Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru menyatakan bahwa seorang guru dipersyaratkan harus memiliki standar
kualifikasi akademik, pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Namun pada
kenyataannya masih banyak guru yang belum maksimal dalam melakukan pengembangan
kompetensi tersebut. Rendahnya keempat kompetensi yang dimiliki para guru menjadi
penyebab mutu pendidikan. Kompetensi mereka terkesan jalan di tempat. Dengan demikian
kemampuan profesional masih perlu dipertanyakan.
Profesional berarti berani menghadapi tantangan mengajar dan memiliki kepedulian
tinggi terhadap keempat kompetensi di atas. Dibutuhkan keberanian untuk mengubah
paradigma mengajar secara tradisional menuju pembelajaran inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Sebagai fasilitator, guru harus mampu mendesain dan kreatif dalam
menggunakan berbagai macam pendekatan dan strategi pembelajaran secara efektif. Pada
akhirnya, guru akan menjadi agen inovasi pembelajaran dalam mengemban tugas-tugas
pokoknya.
Secara umum tugas profesional guru meliputi merencanakan pengajaran,
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, dan melaksanakan program
tindak lanjut. Sistem Pembinaan Profesional ( SPP ) merupakan usaha yang dilakukan
secara sadar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas professional serta mutu
kerja praktisi pendidikan. Adapun tujuanya adalah untuk meningkatkan sumber daya
pendidikan yang tersedia sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan itu
sendiri. Penigkatan kualitas proses belajar mendorong output ( hasil )
dan outcome ( dampak ).
Kurikulum yang berlaku saat ini memberikan peluang yang besar kepada guru
untuk mengembangkan berbagai kreatifitas. Pemanfaatan sumber belajar konteksual
dengan berbagai keberadaan siswa sebagai subjek dan objek pembelajaran. Beragam
kegiatan inovatif pembelajaran terus dilakuakan dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru. Hal ini pararel dengan sistem pembinaan professional yang memiliki berbagai pola
pendidikan serta mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar. Bentuk nyata
peningkatan kompetensi guru adalah KKG ( kelompok kerja guru) KKG merupakan wadah
pembinaan profesi mandiri yang dikembangkan dari, oleh, dan untuk guru.
Kelompok Kerja Guru ( KKG ) sebagi kelompok  kerja berorientansi pada
peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi,teknik mengajar,interaksi guru
murid,metode mengajar dan lain-lain yang berfookus pada penciptaan pembelajaran yang
aktif. Upaya pembinaan professional guru melalui KKG dilaksanakan secara berncana
dengan tujuan yang cukup jelas. Tujuan KKG antara lain : sebagai wadah kerja sama dalam
peningkatan mutu pendidikan  Sekolah Dasar, sarana pembinaan profesional dan
menumbuhkan semangat kompetitip dikalangan anggota gugus serta sebagai wadah
penyebaran inofasi.
Banyak masalah dan tantangan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Pemilihan
pendekatan, metode, sumber belajar dan lain-lain seriing kali muncul dalam proses
pembelajaran. Dengan prinsip kerja sama, antar sesama guru dapat bertukar pikiran,
mengangkat bersama dalam KKG, memecahkan dan mencari jalan terbaik secara bersama.
Pada tataran pelaksanaannya falsilitator serta guru pemandu yang berasal dari kalangan
sendiri yang menjadi tulang punggung penggerak KKG.
Dengan demikian Sistem Pembinaan Profesional yang tepat program, tepat
sasaaran, dan tepat kegiatan akan mampu meningkatkan wawasan guru, pola pikir yang
logis dan rasional. Lebih jauh diharapkan berkembangnya kemampuan guru dalam IPTEK,
mengolah kegiatan belajar mengajar yang berkualitas dan menguiasai materi  pengajaran
secara mendalam. Akhirnya, KKG sebagai salah satu sistem pembinaan professional 
mampu mengfasilitasi guru untuk lebih professional dan meningkatkan mutu dari proses
belajar itu sendiri.
Berkaitan dengan peran forum pertemuan guru di KKG yang sangat strategis untuk
peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan KKG merupakan hal
mendesak yang harus segera dilakukan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru,
antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan prasarana, dan
peningkatan mutu manajemen KKG. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa
pelaksanaan kegiatan KKG di Kabupaten Bengkalis belum menunjukkan peningkatan
kinerja yang berarti dan masih memprihatinkan.

B. Landasan Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Kewenangan Pusat dan daerah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 105 Tahun
2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 159 Tahun
2014 Tentang Evaluasi Kurikulum;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
14. Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
5496/C/KR/2014 dan Nomor 7915/D/KP/2014 Tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan
Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada Sekolah jenjang Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik lndonesia Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 57 Tahun
20l5 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan
SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
21. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
C. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan agar peserta pembinaan mampu membuat :
1. Media Pembelajaran berbasis IT;
2. Menyusun materi substantif (esensial) US-BN sesuai dengan kisi-kisi soal mata
pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia;
3. Menyusun materi pembelajaran yang akan di UASkan (PKn, IPS, PJOK, SBK dan
Mulok);
4. Menyusun kisi-kisi pembelajaran yang akan di UASkan (PKn, IPS, PJOK, SBK dan
Mulok);
5. Soal pembelajaran yang akan di UASkan (PKn, IPS, PJOK, SBK dan Mulok)
berdasarkan HOTS;
6. Laporan Real Teaching dengan Pendekatan Lesson Study.

D. Manfaat
Setelah memperoleh materi dalam kegiatan ini, para guru mendapatkan semua informasi
yang dibutuhkan untuk membantu para guru khususnya Guru Kelas VI, Guru PJOK, dan
Guru Mulok dalam memberi materi pembelajaran bagi Siswa Kelas VI dalam menghadapi
US dan UAS SD sehingga mutu pendidikan terus mengalami peningkatan.

E. Hasil yang diharapkan


Pada akhir program Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar ini
diharapkan, sebagai berikut:
1. Terbentuknya Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar yang mandiri. Serta setiap
anggotanya memiliki motivasi dan insiatif untuk mengembangkan dan memajukan
lembaganya termasuk peningkatan profesionalisme guru sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan;
2. Memfungsikan Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar sebagai wadah team
Work, sehingga memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal,
khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, menyusun
prota, promes dan penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, dan
memanfaatkan sumber belajar.
PENGEMBANGAN DIRI

A. Peserta
Peserta kegiatan Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Tahun Anggaran 2018 adalah
Guru Kelas VI, Guru PJOK, dan Guru Mulok dari 7 sekolah yang berada di KKG Gugus I
Kecamatan Rupat berjumlah 21 orang.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Tahun Anggaran 2018 ini dilaksanakan
dari tanggal 20 sampai 22 Desember 2018 di SDN 2 Rupat sebagai sekolah inti KKG
Gugus I Kecamatan Rupat.

C. Struktur Program
Jumlah
No Materi Jam @ 45
menit
1 Penjelasan Teknis dan Pembukaan. (Korwil) 1
Praktik Membuat dan Menggunakan Media Pembelajaran
2 4
Berbasis IT.
Melakukan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi
3 substantif sesuai dengan kisi-kisi soal mata pelajaran IPA, 9
Matematika dan Bahasa Indonesia.
Bedah buku dalam rangka pendalaman dan pengembangan
4 materi pembelajaran (PKn, IPS, PJOK, SBK dan Mulok) untuk 4
pelaksanaan UAS.
Implementasi Penyusunan kisi-kisi dan Soal HOTS untuk mata
5 pelajaran (PKn, IPS, PJOK, SBK dan Mulok) untuk 10
pelaksanaan UAS.
7 Real Teaching dengan Pendekatan Lesson Study (Pengawas) 4
  Jumlah 32

D. Uraian Materi
Penjelasan Teknis dan Pembukaan. (Korwil)
Lembaga penerima dan penanggungjawab bantuan pembinaan Kelompok Kerja
Guru (KKG) anggaran 2018, adalah Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar yang
memenuhi persyaratan.
Persyaratan penerima bantuan pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah
Dasar tahun anggaran 2018 yaitu:
1. Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah mempunyai Sekolah Inti, Sekolah inti adalah
sekolah dengan persyaratan tertentu yang layak dijadikan sebagai tempat
penyelenggaraan kegiatan KKG;
2. Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah mempunyai struktur organisasi yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, struktur
organisi tersebut terdiri dari:
a. Ketua KKG merangkap anggota
b. Sekretaris KKG merangkap anggota
c. Bendahara KKG merangkap anggota
d. Bidang-bidang kepengurusan merangkap anggota
3. Memiliki rekening Bank Riau atas nama pengurus Kelompok Kerja Guru (KKG) yang
masih aktif;
4. Memiliki NPWP Kelompok Kerja Guru (KKG) .
Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis berkoordinasi dengan Kordinator Wilayah
(Korwil) kecamatan, pengawas SD dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) untuk
membentuk dan merivitalisasi Kelompok Kerja Guru di wilayah kerjanya masing-masing.
Kordinator Wilayah (Korwil) kecamatan mengajukan usulan Kelompok Kerja Guru
beserta struktur kepengurusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis sesuai kuota.
Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis melakukan verifikasi data berupa usulan dan
persyaratan Kelompok Kerja Guru sebagaimana ditetapkan yang diajukan oleh kordinator
wilayah masing-masing kecamatan.

Praktik Membuat dan Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT.


Perkembangan kurikulum perlu ditunjang oleh kemampuan guru-guru dalam
mengembangkan media pembelajaran yang efektif mencapai tujuan pembelajaran dan
meningkatkan kualitas capaian pembelajaran yang diharapkan. Saat ini guru didorong
untuk dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Oleh
karenanya diharapkan guru-guru melek teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
adanya peranan teknologi dalam pembelajaran, pemanfaatan media memegang peranan
penting pada setiap proses pembelajaran.
Media memiliki posisi yang sangat strategis penggunaannya dalam proses
pembelajaran, oleh karena itu guru selaku pendidik dituntut untuk dapat memanfaatkan dan
menggunakan media di dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun untuk
mempermudah pencapaian tujuan belajar. Pendidik memiliki peran di dalam
mengembangkan media pembelajaran sampai pada pemanfaatan dan penggunaan media
pembelajaran. Dalam mengembangkan media pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan
beberapa hal, diantaranya prosedur pemilihan media dan prinsip penggunaan media dalam
proses pembelajaran.
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan
produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar
karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran.
Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona
dalam kegiatan pembelajaran.
Pengajaran berbantuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para
ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan komputer ini proses
pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang
mandiri. Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga
berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus.
Microsoft Power Point adalah aplikasi yang memungkinkan kita untuk dapat
merancang dan membuat presentasi menjadi lebih mudah, cepat serta menjadi tampilan
yang menarik dan professional.
Microsoft Power Point merupakan salah satu program aplikasi yang dirancang
khusus untuk membuat presentasi. Presentasi adalah kumpulan data atau informasi yang
disampaikan kepada audien ( pendengar ) tertentu untuk tujuan - tujuan tertentu. Contohnya
yaitu : presentasi produk oleh para marketer, presentasi makalah oleh para pembicara dalam
seminar, presentasi materi pengajaran dalam kegiatan kuliah atau sekolah dan lain
sebagainya. Penggunaan presentasi akan sangat membantu presenter (orang- orang yang
melakukan presentase ) dalam menyampaikan materi kepada audien( pendengar ) karena
selain berupa teks, presentase dapat dilengkapi dengan gambar, grafik, tabel, animasi, suara
bahkan video Microsoft power point sangat memungkinkan untuk menambahkan content
multimedia dalam presentasi seperti : clip art, foto, animasi, sound dan movie. Microsoft
power point tidak hanya digunakan untuk membuat presentasi verbal saja tetapi juga untuk
presentasi jenis lainnya yaitu : presentasi produk, iklan, company file, ilustrasi panggung
dan lain sebagainya.

Melakukan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi substantif sesuai dengan
kisi-kisi soal mata pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia.
Pemerintah terus mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan
nasional melalui beragam program dan kebijakan yang salah satunya didasarkan pada hasil
analisis dari penilaian hasil belajar siswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) bersama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terus
meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar untuk mendorong pencapaian standar
kompetensi lulusan secara nasional. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendikbud
(Permendikbud) Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, ujian nasional (UN) yang
diselenggarakan oleh pemerintah, dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang
diselengarakan oleh satuan pendidikan terus  menerus disempurnakan.
Ujian sekolah berstandar nasional merupakan alat evaluasi belajar peserta didik
yang bertujuan untuk mengukur capaian kompetensi dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Dengan
melibatkan asosiasi profesi guru dan tutor sebagai pendidik dalam menyusun soal,
pemerintah memberi ruang yang besar pada otonomi guru dalam menilai siswa. USBN
diharap dapat mengembalikan kedaulatan guru sebagai pendidik dalam melaksanakan
evaluasi belajar.
Naskah soal USBN jenjang SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) disusun oleh guru pada
satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Sementara
naskah soal USBN SMP/ MTs/Paket B, dan SMA/SMK/MA/Paket C disusun oleh guru
atau tutor pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemendikbud memberikan soal jangkar dengan porsi sebensar 20-25 persen.
Kemudian, perakitan soal (sampai dengan 100%) dilaksanakan di tingkat
MGMP/KKG/Forum Tutor atau di satuan pendidikan. 

Bedah buku dalam rangka pendalaman dan pengembangan materi pembelajaran


(PKn, IPS, PJOK, SBK dan Mulok) untuk pelaksanaan UAS.
Tidak ada pengertian secara harfiah dari bedah buku. Namun demikian mengutip
dari beberapa sumber, bedah buku atau yang dikenal dengan resensi buku (a book review)
secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu buku
secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku
tersebut menurut aturan yang berlaku umum atau yang telah ditentukan.
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan "Bedah Buku", tidak berbeda jauh
dengan pengertian diatas dimana buku yang dimaksud adalah catatan yang berisi tentang
informasi keuangan dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok atau
lembaga dalam suatu rentang periode tertentu.
  "Bedah Buku" merupakan kegiatan simultan (secara terus-menerus/ berkelanjutan)
yang mengungkapkan isi dari sebuah laporan pertanggungjawaban keuangan dari suatu
aktivitas individu/kelompok/lembaga (dengan periode tertentu/terbatas) melalui
penelusuran  atas catatan mengenai informasi keuangan menurut aturan yang berlaku
umum atau yang telah ditentukan guna mencari solusi terkait dengan kekurangan dan
kelebihan yang ada.

Implementasi Penyusunan kisi-kisi dan Soal HOTS untuk mata pelajaran (PKn, IPS,
PJOK, SBK dan Mulok) untuk pelaksanaan UAS.
Ditemukan keselarasan antara pengukuran capaian hasil belajar siswa berdasar ujian
nasional dengan capaian beberapa penilaian internasional. Hasil ujian nasional tidak jauh
berbeda dengan hasil capaian siswa Indonesia pada Program for International Student
Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Hasil penilaian menunjukkan bahwa siswa-siswa Indonesia masih lemah dalam kecakapan
kognitif order tinggi (higher order thinking skill/HOTS); seperti menalar, menganalisis, dan
mengevaluasi. Fakta tersebut mendorong upaya penguatan kemampuan penalaran siswa
dalam pembelajaran. Siswa perlu dilatih dan dibiasakan mengerjakan soal-soal yang
mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan solusi, sebagai salah satu
kecakapan untuk bersaing di abad ke-21.

Real Teaching dengan Pendekatan Lesson Study (Pengawas).


Model Real Teaching adalah suatu cara  penguasaan teknik tertentu melalui
pengembangan imajinasi dan  penghayatan peserta diklat. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan  dilakukan dengan memerankan diri seolah-olah sedang berada di ruang
kelasnya bersama para siswanya. Permainan ini pada umumnya melibatkan  lebih dari satu
orang, dalam hal ini adalah para guru yang menjadi  peserta diklat.
Real  Teaching dimaksudkan untuk meningkatkan performance yang menyangkut
keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar  mengajar. Sedang
tujuannya adalah membekali calon guru sebelum  sungguh-sungguh terjun ke sekolah
tempat latihan praktek kependidikan  untuk praktek mengajar.
Konsep dan praktik lesson study pertama kali dikembangkan oleh guru pendidikan
dasar di Jepang yang bernama Makoto Yoshida, yang dalam bahasa Jepangnya disebut
dengan kenkyuu jugyo.keberhasilan Jepang dalam mengembangkan lesson study
tampaknya diikuti pula oleh beberapa negara lain. Termasuk Amerika Sarikat yang secara
gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine lewis yang telah melakukan
penelitian tentang lesson study sejak tahun 1993. Sementara Indonesia pun saat ini mulai
gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan
proses pembeljaran siswa bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikan.
Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang
pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan
pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang
dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus
utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa
aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.
Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan
menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007)
mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
Penerapan Lesson Study didasarkan kepada proses, usaha yang berkesinambungan.
Proses yang asli dan nyata, bukan tampil karena hanya untuk diamati. Kondisi natural
inilah yang diyakini dapat membuat ilmu yang diperoleh tidak pernah dilupakan siswa.
Guru harus merubah cara menyampaikan ilmunya, dari yang bersifat klasikal (penyampaian
materi) menjadi eksploratif (pemahaman arti suatu ilmu). Keaktifan siswa dalam
bereksplorasi tidak akan terganggu oleh banyaknya pengamat yang hadir di dalam
kelasnya.
E. Hasil Yang diperoleh
1. Menyerahkan hasil Pembuatan Media Pembelajaran berbasis IT;
2. Menyerahkan hasil penyusunan materi substantif (esensial) US-BN sesuai dengan kisi-
kisi soal mata pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia;
3. Menyerahkan hasil penyusunan materi pembelajaran yang akan di UASkan (PKn, IPS,
PJOK, SBK dan Mulok);
4. Menyerahkan hasil penyusunan kisi-kisi pembelajaran yang akan di UASkan (PKn,
IPS, PJOK, SBK dan Mulok);
5. Menyerahkan soal pembelajaran yang akan di UASkan (PKn, IPS, PJOK, SBK dan
Mulok) berdasarkan HOTS;
6. Menyerahkan Laporan Real Teaching dengan Pendekatan Lesson Study.

PENUTUP
A. Simpulan
Kerangka dasar program kegiatan KKG merujuk kepada pencapaian empat kompetensi
guru yaitu: Kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial,
Kompetensi Kepribadian.
Dalam peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan beberapa
kegiatan, untuk kegiatan rutin : diskusi permasalahan pembelajaran, penyusunan dan
pengembangan silabus, program tahunan, program semester, analisis kurikulum,
penyusunan laporan hasil belajar siswa, dll. Untuk program pengembangan : Penelitian
Tindakan Kelas/ Studi Kasus, Penulisan Karya Ilmiah, seminar, lokakarya, diklat
berjenjang, penerbitan jurnal dan buletin, Kompetensi Kinerja Guru, pendampingan
pelaksanaan tugas guru, dll.

B. Rekomendasi
Perlunya komitmen yang tinggi dari seluruh pihak tentang pentingnya Kegiatan Pembinaan
Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar, dan berkelanjutan sehingga esensi dari
Kegiatan Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar dapat dilaksanakan oleh
semua guru di seluruh jenjang kelas.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
diberikan keteguhan hati untuk menunaikan pengabdian dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Amin

Batu Panjang, 26 Desember 2018


Peserta,

MARIAM, S. Pd. I
NIP. 19801212 200801 2 019

LAPORAN KEGIATAN
PEMBINAAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)
SEKOLAH DASAR ANGGARAN 2018
DI GUGUS I KECAMATAN RUPAT
TANGGAL 20 S.D 22 DESEMBER 2018
(32 JP)

Oleh,

MARIAM, S. Pd. I
NIP. 19801212 200801 2 019

SD NEGERI 2 RUPAT
UNIT PELAYANANAN TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN
KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS
TAHUN 2018
BIODATA PESERTA
PEMBINAAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)
SEKOLAH DASAR ANGGARAN 2018
DI GUGUS I KECAMATAN RUPAT
TANGGAL 20 S.D 22 DESEMBER 2018
(32 JP)

Nama : MARIAM, S. Pd. I


NIP : 19801212 200801 2 019
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I (III/b)
Jabatan : Guru Pertama
Jenis Guru : Guru Kelas
Tempat & Tgl Lahir : Batu Panjang, 12 Desember 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Unit Kerja : SDN 2 Rupat
Alamat Unit Kerja : Jalan Datuk Lama Batu Panjang
Alamat Rumah : Jalan Pelajar Batu Panjang Kecamatan Rupat
Telepon Rumah & HP : 085274634884
NUPTK : 7544-7586-6130-0023

Batu Panjang, 26 Desember 2018


Peserta,

MARIAM, S. Pd. I
NIP. 19801212 200801 2 019

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
“PEMBINAAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR
ANGGARAN 2018 DI GUGUS I KECAMATAN RUPAT TANGGAL 20 S.D 22
DESEMBER 2018 (32 JP)”

Oleh:
NAMA : MARIAM, S. Pd. I
NIP : 19801212 200801 2 019
PANGKAT GOLONGAN : PENATA MUDA TINGKAT I (III/b)
NUPTK : 7544-7586-6130-0023
JABATAN : GURU PAI
INSTANSI : SDN 2 RUPAT
ALAMAT : JL. DATUK LAMA BATU PANJANG
HAND PHONE : 085274633884

Batu Panjang, 27 Desember 2018

Kepala Sekolah, Koordinator PKB,

FATIMAH,S.Pd.SD FATIMAH,S.Pd.SD
NIP. 19610303 198504 2 001 NIP. 19610303 198504 2 001

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas rahmat-Nya laporan
ini dapat tersusun dengan baik. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Korwilcam UPT Satuan Pendidikan Kecamatan Rupat.
2. Pengawas Tingkat SD Kecamatan Rupat
3. Panitia Penyelenggara Kegiatan Pembinaan KKG Gugus I Rupat
4. Bapak/Ibu Nara sumber : Samsudin, S. Pd. SD dan Junaida, S. Pd. SD
Yang telah memfasilitasi kegiatan Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)
Sekolah Dasar Anggaran 2018 Di Gugus I Kecamatan Rupat Tanggal 20 S.D 22 Desember
2018 (32 JP).
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Indonesia khususnya
bagi Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

Batu Panjang, 26 Desember 2018


Hormat saya,

MARIAM, S. Pd. I
NIP 19801212 200801 2 019

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………....... 1
B. Dasar Hukum ………………………………………………………....................... 2
C Tujuan……………………………………………………………………………. 4
D Manfaat…………………………………………………………………………… 4
E. Hasil yang Diharapkan…………………………………………………………… 4
Pengembangan Diri
A. Peserta……………………………………………………………………………... 5
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………………...... 5
C. Struktur Program…………………………………………………………………. 5
D. Uraian Materi……………………………………………………………………… 5
E. Hasil yang Diperoleh…………………………………………………………… 10
Penutup
A. Simpulan .................................................................................................................. 11
B. Rekomendasi .......................................................................................................... 11

Anda mungkin juga menyukai