Anda di halaman 1dari 145

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan nasional merupakan salah satu prioritas


dalam pembangunan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan daya saing
bangsa di era globalisasi. Salah satu kebijakan strategis peningkatan mutu
pendidikan nasional yang dikembangkan adalah peningkatan mutu sekolah dan
peningkatan mutu kinerja kepala sekolah. Dewasa ini kemampuan dan kinerja
kepala sekolah di berbagai jenjang dan jenis satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sangat variatif, tergantung kepada
kemampuan dan komitmen masing-masing individu kepala sekolah. Secara
konseptual, diyakini bahwa peningkatan mutu sekolah sangat tergantung kepada
kemampuan dan kinerja kepala sekolah sebagai pemimpin dan penanggung
jawab pendidikan di tingkat sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah
merupakan “faktor kunci” dalam upaya mewujudkan sekolah yang bermutu tinggi
dan kompetitif pada tingkat nasional maupun global.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
merupakan landasan operasional peningkatan mutu sekolah dan kinerja kepala
sekolah. SNP merupakan landasan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
SNP mencakup Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Standarstandar tersebut merupakan acuan dan kriteria dalam menetapkan
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan nasional pada tingkat satuan
pendidikan.
Penerapan standar nasional pendidikan merupakan serangkaian proses
untuk memenuhi tuntutan pendidikan nasional yang bermutu tinggi dan berdaya
saing global. Pelaksanaan penerapann SNP diatur secara bertahap, terencana,

2
9
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Dalam proses pemenuhan standar tersebut diperlukan
sejumlah indikator pencapaian untuk mempermudah dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, termasuk satuan
pendidikan khusus.
Kegiatan operasional pendidikan khusus berada pada satuan pendidikan
khusus (meliputi: Taman Kanak-Kanak Luar Biasa disingkat TKLB, Sekolah Dasar
Luar Biasa disingkat SDLB, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa disingkat
SMPLB, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa disingkat SMALB) atau Sekolah
Luar Biasa (SLB) yang menyelenggarakan pendidikan khusus secara terintegrasi
antar jenjang dan/atau antar jenis kelainan (kekhususan/ketunaan). Dengan
demikian, dalam satu SLB dapat terdiri dari jenjang pendidikan dasar (satuan
pendidikan SDLB dan SMPLB), jenjang pendidikan menengah (SMALB), dan
pendidikan anak usia dini (TKLB), serta terdiri dari beberapa jenis kekhususan
(tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis).
Kondisi penyelenggaraan pendidikan khusus yang terintegrasi tersebut
akan mempengaruhi sistem pengelolaannya, antara lain dalam aspek penyusunan
visi, misi, dan tujuan sekolah berdasarkan satuan pendidikan yang
diselenggarakannya, sehingga dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah Jangka
Menengah (RKSJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) harus mengakomodasi program dari beberapa satuan
pendidikan dan jenis kekhususan yang diselenggarakannya. Demikian pula, dalam
penyusunan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka satu
SLB dapat terdiri dari beberapa KTSP, yaitu KTSP TKLB, KTSP SDLB, KTSP
SMPLB, dan KTSP SMALB. Oleh karena itu, dalam pengelolaan sarana dan
prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, dan pembiayaan di SLB harus bisa
dimanfaatkan bersama untuk memenuhi kebutuhan setiap satuan pendidikan
yang ada di SLB yang bersangkutan.
Sekolah Luar Biasa (SLB) dipimpin oleh Kepala Sekolah (Kepala SLB) yang
memiliki peran strategis dalam meningkatkan profesionalitas guru dan tenaga
kependidikan, dan mutu pendidikan di sekolah secara komprehensif. Secara ideal,

2
8
Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan
harus mampu: 1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat
dengan penuh semangat dan percaya diri kepada para pendidik (guru), tenaga
kependidikan (tenaga administrasi sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, tenaga
laboratorium sekolah, dan tenaga layanan khusus lainnya) yang bisa disebut staf,
dan peserta didik berkebutuhan khusus dalam melaksanakan posisinya masing-
masing; 2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para
peserta didik berkebutuhan khusus, serta memberikan dorongan, memacu dan
berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan
mewujudkan sekolah yang bermutu tinggi dan kompetitif.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya tersebut di atas, maka Kepala SLB harus:
1. memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolahnya;
2. memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan
kepada para pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kemampuan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang tujuan
sekolah;
3. memiliki hubungan sangat erat dengan berbagai pihak yang terkait dengan
upaya peningkatan mutu sekolah yang mendukung keterlaksanaan seluruh
program sekolah dan produktivitas sekolah;
4. melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
pendidik dan tenaga pendidikan;
5. mampu memberikan petunjuk dan pengarahan, meningkatkan kemampuan
pendidik dan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan
mendelegasikan tugas secara proporsional;
6. memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif;

2
9
7. memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para
pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya;

8. menjadi figur teladan yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan maupun peserta didik;
9. Menjadi mediator logis dan harmonis dalam pemecahan permasalahan yang
terjadi di sekolah baik permasalahan antara warga sekolah maupun dengan
pihak luar;
Untuk melaksanakan tugas pokoknya secara efektif dan efisien, kepala
sekolah memerlukan panduan kerja. Panduan kerja kepala sekolah ini
memberikan arah dan rambu-rambu kepada kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas pokoknya dan mempermudah kepala sekolah dalam mempersiapkan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan di sekolahnya. Panduan kerja kepala
sekolah ini menjadi acuan penilaian kinerja kepala sekolah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat 4. Berdasarkan
pemikiran tersebut di atas, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
melalui Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah, memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja kepala sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui penyusunan Panduan Kerja
Kepala Sekolah Pendidikan Khusus (Satuan Pendidikan Khusus TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB).

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2
8
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor19 Tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
10. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang

2
9
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB);
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan;
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
24. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program
Induksi bagi Guru Pemula;
26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

2
8
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
33. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan Panduan Kerja Kepala SLB:


1. Menyediakan panduan/petunjuk teknis bagi Kepala SLB dalam
melaksanakan tugas pokoknya secara lebih terarah, efektif dan efisien;
2. mempermudah Kepala SLB dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembinaan dan penilaian kinerja guru dan tenaga kependidikan yang ada di
sekolahnya;
3. memberikan acuan bagi pengawas sekolah dan dinas pendidikan setempat
dalam penilaian kinerja kepala SLB dan pembinaan kepala SLB secara
berkelanjutan.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan adanya Panduan Kerja Kepala Sekolah


Pendidikan Khusus adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi Kepala SLB dalam melaksanakan tugas pokoknya secara lebih
terarah, efektif dan efisien;
2. Memfasilitasi Kepala SLB dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembinaan dan penilaian terhadap guru dan tenaga kependidikan yang ada di
sekolahnya;
3. Memandu pengawas sekolah dan dinas pendidikan setempat dalam penilaian
kinerja kepala sekolah dan pembinaan kepala sekolah secara berkelanjutan.

2
9
E. Tugas Pokok Kepala Sekolah

Tugas pokok kepala sekolah dalam usaha mengembangkan Sekolah Luar


Biasa (SLB) adalah bagaimana upaya kepala sekolah dalam:
1. Menyusun dan atau merevisi visi, misi dan tujuan sekolah
2. Menyusun struktur organisasi sekolah
3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT)
4. Menyusun Peraturan Sekolah
5. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Panduan Kerja Kepala Sekolah Pendidikan Khusus ini


meliputi identifikasi tugas pokok dan fungsi Kepala SLB dalam mengembangkan
sekolah; meningkatan mutu sekolah berdasarkan penerapan 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan (SNP); pengembangan kepemimpinan kepala sekolah,
pengembangan pendidikan karakter, dan pengembangan kewirausahaan; serta
pelaksanaan pengawasan pembelajaran melalui supervisi akademik dan
peningkatan profesionalitas kepala sekolah. Dalam uraian setiap sub topik yang
dibahas disertai dengan penjelasan langkah-langkah prosedur operasional dan
dilengkapi dengan instrumen atau perangkat instrumen yang diperlukan untuk
setiap kegiatan.

2
8
BAB II TUGAS POKOK KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN
SEKOLAH
A. Perencanaan
Pengembangan sekolah perlu direncanakan dengan baik. Langkah-langkah
perencanaan pengembangan sekolah dapat dimulai dari mengenali lingkungan
sekolah dengan melakukan analisis lingkungan sekolah. Hasil dari analisis
lingkungan sekolah digunakan untuk menyusun visi, misi dan tujuan sekolah.
Selanjutnya, visi, misi dan tujuan sekolah dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) termasuk di
dalamnya Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Kepala sekolah
dalam menyusun perencanaan pengembangan sekolah dapat mengikuti alur
kegiatan seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini.

2
9
Gambar 2.1 Alur Kegiatan Perencanaan Pengembangan Sekolah
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam
penyusunan Perencanaan Pengembangan Sekolah sesuai dengan diagram alur
2.1, di atas adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah melakukan analisis lingkungan dengan menggunakan metoda
analisis dengan membandingkan antara kondisi nyata pendidikan di sekolah
dengan pendidikan yang diharapkan (kondisi ideal). Kepala sekolah dapat
menggunakan metoda analisis, seperti SWOT, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) atau
teknik atau metode analisis yang lainnya;
2. Indikator yang menjadi bahan yang dianalisis adalah Standar Nasional
Pendidikan (SNP);

2
8
3. Hasil analisis akan menemukan kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi
ideal atau kondisi yang diharapkan. Kesenjangan pada setiap indikator akan
menjadi bahan rujukan dalam penyusunan perencanaan pengembangan sekolah;
4. Program pengembangan sekolah yang terdeteksi dari kesenjangan dapat
dikelompokkan berdasarkan skala prioritas.
5. Skala prioritas pengembangan sekolah dituangkan kedalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM).
6. RKJM dapat diuraikan secara operasional kedalam Rencana Kerja Tahunan (RKT)
7. RKT dilengkapi dengan pembiayaan sehingga menjadi Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
8. Untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan dan hasil dari berbagai
program pengembangan sekolah yang direncanakan harus dilakukan
pemantauan, pengawasan dan evaluasi. Hasilnya dapat dijadikan sebagai rujukan
untuk menindaklanjuti program pengembangan sekolah selanjutnya.
Langkah-langkah melakukan analisis lingkungan sekolah, menyusun visi, misi
dan tujuan sekolah, RKJM dan RKT adalah sebagai berikut:

1. Analisis Lingkungan Sekolah

Pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah


ditentukan dengan cara melakukan analisis lingkungan yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara, di antaranya melalui evaluasi program sekolah yang
sudah dilaksanakan tahun sebelumnya. Beberapa perangkat yang biasa
dipergunakan dalam melakukan analisis lingkungan sekolah, antara lain;
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang dapat dilihat pada lampiran 2.1.1 s.d 2.1.3,
analisis SWOT, analisis kesenjangan, dan analisis konteks dapat dilihat pada
lampiran 2.2 s.d 2.4.

a. Evaluasi Diri Sekolah

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah proses evaluasi bersifat internal


yang melibatkan pemangku kepentingan pendidikan untuk melihat
kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya digunakan sebagai

2
9
dasar penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah dan sebagai masukan
bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota dan
pemangku kepentingan lainnya. EDS merupakan bagian dari pemetaan
mutu sekolah. Peta mutu ini memberikan data awal pencapaian standar
SPM atau SNP. Tujuan pelaksanaan EDS adalah untuk : 1) menilai kinerja
sekolah berdasarkan SPM dan SNP, mengetahui tahapan
pengembangan dalam pencapaian SPM dan SNP sebagai dasar
peningkatan mutu pendidikan; dan 2) dijadikan dasar menyusun
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana Kerja Sekolah
(RKS) sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian implementasi SPM
dan SNP.

b. Langkah Kerja dalam Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah

Langkah-langkah kerja yang dilakukan kepala sekolah dalam


melakukan Evaluasi Diri Sekolah ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Langkah Kerja Penyusunan EDS


Komponen Langkah Kerja Perangkat
Pra Evaluasi Diri 1. Membagi guru 1. Notulen rapat.
Sekolah (EDS) berdasarkan isntrumen 2. Daftar hadir.
EDS.
3. Instrumen EDS.
2. Penjelasan pengisian
4. Hasil instrumen
instrumen EDS baik
EDS.
manual maupun digital.
Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Penyebaran istrumen kepada
guru, komite sekolah, siswa,
Tenaga Administrasi, orang
tua siswa.
4. Mengisi instrumen EDS.
5. Mengumpulkan instrumen
EDS yang telah diisi.
Menyusun 1. Membentuk Tim 1. Notula Rapat.
Evaluasi Diri Pengembang Sekolah (TPS) 2. Daftar Hadir.
Sekolah (EDS) yang terdiri dari unsur
3. Instrumen EDS .
Kepala sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Guru, 4. Instrumen EDS
Tenaga Administrasi, Komite hasil kajian.
Sekolah, Orang Tua dan para 5. Instrumen EDS
pemangku kepentingan hasil

2
8
pendidikan lainnya. pengembangan.
2. Membagi tugas TPS sesuai
dengan bidangnya :
a. TPS melakukan analisis
berdasarkan instrumen;
b. TPS membuat
rekomendasi
Rencana Tindak Lanjut
(RTL) berdasarkan hasil
pengisian instrumen EDS.
c. Penggunaan Instrumen EDS

Instrumen EDS yang digunakan dalam pembelajaran ini diberikan


dalam bentuk excel. Instrumen ini telah dikonstruksi sedemikian rupa
agar sekolah atau Tim Pengembang Sekolah (TPS) dapat
menggunakannya dengan mudah. Data yang dapat dijaring melalui
instrumen ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif
berupa angka 3, 2, dan 1. Angka tersebut menunjukkan level atau gradasi
pencapaian sekolah terhadap masing-masing indikator sesuai dengan
keterpenuhan kriteria.
Tabel berikut ini contoh tampilan instrumen EDS:

Tabel 2.2 Instrumen EDS


Alternatif
Rekomendasi
No Indikator Kriteria Aktualisasi Nilai Untuk
Perbaikan/
Pengembangan
1 2 3 4 5 6

Rekomendasi TPS :

Penjelasan pengisian instrumen:


1) Kolom 1 berisi nomor indikator

2
9
2) Kolom 2 berisi indikator yang dikembangkan dari Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
3) Kolom 3 berisi kriteria yang dikembangkan dari deskriptor dan mengacu
pada SNP.
4) Kolom 4 berisi aktualisasi satuan pendidikan dalam pemenuhan kriteria
pada masing-masing indikator. Aktualisasi dinyatakan dalam
rumusanrumusan kalimat pernyataan yang menggambarkan tingkat
pemenuhan kriteria secara bertingkat mulai dari tingkat pemenuhan yang
tinggi (seluruh kriteria terpenuhi), tingkat pemenuhan sedang (sebagian
besar kriteria terpenuhi) hingga tingkat pemenuhan yang rendah (hanya
sedikit kriteria yang terpenuhi/hampir seluruh kriteria tidak terpenuhi).
5) Kolom 5 berisi Nilai yang akan terisi secara otomatis oleh sistem aplikasi
pada saat instrumen diisi oleh responden, yaitu TPS. Adapun nilai capaian
yang akan dimunculkan oleh sistem aplikasi adalah bersifat data ordinal
yaitu 3, 2, 1 sesuai dengan pilihan yang dicentang dengan pola sebagai
berikut:
a) Nilai 3, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan tinggi
b) Nilai 2, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan sedang
c) Nilai 1, jika yang dicentang adalah pilihan yang kategorinya tingkat
pemenuhan rendah.
6) Kolom 6 berisi rekomendasi alternatif yang akan terisi secara otomatis
oleh sistem aplikasi sesuai dengan pilihan aktualisasi yang dicentang oleh
responden (TPS). Kolom/baris rekomendasi TPS harus diisi oleh TPS
dengan rumusan kalimat rekomendasi yang spesifik sesuai dengan kondisi
aktual sekolah dan mengacu pada rekomendasi alternatif.
Contoh tampilan instrumen dalam bentuk excel secara umum sebagai
berikut:

Tabel 2.3 Menu Lembar Kerja Instrumen Evaluasi Diri Sekolah

2
8
Tabel 2.3 di atas menampilkan menu instumen yang memuat 24
item menu. Item 1 sampai dengan item 8 adalah format isian data dasar.
Data dasar ini bersifat dinamis artinya setiap saat harus diperbaharui
sesuai dengan kondisi aktual sekolah. Khusus item nomor 5, bersifat
optional (pilihan) artinya sekolah yang belum melaksanakan tes IQ bagi
siswanya tidak perlu mengisi dan sekolah dapat secara bertahap
merencanakan dan melaksanakan tes dimaksud. Tampilan bagian utama
instrumen dalam bentuk excel ditunjukkan pada Tabel 2.4 di bawah ini:

Tabel 2.4 Tampilan Program Excel Instrumen Rekomendasi EDS


Alternatif
Rekomendasi
Klik
Untuk
No Indikator Kriteria Salah Aktualisasi Nilai
Perbaikan/
Satu
Pengembang-
an..**)
1 Semua 1 Semua guru Semua 1 Semua guru
guru mengembang perlu

2
9
mengem kan indikator kriteria mengembang-
bangkan pencapaian KD terpenuhi. kan indikator
Indikator yang sesuai pencapaian KD
pencapai kompetensi dan teknik
an KD dan yang akan penilaian yang
diukur pada sesuai pada saat
teknik
saat menyusun
penilaian.
menyusun silabus mata
silabus mata pelajaran.
pelajaran.

2 Semua guru Semua


mengembang kriteria
kan teknik terpenuhi
penilaian kecuali
yang sesuai kriteria 1.
pada saat
menyusun
silabus mata
pelajaran.
Semua
kriteria
terpenuhi
kecuali
kriteria 2.
Lebih dari 1
kriteria
tidak
terpenuhi.
d. Mengidentifikasi Bukti Fisik
Bukti fisik digunakan sebagai acuan dalam menetapkan terpenuhi
tidaknya suatu kriteria. Instrumen ini dilengkapi dengan manual
(petunjuk) yang berisi keterangan bukti fisik yang diperlukan dari setiap
kriteria agar TPS memiliki persepsi yang sama. Bukti fisik juga berfungsi
sebagai sumber informasi, misalnya catatan kajian, hasil observasi, dan
hasil wawancara/konsultasi dengan komite, orangtua, guru-guru, siswa,
dan lain-lain. Bukti fisik pada umumnya dalam bentuk dokumen tertulis
dan beberapa artefak lain yang sejenis, misalnya bagan, produk
keterampilan dan sebagainya. Berbagai jenis bukti fisik dapat juga
digunakan sebagai bukti tahapan pengembangan tertentu. Informasi yang
dikumpulkan berdasarkan bukti fisik tersebut dapat diverifikasi melalui
proses triangulasi sehingga bagian penting dari proses pengisian
instrumen EDS adalah keakuratan data yang berbasis bukti fisik. Artinya,

2
8
TPS harus benar-benar mengedepankan kejujuran, ketepatan analisis dan
ketersediaan bukti fisik dalam menetapkan status terpenuhi tidaknya
suatu kriteria.

e. Merumuskan rekomendasi
Tim Pengembang Sekolah (TPS) merumuskan rekomendasi
berdasarkan kriteria dan indikator EDS. Rekomendasi merupakan kunci
pokok dari proses EDS karena rekomendasi itulah yang menjadi titik
temu antara kondisi faktual dan kondisi yang diharapkan. Instrumen EDS
memuat 2 (dua) bagian rekomendasi yaitu alternatif rekomendasi dan
rekomendasi TPS. Alternatif rekomendasi disediakan oleh sistem aplikasi
namun rekomendasi tersebut masih bersifat umum. Berdasarkan
alternatif rekomendasi tersebut, TPS merumuskan rekomendasi yang
lebih spesifik dan operasional sesuai dengan kondisi sekolahnya. Dengan
demikian rekomendasi adalah dasar untuk Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS).

2. Menyusun Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi adalah pandangan atau wawasan ke depan yang dijadikan cita-cita,


inspirasi, motivasi, dan kekuatan bersama warga sekolah mengenai wujud
sekolah pada masa yang akan datang.
Misi adalah pernyataan tentang hal-hal yang digunakan sebagai acuan
bagi penyusunan program sekolah dan pengembangan kegiatan satuan-
satuan unit sekolah yang terlibat, dengan penekanan pada kualitas layanan
peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah dalam rangka
mewujudkan visi sekolah.

Tujuan adalah capaian kualitas yang spesifik, terukur, dapat dikerjakan,


relevan, dan jelas waktu pencapaiannya dalam rangka mewujudkan visi dan
misi sekolah. Menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan salah satu
tugas kepala sekolah. Visi dan misi sekolah merupakan tahap awal bagi
sekolah dalam membuat rencana pengembangan sekolah lima tahun ke
depan.

2
9
Langkah kerja dalam menyusun visi misi dan tujuan sekolah diuraikan
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5 Langkah Kerja Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
No Komponen Langkah Kerja Perangkat

1. Visi sekolah 1. Membentuk Tim 1. SK tim pengembang


Pengembang Sekolah (TPS) 2. Notulen rapat
yang terdiri dari unsur:
3. Daftar hadir rapat
Kepala sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Guru, 4. Dokumen visi sekolah
Tenaga Administrasi, yang memperhatikan
Komite Sekolah, Orang Tua hal-hal sebagai berikut:
dan para pemangku a. dijadikan sebagai cita-
kepentingan pendidikan cita bersama warga
lainnya. sekolah dan para
2. Membagi tugas TPS sesuai pemangku kepentingan
dengan bidangnya dalam pendidikan pada masa
menyusun draf visi Sekolah yang akan datang;
Luar Biasa (SLB) dan visi b. mampu memberikan
satuan Pendidikan, inspirasi, motivasi,
berdasarkan hasil analisis dan kekuatan pada
Evaluasi Diri Sekolah, warga sekolah dan
Analisis SWOT dan Analisis segenap pihak yang
Konteks. berkepentingan
3. Menganalisis draf rumusan c. dirumuskan
visi sebagai cita-cita berdasarkan
bersama warga sekolah dan masukan dari
segenap pihak yang berbagai warga
berkepentingan pada masa sekolah dan para
yang akan datang, yang pemangku
mampu memberikan kepentingan
inspirasi, motivasi, dan pendidikan, selaras
kekuatan pada warga dengan visi institusi
sekolah dan segenap pihak di atasnya serta visi
yang berkepentingan. pendidikan nasional;
4. Mengadakan d. diputuskan oleh
pertemuan/rapat dengan rapat dewan
dewan pendidikan untuk pendidikan yang
membahas rancangan dipimpin oleh
(draf) visi yang disusun dan kepala

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

2
8
direvisi/dirumuskan berdasar masukan dari warga sekolah dan para pemangku kepentingan
pendidikan.
5. Menganalisi visi yang dirumuskan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi
pendidikan nasional.
6. Memutuskan rumusan visi oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah
dengan memperhatikan masukan komite sekolah.
7. Mensosialisasikan visi kepada warga sekolah dan para pemangku.
kepentingan pendidikan;
8. Meninjau dan merumuskan kembali visi secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
sekolah dengan memperhatikan masukan komite sekolah;

2.
Misi Sekolah
1. TPS menyusun rancangan (draf) misi sekolah sebagai arah dalam mewujudkan visi SLB dan
visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
2. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu dan menjadi dasar
program pokok sekolah.
3. Memfokuskan misi kepada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan
oleh sekolah.
4. Menganalisis misi memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah.
5. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan sekolah luar biasa (SLB)
Dokumen misi sekolah yang memperhatikan halhal sebagai berikut:
1. memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah madrasah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional;
2. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3. menjadi dasar program pokok sekolah.
4. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah;
5. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah;

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

dan satuan-satuan pendidikan sekolah yang terlibat.


6. Memutuskan rumusan misi oleh rapat komite sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah.
7. Mensosialisasikan rumusan misi kepada warga sekolah dan kepada para pemangku
kepentingan pendidikan.

2
9
6. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah yang terlibat;
7. dirumuskan berdasarkan masukan dari para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk
komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh kepala
sekolah.

3.
Tujuan Sekolah
1. TPS menyusun rancangan (draf) tujuan yang menggambarkan tingkat
kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan).
2. TPS menyusun tujuan sekolah mengacu pada visi dan misi yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat serta mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah dan Pemerintah. Tujuan menyangkut :
a. Tujuan Sekolah Luar Biasa (SLB).
b. Tujuan satuan pendidikan (SDLB,SMPLB dan SMALB).
3. Mengakomodasi masukan dari para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk komite
sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah.
4. Mensosialisasikan tujuan sekolah kepada warga sekolah dan para
Dokumen tujuan sekolah yang memperhatikan halhal sebagai berikut:
1. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
2. mengacu pada visi dan misi serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
Pemerintah;
4. mengakomodasi masukan dari para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk komite
sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah.
No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

pemangku kepentingan pendidikan.

4.
Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah.
1. Membuat dan mendistribusikan undangan sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah.
2. Mensosialisasikan visi, misi dan tujuan sekolah secara berkala (sekurangkurangnya dua
kali dalam setahun dan ditinjau serta dirumuskan kembali sesuai dengan perkembangan
dan tantangan masyarakat).

2
8
3. Membuat papan display/baligo dan memasangnya di tempat strategis.
1. Dokumen visi dan misi sekolah
2. Notulen rapat yang memuat:
a. judul rapat;
b. hari dan tanggal;
c. waktu;
d. tempat;
e. agenda rapat;
f. unsur peserta rapat (kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan unsur yang terlibat
lainnya);
g. jalannya rapat;
h. keputusan rapat;
3. Daftar hadir.
4. Banner visi dan misi sekolah.

5.
Penjabaran visi dan misi sekolah dalam berbagai perilaku sehari-hari yang konkret dan terukur
Mengkaji visi dan misi sekolah dalam berbagai program sekolah.

1. Catatan jurnal kepala sekolah yang menunjukan


implementasi visi, misi dan tujuan sekolah dalam Rencana Kerja Sekolah. Dokumen strategi
pencapaian tujuan yang memuat langkah-langkah operasional dalam mencapai strategi.
2. Dokumen program/ rencana kerja sekolah.

Contoh Konsistensi antara visi, misi dan tujuan sekolah


Visi:
Terwujudnya Peserta Didik Yang Beriman, Cerdas, Terampil, Mandiri dan
Berwawasan Global

MISI:
1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengamalan ajaran agama
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan minat,
bakat, dan potensi peserta didik.
4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan,
kewirausahaan, dan pengembangan diri yang terencana dan
berkesinambungan.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, dan lembaga lain yang
terkait.
TUJUAN:
1. Mengembangkan budaya sekolah yang religius melalui kegiatan keagamaan
2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata
pelajaran.

2
9
3. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis
pendidikan karakter bangsa.
4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari
pendidikan karakter bangsa.
5. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain dalam merealisasikan program
sekolah.
6. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas pendukung proses pembelajaran
berbasis TIK.
Contoh Visi, Misi dan Tujuan dapat dilihat pada Lampiran 2.5 Visi, Misi dan
Tujuan.

3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah

Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan tujuan yang


akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan. RKJM merupakan rencana kerja pencapaian tujuan
berdasarkan skala prioritas. Substansi Rencana kerja tersebut diperoleh dari
kesenjangan yang terjadi antara kondisi sekolah saat ini dengan kondisi ideal
atau yang diharapkan. Indikator dari RKJM mengacu pada 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Penyusunan RKJM dapat dilakukan melalui tahapan pada
Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6 Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Menyusun 1. Kepala sekolah menugaskan tim kerja/tim Dokumen
Rencana pengembang untuk menyusun RKJM Sekolah RKJM
Kerja Luar Biasa yang mencakup seluruh program
Jangka di setiap satuan pendidikan (SDLB, SMPLB
Menengah dan SMALB).
(RKJM) 2. TPS menganalisis rekomendasi hasil EDS,
visi, misi dan tujuan sekolah.
3. TPS menentukan prioritas program dalam
penyusunan RKJM.
4. TPS mereviu dan merevisi rancangan (draf)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM).
5. Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Jangka

2
8
Menengah (RKJM).
6. Kepala sekolah menandatangani dokumen
RKJM.
7. Pengesahan RKJM oleh komite
sekolah/yayasan dan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi.
Contoh berikut ini adalah program pengembangan sekolah hasil EDS yang
dituangkan dalam skala prioritas RKJM dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Indikator:
Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun
BSNP

Rekomendasi Hasil EDS :


Sekolah perlu:
1. memperkaya kurikulum dengan kurikulum dari sekolah maju, muatan kompetensi yang
dipersyaratkan industri nasional dan internasional;
2. mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
3. melaksanakan kurikulum agar memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan perbaikan,
pengayaan, dan atau percepatan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multi
media Perguruan Tinggi, Dunia Kerja dan Industri Tahun ke-2
Tahun ke-3 Tahun ke-4
mengembangan melaksanakan kurikulum Mengevaluasi,mere kurikulum
agar memungkinkan peserta viu dan merevisi
Tahun ke-1
Mengembangkan disesuaikan dengan didik mendapatkan layanan pengembangan
KTSP mengacu pada kebutuhan perbaikan, pengayaan, dan kurikulum tahun ke
sekolah maju, masyarakat atau percepatan dengan 1, 2 dan 3
menggunakan pendekatan
multistrategi dan multi media

Gambar 2.2. EDS dengan skala prioritas


Contoh sitematika RKJM dapat menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 2.7 Sistematika Dokumen RKJM


Sistematika Penjelasan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Menguraikan apa, bagaimana dan mengapa
RKJM harus dibuat sekolah
landasan Hukum Landasan Hukum yang memayungi RKJM
Tujuan Menjelaskan tujuan penyusunan RKJM dan
tujuan dari RKJM itu sendiri
Manfaat Menjelaskan manfaat dari penyusunan RKJM
dan manfaat dari RKJM itu sendiri

2
9
Ruang Lingkup Menjelaskan Ruang lingkup dari isi RKJM
BAB II PROFIL SEKOLAH Menguraikan profil sekolah : Visi, misi, tujuan
dan profil lainnya
BAB III PROSES PENYUSUNAN Menguraikan rekomendasi hasil analisis
RKJM sekolah baik hasil EDS atau analisis lainnya
BAB IV RENCANA KERJA Menguraikan program-program yang
direncanakan dalam kurun empat tahun
BAB V PENUTUP Jawaban tujuan, harapan, kebermanfaatan
RKM, pengembangan dan rekomendasi.

Agar RKJM mudah dibaca dan dipahami oleh para pemangku


kepentingan pendidikan, ada kejelasan dalam pencapaian program yang
direncanakan selama empat tahun. Contoh komponen/target yang akan
dicapai berdasarkan skala prioritas selama empat tahun ditunjukkan dalam
tabel sebagai berikut.

Tabel 2.8 Format Komponen Prioritas


Tahap Pencapaian
Pencapaian
Komponen
No Bidang Tahun Tahun Tahun Tahun
SNP
Program/Kegiatan .... .... .... ....
1 Standar Isi ....

.....

2. Standar
Proses
Format RKJM dapat dilihat pada Lampiran 2.6 RKJM
4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) a. Menyusun Rencana Kerja Tahunan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah rencana kerja sekolah dalam


1 tahun sebagai skala prioritas dari RKJM. Rencana Kerja Tahunan dapat
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Sekolah (RAPBS). Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat
ketentuan yang jelas mengenai kesiswaan, kurikulum dan kegiatan

2
8
pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan,
budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan,
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) menggunakan tahapan pada tabel sebagai
berikut.

Tabel 2.9 Penyusunan Rencana Kerja Tahunan


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Menyusun Membentuk Tim Pengembang SK TPS
Rencana Kerja Sekolah (TPS)
Tahunan dan TPS menganalisis program pada Hasil
Rencana Kegiatan RKJM yang menjadi skala analisis
Anggaran Sekolah prioritas pada tahun
bersangkutan.
Melaksanakan program di tahun
bersangkutan memerlukan
pembiayaan, maka perlu ada
uraian program, volume, satuan,
harga satuan, jumlah harga dan
sumber dana
Menyetujui RKT melalui rapat
dewan pendidikan setelah
memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah dan disahkan
oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota. Pada sekolah
swasta rencana kerja
ini disahkan oleh penyelenggara
sekolah.
Menyusun RKT dilengkapi
dengan Rencana Anggaran dan
Belanja Sekolah (RKAS) dalam
dokumen tertulis yang mudah
dibaca dan dipahami oleh para
pemangku kepentingan
pendidikan.
Sistematika Rencana Kerja Tahunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.10 Sistematika Dokumen RKT

2
9
Sistematika Penjelasan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Menguraikan apa, bagaimana dan mengapa
RKT harus dibuat oleh sekolah
Landasan Hukum Landasan Hukum yang memayungi RKT
Tujuan Menjelaskan tujuan penyusunan RKT dan
tujuan dari RKT itu sendiri
Manfaat Menjelaskan manfaat dari penyusunan RKT
dan manfaat dari RKT itu sendiri
Ruang Lingkup Menjelaskan ruang lingkup dari isi RKT
BAB II PROFIL SEKOLAH Menguraikan profil sekolah: Visi, misi, tujuan
dan profil lainnya
BAB III RENCANA KERJA Menguraikan rencana kerja di tahun yang
TAHUN .... bersangkutan
BAB IV RENCANA KEGIATAN Menguraikan pembiayaan pada rencana
DAN ANGGARAN SEKOLAH kerja, baik besaran penggunaanya maupun
sumber dananya
BAB V PENUTUP Jawaban tujuan, harapan kebermanfaatan
RKT, pengembangan dan rekomendasi.

b. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)


Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan dan anggaran
sekolah meliputi:
1) sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional;
3) kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;

4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan


anggaran untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah serta
institusi di atasnya, mengacu pada ketentuan Standar Biaya dan
Standar Biaya Kementerian Keuangan.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan
kegiatan yang dilakukan sekolah selama satu tahun yang diperinci dengan
pembiayaannya. RAKS dapat dilihat pada Lampiran 2.7 RKAS serta tabel
berikut.

2
8
2
9
Tabel 2.11 RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SLB NEGERI MUTIARA BAHARI MANDIRI TAHUN
AJARAN 2016/2017

SUMBER DANA PENGGUNAAN

NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN JUMLAH


I Saldo tahun lalu
II. 2 Pendapatan Rutin Rp 1.605.534.000
2,1 Gaji PNS Rp 1.605.534.000 1 Standar isi Rp 6.500.000
2,2 Gaji PTT/GTT Rp - 2 Standar Proses Rp 21.500.000
2,3 Belanja Barang dan Jasa Rp - 3 Standar Penilaian Rp 123.850.000
2,4 Belanja pemeliharaan Rp - 4 Standar sarana dan Prasarana Rp 108.100.000
2,5 Belanja lain lain Rp - 5 Standar Kompetensi Lulusan Rp 39.260.000
Standar Pendidikdan
6 Kependidikan Rp 26.700.000
7 Standar Pengelolaan Rp 20.000.000
8 Standar Biaya Rp 100.680.000
III 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH Rp 446.590.000 9 Gaji dan tunjangan PNS Rp 1.605.534.000
3,1 BOS Pusat Rp 446.590.000
3,2 BOS Provinsi
BOS Kabupaten / Kota Rp -
IV 4 BANTUAN
Dana Dekonsentrasi
Dana Alokasi Khusus
Lain lain Rp -
V PENDAPATAN ASLI SEKOLAH Rp -
JUMLAH SUMBER DANA Rp 2.052.124.000 JUMLAH PENGELUARAN Rp 2.052.124.000

Kepala Dinas Pendidikan Ketua Komite Kepala Sekolah ________________. _______________ ________________.
NIP. .................................... NIP. .................................. ..

27
B. Pelaksanaan

Program pengembangan sekolah yang telah dimasukkan ke dalam RKT


dilaksanakan sesuai dengan jadwal atau kalender akademik. Langkah awal dalam
pelaksanaan pengembangan sekolah adalah membentuk tim pengembang
sekolah. Penugasan tim pengembang sekolah oleh kepala sekolah didasarkan
pada kompetensi yang diperlukan per bidang program pengembangan sekolah.
Berikut ini diuraikan contoh pengembangan Struktur Organisasi Sekolah, Usaha
Kesehatan Sekolah, Pusat Sumber dan Pusat Keterampilan.
Langkah pelaksanaan pengembangan Struktur Organisasi Sekolah, UKS, Pusat
Sumber dan Pusat Keterampilan adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi adalah pengaturan tentang sistem penyelenggaraan


dan administrasi sekolah yang memuat uraian tugas, wewenang, dan
tanggungjawab yang jelas dan transparan. Kepala sekolah dalam
mengembangkan struktur organisasi sekolah dapat melakukan
langkahlangkah operasional seperti yang ditunjukkan pada di bawah ini.

Tabel 2.12 Langkah Kerja Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah


No Komponen Langkah Kerja Perangkat

1. Mendesain 1. Melakukan analisis program 1. Dokumen hasil


struktur dan sumber daya yang analisis program.
organisasi dibutuhkan di Sekolah Luar 2. Pemetaan Beban
Biasa (SLB) dan Satuan kerja per bidang.
Pendidikan (SDLB, SMPLB
3. Uraian tugas dan
dan SMALB).
jabatan.
2. Melakukan inventarisasi,
beban kerja per sub bagian/ 4. Struktur organisasi
bidang di tingkat: sekolah.
a. Sekolah Luar Biasa (SLB)
atau;
b. Satuan Pendidikan
(SDLB, SMPLB dan
SMALB).
3. Menyusun Standar
Operasional Prosedur
(SOP) struktur organisasi
di tingkat: a. SLB atau;
b. Satuan Pendidikan (SDLB,

34
SMPLB dan SMALB).
No Komponen Langkah Kerja Perangkat

4. Analisis ketersediaan
sumber daya (pendidik dan
tenaga kependidikan).
5. Menyusun uraian tugas dan
jabatan.
6. Pembuatan struktur
organisasi sekolah yang
sesuai dengan kebutuhan
untuk tingkat: a. SLB;
b. Satuan Pendidikan (SDLB,
SMPLB dan SMALB).

2. Menetapkan 1. Melakukan analisis 1. Dokumen hasil


personil tenaga pendidik dan penilaian tenaga
dalam tenaga kependidikan yang pendidik dan
struktur meliputi: a. kualifikasi tenaga
organisasi akademik; kependidikan.
b. pengalaman kerja; 2. Data potensi dan
c. kompetensi/ keahlian kesiapan SDM.
penunjang; 3. SK
d. kesiapan melaksanakan Pengangkatan
tugas. pendidik/tenaga
2. Melihat potensi dan kependidikan
kesanggupan pendidik sesuai struktur
dan tenaga kependidikan organisasi.
yang tersedia.
3. Menetapkan calon
petugas/calon pejabat
dan diputuskan dalam
rapat dewan pendidikan
yang dipimpin oleh
kepala sekolah.
4. Menetapkan SK
pengangkatan guru yang
akan mendapat tugas
tambahan sesuai dengan
Struktur Organisasi yang
telah ditetapkan.
5. Mensosialisasikan
struktur organisasi
kepada semua warga
sekolah dan para
pemangku kepentingan
pendidikan.
6. Mengusulkan pengesahan
kepada dinas pendidikan

33
kabupaten/kota atau
provinsi.
Catatan : Contoh struktur organisasi di Sekolah Luar Biasa dan Satuan
Pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2.8.1 s.d 2.8.4 Struktur Organisasi.

2. Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program pemerintah untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13 Langkah Kerja Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Mendesain 1. Pembentukan tim 1. SK Tim Pelaksana
organisasi UKS pelaksana UKS UKS
2. Penyusunan Standar 2. Uraian tugas dan
Operasional Prosedur jabatan
(SOP) layanan UKS. 3. Bagan layanan UKS.
2. Bekerja sama 1. Penjajagan kerjasama MoU dengan
dengan dengan Lembaga/Tenaga Lembaga/Tenaga Ahli
Lembaga/ Ahli Kesehatan Kesehatan
tenaga ahli 2. Penandatangan
Kesehatan Perjanjian kerjasama
dengan Lembaga/Tenaga
Ahli
Kesehatan
3 Layanan 1. Penjadwalan layanan 1. Jadwal layanan
Kesehatan bagi kesehatan kesehatan
warga sekolah 2. Pencatatan 2. Kartu Layanan
kemajuan/Pembuatan Kesehatan
buku status 3. Buku status
3. Pengembangan Pusat Sumber

Pusat Sumber adalah institusi, lembaga atau organisasi yang


diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang memberikan layanan
dukungan bagi sekolah-sekolah dan masyarakat secara luas dalam
menyelenggarakan pendidikan inklusif. Untuk mengembangkan sekolah
sebagai pusat sumber, kepala sekolah dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
Tabel 2.14 Langkah Kerja Pengembangan Pusat Sumber

34
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Mendesain 1. Pembentukan tim 1. SK Tim Pengelola
struktur pengelola pusat sumber Pusat Sumber
organisasi 2. Penentuan Guru 2. Uraian tugas dan
Pusat Sumber Pembimbing Khusus jabatan
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
3. Penyusunan Standar 3. Bagan layanan
Operasional Prosedur Pusat Sumber.
(SOP) layanan Pusat
Sumber
2. Bekerjasama Penandatangan Perjanjian PKS dengan Sekolah
dengan Kerjasama dengan sekolah Penyelenggara
Sekolah Penyelenggara Pendidikan pendidikan inklusi
Penyelenggara Inklusi.
Pendidikan
Inklusi
3. Layanan bagi Penjadwalan layanan 1. Jadwal GPK.
sekolah bagi sekolah 2. Daftar hadir GPK.
Inklusi penyelenggara inklusi 3. Buku Jurnal
oleh GPK.
4. Pengembangan Pusat Keterampilan

Pusat keterampilan adalah sekolah yang memberikan pembelajaran


keterampilan pilihan bagi peserta didik untuk hidup mandiri. Langkah yang
diikuti oleh kepala sekolah dalam mengembangkan Pusat Keterampilan
sebagai berikut :

Tabel 2.15 Langkah Kerja Pengembangan Pusat Keterampilan


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Mendesain 1. Pembentukan tim pelaksana pusat 1. SK Tim
organisasi keterampilan Pengelola pusat
pusat 2. Penyusunan Standar Operasional keterampilan
keterampilan Prosedur (SOP) pusat 2. Uraian tugas
keterampilan. dan jabatan
3. Bagan layanan
pusat
keterampilan.
2. Pengelola 1. Penentuan bidang keterampilan 1. Dokumen
Pusat yang akan dilaksanakan. kebutuhan
Keterampilan 2. Analisis kebutuhan tenaga tenaga
pembimbing keterampilan. pembimbing
keterampilan.
3. Rekrutmen guru keterampilan
sesuai dengan keterampilan yang 2. SK
Pengangkatan

33
dikembangkan. pendidik.
4. Penempatan guru keterampilan 3. Buku Bahan
sesuai dengn kompetensi ajar
keterampilan. keterampilan.
5. Penyiapkan materi pengajaran 4. Jurnal harian
keterampilan. guru.
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
6. Melakukan bimbingan dan
pengajaran keterampilan bagi
siswa dan guru.
3. Program 1. Diklat ke-PLB-an bagi guru 1. Sertifikat
keterampilan non PLB. Diklat.
2. Diklat keterampilan bagi Guru non 2. Dokumen hasil
keterampilan. asesmen.
3. Uji kompetensi keterampilan bagi 3. Karya
guru dan siswa. Keterampilan
4. Asesmen kemampuan siswa untuk siswa.
penjurusan keterampilan. 4. Daftar hadir.
5. Penempatan siswa pada bidang 5. Dokumen hasil
keterampilan. penjualan.
6. Pameran hasil karya/keterampilan
siswa.
7. Pengadaan showroom hasil karya
siswa.
8. Magang siswa ke Dunia usaha dan
Dunia industri.
9. Penjualan hasil keterampilan siswa.

4. Kerjasama 1. Penjajagan kerjasama dengan MOU kerjasama


dengan perguruan tinggi/Lembaga Sekolah dan
lembaga lain pelatihan Lembaga/DUDI.
.keterampilan/Perusahaan/DUDI/S
MK.
2. Penandatangan kerjasama layanan
pusat keterampilan.
C. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Langkah kerja kepala sekolah dalam mengevaluasi dan menindaklanjuti


pengembangan sekolah dapat mengikuti alur kegiatan sebagaimana tertera pda
Tabel 2.16 berikut:
Tabel 2.16 Langkah Kerja Evaluasi dan Tindak lanjut Pengembangan Sekolah
No Komponen Langkah Kerja Perangkat

34
1. Evaluasi dan 1. Menyusun jadwal evaluasi 1. Jadwal evaluasi
tindak lanjut dan tindak lanjut pengembangan
Pengembangan pengembangan sekolah sekolah
Sekolah 2. Melaksanakan evaluasi dan 2. Jurnal Kepala Sekolah
tindak lanjut pengembangan 3. Dokumen hasil
sekolah evaluasi
3. Menindaklanjuti hasil evaluasi
pengembangan sekolah
Keterangan:
a. Menyusun jadwal evaluasi dan tindak lanjut pengembangan sekolah secara
obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
b. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pengembangan sekolah;
c. Menindaklanjuti hasil evaluasi pengembangan sekolah.
d. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi dan tindak lanjut
pengembangan sekolah kepada komite sekolah dan para pemangku
kepentingan pendidikan;

33
BAB III PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

A. Mutu Sekolah Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

Mutu pendidikan di satuan pendidikan dapat dicapai apabila sekolah dapat


memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP) secara bertahap
dan berkelanjutan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (17) SNP meliputi delapan
standar, yaitu: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan
(SKL), 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan
prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar
penilaian pendidikan. Dalam hal ini, kepala sekolah bertugas untuk meningkatkan
mutu sekolah melalui pencapaian SNP sesuai dengan kewenangannya.
Fungsi Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sementara itu Standar Nasional
Pendidikan ini bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk peradaban serta watak bangsa
yang bermartabat.
Peningkatan mutu lulusan peserta didik di sekolah, dicapai melalui upaya
peningkatan mutu sekolah berdasarkan kepada 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Dalam memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), kepala sekolah
mengelola berbagai berbagai sumber daya melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Proses pengelolaan sumber daya sekolah yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam memenuhi 8 SNP untuk menghasilkan mutu
lulusan diperlihatkan oleh diagram 3.1 berikut ini:

34
SIKAP KETERAMPILAN
PENGETAHUAN

KOMPETENSI LULUSAN

ISI PROSES PENLAIAN

SARPRAS PTK PEMBIAYAAN

Kurikulum Kesiswaan PTK Sarpras Budaya dan Suasana


pembelajaran

Peran Serata
masyarakat dan Akreditasi SIM Program lain untuk peningkatan
kemitraan
mutu

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

PENGELOLAAN

Gambar 3.1.
Proses pengelolaan sumber daya sekolah dalam memenuhi 8 SNP

Pada intinya pemenuhan SNP adalah pencapaian kompetensi lulusan sebagai


tujuan akhir. Upaya itu dilakukan melalui layanan standar isi, proses, dan penilaian.
Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan pendukung layanan dalam bentuk
sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pembiayaan melalui
pengelolaan komponen program yang yang ada disekolah meliputi komponen kurikulum,
kesiswaan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, Budaya dan Suasana
Pembelajaran Sekolah, Peran serta Masyarakat dan Kemitraan, Akreditasi, Sistem
Informasi Manajemen dan Program lain dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

B. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Program Peningkatan Mutu Sekolah


Upaya meningkatkan mutu sekolah melalui pencapaian delapan standar
tersebut dapat dilakukan dengan langkah operasional perencanaan, pelaksanaan

33
dan pengawasan program sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah,
ditunjukkan dalam tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan

1. Kurikulum
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
a. Dokumen Perencanaan:
Kurikulum 1. Kepala Sekolah SK Tim Pengembang KTSP
(KTSP, membentuk Tim yang melibatkan unsur:
Identifikasi, pengembang KTSP Kepala Sekolah, Guru kelas,
Asesmen, untuk setiap Guru mapel/mulok, Guru
Silabus, Prota, satuan pendidikan progsus, komite Sekolah,
Promes dan (TKLB, Dinas Pendidikan dan
RPP) SDLB, SMPLB, dan DUDI
SMALB) sebelum tahun
Lihat Lampiran
ajaran.
3.1 s.d 3.6.
2. Kepala sekolah KTSP yang disusun
menggunakan memuat
peraturan-peraturan peraturanperaturan:
sebagai acuan 1. peraturan tentang si;
penyusunan 2. peraturan tentang skl;
dokumen kurikulum 3. peraturan tentang
(SNP, Peraturan standar proses;
Daerah, Program pendidikan khusus;
Kekhususan, 4. peraturan tentang
pedoman standar penilaian;
penyusunan KTSP, 5. peraturan daerah
dan KTSP tahun lalu). tentang muatan lokal; 6.
pedoman tentang
program kekhususan;
7. pedoman penyusunan
KTSP.
Lampiran 3.1 Contoh
Sistematika KTSP.
Lampiran 3.1a Contoh
Identifikasi dan
asesmen.
Lampiran 3.1b contoh
KKM SMPLB.
Lampiran 3.1c contoh
Struktur Kurikulum PK
Lampiran 3.1d contoh
silabus.
Lampiran 3.1e contoh

34
Prgram Tahunan.
Lampiran 3.1f contoh
Prgram Semester.
Lampiran 3.1g contoh
rencana pelaksanaan
pembelajaran.

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


Pelaksanaan: 1. Undangan rapat
1. Kepala sekolah pengembangan
melakukan dokumen kurikulum.
pengembangan 2. Notulensi rapat
dokumen kurikulum pengembangan
oleh tim pengembang kurikulum.
KTSP. 3. Daftar hadir rapat
pengembangan
kurikulum.
4. Dokumentasi (foto
kegiatan).
2. Kepala sekolah 1. Catatan hasil review
melakukan review kurikulum tahun
kurikulum tahun lalu, sebelumnya tentang :
SKL, SI, Standar Standar Isi , standar
Proses, proses, SKL, Standar
Standar Penilaian, Penilaian.
Kerangka Dasar dan 2. Catatan hasil review
Struktur Kurikulum kurikulum tahun lalu
masing-masing jenjang tentang kerangka
pendidikan atau satuan Dasar dan Struktur
pendidikan, dan Kurikulum.
pedoman implementasi 3. Catatan hasil review
kurikulum (struktur kurikulum tahun lalu
kurikulum lihat tentang implementasi
lampiran 3.1c). kurikulum.
3. Kepala sekolah Dokumen final buku 1
melakukan revisi (KTSP), buku 2 (silabus),
dokumen kurikulum. dan buku 3 (RPP).
4. Persetujuan dan Dokumen kurikulum yang
pengesahan telah mendapatkan
dokumen kurikulum. persetujuan dari komite
sekolah dan pengawas
serta pengesahan dari
Dinas Pendidikan
Provinsi.
5. Melakukan sosialisasi 1. Undangan sosialisasi
dokumen kurikulum dokumen kurikulum

33
kepada warga sekolah. kepada warga sekolah.
2. Notulen sosialisasi
dokumen kurikulum
kepada warga sekolah.
3. Daftar hadir
sosialisasi dokumen
kurikulum kepada
warga sekolah.

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


4. Surat instruksi
sosialisasi dokumen
kurikulum kepada
guru untuk peserta
didik.

Pengawasan:
1. Mengawasi proses 1. Jurnal harian KS.
pelaksanaan (Lampiran 3.4)
kurikulum (Kepala 2. Laporan hasil
Sekolah, Pengawas pengawasan.
Sekolah dan komite
sekolah).
2. Melaporkan hasil 1. Dokumen laporan hasil
pengembangan pengembangan
kurikulum kurikulum tahun
(kurikulum berjalan.
fungsional) kepada 2. Laporan hasil
dinas pendidikan pengembangan
provinsi. kurikulum diketahui
oleh Pengawas Sekolah
dan Komite Sekolah.
Lampiran 3.2
(Sistematika Laporan
Pelaksanaan Program)
b. Kalender Perencanaan:
pendidikan Tim mengatur waktu bagi 1. Daftar hadir Tim.
sekolah. kegiatan pembelajaran 2. Notulensi.
peserta didik selama 1
3. Kalender Pendidikan.
(satu) tahun ajaran yang
dirinci per semester, per
bulan, dan per minggu
mengacu kalender
pendidikan nasional dan
daerah (Dinas Pendidikan).

34
Pelaksanaan:
1. Menyusun kalender 1. Undangan rapat.
pendidikan sekolah. 2. Daftar hadir rapat.
penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
3. Notulensi rapat
penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
4. Kalender pendidikan
sekolah tahun berjalan.

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


5. Rincian kegiatan
pembelajaran dalam
satu tahun.
6. Rincian kegiatan
pembelajaran per
semester
penyelenggara
pendidikan.
7. Lampiran 3.3
(contoh kalender
pendidikan
Sekolah).
2. Melakukan sosialisasi 1. Rapat sosialisasi
Kalender Pendidikan kalender pendidikan .
2. Undangan sosialisasi.
3. Daftar hadir.
4. Notulensi sosialisasi
kalender pendidikan.
5. Surat edaran kepala
sekolah tentang
kalender pendidikan
tahun berjalan.
6. Penempelan kalender
pendidikan di papan
pengumuman sekolah.
3. Menyusun jadwal 1. Jadwal kegiatan sesuai
pelaksanaan kelender pendidikan
kegiatan sesuai (UTS, UAS, US/UN,
kalender pendidikan. Perayaan hari besar,
perayaan hari besar
agama, kegiatan
kepramukaan dll).
2. Laporan hasil kegiatan
sekolah.

33
Pengawasan: 1. Jurnal harian KS.
Mengawasi proses Lampiran 3.4 (contoh
penyusunan kalender jurnal harian kepala
pendidikan. sekolah).
2. Laporan hasil
penyusunan kalender
pendidikan.
c. Program Perencanaan:
pembelajaran. 1. Memastikan guru 1. Jurnal KS.
menyusun 2. Pedoman wawancara
program dengan guru mengenai
pembelajaran upaya kepala sekolah
berdasarkan hasil untuk memastikan
asesmen. guru menyusun

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


program
pembelajaran
berdasarkan hasil
asesmen.
2. Memastikan guru 1. Jurnal KS.
mensosialisasikan 2. Pedoman wawancara
program dengan guru
pembelajaran kepada mengenai upaya
peserta didik. sekolah dalam
memastikan
sosialisasi program
pembelajaran kepada
peserta didik.
3. Mensosialisasikan 1. Undangan rapat
program sosialisasi
pembelajaran kepada program
pendidik, komite pembelajaran
sekolah, dan orang 2. Daftar hadir.
tua.
3. Notulensi rapat
sosialisasi
program
pembelajaran.
Pelaksanaan:
Memastikan guru 1. Jurnal KS.
menyusun program 2. Pedoman wawancara
pembelajaran sesuai dengan guru
dengan perencanaan mengenai upaya
pada Standar Proses. kepala sekolah
tentang penyusunan
program

34
pembelajaran sesuai
dengan standar
proses.
Pengawasan:
Mengawasi 1. Jadwal pengawasan
keterlaksanaan program pelaksanaan
pembelajaran. program
pembelajaran.
2. Laporan hasil.
pengawasan tentang
program
pembelajaran.
3. Pedoman
wawancara dengan
guru tentang
pengawasan yang
dilakukan oleh
kepala sekolah
tentang program
pembelajaran.
d. Penilaian Perencanaan :
Pembelajaran. 1. Kepala sekolah bersama 1. Program penilaian
tim membimbing / Akhir Semester.
memfasilitasi guru 2. Program Penilaian
dalam menganalisis Hasil Belajar Tingkat
Satuan Pendidikan,
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Pemetaan SKL, KI, KD USBN dan Ujian
dan Indikator. Nasional.
2. Kepala sekolah Lampiran 3.5 (contoh
bersama tim sistematika program
menentukan KKM penilaian).
mata pelajaran.
3. Kepala sekolah
bersama tim
membimbing
/memfasilitasi guru
dalam penyusunan
perangkat penilaian.
4. Kepala sekolah
bersama tim
menyusun program
penilaian oleh: a.
pendidik;
b. sekolah;
c. pemerintah.

33
Pelaksanaan :
1. Memfasilitasi guru 1. Catatan/Jurnal
dalam Kepala Sekolah.
melaksanakan 2. Tersedianya
penilaian harian,
anggaran kegiatan.
penilaian akhir
semester, penilaian
Ujian Sekolah,
Ujian
Sekolah Berstandar
Nasional (USBN),
dan Ujian Nasional.
2. Memfasilitasi guru
dalam
melaksanakan
penilaian harian,
penilaian akhir
semester, penilaian
Ujian Sekolah,
Ujian
Sekolah Berstandar
Nasional (USBN),
dan Ujian Nasional.
3. Memfasilitasi guru
dalam
melaksanakan
remidial dan
pengayaan.
Pengawasan :
1. Mengawasi 1. Catatan/Jurnal
pelaksanaan penilaan. Kepala Sekolah.
2. Melaporkan hasil 2. Leger.
penilaian. 3. Buku Raport.

2. Kesiswaan
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
a. Program Perencanaan :
Kesiswaan. Memfasilitasi Wakil Kepala 1. Undangan rapat
Sekolah/Pembantu Kepala penyusunan program
Sekolah Bidang Kesiswaan kesiswaan.
untuk menyusun Program 2. Daftar hadir.
Kesiswaan. 3. Notulen rapat
sosialisasi program
kesiswaan.
Lampiran 3.6
(Program Kesiswaan)
Pelaksanaan :

34
Memastikan guru Jurnal KS.
menyusun program
kesiswaan sesuai dengan
perencanaan pada Standar
Pengelolaan.
Pengawasan :
Mengawasi keterlaksanaan 1. Jadwal pengawasan
penyusunan program pelaksanaan program
Kesiswaan. pembelajaran.
2. Pedoman wawancara
dengan guru tentang
pengawasan yang
dilakukan oleh
kepala sekolah
tentang program
kesiswaan.
3. Laporan hasil
pengawasan tentang
program kesiswaan.
b. Penerimaan Perencanaan :
Peserta Didik Kepala sekolah dan tim 1. Program Kesiswaan.
Baru (PPDB). membuat peraturan Lampiran 3.7 Program
tentang penerimaan Kerja PPDB.
peserta didik baru yang 2. Peraturan PPDB tahun
berisi kriteria calon berjalan mengatur
peserta didik baru, daya daya tampung.
tampung, dan struktur 3. Peraturan PPDB tahun
panitia penerimaan. berjalan mengatur
rasio peserta
didik/guru.
4. Peraturan PPDB tahun
berjalan mengatur
jenis
kelainan/kekhususan.

5. SK kepanitiaan PPDB
tahun berjalan meliputi
tim penilaian
(asesmen).
6. Menyusun Program
Kerja PPDB.

33
Pelaksanaan :
1. Menginformasikan 1. Ada media
peraturan tentang sosialisasi PPDB
penerimaan peserta tahun berjalan.
didik baru kepada para 2. Buku catatan
pemangku kepentingan penerimaan peserta
pendidikan setiap didik baru berisi
menjelang dimulainya biodata peserta didik
tahun ajaran baru. baru.
2. Penerimaan peserta 3. Laporan hasil
didik baru dilaksanakan asesmen calon
sebelum dimulai tahun peserta didik baru.
ajaran, yang
diselenggarakan secara 4. Surat keputusan
objektif, transparan, peserta didik yang
akuntabel, tanpa diterima pada tahun
diskriminasi (gender, berjalan.
agama, etnis, status
sosial, dan kemampuan
ekonomi).
3. Memutuskan
penerimaan peserta
didik baru melalui
rapat dewan
pendidikan sekolah dan
ditetapkan oleh kepala
sekolah.
Pengawasan :
1. Mengawasi 1. Jurnal harian Kepala
penerimaan peserta Sekolah.
didik baru,yang 2. Dokumen laporan
dilakukan bersama
PPDB tahun berjalan.
oleh kepala sekolah,
dewan pendidikan, dan
komite sekolah.
2. Melaporkan hasil
pengawasan,
kemudian dilaporkan
kepada dinas
pendidikan provinsi/
kabupaten/ kota.
c. Penerimaan Perencanaan :
peserta didik 1. Kepala sekolah dan Tim 1. SK penerimaan peserta
pindahan. membuat peraturan didik pindahan.
tentang peserta didik

34
pindahan yang berisi 2. Peraturan penerimaan
kriteria peserta didik peserta didik
pindahan. pindahan.
2. Menerima siswa 3. SK tim asesmen
pindahan dan peserta didik
menyesuaikan dengan pindahan.
daya tampung sekolah
mengikuti ketentuan
Standar Sarana dan
Prasarana
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan 1. Media sosialisasi
penerimaan peserta penerimaan peserta
didik pindahan secara didik pindahan.
objektif, transparan, 2. Buku pencatatan
akuntabel, tanpa pendaftaran peserta
diskriminasi (gender, didik.
agama, etnis, status
sosial, dan 3. Dokumen
pelaksanaan
kemampuan
asesmen.
ekonomi).
Lampiran 3.1a (contoh
2. Memutuskan
Identifikasi dan
penerimaan peserta Asesmen).
didik pindahan dalam
4. Dokumen peserta
rapat dewan pendidik .
didik pindahan
yang diterina.
Pengawasan :
1. Melakukan 1. Jurnal harian
pengawasan 2. Dokumen laporan
penerimaan
peserta didik
pindahan
dilakukan secara
bersama oleh
kepala sekolah,
dewan pendidik,
dan komite
sekolah.
2. Melaporkan kepada
dinas pendidikan
provinsi/
kabupaten/kota.
d. Masa Perencanaan :
Pengenalan 1. Membuat peraturan 1. SK Kepanitiaan.
Lingkungan yang berisi struktur 2. Dokumen program
Sekolah kepanitiaan, jenis MPLS
(MPLS). kegiatan, jadwal Lampiran 3.8
kegiatan, dan tata tertib (Sistematika Program

33
kegiatan dengan Masa Pengenalan
mengacu pada Lingkungan
peraturan Sekolah/MPLS).
perundangundangan. 3. Jurnal.

2. Memutuskan MPLS 4. Peraturan MPLS dan


dalam rapat dewan tata tertib Sekolah
pendidikan dengan Lampiran 3.9 (Tata
melibatkan pengurus tertib sekolah).
OSIS (SMPLB dan
SMALB).
3. Menetapkan
peraturan tentang
MPLS dan tatatertib
sekolah (lihat
lampiran 3.9)
4. Menginformasikan
peraturan MPLS
disampaikan kepada
pihak yang
berkepentingan setiap
menjelang dimulainya
tahun ajaran baru.
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan MPLS Jurnal harian
dilakukan pada awal
tahun ajaran agar
peserta didik baru
dapat menyesuaikan
diri dengan
lingkungannya.
2. Melaksanakan MPLS
mencakup pengenalan
sekolah dengan
memperhatikan budaya
akademik sekolah
Pengawasan :
Melaporkan hasil
pengawasan kepada dinas
pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.

34
e. Pelayanan Perencanaan:
Bimbingan dan 1. Menugaskan guru kelas 1. SK tugas tambahan
konseling. yang mendapat tugas guru.
tambahan sebagai 2. Dokumen program
konseling dengan SK
Lampiran 3.10
kepala sekolah.
(Program Bimbingan
2. Menyusun program Konseling)
bimbingan dan
3. Jurnal
konseling yang
memuat jadwal, materi
layanan asesmen,
pembimbingan, satuan
layanan pendukung
(angket data),
kerjasama.

3. Mensosialisasikan program bimbingan dan konseling

Pelakasanaan:
1. Memastikan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.
2. Melaksanakan kerjasama dengan psikolog, dokter, psikiater.

1. Jurnal
2. Dokumen kerjasama

Pengawasan:
1. Mengawasi proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

33
2. Mengawasi proses kerjasama.
3. Melaporkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling kepada orang tua/wali peserta didik.

1. Jurnal
2. Dokumen laporan
f.
Kegiatan ekstrakurikuler
Perencanaan:
1. Menugaskan guru pembina ekstrakurikuler dengan SK kepala sekolah.
2. Menyusun program ekstrakurikuler yang berisi jenis, jadwal pelaksanaan, materi kegiatan, evaluasi.
3. Mensosialisasikan program program ekstrakurikuler.

1. SK guru pembina ekstrakurikuler


2. Dokumen program ekstrakurikuler

Pelaksanaan:
1. Memastikan guru pembina ekstrakurikuler melaksanakan pembinaan.
2. Melaksanakan Pembinaan ekstrakurikuler sesuai dengan jenis dan jadwal.

Jurnal

3. Melaksanakan evaluasi ekstra kurikuler sesuai dengan jenis dan jadwal.

Pengawasan:
1. Mengawasi kegiatan ekstrakurikuler
2. Melaporkan hasil pengawasan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota provinsi.

Jurnal dan dokumen laporan.

g.

34
Penghargaan peserta didik berprestasi

Perencanaan:
1. Merencanakan pembinaan prestasi peserta didik, yang dilakukan dengan melibatkan komite sekolah,
dewan pendidikan, dan pengurus OSIS (SMPLB dan SMALB), serta dituangkan dalam peraturan
pembinaan prestasi peserta didik.
2. Memutuskan peraturan pembinaan prestasi peserta didik melalui rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah.
3. Menginformasikan peraturan pembinaan prestasi peserta didik kepada warga sekolah setiap awal
tahun ajaran

Dokumen program

Pelaksanaan:
Melaksanaan pembinaan prestasi peserta didik dilakukan oleh guru pembina yang ditunjuk oleh kepala
sekolah.

Dokumen penghargaan

Pengawasan:
1. Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penghargaan peserta didik berprestasi.
2. Melaporkan pemberian penghargaan kepada orang tua dan dinas
1. Jurnal
2. Dokumen laporan

33
pendidikan provinsi/kabupaten/kot
a.

h.
Penelusuran dan pendayagunaan alumni
Perencanaan:
1. Merencanakan penelusuran dan pendayagunaan alumni memuat kriteria penelusuran dan
pendayagunaan alumni sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka dengan mengacu pada
peraturan perundangundangan.
2. Menetapkan rencana penelusuran dan pendayagunaan alumni melibatkan komite sekolah, dewan
pendidik, dan para pemangku kepentingan pendidikan.
3. Menginformasikan rencana penelusuran dan pendayagunaan alumni kepada warga sekolah.

Dokumen Program

Pelaksanaan:
Melaksanakan penelusuran dan pendayagunaan alumni dilakukan oleh kepala sekolah
Jurnal

Pengawasan:
1. Mengawasi penelusuran dan pendayagunaan alumni.
2. Melaporkan kepada penelusuran dan pendayagunaan dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota

1. Jurnal
2. Dokumen laporan

34
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
a. Pendidik
1) Pemenuhan Perencanaan:
Pendidik. 1. KS membentuk tim 1. SK tim perencana
perencana kebutuhan kebutuhan pendidik.
pendidik yang bertugas
merencanakan kebutuhan 2. Buku daftar hadir tim
pendidik, membuat surat dan notulen.
penetapan pemenuhan 3. Buku rencana
kebutuhan pendidik, pemenuhan
bersama komite sekolah/ kebutuhan pendidik
yayasan menyeleksi yang mencantumkan
penerimaan tenaga jumlah guru mata
pendidik dan melaporkan pelajaran/guru kelas,
tentang rencana dan kualifikasi
pemenuhan kebutuhan akademik.
pendidik kepada Dinas 4. Lampiran 3.11
Pendidikan Provinsi/ (Analisis Kebutuhan
Kabupaten/Kota/ Yayasan. Pendidik).
5. Surat penetapan
pemenuhan
kebutuhan pendidik.
6. Surat permohonan
kebutuhan pendidik
kepada Dinas
Pendidikan Provinsi/
Kabupaten/Kota/
Yayasan.
Pelaksanaan:
1. Memastikan terkirimnya 1. Surat usulan tentang
surat usulan tentang pemenuhan
pemenuhan kebutuhan kebutuhan pendidik
pendidik berdasarkan berdasar jumlah
jumlah guru mata guru mata
pelajaran/guru kelas, pelajaran/guru
dan kualifikasi akademik kelas, dan kualifikasi
kepada dinas pendidikan akademik kepada
provinsi/kabupaten/kot dinas pendidikan
a provinsi/kabupaten/
/provinsi atau yayasan kota atau yayasan
2. Memastikan tim 2. Media sosialisasi
melakukan sosialisasi penerimaan tenaga
pemenuhan kebutuhan pendidik baru.
pendidik.
3. Buku catatan
3. Memastikan tim
penerimaan calon
melakukan pencatatan
pendidik baru 4.

33
pendaftaran Biodata calon
pendidik baru

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


4. Memastikan tim 5. Laporan hasil
melakukan seleksi seleksi calon
5. Memutuskan calon pendidik baru
pendidik baru yang 6. Surat keputusan
diterima melalui pendidik yang
rapat dengan tim diterima.
seleksi
Pengawasan:
1. Mengawasi proses 1. Jurnal harian KS
seleksi penerimaan
2. Dokumen laporan
pendidik baru
seleksi
2. Menginformasikan
penerimaan
hasil seleksi
pendidik baru
penerimaan pendidik
baru kepada warga
sekolah
3. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
Dinas pendidikan
provinsi/kab/kota.

2) Induksi Guru Perencanaan : 1. Program kerja PGIP


Pemula Kepala sekolah dengan tim Lampiran 3.12
menyusun program induksi (Program Kerja PGIP)
guru pemula
2. Surat Keputusan (SK)
Menugaskan pembimbing
pembimbing PGIP
guru pemula

Pelaksanaan :
1. Menunjuk pembimbing Catatan pembimbingan
yang sesuai dengan
kriteria.
2. Menjadi pembimbing,
jika pada satuan
pendidikan yang
dipimpinnya tidak
terdapat guru yang
memenuhi kriteria
sebagai pembimbing.
3. Mengajukan pembimbing
dari satuan pendidikan
lain kepada dinas
pendidikan terkait jika

34
tidak memiliki
pembimbing dan kepala
sekolah tidak dapat
menjadi pembimbing.
Pengawasan :
1. Hasil Penilaian Kinerja

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


1. Mengawasi pelaksanaan 2. Laporan pelaksanaan
pembimbingan oleh Program Peniaian
pembimbing. Kinerja guru pemula
2. Melakukan penilaian 3. Pemetaan Hasil
kinerja dalam pemetaan Penilaian Kinerja.
guru pemula.
3. Menyusun Laporan
Hasil Penilaian Kinerja
untuk disampaikan
kepada Kepala Dinas
Pendidikan
terkait, dengan
mempertimbangkan
masukan dan saran dari
pembimbing, pengawas
sekolah salinan laporan
tersebut kepada guru
pemula.
3) Pemberdayaan Perencanaan:
pendidik 1. Membentuk tim 1. SK tim perencana
perencana pembagian pembagian tugas
tugas pendidik, pendidik, pemberian
pemberian tugas tugas tambahan,
tambahan, pembagian pembagian beban
beban mengajar, mengajar,
optimalisasi tenaga optimalisasi
pendidik.
pendidik.
2. Buku daftar hadir
dan notulen tim.
3. Buku pembagian
tugas yang sesuai
dengan kualifikasi
akademik dan
kompetensi.
4. Buku pembagian
tugas tambahan.
5. Buku pembagian

33
beban mengajar.
Pelaksanaan:
1. Memastikan 1. Surat keputusan
tersusunnya rencana pembagian tugas
penetapan pembagian mengajar.
tugas mengajar
pendidik. 2. Surat keputusan
penetapan wakil
2. Memastikan terbuatnya kepala sekolah.
surat penetapan wakil
kepala sekolah. 3. Rincian tugas
dan fungsi
3. Memastikan
kepala sekolah,
tersusunnya tugas dan
wakil kepala
fungsi kepala

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


sekolah, wakil kepala sekolah, guru kelas,
sekolah, guru kelas, guru guru mata pelajaran
mata pelajaran dan guru dan guru
BK/ konselor. BK/konselor.
Pengawasan:
1. Berkoordinasi dengan 1. Buku supervisi.
pengawas mengevaluasi
2. Buku catatan.
kesesuaian antara
pembagian tugas dengan koordinasi evaluasi.
pelaksanaan, melalui 3. Dokumen laporan
kegiatan supervisi. hasil supervisi dan
2. Melaporkan hasil evaluasi.
supervisi dan evaluasi
kepada dinas
pendidikan
provinsi/
Kab/kota/yayasan.

34
4) Pengembangan Perencanaan:
pendidik 1. Membentuk tim 1. SK tim
pengembangan pendidik pengembangan
yang bertugas membuat pendidik.
rancangan instrumen
2. Buku daftar hadir dan
evaluasi diri pendidik
notulensi.
yang mengacu pada
standar pendidik, 3. Instrumen evaluasi
membuat jadwal diri pendidik yang
pelaksanaan PKG. mengacu pada
standar pendidik.
2. Merencanakan alternatif
pengembangan pendidik 4. Jadwal pelaksanaan
melalui diklat fungsional, PKG.
diklat teknis, kegiatan 5. Buku catatan
kolektif guru, publikasi alternatif
ilmiah dan karya inovatif, pengembangan
lokakarya, seminar, dan pendidik melalui
pelatihan sesuai dengan diklat fungsional,
kompetensi; dan diklat teknis, kegiatan
merencanakan alternatif kolektif guru,
pengembangan publikasi ilmiah dan
kualifikasi melalui studi karya inovatif,
lanjut; dan peningkatan lokakarya, seminar,
karir. dan pelatihan sesuai
3. Menetapkan dengan kompetensi.
pengembangan pendidik 6. buku catatan
bersama dinas pendidikan pengembangan
provinsi/komite kualifikasi pendidik.
sekolah/yayasan. 7. Surat penetapan
pengembangan
pendidik yang
minimal

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


mencantumkan nama
pendidik, jenis
pengembangan dan
waktu.

33
Pelaksanaan:
1. Memastikan 1. Buku daftar
keterlaksanaan pengembangan
pengembangan pendidik.
pendidik.
2. Buku catatan
2. Memastikan peningkatan
keterlaksanaan kompetensi.
peningkatan profesional pendidik.
kompetensi profsional
pendidik melalui studi 3. Buku catatan mutasi
lanjut, lokakarya, berdasar analisis
seminar, pelatihan, jabatan.
dan/atau penelitian 4. Buku catatan
sesuai dengan pemberian promosi
kompetensi secara kepada pendidik.
profesional, adil, dan
terbuka, serta
mendorong pendidik
untuk aktif dalam
organisasi profesi.
3. Memastikan
keterlaksanaan mutasi
berdasarkan analisis
jabatan.
4. Memastikan
keterlaksanaan
pemberian promosi
kepada pendidik
berdasarkan azas
kemanfaatan,
kepatutan, dan
profesionalisme.
Pengawasan:
1. Melakukan pengawasan 1. Jurnal harian kepala
pengembangan pendidik sekolah.
berdasarkan kalender
pendidikan melalaui 2. Dokumen laporan
kegiatan supervisi dan hasil supervisi dan
monitoring. monitoring pendidik.
2. Melaporkan hasil
supervisi dan
monitoring kepada
dinas pendidikan
provinsi/
kota/kabupaten.
5) Penghargaan Perencanaan:
untuk pendidik 1. Membuat aturan tentang 1. Dokumen peraturan
pemberian penghargaan pemberian
kepada pendidik.

34
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Membentuk tim untuk penghargaan pendidik.
pemberian 2. Surat keputusan tim
pengharagaan kepada pemberian
pendidik yang pengharagaan pendidik.
termasuk didalamnya
melibatkan komite
sekolah, tim evaluasi,
dan dinas pendidikan
dibuktikandengan SK
kepalasekolah.
Pelaksanaan:
1. Memastikan tim 1. Buku cataan
melakukan penjaringan/inventar
penjaringan isasi calon penerima
/inventarisasi penghargaan
pendidik yang masuk
nominasi 2. Jadwal pemberian
mendapatkan penghargaan yang
penghargaan. dikaitkan dengan
momen tertentu
2. Memastikan jadwal seperti Hari
pelaksanaan Pendidikan Nasional,
pemberian
Hari Guru, dan/atau Hari
penghargaan yang
Kemerdekaan Republik
disesuaikan dengan
Indonesia.
momen tertentu
misalnya Hari
Pendidikan Nasional,
Hari Guru, dan/atau Hari
Kemerdekaan Republik
Indonesia.
Pengawasan: Jurnal harian kepala
1. Melakukan sekolah dokumen
pengawasan laporan pengawasan
keterlaksanaan
pemberian
penghargaan
kepada pendidik
2. Melaporkan hasil
pengawasan
b. kepada dinas
1) pendidikan
provinsi/kota/kabupaten
/yayasan
Tenaga Kependidikan
Pemenuhan Perencanaan:
kebutuhan

33
tenaga 1. Melakukan analisis 1. Hasil analisis
kependidikan kebutuhan tendik kebutuhan tenaga
(tenaga berdasarkan jumlah, pendidik (tendik)
administrasi jenis pekerjaan, dan berdasarkan jumlah,
sekolah, tenaga kualifikasi akademik. jenis pekerjaan, dan
perpustakaan 2. Menentukan kebutuhan kualifikasi akademik.
sekolah, tenaga tendik berdasarkan 2. Laporan kondisi dan
laboratorium jumlah, jenis pekerjaan, kebutuhan tendik
sekolah, dan kualifikasi dan berdasarkan jumlah,
dilaporkan kepada
dewan

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


pekerja sosial, pendidik, pengawas jenis pekerjaan, dan
psikolog, sekolah, dinas kualifikasi akademik.
terapis, dan pendidikan, komite
tenaga sekolah/yayasan.
kependidikan
khusus lainnya,
seperti; teknisi,
tenaga
kebersihan,
penjaga
sekolah).
Pelaksanaan:
1. Memastikan usulan 1. Dokumen
kebutuhan tendik sesuai validasi usulan
dengan jumlah, jenis kebutuhan
pekerjaan, dan kualifikasi tendik.
akademik.
2. Surat usulan
2. Mengajukan usulan kebutuhan
kebutuhan tendik kepada tendik
dinas pendidikan berdasarkan
/yayasan. jumlah, jenis
pekerjaan, dan
kualifikasi
akademik.

Pengawasan:
1. Memantau dan 1. Dokumen
mengevaluasi pemantauan dan
pemenuhan kebutuhan evaluasi
dengan mencocokkan pemenuhan
kesesuaian perencanaan kebutuhan tendik.
dan pelaksanaan.
2. Laporan dan tindak
2. Melaporkan hasil lanjut hasil
pengawasan kepada pengawasan

34
dinas pendidikan pemenuhan
provinsi/kabupaten/kota kebutuhan tendik.
/ atau yayasan.
2) Pemberdayaan Perencanaan:
tenaga KS merancang pembagian Rancangan pembagian
kependidikan. tugas dan beban kerja tendik tugas dan beban kerja
jenis pekerjaan, dan sesuai kebutuhan dan
kualifikasi akademik ketentuan.
kebutuhan dan ketentuan.
Pelaksanaan:
1. Membuat SK pembagian 1. SK pembagian tugas
tugas tendik dengan tendik.
mempertimbangkan 2. Naskah uraian tugas
kompetensi dan beban dan tanggungjawab
kerja sesuai dengan tendik.
aturan
perundangundangan.

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


2. Menyusun uraian tugas 3. Uraian
dan tanggung jawab pendayagunaan
tenaga kependidikan. tenaga kependidikan.
3. Mendayagunakan tenaga
kependidikan.
Pengawasan:
1. Memantau dan 1. Catatan pemantauan
mengevaluasi dan evaluasi
pemberdayaan tenaga pemberdayaan
kependidikan dilakukan tendik.
oleh kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah 2. Laporan dan tindak
pada akhir tahun ajaran. lanjut hasil
pemantauan
2. Melaporkan hasil
pemberdayaan
pemantauan dilaporkan
tendik.
kepada: dinas
pendidikan provinsi/
kabupaten
/kota/yayasan.
3) Pengembangan Perencanaan:
tenaga 1. mengidentifikasi 1. Hasil identifikasi
kependidikan. peningkatan peningkatan.
kompetensi secara kompetensi tendik
sistematis sesuai
kebutuhan. 2. Pemetaan jenis
pengembangan
2. Memetakan pilihan tendik
pengembangan
tendik(termasuk studi 3. Rencana

33
lanjut, lokakarya, pengembangan
seminar, dan/atau tendik.
pelatihan).
3. Menyusun rencana
pengembangan tendik
bersama wakil kepala
sekolah.
Pelaksanaan:
1. melaksanakan 1. Laporan pelaksanaan
pengembangan pengembangan
tendik sesuai tendik.
rencana.
2. SK mutasi jabatan.
2. melaksanakan mutasi
berdasarkan analisis
jabatan.
Pengawasan:
1. Mengawasi tingkat 1. Hasil pemantauan
kesesuaian pengembangan
pengembangan tendik tendik.
dengan rencana/program 2. Laporan hasil
yang telah ditetapkan. pengawasan kepada
dinas pendidikan.

N Komponen Langkah Kerja Perangkat


o
2. Melaporkan hasil
pengawasan dilaporkan
kepada dinas pendidikan.

4) Penghargaan Perencanaan:
untuk tenaga 1. Membuat aturan tentang 1. Aturan pemberian
kependidika pemberian penghargaan penghargaan tenaga
n kepada tenaga kependidikan.
kependidikan.
2. Surat keputusan tim
2. Membentuk tim untuk
pemberian
pemberian pengharagaan pengharagaan tenaga
kepada tenaga kependidikan.
kependidikan yang
melibatkan komite
sekolah, tim evaluasi, dan
dinas pendidikan
dibuktikan dengan SK
kepala sekolah.

34
Pelaksanaan:
1. Memastikan tim 1. Buku catatan
melakukan penjaringan/inventa
penjaringan/inventarisas i r isasi calon
tenaga kependidikan yang penerima
masuk nominasi penghargaan.
mendapatkan
penghargaan. 2. Jadwal pemberian
penghargaan yang
2. Memastikan jadwal
pelaksanaan pemberian dikaitkan dengan
penghargaan yang momen tertentu.
disesuikan dengan momen
tetentu misalnya Hari
Pendidikan Nasional,
Hari Guru, dan/atau Hari
Kemerdekaan Republik
Indonesia.

Pengawasan:
1. Melakukan pengawasan 1. Jurnal harian kepala
keterlaksanaan sekolah.
pemberian penghargaan
kepada tenaga 2. Dokumen laporan
kependidikan. pengawasan.
2. Melaporkan hasil
pengawasan kepada
dinas pendidikan
provinsi/
kota/kabupaten/yayasan
.
4. Sarana dan Prasarana
Lang
No Komponen kah Perangkat
Kerja
a. Pengadaan Pere
sarana dan ncan 1. Program Sarana dan
prasarana. aan: Prasaran lampiran 3.14 (Program
1. Sarana Prasarana).
M 2. Sekolah memiliki dokumen
en master plan sekolah.
yu
su
n
m
as
te
r
pl

33
an
(r
en
ca
na
in
d
uk
)
sa
ra
na
da
n
pr
as
ar
an
a
se
ko
la
h.
2. Dokumen hasil analisis kebutuhan
M sarpras yang
e mengakomodasi
n aksesibilitas semua kekhususan
y
u
s
u
n

r
e
n
c
a
n
a

k
e
b
u
t
u

34
h
a
n

s
a
r
p
r
a
s

p
a
d
a

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n

y
a
n
g

a
k
s
e
s
i
b
e
l

33
u
n
t
u
k

s
e
m
u
a

k
e
k
h
u
s
u
s
a
n
.

Pela Dokumen pengajuan (proposal)


ksan pengadaan
aan: sarpras sesuai kebutuhan.
1.
M
e
n
g
a
j
u
k
a
n
r
e
n
c
a
n
a
p
e

34
n
g
a
d
a
a
n
s
a
r
p
r
a
s
s
e
s
u
a
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
p
a
d
a
t
a
h
u
n
b
e
rj
a
l
a
n
.
2. SK panitia pengadaan sarana dan
M prasarana sekolah.

33
e
m
b
e
n
t
u
k

t
i
m

p
e
n
g
a
d
a
a
n

s
a
r
a
n
a

d
a
n

p
r
a
s
a
r
a
n
a

s
e
s

34
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n
.
Peng SK tim pengawas sarana dan
awas prasarana meliputi PTK yang
an: ditugaskan mengelola sarana dan
1. prasarana.
M
e
m
b
e
n
t
u
k

t
i
m

p
e
n
g
a
w
a
s

33
p
e
n
g
a
d
a
a
n

s
a
r
a
n
a

d
a
n

p
r
a
s
a
r
a
n
a
.
2. Dokumen pengadaan yang
Ke ditandatangani kepala sekolah.
pa
la
se
ko
la
h
m
en
an
da
ta
ng
an
i

34
se
m
ua
do
ku
m
en
pe
ng
ad
aa
n
sa
rp
ra
s.
3. Dokumen laporan pengawasan
M sarpras.
el
ap
or
ka
n
ha
sil
pe
ng
a
w
as
an
pe
ng
ad
aa
n
sa
rp
ra
s.
b. Pemanfaatan Pere Dokumen tata tertib penggunaan
sarana dan ncan sarana dan prasarana yang
prasarana. aan: ditandatangani oleh KS.
Mem
astik
an
sekol
ah

33
mem
iliki
atura
n
peng
guna
an
sara
na
dan
prasa
rana.
Pela 1. Jurnal KS berisi tentang kegiatan
ksan pengecekan sarpras.
aan: 2. Ada catatan penggunaan sarpras.
1.
M
e
m
a
s
t
i
k
a
n

s
e
m
u
a

s
a
r
p
r
a
s

y
a
n
g

d
i
m
i

34
l
i
k
i
s
e
k
o
l
a
h

d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

s
e
c
a
r
a

o
p
t
i
m
a
l
.

33
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Melakukan pengawasan 2. Jurnal KS mencatat secara
langsung terhadap kegiatan pengawasan
pemeliharaan sarpras. kepala sekolah
terhadap
pemeliharaan
Sarpras.
2. Membuat laporan kondisi Dokumen laporan
sarpras yang dilaporkan kondisi sarpras pada
kepada dinas terkait tahun berjalan.
d. Pengembangan Perencanaan:
sarana dan 1. Kepala sekolah menyusun Dokumen RPS prasarana rencana
pengembangan mencakup rencana
(Lihat lampiran sekolah yang didalamnya pengembangan sarpras.
3.14) termasuk rencana
pengembangan sarpras.
2. Memastikan tim Jurnal KS mencatat
pengembang sekolah kegiatan pembinaan dapat
melaksanakan kepada tim pengembang
tugasnya dengan baik. sekolah.
Pengawasan:
1. Kepala sekolah Jurnal KS mencatat
melakukan pengawasan kegiatan pengawasan
langsung terhadap langsung terhadap pelaksanaan
pelaksanaan pengembangan sekolah. pengembangan
sekolah.
2. Membuat laporan Dokumen laporan
pengawasan pengawasan pengembangan sekolah
pengembangan sekolah.
dan menyampaikannya kepada
dinas terkait.

5. Budaya dan Suasana Pembelajaran Sekolah


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
a. Budaya Sekolah Perencanaan:
1. Dokumen perencanaan Ada dokumen
sekolah memuat aspek perencanaan sekolah
pengembangan budaya untuk pengembangan
sekolah. budaya sekolah, seperti
7K, literasi, kerohanian,
budaya mutu, dan
aktivitas lain yang dapat
relevan lampiran 3.15
(Program Budaya dan
Suasana Pembelajaran

34
Sekolah).

No Komponen Langkah Kerja Perangkat


2. Kepala sekolah bersama 1. Dalam penyusunan
warga sekolah dokumen rencana:
menyusun dokumen a. ada keterlibatan
rencana pengembangan
komite sekolah;
sekolah.
b. ada keterlibatan
dewan guru;
c. ada keterlibatan
yayasan
penyelenggara
pendidikan.
Pelaksanaan:
1. Kepala sekolah Ada SK mengenai
mendelegasikan penanggung jawab
program pengembangan pengembangan budaya
budaya sekolah. sekolah.
2. Kepala sekolah 1. Terdapat bukti
memastikan fisik pelaksanaan
terlaksananya budaya budaya sekolah.
sekolah yang 2. Semua warga
dikembangkan. sekolah
berpartisipasi aktif
dalam menciptakan
pengembangan
budaya sekolah.
Pengawasan:
Memantau dan Laporan pelaksanaan
menginformasikan (tindak dari tim pengembang
lanjut) pelaksanaan
pengembangan budaya
sekolah
b. Suasana Perencanaan:
pembelajaran Kepala sekolah bersama Dalam perencanaan
dewan guru merencanakan penciptaan suasana
suasana pembelajaran yang pembelajaran:
nyaman, aman, tertib, bersih, 1. ada keterlibatan
rapih, saling menghormati, dewan guru;
menghargai, dan kerja sama. 2. ada keterlibatan
komite/yayasan
penyelenggara
pendidikan.

33
Pelaksanaan:
Kepala sekolah 1. SK penugasaan Guru.
menugaskan guru untuk
2. Ada catatan kegiatan
menciptakan suasana
observasi kelas yang
pembelajaran yang
dilakukan oleh
memperhatikan
kepala sekolah.
lingkungan fisik dan non
fisik.

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

Pengawasan:
Memantau dan menginformasikan pelaksanaan pengembangan suasana pembelajaran di kelas.

Dokumen/laporan hasil pengawasan pengembangan suasana belajar di kelas yang diinformasikan kepada
warga sekolah.
c.
Peraturan akademik

Perencanaan:
1. Kepala sekolah bersama guru merencanakan peraturan akademik.
2. Menyusun peraturan akademik yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remedial,
kenaikan kelas, kelulusan, dan hak siswa.

Dalam penyusunan peraturan akademik Kepala sekolah, ada bukti keterlibatan guru. Lampiran 3.16
(Peraturan akademik).

Pelaksanaan
Kepala sekolah mewajibkan warga sekolah mengikuti peraturan akademik.

Terdapat bukti-bukti pelaksanaan peraturan akademik.

Pengawasan:
Memantau dan menginformasikan pelaksanaan peraturan akademik.

1. Dalam rangka memantau pelaksanaan peraturan akademik kepala sekolah.

34
2. Melihat catatan kehadiran siswa.
3. Melihat program guru terkait penilaian hasil belajar, remedial, dan konseling.
4. Terdapat catatan tentang keluhan dan saran tentang penggunaan sarpras oleh siswa.
d.

Kode etik sekolah


Perencanaan:
1. Kepala sekolah bersama komite/yayasan dan guru merencanakan kode etik sekolah yang berlaku untuk
semua warga (PTK dan peserta didik) sekolah dalam upaya

1. Dalam penyusunan peraturan sekolah: a. ada bukti keterlibatan komite sekolah/yayasan;

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

33
menegakkan etika sekolah.
b. ada bukti keterlibatan dewan guru.
2. Ada bukti keterlibatan pihak lain yang dibutuhkan.

2. Menyusun dokumen kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk: 1)
menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya; 2) menghormati pendidik dan tenaga
kependidikan; 3) mengikuti proses pembelajaran dengan men- junjung tinggi ketentuan pembelajaran
dan mematuhi semua peraturan yang berlaku; 4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk
mewujudkan harmoni
sosial di antara teman; 5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama; 6) mencintai
lingkungan, bangsa, dan negara; serta7) menjaga dan memelihara sarana dan pra-sarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah.
3. Kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan
tenaga kependidikan, secara per- seorangan maupun
kolektif, untuk: 1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah/madrasah, dan/atau
perangkat
Dokumen perencanaan kode etik sekolah dan Tata Tertib untuk peserta didik, Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Lihat lampiran 3.17 (Kode Etik Sekolah) dan lampiran 3.18 (Tata Tertib Pendidik dan
Tenaga Kependidikan),

34
No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada


peserta didik; 2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan
dengan peraturan dan undangundang; 4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mencederai integritas hasil Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.

Pelaksanaan:
Kepala Sekolah mewajibkan warga sekolah berperilaku sesuai dengan (1) kode etik peserta didik; (2) kode
etik guru.

Terdapat buku catatan kasus indisipliner

Pengawasan:
Memantau dan menginformasikan pelaksanaan peraturan sekolah.

Dalam rangka memantau pelaksanaan tata tertib sekolah, kepala sekolah:


1. Datang lebih awal;
2. Pulang lebih akhir;
3. Membaca laporan pelaksanaan dari tim pengembang;

6. Peran serta Masyarakat dan Kemitraan


No
Komponen

33
Langkah Kerja
Perangkat

Perencanaan:
Meyusun program pemberdayaan peran serta masyarakat dan kemitraan, berisi: jenis, pihak, waktu.
Menyususun draf MOU.

1. Program kerja lihat Lampiran 3.19


(Program Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan).
2. Draf MOU.

34
Pelaksanaan:
1. Mensosialisasikan pelaksanaan peran serta masyarakat dan.kemitraan kepada semua warga sekolah
setiap awal tahun pelajaran.
2. Menjalin kemitraan dengan lembaga yang relevan, berkaitan dengan masukan, proses, dan capaian
hasil pendidikan.
3. Menjalin kemitraan sekolah dilaksanakan dengan orang tua peserta didik, alumni, tokoh masyarakat,
lembaga pemerintah dan/atau lembaga non pemerintah.
4. Menjalin kemitraan dengan satuan pendidikan lain,dunia usaha, dan dunia industri, di dalam negeri
dan/atau luar negeri.
5. Melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan non akademik dan/atau akademik.
6. Membangun kerjasama dengan tenaga ahli seperti dokter, terapis, psikolog, psikiater.
7. Menandatangani MOU

1. Catatan kegiatan.
2. MOU yang sudah ditandatangani.

Pengawasan:
Mengawasi proses kemitraan Mengadministrasikan dan melaporkan hasil kemitraan kepada dinas
pendidikan provinsi/kab./kota.

1. Catatan pengawasan
2. Dokumen laporan
7. Akreditasi

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

Perencanaan:
1. Membentuk tim evaluasi diri untuk keperluan akreditasi yang mengacu

33
1. SK Tim Evaluasi Diri
2. Instrumen Evaluasi diri

kepada ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku


2. Menyiapkan draf instrumen evaluasi diri.

Pelaksanaan:
1. Mensosialisasikan persiapan akreditasi
2. Mengolah hasil evaluasi diri
3. Membuat rekomendasi hasil evaluasi diri.
4. Menindaklanjuti hasil rekomendasi evaluasi diri

1. Dokumen kegiatan sosialisasi.


2. Hasil pengolahan evaluasi diri
3. Rekomendasi hasil evaluasi diri.

34
4. Dokumen tindak lanjut evaluasi diri

Pengawasan:
1. Tim mengevaluasi diri dan melaporkan hasil kerjanya kepada kepala sekolah paling lambat 6 (enam)
bulan sebelum akreditasi/ reakreditasi.
2. Kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap peningkatan status akreditasi berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Catatan hasil pengawasan

8. Sistem Informasi Manajemen


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Perencanaan:
Tim menyusun program SK. Tim Penyusun
Sistem Informasi Manajemen Program Sistem
baik manual maupun Informasi Manajemen.
berbasis TIK.
Pelaksanaan:
1. Memastikan sekolah Software atau format
memiliki teknologi dokumen yang
informasi. digunakan di sekolah.
2. Memastikan tim TIK Data kepegawaian, data
sekolah terfasilitasi untuk kesiswaan, data
melaksanakan tugas dan kurikulum, data sarpras.
fungsinya.
3. Memastikan sekolah SOP yang dibuat dan
memiliki SOP dalam dikembangkan oleh
SIM sekolah. sekolah.
4. Memastikan Jurnal KS, bentuk SIM
pemeliharaan SIM sekolah
sekolah dapat
berjalan dengan baik.
5. Memastikan SIM sekolah Dokumen RPS
dikembangkan sesuai
kebutuhan.
6. Membuat deskripsi kerja Dokumen struktur
PTK yang termasuk organisasi sekolah.
didalamnya memelihara
SIM sekolah.

33
7. Memastikan SIM sekolah Jurnal KS, SIM yang
dapat digunakan digunakan oleh sekolah.
sepanjang tahun berjalan.
Pengawasan:
Melakukan pengawasan dan Dokumen laporan
membuat laporan pengawasan.
pengawasan SIM sekolah.

9. Program lain dalam upaya


peningkatan mutu sekolah
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
Perencanaan:
Tim menyusun program SK. Tim.
unggulan berdasarkan
analisis SWOT yang
dilakukan Tim.
Pelaksanaan:
1. Sekolah memiliki Dokumen program
program unggulan di unggulan sekolah.
bidang tertentu
seperti:
pilihan kemandirian
(keterampilan
vokasional), seni,
olahraga, akademik, atau
lainnya.
2. Memastikan tim kerja 1. Jurnal KS.
program unggulan dapat 2. Laporan pelaksanaan
melaksanakan program program unggulan.
unggulan secara
berkelanjutan.
3. Memastikan sekolah Produk, dokumen
memiliki produk, prestasi, prestasi, atauhasil
atau hasil program program unggulan
unggulan sekolah. sekolah.
Pengawasan:
Kepala sekolah Jurnal KS, daftar hadir
melaksanakan pengawasan kegiatan refleksi,
secara langsung terhadap laporan hasil
pelaksanaan program pengawasan program
unggulan sekolah. unggulan.
C. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

34
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sedangkan Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing -masing satuan pendidikan.

1. Uraian Prosedur Kerja

Prosedur mengembangkan KTSP dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Kepala sekolah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah
dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan KTSP.
Arahan sekurang-kurangnya berisi:
1) Dasar pelaksanaan pengembangan KTSP.
2) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan KTSP.
3) Manfaat pengembangan KTSP.
4) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan KTSP
5) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
pengembangan KTSP.
b. TPK menyusun draf rencana dan jadwal pengembangan KTSP,
sekurangkurangnya berisi uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, dan
jadwal pelaksanaan. Uraian kegiatan pengembangan KTSP meliputi:
1) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan analisis
konteks.
2) Pembuatan analisis konteks.
3) Penyusunan, review, dan revisi draf KTSP.
4) Finalisasi dokumen I KTSP.
5) Penyusunan, review, dan revisi draf silabus mata pelajaran dan
muatan lokal.
6) Finalisasi silabus mata pelajaran dan muatan lokal (dokumen II KTSP)
c. Kepala sekolah, komite sekolah, dan TPK sekolah membahas rencana dan
jadwal kegiatan.

33
d. TPK merevisi dan melakukan finalisasi rencana dan jadwal kegiatan.
e. Kepala sekolah menandatangani rencana dan jadwal kegiatan.
f. TPK menyusun draft KTSP menggunakan hasil analisis konteks sebagai
salah satu acuan.
g. Guru menyusun silabus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
KTSP menggunakan hasil analisis konteks sebagai salah satu acuan.

h. Kepala sekolah, komite sekolah, TPK dan guru mereview draft KTSP,
berdasarkan hasil review, TPK dan guru melakukan revisi dan finalisasi
dokumen I dan II KTSP.
i. Kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP,
kemudian divalidasi dan disetujui oleh pengawas sekolah.
j. Dinas Pendidikan Provinsi mensahkan dan menetapkan pemberlakuan
dokumen KTSP.
k. Kepala sekolah mensosialisasikan kepada semua warga sekolah dan
stakeholders.
l. TPK menggandakan dan mendistribusikan dokumen KTSP kepada
pihakpihak yang berkepentingan.

34
Gambar 3.2 Alur Prosedur kerja Penyusunan KTSP
Sistematika dokumen I KTSP dapat disususun sebagai berikut :
1. Cover
2. Lembar persetujuan Pengawas
3. Lembar Pengesahan (Kepala Sekolah, Komite
Sekolah/Ketua
Penyelenggara Pendidikan, dan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Pejabat yang mewakili atau ditugaskan)
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi

33
6. Glosarium
7. Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Mekanisme
1. Pengembangan KTSP
a. Acuan Konseptual
b. Prinsip Pengembangan
c. Prosedur Operasional (analisis, penyusunan; penetapan, dan
pengesahan)
2. Pelaksanaan
3. Daya Dukung
E. Pihak yang Terlibat
8. Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan Satuan Pendidikan
9. Bab III Muatan Kurikuler dan Pengaturan Beban Belajar
A. Muatan Kurikuler
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum
b. Kelompok Mata pelajaran
1) Kelompok Mata Pelajaran A (SDLB, SMPLB, dan SMALB)
2) Kelompok Mata Pelajaran B (SDLB, SMPLB, dan SMALB)
3) Kelompok C (Program Kebutuhan Khusus untuk SDLB
dan
SMPLB dan Pilihan Kemandirian untuk SMALB)
4) Kelompok D (Program Kebutuhan Khusus untuk SMALB)
c. Bimbingan dan Konseling

34
d. Ekstrakurikuler Kepramukaan
2. Muatan Lokal
B. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Kerja sebagai Pendidik
1. Beban Belajar Sistem Paket
2. Beban Belajar Tambahan
3. Beban Kerja sebagai Pendidik
C. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) (Lihat lampiran 3.18)
D. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
F. Kalender Pendidikan (lihat lampiran 3.19)
1. Permulaan Tahun Pelajaran
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
3. Pengaturan Waktu Libur
4. Kegiatan Khusus Sekolah
5. Libur Khusus Sekolah
10. Bab IV Penutup
11. Lampiran-lampiran

2. Penilaian Kinerja Guru dan Sasaran Kerja Pegawai

a. Pengertian
Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,
dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan
dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang
dibutuhkan. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta
keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses
pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan bagi sekolah, khususnya bagi guru dengan tugas
tambahan tersebut. Sistem PKG adalah sistem penilaian yang dirancang
untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya

33
melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam
unjuk kerjanya. Secara umum PKG memiliki 2 fungsi utama sebagai
berikut.
1) Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah.
2) Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukannya pada tahun
tersebut.

b. Unsur Yang Dinilai

1) Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses


pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi
kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4
(empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
2) Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi
guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor meliputi kegiatan
merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan
menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan,
dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan.
3) Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah. Pelaksanaan tugas tambahan ini
dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi
jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar
tatap muka.

34
c. Perangkat Pelaksanaan PKG

Perangkat yang harus digunakan oleh penilai untuk melaksanakan


PK GURU agar diperoleh hasil penilaian yang obyektif, akurat, tepat, valid,
dan dapat dipertanggung-jawabkan adalah:

1) Pedoman PKG

Pedoman PKG mengatur tentang tata cara penilaian dan norma-


norma yang harus ditaati oleh penilai, guru yang dinilai, serta unsur
lain yang terlibat dalam proses penilaian.

2) Instrumen penilaian kinerja

Instrumen penilaian kinerja yang relevan dengan tugas guru, terdiri atas:
a) Instrumen-1: Pelaksanaan Pembelajaran untuk guru kelas/mata
pelajaran;
b) Instrumen-2: Pelaksanaan Pembimbingan untuk guru Bumbingan
dan Konseling; dan
c) Instrumen-3: Pelaksanaan Tugas Tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah.
Instrumen-3 terdiri dari beberapa instrumen terpisah sesuai dengan
tugas tambahan yang diemban guru.
Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan pembelajaran
atau pembimbingan terdiri dari:
a) Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai
b) Format laporan dan evaluasi per kompetensi
c) Format rekap hasil PK GURU

d. Prosedur dan Waktu Pelaksanaan PKG

1) Waktu Pelaksanaan

PKG dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu pada


awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran.

33
a) PKG Formatif

PKG formatif digunakan untuk menyusun profil kinerja guru dan


harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di awal
tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil
evaluasi diri yang dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah
menyusun rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Bagi guru dengan PKG di bawah standar, program PKB
diarahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut
Sementara itu, bagi guru dengan PKG yang telah mencapai atau di
atas standar, program PKB diorientasikan untuk meningkatkan
atau memperbaharui pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan
perilaku keprofesiannya.

b) PKG Sumatif
PKG sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka
kredit guru pada tahun tersebut. PKG sumatif juga digunakan
untuk menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam
pelaksanaan PKB, baik bagi guru yang nilainya masih di bawah
standar, telah mencapai standar, atau melebihi standar
kompetensi yang ditetapkan.

2) Prosedur Pelaksanaan

Secara spesifik terdapat perbedaan prosedur pelaksanaan PKG


pembelajaran atau pembimbingan dengan prosedur pelaksanaan PKG
untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Meskipun demikian, secara umum kegiatan penilaian PKG di tingkat
sekolah dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan.

a) Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai
maupun guru yang akan dinilai.
(1) memahami Pedoman PKG, terutama tentang sistem yang
diterapkan dan posisi PKG dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan profesi guru;

34
(2) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah
dijabarkan dalam bentuk indikator kinerja;
(3) memahami penggunaan instrumen PKG dan tata cara
penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat
semua hasil pengamatan dan pemantauan, serta
mengumpulkan dokumen dan bukti fisik lainnya yang
memperkuat hasil penilaian; dan
(4) memberitahukan rencana pelaksanaan PKG kepada guru
yang akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu
jadwal pelaksanaannya.

b) Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PKG yang harus dilalui oleh penilai sebelum
menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.
(1) Sebelum Pengamatan
Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai
sebelum dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang
khusus tanpa ada orang ketiga. Pada pertemuan ini, penilai
mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi
tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat
pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format
laporan dan evaluasi per kompetensi.
(2) Selama Pengamatan
Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai
wajib mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam pelaksanaan proses pembelajaran atau pembimbingan,
dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sesuai
untuk masing-masing penilaian kinerja. Untuk menilai guru
yang melaksanakan proses pembelajaran atau

33
pembimbingan, penilai menggunakan instrumen PKG
pembelajaran atau pembimbingan.
(3) Setelah Pengamatan
Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah, penilai dapat
mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih
diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan
pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut.

c) Tahap pemberian nilai


Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi
dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai
tersebut, penilai terlebih dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2
pada masingmasing indikator untuk setiap kompetensi.
Pemberian skor ini harus didasarkan kepada catatan hasil
pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen
lain yang dikumpulkan selama proses PKG. Pemberian nilai untuk
setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk masing-masing indikator setiap
kompetensi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara
membandingkan rangkuman catatan hasil pengamatan dan
pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per
kompetensi dengan indikator kinerja masing-masing kompetensi.
Aturan pemberian skor untuk setiap indikator adalah:
(1) Skor 0 menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau tidak
menunjukkan bukti,
(2) Skor 1 menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada
bukti tetapi tidak lengkap
(3) Skor 2 menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau
ada bukti yang lengkap.

34
Lembar pernyataan kompetensi, dan cara menilai PK Guru
Kelas/Mata Pelajaran.
No Kompetensi Cara Menilai
Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik Pengamatan dan


Pemantauan
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip Pengamatan
pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum Pengamatan
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik Pengamatan
5. Pengembangan potensi anak didik Pengamatan dan
Pemantauan
6. Komunikasi dengan peserta didik Pengamatan
7. Penilaian dan evaluasi Pengamatan
Kepribadian

8. Bertindak sesuai dengan norma agama, Pengamatan dan


hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Pemantauan
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan Pengamatan dan
teladan Pemantauan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, Pengamatan dan
rasa bangga menjadi guru Pemantauan
Sosial

11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta Pengamatan dan


tidak diskriminatif Pemantauan
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga Pengamatan
kependidikan, orang tua, peserta didik,
dan masyarakat
Profesional

13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan Pengamatan


pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui Pengamatan
tindakan yang reflektif

Keterangan:
3. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja
guru melalui diskusi sebelum pengamatan,

33
pengamatan selama pelaksanaan proses
pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan.

4. Pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja


guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara
dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara
dengan warga sekolah.

D. Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi

1. Program Pengawasan
a. Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah didasarkan pada Standar
Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan
secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas pengelolaan.
f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap
akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah dan orang tua/wali
peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas
masingmasing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan
kepada kepala sekolah. kepala sekolah, secara terus menerus melakukan
pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.

34
i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah dan para pemangku kepentingan pendidikan sekurang-
kurangnya setiap akhir semester.

j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada Dinas


Pendidikan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan
sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti
laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
l. Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan,
supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk
memperbaiki kinerja sekolah, dalam pengelolaan pembelajaran dan
pengelolaan secara keseluruhan.

2. Evaluasi

a. Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.


b. Sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja,
dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional
Pendidikan.
c. Sekolah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya dua
kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah.
3) Evaluasi internal dan eksternal melalui akreditasi sekolah sekurang
kurangnya satu kali dalam lima tahun.

33
BAB IV KEPEMIMPINAN, PENDIDIKAN KARAKTER, DAN KEWIRAUSAHAAN
KEPALA SEKOLAH

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan dalam panduan ini didefinisikan sebagai kemampuan


kepala sekolah mempengaruhi warga sekolah agar bertindak selaras dengan
upaya pencapaian tujuan sekolah. Kemampuan mempengaruhi tersebut
merupakan kelebihan kepala sekolah yang terwujud dalam perannya sebagai
motivator, pembelajar, pemberi solusi, pengembangan iklim sekolah, dan
keteladanan. Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut;

1. Sebagai Teladan
Sebagai teladan, kepala sekolah mampu menunjukkan sebagai “role model”
bagi warga sekolah sehingga menjadi pribadi yang dapat digugu dan ditiru.
Keteladanan kepala sekolah ditunjukkan dengan sikap dan prilaku sehari-
hari, seperti yang selalu hadir tepat waktu.

2. Kepala Sekolah Sebagai Motivator


Sebagai motivator, kepala sekolah berperan memberikan stimulasi kepada
warga sekolah yang menyebabkan timbulnya motivasi bagi guru dan tenaga
kependidikan melaksanakan sesuatu. Peran ini diperlukan dalam rangka
menumbuhkan etos kerja guru dan tenaga kependidikan sesuai dengan
fungsinya.

3. Kepala Sekolah Pembelajar


Sebagai pembelajar, kepala sekolah senantiasa menambah dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu memperbaharui
kemampuan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) menjadi pembelajar.
Kepala sekolah sebagai pembelajar diperlukan agar guru dan tenaga

34
kependidikan di sekolah menjadi pembelajar sebagaimana yang dicontohkan
oleh kepala sekolah.

4. Kepala Sekolah Pemberi Solusi


Sebagai pemberi solusi, kepala sekolah mampu memberikan alternatif bagi
guru dan tenaga kependidikan dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.

5. Kepala Sekolah Pengembang Iklim Kondusip dan Disiplin


Sebagai pengembang iklim kondusip, kepala sekolah mendorong warga
sekolah menumbuhkan iklim kondusip dan disiplin. Kegiatan pengembangan
iklim kondusip dan disiplin dilakukan dengan cara membangun komunikasi
semua warga sekolah, memberikan penghargaan dan sanksi secara adil dan
seimbang.

6. Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan


Sebagai pengambil keputusan kepala sekolah dapat mengambil keputusan
secara cepat, tepat dan adil dengan mempertimbangkan kepentingan sekolah.
Dalam mengambil keputusan kepala sekolah harus mempertimbangkan dan
bertanggung jawab atas resiko dari keputusan yang diambilnya.

Bidang kepemimpinan tersebut di atas dirinci ke dalam


komponenkomponennya dan langkah kerja yang harus dilakukan oleh Kepala
sekolah seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah


No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
1. Kepala 1. Kepala sekolah hadir di sekolah 1. Daftar Hadir
sekolah tepat waktu dalam berbagai 2. Lampiran 3.11
sebagai kegiatan: Jurnal harian
teladan a. Kepala sekolah sudah berada Kepala Sekolah
di sekolah sebelum waktu jam
masuk.
b. Kepala sekolah pulang
melebihi jam pulang sekolah.
c. Kepala sekolah hadir pada

33
berbagai kegiatan sekolah
(seperti: upacara bendera,
rapat dewan guru, kegiatan
hari besar) tepat waktu.

No Komponen Perilaku Kerja Perangkat


2. Kepala sekolah melaksanakan 1. Jadwal kegiatan
berbagai kegiatan sesuai dengan semester dan
jadwal: tahunan
a. Kepala sekolah melaksanakan 2. RKT
kegiatan pembelajaran sesuai 3. Lampiran 3.11
jadwal. Jurnal Harian
b. Kepala sekolah menyusun Kepala Sekolah
rencana kerja tahunan pada
4. Dokumentasi
awal tahun pelajaran.
Kegiatan
c. Kepala sekolah melaksanakan
pertemuan dengan orang tua
murid pada awal tahun
pelajaran
d. Mendokumentasikan
pelaksanaan kegiatan
3. Kepala sekolah menyelesaikan 1. Lampiran 3.11
pekerjaan tepat waktu: Jurnal Harian
a. Kepala sekolah datang dan Kepala Sekolah
pulang sekolah tepat waktu, 2. Notula rapat
kecuali karena ada keperluan pembinaan guru
dinas
b. Kepala sekolah menyelesaikan
rencana kerja tahunan sesuai
dengan waktu yang telah
ditetapkan.
c. Kepala sekolah melaksanakan
rapat pembinaan guru sesuai
dengan durasi waktu yang telah
ditetapkan.
d. Mendokumentasikan hasil
penyelesaian pekerjaan.
4. Keteladanan Kepala sekolah Lampiran 3.14
mengontrol perilaku warga Peraturan akademik
sekolah berdasarkan aturan yang Lampiran 3.16 Tatib
berlaku: PTK
a. Kepala sekolah dan dewan guru
menyusun tata tertib siswa.
b. Kepala sekolah menyusun tata
tertib guru dan tenaga
kependidikan.

34
c. Kepala sekolah membuat
catatan hasil pembinaan guru
dan tenaga kependidikan.
d. Kepala sekolah melaksanakan
pembinaan pada rapat-rapat
koordinasi.

No Komponen Perilaku Kerja Perangkat


e. Kepala sekolah memberikan
teguran lisan dan atau tulisan
kepada guru dan tenaga
kependidikan yang melanggar
tata tertib
f. Kepala sekolah memberi
hukuman dan/atau
penghargaan terhadap guru dan
tenaga kependidikan.
g. Mendokumentasikan hasil
kegiatan sekolah
5. Keteladanan Kepala sekolah
mengapresiasi pendapat guru
dalam penerapan gagasan baru:
a. Kepala sekolah mengapresiasi
pendapat guru dalam
menerapkan gagasan baru.
b. Kepala sekolah mengapresiasi
Tenaga Kependidikan dalam
menerapkan gagasan baru.
c. Kepala sekolah mengapresiasi
pendapat Komite dalam
menerapkan gagasan baru.
d. Mendokumentasikan
kegiatan sekolah
6. Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap prestasi
dan karya terbaik warga sekolah: a.
Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap siswa yang
berprestasi
b. Kepala sekolah memberikan
penghargaan terhadap guru
yang berprestasi
c. Kepala sekolah memberikan
penghargaan kepada tenaga
kependidikan berprestasi di
sekolah
d. Kepala sekolah memberikan

33
penghagaan terhadap
partisipasi Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DUDI).
e. Mendokumentasikan kegiatan.
2. Kepala 1. Kepala Sekolah menyepakati Dokumen SKP
sekolah Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
sebagai sesuai dengan uraian tugas
motivator

N
Komponen Perilaku Kerja Perangkat
o
masing-masing PTK pada awal
tahun ajaran.
2. Kepala sekolah memotivasi
PTK melalui pemenuhan
kebutuhan sarana dan
prasarana kerja.
3. Kepala sekolah melaksanakan
bimbingan kerja terhadap PTK
secara terjadwal.
4. Kepala sekolah
memprogramkan pemberian
penghargaan bagi guru dan
TAS yang menunjukkan kinerja
tinggi.
5. Kepala sekolah melakukan
penilaian kinerja guru (PKG)
dan penilaian kinerja TAS.
6. Kepala sekolah mencatat
kemajuan kinerja PTK.
7. Kepala sekolah memfasilitasi
guru dan TAS untuk ikut kegiatan
kelompok kerja(forum KKG dan
TAS)
8. Memberikan peluang kepada
guru yang kompeten menjadi
tutor sebaya.
3. Kepala 1. Kepala sekolah menyepakati Dokumen SKP Lamp.
sekolah rencana Pengembangan 4.1 PKG
Sebagai Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Lamp. 4.2 PKB
Pembelajar guru pada awal tahun ajaran.
(principal as 2. Kepala sekolah menyepakati
a learner) pengembangan kompetensi bagi
TAS sesuai kebutuhan.
3. Kepala sekolah menyediakan
fasilitas internet bagi PTK untuk
pengembangan kompetensi dan

34
4. profesinya.
Kepala sekolah memfasilitasi PTK
untuk mengikuti diklat, seminar,
dan kegiatan pengembangan
5. kompetensi lainnya
Kepala sekolah
memprogramkan
6. pengembangan kompetensi
bagi PTK sesuai kebutuhan
sekolah.
7. Mendorong PTK untuk mengikuti
berbagai lomba kompetensi yang
tersedia
Memberikan peluang kepada
guru untuk melakukan penelitian,

No Komponen Perilaku Kerja Perangkat


membuat buku, jurnal, atau
bentuk publikasi ilmiah lainnya.
8. Menyediakan dana stimulan
untuk pembuatan publikasi ilmiah
yang berkaitan dengan PKB bagi
PTK
9. Kepala sekolah memprogramkan
lomba karya tulis ilmiah di sekolah
setiap tahun.
10. Kepala sekolah menyebarluaskan
hasil publikasi ilmiah guru melalui
internet.

33
11. Pemanfaatan Sumber Belajar Lam 3.14 Peraturan
a. Memanfaatkan sumber daya akademik
untuk mewujudkan tujuan pada
rencana kerja tahunan.
b. Kepala sekolah membagi tugas
kepada setiap guru untuk
mengampu mata pelajaran/
kelas sesuai dengan bidangnya.
c. Kepala sekolah membagi tugas
kepada Tenaga Administrasi
Sekolah (TAS) secara
proporsional.
d. Kepala sekolah
memberdayakan komite
sekolah sesuai dengan uraian
tugasnya untuk mewujudkan
rencana tahunan sekolah.
e. Kepala sekolah membagi tugas
tambahan kepada guru sesuai
dengan kompetensi yang
bersangkutan.
f. Kepala sekolah memantau
setiap pemanfaatan sumber
belajar dan sumber informasi.
g. Kepala sekolah membuat
kebijakan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber belajar dan sumber
informasi setiap pembelajaran.
h. Memfasilitasi warga sekolah
untuk pemanfaatan sumber
belajar dan sumber informasi.
12. Pemanfaatan Sumber Daya
a. Kepala sekolah memanfaatkan
pengetahuan baru dengan cara

No Komponen Perilaku Kerja Perangkat

34
mengsosialisasikan,
mengundang narasumber dan
menugaskan guru untuk
mengikuti kegiatan diklat/
workshop tentang pengetahuan
baru sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
b. Kepala sekolah berinisiatif
menyebarluaskan/mensosialis
asikan informasi baru yang
perlu diketahui guru dan TAS.
c. Kepala sekolah mengundang
narasumber untuk
melaksanakan workshop/
sosilalisasi hal-hal baru kepada
warga sekolah.
d. Kepala sekolah menugaskan
guru untuk mengikuti berbagai
kegiatan diklat/workshop
tentang pengetahuan baru dan
menyebarluaskan
(mendesiminasikan) hasilnya
kepada warga sekolah.
4. Kepala 1. Kepala sekolah memberi 1. Lampiran 3.11
Sekolah kesempatan kepada PTK untuk Jurnal Harian
sebagai berkonsultasi tentang kesulitan Kepala Sekolah
Pemberi yang dihadapinya. 2. Catatan kasus
Solusi 2. Kepala sekolah menjadwalkan khusus
Masalah pertemuan dengan PTK yang
(principal as a mengalami kesulitan dalam
problem melaksanakan tugas dan
solver) fungsinya.
3. Kepala sekolah bekerja sama
dengan PTK mencari solusi
permasalahan yang dihadapi.
4. Kepala sekolah menyepakati
pemecahan masalah yang
dihadapi PTK.
5. Kepala sekolah menyediakan
waktu untuk membimbing
PTK dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
6. Kepala sekolah mencatat
kemajuan PTK dalam
penyelesaian masalah.
7. Kepala sekolah berkomunikasi
secara terbuka:

33
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
8. Kepala sekolah
menggunakan berbagai
saluran komunikasi untuk
mendapatkan masukan dari
warga sekolah
9. Kepala sekolah
mendengarkan dan
mencatat keluhan warga
sekolah yang disampaikan
kepadanya;
10. Kepala sekolah
mempertimbangkan
masukan warga sekolah
dalam
11. Kepala sekolah terampil
berkomunikasi lewat alat
komunikasi digital (email, WA,
dll)
12. Kepala sekolah mampu
menggunakan IT untuk
menunjang aktiftas kerjanya
13. Kepala sekolah terbiasa
membuat memo dalam
menugaskan PTK
5. Kepala 1. Langkah kepala sekolah sebagai Lampiran 3.13 Prog
Sekolah pengembang iklim kondusip dan Budaya dan suasana
Sebagai disiplin; pembelajaran
Pencipta a) Kepala sekolah membuat Lampiran 3.15 Kode
Iklim yang aturan/pedoman tertutlis Etik Sekolah
kondusif dan tentang sistem penghargaan
Pengembang bagi PTK berprestasi;
Kedisiplinan b) Kepala sekolah memberikan
penghargaan atau imbalan
kepada PTK yang bekerja
melampaui standar secara
terprogram
c) Kepala sekolah menyesuaikan
sistem pemberian penghargaan
kepada PTK sesuai dengan
perkembangan jaman;
d) Kepala sekolah menciptakan
suasana kerja yang nyaman.
e) Kepala sekolah memberikan
penghargaan kepada siswa
yang melampaui standar yang
telah ditetapkan
f) Kepala sekolah mengkaji ulang

34
sistem pemberian penghargaan
kepada siswa
g) Kepala sekolah membuat
aturan/ pedoman tertulis
No Komponen Perilaku Kerja Perangkat
mengenai prosedur
operasional dalam pemberian
sanksi pada guru dan PTK
adalah:
1) Merumuskan
aturan/norma disiplin di
sekolah
2) Mengsosialisasikan aturan/
norma disiplin
3) Melakukan pembinaan
apabila terjadi pelanggaran
disiplin
4) Memberikan sanksi dengan
tahapan memberikan
teguran lisan, teguran
tertulis, pemberhentian
sementara dan
pemberhentian secara
tetap .
6. Kepala 1. Mengambil keputusan secara Lampiran 3.11 Jurnal
Sekolah cepat, tepat dan akurat Harian Kepala
Sebagai 2. Mengambil keputusan secara adil Sekolah
pengambil untuk kepentingan peningkatan
keputusan mutu pendidikan di sekolah
3. Mengutamakan kepentingan
sekolah di atas kepentingan
pribadi
4. Berani menanggung resiko dari
keputusan yang diambilnya.

B. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

1. Makna Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter dalam pedoman ini adalah proses pembetukan,
trasformasi, transmisi dan mengembangkan potensi peserta didik agar
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah
hidup Pancasila. (Kemendikbud, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter, 2016:22).

33
2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter di Sekolah adalah menanamkan nilai-nilai


pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi
nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis,
mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus
pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter
bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak
seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
(Kemendikbud, Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter, 2016:1).

3. Tugas Kepala Sekolah dalam Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di


Sekolah
Tugas-tugas kepala sekolah dalam implementasi PPK meliputi lima hal,
yaitu: memberdayakan Tim Pengembang KTSP (TPK) dalam penyusunan
PPK, memastikan TPK melakukan asesmen PPK, merencanakan PPK bersama
dengan TPK dan dewan guru, memantau implementasi PPK, dan
mengevaluasi PPK.

Gambar 4.1. Langkah kerja Kepala Sekolah dalam PPK


Lima langkah kerja KS dalam PPK merupakan suatu kesatuan dalam
penyusunan dan pengembangan KTSP dan merupakan langkah kerja yang
bersifat siklus. Rincian setiap kegiatan sebagai berikut ini.

a. Pemberdayaan TPK

Proses dan hasil kerja pada tahapan pemberdayaan TPK dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

34
Tabel 4. 2. Proses dan hasil kerja KS Pada Tahapan Pemberdayaan TPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Menugaskan TPK SK TPK disertai SK TPK ditandatangani


untuk dengan oleh KS dilengkapi
mengintegrasikan PPK deskripsi kerja dengan uraian/rincian
dalam KTSP yang memuat tugas Lampiran 4.3
kewajiban yang Deskripsi Tugas TPK
harus dilakukan
TPK terkait
dengan PPK
2) Rapat dengan TPK dan Notula hasil Rapat ini terintegrasi
dewan guru mengenai rapat mengenai dengan rapat
bagaimana merancang program PPK penyusunan/
PPK ke dalam KTSP dan yang tepat di pengembangan KTSP
program kerja sekolah sekolah
b. Memastikan TPK melakukan Asesmen PPK

Asesmen dilakukan dengan cara memastikan TPK melakukan


asesmen melalui empat tahap berikut:

Gambar 4. 2. Langkah kerja asesmen dalam implementasi PPK

33
Ada empat kegiatan yang menjadi tanggungjawab KS pada tahap
asesmen, yaitu memastikan TPK mengidentifikasi nilai dan regulasi PPK,
memastikan TPK mengidentifikasi teori dan hasil penelitian terkait
dengan pendidikan karakter, memastikan TPK mengidentifikasi faktor
pendukung dan penghambat implementasi PPK. Bersama dengan TPK dan
dewan guru merefleksi pengalaman pendidikan karakter. Rincian setiap
kegiatan dalam bentuk proses dan hasil kegiatan sebagai berikut.

Tabel 4.3. Proses dan hasil kerja asesmen dalam Implementasi PPK
No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan
1) Memastikan TPK TPK Rumusan nilai karakter
mengidentifikasi nilai menghasilkan ditempatkan menjadi
dan regulasi PPK rumusan bagian dari dokumen I
nilainilai KTSP BAB
karakter yang II Struktur dan Muatan
akan dimuat Kurikulum
dalam dokumen
I KTSP
2) Memastikan TPK TPK Proses mempelajari
mengidentifikasi teori menghasilkan teori/hasil penelitian
dan hasil penelitian rumusan dapat dilakukan secara
terkait dengan teori/hasil mandiri oleh TPK di
pendidikan karakter penelitian sekolah atau
mendatangkan
narasumber dari luar
sesuai dengan kondisi
sekolah. Tugas TPK
adalah menentukan
teori/hasil riset yang
relevan.

3) Memastikan TPK TPK bersama Proses identifikasi


mengidentifikasi dengan PTK dilakukan melalui
faktor pendukung dan menyepakati diskusi antara TPK dan
penghambat PPK di faktor dewan guru.
sekolah pendukung dan Identifikasi dilakukan
penghambat dengan menggunakan
PPK di sekolah format
Lampiran 4.4 asesmen
penguatan pendidikan
karakter.

4) TPK bersama dengan TPK


Proses refleksi dapat
dewan guru merefleksi mendapatkan
rumusan dilakukan secara lisan

34
pengalaman pendidikan pengalaman oleh masing-masing
karakter praktik terbaik guru. Uraian meliputi:
(Best practice) proses, hasil, faktor
PPK di sekolah pendukung, dan
strategi pelaksanaan
PPK.

c. Perencanaan

Perencanaan PPK dilakukan melalui empat tahap berikut ini.

Gambar 4. 3. Langkah kerja perencanaan dalam implementasi PPK

Empat langkah kerja perencanaan PPK adalah memastikan TPK


memiliki hasil asesmen, memfasilitasi TPK mendiskusikan hasil asesmen,
KS bersama TPK dan dewan guru mendiskusikan program PPK dalam (1)
PBM, (2) program sekolah, (3) ekstrakurikuler, (4) kerjasama
masyarakat, dan memastikan TPK mengintegrasikan program PPK ke
dalam KTSP. Rincian proses dan hasil untuk setiap tahapan kegiatan
perencanaan PPK sebagai berikut.

Tabel 4. 4. Proses dan hasil kegiatan perencanaan


dalam implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Memastikan TPK TPK memiliki Jurnal Kepala sekolah


memiliki hasil informasi hasil :
asesmen asesmen Pembahasan hasil

33
asesmen
2) Memfasilitasi TPK KS, TPK dan Kesepahaman
mendiskusikan hasil dewan guru mengenai hasil
asesmen memiliki asesmen yang harus
kesepahaman ditindaklanjuti
mengenai melalui program PPK
rancangan di sekolah

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

desain PPK di
sekolah
3) KS bersama TPK dan TPK Diskusi dapat
dewan guru menghasilkan dilakukan dalam
mendiskusikan Rancangan PPK workshop
program PPK dalam dalam PBM, penyusunan
(1) PBM, (2) program program KTSP
sekolah, (3) ekstra sekolah, ekstra
kurikuler, (4) kurikuler, dan
kerjasama masyarakat kerjasama
sekolah
4) Memastikan TPK TPK Integrasi PPK dalam
mengintegrasikan menghasilkan: dokumen I
program PPK ke dalam Dokumen I, (struktur
KTSP dokumen II, Kurikulum),
dokumen III, dokumen
II (silabus), dokumen
RKT, RKAS
III (RPP), RKT
(program kerja PPK),
RKAS (program kerja
PPK)

d. Implementasi PPK

Tugas kepala sekolah dalam implementasi PPK sebagai berikut ini.

34
Gambar 4. 4. Langkah kerja Kepala sekolah (KS) dalam implementasi PPK

Empat langkah kerja KS dalam implementasi PPK adalah


mengkoordinasikan PTK untuk implementasi PPK harian/mingguan/
bulanan, memantau implementasi PPK, menindaklanjuti hasil
pemantauan, menuliskan jurnal harian KS. Rincian proses dan hasil setiap
kegiatan sebagai berikut ini.

Tabel 4. 5. Proses dan hasil implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Mengkoordinasikan Setiap PTK Koordinasi dapat


memiliki dilakukan selama 15
PTK untuk menit sebelum masuk
kesiapan untuk
implementasi PPK kelas dikoordinasi oleh
melakukan PPK
harian/mingguan/ sesuai dengan KS atau wakil KS
bulanan tugas dan fungsi
2) Memantau Informasi Masuk ke kelas, rapat,
implementasi PPK mengenai pertemuan dengan
proses PPK beberapa guru, diskusi
informal, dll.
3) Menindaklanjuti hasil Rencana Rencana tindaklanjut
pemantauan kegiatan dapatterintegrasi
tindaklanjut dengan rencana
tindaklanjut supervisi
4) Menuliskan jurnal Jurnal harian KS Pengisian jurnal
harian KS yang sudah diisi sebaiknya dilakukan
secara rutin

e. Evaluasi dan Pelaporan

Tugas kepala sekolah dalam evaluasi dan pelaporan sebagai berikut ini.

MEMFASILITMEMASTIKAN
ASI TPK TPK
MENYUSUN MENENTUKAN
LAPORAN INDIKATOR
IMPLEMENT KEBERHASILAN

33
ASI PPK
PPK MENINDAKLANJU ASI TPK
TI MENGUMPU
HASIL L-KAN DATA
EVALUASI PROSES DAN
HASIL PPK

MEMFASILIT

MEMASTIKA
N TPK
MENGOLAH
DATA HASIL
EVALUASI

Gambar 4. 5. Langkah kerja KS PK dalam evaluasi dan pelaporan PPK

Empat langkah kerja yang harus dilakukan KS PK dalam evaluasi dan


pelaporan PPK meliputi memastikan TPK menentukan indikator keberhasilan
PPK, memfasilitasi TPK mengumpulkan data proses dan hasil PPK,
memastikan TPK mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi,
menindaklanjuti hasil evaluasi TPK terkait dengan PPK, dan memfasilitasi
TPK menyusun laporan implementasi PPK. Rincian proses dan hasil setiap
kegiatan evaluasi dan pelaporan adalah sebagai berikut ini.

Tabel 4. 6. Proses dan hasil Evaluasi dan Pelaporan implementasi PPK

No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

1) Memastikan TPK TPK menghasilkan Proses ini dapat


menentukan indikator diintegrasikan
indikator keberhasilan PPK di dalam workshop
keberhasilan PPK sekolah KTSP
2) Memfasilitasi TPK TPK memiliki data Pengumpulan data
mengumpulkan data mengenai proses dan dapat dilakukan secara
proses dan hasil PPK hasil PPK langsung melalui
pengamatan,
wawancara, dan studi
dokumen, diskusi

34
No. Langkah Kerja Hasil Kerja Keterangan

kelompok terpumpun
(FGD)dengan PTK, dll.
3) Pengolahan data
Memastikan TPK TPK memiliki
disesuaikan dengan
mengolah dan Informasi mengenai
jenis data
menganalisis data perkembangan
(kualitatif atau
hasil evaluasi implementasi PPK
kuantitatif)
4) Menindaklanjuti Rencana perbaikan Mengarahkan
hasil evaluasi TPK atau pengembangan perbaikan/peningkatan
terkait dengan PPK program PPK dalam PPK melalui peran KS
program kerja kepala dalam bentuk (PBM,
sekolah program sekolah, ekstra
kurikuler, dan
kerjasama masyarakat)
5) Memfasilitasi TPK TPK memiliki laporan Laporan PPK
menyusun laporan PPK di sekolah terintegrasi dengan
implementasi PPK laporan tahunan
sekolah sesuai dengan
integrasi PPK pada
empat bentuk: PBM,
ekstrakurikuler,
program sekolah, dan
kerjasama masyarakat

C. Pengembangan Kewirausahaan

1. Pengertian

Kewirausahaan yang dimaksud dalam Panduan Kerja ini adalah


kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan sesuatu yang baru (kreatif),
mengembangkan sesuatu yang sudah ada (inovasi), dan kesanggupan
mengambil resiko atas kreativitas dan inovasinya, serta melaksanakan tugas
dan tangungjawabnya dengan penuh motivasi, sungguh-sungguh, ulet, gigih,
tekun, progresif, pantang menyerah, maksimal (all out), dan profesional
sehingga nilai tambah dan perubahan yang terjadi di sekolah dapat dicapai
dengan cepat dan tepat.

33
2. Tujuan

Pengembangan kewirausahaan di sekolah memiliki tujuan utama yaitu


untuk meningkatkan pembiasaan dan penerapan nilai-nilai kewirausahaan,
khususnya inovasi, motivasi, kreasi, kerja keras, pantang menyerah, dan
kemandirian bagi semua warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah.

3. Manfaat

Pengembangan kewirausahaan di sekolah memiliki beberapa manfaat, di


antaranya:
a. sebagai salah satu bentuk usaha pengembangan sekolah
b. untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam berbagai aspek
c. sebagai sarana pengembangan profesionalisme kepala sekolah, dan
d. untuk meningkatkan kemandirian sekolah.

4. Dimensi Kewirausahaan

Dimensi kewirausahaan yang harus dikembangkan oleh kepala sekolah


meliputi dimensi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan motivasi tinggi serta
pantang menyerah. Untuk memiliki nilai-nilai kewirausahaan tersebut,
kepala sekolah dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan melalui evaluasi diri, pembiasaan, dan proses belajar yang
bervariasi, efektif dan efisien.
Masing-masing dimensi kewirausahaan yang harus dikembangkan oleh
kepala sekolah pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan sekolah yang lebih efektif dan efisien.
Implementasi masing-masing dimensi tersebut dapat dibuktikan
dengan beberapa kemampuan kepala sekolah, diantaranya dalam: (1)
menganalisis peluang, (2) bekerja sama dengan pihak lain, (3) memandirikan
sekolah, dan
(4) memperlihatkan keunggulan-keunggulan sekolah.
Secara spesifik nilai-nilai kewirasausahaan diarahkan agar kepala sekolah:

34
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik.

5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pengembangan


Kewirausahaan
Upaya meningkatkan kualitas kewirausahaan sekolah dapat dilakukan
dengan langkah operasional perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang
ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pengembangan


Kewirausahaan
NO Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Inovasi Contoh kegiatan inovatif untuk 1. Lampiran 4.3.
pengembangan sekolah: SK TPS dan
Perencanaan: uraian tugas
1. Mengidentifikasi terobosan baru 2. Lampiran 3.1.
dalam pendidikan. Dokumen
2. Menyusun program perubahan KTSP
dan pembaharuan sesuai dengan 3. Lampiran 2.8.
visi, misi, dan tujuan sekolah RKS/RKT/
dengan Tim Pengembang Sekolah RKAS
(TPS)
4. Lampiran 3.4.
Program Kerja
5. Natula Rapat
Pelaksanaan:
1. Menggali dan memberikan ide-ide 1. Lampiran
baru pembelajaran kepada guru 3.11. Jurnal
dan peserta didik. harian
2. Berbagi kisah sukses (best kegiatan KS
parctice) pendidikan. 2. Lampiran 4.5
Dokumen hasil
3. Menerapkan pendidikan karakter
asesmen
unggulan yang sesuai dengan
3. Catatan
kekhasan sekolah. kegiatan

33
4. Display/Grafik
peningkatan

NO Komponen Langkah Kerja Perangkat


4. Melakukan pengembangan karya inovasi
program pendidikan khas berbasis warga sekolah
asesmen peserta didik. 5. Produk/karya
5. Memberi contoh model inovatif
pembelajaran yang dapat
menginspirasi guru dan peserta
didik
6. Mengembangkan budaya sekolah
menyenangkan, aman, ramah dan
sehat
7. Mengembangkan kegiatan
ekstrakulikuler sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan
perkembangan peserta didik
8. Mengembangkan jenis ketrampilan
pilihan sesuai kebutuhan peserta
didik
9. Melaksanakan lomba-lomba karya
inovatif warga sekolah
Pengawasan: 1. Jadwal monev
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi 2. Instrumen dan
pelaksanaan program. data hasil
2. Menyusun laporan dan menyusun monev
program perbaikan atau rencana 3. Lampiran 5.1
Dokumen
tindak lanjut.
laporan dan
rencana tindak
lanjut
2. Kreativitas Contoh kegiatan peningkatan
kreatifitas dalam mengelola sekolah.
Perencanaan:
1. Lampiran 2.8.
Menyusun program kegiatan RKT/RKAS
peningkatan kreatifitas dalam
2. Lampiran 3.4.
mengelola sekolah
Program kerja
Pelaksanaan:
1. Mencari informasi dari berbagai 1. Lampiran
sumber untuk mendapatkan 3.11. Jurnal
informasi terkini dan ide-ide baru harian
dunia pendidikan kegiatan
2. Manata pola fikir guru dan tenaga kepala
kependidikan sekolah
3. Menciptakan model-model 2. Grafik
pembelajaran peningkatan

34
4. Menciptakan karya tepat guna karya baru
untuk kemajuan dan warga sekolah
pengembangan sekolah.

NO Komponen Langkah Kerja Perangkat


5. Mengikutsertakan peserta didik
dan guru mengikuti berbagai
perlombaan
6. Memfasilitasi peserta didik dan
guru untuk mengembangkan bakat
dan minatnya.
Pengawasan: 1. Instrumen dan
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi data hasil
pelaksanaan program monev.
2. Menyusun laporan dan tindak 2. Lampiran 5.1.
lanjut program Dokumen
laporan dan
tindak lanjut
3. Kerja keras Contoh kegiatan untuk mencapai 1. Lampiran
keberhasilan sekolah sebagai 2.8.1. Struktur
organisasi pembelajar yang efektif organsisasi
Perencanaan: sekolah dan
Menyusun program kegiatan uraian tugas 2.
peningkatan peran sekolah sebagai SK Penugasan
organisasi pembelajar yang efektif 3. Lampiran 2.8.
bersama dewan pendidik RKT/RKAS
4. Lampiran 3.4.
Program kerja
Pelaksanaan:
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi 1. Lampiran
guru dan tenaga kependidikan 3.11. Jurnal
dalam proses pembelajaran harian
2. Memaksimalkan potensi guru kegiatan
dalam penggunaan media kepala sekolah
pembelajaran. 2. Catatan
kegiatan
3. Meningkatkan peran komite dalam
penyelenggaraan pendidikan di
sekolah
4. Menjalin kemitraan dengan
lembaga pemerintah, swasta, dan
DU/DI
5. Meningkatkan peran kelompok
kerja guru dan tenaga
kependidikan
6. Meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan

33
7. Menggali dana atau bantuan dari
berbagai sumber
8. Meningkatkan berbagai layanan
sekolah

NO
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

9. Meningkatkan budaya kerja yang keras, cerdas ikhlas dan tuntas.

Pengawasan:
1. Monitoring , evaluasi dn refleksi pelaksanaan program.
2. Menyusun laporan dan tindak lanjut program
1. Instrumen dan data hasil monev
2. Lampiran 5.1. Dokumen
laporan dan
rencana tindak lanjut
3
Motivasi
Contoh kegiatan peningkatan motivasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin
sekolah
Perencanaan:
Menyusun program kegiatan peningkatan motivasi warga sekolah

1. Lampiran 3.4. Program kerja


2. Natula Rapat

Pelaksanaan:
1. Meningkatkan etos kerja guru dan tenaga kependidikan
2. Memberikan penghargaan dan teguran bagi guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik
3. Melaksanakan pelatihan peningkatkan motivasi kerja warga sekolah

34
4. Membangun budaya kerja cepat dan tepat (tidak menunda-nunda)

1. Lampiran 3.11. Jurnal harian kegiatan kepala sekolah


2. Grafik/Data hasil kerja

Pengawasan:
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi pelaksanaan program
2. Menyusun laporan dan tindak lanjut program
1. Instrumen dan data hasil monev.
2. Lampiran 5.1. Dokumen
laporan dan rencana tindak
lanjut
5.
Pantang menyerah
Contoh kegiatan mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.
Perencanaan:
1. Mengidentifikasi berbagai masalah di sekolah
1. Lampiran 3.4.
Program kerja
2. Lampiran 2.8. RKT/RKAS
3. Notula rapat

NO
Komponen
Langkah Kerja

Perangkat

2. Menyusun program prioritas penyelesaian masalah


3. Menyusun strategi dalam menyelesaikan masalah
4. Mencari berbagai alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah

33
Pelaksanaan:
1. Menyelesaikan permasalahan sekolah berdasarkan urutan prioritas.
2. Melaksanakan program untuk menjaga kebugaran dan kesehatan
(olahraga dan outbond)
3. Melaksanakan program sekolah secara terjadwal dan berkelanjutan
4. Melakanakan program latihan penanaman jiwa pantang
menyerah bagi guru dan peserta didik
1.

2.
Lampiran 3.11. Jurnal harian kegiatan kepala sekolah Catatan kegiatan

Pengawasan:
1. Melakukan evaluasi dan refleksi penyelesaian masalah
2. Menyusun laporan dan tindak lanjut program
1.

2.
Instrumen dan data hasil monev. Lampiran 5.1.
Dokumen
laporan dan rancana tindak lanjut

6.
Naluri kewirausahaan
Contoh kegiatan implementasi naluri kewirausahaan dalam pengelolaan sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik
Perencanaan:
Menyusun program pemanfaatan
sumber belajar
1.

34
2.

3.
Dokumen
sarana dan parasarana.
Lampiran 2.8. RKT/RKAS
Lampiran 3.4.
Program kerja

Pelaksanaan:
1. Menciptakan pusat sumber belajar
2. Meningkatkan kegiatan kewirausahaan sebagai sumber belajar (koperasi siswa, kantin sekolah,
unit produksi, taman sekolah, dll.)
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber dan media pembelajaran oleh guru
1.

2.
Lampiran 3.11. Jurnal harian kegiatan kepala sekolah
Data
Perubahan dan
pembaharuan

NO
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

4. Menjamin seluruh program dan kegaiatan sekolah bermanfaat bagi dunia pendidikan.
5. Membina budaya mandiri warga sekolah
6. Menggerakkan warga sekolah untuk melakukan pembaharuan lingkungan sekolah.
7. Menjadi teladan atau contoh bagi warga sekolah
8. Membentuk tim kerja untuk mencapai kemajuan sekolah
9. Membangun jejaring kemitraan dengan berbagai pihak.

33
Pengawasan:
1. Monitoring, evaluasi dan refleksi pelaksanaan program
2. Menyusun laporan dan tindak lanjut program
1. Instrumen dan data hasil monev.
2. Lampiran 5.1. Dokumen
laporan dan
rencana tindak lanjut

BAB V SUPERVISI AKADEMIK

34
A. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan untuk membantu guru


mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran.

B. Tujuan Supervisi Akademik

Menurut Sergiovanni (Kementerian Pendidikan Nasional , 2007 : 10) ada


tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

PENGEMBANGAN
PROFESIONALITAS

TUJUAN
PENGEMBANGAN PENGAWASAN
MOTIVASI KUALITAS

Gambar 5.1. Tujuan supervisi akademik


Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud:
1. Membantu guru mengembangan kemampuan profesionalnya dalam
memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajar, melalui teknik-teknik tertentu;
2. Memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah;
3. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugastugas mengajarnya, mengembangkan kemampuan agar memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.

C. Prinsip, Pendekatan, dan Teknik Supervisi Akademik

1. Prinsip Supervisi Akademik


Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik perlu
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi akademik agar tercipta hubungan
yang baik antara kepala sekolah, guru, dan semua pihak yang terlibat.
Prinsipprinsip supervisi akademik, tersebut: a. praktis;

33
b. sistematis;
c. objektif;
d. realistis;
e. antisipatif;
f. konstruktif;
g. kooperatif;
h. kekeluargaan;
i. demokratis;
j. aktif;
k. humanis; dan
l. berkesinambungan.

2. Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri


dengan objek atau langkah-langkah menuju objek. Dalam hal ini pendekatan
supervisi akademik adalah strategi untuk melakukan supervisi akademik.
Pendekatan supervisi akademik terdiri dari pendekatan langsung (directif)
atau tatap muka, pendekatan tidak langsung (non directif), dan pendekatan
kolaboratif.

a. Pendekatan langsung (directif)

Cara pendekatan terhadap permasalahan secara langsung. Contohnya


kepala sekolah memberikan arahan langsung kepada guru.
Pengaruh perilaku kepala sekolah lebih dominan.

b. Pendekatan tidak langsung (non directif)

Cara pendekatan terhadap permasalahan yang secara tidak


langsung. Kepala sekolah mendengarkan, memberi penguatan,
menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.

34
c. Pendekatan kolaboratif

Pendekatan yang memadukan directif dan non directif menjadi


pendekatan baru. Pada pendekatan ini kepala sekolah dan guru
menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam mengatasi masalah yang
dihadapi guru. Kepala sekolah menyajikan, menjelaskan, mendengarkan,
memecahkan masalah, dan bernegoisasi.

3. Teknik Supervisi Akademik

Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah dapat


menggunakan teknik supervisi individual dan kelompok.

a. Teknik supervisi individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi


perseorangan terhadap guru. Teknik supervisi individual tersebut dapat
dilakukan dengan cara kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan
individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.

1) Kunjungan kelas
Kepala sekolah melaksanakan kunjungan ke kelas ketika guru
sedang mengajar untuk mengetahui gambaran kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kepala
sekolah dapat memberikan saran atau masukan untuk perbaikan.

2) Observasi kelas
Observasi kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif
situasi pembelajaran. Aspek situasi pembelajaran yang diobservasi
adalah usaha dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, cara
menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan
penggunaan media, penguasaan materi, ketepatan menggunakan
metode dengan meteri, dan reaksi para peserta didik.

3) Pertemuan individual

33
Pertemuan individual merupakan percakapan, dialog, atau
tukar pikiran antara kepala sekolah dengan guru yang bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Pertemuan
individual dapat dilakukan :
a) Di dalam kelas ketika peserta didik sedang berada di luar kelas
(classroom-conference);
b) Di ruang kepala sekolah atau guru, yang dilengkapi dengan alat-alat
bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan kepada
guru (office-conference);
c) Percakapan secara kebetulan bersifat informal antara kepala sekolah
dengan guru (causal-conference);
d) Percakapan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas (observational visitation).

4) Menilai diri sendiri

Menilai diri dilaksanakan dengan cara mencatat kelebihan dan kekurangan


guru dalam proses pembelajaraan yang telah
dilaksanakannya.

b. Teknik supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok merupakan program supervisi yang


ditujukan kepada dua atau lebih guru. Supervisi ini dilakukan kepada
kelompok guru yang memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahankelemahan yang sama. Teknik supervisi kelompok dapat
dilaksanakan dengan cara:
1) kerja kelompok;
2) praktik di laboratorium;
3) membaca terpimpin;
4) demonstrasi pembelajaran;
5) darmawisata;
6) kuliah/studi;
7) diskusi panel;

34
8) diskusi kelompok terpumpun (focus group disscussion);
9) perpustakaan;
10) organisasi profesional;
11) pertemuan guru; dan
12) lokakarya atau konferensi kelompok.

D. Perencanaan Supervisi Akademik

Tahapan perencanaan supervisi akademik dikemukakan pada gambar


sebagai berikut.

Menyusun Mengembangkan
Menyusun Menyusunan Mengembangkan
Instrumen Analisis Instrumen Analisis
Program Supervisi Jadwal Supervisi Instrumen
Perangkat Pelaksanaan
Akademik Akademik Pemantauan
Pembelajaran Pembelajaran

Gambar 5.2 Langkah-Langkah Perencanaan Supervisi Akademik

Kepala Sekolah menyusun perencanaan supervisi akademik dengan langkah


operasional yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Perencanaan Supervisi Akademik


Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
1. Menyusun program 1. Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.1.
supervisi akademik menganalisis Sekolah, Identifikasi
hasil supervisi Wakil Kepala masalah akademik
akademik Sekolah, Tim Lampiran 52.
tahun Pengembang Tujuan Kegiatan
sebelumnya Supervisi
KTSP, dan
2. Kepala Sekolah Guru Senior/ Akademik
mengidentifikasi Guru Lampiran 5.3.
masalah Program Supervisi
Kompeten
akademik yang
Akademik atau
perlu
mendapatkan Rencana
tindakan/ Pengawasan
Akademik (RPA)
3. penyelesaian

33
4. Kepala Sekolah
menetapkan

No
Komponen
Langkah Operasional
Keterlibatan PTK
Hasil

tujuan supervisi akademik


5. Kepala Sekolah menyusun program
supervisi akademik

2.
Menyusun jadwal supervisi akademik seluruh guru yang disupervisi.

Kepala Sekolah menyusun jadwal supervisi akademik sesuai dengan kesepakatan.


Kepala
Sekolah,
Wakil Kepala
Sekolah, Tim
Pengembang
KTSP, dan
Guru Senior/
Guru
Kompeten
Lampiran 5.4
Jadwal Supervisi
Akademik

3
Menyusun
Instrumen penilaian perangkat pembelajaran mencakup : (a) Instrumen Penilaian
Perencanaan dan
Pelaksanaan; (b)
Instrumen Penilaian
Silabus; (c)
Instrumen Penilaian
Program Tahunan
Program Kebutuhan
Khusus; (d)
Instrumen Penilaian
Program Semester

34
Program
Kebutuhan Khusus
Lampiran; (e)
Instrumen Penilaian
Rencana
Pelaksanaan
Program Kebutuhan
Khusus; (f)
Instrumen Penilaian
Program Tahunan
Tematik; (g)
Instrumen Penilaian
Program Semester
Tematik; (h)
Instrumen Penilaian
Rencana
Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala
Sekolah, Tim Pengembang KTSP, dan Guru Senior/ Guru Kompeten menyusun
instrumen analisis perangkat pembelajaran.
Kepala
Sekolah,
Wakil Kepala
Sekolah, Tim
Pengembang
KTSP, dan
Guru Senior/
Guru
Kompeten
Lampiran 5.5
Instrumen
Penilaian
Perencanaan dan
Pelaksanaan
Asesmen
Lampiran 5.6
Instrumen
Penilaian Silabus
Lampiran 5.7
Instrumen
Penilaian
Program Tahunan
Program
Kebutuhan
Khusus
Lampiran 5.8
Instrumen
Penilaian

33
Program Semester
Program
Kebutuhan
Khusus
Lampiran 5.9
Instrumen
Penilaian
Rencana
Pelaksanaan
Program
Kebutuhan
Khusus

No
Komponen
Langkah Operasional
Keterlibatan PTK
Hasil

Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik; (i)
Instrumen Penilaian
Program Tahunan
Mata Pelajaran; (j)
Instrumen Penilaian
Program Semester
Mata Pelajaran; (k)
Instrumen Penilaian
Program Semester
Mata Pelajaran;(l)
Instrumen Penilaian
RPP

Lampiran 5.10
Instrumen
Penilaian
Program Tahunan
Tematik
Lampiran 5.11
Instrumen

34
Penilaian
Program Semester
Tematik
Lampiran 5.12
Instrumen
Penilaian
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik
Lampiran 5.13
Instrumen
Penilaian Program
Tahunan Mata
Pelajaran
Lampiran 5.14
Instrumen
Penilaian Program
Semester Mata
Pelajaran
Lampiran 5.15
Instrumen
Penilaian RPP
Mata Pelajaran

4.
Mengembangkan instrumen pemantauan:observ asi, wawancara,
angket, dan Diskusi
Kelompok
Terpumpun atau
Focus Group
Discussion(FGD)
Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala
Sekolah, Tim Pengembang KTSP, dan Guru Senior/ Guru Kompeten menyusun program pemantauan.
Kepala
Sekolah,
Wakil Kepala
Sekolah, Tim
Pengembang
KTSP, dan
GuruSenior/
Guru
Kompeten
Lampiran
5.16 Instrumen Penilaian
Pelaksanaan

33
Pembelajaran
Lampiran
5.17 Instrumen Keterampilan
Melaksanakan
Hubungan
Interpersonal

No
Komponen
Langkah Operasional
Keterlibatan PTK
Hasil

5.
Mengembangkan
instrumen analisis pelaksanaan pembelajaran.
Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala
Sekolah, Tim Pengembang KTSP, dan Guru Senior/ Guru Kompeten menyusun
instrumen analisis pelaksanaan pembelajaran.
Kepala
Sekolah,
Wakil Kepala
Sekolah, Tim
Pengembang
KTSP, dan
Guru Senior/
Guru
Kompeten
Lampiran 5.16
Instrumen
Penilaian
Pelaksanaan
Pembelajaran
Lampiran
5.17 Instrumen Keterampilan
Melaksanakan
Hubungan
Interpersonal

34
E. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Tahapan pelaksanaan supervisi akademik dikemukakan pada gambar sebagai


berikut.

Melaksanakan Melaksanakan
Melaksanakan Melaksanakan Merencanakan
Pertemuan Supervisi
Pemantauan Refleksi tindak lanjut
Awal Akademik

Gambar 5.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi Akademik

Kepala Sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan menggunakan


pendekatan dan teknik yang tepat dengan langkah operasional ditunjukkan
dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik


Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
1. Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.19
pertemuan awal mengadakan Sekolah Hasil Pemantauan
dengan guru pertemuan awal Guru Supervisi Akademik
yang disupervisi dengan guru yang
akan disupervisi.
Langkah Keterlibatan
No Komponen Hasil
Operasional PTK
2 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala SLB, Lampiran 5.20
observasi, dan/atau Wakil Wakil Kepala Hasil Pemantauan
wawancara, Kepala Sekolah, Tim Sekolah, Tim
pemberian angket, Pengembang KTSP, Pengembang
dan/atau dan Guru Senior/ KTSP, dan
Kelompok Diskusi
Guru Kompeten Guru,Senior/
Terpumpun
melaksanakan Guru
(FGD) tentang
observasi, Kompeten
perencanaan,
wawancara, Guru
pelaksanaan, dan
pemberian angket,
penilaian
dan/atau kelompok
pembelajaran
diskusi tentang
perencanaan,

33
pelaksanaan, dan
penilaian
pembelajaran
3 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala -
supervisi dan/atau Wakil Sekolah
sesuai dengan Kepala Sekolah, Tim dan/atauWa
jadwal Pengembang KTSP, kil Kepala
dan Guru Senior/ Sekolah, Tim
Guru Kompeten Pengembang
melaksanakan KTSP, dan
supervisi dengan Guru Senior/
teknik yang sesuai Guru
dan jadwal yang Kompeten
disepakati.
4 Melaksanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.21
Refleksi sesuai dan/atau Wakil Sekolah Melaksanakan
dengan Kepala Sekolah, Tim dan/atau Refleksi Sesuai
jadwal Pengembang KTSP, Wakil Kepala Jadwal
dan Guru Senior/ Sekolah, Tim
Guru Kompeten Pengembang
melaksanakan KTSP, dan
refleksi dengan guru Guru Senior/
yang disupervisi. Guru
Kompeten
5 Merencanakan Kepala Sekolah Kepala Lampiran 5.22
tindak lanjut dan/atau Wakil Sekolah Rencana Tindak
berdasarkan Kepala Sekolah, Tim dan/atau Lanjut Kegiatan
temuan hasil Pengembang KTSP, Wakil Kepala Supervisi
supervisi dan Guru Senior/ Sekolah, Tim Akademik
akademik Guru Pengembang
Kompetenmenyusun KTSP, dan
rencana tindak Guru Senior/
lanjut berdasarkan Guru
temuan dan hasil Kompeten
refleksi.

F. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tahapan tindak lanjut supervisi akademik mengikuti pada gambar sebagai


berikut.

34
Menugaskan Guru Memetakan hasil
Memeriksa ulang
Mendiskusikan hasil untuk mengikuti supervisi melalui Membuat laporan
keterlaksanaan tindak
Supervisi Akademik diklat/pembinaan/ matrik perkembangan supervisi akademik
lanjut supervisi
kegiatan lainnya. supervisi.

Gambar 5.4 Langkah-Langkah Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kepala


sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalitas guru dengan langkah operasional ditunjukan oleh tabel sebagai
berikut :

Tabel 5.3 Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik


Keterlibatan
No Komponen Langkah Operasional Hasil
PTK
1. Diskusi hasil Mendiskusikan hasil Kepala Sekolah, -
supervisi supervisi akademik Guru yang
atau temuan supervisi disupervisi
akademik
2. Pembimbingan/ Kepala Sekolah dan Kepala Sekolah, -
fasilitasi Guru melaksanakan Guru yang
tindak lanjut disupervisi.
3. Pemantauan Kepala Sekolah Kepala Sekolah, Catatan
memantau Guru yang Pembinaan
perkembangan guru disupervisi. Surat tugas
dalam melaksanakan mengikuti diklat
tindak lanjut
4. Pemetaan hasil Membuat pemetaan Kepala Sekolah, Catatan
supervisi perkembangan hasil Guru yang perkembangan
akademik supervisi kedalam disupervisi. supervisi
Penilaian Kinerja Penilaian
Guru. Kinerja Guru
5 Membuat laporan Kepala Sekolah Kepala Sekolah, Lampiran 5.23
supervisi membuat laporan Guru yang Laporan
akademik supervisi akademik disupervisi. Pelaksanaan
Supervisi
Akademik
BAB VI PENGEMBANGAN KARIER MELALUI PENINGKATAN
KOMPETENSI BAGI KEPALA SEKOLAH

33
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kepala sekolah dituntut untuk
melaksanakan Pengembangan Karier melalui Peningkatan Kompetensi (PKPK). PKPK
adalah cara dan/atau pendekatan di mana kepala sekolah secara berkesinambungan
belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai kepala
sekolah. PKPK mendorong kepala sekolah untuk memelihara dan meningkatkan
kompetensi secara menyeluruh mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan
pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, kepala sekolah dapat memelihara,
meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun
kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.
Pengembangan karier melalui peningkatan kompetensi kepala sekolah adalah
pengembangan kompetensi kepala sekolah pendidikan khusus yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya yang berdampak pada peningkatan mutu layanan pendidikan di
sekolah. PKPK kepala sekolah pendidikan khusus dilaksanakan agar kepala sekolah
memiliki kemampuan dalam mengemban tugas manajerial dan akademik untuk
mencapai mutu sekolah. Pengembangan kepala sekolah membutuhkan peningkatan
pengetahuan secara terus menerus dan melakukan inovasi yang diterapkan dalam
tugasnya. Wujud dari PKPK tersebut didokumentasikan dalam bentuk karya nyata
dan didesiminasikan melalui publikasi. Proses pelaksanaan PKPK dilakukan pada
setiap awal tahun anggaran di bulan Januari pada waktu membuat SKP (Sasaran Kerja
Pegawai). Unsur -unsur dalam PKPK yang dimasukkan dalam SKP adalah unsur
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang sesuai dengan
kemampuan dan skala prioritas bagi sekolah yang dipimpinnya.
Tujuan PKPK kepala sekolah, yaitu: 1) meningkatkan kompetensi kepala
sekolah untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku, 2) memutakhirkan kompetensi kepala sekolah untuk
memenuhi kebutuhan sekolah dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkaitan dengan tugas pokok kepala sekolah 3) meningkatkan komitmen
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga
profesional, 4) menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai kepala sekolah, 5)
meningkatkan citra, harkat, dan martabat kepala sekolah di masyarakat, dan 6)
menunjang pengembangan karier kepala sekolah.

34
Ruang lingkup PKPK kepala sekolah, mencakup: 1) pengembangan diri,
meliputi: diklat fungional, dan kegiatan kolektif kepala sekolah, 2) publikasi ilmiah,
meliputi: presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau gagasan
inovatif pada bidang pendidikan formal, laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah,
tulisan ilmiah populer, artikel ilmiah, buku dalam bidang pendidikan, karya
terjemahan, 3) karya inovatif, meliputi: menemukan teknologi tepat guna,
menemukan/menciptakan karya seni, pembuatan alat peraga, alat praktikum, dan
mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.

A. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri kepala sekolah merupakan upaya untuk


meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Kegiatan tersebut
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/atau melalui
kegiatan kolektif kepala sekolah. Komponen dan langkah kerja disajikan dalam
tabel 6.1.

Tabel 6.1 Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Pengembangan Diri


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Pendidikan dan 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6.
Latihan diri atau menerima Dokumen :
Fungsional dan undangan untuk mengikuti Surat tugas, sertifikat
Teknis diklat fungsional atau dan laporan kegiatan.
teknis.
2. Minta ijin atasan untuk
mengikuti diklat .
3. Mengikuti diklat.
4. Membuat laporan.
No Komponen Langkah Kerja Perangkat
2. Kegiatan Kolektif 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6.
Kepala Sekolah diri atau menerima Dokumen :
undangan untuk mengikuti Surat tugas, sertifikat
kegiatan kolektif kepala atau surat keterangan,
sekolah seperti penyusunan
makalah dan laporan
pedomam pelaksanaan
ujian pada KKKS/MKKS. kegiatan
2. mengikuti kegiatan kolektif.

33
3. Membuat laporan.
B. Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah merupakan upaya pengembangan profesionalisme kepala


sekolah untuk mendesiminasikan ide dan kinerjanya kepada khalayak dalam
bentuk tulisan ilmiah dan disajikan dalam forum-forum ilmiah maupun melalui
penerbitan. Komponen dan langkah kerja disajikan dalam tabel 6.2.

Tabel 6.2 Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Publikasi Ilmiah


No Komponen Langkah Kerja Perangkat

1. Presentasi pada Forum 1. Kepala sekolah mengajukan Lampiran 6


Ilmiah diri atau menerima undangan Dokumen :
untuk menjadi pemrasaran Surat tugas,
dalam forum ilmiah. sertifikat atau
2. Menyiapkan makalah untuk surat keterangan,
dipresentasikan. makalah.
3. Presentasi makalah pada
forum ilmiah.
2. 1. Laporan hasil 1. Menyusun rancangan Lampiran 6
penelitian yang penelitian. Dokumen : Buku
diterbitkan/dipublik 2. Melaksanakan penelitian. ber-ISBN, artikel
asikan dalam bentuk 3. Menyusun laporan hasil ilmiah yang
buku ber ISBN dan penelitian. dimuat dalam
telah mendapat 4. Mempublikasikan laporan hasil majalah
pengakuan BSNP. penelitian dalam bentuk buku ilmiah/jurnal
2. Laporan hasil ilmiah, makalah
ber-ISBN, artikel ilmiah yang
yang
penelitian yang dimuat dalam majalah diseminarkan..
disusun menjadi ilmiah/jurnal ilmiah, makalah
artikel ilmiah yang diseminarkan.
diterbitkan/dipublik
asikan dalam
majalah
ilmiah/jurnal ilmiah
yang diedarkan
secara

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

nasional/Provinsi/K abupaten/Kota dan/atau terakreditasi


3. Laporan hasil penelitian berupa makalah yang telah diseminarkan di sekolah dan disimpan di
perpustakaan.

34
3.
Makalah Berupa Tinjauan Ilmiah,
Gagasan atau Best
Practice di Bidang
Pendidikan Formal
1. Merancang gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
2. Mengumpulkan data kondisi sekolah yang memerlukan peningkatan mutu.
3. Menentukan ide/gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
4. Menulis makalah tinjauan ilmiah.
Lampiran 6.
Dokumen : Makalah, tinjauan ilmiah atau Best
Practice
4.
Tulisan Ilmiah Populer
1. Merancang gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
2. Mengumpulkan data kondisi sekolah yang memerlukan peningkatan mutu.
3. Menentukan ide/gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
4. Menulis artikel ilmiah populer.
5. Mengirimkan untuk dimuat di media masa.
Lampiran 6.
Dokumen:
Kliping koran, majalah atau sejenisnya.
5.
Tulisan Ilmiah Populer dari Hasil Penelitian
1. Menentukan laporan hasil penelitian yang akan ditulis dalam bentuk artikel ilmiah populer.
2. Menulis artikel ilmiah populer berdasarkan hasil penelitian.
3. Mempublikasikan laporan hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah popular yang dimuat dalam
media massa
umum
Lampiran 6.
Dokumen:
Kliping koran, majalah atau sejenisnya.
6.
Artikel Ilmiah
1. Merancang gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
2. Mengumpulkan data kondisi sekolah yang memerlukan peningkatan mutu.
Lampiran 6.
Dokumen :
Jurnal ilmiah asli yang menunjukan adanya nomer ISSN.

No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

33
3. Menentukan ide/gagasan untuk peningkatan mutu sekolah
4. Menulis artikel ilmiah.
5. Mengirimkan untuk dimuat di jurnal ilmiah.

7.
Buku Teks Pelajaran.
1. Menganalisis kurikulum.
2. Mengidentifikasi materi pelajaran yang dibutuhkan.
3. Menulis buku teks pelajaran dan membraillekannya 4. Mengajukan kepada BSNP/Penerbit untuk
dipublikasikan dalam bentuk buku elektronik
Lampiran 6.
Dokumen :
Buku, Soft file
Buku

8.
Modul/Diktat Pembelajaran
1. Menganalisis kurikulum.
2. Mengidentifikasi materi pelajaran yang dibutuhkan.
3. Menuliskan materi dalam bentuk modul/diktat pembelajaran
4. Digunakan di sekolah.
Lampiran 6.
Dokumen :
Modul/Diktat asli yang disahkan oleh pimpinan.

9.
Buku dalam Bidang Pendidikan
1. Merancang gagasan untuk menulis buku dalam bidang pendidikan.
2. Menentukan ide/gagasan untuk menulis buku dalam bidang pendidikan.
3. Menuliskan ide atau gagasan dalam bentuk buku.
4. Mengajukan kepada BSNP/Penerbit untuk dipublikasikan
Lampiran 6.
Dokumen :
Buku asli atau fotokopi yang disahkan oleh pimpinan.

10

34
.
Karya Terjemahan
1. Mengidentifikasi buku yang akan diterjemahkan.
2. Meminta izin kepada penerbit atau pengarang untuk diterjemahkan.
3. Menerjemahkan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa
daerah ke Bahasa Indonesia, atau sebaliknya. dari Bahasa Indonesia ke bahasa asing atau bahasa daerah,
atau sebaliknya, dan membraillekan buku awas menjadi buku Braille
Lampiran 6.
Dokumen : Surat Pernyataan dan Buku terjemahannya.
No
Komponen
Langkah Kerja
Perangkat

4. Hasil karya terjemahan disahkan oleh pimpinan dan disimpan di perpustakaan sekolah.
5. Mengajukan/menerima pengajuan untuk mempublikasikan hasil terjemahan

C. Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan,


teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat
yang terdiri dari (1) menemukan teknologi tepat guna, (2) menciptakan karya
seni, (3) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga dan alat praktikum, dan
(4) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan
sejenisnya.
Komponen dan langkah kerja disajikan dalam tabel 6.3.

Tabel 6.3. Komponen, Langkah Kerja dan Perangkat Karya Inovatif


No Komponen Langkah Kerja Perangkat
1. Menemukan 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Teknologi Tepat ide tentang teknologi tepat Dokumen:
Guna guna yang sesuai dengan tugas Laporan
kepala sekolah, misalnya pembuatan dan
mengembangkan model penggunaan
manajemen sekolah.
karya teknologi
2. Merancang karya Teknologi tepat guna
Tepat Guna yang terkait

33
dengan tugas pokok kepala beserta lampiran
sekolah. yang diperlukan.
3. Membuat karya teknologi tepat
guna.
4. Menggunakan atau
mengujicoba
5. Membuat laporan pembuatan
dan penggunaan karya
teknologi tepat guna.
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
2. Menemukan/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Menciptakan Karya ide tentang karya seni. Dokumen:
Seni 2. Merancang karya seni. Laporan
3. Membuat karya seni. pembuatan karya
seni beserta
4. Mempublikasikan karya seni.

5. Membuat laporan pembuatan lampiran yang


karya seni. diperlukan
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
3 Membuat/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Memodifikasi Alat ide tentang pembuatan atau Dokumen:
Peraga modifikasi alat peraga yang Laporan
terkait dengan tugas kepala pembuatan alat
sekolah. peraga beserta
2. Merancang alat peraga. lampiran yang
3. Membuat alat peraga. diperlukan.
4. Mempublikasikan alat peraga.
5. Membuat laporan cara
pembuatan dan penggunaan
alat peraga.
6. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.
4 Membuat/ 1. Mengembangkan gagasan atau Lampiran 6.
Memodifikasi Alat ide tentang pembuatan atau Dokumen:
Praktikum modifikasi alat praktikum Laporan
2. Merancang alat-alat pembuatan alat
praktikum. praktikum
3. Membuat alat-alat praktikum beserta lampiran
4. Membuat laporan cara yang diperlukan
pembuatan dan pengoperasian
alat praktikum.
5. Disahkan oleh pihak yang
berwenang.

34
5 Mengikuti 1. Menerima surat tugas dari Lampiran 6.
Pengembangan pimpinan. Dokumen:
Penyusunan 2. Mengikuti kegiatan yang 1. Surat tugas,
Standar, Pedoman, ditugasi oleh pimpinan. surat
Soal, dan sejenisnya 3. Melaporkan hasil kegiatan. keterangan/
sertifikat dan
2. Laporan
hasil
kegiatan.

33

Anda mungkin juga menyukai