Anda di halaman 1dari 30

1

GLOSARIUM

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun


oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

3. Sekolah adalah SMP negeri maupun swasta dalam lingkungan pembinaan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Dasar dan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang tersebar di wilayah kerja Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.

4. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi


diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.

6. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan


diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan


pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.

9. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar dengan tujuan untuk


memperdalam dan memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
2

10. Pramuka (Praja Muda Karana atau dahulu terkenal dengan nama kepanduan yang
terdapat di berbagai penjuru dunia) adalah wahana untuk latihan secara non formal
guna melatih fisik, mental spiritual dan mendorong para pesertanya untuk melakukan
kegiatan positif di masyarakat.

11. Sanggar sekolah adalah sekelompok atau gabungan 5-8 Sekolah Dasar Pertama yang
memiliki tujuan dan semangat maju bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan
melalui penerapan sistem pembinaan profesional.

12. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah pembinaan profesional
bagi guru Sekolah Dasar Pertama (SMP) yang tergabung dalam organisasi sanggar
MGMP dalam rangka peningkatan mutu layanan pembelajaran dan pendidikan.

13. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah wadah pembinaan profesional
bagi para Kepala Sekolah yang tergabung dalam organisasi sanggar sekolah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan membahas temuan ide-ide
baru yang belum terpecahkan pada pertemuan di tingkat musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMP Purwa Bhakti berdiri sejak bulan Juli 2008 sesuai dengan Akta Notaris Nomor 01
Tanggal 1 Agustus 2007, beralamat di Jalan Veteran III Tapos Desa Cileungsi
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Legalitas yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan Keputusan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor
Nomor : 421.3/513 – Disdik/2009 tanggal 28 Desember 2009, dengan Nomor Statistik
Sekolah : 20 2 02 02 24 511.

Awal berdirinya gedung SMP Purwa Bhakti bermula dari adanya kegiatan belajar
mengajar di Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) 1 Ciawi. Saat itu proses
kegiatan belajar mengajar siswa Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) 1 Ciawi
diselenggarakan di rumah Ibu Yati Yumiati, S.Pd., sekaligus sebagai guru binanya.

Siswa yang tercatat pada saat itu sebanyak 42 orang. Tahun berikutnya bertambah
hingga dua tahun kemudian tercatat 137 orang. Melihat keadaan ini Ibu Yati berinisiatif
membangun gedung sebanyak 3 lokal dengan maksud agar para siswa SMPT 1 Ciawi
dapat belajar dengan nyaman, dan apabila bangunan tersebut tidak di pakai lagi (karena
menurut rencana program Sekolah Menengah Pertama Terbuka hanya 4 tahun akan
dirubah menjadi rumah tinggal).

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan telah dilakukan berbagai penyempurnaan yang salah satunya adalah
penyempurnaan kurikulum. Dari kurikulum 1974, kurikulum 1984, kurikulum 2004 dan
kurikulum 2006 atau disebut dengan Kurikulum Berbasis Kurikulum (KBK), kemudian
disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berisi kurikulum yang berdasarkan pada kondisi
sekolah serta mengacu pada visi dan misi yang telah dicanangkan oleh sekolah itu
sendiri. Kurikulum itu pun berisi rambu-rambu yang menjadi acuan pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.

Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan peraturan pemerintah
No. 25 tahun 2004 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai
daerah otonom berimplikasi terhadap kebijakan pengelolaan pendidikan dari bersifat
sentralistik ke desentralistik. Pergeseran tesebut berimplikasi terhadap penyempurnaan
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan pengelolaan
pendidikan yang desentralistik maka daerah mempunyai kewenangan dan keleluasaan
untuk mengembangkan dan menjabarkan lebih lanjut pelaksanaan kurikulum didaerah
4

dan di sekolah masing-masing disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Sejalan


dengan kebijakan tersebut maka Manajemen Berbasis Kurikulum (KBK) dapat
dikembangkan dengan lebih maksimal.

Selain dari itu, sesuai pula denga UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan PP RI No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan
tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu pada kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP). Berdasarkan hal itu perlu adanya penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disusunlah kurikulum SMP Purwa Bhakti
Kabupaten Bogor.

B. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan hukum dalam


penyusunan Kurikulum SMP Purwa Bhakti adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah;
7. Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
8. Permendikbud RI Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kompetensi Dasar dan Struktur
Kurikulum SMP/MTs;
9. Permendikbud RI Nomor 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
Lampiran i Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan;
10. Permendiknas Nomor. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA;
5

12. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;


13. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru;
14. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
15. Permendiknas Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
16. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementerian Pendidikan Nasional Tahun
2010-2014;
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata;
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 Tentang
Program Adipura.Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 423.5/Kep.674-
Disdik/2006 tentang Standar kompetensi dan Kompetensi dasar serta panduan
penyusunan KTSP mata pelajaran Bahasa Sunda;
19. Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 25 tahun 2007 tetang pedoman
pelaksanaan kurikulum muatan local Pendidikan Lingkungan Hidup.

C Tujuan Pengembangan Kurikulum SMP Purwa Bhakti

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan


untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum SMP Purwa Bhakti
dikembangkan dengan prinsip :
1. Diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. kesetaraan jender;
j. dinamika perkembangan global; dan
k. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
6

Berdasarkan prinsip tersebut, dapat dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum


adalah sebagai berikut :

1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan
kualitas dirinya sebagai manusia.
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat.

D Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP Purwa Bhakti

Dalam menyusun Kurikulum SMP Purwa Bhakti perlu memperhatikan prinsip-prinsip


sebagai berikut :

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia


Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi Dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan


Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran
dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam
proses pembelajaran.

3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat


Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
7

tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan


kinestetik peserta didik.

4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan


Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

6. Tuntutan Dunia Kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global


Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
8

10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan


Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena
itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender


Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan


Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas SMP Purwa Bhakti.
9

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkenaan dengan
tujuan operasional pendidikan dasar, dinyatakan di dalam kurikulum pendidikan dasar
yaitu tujuan tingkat pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetajuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan
pengetahuan kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lanjutan.

a. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung.


Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung) merupakan tujuan pertama
dan utama sering disebut juga tujuan yang paling fundamental karena sifatnya sangat
menentukan baik-tidaknya kemampuan-kemampuan lain. Kemampuan ini diwujudkan
dalam kemampuan dan ketrampilan penggunaan bahasa yang meliputi membaca,
menulis, berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan dan
ketrampilan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana dan
memahami bentuk geografi. Semua kemampuan ini sangat berguna dan dapat diterapkan
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

b. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa


sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Bekal ketrampilan dasar yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak
ini sangat banyak, meliputi pengetahuan dan ketrampilan intelektual, sosial dan
personal. Menurut Ahman (2000) tujuan pendidikan dasar tidak lagi menyiapkan siswa
untuk terjun ke masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke tingkat SMA/Sederajat. Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi
perkembangan anak. Oleh karena lulusan dasar tidak semata-mata mengembangkan
kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan menyiapkan siswa untuk
memiliki kemampuan intelektual, pribadi dan sosial.
10

c. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SMA/Sederajat


Kegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya
pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dilakukan oleh guru,antara
lain memberi informasi lisan dan tertulis kepada siswa kelas IX, mengadakan diskusi
alumni sekolah, mengadakan kunjungan ke SMA terdekat, dan sebagainya. Karena pada
kelas 3 terakhir di sekolah perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan
penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana, tetapi
sistematik. Landasan semacam itu diperlukan acuan peminatan serta untuk mencapai
keberhasilan di tingkat SMA.

B. Visi SMP Purwa Bhakti


Terwujudnya Sekolah Berprestasi, Mandiri, Berakhlak Mulia, Terampil, Berwawasan
Kebangsaan dengan Landasan Keimanan.

C. Misi SMP Purwa Bhakti

1. Membangun keunggulan dalam prestasi akademik dan nonakademik.


2. Membentuk insan sosial yang berkarakter, peduli lingkungan, dan bermanfaat bagi
diri, keluarga dan masyarakat.
3. Menciptakan lingkungan belajar yang islami, berakhlakul karimah dan dinamis bagi
peserta didik dan warga sekolah.
4. Mengembangkan jati diri peserta didik untuk kreatif dan inovatif serta dapat
mengaktualisasikan diri di lingkungannnya.
5. Membentuk warga yang berdedikasi tinggi untuk membangun masyarakat, nusa dan
bangsa.

D. Tujuan SMP Purwa Bhakti


a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap ilmu dan amal
b. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik sehingga menjadi individu yang cakap
jasmani, moral dan spiritual
c. Meningkatkan peran serta aktif peserta didik di masyarakat
d. Meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungannya
e. Meningkatkan rasa hormat dan menghargai terhadap keluarga, sekolah dan
masyarakat
f. Mempersiapkan peserta didik untuk membangun masyarakat dan lingkungannya
g. Mempersiapkan peserta didik untuk berbakti dan mengabdi untuk masyarakat
h. Mempersiapkan peserta didik untuk hidup sebagai manusia yang berbudi pekerti
luhur dan berbudaya nasional dan global.
11

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1. Struktur Kurikulum
Struktur SMP Purwa Bhakti meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dengan ketentuan sebagai
berikut.

Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum SMP Purwa Bhakti dikembangkan dengan landasan filosofis yang


memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum SMP Purwa Bhakti dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa
kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
12

sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya.

Berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik. Kurikulum SMP Purwa
Bhakti memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum SMP Purwa Bhakti bermaksud untuk mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis
yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum SMP Purwa Bhakti menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

Landasan Teoritis
Kurikulum SMP Purwa Bhakti dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standar based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
13

(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya


standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learnedcurriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.Mengacu pada Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah, No. 23 tahun 2006 tentang Standar kompetensi
lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, No. 24 tahun 2006 tentang
pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
tentang muatan lokal wajib serta dengan mempertimbangkan tuntutan kecakapan hidup
dan kebutuhan masyarakat yang bersifat agamis dan sesuai dengan kemampuan sekolah
maka struktur kurikulum SMP Purwa Bhakti disusun sebagai berikut:

Kelas & Alokasi Waktu


No Komponen
VII VIII IX
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 3 3 2
2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 5 5 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 3 3 2
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3 3 2
10.Teknologi Infromasi & Komunikasi -- -- 2
B Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2 2 2
2. Prakarya/Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2
C Pengembangan Diri 2* 2* 2*
Jumlah 42 42 36
*Pengembangan diri dilaksanakan sebagai ekstrakurikuler dengan lama waktu
ekuivalen 2 jam pembelajaran

A. MUATAN KURIKULUM
1. Mata Pelajaran
a. Mata Pelajaran Wajib Nasional
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
14

- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris

- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam
- Ilmu Pengetahuan Sosial
- Seni Budaya
- Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan
- Teknologi Infromasi dan Komunikasi
b. Mata Pelajaran Muatan Lokal
- Bahasa Sunda
- Pendidikan Lingkungan Hidup.

2. Pengembangan Diri
a. Tujuan
Kegiatan pengembangan diri bertujuan meberikan kesempatan kepada
siswa-siswi untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat setiap siswa-siswi dan sesuai pula dengan
kondisi sekolah.
Secara khusus, kegiatan pengembangan diri di SMP Purwa Bhakti memuat
5 aspek tujuan yaitu:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
b. Meningkatkan kecintan terhadap tanah air
c. Memupuk jiwa sportivitas
d. Pembentukan karakter yang tangguh menghadapi tantangan hidup
e. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan minat
dan bakat

b. Pelaksanaan
Kegiatan pengembangan diri di SMP Purwa Bhakti dilaksanakan dengan
bimbingan guru dan sejumlah Pembina dan pelatih / instruktur dibawah
koordinasi guru BK dalam bentuk rutin / spontan dan terprogram. Kegiatan
pengembangan diri ini dilaksanakan secara intra dan ekstrakurikuler dan
bentuk pengembangan karir, belajar social dan pengembangan kecakapan
hidup melalui layanan BK dan kegiatan kesiswaan
a. Layanan bimbingan konseling (Wajib diikuti semua siswa)
- Pengembangan karir
- Bimbingan belajar
- Budi pekerti
15

b. Kegiatan ekstrakurikuler
- Pramuka
- Olahraga & Kesenian
- BTQ
- Paskibra
- Volley
- Basket
- Paduan Suara

B. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban
belajar satu minggu adalah minimal 36 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu efektif.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu efektif.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu efektif.
5. Beban belajar di SMP Purwa Bhakti menggunakan sistem paket
6. Jam pembelajaran (tatap muka) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagai
tertera dalam struktur kurikulum yaitu 40 menit per jam pelajaran dengan beban
belajar per minggu sebanyak 36 jam pelajaran untuk setiap tingkatan kelas, baik di
semester 1 maupun di semester 2
7. Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
ditetapkan masksimal 50% dari jumlah jam tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi tanpa terlalu membebani siswa

C. KETUNTASAN BELAJAR

Ketuntasan belajar yang ditetapkan untuk setiap indikator yang dikembangkan


merupakan suatu tingkat pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar. Kriteria
ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.

Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta


kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran yang dapat
16

disediakan, maka SMP Purwa Bhakti untuk pelajaran 2015/2016 menetapkan KKM
sebagai berikut:

KKM Kelas
No. Komponen
VII VIII IX
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 75 75 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70
4 Bahasa Inggris 70 70 70
5 Matematika 70 70 70
6 Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 70
8 Seni Budaya 70 70 70
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
9 75 75 75
Kesehatan
10 Teknologi Infromasi & Komunikasi -- --- 70
B Muatan Lokal
11 Bahasa Sunda 70 70 70
12 Prakarya/Pendidikan Lingkungan Hidup 75 75 75

C Pengembangan Diri

Ketuntasan Nilai
a. Siswa dinyatakan runtas dalam satu mata pelajaran apabila nilai yang diperoleh
dari setiap aspek mata pelajaran minimal sama dengan nilai KKM
b. Apabila nilai dalam salah satu aspek tidak memenuhi maka nilai ketuntasan dilihat
dari nilai komulatif, yaitu nilai rata-rata mata pelajaran yang diperoleh siswa
minimal sama dengan nilai rata-rata KKM mata pelajaran yang bersangkutan,
maka siswa tersebut dinyatakan lulus
c. Ketuntasan nilai raport
1. Jika semester 1 dan 2 suatu mata pelajaran tuntas, mata pelajaran dinyatakan
tuntas
2. Jika semester 1 dan 2 nilai suatu mata pelajaran tidak tuntas, maka pelajaran
dinyatakan tidak tuntas
3. Jika salah satu dari semester 1 atau 2 nilai suatu mata pelajaran tidak tuntas,
harus dilakukan perhitungan komulatif, yaitu jika nilai rata-rata semester 1 dan
2 pada mata pelajaran tersebut minimal sama dengan nilai KKM mata
pelajaran, maka pelajaran tersebut dinyatakan tuntas.

D. KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN

1. Rumus perhitungan nilai raport


Nilai diambil dari :
a. Tugas-tugas
b. Ulangan harian
17

c. Ulangan tengah semester

d. Ulangan akhir semester atau ulangan kenaikkan kelas


Dengan rumus :
Nilai Raport = 60 % Rata−rata nilai Harian+20 % nilai UTS+ 20 % Nilai UKK
2. Kenaikkan kelas
Kenaikkan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Criteria
kenaikkan kelas yang digunakan mengacu pada criteria yang ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Surat Edaran No.
421.3/1620.Pendas/2005 tanggal 16 Mei 2005.
Peserta didik dinyatakan naik kelas jika:
a. Berkelakuan baik sesuai standar penilaian
b. Prosentase kehadiran dalam kegiatan sekurang-kurangnya 85%
c. Jumlah mata pelajaran yang tidak mencapai KKM tidak lebih dari 3 mata
pelajaran pada kelas yang bersangkutan

3. Kelulusan
Kelulusan dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran setelah menempuh
Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, kriteria kelulusan yang digunakan mengacu
kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2011 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan
dan
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional dan Peraturan
Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0011/P/BSNP/XII/2011 tentang
Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama,
Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah
Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, dan
Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran 2011/2012.
1. Pasal 5
(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari US/M untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing berdasarkan perolehan Nilai S/M.
Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari gabungan antara
nilai US/M dan nilai rata-rata rapor:
1. untuk SMP/MTs, dan SMPLB semester 1 (satu) sampai dengan 5
(lima);
2. gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan
5 untuk SMP/MTs dan SMPLB dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M
18

dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.

E. MUTASI

Perpindahan peserta didik dari atau ke SMP Purwa Bhakti diatur berdasarkan
ketentuan yang mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan disesuaikan dengan hasil musyawarah tingkat
sekolah. Perpindahan peserta didik dari atau ke SMP Purwa Bhakti diatur melalui
ketentuan sebagai berikut:
1. Kapasitas ruang kegiatan belajar serta sarana dan prasarana lain masih
memungkinkan untuk menampung sesuai dengan ketentuan jumlah peserta
didik dalam rombongan belajar
2. Peserta didik yang bersangkutan memiliki alasan yang kuat dalam
kepindahannya ( disertai bukti fisik yang sah)
3. Peserta didik berasal dari sekolah yang sesuai dan memiliki jenjang
akreditasi yang sama atau lebih
4. Peserta didik telah memiliki NISN (nomor induk siswa nasional)
5. Peserta didik memiliki surat pindah sekolah dari sekolah asal
6. Peserta didik memiliki laporan hasil pendidikan (raport) asli dengan nilai
yang lengkap
7. Peserta didik menyerahkan fotocopy ijazah SD/MI yang sudah dilegalisir
atau menunjukkan yang aslinya
8. Peserta didik memiliki surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kab./Kota
daerah asal (khusus peserta didik dari luar Kab./Kota)

F. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

SMP Purwa Bhakti memasukan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup


pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik, dan atau kecakapan vokasional
agar peserta didik berani menghadapi problema hidup.

G. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL

1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang


memanfaatkan keunggulan lokal dan keutuhan daya saing global dalam
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi , ekologi dan
lain-lain yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
2. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
19

3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
4. Pendidikan berbasis pendidikan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan atau satuan pendidikan non formal.

H. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

Substansi Nilai/Karakter yang ada pada SKL SMP/MTs/SMPLB/Paket B


No. Rumusan SKL Nilai/Karakter
1 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap Iman dan taqwa
perkembangan remaja
2 Menunjukkan sikap percaya diri Adil
3 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam Disiplin
lingkungan yang lebih luas
4 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan Nasionalistik
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
5 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar Bernalar, kreatif
dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
6 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan Bernalar, kreatif
inovatif
7 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai Gigih, Tanggung
dengan potensi yang dimilikinya jawab
8 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan Bernalar
masalah dalam kehidupan sehari-hari
9 Mendeskripsi gejala alam dan sosial Terbuka, bernalar
10 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab Tanggung jawab
11 Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan Nasionalistik, gotong
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya royong
persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
12 Menghargai karya seni dan budaya nasional Peduli, nasionalistik
13 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk Tanggung jawab,
berkarya kreatif
14 Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan Bersih dan sehat
memanfaatkan waktu luang
15 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun Santun, bernalar
16 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam Terbuka, Tanggung
pergaulan di masyarakat jawab
17 Menghargai adanya perbedaan pendapat Terbuka, adil
20

18 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah Gigih, kreatif


pendek sederhana
19 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, Gigih, kreatif
membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris sederhana
20 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk Bervisi, bernalar
mengikuti pendidikan menengah

A. Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter pada Konteks Makro

Pengembangan nilai/karakter dapat dilihat pada dua latar/domain, yaitu pada latar
makro dan latar mikro. Latar makro bersifat nasional yang mencakup keseluruhan
konteks perencanaan dan ilmpementasi pengembangan nilai/karakter yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional.

a. Secara makro pengembangan karakter dapat dibagi dalam tiga tahap,


yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.
b. Pada tahap perencanaan dikembangkan perangkat karakter yang digali,
dikristalisasikan, dan dirumuskan dengan menggunakan berbagai sumber, antara
lain pertimbangan: (1) filosofis - Agama, Pancasila, UUD 1945, dan UU N0.20
Tahuin 2003 beserta ketentuan perundang-undangan turunannya;(2) pertimbangan
teoritis- teori tentang otak, psikologis, nilai dan moral, pendidikan (pedagogi dan
andragogi) dan sosial-kultural; dan (3) pertimbangan empiris berupa pengalaman
dan praktek terbaik dari antara lain tokoh-tokoh, sekolah unggulan, pesanren,
kelompok kultural dll.
c. Pada tahap implementasi dikembangakan pengalaman belajar dan proses
pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri individu
peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pembudayaan dan
pemberdayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar
pendidikan yakni dalam sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam masing-
masing pilar pendidikan akan ada dua jenis pengalaman belajar yang dibangun
melalui dua pendekatan yakni intervensi dan habituasi. Dalam intervensi
dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan pembentulkan karakter dengan menerapkan kegiatan yang
terstruktur).
21

Sementara itu dalam habituasi diciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan
peserta didik di sekolahnya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya
membiasakan diri berprilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah
diinternalisasi dan dipersonalisai dari dan melalui proses intervensi. Kedua proses
tersebut- intervensi dan habituasi harus dikembangkan secara sistemik dan
holistik.
d. Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen untuk perbaikan
berkelanjutan yang sengaja dirancang dan dilaksanakan untuk mendikteksi
aktualisasi karakter dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses
pembudayaan dan pemberdayaan karakter itu berhasil dengan baik.

B. Strategi Pengembangan Budaya dan Karakter pada Konteks Mikro

Pada konteks mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks suatu


satuan pendidikan atau sekolah secara holistik sekolah sebagai leading sector,
berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada
untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus
menerus.
a. Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat
pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk
budaya sekolah, kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan
keseharian di rumah, dan dalam masyarakat.

b. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas pengembangan nilai/karakter


dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata
pelajaran. Khusus, untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan, karena memang misinya adalah mengembangkan nilai dan
sikap maka pengembangan nilai/karakter harus menjadi fokus utama yang dapat
menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan nilai. Untuk kedua mata
pelajaran tersebut nilai/karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran dan
juga dampak pengiring. Sementara itu untuk mata pelajaran lainnya, yang secara
formal memiliki misi utama selain pengembangan nilai/karakter, wajib
dikembangkan kegiatan yang memiliki dampak pengiring berkembangnya
nilai/karakter dalam diri peserta didik.

c. Dalam lingkungan sekolah dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosial-


kultural sekolah memungkinkan para peserta didik bersama dengan warga sekolah
lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di sekolah yang mencerminkan
perwujudan nilai/karakter.
22

d. Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni kegiatan belajar di luar kelas yang


terkait langsung pada suatu materi dari suatu mata pelajaran, atau kegiatan ekstra
kurikuler, yakni kegiatan sekolah yang bersifat umum dan tidak terkait langsung
pada suatu mata pelajaran, seprti kegiatan Dokter Kecil, Palang Merah Remaja,
Pecinta Alam dll, perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan (dalam
rangka pengembangan nilai/karakter.

e. Di lingkungan keluarga dan masyarakat diupayakan agar terjadi proses


penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap prilaku
berkarakter mulia yang dikembangkan di sekolah menjadi kegiatan keseharian di
rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SEMESTER I              
Jumlah
Juli Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu          
4 1 8  
1 2 2
Senin       2 13 Juli 2019 Tes Calistung Peserta Didik Baru
5 2 9
1 2 3 Hari pertama masuk sekolah
Selasa       2 15 Juli 2019
6 3 0 semester 1
1 2 3
Rabu       2 15 - 17 Juli 2019 Pengenalan Lingkungan Sekolah
7 4 1
1 2 Masa orientasi pendidikan
Kamis         1 18 - 20 Juli 2019
8 5 kepramukaan
1 2
Jum'at         1    
9 6
1 2 2
Sabtu       1    
3 0 7
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 9    
Jumlah
Agustus Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 1 2
Minggu   4        
1 8 5
1 1 2
Senin   5   4 11 Agustus 2019 Libur hari raya Idul Adha 1440 H
2 9 6
1 2 2 Libur hari Proklamasi Kemerdekaan
Selasa   6   4 17 Agustus 2019
3 0 7 RI
1 2 2
Rabu   7   4    
4 1 8
1 2 2
Kamis 1 8   5    
5 2 9
1 2 3
Jum'at 2 9   5    
6 3 0
1 1 2 3
Sabtu 3   4    
0 7 4 1
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 26    
Jumlah
September Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu 1 8        
5 2 9
1 2 3 1 September
Senin 2 9   3 Libur tahun baru Islam 1441 H
6 3 0 2019
Selasa 3 1 1 2     3 23 - 28 Prakiraan jeda tengah semester 1
23

0 7 4 September
1 1 2
Rabu 4     3    
1 8 5
1 1 2
Kamis 5     3    
2 9 6
1 2 2
Jum'at 6     3
3 0 7    
1 2 2
Sabtu 7     3    
4 1 8
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 18    
Jumlah
Oktober Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu   6        
3 0 7
1 2 2 Prakiraan penilaian tengah
Senin   7   4 30 Sept - 4 Okto
4 1 8 semester 1
1 2 2
Selasa 1 8   4    
5 2 9
1 2 3
Rabu 2 9   4    
6 3 0
1 1 2 3
Kamis 3   4    
0 7 4 1
1 1 2
Jum'at 4     3    
1 8 5
1 1 2
Sabtu 5     4    
2 9 6
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 23    
Jumlah
November Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 1 2
Minggu   3        
0 7 4
1 1 2 9 November
Senin   4   4 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW
1 8 5 2019
1 1 2 29 - 30 Prakiraan LDKS SMP Purwa Bhakti
Selasa   5   4
2 9 6 November ke-8
1 2 2
Rabu   6   4    
3 0 7
1 2 2
Kamis   7   4    
4 1 8
1 2 2
Jum'at 1 8   5    
5 2 9
1 2 3
Sabtu 2 9   4    
6 3 0
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 25    
Jumlah
Desember Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu 1 8        
5 2 9
1 2 3 Prakiraan Penilaian Akhir Semester
Senin 2 9   2 2 - 14 Desember
6 3 0 1
1 1 2 3 20 Desember Tanggal penetapan rapor semester
Selasa 3   2
0 7 4 1 2019 1
1 1 2
Rabu 4     2 20/21 Desember Pembagian rapor semester 1
1 8 5
1 1 2 25 Desember
Kamis 5     2 Libur hari Natal
2 9 6 2019
1 2 2 22 Des - 5 Jan
Jum'at 6     1 Libur semester 1
3 0 7 '20
1 2 2
Sabtu 7     1    
4 1 8
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 10    
JUMLAH HBE SMT. 1 111    
                   
SEMESTER II
Jumlah
Januari Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 1 2
Minggu   5        
2 9 6
1 2 2
Senin   6   4 1 Januari 2020 Libur tahun baru Masehi
3 0 7
1 2 2
Selasa   7   4 6 Januari 2020 Hari pertama masuk sekolah
4 1 8
1 2 2 Prakiraan libur tahun baru Imlek
Rabu 1 8   4 25 Januari 2020
5 2 9 2571
1 2 3
Kamis 2 9   4    
6 3 0
1 1 2 3
Jum'at 3   4    
0 7 4 1
Sabtu 4 1 1 2     2    
24

1 8 5
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 22    
Jumlah
Februari Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2
Minggu   2 9      
6 3  
1 1 2
Senin   3   4    
0 7 4
1 1 2
Selasa   4   4    
1 8 5
1 1 2
Rabu   5   4    
2 9 6
1 2 2
Kamis   6   4    
3 0 7
1 2 2
Jum'at   7   4    
4 1 8
1 2 2
Sabtu 1 8   5    
5 2 9
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 25    
Jumlah
Maret Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu 1 8        
5 2 9
1 2 3
Senin 2 9   4 22 Maret 2020 Prakiraan libur Isro Mi'raj
6 3 0
1 1 2 3
Selasa 3   4 25 Maret 2020 Prakiraan libur hari raya Nyepi
0 7 4 1
1 1 2 Prakiraan penilaian tengah
Rabu 4     3 23-28 Maret 2020
1 8 5 semester 2
1 1 2
Kamis 5     3 16-20 Maret 2020 Ujian Sekolah SMK
2 9 6
1 2 2
Jum'at 6     3 24-31 Maret 2020 Ujian Nasional SMK
3 0 7
1 2 2
Sabtu 7     3 16-24 Maret 2020 Ujian Sekolah SMA
4 1 8
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 20    
Jumlah
April Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 1 2
Minggu   5        
2 9 6
1 2 2
Senin   6   2 10 April 2020 Prakiraan libur wafat Isa Almasih
3 0 7
1 2 2 Prakiraan libur awal Ramadhan
Selasa   7   2 23-25 April 2020
4 1 8 1441 H
1 2 2
Rabu 1 8   3 27-30 April 2020 Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
5 2 9
1 2 3
Kamis 2 9   2 6 - 9 April 2020 Ujian Nasional SMA
6 3 0
1 1 2
Jum'at 3     1 13-18 April 2020 Ujian Sekolah SMP
0 7 4
1 1 2
Sabtu 4     2 27-30 April 2020 Ujian Nasional SMP
1 8 5
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 12    
Jumlah
Mei Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 1 2 3
Minggu   3      
0 7 4 1
1 1 2
Senin   4   2 1 Mei 2020 Libur hari Buruh (May Day)
1 8 5
1 1 2
Selasa   5   2 7 Mei 2020 Prakiraan libur hari raya Waisyak
2 9 6
1 2 2
Rabu   6   2 18-30 Mei 2020 Libur hari raya Idul Fitri 1441 H
3 0 7
1 2 2 Prakiraan libur Kenaikan Isa
Kamis   7   1 21 Mei 2020
4 1 8 Almasih
1 2 2
Jum'at 1 8   2    
5 2 9
1 2 3
Sabtu 2 9   3    
6 3 0
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 12    
Jumlah
Juni Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
1 2 2
Minggu   7        
4 1 8
1 2 2
Senin 1 8   1 1 Juni 2020 Libur hari lahir Pancasila
5 2 9
1 2 3 Prakiraan Penilaian Akhir Tahun
Selasa 2 9   2 3-13 Juni 2020
6 3 0 (PAT)
Rabu 3 1 1 2     1 19 Juni 2020 Tanggal penetapan rapor semester
25

0 7 4 2
1 1 2
Kamis 4     1 19/20 Juni 2020 Pembagian rapor semester 2
1 8 5
1 1 2 21 Juni-12 Juli
Jum'at 5       Libur akhir tahun pelajaran
2 9 6 2020
1 2 2
Sabtu 6       Mei-Juli 2020 Masa PPDB SMP PB 2020/2021
3 0 7
Jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) 5    
JUMLAH HBE SMT I & SMT II =
JUMLAH HBE SMT. 2 96  
205

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender
pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur
waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Untuk kelas VII hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga)
hari untuk melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),
yaitu mulai tanggal 15 Juli sampai dengan 17 Juli 2019. Sedangkan permulaan
tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Senin tanggal
22 Juli 2019.

B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran
sebagai berikut:

HAR WAKTU BELAJAR


SeninI 07.15 – 14.15
Selasa 07.15 – 14.15
Rabu 07.15 – 13.15
Kamis 07.15 – 13.15
Jum’at 07.15 – 11.35

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif


belajar sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Masa Pengenalan Lingkungan
Juli 2019 4 2
Sekolah TP 2019/2020
Hari kemerdekaan NKRI ke-74
Agustus 2019 5 5
Libur Hari Raya Idul Adha 1440 H,
26

September Jeda Tengah Semester & Libur


4 3
2019 Tahun Baru Islam 1441 H
Oktober 2019 4 4 Perkiraan PTS Ganjil
Libur Maulid Rosul Muhammad SAW
November
4 4 Prakiraan LDKS SMP Purwa
2019
Bhakti ke-8
Prakiraan Penilaian Akhir Semseter
Penetapan Raport Semester I
Desember
4 2 Pembagian Raport Semester I
2019
Libur Hari Natal
Libur Semester I
Libur Tahun Baru Masehi
Hari Pertama Masuk Sekolah
Januari 2020 5 4
Prakiraan Libur Tahun Baru Imlek
2571
Februari 2020 4 4
Libur Isro Mi'raj Rosul
Muhammad SAW
Maret 2020 4 3 Libur Hari Raya Nyepi
Perkiraan Penilaian Tengah
Semester II
Libur Wafat Isa Al Masih
Prakiraan Libur Awal Ramadan
April 2020 4 2 1441 H
Ujian Sekolah SMP
Ujian Nasional SMP

Libur Hari Buruh (May Day)


Libur Hari Raya Waisak
Mei 2020 4 2
Libur Hari Raya Idul Fitri 1440 H
Libur Kenaikan Isa Al Masih
Libur Hari Lahir Pancasila
Prakiraan Penilaian Akhir Tahun
(PAT)
Juni 2020 4 1 Penetapan Raport Semester II
Pembagian Raport Semester II
Libur Akhir Tahun Pelajaran
Masa PPDB SMP PB 2020/2021
Jumlah 50 36
27

C. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari
libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan
jenis Pendidikan.

Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:


· Libur Semester 1: 22 Desember 2019 – 05 Januari 2020
· Libur Semester 2: 21 Juni 2020 – 12 Juli 2020

Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
· Tahun Baru
· Idul Fitri dan Cuti Bersama
· Idul Adha
· Tahun Baru Imlek
· Tahun Baru Hijriah
· Hari Raya Nyepi
· Maulid Nabi Muhammad SAW.
· Tahun Baru Imlek
· Wafat Isa Al Masih
· Hari Buruh Internasional
· Hari Raya Waisak
· Kenaikan Isa Al Masih
· Hari Kemerdekaan RI
· Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
· Hari Raya Natal
28

BAB V
PENUTUP

Puji syukur penyusun sembahkan kepada Alloh SWT, berkat petunjuk dan
hidayah-Nya, penyusunan Kurikulum SMP Purwa Bhakti telah selesai kami
susun sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Sholawat dan
penghormatan kami curahkan kepada Guru Besar kita hingga akhir zaman,
Rasul Muhammad SAW. Juga ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
mempersiapkan dan melaksanakan penyusunan Kurikulum SMP Purwa
Bhakti.

Dasar penyusunan Kurikulum SMP Purwa Bhakti merujuk kepada


Permendiknas nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006. Permendiknas tersebut
penyusun jabarkan menjadi sebuah Kurikulum SMP Purwa Bhakti dilengkapi
dengan silabus mata pelajaran wajib nasional dan silabus mata pelajaran
muatan lokal serta kami kerucutkan dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Kurikulum SMP Purwa Bhakti ini kami jadikan sebagai
pedoman dan dasar pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) tahun
pelajaran 2019/2020.

Semoga Kurikulum SMP Purwa Bhakti ini memenuhi sarat dan layak untuk
digunakan, sehingga rencana mengembangkan SMP Purwa Bhakti dapat
terlaksana dengan baik. Kami sangat mengharapkan dukungan dari berbagai
pihak, intern dan ekstern sekolah dalam membantu upaya kami ikut serta
mencerdaskan bangsa sesuai cita-cita luhur bangsa. Pada akhirnya,
kesempurnaan hanya milik Sang Maha Melihat, Alloh SWT, Tuhan Yang
Maha Kuasa.

Bogor, Juli 2019


Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

Drs. H. Edih Hambali, M.Si. Erpan Purnama, S.Sos.,


S.Pd.Mat., M.Pd.
29
30

Anda mungkin juga menyukai