Anda di halaman 1dari 121

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan nasional merupakan salah satu prioritas


dalam pembangunan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan daya saing
bangsa di era globalisasi. Salah satu kebijakan strategis peningkatan mutu
pendidikan nasional yang dikembangkan adalah peningkatan mutu sekolah dan
peningkatan mutu kinerja kepala sekolah. Dewasa ini kemampuan dan kinerja
kepala sekolah di berbagai jenjang dan jenis satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sangat variatif, tergantung kepada kemampuan
dan komitmen masing-masing individu kepala sekolah. Secara konseptual,
diyakini bahwa peningkatan mutu sekolah sangat tergantung kepada kemampuan
dan kinerja kepala sekolah sebagai pemimpin dan penanggung jawab pendidikan
di tingkat sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah merupakan “faktor kunci”
dalam upaya mewujudkan sekolah yang bermutu tinggi dan kompetitif pada
tingkat nasional maupun global.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
merupakan landasan operasional peningkatan mutu sekolah dan kinerja kepala
sekolah. SNP merupakan landasan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
SNP mencakup Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Standar-
standar tersebut merupakan acuan dan kriteria dalam menetapkan keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan nasional pada tingkat satuan pendidikan.
Penerapan standar nasional pendidikan merupakan serangkaian proses
untuk memenuhi tuntutan pendidikan nasional yang bermutu tinggi dan berdaya
saing global. Pelaksanaan penerapann SNP diatur secara bertahap, terencana,

1
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Dalam proses pemenuhan standar tersebut diperlukan
sejumlah indikator pencapaian untuk mempermudah dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, termasuk satuan pendidikan
khusus.
Kegiatan operasional pendidikan khusus berada pada satuan pendidikan
khusus (meliputi: Taman Kanak-Kanak Luar Biasa disingkat TKLB, Sekolah Dasar
Luar Biasa disingkat SDLB, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa disingkat
SMPLB, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa disingkat SMALB) atau Sekolah
Luar Biasa (SLB) yang menyelenggarakan pendidikan khusus secara terintegrasi
antar jenjang dan/atau antar jenis kelainan (kekhususan/ketunaan). Dengan
demikian, dalam satu SLB dapat terdiri dari jenjang pendidikan dasar (satuan
pendidikan SDLB dan SMPLB), jenjang pendidikan menengah (SMALB), dan
pendidikan anak usia dini (TKLB), serta terdiri dari beberapa jenis kekhususan
(tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis).
Kondisi penyelenggaraan pendidikan khusus yang terintegrasi tersebut akan
mempengaruhi sistem pengelolaannya, antara lain dalam aspek penyusunan visi,
misi, dan tujuan sekolah berdasarkan satuan pendidikan yang diselenggarakannya,
sehingga dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah Jangka Menengah (RKSJM),
Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) harus mengakomodasi program dari beberapa satuan pendidikan dan jenis
kekhususan yang diselenggarakannya. Demikian pula, dalam penyusunan
dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka satu SLB dapat
terdiri dari beberapa KTSP, yaitu KTSP TKLB, KTSP SDLB, KTSP SMPLB, dan KTSP
SMALB. Oleh karena itu, dalam pengelolaan sarana dan prasarana, pendidik dan
tenaga kependidikan, dan pembiayaan di SLB harus bisa dimanfaatkan bersama
untuk memenuhi kebutuhan setiap satuan pendidikan yang ada di SLB yang
bersangkutan.
Sekolah Luar Biasa (SLB) dipimpin oleh Kepala Sekolah (Kepala SLB) yang
memiliki peran strategis dalam meningkatkan profesionalitas guru dan tenaga
kependidikan, dan mutu pendidikan di sekolah secara komprehensif. Secara ideal,
Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus mampu:

2
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya
diri kepada para pendidik (guru), tenaga kependidikan (tenaga administrasi
sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, tenaga laboratorium sekolah, dan tenaga
layanan khusus lainnya) yang bisa disebut staf, dan peserta didik berkebutuhan
khusus dalam melaksanakan posisinya masing-masing; 2) Memberikan bimbingan
dan mengarahkan para guru, staf dan para peserta didik berkebutuhan khusus,
serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan mewujudkan sekolah yang bermutu
tinggi dan kompetitif.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya tersebut di atas, maka Kepala SLB harus:
1. memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolahnya;
2. memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada
para pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kemampuan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang tujuan sekolah;
3. memiliki hubungan sangat erat dengan berbagai pihak yang terkait dengan
upaya peningkatan mutu sekolah yang mendukung keterlaksanaan seluruh
program sekolah dan produktivitas sekolah;
4. melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
pendidik dan tenaga pendidikan;
5. mampu memberikan petunjuk dan pengarahan, meningkatkan kemampuan
pendidik dan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan
mendelegasikan tugas secara proporsional;
6. memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif;
7. memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para pendidik
dan tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya;

3
8. menjadi figur teladan yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan maupun peserta didik;
9. Menjadi mediator logis dan harmonis dalam pemecahan permasalahan yang
terjadi di sekolah baik permasalahan antara warga sekolah maupun dengan
pihak luar;
Untuk melaksanakan tugas pokoknya secara efektif dan efisien, kepala
sekolah memerlukan panduan kerja. Panduan kerja kepala sekolah ini
memberikan arah dan rambu-rambu kepada kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas pokoknya dan mempermudah kepala sekolah dalam mempersiapkan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan di sekolahnya. Panduan kerja kepala
sekolah ini menjadi acuan penilaian kinerja kepala sekolah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat 4. Berdasarkan
pemikiran tersebut di atas, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
melalui Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah, memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja kepala sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui penyusunan Panduan Kerja
Kepala Sekolah Pendidikan Khusus (Satuan Pendidikan Khusus TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB).

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

4
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor19 Tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
10. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;

5
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB);
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan;
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
24. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang
Program Induksi bagi Guru Pemula;
26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014
tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

6
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
33. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan Panduan Kerja Kepala SLB:


1. Menyediakan panduan/petunjuk teknis bagi Kepala SLB dalam melaksanakan
tugas pokoknya secara lebih terarah, efektif dan efisien;
2. mempermudah Kepala SLB dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembinaan dan penilaian kinerja guru dan tenaga kependidikan yang ada di
sekolahnya;
3. memberikan acuan bagi pengawas sekolah dan dinas pendidikan setempat
dalam penilaian kinerja kepala SLB dan pembinaan kepala SLB secara
berkelanjutan.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan adanya Panduan Kerja Kepala Sekolah


Pendidikan Khusus adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi Kepala SLB dalam melaksanakan tugas pokoknya secara lebih
terarah, efektif dan efisien;
2. Memfasilitasi Kepala SLB dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembinaan dan penilaian terhadap guru dan tenaga kependidikan yang ada di
sekolahnya;
3. Memandu pengawas sekolah dan dinas pendidikan setempat dalam penilaian
kinerja kepala sekolah dan pembinaan kepala sekolah secara berkelanjutan.

E. Tugas Pokok Kepala Sekolah

Tugas pokok kepala sekolah dalam usaha mengembangkan Sekolah Luar


Biasa (SLB) adalah bagaimana upaya kepala sekolah dalam:
1. Menyusun dan atau merevisi visi, misi dan tujuan sekolah

7
2. Menyusun struktur organisasi sekolah
3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT)
4. Menyusun Peraturan Sekolah
5. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Panduan Kerja Kepala Sekolah Pendidikan Khusus ini


meliputi identifikasi tugas pokok dan fungsi Kepala SLB dalam mengembangkan
sekolah; meningkatan mutu sekolah berdasarkan penerapan 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan (SNP); pengembangan kepemimpinan kepala sekolah,
pengembangan pendidikan karakter, dan pengembangan kewirausahaan; serta
pelaksanaan pengawasan pembelajaran melalui supervisi akademik dan
peningkatan profesionalitas kepala sekolah. Dalam uraian setiap sub topik yang
dibahas disertai dengan penjelasan langkah-langkah prosedur operasional dan
dilengkapi dengan instrumen atau perangkat instrumen yang diperlukan untuk
setiap kegiatan.

8
BAB II
TUGAS POKOK KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN
SEKOLAH
A. Perencanaan
Pengembangan sekolah perlu direncanakan dengan baik. Langkah-langkah
perencanaan pengembangan sekolah dapat dimulai dari mengenali lingkungan
sekolah dengan melakukan analisis lingkungan sekolah. Hasil dari analisis
lingkungan sekolah digunakan untuk menyusun visi, misi dan tujuan sekolah.
Selanjutnya, visi, misi dan tujuan sekolah dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) termasuk di
dalamnya Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Kepala sekolah dalam
menyusun perencanaan pengembangan sekolah dapat mengikuti alur kegiatan
seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini.
Analisis Lingkungan
Sekolah

Kondisi Pendidikan Saat Ini Indikator: 8 Standar Pendidikan yang diharapkan


Strategis Nasional Pendidikan

Kesenjangan

Visi

Misi

Tujuan

Rencana Strategik dan


Pelaksanaan Program

Rencana Kerja Jangka


Menengah (RKJM)

Rencana Kerja Tahunan(RKT)

Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja


Tahun ke-1 (RKT) Tahun ke-2 (RKT) Tahun ke-3 (RKT) Tahun ke-4 (RKT)

Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan


dan Anggaran dan Anggaran dan Anggaran dan Anggaran
Sekolah (RKAS) Sekolah (RKAS) Sekolah (RKAS) Sekolah (RKAS)

Monitoring dan Evaluasi

Gambar 2.1 Alur Kegiatan Perencanaan Pengembangan Sekolah

9
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam
penyusunan Perencanaan Pengembangan Sekolah sesuai dengan diagram alur 2.1,
di atas adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah melakukan analisis lingkungan dengan menggunakan metoda
analisis dengan membandingkan antara kondisi nyata pendidikan di sekolah
dengan pendidikan yang diharapkan (kondisi ideal). Kepala sekolah dapat
menggunakan metoda analisis, seperti SWOT, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) atau
teknik atau metode analisis yang lainnya;
2. Indikator yang menjadi bahan yang dianalisis adalah Standar Nasional
Pendidikan (SNP);
3. Hasil analisis akan menemukan kesenjangan antara kondisi nyata dengan
kondisi ideal atau kondisi yang diharapkan. Kesenjangan pada setiap indikator
akan menjadi bahan rujukan dalam penyusunan perencanaan pengembangan
sekolah;
4. Program pengembangan sekolah yang terdeteksi dari kesenjangan dapat
dikelompokkan berdasarkan skala prioritas.
5. Skala prioritas pengembangan sekolah dituangkan kedalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM).
6. RKJM dapat diuraikan secara operasional kedalam Rencana Kerja Tahunan
(RKT)
7. RKT dilengkapi dengan pembiayaan sehingga menjadi Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
8. Untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan dan hasil dari berbagai
program pengembangan sekolah yang direncanakan harus dilakukan
pemantauan, pengawasan dan evaluasi. Hasilnya dapat dijadikan sebagai
rujukan untuk menindaklanjuti program pengembangan sekolah selanjutnya.
Langkah-langkah melakukan analisis lingkungan sekolah, menyusun visi,
misi dan tujuan sekolah, RKJM dan RKT adalah sebagai berikut:

1. Analisis Lingkungan Sekolah

Pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah


ditentukan dengan cara melakukan analisis lingkungan yang dapat dilakukan

10
dengan berbagai cara, di antaranya melalui evaluasi program sekolah yang
sudah dilaksanakan tahun sebelumnya. Beberapa perangkat yang biasa
dipergunakan dalam melakukan analisis lingkungan sekolah, antara lain;
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang dapat dilihat pada lampiran 2.1.1 s.d 2.1.3,
analisis SWOT, analisis kesenjangan, dan analisis konteks dapat dilihat pada
lampiran 2.2 s.d 2.4.

a. Evaluasi Diri Sekolah

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah proses evaluasi bersifat internal


yang melibatkan pemangku kepentingan pendidikan untuk melihat
kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya digunakan sebagai
dasar penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah dan sebagai masukan bagi
perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota dan
pemangku kepentingan lainnya. EDS merupakan bagian dari pemetaan
mutu sekolah. Peta mutu ini memberikan data awal pencapaian standar
SPM atau SNP. Tujuan pelaksanaan EDS adalah untuk : 1) menilai kinerja
sekolah berdasarkan SPM dan SNP, mengetahui tahapan pengembangan
dalam pencapaian SPM dan SNP sebagai dasar peningkatan mutu
pendidikan; dan 2) dijadikan dasar menyusun Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) atau Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai kebutuhan
nyata menuju ketercapaian implementasi SPM dan SNP.

b. Langkah Kerja dalam Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah

Langkah-langkah kerja yang dilakukan kepala sekolah dalam


melakukan Evaluasi Diri Sekolah ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Langkah Kerja Penyusunan EDS

Komponen Langkah Kerja Perangkat


Pra Evaluasi Diri 1. Membagi guru berdasarkan 1. Notulen rapat.
Sekolah (EDS) isntrumen EDS. 2. Daftar hadir.
2. Penjelasan pengisian 3. Instrumen EDS.
instrumen EDS baik manual 4. Hasil instrumen
maupun digital. EDS.

11
Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Penyebaran istrumen kepada
guru, komite sekolah, siswa,
Tenaga Administrasi, orang
tua siswa.
4. Mengisi instrumen EDS.
5. Mengumpulkan instrumen
EDS yang telah diisi.
Menyusun 1. Membentuk Tim Pengembang 1. Notula Rapat.
Evaluasi Diri Sekolah (TPS) yang terdiri 2. Daftar Hadir.
Sekolah (EDS) dari unsur Kepala sekolah, 3. Instrumen EDS .
Wakil Kepala Sekolah, Guru,
4. Instrumen EDS
Tenaga Administrasi, Komite
hasil kajian.
Sekolah, Orang Tua dan para
pemangku kepentingan 5. Instrumen EDS
pendidikan lainnya. hasil
pengembangan.
2. Membagi tugas TPS sesuai
dengan bidangnya :
a. TPS melakukan analisis
berdasarkan instrumen;
b. TPS membuat rekomendasi
Rencana Tindak Lanjut
(RTL) berdasarkan hasil
pengisian instrumen EDS.

c. Penggunaan Instrumen EDS

Instrumen EDS yang digunakan dalam pembelajaran ini diberikan


dalam bentuk excel. Instrumen ini telah dikonstruksi sedemikian rupa agar
sekolah atau Tim Pengembang Sekolah (TPS) dapat menggunakannya
dengan mudah. Data yang dapat dijaring melalui instrumen ini meliputi
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa angka 3, 2, dan 1.
Angka tersebut menunjukkan level atau gradasi pencapaian sekolah
terhadap masing-masing indikator sesuai dengan keterpenuhan kriteria.
Tabel berikut ini contoh tampilan instrumen EDS:

Tabel 2.2 Instrumen EDS


Alternatif
Rekomendasi Untuk
No Indikator Kriteria Aktualisasi Nilai
Perbaikan/
Pengembangan
1 2 3 4 5 6

12
Rekomendasi TPS :

Penjelasan pengisian instrumen:


1) Kolom 1 berisi nomor indikator
2) Kolom 2 berisi indikator yang dikembangkan dari Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
3) Kolom 3 berisi kriteria yang dikembangkan dari deskriptor dan mengacu
pada SNP.
4) Kolom 4 berisi aktualisasi satuan pendidikan dalam pemenuhan kriteria
pada masing-masing indikator. Aktualisasi dinyatakan dalam rumusan-
rumusan kalimat pernyataan yang menggambarkan tingkat pemenuhan
kriteria secara bertingkat mulai dari tingkat pemenuhan yang tinggi
(seluruh kriteria terpenuhi), tingkat pemenuhan sedang (sebagian besar
kriteria terpenuhi) hingga tingkat pemenuhan yang rendah (hanya sedikit
kriteria yang terpenuhi/hampir seluruh kriteria tidak terpenuhi).
5) Kolom 5 berisi Nilai yang akan terisi secara otomatis oleh sistem aplikasi
pada saat instrumen diisi oleh responden, yaitu TPS. Adapun nilai capaian
yang akan dimunculkan oleh sistem aplikasi adalah bersifat data ordinal
yaitu 3, 2, 1 sesuai dengan pilihan yang dicentang dengan pola sebagai
berikut:
a) Nilai 3, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan tinggi
b) Nilai 2, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan sedang
c) Nilai 1, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan rendah.
6) Kolom 6 berisi rekomendasi alternatif yang akan terisi secara otomatis oleh
sistem aplikasi sesuai dengan pilihan aktualisasi yang dicentang oleh
responden (TPS). Kolom/baris rekomendasi TPS harus diisi oleh TPS

13
dengan rumusan kalimat rekomendasi yang spesifik sesuai dengan kondisi
aktual sekolah dan mengacu pada rekomendasi alternatif.
Contoh tampilan instrumen dalam bentuk excel secara umum
sebagai berikut:

Tabel 2.3 Menu Lembar Kerja Instrumen Evaluasi Diri Sekolah

Tabel 2.3 di atas menampilkan menu instumen yang memuat 24 item


menu. Item 1 sampai dengan item 8 adalah format isian data dasar. Data
dasar ini bersifat dinamis artinya setiap saat harus diperbaharui sesuai
dengan kondisi aktual sekolah. Khusus item nomor 5, bersifat optional
(pilihan) artinya sekolah yang belum melaksanakan tes IQ bagi siswanya
tidak perlu mengisi dan sekolah dapat secara bertahap merencanakan dan
melaksanakan tes dimaksud. Tampilan bagian utama instrumen dalam
bentuk excel ditunjukkan pada Tabel 2.4 di bawah ini:

14
Tabel 2.4 Tampilan Program Excel Instrumen Rekomendasi EDS
Alternatif
Rekomendasi
Klik
Untuk
No Indikator Kriteria Salah Aktualisasi Nilai
Perbaikan/
Satu
Pengembang-
an..**)
1 Semua 1 Semua guru Semua 1 Semua guru
guru mengembang kriteria perlu
mengem kan indikator terpenuhi. mengembang-
bangkan pencapaian kan indikator
Indikator KD yang pencapaian KD
pencapai sesuai dan teknik
an KD kompetensi penilaian yang
dan yang akan sesuai pada saat
teknik diukur pada menyusun
penilaian. saat silabus mata
menyusun pelajaran.
silabus mata
pelajaran.
2 Semua guru Semua
mengembang kriteria
kan teknik terpenuhi
penilaian kecuali
yang sesuai kriteria 1.
pada saat
menyusun
silabus mata
pelajaran.
Semua
kriteria
terpenuhi
kecuali
kriteria 2.
Lebih dari
1 kriteria
tidak
terpenuhi.

d. Mengidentifikasi Bukti Fisik


Bukti fisik digunakan sebagai acuan dalam menetapkan terpenuhi
tidaknya suatu kriteria. Instrumen ini dilengkapi dengan manual
(petunjuk) yang berisi keterangan bukti fisik yang diperlukan dari setiap
kriteria agar TPS memiliki persepsi yang sama. Bukti fisik juga berfungsi
sebagai sumber informasi, misalnya catatan kajian, hasil observasi, dan
hasil wawancara/konsultasi dengan komite, orangtua, guru-guru, siswa,

15
dan lain-lain. Bukti fisik pada umumnya dalam bentuk dokumen tertulis
dan beberapa artefak lain yang sejenis, misalnya bagan, produk
keterampilan dan sebagainya. Berbagai jenis bukti fisik dapat juga
digunakan sebagai bukti tahapan pengembangan tertentu. Informasi yang
dikumpulkan berdasarkan bukti fisik tersebut dapat diverifikasi melalui
proses triangulasi sehingga bagian penting dari proses pengisian
instrumen EDS adalah keakuratan data yang berbasis bukti fisik. Artinya,
TPS harus benar-benar mengedepankan kejujuran, ketepatan analisis dan
ketersediaan bukti fisik dalam menetapkan status terpenuhi tidaknya
suatu kriteria.

e. Merumuskan rekomendasi
Tim Pengembang Sekolah (TPS) merumuskan rekomendasi
berdasarkan kriteria dan indikator EDS. Rekomendasi merupakan kunci
pokok dari proses EDS karena rekomendasi itulah yang menjadi titik temu
antara kondisi faktual dan kondisi yang diharapkan. Instrumen EDS
memuat 2 (dua) bagian rekomendasi yaitu alternatif rekomendasi dan
rekomendasi TPS. Alternatif rekomendasi disediakan oleh sistem aplikasi
namun rekomendasi tersebut masih bersifat umum. Berdasarkan alternatif
rekomendasi tersebut, TPS merumuskan rekomendasi yang lebih spesifik
dan operasional sesuai dengan kondisi sekolahnya. Dengan demikian
rekomendasi adalah dasar untuk Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).

2. Menyusun Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi adalah pandangan atau wawasan ke depan yang dijadikan cita-cita,


inspirasi, motivasi, dan kekuatan bersama warga sekolah mengenai wujud
sekolah pada masa yang akan datang.
Misi adalah pernyataan tentang hal-hal yang digunakan sebagai acuan
bagi penyusunan program sekolah dan pengembangan kegiatan satuan-satuan
unit sekolah yang terlibat, dengan penekanan pada kualitas layanan peserta
didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah dalam rangka
mewujudkan visi sekolah.

16
Tujuan adalah capaian kualitas yang spesifik, terukur, dapat dikerjakan,
relevan, dan jelas waktu pencapaiannya dalam rangka mewujudkan visi dan
misi sekolah. Menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan salah satu
tugas kepala sekolah. Visi dan misi sekolah merupakan tahap awal bagi sekolah
dalam membuat rencana pengembangan sekolah lima tahun ke depan.
Langkah kerja dalam menyusun visi misi dan tujuan sekolah diuraikan
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5 Langkah Kerja Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Visi sekolah 1. Membentuk Tim 1. SK tim pengembang
Pengembang Sekolah (TPS) 2. Notulen rapat
yang terdiri dari unsur: 3. Daftar hadir rapat
Kepala sekolah, Wakil
4. Dokumen visi sekolah
Kepala Sekolah, Guru,
yang memperhatikan
Tenaga Administrasi,
hal-hal sebagai berikut:
Komite Sekolah, Orang Tua
dan para pemangku a. dijadikan sebagai
kepentingan pendidikan cita-cita bersama
lainnya. warga sekolah dan
para pemangku
2. Membagi tugas TPS sesuai
kepentingan
dengan bidangnya dalam
pendidikan pada
menyusun draf visi Sekolah
masa yang akan
Luar Biasa (SLB) dan visi
datang;
satuan Pendidikan,
berdasarkan hasil analisis b. mampu memberikan
Evaluasi Diri Sekolah, inspirasi, motivasi,
Analisis SWOT dan Analisis dan kekuatan pada
Konteks. warga sekolah dan
segenap pihak yang
3. Menganalisis draf rumusan
berkepentingan
visi sebagai cita-cita
bersama warga sekolah dan c. dirumuskan
segenap pihak yang berdasarkan
berkepentingan pada masa masukan dari
yang akan datang, yang berbagai warga
mampu memberikan sekolah dan para
inspirasi, motivasi, dan pemangku
kekuatan pada warga kepentingan
sekolah dan segenap pihak pendidikan, selaras
yang berkepentingan. dengan visi institusi
di atasnya serta visi
4. Mengadakan
pendidikan nasional;
pertemuan/rapat dengan
dewan pendidikan untuk d. diputuskan oleh
membahas rancangan rapat dewan
(draf) visi yang disusun dan pendidikan yang
dipimpin oleh kepala

17
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
direvisi/dirumuskan sekolah dengan
berdasar masukan dari memperhatikan
warga sekolah dan para masukan komite
pemangku kepentingan sekolah;
pendidikan.
5. Menganalisi visi yang
dirumuskan selaras dengan
visi institusi di atasnya
serta visi pendidikan
nasional.
6. Memutuskan rumusan visi
oleh rapat dewan pendidik
yang dipimpin oleh kepala
sekolah dengan
memperhatikan masukan
komite sekolah.
7. Mensosialisasikan visi
kepada warga sekolah dan
para pemangku.
kepentingan pendidikan;
8. Meninjau dan merumuskan
kembali visi secara berkala
sesuai dengan
perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
2. Misi Sekolah 1. TPS menyusun rancangan Dokumen misi sekolah
(draf) misi sekolah sebagai yang memperhatikan hal-
arah dalam mewujudkan hal sebagai berikut:
visi SLB dan visi satuan 1. memberikan arah dalam
pendidikan sesuai dengan mewujudkan visi
tujuan pendidikan nasional. sekolah madrasah
2. Merumuskan tujuan yang sesuai dengan tujuan
akan dicapai dalam kurun pendidikan nasional;
waktu tertentu dan 2. merupakan tujuan yang
menjadi dasar program akan dicapai dalam
pokok sekolah. kurun waktu tertentu;
3. Memfokuskan misi kepada
3. menjadi dasar program
kualitas layanan peserta
pokok sekolah.
didik dan mutu lulusan
yang diharapkan oleh 4. menekankan pada
sekolah. kualitas layanan peserta
4. Menganalisis misi memuat didik dan mutu lulusan
pernyataan umum dan yang diharapkan oleh
khusus yang berkaitan sekolah;
dengan program sekolah. 5. memuat pernyataan
5. Memberikan keluwesan umum dan khusus yang
dan ruang gerak berkaitan dengan
pengembangan kegiatan program sekolah;
sekolah luar biasa (SLB)

18
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
dan satuan-satuan 6. memberikan keluwesan
pendidikan sekolah yang dan ruang gerak
terlibat. pengembangan kegiatan
6. Memutuskan rumusan misi satuan-satuan unit
oleh rapat komite sekolah sekolah yang terlibat;
yang dipimpin oleh kepala 7. dirumuskan
sekolah. berdasarkan masukan
7. Mensosialisasikan rumusan dari para pemangku
misi kepada warga sekolah kepentingan pendidikan,
dan kepada para pemangku termasuk komite
kepentingan pendidikan. sekolah dan diputuskan
oleh rapat dewan
pendidikan yang
dipimpin oleh kepala
sekolah.
3. Tujuan 1. TPS menyusun rancangan Dokumen tujuan sekolah
Sekolah (draf) tujuan yang yang memperhatikan hal-
menggambarkan tingkat hal sebagai berikut:
kualitas yang perlu dicapai 1. menggambarkan tingkat
dalam jangka menengah kualitas yang perlu
(empat tahunan). dicapai dalam jangka
2. TPS menyusun tujuan menengah (empat
sekolah mengacu pada visi tahunan);
dan misi yang relevan 2. mengacu pada visi dan
dengan kebutuhan misi serta relevan
masyarakat serta mengacu dengan kebutuhan
pada standar kompetensi masyarakat;
lulusan yang sudah 3. mengacu pada standar
ditetapkan oleh sekolah kompetensi lulusan
dan Pemerintah. Tujuan yang sudah ditetapkan
menyangkut : oleh sekolah dan
a. Tujuan Sekolah Luar Pemerintah;
Biasa (SLB). 4. mengakomodasi
b. Tujuan satuan masukan dari para
pendidikan pemangku kepentingan
(SDLB,SMPLB dan pendidikan, termasuk
SMALB). komite sekolah dan
3. Mengakomodasi masukan diputuskan oleh rapat
dari para pemangku dewan pendidikan yang
kepentingan pendidikan, dipimpin oleh kepala
termasuk komite sekolah sekolah.
dan diputuskan oleh rapat
dewan pendidikan yang
dipimpin oleh kepala
sekolah.
4. Mensosialisasikan tujuan
sekolah kepada warga
sekolah dan para

19
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
pemangku kepentingan
pendidikan.
4. Sosialisasi 1. Membuat dan 1. Dokumen visi dan misi
visi, misi dan mendistribusikan sekolah
tujuan undangan sosialisasi visi, 2. Notulen rapat yang
sekolah. misi dan tujuan sekolah. memuat:
2. Mensosialisasikan visi, misi a. judul rapat;
dan tujuan sekolah secara b. hari dan tanggal;
berkala (sekurang- c. waktu;
kurangnya dua kali dalam d. tempat;
setahun dan ditinjau serta e. agenda rapat;
dirumuskan kembali sesuai f. unsur peserta rapat
dengan perkembangan dan (kepala sekolah,
tantangan masyarakat). guru, komite sekolah,
3. Membuat papan dan unsur yang
display/baligo dan terlibat lainnya);
memasangnya di tempat g. jalannya rapat;
strategis. h. keputusan rapat;
3. Daftar hadir.
4. Banner visi dan misi
sekolah.
5. Penjabaran Mengkaji visi dan misi sekolah 1. Catatan jurnal kepala
visi dan misi dalam berbagai program sekolah yang
sekolah sekolah. menunjukan
dalam implementasi visi, misi
berbagai dan tujuan sekolah
perilaku dalam Rencana Kerja
sehari-hari Sekolah. Dokumen
yang strategi pencapaian
konkret dan tujuan yang memuat
terukur langkah-langkah
operasional dalam
mencapai strategi.
2. Dokumen program/
rencana kerja sekolah.

Contoh Konsistensi antara visi, misi dan tujuan sekolah


Visi:
Terwujudnya Peserta Didik Yang Beriman, Cerdas, Terampil, Mandiri dan
Berwawasan Global

20
MISI:
1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengamalan ajaran agama
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan minat,
bakat, dan potensi peserta didik.
4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan,
kewirausahaan, dan pengembangan diri yang terencana dan
berkesinambungan.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, dan lembaga lain yang
terkait.

TUJUAN:
1. Mengembangkan budaya sekolah yang religius melalui kegiatan keagamaan
2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata
pelajaran.
3. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis
pendidikan karakter bangsa.
4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari
pendidikan karakter bangsa.
5. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain dalam merealisasikan program
sekolah.
6. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas pendukung proses pembelajaran
berbasis TIK.
Contoh Visi, Misi dan Tujuan dapat dilihat pada Lampiran 2.5 Visi, Misi dan
Tujuan.

3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah

Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan tujuan yang


akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan. RKJM merupakan rencana kerja pencapaian tujuan
berdasarkan skala prioritas. Substansi Rencana kerja tersebut diperoleh dari
kesenjangan yang terjadi antara kondisi sekolah saat ini dengan kondisi ideal
atau yang diharapkan. Indikator dari RKJM mengacu pada 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Penyusunan RKJM dapat dilakukan melalui tahapan pada
Tabel 2.6 berikut.

21
Tabel 2.6 Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Menyusun 1. Kepala sekolah menugaskan tim kerja/tim Dokumen
Rencana pengembang untuk menyusun RKJM Sekolah RKJM
Kerja Luar Biasa yang mencakup seluruh program
Jangka di setiap satuan pendidikan (SDLB, SMPLB
Menengah dan SMALB).
(RKJM) 2. TPS menganalisis rekomendasi hasil EDS,
visi, misi dan tujuan sekolah.
3. TPS menentukan prioritas program dalam
penyusunan RKJM.
4. TPS mereviu dan merevisi rancangan (draf)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM).
5. Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM).
6. Kepala sekolah menandatangani dokumen
RKJM.
7. Pengesahan RKJM oleh komite
sekolah/yayasan dan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi.
Contoh berikut ini adalah program pengembangan sekolah hasil EDS yang
dituangkan dalam skala prioritas RKJM dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Indikator:
Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun
BSNP

Rekomendasi Hasil EDS :


Sekolah perlu:
1. memperkaya kurikulum dengan kurikulum dari sekolah maju, muatan kompetensi yang
dipersyaratkan industri nasional dan internasional;
2. mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
3. melaksanakan kurikulum agar memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan perbaikan,
pengayaan, dan atau percepatan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multi
media

Tahun ke-2 Tahun ke-3


Tahun ke-1 Tahun ke-4
mengembangan melaksanakan kurikulum
Mengembangkan Mengevaluasi,mere
kurikulum agar memungkinkan peserta
KTSP mengacu pada viu dan merevisi
disesuaikan dengan didik mendapatkan layanan
sekolah maju, pengembangan
kebutuhan perbaikan, pengayaan, dan
Perguruan Tinggi, kurikulum tahun ke
masyarakat atau percepatan dengan
Dunia Kerja dan 1, 2 dan 3
menggunakan pendekatan
Industri
multistrategi dan multi media

Gambar 2.2. EDS dengan skala prioritas

22
Contoh sitematika RKJM dapat menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 2.7 Sistematika Dokumen RKJM

Sistematika Penjelasan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Menguraikan apa, bagaimana dan mengapa
RKJM harus dibuat sekolah
landasan Hukum Landasan Hukum yang memayungi RKJM
Tujuan Menjelaskan tujuan penyusunan RKJM dan
tujuan dari RKJM itu sendiri
Manfaat Menjelaskan manfaat dari penyusunan RKJM
dan manfaat dari RKJM itu sendiri
Ruang Lingkup Menjelaskan Ruang lingkup dari isi RKJM
BAB II PROFIL SEKOLAH Menguraikan profil sekolah : Visi, misi, tujuan
dan profil lainnya
BAB III PROSES PENYUSUNAN Menguraikan rekomendasi hasil analisis
RKJM sekolah baik hasil EDS atau analisis lainnya
BAB IV RENCANA KERJA Menguraikan program-program yang
direncanakan dalam kurun empat tahun
BAB V PENUTUP Jawaban tujuan, harapan, kebermanfaatan
RKM, pengembangan dan rekomendasi.

Agar RKJM mudah dibaca dan dipahami oleh para pemangku


kepentingan pendidikan, ada kejelasan dalam pencapaian program yang
direncanakan selama empat tahun. Contoh komponen/target yang akan
dicapai berdasarkan skala prioritas selama empat tahun ditunjukkan dalam
tabel sebagai berikut.

Tabel 2.8 Format Komponen Prioritas

Tahap Pencapaian
Pencapaian
Komponen
No Bidang Tahun Tahun Tahun Tahun
SNP
Program/Kegiatan .... .... .... ....
1 Standar Isi ....

.....
2. Standar
Proses

Format RKJM dapat dilihat pada Lampiran 2.6 RKJM

23
4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS)
a. Menyusun Rencana Kerja Tahunan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah rencana kerja sekolah dalam 1


tahun sebagai skala prioritas dari RKJM. Rencana Kerja Tahunan dapat
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai
istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah
(RAPBS). Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas
mengenai kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan
tenaga kependidikan serta pengembangannya, sarana dan prasarana,
keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta
masyarakat dan kemitraan, rencana-rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) menggunakan tahapan pada tabel sebagai
berikut.

Tabel 2.9 Penyusunan Rencana Kerja Tahunan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Menyusun Membentuk Tim Pengembang SK TPS
Rencana Kerja Sekolah (TPS)
Tahunan dan TPS menganalisis program pada Hasil
Rencana Kegiatan RKJM yang menjadi skala prioritas analisis
Anggaran Sekolah pada tahun bersangkutan.
Melaksanakan program di tahun
bersangkutan memerlukan
pembiayaan, maka perlu ada uraian
program, volume, satuan, harga
satuan, jumlah harga dan sumber
dana
Menyetujui RKT melalui rapat
dewan pendidikan setelah
memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah dan disahkan oleh
dinas pendidikan kabupaten/kota.
Pada sekolah swasta rencana kerja

24
ini disahkan oleh penyelenggara
sekolah.
Menyusun RKT dilengkapi dengan
Rencana Anggaran dan Belanja
Sekolah (RKAS) dalam dokumen
tertulis yang mudah dibaca dan
dipahami oleh para pemangku
kepentingan pendidikan.

Sistematika Rencana Kerja Tahunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.10 Sistematika Dokumen RKT

Sistematika Penjelasan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Menguraikan apa, bagaimana dan mengapa
RKT harus dibuat oleh sekolah
Landasan Hukum Landasan Hukum yang memayungi RKT
Tujuan Menjelaskan tujuan penyusunan RKT dan
tujuan dari RKT itu sendiri
Manfaat Menjelaskan manfaat dari penyusunan RKT
dan manfaat dari RKT itu sendiri
Ruang Lingkup Menjelaskan ruang lingkup dari isi RKT
BAB II PROFIL SEKOLAH Menguraikan profil sekolah: Visi, misi, tujuan
dan profil lainnya
BAB III RENCANA KERJA Menguraikan rencana kerja di tahun yang
TAHUN .... bersangkutan
BAB IV RENCANA KEGIATAN Menguraikan pembiayaan pada rencana
DAN ANGGARAN SEKOLAH kerja, baik besaran penggunaanya maupun
sumber dananya
BAB V PENUTUP Jawaban tujuan, harapan kebermanfaatan
RKT, pengembangan dan rekomendasi.

b. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)


Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan dan anggaran
sekolah meliputi:
1) sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional;
3) kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;

25
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah serta
institusi di atasnya, mengacu pada ketentuan Standar Biaya dan
Standar Biaya Kementerian Keuangan.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan
kegiatan yang dilakukan sekolah selama satu tahun yang diperinci dengan
pembiayaannya. RAKS dapat dilihat pada Lampiran 2.7 RKAS serta tabel
berikut.

26
Tabel 2.11
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
SLB NEGERI MUTIARA BAHARI MANDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

SUMBER DANA PENGGUNAAN


NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN JUMLAH
I Saldo tahun lalu
II. 2 Pendapatan Rutin Rp 1.605.534.000
2,1 Gaji PNS Rp 1.605.534.000 1 Standar isi Rp 6.500.000
2,2 Gaji PTT/GTT Rp - 2 Standar Proses Rp 21.500.000
2,3 Belanja Barang dan Jasa Rp - 3 Standar Penilaian Rp 123.850.000
2,4 Belanja pemeliharaan Rp - 4 Standar sarana dan Prasarana Rp 108.100.000
2,5 Belanja lain lain Rp - 5 Standar Kompetensi Lulusan Rp 39.260.000
Standar Pendidikdan
6 Kependidikan Rp 26.700.000
7 Standar Pengelolaan Rp 20.000.000
8 Standar Biaya Rp 100.680.000
III 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH Rp 446.590.000 9 Gaji dan tunjangan PNS Rp 1.605.534.000
3,1 BOS Pusat Rp 446.590.000
3,2 BOS Provinsi
BOS Kabupaten / Kota Rp -
IV 4 BANTUAN
Dana Dekonsentrasi
Dana Alokasi Khusus
Lain lain Rp -
V PENDAPATAN ASLI SEKOLAH Rp -
JUMLAH SUMBER DANA Rp 2.052.124.000 JUMLAH PENGELUARAN Rp 2.052.124.000

Kepala Dinas Pendidikan Ketua Komite Kepala Sekolah


________________. _______________ ________________.
NIP. .................................... NIP. ....................................

27
B. Pelaksanaan

Program pengembangan sekolah yang telah dimasukkan ke dalam RKT


dilaksanakan sesuai dengan jadwal atau kalender akademik. Langkah awal dalam
pelaksanaan pengembangan sekolah adalah membentuk tim pengembang sekolah.
Penugasan tim pengembang sekolah oleh kepala sekolah didasarkan pada
kompetensi yang diperlukan per bidang program pengembangan sekolah. Berikut
ini diuraikan contoh pengembangan Struktur Organisasi Sekolah, Usaha Kesehatan
Sekolah, Pusat Sumber dan Pusat Keterampilan.
Langkah pelaksanaan pengembangan Struktur Organisasi Sekolah, UKS,
Pusat Sumber dan Pusat Keterampilan adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi adalah pengaturan tentang sistem penyelenggaraan


dan administrasi sekolah yang memuat uraian tugas, wewenang, dan
tanggungjawab yang jelas dan transparan. Kepala sekolah dalam
mengembangkan struktur organisasi sekolah dapat melakukan langkah-
langkah operasional seperti yang ditunjukkan pada di bawah ini.

Tabel 2.12 Langkah Kerja Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah


No Komponen Langkah Kerja Perangkat

1. Mendesain 1. Melakukan analisis program 1. Dokumen hasil


struktur dan sumber daya yang analisis program.
organisasi dibutuhkan di Sekolah Luar 2. Pemetaan Beban
Biasa (SLB) dan Satuan kerja per bidang.
Pendidikan (SDLB, SMPLB dan 3. Uraian tugas dan
SMALB). jabatan.
2. Melakukan inventarisasi,
4. Struktur organisasi
beban kerja per sub bagian/
sekolah.
bidang di tingkat:
a. Sekolah Luar Biasa (SLB)
atau;
b. Satuan Pendidikan (SDLB,
SMPLB dan SMALB).
3. Menyusun Standar
Operasional Prosedur (SOP)
struktur organisasi di tingkat:
a. SLB atau;
b. Satuan Pendidikan (SDLB,
SMPLB dan SMALB).

28
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Analisis ketersediaan sumber
daya (pendidik dan tenaga
kependidikan).
5. Menyusun uraian tugas dan
jabatan.
6. Pembuatan struktur
organisasi sekolah yang sesuai
dengan kebutuhan untuk
tingkat:
a. SLB;
b. Satuan Pendidikan (SDLB,
SMPLB dan SMALB).
2. Menetapkan 1. Melakukan analisis tenaga 1. Dokumen hasil
personil pendidik dan tenaga penilaian tenaga
dalam kependidikan yang meliputi: pendidik dan
struktur a. kualifikasi akademik; tenaga
organisasi b. pengalaman kerja; kependidikan.
c. kompetensi/ keahlian 2. Data potensi dan
penunjang; kesiapan SDM.
d. kesiapan melaksanakan 3. SK Pengangkatan
tugas. pendidik/tenaga
2. Melihat potensi dan kependidikan
kesanggupan pendidik dan sesuai struktur
tenaga kependidikan yang organisasi.
tersedia.
3. Menetapkan calon
petugas/calon pejabat dan
diputuskan dalam rapat
dewan pendidikan yang
dipimpin oleh kepala sekolah.
4. Menetapkan SK pengangkatan
guru yang akan mendapat
tugas tambahan sesuai
dengan Struktur Organisasi
yang telah ditetapkan.
5. Mensosialisasikan struktur
organisasi kepada semua
warga sekolah dan para
pemangku kepentingan
pendidikan.
6. Mengusulkan pengesahan
kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota atau provinsi.

Catatan : Contoh struktur organisasi di Sekolah Luar Biasa dan Satuan


Pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2.8.1 s.d 2.8.4 Struktur Organisasi.

29
2. Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program pemerintah untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13 Langkah Kerja Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Mendesain 1. Pembentukan tim 1. SK Tim Pelaksana
organisasi UKS pelaksana UKS UKS
2. Penyusunan Standar 2. Uraian tugas dan
Operasional Prosedur jabatan
(SOP) layanan UKS. 3. Bagan layanan UKS.
2. Bekerja sama 1. Penjajagan kerjasama MoU dengan
dengan dengan Lembaga/Tenaga Lembaga/Tenaga Ahli
Lembaga/ Ahli Kesehatan Kesehatan
tenaga ahli 2. Penandatangan Perjanjian
Kesehatan kerjasama dengan
Lembaga/Tenaga Ahli
Kesehatan
3 Layanan 1. Penjadwalan layanan 1. Jadwal layanan
Kesehatan bagi kesehatan kesehatan
warga sekolah 2. Pencatatan 2. Kartu Layanan
kemajuan/Pembuatan Kesehatan
buku status 3. Buku status

3. Pengembangan Pusat Sumber

Pusat Sumber adalah institusi, lembaga atau organisasi yang


diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang memberikan layanan
dukungan bagi sekolah-sekolah dan masyarakat secara luas dalam
menyelenggarakan pendidikan inklusif. Untuk mengembangkan sekolah
sebagai pusat sumber, kepala sekolah dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
Tabel 2.14 Langkah Kerja Pengembangan Pusat Sumber
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Mendesain 1. Pembentukan tim 1. SK Tim Pengelola
struktur pengelola pusat sumber Pusat Sumber
organisasi 2. Penentuan Guru 2. Uraian tugas dan
Pusat Sumber Pembimbing Khusus jabatan

30
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Penyusunan Standar 3. Bagan layanan Pusat
Operasional Prosedur Sumber.
(SOP) layanan Pusat
Sumber
2. Bekerjasama Penandatangan Perjanjian PKS dengan Sekolah
dengan Sekolah Kerjasama dengan sekolah Penyelenggara
Penyelenggara Penyelenggara Pendidikan pendidikan inklusi
Pendidikan Inklusi.
Inklusi
3. Layanan bagi Penjadwalan layanan bagi 1. Jadwal GPK.
sekolah sekolah penyelenggara 2. Daftar hadir GPK.
Inklusi inklusi oleh GPK. 3. Buku Jurnal

4. Pengembangan Pusat Keterampilan

Pusat keterampilan adalah sekolah yang memberikan pembelajaran


keterampilan pilihan bagi peserta didik untuk hidup mandiri. Langkah yang
diikuti oleh kepala sekolah dalam mengembangkan Pusat Keterampilan
sebagai berikut :

Tabel 2.15 Langkah Kerja Pengembangan Pusat Keterampilan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Mendesain 1. Pembentukan tim pelaksana pusat 1. SK Tim
organisasi keterampilan Pengelola pusat
pusat 2. Penyusunan Standar Operasional keterampilan
keterampilan Prosedur (SOP) pusat 2. Uraian tugas dan
keterampilan. jabatan
3. Bagan layanan
pusat
keterampilan.
2. Pengelola 1. Penentuan bidang keterampilan 1. Dokumen
Pusat yang akan dilaksanakan. kebutuhan
Keterampilan 2. Analisis kebutuhan tenaga tenaga
pembimbing keterampilan. pembimbing
3. Rekrutmen guru keterampilan keterampilan.
sesuai dengan keterampilan yang 2. SK Pengang-
dikembangkan. katan pendidik.
4. Penempatan guru keterampilan 3. Buku Bahan ajar
sesuai dengn kompetensi keterampilan.
keterampilan. 4. Jurnal harian
5. Penyiapkan materi pengajaran guru.
keterampilan.

31
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
6. Melakukan bimbingan dan
pengajaran keterampilan bagi
siswa dan guru.
3. Program 1. Diklat ke-PLB-an bagi guru 1. Sertifikat Diklat.
keterampilan non PLB. 2. Dokumen hasil
2. Diklat keterampilan bagi Guru non asesmen.
keterampilan. 3. Karya
3. Uji kompetensi keterampilan bagi Keterampilan
guru dan siswa. siswa.
4. Asesmen kemampuan siswa untuk 4. Daftar hadir.
penjurusan keterampilan. 5. Dokumen hasil
5. Penempatan siswa pada bidang penjualan.
keterampilan.
6. Pameran hasil karya/keterampilan
siswa.
7. Pengadaan showroom hasil karya
siswa.
8. Magang siswa ke Dunia usaha dan
Dunia industri.
9. Penjualan hasil keterampilan
siswa.
4. Kerjasama 1. Penjajagan kerjasama dengan MOU kerjasama
dengan perguruan tinggi/Lembaga Sekolah dan
lembaga lain pelatihan Lembaga/DUDI.
.keterampilan/Perusahaan/DUDI/S
MK.
2. Penandatangan kerjasama layanan
pusat keterampilan.

C. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Langkah kerja kepala sekolah dalam mengevaluasi dan menindaklanjuti


pengembangan sekolah dapat mengikuti alur kegiatan sebagaimana tertera pda
Tabel 2.16 berikut:
Tabel 2.16 Langkah Kerja Evaluasi dan Tindak lanjut Pengembangan Sekolah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Evaluasi dan 1. Menyusun jadwal evaluasi dan 1. Jadwal evaluasi
tindak lanjut tindak lanjut pengembangan pengembangan
Pengembangan sekolah sekolah
Sekolah 2. Melaksanakan evaluasi dan 2. Jurnal Kepala Sekolah
tindak lanjut pengembangan 3. Dokumen hasil
sekolah evaluasi

32
3. Menindaklanjuti hasil evaluasi
pengembangan sekolah

Keterangan:
a. Menyusun jadwal evaluasi dan tindak lanjut pengembangan sekolah secara
obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
b. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pengembangan sekolah;
c. Menindaklanjuti hasil evaluasi pengembangan sekolah.
d. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi dan tindak lanjut
pengembangan sekolah kepada komite sekolah dan para pemangku
kepentingan pendidikan;

33
BAB III
PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

A. Mutu Sekolah Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

Mutu pendidikan di satuan pendidikan dapat dicapai apabila sekolah dapat


memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP) secara bertahap
dan berkelanjutan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
(UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (17) SNP meliputi delapan standar,
yaitu: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan (SKL), 4)
standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6)
standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.
Dalam hal ini, kepala sekolah bertugas untuk meningkatkan mutu sekolah melalui
pencapaian SNP sesuai dengan kewenangannya.
Fungsi Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sementara itu Standar Nasional
Pendidikan ini bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk peradaban serta watak bangsa
yang bermartabat.
Peningkatan mutu lulusan peserta didik di sekolah, dicapai melalui upaya
peningkatan mutu sekolah berdasarkan kepada 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Dalam memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), kepala sekolah
mengelola berbagai berbagai sumber daya melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Proses pengelolaan sumber daya sekolah yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam memenuhi 8 SNP untuk menghasilkan mutu
lulusan diperlihatkan oleh diagram 3.1 berikut ini:

34
SIKAP KETERAMPILAN
PENGETAHUAN

KOMPETENSI LULUSAN

ISI PROSES PENLAIAN

SARPRAS PTK PEMBIAYAAN

Kurikulum Kesiswaan PTK Sarpras Budaya dan Suasana


pembelajaran
m urikulumm
Peran Serata
masyarakat dan Akreditasi Program lain untuk peningkatan
SIM
kemitraan
mutu

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

PENGELOLAAN

Gambar 3.1.
Proses pengelolaan sumber daya sekolah dalam memenuhi 8 SNP

Pada intinya pemenuhan SNP adalah pencapaian kompetensi lulusan sebagai tujuan
akhir. Upaya itu dilakukan melalui layanan standar isi, proses, dan penilaian. Untuk
mendukung layanan tersebut dibutuhkan pendukung layanan dalam bentuk sarana dan
prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pembiayaan melalui pengelolaan
komponen program yang yang ada disekolah meliputi komponen kurikulum, kesiswaan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, Budaya dan Suasana Pembelajaran
Sekolah, Peran serta Masyarakat dan Kemitraan, Akreditasi, Sistem Informasi Manajemen
dan Program lain dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

B. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Program Peningkatan Mutu


Sekolah
Upaya meningkatkan mutu sekolah melalui pencapaian delapan standar
tersebut dapat dilakukan dengan langkah operasional perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan program sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah,
ditunjukkan dalam tabel 3.1 di bawah ini.

35
Tabel 3.1 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan

1. Kurikulum
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
a. Dokumen Perencanaan:
Kurikulum 1. Kepala Sekolah SK Tim Pengembang
(KTSP, membentuk Tim KTSP yang melibatkan
Identifikasi, pengembang KTSP unsur: Kepala Sekolah,
Asesmen, untuk setiap satuan Guru kelas, Guru
Silabus, Prota, pendidikan (TKLB, mapel/mulok, Guru
Promes dan SDLB, SMPLB, dan progsus, komite Sekolah,
RPP) SMALB) sebelum tahun Dinas Pendidikan dan
Lihat Lampiran ajaran. DUDI
3.1 s.d 3.6. 2. Kepala sekolah KTSP yang disusun
menggunakan memuat peraturan-
peraturan-peraturan peraturan:
sebagai acuan 1. peraturan tentang si;
penyusunan dokumen 2. peraturan tentang skl;
kurikulum (SNP,
3. peraturan tentang
Peraturan Daerah,
standar proses;
Program Kekhususan,
pendidikan khusus;
pedoman penyusunan
KTSP, dan KTSP tahun 4. peraturan tentang
lalu). standar penilaian;
5. peraturan daerah
tentang muatan lokal;
6. pedoman tentang
program kekhususan;
7. pedoman penyusunan
KTSP.
Lampiran 3.1 Contoh
Sistematika KTSP.
Lampiran 3.1a Contoh
Identifikasi dan
asesmen.
Lampiran 3.1b contoh
KKM SMPLB.
Lampiran 3.1c contoh
Struktur Kurikulum PK
Lampiran 3.1d contoh
silabus.
Lampiran 3.1e contoh
Prgram Tahunan.
Lampiran 3.1f contoh
Prgram Semester.
Lampiran 3.1g contoh
rencana pelaksanaan
pembelajaran.

36
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Pelaksanaan: 1. Undangan rapat
1. Kepala sekolah pengembangan
melakukan dokumen kurikulum.
pengembangan 2. Notulensi rapat
dokumen kurikulum pengembangan
oleh tim pengembang kurikulum.
KTSP. 3. Daftar hadir rapat
pengembangan
kurikulum.
4. Dokumentasi (foto
kegiatan).
2. Kepala sekolah 1. Catatan hasil review
melakukan review kurikulum tahun
kurikulum tahun lalu, sebelumnya tentang :
SKL, SI, Standar Proses, Standar Isi , standar
Standar Penilaian, proses, SKL, Standar
Kerangka Dasar dan Penilaian.
Struktur Kurikulum 2. Catatan hasil review
masing-masing jenjang kurikulum tahun lalu
pendidikan atau satuan tentang kerangka
pendidikan, dan Dasar dan Struktur
pedoman implementasi Kurikulum.
kurikulum (struktur 3. Catatan hasil review
kurikulum lihat kurikulum tahun lalu
lampiran 3.1c). tentang implementasi
kurikulum.
3. Kepala sekolah Dokumen final buku 1
melakukan revisi (KTSP), buku 2 (silabus),
dokumen kurikulum. dan buku 3 (RPP).
4. Persetujuan dan Dokumen kurikulum yang
pengesahan dokumen telah mendapatkan
kurikulum. persetujuan dari komite
sekolah dan pengawas
serta pengesahan dari
Dinas Pendidikan
Provinsi.
5. Melakukan sosialisasi 1. Undangan sosialisasi
dokumen kurikulum dokumen kurikulum
kepada warga sekolah. kepada warga sekolah.
2. Notulen sosialisasi
dokumen kurikulum
kepada warga sekolah.
3. Daftar hadir sosialisasi
dokumen kurikulum
kepada warga sekolah.

37
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Surat instruksi
sosialisasi dokumen
kurikulum kepada
guru untuk peserta
didik.

Pengawasan:
1. Mengawasi proses 1. Jurnal harian KS.
pelaksanaan kurikulum (Lampiran 3.4)
(Kepala Sekolah, 2. Laporan hasil
Pengawas Sekolah dan pengawasan.
komite sekolah).
2. Melaporkan hasil 1. Dokumen laporan hasil
pengembangan pengembangan
kurikulum (kurikulum kurikulum tahun
fungsional) kepada berjalan.
dinas pendidikan 2. Laporan hasil
provinsi. pengembangan
kurikulum diketahui
oleh Pengawas Sekolah
dan Komite Sekolah.
Lampiran 3.2
(Sistematika Laporan
Pelaksanaan Program)
b. Kalender Perencanaan:
pendidikan Tim mengatur waktu bagi 1. Daftar hadir Tim.
sekolah. kegiatan pembelajaran 2. Notulensi.
peserta didik selama 1 3. Kalender Pendidikan.
(satu) tahun ajaran yang
dirinci per semester, per
bulan, dan per minggu
mengacu kalender
pendidikan nasional dan
daerah (Dinas Pendidikan).
Pelaksanaan:
1. Menyusun kalender 1. Undangan rapat.
pendidikan sekolah. 2. Daftar hadir rapat.
penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
3. Notulensi rapat
penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
4. Kalender pendidikan
sekolah tahun berjalan.

38
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
5. Rincian kegiatan
pembelajaran dalam
satu tahun.
6. Rincian kegiatan
pembelajaran per
semester
penyelenggara
pendidikan.
7. Lampiran 3.3 (contoh
kalender pendidikan
Sekolah).
2. Melakukan sosialisasi 1. Rapat sosialisasi
Kalender Pendidikan kalender pendidikan .
2. Undangan sosialisasi.
3. Daftar hadir.
4. Notulensi sosialisasi
kalender pendidikan.
5. Surat edaran kepala
sekolah tentang
kalender pendidikan
tahun berjalan.
6. Penempelan kalender
pendidikan di papan
pengumuman sekolah.
3. Menyusun jadwal 1. Jadwal kegiatan sesuai
pelaksanaan kegiatan kelender pendidikan
sesuai kalender (UTS, UAS, US/UN,
pendidikan. Perayaan hari besar,
perayaan hari besar
agama, kegiatan
kepramukaan dll).
2. Laporan hasil kegiatan
sekolah.
Pengawasan: 1. Jurnal harian KS.
Mengawasi proses Lampiran 3.4 (contoh
penyusunan kalender jurnal harian kepala
pendidikan. sekolah).
2. Laporan hasil
penyusunan kalender
pendidikan.
c. Program Perencanaan:
pembelajaran. 1. Memastikan guru 1. Jurnal KS.
menyusun program 2. Pedoman wawancara
pembelajaran dengan guru mengenai
berdasarkan hasil upaya kepala sekolah
asesmen. untuk memastikan
guru menyusun

39
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
program pembelajaran
berdasarkan hasil
asesmen.
2. Memastikan guru 1. Jurnal KS.
mensosialisasikan 2. Pedoman wawancara
program pembelajaran dengan guru mengenai
kepada peserta didik. upaya sekolah dalam
memastikan sosialisasi
program pembelajaran
kepada peserta didik.
3. Mensosialisasikan 1. Undangan rapat
program pembelajaran sosialisasi program
kepada pendidik, pembelajaran
komite sekolah, dan 2. Daftar hadir.
orang tua. 3. Notulensi rapat
sosialisasi program
pembelajaran.
Pelaksanaan:
Memastikan guru 1. Jurnal KS.
menyusun program 2. Pedoman wawancara
pembelajaran sesuai dengan guru mengenai
dengan perencanaan pada upaya kepala sekolah
Standar Proses. tentang penyusunan
program pembelajaran
sesuai dengan standar
proses.
Pengawasan:
Mengawasi keterlaksanaan 1. Jadwal pengawasan
program pembelajaran. pelaksanaan program
pembelajaran.
2. Laporan hasil.
pengawasan tentang
program
pembelajaran.
3. Pedoman wawancara
dengan guru tentang
pengawasan yang
dilakukan oleh kepala
sekolah tentang
program
pembelajaran.
d. Penilaian Perencanaan :
Pembelajaran. 1. Kepala sekolah bersama 1. Program penilaian
tim membimbing / Akhir Semester.
memfasilitasi guru 2. Program Penilaian
dalam menganalisis Hasil Belajar Tingkat
Satuan Pendidikan,

40
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Pemetaan SKL, KI, KD USBN dan Ujian
dan Indikator. Nasional.
2. Kepala sekolah bersama Lampiran 3.5 (contoh
tim menentukan KKM sistematika program
mata pelajaran. penilaian).
3. Kepala sekolah bersama
tim membimbing
/memfasilitasi guru
dalam penyusunan
perangkat penilaian.
4. Kepala sekolah bersama
tim menyusun program
penilaian oleh:
a. pendidik;
b. sekolah;
c. pemerintah.
Pelaksanaan :
1. Memfasilitasi guru 1. Catatan/Jurnal Kepala
dalam melaksanakan Sekolah.
penilaian harian, 2. Tersedianya anggaran
penilaian akhir kegiatan.
semester, penilaian
Ujian Sekolah, Ujian
Sekolah Berstandar
Nasional (USBN), dan
Ujian Nasional.
2. Memfasilitasi guru
dalam melaksanakan
penilaian harian,
penilaian akhir
semester, penilaian
Ujian Sekolah, Ujian
Sekolah Berstandar
Nasional (USBN), dan
Ujian Nasional.
3. Memfasilitasi guru
dalam melaksanakan
remidial dan pengayaan.
Pengawasan :
1. Mengawasi pelaksanaan 1. Catatan/Jurnal Kepala
penilaan. Sekolah.
2. Melaporkan hasil 2. Leger.
penilaian. 3. Buku Raport.

41
2. Kesiswaan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


a. Program Perencanaan :
Kesiswaan. Memfasilitasi Wakil Kepala 1. Undangan rapat
Sekolah/Pembantu Kepala penyusunan program
Sekolah Bidang Kesiswaan kesiswaan.
untuk menyusun Program 2. Daftar hadir.
Kesiswaan. 3. Notulen rapat
sosialisasi program
kesiswaan.
Lampiran 3.6
(Program Kesiswaan)
Pelaksanaan :
Memastikan guru Jurnal KS.
menyusun program
kesiswaan sesuai dengan
perencanaan pada Standar
Pengelolaan.
Pengawasan :
Mengawasi keterlaksanaan 1. Jadwal pengawasan
penyusunan program pelaksanaan program
Kesiswaan. pembelajaran.
2. Pedoman wawancara
dengan guru tentang
pengawasan yang
dilakukan oleh kepala
sekolah tentang
program kesiswaan.
3. Laporan hasil
pengawasan tentang
program kesiswaan.
b. Penerimaan Perencanaan :
Peserta Didik Kepala sekolah dan tim 1. Program Kesiswaan.
Baru (PPDB). membuat peraturan Lampiran 3.7 Program
tentang penerimaan Kerja PPDB.
peserta didik baru yang 2. Peraturan PPDB tahun
berisi kriteria calon berjalan mengatur
peserta didik baru, daya daya tampung.
tampung, dan struktur
3. Peraturan PPDB tahun
panitia penerimaan.
berjalan mengatur
rasio peserta
didik/guru.
4. Peraturan PPDB tahun
berjalan mengatur
jenis
kelainan/kekhususan.

42
5. SK kepanitiaan PPDB
tahun berjalan
meliputi tim penilaian
(asesmen).
6. Menyusun Program
Kerja PPDB.
Pelaksanaan :
1. Menginformasikan 1. Ada media sosialisasi
peraturan tentang PPDB tahun berjalan.
penerimaan peserta 2. Buku catatan
didik baru kepada para penerimaan peserta
pemangku kepentingan didik baru berisi
pendidikan setiap biodata peserta didik
menjelang dimulainya baru.
tahun ajaran baru. 3. Laporan hasil asesmen
2. Penerimaan peserta calon peserta didik
didik baru dilaksanakan baru.
sebelum dimulai tahun 4. Surat keputusan
ajaran, yang peserta didik yang
diselenggarakan secara diterima pada tahun
objektif, transparan, berjalan.
akuntabel, tanpa
diskriminasi (gender,
agama, etnis, status
sosial, dan kemampuan
ekonomi).
3. Memutuskan
penerimaan peserta
didik baru melalui rapat
dewan pendidikan
sekolah dan ditetapkan
oleh kepala sekolah.
Pengawasan :
1. Mengawasi penerimaan 1. Jurnal harian Kepala
peserta didik baru,yang Sekolah.
dilakukan bersama oleh 2. Dokumen laporan
kepala sekolah, dewan PPDB tahun berjalan.
pendidikan, dan komite
sekolah.
2. Melaporkan hasil
pengawasan, kemudian
dilaporkan kepada
dinas pendidikan
provinsi/ kabupaten/
kota.
c. Penerimaan Perencanaan :
peserta didik 1. Kepala sekolah dan Tim 1. SK penerimaan peserta
pindahan. membuat peraturan didik pindahan.
tentang peserta didik

43
pindahan yang berisi 2. Peraturan penerimaan
kriteria peserta didik peserta didik
pindahan. pindahan.
2. Menerima siswa 3. SK tim asesmen
pindahan dan peserta didik
menyesuaikan dengan pindahan.
daya tampung sekolah
mengikuti ketentuan
Standar Sarana dan
Prasarana
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan 1. Media sosialisasi
penerimaan peserta penerimaan peserta
didik pindahan secara didik pindahan.
objektif, transparan, 2. Buku pencatatan
akuntabel, tanpa pendaftaran peserta
diskriminasi (gender, didik.
agama, etnis, status 3. Dokumen pelaksanaan
sosial, dan kemampuan asesmen.
ekonomi).
Lampiran 3.1a (contoh
2. Memutuskan Identifikasi dan
penerimaan peserta Asesmen).
didik pindahan dalam
4. Dokumen peserta
rapat dewan pendidik .
didik pindahan yang
diterina.
Pengawasan :
1. Melakukan pengawasan 1. Jurnal harian
penerimaan peserta 2. Dokumen laporan
didik pindahan
dilakukan secara
bersama oleh kepala
sekolah, dewan
pendidik, dan komite
sekolah.
2. Melaporkan kepada
dinas pendidikan
provinsi/
kabupaten/kota.
d. Masa Perencanaan :
Pengenalan 1. Membuat peraturan 1. SK Kepanitiaan.
Lingkungan yang berisi struktur 2. Dokumen program
Sekolah kepanitiaan, jenis MPLS
(MPLS). kegiatan, jadwal Lampiran 3.8
kegiatan, dan tata tertib (Sistematika Program
kegiatan dengan Masa Pengenalan
mengacu pada Lingkungan
peraturan perundang- Sekolah/MPLS).
undangan.
3. Jurnal.

44
2. Memutuskan MPLS 4. Peraturan MPLS dan
dalam rapat dewan tata tertib Sekolah
pendidikan dengan Lampiran 3.9 (Tata
melibatkan pengurus tertib sekolah).
OSIS (SMPLB dan
SMALB).
3. Menetapkan peraturan
tentang MPLS dan
tatatertib sekolah (lihat
lampiran 3.9)
4. Menginformasikan
peraturan MPLS
disampaikan kepada
pihak yang
berkepentingan setiap
menjelang dimulainya
tahun ajaran baru.
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan MPLS Jurnal harian
dilakukan pada awal
tahun ajaran agar
peserta didik baru dapat
menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
2. Melaksanakan MPLS
mencakup pengenalan
sekolah dengan
memperhatikan budaya
akademik sekolah
Pengawasan :
Melaporkan hasil
pengawasan kepada dinas
pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
e. Pelayanan Perencanaan:
Bimbingan dan 1. Menugaskan guru kelas 1. SK tugas tambahan
konseling. yang mendapat tugas guru.
tambahan sebagai 2. Dokumen program
konseling dengan SK Lampiran 3.10
kepala sekolah. (Program Bimbingan
2. Menyusun program Konseling)
bimbingan dan 3. Jurnal
konseling yang memuat
jadwal, materi layanan
asesmen,
pembimbingan, satuan
layanan pendukung
(angket data),
kerjasama.

45
3. Mensosialisasikan
program bimbingan dan
konseling
Pelakasanaan:
1. Memastikan 1. Jurnal
pelaksanaan program 2. Dokumen kerjasama
layanan bimbingan dan
konseling.
2. Melaksanakan
kerjasama dengan
psikolog, dokter,
psikiater.
Pengawasan:
1. Mengawasi proses 1. Jurnal
pelaksanaan layanan 2. Dokumen laporan
bimbingan dan
konseling.
2. Mengawasi proses
kerjasama.
3. Melaporkan hasil
pelaksanaan program
bimbingan dan
konseling kepada orang
tua/wali peserta didik.
f. Kegiatan Perencanaan:
ekstrakurikuler 1. Menugaskan guru 1. SK guru pembina
pembina ekstrakurikuler
ekstrakurikuler dengan 2. Dokumen program
SK kepala sekolah. ekstrakurikuler
2. Menyusun program
ekstrakurikuler yang
berisi jenis, jadwal
pelaksanaan, materi
kegiatan, evaluasi.
3. Mensosialisasikan
program program
ekstrakurikuler.
Pelaksanaan:
1. Memastikan guru Jurnal
pembina
ekstrakurikuler
melaksanakan
pembinaan.
2. Melaksanakan
Pembinaan
ekstrakurikuler sesuai
dengan jenis dan jadwal.

46
3. Melaksanakan evaluasi
ekstra kurikuler sesuai
dengan jenis dan jadwal.
Pengawasan:
1. Mengawasi kegiatan Jurnal dan dokumen
ekstrakurikuler laporan.
2. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
dinas pendidikan
kabupaten/kota
provinsi.
g. Penghargaan Perencanaan:
peserta didik 1. Merencanakan Dokumen program
berprestasi pembinaan prestasi
peserta didik, yang
dilakukan dengan
melibatkan komite
sekolah, dewan
pendidikan, dan
pengurus OSIS (SMPLB
dan SMALB), serta
dituangkan dalam
peraturan pembinaan
prestasi peserta didik.
2. Memutuskan peraturan
pembinaan prestasi
peserta didik melalui
rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh
kepala sekolah.
3. Menginformasikan
peraturan pembinaan
prestasi peserta didik
kepada warga sekolah
setiap awal tahun ajaran
Pelaksanaan:
Melaksanaan pembinaan Dokumen penghargaan
prestasi peserta didik
dilakukan oleh guru
pembina yang ditunjuk
oleh kepala sekolah.
Pengawasan: 1. Jurnal
1. Mengawasi proses 2. Dokumen laporan
pelaksanaan pemberian
penghargaan peserta
didik berprestasi.
2. Melaporkan pemberian
penghargaan kepada
orang tua dan dinas

47
pendidikan
provinsi/kabupaten/kot
a.
h. Penelusuran Perencanaan:
dan 1. Merencanakan Dokumen Program
pendayagunaan penelusuran dan
alumni pendayagunaan alumni
memuat kriteria
penelusuran dan
pendayagunaan alumni
sesuai dengan potensi,
bakat, dan minat
mereka dengan
mengacu pada
peraturan perundang-
undangan.
2. Menetapkan rencana
penelusuran dan
pendayagunaan alumni
melibatkan komite
sekolah, dewan
pendidik, dan para
pemangku kepentingan
pendidikan.
3. Menginformasikan
rencana penelusuran
dan pendayagunaan
alumni kepada warga
sekolah.
Pelaksanaan: Jurnal
Melaksanakan penelusuran
dan pendayagunaan
alumni dilakukan oleh
kepala sekolah
Pengawasan:
1. Mengawasi penelusuran 1. Jurnal
dan pendayagunaan 2. Dokumen laporan
alumni.
2. Melaporkan kepada
penelusuran dan
pendayagunaan dinas
pendidikan provinsi/
kabupaten/kota

48
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


a. Pendidik
1) Pemenuhan Perencanaan:
Pendidik. 1. KS membentuk tim 1. SK tim perencana
perencana kebutuhan kebutuhan pendidik.
pendidik yang bertugas 2. Buku daftar hadir tim
merencanakan dan notulen.
kebutuhan pendidik, 3. Buku rencana
membuat surat pemenuhan
penetapan pemenuhan kebutuhan pendidik
kebutuhan pendidik, yang mencantumkan
bersama komite sekolah/ jumlah guru mata
yayasan menyeleksi pelajaran/guru kelas,
penerimaan tenaga dan kualifikasi
pendidik dan melaporkan akademik.
tentang rencana
pemenuhan kebutuhan 4. Lampiran 3.11
pendidik kepada Dinas (Analisis Kebutuhan
Pendidikan Provinsi/ Pendidik).
Kabupaten/Kota/ 5. Surat penetapan
Yayasan. pemenuhan
kebutuhan pendidik.
6. Surat permohonan
kebutuhan pendidik
kepada Dinas
Pendidikan Provinsi/
Kabupaten/Kota/
Yayasan.
Pelaksanaan:
1. Memastikan terkirimnya 1. Surat usulan tentang
surat usulan tentang pemenuhan
pemenuhan kebutuhan kebutuhan pendidik
pendidik berdasarkan berdasar jumlah guru
jumlah guru mata mata pelajaran/guru
pelajaran/guru kelas, dan kelas, dan kualifikasi
kualifikasi akademik akademik kepada
kepada dinas pendidikan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota provinsi/kabupaten/
/provinsi atau yayasan kota atau yayasan
2. Memastikan tim 2. Media sosialisasi
melakukan sosialisasi penerimaan tenaga
pemenuhan kebutuhan pendidik baru.
pendidik. 3. Buku catatan
3. Memastikan tim penerimaan calon
melakukan pencatatan pendidik baru
pendaftaran 4. Biodata calon
pendidik baru

49
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Memastikan tim 5. Laporan hasil seleksi
melakukan seleksi calon pendidik baru
5. Memutuskan calon 6. Surat keputusan
pendidik baru yang pendidik yang
diterima melalui rapat diterima.
dengan tim seleksi
Pengawasan:
1. Mengawasi proses seleksi 1. Jurnal harian KS
penerimaan pendidik 2. Dokumen laporan
baru seleksi penerimaan
2. Menginformasikan hasil pendidik baru
seleksi penerimaan
pendidik baru kepada
warga sekolah
3. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
Dinas pendidikan
provinsi/kab/kota.

2) Induksi Guru Perencanaan : 1. Program kerja PGIP


Pemula Kepala sekolah dengan tim Lampiran 3.12
menyusun program induksi (Program Kerja PGIP)
guru pemula 2. Surat Keputusan (SK)
Menugaskan pembimbing pembimbing PGIP
guru pemula
Pelaksanaan :
1. Menunjuk pembimbing Catatan pembimbingan
yang sesuai dengan
kriteria.
2. Menjadi pembimbing, jika
pada satuan pendidikan
yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang
memenuhi kriteria
sebagai pembimbing.
3. Mengajukan pembimbing
dari satuan pendidikan
lain kepada dinas
pendidikan terkait jika
tidak memiliki
pembimbing dan kepala
sekolah tidak dapat
menjadi pembimbing.
Pengawasan :
1. Hasil Penilaian
Kinerja

50
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Mengawasi pelaksanaan 2. Laporan pelaksanaan
pembimbingan oleh Program Peniaian
pembimbing. Kinerja guru pemula
2. Melakukan penilaian 3. Pemetaan Hasil
kinerja dalam pemetaan Penilaian Kinerja.
guru pemula.
3. Menyusun Laporan Hasil
Penilaian Kinerja untuk
disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan
terkait, dengan
mempertimbangkan
masukan dan saran dari
pembimbing, pengawas
sekolah salinan laporan
tersebut kepada guru
pemula.
3) Pemberdayaan Perencanaan:
pendidik 1. Membentuk tim 1. SK tim perencana
perencana pembagian pembagian tugas
tugas pendidik, pendidik, pemberian
pemberian tugas tugas tambahan,
tambahan, pembagian pembagian beban
beban mengajar, mengajar,
optimalisasi tenaga optimalisasi
pendidik. pendidik.
2. Buku daftar hadir
dan notulen tim.
3. Buku pembagian
tugas yang sesuai
dengan kualifikasi
akademik dan
kompetensi.
4. Buku pembagian
tugas tambahan.
5. Buku pembagian
beban mengajar.
Pelaksanaan:
1. Memastikan tersusunnya 1. Surat keputusan
rencana penetapan pembagian tugas
pembagian tugas mengajar.
mengajar pendidik. 2. Surat keputusan
2. Memastikan terbuatnya penetapan wakil
surat penetapan wakil kepala sekolah.
kepala sekolah. 3. Rincian tugas dan
3. Memastikan tersusunnya fungsi kepala
tugas dan fungsi kepala sekolah, wakil kepala

51
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
sekolah, wakil kepala sekolah, guru kelas,
sekolah, guru kelas, guru guru mata pelajaran
mata pelajaran dan guru dan guru
BK/ konselor. BK/konselor.
Pengawasan:
1. Berkoordinasi dengan 1. Buku supervisi.
pengawas mengevaluasi 2. Buku catatan.
kesesuaian antara koordinasi evaluasi.
pembagian tugas dengan 3. Dokumen laporan
pelaksanaan, melalui hasil supervisi dan
kegiatan supervisi. evaluasi.
2. Melaporkan hasil
supervisi dan evaluasi
kepada dinas pendidikan
provinsi/
Kab/kota/yayasan.
4) Pengembangan Perencanaan:
pendidik 1. Membentuk tim 1. SK tim
pengembangan pendidik pengembangan
yang bertugas pendidik.
membuat rancangan 2. Buku daftar hadir
instrumen evaluasi diri dan notulensi.
pendidik yang mengacu 3. Instrumen evaluasi
pada standar pendidik, diri pendidik yang
membuat jadwal mengacu pada
pelaksanaan PKG. standar pendidik.
2. Merencanakan alternatif 4. Jadwal pelaksanaan
pengembangan pendidik PKG.
melalui diklat fungsional, 5. Buku catatan
diklat teknis, kegiatan alternatif
kolektif guru, publikasi pengembangan
ilmiah dan karya inovatif, pendidik melalui
lokakarya, seminar, dan diklat fungsional,
pelatihan sesuai dengan diklat teknis,
kompetensi; dan kegiatan kolektif
merencanakan alternatif guru, publikasi ilmiah
pengembangan dan karya inovatif,
kualifikasi melalui studi lokakarya, seminar,
lanjut; dan peningkatan dan pelatihan sesuai
karir. dengan kompetensi.
3. Menetapkan 6. buku catatan
pengembangan pendidik pengembangan
bersama dinas kualifikasi pendidik.
pendidikan 7. Surat penetapan
provinsi/komite pengembangan
sekolah/yayasan. pendidik yang
minimal

52
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
mencantumkan nama
pendidik, jenis
pengembangan dan
waktu.
Pelaksanaan:
1. Memastikan 1. Buku daftar
keterlaksanaan pengembangan
pengembangan pendidik. pendidik.
2. Memastikan 2. Buku catatan
keterlaksanaan peningkatan
peningkatan kompetensi kompetensi.
profsional pendidik profesional pendidik.
melalui studi lanjut, 3. Buku catatan mutasi
lokakarya, seminar, berdasar analisis
pelatihan, dan/atau jabatan.
penelitian sesuai dengan
4. Buku catatan
kompetensi secara
pemberian promosi
profesional, adil, dan
kepada pendidik.
terbuka, serta mendorong
pendidik untuk aktif
dalam organisasi profesi.
3. Memastikan
keterlaksanaan mutasi
berdasarkan analisis
jabatan.
4. Memastikan
keterlaksanaan
pemberian promosi
kepada pendidik
berdasarkan azas
kemanfaatan, kepatutan,
dan profesionalisme.
Pengawasan:
1. Melakukan pengawasan 1. Jurnal harian kepala
pengembangan pendidik sekolah.
berdasarkan kalender 2. Dokumen laporan
pendidikan melalaui hasil supervisi dan
kegiatan supervisi dan monitoring pendidik.
monitoring.
2. Melaporkan hasil
supervisi dan monitoring
kepada dinas pendidikan
provinsi/
kota/kabupaten.
5) Penghargaan Perencanaan:
untuk pendidik 1. Membuat aturan tentang 1. Dokumen peraturan
pemberian penghargaan pemberian
kepada pendidik.

53
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Membentuk tim untuk penghargaan
pemberian pengharagaan pendidik.
kepada pendidik yang 2. Surat keputusan tim
termasuk didalamnya pemberian
melibatkan komite pengharagaan
sekolah, tim evaluasi, dan pendidik.
dinas pendidikan
dibuktikandengan SK
kepalasekolah.
Pelaksanaan:
1. Memastikan tim 1. Buku cataan
melakukan penjaringan penjaringan/inventar
/inventarisasi pendidik isasi calon penerima
yang masuk nominasi penghargaan
mendapatkan 2. Jadwal pemberian
penghargaan. penghargaan yang
2. Memastikan jadwal dikaitkan dengan
pelaksanaan pemberian momen tertentu
penghargaan yang seperti Hari
disesuaikan dengan Pendidikan Nasional,
momen tertentu misalnya Hari Guru, dan/atau
Hari Pendidikan Nasional, Hari Kemerdekaan
Hari Guru, dan/atau Hari Republik Indonesia.
Kemerdekaan Republik
Indonesia.

Pengawasan: Jurnal harian kepala


1. Melakukan pengawasan sekolah dokumen
keterlaksanaan laporan pengawasan
pemberian penghargaan
kepada pendidik
2. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
dinas pendidikan
provinsi/kota/kabupaten
/yayasan
Tenaga Kependidikan
b.
Pemenuhan Perencanaan:
1) kebutuhan 1. Melakukan analisis 1. Hasil analisis
tenaga kebutuhan tendik kebutuhan tenaga
kependidikan berdasarkan jumlah, jenis pendidik (tendik)
(tenaga pekerjaan, dan kualifikasi berdasarkan jumlah,
administrasi akademik. jenis pekerjaan, dan
sekolah, tenaga 2. Menentukan kebutuhan kualifikasi akademik.
perpustakaan tendik berdasarkan 2. Laporan kondisi dan
sekolah, tenaga jumlah, jenis pekerjaan, kebutuhan tendik
laboratorium dan kualifikasi dan berdasarkan jumlah,
sekolah, dilaporkan kepada dewan

54
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
pekerja sosial, pendidik, pengawas jenis pekerjaan, dan
psikolog, sekolah, dinas kualifikasi akademik.
terapis, dan pendidikan, komite
tenaga sekolah/yayasan.
kependidikan
khusus lainnya,
seperti; teknisi,
tenaga
kebersihan,
penjaga
sekolah).
Pelaksanaan:
1. Memastikan usulan 1. Dokumen validasi
kebutuhan tendik sesuai usulan kebutuhan
dengan jumlah, jenis tendik.
pekerjaan, dan kualifikasi 2. Surat usulan
akademik. kebutuhan tendik
2. Mengajukan usulan berdasarkan jumlah,
kebutuhan tendik kepada jenis pekerjaan, dan
dinas pendidikan kualifikasi akademik.
/yayasan.
Pengawasan:
1. Memantau dan 1. Dokumen
mengevaluasi pemantauan dan
pemenuhan kebutuhan evaluasi pemenuhan
dengan mencocokkan kebutuhan tendik.
kesesuaian perencanaan 2. Laporan dan tindak
dan pelaksanaan. lanjut hasil
2. Melaporkan hasil pengawasan
pengawasan kepada pemenuhan
dinas pendidikan kebutuhan tendik.
provinsi/kabupaten/kota
/ atau yayasan.
2) Pemberdayaan Perencanaan:
tenaga KS merancang pembagian Rancangan pembagian
kependidikan. tugas dan beban kerja tendik tugas dan beban kerja
jenis pekerjaan, dan sesuai kebutuhan dan
kualifikasi akademik ketentuan.
kebutuhan dan ketentuan.
Pelaksanaan:
1. Membuat SK pembagian 1. SK pembagian tugas
tugas tendik dengan tendik.
mempertimbangkan 2. Naskah uraian tugas
kompetensi dan beban dan tanggungjawab
kerja sesuai dengan tendik.
aturan perundang-
undangan.

55
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Menyusun uraian tugas 3. Uraian
dan tanggung jawab pendayagunaan
tenaga kependidikan. tenaga kependidikan.
3. Mendayagunakan tenaga
kependidikan.
Pengawasan:
1. Memantau dan 1. Catatan pemantauan
mengevaluasi dan evaluasi
pemberdayaan tenaga pemberdayaan
kependidikan dilakukan tendik.
oleh kepala sekolah dan 2. Laporan dan tindak
wakil kepala sekolah lanjut hasil
pada akhir tahun ajaran. pemantauan
2. Melaporkan hasil pemberdayaan
pemantauan dilaporkan tendik.
kepada: dinas pendidikan
provinsi/ kabupaten
/kota/yayasan.
3) Pengembangan Perencanaan:
tenaga 1. mengidentifikasi 1. Hasil identifikasi
kependidikan. peningkatan kompetensi peningkatan.
secara sistematis sesuai kompetensi tendik
kebutuhan. 2. Pemetaan jenis
2. Memetakan pilihan pengembangan
pengembangan tendik
tendik(termasuk studi 3. Rencana
lanjut, lokakarya, pengembangan
seminar, dan/atau tendik.
pelatihan).
3. Menyusun rencana
pengembangan tendik
bersama wakil kepala
sekolah.
Pelaksanaan:
1. melaksanakan 1. Laporan pelaksanaan
pengembangan tendik pengembangan
sesuai rencana. tendik.
2. melaksanakan mutasi 2. SK mutasi jabatan.
berdasarkan analisis
jabatan.
Pengawasan:
1. Mengawasi tingkat 1. Hasil pemantauan
kesesuaian pengembangan
pengembangan tendik tendik.
dengan rencana/program 2. Laporan hasil
yang telah ditetapkan. pengawasan kepada
dinas pendidikan.

56
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Melaporkan hasil
pengawasan dilaporkan
kepada dinas
pendidikan.
4) Penghargaan Perencanaan:
untuk tenaga 1. Membuat aturan tentang 1. Aturan pemberian
kependidikan pemberian penghargaan penghargaan tenaga
kepada tenaga kependidikan.
kependidikan. 2. Surat keputusan tim
2. Membentuk tim untuk pemberian
pemberian pengharagaan pengharagaan tenaga
kepada tenaga kependidikan.
kependidikan yang
melibatkan komite
sekolah, tim evaluasi, dan
dinas pendidikan
dibuktikan dengan SK
kepala sekolah.
Pelaksanaan:
1. Memastikan tim 1. Buku catatan
melakukan penjaringan/inventar
penjaringan/inventarisas isasi calon penerima
i tenaga kependidikan penghargaan.
yang masuk nominasi 2. Jadwal pemberian
mendapatkan penghargaan yang
penghargaan. dikaitkan dengan
2. Memastikan jadwal momen tertentu.
pelaksanaan pemberian
penghargaan yang
disesuikan dengan
momen tetentu misalnya
Hari Pendidikan Nasional,
Hari Guru, dan/atau Hari
Kemerdekaan Republik
Indonesia.

Pengawasan:
1. Melakukan pengawasan 1. Jurnal harian kepala
keterlaksanaan sekolah.
pemberian penghargaan 2. Dokumen laporan
kepada tenaga pengawasan.
kependidikan.
2. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
dinas pendidikan
provinsi/
kota/kabupaten/yayasan.

57
4. Sarana dan Prasarana

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


a. Pengadaan Perencanaan:
sarana dan 1. Menyusun master plan 1. Program Sarana dan
prasarana. (rencana induk) sarana Prasaran lampiran
dan prasarana sekolah. 3.14 (Program
Sarana Prasarana).
2. Sekolah memiliki
dokumen master
plan sekolah.
2. Menyusun rencana Dokumen hasil analisis
kebutuhan sarpras pada kebutuhan sarpras yang
tahun berjalan yang mengakomodasi
aksesibel untuk semua aksesibilitas semua
kekhususan. kekhususan
Pelaksanaan: Dokumen pengajuan
1. Mengajukan rencana (proposal) pengadaan
pengadaan sarpras sesuai sarpras sesuai
kebutuhan pada tahun kebutuhan.
berjalan.
2. Membentuk tim SK panitia pengadaan
pengadaan sarana dan sarana dan prasarana
prasarana sesuai dengan sekolah.
kebutuhan.
Pengawasan: SK tim pengawas sarana
1. Membentuk tim dan prasarana meliputi
pengawas pengadaan PTK yang ditugaskan
sarana dan prasarana. mengelola sarana dan
prasarana.
2. Kepala sekolah Dokumen pengadaan
menandatangani semua yang ditandatangani
dokumen pengadaan kepala sekolah.
sarpras.
3. Melaporkan hasil Dokumen laporan
pengawasan pengadaan pengawasan sarpras.
sarpras.
b. Pemanfaatan Perencanaan: Dokumen tata tertib
sarana dan Memastikan sekolah penggunaan sarana dan
prasarana. memiliki aturan penggunaan prasarana yang
sarana dan prasarana. ditandatangani oleh KS.
Pelaksanaan: 1. Jurnal KS berisi
1. Memastikan semua tentang kegiatan
sarpras yang dimiliki pengecekan sarpras.
sekolah dimanfaatkan 2. Ada catatan
secara optimal. penggunaan sarpras.

58
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Ada jadwal
penggunaan sarpras.
4. Instrumen kepuasan
penggunaan sarpras.
2. Memastikan petugas
sekolah melakukan 1. Jurnal KS berisi
pemeliharaan sarpras. tentang kegiatan
pemeliharaan
sarpras.
2. Kartu inventaris
barang.
3. Sarpras dapat
digunakan/dipakai.
4. Kepala sekolah
mengajak warga
sekolah untuk turut
serta memelihara
sarpras.
Pengawasan:
Melakukan pengawasan 1. Jurnal KS berisi
secara berkala terhadap tentang kegiatan
pemanfaatan sarpras. pengecekan sarpras.
2. Catatan hasil
pengawasan
pemanfaatan
sarpras.
3. KS menyampaikan
hasil pengawasan ke
warga sekolah.
c. Pemeliharaan Perencanaan:
sarana dan 1. Memprogramkan Dokumen RKAS yang
prasarana pemeliharaan sarpras memuat program
dalam RKAS. pemeliharaan sarpras.
2. Penyusunan rencana Daftar hadir workshop
pemeliharaan sarpras penyusunan RKAS.
melibatkan dewan guru,
komite sekolah dan
tendik.
Pelaksanaan:
Memastikan PTK yang Jurnal KS mencatat
memelihara sarpras kegiatan
melakukan tugasnya secara pemeliharaansarpras.
tepat dan baik.
Pengawasan: 1. Instrumen observasi
kebersihan dan
kenyamanan sarpras.

59
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Melakukan pengawasan 2. Jurnal KS mencatat
secara langsung terhadap kegiatan pengawasan
pemeliharaan sarpras. kepala sekolah
terhadap
pemeliharaan
Sarpras.
2. Membuat laporan kondisi Dokumen laporan
sarpras yang dilaporkan kondisi sarpras pada
kepada dinas terkait tahun berjalan.
d. Pengembangan Perencanaan:
sarana dan 1. Kepala sekolah menyusun Dokumen RPS
prasarana rencana pengembangan mencakup rencana
(Lihat lampiran sekolah yang didalamnya pengembangan sarpras.
3.14) termasuk rencana
pengembangan sarpras.
2. Memastikan tim Jurnal KS mencatat
pengembang sekolah kegiatan pembinaan
dapat melaksanakan kepada tim pengembang
tugasnya dengan baik. sekolah.
Pengawasan:
1. Kepala sekolah Jurnal KS mencatat
melakukan pengawasan kegiatan pengawasan
langsung terhadap langsung terhadap
pelaksanaan pelaksanaan
pengembangan sekolah. pengembangan sekolah.
2. Membuat laporan Dokumen laporan
pengawasan pengawasan
pengembangan sekolah pengembangan sekolah.
dan menyampaikannya
kepada dinas terkait.

5. Budaya dan Suasana Pembelajaran Sekolah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


a. Budaya Sekolah Perencanaan:
1. Dokumen perencanaan Ada dokumen
sekolah memuat aspek perencanaan sekolah
pengembangan budaya untuk pengembangan
sekolah. budaya sekolah, seperti
7K, literasi, kerohanian,
budaya mutu, dan
aktivitas lain yang dapat
relevan lampiran 3.15
(Program Budaya dan
Suasana Pembelajaran
Sekolah).

60
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Kepala sekolah bersama 1. Dalam penyusunan
warga sekolah menyusun dokumen rencana:
dokumen rencana a. ada keterlibatan
pengembangan sekolah. komite sekolah;
b. ada keterlibatan
dewan guru;
c. ada keterlibatan
yayasan
penyelenggara
pendidikan.
Pelaksanaan:
1. Kepala sekolah Ada SK mengenai
mendelegasikan program penanggung jawab
pengembangan budaya pengembangan budaya
sekolah. sekolah.
2. Kepala sekolah 1. Terdapat bukti fisik
memastikan pelaksanaan budaya
terlaksananya budaya sekolah.
sekolah yang 2. Semua warga
dikembangkan. sekolah
berpartisipasi aktif
dalam menciptakan
pengembangan
budaya sekolah.
Pengawasan:
Memantau dan Laporan pelaksanaan
menginformasikan (tindak dari tim pengembang
lanjut) pelaksanaan
pengembangan budaya
sekolah
b. Suasana Perencanaan:
pembelajaran Kepala sekolah bersama Dalam perencanaan
dewan guru merencanakan penciptaan suasana
suasana pembelajaran yang pembelajaran:
nyaman, aman, tertib, bersih, 1. ada keterlibatan
rapih, saling menghormati, dewan guru;
menghargai, dan kerja sama. 2. ada keterlibatan
komite/yayasan
penyelenggara
pendidikan.
Pelaksanaan:
Kepala sekolah menugaskan 1. SK penugasaan Guru.
guru untuk menciptakan 2. Ada catatan kegiatan
suasana pembelajaran yang observasi kelas yang
memperhatikan lingkungan dilakukan oleh
fisik dan non fisik. kepala sekolah.

61
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Pengawasan:
Memantau dan Dokumen/laporan hasil
menginformasikan pengawasan
pelaksanaan pengembangan pengembangan suasana
suasana pembelajaran di belajar di kelas yang
kelas. diinformasikan kepada
warga sekolah.
c. Peraturan Perencanaan:
akademik 1. Kepala sekolah bersama Dalam penyusunan
guru merencanakan peraturan akademik
peraturan akademik. Kepala sekolah, ada
2. Menyusun peraturan bukti keterlibatan guru.
akademik yang mengatur Lampiran 3.16
persyaratan kehadiran, (Peraturan akademik).
ketentuan ulangan,
remedial, kenaikan kelas,
kelulusan, dan hak siswa.
Pelaksanaan
Kepala sekolah mewajibkan Terdapat bukti-bukti
warga sekolah mengikuti pelaksanaan peraturan
peraturan akademik. akademik.
Pengawasan:
Memantau dan 1. Dalam rangka
menginformasikan memantau
pelaksanaan peraturan pelaksanaan
akademik. peraturan akademik
kepala sekolah.
2. Melihat catatan
kehadiran siswa.
3. Melihat program
guru terkait
penilaian hasil
belajar, remedial,
dan konseling.
4. Terdapat catatan
tentang keluhan dan
saran tentang
penggunaan sarpras
oleh siswa.
d. Kode etik Perencanaan:
sekolah 1. Kepala sekolah bersama 1. Dalam penyusunan
komite/yayasan dan guru peraturan sekolah:
merencanakan kode etik a. ada bukti
sekolah yang berlaku keterlibatan
untuk semua warga (PTK komite
dan peserta didik) sekolah/yayasan;
sekolah dalam upaya

62
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
menegakkan etika b. ada bukti
sekolah. keterlibatan
dewan guru.
2. Ada bukti
keterlibatan pihak
lain yang
dibutuhkan.
2. Menyusun dokumen kode Dokumen perencanaan
etik sekolah yang kode etik sekolah dan
mengatur peserta didik Tata Tertib untuk
memuat norma untuk: 1) peserta didik, Pendidik
menjalankan ibadah dan Tenaga
sesuai dengan agama Kependidikan. Lihat
yang dianutnya; 2) lampiran 3.17 (Kode
menghormati pendidik Etik Sekolah) dan
dan tenaga kependidikan; lampiran 3.18 (Tata
3) mengikuti proses Tertib Pendidik dan
pembelajaran dengan Tenaga Kependidikan),
men- junjung tinggi
ketentuan pembelajaran
dan mematuhi semua
peraturan yang berlaku;
4) memelihara kerukunan
dan kedamaian untuk
mewujudkan harmoni
sosial di antara teman; 5)
mencintai keluarga,
masyarakat, dan
menyayangi sesama; 6)
mencintai lingkungan,
bangsa, dan negara;
serta7) menjaga dan
memelihara sarana dan
pra-sarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan,
keindahan, dan
kenyamanan sekolah.
3. Kode etik sekolah yang
mengatur guru dan
tenaga kependidikan
memasukkan larangan
bagi guru dan tenaga
kependidikan, secara per-
seorangan maupun
kolektif, untuk: 1)
menjual buku pelajaran,
seragam/bahan pakaian
sekolah/madrasah,
dan/atau perangkat

63
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
sekolah lainnya baik
secara langsung maupun
tidak langsung kepada
peserta didik; 2)
memungut biaya dalam
memberikan bimbingan
belajar atau les kepada
peserta didik; 3)
memungut biaya dari
peserta didik baik secara
langsung maupun tidak
langsung yang
bertentangan dengan
peraturan dan undang-
undang; 4) melakukan
sesuatu baik secara
langsung maupun tidak
langsung yang
mencederai integritas
hasil Ujian Sekolah dan
Ujian Nasional.
Pelaksanaan:
Kepala Sekolah mewajibkan Terdapat buku catatan
warga sekolah berperilaku kasus indisipliner
sesuai dengan (1) kode etik
peserta didik; (2) kode etik
guru.
Pengawasan:
Memantau dan Dalam rangka
menginformasikan memantau pelaksanaan
pelaksanaan peraturan tata tertib sekolah,
sekolah. kepala sekolah:
1. Datang lebih awal;
2. Pulang lebih akhir;
3. Membaca laporan
pelaksanaan dari tim
pengembang;

6. Peran serta Masyarakat dan Kemitraan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


Perencanaan:
Meyusun program 1. Program kerja lihat
pemberdayaan peran serta Lampiran 3.19
masyarakat dan kemitraan, (Program Peran
berisi: jenis, pihak, waktu. Serta Masyarakat
Menyususun draf MOU. dan Kemitraan).
2. Draf MOU.

64
Pelaksanaan:
1. Mensosialisasikan 1. Catatan kegiatan.
pelaksanaan peran serta 2. MOU yang sudah
masyarakat ditandatangani.
dan.kemitraan kepada
semua warga sekolah
setiap awal tahun
pelajaran.
2. Menjalin kemitraan
dengan lembaga yang
relevan, berkaitan dengan
masukan, proses, dan
capaian hasil pendidikan.
3. Menjalin kemitraan
sekolah dilaksanakan
dengan orang tua peserta
didik, alumni, tokoh
masyarakat, lembaga
pemerintah dan/atau
lembaga non pemerintah.
4. Menjalin kemitraan
dengan satuan
pendidikan lain,dunia
usaha, dan dunia industri,
di dalam negeri dan/atau
luar negeri.
5. Melibatkan peran serta
masyarakat dalam
pengelolaan non
akademik dan/atau
akademik.
6. Membangun kerjasama
dengan tenaga ahli
seperti dokter, terapis,
psikolog, psikiater.
7. Menandatangani MOU
Pengawasan:
Mengawasi proses kemitraan 1. Catatan pengawasan
Mengadministrasikan dan 2. Dokumen laporan
melaporkan hasil kemitraan
kepada dinas pendidikan
provinsi/kab./kota.

7. Akreditasi
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Perencanaan:
1. Membentuk tim evaluasi 1. SK Tim Evaluasi Diri
diri untuk keperluan 2. Instrumen Evaluasi
akreditasi yang mengacu diri

65
kepada ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Menyiapkan draf
instrumen evaluasi diri.
Pelaksanaan:
1. Mensosialisasikan 1. Dokumen kegiatan
persiapan akreditasi sosialisasi.
2. Mengolah hasil evaluasi 2. Hasil pengolahan
diri evaluasi diri
3. Membuat rekomendasi 3. Rekomendasi hasil
hasil evaluasi diri. evaluasi diri.
4. Menindaklanjuti hasil 4. Dokumen tindak
rekomendasi evaluasi diri lanjut evaluasi diri
Pengawasan:
1. Tim mengevaluasi diri Catatan hasil
dan melaporkan hasil pengawasan
kerjanya kepada kepala
sekolah paling lambat 6
(enam) bulan sebelum
akreditasi/ reakreditasi.
2. Kepala sekolah
melakukan pengawasan
terhadap peningkatan
status akreditasi
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.

66
8. Sistem Informasi Manajemen

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


Perencanaan:
Tim menyusun program SK. Tim Penyusun
Sistem Informasi Manajemen Program Sistem
baik manual maupun Informasi Manajemen.
berbasis TIK.
Pelaksanaan:
1. Memastikan sekolah Software atau format
memiliki teknologi dokumen yang
informasi. digunakan di sekolah.
2. Memastikan tim TIK Data kepegawaian, data
sekolah terfasilitasi untuk kesiswaan, data
melaksanakan tugas dan kurikulum, data sarpras.
fungsinya.
3. Memastikan sekolah SOP yang dibuat dan
memiliki SOP dalam SIM dikembangkan oleh
sekolah. sekolah.
4. Memastikan Jurnal KS, bentuk SIM
pemeliharaan SIM sekolah
sekolah dapat berjalan
dengan baik.
5. Memastikan SIM sekolah Dokumen RPS
dikembangkan sesuai
kebutuhan.
6. Membuat deskripsi kerja Dokumen struktur
PTK yang termasuk organisasi sekolah.
didalamnya memelihara
SIM sekolah.
7. Memastikan SIM sekolah Jurnal KS, SIM yang
dapat digunakan digunakan oleh sekolah.
sepanjang tahun berjalan.
Pengawasan:
Melakukan pengawasan dan Dokumen laporan
membuat laporan pengawasan.
pengawasan SIM sekolah.

67
9. Program lain dalam upaya peningkatan mutu sekolah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


Perencanaan:
Tim menyusun program SK. Tim.
unggulan berdasarkan
analisis SWOT yang
dilakukan Tim.
Pelaksanaan:
1. Sekolah memiliki Dokumen program
program unggulan di unggulan sekolah.
bidang tertentu seperti:
pilihan kemandirian
(keterampilan
vokasional), seni,
olahraga, akademik, atau
lainnya.
2. Memastikan tim kerja 1. Jurnal KS.
program unggulan dapat 2. Laporan pelaksanaan
melaksanakan program program unggulan.
unggulan secara
berkelanjutan.
3. Memastikan sekolah Produk, dokumen
memiliki produk, prestasi, prestasi, atauhasil
atau hasil program program unggulan
unggulan sekolah. sekolah.
Pengawasan:
Kepala sekolah Jurnal KS, daftar hadir
melaksanakan pengawasan kegiatan refleksi,
secara langsung terhadap laporan hasil
pelaksanaan program pengawasan program
unggulan sekolah. unggulan.

C. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing -masing satuan
pendidikan.

68
1. Uraian Prosedur Kerja

Prosedur mengembangkan KTSP dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Kepala sekolah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah
dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan KTSP.
Arahan sekurang-kurangnya berisi:
1) Dasar pelaksanaan pengembangan KTSP.
2) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan KTSP.
3) Manfaat pengembangan KTSP.
4) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan KTSP
5) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
pengembangan KTSP.
b. TPK menyusun draf rencana dan jadwal pengembangan KTSP, sekurang-
kurangnya berisi uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, dan jadwal
pelaksanaan. Uraian kegiatan pengembangan KTSP meliputi:
1) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan analisis
konteks.
2) Pembuatan analisis konteks.
3) Penyusunan, review, dan revisi draf KTSP.
4) Finalisasi dokumen I KTSP.
5) Penyusunan, review, dan revisi draf silabus mata pelajaran dan muatan
lokal.
6) Finalisasi silabus mata pelajaran dan muatan lokal (dokumen II KTSP)
c. Kepala sekolah, komite sekolah, dan TPK sekolah membahas rencana dan
jadwal kegiatan.
d. TPK merevisi dan melakukan finalisasi rencana dan jadwal kegiatan.
e. Kepala sekolah menandatangani rencana dan jadwal kegiatan.
f. TPK menyusun draft KTSP menggunakan hasil analisis konteks sebagai
salah satu acuan.
g. Guru menyusun silabus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari KTSP
menggunakan hasil analisis konteks sebagai salah satu acuan.

69
h. Kepala sekolah, komite sekolah, TPK dan guru mereview draft KTSP,
berdasarkan hasil review, TPK dan guru melakukan revisi dan finalisasi
dokumen I dan II KTSP.
i. Kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP,
kemudian divalidasi dan disetujui oleh pengawas sekolah.
j. Dinas Pendidikan Provinsi mensahkan dan menetapkan pemberlakuan
dokumen KTSP.
k. Kepala sekolah mensosialisasikan kepada semua warga sekolah dan
stakeholders.
l. TPK menggandakan dan mendistribusikan dokumen KTSP kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

UNSUR DINAS PEND


INPUT KEP SEK TPK GURU KOMITE OUTPUT
TERKAIT PROV

Memben Menyusun
UU. No 20
tuk TPK Rencana
Tahun 2003
PP No.19
Tahun 2005 Menyusun Rencana dan
Permen Jadwal Kegiatan
Dikbud
No.20,21,22,23
Melakukan Analisis
Konteks

Menyusun Melakukan
Menyusun Draf Silabus Pendam
dan RPP pingan

Dokumen KTSP

Menanda Menanda Menanda


tangani tangani tangani

Menerapkan Menanda
KTSP tangani

Gambar 3.2 Alur Prosedur kerja Penyusunan KTSP

70
Sistematika dokumen I KTSP dapat disususun sebagai berikut :
1. Cover
2. Lembar persetujuan Pengawas
3. Lembar Pengesahan (Kepala Sekolah, Komite Sekolah/Ketua
Penyelenggara Pendidikan, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Pejabat
yang mewakili atau ditugaskan)
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Glosarium
7. Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Mekanisme
1. Pengembangan KTSP
a. Acuan Konseptual
b. Prinsip Pengembangan
c. Prosedur Operasional (analisis, penyusunan; penetapan, dan
pengesahan)
2. Pelaksanaan
3. Daya Dukung
E. Pihak yang Terlibat
8. Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan Satuan Pendidikan
9. Bab III Muatan Kurikuler dan Pengaturan Beban Belajar
A. Muatan Kurikuler
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum
b. Kelompok Mata pelajaran
1) Kelompok Mata Pelajaran A (SDLB, SMPLB, dan SMALB)

71
2) Kelompok Mata Pelajaran B (SDLB, SMPLB, dan SMALB)
3) Kelompok C (Program Kebutuhan Khusus untuk SDLB dan
SMPLB dan Pilihan Kemandirian untuk SMALB)
4) Kelompok D (Program Kebutuhan Khusus untuk SMALB)
c. Bimbingan dan Konseling
d. Ekstrakurikuler Kepramukaan
2. Muatan Lokal
B. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Kerja sebagai Pendidik
1. Beban Belajar Sistem Paket
2. Beban Belajar Tambahan
3. Beban Kerja sebagai Pendidik
C. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) (Lihat lampiran 3.18)
D. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
F. Kalender Pendidikan (lihat lampiran 3.19)
1. Permulaan Tahun Pelajaran
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
3. Pengaturan Waktu Libur
4. Kegiatan Khusus Sekolah
5. Libur Khusus Sekolah
10. Bab IV Penutup
11. Lampiran-lampiran

2. Penilaian Kinerja Guru dan Sasaran Kerja Pegawai

a. Pengertian
Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,
dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan
pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan.
Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan
guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau

72
pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan bagi sekolah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan
tersebut. Sistem PKG adalah sistem penilaian yang dirancang untuk
mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui
pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk
kerjanya. Secara umum PKG memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut.
1) Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah.
2) Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukannya pada tahun tersebut.

b. Unsur Yang Dinilai

1) Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses


pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi
kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4
(empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
2) Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi
guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor meliputi kegiatan
merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan
menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan,
dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan.
3) Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah. Pelaksanaan tugas tambahan ini
dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam
mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap
muka.

73
c. Perangkat Pelaksanaan PKG

Perangkat yang harus digunakan oleh penilai untuk melaksanakan


PK GURU agar diperoleh hasil penilaian yang obyektif, akurat, tepat, valid,
dan dapat dipertanggung-jawabkan adalah:

1) Pedoman PKG

Pedoman PKG mengatur tentang tata cara penilaian dan norma-norma


yang harus ditaati oleh penilai, guru yang dinilai, serta unsur lain yang
terlibat dalam proses penilaian.

2) Instrumen penilaian kinerja

Instrumen penilaian kinerja yang relevan dengan tugas guru, terdiri


atas:
a) Instrumen-1: Pelaksanaan Pembelajaran untuk guru kelas/mata
pelajaran;
b) Instrumen-2: Pelaksanaan Pembimbingan untuk guru Bumbingan
dan Konseling; dan
c) Instrumen-3: Pelaksanaan Tugas Tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah.
Instrumen-3 terdiri dari beberapa instrumen terpisah sesuai dengan
tugas tambahan yang diemban guru.
Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan pembelajaran atau
pembimbingan terdiri dari:
a) Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai
b) Format laporan dan evaluasi per kompetensi
c) Format rekap hasil PK GURU

d. Prosedur dan Waktu Pelaksanaan PKG

1) Waktu Pelaksanaan

PKG dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu pada


awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran.

a) PKG Formatif

74
PKG formatif digunakan untuk menyusun profil kinerja guru dan
harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di awal
tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi
diri yang dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah menyusun
rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Bagi
guru dengan PKG di bawah standar, program PKB diarahkan untuk
pencapaian standar kompetensi tersebut Sementara itu, bagi guru
dengan PKG yang telah mencapai atau di atas standar, program
PKB diorientasikan untuk meningkatkan atau memperbaharui
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan perilaku
keprofesiannya.

b) PKG Sumatif
PKG sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka kredit
guru pada tahun tersebut. PKG sumatif juga digunakan untuk
menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB,
baik bagi guru yang nilainya masih di bawah standar, telah
mencapai standar, atau melebihi standar kompetensi yang
ditetapkan.

2) Prosedur Pelaksanaan

Secara spesifik terdapat perbedaan prosedur pelaksanaan PKG


pembelajaran atau pembimbingan dengan prosedur pelaksanaan PKG
untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Meskipun demikian, secara umum kegiatan penilaian PKG di tingkat
sekolah dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan.

a) Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai


maupun guru yang akan dinilai.
(1) memahami Pedoman PKG, terutama tentang sistem yang
diterapkan dan posisi PKG dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan profesi guru;

75
(2) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah
dijabarkan dalam bentuk indikator kinerja;
(3) memahami penggunaan instrumen PKG dan tata cara
penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua
hasil pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan
dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil
penilaian; dan
(4) memberitahukan rencana pelaksanaan PKG kepada guru yang
akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal
pelaksanaannya.

b) Tahap Pelaksanaan

Beberapa tahapan PKG yang harus dilalui oleh penilai sebelum


menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.
(1) Sebelum Pengamatan
Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai
sebelum dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus
tanpa ada orang ketiga. Pada pertemuan ini, penilai
mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi
tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat
pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format
laporan dan evaluasi per kompetensi.
(2) Selama Pengamatan
Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai
wajib mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam pelaksanaan proses pembelajaran atau pembimbingan,
dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
masing-masing penilaian kinerja. Untuk menilai guru yang
melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan,

76
penilai menggunakan instrumen PKG pembelajaran atau
pembimbingan.
(3) Setelah Pengamatan
Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah, penilai dapat
mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih
diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan
pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut.

c) Tahap pemberian nilai

Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi


dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut,
penilai terlebih dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-
masing indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini
harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan
pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang
dikumpulkan selama proses PKG. Pemberian nilai untuk setiap
kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Pemberian
skor 0, 1, atau 2 untuk masing-masing indikator setiap kompetensi.
Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan
rangkuman catatan hasil pengamatan dan pemantauan di lembar
format laporan dan evaluasi per kompetensi dengan indikator
kinerja masing-masing kompetensi. Aturan pemberian skor untuk
setiap indikator adalah:
(1) Skor 0 menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau tidak
menunjukkan bukti,
(2) Skor 1 menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada
bukti tetapi tidak lengkap
(3) Skor 2 menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau
ada bukti yang lengkap.

77
Lembar pernyataan kompetensi, dan cara menilai PK Guru
Kelas/Mata Pelajaran.

No Kompetensi Cara Menilai


Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik Pengamatan dan
Pemantauan
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip Pengamatan
pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum Pengamatan
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik Pengamatan
5. Pengembangan potensi anak didik Pengamatan dan
Pemantauan
6. Komunikasi dengan peserta didik Pengamatan
7. Penilaian dan evaluasi Pengamatan
Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, Pengamatan dan
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Pemantauan
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan Pengamatan dan
teladan Pemantauan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa Pengamatan dan
bangga menjadi guru Pemantauan
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta Pengamatan dan
tidak diskriminatif Pemantauan
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga Pengamatan
kependidikan, orang tua, peserta didik, dan
masyarakat
Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan Pengamatan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui Pengamatan
tindakan yang reflektif

Keterangan:
3. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui
diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama pelaksanaan
proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan.

78
4. Pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui
pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai,
dan/atau wawancara dengan warga sekolah.

D. Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi

1. Program Pengawasan
a. Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah didasarkan pada Standar
Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan
secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas pengelolaan.
f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap
akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah dan orang tua/wali
peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-
masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada
kepala sekolah. kepala sekolah, secara terus menerus melakukan
pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah dan para pemangku kepentingan pendidikan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester.

79
j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada Dinas
Pendidikan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan
sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti
laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
l. Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan,
supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk
memperbaiki kinerja sekolah, dalam pengelolaan pembelajaran dan
pengelolaan secara keseluruhan.

2. Evaluasi

a. Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.


b. Sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja,
dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional
Pendidikan.
c. Sekolah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya
dua kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah.
3) Evaluasi internal dan eksternal melalui akreditasi sekolah sekurang
kurangnya satu kali dalam lima tahun.

80
BAB IV
KEPEMIMPINAN, PENDIDIKAN KARAKTER,
DAN KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan dalam panduan ini didefinisikan sebagai kemampuan kepala


sekolah mempengaruhi warga sekolah agar bertindak selaras dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah. Kemampuan mempengaruhi tersebut merupakan
kelebihan kepala sekolah yang terwujud dalam perannya sebagai motivator,
pembelajar, pemberi solusi, pengembangan iklim sekolah, dan keteladanan.
Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut;

1. Sebagai Teladan

Sebagai teladan, kepala sekolah mampu menunjukkan sebagai “role model”


bagi warga sekolah sehingga menjadi pribadi yang dapat digugu dan ditiru.
Keteladanan kepala sekolah ditunjukkan dengan sikap dan prilaku sehari-hari,
seperti yang selalu hadir tepat waktu.

2. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah berperan memberikan stimulasi kepada


warga sekolah yang menyebabkan timbulnya motivasi bagi guru dan tenaga
kependidikan melaksanakan sesuatu. Peran ini diperlukan dalam rangka
menumbuhkan etos kerja guru dan tenaga kependidikan sesuai dengan
fungsinya.

3. Kepala Sekolah Pembelajar

Sebagai pembelajar, kepala sekolah senantiasa menambah dan meningkatkan


pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu memperbaharui
kemampuan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) menjadi pembelajar.
Kepala sekolah sebagai pembelajar diperlukan agar guru dan tenaga
kependidikan di sekolah menjadi pembelajar sebagaimana yang dicontohkan
oleh kepala sekolah.

81
4. Kepala Sekolah Pemberi Solusi

Sebagai pemberi solusi, kepala sekolah mampu memberikan alternatif bagi


guru dan tenaga kependidikan dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.

5. Kepala Sekolah Pengembang Iklim Kondusip dan Disiplin

Sebagai pengembang iklim kondusip, kepala sekolah mendorong warga


sekolah menumbuhkan iklim kondusip dan disiplin. Kegiatan pengembangan
iklim kondusip dan disiplin dilakukan dengan cara membangun komunikasi
semua warga sekolah, memberikan penghargaan dan sanksi secara adil dan
seimbang.

6. Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan

Sebagai pengambil keputusan kepala sekolah dapat mengambil keputusan


secara cepat, tepat dan adil dengan mempertimbangkan kepentingan sekolah.
Dalam mengambil keputusan kepala sekolah harus mempertimbangkan dan
bertanggung jawab atas resiko dari keputusan yang diambilnya.

Bidang kepemimpinan tersebut di atas dirinci ke dalam komponen-


komponennya dan langkah kerja yang harus dilakukan oleh Kepala sekolah seperti
pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah

No Komponen Perilaku Kerja Perangkat


1. Kepala 1. Kepala sekolah hadir di sekolah 1. Daftar Hadir
sekolah tepat waktu dalam berbagai 2. Lampiran 3.11
sebagai kegiatan: Jurnal harian
teladan a. Kepala sekolah sudah berada Kepala Sekolah
di sekolah sebelum waktu jam
masuk.
b. Kepala sekolah pulang
melebihi jam pulang sekolah.
c. Kepala sekolah hadir pada
berbagai kegiatan sekolah
(seperti: upacara bendera,
rapat dewan guru, kegiatan
hari besar) tepat waktu.

82
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
2. Kepala sekolah melaksanakan 1. Jadwal kegiatan
berbagai kegiatan sesuai dengan semester dan
jadwal: tahunan
a. Kepala sekolah melaksanakan 2. RKT
kegiatan pembelajaran sesuai 3. Lampiran 3.11
jadwal. Jurnal Harian
b. Kepala sekolah menyusun Kepala Sekolah
rencana kerja tahunan pada 4. Dokumentasi
awal tahun pelajaran. Kegiatan
c. Kepala sekolah melaksanakan
pertemuan dengan orang tua
murid pada awal tahun
pelajaran
d. Mendokumentasikan
pelaksanaan kegiatan
3. Kepala sekolah menyelesaikan 1. Lampiran 3.11
pekerjaan tepat waktu: Jurnal Harian
a. Kepala sekolah datang dan Kepala Sekolah
pulang sekolah tepat waktu, 2. Notula rapat
kecuali karena ada keperluan pembinaan guru
dinas
b. Kepala sekolah menyelesaikan
rencana kerja tahunan sesuai
dengan waktu yang telah
ditetapkan.
c. Kepala sekolah melaksanakan
rapat pembinaan guru sesuai
dengan durasi waktu yang telah
ditetapkan.
d. Mendokumentasikan hasil
penyelesaian pekerjaan.
4. Keteladanan Kepala sekolah Lampiran 3.14
mengontrol perilaku warga Peraturan akademik
sekolah berdasarkan aturan yang Lampiran 3.16 Tatib
berlaku: PTK
a. Kepala sekolah dan dewan guru
menyusun tata tertib siswa.
b. Kepala sekolah menyusun tata
tertib guru dan tenaga
kependidikan.
c. Kepala sekolah membuat
catatan hasil pembinaan guru
dan tenaga kependidikan.
d. Kepala sekolah melaksanakan
pembinaan pada rapat-rapat
koordinasi.

83
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
e. Kepala sekolah memberikan
teguran lisan dan atau tulisan
kepada guru dan tenaga
kependidikan yang melanggar
tata tertib
f. Kepala sekolah memberi
hukuman dan/atau
penghargaan terhadap guru dan
tenaga kependidikan.
g. Mendokumentasikan hasil
kegiatan sekolah
5. Keteladanan Kepala sekolah
mengapresiasi pendapat guru
dalam penerapan gagasan baru:
a. Kepala sekolah mengapresiasi
pendapat guru dalam
menerapkan gagasan baru.
b. Kepala sekolah mengapresiasi
Tenaga Kependidikan dalam
menerapkan gagasan baru.
c. Kepala sekolah mengapresiasi
pendapat Komite dalam
menerapkan gagasan baru.
d. Mendokumentasikan kegiatan
sekolah
6. Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap prestasi
dan karya terbaik warga sekolah:
a. Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap siswa
yang berprestasi
b. Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap guru
yang berprestasi
c. Kepala sekolah memberikan
penghargaan kepada tenaga
kependidikan berprestasi di
sekolah
d. Kepala sekolah memberikan
penghagaan terhadap
partisipasi Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DUDI).
e. Mendokumentasikan kegiatan.
2. Kepala 1. Kepala Sekolah menyepakati Dokumen SKP
sekolah Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
sebagai sesuai dengan uraian tugas
motivator

84
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
masing-masing PTK pada awal
tahun ajaran.
2. Kepala sekolah memotivasi PTK
melalui pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana kerja.
3. Kepala sekolah melaksanakan
bimbingan kerja terhadap PTK
secara terjadwal.
4. Kepala sekolah memprogramkan
pemberian penghargaan bagi guru
dan TAS yang menunjukkan
kinerja tinggi.
5. Kepala sekolah melakukan
penilaian kinerja guru (PKG) dan
penilaian kinerja TAS.
6. Kepala sekolah mencatat
kemajuan kinerja PTK.
7. Kepala sekolah memfasilitasi guru
dan TAS untuk ikut kegiatan
kelompok kerja(forum KKG dan
TAS)
8. Memberikan peluang kepada guru
yang kompeten menjadi tutor
sebaya.
3. Kepala 1. Kepala sekolah menyepakati Dokumen SKP Lamp.
sekolah rencana Pengembangan 4.1 PKG
Sebagai Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Lamp. 4.2 PKB
Pembelajar guru pada awal tahun ajaran.
(principal as a 2. Kepala sekolah menyepakati
learner) pengembangan kompetensi bagi
TAS sesuai kebutuhan.
3. Kepala sekolah menyediakan
fasilitas internet bagi PTK untuk
pengembangan kompetensi dan
profesinya.
4. Kepala sekolah memfasilitasi PTK
untuk mengikuti diklat, seminar,
dan kegiatan pengembangan
kompetensi lainnya
5. Kepala sekolah memprogramkan
pengembangan kompetensi bagi
PTK sesuai kebutuhan sekolah.
6. Mendorong PTK untuk mengikuti
berbagai lomba kompetensi yang
tersedia
7. Memberikan peluang kepada guru
untuk melakukan penelitian,

85
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
membuat buku, jurnal, atau
bentuk publikasi ilmiah lainnya.
8. Menyediakan dana stimulan
untuk pembuatan publikasi ilmiah
yang berkaitan dengan PKB bagi
PTK
9. Kepala sekolah memprogramkan
lomba karya tulis ilmiah di
sekolah setiap tahun.
10. Kepala sekolah menyebarluaskan
hasil publikasi ilmiah guru melalui
internet.
11. Pemanfaatan Sumber Belajar Lam 3.14 Peraturan
a. Memanfaatkan sumber daya akademik
untuk mewujudkan tujuan
pada rencana kerja tahunan.
b. Kepala sekolah membagi tugas
kepada setiap guru untuk
mengampu mata pelajaran/
kelas sesuai dengan bidangnya.
c. Kepala sekolah membagi tugas
kepada Tenaga Administrasi
Sekolah (TAS) secara
proporsional.
d. Kepala sekolah
memberdayakan komite
sekolah sesuai dengan uraian
tugasnya untuk mewujudkan
rencana tahunan sekolah.
e. Kepala sekolah membagi tugas
tambahan kepada guru sesuai
dengan kompetensi yang
bersangkutan.
f. Kepala sekolah memantau
setiap pemanfaatan sumber
belajar dan sumber informasi.
g. Kepala sekolah membuat
kebijakan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber belajar dan sumber
informasi setiap pembelajaran.
h. Memfasilitasi warga sekolah
untuk pemanfaatan sumber
belajar dan sumber informasi.
12. Pemanfaatan Sumber Daya
a. Kepala sekolah memanfaatkan
pengetahuan baru dengan cara

86
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
mengsosialisasikan,
mengundang narasumber dan
menugaskan guru untuk
mengikuti kegiatan diklat/
workshop tentang
pengetahuan baru sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
b. Kepala sekolah berinisiatif
menyebarluaskan/mensosialis
asikan informasi baru yang
perlu diketahui guru dan TAS.
c. Kepala sekolah mengundang
narasumber untuk
melaksanakan workshop/
sosilalisasi hal-hal baru kepada
warga sekolah.
d. Kepala sekolah menugaskan
guru untuk mengikuti berbagai
kegiatan diklat/workshop
tentang pengetahuan baru dan
menyebarluaskan
(mendesiminasikan) hasilnya
kepada warga sekolah.
4. Kepala 1. Kepala sekolah memberi 1. Lampiran 3.11
Sekolah kesempatan kepada PTK untuk Jurnal Harian
sebagai berkonsultasi tentang kesulitan Kepala Sekolah
Pemberi yang dihadapinya. 2. Catatan kasus
Solusi 2. Kepala sekolah menjadwalkan khusus
Masalah pertemuan dengan PTK yang
(principal as a mengalami kesulitan dalam
problem melaksanakan tugas dan
solver) fungsinya.
3. Kepala sekolah bekerja sama
dengan PTK mencari solusi
permasalahan yang dihadapi.
4. Kepala sekolah menyepakati
pemecahan masalah yang
dihadapi PTK.
5. Kepala sekolah menyediakan
waktu untuk membimbing PTK
dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
6. Kepala sekolah mencatat
kemajuan PTK dalam
penyelesaian masalah.
7. Kepala sekolah berkomunikasi
secara terbuka:

87
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
8. Kepala sekolah menggunakan
berbagai saluran komunikasi
untuk mendapatkan masukan
dari warga sekolah
9. Kepala sekolah mendengarkan
dan mencatat keluhan warga
sekolah yang disampaikan
kepadanya;
10. Kepala sekolah
mempertimbangkan masukan
warga sekolah dalam
11. Kepala sekolah terampil
berkomunikasi lewat alat
komunikasi digital (email, WA,
dll)
12. Kepala sekolah mampu
menggunakan IT untuk
menunjang aktiftas kerjanya
13. Kepala sekolah terbiasa membuat
memo dalam menugaskan PTK
5. Kepala 1. Langkah kepala sekolah sebagai Lampiran 3.13 Prog
Sekolah pengembang iklim kondusip dan Budaya dan suasana
Sebagai disiplin; pembelajaran
Pencipta a) Kepala sekolah membuat Lampiran 3.15 Kode
Iklim yang aturan/pedoman tertutlis Etik Sekolah
kondusif dan tentang sistem penghargaan
Pengembang bagi PTK berprestasi;
Kedisiplinan b) Kepala sekolah memberikan
penghargaan atau imbalan
kepada PTK yang bekerja
melampaui standar secara
terprogram
c) Kepala sekolah menyesuaikan
sistem pemberian penghargaan
kepada PTK sesuai dengan
perkembangan jaman;
d) Kepala sekolah menciptakan
suasana kerja yang nyaman.
e) Kepala sekolah memberikan
penghargaan kepada siswa
yang melampaui standar yang
telah ditetapkan
f) Kepala sekolah mengkaji ulang
sistem pemberian penghargaan
kepada siswa
g) Kepala sekolah membuat
aturan/ pedoman tertulis

88
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
mengenai prosedur operasional
dalam pemberian sanksi pada
guru dan PTK adalah:
1) Merumuskan aturan/norma
disiplin di sekolah
2) Mengsosialisasikan aturan/
norma disiplin
3) Melakukan pembinaan
apabila terjadi pelanggaran
disiplin
4) Memberikan sanksi dengan
tahapan memberikan
teguran lisan, teguran
tertulis, pemberhentian
sementara dan
pemberhentian secara tetap .
6. Kepala 1. Mengambil keputusan secara cepat, Lampiran 3.11 Jurnal
Sekolah tepat dan akurat Harian Kepala Sekolah
Sebagai 2. Mengambil keputusan secara adil
pengambil untuk kepentingan peningkatan
keputusan mutu pendidikan di sekolah
3. Mengutamakan kepentingan
sekolah di atas kepentingan pribadi
4. Berani menanggung resiko dari
keputusan yang diambilnya.

B. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

1. Makna Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter dalam pedoman ini adalah proses pembetukan,
trasformasi, transmisi dan mengembangkan potensi peserta didik agar
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah
hidup Pancasila. (Kemendikbud, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter, 2016:22).

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter di Sekolah adalah menanamkan nilai-nilai


pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi
nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis,
mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus

89
pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter
bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak
seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas. (Kemendikbud,
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter, 2016:1).

3. Tugas Kepala Sekolah dalam Implementasi Penguatan Pendidikan


Karakter di Sekolah
Tugas-tugas kepala sekolah dalam implementasi PPK meliputi lima hal,
yaitu: memberdayakan Tim Pengembang KTSP (TPK) dalam penyusunan PPK,
memastikan TPK melakukan asesmen PPK, merencanakan PPK bersama
dengan TPK dan dewan guru, memantau implementasi PPK, dan mengevaluasi
PPK.

Gambar 4.1. Langkah kerja Kepala Sekolah dalam PPK


Lima langkah kerja KS dalam PPK merupakan suatu kesatuan dalam
penyusunan dan pengembangan KTSP dan merupakan langkah kerja yang
bersifat siklus. Rincian setiap kegiatan sebagai berikut ini.

a. Pemberdayaan TPK

Proses dan hasil kerja pada tahapan pemberdayaan TPK dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

90
Tabel 4. 2. Proses dan hasil kerja KS Pada Tahapan Pemberdayaan TPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Menugaskan TPK untuk SK TPK disertai SK TPK ditandatangani


mengintegrasikan PPK dengan oleh KS dilengkapi
dalam KTSP deskripsi kerja dengan uraian/rincian
yang memuat tugas Lampiran 4.3
kewajiban yang Deskripsi Tugas TPK
harus dilakukan
TPK terkait
dengan PPK

2) Rapat dengan TPK dan Notula hasil Rapat ini terintegrasi


dewan guru mengenai rapat mengenai dengan rapat
bagaimana merancang program PPK penyusunan/
PPK ke dalam KTSP dan yang tepat di pengembangan KTSP
program kerja sekolah sekolah

b. Memastikan TPK melakukan Asesmen PPK

Asesmen dilakukan dengan cara memastikan TPK melakukan


asesmen melalui empat tahap berikut:

Gambar 4. 2. Langkah kerja asesmen dalam implementasi PPK


Ada empat kegiatan yang menjadi tanggungjawab KS pada tahap
asesmen, yaitu memastikan TPK mengidentifikasi nilai dan regulasi PPK,
memastikan TPK mengidentifikasi teori dan hasil penelitian terkait dengan
pendidikan karakter, memastikan TPK mengidentifikasi faktor pendukung

91
dan penghambat implementasi PPK. Bersama dengan TPK dan dewan guru
merefleksi pengalaman pendidikan karakter. Rincian setiap kegiatan
dalam bentuk proses dan hasil kegiatan sebagai berikut.

Tabel 4.3. Proses dan hasil kerja asesmen dalam Implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Memastikan TPK TPK Rumusan nilai


mengidentifikasi nilai menghasilkan karakter ditempatkan
dan regulasi PPK rumusan nilai- menjadi bagian dari
nilai karakter dokumen I KTSP BAB
yang akan II Struktur dan Muatan
dimuat dalam Kurikulum
dokumen I KTSP

2) Memastikan TPK TPK Proses mempelajari


mengidentifikasi teori menghasilkan teori/hasil penelitian
dan hasil penelitian rumusan dapat dilakukan secara
terkait dengan teori/hasil mandiri oleh TPK di
pendidikan karakter penelitian sekolah atau
mendatangkan
narasumber dari luar
sesuai dengan kondisi
sekolah. Tugas TPK
adalah menentukan
teori/hasil riset yang
relevan.

3) Memastikan TPK TPK bersama Proses identifikasi


mengidentifikasi faktor dengan PTK dilakukan melalui
pendukung dan menyepakati diskusi antara TPK dan
penghambat PPK di faktor dewan guru.
sekolah pendukung dan Identifikasi dilakukan
penghambat dengan menggunakan
PPK di sekolah format
Lampiran 4.4 asesmen
penguatan pendidikan
karakter.

4) TPK bersama dengan TPK Proses refleksi dapat


dewan guru merefleksi mendapatkan dilakukan secara lisan
pengalaman pendidikan rumusan oleh masing-masing
karakter pengalaman guru. Uraian meliputi:
praktik terbaik proses, hasil, faktor
(Best practice) pendukung, dan
PPK di sekolah strategi pelaksanaan
PPK.

92
c. Perencanaan

Perencanaan PPK dilakukan melalui empat tahap berikut ini.

Gambar 4. 3. Langkah kerja perencanaan dalam implementasi PPK

Empat langkah kerja perencanaan PPK adalah memastikan TPK


memiliki hasil asesmen, memfasilitasi TPK mendiskusikan hasil asesmen,
KS bersama TPK dan dewan guru mendiskusikan program PPK dalam (1)
PBM, (2) program sekolah, (3) ekstrakurikuler, (4) kerjasama masyarakat,
dan memastikan TPK mengintegrasikan program PPK ke dalam KTSP.
Rincian proses dan hasil untuk setiap tahapan kegiatan perencanaan PPK
sebagai berikut.

Tabel 4. 4. Proses dan hasil kegiatan perencanaan


dalam implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Memastikan TPK TPK memiliki Jurnal Kepala sekolah :


memiliki hasil asesmen informasi hasil
Pembahasan hasil
asesmen
asesmen

2) Memfasilitasi TPK KS, TPK dan Kesepahaman


mendiskusikan hasil dewan guru mengenai hasil
asesmen memiliki asesmen yang harus
kesepahaman ditindaklanjuti melalui
mengenai program PPK di
rancangan sekolah

93
No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan
desain PPK di
sekolah

3) KS bersama TPK dan TPK Diskusi dapat


dewan guru menghasilkan dilakukan dalam
mendiskusikan program Rancangan PPK workshop penyusunan
PPK dalam (1) PBM, (2) dalam PBM, KTSP
program sekolah, (3) program
ekstra kurikuler, (4) sekolah, ekstra
kerjasama masyarakat kurikuler, dan
kerjasama
sekolah

4) Memastikan TPK TPK Integrasi PPK dalam


mengintegrasikan menghasilkan: dokumen I (struktur
program PPK ke dalam Dokumen I, Kurikulum), dokumen
KTSP dokumen II, II (silabus), dokumen
dokumen III, III (RPP), RKT
RKT, RKAS (program kerja PPK),
RKAS (program kerja
PPK)

d. Implementasi PPK

Tugas kepala sekolah dalam implementasi PPK sebagai berikut ini.

Gambar 4. 4. Langkah kerja Kepala sekolah (KS) dalam implementasi PPK

Empat langkah kerja KS dalam implementasi PPK adalah


mengkoordinasikan PTK untuk implementasi PPK harian/mingguan/
bulanan, memantau implementasi PPK, menindaklanjuti hasil pemantauan,
menuliskan jurnal harian KS. Rincian proses dan hasil setiap kegiatan
sebagai berikut ini.

94
Tabel 4. 5. Proses dan hasil implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Mengkoordinasikan Setiap PTK Koordinasi dapat


PTK untuk memiliki dilakukan selama 15
implementasi PPK kesiapan untuk menit sebelum masuk
harian/mingguan/ melakukan PPK kelas dikoordinasi oleh
sesuai dengan KS atau wakil KS
bulanan
tugas dan fungsi

2) Memantau Informasi Masuk ke kelas, rapat,


implementasi PPK mengenai pertemuan dengan
proses PPK beberapa guru, diskusi
informal, dll.

3) Menindaklanjuti hasil Rencana Rencana tindaklanjut


pemantauan kegiatan dapatterintegrasi
tindaklanjut dengan rencana
tindaklanjut supervisi

4) Menuliskan jurnal Jurnal harian KS Pengisian jurnal


harian KS yang sudah diisi sebaiknya dilakukan
secara rutin

e. Evaluasi dan Pelaporan

Tugas kepala sekolah dalam evaluasi dan pelaporan sebagai berikut ini.

95
MEMFASILIT MEMASTIKAN
ASI TPK TPK
MENYUSUN MENENTUKAN
LAPORAN INDIKATOR
IMPLEMENT KEBERHASILAN
ASI PPK PPK

MEMFASILIT
MENINDAK- ASI TPK
LANJUTI MENGUMPU
HASIL L-KAN DATA
EVALUASI PROSES DAN
HASIL PPK
MEMASTIKA
N TPK
MENGOLAH
DATA HASIL
EVALUASI

Gambar 4. 5. Langkah kerja KS PK dalam evaluasi dan pelaporan PPK

Empat langkah kerja yang harus dilakukan KS PK dalam evaluasi dan


pelaporan PPK meliputi memastikan TPK menentukan indikator keberhasilan
PPK, memfasilitasi TPK mengumpulkan data proses dan hasil PPK, memastikan
TPK mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi, menindaklanjuti hasil
evaluasi TPK terkait dengan PPK, dan memfasilitasi TPK menyusun laporan
implementasi PPK. Rincian proses dan hasil setiap kegiatan evaluasi dan
pelaporan adalah sebagai berikut ini.

Tabel 4. 6. Proses dan hasil Evaluasi dan Pelaporan implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Memastikan TPK TPK menghasilkan Proses ini dapat


menentukan indikator indikator keberhasilan diintegrasikan dalam
keberhasilan PPK PPK di sekolah workshop KTSP

2) Memfasilitasi TPK TPK memiliki data Pengumpulan data


mengumpulkan data mengenai proses dan dapat dilakukan secara
proses dan hasil PPK hasil PPK langsung melalui
pengamatan,
wawancara, dan studi
dokumen, diskusi

96
No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan
kelompok terpumpun
(FGD)dengan PTK, dll.

3) Memastikan TPK TPK memiliki Pengolahan data


mengolah dan Informasi mengenai disesuaikan dengan
menganalisis data perkembangan jenis data (kualitatif
hasil evaluasi implementasi PPK atau kuantitatif)

4) Menindaklanjuti hasil Rencana perbaikan Mengarahkan


evaluasi TPK terkait atau pengembangan perbaikan/peningkatan
dengan PPK program PPK dalam PPK melalui peran KS
program kerja kepala dalam bentuk (PBM,
sekolah program sekolah, ekstra
kurikuler, dan
kerjasama masyarakat)

5) Memfasilitasi TPK TPK memiliki laporan Laporan PPK


menyusun laporan PPK di sekolah terintegrasi dengan
implementasi PPK laporan tahunan
sekolah sesuai dengan
integrasi PPK pada
empat bentuk: PBM,
ekstrakurikuler,
program sekolah, dan
kerjasama masyarakat

C. Pengembangan Kewirausahaan

1. Pengertian

Kewirausahaan yang dimaksud dalam Panduan Kerja ini adalah


kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan sesuatu yang baru (kreatif),
mengembangkan sesuatu yang sudah ada (inovasi), dan kesanggupan
mengambil resiko atas kreativitas dan inovasinya, serta melaksanakan tugas
dan tangungjawabnya dengan penuh motivasi, sungguh-sungguh, ulet, gigih,
tekun, progresif, pantang menyerah, maksimal (all out), dan profesional
sehingga nilai tambah dan perubahan yang terjadi di sekolah dapat dicapai
dengan cepat dan tepat.

97
2. Tujuan

Pengembangan kewirausahaan di sekolah memiliki tujuan utama yaitu


untuk meningkatkan pembiasaan dan penerapan nilai-nilai kewirausahaan,
khususnya inovasi, motivasi, kreasi, kerja keras, pantang menyerah, dan
kemandirian bagi semua warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.

3. Manfaat

Pengembangan kewirausahaan di sekolah memiliki beberapa manfaat, di


antaranya:
a. sebagai salah satu bentuk usaha pengembangan sekolah
b. untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam berbagai aspek
c. sebagai sarana pengembangan profesionalisme kepala sekolah, dan
d. untuk meningkatkan kemandirian sekolah.

4. Dimensi Kewirausahaan

Dimensi kewirausahaan yang harus dikembangkan oleh kepala sekolah


meliputi dimensi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan motivasi tinggi serta
pantang menyerah. Untuk memiliki nilai-nilai kewirausahaan tersebut, kepala
sekolah dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
melalui evaluasi diri, pembiasaan, dan proses belajar yang bervariasi, efektif
dan efisien.
Masing-masing dimensi kewirausahaan yang harus dikembangkan oleh
kepala sekolah pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan sekolah yang lebih efektif dan efisien.
Implementasi masing-masing dimensi tersebut dapat dibuktikan dengan
beberapa kemampuan kepala sekolah, diantaranya dalam: (1) menganalisis
peluang, (2) bekerja sama dengan pihak lain, (3) memandirikan sekolah, dan
(4) memperlihatkan keunggulan-keunggulan sekolah.
Secara spesifik nilai-nilai kewirasausahaan diarahkan agar kepala
sekolah:
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

98
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik.

5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pengembangan


Kewirausahaan
Upaya meningkatkan kualitas kewirausahaan sekolah dapat dilakukan
dengan langkah operasional perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang
ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pengembangan


Kewirausahaan
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Inovasi Contoh kegiatan inovatif untuk 1. Lampiran 4.3.
pengembangan sekolah: SK TPS dan
Perencanaan: uraian tugas
1. Mengidentifikasi terobosan baru 2. Lampiran 3.1.
dalam pendidikan. Dokumen
2. Menyusun program perubahan KTSP
dan pembaharuan sesuai dengan 3. Lampiran 2.8.
visi, misi, dan tujuan sekolah RKS/RKT/
dengan Tim Pengembang Sekolah RKAS
(TPS) 4. Lampiran 3.4.
Program Kerja
5. Natula Rapat
Pelaksanaan:
1. Menggali dan memberikan ide-ide 1. Lampiran
baru pembelajaran kepada guru 3.11. Jurnal
dan peserta didik. harian
kegiatan KS
2. Berbagi kisah sukses (best
2. Lampiran 4.5
parctice) pendidikan.
Dokumen hasil
3. Menerapkan pendidikan karakter asesmen
unggulan yang sesuai dengan 3. Catatan
kekhasan sekolah. kegiatan
4. Display/Grafik
peningkatan

99
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Melakukan pengembangan karya inovasi
program pendidikan khas berbasis warga sekolah
asesmen peserta didik. 5. Produk/karya
5. Memberi contoh model inovatif
pembelajaran yang dapat
menginspirasi guru dan peserta
didik
6. Mengembangkan budaya sekolah
menyenangkan, aman, ramah dan
sehat
7. Mengembangkan kegiatan
ekstrakulikuler sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan
perkembangan peserta didik
8. Mengembangkan jenis
ketrampilan pilihan sesuai
kebutuhan peserta didik
9. Melaksanakan lomba-lomba karya
inovatif warga sekolah
Pengawasan: 1. Jadwal monev
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi 2. Instrumen dan
pelaksanaan program. data hasil
monev
2. Menyusun laporan dan menyusun
3. Lampiran 5.1
program perbaikan atau rencana
Dokumen
tindak lanjut.
laporan dan
rencana tindak
lanjut
2. Kreativitas Contoh kegiatan peningkatan
kreatifitas dalam mengelola sekolah.
Perencanaan: 1. Lampiran 2.8.
Menyusun program kegiatan RKT/RKAS
peningkatan kreatifitas dalam 2. Lampiran 3.4.
mengelola sekolah Program kerja
Pelaksanaan:
1. Mencari informasi dari berbagai 1. Lampiran
sumber untuk mendapatkan 3.11. Jurnal
informasi terkini dan ide-ide baru harian
dunia pendidikan kegiatan
2. Manata pola fikir guru dan tenaga kepala sekolah
kependidikan 2. Grafik
3. Menciptakan model-model peningkatan
pembelajaran karya baru
4. Menciptakan karya tepat guna warga sekolah
untuk kemajuan dan
pengembangan sekolah.

100
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
5. Mengikutsertakan peserta didik
dan guru mengikuti berbagai
perlombaan
6. Memfasilitasi peserta didik dan
guru untuk mengembangkan bakat
dan minatnya.
Pengawasan: 1. Instrumen dan
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi data hasil
pelaksanaan program monev.
2. Lampiran 5.1.
2. Menyusun laporan dan tindak
Dokumen
lanjut program
laporan dan
tindak lanjut
3. Kerja keras Contoh kegiatan untuk mencapai 1. Lampiran
keberhasilan sekolah sebagai 2.8.1. Struktur
organisasi pembelajar yang efektif organsisasi
Perencanaan: sekolah dan
Menyusun program kegiatan uraian tugas
peningkatan peran sekolah sebagai 2. SK Penugasan
organisasi pembelajar yang efektif 3. Lampiran 2.8.
bersama dewan pendidik RKT/RKAS
4. Lampiran 3.4.
Program kerja
Pelaksanaan:
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi 1. Lampiran
guru dan tenaga kependidikan 3.11. Jurnal
dalam proses pembelajaran harian
kegiatan
2. Memaksimalkan potensi guru
kepala sekolah
dalam penggunaan media
2. Catatan
pembelajaran.
kegiatan
3. Meningkatkan peran komite dalam
penyelenggaraan pendidikan di
sekolah
4. Menjalin kemitraan dengan
lembaga pemerintah, swasta, dan
DU/DI
5. Meningkatkan peran kelompok
kerja guru dan tenaga
kependidikan
6. Meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan
7. Menggali dana atau bantuan dari
berbagai sumber
8. Meningkatkan berbagai layanan
sekolah

101
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
9. Meningkatkan budaya kerja yang
keras, cerdas ikhlas dan tuntas.

Pengawasan: 1. Instrumen dan


1. Monitoring , evaluasi dn refleksi data hasil
pelaksanaan program. monev
2. Lampiran 5.1.
2. Menyusun laporan dan tindak
Dokumen
lanjut program
laporan dan
rencana tindak
lanjut
3 Motivasi Contoh kegiatan peningkatan
motivasi dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sebagai pemimpin
sekolah
Perencanaan:
Menyusun program kegiatan 1. Lampiran 3.4.
peningkatan motivasi warga sekolah Program kerja
2. Natula Rapat

Pelaksanaan:
1. Meningkatkan etos kerja guru dan 1. Lampiran
tenaga kependidikan 3.11. Jurnal
harian
2. Memberikan penghargaan dan
kegiatan
teguran bagi guru dan tenaga
kepala sekolah
kependidikan dan peserta didik
2. Grafik/Data
3. Melaksanakan pelatihan hasil kerja
peningkatkan motivasi kerja
warga sekolah
4. Membangun budaya kerja cepat
dan tepat (tidak menunda-nunda)
Pengawasan: 1. Instrumen dan
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi data hasil
pelaksanaan program monev.
2. Lampiran 5.1.
2. Menyusun laporan dan tindak
Dokumen
lanjut program
laporan dan
rencana tindak
lanjut
5. Pantang Contoh kegiatan mencari solusi 1. Lampiran 3.4.
menyerah terbaik dalam menghadapi kendala Program kerja
yang dihadapi sekolah. 2. Lampiran 2.8.
Perencanaan: RKT/RKAS
1. Mengidentifikasi berbagai masalah 3. Notula rapat
di sekolah

102
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Menyusun program prioritas
penyelesaian masalah
3. Menyusun strategi dalam
menyelesaikan masalah
4. Mencari berbagai alternatif solusi
untuk menyelesaikan masalah
Pelaksanaan: 1. Lampiran
1. Menyelesaikan permasalahan 3.11. Jurnal
sekolah berdasarkan urutan harian
prioritas. kegiatan
kepala sekolah
2. Melaksanakan program untuk
2. Catatan
menjaga kebugaran dan kesehatan
kegiatan
(olahraga dan outbond)
3. Melaksanakan program sekolah
secara terjadwal dan
berkelanjutan
4. Melakanakan program latihan
penanaman jiwa pantang
menyerah bagi guru dan peserta
didik
Pengawasan: 1. Instrumen dan
1. Melakukan evaluasi dan refleksi data hasil
penyelesaian masalah monev.
2. Lampiran 5.1.
2. Menyusun laporan dan tindak
Dokumen
lanjut program
laporan dan
rancana tindak
lanjut
6. Naluri Contoh kegiatan implementasi naluri 1. Dokumen
kewirausa- kewirausahaan dalam pengelolaan sarana dan
haan sekolah sebagai sumber belajar parasarana.
peserta didik 2. Lampiran 2.8.
Perencanaan: RKT/RKAS
Menyusun program pemanfaatan 3. Lampiran 3.4.
sumber belajar Program kerja
Pelaksanaan: 1. Lampiran
1. Menciptakan pusat sumber belajar 3.11. Jurnal
harian
2. Meningkatkan kegiatan
kegiatan
kewirausahaan sebagai sumber
kepala sekolah
belajar (koperasi siswa, kantin
2. Data
sekolah, unit produksi, taman
Perubahan dan
sekolah, dll.)
pembaharuan
3. Mengoptimalkan penggunaan
sumber dan media pembelajaran
oleh guru

103
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Menjamin seluruh program dan
kegaiatan sekolah bermanfaat bagi
dunia pendidikan.
5. Membina budaya mandiri warga
sekolah
6. Menggerakkan warga sekolah
untuk melakukan pembaharuan
lingkungan sekolah.
7. Menjadi teladan atau contoh bagi
warga sekolah
8. Membentuk tim kerja untuk
mencapai kemajuan sekolah
9. Membangun jejaring kemitraan
dengan berbagai pihak.
Pengawasan: 1. Instrumen dan
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi data hasil
pelaksanaan program monev.
2. Lampiran 5.1.
2. Menyusun laporan dan tindak
Dokumen
lanjut program
laporan dan
rencana tindak
lanjut

104
BAB V
SUPERVISI AKADEMIK

A. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan untuk membantu guru


mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran.

B. Tujuan Supervisi Akademik

Menurut Sergiovanni (Kementerian Pendidikan Nasional , 2007 : 10) ada tiga


tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

PENGEMBANGAN
PROFESIONALITAS

TUJUAN
PENGEMBANGAN PENGAWASAN
MOTIVASI KUALITAS

Gambar 5.1. Tujuan supervisi akademik


Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud:
1. Membantu guru mengembangan kemampuan profesionalnya dalam
memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajar, melalui teknik-teknik tertentu;
2. Memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah;
3. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugas mengajarnya, mengembangkan kemampuan agar memiliki perhatian
yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

C. Prinsip, Pendekatan, dan Teknik Supervisi Akademik

1. Prinsip Supervisi Akademik


Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik perlu
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi akademik agar tercipta hubungan

105
yang baik antara kepala sekolah, guru, dan semua pihak yang terlibat. Prinsip-
prinsip supervisi akademik, tersebut:
a. praktis;
b. sistematis;
c. objektif;
d. realistis;
e. antisipatif;
f. konstruktif;
g. kooperatif;
h. kekeluargaan;
i. demokratis;
j. aktif;
k. humanis; dan
l. berkesinambungan.

2. Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri


dengan objek atau langkah-langkah menuju objek. Dalam hal ini pendekatan
supervisi akademik adalah strategi untuk melakukan supervisi akademik.
Pendekatan supervisi akademik terdiri dari pendekatan langsung (directif)
atau tatap muka, pendekatan tidak langsung (non directif), dan pendekatan
kolaboratif.

a. Pendekatan langsung (directif)

Cara pendekatan terhadap permasalahan secara langsung.


Contohnya kepala sekolah memberikan arahan langsung kepada guru.
Pengaruh perilaku kepala sekolah lebih dominan.

b. Pendekatan tidak langsung (non directif)

Cara pendekatan terhadap permasalahan yang secara tidak


langsung. Kepala sekolah mendengarkan, memberi penguatan,
menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.

106
c. Pendekatan kolaboratif

Pendekatan yang memadukan directif dan non directif menjadi


pendekatan baru. Pada pendekatan ini kepala sekolah dan guru
menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam mengatasi masalah yang
dihadapi guru. Kepala sekolah menyajikan, menjelaskan, mendengarkan,
memecahkan masalah, dan bernegoisasi.

3. Teknik Supervisi Akademik

Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah dapat


menggunakan teknik supervisi individual dan kelompok.

a. Teknik supervisi individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi


perseorangan terhadap guru. Teknik supervisi individual tersebut dapat
dilakukan dengan cara kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan
individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.

1) Kunjungan kelas

Kepala sekolah melaksanakan kunjungan ke kelas ketika guru


sedang mengajar untuk mengetahui gambaran kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kepala
sekolah dapat memberikan saran atau masukan untuk perbaikan.

2) Observasi kelas

Observasi kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara


teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif
situasi pembelajaran. Aspek situasi pembelajaran yang diobservasi
adalah usaha dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, cara
menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan
penggunaan media, penguasaan materi, ketepatan menggunakan
metode dengan meteri, dan reaksi para peserta didik.

107
3) Pertemuan individual

Pertemuan individual merupakan percakapan, dialog, atau tukar


pikiran antara kepala sekolah dengan guru yang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Pertemuan individual dapat
dilakukan :
a) Di dalam kelas ketika peserta didik sedang berada di luar kelas
(classroom-conference);
b) Di ruang kepala sekolah atau guru, yang dilengkapi dengan alat-alat
bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan kepada
guru (office-conference);
c) Percakapan secara kebetulan bersifat informal antara kepala
sekolah dengan guru (causal-conference);
d) Percakapan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas (observational visitation).

4) Menilai diri sendiri

Menilai diri dilaksanakan dengan cara mencatat kelebihan dan


kekurangan guru dalam proses pembelajaraan yang telah
dilaksanakannya.

b. Teknik supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok merupakan program supervisi yang


ditujukan kepada dua atau lebih guru. Supervisi ini dilakukan kepada
kelompok guru yang memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-
kelemahan yang sama. Teknik supervisi kelompok dapat dilaksanakan
dengan cara:
1) kerja kelompok;
2) praktik di laboratorium;
3) membaca terpimpin;
4) demonstrasi pembelajaran;
5) darmawisata;
6) kuliah/studi;
7) diskusi panel;

108
8) diskusi kelompok terpumpun (focus group disscussion);
9) perpustakaan;
10) organisasi profesional;
11) pertemuan guru; dan
12) lokakarya atau konferensi kelompok.

D. Perencanaan Supervisi Akademik

Tahapan perencanaan supervisi akademik dikemukakan pada gambar


sebagai berikut.

Menyusun Mengembangkan
Menyusun Menyusunan Mengembangkan
Instrumen Analisis Instrumen Analisis
Program Supervisi Jadwal Supervisi Instrumen
Perangkat Pelaksanaan
Akademik Akademik Pemantauan
Pembelajaran Pembelajaran

Gambar 5.2 Langkah-Langkah Perencanaan Supervisi Akademik

Kepala Sekolah menyusun perencanaan supervisi akademik dengan langkah


operasional yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Perencanaan Supervisi Akademik


Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
1. Menyusun program 1. Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.1.
supervisi akademik menganalisis Sekolah, Identifikasi
hasil supervisi Wakil Kepala masalah akademik
akademik tahun Sekolah, Tim Lampiran 52.
sebelumnya Pengembang Tujuan Kegiatan
2. Kepala Sekolah KTSP, dan Supervisi
mengidentifi- Guru Senior/ Akademik
kasi masalah Guru Lampiran 5.3.
akademik yang Kompeten Program Supervisi
perlu Akademik atau
mendapatkan Rencana
tindakan/ Pengawasan
3. penyelesaian Akademik (RPA)
4. Kepala Sekolah
menetapkan

109
Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
tujuan supervisi
akademik
5. Kepala Sekolah
menyusun
program
supervisi
akademik
2. Menyusun jadwal Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.4
supervisi akademik menyusun jadwal Sekolah, Jadwal Supervisi
seluruh guru yang supervisi akademik Wakil Kepala Akademik
disupervisi. sesuai dengan Sekolah, Tim
kesepakatan. Pengembang
KTSP, dan
Guru Senior/
Guru
Kompeten
3 Menyusun Kepala Sekolah dan Kepala Lampiran 5.5
Instrumen penilaian Wakil Kepala Sekolah, Instrumen
perangkat Sekolah, Tim Wakil Kepala Penilaian
pembelajaran Pengembang KTSP, Sekolah, Tim Perencanaan dan
mencakup : (a) dan Guru Senior/ Pengembang Pelaksanaan
Instrumen Penilaian Guru Kompeten KTSP, dan Asesmen
Perencanaan dan menyusun Guru Senior/ Lampiran 5.6
Pelaksanaan; (b) instrumen analisis Guru Instrumen
Instrumen Penilaian perangkat Kompeten Penilaian Silabus
Silabus; (c) pembelajaran. Lampiran 5.7
Instrumen Penilaian
Instrumen
Program Tahunan
Penilaian
Program Kebutuhan
Program Tahunan
Khusus; (d)
Program
Instrumen Penilaian
Kebutuhan
Program Semester
Khusus
Program
Kebutuhan Khusus Lampiran 5.8
Lampiran; (e) Instrumen
Instrumen Penilaian Penilaian
Rencana Program Semester
Pelaksanaan Program
Program Kebutuhan Kebutuhan
Khusus; (f) Khusus
Instrumen Penilaian Lampiran 5.9
Program Tahunan Instrumen
Tematik; (g) Penilaian
Instrumen Penilaian Rencana
Program Semester Pelaksanaan
Tematik; (h) Program
Instrumen Penilaian Kebutuhan
Rencana Khusus

110
Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
Pelaksanaan Lampiran 5.10
Pembelajaran Instrumen
Tematik; (i) Penilaian
Instrumen Penilaian Program Tahunan
Program Tahunan Tematik
Mata Pelajaran; (j) Lampiran 5.11
Instrumen Penilaian Instrumen
Program Semester Penilaian
Mata Pelajaran; (k) Program Semester
Instrumen Penilaian Tematik
Program Semester Lampiran 5.12
Mata Pelajaran;(l) Instrumen
Instrumen Penilaian Penilaian
RPP Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik
Lampiran 5.13
Instrumen
Penilaian Program
Tahunan Mata
Pelajaran
Lampiran 5.14
Instrumen
Penilaian Program
Semester Mata
Pelajaran
Lampiran 5.15
Instrumen
Penilaian RPP
Mata Pelajaran
4. Mengembangkan Kepala Sekolah dan Kepala Lampiran
instrumen Wakil Kepala Sekolah, 5.16 Instrumen
pemantauan:observ Sekolah, Tim Wakil Kepala Penilaian
asi, wawancara, Pengembang KTSP, Sekolah, Tim Pelaksanaan
angket, dan Diskusi dan Guru Senior/ Pengembang Pembelajaran
Kelompok Guru Kompeten KTSP, dan Lampiran
Terpumpun atau menyusun program GuruSenior/ 5.17 Instrumen
Focus Group pemantauan. Guru Keterampilan
Discussion(FGD) Kompeten Melaksanakan
Hubungan
Interpersonal

111
Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
5. Mengembangkan Kepala Sekolah dan Kepala Lampiran 5.16
instrumen analisis Wakil Kepala Sekolah, Instrumen
pelaksanaan Sekolah, Tim Wakil Kepala Penilaian
pembelajaran. Pengembang KTSP, Sekolah, Tim Pelaksanaan
dan Guru Senior/ Pengembang Pembelajaran
Guru Kompeten KTSP, dan Lampiran
menyusun Guru Senior/ 5.17 Instrumen
instrumen analisis Guru Keterampilan
pelaksanaan Kompeten Melaksanakan
pembelajaran. Hubungan
Interpersonal

E. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Tahapan pelaksanaan supervisi akademik dikemukakan pada gambar


sebagai berikut.

Melaksanakan Melaksanakan
Melaksanakan Melaksanakan Merencanakan
Pertemuan Supervisi
Pemantauan Refleksi tindak lanjut
Awal Akademik

Gambar 5.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi Akademik

Kepala Sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan menggunakan


pendekatan dan teknik yang tepat dengan langkah operasional ditunjukkan dalam
tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik


Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
1. Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.19
pertemuan awal mengadakan Sekolah Hasil Pemantauan
dengan guru yang pertemuan awal Guru Supervisi Akademik
disupervisi dengan guru yang
akan disupervisi.

112
Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
2 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala SLB, Lampiran 5.20
observasi, dan/atau Wakil Wakil Kepala Hasil Pemantauan
wawancara, Kepala Sekolah, Tim Sekolah, Tim
pemberian angket, Pengembang KTSP, Pengembang
dan/atau dan Guru Senior/ KTSP, dan
Kelompok Diskusi Guru Kompeten Guru,Senior/
Terpumpun melaksanakan Guru
(FGD) tentang observasi, wawancara, Kompeten
perencanaan, pemberian angket, Guru
pelaksanaan, dan dan/atau kelompok
penilaian diskusi tentang
pembelajaran perencanaan,
pelaksanaan, dan
penilaian
pembelajaran
3 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala -
supervisi sesuai dan/atau Wakil Sekolah
dengan jadwal Kepala Sekolah, Tim dan/atauWa
Pengembang KTSP, kil Kepala
dan Guru Senior/ Sekolah, Tim
Guru Kompeten Pengembang
melaksanakan KTSP, dan
supervisi dengan Guru Senior/
teknik yang sesuai Guru
dan jadwal yang Kompeten
disepakati.
4 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.21
Refleksi sesuai dan/atau Wakil Sekolah Melaksanakan
dengan jadwal Kepala Sekolah, Tim dan/atau Refleksi Sesuai
Pengembang KTSP, Wakil Kepala Jadwal
dan Guru Senior/ Sekolah, Tim
Guru Kompeten Pengembang
melaksanakan refleksi KTSP, dan
dengan guru yang Guru Senior/
disupervisi. Guru
Kompeten
5 Merencanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.22
tindak lanjut dan/atau Wakil Sekolah Rencana Tindak
berdasarkan Kepala Sekolah, Tim dan/atau Lanjut Kegiatan
temuan hasil Pengembang KTSP, Wakil Kepala Supervisi Akademik
supervisi dan Guru Senior/ Sekolah, Tim
akademik Guru Pengembang
Kompetenmenyusun KTSP, dan
rencana tindak lanjut Guru Senior/
berdasarkan temuan Guru
dan hasil refleksi. Kompeten

113
F. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tahapan tindak lanjut supervisi akademik mengikuti pada gambar sebagai


berikut.

Menugaskan Guru Memetakan hasil


Memeriksa ulang
Mendiskusikan hasil untuk mengikuti supervisi melalui Membuat laporan
keterlaksanaan tindak
Supervisi Akademik diklat/pembinaan/ matrik perkembangan supervisi akademik
lanjut supervisi
kegiatan lainnya. supervisi.

Gambar 5.4 Langkah-Langkah Tindak Lanjut Supervisi Akademik


Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalitas guru dengan langkah operasional ditunjukan oleh
tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3 Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik


Keterlibatan
No Komponen Langkah Operasional Hasil
PTK
1. Diskusi hasil Mendiskusikan hasil Kepala Sekolah, -
supervisi supervisi akademik Guru yang
atau temuan supervisi disupervisi
akademik
2. Pembimbingan/ Kepala Sekolah dan Kepala Sekolah, -
fasilitasi Guru melaksanakan Guru yang
tindak lanjut disupervisi.
3. Pemantauan Kepala Sekolah Kepala Sekolah, Catatan
memantau Guru yang Pembinaan
perkembangan guru disupervisi. Surat tugas
dalam melaksanakan mengikuti diklat
tindak lanjut
4. Pemetaan hasil Membuat pemetaan Kepala Sekolah, Catatan
supervisi perkembangan hasil Guru yang perkembangan
akademik supervisi kedalam disupervisi. supervisi
Penilaian Kinerja Penilaian
Guru. Kinerja Guru
5 Membuat laporan Kepala Sekolah Kepala Sekolah, Lampiran 5.23
supervisi membuat laporan Guru yang Laporan
akademik supervisi akademik disupervisi. Pelaksanaan
Supervisi
Akademik

114
BAB VI
PENGEMBANGAN KARIER MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI
BAGI KEPALA SEKOLAH

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kepala sekolah dituntut untuk


melaksanakan Pengembangan Karier melalui Peningkatan Kompetensi (PKPK). PKPK
adalah cara dan/atau pendekatan di mana kepala sekolah secara berkesinambungan
belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai kepala
sekolah. PKPK mendorong kepala sekolah untuk memelihara dan meningkatkan
kompetensi secara menyeluruh mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan
pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, kepala sekolah dapat memelihara,
meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun
kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.
Pengembangan karier melalui peningkatan kompetensi kepala sekolah adalah
pengembangan kompetensi kepala sekolah pendidikan khusus yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya yang berdampak pada peningkatan mutu layanan pendidikan di
sekolah. PKPK kepala sekolah pendidikan khusus dilaksanakan agar kepala sekolah
memiliki kemampuan dalam mengemban tugas manajerial dan akademik untuk
mencapai mutu sekolah. Pengembangan kepala sekolah membutuhkan peningkatan
pengetahuan secara terus menerus dan melakukan inovasi yang diterapkan dalam
tugasnya. Wujud dari PKPK tersebut didokumentasikan dalam bentuk karya nyata dan
didesiminasikan melalui publikasi. Proses pelaksanaan PKPK dilakukan pada setiap
awal tahun anggaran di bulan Januari pada waktu membuat SKP (Sasaran Kerja
Pegawai). Unsur -unsur dalam PKPK yang dimasukkan dalam SKP adalah unsur
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang sesuai dengan
kemampuan dan skala prioritas bagi sekolah yang dipimpinnya.
Tujuan PKPK kepala sekolah, yaitu: 1) meningkatkan kompetensi kepala sekolah
untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
yang berlaku, 2) memutakhirkan kompetensi kepala sekolah untuk memenuhi
kebutuhan sekolah dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
berkaitan dengan tugas pokok kepala sekolah 3) meningkatkan komitmen kepala

115
sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional,
4) menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai kepala sekolah, 5) meningkatkan citra,
harkat, dan martabat kepala sekolah di masyarakat, dan 6) menunjang pengembangan
karier kepala sekolah.
Ruang lingkup PKPK kepala sekolah, mencakup: 1) pengembangan diri, meliputi:
diklat fungional, dan kegiatan kolektif kepala sekolah, 2) publikasi ilmiah, meliputi:
presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal, laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah
populer, artikel ilmiah, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, 3) karya
inovatif, meliputi: menemukan teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan karya
seni, pembuatan alat peraga, alat praktikum, dan mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.

A. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri kepala sekolah merupakan upaya untuk


meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Kegiatan tersebut
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/atau melalui
kegiatan kolektif kepala sekolah. Komponen dan langkah kerja disajikan dalam
tabel 6.1.

Tabel 6.1 Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Pengembangan Diri

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Pendidikan dan 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6.
Latihan Fungsional diri atau menerima Dokumen :
dan Teknis undangan untuk mengikuti Surat tugas, sertifikat
diklat fungsional atau teknis. dan laporan kegiatan.
2. Minta ijin atasan untuk
mengikuti diklat .
3. Mengikuti diklat.
4. Membuat laporan.

116
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Kegiatan Kolektif 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6.
Kepala Sekolah diri atau menerima Dokumen :
undangan untuk mengikuti Surat tugas, sertifikat
kegiatan kolektif kepala atau surat keterangan,
sekolah seperti penyusunan makalah dan laporan
pedomam pelaksanaan ujian kegiatan
pada KKKS/MKKS.
2. mengikuti kegiatan kolektif.
3. Membuat laporan.

B. Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah merupakan upaya pengembangan profesionalisme kepala


sekolah untuk mendesiminasikan ide dan kinerjanya kepada khalayak dalam
bentuk tulisan ilmiah dan disajikan dalam forum-forum ilmiah maupun melalui
penerbitan. Komponen dan langkah kerja disajikan dalam tabel 6.2.

Tabel 6.2 Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Publikasi Ilmiah

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Presentasi pada Forum 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6
Ilmiah diri atau menerima undangan Dokumen :
untuk menjadi pemrasaran Surat tugas,
dalam forum ilmiah. sertifikat atau
2. Menyiapkan makalah untuk surat keterangan,
dipresentasikan. makalah.
3. Presentasi makalah pada
forum ilmiah.
2. 1. Laporan hasil 1. Menyusun rancangan Lampiran 6
penelitian yang penelitian. Dokumen :
diterbitkan/dipublik 2. Melaksanakan penelitian. Buku ber-ISBN,
asikan dalam bentuk 3. Menyusun laporan hasil artikel ilmiah yang
buku ber ISBN dan penelitian. dimuat dalam
telah mendapat 4. Mempublikasikan laporan hasil majalah
pengakuan BSNP. penelitian dalam bentuk buku ilmiah/jurnal
2. Laporan hasil ber-ISBN, artikel ilmiah yang ilmiah, makalah
penelitian yang dimuat dalam majalah yang
disusun menjadi ilmiah/jurnal ilmiah, makalah diseminarkan..
artikel ilmiah yang diseminarkan.
diterbitkan/dipublik
asikan dalam
majalah
ilmiah/jurnal ilmiah
yang diedarkan
secara

117
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
nasional/Provinsi/K
abupaten/Kota
dan/atau
terakreditasi
3. Laporan hasil
penelitian berupa
makalah yang telah
diseminarkan di
sekolah dan
disimpan di
perpustakaan.
3. Makalah Berupa 1. Merancang gagasan untuk Lampiran 6.
Tinjauan Ilmiah, peningkatan mutu sekolah Dokumen :
Gagasan atau Best 2. Mengumpulkan data kondisi Makalah, tinjauan
Practice di Bidang sekolah yang memerlukan ilmiah atau Best
Pendidikan Formal peningkatan mutu. Practice
3. Menentukan ide/gagasan
untuk peningkatan mutu
sekolah
4. Menulis makalah tinjauan
ilmiah.
4. Tulisan Ilmiah Populer 1. Merancang gagasan untuk Lampiran 6.
peningkatan mutu sekolah Dokumen:
2. Mengumpulkan data kondisi Kliping koran,
sekolah yang memerlukan majalah atau
peningkatan mutu. sejenisnya.
3. Menentukan ide/gagasan
untuk peningkatan mutu
sekolah
4. Menulis artikel ilmiah populer.
5. Mengirimkan untuk dimuat di
media masa.
5. Tulisan Ilmiah Populer 1. Menentukan laporan hasil Lampiran 6.
dari Hasil Penelitian penelitian yang akan ditulis Dokumen:
dalam bentuk artikel ilmiah Kliping koran,
populer. majalah atau
2. Menulis artikel ilmiah populer sejenisnya.
berdasarkan hasil penelitian.
3. Mempublikasikan laporan
hasil penelitian dalam bentuk
artikel ilmiah popular yang
dimuat dalam media massa
umum
6. Artikel Ilmiah 1. Merancang gagasan untuk Lampiran 6.
peningkatan mutu sekolah Dokumen :
2. Mengumpulkan data kondisi Jurnal ilmiah asli
sekolah yang memerlukan yang menunjukan
peningkatan mutu. adanya nomer
ISSN.

118
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Menentukan ide/gagasan
untuk peningkatan mutu
sekolah
4. Menulis artikel ilmiah.
5. Mengirimkan untuk dimuat di
jurnal ilmiah.
7. Buku Teks Pelajaran. 1. Menganalisis kurikulum. Lampiran 6.
2. Mengidentifikasi materi Dokumen :
pelajaran yang dibutuhkan. Buku, Soft file
3. Menulis buku teks pelajaran Buku
dan membraillekannya
4. Mengajukan kepada
BSNP/Penerbit untuk
dipublikasikan dalam bentuk
buku elektronik
8. Modul/Diktat 1. Menganalisis kurikulum. Lampiran 6.
Pembelajaran 2. Mengidentifikasi materi Dokumen :
pelajaran yang dibutuhkan. Modul/Diktat asli
3. Menuliskan materi dalam yang disahkan
bentuk modul/diktat oleh pimpinan.
pembelajaran
4. Digunakan di sekolah.
9. Buku dalam Bidang 1. Merancang gagasan untuk Lampiran 6.
Pendidikan menulis buku dalam bidang Dokumen :
pendidikan. Buku asli atau
2. Menentukan ide/gagasan fotokopi yang
untuk menulis buku dalam disahkan oleh
bidang pendidikan. pimpinan.
3. Menuliskan ide atau gagasan
dalam bentuk buku.
4. Mengajukan kepada
BSNP/Penerbit untuk
dipublikasikan
10 Karya Terjemahan 1. Mengidentifikasi buku yang Lampiran 6.
. akan diterjemahkan. Dokumen :
2. Meminta izin kepada penerbit Surat Pernyataan
atau pengarang untuk dan Buku
diterjemahkan. terjemahannya.
3. Menerjemahkan buku
pelajaran atau buku dalam
bidang pendidikan dari
bahasa asing atau bahasa
daerah ke Bahasa Indonesia,
atau sebaliknya. dari Bahasa
Indonesia ke bahasa asing
atau bahasa daerah, atau
sebaliknya, dan
membraillekan buku awas
menjadi buku Braille

119
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
4. Hasil karya terjemahan
disahkan oleh pimpinan dan
disimpan di perpustakaan
sekolah.
5. Mengajukan/menerima
pengajuan untuk
mempublikasikan hasil
terjemahan

C. Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan,


teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat
yang terdiri dari (1) menemukan teknologi tepat guna, (2) menciptakan karya seni,
(3) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga dan alat praktikum, dan (4)
mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.
Komponen dan langkah kerja disajikan dalam tabel 6.3.

Tabel 6.3. Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Karya Inovatif

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Menemukan 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Teknologi Tepat ide tentang teknologi tepat guna Dokumen:
Guna yang sesuai dengan tugas kepala Laporan
sekolah, misalnya pembuatan dan
mengembangkan model penggunaan
manajemen sekolah. karya teknologi
2. Merancang karya Teknologi tepat guna
Tepat Guna yang terkait dengan beserta
tugas pokok kepala sekolah. lampiran yang
3. Membuat karya teknologi tepat diperlukan.
guna.
4. Menggunakan atau mengujicoba
5. Membuat laporan pembuatan
dan penggunaan karya teknologi
tepat guna.
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
2. Menemukan/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Menciptakan Karya ide tentang karya seni. Dokumen:
Seni 2. Merancang karya seni. Laporan
3. Membuat karya seni. pembuatan
4. Mempublikasikan karya seni. karya seni
beserta

120
5. Membuat laporan pembuatan lampiran yang
karya seni. diperlukan
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
3 Membuat/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Memodifikasi Alat ide tentang pembuatan atau Dokumen:
Peraga modifikasi alat peraga yang Laporan
terkait dengan tugas kepala pembuatan alat
sekolah. peraga beserta
2. Merancang alat peraga. lampiran yang
3. Membuat alat peraga. diperlukan.
4. Mempublikasikan alat peraga.
5. Membuat laporan cara
pembuatan dan penggunaan
alat peraga.
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
4 Membuat/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Memodifikasi Alat ide tentang pembuatan atau Dokumen:
Praktikum modifikasi alat praktikum Laporan
2. Merancang alat-alat praktikum. pembuatan alat
3. Membuat alat-alat praktikum praktikum
4. Membuat laporan cara beserta
pembuatan dan pengoperasian lampiran yang
alat praktikum. diperlukan
5. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
5 Mengikuti 1. Menerima surat tugas dari Lampiran 6.
Pengembangan pimpinan. Dokumen:
Penyusunan 2. Mengikuti kegiatan yang 1. Surat tugas,
Standar, Pedoman, ditugasi oleh pimpinan. surat
Soal, dan sejenisnya 3. Melaporkan hasil kegiatan. keterangan/
sertifikat dan
2. Laporan
hasil
kegiatan.

121

Anda mungkin juga menyukai