Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BK DI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


“ Mengintervarisirkan Masalah masalah yang ada di SMA “
DOSEN :
DOMINICUS TINUS
HANS FRANS PONTORORING

OLEH :
KELOMPOK 3
Apriliya Wein Tandiara 18102012
Anggia Patabang 18102018
Chindy Yanarisa BR Sembiring 18102010
Sefrida BR Sitepu 18102004
Listra Septiana Silalahi 18102001
Seplin Israel Sasube 18102016
Risma 18102002
Petra Warouw 18102022
Faisal 13102012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………..……………………………….

A. MASALAH SOSIAL ………………………………………………………

B. MASALAH INDIVIDU ……………………………………………………

C. MASALAH KARIR ……………………………………………………….

D. MASALAH BELAJAR ……………………………………………………


Mengintervarisirkan Masalah masalah yang ada di SMA

A. Masalah Sosial
Masalah yang timbul bertalian dengan pekembangan perilaku sosial, moralitas
dan keagamaan, misalnya keterikatan hidup dengan gang yang tidak terbimbing
mudah menimbulkan kenakalan remaja, konflik dengan orang tua, dan melakukan
perbuatan yang justru bertentangan dengan norma masyarakat dan agama. Pada saat
remaja awal berjuang untuk memantapkan identitas pribadi yang bebas dan anak
memasuki remaja,perubahan-perubahan pada hakikat persahabatan juga terjadi. Pada
umumnya, jumlah waktu yang dihabiskanbersama teman-teman meningkat secara
tajam; remaja menghabiskan waktu lebih banyak waktu dengan temansebaya daripada
dengan anggota keluarga atau dengan diri mereka sendiri.
Berikut masalah-masalah yang sering terjadi di anak SMA
1. Merokok
Kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan
didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat
tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya. Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan lagi bahwa penyebab seorang
remaja menjadi perokok  dapat dipengaruhi oleh keinginan dari diri pribadinya sendiri
tetapi dapat  juga di pengaruhi oleh faktor – faktor luar
2. Penyimpangan seks

Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar
mereka tidak “kuper” dan “jomblo” yang biasanya jadi anak mama. “Banyak teman
maka banyak pengetahuan”. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang
kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi,
dan tentu saja ada yang bersikap terpuji, benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan
bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang
menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika.
Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri
remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu
pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks.

3. Penyalahgunaan Narkoba dan Minuman Keras

4. Pertengkaran dengan Orang Tua/ Broken Home

B. Masalah Individu
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dan
keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasehat-nasehat bagus yang
tinggal hanya kata-kata indah

2.  Sikap Apatis  
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat
yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di
dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

 3.  Kecemasan dan kurangnya harga diri


Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.Banyak kaum
muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu
kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

4.   Ketidakmampuan untuk melibatkan diri


Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir
ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun
efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat.Persahabatan
dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

5.   Perasaan tidak berdaya


Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin
menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak
mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk berpikir tentang
keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan
pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai
baik atau ijazah

6.   Pemujaan akan pengalaman


Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras,
obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan hanya mencoba-coba.Lingkungan
pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang
pengalaman.
Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain:
a.   Anak-anak muda yang berasal dan golongan orang kaya yang biasanya memakain
pakaian yang mewah, hidup hura-hura dengan pergi ke diskotik merupakan gaya
hidup mewah yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.
b. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat
masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
c.   Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota
dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para
pemuda belasan tahun.
d. Membentuk kelompok (genk-genk) remaja yang tingkah lakunya sangat
menyimpang dengan norma yang berlaku di masyarakat, seperti tawuran antar
kelompok.

C. Masalah Karir
1. SMA
Pelajar di sekolah menengah atas akan sampai pada tingkat kematangan karir
yang berbeda (lancar atau tidak lancar), maka  aktivitas bimbingan karier harus
memiliki penekanan yaitu: mendorong perkembangan karier, menyediakan
perlakuan, dan membantu penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar
ketingkat pendidikan selanjutnya atau kehidupan pekerjaan).
Kegiatan bimbingan karier pada sekolah menengah harus bisa mengantar
setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan
karier, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan
dan rencana yang akan di tetapkan. Penekanan penekanan utama dalam aktivitas
aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada
intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang
independent, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan. Masalah bimbingan
karier di SLTA:
1.   Tidak mampu menganalisis kompetensi pribadi yang dimiliki dengan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan
mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan bila di
perlukan
2. Kurang memiliki tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi-
konsekuensinya.
3.   Tidak siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan
dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif,
atau dengan latihan-latihan dalam jabatan.
4.  Tidak siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan
dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan
lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi,perdagangan, atau perusahaan)
5. Tidak mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan
dengan penggunaan efektif waktu luang.
6.  Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak
masuk dunia kerja
7.  Ragu-ragu apakah sekolah atau jurusan yang dipilih sudah tepat atau belum

2. SMK
Posisi layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu siswa
menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap
eksplorasi.  Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari
dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Tujuan bimbingan karier
di SMK adalah untuk  membantu atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa).
Berikut pemaparan mengenai permasalahan karir pada siswa SMK :
1) Kurangnya pemahaman tentang dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat,
sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan
dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat
dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai potensi dasar yang
dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk memahami
potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil keputusan
yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.
2) Kurangnya kesadaran nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya, sehingga
menumbuhkan sikap negatif terhadap dunia kerja. Sikap negatif berarti bahwa
individu tidak mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun dan tidak sesuai
dengan norma agama yang dianutnya
3) Kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan pekerjaan yang berhubungan
dengan potensi dirinya serta pemahaman jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan
yang diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu.
Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu terdorong untuk
membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
4) Tidak dapat menemukan dan mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan
oleh faktor diri dan lingkungannya.
5) Tidak mampu merencanakan masa depan, yaitu tadak mampu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.
6) Tidak mampu membentuk pola-pola karier yang berhubungan dengan
kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila seorang siswa bercita-cita menjadi
pemandu wisata, dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-
kegiatan yang relevan dengan karier kepariwisataan.
7) Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja
8) Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk
dunia kerja
9) Ragu-ragu apakah sekolah atau jurusan yang dipilih sudah tepat atau belum
10) Takut akan mengalami kegagalan dalam memilih pekerjaan
11) Keadaan tubuh yang kurang cocok dengan pekerjaan yang diinginkan

D. Masalah Belajar

1. Menganggap sulit pelajaran eksak seperti matematika, fisika, kimia dan doktrin itu
sudah cukup mengakar bagi sebagian siswa, walaupun ia mengambil jurusan IPA
2. Siswa kesulitan dalam memahami bacaan pada buku mata pelajaran dengan ukuran
buku yang cukup tebal
3. Siswa mengalami cemas dan gugup ketika berbicara didepan kelas
4. Siswa takut bertanya pada guru tentang pelajaran yang tidak dimengertinya dan lebih
suka bertanya kepada temannya
5. Siswa belum dapat mengatur waktu belajar yang efektif
6. Siswa tidak dapat meringkas buku bacaan karena tidak mampu menggunakan teknik
menyimpulkan materi pada setiap buku pelajaran
7. Kurangnya keterampilan mengingat, konsentrasi, dan ketahanan belajar
8. Siswa tidak mampu menyelesaikan ugasnya tepat waktu dan tugas yang dikumpul
tidak dibuat kopiannya sebagai bahan ujian
9. Tidak mengulangi kembali materi yang diberikan guru sebagai persiapan
penyelesaian tugas
10. Kurangnya motivasi dan perhatian dari orang tua tentang minat belajar anak
11. Kurangnya keprofseonalan guru dalam mengajar
12. Kurangnya sarana dan prasarana bahan ajar untuk keberlangsungan proses belajar
mengajar
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/110581576/Masalah-Masalah-Sosial-Pada-

Anak-Usia-Smp-Dan-Sma

https://www.academia.edu/32522449/Masalah_Belajar_pada_Siswa_SMA

http://umifdl.blogspot.com/2015/07/normal-0-false-false-in-x-none-x.html?

m=1

https://www.zenius.net/blog/7278/masalah-belajar-tips-solusi

http://bimbingankariersma.blogspot.com/2015/10/permasalahan-karier-

anak-sma.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai