Anda di halaman 1dari 30

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)


PADA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
TAHUN 2022

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
BIDANG PENDIDIKAN KHUSUS
LAYANAN KHUSUS (PKLK)
Jl. Dr. Radjiman No. 6 Bandung
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kenikmatan Nya, sehingga Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah luar biasa (SLB) ini dapat
disusun dengan baik. Atas berkat kasih sayang Nya pula dalam proses penyusunan
SOP dapat melibatkan berbagai unsur, yaitu unsur Pengawas Sekolah PLB,
Kepala SLB Negeri dan Swasta, serta melibatkan narasumber dari tim panitia
PPDB Provinsi Jawa Barat.
Standar Operasional Prosedur PPDB yang tersaji di sini terdiri dari beberapa
bagian, diantaranya bagian Pendahuluan, Dasar Hukum, Penjelasan Umum,
Mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Penyelenggara PPDB,
Pengaduan, informasi, Pelaporan, Pembinaan Pengendalian dan Pengawasan,
Perpindahan Peserta Didik, Pembiayaan, Larangan, Sanksi, serta Penutup. Isi SOP
telah merujuk pada Peraturan Gubernur tentang petunjuk teknis PPDB dan telah
diadaptasi sesuai dengan situasi serta kebutuhan PPDB SLB.
Perlu diketahui pula bahwa proses penyusun SOP ini melalui kegiatan
lokakarya (workshop) yang penuh dengan diskusi dan berbagi gagasan untuk
menghasilkan produk yang baik serta disepakati bersama. Peserta diskusi dibagi
menjadi beberapa kelompok sesuai dengan sub/bagian-bagian yang ada pada draf
petunjuk teknis. Lokakarya tersebut terintegrasi pula dalam pola kegiatan
sosialisasi PPDB jenjang SLB tahun ajaran 2022-2023.
Untuk menutup kata pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan Standar
Operasional Prosedurini. Kami pun memohon maaf bilamana masih ada kesalahan
dan kekurangan dalam SOP ini. Kami terbuka atas kritik dan saran demi
perbaikan serta pengembangan Standar Operasional Prosedur PPDB SLB agar
lebih baik lagi.
Bandung, Mei 2022
Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
B DASAR HUKUM .............................................................................. 4
C. PENJELASAN UMUM ................................................................... 8
D. MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
SLB ................................................................................................ 13
E. PENYELENGGARA PPDB SLB .......................................................... 17
F. PENGADUAN ........................................................................................ 17
G. INFORMASI ........................................................................................... 17
H. PELAPORAN ......................................................................................... 17
I. PEMBINAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN .................. 18
J. PERPINDAHAN PESERTA DIDIK ...................................................... 18
K. PEMBIAYAAN ...................................................................................... 18
L. LARANGAN .......................................................................................... 18
M. SANKSI .................................................................................................. 19
N PENUTUP ............................................................................................... 19
LAMPIRAN (Contoh Rencana Tindak Lanjut) ............................................... 20

ii
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
PADA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
TAHUN AJARAN 2022

A. PENDAHULUAN
Pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman dan berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka perlu dibangun
sistem pendidikan yang komprehensif. Sistem pendidikan nasional
merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Satuan pendidikan
sebagai komponen dari sistem pendidikan, merupakan kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
1
Setiap penyelenggaraan pendidikan sudah semestinya
memperhatikan Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana UU RI
no. 20 tahun 2003 Pasal 4 yang menyatakan (1) Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (2) Pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna. (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. (4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran. (5) Pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat. (6) Pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan Pendidikan Dengan
demikian, satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan, dalam
penyelenggaraan pendidikan dimulai dari kegiatan penerimaan peserta
didik baru sudah semestinya juga memperhatikan hak dan kewajiban
warga Negara sebagaimana UU RI nomor 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu: (1)
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus. (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang
serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus. (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. (5) Setiap warga
negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang
hayat.
Peserta didik harus merasakan atau menikmati sistem pendidikan,
tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip penyelenggaraan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
2
pendidikan. Peserta didik, sebagai anggota masyarakat pun terus berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Oleh karena itu perlu
difasilitasi untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik dan
berkeadilan mulai dari kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Layanan pendidikan yang baik, dimulai dari PPDB, dapat terwujud
jika terjalin kerjasama antara komponen pendidikan yang satu dengan
komponen lainnya termasuk orang tua siswa, dan masing-masing
bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana UU RI nomor 20 tahun 2003 bagian kedua pasal 7 yang
menjelaskan bahwa Hak dan Kewajiban Orang Tua adalah: (1) Orang tua
berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. (2) Orang tua dari
anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar
kepada anaknya.
Demikian pula pada bagian ketiga pasal 8, masyarakat berhak
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan, dan Pasal 9 menyatakan masyarakat berkewajiban
memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pemerintah dan pemerintah daerah tidak luput perannya dalam pendidikan
sebagaimana bagian keempat Pasal 10 nyatakan tentang Hak dan
Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah, bahwa Pemerintah dan
Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan
mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Diperkuat perannya pada pasal 11
yang menyatakan (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, (2)
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
3
Dengan berpedoman pada UU RI nomor 20 tahun 2003 tersebut,
pemerintah daerah provinsi Jawa Barat menyusun regulasi PPDB mulai
dari Peraturan Gubernur tentang Standar Operasional ProsedurPenerimaan
Peserta Didik Baru serta Standar Operasional Prosedur PPDB. Standar
Operasional Prosedurtersebut dimandatkan kepada Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat untuk dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, agar penyelenggaraan PPDB di tiap satuan pendidikan
dapat terlaksana sebagaimana amanat Sistem Pendidikan Nasional.
Penyusunan regulasi PPDB tidak terlepas dari regulasi nasional
yang berlaku dan menjadi acuan utama khususnya terkait dengan kondisi
pandemi Covid-19, serta kebijakan yang menjadi muatan lokal
berdasarkan hasil analisis kondisi terkini yang terjadi di lingkungan
wilayah provinsi Jawa Barat, serta hasil evaluasi PPDB pada tahun
sebelumnya, sehingga ketentuan PPDB seiring dengan dinamika
perubahan yang terjadi baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 4 Djuli 1950) jo. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4744) dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
4
Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan


Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5606);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4846);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan
Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5235);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
5
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5871);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan;

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007


Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
6
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007


tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah
Daerah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009


tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72


Tahun 2013 tentang Pendidikan Layanan Khusus (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 822), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 67 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1637);

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 107


Tahun 2014 tentang Konversi Nilai Hasil Belajar dan
Matrikulasi Mata Pelajaran Bagi Peserta Didik dari Sistem
Pendidikan Negara Lain atau Sistem Pendidikan Internasional ke
Dalam Sistem Pendidikan Nasional pada Jenjang Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1540);

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1


Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 6);

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
7
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar Operasional
ProsedurPengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Reguler.

19. Kepemendikbudristek No 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan


Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

20. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 6998/HK.01.04/2022
tentang Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
2022/2023
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 207);
22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor … Tahun 2022
Tentang Standar Operasional ProsedurPenerimaan Peserta
Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

C. PENJELASAN UMUM
1. Prinsip penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
yaitu Mudah, Lancar, semua tersalurkan untuk melanjutkan, serta
tidak dipungut biaya.
2. Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas
Pendidikan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
3. Kepala Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas
adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat.
4. Cabang Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut Cabang Dinas
adalah adalah bagian dari Perangkat Daerah penyelenggara
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
8
Urusan Pemerintahan bidang pendidikan menengah, yang
dibentuk sebagai unit kerja dinas dengan wilayah kerja tertentu.
5. Dewan Pendidikan Jawa Barat yang selanjutnya disebut Dewan
Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan
berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan.
6. Komite Sekolah adalah Lembaga mandiri yang beranggotakan
orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan.
7. Peserta Didik adalah warga masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
8. Penerimaan peserta didik baru yang selanjutnya disingkat PPDB
adalah penerimaan peserta didik baru pada Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa.
9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal
dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan.
10. Pendidikan Layanan Khusus adalah pendidikan bagi peserta
didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang
terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial,
dan yang tidak mampu dari segi ekonomi.
11. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
12. Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang: tunanetra;
tunarungu; tunawicara; tunagrahita; tunadaksa; tunalaras;
berkesulitan belajar; lamban belajar; autis; memiliki gangguan
motorik; menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang,
dan zat adiktif lain; dan memiliki kelainan lain.
13. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
9
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SD/MI.
14. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah
jenjang Pendidikan dasar pada pendidikan formal setara dengan
Sekolah Menengah Pertama yang pengelolaannya dilakukan
oleh Departemen Agama.
15. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA
adalah bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama
(SMP), MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari
hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
16. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK
adalah bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
17. Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SLB adalah
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, dan/atau
sosial pada jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar,
dan pra sekolah yang bersifat segregatif.
18. Sekolah Terintegrasi adalah sekolah yang menyelenggarakan
pendidikan yang dilaksanakan antarjenjang pendidikan dalam
satu lokasi.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
10
19. Daya Tampung adalah kapasitas Satuan Pendidikan dalam
menampung peserta didik yang diterima pada awal tahun
pelajaran.
20. Zona adalah kawasan atau area yang meliputi beberapa wilayah
administratif pemerintahan tingkat kecamatan dan/atau
desa/kelurahan dalam jarak terdekat dengan Satuan Pendidikan
yang diselenggarakan Pemerintah dan ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi berdasarkan usulan dari
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah
Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dan disetujui oleh Kepala
Cabang Dinas Pendidikan.
21. Afirmasi adalah salah satu jalur penerimaan peserta didik baru
yang memberikan penegasan dan penguatan untuk memberikan
layanan akses pendidikan kepada kelompok peserta didik yang
berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu, penyandang
disabilitas serta kelompok masyarakat yang membutuhkan
bantuan khusus karena kondisi tertentu.
22. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak.
23. Rombongan Belajar adalah kelompok Peserta Didik yang
terdaftar pada satuan kelas dalam satu sekolah.
24. Dalam Jaringan adalah salah satu bentuk komunikasi yang
menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan
menerima pesan komunikasi melalui internet yang terjadi di
dunia maya atau cyberspace.
25. Luar Jaringan adalah salah satu bentuk komunikasi yang tidak
menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
11
menerima pesan komunikasi dapatdilakukan melalui tatap muka
langsung, atau media lainnya dengan pihak yang terlibat
komunikasi.
26. Calon peserta didik yang menenuhi syarat pada prinsipnya diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan pada satuan
pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB/SMKLB.
27. Pada dasarnya semua calon peserta didik yang memenuhi syarat,
dapat diterima sebagai peserta didik di sekolah luar biasa (SLB)
negeri atau swasta pada jenjang berikutnya, selama daya
tampung memungkinkan.
28. SLB yang akan menerima calon peserta didik supaya
mengumumkan seluas-luasnya dan sejelas-jelasnya kepada
masyarakat mengenai informasi Penerimaan peserta didik Baru
(PPDB) yang diperlukan, seperti daya tampung, jadwal, tempat dan
persyaratan pendaftaran.
29. Penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) agar
berorientasi pada peningkatan akses, mutu, dan tatakelola,
dengan memperhatikan rasio jumlah peserta didik dalam satu
rombongan belajar/kelas maksimum, dan khusus untuk sekolah
negeri agar memperhatikan sekolah swasta sebagai mitra.
30. Bagi peserta didik pemilik ijazah tahun pelajaran 2021-2022
pendaftaran dapat dilakukan secara kolektif melalui kepala sekolah
yang bersangkutan.
31. Bagi warga belajar yang memiliki ijazah Paket A dan paket B
(pendidikan non formal) dapat mendaftarkan pada sekolah formal.
32. Sekolah tidak dibenarkan memungut biaya pendaftaran penerimaan
peserta didik karena biaya tersebut sudah dialokasikan dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
33. MPLS adalah singkatan dari masa pengenalan lingkungan sekolah.
34. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui panitia PPDB provinsi
dan Kantor Cabang Dinas (KCD) berkewajiban memantau proses
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
12
pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada tiap
sekolah.
35. Kepala sekolah berkewajiban menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) kepada Kepala
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat melalui panitia PPDB provinsi,
KCD, Bidang PKLK, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah MPLS
berakhir.

D. MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU


(PPDB)
Pelaksanaan PPDB SLB tahun 2022 dilaksanakan mulai dari tanggal
6 Juni 2022 dan dapat dilaksanakan sepanjang tahun ajaran. Rentang
waktu PPDB tersebut dapat berubah jika terjadi kondisi darurat yang
ditetapkan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
Adapun tahapan penyelenggaraan PPDB meliputi: 1)
pengumuman PPDB secara terbuka; 2) pendaftaran; 3) asesmen
sesuai dengan jalur pendaftaran; 4) pengumuman penetapan peserta
didik baru; 5) daftar ulang; dan 6) masa pengenalan lingkungan
sekolah (MPLS).
Pelaksanaan PPDB di setiap satuan pendidikan (SLB)
ditetapkan lebih lanjut dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
PPDB sekolah masing-masing yang memuat Profil sekolah dan
informasi PPDB, antara lain:

a. daya tampung;
b. mekanisme pendaftaran;
c. persyaratan pendaftaran;
d. mekanisme asesmen atau seleksi;
e. mekanisme pengumuman;
f. mekanisme dan persyaratan daftar ulang;
g. nomor kontak panitia/Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID); dan berbagai kanal yang dapat dihubungi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
13
untuk komunikasi PPDB.

1. Pengumuman Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru


Sekolah mengumumkan pendaftaran penerimaan Calon
Peserta Didik Baru (CPD) kepada masyarakat, sekurang-
kurangnya memuat waktu pelaksanaan, persyaratan pendaftaran,
penetapan hasil seleksi, daftar ulang, dan MPLS. Pengumuman
PPDB secara teknis dapat menggunakan berbagai media Daring
dan Luring, misalnya membuat serta menyebarkan poster atau
selebaran (flyer), boleh memanfaatkan media sosial (IG, FB,
dll), memanfaatkan aplikasi percakapan (WA, Telegram, dll).

2. Pendaftaran
Pendaftaran dilaksanakan oleh masing-masing orang tua/wali
CPD secara daring, luring atau melalui jalur penjaringan,
tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
Covid-19. Langkah pendaftaran tersebut sebagai berikut:
a. Pendaftaran secara Daring
1) Login ke alamat website atau link PPDB SLB;
2) Mengisi formulir pendaftaran pada website atau link PPDB
SLB;
3) Verifikasi dan validasi data CPD oleh panitia;
4) Panitia menentukan jadwal asesmen dan melaksanakan
asesmen.
5) Jika hasil asesmen tidak sesuai dengan jenis kekhususan SLB,
maka CPD diarahkan ke SLB yang sesuai.
6) Rapat dewan guru dengan panitia PPDB untuk menetapkan
hasil PPDB
7) Pengumuman hasil PPDB secara Daring dan Luring.
8) Daftar ulang
9) MPLS
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
14
b. Pendafataran secara Luring
1) Calon peserta didik (CPD) dan orangtua/wali mendatangi
langsung sekolah tempat PPDB.
2) Mengisi formulir pendaftaran.
3) Panitia PPDB melakukan validasi dan verifikasi data CPD.
4) Panitia PPDB menentukan jadwal asesmen dan melakukan
asesmen terhadap CPD.
5) Jika hasil asesmen tidak sesuai dengan jenis kekhususan SLB,
maka CPD diarahkan ke SLB yang sesuai.
6) Rapat dewan guru dengan panitia PPDB untuk menetapkan
hasil PPDB
7) Pengumuman hasil PPDB secara Daring dan Luring.
8) Daftar ulang.
9) MPLS

c. Pendafataran jalur penjaringan

1) Panitia PPDB menetapkan tim penjaringan.


2) Tim penjaringan menyiapkan berbagai dokumen dan instrumen
penjaringan yang diperlukan.
3) Proses penjaringan dapat berkolabirasi dengan pemerintahan
setempat (RT. RW. Desa, Puskesmas, dll) dan bekerjasama
dengan berbagai komunitas/kelompok masyarakat, seperti
kelompok majlis ta’lim, Posyandu, Kelompok PKK, dll.
4) Tim penjaringan dapat melasanakan penjaringan pada satuan
pendidikan umum (TK/PAUD, SD, SMP, PKBM).
5) Tim penjaringan langsung melakukan asesmen di lokasi
tempat tinggal CPD.
6) Panitia PPDB melaksanakan verifikasi dan validasi hasil
asesmen.
7) Rapat dewan guru dengan panitia PPDB untuk menetapkan
hasil penjaringan.
8) Berkolabirasi dengan Cabang Dinas
9) Jika hasil asesmen tidak sesuai dengan jenis kekhususan SLB,
maka CPD diarahkan ke SLB yang sesuai.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
15
10) Pengumuman hasil PPDB secara Daring dan Luring.
11) Daftar ulang
12) MPLS

3. Persyaratan Calon Peserta Didik Baru


a. Melengkapi dokumen atau berkas yang diperlukan dalam proses
pendaftaran, antara lain:
1) Formulir Pendaftaran
2) Fotokopi Akta Kelahiran
3) Fotokopi KK
4) Fotokopi KTP orang tua
5) Kartu PKH/Jaminan social (jika ada)
6) Ijazah (bagi calon PDB SMPLB/SMALB)
7) Pas foto 3x4 (2 lembar)
8) Hasil asesmen psikologis (jika ada)
b. Persyaratan usia peserta didik berkebutuhan khusus di SLB boleh
lebih dari ketentuan persyaratan usia peserta didik pada satuan
pendidikan umum ( TK, SD, SMP, SMA dan SMK) ;
c. Persyaratan Ijazah calon peserta didik SLB hanya diperuntukan
bagi calon peserta didik SMPLB dan SMALB, khusus untuk calon
peserta didik TKLB dan SDLB tidak diperlukan ijazah;
d. Calon peserta didik SLB harus memiliki dokumen hasil penilaian
kekhususan dari psikolog/tenaga medis/ Resource Center (RC).
e. Dalam hal calon peserta didik tidak memiliki dokumen hasil
asesmen atau penilaian kekhususan, CPD dapat mengikuti
asesmen/penilaian kekhususan yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan;

4. Seleksi
Seleksi penerimaan peserta didik baru diawali dengan kegiatan
asesmen/identifikasi kekhususan calon peserta didik baru. Hasil dari
kegiatan asesmen dijadikan dasar untuk penempatan siswa pada kelas
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
16
yang sudah tersedia. Jika hasil asesmen tidak sesuai dengan jenis
kekhususan SLB, CPD diarahkan ke SLB yang sesuai.

E. PENYELENGGARA PPDB
Penyelenggaraan PPDB pada Satuan Pendidikan dilakukan
dengan membentuk dan menetapkan kepanitian di masing- masing
tingkat Satuan Pendidikan dengan memperhatikan saran/masukan
dari KCD, Pengawas Pembina dan Komite Sekolah.
Kepanitiaan tersebut sekurangnya terdiri atas Penanggung
Jawab, Ketua, Sekretaris, Seksi Pendataan, Seksi Layanan
Pengaduan dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID), sesuai kebutuhan.

F. PENGADUAN
Untuk menanggapi dan menindaklanjuti pengaduan
masyarakat dalam penyelenggaraan PPDB, satuan pendidikan
membentuk tim penanganan pengaduan PPDB yang terdiri dari
seorang kordinator dan dua orang anggota.

G. INFORMASI
Sekolah melakukan pemberian informasi kepada masyarakat
dalam rangka penyelenggaraan PPDB. Pemberian informasi
tersebut dilaksanakan melalui sosialisasi, pengumuman pada laman
resmi sekolah, media social milik sekolah, pemberitaan media
massa, dan/atau sarana lainnya.

H. PELAPORAN
Sekolah penyelenggara PPDB SLB melaporkan pelaksanaan
PPDB kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui
Cabang Dinas Pendidikan wilayah setempat dan Bidang PKLK.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
17
I. PEMBINAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Kepala Sekolah melakukan pembinaan, pengendalian,
dan pengawasan terhadap pelaksanaan PPDB. Selain kepala
sekolah, komite sekolah pun dilibatkan dalam pengawasan
pelaksanaan PPDB sesuai dengan tugas dan fungsi yang
mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.

J. PERPINDAHAN PESERTA DIDIK


Perpindahan peserta didik berdasarkan Permendikbud Nomor 1
Tahun 2021 Bab IV Pasal 38 s.d 40 menyatakan:
1. Perpindahan dapat dilakukan setelah peserta didik
melaksanakan pembelajaran paling singkat 1 (satu) tahun
pembelajaran di sekolah asal, kecuali perpindahan dengan
alasan mengikuti tugas orang tua dapat dilaksanakan paling
singkat setelah satu semester di sekolah asal.
2. Jika terjadi perpindahan peserta didik maka sekolah yang
bersangkutan wajib memperbaharui data pokok pendidikan.

K. PEMBIAYAAN
Pembiayaan pelaksanaan PPDB dibebankan pada
anggaran sekolah, serta sumber pendanaan lain yang sah dan
tidak mengikat.

L. LARANGAN
Dalam tahap pelaksanaan PPDB, sekolah yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi (sekolah negeri)
dilarang melakukan pungutan dan/atau sumbangan, pungutan untuk
membeli seragam atau buku tertentu yang terkait dengan
pelaksanaan PPDB dan perpindahan peserta didik.
Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat pun dan telah
menerima bantuan operasional sekolah dilarang memungut biaya.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
18
M. SANKSI

Pelanggaran terhadap ketentuan PPDB seperti yang telah


diatur pada Pergub Jabar no … tahun 2022 Tentang Petunjuk
Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa,
akan diberikan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

N. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ini disusun untuk
dijadikan pedoman bagi semua pihak terkait dan berkepentingan dalam
penyelenggaraan penerimaan peserta didik baru (PPDB) SLB Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2022.
Semoga dengan mengikuti SOP ini, PPDB SLB di Jawa Barat
berjalan dengan aman, tertib, dan lancar sesuai dengan harapan kita semua.

Sekolah Merdeka, Jabar Juara!!


Amin Ya robbal Alamiin.

KEPALA BIDANG PKLK


DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
19
LAMPIRAN (Contoh Rencana Tindak Lanjut)

RENCANA TINDAK LANJUT (ACTION PLAN)


SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN PEDOMAN PPDB TAHUN AJARAN 2022 - 2023

NAMA KELOMPOK :1

N0 Nama Kegiatan Tujuan Indikator Pelaksanaan Materi Unsur yang Terlibat Sumber Penanggung
Pembiayaan
jawab
1 Pembentukan Terbentuknya - SK PPDB Minggu 4 Mei - SK PPDB GTK sekolah - KS
Panitia PPDB PPDB satuan 2022
Sekolah Pendidikan

2 Pembuatan Tersedianya - Dokumen PPDB Minggu 4 Mei - POS PPDB Panitia PPDB, BOS Ketua PPDB
POS PPDB Dokumen POS 2022 Komite Sekolah
Satuan PPDB Satuan
Pendidikan Pendidikan

3 Pembuatan Media informasi - Adanya WEB Minggu 4 Mei - WEB PPDB Panitia PPDB BOS Ketua PPDB
WEB PPDB PPDB melaui PPDB Sekolah 2022
pembuatan
WEB PPDB

4 Sosialisasi Memaparkan - Peserta sosialisasi Pekan I Juni - POS PPDB - Guru BOS Kepala sekolah
Internal POS PPDB SLB memahami 2022 - Panitia dan Panitia
pada guru-guru pedoman PPDB PPDB PPDB
dan komite - Kegiatan ini Komite Sekolah
dihadiri sekurang-
kurangnya 60%
guru.
- Kegiatan ini
sekurang-
kurangnya dihadiri
oleh pengurus inti
komite sekolah
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
20
5 Sosialisasi Memaparkan - Peserta sosialisasi Pekan I Juni - Pedoman PPDB - Guru BOS Kepala sekolah
Ekternal Pedoman PPDB memahami 2022 - Panitia dan Panitia
SLB pada pedoman PPDB PPDB PPDB
Masyarakat Komite Sekolah
melaui Media
Sosial
5 Pelaksanaan Pelaksanaan - Terlaksananya Juni-juli 2022 - POS PPDB - Panitia BOS Ketua Panitia
PPDB PPDB PPDB yang PPDB PPDB
objektif dan
akuntabel

Petugas

( )

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
21
RENCANA TINDAK LANJUT (ACTION PLAN)
SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN PEDOMAN PPDB TAHUN AJARAN 2022 – 2023

Kelompok : 3
Sumber Penanggung
No Nama Kegiatan Tujuan Indikator Pelaksanaan Materi Unsur yang Terlibat
Pembiayaan Jawab
Sosialisasi Memaparkan - Peserta Minggu ke satu Pedoman PPDB - Kepala Sekolah BOS - Kepala
Internal Pedoman PPDB Sosialisasi Juni 2022 - Guru Sekolah
SLB kepada memahami
semua Guru Pedoman
PPDB SLB
1
- Kegiatan ini
dihadiri
sekurang -
kurangnya
60% Guru
Sosialisasi Memaparkan - Peserta Minggu ke dua - Alur PPDB - Kepala Sekolah - BOS - Kepala
Internal dan Alur PPDB SLB Sosialisasi Juni 2022 SLB - Guru - Swadaya Sekolah
Eksternal kepada semua memahami - POS PPDB - Panitia PPDB Masyarakat - Panitia
warga sekolah, Alur PPDB SLB - Komite Sekolah
PPDB
Komite dan SLB - Masyarakat
Masyarakat. - Kegiatan ini - Pengawas
dihadiri Pembina
sekurang- - KCD
kurangnya
2
60% Gur
- Kegiatan ini
sekurang-
kurangnya
dihadiri oleh
pengurus inti
Komite
Sekolah dan
Masyarakat.
3 Input Data Untuk - Calon Minggu ke tiga - Data PPDB - Panitia PPDB BOS - Kepala

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
22
PPDB dan mengetahui Peserta Didik Juni 2022 - Instrumen - Psikolog/tenaga Sekolah
Asesmen jumlah Calon Baru Asesmen Ahli - Panitia
Peserta Didik - Pelaksanaan PPDB
Baru dan untuk Asesmen
mengetahui Calon
Kemampuan Peserta Didik
Calon Peserta Baru
Didik Baru
Pelaporan dan Untuk - Rapat dewan Minggu ke - Berita Panitia PPDB BOS - Kepala
evaluasi mengetahui guru empat Juni acara PPDB Sekolah
keberhasilan - Pelaporan 2022 - Laporan - Panitia
4 pelaksanaan dan Evaluasi PPDB
PPDB
PPDB dan Panitia PPDB - Pengawas
sebagai laporan Pembina
ke KCD - KCD

Pelaksana PPDB

( ...................... )

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
23
RENCANA TINDAK LANJUT (ACTION PLAN)
SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN PEDOMAN PPDB TAHUN AJARAN 2022 - 2023

NAMA KELOMPOK 4

N0 Nama Tujuan Indikator Pelaksanaan Materi Unsur yang Terlibat Sumber Penanggung
Kegiatan Pembiayaan
jawab
1 Sosialisasi Memaparkan - Kepala Sekolah 30 Mei 2022 - Pedoman PPDB - Kepala SLB BOS Ketua MKKS
MKKS Pedoman PPDB SLB Negeri dan Negeri dan
SLB Swasta Swasta
- Wakasek
Kesiswaan
SLB Negeri
dan Swasta
2 Sosialisasi Memaparkan - Peserta sosialisasi I Juni 2022 - Pedoman PPDB - Guru BOS Kepala sekolah
Internal Pedoman PPDB memahami - Panitia PPDB dan Panitia
SLB pada guru- pedoman PPDB - Komite PPDB
guru dan komite - Kegiatan ini Sekolah
dihadiri sekurang-
kurangnya 60%
guru.
- Kegiatan ini
sekurang-
kurangnya
dihadiri oleh
pengurus inti
komite sekolah
3 Rapat Internal Pembentukan - Terbentuknya 3 Juni 2022 - SOP PPDB SLB - Kepala BOS Kepala
Panitia dan panitia PPDB Jawa Barat Sekolah Sekolah
Penyusunan - Tersusunnya SOP - Wakasek
SOP PPDB PPDB - PTK

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
24
N0 Nama Tujuan Indikator Pelaksanaan Materi Unsur yang Terlibat Sumber Penanggung
Kegiatan Pembiayaan
jawab
4 Pendaftaran Terlaksananya - Penjaringan di 6 – 30 Juni - - Kepala BOS Kepala
PPDB PPDB SLB Kecamatan, Desa, 2022 Sekolah Sekolah
Tahun Ajaran Posyandu, Kader, - Panitia PPDB
2022/2023 RBM, dan - Guru
Sekolah Reguler - Komite
- Pendaftaran Sekolah
PPDB secara - Camat
daring dan/atau - Lurah
luring di sekolah
5 Pelaporan Melaporkan - Melaporan 6 Juli 2022 - - Kepala BOS Kepala
kegiatan PPDB jumlah siswa Sekolah Sekolah
SLB Tahun yang terdaftar - KCD
Ajaran - Disdik
2022/2023
Petugas

( )

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
25
RENCANA TINDAK LANJUT (ACTION PLAN)
SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN PEDOMAN PPDB TAHUN AJARAN 2022 - 2023

NAMA KELOMPOK :5

N0 Nama Kegiatan Tujuan Indikator Pelaksanaan Materi Unsur yang Terlibat Sumber Penanggung
Pembiayaan
jawab
1 Sosialisasi Memaparkan - Peserta Pekan I Juni - Pedoman PPDB - Guru BOS Kepala sekolah
Internal Pedoman PPDB sosialisasi 2022 - Panitia dan Panitia
SLB pada guru- memahami PPDB PPDB
guru dan komite pedoman PPDB - Komite
- Kegiatan ini Sekolah
dihadiri
sekurang-
kurangnya 60%
guru.
- Kegiatan ini
sekurang-
kurangnya
dihadiri oleh
pengurus inti
komite sekolah
2 Pendaftaran Memberikan Calon Peserta Didik Tahap I Pedoman PPDB - Guru BOS Panitia PPDB
PPDB layanan Baru (CPDB) (6-10 Juni 2022) - Panitia PPDB
pendaftaran Tahap II - Komite Sekolah
masuk sekolah (23-30 Juni
2022)
Pengumuman :
5 Juli 2022

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
26
3 Penerimaan / Menerima calon Calon Peserta Didik 11 - 12 Juli Pedoman PPDB dan - Guru BOS Kepala sekolah
Input Kuota peserta didik di Baru (CPDB) 2022 kondisi sekolah - Panitia PPDB dan Panitia
sekolah - Komite Sekolah PPDB

4 Assesmen Melaksanakan Calon Peserta Didik 12 – 15 Juli Pedoman Assesmen - Guru BOS Panitia PPDB
assesmen untuk Baru (CPDB) 2022 - Panitia PPDB dan Tim
mengetahui - Komite Sekolah Assesmen
kebutuhan calon
peserta didik
5 MPLS Calon Peserta Didik 16 – 22 Juli Rencana kerja sekolah - Guru BOS Kepala sekolah
(Masa Baru (CPDB) - Panitia PPDB dan Panitia
Pengenalan - Komite Sekolah MPLS
Lingkungan
Sekolah)

Tugas Kelompok V

(Sosialisasi PPDB @ Grand Sunshine Soreang)

KEPALA BIDANG PKLK


DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
27

Anda mungkin juga menyukai