TERMS OF REFERENCE
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional 2005—
2025;
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
f. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015—2019;
g. Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 mengenai Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan,
Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi;
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
k. Keputusan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 9605/B/Kep/2015 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
2. Gambaran Umum.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk itu, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 7
ayat (1) huruf d menyatakan bahwa "profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dmiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 46 menyatakan "guru
memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi kkademik dan kompetensinya, serta
untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya". Pengembangan dan peningkatan
kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga. Pengembangan dan
peningkatan kompetensi guru dilakukan melalui sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian Guru
berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional.
Guru Penggerak adalah pemimpin dalam proses belajar-mengajar yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan siswa secara menyeluruh, aktif, dan proaktif, ia juga memotivasi guru lain untuk menerapkan
pendekatan belajar yang berfokus pada siswa dan menjadi contoh dan agen perubahan dalam ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan profil siswa Pancasila yang ideal.
Program Guru Penggerak yang diluncurkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Indnesia yaitu Nadiem Anwar Makarim pada Jumat (3/7/2020) merupakan bagian dari kebijakan
Merdeka Belajar.
Melalui peluncuran program guru penggerak, Kemendikbud berharap bahwa guru penggerak terpilih dapat
menjalankan 5 peran utama yakni:
2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-beingekosistem pendidikan di sekolah.
5 peran utama Guru Penggerak sangatlah krusial bagi dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itulah, calon
guru penggerak akan melalui berbagai proses. Para calon guru penggerak harus mengikuti pendidikan guru
penggerak selama 9 bulan sebelum dinyatakan lulus menjadi guru penggerak
Proses pendidikan guru penggerak menghadirkan berbagai manfaat positif bagi pesertanya. Setidaknya ada 7
manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yaitu:
1. Mengembangkan Kompetensi dalam Lokakarya Bersama.
Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Program
ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru
Penggerak secara gratis. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai
guru.
Pada pelatihan ini, calon guru penggerak akan dipantau terkait capaian perkembangannya. Selain itu, calon guru
penggerak juga akan melaksanakan evaluasi hingga tahap pelatihan selesai dilaksanakan.
Manfaat ke – 2 dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu meningkatkan kompetensi
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
Pendidik dapat meningkatkan performa diri dalam menjadi guru yang sebenar-benarnya yang berpusat pada
murid. Itu artinya, pendidik menjadi teladan dan mampu memberikan motivasi bagi murid sehingga
menguatkan kemampuan untuk memberdayakan murid.
Guru akan totalitas dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada muridnya. Sehingga di masa yang akan
datang, guru dapat mengatasi murid yang bermacam rupa, termasuk murid yang unik dan heterogen
Belajar memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, konsistensi adalah sesuatu yang sulit
untuk dilakukan. Dengan adanya pelatihan guru penggerak, para pengajar dapat menimba ilmu kembali secara
sistematis.
Pada tahap pertama seleksi, guru harus melampirkan CV, esai, dan mengikuti tes bakat skolastik. Jika sudah lolos
tahap 1 maka akan lanjut ke tahap kedua dimana guru harus menunjukkan simulasi mengajar dan wawancara.
Baru setelah lulus kedua tahap tersebut, pendidik dapat mengikuti pelatihan guru penggerak selama 9 bulan.
4. Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak.
Manfaat penting program guru penggerak yang ke – empat bagi pendidik yaitu bertemu guru-guru dari berbagai
daerah. Hal ini dikarenakan pendaftar calon guru penggerak berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Dengan
demikian, para calon guru penggerak dapat bertukar informasi, pengalaman, dan ilmu yang mereka miliki
selama pelatihan berlangsung
Pengajar praktik / pendamping bagi pelatihan guru penggerak berasal dari Widyaiswara dan Pengawas Sekolah
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan Kemendikbud. Mereka bertugas untuk mencatat perkembangan
peserta selama pendidkan guru penggerak secara daring, pendampingan selama pendidikan, serta memberikan
motivasi dan membantu peserta dalam menjalankan perannya.
Selain memberi memberi manfaat pada sekolah, tujuan Sekolah Penggerak juga dapat memberi manfaat pada
pemerintah daerah untuk:
1. Mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah.
B. PENERIMA MANFAAT.
Penerima manfaat dari kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar adalah :
1. Kepala Sekolah Dasar (SD) berjumlah 150 (seratus lima puluh) orang dan Guru Sekolah Dasar (SD) berjumlah 300
(tiga ratus) orang dalam Kabupaten Aceh Utara yang terlatih dan kompeten di bidangnya.
2. SDM yang mendapatkan pengalaman mengajar yang berbeda dari sebelumnya.
Untuk melaksanakan seluruh rangkaian Kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, alokasi anggaran yang diperlukan sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah),-
Kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dibiayai
dari Dana Alokasi Umum (DAU) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran
2024 dengan Rencana Kerja dan Anggaran terlampir .
E. PENUTUP
Pelaksanakan kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar diharapkan dapat menghasilkan Keberhasilan kepala sekolah yaitu: mengetahui dirinya dan apa yang dapat
dia lakukan; mempelajari perkembangan situasi dengan cepat; melakukan kolaborasi dengan stakeholders dalam
mewujudkan visi belajar siswa, menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif; memfasilitasi dan
mengembangkan kurikulum, strategi pembelajaran, dan lingkungan belajar siswa; menjadi pendengar yang baik;
menggunakan sumber daya sekolah secara efektif dan efisien.
Guru penggerak dapat Mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan lingkungannya. Menjadi
pengajar praktik bagi rekan guru lain untuk pengembangan pembelajaran di sekolah. Memacu peningkatan
kepemimpinan siswa di sekolah.
.
Lhoksukon,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Aceh Utara