PEMBELAJARAN DI SMK1
Pendahuluan
Istilah “belajar dan mengajar” adalah salah satu istilah yang menjadi
semakin langka dibicarakan dalam berbagai diskusi karena tergantikan oleh
istilah “pembejaran.” Orang-orang menggunakan istilah pembelajaran dengan
berbagai tafsiran yang melatarbelakanginya. Ada yang sekedar mengikuti trend
ada yang memang benar-benar didasarkan perubahan makna. Yang kedua inilah
yang menjadi penting dan menjadi bahasan kita saat ini.
1
Disampaikan pada kegiatan IHT SMK Sangkuriang Kota Cimahi, 27 Desember 2010
2
Dosen FIP UPI, Sekretaris Pusat Pengkajian Pedagogik UPI
1
peserta didik saat ini. Makalah ini mencoba menganalisis apa tantangan
pembelajaran saat ini dan apa implikasinya bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
2
20 atau 19. Hal ini terjadi karena faktor teknologi menjadi salah satu
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian kita.
3
dengan materialisme dan kita merasakan hal-hal tersebut menjadi sulit
ditemui saat ini.
4
sama lain. Ketiganya merupakan hal pokok yang harus ada dalam proses
layanan pembelajaran. Tidak saja untuk mata pelajaran produkti, tetapi
juga untuk mata pelajaran adaptif dan normatif. Gambaran keterpaduan
ketiga komponen ini dapat dilihat sebagai berikut:
Aqidah (Spritualitas)
5
a. Fondasi Dasar (Spiritualitas)
Sipiritualitas merupakan suatu kebutuhan yang melekat dengan diri
manusia kapan pun dan dimanapun. Manusia sebagai makhluk yang
bertuhan tidak akan pernah lepas dari proses diri dalam merasakan
keberadaan Tuhan. Spirutualitas ini kemudian menjadi fondasi dasar bagi
sistem kedirian dan perilaku seseorang. Spritualitas yang baik akan
terwujud dalam bentuk perilaku yang harmonis dengan kebaikan dan
kemanusiaan, sedangkan spiritualitas yang kotor akan menimbulkan
perilaku yang membinasakan, baik untuk diri, keluarga, maupun
masyarakat luas.
Perkembangan spirutualitas menjadi semakin pesat di abad 21 ini
menggantikan sekularisme pada abad 20 yang diidentikan dengan
pemisahan urusan agama dengan urusan lain dalam kehidupan
seseorang. Perilaku ini bukan suatu yang kontras, tetapi suatu hal yag
mosaik (tidak jelas bentuknya). Ketika di kantor dia korupsi tetapi dia
juga sholat ketika berada di mesjid. Perilaku yang membingungkan?
Apa yang perlu dibangun dari spiritualitas peserta didik sehingga
mereka mampu membangun abad 21 dan mampu menghadapi segala
permasalahan yang dihadapi?
Pernyataan bahwa manusia dalam bekerja tidak semata-mata untuk
memperoleh penghasilan saja namun bekerja juga merupakan ibadah
yang mengandung aspek transedental dengan Sang Maha Pencipta
(ALLAH SWT) perlu terus disosialisasikan kepada peserta didik. Orientasi
akhir bukanlah materi tetapi lebih kepada pengabdian kepada yang maha
kuasa. Kegagalan dalam proses merupakan suatu hal yang alamiah dalam
kehidupan, namun hal ini menjadi hal yang mudah dan potensial untuk
pengembangan perilaku positif jika dia mampu menyandarkan
persepsinya kepada Kemaha-Agungan Allah swt.
Manusia memiliki potensi psikis, yaitu potensi diri berupa kedirian
seseorang yang jika labil kediriannya, maka perilakunya pun akan labil,
demikian sebaliknya. Potensi psikis inilah yang kemudian membutuhkan
pegangan yang kokoh berupa spiritualitas ke-Tuhanan, sehingga dia
dapat memancarkan perilaku yang harmonis baik dengan manusia lainnya
ataupun dengan alam.
Spiritualitas ini kemudian menjadi suatu hal yang perlu untuk
difasilitasi melalui pembelajaran sehingga dia (spiritualitas) mendapatkan
posisi yang tepat dan mampu mengisi kemampuan lainnya. Spiritualitas
akan memunculkan komitmen, motivasi, ketangguhan, kejujuran dan
berbagai kemampuan dasar lainnya. Demikian halnya dengan spiritualitas
orang akan berusaha untuk memiliki dan menguasai berbagai hal yang
dibutuhkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat, baik bagi diri,
keluarga, maupun bangsanya.
6
National Center for Health Statistics (2004) mensurvei 31 ribu
mantan pasien dewasa di AS. Hasilnya menunjukkan 62 persen pasien
mengombinasikan perawatannya dengan pengobatan alternatif yang
memasukkan unsur spiritualitas (doa dan kepasrahan). Lebih jauh
ditemukan bahwa Pendekatan mind-body dan bukti-bukti kesembuhan
yang dialami para pasien, membantu memperbaiki kekeliruan persepsi di
Barat bahwa pikiran dan tubuh adalah sesuatu yang terpisah. Kajian lebih
lanjut mengenai keterkaitan spiritualitas dalam dunia kesehatan silahkan
melihat website berikut: http://www.jaapa.com/mind-body-spirit-
medicine-interventions-and-resources/article/130900/#.
Dalam Agama Islam, spiritualitas merupakan aqidah bahwa Allah itu
satu, tidak ada Tuhan selain Allah. Peserta didik yang memiliki keyakinan
akan hal ini, bukan hanya percaya, tetapi merasuk kepada perilaku
kesehariannya akan menjadikan dunianya danlingkungannya menjadi
lebih baik. Peneguhan aqidah ini perlu difasilitasi mellaui pembelajaran.
Hanya saja perlu menjadi catatan, bahwa peserta didik itu belajar melalui
panca inderanya. Artinya apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
dialami oleh anak semuanya merupakan proses pembelajaran bagi anak.
Tantangan kita sebagai pendidik adalah apakah kita mampu memberikan
keteladanan dalam aqidah sehingga anak menangkap bahwa aqidah
merupakan komponen penting dalam menjalani keberhasilan hidup di
abad ini.
7
apa yang diinginkan untuk dapat dipahami oleh orang lain. Dalam konteks
itu membaca dan menulis merupakan prasyarat komunikasi. Kemampuan
matematika bukan berarti 1 + 1 = 2 tetapi merupakan kemampuan logika
dasar dan dasar berpikir kritis. Kajian mengenai hubungan kausalitas dan
prediksi. Dengan matematika peserta didik akan cerdas dalam membuat
keputusan, karena dia memikirkan dan menimbang untuk dan rugi dari
suatu keputusan yang akan diambilnya.
c. Keterampilan dasar
Berpikir kritis dan dan memecahkan masalah
Istilah berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir rasional dan
obyektif. Yaitu proses kognitif yang melibatkan suatu struktur
informasi dalam kepala manusia. Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang khirarkhis sebagaimana dikemukakan
oleh Bloom.
J. S. Bruner (2006:22) menggambarkan proses kognisi sebagai
suatu kondisi dimana orang menggunakan informasi yang sudah
diterimanya untuk diaplikasikan pada pemecahan masalah secara
kognitif. Pemecahan masalah secara kgonitif merupakan proses
aplikasi kognisi dalam versi taksonomi Bloom (C3). Berpikir kritis
selalu dikaitkan dengan upaya pemecahan masalah. Pemrosesan
informasi merupakan proses kognisi, dan proses ini akan bermakna
manakala dikaitkan dengan pemecahan masalah. Kelogisan dan
kerasional berpikir seseorang tidak dapat terlihat dengan mudah jika
tidak dihadapkan pada pemecahan masalah.
Berdasarkan taksonominya, kognisi seseorang sebaiknya
difasilitasi untuk sampai kepada proses berpikir tingkat tinggi
sehingga peserta didik dapat mencapai kemampuan berpikir sampai
pada tingkat yang tertinggi. Rath et al (1966) menyatakan bahwa
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berpikir kritis adalah interaksi antara pendidik dan
peserta didik. Anak memerlukan suasana akademik yang memberikan
kebebasan dan rasa aman bagi mereka untuk mengekspresikan
pendapat dan keputusannya selama berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Perkembangan kognisi ini bertumpu pada kemampuan
guru untuk memfasilitasi proses belajar menjadi proses berpikir.
8
Gambar 3. Mengindera dan berpikir dalam belajar
9
Komunikasi
Komunikasi adalah proses saling memahami makna dan pesan antar
orang, kelompok atau organisasi. Proses ini dilakukan melalui
pengiriman kode pesan kepada pihak lain, kemudian pihak lain
menafsirkan kode pesan dan memberikan respon lagi kepada pemberi
pesan. Proses ini terus berulang selama ada interaksi antar orang.
Dengan demikian, proses komunikasi tidak akan pernah berhenti
sampai manusia itu sendiri yang meninggal.
Melekatnya proses komunikasi dalam kehidupan manusia menjadikan
komunikasi sebagai salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh
manusia di abad 21. Manusia abad 21
terhubungkan/terkomunikasikan dengan manusia dalam skala yang
tidak terbatas ruang dan waktu. Hal ini dikarenakan berkembangnya
teknologi informasi seperti aplikasi jejaring facebook, twiter, dan
sebagainya. Tidak tahu siang ataupun malam, bahkan di kamar mandi
pun orang dapat berkomunikasi dalam konteks dunia maya dengan
orang yang berada nan jauh di sana secara fisik dan tanpa ada batas
waktu.
Banyaknya informasi yang diterima kita saat ini juga menunjukkan
banyaknya kebutuhan informasi bagi orang lain baik dalam skala satu
daerah, satu Negara atau satu dunia. Dasar kemampuan komunikasi
ini adalah kasih sayang terhadap sesama manusia, sehingga proses
komunikasi akan berjalan efektif dan menyentuh pada perubahan
yang mendasar, saling memahami tanpa ada batas.
10
sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan kerjasama.
Memipin orang lain berarti memimpin diri sendiri dan bersinergi
dengan orang/pihak lain dalam mencapai tujuan.
11
Senin, 01 Juni 2009). Kondisi ini menunjukkan bahwa penguatan kemampuan
dan keterampilan peserta didik SMK ini masih belum kentara dalam
memandirikan mereka pada kehidupan setelah mereka lulus dari SMK. Untuk
itu maka perlu ada kekhasan bagaimana pembelajaran di SMK untuk
memfasilitasi peserta didik memiliki sikap mandiri yang lebih besar.
Mengantisipasi permasalahan dan karakteristik kehidupan abad 21 dan
merespon tujuan pendidikan kejuruan, pendidikan di SMK perlu dilakukan
secara khas yang mengarah pada sikap mandiri dan keterampilan dalam
bidang tertentu. Kekhasan pendidikan di SMK mengharuskan pengalaman
belajar yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara nyata, baik
secara spesifik dalam bidang kerja tertentu maupun secara umum dalam
kehidupan keseharian sebagai manusia yang berada di masyarakat.
Pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah nyata atau
miniatur masalah akan menghantarkan peserta didik pada berpikir tingkat
tinggi, selain juga menguatkan keterampilan dasar. Pembelajaran pemecahan
masalah dikenal dengan istilah Pembelajaran berbasis proyek ( project based
learning).
“Project Based Learning is an instructional approach built upon
authentic learning activities that engage student interest and
motivation. These activities are designed to answer a question or solve
a problem and generally reflect the types of learning and work people
do in the everyday world outside the classroom.” [tersedia online:
http://pbl-online.org/About/whatisPBL.htm].
(PBL adalah pendekatan pembelajaran yang dibangun di atas
akativitas-aktivitas belajar otentik yang mengikutsertakan minat dan
motivasi peserta didik. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk
menjawab sebuah pertanyaan atau meemcahkan masalah dan secara
umum merefleksi tipe-tipe belajar dan bekerja orang-orang dalam
dunia nyata).
12
PBL memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk melatih
keterampilan komunikasi dan prsentasi, keterampilan manajemen waktu dan
dan organisasi, keterampilan menilai diri dan refleksi, dan ketrampilan
kepemimpinan dan partisiasi kelompok.
PBL dilakukan secara berkelompok untuk mencapai tujuan umum. Kinerja
peserta didik dinilai dalam bentuk profil individu, produk yang dihasilkan,
kedalaman pemahaman dari perilaku yang didemonstrasikan, dan kontribusi
dalam mewujudkan hasil kerja tim secara keseluruhan.
PBL dilakukan guru dengan langkah berikut: (1) mulailah dengan tujuan
akhir, (2) buatlah pertanyaan pengarah, (3) buatlah rencana kerja, 4)
lakukan monitoring, (5) lakukan pengukuran, dan 6) lakukan evaluasi.
13
belajar tersebut? Bahan apa saja yang dibutuhkan? Apa peran guru dan
siswa dalam pembelajaran ini? Bagaimana guru mengukur keberhasilan
siswa? Dan lain sebagainya
Membuat jadwal: guru dan siswa menentukan kapan PBL dilangsungkan,
kapan dimonitor, kapan dipresentasikan, dan kapan berakhir.
Monitoring dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam proses PBL,
membimbing siswa, dan menggunakan rubric/instrument tertentu untuk
mencatat berbagai kondisi yang terjadi dalam PBL. Dalam proses ini guru
harus menjamin bahwa peserta didik dapat belajar berpikir kritis untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Lakukan pengukuran terhadap proses PBL untuk setiap siswa dan
kelompok.
Mengevaluasi secara bersama efektifitas PBL: refleksi apakah kekurangan
dan kelebihan PBL yang sudah dilakukan. Setiap peserta didik harus
berbagi pengalaman dan perasaan dalam menjalani PBL. Perkuat ide-ide
yang akan menjadikan peserta didik lebih berhasil dalam menguasai
berbagai keterampilan.
a. Dasar interaksi guru dengan siswa dalam PBL adalah kasih saying.
b. Guru dan siswa harus saling mempercayai satu sama lain. Jika tidak
ada dasar kasih saying, maka PBL tidak akan berfungsi.
c. Syarat mutlak yang harus ada adalah keteladanan guru dalam
berbagai nilai yang diperkuat melalui PBL, seperti nilai kejujuran,
kerjasama, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
d. Sediakan waktu yang memadai untuk anak sehingga mereka dapat
mengalami proses belajar secara memadai.
e. Bimbinglah anak dan kelompok yang mengalami kesulitan dalam
melangsungkan proses PBL
14
f. Tantanglah anak dan kelompok yang memiliki perkembangan yang
menakjubkan dalam PBL.
g. Buatlah catatan monitoring dan evaluasi secara komprehensif
sehingga peserta didik sendiri dapat menilai dirinya sendiri melalui
catatan-catatan tersebut.
h. Sediakan waktu untuk melakukan refleksi dalam setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan selama proses PBL.
i. Ingatlah bahwa orientasi akhir dari PBL adalah penguatan kompetensi
dasar dan kompetensi khusus, bukan pemberian informasi.
Penutup
Daftar Referensi
B r u n e r . J . S . ( 2 0 0 6 ) . I n S e a rc h of P e da g o g y Vo l u m e I ; T h e
S e l e c t ed W or k s of J er o m e S . Br u n e r . C a n a d a : R o u t l e d g e .
---oo0oo---
15