergantung pada isi KD.
a) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan tuntutan KD, dan dapat
dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah penilaian
kinerja meliputi:
memberikan tugas secara rinci;
menjelaskan aspek dan rubrik penilaian;
melaksanakan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa
melakukan tugas;
mendokumentasikan hasil penilaian.
b) Penilaian proyek
Dengan data skor pada tabel 3.4, apabila dilakukan pembobotan HPH : HPTS
: HPAS = 2 : 1 : 1, penghitungan nilai akhir (HPA) Ani adalah:
(2 × 73,89 ) +(1×90 )+(1×80 )
HPA =
4 = 79,45
Nilai Akhir Ani sebesar 79,45 selanjutnya dibulatkan menjadi 79 dan diberi
predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor.
a) Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
b) Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau
baik dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya belum optimal.
c) Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti pekerjaan
siswa yang didokumentasikan dalam portofolio pengetahuan. Apabila KD
tertentu tidak memiliki pekerjaan yang dimasukkan ke dalam portofolio,
deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan
produk), proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan
proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap
mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan
pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan
skema berikut:
KD KD KD KD KD KD
4-1 4-2 4-3 4-4 4-5 4-6
Pro-2 Pro-3
Kin-1 Por-
Pro-1 1
Kin-2 Kin-3 Por-2 Por-2
Keterangan:
Kin = Kinerja
Pro = Proyek
Por = Portofolio
Penilaian dalam satu semester yang dilakukan sebagaimana disajikan pada
Gambar di atas dapat menghasilkan skor seperti dituangkan dalam Tabel
berikut:
Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan
Kinerja Kinerja Portofoli Skor Akhir
KD Proyek
(Proses) (Produk) o KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 80 87
4.4 75 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester 82,916
Pembulatan 83
Catatan:
1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang sama,
yaitu kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor optimum.
Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan teknik yang
berbeda, yaitu produk dan proyek. Oleh karenanya skor akhir KD 4.4
adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui teknik yang berbeda
tersebut.
Kurang (D) : ≤ 55
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian keterampilan.
1. Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu peningkatan dalam hal ....
2. Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.
3. Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD
tertentu tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio,
deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka.
2. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan
Siswa SDN 2 Muaraciujung Timur dinyatakan lulus apabila memenuhi syarat:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki nilai
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari mulai semester 1
kelas IV sampai dengan semester 6 kelas VI.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok A dan mata pelajaran kelompok B.
Bagi guru sendiri, hasil US/USBN dan UN digunakan untuk melihat hasil belajar
siswa secara individu maupun secara kelompok untuk mendiagnosis di mana
masih terjadi kesalahan atau kesalahan konsep dan di mana harus dilakukan
perbaikan. kelulusan siswa tidak ditentukan berdasarkan hasil UN tetapi
diserahkan kepada sekolah. Artinya, tetap mungkin ada siswa yang tidak lulus,
kalau belum memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan sekolah.
Hasil dari UN dimanfaatkan sebagai pemberi balikan kepada guru dan siswa
sampai seberapa jauh saat ini kinerja mereka dalam pembelajaran, apa yang
sudah dicapai, sehingga guru dan siswa dapat menyesuaikan kegiatan belajar
mengajar untuk lebih diarahkan ke pencapaian tujuan akhir program.
A. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Pengaturan Beban
Belajar pada Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak menggunakan sistem paket untuk mengatur beban belajar.
System paket adalah system penelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada system
paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dengan sistem
paket merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran.
Jumlah
Bulan Tidak Tidak
Pekan Efektif Hari Efektif
efektif efektif
Juli 2019 4 0 4 31 19 12
Agustus 2019 4 1 3 31 5 26
September 2019 5 0 5 30 5 25
Oktober 2019 4 0 4 31 10 21
November 2019 4 1 3 30 5 25
Desember 2019 5 2 3 31 21 10
Semester Genap
Jumlah
Bulan Tidak Tidak
Pekan Efektif Hari Efektif
efektif efektif
Januari 2019 5 1 4 31 9 22
Februari 2019 4 0 4 29 5 24
Maret 2019 4 1 3 31 17 14
April 2019 4 2 2 30 7 23
Mei 2019 4 2 2 31 15 16
Juni 2019 5 5 0 30 22 8
5. Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat terdiri atas:
1) Libur Umum/Nasional Tahun 2017
No. Tanggal Peristiwa
1 17 Agustus 2019 Hari Kemerdekaan RI
2 11 September 2019 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharam
1439 H)
3 09 November 2019 Maulid Nabi Muhammad SAW
4 24 – 25 Desember Hari Raya Natal
A. Kesimpulan
Penyusunan Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk workshop
dengan alokasi waktu 15 jam. Tahap kegiatan penyusunan Kurikulum SDN 2
Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak secara garis
besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta
finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari
masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh TPK Sekolah. Tim
Pengembang Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak terdiri atas guru dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota. Di dalam kegiatan TPK melibatkan komite sekolah, dan narasumber,
serta pihak lain yang terkait.
B. Saran
Beberapa saran yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan
pelaksanaan Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak Tahun Ajaran 2019/2020 dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Hendaknya semua komponen sekolah yang terdiri atas guru, kepala sekolah,
dan pegawai administrasi, serta komite sekolah secara bersama-sama dapat
melaksanakan penerapan Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur
Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak dengan penuh rasa tanggung
jawab;
2. Kurikulum SDN 2 Muaraciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten
Lebak merupakan dokumen tertulis sebagai pedoman pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mengembangkan kompetensi siswa sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Hendaknya guru dapat melaksanakan
pembelajaran secara holistik antara kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
3. Pengawas sekolah hendaknya membimbing, mengarahkan, membina dan
mengawasi pelaksanaan kurikulum secara kontinu dan terjadwal.