GLOBALISASI
1. Permasalahan
Pada era globalisasi ini pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia
terutama bagi siswa sekolah. Pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan dari berbagai
pendidikan khususnya sains, karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan
kecerdasan suatu bangsa. Pendidikan juga penting untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu Negara.
Guru dalam hal ini berperan sebagai tenaga pendidik harus bisa merancang kompetensi
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Untuk dapat merancang kompetensi yang dapat
dikuasai oleh siswa, maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Seorang guru dikatakan
berkualitas apabila guru tersebut telah memenuhi kompetensi pengajar. Keterampilan dasar
mengajar yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi,keterampilan menjelaskan, keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas,serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Akan tetapi selama ini pendidikan yang dilakukan masih banyak berpusat pada guru atau
masih banyak menggunakan metode ceramah saja.
Adapun masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekolah, masalah sosial di lingkungan
sekolah ini dapat diartikan sebagai berbagai macam permasalahan yang muncul pada siswa
maupun guru. Contohnya seperti :
a. Pelanggaran Tata Tertib sekolah
Siswa yang melanggar tata tertib biasanya cenderung menyepelekan aturan atau merasa
ditekan oleh peraturan tersebut. Contoh pelanggaran tatatertib yang sering terjadi adalah,
terlambat masuk kelas dan tidak memakai seragam sesuai dengan ketentuan sekolah.
b. Menyontek saat ulangan
Menyontek adalah bentuk kecurangan yang dilakukan siswa terhadap guru, selain itu
siswa yang menyontek memiliki sifat yang tidak jujur. Jika sifat tidak jujur dan curang ini
dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat maka bisa merugikan siswa itu sendiri.
c. Bullying atau perundungan
Banyak aksi bullying yang dilakukan oleh siswa kepada teman mereka sendiri, dan tidak
jarang bullying atau perundunangan tersebut membuat korban menjadi depresi dan
mengalami gangguan jiwa. Dan hal ini harus ditangani dengan cepat dan tepat agar bisa
menjadikan lingkungan sekolah menjadi nyaman untuk belajar.
d. Perkelahian atau tawuran
Selain masalah bullying atau perundungan, hal yang tidak kalah seius adalah perkelahian
antar siswa. Bahkan kadangkala perkelahian yang terjadi antar siswa menjadi awal dari
terjadinya tawuran antar sekolah. Peristiwa tawuran antar sekolah sebahkan sering membawa
korban yang tidak bersalah.
3. Kesimpulan
Menurut Sukmadinata (2007: 93-94) dalam perkembangannya anak memiliki sejumlah
kebutuhan, baik kebutuhan fisik, intelektual, sosial, maupun afektif, berikut penjelasannya :
Kebutuhan fisik berkenaan dengan kebugaran dan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan
pangan dan minum, sandang atau pakaian, dan papan atau perumahan. Kebutuhan intelektual
adalah kebutuhan yang berkenaan dengan pengembangan segi-segi intelektual. Bagi
perkembangan segi-segi intelektualnya para peserta didik membutuhkan dukungan proses
belajar, lingkungan sosial dan fasilitas yang kondusif. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan
akan terciptanya hubungan yang sehat dengan orang lain, baik dengan teman-temannya
disekolah,luar sekolah, dengan guru, orang tua, saudara, maupun warga masyarakat lainnya.
Salah satu permasalahan yang sering dialami siswa adalah mengenai penerimaan mereka
yang negatif terhadap diri sendiri baik fisik maupun psikis. Penerimaan negatif tersebut dapat
berdampak tidak bagus terhadap perkembangan pribadi, dan aktualisasi potensi remaja.
Powell (Purwanto, 2011: 27) bahwa penerimaan diri yang rendah dapat dikatakan sebagai
akar penyebab mengapa seseorang tidak dapat berprestasi secara maksimal, kurang berani
dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan orang lain, serta ragu dalam mengambil
keputusan.
4. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan, terlebih pada sisi pemerintah yakni pemerintah harus lebih
peduli terhadap masalah pendidikan yang ada di indonesia dengan menangani dengan serius
masalah pendidikan, baik yang ada di pusat kota maupun yang jauh dari pusat kota atau
pelosok negeri indonesia, terutama dikawasan 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan), serta
pemberian alokasi dana untuk pendidikan pada daerah yang lebih merata. Solusi lainnya
adalah dengan mengubah sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Dimana
sistem pendidikan ini sngat berkaitan dengan sistem ekonomi.
Dan yang selanjutnya dengan cara mengajarkan siswa untuk mempunyai keterampilan
berpikir kritis, Untuk mengajarkan siswa untuk berpikir kritis bisa menggunakan model
pembelajaran seperti berikut :
a. Pembelajaran berbasis masalah
b. Pembelajaran kontekstual
c. Siklus belajar
d. Model pembelajaran sains-teknologi-masyarakat
Model siklus belajar (learning cycle model) merupakan suatu strategi pembelajaran yang
berbasis pada paham konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar nahwa
“pengetahuan dibangun di dalam pikiran pembelajar”.
DAFTAR PUSTAKA