Anda di halaman 1dari 10

Materi 2

Latar belakang perlunya layanan BK di sekolah ditinjau dari sosiokultural, pendidikan/


pedagogis, psikologis, filosofis (makhluk individual, sosial, bersusila dan religius)
Dosen : Nurul Afrianti, M.Pd., M.Si.Psi.

Sumber :
Pietrofesa, J.J. et.al. (1980). Guidance An Intrduction. Chicago Rand McNally College
Publishing Company.
Prayitno dan Amti, Erman. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Depdikbud.
Surya, M. dan Natawidjaja, Rochman. (1986). Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, A. Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pendahuluan
Landasan Sosiokultural
Perkembangan zaman (era revolusi industrui 4.0 menuju 5.0) menimbulkan
perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik,
ekonomi, industri, informasi dan teknologi. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh individu individu, misalnya pengangguran, syarat-syarat pekerjaan,
penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan,
masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun
pada umumnya masing-masing individu masing individu berhasil mengatasi dengan
sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
Landasan sosial – kultural yang mengingatkan bahwa bimbingan dan konseling yang
hendak dikembangkan adalah bimbingan untuk seluruh masyarakat Indonesia dengan
kebhinekaan budaya. Oleh sebab itu pelayanan bimbingan dan konseling sebaiknya tidak
disamaratakan untuk semua klien dari latar belakang sosial budaya yang berbeda.
Bimbingan dan konseling antarbudaya yang mempertimbangkan nilai-nilai dan aspek-aspek
sosial budaya lainnya yang hidup dalam masyarakat bangsa Indonesia yang beraneka ragam
itu perlu dikembangkan. Landasan sosio – kultural yang dapat menimbulkan masalah :
1. Perkembangan zaman
Seiring perkembangan zaman yang modern mendorong perubahan dalam lingkungan
sosio – kultural, masyarakat lebih senang menggunakan barang – barang dari luar negeri
daripada barang – barang dalam negeri yang memiliki nilai budaya, masyarakat juga lebih
suka bergaya hidup seperti orang barat, dan meninggalkan budaya yang telah
membesarkannya.
2. Perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan
Perubahan dari zaman ke zaman semakin maju dalam segi kehidupan, memudahkan
segala aktivitas masyarakat dengan kemajuan teknologi yang berkembang, hal tersebut juga
dapat menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial karena adanya perbedaan kepentingan
antara masyarakat yang dapat mendorong perpecahan.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan iptek di era revolusi industry 4.0 – 5.0 semakin pesat, teknologi
semakin canggih dan semakin memudahkan para penggunanya untuk melakukan aktivitas
sehari – hari dengan mudah, hal tersebut menimbulkan masyarakat tidak dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga menjadi masyarakat individualis.
Yang melatarbelakangi masalah sosio-kultural adalah
4. Perkembangan gadget
Perkembangan gadget melatarbelakangi masalah sosio-kultural yaitu penggunaannya
yang tidak sesuai dengan kebutuhan, misalnya gadget penggunaan yang positif digunakan
untuk mencari informasi, berkomunikasi dengan orang lain dengan jarak yang jauh, maka
akan menguntungkan bagi penggunanya, sedangkan penggunaan negatif digunakan untuk
melihat vidio porno, dan bermain game pada anak maka dapat menimbulkan resiko pada
perkembangan psikologis anak. Jadi dari penggunaan gadget yang tidak tepat maka akan
berdampak pada individu itu sendiri, dan individu tersebut tidak akan bisa bersosialisasi
dengan individu lainnya karena yang dia tahu dan pahami hanya gadget.
Perubahan yang tidak diimbangi dengan kesiapan akan menimbulkan rentan depresi
atau frustasi. Perubahan yang mendadak, dan individu tidak memiliki kesiapan untuk
menghadapi perubahan tersebut sehingga dapat mengakibatkan depresi atau frustasi,
misalnya salah satu anggota keluarga meninggal dunia, maka terjadi perubahan dalam
anggota keluarga tersebut dan individu tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi
perubahan, maka dapat menimbulkan depresi atau frustasi, karena jiwa individu terguncang
dengan tidak adanya salah satu anggota keluarganya.

Dampak dari sosio – kultural meliputi :


1. Ketegangan fisik dan psikis
2. Kehidupan serba rumit
3. Kekhawatiran, kecemasan masa depan
4. Rasa terasing dari anggota keluarga, masyarakat
5. Renggangnya hubungan kekeluargaan
6. Penyimpangan mora dan sistem nilai
7. Hilangnya identitas diri

Faktor sosial – budaya yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling:


1. Perubahan konstelasi keluarga
Ketidak berfungsinya keluarga yang melahirkan dampak negatif bagi perkembangan
moralitas anak. Perubahan pola kerja keluarga, renggangnya hubungan orang tua dengan
anak, kurangnya perhatian dan kesempatan untuk membimbing anak, serta berbagai stres
konflik dan frustasi para orang tua maupun anak.
Fungsi keluarga adalah sebagai tempat anak untuk mencari perlindungan dan juga
mencari kenyamanan. Jika hal tersebut tidak di dapatkan didalam lingkungan keluarga maka
anak akan cenderung mencari hal-hal tersebut di luar rumah. Hal tersebut terjadi karena
peran orang tua kurang peduli terhadap perkembangan anaknya, mereka cenderung lebih
mementingkan pekerjaan mereka masing-masing daripada memberikan pendidikan terbaik
kepada anaknya. Orang tua sekarang beranggapan bahwa sekolah adalah pendidikan
terpenting bagi anak akan tetapi mereka lupa bahwa peranan orang tua dalam pengasuhan
terhadap anak juga ikut berperan penting bagi perkembangan anak. Disini peran seorang
guru BK di butuhkan untuk perkembangan anak tersebut seorang guru BK harus bisa
memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa mereka ikut serta dalam proses
perkembangan anak. Masalah perubahan konstelasi keluarga
a. Anak – anak diasuh secara berbeda dan sering dilakukan oleh orang luar
b. Ibu merasa dihantui oleh perasaan bersalah (kerja)
c. Perceraian yang terus meningkat
d. Keluarga kehilangan fungsi ekonomi kerena perempuan lebih mandiri
e. Pasangan suami istri cenderung kurang berminat memiliki anak

2. Perkembangan pendidikan
Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalah kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti membuka luas bagi setiap orang untuk
menikmati pendidikan. Kesempatan yang terbuka ini memungkinkan berkumpulnya murid-
murid yang berasal dari berbagai latar belakang antara lain: agama, etnis, keadaan sosial,
adat istiadat dan ekonomi. Hal semacam ini menimbulkan bekembangnya masalah yang
dihadapi oleh orang yang terlibat dalam kelompok campuran tersebut. Hal ini sering
menimbulkan terjadinya kelompok-kelompok kecil yang berusaha memisahkan diri dari
kelompok besar.
Fungsi seorang guru BK disini adalah mengamati perkembangan pendidikan seorang
siswa apabila menemukan siswa yg mengalami kesulitan belajar maka seorang guru BK
harus berupayah untuk membantu menyelesaikan. Mengapa siswa tersebut mengalami
kesulitan dalam melakukan proses perkembangan pendidikan apakah ada faktor – faktor
yang menghambat seorang siswa untuk melalui proses tersebut. Seorang guru BK
membantu menyelesaikan masalah yang di alami oleh siswanya agar tidak menghambat
proses perkembangan pendidikannya.

3. Dunia kerja
Berbagai masalah dalam dunia kerja menuntut keahlian khusus dari pekerja. Untuk
itu perlu dipersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dan memiliki sikap mental yang tangguh
dalam bekerja. Bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk membantu menyiapkan mental
para pekerja yang tangguh itu.
Fungsi guru BK disini adalah membimbing siswanya untuk menentukan harus
kemana siswanya apakah berkerja atau melanjutkan kuliah. Untuk menyiapkan mental dan
fisik siswa agar mampu menghadapi tututan-tuntutan yang di berikan di dunia pekerjaan
yang akan di hadapinya nanti. Seorang guru BK memberikan informasi-informasi kepada
siswanya tentang dunia kerja nantinya seperti apa agar siswa mempunyai pandangan
terhadap dunia kerja.

4. Perkembangan kota metropolitan/megapolitan


Perkembangan masyarakat telah mengubah pola kehidupan masyarakat terutama di
kota-kota besar yang tahap perkembangannya lebih tinggi dan sangat cepat, pola
kehidupan telah banyak berubah. Kehidupan kolektif menjadi semakin tipis, telah berubah
menjadi kehidupan yang lebih bersifat individualistic, hubungan antar warga semakin
renggang, sibuk dengan urusan masing-masing.
Fungsi guru BK adalah memberikan pehaman tentang perkembangan kota
Metropolitan tentang bagaimana kerasnya kehidupan yang ada di lingkungan sekitar
bagaimana mereka harus menentukan sikap dan juga pergaulan agar mereka tidak
terjerumus di lingkugan yang salah. Karena jika itu terjadi maka hal yang di timbulkan akan
sangat buruk bagi perkembangan anak tersebut. Maka seorang guru BK harus memberikan
pehaman kepada anak tersebut agar mampu menentukan jalan dan sikap yang di ambil
nantinya agar mereka tidak salah pergaulan di lingkungan metropolitan.

5. Seksisme dan rasisme


Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis
kelamin lainnya Sementara rasisme merupakan paham yang mengunggulkan ras yang satu
dari ras yang lainnya.
Fungsi BK disini adalah membimbing siswa agar menghormati tentang perbedaan
bukan sekedar perbedaan gender dan kelamin, mereka juga harus punya rasa toleransi
terhadap perbedaan ras / suku bangsa teman – teman mereka, karena di Indonesia
terdapat berbagai macam suku bangsa dan ras maka dari itu kita harus saling menghormati
satu sama lainnya. Seorang guru BK harus memberikan pengertian tersebut agar siswa tidak
membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Seperti misalnya mirna (orang
madura) berteman dengan alex (flores) mereka saling menghormati antara satu dengan
lainnya dengan mereka tidak mengucilkan perbedaan ras yang terjadi antara mereka.
Mereka tetap berteman dengan akur meskipun berbeda suku

6. Kesehatan mental
Semakin maraknya masalah kesehatan mental seperti gangguan jiwa, banyak orang
yang melakukan percobaan bunuh diri, banyak remaja yang melakukan kriminalitas dan lain
sebagainya. Menyikapi masalah tersebut maka sekolah, lembaga pendidikan lainnya dituntut
untuk menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya
mengembangkan mental yang sehat, dan mencegah serta menyembuhkan mental yang
tidak sehat.
Fungsi BK disini memberikan pengetahuan tentang cara berfikir positif agar siswa
tidak mempunyai pandangan buruk dan akirnya terbawa dan menjadi beban di kemudian
hari. Itulah penyebab siswa mengalami gangguan mental. Jika sudah mengalami hal
tersebut guru BK harus segera menanginya agar tidak bertambah parah, cara menangani
dengan melakukan proses bantuan konseling yang di berikan kepada anak yang mengalami
gangguan mental. Jika masih mampu untuk di tangani oleh seorang guru BK maka akan di
lanjutkan dengan mecari informasi tentang anak tersebut. Jika sudah berada di luar ranah
BK maka seorang guru BK harus segera melakukan reveral kepada orang yang lebih ahli.

7. Perkembangan teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang pesat maka timbul beberapa masalah seperti
penggantian tenaga manusia dengan alat – alat mekanis atau elektronik dan bertambahnya
jenis pekerjaan baru dan jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Hal ini menimbulkan
kebutuhan pada masyarakat untuk meminta bantuan kepada orang lain atau badan yang
berwenang untuk memecahkannya.
Seorang guru BK harus mampu memberikan pehaman tentang perkembangan
teknologi, di era globalisasi saat ini persaingan akan sangat ketat bukan hanya dari sesama
manusia saja, ini juga timbul karena adanya kemajuan zaman yakni kemajuan teknologi
yang semakin pesat hal ini sangat berpengaruh kepada seluruh aspek. Mulai dari lapangan
pekerjaan yang semakin menipis dan juga pengaruh terhadap perkembangan moral anak
nantinya. Maka guru BK harus melakukan pembentengan agar siswanya tidak terpengaruh
oleh perkembangan teknologi, sebaiknya teknologi tidak digunakan untuk kegiatan yang
negatif.

8. Kondisi moral dan keagamaan


Kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinan masing – masing individu
menyebabkan seseorang individu berpikir dan menilai setiap agama yang dianutnya. Fungsi
guru BK disini memberi pengertian kepada siswa tentang keyakinannya tentang agama yang
di anut olehnya adalah agama yang benar. Karena di setiap ajaran agama mengarjakan kita
ke hal mengarah ke bidang yang positif tidak ada agama yang menyuruh kita untuk berbuat
negatif. Maka dari itu guru BK harus memberikan pemahaman kepada siswa tentang moral
yang ada dengan agama yang mereka yakini, agar siswa tidak salah persepsi tehadap
agama yang mereka anut atau yakini.

9. Kondisi sosial ekonomi


Perbedaan yang besar dalam faktor ekonomi diantara anggota kelompok campuran
menimbulkan masalah yang cukup berat terutama dirasakan oleh individu yang berasal dari
golongan ekonomi lemah. Untuk menanggulangi masalah ini memerlukan bimbingan baik
bagi mereka yang berasal dari ekonomi lemah maupun dari golongan yang sebaliknya.
Fungsi guru BK disini membantu memberi pemahaman terhadap peserta didik atau
siswa agar lebih memahami dalam kondisi sosial ekonominya.
Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan
memang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan
konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan. Demikianlah, proses bimbingan dan
konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat
normatif. Tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang
program-program pendidikan secara menyeluruh.

1. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu : Bimbingan Merupakan Bentuk


Upaya Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya membudayakan manusia muda. Upaya
pembudayaan ini meliputi pada garis besarnya penyiapan manusia muda menguasai alam
lingkungannya, memahami dan melaksanakan nilai-nilai dan norma yang berlaku,
melakukan peranan yang sesuai, menyelenggarakan kehidupan yang layak, dan meneruskan
kehidupan generasi orang tua mereka.
Tujuan bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah agar klien-klien lebih mantap
dalam keberagamannya, berbudi luhur, berpengetahuan dan berketerampilan yang
memadai sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan pengembangan dirinya, sehat jasmani
dan rohaninya, mandiri serta memiliki tanggungjawab sosial kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan-tujuan tersebut pada prakteknya disinkronisasikan dengan
permasalahan yang dihadapi oleh klien pada saat pelayanan bimbingan dan konseling
diberikan.

2. Pendidikan sebagai Inti Proses Bimbingan Konseling


Pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan bahwa bimbingan dan konseling adalah
proses yang berorientasi pada belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri;
belajar untuk mengembangkan dan menerapkan secara efektif sebagai pemahaman..(dalam
Belkin,1975). Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari
keterampilan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku,
tindakan,serta sikap-sikap baru. Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang
baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang. Pelayanan
bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma – norma yang berlaku, baik isinya,
prosesnya, tekiknya, maupun instrumentasi yang dipergunkannya. Pelayanan yang tidak
normatif, bukanlah pelayanan bimbingan dan konseling. Sifat normatif merupakan kondisi
inheren pada ilmu pendidikan.

3. Pendidikan Lebih Lanjut Sebagai Inti Tujuan Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus (jangka pedek) dan tujuan
umum (jangka panjang). Dengan ungkapan lain, Crow & Crow (1990) menyatakan bahwa
tujuan khusus yang segera hendak dicapai (jangka pendek) dalam pelayanan bimbingan dan
konseling ialah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,
sedangkan tujuan akhir (jangka panjang) ialah bimbingan diri sendiri. Bimbingan diri sendiri
itu dicapai hendaknya tidak melalui bimbingan yang berkelanjutan, melainkan bimbingan-
bimbingan yang telah diberikan terdahulu hendaknya dapat mengembangkan kemampuan
klien untuk mengatasi masalah-masalahnya sendiri dan memperkembangkan diri sendiri
tanpa bantuan pelayanan bimbingan dan konseling lagi.
Tujuan bimbingan dan konseling, di samping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan,
juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena
program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan
individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan dan karier.

4. Hakikat pendidikan sebagai usaha sadar mengembangkan kepribadian


Pendidikan disini sebagai usaha yang sadar untuk membentuk kepribadian siswa,
jadi sebagai pendidik dan pembimbing harus memberikan pendidikan yang berkarakter
sehingga dapat membentuk kepribadian siswa yang baik untuk masa depan siswanya.

5. Pendidikan berkembang secara dinamis


Pendidikan selalu berkembang mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman, dalam
pendidikan misalnya kurikulum semakin berubah dari pediode ke periode selanjutnya,
kurikulum semakin diperbaiki untuk membentuk karakter peserta didik yang berwawasan
luas dan proses pembelajaran siswa dituntut aktif dan mencari referensi dari buku lain
bukan dari satu orang pengajar saja.

6. Guru tidak hanya sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik


Pendidik suatu proses yang dilakukan orang lain yang memberikan pengajaran,
pengetahuan, keterampilan yang diturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, lingkup prosesnya dari individu yang tidak mempunyai pengetahuan
menjadi individu yang mempunyai pengetahuan, lebih mengutamakan pembentukan
kepribadian (sikap, dan nilai). Pengajar suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing dan mengarahkan peserta didik atau siswa untuk memiliki pengalaman
belajar, lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Jadi guru
tidak hanya sebagai orang yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan saja, tetapi guru
juga harus mendidik siswa untuk membentuk kepribadian siswa berdasarkan nilai yang
dianut dalam lingkungannya.

Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi
pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteris pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan
lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang
satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan
tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
1. Perkembangan individu individu
Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dan dalam maupun dan
luar. Dan dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan, dan dan luar dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika faktor-faktor tersebut faktor
tersebut dapat saling melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada
asuhan yang terarah. Asuhan dalam perkembangan dengan melalui proses belajar sering
disebut pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental
task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas setiap periode
tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang gas perkembangan yang harus
diselesaikan. Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas m menyelesaikan tugas-
tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian
dirinya di dalam masyarakat. dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan
konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas dibantu agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembang tugas perkembangannya dengan baik.

2. Dilihat dari proses dan fase perkembangannya


Para siswa berada fase masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai
perubahan menuju kearah tercapainya kematangan dlm berbagai aspek seperti biologis,
intelektual, emosional, sikap, nilai, dsb. Para siswa yg berada pada masa transisi di akhir
masa anak Para siswa yg berada pada masa transisi di akhir masa anak-anak dan memasuki
masa remaja sbg persiapan memasuki dunia dewasa. Dlm situasi ini siswa akan mengalami
berbagai guncangan yang akan mempengaruhi seluruh pola perilakunya, dan secara
langsung atau tdk langsung mempengaruhi proses belajarnya. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan komponen pendidikan yg dapat membantu para siswa dlm proses
perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip dengan
prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yan prinsipnya akan merupakan kebutuhan
yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Masalah Perbedaan Individu


Keunikan dan individu mengandung anti bahwa tidak ada dua orang individu yang
sama persis di dalam aspek yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya aspek
pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Individu yang satu berbeda dan
individu yang lainnya. Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor
pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.
Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu meskipun dengan
lingkungan sama. Dan sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya
perbedaan individu meskipun pembawaannya sama. Di sekolah seringkali tampak masalah
perbedaan individu ini, misalnya ada siswa yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar,
ada yang cerdas, dan ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan sebagainya. Kenyataan
ini akan membawa konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut
bahan pelajaran, metode mengajar, alat menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar,
alat-alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain.
Di samping itu, perbedaan perbedaan ini seringkali banyak menimbulkan masalah
menimbulkan masalah-masalah baik bagi siswa sendiri maupun bagi ndiri maupun bagi
lingkungan. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan
dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya. Hal ini disebabkan program pendidikan
memberikan pelayanan atas dasar ukuran pada umumnya atau rata-rata.
Mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang
optimal dan setiap individu, maka masalah individu ini perlu mendapat perhatian dalam
pelayanan pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam
masalah siswa dalam masalah-masalah sehubungan dengan perbedaan masalah
sehubungan dengan perbedaan individu. Dengan kata lain individu. Dengan kata lain
sekolah hendaknya memberikan memberikan pelayanan kepada para siswa secara invidual
sesuai dengan keunikan masing keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa secara
individual dapat diselenggarakan melalui program bimbingan dan konseling. Dengan
demikian keunikan diri masing-masing siswa itu masing siswa itu tidak banyak menimbulkan
masalah yang menghambat mereka dalam seluruh proses pendidikan.

4. Masalah Kebutuhan Individu


Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah
laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini
sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungan.
Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara
dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan
perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal
tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan- kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam
memberikan bantuan yang sebaik bantuan yang sebaikbaiknya dalam usaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan
ini akan banyak menimbulkan masalah masalah-masalah bagi dirinya. masalah bagi dirinya.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu
kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Beberapa diantara kebutuhan Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus
kita perhatikan ialah kebutuhan: • 1) memperoleh kasih sayang; • 2) memperoleh harga
diri; • 3) untuk memperoleh pengharapan yang sama; • 4) ingin dikenal; • 5) memperoleh
prestasi dan posisi; • 6) untuk dibutuhkan orang lain; • 7) merasa bagian dari kelompok; •
8) rasa aman dan perlindungan diri; • 9) untuk memperoleh kemerdekaan diri.

5. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku


Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pernenuhan kebutuhan.
Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara
individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak
wajar. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu harus dapat
menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungan,
disebut sebagai proses penyesuaian diri.
Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan
sekolah, rumah masyarakat. Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan
berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau
kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik. Dan
sebaliknya jika individu gagal dalani proses penyesuaian diri tersebut, disebut “maladjusted”.
Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala dan terhindar dan
timbulnya gejala-gejala salah suai. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu
lingkungan yang memberikan kemudahan suatu lingkungan yang memberikan
kemudahankemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
Di atas telah dikatakan bahwa jika individu gagal dalam memperoleh penyesuaian
diri, maka ia akan sampai pada suatu situasi salah suaiGejala-gejala salah gejala salah suai
ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau yang sering
disebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku. Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering
tampak seperti tingkah laku agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, haus perhatian,
mencuri dan sebagainya.
Gejala-gejala semacam itu seringkali banyak gejala semacam itu seringkali banyak
menimbulkan berbagai masalah. Tentu saja hal itu tidak dapat dibiarkan terus, karena akan
banyak mengganggu baik bagi individu itu sendiri maupun bagi lingkungan. Mereka yang
menunjukkan gejala Mereka yang menunjukkan gejala-gejala kelainan gejala kelainan
tingkah laku mempunyai kecenderungan untuk gagal dalam proses pendidikannya. Oleh
karena itu diperlukan adanya suatu usaha nyata untuk menanggulangi gejala
menanggulangi gejala-gejala tersebut. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling
memberikan peranan yang cukup penting.
Landasan Filosofis
Filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu bahwa :
1. Setiap manusia harus mengambil keputusan atau tindakan,
2. Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri
3. Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan
4. Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.
Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala pemikiran
yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat tentang prinsip-prinsip filosofis
dalam bimbingan sebagai berikut:
1. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri
individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
2. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan
3. Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak klien
4. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental
5. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya
6. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat individualisasi dan
sosialisasi

Hakikat Manusia Dalam Landasan Filosofis Bimbingan Konseling


Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan
pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha
mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan
dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat
modern dan bahkan filsafat post-modern.
Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan
tentang hakikat manusia sebagai berikut :
1. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
3. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya
sendiri khususnya melalui pendidikan.
4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.
5. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.
6. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
7. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
8. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat
pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu
adan akan menjadi apa manusia itu.
9. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan
untuk melakukan sesuatu. Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap
upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang
manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus
mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan
berbagai dimensinya.
Tugas dan Tujuan Kehidupan Manusia ciri-ciri kehidupan manusia ditandai dengan 5
kategori, yaitu:
1. Spiritualitas : agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.
2. Pengaturan diri : seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat
ciri-ciri rasa diri berguna, pengendalian diri, pandangan realistik, spontanitas dan
kepekaan emosional, kemampuan rekayasa intelektual, pemecahan masalah, kreatif,
kemampuan berhumor dan, kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
3. Bekerja untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
4. Persahabatan : persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu dukungan
emosional, dukungan material, dan dukungan informasi
5. Cinta : menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan
tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia. Paparan tentang
hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi kepada
layanan bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai