BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Landasan
BAB II
PENGERTIAN, PRINSIP PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN SKS
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 JOMBANG
Dalam Permendikbud Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit
Semester pada Pendidikan Dasar dan menengah Pasal 1 menyebutkan bahwa Sistem
Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang peserta didiknya menyepakati jumlah beban belajar yang diikuti dan/atau
strategi belajar setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuan/kecepatan belajarnya. SKS diselenggarakan melalui pengorganisasian
pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel.
Pengorganisasian pembelajaran bervariasi dilakukan melalui penyediaan unit-unit
pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik.
Pengelolaan waktu belajar yang fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban belajar
untuk unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing.Unitpembelajaran utuh disebut juga dengan
Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM). Unit Kegiatan Belajar merupakan satuan
pelajaran yang kecil yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang
sukar.Satuan pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta
didik terhadap pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit kegiatan
belajar yang melibatkan satuan waktu belajar, misalnya 2x 40 menit (80 menit). UKBM
tersebut memuat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)serta strategi
pembelajaran individual untuk mencapai ketuntasan beban belajar yang telah
ditentukan. Dalam UKBM di samping sebagai pelabelan penguasaan peserta didik
terhadap pengetahuan dan keterampilan diharapkan juga memberikan dampak
pengiring terbangunnya karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan abad 21 seperti
berpikir kritis, bertindak kreatif, bekerjasama, berkomunikasi, dan lain-lain.
2. Proses belajar dan pembelajaran harus dirancang dan dikembangkan sebagai proses
interaktif yang mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membangun sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, serta karakter melalui tranformasi pengalaman
belajar melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan mandiri yang bersifat
sistematik dan sistemik.
3. Setiap peserta didik harus difasilitasi sedemikian rupa agar mampu mencapai
ketuntasan belajar dalam setiap mata pelajaran secara optimal sesuai kecepatan
belajarnya. Bagi peserta didik termasuk kelompok pembelajar lambat harus dibantu
dengan program remediasi yang memadai untuk mengejar penuntasan kompetensi
paling tidak sama dengan peserta didik yang normal, dan bagi peserta didik yang
termasuk pembelajar cepat harus difasilitasi untuk mempelajari paket belajar
berikutnya sehingga dapat menyelesaikan setiap mata pelajaran, dan pada akhirnya
seluruh mata pelajaran dalam waktu yang lebih cepat dari waktu yang tersedia
secara formal.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik harus menggunakan penilaian acuan patokan
berbasis kompetensi atau tugas otomatis. Artinya penguasaan/capaian belajar
setiap peserta didik diukur dari penguasaan kompetensi yang dicapai secara
individual. Penguasaan kompetensi peserta didik diukur dari kriteria ketuntasan
setiap KD masing-masing matapelajaran pada semester berjalan. Kelulusan setiap
peserta didik ditentukan oleh penyelesaian seluruh mata pelajaran secara tuntas
dan diakhiri dengan ujian Madrasah atau ujian yang bersifat nasional sebagai
penilaian sumatif yang dapat diadakan pada setiap semester.
5. Bahan belajar dan pembelajaran harus menggunakan paket belajar utama yang
ditetapkan oleh pihak berwenang atau oleh satuan pendidikan dan tersedia secara
publik di pasaran, yang dapat berbentuk Buku Teks Pelajaran (BTP) dan/atau
modul, yang berbentuk kemasan unit-unit pembelajaran utuh individual yang dapat
dipelajari secara mandiri disertai sumber belajar lain yang tercetak dan/atau digital.
Buku teks pelajaran menggunakan buku yang telah ditetapkan secara resmi oleh
Kemendikbud atau dikembangkan bahan belajar baru yang bersifat moduler yang
sepenuhnya atau sebagian bersifat membelajarkan sendiri. Disamping itu harus
dikembangkan Unit Kegiatan Belajar (UKBM) berbasis KD yang digunakan untuk
memfasilitasi peserta didik secara bertahap-berlanjut mempelajari dan menguasai
unit-unit pembelajaran dalam suatu mata pelajaran. Dengan demikian setiap
peserta didik dapat belajar untuk menguasai kompetensi sesuai dengan gaya dan
kecepatan belajarnya.
6. Program pendidikan sepenuhnya harus menggunakan Struktur Kurikulum 2013
beserta semua perangkat pendukungnya yang relevan; dan pengambilan mata
pelajaran oleh peserta didik dilakukan secara fleksibel secara individual atau
kelompok kecil. Seluruh mata pelajaran yang diwajibkan harus ditempuh oleh setiap
peserta didik. Karena itu setiap peserta didik memiliki kuota belajar di SMA sama
selama 6 (enam) semester, tidak boleh ada pemampatan ke dalam program kurang
dari enam semester. Dalam implementasi SKS proses pendidikan diprogramkan
agar setiap peserta didik dapat belajar lebih efisien sehingga lama belajarnya bisa
kurang dari 3 tahun dengan cara menyelesaikan penguasaan setiap/seluruh mata
pelajaran lebih cepat. Bagi peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan seluruh
mata pelajaran sesuai waktu belajar yang tersedia (4 tahun) harus tetap difasilitasi
sampai dengan yang bersangkutan menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
dipersyaratan dalam Kurikulum.
Selanjutnya masih relevan dengan beban belajar, pada Permendikbud Nomor 158
Tahun 2014 tentang Layanan Sistem Kredit Semester (SKS) pada Pendidikan Dasar
dan Menengah pada Pasal 3 ayat (3) dinyatakan bahwa pengambilan beban belajar
untuk unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing. Dengan demikian, pengaturan beban
belajar dalam layanan Sistem Kredit Semester (SKS) adalah pengaturan beban
belajar setiap unit pembelajaran utuh atau dalam hal ini disebut UKBM dalam
rangka mencapai ketuntasan belajar atau penguasaan substansi pada UKBM, dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar sebagaimana ditetapkan
pada Struktur Kurikulum 2013. Berikut adalah pengaturan beban belajar setiap
UKBM.
a. Beban Belajar setiap UKBM diatur secara proporsional dengan jumlah pasangan
KD total untuk setiap mata pelajaran.
b. Beban Belajar setiap UKBM disesuaikan dengan tugas belajar (learning task) dan
pengalaman belajar (learning experiences) yang dituntut untuk masing-masing
pasangan KD.
Mengacu kepada 2 (dua) pengaturan beban belajar setiap UKBM di atas, maka
penghitungan beban belajar setiap UKBM yang dinyatakan dalam jam pelajaran (JP).
a. RPP mata pelajaran tertentu memuat 1 (satu) pasangan KD, alokasi waktu
misalnya 4 JP (2 pertemuan) dengan 1 UKBM. Dari satuan waktu yang tersedia,
yaitu 4x40 menit (160 menit) minimal 80 menit untuk kegiatan tatap muka dan
paling banyak 80 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri setiap
minggu dalam satu semester.
b. RPP mata pelajaran tertentu memuat 1 (satu) pasangan KD, alokasi waktu
misalnya ada 4 JP (2 pertemuan) dengan 2 UKBM. Dari satuan waktu yang
tersedia, yaitu 4x40 menit (160 menit) minimal 80 menit untuk kegiatan tatap
muka dan paling banyak 80 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri setiap minggu dalam satu semester.
c. RPP mata pelajaran tertentu memuat lebih dari 1 (satu) pasangan KD, alokasi
waktu misalnya 6 JP (3 pertemuan) dengan 1 UKBM. Dari satuan waktu yang
tersedia, yaitu 6x40 menit (240 menit) minimal 120 menit untuk kegiatan tatap
muka dan paling banyak 120 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri setiap minggu dalam satu semester.
d. RPP mata pelajaran tertentu memuat lebih dari 1 (satu) pasangan KD, alokasi
waktu 6 JP (3 pertemuan) dengan 3 UKBM. Dari satuan waktu yang tersedia,
yaitu 6x40 menit (240 menit) minimal 120 menit untuk kegiatan tatap muka
dan paling banyak 120 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri
setiap minggu dalam satu semester.
4) Kepala Madrasah
Mengacu kepada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Madrasah, makaperan Kepala Madrasah dalam penyelenggaraan SKS sebagai
berikut.
a. Membentuk dan menyusun Surat Keputusan (SK) Tim Pengembang Madrasah
(TPS).
b. Menyusun berbagai tingkat perencanaan penyelenggaraan SKS, meliputi
rencana strategis empat tahun (RKJM), rencana operasional satu tahun (RKT),
RKAS/M, KTSP, Peraturan Akademik (PA), penentuan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), kalender akademik, dan dokumen perencanaan lain pendukung
terselenggaranya SKS sesuai dengan prinsip penyelenggaraan SKS.
c. Menentukan dan menyusun SK penugasan guru sebagai PA.
d. Menyusun uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian penyelenggara
SKS.
e. Mengembangkan organisasi Madrasah pendukung penyelenggaraan SKS.
f. Menyiapkan guru dan staf dalam merealisasi seluruh perencanaan program
pendukung penyelenggaraan SKS.
g. Menyusun Prosedur Operasional Standar (POS) penyelenggaraan SKS.
h. Mengelola sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan SKS.
i. Mengatur tata laksana sistem administrasi penyelenggaraan SKS.
j. Mengelola semua sumber daya yang ada di Madrasah dalam rangka mendukung
penyelenggaraan SKS.
k. Membantu mengembangkan profesional guru dalam menyusun dan
melaksanakan layanan utuh unit-unit pembelajaran atau UKBM-UKBM.
l. Membangun karakterwarga Madrasah untuk mensukseskan penyelenggaraan
SKS.
m. Mengembangkan kemampuan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
adiministrasi penyelenggaraan SKS.
n. Memberikan dorongan kepada warga Madrasah agar seluruh komponen
pendidikan dapat berkembangsecara optimal dalam penyelenggaraan SKS.
o. Mengembangkan kepekaan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan
peluang untuk kepentingan penyelenggara SKS.
5) Guru
Mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, maka peran guru adalah mengembangkan kompetensinya
untuk mendukung penyelenggaraan SKS seperti berikut.
a. Mengembangkan wawasan atau landasan kependidikanuntuk mendukung tugas
profesionalnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan SKS untuk
mengembangkan karakter dan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
b. Memahami terhadap peserta didik dalam memberikan layanan pembelajaran
individu.
c. Menyusun Pedoman Guru.
d. Mengembangkan silabus.
e. Merancangan pembelajaran (RPP) yang kondusif untuk mengembangkan
karakter dan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
f. Mengembangkan kurikulum mata pelajaran dalam bentuk unit-unit utuh
pembelajaran atau UKBM.
h. Memantau dan melakukan analisis terhadap data bakat, minat, dan prestasi
yang diperoleh dari BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif selama
mengikuti pendidikan di satuan pendidikan agar peserta didik berkembang
potensi akademiknya secara maksimal.
i. Melakukan pendampingan secara intensif sehingga peserta didik dapat
menyelesaikan masa studinya sesuai atau lebih cepat dari kuota belajar di SMA
yaitu 6 (enam) semester.
j. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan hasil
penilaian dari guru mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan
kewarganegaraan dan masukan dari guru mata pelajaran lainnya.
k. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, BK, dan guru mata
pelajaran lainnya untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik.
l. Memberikan layanan konsultasi akademik sesuai kebutuhandalam tiap
semester.
m. Saling berkoordinasi dengan PA pengganti apabila ada penggantian PA (PA
dapat berganti sesuai dengan pertimbangan dan kebijakan satuan pendidikan
masing-masing).
8) Tenaga Kependidikan
Mengacu kepada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan, maka peran tenaga kependidikan sebagai berikut.
a. Merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil rancangan administrasi
penyelenggraan SKS (disarankan berbasis digital) kepada Kepala Madrasah.
b. Melaksanakan pengadministrasian bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan
prasarana serta kehumasan, penggunaan dan laporan keuangan serta
ketatausahaan lainnya.
c. Melaksanakan operasional ARD SKS.
d. Mengeloladan mengisi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Pangkalan Data
Madrasah dan Siswa (PDSS).
e. Melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada Kepala Madrasah.
E. Peta Jalan (Road Map) Penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jombang
Peta jalan (road map) penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jombang
adalah:
BAB III
MEKANISME PENYELENGGARAAN SKS
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 JOMBANG
c. Guru
1) Mempelajari dan membahas dokumen KTSP serta memberikan masukan
untuk finalisasi KTSP.
2) Menyusun Silabus dan RPP sebagai acuan penyusunan UKBM.
3) Menyusun UKBM mengacu kepada Pedoman Penyelenggaraan SKS dan
Panduan Pengembangan UKBM.
4) Menyiapkan perangkat penilaian formatif dan sumatif.
5) Merancangkan program remediasi dan pengayaan untuk pembelajaran
tuntas yang mengacu kepada naskah Pembelajaran.
d. PA dan BK
1) Merancang program layanan dankonsultasi akademik.
2) Menyiapkan perangkat layanan dan konsultasi bimbingan.
3) Memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat berkembang secara
mandiri dan mampu menyelesaikan masalah belajar
4) Membantu peserta didik untuk merancang beban belajar sesuai dengan
kemampuan
5) Membantu peserta didik untuk mengatasi kesulitan belajar
6) Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik agar dapat mencapai
pemenuhan kompetensi secara optimal
2. Pelaksanaan
a. Menerapkan 7 (tujuh) Prinsip Layanan Sistem Kredit Semester (SKS)
Pada tahap ini Madrasah Tsanawiyah menerapkan 7 (tujuh) prinsip layanan
Sistem Kredit Semester (SKS) sebagaimana telah disampaikan pada Bab II,
yaitu (1) SKS bukan hanya untuk peserta didik pembelajar cepat saja; (2)
tranformasi pengalaman belajar melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur,
dan mandiri; (3) melaksanakan pembelajaran tuntasan belajar; (4) penilaian
acuan patokan berbasis kompetensi dan kenaikan kelas otomatis; (5) bahan
belajar dan pembelajaran berbentuk Buku Teks Pelajaran (BTP) dan/atau
modul berbentuk Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) berbasis KD; (6)
sepenuhnya menggunakan Struktur Kurikulum 2013, tidak boleh ada
pemampatan ke dalam program kurang dari enam semester; dan (7)
menyelenggarakan pembelajaran klasikal, pembelajaran kelompok kecil, dan
pembelajaran individual.
b. Pemetaan Profil Peserta Didik
Pemetaan profil peserta didik sebagai prediksi kecepatan belajar dalam
kelompok lambat, normal dan cepat didasarkan pada hasil penilaian formatif
pada masing-masing UKBM. Bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat
penguasaan (mastery level) atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) termasuk ke dalam pembelajar lambat, bagi yang telah mencapai KKM
termasuk pembelajar normal, dan bagi yang melebihi KKM termasuk
pembelajar cepat. Bagi pembelajar lambat harus dibantu dengan program
remediasi, bagi pembelajar normal dapat melanjutkan pada UKBM berikutnya,
sedangkan bagi pembelajar cepat di samping dapat melanjutkan ke UKBM
berikutnya juga diberikan layanan program pengayaan. Bagi pembelajar cepat
dapat menyelesaikan keseluruhan beban belajar lebih cepat dari kuota belajar
di Madrasah Tsanawiyah yaitu 3 (tiga) tahun. Ketiga kelompok pembelajar
( N i xBi )
IP
Bi
Keterangan:
IP = Indeks Prestasi
Ni = Rata-rata nilai pengetahuan dan keterampilan tiap mata pelajaran
3938
IP 82,04167 82
48
Keterangan:
Predikat IP ditentukan oleh Satuan Pendidikan masing-masing yang disesuaikan
dengan KKM yang telah ditetapkan.
Dalam Peremdikbud Nomor 158 Tahun 2014 tentang Layanan Sistem Kredit Semester
(SKS) pada Pendidikan Dasar dan Menengah pada Pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa
beban belajar yang telah diambil oleh peserta didik yang pindah dari satuan pendidikan
D. Cuti Akademik
Peserta didik diberikan kesempatan untuk cuti akademik dengan mengajukan alasan
yang dapat diterima oleh sekolah antara lain;
1. pertukaran pelajar antar negara selama 3 – 12 bulan;
2. pemusatan latihan atau pembinaan prestasi dan
3. sakit yang membutuhkan perawatan khusus.
Untuk cuti akademik poin (1) dan (2), Satuan Pendidikan mengeluarkan surat cuti
akademik secara langsung dan ditembuskan kepada Kementerian Agama Provinsi.
Sedangkan untuk cuti akademik poin 3, prosedur yang harus dilakukan oleh orang
tua/peserta didik untuk mendapatkan hak cuti akademik, meliputi:
1. orang tua mengajukan surat permohonan Cuti Akademik yang dilampiri berkas atau
dokumen yang relevan;
2. Satuan Pendidikan membahas usulan orang tua bersama Guru BK dan PA;
3. Satuan Pendidikan memberikan rekomendasi untuk menindaklanjuti surat
permohonan cuti akademik dan
4. Satuan Pendidikan mengeluarkan surat keterangan cuti akademik yang ditanda
tangani oleh kepala madrasah.
BAB IV
PENUTUP
Panduan Penyelenggaraan SKS Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jombang ini sangat lengkap
dan memuat banyak hal, mulai dari pengertian, 7 (tujuh) prinsip penyelenggaraan SKS,
pengelolaan SKS, layanan utuh pembelajaran, Peta Jalan (Road Map) penyelenggaraan SKS,
pengelolaan SKS pada masa transisi, mekanisme penyelenggaraan SKS, pengelolaan
pembelajaran, penilaian dan pengolahan nilai, layanan mutasi peserta didik hingga
penyelenggaraan SKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk itu, Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jombang akan menyelenggarakan SKS dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dituangkan dalam
Panduan ini.
Selanjutnya, Untuk memahami layanan utuh pembelajaran individu disarankan membaca
Panduan Pembelajaran Tuntas. Sedangkan untuk memahami pengembangan UKBM
disarankan membaca naskah Panduan Pengembangan UKBM.
DAFTAR PUSTAKA
Marzano R.J. and Kendal J.S. (2007) The New Taxonomy of Educational Objectives, Second
Edition,Thousand Oaks: Corwin Press A Sage Company.
Marzano R.J. and Kendal J.S. (2007) The Art and Science of Teaching: A Comprehensive
Framework for Effective Instruction, Alexandria: ASCD.
Marzano R.J. and Kendal J.S. (2008) Designing and Assessing Educational Objectives: Applying
the New Taxonomy, Thousand Oaks: Corwin Press A Sage Company.
Paul R. And Elder L. (2006) Critical Thinking”Tools for Taking Charge of Your Learning and
Your Life, Columbus: Pearson Prentice Hall.
Republik Indonesia (1945) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesai Tahun 1945
dengan Amandemen ke IV.
Schrum L. and Levin, B.B. (2009) Leading the 21st Century Schools: Harnessing Technology
for Enggagement and Achievement, London: Sage Ltd.
Trilling, B. and Fadel, C. (2009) 21 st Century Skills: Learning for Life in our Times, San
Fransisco:Jossey Bass.
(*) berisi poin-poin prosedur dan teknik pengelolaan belajar dan pembelajaran
dengan UKBM
6) Penilaian
a) Alat penilaian: (berisi teknik penilaian, bentuk instrumen, jumlah soal, dan
alokasi waktu)
b) Cara menskor
c) Hubungan antara IPK dan soal
Kemampuan yang diukur No. IPK Nomor Soal
(dimensi proses kognitif)
C4, C5, C6………
GURU
Kelas
hete ro
gen
GURU 1
Kelas
hete ro
gen
GURU 2
c. Layanan kelompok belajar rombongan lintas rombel individu yaitu layanan belajar
lintas rombel kelompok oleh satu guru (setelah mendapatakan layanan pembelajaran,
PD kembali ke kelas asal)
Ke
las
he
te
ro
gen
Layanan untuk pembelajar
cepat dari rombel lain
(kelas homogen untuk
sementara selanjutnya
Kela kembali ke kelas asal)
s GURU 1
hete
roge
n
Layanan untuk pembelajar
lambat dari rombel lain
(kelas homogen untuk
sementara selanjutnya
kembali ke kelas asal)
GURU 2
Kela
s
hete
roge
n
Rombel ke……………..
......................................................................
.......................................................................
REGISTRASI
Nama : .............................................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : .............................................................................................
NIS/NISN : .............................................................................................
Kelas : .............................................................................................
Semester/Tahun masuk : .............................................................................................
Alamat : .............................................................................................