Penulis:
Drs. Harmanto, M.Si, Ardiani Mustikasari, S.Si, M.Pd
Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd Dra. Erwin Roosilawati, M.Pd
Tri Mulyani, S.Pd., M.Pd Dra. Suminarsih, M.Si
Drs. Mujiyanto Paulus, M.Pd Drs. S.W. Widodo, M.Pd
Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom Sri Hartati, S.Pd., M.Pd
Dr. Mulida Hadrina Harjanti, M.Pd Drs. Slamet Trihartanto
Dra. Nani Rosdijati, M.M Dedy Gunawan, S.Pd., M. Ed
Drs. Abadi, M.Pd Nuning Khadijatus Shalihah, S.Si, M.Sc
Mampuono, S.Pd., M.Kom
Agustus 2020
Diterbitkan Oleh:
LPMP Jawa Tengah
Jl. Kyai Maja Srondol Kulon, Semarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah telah menyelesaikan buku 2
kebijakan. Dokumen kebijakan menjadi acuan mutu seluruh penyelenggaraan
kegiatan di sekolah.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
iii
PENDAHULUAN
iv
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK),
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, selanjutnya disingkat Standar PTK
didasarkan kepada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru; Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, Permendiknas RI Nomor
25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,
Permendiknas RI Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah, dan Permendiknas RI Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Standar Pengelolaan,
Standar Pengelolaan didasarkan kepada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Sekolah/ Madrasah.
v
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Menimbang: a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam bangsa yang diatur dengan undang-undang;
c. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat
perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Mengingat: Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA
DAN
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.
6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan
pendidikan.
10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial,
budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.
24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli
pendidikan.
25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
26. Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
27. Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan
dalam bidang pendidikan.
29. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.
30. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional.
BAB II
Pasal 2
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB III
Pasal 4
(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat.
(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
BAB IV
Bagian Kesatu
Pasal 5
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
Pasal 6
(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
Bagian Kedua
Pasal 7
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.
Bagian Ketiga
Pasal 8
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan.
Pasal 9
Bagian Keempat
Pasal 10
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi
setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
BAB V
PESERTA DIDIK
Pasal 12
(3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.
(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka
dan/atau melalui jarak jauh.
Pasal 14
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pasal 15
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Pasal 16
Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Bagian Kedua
Pendidikan Dasar
Pasal 17
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
(2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Pendidikan Menengah
Pasal 18
(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
(3) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keempat
Pendidikan Tinggi
Pasal 19
(1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Pasal 20
(1) Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.
(2) Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
(4) Ketentuan mengenai perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 21
(1) Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program
pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan
yang diselenggarakannya.
(2) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggi dilarang memberikan
gelar akademik, profesi, atau vokasi.
(3) Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari perguruan tinggi yang dinyatakan
berhak memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi.
(4) Penggunaan gelar akademik, profesi, atau vokasi lulusan perguruan tinggi hanya dibenarkan dalam bentuk dan
singkatan yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
(5) Penyelenggara pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan pendirian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
atau penyelenggara pendidikan bukan perguruan tinggi yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa penutupan penyelenggaraan pendidikan.
(6) Gelar akademik, profesi, atau vokasi yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan yang tidak sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau penyelenggara pendidikan yang bukan
perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dinyatakan tidak sah.
(7) Ketentuan mengenai gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 22
Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan
(doktor honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa
yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.
Pasal 23
(1) Pada universitas, institut, dan sekolah tinggi dapat diangkat guru besar atau profesor sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai
pendidik di perguruan tinggi.
Pasal 24
(1) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku
kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan.
(2) Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan
pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Perguruan tinggi dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
prinsip akuntabilitas publik.
(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 25
(1) Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi.
(2) Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau
vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.
(3) Ketentuan mengenai persyaratan kelulusan dan pencabutan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kelima
Pendidikan Nonformal
Pasal 26
(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keenam
Pendidikan Informal
Pasal 27
(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri.
(2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketujuh
Pasal 28
(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal
(RA), atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedelapan
Pendidikan Kedinasan
Pasal 29
(1) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga
pemerintah nondepartemen.
(2) Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen.
(3) Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
(4) Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kesembilan
Pendidikan Keagamaan
Pasal 30
(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk
lain yang sejenis.
(5) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kesepuluh
Pasal 31
(1) Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
(2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak
dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
(3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh
sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kesebelas
Pasal 32
(1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa.
(2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi.
(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII
BAHASA PENGANTAR
Pasal 33
(1) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.
(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan
dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu.
(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung
kemampuan berbahasa asing peserta didik.
BAB VIII
WAJIB BELAJAR
Pasal 34
(1) Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan
dasar tanpa memungut biaya.
(3) Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
(4) Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IX
Pasal 35
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB X
KURIKULUM
Pasal 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
Pasal 38
(1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.
(2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah.
(3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.
(4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.
BAB XI
Pasal 39
(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pasal 40
(1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah.
(2) Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang
mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
(4) Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 42
(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 43
(1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang
pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.
(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 44
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
(2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan tenaga kependidikan
pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan
pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.
BAB XII
Pasal 45
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik.
(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIII
PENDANAAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Pasal 46
(1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana
diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(3) Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Pasal 47
(1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Pasal 48
(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keempat
Pasal 49
(1) Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
(2) Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
(3) Dana pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk
hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dana pendidikan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIV
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 50
(2) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional.
(3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada
semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
(4) Pemerintah Daerah Propinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga
kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk
tingkat pendidikan dasar dan menengah.
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan
yang berbasis keunggulan lokal.
(6) Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya.
(7) Ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
(4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
(1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
(2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu,
dan evaluasi yang transparan.
(3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 52
(1) Pengelolaan satuan pendidikan nonformal dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan nonformal sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Pasal 53
(1) Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk
badan hukum pendidikan.
(2) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berfungsi memberikan pelayanan pendidikan
kepada peserta didik.
(3) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana
secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan.
(4) Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan Undang-undang tersendiri.
BAB XV
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 54
(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
(2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Pasal 55
(1) Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal
sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
(2) Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi
pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya
lain secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
(5) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Pasal 56
(1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.
(2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/ Kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarkis.
(3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XVI
Bagian Kesatu
Evaluasi
Pasal 57
(1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
(2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal
untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Pasal 58
(1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
(2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Pasal 59
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
(2) Masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembaga yang mandiri untuk melakukan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58.
(3) Ketentuan mengenai evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Akreditasi
Pasal 60
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal
dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
(2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang
berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
(4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Sertifikasi
Pasal 61
(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian
suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
(4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XVII
Pasal 62
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin Pemerintah atau
Pemerintah Daerah.
(2) Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi, serta
manajemen dan proses pendidikan.
(3) Pemerintah atau Pemerintah Daerah memberi atau mencabut izin pendirian satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Ketentuan mengenai pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 63
Satuan pendidikan yang didirikan dan diselenggarakan oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara lain
menggunakan ketentuan Undang-undang ini.
BAB XVIII
Pasal 64
Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, bagi peserta didik warga negara asing, dapat menggunakan ketentuan yang berlaku di negara yang
bersangkutan atas persetujuan Pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 65
(1) Lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya dapat menyelenggarakan
pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Lembaga pendidikan asing pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib memberikan pendidikan agama
dan kewarganegaraan bagi peserta didik Warga Negara Indonesia.
(3) Penyelenggaraan pendidikan asing wajib bekerja sama dengan lembaga pendidikan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan mengikutsertakan tenaga pendidik dan pengelola Warga Negara
Indonesia.
(4) Kegiatan pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan negara lain yang diselenggarakan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIX
PENGAWASAN
Pasal 66
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/ madrasah melakukan pengawasan
atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas
publik.
(3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 67
(1) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar
akademik, profesi, dan/ atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Penyelenggara perguruan tinggi yang dinyatakan ditutup berdasarkan Pasal 21 ayat (5) dan masih beroperasi
dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Penyelenggara pendidikan yang memberikan sebutan guru besar atau profesor dengan melanggar Pasal 23
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Penyelenggara pendidikan jarak jauh yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 68
(1) Setiap orang yang membantu memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau
vokasi dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi yang
diperoleh dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling
lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan bentuk dan singkatan yang diterima
dari perguruan tinggi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
(4) Setiap orang yang memperoleh dan/atau menggunakan sebutan guru besar yang tidak sesuai dengan Pasal 23
ayat (1) dan/atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 69
(1) Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi yang
terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak menggunakan ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan ayat (3) yang terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 70
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 71
Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 72
Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang pada saat Undang-undang ini diundangkan belum
berbentuk badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 tetap berlaku sampai dengan
terbentuknya Undang-undang yang mengatur badan hukum pendidikan.
Pasal 73
Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib memberikan izin paling lambat dua tahun kepada satuan pendidikan
formal yang telah berjalan pada saat Undang-undang ini diundangkan belum memiliki izin.
Pasal 74
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3390) yang ada pada saat diundangkannya Undang- undang ini masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan Undang-undang ini harus diselesaikan
paling lambat dua tahun terhitung sejak berlakunya Undang-undang ini.
Pasal 76
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 48/Prp./1960 tentang Pengawasan
Pendidikan dan Pengajaran Asing (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2103) dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun
1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 77
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
ttd.
MEGAWATI
SOEKARNOPUTRI
Bambang Kesowo
Sistem Pendidikan Nasional. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Pemerintah Daerah. (Penjelasan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.45, 2015 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum.
Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5670)
www.peraturan.go.id
2015, No.45 2
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19
TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5410), diubah sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
www.peraturan.go.id
3 2015, No.45
www.peraturan.go.id
2015, No.45 4
www.peraturan.go.id
5 2015, No.45
www.peraturan.go.id
2015, No.45 6
2. Ketentuan Pasal 66 ayat (1) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 66
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 66
(1) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1) huruf c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dan
dilakukan dalam bentuk Ujian nasional.
(2) Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan
akuntabel.
(3) Ujian nasional diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun pelajaran.
Pasal 67
(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian
nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan
jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan jalur nonformal
kesetaraan.
(1a) Ujian nasional untuk satuan pendidikan jalur formal pendidikan
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk
SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Dalam penyelenggaraan Ujian nasional, BSNP bekerja sama
dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.
(3) Dihapus.
Pasal 68
Hasil Ujian nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
www.peraturan.go.id
7 2015, No.45
c. dihapus; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pasal 69
(1) Setiap Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar
dan menengah dan jalur pendidikan nonformal kesetaraan berhak
mengikuti Ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang
belum dinyatakan memenuhi kriteria pencapaian kompetensi
lulusan.
(2) Setiap Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mengikuti satu kali Ujian nasional tanpa dipungut biaya.
(2a) Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan
untuk Peserta Didik SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat.
(3) Peserta Didik pendidikan informal dapat mengikuti Ujian nasional
setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta Ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil Ujian
nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara
Ujian nasional.
Pasal 71
(1) Kriteria pencapaian Kompetensi lulusan dalam Ujian nasional
dikembangkan oleh BSNP.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria pencapaian kompetensi
lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 71A
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah diatur dengan Peraturan Menteri.
www.peraturan.go.id
2015, No.45 8
8. Ketentuan Pasal 72 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta ayat (1a)
dihapus, sehingga Pasal 72 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 72
(1) Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian satuan/program pendidikan;
d. dihapus.
(1a) Dihapus.
(2) Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.
9. Ketentuan Pasal 77B ayat (5) dan ayat (9) diubah, sehingga Pasal 77B
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 77B
(1) Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran,
dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program
pendidikan.
(2) Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan Kompetensi Dasar.
(3) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi Inti.
(4) Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan dan/atau program pendidikan.
(5) Struktur Kurikulum PAUD berisi program pengembangan pribadi
anak.
(6) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi
muatan umum.
www.peraturan.go.id
9 2015, No.45
10. Judul Paragraf 1 dalam Bagian Keempat BAB XIA diubah, sehingga
Paragraf 1 dalam Bagian Keempat BAB XIA berbunyi sebagai berikut:
Paragraf 1
Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
11. Ketentuan Pasal 77G diubah, sehingga Pasal 77G berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 77G
(1) Struktur Kurikulum pendidikan anak usia dini berisi program
pengembangan nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur Kurikulum pendidikan
anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Menteri.
12. Ketentuan Pasal 87 ayat (1) huruf c, ayat (2), ayat (3), dan ayat (5)
diubah serta di antara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (2a), sehingga Pasal 87 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 87
(1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
86 ayat (1) dilaksanakan oleh:
a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan
jalur formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;
www.peraturan.go.id
2015, No.45 10
13. Ketentuan Pasal 89 ayat (1) sampai dengan ayat (6) diubah, dan ayat
(3a) dihapus, di antara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (4a), sehingga Pasal 89 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 89
(1) Peserta Didik yang lulus dari satuan pendidikan diberi ijazah.
(2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
satuan pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan
tinggi.
(3) Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, Ijazah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit berisi:
a. identitas Peserta Didik;
b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan lulus
dari penilaian akhir satuan pendidikan; dan
c. daftar nilai mata pelajaran yang ditempuhnya.
d. dihapus.
(3a) Dihapus.
(4) Pada jenjang pendidikan tinggi ijazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling sedikit berisi:
a. identitas Peserta Didik; dan
www.peraturan.go.id
11 2015, No.45
14. Ketentuan Pasal 90 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga Pasal 90
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 90
(1) Peserta Didik pendidikan informal dapat memperoleh sertifikat
Kompetensi yang setara dengan sertifikat Kompetensi dari
pendidikan formal atau nonformal setelah lulus uji Kompetensi
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/profesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(2) Peserta Didik pendidikan informal dapat memperoleh ijazah yang
setara dengan ijazah dari pendidikan dasar dan menengah jalur
formal atau nonformal setelah lulus uji Kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan
telah mengikuti Ujian nasional bagi Peserta Didik sederajat
SMP/MTs atau SMA/MA/SMK/MAK.
15. Ketentuan Pasal 92 ayat (1) dihapus, dan ayat (2) sampai dengan ayat
(8) diubah, sehingga Pasal 92 berbunyi sebagai berikut:
www.peraturan.go.id
2015, No.45 12
Pasal 92
(1) Dihapus.
(2) Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
melakukan supervisi dan membantu madrasah dan satuan
pendidikan keagamaan dalam melakukan penjaminan mutu.
(3) Pemerintah provinsi melakukan supervisi dan membantu satuan
pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk
meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam
rangka penjaminan mutu.
(4) Pemerintah kabupaten/kota melakukan supervisi dan membantu
satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk
menyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam
rangka penjaminan mutu.
(4) Pemerintah
(5) BAN-S/M dan BAN PAUD dan PNF memberikan ...
rekomendasi
penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan
pendidikan yang diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan
pemerintah daerah.
(6) LPMP melakukan supervisi dan membantu satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka
penjaminan mutu pendidikan.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), LPMP bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan
tinggi.
(8) Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu untuk
satuan pendidikan di semua jenis dan jalur pada jenjang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Pasal II
1. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku BAN-PT tetap
melaksanakan tugas sampai terbentuknya BAN-PT berdasarkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
www.peraturan.go.id
13 2015, No.45
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
TAMBAHAN
LEMBARAN NEGARA RI
No.5670 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum.
Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN
2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
I. UMUM
Upaya peningkatan mutu pendidikan dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia perlu senantiasa memperhatikan perubahan
masyarakat dan dinamika global. Untuk itu, pemantapan Standar
Nasional Pendidikan dan upaya pemenuhannya merupakan hal penting
dan mendesak untuk dilakukan. Ketentuan Standar Nasional
Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, telah diubah pertama kali terkait penyempurnaan kurikulum,
yaitu dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perlu dilakukan karena ketentuan
yang terkait dengan Ujian nasional, kurikulum pendidikan anak usia
dini, dan akreditasi memerlukan penyesuaian atas berbagai tantangan
baru.
Perubahan kebijakan mengenai Ujian nasional, Pemerintah
memandang perlu untuk melakukan evaluasi berskala nasional yang
dapat memantau dan memetakan tingkat pencapaian kompetensi
www.peraturan.go.id
No.5670 2
www.peraturan.go.id
3 No.5670
Angka 4
Pasal 68
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Hasil Ujian nasional dijadikan sebagai pertimbangan
seleksi untuk masuk ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Satuan pendidikan dapat melakukan
seleksi dengan menggunakan instrumen seleksi
yang materinya tidak diujikan dalam Ujian nasional,
misalnya tes bakat skolastik, tes intelegensi, tes
minat, tes bakat, tes kesehatan, atau tes lainnya
sesuai dengan kriteria pada satuan pendidikan
tersebut.
Huruf c
Dihapus.
Huruf d
Cukup jelas.
Angka 5
Pasal 69
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (2a)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Surat keterangan hasil Ujian nasional paling sedikit
berisi:
a. identitas Peserta Didik;
b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang
bersangkutan telah menempuh Ujian nasional;
c. tanggal dan tempat pelaksanaan Ujian nasional;
www.peraturan.go.id
No.5670 4
www.peraturan.go.id
5 No.5670
Angka 15
Pasal 92
Cukup Jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
www.peraturan.go.id
SALINAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
2. Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme
yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk
memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan
pendidikan telah sesuai dengan standar mutu.
-4-
BAB II
FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah berfungsi untuk mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
sehingga terwujud pendidikan yang bermutu.
(2) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah bertujuan untuk menjamin pemenuhan
standar pada satuan pendidikan secara sistemik, holistik,
dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
BAB III
SISTEM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Pasal 3
(1) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah terdiri atas:
a. SPMI-Dikdasmen; dan
b. SPME-Dikdasmen.
(2) SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di jalur
formal pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
(3) SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
BSNP, dan BAN-S/M sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hasil penerapan SPMI-Dikdasmen oleh satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan oleh BAN-S/M sebagai acuan untuk
-7-
Pasal 4
(1) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengembangan SPMI-Dikdasmen dan SPME-Dikdasmen
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
(2) Satuan pendidikan dapat menetapkan mutu di atas
Standar Nasional Pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan SPMI-
Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5
(1) SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;
b. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam rencana kerja sekolah;
c. melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan
satuan pendidikan dan proses pembelajaran;
d. melakukan monitoring dan evaluasi proses
pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
e. menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi.
(2) SPMI-Dikdasmen mencakup seluruh aspek
penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan
sumber daya untuk mencapai Standar Nasional
Pendidikan.
(3) SPMI-Dikdasmen dievaluasi dan dikembangkan secara
berkelanjutan oleh setiap satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
(4) SPMI-Dikdasmen ditetapkan oleh satuan pendidikan dan
dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan
-8-
Pasal 6
(1) SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. memetakan mutu pendidikan di tingkat satuan
pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;
b. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam Rencana Strategis Pembangunan
Pendidikan;
c. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses
pelaksanaan pemenuhan mutu;
e. mengevaluasi dan menetapkan Standar Nasional
Pendidikan dan menyusun strategi peningkatan
mutu; dan
f. melakukan akreditasi satuan pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
(2) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d dikembangkan dan dilaksanakan secara
berkelanjutan oleh Pemerintah bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e ditetapkan oleh
Pemerintah dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh
BSNP sesuai dengan kewenangannya.
(4) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f dilakukan oleh BAN-S/M
sesuai dengan kewenangannya.
-9-
Pasal 7
(1) Pemerintah mengembangkan sistem informasi mutu
pendidikan untuk mendukung proses pemetaan mutu
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf a.
(2) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengintegrasikan seluruh data dan informasi tentang
mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
(3) Data dan informasi mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi:
a. hasil pendidikan;
b. isi pendidikan;
c. proses pendidikan;
d. penilaian pendidikan;
e. guru dan tenaga kependidikan;
f. sarana prasarana pendidikan;
g. pembiayaan pendidikan; dan
h. pengelolaan pendidikan;
(4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbasis pada Dapodik yang dikelola oleh PDSPK.
(5) Data dan informasi dalam sistem informasi mutu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk:
a. memantau dan mengevaluasi tingkat ketercapaian
Standar Nasional Pendidikan pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah
dan/atau oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
sekolah sesuai dengan kewenangan masing-masing;
b. memantau dan mengevaluasi tingkat ketercapaian
Standar Nasional Pendidikan oleh BSNP; dan
c. acuan pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan
oleh BAN-S/M.
-10-
BAB IV
PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 8
(1) Kementerian melalui Direktorat Jenderal mempunyai
tugas dan wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
dan SPME-Dikdasmen;
b. menyusun dan mengembangkan pedoman sistem
penjaminan mutu Dikdasmen;
c. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, supervisi, dan evaluasi terhadap
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen;
d. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap Sumber
Daya Manusia (SDM) Pemerintah Daerah dalam
pengembangan SPMI-Dikdasmen dan SPME-
Dikdasmen;
e. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan informasi
dalam sistem informasi mutu pendidikan;
f. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya;
g. mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan
dasar dan menengah; dan
h. menyusun laporan dan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan kepada Menteri
berdasarkan pemetaan sebagaimana dimaksud
dalam huruf d.
(2) Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan
wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu
oleh LPMP.
(3) LPMP mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, supervisi, dan evaluasi terhadap
-11-
Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah provinsi mempunyai tugas dan
wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
di satuan pendidikan pada pendidikan menengah
dan pendidikan khusus;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, pengawasan, dan pengendalian
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen pada pendidikan menengah dan
pendidikan khusus;
c. memfasilitasi pemetaan mutu pendidikan dan
pelaksanaan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan
pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus
-12-
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota mempunyai tugas
dan wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
di satuan pendidikan pada pendidikan dasar;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, pengawasan, dan pengendalian
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen pada pendidikan dasar;
c. memfasilitasi pemetaaan mutu pendidikan dan
pelaksanaan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan
pada pendidikan dasar berdasarkan data dan
informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan;
d. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya; dan
e. menyusun rencana strategis peningkatan mutu
pendidikan berdasarkan pemetaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf c.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah
kabupaten/kota membentuk tim penjaminan mutu
pendidikan bagi pendidikan dasar.
(3) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen
pada pendidikan dasar;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan pada
pendidikan dasar berdasarkan data dan informasi
dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat
kabupaten/kota; dan
c. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan di tingkat
-14-
Pasal 11
(1) Satuan pendidikan mempunyai tugas dan wewenang:
a. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
mengembangkan SPMI-Dikdasmen;
b. menyusun dokumen SPMI-Dikdasmen yang terdiri
atas:
1) dokumen kebijakan;
2) dokumen standar; dan
3) dokumen formulir;
c. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam rencana kerja sekolah;
d. melaksanakan pemenuhan mutu, baik dalam
pengelolaan satuan pendidikan maupun proses
pembelajaran;
e. membentuk tim penjaminan mutu pada satuan
pendidikan; dan
f. mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
(2) Dokumen SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b disusun sebagai acuan satuan
pendidikan dalam melaksanakan SPMI-Dikdasmen.
(3) Direktorat Jenderal menetapkan petunjuk teknis untuk
melaksanakan tugas dan wewenang satuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1).
-15-
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 12
(1) Pemerintah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
terhadap penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah oleh Pemerintah Daerah paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
-16-
BAB VI
SANKSI
Pasal 13
(1) Satuan pendidikan yang tidak menjalankan peraturan ini
sesuai dengan tugas dan wewenangnya diberikan
peringatan dan/atau penghentian bantuan peningkatan
mutu.
(2) Pemerintah Daerah yang tidak menjalankan peraturan ini
sesuai dengan tugas dan wewenangnya dilakukan
pengurangan dan/atau penghentian pemberian bantuan
peningkatan mutu oleh Pemerintah.
(3) Ketentuan peringatan dan/atau penghentian bantuan
peningkatan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis
oleh Direktur Jenderal.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, ketentuan mengenai
sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-17-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2016
TTD.
MUHADJIR EFFENDY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
Dyah Ismayanti
NIP. 196204301986012001
-18-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/
Paket C.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016
TTD.
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
1
B. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
C. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
2
BAB II
KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN
DIMENSI SIKAP
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap: mencerminkan sikap: mencerminkan sikap:
1. beriman dan 1. beriman dan 1. beriman dan
bertakwa kepada bertakwa kepada bertakwa kepada
Tuhan YME, Tuhan YME, Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur,
dan peduli, dan peduli, dan peduli,
3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati 4. pembelajar sejati 4. pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan sepanjang hayat, dan sepanjang hayat,
5. sehat jasmani dan 5. sehat jasmani dan dan
rohani rohani 5. sehat jasmani dan
sesuai dengan sesuai dengan rohani
perkembangan anak di perkembangan anak di sesuai dengan
lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, perkembangan anak di
sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan lingkungan keluarga,
lingkungan alam sekitar, lingkungan alam sekitar, sekolah, masyarakat
bangsa, dan negara. bangsa, negara, dan dan lingkungan alam
kawasan regional. sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan
internasional.
3
DIMENSI PENGETAHUAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, faktual, konseptual, faktual, konseptual,
prosedural, dan prosedural, dan prosedural, dan
metakognitif pada metakognitif pada metakognitif pada
tingkat dasar tingkat teknis dan tingkat teknis, spesifik,
berkenaan dengan: spesifik sederhana detil, dan kompleks
1. ilmu pengetahuan, berkenaan dengan: berkenaan dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, dan 2. teknologi, 2. teknologi,
4. budaya. 3. seni, dan 3. seni,
4. budaya. 4. budaya, dan
Mampu mengaitkan 5. humaniora.
pengetahuan di atas Mampu mengaitkan
dalam konteks diri pengetahuan di atas Mampu mengaitkan
sendiri, keluarga, dalam konteks diri pengetahuan di atas
sekolah, masyarakat sendiri, keluarga, dalam konteks diri
dan lingkungan alam sekolah, masyarakat sendiri, keluarga,
sekitar, bangsa, dan dan lingkungan alam sekolah, masyarakat
negara. sekitar, bangsa, dan lingkungan alam
negara, dan kawasan sekitar, bangsa,
regional. negara, serta kawasan
regional
dan internasional.
4
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
Faktual Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
dasar teknis dan teknis dan
berkenaan spesifik tingkat spesifik, detail dan
dengan ilmu sederhana kompleks
pengetahuan, berkenaan dengan berkenaan dengan
teknologi, seni, ilmu ilmu pengetahuan,
dan budaya pengetahuan, teknologi, seni,
terkait dengan teknologi, seni, dan budaya
diri sendiri, dan budaya terkait dengan
keluarga, terkait dengan masyarakat dan
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
lingkungan sekitar, bangsa, negara, kawasan
alam sekitar, negara, dan regional, dan
bangsa, dan kawasan regional. internasional.
negara.
Konseptual Terminologi/ Terminologi/ Terminologi/
istilah yang istilah dan istilah dan
digunakan, klasifikasi, klasifikasi,
klasifikasi, kategori, prinsip, kategori, prinsip,
kategori, generalisasi dan generalisasi,
prinsip, dan teori, yang teori,model, dan
generalisasi digunakan terkait struktur yang
berkenaan dengan digunakan terkait
dengan ilmu pengetahuan dengan
pengetahuan, teknis dan pengetahuan
teknologi, seni spesifik tingkat teknis dan
dan budaya sederhana spesifik, detail dan
terkait dengan berkenaan dengan kompleks
diri sendiri, ilmu berkenaan dengan
keluarga, pengetahuan, ilmu pengetahuan,
sekolah, teknologi, seni, teknologi, seni,
masyarakat dan dan budaya dan budaya
lingkungan terkait dengan terkait dengan
5
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
alam sekitar, masyarakat dan masyarakat dan
bangsa, dan lingkungan alam lingkungan alam
negara. sekitar, bangsa, sekitar, bangsa,
negara, dan negara, kawasan
kawasan regional. regional, dan
internasional.
Prosedural Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
tentang cara tentang cara tentang cara
melakukan melakukan melakukan
sesuatu atau sesuatu atau sesuatu atau
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang
berkenaan terkait dengan terkait dengan
dengan ilmu pengetahuan pengetahuan
pengetahuan, teknis, spesifik, teknis, spesifik,
teknologi, seni, algoritma, metode algoritma, metode,
dan budaya tingkat dan kriteria untuk
terkait dengan sederhana menentukan
diri sendiri, berkenaan dengan prosedur yang
keluarga, ilmu sesuai berkenaan
sekolah, pengetahuan, dengan ilmu
masyarakat dan teknologi, seni, pengetahuan,
lingkungan dan budaya teknologi, seni,
alam sekitar, terkait dengan dan budaya,
bangsa dan masyarakat dan terkait dengan
negara. lingkungan alam masyarakat dan
sekitar, bangsa, lingkungan alam
negara, dan sekitar, bangsa,
kawasan regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.
Metakognitif Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
tentang tentang kekuatan tentang kekuatan
kekuatan dan dan kelemahan dan kelemahan
kelemahan diri diri sendiri dan diri sendiri dan
6
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
sendiri dan menggunakannya menggunakannya
menggunakanny dalam dalam
a dalam mempelajari mempelajari
mempelajari pengetahuan pengetahuan
ilmu teknis dan teknis, detail,
pengetahuan, spesifik tingkat spesifik,
teknologi, seni sederhana kompleks,
dan budaya berkenaan dengan kontekstual dan
terkait dengan ilmu kondisional
diri sendiri, pengetahuan, berkenaan dengan
keluarga, teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
sekolah, dan budaya teknologi, seni,
masyarakat dan terkait dengan dan budaya
lingkungan alam masyarakat dan terkait dengan
sekitar, bangsa lingkungan alam masyarakat dan
dan negara. sekitar, bangsa, lingkungan alam
negara, dan sekitar, bangsa,
kawasan regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.
7
DIMENSI KETERAMPILAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak:
1. kreatif, 1. kreatif, 1. kreatif,
2. produktif, 2. produktif, 2. produktif,
3. kritis, 3. kritis, 3. kritis,
4. mandiri, 4. mandiri, 4. mandiri,
5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan
6. komunikatif 6. komunikatif 6. komunikatif
TTD.
ANIES BASWEDAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
8
SALINAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR ISI SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang
selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
(2) Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan ketrampilan.
(3) Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(4) Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada
SMK/MAK setiap program keahlian diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
(5) Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang
lingkup materi pada setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas pada tingkat kompetensi sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
(6) Perumusan Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi
Inti untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
(7) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti
Sikap Spiritual sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(6) pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budipekerti disusun secara jelas.
3
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Satuan
Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Menengah wajib
menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 3
(tiga) tahun untuk semua tingkat kelas.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016
TTD.
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah
ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan
Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas
Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang
berbasis pada Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi
Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus
memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata
pelajaran.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan,
keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik
kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-
aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi
Standar Isi.
2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik,
kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.
3
BAB II
TINGKAT
KOMPETENSI
Tingkat
No Jenjang Pendidikan
Kompetensi
1. Tingkat TK/RA
Pendidikan Anak (Catatan: Standar Isi TK/RA diatur secara
2. Usia Dini
Tingkat terpisah)
SD/MI/SDLB/Paket A
3. Pendidikan Dasar SMP/MTS/SMPLB/Paket B
4. Tingkat
Pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C
Menengah
4
Keterangan:
SDLB, SMPLB, dan SMALB yang dimaksud hanya diperuntukkan bagi tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.
Bloom Taxonomy yang pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang
dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih
lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai
rujukan pada Standar Kompetensi Lulusan. Bloom Taxonomy mengkategorikan
capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang
terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan
penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan
penguasaan ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi
faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya
dimulai sejak Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.
Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama kali
dikembangkan oleh Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003
digunakan sebagai dasar untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk
aspek pengetahuan. Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh
peserta didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural,
uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas. Kelima
tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge,
deep knowledge dan conceptual atau constructed knowledge.
Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk
Sekolah Dasar, tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar
untuk Sekolah Menengah Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah
Atas. Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini
dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat kelas.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat
generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata
pelajaran. Secara hirarkis, Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat
Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata pelajaran.
Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk
menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan
dan jenjang pendidikan.
5
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual
dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek
spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4
(empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada
setiap jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada tiap kelas akan
dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi yang
berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan
yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks
intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta
penilaian.
Uraian revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan dalam
tabel berikut.
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga, dan negara.
6
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan
bertindak:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan
kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
7
(Tingkat Kelas VII-IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B)
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,
8
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai),
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
9
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan
kaidah keilmuan.
10
(Kelas X- XII SMK/MAK)
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengetahuanfaktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian pada bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
11
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
12
BAB III
TINGKAT KOMPETENSI DAN RUANG LINGKUP MATERI
13
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
makhluk ciptaan-Nya dalam Alquran
yang dijumpai di surat-surat pendek
sekitar rumah dan Q.S. Al- Fatihah dan
sekolah. Q.S. Al-Ikhlas.
- Mengenal pesan-
pesan yang Aqidah
terkandung dalam - Asmaul Husna.
surah pendek - Kalimat syahadat.
Alquran, rukun Islam - Keesaan Allah SWT
yang pertama dan Akhlak dan Budi
doa sehari-hari. Pekerti.
- Mengenal dan - Doa belajar dan
mempraktikkan tata makan.
cara bersuci, shalat - Perilaku hormat dan
dan kegiatan agama patuh kepada
yang dianutnya di orangtua dan guru.
sekitar rumahnya - Perilaku saling
melalui pengamatan menghormati antar
sesuai dengan sesama anggota
ketentuan agama keluarga.
Islam. - Perilaku jujur.
- Mengenal dan - Perilaku disiplin.
menceritakan kisah - Perilaku bertanggung
keteladanan nabi. jawab.
- Mengenal hadis yang - Perilaku percaya diri
terkait dengan - Perilaku kasih
anjuran menuntut sayang kepada
ilmu serta perilaku sesame.
hidup bersih dan - Sikap kerja sama
sehat. dan saling tolong
- Memahami dan menolong.
mencontoh perilaku - Perilaku menuntut
yang sesuai dengan ilmu.
akhlakul karimah - Perilaku hidup
14
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(akhlak mulia) dan bersih dan sehat.
budi pekerti.
- Mengetahui dan Fiqih
melafalkan huruf- - Tata cara bersuci.
huruf hijaiyyah dan - Tata cara shalat dan
hafalan surah dan bacaannya.
ayat pilihan dalam - Tata cara Wudhu
Alquran, dan Asmaul dan doanya.
Husna. - Kegiatan agama yang
- Melafalkan dan dianutnya.
mempraktikkan dua - Sejarah Peradaban
kalimat syahadat Islam.
serta doa sehari-hari - Kisah keteladanan
dengan benar dan para nabi dan rasul.
jelas. - Kisah keteladanan
- Meyakini dan Nabi Muhammad
mengetahui adanya saw.
Allah SWT, malaikat-
malaikat, dan Rasul- Alquran
Rasul Allah SWT. - Bacaan Alquran
- Menunaikan ibadah surat dan ayat
shalat secara tertib pilihan (Q.S. An-
serta zikir dan doa Nashr, Al- Kautsar,
setelah selesai shalat. Q.S. Al Falaq, Al-
- Menerapkan Ma‘un dan Al-Fil).
ketentuan syariat - Kalimat dalam
Islam dalam bersuci Alquran surah
dan berperilaku. pendek pilihan.
- Memiliki dan - Alquran surah
memahami sikap pendek pilihan.
sesuai dengan - Kandungan dan
akhlakul karimah makna Alquran
yang tercermin dari surah pendek
perilaku kehidupan pilihan.
15
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sehari-hari.
- Mengerti makna Aqidah
iman kepada - Keesaan dan
malaikat-malaikat Keberadaan Allah
Allah berdasarkan SWT.
pengamatan - Asmaul Husna (Al-
terhadap dirinya dan Wahhab, Al-‘Alim,
alam sekitar. As-Sami‘,Al-Bashir,
- Mengetahui hadis Al-‘Adil, Al-‘Azhim)
yang terkait dengan dan maknanya.
perilaku mandiri, - Keimanan kepada
percaya diri, dan Malaikat Allah SWT.
tanggung jawab.
- Mengetahui hikmah Akhlak dan Budi Pekerti
ibadah shalat, zikir - Sikap disiplin dan
dan doa setelah tertib.
shalat melalui - Sikap rasa ingin
pengamatan dan tahu, sabar, dan rela
pengalaman di berkorban.
rumah dan sekolah. - Sikap kerja keras,
- Mengetahui dan menghindari
menceritakan kisah perilaku tercela,
keteladanan nabi dan sikap gemar
wali songo. membaca.
- Membaca dan - Sikap pantang
mengetahui makna menyerah.
Asmaul Husna dan - Sikap amanah.
hafalan surat dan - Perilaku jujur.
ayat pilihan dengan - Perilaku mandiri,
benar. percaya diri,dan
- Mencontohkan tanggung jawab.
perilaku sesuai - Perilaku tawaduk,
dengan akhlakul ikhlas, dan mohon
karimah. pertolongan.
16
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mempraktikkan tata - Peduli terhadap
cara shalat, zikir dan sesama.
doa setelah shalat - Sikap bersyukur.
secara benar dan tata - Sikap santun dan
cara bersuci sesuai menghargai teman.
ketentuan syariat - Sikap rendah hati.
Islam dan - Perilaku hemat.
menceritakan
pengalaman
pelaksanaan ibadah Fiqih
shalat di rumah, - Bersuci dari
masjid dan sekolah. hadas kecil dan
- Meyakini Alquran hadas besar.
sebagai kitab suci - Ibadah shalat,
terakhir dan makna, tata
menjadikannya cara,
sebagai pedoman pelaksanaan,
hidup. dan
- Memahami dan hikmahnya.
mengetahui makna - Zikir dan doa
Rukun Iman. setelah shalat,
- Menunaikan ibadah makna dan tata
wajib dan sunnah di caranya.
bulan Ramadhan,
dan berzakat, infak, Sejarah Peradaban
dan sedekah. Islam
- Memiliki dan - Kisah keteladanan
mencontohkan sikap para nabi dan rasul.
sesuai dengan - Kisah Keteladanan
akhlakul karimah Nabi Muhammad
yang mencerminkan saw.
rukun iman. - Kisah keteladanan
- Mengenal nama- Wali Songo.
nama Rasul Allah
17
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan Rasul Ulul Azmi. Alquran
- Mengetahui makna - Bacaan Alquran
Asmaul Husna, Q.S. Al-Ma’un dan
surat, dan ayat Q.S. At-Tin, Q.S.
pilihan dengan benar Al-Kafirun dan Al-
serta menuliskannya Maidah (5): 2.
dengan baik dan - Kalimat-kalimat
benar. dalam Alquran
- Memahami hikmah surah pendek
ibadah wajib dan pilihan.
sunnah di bulan - Arti dan makna
Ramadhan, beriman Alquran surah
kepada Hari Akhir, pendek pilihan.
zakat, infak, dan - Perilaku yang
sedekah, beriman mencerminkan
kepada Qadha dan pemahaman
Qadar yang dapat terhadap
membentukperilaku kandungan ayat
akhlak mulia. Alquran atau surah
- Mengetahui dan pilihan.
menceritakan kisah
keteladanan nabi, Aqidah
Keluarga Luqman, - Kitab-kitab Suci
sahabat-sahabat dan rasul yang
Nabi Muhammad menerimanya.
SAW, Ashabul Kahfi - Alquran sebagai
sebagaimana kitab suci terakhir
terdapat dalam dan pedoman
Alquran. hidup.
- Menunjukkan contoh - Asmaul Husna: Al-
Qadha dan Qadar Mumit, Al- Hayy,
dalam kehidupan Al-Qayum, Al-
sehari- hari sebagai Ahad, Ash-
implementasi dari Shamad, Al-
18
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pemahaman rukun Muqtadir, Al-
Iman. Muqadim, al-Baq.
- Hari Akhir, hikmah
dan perilaku yang
mencerminkan
iman kepadanya.
- Qadha dan Qadar,
hikmah dan
Perilaku yang
mencerminkan
iman kepada
Qadha dan Qadar.
19
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pengendalian diri.
- Sikap toleran dan
simpatik terhadap
sesama.
- Sikap fathanah.
- Sikap suka
menolong.
- Sikap berserah diri
kepada Allah SWT.
Fiqih
- Puasa
Ramadhan,
makna dan
hikmahnya.
- Shalat tarawih
dan tadarus.
- Zakat, infak,
sedekah, makna
dan hikmahnya.
Sejarah peradaban
Islam
- Kisah
Keteladanan para
nabi dan rasul.
- Kisah
keteladanan Nabi
Muhammad saw.
- Kisah
keteladanan
sahabat- sahabat
Nabi Muhammad
saw.
20
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Kisah
keteladanan
Luqman.
- Kisah
keteladanan
Ashabul Kahfi.
Tingkat - Menghayati dan Alquran dan Hadis
Pendidikan Dasar memahami
(Kelas VII-IX) kandungan ayat-ayat Ayat-ayat Alquran
Alquran pilihan dan pilihan dan hadis
hadis yang terkait. terkait
- Memahami dan - Bacaan ayat-ayat
mencontohkan sikap- Alquran pilihan Q.S.
sikap terpuji yang Al- Mujadilah (58):
berkaitan dengan 11 dan Q.S. Ar-
akhlakul karimah. Rahman (55): 33,
- Meneladani dan Q.S. An-Nisa (4): 8,
memahami Q.S.An-Nisa (4):146,
perjuangan Nabi Q.S. Al-Baqarah
Muhammad saw. (2):153, dan Q.S. Ali
periode Mekah dan Imran (3):134, Q.S.
Madinah, sikap Al-Anfal (8): 27, Q.S.
terpuji Al-Ahqaf (46): 13,
khulafaurrasyidin, Q.S. Al-Furqan
semangat ilmuwan (25):63; Q.S. Al
muslim dalam Isra’(17): 27; Q.S. An
menumbuhkembangk Nahl (16):114; Q.S.
an ilmu pengetahuan Al-Maidah (5): 90-91
dalam kehidupan dan 32.
sehari-hari. - Hafalan ayat-ayat
- Memahami makna Alquran pilihan.
rukun iman, Asmaul- - Kandungan ayat-
Husna dan surat dan ayat Alquran pilihan
ayat pilihan serta dan hadis terkait.
21
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hadis terkait. - Perilaku yang
- Memahami hikmah mencerminkan
puasa wajib dan pemahaman
sunnah, penetapan terhadap ayat-ayat
makanan dan Alquran pilihan dan
minuman yang halal hadis terkait.
dan haram
berdasarkan Alquran Aqidah
dan Hadis. - Allah SWT.
- Membaca dan - Asmaul Husna: : Al-
Menunjukkan ’Alim, al- Khabir, as-
hafalan surah dan Sami’, dan al-Bashir.
ayat pilihan serta - Malaikat Allah SWT.
hadis terkait dengan - Kitab suci Alquran.
tartil dan lancar. - Nabi Muhammad
- Mencontohkan saw.
perilaku sesuai - Rasul Allah SWT.
dengan akhlakul - Dalil-dalil tentang
karimah. keimanan.
- Memahami dan - Perilaku yang
Mempraktikkan tata mencerminkan
cara bersuci, shalat keimanan.
wajib dan shalat
sunnah, shalat jamak Akhlak dan Budi Pekerti
dan qashar, shalat - Amanah dan
berjamaah dan perilaku yang
munfarid, sujud mencerminkan sifat
syukur, sujud sahwi, amanah.
dan sujud tilawah. - Istiqamah dan
- Merekonstruksi perilaku yang
sejarah pertumbuhan mencerminkan sifat
ilmu pengetahuan istiqamah.
sampai masa - Perilaku rendah hati
Umayyah dan masa dan hemat.
22
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Abbasiyah untuk - Gemar beramal dan
kehidupan sehari- berbaik sangka.
hari. - Sikap sabar, ikhlas
dan pemaaf.
- Jujur dan perilaku
yang mencerminkan
sifat jujur.
- Hormat dan patuh
kepada orangtua dan
guru serta perilaku
yang mencerminkan
sifat hormat dan
patuh.
- Empati dan perilaku
yang mencerminkan
sifat empati.
Fiqih
- Bersuci dari hadas
kecil dan hadas
besar.
- Shalat wajib dan
shalat sunnah,
shalat berjamaah,
shalat munfarid.
- Shalat Jumat.
- Shalat jamak dan
shalat qasar.
- Sujud syukur, sujud
sahwi, sujud tilawah.
Sejarah Peradaban
Islam
- Dakwah Rasulullah
23
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
saw Periode Mekah
dan Madinah.
- Sikap dan perilaku
terpuji
khulafaurrasyidin.
- Pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada
masa Umayyah dan
Abbasiyah.
- Semangat ilmuwan
muslim dalam
menumbuh
kembangkan ilmu
pengetahuan dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Menghayati dan Alquran dan Hadis
memahami surat dan - Ayat-ayat Alquran
ayat Alquran pilihan pilihan dan hadis
dan hadis terkait. terkait Q.S. Az-
- Meyakini dan Zumar (39): 53; Q.S.
memahami rukun An-Najm (53): 39-
iman berdasarkan 42,dan Q.S. Ali
pengamatan terhadap Imran (3): 159 dan
dirinya, alam sekitar QS. Al Hujurat (49) :
dan makhluk 13.
ciptaan-Nya. - Bacaan ayat-ayat
- Memahami hikmah Alquran pilihan.
dan menerapkan - Hafalan ayat-ayat
ketentuan syariat Alquran pilihan.
Islam dalam - Kandungan ayat-
pelaksanaan ayat Alquran pilihan
penyembelihan dan hadis terkait.
hewan, ibadah - Perilaku yang
24
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
qurban dan aqiqah. mencerminkan
- Menghargai perilaku pemahaman
sesuai dengan terhadap ayat-ayat
akhlakul karimah. Alquran pilihan dan
- Membaca dan hadis terkait.
menunjukkan
hafalan surat dan Aqidah
ayat Alquran pilihan - Hari Akhir, makna
sesuai dengan kaidah beriman kepada Hari
tajwid dan makhrajul Akhir, dan sikap
huruf. mawas diri sebagai
- Mencontohkan cermin beriman
perilaku yang kepada Hari akhir.
mencerminkan - Qadha dan Qadar,
akhlakul karimah. makna beriman
- Memahami ketentuan kepada Qadha dan
haji dan umrah, dan Qadar serta sikap
mempraktikkan tawakal sebagai
manasik haji, ibadah cermin beriman
qurban dan aqiqah. kepada Qadha dan
- Melakukan Qadar.
rekonstruksi sejarah
perkembangan dan Akhlak dan Budi Pekerti
tradisi Islam di - Jujur dan perilaku
Nusantara. yangmencerminkan
sifat jujur.
- Sikap optimis,
ikhtiar dan tawakal.
- Perilaku toleran dan
menghargai
perbedaan.
- Sikap mawas diri.
- Hormat dan patuh
kepada orangtua dan
25
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
guru serta perilaku
yang mencerminkan
sifat hormat dan
patuh.
- Tata krama, sopan-
santun, dan rasa
malu serta perilaku
yang mencerminkan
sifat-sifat tersebut.
Fiqih
- Penyembelihan
hewan.
- Ibadah Qurban dan
aqiqah serta
hikmahnya.
- Sikap empati, peduli,
dan gemar menolong
kaum dhuafa sebagai
implementasi dari
pemahaman makna
ibadah qurban dan
aqiqah.
- Haji dan umrah.
Sejarah Peradaban
Islam
- Perkembangan Islam
di Nusantara.
- Tradisi Islam
Nusantara.
Tingkat - Menghayati nilai- Alquran dan Hadis
Pendidikan nilai rukun iman. - Ayat-ayat Alquran
Menengah - Meyakini kebenaran pilihan dan hadis
26
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(Kelas X- dan berpegang teguh terkait: Q.S. Al Anfal
XII) kepada Alquran, (8) : 72); Q.S. Al-
Hadis, dan Ijtihad Hujurat (49) : 12;
sebagai pedoman dan QS Al-Hujurat
hidup dan hukum (49) : 10; Q.S. Al-Isra’
Islam. (17) : 32, dan Q.S. An
- Berpakaian sesuai Nur (24) : 2, Q.S. Al-
dengan ketentuan Maidah (5) : 48; Q.S.
syariat Islam dalam Az-Zumar (39) : dan
kehidupan sehari- Q.S. At-Taubah (9) :
hari. 105, Q.S. Yunus (10)
- Memahami dan : 40-41 dan Q.S. Al-
menerapkan Maidah (5) : 32.
ketentuan syariat - Bacaan ayat-ayat
Islam dalam Alquran pilihan.
penyelenggaraan - Hafalan ayat-ayat
jenazah, khotbah, Alquran pilihan.
tabligh, dan dakwah - Kandungan ayat-ayat
di masyarakat. Alquran pilihan dan
- Memahami manfaat hadis terkait.
dan menunjukkan - Perilaku yang
perilaku sesuai mencerminkan
dengan akhlakul pemahaman
karimah yang terhadap ayat-ayat
mencerminkan Alquran pilihan dan
kesadaran beriman. hadis terkait.
- Menganalisis dan
memahami makna Aqidah
Asmaul Husna, - Iman kepada
rukun iman, surah malaikat-malaikat
dan ayat pilihan Allah SWT.
serta hadis yang - Asmaul Husna: al-
terkait. Kariim, al- Mu’min,
- Memahami dan al-Wakiil, al-Matiin,
27
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menelaah substansi al- Jaami’, al-‘Adl,
dan strategi dakwah dan al-Akhiir.
Rasulullah saw. di - Iman kepada kitab-
Mekah dan di kitab Allah SWT.
Madinah dan - Iman kepada rasul-
perkembangan Islam rasul Allah SWT.
pada masa kejayaan
dan masa modern Akhlak dan Budi Pekerti
(1800-sekarang). - Berpakaian Islami
- Menelaah dan - Jujur dan perilaku
mempresentasikan yang mencerminkan
prinsip-prinsip, sifat jujur.
praktik ekonomi - Hormat dan patuh
dalam Islam. kepada orangtua dan
- Membaca dan guru serta perilaku
mendemonstrasikan yang mencerminkan
hapalan surah dan sifat hormat dan
ayat pilihan sesuai patuh.
dengan kaidah tajwid - Perilaku kontrol diri
dan makhrajul huruf (mujahadah an nafs),
dengan lancar. prasangka baik
- Meneladani dan (husnuzzhan),
menceritakan tokoh- persaudaraan
tokoh teladan dalam (ukhuwah).
semangat mencari - Perilaku menghindari
ilmu. diri dari pergaulan
- Menyajikan dalil bebas dan perbuatan
tentang ketentuan zina.
dan pengelolaan - Semangat menuntut
wakaf. ilmu, menerapkan
- Mendeskripsikan dan
bahaya perilaku menyampaikannya
tindak kekerasan kepada sesama.
dalam kehidupan. - Sikap luhur budi,
28
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kokoh pendirian,
pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku
adil.
- Sikap tangguh dan
menegakkan
kebenaran.
Fiqih
- Kebenaran hukum
Islam.
- Sumber hukum
Islam.
- Taat kepada hukum
Islam.
- Berpakaian sesuai
dengan ketentuan
syariat Islam dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Ketentuan dan
pengelolaan wakaf.
- Ketentuan
penyelenggaraan
jenazah.
- Ketentuan
pelaksanaan
khotbah, tabligh dan
dakwah di
masyarakat.
- Prinsip-prinsip dan
praktik ekonomi
dalam Islam.
- Sejarah Peradaban
29
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Islam.
- Substansi dan
strategi dakwah
Rasulullah saw. di
Mekah dan Madinah.
- Sikap tangguh dan
semangat
menegakkan
kebenaran.
- Sikap semangat
ukhuwwah
Islamiyah.
- Perkembangan
peradaban Islam
pada masa kejayaan
dan masa modern
(1800- sekarang).
- Sikap semangat
menumbuhkembang
kan ilmu
pengetahuan dan
kerja keras.
- Perilaku kreatif,
inovatif, dan
produktif.
- Menghayati dan Alquran dan Hadis
memahami makna - Ayat-ayat Alquran
nilai-nilai keimanan pilihan dan hadis
dari rukun iman. terkait.
- Menerapkan - Bacaan ayat-ayat
ketentuan syariat Alquran pilihan: Q.S.
Islam dalam Ali Imran (3): 190-
kehidupan sehari- 191, dan Q.S. Ali
hari. Imran (3): 159, Q.S.
30
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan Luqman (31): 13-14
perilaku akhlakul dan Q.S. Al-Baqarah
karimah yang (2): 83.
mencerminkan - Hafalan ayat-ayat
kesadaran beriman Alquran pilihan.
kepada Hari Akhir - Kandungan ayat-ayat
dan kepada Qadha Alquran pilihan dan
dan Qadar Allah hadis terkait.
SWT. - Perilaku yang
- Menganalisis surah mencerminkan
dan ayat pilihan pemahaman
dan hadis terkait. terhadap ayat-ayat
- Memahami dan Alquran pilihan dan
menyajikan hikmah hadis terkait.
dan manfaat saling
menasihati dan Aqidah
berbuat baik (ihsan) - Nilai-nilai iman
dalam kehidupan. kepada Hari Akhir
- Memahami dan perilaku yang
ketentuan dan mencerminkan iman
memperagakan tata kepada Hari Akhir.
cara pernikahan - Nilai-nilai iman
dalam Islam, hak kepada Qadha dan
dan kedudukan Qadar serta perilaku
wanita dalam yang mencerminkan
keluarga, iman kepada Qadha
pembagian waris dan Qadar.
berdasarkan
hukum Islam. Akhlak dan Budi Pekerti
- Membaca dan - Jujur dan perilaku
mendemonstrasikan yang mencerminkan
surah dan ayat sifat jujur.
pilihan sesuai - Hormat dan patuh
dengan kaidah kepada orangtua dan
31
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tajwid, makhrajul guru serta perilaku
huruf, dan dengan yang mencerminkan
tartil dan lancar. sifat hormat dan
- Menganalisis dan patuh.
mendeskripsikan - Hikmah dan manfaat
strategi dakwah dan saling menasehati
perkembangan dan berbuat baik
Islam di Indonesia, (ihsan).
dan faktor-faktor - Perilaku kompetitif
kemajuan dan dalam kebaikan dan
kemunduran kerja keras.
peradaban Islam di - Sikap toleran, rukun
dunia. dan menghindarkan
diri dari tindak
kekerasan.
- Perilaku kreatif,
inovatif, dan
produktif.
Fiqih
- Ketentuan syariat
Islam dalam
melaksanakan
pernikahan dan
perawatan jenazah.
- Prinsip dan praktik
ekonomi Islam.
- Hak dan kedudukan
wanita dalam
keluarga.
- Ketentuan syariat
Islam dalam
melakukan
pembagian harta
32
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
warisan.
- Khotbah, tabligh dan
dakwah.
Sejarah Peradaban
Islam
- Sikap semangat
melakukan
penelitian di bidang
ilmu pengetahuan
sebagai implementasi
dari pemahaman dan
perkembangan Islam
di dunia.
- Strategi dakwah dan
perkembangan Islam
di Indonesia.
- Faktor-faktor
kemajuan dan
kemunduran
peradaban Islam di
dunia.
33
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yang lebih tua serta melalui keluarga.
menjaga kerukunan - Keluarga sebagai
dalam kaitannya pemberian Allah.
dengan nilai-nilai - Kegunaan anggota
kristiani. tubuh ciptaan Allah.
Nilai-nilai kristiani
- Aku merawat
tubuhku.
- Hidup rukun di
sekolah dan rumah.
- Menghormati
orangtua dan orang
yang lebih tua.
- Mengasihi keluarga
dan teman.
- Melakukan tanggung
jawab di rumah dan
di sekolah.
- Meyakini kehadiran Allah Tritunggal dan
Allah dan karya-Nya
kekuasaan-Nya - Allah Maha Kuasa.
dalam berbagai - Kehadiran Allah
fenomena kehidupan. melalui iklim dan
- Menunjukkan gejala alam.
berbagai perilaku - Kehadiran Allah
yang menunjukkan melalui keberagaman
nilai-nilai kristiani flora dan fauna.
dalam kaitannya - Kehadiran Allah
dengan kehadiran melalui
dan kekuasaan Allah. kepelbagaian:
budaya, suku, agama
dan bangsa.
- Menggantungkan
34
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hidup pada
kekuasaan Allah
- Manusia makhluk
terbatas.
Nilai-nilai kristiani
- Mengasihi dan
toleran terhadap
sesama tanpa
memandang
perbedaan.
- Menolong orang
yang menderita.
- Tanggung jawab
memelihara flora
dan fauna yang
ada di sekitarnya.
- Jujur mengakui
keterbatasannya
sebagai manusia
sebagai wujud
hidup orang
beriman.
- Disiplin dan
bertanggung
jawab.
- Menjelaskan Allah Tritunggal dan
manusia berdosa karya-Nya
diselamatkan Allah - Allah penyelamat
melalui Yesus manusia.
Kristus. - Peran Roh Kudus
- Membiasakan diri dalam pertobatan.
menyembah Allah - Allah adalah Tuhan
baik dalam ibadah yang patut
35
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
formal maupun disembah.
dalam sikap hidup - Membina hubungan
yang berdasarkan yang akrab dengan
nilai-nilai kristiani. Allah.
- Allah berkuasa
melalui berbagai
peristiwa alam
- Hidup bergantung
pada kuasa Allah.
Nilai-nilai kristiani
- Makna hidup baru
bagi orang yang
telah diselamatkan
- Ibadah sebagai
.bentuk ketaatan
pada Allah.
- Melayani sesama
sebagai wujud
ibadah.
- Menghormati sesama
sebagai wujud
ibadah.
Tingkat - Menjelaskan Allah Allah Tritunggal dan
Pendidikan Dasar sebagai penyelamat. karya-Nya
(Kelas VII-IX) - Mempraktikkan - Allah terus berkarya.
kehidupan beriman - Allah mengampuni
dan berpengharapan dan menyelamatkan
dalam kaitannya manusia melalui
dengan Allah Yesus Kristus.
Tritunggal. - Peran Roh Kudus
- Mendemonstrasika dalam hidup orang
perilaku yang beriman.
menunjukkan nilai-
36
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
nilai kristiani. Nilai-Nilai Kristiani
- Solidaritas sosial.
- Hidup bersyukur.
- Iman dan
pengharapan.
- Menjelaskan karya Allah Tritunggal dan
Allah Tritunggal karya-Nya
melalui gereja. - Gereja dan
- Mempraktikkan masyarakat.
peran sebagai - Gereja yang
anggota gereja dan bertumbuh.
masyarakat sesuai - Gereja membawa.
dengan nilai-nilai perubahan baru.
kristiani.
Nilai-Nilai Kristiani
- Membangun
toleransi mengacu
pada teladan
Yesus.
- Gereja yang
melayani.
- Tanggung jawab
sosial orang
Kristen.
Tingkat - Menjelaskan Allah Allah Tritunggal dan
Pendidikan sebagai pembaharu karya-Nya
Menengah (Kelas melalui Roh Kudus. - Allah sebagai
X-XII) - Menerapkan nilai- pembaharu
nilai kristiani dalam kehidupan melalui
kehidupan moderen. Roh Kudus.
- Menganalisis nilai - Kebudayaan dan
demokrasi, IPTEK sebagai
multikulturalisme anugerah Tuhan.
dan HAM sebagai
37
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anugerah Allah. Nilai-nilai Kristiani
- Mewujudkan - Menjadi manusia
demokrasi, keadilan dewasa dalam iman.
dan HAM serta - Makna kesetiaan.
perdamaian. - Keadilan dan kasih.
- Pertemanan,
persahabatan, dan
berpacaran.
- Nilai kristiani dalam
keluarga dan
masyarakat.
- Keluarga dan
modernisasi.
- Keluarga dan sekolah
sebagai lembaga
pendidikan utama.
Nilai-nilai kristiani
- Keadilan gender.
- Proaktif dalam
mewujudkan
demokrasi dan HAM.
- Turut
memperjuangkan
38
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keadilan.
- Menjadi pembawa
damai sejahtera.
39
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keselamatan Allah
melalui doa.
- Mulai mengenal doa-
doa Gereja dan
maknanya.
- Mulai mengucapkan
doa-doa Gereja.
- Mulai mengenal
tetangga, baik
lingkungan maupun
orang- orangnya.
- Mulai mengenal
lingkungan sekolah
serta teman-teman
sekolahnya.
- Hidup rukun dengan
tetangga dan teman
sekolahnya.
- Berdoa bagi tetangga
dan teman- teman
sekolah.
40
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
melakukan
perbuatan yang Gereja
baik. - Sakramen Inisiasi.
- Mengenal karya - Keutamaan kristiani.
keselamatan Allah - Doa gereja dan doa
yang dialami oleh spontan.
tokoh- tokoh
Perjanjian Lama dan Masyarakat
Perjanjian Baru, - Pemimpin
serta meneladani masyarakat.
mereka. - Tradisi masyarakat.
- Mengenal Yesus dan - Anggota masyarakat.
karya-Nya, baik
yang berupa Pribadi Peserta Didik
percakapan maupun - Pribadi laki-laki dan
mukjizat, serta perempuan.
mengerti maknanya. - Warga Negara
- Mengenal kesetiaan Indonesia dan warga
Allah pada janji-Nya dunia.
dalam pemberian
Sepuluh Firman Yesus Kristus
sebagai pedoman - Nabi dan tokoh
hidup, baik dalam Perjanjian Lama
berelasi dengan pendahulu Yesus
orangtua maupun Kristus.
dengan sesama. - Sengsara wafat dan
- Mematuhi Sepuluh kebangkitan Kristus.
Firman.
- Mengenal makna Gereja
dan tata perayaan - Roh Kudus
sakramen Baptis, dalam kehidupan
Ekaristi dan Tobat gereja.
sebagai tanda karya - Ciri-ciri gereja.
keselamatan Allah - Pelayanan gereja.
41
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bagi manusia, serta
menghayatinya. Masyarakat
- Mengenal dan - Peran Roh Kudus
melaksanakan dalam kehidupan
keutamaan Kristiani bersama di
sebagai tanggapan masyarakat.
serta ungkapan - Tantangan zaman di
syukur atas karya tengah masyarakat.
keselamatan Allah - Kejujuran dan
itu. Keadilan.
- Mengenal dan
mengucapkan aneka
doa dalam Gereja
sebagai ungkapan
iman kepada Allah.
- Mengenal doa
spontan dan
maknanya dalam
doa pribadi dan doa
bersama, serta
mempraktikkannya.
- Mengenal dan
meneladani
pemimpin
masyarakat.
- Mengenal dan
melestarikan tradisi
masyarakat.
- Mulai melibatkan
diri dalam kegiatan
masyarakat sebagai
perwujudan
kesadaran bahwa
dirinya adalah
42
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anggota masyarakat.
- Memahami diri
sebagai perempuan
atau laki-laki sesuai
dengan citra Allah
dan sebagai partner
yang saling
melengkapi.
- Menghargai setiap
orang, baik laki-laki
maupun
perempuan, sebagai
citra Allah.
- Memahami diri
sekaligus bangga
sebagai warga
negara Indonesia
yang beraneka
ragam suku dan
bahasanya, serta
mensyukurinya.
- Memahami diri
sebagai bagian
warga dunia dan
melibatkan diri
dalam berbagai
keprihatinan yang
ada.
- Memahami karya
keselamatan Allah
melalui para nabi
dan tokoh-tokoh
Perjanjian Lama.
- Memahami karya
43
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keselamatan Allah
melalui kata-kata,
tindakan, dan
pribadi Yesus
Kristus yang
berpuncak pada
sengsara, wafat dan
kebangkitan- Nya.
- Mengungkapkan
doa syukur atas
karya keselamatan
Allah melalui para
nabi dan Yesus
Kristus.
- Memahami dan
mengucapkan doa-
doa sebagai
ungkapkan hidup
baru dalam Roh
Kudus yang
berkarya dalam
kehidupan
menggereja.
- Memahami ciri-ciri
dan karya
pelayanan Gereja.
- Melibatkan diri
dalam karya
pelayanan Gereja.
- Memahami dan
mulai mewujudkan
buah-buah Roh
yang dibutuhkan
demi pengembangan
44
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan bersama
dalam masyarakat.
- Memahami dan
menanggapi aneka
tantangan zaman di
tengah masyarakat
berdasarkan ajaran
Gereja dan hati
nurani.
Tingkat - Menyadari dirinya, Pribadi Peserta Didik
Pendidikan laki-laki atau - Citra Allah.
Menengah perempuan, sebagai - Kesederajatan antara
(Kelas VII-IX) citra Allah yang laki-laki dan
baik. perempuan.
- Menyadari dirinya - Seksualitas sebagai
memiliki bermacam- anugerah Tuhan
macam kemampuan - Peran keluarga
dan keterbatasan. sekolah dan
- Menghargai masyarakat bagi
kesederajatan laki- perkembangan diri.
laki dan perempuan
sebagai anugerah Yesus Kristus
Tuhan. - Pewartaan Yesus
- Menyadari peran Kristus tentang
keluarga, sekolah, Kerajaan Allah.
teman dan - Panggilan dan
masyarakat dalam perutusan murid-
perkembangan murid Yesus.
dirinya.
- Mensyukuri dengan Gereja
doa peran keluarga, - Gereja sebagai
sekolah, teman dan paguyuban umat
masyarakat dalam beriman.
perkembangan - Gereja sebagai
45
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dirinya. sakramen
- Memahami karya keselamatan.
keselamatan Allah - Pelayanan kerja.
dalam peristiwa - Roh Kudus daya
Yesus Kristus hidup gereja.
seperti dikisahkan - Sakramen inisiasi,
dalam Kitab Suci, sakramen tobat,
terutama sakramen
pewartaan- Nya pengurapan orang
tentang Kerajaan sakit.
Allah dan sengsara,
wafat serta Masyarakat
kebangkitan-Nya. - Panggilan gereja
- Menghargai mewartakan dan
pewartaan Yesus menjadi saksi
tentang Kerajaan kerajaan Allah di
Allah. tengah masyarakat
- Bersyukur atas Pribadi Peserta Didik
keselamatan yang - Cita-cita sebagai
diperoleh melalui pendorong
sengsara, wafat dan perkembangan diri.
kebangkitan
Kristus. Yesus Kristus
- Memahami Gereja - Iman sebagai
sebagai paguyuban tanggapan terhadap
orang beriman yang rencana keselamatan
memiliki berbagai Allah dalam Yesus
macam bentuk Kristus.
pelayanan.
- Memahami Gereja Gereja
sebagai sakramen - Sakramen
keselamatan yang perkawinan,
antara lain sakramen Tahbisan.
terungkap dalam - Hak dan kewajiban
46
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sakramen inisiasi, anggota gereja
sakramen tobat dan Masyarakat.
sakramen - Perwujudan iman
pengurapan orang dalam hidup
sakit. bermasyarakat.
- Menghayati hidup - Pelayanan dan
sesuai dengan perjuangan gereja di
kedudukannya tengah masyrakat
sebagai anggota (kejujuran, keadilan,
Gereja yang persaudaraan,
merupakan martabat manusia,
sakramen dan keutuhan
keselamatan. ciptaan).
- Menyadari bahwa
Gereja sebagai
murid-murid
Kristus, yang tak
lepas dari peran Roh
Kudus, dipanggil
dan diutus untuk
mewartakan dan
menjadi saksi atas
nilai-nilai Kerajaan
Allah di tengah
masyarakat zaman
sekarang.
- Mampu hidup di
tengah masyarakat
dengan berpegang
pada nilai-nilai
Kerajaan Allah.
- Menyadari
pentingnya memiliki
cita-cita bagi
47
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dirinya.
- Mensyukuri cita-cita
hidupnya.
- Memahami iman
sebagai tanggapan
terhadap rencana
keselamatan Allah.
- Mampu menghayati
iman dalam hidup
sehari-hari.
- Memahami ajaran
Yesus tentang
perkawinan dan
imamat.
- Menghargai hidup
perkawinan dan
imamat.
- Memahami dan
menghormati ajaran
Gereja tentang
Sakramen
Perkawinan dan
Sakramen Tahbisan
sebagai panggilan
hidup.
- Memahami hak dan
kewajiban dirinya
sebagai anggota
jemaat beriman
kristiani.
- Mampu
melaksanakan hak
dan kewajiban
dirinya sebagai
48
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anggota jemaat
beriman kristiani.
- Menyadari
pentingnya
perwujudan iman
dalam hidup
bermasyarakat.
- Menyadari
pentingnya
pelayanan dan
perjuangan Gereja di
tengah masyarakat
demi tercapainya
nilai-nilai Kerajaan
Allah, seperti
kejujuran, keadilan,
persaudaraan,
penghormatan
terhadap martabat
manusia, dan
keutuhan ciptaan.
- Ikut terlibat dalam
perjuangan Gereja di
tengah masyarakat.
Tingkat - Memahami dan Pribadi Peserta Didik
Pendidikan mensyukuri diri - Laki-laki dan
Menengah dengan segala perempuan saling
(Kelas X-XII) kemampuan dan melengkapi.
keterbatasannya. - Suara hati.
- Memahami dan
menghayati jati diri Yesus Kristus
sebagai perempuan - Yesus sebagai juru
atau laki- laki yang selamat, sahabat,
saling melengkapi dan idola.
49
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan sederajat. - Tritunggal Maha
- Memiliki sikap saling Kudus.
menghargai sebagai
sesama manusia Gereja
yang diciptakan - Gereja yang terbuka.
sebagai citra Allah - Sifat-sifat gereja
yang bersaudara satu sebagai dasar
sama lain. kerasulan.
- Mampu mematuhi - Tugas pokok gereja.
suara hati dan - Hierarki Gereja.
bertindak secara
benar serta tepat. Masyarakat
- Memahami dan - Sikap kritis
bangga akan Yesus terhadap kemajuan
Kristus yang teknologi.
mewartakan dan - Hak asasi manusia.
memperjuangkan - Penghormatan
Kerajaan Allah terhadap
sampai kehidupan.
mengorbankan
hidup-Nya.
- Mensyukuri dan
meneladani
pegorbanan Kristus
dalam
memperjuangkan
Kerajaan Allah.
- Memahami dan
percaya akan Yesus
Kristus sebagai Juru
Selamat, sahabat dan
idola.
- Meyakini dan
menghayati ajaran
50
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Yesus tentang Allah
Tritunggal dan Roh
Kudus.
- Memahami dan
menghayati Gereja
sebagai umat Allah
yang terbuka.
- Memahami sifat-sifat
Gereja sebagai dasar
kerasulan
- Memahami dan
melaksanakan tugas
pokok Gereja sebagai
murid Yesus Kristus.
- Memahami dan
menghormati fungsi
dan peranan
hierarki.
- Menyadari dan
terlibat dalam
panggilan Gereja di
dunia.
- Memahami,
menghargai dan
memperjuangkan
hak asasi manusia.
- Memahami dan
menghormati
kehidupan.
- Bersikap kritis
terhadap
perkembangan
teknologi dan ideologi
dalam masyarakat.
51
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Meyakini bahwa Pribadi Peserta Didik
dirinya harus - Panggilan hidup
melaksanakan sebagai gereja (umat
panggilan hidupnya Allah).
sebagai umat Allah
(Gereja). Yesus Kristus
- Mensyukuri - Ajaran Yesus
panggilan hidupnya tentang keadilan,
sebagai umat Allah. kejujuran,
- Menerima ajaran kebenaran,
Yesus tentang nilai- perdamaian dan
nilai keadilan, keutuhan ciptaan.
kejujuran,
kebenaran, Gereja
perdamaian dan - Gereja di tengah
keutuhan ciptaan, kemajemukan
serta menerapkannya bangsa.
dalam hidup sehari-
hari. Masyarakat
- Sebagai anggota - Dialog dengan
Gereja menerima, agama/kepercayaan
menghormati dan lain.
mensyukuri - Keterlibatan dalam
kemajemukan membangun bangsa
bangsa Indonesia dan negara
sebagai anugerah Indonesia.
Allah.
- Memiliki sikap
terbuka terhadap
umat beragama lain.
- Mengamalkan
imannya dengan
berperan aktif dalam
membangun bangsa
52
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan negara
Indonesia.
53
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Paramita, Tokoh- agama Hindu.
tokoh teladan dalam - Jenis ciptaan Sang
Ramayana dan Hyang Widhi.
Sejarah Kawitan Bali - Kisah dan perjalanan
Aga. orang suci Hindu ke
- Menunjukkan Bali.
contoh-contoh terkait - Atma sebagai sumber
ajaran: Tri Kaya hidup.
Parisudha, Subha- - Ajaran Tri Murti.
asubha Karma, Kitab - Ajaran Tri Mala
Suci Veda, Jenis- dalam kehidupan.
jenis ciptaan Hyang - Ajaran Catur
Widhi, Kisah suci Paramitha dalam
Hindu keBali, Atman kehidupan.
sebagai sumber - Tokoh-tokoh dalam
hidup, Tri Murti, Tri ceritera Ramayana.
Mala dan Catur - Sejarah lahirnya
Paramita. kawitan Bali Aga.
- Menceritakan: tokoh-
tokoh Ramayana,
sejarah Bali Aga dan
Kisah perjalanan
orang suci Hindu ke
Bali.
- Menyanyikan contoh
gita dan mantram.
- Membiasakan - Doa/salam Om
pengucapan salam Swastyastu, Doa
dan doa sehari-hari. mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan.
toleran terhadap - Salam Parama santih
sesama manusia dan Om santih santih
mahluk ciptaan Santih Om.
Tuhan. - Bhakti dan hormat
54
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menjaga kelestarian pada orangtua, guru
lingkungan. di sekolah.
- Berperilaku jujur - Bhakti dan hormat
terhadap sesama dan kepada Teman-teman
mahluk lain. di sekolah.
- Mengenal ajaran: Tri - Lingkungan sekolah
Parartha, Suri-Asuri dan rumah.
Sampad dalam - Kejujuran (Satya).
Bhagawadgita, - Ajaran Tri Parartha.
Tokoh-tokoh dalam - Ajaran Daiwi dan
Mahabharata, planet Asuri Sampad dalam
tata surya dalam kitab Bhagawadgita.
ajaran Hindu, tari - Tokoh-tokoh utama
profane dan sacral dalam Mahabharata.
dalam kegiatan - Nama-nama planet
agama, Punarbhawa, dalam tata surya
Orang Suci Hindu, Hindu.
Catur Pataka, Maha - Tari profan dan tari
Rsi penerima Wahyu sakral dalam
dan penyusun Weda, kegiatan keagamaan.
Hari-hari suci Hindu - Ajaran Punarbhawa
dan sejarah sebagai bagian dari
perkembangan Sraddha.
Hindu di Indonesia. - Orang suci agama
- Menunjukkan Hindu yang patut
contoh: perayaan dihormati.
hari-hari suci - Empat jenis dosa
keagamaan Hindu, (Catur Pataka) yang
orang suci Hindu harus dihindari.
yang ada di - Maharsi penerima
wilayahnya, perilaku wahyu dan penyusun
yang tergolong dalam kitab suci Veda.
empat jenis dosa, - Hari-hari suci agama
contoh implementasi Hindu.
55
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ajaran Tri Parartha, - Sejarah
implementasi ajaran perkembangan
Daiwi dan Asuri agama Hindu di
Sampad, contoh- Indonesia secara
contoh tari profane singkat.
dan sakral.
- Menceriterakan
(selayang pandang):
tokoh-tokoh dalam
Mahabharata,
sejarah
perkembangan
agama Hindu di
Indonesia.
- Membiasakan - Doa /salam Om
pelafalan Swastyastu, Doa
doa/mantram dan mulai belajar, Doa
pengucapan salam. makan.
- Menghargai dan - Salam Parama
toleran terhadap santih Om santih
sesama manusia dan santih Santih Om.
mahluk ciptaan - Bhakti dan hormat
Tuhan. pada orangtua,
- Berperilaku jujur g.uru di sekolah
terhadap sesama dan - Hormat kepada
mahluk lain. Teman-teman di
- Menjaga kelestarian sekolah.
lingkungan rumah - Lingkungan sekolah
maupun sekolah. dan rumah.
- Mengenal dan - Kejujuran (Satya).
memahami ajaran Tri - Moksha dalam
Hita Karana, Catur ajaran agama Hindu.
Guru, Tri Rna, Tat - Ajaran Tri Hita
Twam Asi, Sad Ripu, Karana.
56
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Panca Sradha, isi - Ajaran Catur Guru.
pokok ajaran - Tempat-tempat suci
Bhagawadgita. dalam agama Hindu.
- Mengenal ajaran - Kitab Suci Veda
Moksa dan Kitab sebagai sumber
Suci Weda sebagai hukum Hindu.
sumber hukum. - Ajaran Tri Rna
- Menyebutkan contoh sebagai hutang
praktek ajaran: Tri manusia yang
Hita Karana, Catur dibawa sejak lahir.
Guru, Tri Rna, Tat - Ajaran Tat Twam Asi
Twan Asi, Sad Ripu. dalam cerita Itihasa.
- Menunjukkan contoh - Ajaran Sad Ripu
tanda- tanda sebagai perilaku
kehidupan orang yang patut dihindari.
yang telah mencapai - Ajaran Panca
moksa. Sraddha sebagai
penguat keyakinan.
- Isi pokok kitab suci
Bhagavadgita
sebagai Pancama
Veda.
Tingkat - Meyakini - Doa salam Om
Pendidikan Dasar doa/mantram dan Swastyastu, Doa
(kelas VII-IX) pengucapan salam. mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan, Doa bangun
toleran terhadap pagi, Doa memulai
sesama manusia dan kegiatan.
mahluk ciptaan - Salam Parama santih
Tuhan. Om santih santih
- Berperilaku jujur Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.
57
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
lingkungan rumah - Hormat kepada
dan sekolah serta teman-teman di
lingkungan secara sekolah.
umum. - Lingkungan sekolah
- Mengenal dan dan rumah.
Memahami ajaran - Kejujuran (Satya).
tentang: Awatara, - Konsepsi Avatara,
Dewa, Bhatara, Deva, dan Bhatara
ajaran Karmaphala, dalam agama Hindu.
mantram dan sloka, - Ajaran Karmaphala
ajaran Sad Atatayi, Tattva sebagai bagian
Sapta Timira, dari Sraddha.
Yadnya, tentang - Mantram dan Sloka
Ketuhanan Hindu, veda sebagai
Kodifikasi Weda, Tri penyelamat manusia.
Guna sebagai sifat - Ajaran Sad Atatayi
dasar, Atman sebagai sebagai perbuatan
sumber hidup, yang harus dihindari.
Pembagian Kanda - Ajaran Sapta Timira
dalam Ramayana, sebagai perilaku yang
Panca Maha Bhuta harus dihindari.
sebagai 5 unsur Alam - Ajaran Yajñā dan
Semesta, Rsi Yadnya kualitas Yajñā.
dan Pitra Yadnya, - Konsep ketuhanan
Perkembangan dalam agama Hindu.
kehidupan agama - Veda dan batang
Hindu di Asia, Sri tubuh Veda.
Rama dalam - Sad Ripu sebagai
Ramayana. aspek diri yang harus
- Mempraktekan teknis dihindari.
pembacaan Mantram - Tri Guna sebagai
dan Sloka. sifat dasar
- Menceritrakan kehidupan.
perkembangan - Sifat-sifat Tri Guna
58
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan agama dalam diri.
Hindu di Asia. - Atman sebagai
- Menunjukkan sumber hidup.
contoh-contoh - Panca Maha Bhuta
pelaksanaan Rsi sebagai unsur
Yadnya dan Pitra pembentuk alam
Yadnya, contoh semesta.
praktek ajaran Sad - Ajaran Rsi Yajñā dan
Ripu, Sapta Timira. Pitra Yajñā.
- Perkembangan
agama Hindu di Asia.
- Pembagian Kanda
dalam Ramayana.
- Sri Rama dalam
Ramayana.
- Meyakini - Doa/salam Om
doa/mantram dan Swastyastu, Doa
pengucapan salam mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan, Doa bangun
toleran terhadap pagi, Doa memulai
sesama manusia dan kegiatan.
mahluk ciptaan - Salam Parama
Tuhan. santih Om santih
- Berperilaku jujur santih Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.
lingkungan rumah - Teman-teman di
dan sekolah serta sekolah.
lingkungan secara - Lingkungan sekolah
umum. dan rumah.
- Mengenal dan - Kejujuran (Satya).
memahami ajaran - Kemahakuasaan
tentang: Asta Sang Hyang Widhi
59
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Iswarya, Dasa Mala, sebagai Asta
Panca Yama-Panca Aiswarya.
Niyama. - Panca Yama dan
- Brata, Nitya Yadnya Nyama Bratha
dan Naimitika sebagai ajaran
Yadnya, isi parwa Susila.
dalam Mahabharata, - Perilaku Dasa Mala
Bhisma dalam yang harus
Mahabharata, dihindari dalam
Inisiasi (Penyucian kehidupan.
diri) dalam Hindu, - Ajaran Nitya Karma
Kepemimpinan dalam dan Naimitika
ajaran Hindu. Karma dalam
- Menunjukkan kehidupan.
contoh-contoh: - Isi Parwa dalam
pelaksanaan Nitya kitab Mahabharata.
Yadnya dan - Makna inisiasi
Naimitika Yadnya, (Samskara) dalam
kepemimpinan dalam jenjang kehidupan
Hindu. manusia.
- Menyajikan contoh- - Ajaran
contoh sebagai bukti Kepemimpinan
Asta Iswarya. dalam agama
- Menceritrakan Hindu.
tentang peran - Nitya Yadnya dan
Bhisma dalam Naimitika Yadnya.
Mahabharata. - Bhisma dalam
Mahabharata.
- Asta Iswarya.
Tingkat - Menumbuhkan/mem - Doa/salam Om
Pendidikan bangun kepercayaan Swastyastu, Doa
Menengah (Kelas terhadap mulai belajar, Doa
X-XII) doa/mantram dan makan, Doa bangun
pengucapan salam. pagi, Doa memulai
60
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menghargai dan kegiatan, Doa
toleran terhadap memohon
sesama manusia dan kesembuhan.
mahluk ciptaan - Salam Parama santih
Tuhan. Om santih santih
- Berperilaku jujur Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.
lingkungan rumah - Teman-teman di
dan sekolah serta sekolah.
lingkungan secara - Lingkungan sekolah
umum. dan rumah.
- Memahami dan - Kejujuran (Satya).
Menghayati ajaran - Hakikat dan nilai-
tentang: Yadnya nilai Yajňa yang
dalam Ramayana dan terkandung dalam
Mahabharata, ajaran kitab Ramayana.
Upaweda, hakikat - Ajaran Upaveda
Padewasan (wariga), sebagai tuntunan
Darsana, Catur hidup.
Asrama, Catur - Hakikat padewasan
Warna, ajaran Yoga, (wariga) dalam
Catur Marga, kehidupan umat
Wibhuti Marga, Hindu.
Manawadharmasastr - Ajaran Darsana
a sebagai kitab dalam agama Hindu.
hukum Hindu, - Ajaran Catur
ajaran Prawerti dan Asrama.
Niwerti, Catur - Perilaku gotong
Purushartha, royong dan
Grihastha berikut kerjasama, serta
Wiwaha Hindu. berinteraksi Secara
- Memberi analisis efektif dengan
61
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tentang berbagai menjalankan ajaran
penyimpangan Catur Warna sesuai
implementasi ajaran sastra Hindu.
Grhastha Asrama - Grhastha Asrama
dan prinsip2 wiwaha dan Wiwaha
samskara. Samskara.
- Mempraktekkan - Pengertian dan
ajaran Yoga Asanas. pelaksanaan Yoga
- Menyajikan contoh- menurut Sastra
contoh riil Hindu.
implementasi yadnya - Hakikat dan nilai-
dalam Ramayana dan nilai Yajňa yang
Mahabharata. terkandung dalam
- Menyajikan contoh kitab Mahabharata.
dalam kehidupan - Ajaran Catur Marga
tentang implementasi sebagai jalan
ajaran: Catur Marga, berhubungan dengan
Prawerti dan Niwerti. Sang Hyang Widhi.
- Ajaran Wibuthi
Marga dalam
kehidupan.
- Kitab Manawa
Dharma Sastra
sebagai kitab hukum
Hindu.
- Nilai-nilai ajaran
Niwerti dan Prawerti
Marga dalam
kehidupan.
- Hakikat ajaran Catur
Purusarta dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Perilaku bertanggung
62
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jawab, peduli, santun
dan cinta damai,
untuk menciptakan
keluarga yang rukun
bahagia dan
sejahtera sesuai
ajaran wiwaha.
- Menumbuhkan/ - Doa/salam Om
membangun Swastyastu, Doa
kepercayaan mulai belajar, Doa
terhadap makan, Doa bangun
doa/mantram dan pagi, Doa memulai
pengucapan salam. kegiatan, Doa
- Menghargai dan memohon
toleran terhadap kesembuhan.
sesama manusia dan - Salam Parama santih
mahluk ciptaan Om santih santih
Tuhan. Santih Om.
- Berperilaku jujur - Bhakti dan hormat
terhadap sesama dan pada orangtua, guru
mahluk lain. di sekolah.
- Menjaga kelestarian - Teman-teman di
lingkungan rumah sekolah.
dan sekolah serta - Lingkungan sekolah
lingkungan secara dan rumah.
umum. - Kejujuran (Satya).
- Memahami dan - Ajaran Moksha
menghayati ajaran dalam Susastra
tentang: Moksha, Veda.
Weda sebagai sumber - Sumber-sumber
hukum Hindu, Tri Hukum Hindu dalam
Purusha, Ajaran Susastra Veda.
Disiplin dalam Dasa - Kebudayaan
Yama dan Dasa Prasejarah dan
63
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Niyama Bratha, Sejarah, teori-teori
Yantra-Tantra- masuknya agama
Mantra, Nawa Wida Hindu di Indonesia.
Bhakti, Astangga - Ajaran Yantra,
Yoga. Tantra dan Mantra.
- Memberi analisis - Ajaran Nawa Widha
terhadap Bhakti.
perkembangan - Ajaran Tri Purusha.
sejarah masuknya - Sikap disiplin, peduli
agama Hindu ke dan bertanggung
Indonesia. jawab sesuai dengan
- Menunjukkan contoh Ajaran Dasa Yama
tentang perilaku Bratha.
disiplin sebagai - Sikap disiplin, peduli
implementasi ajaran dan bertanggung
Dasa Yama Dasa jawab sesuai dengan
Niyama Bratha, Ajaran Dasa Nyama
implementasi ajaran Bratha.
Nawa Widha Bhakti. - Contoh-contoh
perbuatan disiplin
sebagai implementasi
ajaran Dasa Yama
dan Niyama Bratha.
64
1.5. Muatan Pendidikan Agama Buddha pada SD/SDLB/PAKET A,
SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.
65
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Dasar (Kelas suci, dan suci dan
VII-IX) dharmayatra. dharmayatra Kriteria
- Mengidentifikasi agama Buddha dan
kriteria agama umat Buddha.
Buddha dan umat - Hari raya agama
Buddha. Buddha.
- Mengidentifikasikan - Puja bakti.
kitab suci Tripitaka,
tempat ibadah, dan Perilaku/moral (sila)
lambang-lambang - Pancasila Buddhis.
agama Buddha. - Kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru.
Sejarah
- Masa bersekolah,
masa remaja dan
masa berumah
tangga Pangeran
Sidharta.
- Empat peristiwa dan
pelepasan agung.
- Candi-candi agama
Buddha di Indonesia.
66
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Tripitaka, tempat
ibadah, dan lambang-
lambang agama
Buddha.
- Kisah “Rumah
Terbakar”.
- Kisah “Kembalinya
Anak yang Hilang”.
- Kisah “Orang yang
Luka Terkena Panah
Beracun”.
Perilaku/Moral (sila)
- Berdana.
Meditasi (Samadhi)
- Meditasi pernafasan
dan cinta kasih.
Sejarah
- Masa bertapa.
- Keajaiaban-keajaiban
saat Petapa Gotama
mencari Penerangan
Sempurna.
- Mendeskripsikan, Perilaku/moral (Sila)
melaksanakan - Pancasila Buddhis
Pancasila Buddhis dan Pancadhamma.
dan Pancadhamma. - Menghargai jasa para
- Mendeskripsikan pejuang dhamma.
peristiwa tujuh
minggu setelah Sejarah
Petapa Gotama - Tujuh minggu setelah
mencapai Penerangan Petapa Gotama
67
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Sempurna dan mencapai
pemutaran roda Penerangan
dhamma. Sempurna dan
- Menceriterakan para pemutaran roda
siswa utama dan dhamma.
para pendukung - Siswa utama dan
Buddha. para pendukung
- Menceriterakan Buddha.
sejarah penyiaran - Sejarah penyiaran
agama Buddha di agama Buddha pada
Indonesia. zaman Mataram
Kuno, Sriwijaya,
zaman penjajahan
dan kemerdekaan.
- Mendeskripsikan Perilaku/moral (Sila)
peranan agama - Penegakan hak asasi
Buddha dalam manusia dan
memelihara kesetaraan gender.
perdamaian, hak - Peranan agama
asasi manusia dan untuk memelihara
kesetaraan gender. perdamaian.
- Melaksanakan
pengembangan Meditasi (Samadhi)
ketenangan batin - Pengembangan
dalam kehidupan ketenangan batin.
sehari-hari.
- Mendeskripsikan Sejarah
Peristiwa Buddha - Peristiwa Buddha
Parinibbana. Parinibbana.
68
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Merumuskan Keyakinan (Saddha)
Pendidikan peranan agama - Agama, Tujuan
Menengah (Kelas dalam kehidupan Hidup, dan
X-XII) sehari-hari. Perlindungan.
- Mendeskripsikan - Agama Buddha dan
berbagai fenomena IPTEK.
kehidupan sesuai - Hukum tertib kosmis
proses kerja hukum (niyama).
kebenaran dan tertib - Hukum Kebenaran.
kosmis (niyama). - Puja dan doa.
- Merumuskan puja
terkait dengan Kitab Suci Tripitaka
budaya. - Sejarah penulisan
- Mendeskripsikan Tripitaka.
sejarah dan
penulisan kitab suci Perilaku/moral (Sila)
Tripitaka. - Aspek-aspek dan
- Memahami aspek dan klasifikasi sila.
prinsip- prinsip sila. - Prinsip-prinsip
normatif dan kriteria
baik dan buruk
perbuatan.
- Mendeskripsikan Keyakinan (Saddha)
alam semesta dan - Alam semesta dan
alam kehidupan. alam kehidupan.
- Menganalisis
masalah-masalah Perilaku/moral (Sila)
sosial ditinjau dari - Masalah sosial dalam
agama Buddha. agama Buddha.
- Mendeskripsikan dan
mempraktikkan Meditasi (Samadhi)
meditasi pandangan Meditasi pandangan
terang. terang.
69
1.6. Muatan Pendidikan Agama Khonghucu pada SD/SDLB/PAKET A,
SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.
70
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persaudaraan dengan rangkaian kata- kata
keluarga besar ayah dalam doa.
dan ibu.
- Mengetahui Tata Ibadah
tingkatan cara - Saat-saat
menghormat. sembahyang kepada
- Mengetahui fungsi Tuhan, nabi, dan
dan macam- macam leluhur.
dupa (xiang) dan cara
penggunaannya. Keimanan
- Menyebutkan - Orangtua sebagai
perlengkapan wali anak yang
sembahyang di altar ditunjuk Tuhan.
leluhur. - Hormat dan patuh
- Mengetahui kisah kepada orangtua.
keteladanan tokoh- - Jasa orangtua.
tokoh Rujiao yakni
Huang Xiang, Kong Perilaku Junzi
Rong dan Sima - Arti keluarga.
Kuang. - Keluarga inti.
- Memiliki tanggung - Hak dan kewajiban
jawab terhadap anggota keluarga.
kebutuhannya - Keluarga bahagia.
sendiri. - Penghormatan
- Membantu pekerjaan kepada leluhur.
rumah sebagai wujud Perilaku Junzi
berbakti. - Hubungan
- Meyakini Nabi Kongzi persaudaraan (sanak
sebagai manusia keluarga).
pilihan dan meyakini - Istilah penyebutan
tanda-tanda gaib (panggilan) kepada
menjelang kelahiran anggota keluarga
Nabi Kongzi (Gan yang bertalian
Sheng). saudara.
71
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tata Ibadah
- Makna menghormat.
- Macam-macam cara
menghormat.
- Tata cara
menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Bai),
membungkuk (Ju
Gong), dan berlutut
(Gui).
- Tingkatan
menghormat dan
pengulangannya.
- Peragaan tata cara
menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Bai),
membungkuk (Ju
Gong), dan berlutut
(Gui).
- Lagu-lagu rohani
terkait dengan
penghormatan
kepada Tuhan, nabi,
dan leluhur.
Tata Ibadah
- Makna dupa (xiang).
- Jenis dan macam-
macam dupa (xiang).
- Tata cara
72
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menancapkan dan
menggunakan dupa
(xiang).
Tata Ibadah
- Bentuk altar (meja
abu) leluhur.
- Macam-macam
sembahyang kepada
leluhur.
- Perlengkapan
sembahyang kepada
leluhur.
Perilaku Junzi
- Bakti Huang Xiang.
- Yue Fei, sang
pahlawan.
- Kong Rong suka
mengalah.
- Kecerdasan Sima
Guang.
- Menyebutkan poin- Tata Ibadah
poin delapan - Poin-poin delapan
keimanan (Ba Cheng keimanan (Ba Cheng
Zhen Gui). Zhen Gui).
- Menceritakan riwayat - Makna delapan
dan keteladanan ajaran keimanan bagi
Nabi Kongzi. umat.
- Mengetahui kisah - Lagu-lagu rohani.
keteladanan dan
prinsip-prinsip moral Sejarah Suci
yang ditegakkan - Riwayat hidup Nabi
kembali oleh Mengzi Kongzi.
73
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tentang Watak Sejati. - Keteladanan Nabi
- Menyebutkan tiga Kongzi.
kesukaan yang - Tiga kesukaan yang
membawa faedah membawa faedah.
dan tiga kesukaan - Tiga kesukaan yang
yang membawa membawa celaka.
celaka.
- Mengenal murid Perilaku Junzi
utama Nabi Kongzi - Riwayat hidup
(Yan Hui, Zi Lu, Zi Mengzi.
Gong, Zheng Zi) dan - Hikmah dan nilai
keteladanannya. keteladanan.
- Mengenal - Masa kecil
perlengkapan yang kehidupan Mengzi.
ada pada altar di - Pandangan tentang
Litang/Miao/Kelente sifat dasar (watak
ng. sejati) manusia.
- Menyebutkan bagian-
bagian kitab suci Perilaku Junzi
yang pokok (Sishu) - Kesukaan-
dan yang mendasari kesukaan yang
(Wujing). membawa
- Menjelaskan faedah dan
pentingnya sikap Ba yang
De (Delapan membawa
Kebajikan: Bakti, celaka.
Rendah Hati, Tengah, - Penerapan
Dapat dipercaya, kesukaan yang
Susila, Menjunjung membawa
kebenaran, Suci Hati faedah.
dan Tahu malu).
- Menceritakan riwayat Perilaku Junzi
Nabi Kongzi sebagai - Jumlah murid Nabi
Mu Duo Tian. Kongzi.
74
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menceritakan kisah - Murid-murid
nabi purba dan raja angkatan tua dan
suci penerima wahyu angkatan muda.
Tian dan karya-karya - Murid-murid
yang ditemukannya. terpandai.
- Mengetahui riwayat - Kisah-kisah
keteladanan Raja kebijaksanaan para
Tang Yao dan Raja murid Nabi Kongzi.
Yu Shun sebagai
peletak dasar Ru Jiao Tata Ibadah
atau agama - Sikap Ba De
Khonghucu. dalam berdoa dan
bersembahyang.
- Perlengkapan pada
altar di
Litang/Kelenteng/
Miao.
- Makna
peribadahan
perayaan hari raya
agama
Khonghucu.
- Kebiasaan
melakukan
ibadah/sembahya
ng
- Lagu-lagu rohani.
Kitab Suci
- Bentuk visual kitab
suci (Si Shu dan
Wujing).
- Bagian kitab Si Shu
dan Wujing.
- Garis besar isi kitab
75
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Si Shu dan Wujing.
Perilaku Junzi
- Makna sikap delapan
kebajikan (Ba De).
- Poin-poin delapan
kebajikan (Ba De).
- Penerapan sikap
delapan kebajikan
(Ba De).
Sejarah Suci
- Cita-cita Nabi
Kongzi.
- Semangat belajar
Nabi Kongzi.
- Pengembaraan Nabi
Kongzi.
- Nabi Kongzi sebagai
Tian Zi Mu Duo.
Sejarah Suci
- Para nabi penerima
wahyu Tian.
- Karya-karya yang
ditemukan oleh para
nabi.
Perilaku Junzi
- Nabi dan raja suci
purba.
- Kearifan Raja Yao.
- Kerendahan hati Raja
Shun.
76
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Keuletan Raja Da Yu.
- Menceritakan kisah Perilaku Junzi
kebijaksanaan tiga - Kebijaksanaan tiga
ibunda agung (ibu ibunda agung (ibu
Mengzi, ibu Ouyang Mengzi, ibu Ou yang
Xiu, ibu Yue Fei). Xiu, ibu Yue Fei).
- Mengenal tokoh- - Perjuangan tiga
tokoh Rujiao Guan ibunda agung dalam
Yu, Dong Zhongshu membesarkan dan
dan Zhu Xi serta mendidik anak.
sumbangsih
pemikirannya. Sejarah Suci
- Menjelaskan hari - Kesetiaan dan sikap
raya/sembahyang menjunjung
agama Khonghucu kebenaran Guan Yu.
dan nilai-nilai - Kesetiaan Qu Yuan.
persembahyangan - Pengabdian Jie Zhi
kepada Tian dan Tui.
Leluhur (Qing Ming, - Pemikiran Dong
hari persaudaraan, Zhongshu dan Zhu
Tahun Baru Kongzi- Xi Tokoh Besar Neo
li, Jing Tian Gong, Confucianism.
Duan Yang, Dongzhi,
Zhong Qiu. Tata Ibadah
- Menjelaskan urutan - Makna hari raya dan
pelaksanaan persembahyangan
kebaktian di Litang. umat Khonghucu.
- Mengidentifikasi - Hari-raya dan
berbagai persembahyangan
perlengkapan umat Khonghucu.
sembahyang di altar - Pelaksanaan hari
kebaktian. raya dan
- Menjelaskan konsep persembahyangan
Tiga Dasar umat Khonghucu.
77
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Kenyataan (SAN - Lagu-lagu rohani.
CAI)Tian, Di, Ren.
- Menjelaskan dasar- Tata Ibadah
dasar ajaran agama - Fungsi dan makna
Khonghucu (empat kebaktian.
pantangan/Si Wu, - Persiapan kebaktian.
lima mutiara - Petugas kebaktian.
kebajikan/Wu Chang, - Urutan pelaksanaan
Lima Hubungan kebaktian.
Kemasyarakatan/Wu
Lun). Tata Ibadah
- Menyebutkan bagian- - Peralatan (piranti)
bagian kitab suci pada altar kebaktian.
yang pokok (Sishu) - Fungsi piranti-piranti
dan yang mendasari pada altar kebaktian.
(Wujing). - Susunan peralatan
- Menyebutkan ayat- (piranti) pada altar
ayat suci tentang kebaktian.
belajar dan
menjelaskan Keimanan
pentingnya - Konsep San Cai (tiga
mengamalkan ilmu dasar kenyataan).
yang dipelajari. - Hubungan dan
- Menjelaskan sejarah keterkaitan antara
perkembangan Tian, DI, Ren.
agama Khonghucu di - Melestarikan alam
Indonesia sejak sekitar (menjaga
lahirnya lingkungan).
organisasi/kelembag
aan Khonghucu di Perilaku Junzi
Indonesia sampai - Si Wu/empat
dengan sejarah pantangan.
perkembangan - Wu Chang/lima
organisasi Majelis mutiara kebajikan.
78
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tinggi Agama - Wu Lun/lima
Khonghucu hubungan
Indonesia (MATAKIN) kemasyarakatan.
di Indonesia. - Penerapan ajaran.
- Menjelaskan - Empat pantangan/Si
keimanan dalam Wu, lima mutiara
agama Khonghucu kebajikan/Wu
baik dari arti iman Chang, lima
berdasarkan karakter hubungan.
huruf maupun - Kitab suci.
pengakuan iman - Bagian kitab Si Shu
yang pokok umat (kitab yang pokok).
Khonghucu (Cheng - Bagian kitab Wujing
Xin Zhi Zhi). (kitab yang
- Menjelaskan peran mendasari).
dan fungsi seorang
rohaniwan dan Kitab Suci
Dewan Rohaniwan - Ayat suci tentang
MATAKIN. belajar.
- Metodologi belajar.
- Semangat belajar.
Sejarah Suci
- Sejarah masuknya
agama Khonghucu di
Indonesia.
Perkembangan
- Organisasi agama
Khonghucu.
- Organisasi
MATAKIN.
- Perkembangan
agama Khonghucu
79
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
di era Reformasi.
Keimanan
- Arti iman.
- Karakter huruf iman.
- Pengakuan iman
yang pokok.
Tata Ibadah
- Peran seorang
rohaniwan terhadap
pengembangan
ajaran.
- Fungsi pelayanan
dan pengembangan
umat.
- Rohaniwan dan
Dewan Rohaniwan
MATAKIN.
Tingkat - Kemampuan Tata Ibadah
Pendidikan Dasar menjelaskan definisi, - Lagu-lagu rohani.
(Kelas VII-VIII) makna, fungsi, dan - Definisi agama.
tujuan pengajaran - Fungsi dan tujuan
agama. pengajaran agama.
- Kemampuan - Pendidikan agama di
Menyebutkan dan sekolah.
menjelaskan sejarah - Komunitas agama
asal mula dan Khonghucu.
perkembangan
agama Khonghucu di Sejarah Suci
Indonesia. - Pandangan beragam
- Kemampuan tentang agama
menjelaskan dan Khonghucu.
memahami maksud - Istilah asli agama
perjalanan Nabi Khonghucu.
80
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Kongzi sebagai Mu - Nabi besar
Duo Tian. penyempurna ajaran
- Kemampuan Ru Jiao.
memahami dan - Awal mula masuknya
menerapkan agama Khonghucu di
keimanan yang Indonesia.
pokok (Chen Xin Zhi - Pengakuan agama
Zhi). Khonghucu secara
- Kemampuan yuridis.
mengenal tempat- - Agama Khonghucu di
tempat ibadah umat era reformasi.
Khonghucu.
- Kemampuan Sejarah Suci
memahami dan - Pengertian Mu Duo.
menerapkan - Kongzi sebagai Mu
pentingnya sikap Duo.
hati-hati, sungguh- - Pengembaraan Nabi
sungguh, rendah Kongzi.
hati, sederhana, dan - Akhir pengembaraan
suka mengalah. Nabi Kongzi.
- Kemampuan - Akhir kehidupan
menyebutkan dan Nabi Kongzi.
menjelaskan makna
Kebajikan (De). Keimanan
- Kemampuan - Pengakuan iman
menjelaskan dan yang pokok.
melakukan tata cara - Delapan ajaran iman.
bersalam dan
menghormat. Tata Ibadah
- Kemampuan - Tempat ibadah umat
menjelaskan secara Khonghucu.
garis besar bagian - Rumah ibadah
kitab Si Shu dan kebaktian.
kitab Xiao Jing. - Ciri khas kelenteng
81
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Kemampuan agama Khonghucu.
mengenal dupa - Shen Ming dalam
(Xiang) dan Meja agama Khonghucu.
Abu (altar) Leluhur. - Nilai-nilai utama
- Kemampuan kelenteng.
mengenal dan
melaksanakan Perilaku Junzi
upacara sembahyang - Dampak kecanggihan
kepada leluhur. teknologi.
- Kemampuan
memahami dan Pendidikan Budi Pekerti
menerapkan - Hati-hati dan
karakter dan sungguh-sungguh.
perilaku Junzi. - Rendah hati.
- Kemampuan - Sederhana dan suka
memahami dan mengalah.
melaksanakan
Pokok-pokok ajaran Perilaku Junzi
moral. - Makna kebajikan.
- Benih-benih
kebajikan di dalam
diri manusia.
- Makna delapan
kebajikan (Ba De).
- Makna lima
kebajikan (Wu Cang).
Tata Ibadah
- Tata bersalam.
- Menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Gui).
- Menghormat dengan
berlutut.
82
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menghormat dengan
membungkukkan
badan (Ju Gong).
Kitab Suci
- Makna kitab suci.
- Kitab suci yang
pokok (Si Shu).
- Kitab bakti (Xiao
Jing).
Tata Ibadah
- Makna dan fungsi
dupa.
- Macam-macam dupa.
- Ketentuan jumlah
penggunaan dan cara
menancapkan dupa.
- Meja abu (altar)
leluhur.
Tata Ibadah
- Dasar iman
sembahyang kepada
Leluhur.
- Saat-saat
sembahyang kepada
leluhur Sembahyang
Chu Yi dan Shi Wu.
- Sembahyang Qing
Ming.
Perilaku Junzi
- Arti dan makna
83
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Junzi.
- Prinsip utama Junzi.
Perilaku Junzi
- Semangat belajar.
- Menegakkan jasa.
- Mengerti orang lain
(Zhi Ren).
- Hati-hati/cermat
Berpikir.
- Membenci kepalsuan.
- Kemampuan Perilaku Junzi
memahami penting - Makna pentingnya
nya pembinaan diri pembinaan diri.
sebagai kewajiban - Pembinaan diri
pokok. kewajiban pokok
- Kemampuan setiap orang.
memahami Xiao - Tahap-tahap
sebagai pokok pembinaan diri.
kebajikan. - Makna dan arti kata
- Kemampuan Xiao.
mengenal dan - Bakti kepada
melaksanakan orangtua.
upacara sembahyang - Awal dan akhir laku
kepada Tian. bakti.
- Kemampuan - Macam-macam laku
mengenal rohaniwan bakti.
agama Khonghucu.
- Kemampuan Tata Ibadah
mengenal macam- - Lagu-lagu rohani.
macam upacara - Sembahyang pagi
Liyuan. dan sore.
- Kemampuan - Sembahyang Duan
memahami makna, Yang.
84
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
manfaat, dan - Tugas dan fungsi
melaksanakan rohaniwan.
kebaktian. - Tingkatan
rohaniwan.
- Makna dan macam-
macam upacara Li
Yuan.
- Tata cara
pelaksanaan upacara
Li Yuan.
- Makna dan fungsi
kebaktian.
- Petugas kebaktian.
- Perlengkapan
kebaktian.
Tingkat - Kemampuan Keimanan
Pendidikan memahami - Penyebutan nama
Menengah kebesaran dan Tuhan.
(Kelas X-XII) kekuasaan Tian atas - Sifat-sifat kebajikan
hidup dan kehidupan Tuhan.
di dunia ini. - Jalan Suci dan
- Kemampuan Hukum Suci.
memahami hakikat
dan sifat dasar Tuhan
manusia. - Kehendak bebas.
- Kemampuan - Prinsip hukum alam.
memahami hakikat - Menentukan kualitas
dan makna ibadah. hidup.
- Kemampuan
memahami makna Perilaku Junzi
dan mempraktikkan - Konsep dasar Yin
persembahyangan Yang.
kepada Tian. - Manusia makhluk
- Kemampuan termulia.
85
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menjelaskan karya - Sifat dasar manusia.
dan nilai keteladanan - Mengapa manusia
para nabi dan raja berbuat jahat.
suci.
- Kemampuan Tata Ibadah
menjelaskan sejarah - Lagu-lagu rohani.
masuknya agama - Hakikat dan makna
Khonghucu, ibadah.
perkembangan, dan - Pokok-pokok
eksistensi agama peribadahan umat
Khonghucu di Khonghucu.
Indonesia. - Ji Si (sembahyang).
- Kemampuan - Gong Jing (hormat -
mengenal tempat sujud).
ibadah umat - Qi Dao syukur-
Khonghucu. harap.
- Kemampuan - Mo Shi (diam
memahami makna memahami).
perbedaan, dan
mengembangkan Tata Ibadah
sikap toleransi dan - Macam-macam
kerukunan. sembahyang kepada
- Kemampuan Tuhan.
memahami - Sembahyang Jin
pembinaan diri Tian Gong, Duan
sebagai kewajiban Yang, Zhong Qiu,
pokok setiap dan Dong Zhi.
manusia.
- Kemampuan Sejarah Suci
memahami dan - Wahyu He Tu,
mengamalkan Xiao Wahyu Liu Tu,
(laku bakti) sebagai Wahyu Luo Shu,
pokok kebajikan. Wahyu Dan Shu,
- Kemampuan Wahyu Yu Shu.
86
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menjelaskan dan
melakukan upacara Sejarah Suci
(sembahyang) kepada - Istilah asli agama
para Suci (Shen Khonghucu.
Ming). - Nabi besar
- Kemampuan penyempurna Ru
memahami Nabi Jiao.
Kongzi sebagai Tian - Agama Khonghucu
Zi Mu Duo. di Indonesia.
- Kemampuan - Agama Khonghucu
menjelaskan dan di era Reformasi Tata
menerapkan prinsip- Ibadah.
prinsip moral yang - Tempat-tempat
diajarkan Mengzi. ibadah umat
- Kemampuan Khonghucu.
memahami dan - Sejarah makna dan
melakukan upacara- fungsi kelenteng.
upacara - Macam dan jenis
persembahyangan kelenteng
kepada leluhur. - Tradisi-tradisi dalam
- Kemampuan kelenteng.
menjelaskan makna
Cinta kasih dan Perilaku Junzi
kebenaran serta - Filosofi Yin –Yang.
mempraktikkannya. - Perbedaan yang
- Melaksanakan mendasari.
upacara sembahyang - Naluri menolak
kepada para suci perbedaan.
(Shenming) di - Toleransi.
kelenteng. - Toleransi Dalam
- Merumuskan sikap Perbedaan.
dan tindakan yang - Kerukunan Dalam
harus dilakukan Perbedaan.
untuk
87
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mengembangkan Perilaku Junzi
agama Khonghucu ke - Makna pentingnya
depan. Pembinaan diri.
- Menceritakan - Pembinaan Diri
pengalaman spiritual Kewajiban Pokok
akan kebesaran dan Setiap manusia.
kekuasaan Tian. - Proses pembinaan
- Mempraktikkan diri.
perbuatan menolong
orang sebagai bentuk Perilaku Junzi
ibadah nyata. - Makna dan arti kata
- Mempraktikkan Xiao.
latihan pernafasan - Xiao sebagai pokok
untuk menjaga kebajikan.
kesehatan badan dan - Bakti kepada
rohani (Jing Zhuo). orangtua.
- Mempraktekkan - Akhir laku bakti.
perilaku cinta kasih
dan kebenaran yang Tata Ibadah
bermanfaat - Sembahyang Jing He
mempererat Ping.
persaudaraan dan - Hari persaudaraan.
persahabatan. - Tata cara
sembahyang Jing He
Ping.
- Bakti sosial pada
hari persaudaraan.
Sejarah Suci
- Nenek moyang Nabi
Kongzi.
- Abad kelahiran Nabi
Kongzi.
- Kiprah Nabi Kongzi di
88
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Negeri Lu.
- Nabi Kongzi sebagai
Mu Duo Tian.
- Simbol suci Nabi
Kongzi.
- Nama gelar Nabi
Kongzi.
- Akhir kehidupan
Nabi Kongzi.
Perilaku Junzi
- Masa awal
kehidupan Mengzi.
- Kehidupan
profesional Mengzi.
- Prinsip-prinsip
Moralitas.
- Cara mengajar.
Tata Ibadah
- Dasar iman
sembahyang kepada
leluhur.
- Saat-saat
sembahyang kepada
leluhur.
- Sembahyang Chu Yi
dan Shi Wu.
- Sembahyang Qing
Ming.
- Sembahyang hari
wafat leluhur (Zu Ji).
- Sembahyang
menjelang
89
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penutupan tahun
(Chu Xi).
- Sembahyang Zhong
Yuan.
Perilaku Junzi
- Ren berdasarkan
terminologi karakter
huruf.
- Ayat suci tentang
ren.
- Makna cinta kasih.
- Pengamalan sikap
cinta Kkasih.
- Arti Yi berdasarkan
karakter.
- Benih kebenaran.
- Yi sebagai jalan
(selamat) bagi
manusia.
- Yi, dalam hidup
keduniawian.
- Rasa tidak suka itu
benih kebenaran.
- Berpegang teguh
pada kebenaran.
- Kemampuan Kitab Suci
menjelaskan (secara - Makna Kitab Suci.
umum) isi dari kitab - Sejarah
yang pokok (Si Shu) perkembangan Kitab
dan isi kitab yang Suci agama
mendasari (Wu Jing). Khonghucu.
- Kemampuan - Si Shu Kitab Yang
memahami makna Pokok.
90
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan penerapan sikap - Wu Jing Kitab yang
Zhong Shu (Satya Mendasari.
dan tepa selira).
- Kemampuan Perilaku Junzi
memahami - Karakteristik dan
pentingnya pelaksanaan sikap
pendidikan dan huruf Zhong.
belajar dalam - Karakteristik
menggenapi kodrat huruf Shu dan
suci kemanusiaan. pengamalan sikap
- Kemampuan dan laku tepa
memahami makna selira (Shu).
dan menjalankan
sikap hidup Tengah Perilaku Junzi
Sempurna. - Tujuan Belajar.
- Kemampuan - Konsep dasar belajar
menjelaskan makna dan penerapannya.
agamis Xin Chun - Belajar sebagai
(tahun baru Kongzi- proses pembinaan
li) dan kaitannya diri.
dengan tradisi dan - Metodologi belajar.
budaya. - Belajar berarti
- Kemampuan praktik.
memahami dan
menerapkan sikap Perilaku Junzi
dan karakter Junzi. - Definisi Zhong
- Menunjukkan sikap (tengah) tengah
orang yang suka sempurna.
belajar. - Jalan suci sulit
- Melaksanakan ajaran terlaksana.
Zhongshu (tepa - Misi utama ajaran
selira) dalam khonghucu.
kehidupan nyata.
- Melaksanakan hidup Tata Ibadah
91
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tengah Sempurna - Lagu-lagu rohani.
dalam kehidupan - Peredaran empat
nyata (Zhong Yung). musim.
- Menjelaskan makna - Mengenal sistem
Tahun Baru Kongzi-li penanggalan.
dari ajaran agama - Penentuan awal
Khonghucu. Tahun Kalender
- Memahami makna Kongzi-li.
Junzi sebagai cita- - Penentuan jatuhnya
cita umat agama Tahun Baru Kongzi-
Khonghucu menjadi li.
orang suci dan bijak. - Makna Tahun Baru
Kongzi-li di
Indonesia.
- Budaya dan tradisi
yang mengikuti
Tahun Baru Kongzi-
li.
- Tahun Baru Kongzi-li
Di Indonesia.
Perilaku Junzi.
- Arti dan makna
Junzi, prinsip utama
Junzi, pribadi Junzi.
92
2. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.
93
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sekolah dan keberagaman
masyarakat. personal, sosial,
- Menunjukkan sikap dan kultural.
baik sebagai sesama - Persatuan dan
mahluk ciptaan kesatuan
Tuhan Yang Maha - Moralitas sosial dan
Esa, hak dan politik warga negara/
kewajibannya, dan pejabat negara, dan
kebhinnekatunggalika tokoh masyarakat.
an sebagai
perwujudan nilai dan
moral Pancasila.
- Melaksanakan
kerjasama dengan
teman dalam
kebersamaan dan
keberagaman di
lingkungan rumah,
sekolah dan
masyarakat sekitar.
- Menjelaskan nilai dan - Nilai dan moral
moral Pancasila, Pancasila.
makna hak, - Hak, kewajiban, dan
kewajiban dan tanggung jawab
tanggung jawab, warganegara.
manfaat Bhinneka - Keanekaragaman
Tunggal Ika, nilai- sosial dan budaya
nilai persatuan dan dan pentingnya
kesatuan di kebersamaan.
lingkungan rumah, - Nilai dan moral
sekolah, dan persatuan dan
masyarakat. kesatuan bangsa.
- Menunjukkan sikap - Moralitas terpuji
kebersamaan dalam dalam kehidupan
94
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keberagaman sebagai sehari-hari.
mahluk ciptaan
Tuhan Yang Maha
Esa; patuh terhadap
tata tertib dan
aturan; bertanggung
jawab dan rela
berkorban; semangat
kebhinnekatunggalika
an.
- Menunjukkan sikap
bangga sebagai
bangsa Indonesia
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara.
- Melaporkan secara
lisan dan tulisan dan
melaksanakan
kewajiban sesuai
nilai-nilai dan moral
Pancasila,
menegakkan aturan
dan menjaga
ketertiban, kerja
sama, nilai-nilai
persatuan dan
kesatuan, dan
keberagaman di
lingkungan keluarga,
sekolah, dan
masyarakat.
Tingkat - Menjelaskan - Komitmen para
95
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Pendidikan komitmen para pendiri Negara dalam
Dasar (Kelas VII- pendiri Negara dalam merumuskan dan
IX) merumuskan dan menetapkan
menetapkan Pancasila.
Pancasila. - Proses perumusan
- Menganalisis proses dan pengesahan
pengesahan Undang- Undang-Undang
Undang Dasar Dasar Negara
Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 1945. Tahun 1945.
- Menunjukkan sikap - Norma hukum dan
toleransi dalam kepatutan yang
makna keberagaman berlaku dalam
dalam bingkai kehidupan
Bhinneka Tunggal Ika. bermasyarakat dan
- Menjelaskan bernegara.
karakteristik daerah - Harmoni keutuhan
tempat tinggalnya wilayah dan
dalam kerangka kehidupan dalam
NKRI. konteks NKRI.
- Menunjukkan - Makna keberagaman
perilaku menghargai suku, agama, ras,
dengan dasar: moral, budaya, dan gender
norma, prinsip dan dalam bingkai
spirit Bhinneka Tunggal
kewarganegaraan. Ika.
- Menunjukkan sikap - Dinamika
dalam dinamika perwujudan nilai dan
perwujudan Pancasila moral Pancasila
dalam kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari secara sehari-hari .
individual dan - Esensi nilai dan
kolektif. moral Pancasila
- Menganalisis nilai dalam Pembukaan
96
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan moral yang Undang- Undang
terkandung dalam Dasar Negara
Pembukaan Undang- Republik Indonesia
Undang Dasar Negara Tahun 1945.
Republik Indonesia - Makna ketentuan
Tahun 1945. hukum yang berlaku
- Menjelaskan masalah dalam perwujudan
yang muncul terkait kedamaian dan
keberagaman keadilan.
masyarakat dan cara - Semangat persatuan
pemecahannya. dan kesatuan dalam
- Menerapkan perilaku keberagaman
kewarganegaraan masyarakat.
berdasarkan prinsip - Aspek-aspek
saling menghormati, pengokohan NKRI.
dan menghargai
dalam rangka
pengokohan NKRI.
- Menghargai dan
menghayati dengan
dasar: kesadaran
nilai, moral, norma,
prinsip dan spirit
keseluruhan entitas
kehidupan
kebangsaan.
Tingkat - Menganalisis, dan - Dinamika kasus-
Pendidikan menyajikan kasus- kasus pelanggaran
Menengah (Kelas kasus pelanggaran HAM beserta
X-XII) HAM yang tidak penanganannya
sesuai dengan nilai- secara adil.
nilai Pancasila. - Nilai dan moral yang
- Menyajikan bentuk terkandung dalam
dan kedaulatan pasal-pasal Undang-
97
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
negara berdasarkan Undang Dasar Negara
Undang-Undang Republik Indonesia
Dasar Negara Tahun 1945.
Republik Indonesia - Semangat mengatasi
Tahun 1945. ancaman untuk
- Menunjukkan sikap membangun integrasi
positif terhadap NKRI nasional dalam
dilihat dari konteks bingkai Bhinneka
geopolitik. Tunggal Ika.
- Berinteraksi dengan - Dinamika kehidupan
teman dan orang lain berbangsa dan
berdasarkan prinsip bernegara sesuai
saling menghormati, konsep NKRI dan
dan menghargai geopolitik Indonesia.
dalam keberagaman
suku, agama, ras,
budaya dan gender.
- Mengamalkan dengan
dasar: kesadaran
nilai, moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab
keseluruhan entitas
kehidupan yang
berkeadaban.
- Menunjukkan sikap - Nilai ideal,
positif terhadap nilai instrumental, dan
fundamental, praksis sila-sila
instrumental, dan Pancasila.
praksis sila-sila - Dinamika
Pancasila. pelaksanaan pasal-
- Menganalisis pasal yang mengatur
pengelolaan tentang keuangan
kekuasaan Negara negara dan
98
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sesuai dengan kekuasaan
Undang-Undang kehakiman.
Dasar Negara - Dinamika pengelolaan
Republik Indonesia dan penyalahgunaan
Tahun 1945. wewenang oleh
- Menganalisis strategi pejabat negara serta
yang diterapkan penanganannya
Indonesia dalam (Kolusi, Korupsi, dan
menyelesaikan Nepotisme).
ancaman dalam - Strategi yang
bingkai Bhinneka diterapkan dalam
Tunggal Ika. memperkokoh
- Menganalisis persatuan dengan
penyelenggaraan bingkai Bhinneka
Negara dalam konsep Tunggal Ika.
NKRI dan konsep - Dinamika
Negara federal penyelenggaraan
- Mengamalkan negara dalam konsep
(dengan dasar: NKRI dan konsep
kesadaran nilai, Negara federal.
moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab)
makna kehidupan
berbangsa dan
bernegara Indonesia
yang berkeadaban.
99
3. Muatan Bahasa Indonesia
3.1. Muatan Bahasa Indonesia pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.
100
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dalam pemanfaatan arahan/petunjuk, teks
bahasa Indonesia. instruksi, teks surat
- Mengenal konteks tanggapan pribadi),
budaya dan konteks genre cerita (cerita
sosial, satuan petualangan, genre
kebahasaan, serta tanggapan, teks
unsur paralinguistik dongeng, teks
dalam penyajian permainan/dolanan
teks. daerah (teks wawancara,
- Mengenal bentuk ulasan buku).
dan ciri teks - Konteks budaya, norma,
berbagai teks serta konteks sosial
sederhana. yang melatarbelakangi
- Menganalisis lahirnya jenis teks.
informasi di dalam - Satuan bahasa
berbagai teks pembentuk teks:
sederhana. kalimat sederhana pola
- Menyajikan berbagai SPO dan SPOK, kata,
teks sederhana dan kelompok kata.
secara lisan. - Penanda kebahasaan
- Menyusun berbagai dalam teks.
teks sederhana
secara tulis.
- Memiliki kepedulian, - Bentuk dan ciri teks
rasa percaya diri, genre faktual (teks
kedisiplinan dan laporan buku, laporan
tanggung jawab investigasi, teks
dalam pemanfaatan penjelasan tentang
bahasa Indonesia. proses, teks paparan
- Mengenal konteks iklan), genre cerita (teks
budaya dan konteks narasi sejarah, teks
sosial, satuan pantun dan syair), dan
kebahasaan, serta genre tanggapan (pidato
unsur paralinguistik persuasif, ulasan buku,
101
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dalam penyajian teks paparan, teks
teks. penjelasan).
- Mengenal bentuk - Konteks budaya, norma,
dan ciri teks serta konteks sosial
sederhana. yang melatarbelakangi
- Menganalisis lahirnya jenis teks.
informasi di dalam - Satuan bahasa
berbagai teks pembentuk teks:
sederhana. kalimat sederhana pola
- Menyajikan berbagai SPPel, SPOPel, SPOPelK,
teks sederhana kata, frasa, pilihan
secara lisan. kata/diksi.
- Menyusun berbagai - Penanda kebahasaan
teks sederhana dalam teks.
secara tulis. - Paralinguistik (lafal,
kelantangan, intonasi,
tempo, gestur, dan
mimik).
Tingkat - Memiliki perilaku - Struktur teks genre
Pendidikan Dasar jujur, percaya diri, cerita (teks cerita
(Kelas VII-IX) tanggung jawab, pendek, teks cerita
kreatif, peduli, moral, teks cerita
santun dalam biografi, teks cerita
merespons berbagai prosedur), genre faktual
hal secara pribadi. (hasil observasi, teks
- Mengenal konteks eksplanasi), genre
budaya dan konteks tanggapan (teks
sosial, satuan tanggapan deskriptif,
kebahasaan, serta teks eksposisi, teks
unsur paralinguistik diskusi, teks ulasan).
dalam penyajian - Konteks budaya, norma,
teks. serta konteks sosial
- Mengenal bentuk yang melatarbelakangi
dan ciri teks dalam lahirnya jenis teks.
102
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
genre cerita, faktual, - Satuan bahasa
dan tanggapan. pembentuk teks: bunyi
- Memahami teks bahasa, fonem, morfem,
dalam genre cerita, kata, kelas kata, frasa,
faktual, dan klausa.
tanggapan. - Penanda kebahasaan
- Mengklasifikasi teks dalam teks.
dalam genre cerita, - Paralinguistik (lafal,
faktual, dan kelantangan, intonasi,
tanggapan. tempo, gestur, dan
- Menemukan makna mimik).
teks dalam genre -
cerita, faktual, dan
tanggapan.
- Menyajikan teks
dalam genre cerita,
faktual, dan
tanggapan secara
lisan dan tulis.
- Memiliki perilaku - Struktur teks genre
jujur, percaya diri, cerita (teks eksemplum),
tanggung jawab, genre faktual (teks
kreatif, peduli serta rekaman percobaan),
santun dalam dan genre tanggapan
menangani dan (teks tantangan,
memberikan tanggapan kritis).
berbagai hal. - Konteks budaya, norma,
- Mengenal konteks serta konteks sosial
budaya dan konteks yang melatarbelakangi
sosial, satuan lahirnya jenis teks.
kebahasaan, serta - Satuan bahasa
unsur paralinguistik pembentuk teks: klausa,
dalam penyajian kalimat inti, kalimat
teks. tunggal, kalimat
103
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengenal bentuk majemuk.
dan ciri teks dalam - Penanda kebahasaan
genre faktual, dalam teks.
tanggapan, dan - Paralinguistik (lafal,
cerita. kelantangan, intonasi,
- Memahami teks tempo, gestur, dan
dalam genre faktual, mimik).
tanggapan, dan
cerita.
- Mengklasifikasi teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita.
- Menemukan makna
teks dalam genre
faktual, tanggapan,
dan cerita.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
Tingkat - Memiliki perilaku - Bentuk teks genre
Pendidikan jujur, tanggung cerita (teks anekdot,
Menengah (Kelas jawab, peduli, pantun, cerita ulang),
X-XII) responsif dan santun faktual (laporan hasil
dalam menggunakan observasi, eksposisi,
bahasa Indonesia prosedur kompleks,
untuk menanggapi eksplanasi kompleks),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. negosiasi dan reviu
- Mengenal konteks film/drama).
budaya dan konteks - Struktur teks bergenre
sosial, satuan cerita (teks anekdot,
104
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kebahasaan, serta pantun, cerita ulang),
unsur paralinguistik faktual (laporan hasil
dalam penyajian observasi, prosedur
teks. kompleks, eksplanasi
- Memahami bentuk, kompleks), dan
struktur, dan kaidah tanggapan (teks
teks dalam genre negosiasi dan reviu
cerita, faktual, dan film/drama).
tanggapan. - Konteks budaya dan
- Membandingkan dan situasi yang
menganalisis teks melatarbelakangi
dalam genre cerita, lahirnya sebuah teks.
faktual, dan - Satuan bahasa
tanggapan. pembentuk teks: bunyi
- Mengklasifikasi teks bahasa, fonem, suku
dalam genre cerita, kata, morf, kata, kelas
faktual, dan kata, diksi, frasa.
tanggapan. - Penanda kebahasaan
- Memilih teks sesuai dalam teks.
dengan genre untuk - Paralinguistik (lafal,
mengungkapkan kelantangan, intonasi,
gagasan. tempo, gestur, dan
- Menemukan makna mimik).
teks dalam genre
faktual, tanggapan,
dan cerita.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis dan
menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
dalam genre faktual,
105
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
- Mengalihkan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis ke dalam
bentuk lain.
- Memiliki sikap jujur, - Bentuk teks genre cerita
disiplin, dan peduli (teks cerita sejarah,
dalam menanggapi novel), faktual (berita),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. iklan, editorial/opini).
- Mengenal konteks - Struktur dan fitur
budaya dan konteks bahasa teks genre cerita
sosial, satuan (teks anekdot, pantun,
kebahasaan, serta cerita ulang ), faktual (
unsur paralinguistik laporan hasil observasi,
dalam penyajian prosedur kompleks,
teks. eksplanasi kompleks),
- Memahami bentuk, dan tanggapan (teks
struktur, dan kaidah negosiasi).
teks dalam genre - Konteks budaya dan
cerita, faktual, dan situasi yang
tanggapan. melatarbelakangi
- Membandingkan dan lahirnya sebuah teks.
menganalisis teks - Satuan bahasa
dalam genre cerita, pembentuk teks: klausa,
faktual, dan kalimat inti, kalimat
tanggapan. tunggal, kalimat
- Menemukan makna majemuk.
teks dalam genre - Penanda kebahasaan
faktual, tanggapan, dalam teks.
106
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan cerita. - Paralinguistik (lafal,
- Mengklasifikasi teks kelantangan, intonasi,
dalam genre cerita, tempo, gestur, dan
faktual, dan mimik).
tanggapan.
- Memilih teks dalam
genre faktual,
tanggapan, dan
cerita untuk
mengungkapkan
gagasan.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis dan
menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
- Mengalihkan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis ke dalam
bentuk lain.
107
3.2. Muatan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Peminatan
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.
108
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menyajikan teks klausa, dan kalimat),
dalam genre faktual, relasi makna.
tanggapan, dan cerita - Kesastraan:
secara lisan dan karakteristik puisi lama
tulis. dan puisi baru,
- Menerapkan tata karakteristik prosa lama
bahasa Indonesia dan prosa baru, jenis
dalam berbagai jenis drama, sinopsis novel,
teks. resensi novel, drama,
- Menemukan dan film.
karakteristik
berbagai jenis sastra.
- Memiliki perilaku - Struktur teks genre
jujur, tanggung cerita (teks cerita
jawab, peduli, dan pendek, biografi, drama,
responsif dalam novel, hikayat, cerita
menggunakan pengalaman, puisi),
bahasa Indonesia genre faktual
untuk menanggapi (argumentasi,
fenomena alam dan eksplanasi) genre
sosial dan tanggapan(teks
memperdalam kajian pendapat narasumber).
ilmu. - Konteks budaya, norma,
- Mengenal konteks serta konteks sosial
budaya dan konteks yang melatarbelakangi
sosial, satuan lahirnya jenis teks.
kebahasaan, serta - Satuan bahasa
unsur paralinguistik pembentuk teks.
dalam penyajian - Penanda kebahasaan
teks. dalam teks.
- Memahami teks - Paralinguistik (lafal,
dalam genre faktual, kelantangan, intonasi,
tanggapan, dan tempo, gestur, dan
cerita. mimik).
109
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengidentifikasi isi - Kebahasaan: fungsi
dan menganalisis bahasa, struktur
teks dalam genre kalimat, pengembangan
faktual, tanggapan, paragraf, penulisan
dan cerita. karya ilmiah.
- Menemukan makna - Kesastraan: analisis
teks dalam genre puisi, analisis cerpen,
faktual, tanggapan, konversi novel ke film.
dan cerita. - Kesantunan berbahasa:
- Menyajikan teks prinsip kesantunan,
dalam genre faktual, retorika dan prinsip
tanggapan, dan cerita retorika.
secara lisan dan
tulis.
- Menerapkan tata
bahasa Indonesia
dalam berbagai jenis
teks.
- Menganalisis jenis-
jenis sastra
Indonesia.
- Menerapkan
kesantunan
berbahasa dalam
beretorika dan
berbicara di depan
umum.
110
4. Muatan Matematika
4.1. Muatan Matematika pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.
111
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penambahan dan
pengurangan dari
kumpulan objek.
- Mengidentifikasi
seluruh dan bagian
dalam kehidupan
sehari- hari.
- Menggunakan gambar
atau foto untuk
menyatakan sebuah
informasi dan
menjawab pertanyaan
mengenainya.
- Menggunakan model
konkret dalam
penyelesaian
masalah.
- Menunjukkan sikap - Bilangan bulat dan
positif bermatematika: bilangan pecahan.
logis, kritis, cermat - Geometri (sifat dan
dan teliti, jujur, unsur) dan Pengukuran
bertanggung jawab, (satuan standar).
dan tidak mudah - Statistika
menyerah dalam (pengumpulan dan
menyelesaikan penyajian data
masalah, sebagai sederhana).
wujud implementasi
kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi
matematika.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa, percaya diri, dan
112
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ketertarikan pada
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar
mengidentifikasi
kemiripan dan
perbedaan berbagai
sudut.
- Menjelaskan pola
bangun dalam
kehidupan sehari-hari
dan memberikan
dugaan kelanjutannya
berdasarkan pola
berulang.
- Memahami
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
bulat dan pecahan.
- Mengelompokkan
benda menurut
bentuknya dan
disertai justifikasi.
- Menyelesaikan
masalah aritmetika
sehari-hari sebagai
penerapan
pemahaman atas efek
penambahan dan
pengurangan.
- Menyadari objek
dapat dipandang
sebagai kesatuan dari
bagian-bagiannya.
113
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memberikan
interpretasi dari
sebuah sajian
informasi/data.
- Menggunakan model
konkret dan simbolik
atau strategi lain
dalam penyelesaian
masalah sehari-hari.
- Menunjukkan sikap - Bilangan (termasuk
positif bermatematika: pangkat dan akar
logis, kritis, cermat sederhana).
dan teliti, jujur, - Geometri dan
bertanggung jawab, Pengukuran (termasuk
dan tidak mudah satuan turunan).
menyerah dalam - Statistika dan peluang.
menyelesaikan
masalah, sebagai
wujud implementasi
kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi
matematika.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Bersikap terbuka
menghadapi
perbedaan sudut
pandang dan
114
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mengemukakan
kemungkinan sudut
pandang yang
berbeda dari yang
dimilikinya.
- Menemukan pola
bangun datar untuk
menarik kesimpulan
atau menyusun
bukti/justifikasi
sederhana.
- Memahami
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian dan
pembagian bilangan
bulat dan pecahan.
- Mengelompokkan
benda ruang menurut
sifatnya.
- Memberi estimasi
penyelesaian masalah
dan
membandingkannya
dengan hasil
perhitungan
- Memberikan
visualisasi dan
deskripsi proporsi dan
menggunakannya dan
penyelesaian
masalah.
- Mengumpulkan data
yang relevan dan
115
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menyajikannya dalam
bentuk tabel, gambar,
daftar.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi,
menggunakan strategi
lain bila tidak
berhasil.
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Rasional.
Pendidikan Dasar logis, kritis, analitis, - Aljabar (pengenalan).
(Kelas VII-IX) cermat dan teliti, - Geometri (termasuk
bertanggung jawab, transformasi).
responsif, dan tidak - Statistika dan Peluang.
mudah menyerah - Himpunan.
dalam memecahkan
masalah.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif
dalam interaksi
kelompok maupun
116
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas.
- Mengidentifikasi pola
dan menggunakannya
untuk menduga
perumuman/aturan
umum dan
memberikan prediksi.
- Memahami konsep
bilangan rasional
dilengkapi operasi
dan urutan.
- Mengenal bentuk
aljabar sederhana
(linear, kuadrat).
- Memanfaatkan
interpretasi geometri
fungsi kuadrat dalam
menyelesaikan
persamaan.
- Memahami konsep
himpunan dan
operasinya serta
fungsi dan
menyajikan (diagram,
tabel, grafik).
- Memahami bangun
datar berdasarkan
sifat-sifat atau fitur-
fitur (banyak sisi,
keteraturan, ukuran),
117
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan transformasi yang
menghubungkannya.
- Memberi estimasi
penyelesaian masalah
dan
membandingkannya
dengan hasil
perhitungan.
- Menjelaskan dan
memvisualisasikan
pecahan yang
ekuivalen.
- Membandingkan,
memberi interpretasi
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami konsep
peluang empirik.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi,
menggunakan strategi
lain bila tidak
berhasil.
- Menunjukkan sikap, - Aljabar.
logis, kritis, analitis, - Geometri (termasuk
kreatif, cermat dan bangun tidak
teliti, bertanggung beraturan).
jawab, responsif, dan - Statistika dan Peluang
tidak mudah (termasuk metode
menyerah dalam statistik sederhana).
memecahkan
masalah.
118
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif
dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas.
- Mengidentifikasi
kecenderungan dan
menyajikannya dalam
aturan bilangan
(barisan dan deret)
atau relasi lainnya.
- Memahami operasi
pangkat, akar,
bilangan dan
kaitannya dengan
konsep urutan.
- Mengenal dan
berbagai
119
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
manipulasi/transform
asi aljabar
(mengkuadratkan dan
memfaktorkan) dan
menggunakannya
dalam penyelesaian
masalah seperti
persamaan dan
pertidaksamaan.
- Menggunakan konsep
diskriminan dalam
mengidentifikasi
eksistensi solusi dan
interpretasi
geometrisnya.
- Mengelompokkan
bangun datar
menurut
kesebangunan
dan/atau
kekongruenan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar.
- Visualisasi dan
deskripsi proporsi
persentase, rasio, dan
laju.
- Membandingkan,
memberi interpretasi
berbagai metoda
penyajian termasuk
penyajian data yang
120
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disertai statistik
deskriptif.
- Memahami konsep
peluang empirik dan
teoritik.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi, memilih
strategi yang paling
efektif.
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Real.
Pendidikan logis, kritis, analitis, - Aljabar.
Menengah kreatif, cermat dan - Geometri dan
(Kelas X-XII) teliti, bertanggung Transformasi.
jawab, responsif, dan - Dasar-dasar
tidak mudah Trigonometri.
menyerah dalam - Limit fungsi Aljabar.
memecahkan - Matriks.
masalah. - Kombinatorika.
- Memiliki rasa ingin - Statistika dan Peluang.
tahu, percaya diri, - Turunan Fungsi
semangat belajar yang Aljabar.
kontinu, pemikiran - Program Linear.
reflektif, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
121
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya
untuk melakukan
prediksi dan
kecenderungan
jangka panjang;
menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan (trend)
atau memeriksa
kesahihan argumen.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat
fungsi pangkat dan
logaritma, dengan
memanfaatkan
hubungan saling
inverse keduanya.
- Mengenal dan
menggunakan sifat-
sifat aljabar dalam
menyelesaikan
masalah sistem
122
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persamaan dan
pertidaksamaan,
dibantu dengan
teknik geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat-
sifat transformasi
untuk menyelidiki
kesebangunan dan
kekongruenan dan
menggunakannya
untuk memahami
perbandingan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri
(dan juga aljabar pada
umumnya).
- Menggunakan konsep
limit untuk
memahami
kecenderungan fungsi
dan menghampiri
fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk
memahami
123
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kecenderungan dalam
laju perubahan serta
menggunakannya
dalam pemodelan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi dalam
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung
perubahan rasio
(turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami dan
menggunakan
berbagai teknik
menghitung, dengan
prinsip perkalian
sebagai prinsip
perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang
didasarkan frekuensi
relatif; memanfaatkan
teknik kombinatorika
dalam menentukan
124
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
peluang.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman.
- Menunjukkan sikap - Bilangan Real.
logis, kritis, analitis, - Aljabar.
kreatif, cermat dan - Geometri Ruang.
teliti, bertanggung - Bunga majemuk,
jawab, responsif, dan Angsuran, Anuitas.
tidak mudah - Pertumbuhan, dan
menyerah dalam Peluruhan.
memecahkan - Matriks dan Vektor.
masalah. - Induksi matematika
- Memiliki rasa ingin - Integral.
tahu, percaya diri, - Logika.
semangat belajar yang
kontinu, pemikiran
reflektif dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
125
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menggunakan pola
untuk menjelaskan
kecenderungan
jangka panjang dan
menggunakannya
dalam konteks dunia
nyata, dan
memanfaatkannya
dalam pemecahan
masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep
matriks dan
operasinya dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
- Menganalisis sifat-
sifat sederhana dari
bangun ruang seperti
diagonal ruang,
diagonal bidang, dan
bidang diagonal.
- Menggunakan konsep
integral untuk
memahami masalah
akumulasi dan
126
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menghampirinya,
dengan penerapan
misalnya pada
masalah luas dan
volume.
- Menggunakan
hubungan turunan
dan integral.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar,
visualisasi geometris
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas
perhitungan, dan
mengestimasi.
- Mengevaluasi
penyajian data
dengan cara
membandingkan
penyajian data,
statistik, dan data
aktual.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman
127
4.2. Muatan Matematika untuk kelompok peminatan m a tematika dan
ilmu-ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C
128
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya
untuk melakukan
prediksi dan
kecenderungan
jangka panjang;
menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan atau
memeriksa kesahihan
argument.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat
fungsi pangkat dan
logaritma, dengan
memanfaatkan
hubungan saling
inverse keduanya.
- Menganalisis sifat
grafik eksponensial
dan logaritma, nilai
mutlak dan
memanfaatkannya
dalam menyelesaikan
persamaan logaritma,
nilai mutlak.
- Mengenal dan
menggunakan sifat-
sifat aljabar dalam
menyelesaikan
masalah sistem
129
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persamaan linear dan
kuadrat dan
pertidaksamaan linear
dan kuadrat, dibantu
dengan teknik
geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat-
sifat transformasi
untuk menyelidiki
kesebangunan dan
kekongruenan dan
menggunakannya
untuk memahami
perbandingan
trigonometri,
persamaan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri
(dan juga aljabar pada
umumnya).
- Memahami sifat
geometri bidang yang
menyangkut dalil titik
berat segitiga, dalil
intersep, dalil segmen
130
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
garis dan
menggunakannya
dalam membuktikan
sifat geometri.
- Mendeskripsikan
konsep fungsi
trigonometri dan
hubungan
diantaranya.
- Memahami
persamaan berbagai
irisan kerucut dan
grafiknya dan
kaitannya.
- Menggunakan konsep
limit untuk
memahami
kecenderungan fungsi
dan menghampiri
fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk
memahami
kecenderungan dalam
laju perubahan serta
menggunakannya
dalam pemodelan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi dalam
131
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung
perubahan rasio
(turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami dan
menggunakan
berbagai teknik
menghitung, dengan
prinsip perkalian
sebagai prinsip
perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang
didasarkan frekuensi
relatif; memanfaatkan
teknik kombinatorika
dalam menentukan
peluang
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman.
- Menunjukkan sikap - Aljabar.
logis, kritis, analitis, - Bilangan Real.
kreatif, cermat dan - Aljabar.
teliti, bertanggung - Geometri Ruang.
132
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jawab, responsif, dan - Bunga majemuk,
tidak mudah Angsuran,
menyerah dalam Anuitas.
memecahkan - Pertumbuhan, dan
masalah. Peluruhan.
- Memiliki rasa ingin - Matriks dan Vektor.
tahu, percaya diri, - Induksi matematika.
dan ketertarikan pada - Integral dan Teknik
matematika. (Substitusi dan
- Memiliki rasa percaya Parsial).
diri dan semangat - Logika dan
belajar yang kontinu, Penyimpulan.
pemikiran reflektif,
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menggunakan pola
untuk menjelaskan
133
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kecenderungan
jangka panjang dan
menggunakannya
dalam konteks dunia
nyata, dan
memanfaatkannya
dalam pemecahan
masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep
matriks dan vektor
serta operasinya
skalar dan vektor
(termasuk hasil kali
titik, hasil kali silang)
serta
menggunakannya
untuk menganalisis
geometri bidang dan
ruang.
- Menganalisis sifat-
sifat sederhana dari
bangun ruang seperti
diagonal ruang,
diagonal bidang, dan
bidang diagonal, jarak
antar objek geometri
ruang.
- Menggunakan
berbagai identitas
trigonometri dalam
penyelesaian
masalah.
- Menggunakan konsep
134
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
integral untuk
memahami masalah
akumulasi dan
menghampirinya,
dengan penerapan
misalnya pada
masalah luas dan
volume.
- Menggunakan
hubungan turunan
dan integral.
- Menentukan integral
dengan teknik
pengintegralan
substitusi dan parsial.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar,
visualisasi geometris
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas
perhitungan, dan
mengestimasi.
- Mengevaluasi
penyajian data
dengan cara
membandingkan
penyajian data,
statistik, dan data
aktual.
135
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
da melakukan
perumuman.
136
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tahu, jujur, logis, - Daur hidup makhluk
kritis, dan disiplin hidup.
melalui IPA. - Perkembangbiakan
- Mengajukan tanaman.
pertanyaan: apa, - Wujud benda.
mengapa, dan - Gaya dan gerak.
bagaimana tentang - Bentuk dan sumber
alam sekitar. energi dan energi
- Melakukan alternatif.
pengamatan objek - Rupa bumi dan
IPA dengan perubahannya.
menggunakan panca - Lingkungan, alam
indra dan alat semesta, dan sumber
sederhana. daya alam.
- Mencatat dan - Iklim dan cuaca.
menyajikan data hasil
pengamatan alam
sekitar secara
sederhana.
- Melaporkan hasil
pengamatan alam
sekitar secara lisan
dan tulisan secara
sederhana.
- Mendeskripsikan
konsep IPA
berdasarkan hasil
pengamatan.
- Menunjukkan sikap - Rangka dan organ
ilmiah: rasa ingin tubuh manusia dan
tahu, jujur, logis, hewan.
kritis, disiplin, dan - Makanan, rantai
tanggung jawab makanan, dan
melalui IPA. keseimbangan
137
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengajukan ekosistem.
pertanyaan: apa, - Perkembangbiakan
mengapa, dan makhluk hidup.
bagaimana tentang - Penyesuaian diri
alam sekitar. makhluk hidup pada
- Melakukan lingkungan.
pengamatan objek - Kesehatan dan sistem
IPA dengan pernafasan manusia.
menggunakan panca - Perubahan dan sifat
indra dan alat benda.
sederhana. - Hantaran panas, listrik
- Menyajikan data hasil dan magnet.
pengamatan alam - Tata surya.
sekitar dalam bentuk - Campuran dan larutan.
tabel atau grafik.
- Membuat kesimpulan
dan melaporkan hasil
pengamatan alam
sekitar secara lisan
dan tulisan secara
sederhana.
- Menjelaskan konsep
dan prinsip IPA.
Tingkat - Memiliki sikap - Ciri-ciri dan klasifikasi
Pendidikan ilmiah: rasa ingin makhluk hidup, sistem
Dasar (Kelas tahu, logis, kritis, organisasi kehidupan.
VII-IX) analitis, jujur, dan - Sistem pernafasan,
tanggung jawab pencernaan, peredaran
melalui IPA. darah, struktur rangka,
- Mengajukan otot, struktur dan
pertanyaan tentang fungsi sistem ekskresi
fenomena IPA, pada manusia.
melaksanakan - Fotosintesis, respirasi,
percobaan, mencatat dan struktur jaringan
138
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan menyajikan hasil tumbuhan.
penyelidikan dalam - Perubahan fisika dan
bentuk tabel dan kimia, karakteristik zat,
grafik, sifat bahan dan
menyimpulkan, serta pemanfaatannya.
melaporkan hasil - Pengukuran, gerak,
penyelidikan secara gaya, tekanan, energi,
lisan maupun tertulis dan usaha.
untuk menjawab - Getaran, gelombang,
pertanyaan tersebut. bunyi, cahaya, dan alat
- Memahami konsep optik.
dan prinsip IPA serta - Suhu dan kalor.
saling - Zat aditif makanan, zat
keterkaitannya dan adiktif dan psikotropika.
diterapkan dalam - Struktur bumi dan tata
menyelesaikan surya.
masalah. - Interaksi antar makhluk
hidup dan lingkungan,
pencemaran dan
pemanasan global.
- Memiliki sikap - Sistem reproduksi
ilmiah: rasa ingin manusia, tumbuhan,
tahu, logis, kritis, dan hewan.
analitis, jujur, dan - Pewarisan sifat.
tanggung jawab - Tanah dan organism
melalui IPA. yang hidup di
- Mengajukan dalamnya.
pertanyaan tentang - Kelistrikan,
fenomena IPA, kemagnetan, dan
merumuskan induksi
hipotesis, mendesain elektromagnetik.
dan melaksanakan - Partikel penyusun atom
percobaan, mencatat dan molekul.
dan menyajikan - Pertumbuhan
139
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hasil penyelidikan penduduk dan
dalam bentuk tabel dampaknya bagi
dan grafik, lingkungan.
menyimpulkan, serta - Produk bioteknologi dan
melaporkan hasil penerapannya dalam
penyelidikan secara produksi pangan.
lisan maupun - Produk teknologi yang
tertulis untuk merusak dan ramah
menjawab lingkungan.
pertanyaan tersebut.
- Memahami konsep
dan prinsip IPA serta
saling
keterkaitannya dan
diterapkan dalam
menyelesaikan
masalah dalam
kehidupan.
140
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
laboratorium biologi - Ekologi: ekosistem,
dalam pengamatan dan aliran energi,
percobaan untuk siklus/daur
memahami biogeokimia, dan
permasalahan biologi interaksi dalam
pada berbagai objek dan ekosistem.
bioproses, serta - Perubahan
mengaitkan biologi lingkungan/iklim dan
dengan lingkungan, daur ulang limbah.
teknologi, dan - Sel, struktur dan
masyarakat di abad fungsi sel penyusun
XXI. jaringan pada
- Mengkomunikasikan tumbuhan dan hewan
hasil pengamatan dan pada sistem gerak,
percobaan secara lisan sirkulasi, pencernaan,
melalui berbagai media pernapasan/ respirasi,
dan secara tulisan ekskresi, koordinasi,
dengan bentuk laporan reproduksi, dan sistem
dengan menggunakan pertahanan tubuh.
kaidah penulisan yang
benar.
- Menyajikan data
berbagai objek dan
bioproses berdasarkan
pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum
dalam bidang biologi
untuk memecahkan
141
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
permasalahan nyata
dan lingkungan hidup.
- Menganalisis berbagai
keanekaragaman hayati
di Indonesia, bioproses
yang berlangsung pada
berbagai tingkat
organisasi seluler pada
sistem hidup,
menganalisis perilaku
negatif dan dampak dari
perubahan lingkungan
terhadap kehidupan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
permasalahan pada
berbagai objek dan
tingkat organisasi
kehidupan dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.
- Menerapkan proses - Struktur dan fungsi
kerja ilmiah dan DNA, gen dan
keselamatan kerja di kromosom dalam
laboratorium biologi pembentukan dan
dalam pengamatan dan pewarisan sifat serta
percobaan, untuk regulasi proses pada
memahami mahluk hidup.
permasalahan biologi - Proses kelangsungan
pada berbagai objek dan hidup di bumi melalui
142
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bioproses, serta mutasi dan evolusi.
mengaitkan biologi - Penerapan bioproses
dengan lingkungan, pada bioteknologi.
teknologi, dan
masyarakat di abad XII.
- Mengkomunikasikan
hasil pengamatan dan
percobaan secara lisan
melalui berbagai media
dan secara tulisan
dengan bentuk laporan
menggunakan kaidah
penulisan yang benar.
- Menyajikan data
berbagai objek dan
bioproses berdasarkan
pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum
dalam bidang biologi
untuk memecahkan
permasalahan nyata
yang relevan, serta
permasalahan
lingkungan hidup.
- Memahami struktur dan
fungsi enzim dan materi
genetik dalam bioproses
dan pewarisan sifat
143
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pada makhluk hidup,
serta kelangsungan
hidup organisme di
bumi melalui proses
mutasi dan evolusi
dengan melakukan
investigasi literatur dan
mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulisan.
- Menganalisis dan
menyajikan data
tentang aplikasi
bioproses pada
bioteknologi di berbagai
bidang kehidupan dan
menyajikannya secara
lisan dan tulisan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
proses metabolisme,
pewarisan sifat, dan
kelangsungan hidup di
bumi dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.
144
5.3. Muatan Fisika untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-
ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.
145
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masalah kehidupan.
- Memodifikasi atau
merancang proyek
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, atau optik.
- Mengembangkan sikap - Rangkaian listrik
rasa ingin tahu, jujur, searah (DC).
tanggung jawab, logis, - Rangkaian arus
kritis, analitis, dan kreatif bolak-balik (AC).
melalui pembelajaran - Induksi Faraday.
fisika. - Radiasi
- Merumuskan elektromagnetik.
permasalahan yang - Teknologi digital.
berkaitan dengan - Konsep dan
fenomena fisika, fenomena kuantum.
merumuskan hipotesis, - Inti atom,
mendesain dan radioaktivitas,
melaksanakan dan
eksperimen, melakukan pemanfaatannya
pengukuran secara teliti, dalam
mencatat dan menyajikan kehidupan.
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
dan fisika modern serta
146
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menerapkan metakognisi
dalam menjelaskan
fenomena alam dan
penyelesaian masalah
kehidupan.
- Menciptakan produk
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
kelistrikan dan/atau
kemagnetan.
147
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
energetika, kinetika dan - Termokimia.
kesetimbangan untuk - Laju reaksi.
menjelaskan fenomena - Kesetimbangan
yang terkait seperti kimia.
kespontanan reaksi dan - Sifat larutan asam
faktor-faktor yang basa dan pH
mempengaruhi jalannya larutan.
suatu reaksi. - Kesetimbangan
- Merancang dan melakukan Ion.
percobaan kimia yang
mencakup perumusan
masalah, mengajukan
hipotesis, menentukan
variabel, memilih
instrumen,
mengumpulkan, mengolah
dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan
tertulis.
- Menganalisis dan
menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan sifat-sifat
molekul, reaksi kimia,
kesetimbangan kimia,
kinetika kimia, dan
energetika, serta
menerapkan pengetahuan
ini pada berbagai bidang
ilmu dan teknologi.
- Mengembangkan sikap - Sifat koligatif
ilmiah: rasa ingin tahu, larutan.
148
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
berpikir logis dan analitis, - Redoks dan
tekun, ulet, jujur, disiplin, elektrokimia.
tanggung jawab, dan peduli - Unsur-unsur
melalui kimia. golongan gas
- Menerapkan prinsip- mulia, halogen,
prinsip dasar kimia, alkali dan alkali
struktur dan energetika tanah, periode 3.
untuk menganalisis - Unsur golongan
feneomena fisik dan kimia transisi periode 4
yang berkaitan dengan sifat dan senyawanya.
fisik larutan, interaksi - Senyawa alkana
energi listrik dengan dan derivat (halo
perubahan kimia, dan sifat alkana, alkanol,
fisikokimia unsur dan alkoksi alkana,
senyawa. alkanal, alkanon,
- Menjelaskan berlakunya asam alkanoat,
prinsip- prinsip dasar dan alkil alkanoat).
kimia dalam fenomena - Benzena dan
alam dan pada produk. turunannya.
- Makromolekul
(polimer,
karbohidratdan
protein).
- Lemak.
- Hidrokarbon dan
minyak bumi.
- Sistem koloid.
149
6. Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial
6.1. Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial pada SD/MI/SDLB/PAKET A
dan SMP/MTs/SMPLB/PAKET B.
150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Indonesia yang
bertanggung jawab.
- Menceritakan keberadaan Manusia, tempat, dan
kelembagaan sosial, lingkungan
budaya, ekonomi dan - Konektivitas antar
politik dalam masyarakat. ruang dan
- Menunjukkan perilaku penanggulangan
sosial dan budaya yang permasalahan
mencerminkan jati diri lingkungan hidup
dirinya sebagai secara bijaksana
warganegara Indonesia. dalam kehidupan
- Menjaga kelestarian bangsa Indonesia.
lingkungan hidup secara
bijaksana dan bertanggung Waktu, keberlanjutan,
jawab. dan perubahan
- Meneladani tindakan heroik - Perkembangan
pemimpin bangsa, dalam kehidupan bangsa
kehidupan sosial dan Indonesia dari
budaya bangsa Indonesia. masa penjajahan,
- Menceritakan hasil masa pergerakan
eksplorasi mengenai kemerdekaan
kehidupan bangsa sampai awal
Indonesia. Reformasi dalam
menegakkan dan
membangun
kehidupan
berbangsa dan
151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bernegara.
152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengemukakan pendapat pendidikan dan
mengenai masalah sosial politik.
masyarakat Indonesia - Zaman praaksara,
dalam lingkup regional dan zaman Hindu-
nasional, serta mampu Buddha dan
memecahkan masalah zaman Islam.
sosial sederhana melalui - Zaman penjajahan
dinamika interaksi sosial dan zaman
dilingkungan sekitarnya. pergerakan
kebangsaan.
153
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kini. perubahan, dan
- Memahami manfaat waktu
kelembagaan dan landasan - Aspek geografis,
dinamika interaksi sosial ekonomi, budaya,
dalam mendukung pendidikan dan
keberlanjutan kehidupan politik.
masyarakat. - Zaman pergerakan
- Mengemukakan pendapat kemerdekaan dan
mengenai masalah sosial masa kini.
masyarakat Indonesia
dalam mewujudkan Sistem sosial dan
kesatuan wilayah budaya.
Nusantara, serta mampu - Manfaat
mengatasi masalah sosial kelembagaan
di lingkungan sekitarnya sosial, budaya,
melalui alternatif tindakan ekonomi, dan
nyata sebagai bentuk politik.
partisipasi dalam - Landasan
kehidupan berbangsa dan dinamika interaksi
bernegara. manusia dengan
lingkungan alam,
sosial, budaya, dan
ekonomi.
154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan masa kini. - Zaman Pergerakan
- Membangun semangat Daerah.
kebangsaan, persatuan, dan - Zaman Modern.
kesatuan. - Tokoh sejarah.
- Menganalisis peristiwa
sejarah berdasarkan
hubungan sebab- akibat.
- Menulis cerita sejarah.
- Mengamalkan keteladanan - Demokrasi Liberal.
dari tokoh sejarah dalam - Demokrasi
kehidupan masa kini. Terpimpin.
- Menunjukkan sikap peduli - Orde Baru.
terhadap benda-benda - Reformasi.
peninggalan sejarah. - Indonesia dalam
- Mengevaluasi suatu Konteks pergaulan
peristiwa sejarah dunia.
berdasarkan kesahihan
sumber dan penafsiran
penulisnya.
- Melakukan penelitian
sederhana tentang suatu
peristiwa sejarah.
- Menulis cerita sejarah.
155
6.3. Muatan Geografi untuk Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK.
156
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pembangunan wilayah. nasional.
- Menganalisis kerjasama - Pola persebaran
antar wilayah di dalam dan interaksi
Negara dan kerjasama keruangan antara
internasional untuk desa dan kota.
terjalinnya hubungan yang - Kerjasama antar
saling menguntungkan. wilayah di dalam
- Mengamati, menganalisis, negara dan
merancang, melaksanakan kerjasama
kajian, serta mengevaluasi internasional untuk
kerjasama antar wilayah terjalinnya
yang saling hubungan yang
menguntungkan. saling
- menguntungkan.
157
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
belakang sejarah. kebangsaan
- Menulis suatu peristiwa Indonesia.
sejarah dari sumber yang - Proklamasi dan
memiliki penafsiran yang perkembangan
sama. negara kebangsaan
Indonesia.
- Menerapkan perilaku - Dunia pada masa
keteladanan tokoh sejarah. Perang Dingin dan
- Mengembangkan kegiatan perubahan politik
pemeliharaan benda-benda global.
peninggalan sejarah. - Perjuangan
- Menerapkan prosedur mempertahankan
penelitian sejarah. kemerdekaan
- Menggunakan konsep- Indonesia.
konsep sejarah secara kritis - Indonesia pada
dalam mengevaluasi masa Orde Baru
sebuah karya sejarah. dan Reformasi.
- Mengevaluasi penafsiran - Indonesia dan
sejarah dari sejarawan Dunia pada masa
yang berbeda sudut Revolusi Teknologi
pandang dan penafsiran Informasi dan
sejarahnya. Komunikasi.
- Merekonstruksi peristiwa
sejarah berdasarkan
sumber sejarah yang
berbeda dalam tafsiran
sejarah.
158
6.5. Muatan Sosiologi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.
159
6.6. Muatan Ekonomi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.
160
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menganalisis dan
menyajikan perhitungan
indeks harga dan inflasi,
serta kebijakan moneter
dan fiskal.
- Menganalisis dan
mengevaluasi peran pelaku
ekonomi dan pasar modal
dalam sistem
perekonomian Indonesia.
- Memahami konsep dan
mengevaluasi kebijakan
perdagangan internasional
dan kerjasama ekonomi
internasional.
- Memahami konsep Sistem akuntansi
akuntansi sebagai sistem - Sistem informasi
informasi dan menyajikan akuntansi.
persamaan dasar - Persamaan dasar
akuntansi. akuntansi.
- Memahami konsep dan - Siklus akuntansi
mampu menerapkan siklus perusahaan jasa.
akuntansi perusahaan jasa - Siklus akuntansi
dan dagang. perusahaan
dagang.
161
7. Muatan Bahasa Inggris
7.1. Muatan Bahasa Inggris pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B dan
SMA/MA/SMALB/PAKET C.
162
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa sangat
pendek dan
sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna
yang jelas.
163
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dengan menggunakan membaca, dan
struktur teks secara urut menulis teks
dan runtut serta unsur interpersonal,
kebahasaan secara akurat, transaksional, dan
berterima, dan lancar. fungsional yang
tercakup.
- Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa pendek dan
sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna
yang jelas.
164
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menyusun teks lisan dan transaksional, dan
tulis pendek, dengan fungsional.
menggunakan struktur - Keterampilan
teks secara urut dan mendengarkan,
runtut serta unsur berbicara,
kebahasaan secara membaca, dan
akurat, berterima, dan menulis teks
lancar. interpersonal,
- Menyunting teks tulis, transaksional, dan
pendek, dengan fungsional yang
menggunakan struktur tercakup.
teks secara urut dan - Unsur-unsur
runtut serta unsur kebahasaan.
kebahasaan secara - Frasa pendek
akurat, berterima, dan - Modalitas: dengan
lancar. batasan makna
yang jelas.
- Teks-teks: lagu,
- Mengidentifikasi fungsi caption, factual
sosial, struktur teks dan report, ilmiah,
unsur kebahasaan dari news item, dan
teks pendek dalam prosedur, dalam
kehidupan dan kegiatan wacana
siswa sehari-hari. interpersonal,
- Berkomunikasi secara, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional pada
fungsional tentang diri tataran literasi
sendiri, keluarga, orang informasional.
lain, dan objek kongkrit - Struktur teks
dan imajinatif, yang interpersonal,
terdekat dengan transaksional, dan
kehidupan dan kegiatan fungsional.
siswa sehari-hari di - Keterampilan
rumah, sekolah, dan mendengarkan,
165
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masyarakat, serta terkait berbicara,
dengan mata pelajaran membaca, dan
lain dan dunia kerja. menulis teks
- Menyusun teks lisan dan interpersonal,
tulis, pendek, dengan transaksional, dan
menggunakan struktur fungsional yang
teks secara urut dan tercakup.
runtut serta unsur - Unsur-unsur
kebahasaan secara kebahasaan.
akurat, berterima, dan - Frasa pendek.
lancar. - Modalitas: dengan
- Menyunting teks tulis, batasan makna
pendek, dengan yang jelas.
menggunakan struktur
teks secara urut dan
runtut serta unsur
kebahasaan secara
akurat, berterima, dan
lancar.
166
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
fungsional tentang diri hortatory, puisi,
sendiri, keluarga, orang dalam wacana
lain, dan objek kongkrit interpersonal,
dan imajinatif, yang transaksional, dan
terdekat dengan fungsional pada
kehidupan dan kegiatan tataran literasi
siswa sehari-hari di informasional.
rumah, sekolah, dan - Struktur teks
masyarakat, serta terkait interpersonal,
dengan mata pelajaran transaksional, dan
lain. fungsional.
- Menyusun teks lisan dan - Keterampilan
tulis, agak panjang mendengarkan,
dengan menggunakan berbicara,
struktur teks dan unsur membaca, dan
kebahasaan secara menulis teks
akurat dan berterima. interpersonal,
- Menyunting teks tulis, transaksional, dan
agak panjang dengan fungsional yang
menggunakan struktur tercakup.
teks dan unsur - Unsur-unsur
kebahasaan. kebahasaan.
- Menggunakan unsur - Frasa kompleks.
kebahasaan secara - Modalitas:
akurat, berterima, dan alternatif pembeda
lancar secara spontan. lebih samar satu
dengan yang
lainnya.
- Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan dari
teks, agak panjang dalam
kehidupan dan kegiatan
siswa sehari-hari.
167
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Komunikasi interpersonal,
transaksional, dan
fungsional tentang diri
sendiri, keluarga, orang
lain, dan objek kongkrit dan
imajinatif, yang terdekat
dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari
di rumah, sekolah, dan
masyarakat, serta terkait
dengan mata pelajaran lain
dan dunia kerja.
- Menyusun teks lisan dan
tulis, agak panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan
secara akurat dan
berterima.
- Menyunting teks tulis, agak
panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan.
- Menggunakan unsur
kebahasaan secara akurat,
berterima, dan lancar secara
spontan.
168
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jujur, percaya diri, dan ekspresif,
mandiri dalam berkarya mosaik/aplikasi,
seni budaya dan prakarya. relief dan patung
- Mengenal keragaman karya dari bahan lunak).
seni budaya dan prakarya. - Apresiasi dan
- Memiliki kepekaan inderawi kreasi/rekreasi
terhadap karya seni budaya (cipta-ulang) karya
dan prakarya. seni musik (lagu,
- Menciptakan (secara elemen musik, dan
orisinal) karya seni budaya ritme).
dan prakarya. - Apresiasi dan
- Menciptakan(secara kreasi/rekreasi
tiruan/rekreatif) karya seni (cipta-ulang) karya
budaya dan prakarya. seni tari (gerak
anggota tubuh,
gerak tiruan).
- Apresiasi dan
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan alam,
kerajinan
menggunting dan
melipat, produk
rekayasa yang
digerakkan oleh
air, makanan
olahan).
- Apresiasi warisan
buday (ceritera
dalam bahasa
daerah).
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, rupa (dua dimensi:
169
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jujur, percaya diri, dan gambar dekoratif,
mandiri dalam berkarya gambar bentuk,
seni budaya dan prakarya. montase, kolase)
- Mengenal keragaman karya dan (tiga dimensi:
seni budaya dan prakarya. terbuat dari bahan
- Mengenal karakteristik lunak).
karya seni budaya dan - Apresiasi dan
prakarya. kreasi/rekreasi
- Membedakan keunikan karya seni musik
karya seni budaya dan (lagu wajib, lagu
prakarya. permainan, alat
- Memahami proses berkarya musik ritmis dan
seni budaya dan prakarya melodis).
- Mencipta karya seni budaya - Apresiasi dan
dan prakarya. kreasi/rekreasi
- Menyajikan karya seni karya seni tari
budaya dan prakarya. (gerak tari
bertema, tari
nusantara daerah
setempat).
- Apresiasi dan
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan
alam/buatan,
karya rekayasa:
menganyam,
meronce,
membatik teknik
ikat celup,
membuat asesoris,
karya rekayasa
bergerak dengan
angin dan tali
170
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
temali, bertani
sayuran.
- Apresiasi warisan
budaya (cerita
rakyat dalam
bahasa daerah).
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, rupa dua dimensi
jujur, percaya diri, dan (gambar
mandiri dalam berkarya perspektif, gambar
seni budaya dan prakarya. ilustrasi) dan tiga
- Memahami keragaman dimensi (topeng
karya seni budaya dan dan patung
prakarya. nusantara daerah
- Mengenal keunikan dan lain).
nilai keindahan karya seni - Apresiasi dan
budaya dan prakarya. kreasi/rekreasi
- Membedakan keunikan dan karya seni musik
keberagaman karya seni (lagu anak- anak,
budaya dan prakarya. lagu nusantara
- Memiliki kepekaan inderawi daerah lain, lagu
terhadap karya seni budaya wajib, musik
dan prakarya. ansambel, alat
- Menciptakan karya seni musik).
budaya dan prakarya. - Apresiasi dan
- Menyajikan karya seni kreasi/rekreasi
budaya dan prakarya. karya seni tari
- Menanggapi nilai keindahan (gerak tari
karya seni budaya dan bertema, busana
prakarya. dan iringan tari
nusantara daerah
lain).
- Apresiasi dan
171
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan tali temali,
bahan keras,
batik, dan teknik
jahit ; apotik
hidup dan
merawat hewan
peliharaan; olahan
pangan bahan
makanan umbi-
umbian dan
olahan non
pangan sampah
organik atau
anorganik.
- Apresiasi warisan
budaya (cerita
secara lisan dan
tulisan unsur-
unsur budaya
daerah, bahasa
daerah).
- Pameran dan
pertunjukan karya
seni rupa, musik,
tari, dan prakarya.
172
9. Muatan Seni Budaya
9.1. Muatan Seni Budaya pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
173
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
naskah drama, teknik
pementasan, serta
teater nusantara
daerah setempat dan
daerah lain).
- Menunjukkan perilaku - Apresiasi dan kreasi
rasa ingin tahu, peduli karya seni rupa (seni
lingkungan, kerjasama, lukis, seni patung,
jujur, percaya diri, dan seni grafis dalam
mandiri dalam berkarya berbagai media,
seni budaya. teknik, dan corak,
- Memahami keberagaman serta pameran seni
karya dan nilai seni rupa).
budaya. - Apresiasi dan kreasi
- Membandingkan masing- karya seni musik
masing karya nilai dan (musik modern,
nilai seni budaya untuk musik ansambel, dan
menemukenali/merasaka pertunjukan musik).
n keunikan/keindahan. - Apresiasi dan kreasi
- Menghargai, memiliki karya seni tari
kepekaan dan rasa (komposisi tari
bangga terhadap karya modern/kontemporer)
dan nilai seni budaya. .
- Memahami konsep, - Apresiasi dan kreasi
prosedur penciptaan karya seni teater (olah
karya seni budaya. tubuh, olah suara,
- Menerapkan konsep dan dan olah rasa teater
prosedur dalam modern, konsep
penciptaan karya seni manajemen produksi
budaya. teater).
- Pameran/pertunjukan
seni rupa, seni musik,
seni tari, dan seni
teater.
174
9.2. Muatan Seni Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C
175
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, jujur, rupa dua dan
percaya diri, dan mandiri tiga dimensi,
dalam berkarya seni budaya. kritik seni rupa
- Menunjukkan keberagaman dan pameran
dan nilai estetis karya seni seni rupa.
budaya. - Apresiasi dan
- Membandingkan masing- kreasi karya seni
masing karya dan nilai seni musik (musik
budaya untuk kreasi, kritik
menemukenali/merasakan musik, dan
keunikan/nilai estetis. pertunjukan
- Mencipta karya seni budaya musik).
yang orisinal. - Apresiasi dan
- Mengevaluasi keberagaman kreasi karya seni
dan keunikan kreasi karya tari (Kreasi tari
seni. sesuai iringan,
- Menyajikan hasil evaluasi kritik tari dan
dalam bentuk karya dan pertunjukan tari).
telaah seni budaya original - Apresiasi dan
yang bernilai estetis. kreasi karya seni
teater (naskah
teater, kritik seni
teater, dan
pertunjukan seni
teater).
176
10. Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada
SD/MI/SDLB/PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/ SMALB
/PAKET C, dan SMK/MAK
177
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Aktivitas fisik air
melalui
permainan di air
dan keselamatan
di air.
Kesehatan
- Kebersihan diri
sendiri, pakaian,
dan kelas.
- Mengetahui konsep dan Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi dan melalui:
kombinasi pola gerak dasar. - Pola gerak dasar
- Mengetahui konsep dan lokomotor, non-
mempraktikkan pemanasan, lokomotor, dan
pendinginan dan berbagai manipulatif pada
aktivitas kebugaran jasmani permainan bola,
untuk mencapai tinggi dan aktivitas atletik
berat badan ideal. dan atau
- Mengetahui konsep dan olahraga
mempraktikkan gerak dasar tradisional.
dan kombinasi pola gerak - Komposisi tubuh
dasar dominan statis dan dan gerak
dinamis. pemanasan dan
- Mengetahui dan pendinginan.
mempraktikkan gerak ritmik - Gerak dasar
dengan menggunakan dan dominan statis
tanpa musik. dan dinamis pada
- Mengetahui dan aktivitas senam:
mempraktikkan gerak dasar handstand,
renang. kayang, meroda,
- Mengetahui dan roll ke depan dan
mempraktikkan cara memilih ke belakang.
makanan dan pemanfaatan - Aktivitas Ritmik:
178
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
waktu luang, serta gerak lokomotor
pertolongan secara dan non-
sederhana. lokomotor
- Menunjukkan perilaku berirama dan
menghargai perbedaan, harmonis serta
bekerjasama, dan disiplin terkoordinasi.
selama melakukan aktivitas - Aktivitas fisik
fisik. melalui gerakan
dasar tangan,
kaki dan
koordinasi
gerakan renang
gaya dada/gaya
bebas.
Kesehatan
- jenis makanan
sehat dan bergizi,
penanganan
cidera ringan
dalam aktivitas
fisik dan
pertolongan,
kebutuhan
istirahat dan
mengisi waktu
luang dengan
aktivitas yang
bermanfaat.
- Memahami konsep dan Aktivitas fisik dan
mempraktikkan variasi dan permainan
kombinasi pola gerak dasar. - Pola gerak dasar
- Memahami konsep dan pada permainan
mempraktikkan variasi dan bola besar, kecil
179
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kombinasi pola gerak dasar dan atau
olahraga beladiri. aktivitas jalan,
- Memahami konsep dan lari, lompat dan
mempraktikkan gerak lempar serta
pengembangan kebugaran olahraga
jasmani dan, pengukuran tradisional.
status kebugaran jasmani - Gerak lokomotor
pribadi secara sederhana. dan non
- Memahami konsep lokomotor untuk
mempraktikkan kombinasi membentuk
pola gerak dominan statis gerakan dasar
dan dinamis. langkah kaki,
- Memahami konsep dan serangan, dan
mempraktikkan gerak belaan (dengan
kombinasi dan rangkaian tangan dan kaki)
gerak ritmik. pada olahraga
- Memahami konsep dan beladiri pencak
mempraktikkan keterampilan silat.
satu gaya renang dan dasar- - Gerak dominan
dasar .keselamatan di air statis dan
- Memahami/mengetahui dan dinamis pada
menyajikan aktivitas senam
- konsep pemeliharaan seperti melompat,
kebersihan alat reproduksi, meregang,
menjaga diri dari berbagai menggantung,
tindakan/perilaku tidak mengayun,
senonoh, bahaya merokok meniti, mendarat
terhadap, penyakit menular dan rangkai
dan tidak menular, bahaya gerak senam
narkotika, psikotropika, dan lantai.
zat aditif. - Aktivitas fisik
- Menunjukkan perilaku Rangkaian
sportif, kerjasama, toleransi, gerakan
disiplin, dan menerima ritmik/tari
180
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kekalahan dengan sikap bertema budaya
positif dan mengekspresikan daerah dan
kemenangan dengan wajar. nasional.
- Aktivitas di air
melalui Renang
gaya
bebas/punggung
/dada dan
gerakan dasar
cara-cara
penyelamatan di
air.
Kesehatan
- Bahaya merokok,
penyakit menular
dan tidak
menular,
kebersihan alat
reproduksi, dan
memelihara diri
dari perbuatan
tidak senonoh,
serta cara
menghindarkan
diri dari bahaya
narkotika,
psikotropika, dan
zat aditif
terhadap tubuh.
Tingkat - Memahami konsep dan Aktivitas fisik
Pendidikan mempraktikkan keterampilan dan berbagai
Dasar (Kelas gerak fundamental, variasi gerakan dasar
VII-IX) dan kombinasi keterampilan Olahraga
181
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
gerak permainan bola besar, - Teknik dasar
bola kecil, dan atletik. Permainan bola
- Memahami konsep dan besar:
mempraktikkan keterampilan - sepak bola, bola
gerak fundamental, variasi voli, dan bola
dan kombinasi keterampilan basket.
gerak olahraga beladiri. - permainan bola
- Memahami konsep dan kecil:
mempraktikkan mengukur bulutangkis,
komponen kebugaran kasti/softball,
jasmani terkait kesehatan dan tenis.
dan keterampilan. - aktivitas fisik
- Memahami konsep dan melalui atletik:
mempraktikkan gabungan jalan cepat, lari
pola gerak dominan menuju cepat, lompat
teknik dasar senam lantai jauh, dan tolak
sederhana. peluru.
- Memahami konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi teknik dasar
rangkaian aktivitas gerak beladiri: pencak
ritmik variasi dalam bentuk silat, karate, dan
rangkaian sederhana. taekwondo.
- Memahami dan - Aktivitas fisik dan
mempraktikkan gerak dasar komponen
tiga gaya renang yang kebugaran terkait
berbeda. kesehatan:
- Memahami dan menyajikan kekuatan, daya
manfaat jangka panjang dari tahan,
partisipasi dalam aktivitas kelenturan, dan
fisik secara teratur, pola komposisi tubuh,
makan sehat, bergizi dan dan terkait
seimbang, bahaya seks keterampilan:
bebas, NAPZA, dan obat kecepatan,
berbahaya, serta ketepatan,
182
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mempraktikkan tindakan P3K kelincahan,
pada cidera ringan. keseimbangan,
- Menunjukkan perilaku dan koordinasi.
sportif, bertanggung jawab, - Aktivitas fisik
menghargai perbedaan, Senam: head
toleransi, bekerja sama, dan stand, hand
disiplin. stand – melenting
kedepan.
- Rangkaian
aktivitas ritmik
senam dengan
musik dan
aerobik
terkoordinasi
dengan baik.
- Aktivitas fisik
melalui
rangkaian renang
gaya bebas, gaya
punggung, dan
gaya dada.
Kesehatan
- P3K,
pencegahan
berbagai
penyakit dan
bahaya dari
seks bebas,
NAPZA dan
obat
berbahaya
lainnya, dan
makan bergizi.
183
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menguasai konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi dan dan Olahraga
kombinasi permainan dan permainan.
olahraga. - Permainan
- Menguasai konsep dan bola besar,
mempraktikkan variasi dan sepak bola,
kombinasi olahraga beladiri. bola voli, bola
- Menguasai konsep dan basket.
mempraktikkan berbagai - Permainan
bentuk latihan bola kecil,
pengembangan kebugaran bulutangkis,
jasmani. softball/round
- Menguasai konsep variasi dan ers, tenis
kombinasi dan meja.
mempraktikkannya ke dalam - Aktivitas
rangkaian gerak dasar atletik jalan
senam. cepat, lari,
- Menguasai konsep variasi dan lompat, dan
kombinasi dan lempar, serta
mempraktikkannya ke dalam olahraga
rangkaian aktivitas gerak permainan
ritmik yang lebih kompleks. tradisional.
- Menguasai dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan gerak dasar melalui
tiga gaya renang. beladiri
- Menguasai peran dan fungsi Pencak
aktivitas fisik, dan makanan silat/karate/t
bergizi dalam mengontrol aekwondo/bel
berat badan dan pencegahan adiri
penyakit. tradisional.
- Mengamalkan perilaku - Aktivitas fisik
sportif, bertanggung jawab, latihan
menghargai perbedaan, kekuatan,
toleransi, bekerja sama, daya tahan,
184
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disiplin, dan menerima kecepatan,
kekalahan dengan sikap dan
positif dan mengekspresikan kelenturan.
kemenangan dengan wajar. - Aktivitas fisik
senam: guling
lenting, roll -
sikap kayang,
rool – neck
spring.
- Aktivitas fisik
ritmik: senam
aerobik, dan
SKJ secara
harmonis.
- Aktivitas fisik
melalui gerak
dasar renang
gaya bebas,
gaya
punggung,
dan dada.
Kesehatan
- Peran dan
fungsi
aktivitas
fisik, dan
makanan
bergizi
dalam
mengontrol
berat badan
dan
pencegahan
185
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penyakit.
186
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menghargai perbedaan, pengembangan
toleransi, bekerja sama, kekuatan, daya
disiplin, dan menerima tahan,
kekalahan dengan sikap kelentukan,
positif dan mengekspresikan kecepatan, dan
kemenangan dengan wajar. koordinasi.
- Menguasai
aktivitas fisik
rangkaian :
senam lantai dan
senam alat.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ secara
harmonis.
- Menguasai
gerakan aktivitas
fisik di air:
renang gaya
bebas, gaya
punggung, gaya
dada dan
penyelamatan
dalam aktivitas
air.
Kesehatan
- Makanan dan
minuman sehat,
pencegahan dan
penanggulangan
187
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penyakit, bahaya
penggunaa
NARKOBA dan
psikotropika
serta upaya
pencegahan dan
penanggulangan
nya, dampak
seks bebas, cara
mencegah HIV
dan AIDS serta
cara
penanggulangan
nya.
- Menganalisis dan Menguasai gerakan
memperbaiki kesalahan aktivitas fisik
variasi dan kombinasi melalui permainan,
keterampilan gerak salah atletik dan olahraga
permainan dan olahraga - Pemainan bola
dengan koordinasi yang lebih besar, sepak
baik. bola, bola voli,
- Menganalisis variasi, bola basket.
kombinasi dan memperbaiki - Permainan bola
kesalahan keterampilan kecil, softball,
olahraga beladiri dengan bulutangkis,
koordinasi yang lebih baik. tenis meja.
- Menganalisis konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan latihan, gerakan jalan
pengukuran komponen cepat, lari,
kebugaran jasmani. lompat, dan
- Menganalisis dan lempar atau
mempraktikkan rangkaian permainan
keterampilan senam lantai tradisional
untuk menghasilkan sejenis dengan
188
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
koordinasi gerak yang baik. baik dan benar.
- Menganalisis variasi, - Menguasai
kombinasi dan gerakan aktivitas
mempraktikkan keterampilan fisik beladiri:
rangkaian aktivitas gerak pencak silat,
ritmik untuk menghasilkan karate,
koordinasi gerak yang baik. taekwondo atau
- Menganalisis dan permainan
memperbaiki kesalahan tradisional
keterampilan tiga gaya sejenis.
renang yang berbeda dan - Menguasai
penyelamatan dalam aktivitas rangkaian
air dengan koordinasi yang gerakan aktivitas
lebih baik. fisik: latihan
- Membiasakan pola hidup pengembangan
sehat secara konsisten kekuatan, daya
- Menghayati dan tahan,
mengamalkan perilaku kelentukan,
sportif, bertanggung jawab, kecepatan, dan
menghargai perbedaan, koordinasi.
toleransi, bekerja sama, - Menguasai
disiplin, dan menerima rangkaian
kekalahan dengan sikap gerakan aktivitas
positif dan mengekspresikan fisik : senam
kemenanga dengan wajar. lantai dan senam
alat dengan baik
dan benar.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ baik dan
benar.
189
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menguasai
gerakan aktivitas
fisik di air:
renang gaya
bebas, gaya
punggung, gaya
dada dan
penyelamatan
dalam aktivitas
air.
Kesehatan
- STDS (Sexually
Transmitted
Disease), AIDS,
Penyakit Menular
Seksual (PMS).
- Peraturan
perundangan
berkaitan
NARKOBA dan
psikotropika.
190
11. Muatan Prakarya
11.1. Muatan Prakarya pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
132
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Budidaya tanaman
sayuran dan obat,
serta memodifikasi
media tanamnya.
- Wadah budidaya dan
pemeliharaan ikan
konsumsi dan ikan
hias.
133
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
lingkungan, kerjasama, - Kerajinan dan
jujur, percaya diri, dan pengemasan fungsi
mandiri dalam berkarya hias, dan
prakarya. modifikasinya.
- Memahami prinsip dan - Kerajinan dan
proses desain dalam pengemasan fungsi
pembuatan karya. pakai dan
- Menerapkan prinsip dan modifikasinya.
proses desain dalam
pembuatan, Apresiasi dan kreasi
perangkaian, dan prakarya (Rekayasa)
modifikasi karya. - Produk rakitan
berteknologi
listrik.
- Model
bangunan dan
instalasi dengan
teknologi
konstruksi.
- Model
sederhana
rangkaian
instalasi listrik.
134
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
harapan.
135
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Membuat dan mengolah komunikasi
karya. sederhana dan alat
- Menyajikan pengalaman pengatur gerak
wirausaha. sederhana.
- Rekayasa pembangkit
listrik sederhana dan
inovatif menggunakan
teknologi tepat guna.
136
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
137
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kesehatan.
138
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yaumiyyah).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, huruf hijaiyah,
ejaan, kosakata,
tekanan kata,
intonasi kalimat,
tanda baca, tata
bahasa dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Arab.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
139
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penanaman nilai karakter sederhana terkait
bangsa. topik Kegiatan pada
- Menerapkan unsur-unsur waktu senggang/Hobi
kebahasaan secara (al hiwayah) dan
akurat dan berterima. Wisata (al rihlah).
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Arab. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, huruf hijaiyah
ejaan, kosakata,
tekanan kata,
intonasi kalimat,
tanda baca, tata
bahasa dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Arab.
140
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Identitas diri
unsur kebahasaan (あいさ つ aisatsu,
secara akurat dan
じこしょうかい
berterima.
- Memahami teks-teks jikoshoukai),
sastra Jepang. Kehidupan sekolah (
がっこうの せいかつ
Gakkou no
seikatsu), Keluarga
Kehidupan sehari-
hari (いちにちの
せいかつ ichinichi no
seikatsu)
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
141
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata,
tata bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jepang
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai sederhana terkait
karakter bangsa. topik Kegiatan pada
- Menerapkan unsur- waktu senggang/Hobi
unsur kebahasaan (ひまな と き hima na
secara akurat dan
toki) dan Wisata (りょ
berterima.
- Memahami teks-teks こう ryokou)
142
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sastra Jepang. - Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jepang.
143
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai sederhana terkait
karakter bangsa. topik Identitas diri
- Menerapkan unsur- (Kennenlernen),
unsur kebahasaan Kehidupan sekolah
secara akurat dan (Schule), Keluarga
berterima. (Familie), dan
- Memahami teks-teks Kehidupan sehari-
sastra Jerman. hari (Alltagsleben).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jerman.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional yang efektif. wahana
- Memiliki kemampuan komunikasi dan
144
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
memilih dan pengembangan
melaksanakan tindakan potensi akademik
dan strategi komunikasi dalam ragam
secara lisan dan tulis. wacana fungsional
- Memiliki kemampuan seperti
menggunakan bahasa mendeskripsikan,
dalam konteks menarasikan,
sosiokultural sebagai menceritakan
wahana untuk kembali,
penanaman nilai memaparkan dan
karakter bangsa. membuat laporan
- Menerapkan unsur- sederhana terkait
unsur kebahasaan topik Kegiatan
secara akurat dan pada waktu
berterima. senggang/Hobi
- Memahami teks-teks (Freizeitbeschäftigu
sastra Jerman. ng/ Hobby) dan
Wisata (Reise).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jerman.
145
12.4. Muatan Bahasa Korea untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C.
hari (일상생활).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
membaca, dan
146
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural
dan karakter
bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Korea.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan, dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Kegiatan pada
unsur kebahasaan waktu
147
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
secara akurat dan senggang/Hobi
berterima. (취미활동) dan
- Memahami teks-teks
Wisata (여행), serta
sastra Korea.
karya sastra Korea.
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
membaca, dan
menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural
dan karakter
bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Korea.
148
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(Kelas X-XII) transaksional, dan wahana komunikasi
fungsional. dan pengembangan
- Memiliki kemampuan potensi akademik
memilih dan dalam ragam wacana
melaksanakan tindakan fungsional seperti
dan strategi komunikasi mendeskripsikan,
secara lisan dan tulis. menarasikan,
- Memiliki kemampuan menceritakan
menggunakan bahasa kembali, memaparkan
dalam konteks dan membuat laporan
sosiokultural sebagai sederhana terkait
wahana untuk topik Identitas diri
penanaman nilai (个人信 息 gèrén xìnxī),
karakter bangsa.
Kehidupan sekolah
- Menerapkan unsur-
(学校生活 xuéxiào
unsur kebahasaan
secara akurat dan shēnghuó), Keluarga
berterima. (家庭 jiātíng), dan
- Memahami teks-teks
Kehidupan sehari-hari
sastra Cina.
(日常 生活 rìcháng
shēnghuó).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
149
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Cina.
- Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
berkomunikasi transaksional, dan
interpersonal, fungsional sebagai
transaksional, dan wahana komunikasi
fungsional secara efektif. dan pengembangan
- Memiliki kemampuan potensi akademik
memilih dan dalam ragam wacana
melaksanakan tindakan fungsional seperti
dan strategi komunikasi mendeskripsikan,
secara lisan dan tulis. menarasikan,
- Memiliki kemampuan menceritakan
menggunakan bahasa kembali, memaparkan
dalam konteks dan membuat laporan
sosiokultural sebagai sederhana terkait
wahana untuk topik Kegiatan pada
penanaman nilai waktu senggang/Hobi
karakter bangsa. (休闲活动/ 爱好
- Menerapkan unsur-
xiūxián huódòng/
unsur kebahasaan
àihào) dan Wisata
secara akurat dan
(旅游 lǚyóu).
berterima.
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Cina. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Cina.
151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menerapkan unsur- scolaire), Keluarga (la
unsur kebahasaan famille), dan
secara akurat dan Kehidupan sehari-hari
berterima. (la vie quotidienne).
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Perancis. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Perancis.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan
152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Kegiatan pada
unsur kebahasaan waktu
secara akurat dan senggang/Hobi (le
berterima. passe temp/les
- Memahami teks-teks loisirs) dan Wisata
sastra Perancis. (le tourisme), serta
karya sastra
Perancis.
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Perancis.
153
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menggunakan Ruang lingkup kajian
Pendidikan antropologi sebagai Antropologi
Menengah ilmu dan metode - Antropologi sebagai
(Kelas X-XII) ilmiah. ilmu dan Metode.
- Mendeskripsikan dan - Hubungan antara
menganalisis sistem manusia, perilaku,
nilai dan substansi sikap dengan
kebudayaan. lingkungan
- Mengkomunikasikan, kehidupannya.
dan
menginternalisasikan Kebudayaan
nilai-nilai budaya - Budaya sebagai
dalam pembentukan sistem
karakter. pengetahuan/siste
- Memiliki inisiatif untuk m nilai yang
melakukan investigasi menjadi acuan
dan eksplorasi tentang dalam bersikap,
keberagaman berperilaku, dan
kebudayaan. bertindak sebagai
- Mengkomunikasikan, anggota
dan berpartisipasi aktif masyarakat.
dalam membangun - Unsur, perwujudan,
keharmonisan hidup isi atau substansi,
bermasyarakat. serta sifat-sifat
budaya.
Keanekaragaman Budaya
- Kesamaan dan
keberagaman
budaya, agama,
religi/kepercayaan,
bahasa/dialek dan
154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tradisi di nusantara
dan di lingkungan
setempat.
- Cara menyikapi
berbagai perbedaan
(simpati, empati,
emansipasi,
kesetaraan dan
keadilan).
- Hubungan antar
budaya dalam
rangka membangun
kehidupan harmonis
dalam masyarakat
multikultur.
Globalisasi dan
- Berperilaku dan perubahan sosial budaya
bersikap positif dengan - Latar belakang dan
tindakan nyata dalam proses perubahan
upaya menemukan budaya.
solusi pemecahan - Dampak terhadap
masalah kehidupan
- Melakukan investigasi masyarakat.
dan eksplorasi tentang - Sikap positif dalam
globalisasi dan merespon perubahan
perubahan sosial sosial budaya di era
budaya globalisasi.
- Memprediksi, dan
mengkomunikasikan Manfaat Praktis Kajian
hasil-hasil pemikiran Antropologi dalam
kreatif dan positif dalam Pembangunan
menyikapi perubahan - Menemukan
155
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Melaksanakan dan berbagai alternatif
mengkomunikasikan solusi dan strategi
hasil kajian antropologi pemecahan masalah
dalam pembangunan sosial-budaya.
masyarakat - Pendekatan kajian
antropologi dan
kaitannya dengan
pembangunan
masyarakat.
156
B. Tingkat Kompetensi Dan Ruang Lingkup Materi pada Bidang
Keahlian SMK/MAK.
150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kaidah pelaporan yang
baik dan benar.
- Memahami dan
menganalisis konsep,
prinsip, hukum, dan teori
fisika serta saling
keterkaitannya, dan
menerapkannya untuk
dalam bidang kerja yang
spesifik.
151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kesimpulan. - Stoikiometri.
- Membuat laporan tertulis - Hidrokarbon dan
dengan menggunakan minyak bumi.
kaidah penulisan ilmiah - Termokimia.
dan tata bahasa yang - Laju reaksi.
benar serta - Kesetimbangan
mempresentasikan kimia.
laporan dengan - Sifat larutan asam
menggunakan teknologi basa dan pH
informasi. larutan.
- Memahami dan - Hidrolisis.
menganalisis konsep, - Larutan penyangga.
prinsip, hukum, dan - Kelarutan dan hasil
teori kimia serta saling kali kelarutan (Ksp).
keterkaitannya dan - Sistem koloid.
menerapkannya untuk - Sifat koligatif
menyelesaikan masalah larutan.
dalam kehidupan. - Redoks dan
- Mengembangkan sikap Elektrokimia.
ilmiah: rasa ingin tahu, - Senyawa karbon
tekun, ulet, jujur, (halo alkana,
disiplin, tanggung jawab, alkanol, alkoksi
dan peduli melalui ilmu alkana, alkanal,
kimia. alkanon, asam
alkanoat, dan alkil
alkanoat).
- Benzena dan
turunannya.
- Makromolekul
(polimer,
karbohidrat dan
protein).
- Metode pemisahan
dan pengukuran.
152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Penentuan kadar
suatu
unsur/senyawa.
153
3. Muatan Biologi pada SMK/MAK
Bidang Keahlian :
Bidang Keahlian: 1. Agrobisnis dan Agroteknologi
2. Perikanan dan Kelautan
3. Kesehatan
154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disiplin, tanggung jawab,
dan peduli melalui
biologi.
155
5. Muatan Sistem Komputer pada SMK/MAK
156
6. Muatan Pemrograman Dasar pada SMK/MAK.
Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi
157
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
organisasi kantor sebagai
pusat pengelolaan
kegiatan.
- Mengelola komunikasi
kantor yang dibutuhkan
oleh dunia usaha dan
industri.
- Memahami tata
lingkungan kantor.
- Merencanakan tata letak
fasilitas kantor.
- Memahami pentingnya
Standard Operation
Procedure(SOP) untuk
aktivitas kantor.
- Menjelaskan prinsip dan
teknik penyusunan SOP.
- Memahami
perkembangan teknologi
informasi untuk
membantu memecahkan
masalah.
- Menerapkan manajemen
basis data.
158
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ekonomi, peran pelaku ekonomi.
kegiatan ekonomi, serta - Pelaku ekonomi.
pasar dan terbentuknya - Pertumbuhan
harga pasar. ekonomi.
- Memahami dan - Ketenagakerjaan.
menghitung berbagai
biaya produksi untuk
menentukan titik impas.
- Memahami dan
menerapkan prosedur
keselamatan kerja dalam
lingkungan kerja.
159
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yang dipelajari di sekolah
secara mandiri, dan
mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
160
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Asam, basa dan
garam.
- Makro molekul.
- Polimer
- Kimia di sekitar.
- Biologi.
- Sel.
- Enzyme dan hormone.
- Diffusi dan osmosis.
- Pigmen.
- Ekosistem.
161
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pergaulan dunia. wisatawan
nusantara dan
domestik
- Dokumen
Perjalanan Wisata
- - Pengembangan
daerah wisata dan
promosi
12. Muatan Dasar-Dasar Desain pada SMK/MAK
Bidang Keahlian : Seni Rupa Dan Kria
162
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kria.
163
14. Muatan Ekonomi Kreatif pada SMK/MAK
Bidang Keahlian : Seni Rupa dan Kria
164
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pengembangan
berkelanjutan,
meliputi
perlindungan
keragaman hayati,
Desain ramah
lingkungan, Desain
kolaboratif.
- Kreativitas,
meliputi (1) Metode
berpikir kreatif, (2)
Karya kreatif layak
jual dan (3) Pasar
uji (test market).
165
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masing karya dan nilai seni - Beragam karya
budaya untuk teater.
menemukenali/merasakan - Kritik teater.
keunikan/keindahan serta - Pergelaran teater.
nilai estetis.
- Menganalisis keberagaman
dan keunikan seni
pertunjukan.
- Mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan karya seni
pertunjukan yang
ditampilkan.
- Membuat kritik seni
berdasarkan hasil
pengamatan dan evaluasi.
166
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penataan pertunjukan. effect.
- Menerapkan dan
memodifikasi konsep,
teknik, prosedur, bahan,
media dalam proses
pementasan.
- Menganalisis tentang
konsep, teknik, prosedur,
bahan, media dalam
proses pementasan.
- Mencipta penataan
pertunjukan.
- Mengevaluasi
pelaksanaan penataan
pertunjukan.
167
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menganalisis tentang
teknik, prosedur, bahan,
media dalam proses
manajemen produksi.
- Menerapkan dan
memodifikasi teknik,
prosedur, bahan, media
dalam proses manajemen
produksi.
- Mengevaluasi pelaksanaan
manajemen pertunjukan.
TTD.
ANIES BASWEDAN
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
168
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Januari 2008
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 1 TAHUN 2008 TANGGAL 4 JANUARI 2008
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah
ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi
pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan
reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan
pendidik yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan
efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang, dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel,
bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu
standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, pada pendidikan umum
dan pendidikan khusus, baik pada sistem paket maupun sistem kredit
semester.
Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Pendidikan khusus meliputi peserta didik berkelainan
dan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Standar proses pendidikan khusus ini, berlaku untuk peserta didik
tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunadaksa ringan, tunalaras pada
SDLB, SMPLB dan SMALB termasuk sekolah/madrasah penyelenggara
pendidikan inklusi/terpadu.
Standar proses pendidikan khusus meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
A. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
pembelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI), dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah/madrasah, Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus pendidikan khusus
di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Provinsi.
A. Tunanetra
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari
buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dalam bentuk tulisan Braille, cetak awas,
cetak diperbesar dan buku bicara/rekaman dipilih dan
dimodifikasi sesuai taraf kemampuan membaca peserta didik
dan satuan pendidikan untuk digunakan sebagai sumber
dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per
mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan
pendidik, buku pengayaan, buku referensi, dan pengalaman
langsung di dalam dan di luar kelas serta sumber belajar
lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku
dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik
berdasarkan karakteristik dan derajat gangguan
penglihatan, karakteristik mata pelajaran dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara yang dapat
didengar oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata yang santun dan dapat
dimengerti oleh peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan,
dan kemampuan belajar peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, aksesibilitas, dan kepatuhan pada peraturan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
6) guru mengembangkan orientasi dan mobilitas;
7) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
respons dan hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung;
8) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar
belakang agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
jenis dan derajat gangguan penglihatan;
9) guru menghargai, memahami, dan mendengarkan pendapat
peserta didik;
10) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, praktis
sesuai konteks kegiatan pembelajaran;
11) guru menyampaikan silabus yang diampunya pada tiap
awal semester;
12) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan;
13) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual bagi peserta
didik yang membutuhkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam
secara menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik (sikap
tubuh), seperti kegiatan memeriksa ketersediaan dan
keterpakaian alat bantu khusus seperti kaca pembesar,
Reglet-Stylus untuk mengikuti proses pembelajaran;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan berdasarkan silabus yang disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip menjadikan alam sekitar
sebagai sumber belajar;
b) menggunakan pendekatan pembelajaran multisensori,
media komunikasi, dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi
di ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis awas
diperbesar, Braille, dan kegiatan berhitung yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan secara lisan dan atau tertulis baik secara
individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
baik individual maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba,
pagelaran, festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, dan
kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik dan penguatan yang positif
terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang telah
dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
(1) berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan
pekerjaan sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
1) bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan
dan penilaian anekdot, dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
B. Tunarungu
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih melalui
rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku teks
pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik yang sudah memahami
bacaan adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi,dan pengalaman langsung di dalam dan di
luar kelas serta sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk peserta didik setengah lingkaran dan
guru sebagai titik pusat sesuai karakteristik gangguan pendengaran
peserta didik atau karakteristik mata pelajaran dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara yang dapat didengar
(dengan sisa pendengaran) dan ekspresi wajah/gerak bibir/isyarat
dapat diamati oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata yang santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan, kemampuan
belajar, kemampuan berbahasa, dan komunikasi peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, aksesibilitas
akustik, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran;
6) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat
gangguan pendengaran peserta didik;
8) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
9) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus yang
diampunya sesuai dengan kondisi kemampuan berbahasa dan
komunikasi peserta didik;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan;
12) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual bagi peserta didik
yang membutuhkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, seperti kegiatan
memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat bantu dengar (ABD)
peserta didik/kelas untuk mengikuti proses pembelajaran ;
3) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
mereka miliki, melalui percakapan, pertanyaan-pertanyaan, peragaan
(visualisasi), demonstrasi, dan dramatisasi;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus yang disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru perlu memperhatikan jenis dan
derajat kelainan dengan :
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam sekitar sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran non auditif, komunikasi (lisan dan atau isyarat), dan
sumber belajar lainnya;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
laboratorium, ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang beragam berdasarkan pengalaman konkrit dan melalui
pemberian tugas yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan, tertulis
maupun isyarat;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan, tertulis maupun isyarat secara individual
ataupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan
peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
(1) menjadi nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar serta sesuai kemampuan
berbahasa dan komunikasi ;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaansehari-
hari.
4) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran sendiri ataupun bersama-
sama dengan peserta didik;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan, penilaian
anekdot dan/atau memberikan tugas baik tugas indivi-dual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
C. Tunagrahita Ringan
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik yang memiliki
kemampuan membaca 1 : 1 per mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung serta sumber
belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/pusat belajar
lainnya.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, dan aktivitas pembelajaran yang individual;
2) guru mengatur volume, intonasi suara, agar dapat didengar dan
ekspresi wajah agar dapat diamati dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menjadwalkan waktu untuk melakukan asesmen serta
menyusun dan melaksanakan Program Pembelajaran Individual
(PPI);
5) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar sesuai daya tangkap peserta didik;
6) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui Program Bina Diri;
7) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
8) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat kelainan
peserta didik;
9) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
10) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan dalam PPI.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, seperti kegiatan
memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat belajar, sikap tubuh,
dan menuntun gerak (prompting) sesuai jenis dan derajat kelainan
peserta didik;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
mereka miliki melalui pertanyaan-pertanyaan, peragaan,
demonstrasi, dan dramatisasi;
5) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi peserta didik;
6) menyampaikan cakupan materi dan kegiatan berdasarkan layanan
individual yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) memberi kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh
pengalaman langsung yang bersifat multi sensorik tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
alam sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran terutama
pendekatan bermain sambil belajar, media pembelajaran,
komunikasi dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) menyusun analisis tugas sesuai dengan kondisi dan kemampuan
baik akademik maupun non akademik peserta didik;
b) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang fungsional untuk kebiasaan hidup sehari-hari;
c) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
d) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, perilaku adaptif,
dan kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dengan nara sumber dan fasilitator:
(1) menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
serta sesuai kemampuan berbahasa dan komunikasi;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(4) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan
sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran individual yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3) merencanakan kegiatan tindak lanjut berupa pengulangan
pembelajaran, pencatatan dan penilaian anekdot serta layanan
individual lainnya sesuai hasil belajar peserta didik.
D. Tunadaksa Ringan
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah :
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung di dalam dan
di luar kelas serta sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/pusat belajar
lainnya.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk sesuai dengan karakteristik gangguan
fisik peserta didik dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara agar dapat didengar dan
ekspresi wajah agar dapat diamati dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menjadwalkan waktu untuk melakukan asesmen serta
menyusun dan melaksanakan Program Pembelajaran Individual
(PPI);
5) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan,
kemampuan belajar sesuai jenis dan derajat kelainan peserta didik;
6) guru menciptakan ketertiban, kedisplinan, kenyamanan,
keselamatan, aksesibilitas, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran;
7) guru mengembangkan bina diri dan bina gerak;
8) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
9) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat
kelainan peserta didik;
10) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
11) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
12) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus yang
diampunya sesuai kondisi kemampuan peserta didik;
13) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik (sikap tubuh), seperti
kegiatan memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat bantu khusus,
menuntun gerak (prompting) sesuai jenis dan derajat kelainan peserta
didik;
3) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
dimiliki melalui pertanyaan-pertanyaan, memperagakan, demonstrasi,
dan dramatisasi;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai jenis dan
derajat kelainan;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus atau PPI yang disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
mendalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, komunikasi, dan aksesibilitas fisik serta sumber
belajar lainnya;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
laboratorium, ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan,
tertulis maupun isyarat;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa ragu-ragu;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan, tertulis maupun isyarat secara individual
maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian
peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar :
(1) berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan
sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
1) bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan dan
penilaian anekdot dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E. Tunalaras
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal setiap rombongan belajar adalah :
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing, melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih oleh guru sesuai satuan pendidikan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung di dalam dan
di luar kelas dan sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk peserta didik berdasarkan karakteristik
dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara agar dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui bina pribadi dan
sosial;
6) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
penyimpangan perilakunya;
8) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
9) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
10) guru menyampaikan silabus yang diampunya pada setiap awal
semester;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan;
12) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual berupa konseling
atau bentuk intervensi lain yang dibutuhkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) meyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip menjadikan alam sekitar sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, komunikasi, ekspresi diri , dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, dan lapangan;
f) memfasilitasi peserta didik melakukan eksplorasi seni dan olahraga.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna untuk
membantu meningkatkan kedisiplinan peserta didik;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan atau tertulis secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik dan penguatan yang positif terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
(1) menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran sendiri ataupun bersama-
sama dengan peserta didik;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan, penilaian
anekdot, dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
A. Pemantauan
1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran;
2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi;
3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas
satuan pendidikan.
B. Supervisi
1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran;
2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi;
3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
C. Evaluasi
1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran.
2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan standar proses;
b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja
guru dalam proses pembelajaran.
D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
E. Tindak lanjut
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar;
2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar;
3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih
lanjut.
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
SALINAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik.
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
3
Pasal 2
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah terdiri atas:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Pasal 3
(1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah meliputi aspek:
a. sikap;
b. pengetahuan; dan
c. keterampilan.
(2) Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik.
(3) Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik.
4
BAB III
TUJUAN PENILAIAN
Pasal 4
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
untuk semua mata pelajaran.
(3) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu.
BAB IV
PRINSIP PENILAIAN
Pasal 5
Prinsip penilaian hasil belajar:
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5
BAB V
BENTUK PENILAIAN
Pasal 6
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam
bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau
bentuk lain yang diperlukan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi
Peserta Didik;
b. memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,
tengah semester, akhir semester, akhir tahun.
dan/atau kenaikan kelas.
(3) Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Direktorat Jenderal terkait.
6
Pasal 7
(1) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan
dalam bentuk ujian sekolah/madrasah.
(2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
(3) Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh
satuan pendidikan dan hasil penilaian oleh pendidik
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) untuk
melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
(4) Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan sebagai mana yang dimaksud pada ayat (3),
satuan pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan
minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta
didik.
Pasal 8
(1) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam
bentuk Ujian Nasional dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk
Ujian Nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya; dan
c. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
7
BAB VI
MEKANISME PENILAIAN
Pasal 9
(1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a. perancangan strategi penilaian oleh pendidik
dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang
relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
c. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai;
d. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik,
produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai
dengan kompetensi yang dinilai;
e. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan
pendidikan harus mengikuti pembelajaran remedi; dan
f. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan peserta didik disampaikan dalam bentuk
angka dan/atau deskripsi.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh
pendidik diatur dalam pedoman yang disusun oleh
Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
Pasal 10
(1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:
a. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik
melalui rapat dewan pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada
semua mata pelajaran mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
c. penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan
melalui ujian sekolah/madrasah;
8
Pasal 11
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:
a. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam
bentuk Ujian Nasional (UN) dan/atau bentuk lain dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan;
b. penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait
untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
c. hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk
sertifikat hasil UN;
d. hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk
dijadikan masukan dalam perbaikan proses
pembelajaran;
e. hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai dasar untuk: pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
f. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat
dilakukan dalam bentuk survei dan/atau sensus; dan
g. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur
dengan Peraturan Menteri.
9
BAB VI
PROSEDUR PENILAIAN
Pasal 12
(1) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. mengamati perilaku peserta didik selama
pembelajaran;
b. mencatat perilaku peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi/pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. mendeskripsikan perilaku peserta didik.
(2) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.
(3) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Pasal 13
(1) Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh
pendidik dilakukan dengan urutan:
a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada
RPP yang telah disusun;
b. menyusun kisi-kisi penilaian;
c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman
penilaian;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
10
hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(2) Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
dilakukan dengan mengkoordinasikan kegiatan dengan
urutan:
a. menetapkan KKM;
b. menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c. menyusun instrumen penilaian dan pedoman
penskorannya;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(3) Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah
dilakukan dengan urutan:
a. menyusun kisi-kisi penilaian;
b. menyusun instrumen penilaian dan pedoman
penskorannya;
c. melakukan analisis kualitas instrumen;
d. melakukan penilaian;
e. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
hasil penilaian;
f. melaporkan hasil penilaian; dan
g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur Penilaian oleh
Pendidik sebagai mana dimaksud pada ayat (1) serta
Penilaian oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dalam pedoman yang disusun oleh
Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
11
BAB VII
INSTRUMEN PENILAIAN
Pasal 14
(1) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam
bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
(2) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas
empirik.
(3) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah
dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik
serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
12
Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016
TTD.
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
1
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru yang berlaku secara nasional.
Pasal 2
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007
3
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
Keterangan:
Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya untuk guru
kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif.
4
B. STANDAR KOMPETENSI GURU
Tabel 1
Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta 1.1 Memahami karakteristik peserta didik
didik dari aspek fisik, moral, sosial, usia TK/PAUD yang berkaitan dengan
kultural, emosional, dan intelektual. aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,
moral, dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
usia TK/PAUD dalam berbagai bidang
pengembangan.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip- 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip pembelajaran yang mendidik. prinsip-prinsip bermain sambil belajar
yang mendidik yang terkait dengan
berbagai bidang pengembangan di
TK/PAUD.
5
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
3.3 Menentukan kegiatan bermain sambil
belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pengembangan.
3.4 Memilih materi kegiatan pengembangan
yang mendidik yaitu kegiatan bermain
sambil belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan.
3.5 Menyusun perencanaan semester,
mingguan dan harian dalam berbagai
kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.
6
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
7. Berkomunikasi secara efektif, 7.1 Memahami berbagai strategi
empatik, dan santun dengan peserta berkomunikasi yang efektif, empatik dan
didik. santun, baik secara lisan maupun
tulisan.
7
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
10. Melakukan tindakan reflektif untuk 10.1 Melakukan refleksi terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan norma 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut,
kebudayaan nasional Indonesia. suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
gender.
12. Menampilkan diri sebagai pribadi 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
masyarakat. ketakwaan, dan akhlak mulia.
13. Menampilkan diri sebagai pribadi 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
yang mantap, stabil, dewasa, arif, mantap dan stabil.
dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggungjawab yang tinggi, rasa jawab yang tinggi.
bangga menjadi guru, dan rasa 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada
percaya diri. diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
15. Menjunjung tinggi kode etik profesi 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
guru.
8
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
serta tidak diskriminatif karena peserta didik, teman sejawat dan
pertimbangan jenis kelamin, agama, lingkungan sekitar dalam melaksanakan
ras, kondisi fisik, latar belakang pembelajaran.
keluarga, dan status sosial ekonomi. 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.
9
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, konsep, 20.1 Menguasai konsep dasar matematika,
dan pola pikir keilmuan yang sains, bahasa, pengetahuan sosial,
mendukung mata pelajaran yang agama, seni, pendidikan jasmani,
diampu. kesehatan dan gizi sebagai sarana
pengembangan untuk setiap bidang
pengembangan anak TK/PAUD.
20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat
permainan untuk mengembangkan aspek
fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai
moral, sosial budaya, dan bahasa anak
TK/PAUD.
20.3 Menguasai berbagai permainan anak.
21. Menguasai standar kompetensi dan 21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD
kompetensi dasar mata dalam setiap bidang pengembangan.
pelajaran/bidang pengembangan 21.2 Memahami kemajuan anak dalam setiap
yang diampu. bidang pengembangan di TK/PAUD.
21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan
pengembangan.
10
Tabel 2
Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta 1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia
didik dari aspek fisik, moral, sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek
sosial, kultural, emosional, dan fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,
intelektual. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia
sekolah dasar dalam lima mata pelajaran
SD/MI.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta
didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar
usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
mendidik. terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran
tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
11
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
4. Menyelenggarakan pembelajaran 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan
yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
di kelas, di laboratorium, dan di lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan lima
mata pelajaran SD/MI untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam
lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan
situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi informasi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan
dan komunikasi untuk komunikasi dalam pembelajaran.
kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan
potensi peserta didik untuk pembelajaran untuk mendorong peserta
mengaktualisasikan berbagai didik mencapai prestasi belajar secara
potensi yang dimiliki. optimal.
6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
12
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima
mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
pembelajaran. belajar.
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
peningkatan kualitas yang telah dilaksanakan.
pembelajaran. 10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran lima
mata pelajaran SD/MI.
Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan norma 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut, suku,
kebudayaan nasional Indonesia. adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang
dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
13
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
12. Menampilkan diri sebagai pribadi 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
yang jujur, berakhlak mulia, dan 12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan
teladan bagi peserta didik dan dan akhlak mulia.
masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
13. Menampilkan diri sebagai pribadi 13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
yang mantap, stabil, dewasa, arif, mantap dan stabil.
dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
14. Menunjukkan etos kerja, tanggung 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga jawab yang tinggi.
menjadi guru, dan rasa percaya 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri
diri. sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak diskriminatif peserta didik, teman sejawat dan
karena pertimbangan jenis lingkungan sekitar dalam melaksanakan
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, pembelajaran.
latar belakang keluarga, dan 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
status sosial ekonomi. peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status
sosial-ekonomi.
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan
empatik, dan santun dengan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
sesama pendidik, tenaga empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.
14
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
18. Beradaptasi di tempat bertugas di 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat
seluruh wilayah Republik bekerja dalam rangka meningkatkan
Indonesia yang memiliki efektivitas sebagai pendidik, termasuk
keragaman sosial budaya. memahami bahasa daerah setempat.
18.2 Melaksanakan berbagai program dalam
lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.
Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, Bahasa Indonesia
konsep, dan pola pikir keilmuan 20.1 Memahami hakikat bahasa dan
yang mendukung mata pelajaran pemerolehan bahasa.
yang diampu. 20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam
bahasa Indonesia.
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa
Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia
(menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra
Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra
Indonesia, secara reseptif dan produktif.
Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan
prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar,
geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi
horizontal dan vertikal untuk
menyelesaikan masalah matematika dan
masalah dalam dunia nyata.
15
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan
konseptual, prosedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah
matematika, serta. penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat
ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.
IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam
baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-
hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam,
termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan
mata pelajaran IPA.
IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi
dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan
konsep keilmuan IPS.
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan
prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial dalam
konteks kebhinnekaan masyarakat
Indonesia dan dinamika kehidupan global.
20.17 Memahami fenomena interaksi
perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, kehidupan agama, dan
perkembangan masyarakat serta saling
ketergantungan global.
PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi
dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan
perilaku yang mendukung kegiatan
pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian
nasional dan demokrasi konstitusional
Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta
tanah air serta bela negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip
perlindungan, pemajuan HAM, serta
penegakan hukum secara adil dan benar.
16
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan
norma kewarganegaraan Indonesia yang
demokratis dalam konteks kewargaan
negara dan dunia.
21. Menguasai standar kompetensi 21.1 Memahami standar kompetensi lima mata
dan kompetensi dasar mata pelajaran SD/MI.
pelajaran/bidang pengembangan 21.2 Memahami kompetensi dasar lima mata
yang diampu. pelajaran SD/MI.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran lima mata
pelajaran SD/MI.
22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI
pembelajaran yang diampu yang sesuai dengan tingkat perkembangan
secara kreatif. peserta didik.
22.2 Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI
secara integratif dan kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
17
Tabel 3
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK*
2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran yang
yang mendidik. mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
18
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.
19
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
8. Menyelenggarakan penilaian 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
dan evaluasi proses dan hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
belajar. dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan
berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
20
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
norma agama, hukum, sosial, membedakan keyakinan yang dianut,
dan kebudayaan nasional suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
Indonesia. gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan sosial yang
berlaku dalam masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
12. Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
pribadi yang jujur, berakhlak 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
mulia, dan teladan bagi ketakwaan dan akhlak mulia.
peserta didik dan masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
13. Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
pribadi yang mantap, stabil, mantap dan stabil.
dewasa, arif, dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggung jawab yang tinggi, jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru, 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada
dan rasa percaya diri. diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.
Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak peserta didik, teman sejawat dan
diskriminatif karena lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pertimbangan jenis kelamin, pembelajaran.
agama, ras, kondisi fisik, latar 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
belakang keluarga, dan status peserta didik, teman sejawat, orang tua
sosial ekonomi. peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.
21
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.
Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-
konsep, dan pola pikir masing guru mata pelajaran disajikan setelah
keilmuan yang mendukung tabel ini.
mata pelajaran yang diampu.
21. Menguasai standar 21.1 Memahami standar kompetensi mata
kompetensi dan kompetensi pelajaran yang diampu.
dasar mata pelajaran yang 21.2 Memahami kompetensi dasar mata
diampu. pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.
22
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk setiap guru mata pelajaran dijabarkan
sebagai berikut.
23
1.4 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Hindu
24
− Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani.
− Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
− Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia.
− Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan.
− Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk motivasi
dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri.
− Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika sosial;
etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis kelamin.
− Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
− Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk keterampilan dasar dan
kompleks dan hubungan timbal balik di antara domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.
25
− Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau
komputer server.
− Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual
dan interpersonal.
− Membuat media grafis dengan menggunakan perangkat lunak publikasi.
− Membuat dan memelihara jaringan komputer (kabel dan nirkabel).
− Membuat dan memelihara situs laman (web).
− Menggunakan sarana telekomunikasi (telephone, mobilephone, faximile).
− Membuat dan menggunakan media komunikasi, termasuk pemrosesan
gambar, audio dan video.
− Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam disiplin atau
materi pembelajaran lain dan sebagai media komunikasi.
− Mendesain dan mengelola lingkungan pembelajaran/sumber daya
dengan memperhatikan standar kesehatan dan keselamatan.
− Mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung
pembelajaran.
− Memahami EULA (End User Licence Agreement) dan keterbatasan serta
keluasan penggunaan perangkat lunak secara legal.
26
− Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang
mendasari perkembangan tersebut.
27
− Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
fisika.
− Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika untuk menjelaskan
fenomena biologi, dan kimia.
− Menjelaskan penerapan hukum-hukum fisika dalam teknologi terutama
yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
− Memahami lingkup dan kedalaman fisika sekolah.
− Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
fisika dan ilmu-ilmu yang terkait.
− Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium fisika sekolah.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran fisika di kelas, laboratorium,
dan lapangan.
− Merancang eksperimen fisika untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
− Melaksanakan eksperimen fisika dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya fisika
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.
28
− Merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
− Melaksanakan eksperiment kimia dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya kimia
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.
11. Kompetensi Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada
SMP/MTs
− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS
baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
− Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial.
− Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.
29
− Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi
30
− Menguasai bahasa Jerman lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
31
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menetapkan
: PERATURAN MENTERIPENDIDTKAN
NASIONALREPUBL|K
INDONESIATENTANGSTANDARTENAGAADMINISTRASI
SEKOLAH/MADRASAH
Pasal1
(1)Standartenagaadministrasi sekolah/madrasahmencakupkepalatenaga
administrasi,pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus
sekolah/madrasah.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga administrasisekolah/madrasah,
seseorangwajib memenuhistandartenagaadministrasi sekolah/madrasah
yangberlakusecaranasional.
(3)Standartenagaadministrasi
sekolah/rnadrasah
sebagaimana dimaksudpada
ayat(1)tercantum
padaLampiranPeraturantVlenteri
ini.
Pasal2
Penyelenggarasekolah/madrasah
dapat menetapkanperangkapanjabatan
tenagaadministrasi
padasekolah/madrasah
yangdiselenggarakannya.
Pasal3
Pasal4
Peraturan
Menteriini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.
Ditetapkan
di Jakanta
padatanggal11 Juni2008
MENTERI
PENDIDIKAN
NASIONAL,
TTD.
BAMBANGSUDIBYO
S al i na ns esu a id e ng a na sl i n ya .
Bi roH u ku md an Or g an i sa si
Pendidikan
__ls.qgrtemen Nasional,
n Penyus
,/<rlrsE?l?€*"g," unan Rancanga
n
danBantuan
m\..ferundang-undangan Hukum
u m Il ,
SALINAN
A. KUALIFIKASI
1
4. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
2
12. Petugas Layanan Khusus
a. Penjaga Sekolah/Madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
b. Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan
diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2 .
c. Tenaga Kebersihan
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
d. Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki
SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
kendaraan roda empat.
e. Pesuruh
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
B. KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki integritas 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian dan akhlak mulia kode etik
1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan komitmen
terhadap tugas
3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.3 Mengendalikan diri 1.3.1 Mengendalikan emosi
1.3.2 Bersikap tenang
1.3.3 Mengendalikan stres
1.3.4 Berpikir positif
4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1. Berpartisipasi dalam kelompok
Sosial dalam tim 2.1.2. Menghargai pendapat orang
lain
2.1.3. Membangun semangat dan
kelangsungan hidup tim
5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.8 Melaksanakan 3.8.1 Mengkoordinasikan petugas
administrasi layanan khusus: penjaga
layanan khusus sekolah/madrasah, tukang
kebun tenaga kebersihan,
pengemudi , dan pesuruh
3.8.2 Membantu mengkoordinasikan
program layanan khusus
antara lain Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), layanan
konseling,
laboratorium/bengkel, dan
perpustakaan
8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.3.2 Memberikan pemahaman
tupoksi
4.3.3 Menyesuaikan rencana kerja
dengan kemampuan
organisasi
4.3.4 Menggunakan pendekatan
persuasif untuk
mengkoordinasikan staf
4.3.5 Berinisiatif dalam pertemuan
4.3.6 Meningkatkan keefektifan
kerja
4.3.7 Mengakomodasi ide-ide staf
4.3.8 Menjabarkan kebijakan
organisasi
9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.8 Membina staf 4.8.1 Memantau pekerjaan staf
4.8.2 Menilai proses dan hasil kerja
4.8.3 Memberikan umpan balik
4.8.4 Melaporkan hasil pembinaan
2. Pelaksana Urusan
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian integritas dan kode etik
akhlak mulia 1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan komitmen
terhadap tugas
10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.2.5 Meningkatkan kinerja
1.2.6 Melakukan evaluasi diri
11
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.9 Memiliki 1.9.1 Melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawab aturan
1.9.2 Berani mengambil resiko
1.9.3 Tidak melimpahkan kesa-
lahan kepada pihak lain
12
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3. Kompetensi
Teknis Pelaksana Urusan Kepegawaian
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.1 Mengadminis- 3.1.1 Memahami pokok-pokok
trasikan peraturan kepegawaian
kepegawaian berdasarkan standar
pendidik dan tenaga
kependidikan
3.1.2 Membantu merencanakan
kebutuhan tenaga pendidik
dan kependidikan
3.1.3 Melaksanakan prosedur
dan mekanisme
kepegawaian
3.1.4 Mengelola buku induk,
administrasi Daftar Urut
Kepangkatan (DUK)
3.1.5 Melaksanakan registrasi
dan kearsipan
kepegawaian
3.1.6 Menyiapkan format- format
kepegawaian
3.1.7 Memproses kepangkatan,
mutasi, dan promosi
pegawai
3.1.8 Menyusun laporan
kepegawaian
13
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2 Menggunakan 3.2.1 Menyusun dan menyajikan
Teknologi data/statistik kepegawaian
Informasi dan 3.2.2 Membuat layanan sistem
Komunikasi (TIK) informasi dan pelaporan
kepegawaian
3.2.3 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
kepegawaian
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.3 Mengadministrasi 3.3.1 Membantu menghitung
kan keuangan biaya investasi, biaya
sekolah/madra- operasi, dan biaya personal
sah 3.3.2 Membantu pimpinan
mengatur arus dana
3.4 Menggunakan 3.4.1 Menyusun dan menyajikan
Teknologi data/statistik keuangan
Informasi dan 3.4.2 Membuat layanan sistem
Komunikasi (TIK) informasi dan pelaporan
keuangan
3.4.3 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
keuangan
14
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.5.7 Melaksanakan
penghapusan sarana dan
prasarana
3.5.8 Menyusun laporan sarana
dan prasarana secara
berkala
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.7 Melaksanakan 3.7.1 Memfasilitasi kelancaran
administrasi kegiatan komite
hubungan sekolah/madrasah
sekolah dengan 3.7.2 Membantu merencanakan
masyarakat program keterlibatan
pemangku kepentingan
(stakeholders)
3.7.3 Membina kerja sama
dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga
masyarakat
3.7.4 Mempromosikan
sekolah/madrasah
3.7.5 Mengkoordinasikan
penelusuran tamatan
3.7.6 Melayani tamu
sekolah/madrasah
15
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
Komunikasi (TIK) 3.8.2 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
hubungan sekolah dengan
masyarakat
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.9 Melaksanakan 3.9.1 Menerapkan peraturan
administrasi kesekretariatan
persuratan dan 3.9.2 Melaksanakan program
pengarsipan kesekretariatan
3.9.3 Mengelola surat masuk dan
keluar
3.9.4 Membuat konsep surat
3.9.5 Melaksanakan kearsipan
sekolah/madrasah
3.9.6 Menyusutkan
surat/dokumen
3.9.7 Menyusun laporan
administrasi persuratan dan
pengarsipan
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.11 Mengadministra 3.11.1 Membantu kegiatan
sikan standar penerimaan peserta didik
pengelolaan baru
yang berkaitan 3.11.2 Membantu kegiatan masa
dengan peserta orientasi
didik 3.11.3 Membantu mengatur rasio
peserta didik per kelas
16
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.11.4 Mendokumentasikan
prestasi akademik dan
nonakademik
3.11.5 Membuat data statistik
peserta didik
3.11.6 Menginventarisir program
kerja pembinaan peserta
didik secara berkala
3.11.7 Mendokumentasikan
program kerja kesiswaan
3.11.8 Mendokumentasikan
program pengembangan
diri
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.13 Mengadministra- 3.13.1 Mendokumentasikan
sikan standar isi standar isi
3.13.2 Mendokumentasikan
kurikulum yang berlaku
3.13.3 Mendokumentasikan
silabus
17
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
penilaian 3.15.2 Mendokumentasikan
penilaian hasil belajar oleh
pendidik, satuan
pendidikan, dan
pemerintah
18
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.19 Melaksanakan 3.19.1 Melaksanakan administrasi
administrasi kepegawaian
sekolah/madra- 3.19.2 Melaksanakan administrasi
sah keuangan
3.19.3 Melaksanakan administrasi
sarana dan prasarana
3.19.4 Melaksanakan administrasi
hubungan sekolah dengan
masyarakat
3.19.5 Melaksanakan administrasi
persuratan dan
pengarsipan
3.19.6 Melaksanakan administrasi
kesiswaan
3.19.7 Melaksanakan administrasi
kurikulum
19
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian integritas dan kode etik
akhlak mulia 1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukan komitmen
terhadap tugas
20
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.6.3 Menyelesaikan tugas
sesuai pedoman kerja
21
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.3 Memiliki 2.3.1 Memahami struktur
kesadaran organisasi
berorganisasi sekolah/madrasah
2.3.2 Mewujudkan iklim dan
budaya organisasi yang
kondusif
2.3.3 Menghargai dan menerima
perbedaan antar anggota
2.3.4 Memiliki tanggungjawab
mencapai tujuan organisasi
2.3.5 Mengaktifkan diri dalam
organisasi profesi tenaga
administrasi
sekolah/madrasah
3. Kompetensi
Teknis Penjaga Sekolah/Madrasah
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.1 Menguasai 3.1.1 Mengenal peta wilayah
kondisi sekolah/madrasah dengan
keamanan baik
sekolah/madra- 3.1.2 Memanfaatkan peta
sah wilayah sekolah/madrasah
untuk kepentingan
keamanan
sekolah/madrasah
22
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2 Menguasai teknik 3.2.1 Menguasai teknik bela diri
pengamanan 3.2.2 Merespons peristiwa
sekolah/madra- dengan cepat dan tepat
sah
3.3 Menerapkan 3.3.1 Membuat dokumen/catatan
prosedur operasi tentang keamanan
standar sekolah/madrasah
pengamanan 3.3.2 Melakukan tindakan
sekolah/madra- pengamanan
sah 3.3.3 Menggunakan peralatan
keamanan
3.3.4 Menyampaikan laporan
sesuai tugasnya
Tukang Kebun
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.4 Menguasai 3.4.1 Menggunakan peralatan
penggunaan pertanian dan atau
peralatan perkebunan
pertanian dan 3.4.2 Merawat peralatan
atau perkebunan pertanian dan atau
perkebunan
Tenaga Kebersihan
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.6 Menguasai 3.6.1 Menggunakan peralatan
teknik-teknik kebersihan
kebersihan 3.6.2 Memelihara peralatan
kebersihan
23
DIMEN.!S!
KOMPETENSI SUB.KONNPETENISI
KOMPETEhIS!
Penoemudi
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.8 Menguasai
teknik 3.8.1 Menqemudikan kendaraan
mengemudi 3.8.2 Mematuhi aturanlalulintas
3 . 8 . 3 M e m a h a md ia n
menggunakan peta
3.9 Menguasai
teknik 3.9.1 Merawatkendaraan
perawatan 3.9.2 Mengurus
kelengkapan
kendaraan dokumenkendaraan
K OM PE TE NS I S UB - K OMP E TE N S I
3 . 1 0M e n g e n a l 3 . 10 . 1Me ng e n apl e taw il a ya h
wilayah
3.10.2 Memanfaatkanpeta
wilayahuntukkepentingan
aian dokumen
3 . 1 1M e n g u a s a i 3 . 1 1 . 1M e n g e n abl u k u
prosedur ekspedisi/lembarpengantar
pengiriman 3.11.2[/enggunakan buku
dokumen dinas eksped pengantar
isi/lembar
dalampengiriman dokumen
MENTERI NASIOI{AL,
PENDIDIKAN
TTD.
SUDIBYO
tsAMBANG
-,,="*:#qil
":::Tdan: T1T,::l?v"
Organisasi
P e nd i kaN
n a si o n al
Punyusunan Rancangan
ang-undangan Hukuml,
danBantuan
b+tay
'tA
LA
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Pasal1
(1)Standar tenaga perpustakaansekolah/nradrasahmencakup kepala
perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah.
(2)Standartenaga perpustakaan
sekolah/madrasah
sebagairnana dimaksud
padaayat(1)tercantum peraturanMenteriini.
padaLampiran
Pasal2
Penyelenggarasekorah/madrasah. wajib menerapkan standar tenaga
perpustakaansekolah/madrasah sebagaimanadiaturdalam peraturanMenteri
ini,selambat-lambatnya
5 (lima)tahunsetelahPeraturan
Menteriini ditetapkan.
Fasal3
Peraturan
Menteni
ini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.
Ditetapkan
di Jakanta
padatanggal11 .iuni2009
IVIEI\TERI
PENDIDIKAN
NASIONAL.
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan
sesuaidenganaslinya.
BiroHukumdanOrganisas!
me n P en d i di k an
N as i on al ,
ianPenyusunan
Rancangan
Perundang-undangan
danBantuan
Hukuml,
t
SALINAN
A. KUALIFIKASI
1
B. KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memimpin tenaga 1.1.1 Mengarahkan tenaga
Manajerial perpustakaan perpustakaan untuk
sekolah/madrasah bekerja secara efektif
dan efisien
1.1.2 Menggerakkan tenaga
perpustakaan untuk
bekerja secara efektif
dan efisien
1.1.3 Membina tenaga
perpustakaan untuk
pengembangan
pribadi dan karir
1.1.4 Menjadi teladan
dalam melaksanakan
tugas
2
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.3.2 Menyelenggarakan
jasa sirkulasi
2.3.3 Memiliki pengetahuan
mengenai sumber
referensi
2.3.4 Memberikan
bimbingan
penggunaan
perpustakaan bagi
komunitas
sekolah/madrasah
5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2.2 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
memfasilitasi proses
pembelajaran
3.2.3 Membantu komunitas
sekolah/madrasah
menggunakan sumber
informasi secara
efektif
6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.4.6 Menciptakan kiat
pengembangan
perpustakaan
sekolah/madrasah
7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Melaksanakan 1.1.1 Melaksanakan
Manajerial kebijakan pengembangan
perpustakaan
1.1.2 Mengorganisasi
sumber daya
perpustakaan
1.1.3 Melaksanakan fungsi,
tugas, dan program
perpustakaan
1.1.4 Mengevaluasi
program dan kinerja
perpustakaan
8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.3.2 Menggunakan
anggaran secara
efisien, efektif, dan
bertanggung jawab
1.3.3 Melaksanakan
pelaporan
penggunaan
keuangan dan
anggaran
9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.2.4 Menjajarkan kartu
katalog
2.2.5 Memanfaatkan
teknologi untuk
pengorganisasian
informasi dan
penelusuran
10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
11
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.4.2 Menyusun panduan
dan materi bimbingan
literasi informasi
sesuai dengan
kebutuhan pengguna
3.4.3 Membimbing
pengguna mencapai
literasi informasi
3.4.4 Mengevaluasi
pencapaian bimbingan
literasi informasi
3.4.5 Memotivasi dan
mengembangkan
minat baca komunitas
sekolah/madrasah
12
DIMENS!
KOMPETENS! KOMPETEhISI SUts.KOMIPETEI{SI
6 . 1 . 2 M e r e s e nds a
i n
meresume
buku
6.1.3 Menyusunledonnan
danpetunjuk
teknis
ilmuperpustakaan
dan
informasi
6.'1.4 MembGtindeks
6.1.5 Membuat
nr-blioqrafi
6.1.6 Membuat
aGtrik
6.2 Menghayati
etit<a 6.2.1 Menerapk-n
kodeetik
MENTERIPENDIDIKANNASIONA[-,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan
sesuai
dengan
aslinya.
-
BiroHukumdanOrganisasi
artemenFendidikan
Nasional
gianFenyusunan
Rancangan
1\
Perundang-undangan
danBantuan
Hukuml.
-l
t r-l
r 6r
-a /)
1'J
IJ
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
p a s al1
(1)'standar tenaga raboratoriumsekorah/madrasah
laboratoriumsekolah/madrasah, mencakup kepara
teknisi laboratoriumsekolah/madrasah,
dan laboransekolah/madrasah.
(2)'Untuk dapat diangkatsebagaitenaga
laboratoriumsekolah/madrasah,
seseorang wajibmemenuhistandartenagalaboratorium
yangberlakusecaranasional. sekolah/madrasah
(3)'standar laboratorium sekolah/madrasah
pa daa valenaga
t( 1 )t er c an tu m
sebagaimanadimaksud
d ar a mL a m p ir ai;n r ;t r r ; n M; ; i" ; il ;i .' -
" " "* '
Fa sa 2l
Penyelenggarasekolah/madrasah
laboratorium _;wajib ,.menerapkan standar tenaga
sekolah/madrasah sebagaimanadiaturdalampur"1ur"nnl|enilriini,
selambat-lambatnya
5 (lima)tahunse*telah
pJ;i;;"; M;nteriini ditetapkan.
p as a l3
Peraturan
Menteriini muraiberraku
padatanggarditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
p a dat an g g a l11 J u n i2 0 0 8
11;::.^
I
ii,;i
f
SALINAN
A. KUALIFIKASI
a. Jalur guru
1) Pendidikan minimal sarjana (S1);
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3);
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Laboran Sekolah/Madrasah
1
B. KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri 1.1.1 Bertindak secara
Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai dengan
yang dewasa, norma agama, hukum,
mantap, dan sosial, dan budaya
berakhlak mulia nasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan
kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri
2
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri 1.1.1 Bertindak secara
Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai dengan
yang dewasa, norma agama, hukum,
mantap, dan sosial, dan budaya
berakhlak mulia nasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan
kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri
5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.1.4 Merencanakan
kebutuhan bahan dan
perkakas untuk
perawatan dan
perbaikan peralatan
laboratorium
3.1.5 Merencanakan jadwal
perawatan dan
perbaikan peralatan
laboratorium
7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI KHUSUS
Teknisi Laboratorium IPA,
Fisika, Kimia, Biologi dan
Program Produktif SMK
4.1.4 Membuat peralatan
praktikum sederhana
4.1.5 Membuat paket bahan
siap pakai untuk
kegiatan praktikum
8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
11
DIMENS!
KOMPETEIUSI KOMPETEI{SI SIJE.KOIViPETENS!
4 . 4 . 3 M e n a n g ab
nai han-bahan
berbahaya danberacun
sesuaidenganprosedur
a n q b e r la k u
4 .4 . 4 N/ le n a n g an i bah
l im
laboratorium
sesuai
denganproseduryang
berlaku
4.4.5 Memberikanpertolongan
pertamapada kecelakaan
MET\JTERI
PEI\ DIDIKAN NXASIONAI-
TTD
BAMBANG
SIJDIBYO
Salinan
sesuaidenganaslinya,
BiroHukumdanOrganisasi"
.-Departemen
pendidikan
_- Nasional
' Baqian Renyusunan
n-",iungun
-,, ,1,ll.i ;,
;",#epSla
: iil,dralttl]dn
perundang-undangan
.i.."""-*'gpritira,i dan
: ptutm I
T2
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
1
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
(1) Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional.
(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2008
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
2
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008
A. Pendahuluan
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong
belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal
1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki
keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan
kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan
mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan
dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli
kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan
konseling. Konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling,
terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal.
Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli
bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap
empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli,
dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan.
Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan
ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi
profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani,
(2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3)
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan
(4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.
3
Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat
komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi
yang mendukung. Kompetensi akademik dan profesional konselor secara
terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
4
C. Kompetensi Konselor
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK
1. Menguasai teori dan praksis 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan
pendidikan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis
pendidikan
3. Menguasai esensi pelayanan 3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
bimbingan dan konseling dalam jalur, satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan
jenis, dan jenjang satuan pendidikan informal
5
3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenis pendidikan umum, kejuruan,
keagamaan, dan khusus
3.3 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan
menengah, serta tinggi.
B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
4. Beriman dan bertakwa kepada 4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan
Tuhan Yang Maha Esa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan
beragama dan toleran terhadap pemeluk agama
lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
5. Menghargai dan menjunjung tinggi 5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis
nilai-nilai kemanusiaan, tentang manusia sebagai makhluk spiritual,
individualitas dan kebebasan bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
memilih 5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif
individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sesuai dengan hak asasinya.
5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli
5.6 Bersikap demokratis.
6
C. KOMPETENSI SOSIAL
9. Berperan dalam organisasi dan 9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi
kegiatan profesi bimbingan dan profesi bimbingan dan konseling untuk
konseling pengembangan diri dan profesi
9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan
konseling
9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan
konseling untuk pengembangan diri dan profesi
D. KOMPETENSI PROFESIONAL
7
11.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen
untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli
berkaitan dengan lingkungan
11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli
dalam pelayanan bimbingan dan konseling
11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dengan tepat
11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional
dalam praktik asesmen
12. Menguasai kerangka teoretik dan 12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan
praksis bimbingan dan konseling dan konseling.
12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan
konseling.
12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan
bimbingan dan konseling.
12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah
kerja.
12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling.
12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format
pelayanan bimbingan dan konseling.
15. Menilai proses dan hasil kegiatan 15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program
Bimbingan dan Konseling. bimbingan dan konseling
15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan
bimbingan dan konseling.
8
15.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi
pelayanan bimbingan dan konseling kepada
pihak terkait
15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi
untuk merevisi dan mengembangkan program
bimbingan dan konseling
16. Memiliki kesadaran dan komitmen 16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan
terhadap etika profesional keterbatasan pribadi dan profesional.
16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
kewenangan dan kode etik profesional konselor
16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar
tidak larut dengan masalah konseli.
16.4 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan
pengembangan profesi
16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada
kepentingan pribadi konselor
16.7 Menjaga kerahasiaan konseli
17. Menguasai konsep dan praksis 17.1 Memahami berbagai jenis dan metode
penelitian dalam bimbingan dan penelitian
konseling 17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan
konseling
17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan
konseling
17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam
bimbingan dan konseling dengan mengakses
jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
9
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Pasal 1
Pasal 2
(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.
(2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Juni 2008
Muslikh, S.H
NIP. 131479478
SALINAN
A. SATUAN PENDIDIKAN
1. Satu SDLB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 6
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.
2. Satu SMPLB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.
3. Satu SMALB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.
4. Minimum satu SDLB dan satu SMPLB disediakan untuk satu kabupaten/kota.
5. Pada suatu wilayah berpenduduk lebih dari 250.000 jiwa, dan dibutuhkan
penambahan rombongan belajar untuk SDLB dan/atau SMPLB yang telah ada,
dapat dilakukan penambahan sarana dan prasarana pada SDLB dan/atau
SMPLB tersebut atau disediakan SDLB dan/atau SMPLB baru.
6. SDLB, SMPLB dan SMALB untuk tunalaras dipisahkan dari sekolah untuk
ketunaan lainnya.
B. LAHAN
1. Lahan SDLB, SMPLB dan SMALB memenuhi ketentuan luas lahan minimum
sebagai berikut.
b. Lahan SMPLB memenuhi ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada
Tabel 2.
c. Lahan SMALB memenuhi ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada
Tabel 3.
2
d. Lahan untuk SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang bergabung memenuhi
ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas Lahan Minimum SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang Bergabung
2. Luas lahan yang dimaksud dalam Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 adalah luas
lahan efektif yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan dan tempat
bermain/berolahraga.
4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat dengan
kendaraan roda empat.
5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan
sungai dan jalur kereta api.
7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
8. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
3
C. BANGUNAN
4
d. Bangunan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang bergabung memenuhi
ketentuan luas lantai bangunan minimum seperti tercantum pada Tabel 8.
Tabel 8 Luas Lantai Bangunan Minimum SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang Bergabung
5
6. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
a. Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
7. Bangunan dapat memiliki lebih dari satu lantai jika disediakan tangga dan ramp untuk
pengguna kursi roda yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, dan
keselamatan.
10. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional.
11. Kualitas bangunan minimum permanen kelas B, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar Pekerjaan Umum.
14. Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6
Tabel 9 Kelengkapan Sarana dan Prasarana SDLB, SMPLB dan SMALB
2 Ruang
pembelajaran
khusus
2.1 Ruang OM** √ √
2.2 Ruang BKPBI:
2.2.1 Ruang Bina √ √
Wicara**
2.2.2 Ruang Bina Persepsi √ √
Bunyi dan Irama**
2.3 Ruang Bina Diri** √ √
2.4 Ruang Bina Diri dan √ √
Bina Gerak**
2.5 Ruang Bina Pribadi √ √
dan Sosial**
2.6 Ruang keterampilan* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Ruang penunjang
3.1 Ruang pimpinan* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.2 Ruang guru* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.3 Ruang tata usaha* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.4 Tempat beribadah* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.5 Ruang UKS* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.6 Ruang konseling/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
asesmen*
3.7 Ruang organisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesiswaan*
3.8 Jamban* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.9 Gudang* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.10 Ruang sirkulasi* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.11 Tempat bermain/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berolahraga*
Keterangan:
* satu ruang dapat digunakan bersama untuk lebih dari satu jenis ketunaan dan lebih dari satu
jenjang pendidikan
** satu ruang dapat digunakan bersama untuk lebih dari satu jenjang pendidikan
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur
dalam standar tiap ruang sebagai berikut.
7
1. RUANG PEMBELAJARAN UMUM
8
No Jenis Rasio Deskripsi
9
Tabel 11 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan
10
No Jenis Rasio Deskripsi
2 Perabot
2.1 Rak buku 1 set/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
dengan baik.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan
mudah.
2.2 Rak majalah 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
majalah.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi majalah dengan
mudah.
2.3 Rak surat kabar 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
suratkabar.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi suratkabar dengan
mudah.
2.4 Meja baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Desain memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
2.5 Kursi baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
2.6 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2.7 Meja kerja/ 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
sirkulasi Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2.8 Lemari katalog 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Cukup untuk menyimpan kartu-kartu
katalog.
Lemari katalog dapat diganti dengan
meja untuk menempatkan katalog.
2.9 Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung
seluruh peralatan untuk pengelolaan
perpustakaan.
Dapat dikunci.
2.10 Papan 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
pengumuman Ukuran minimum 1 m2.
2.11 Meja multimedia 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung
11
No Jenis Rasio Deskripsi
seluruh peralatan multimedia.
3 Media
Pendidikan
3.1 Peralatan 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set
multimedia komputer (CPU, monitor minimum
15 inci, printer), TV, radio, dan
pemutar VCD/DVD.
Khusus untuk SDLB-A, SMPLB-A, dan
SMALB-A komputer dilengkapi dengan
perangkat lunak screen reader, screen
review, atau text-to-speech, serta printer
braille.
4 Peralatan
Pendidikan
4.1 Papan braille 6 buat/sekolah
4.2 Braille kit 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.3 Reglet dan pena 10 set/sekolah Terbuat dari besi stainles atau plastik
dengan sel 4-6 baris dan 27-30 kolom.
4.4 Peta timbul 1 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.5 Abacus 6 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.6 Magnifier lens 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
set
4.7 Sistem Simbol 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
Braille Indonesia
4.8 Papan geometri 6 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.9 Globe timbul 1 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
5 Perlengkapan
Lain
5.1 Buku inventaris 1 buah/sekolah
5.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
5.3 Jam dinding 1 buah/ruang
5.4 Tempat sampah 1 buah/ruang
12
2. RUANG PEMBELAJARAN KHUSUS
Tabel 12 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM)
13
No. Jenis Rasio Deskripsi
2.3.2 Alat musik pukul 1 set/sekolah
2.3.3 Alat musik tiup 6 buah/sekolah
2.3.4 Alat musik petik 2 buah/sekolah
2.3.5 Alat musik gesek 2 buah/sekolah
3 Perlengkapan Lain
3.1 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.2. Ruang Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) untuk
Tunarungu (B)
14
No Jenis Rasio Deskripsi
2.4 Nasalisator 1 buah/ruang Alat bantu pembentuk fonem-fonem nasal/
sengau.
2.5 Sikat getar 5 buah/ruang Alat bantu pembentukan fonem-fonem getar.
2.6 Alat latihan 1 set/ruang Dapat berupa bola pingpong dengan media
pernafasan pipa PVC dibelah, kapas, bulu-bulu, lilin,
kertas tipis, pembuluh, parfum/aroma.
2.7 Alat latihan 1 set/ruang Terdiri dari berbagai makanan lunak, cair dan
organ bicara keras sebagai perangsang lidah, seperti madu,
permen, sirup.
2.8 Spatel 3 buah/ruang Digunakan untuk memperbaiki posisi lidah
saat pengucapan fonem tertentu.
Dapat diganti dengan sendok es krim untuk
penggunaan sekali pakai.
2.9 Garpu tala 1 buah/ruang
2.10 Gambar organ 1 buah/ruang Digunakan untuk membantu menyadari posisi
artikulasi organ artikulasi sesuai dengan fonem yang
akan dibentuk.
2.11 Bagan konsonan 1 buah/ruang Digunakan untuk membantu menyadarkan
dan vokal dan membentuk fonem sesuai dengan posisi
alat ucap.
2.12 Kartu identifikasi 1 set/ruang Kartu kata berjumlah minimal 15 kartu per
fonem untuk mengidentifikasi fonem sesuai
dengan posisi awal, tengah dan/atau akhir.
2.13 Buku program 1 buah/peserta Merekam perkembangan latihan peserta didik.
latihan didik
3 Perlengkapan
Lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang
15
Tabel 14 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama
16
2.3. Ruang Bina Diri untuk Tunagrahita (C)
a. Ruang Bina Diri berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran Bina Diri
yang meliputi :
1) Merawat diri: Makan, minum, menjaga kebersihan badan, buang air
2) Mengurus diri: Berpakaian dan berhias diri
3) Okupasi: Melakukan kegiatan sehari-hari yang meliputi mencuci dan
menyeterika baju, menyemir sepatu, membuat minuman, memasang
sprei, dan membersihkan lantai.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunagrahita
memiliki minimum satu buah ruang Bina Diri dengan luas minimum 24 m2.
c. Ruang Bina Diri dilengkapi dengan kamar mandi dan/atau jamban khusus
untuk latihan atau dapat memanfaatkan jamban yang ada.
d. Ruang Bina Diri dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 15.
Tabel 15 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Bina Diri
17
No Jenis Rasio Deskripsi
2.4. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak untuk Tunadaksa (D)
a. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak berfungsi sebagai tempat latihan
koordinasi, layanan perbaikan disfungsi organ tubuh, terapi wicara dan
terapi okupasional, serta sekaligus berfungsi sebagai ruang asesmen.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunadaksa
memiliki minimum satu buah ruang Bina Diri dan Bina Gerak yang dapat
menampung satu rombongan belajar dengan luas minimum 30 m2.
c. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak dilengkapi dengan kamar mandi dan/atau
jamban khusus untuk latihan atau dapat memanfaatkan jamban yang ada.
d. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak dilengkapi dengan sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 16.
Tabel 16 Jenis, Rasio, dan Deskrispsi Sarana Ruang Bina Diri dan Bina Gerak
18
No Jenis Rasio Deskripsi
2.3 Exercise mat R 70 2 set/sekolah Digunakan sebagai alas lantai saat latihan.
2.4 Papan keseimbangan 1 set/sekolah Terbuat dari balok ukuran panjang 3 m,
lebar 15 cm, tebal 10 cm, tinggi 20 cm
dari lantai.
Digunakan untuk latihan keseimbangan
pada posisi berdiri dan berjalan.
2.5 Sand bag 3 unit/sekolah Kantong berisi pasir sebagai pemberat
dan penyetabil keseimbangan.
2.6 Stand-in table 1 set/sekolah Dapat digunakan oleh dua peserta didik.
Digunakan untuk memperbaiki postur
tubuh dan melatih otot kaki.
2.7 Vestibular board 1 set/sekolah Berupa papan keseimbangan setengah
lingkaran yang digunakan untuk latihan
keseimbangan dalam posisi duduk dan
tengkurap.
2.8 Balance beam set 1 set/sekolah Digunakan untuk mengembangkan
kemampuan persepsi jarak dalam
melangkah.
2.9 Physio ball mirror 1 set/sekolah Terdiri dari beberapa ukuran.
Digunakan sebagai tumpuan untuk
melatih otot perut dan punggung.
2.10 Wheelchair 2 buah/sekolah Kursi roda sebagai alat bantu bergerak.
2.11 Walker 2 buah/sekolah Digunakan sebagai alat bantu berjalan.
2.12 Crawler 1 buah/sekolah Digunakan sebagai alat bantu bergerak
bagi siswa dengan anggota tubuh yang
tidak berfungsi.
2.13 Stick 2 pasang/sekolah
2.14 Kruk 2 pasang/sekolah Meliputi jenis kruk dengan tumpuan di
untuk setiap jenis siku dan kruk dengan tumpuan di ketiak
2.15 Tripod 1 set/sekolah Terbuat dari logam.
Digunakan sebagai alat bantu berjalan.
2.16 Brace 1 set/sekolah Digunakan untuk menyangga kaki yang
layu.
2.17 Walking parallel bars 1 set/sekolah Digunakan untuk latihan berjalan serta
penguatan otot kaki dan otot tangan.
2.18 Wall bars 1 buah/sekolah Berupa tangga yang menempel pada
dinding tembok.
Berfungsi untuk melatih kekuatan otot
tangan, otot kaki dan memperbaiki postur
tubuh terutama tulang belakang.
2.19 Dynamic body and balance 1 set/sekolah Digunakan untuk latihan keseimbangan
dalam berbagai posisi.
2
2.20 Kolam hydrotherapy 1 buah/sekolah Berupa kolam berukuran 2 m dengan
kedalaman antara 20-120 cm.
Terbuat dari beton, fiber, plastik atau
bahan lain yang setara.
Dapat berupa kolam permanen atau
portabel.
19
No Jenis Rasio Deskripsi
2.21 Tempat tidur 1 buah/sekolah Digunakan sebagai tempat untuk
pemijatan otot-otot yang layu.
2.22 Dressing frame set 6 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
2.23 Swivel utensil 1 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
2.24 Lacing shoes 1 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
Terdiri dari perlengkapan latihan
menggunakan sepatu dan kaos kaki.
2.25 Peralatan toilet training 1 set/sekolah Terdiri dari berbagai bentuk kloset untuk
latihan buang air serta latihan bagi
orangtua/pengasuh untuk memindahkan
peserta didik dari kursi roda ke kloset.
2.26 Cermin 1 buah/sekolah Cermin lebar dipasang di dinding dan
dilengkapi dengan kain penutup cermin.
2.27 Speech trainer 1 set/sekolah Berfungsi sebagai alat amplifikasi bunyi
untuk umpan balik pendengaran.
Dilengkapi dengan lampu indikator dan
vibrator, headphone anak (suara dan
vibrator), serta mikrofon guru dan peserta
didik.
2.28 Garpu tala 1 buah/sekolah
2.29 Spatel 1 buah/sekolah Digunakan untuk memperbaiki posisi
lidah saat pengucapan fonem tertentu.
Dapat diganti dengan sendok es krim
untuk penggunaan sekali pakai.
3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang
20
Tabel 17 Jenis Rasio dan Diskripsi sarana Ruang Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial
3. RUANG PENUNJANG
21
b. Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dan lebar minimum adalah 3 m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, serta dapat
dikunci dengan baik.
d. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 18.
a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum
adalah 32 m2.
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman SDLB, SMPLB dan/atau SMALB
ataupun dari luar lingkungan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB, serta dekat
dengan ruang pimpinan.
d. Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 19.
22
Tabel 19 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru
a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan
administrasi SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
b. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/petugas dan luas minimum
adalah 16 m2.
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman SDLB, SMPLB dan/atau
SMALB ataupun dari luar lingkungan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB,
serta dekat dengan ruang pimpinan.
d. Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 20.
23
Tabel 20 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Tata Usaha
24
Tabel 21 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Beribadah
a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan di SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
c. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 22.
25
3.6. Ruang Konseling/Asesmen
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Instrumen konseling 1 set/ruang
2.2 Buku sumber 1 set/ruang
2.3 Media pengembangan 1 set/ruang Menunjang pengembangan kognisi,
kepribadian emosi, dan motivasi peserta didik.
2.4 Perlengkapan asesmen 1 set/ruang Disesuaikan dengan jenis ketunaan
peserta didik.
3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
26
3.7. Ruang Organisasi Kesiswaan
3.8. Jamban
27
Tabel 25 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban
3.9. Gudang
28
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman SDLB, SMPLB dan/atau
SMALB.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB dengan luas
minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar
minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik,
beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar
pengaman dengan tinggi 90 -110 cm.
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga dan ramp.
f. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum
dua buah tangga.
g. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat
tidak lebih dari 25 m.
h. Lebar minimum tangga adalah 1,5 m, tinggi maksimum anak tangga adalah
17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan
yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.
i. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
j. Kelandaian ramp tidak lebih terjal dari 1:12.
k. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
29
Tabel 27 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga
TTD
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional.
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,
Muslikh, S.H
NIP. 131479478
30
DAFTAR ISI
31
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
1
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2007
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007
A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah
dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang
akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada
warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan
komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah/madrasah;
3
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan.
4
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-
pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan
persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada
peningkatan dan pengembangan mutu.
1. Pedoman Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedoman yang
mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah
dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
b. Perumusan pedoman sekolah/madrasah:
1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah;
2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan masyarakat.
c. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi:
1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
2) kalender pendidikan/akademik;
3) struktur organisasi sekolah/madrasah;
4) pembagian tugas di antara guru;
5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6) peraturan akademik;
7) tata tertib sekolah/madrasah;
8) kode etik sekolah/madrasah;
9) biaya operasional sekolah/madrasah.
d. Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk
pelaksanaan operasional.
5
e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian
tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala
tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.
4. Bidang Kesiswaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan petunjuk
pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta
didik yang meliputi:
1) Kriteria calon peserta didik:
a) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun,
pengecualian terhadap usia peserta didik yang kurang dari
6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis
6
dari pihak yang berkompeten, seperti konselor
sekolah/madrasah maupun psikolog;
b) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang
memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual, mental,
sensorik, dan/atau sosial;
c) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI, Paket A atau satuan
pendidikan bentuk lainnya yang sederajat;
d) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota masyarakat yang
telah lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan
lainnya yang sederajat.
2) Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah dilakukan:
a) secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana
tertuang dalam aturan sekolah/madrasah;
b) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender,
agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi
SD/MI, SMP/MTs penerima subsidi dari Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah;
c) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK,
MA/MAK, dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK;
d) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
3) Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan
guru.
b. Sekolah/Madrasah:
1) memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para
peserta didik;
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan;
4) melakukan pelacakan terhadap alumni.
7
5) Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP.
6) Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
7) Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP), atau Perguruan Tinggi.
8) Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan
SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab
di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP
Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.
9) Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota, sedangkan MA dan MAK oleh Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi.
b. Kalender Pendidikan
1) Sekolah/Madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik
yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan
ekstrakurikuler, dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
a) didasarkan pada Standar Isi;
b) berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah
selama satu tahun dan dirinci secara semesteran,
bulanan, dan mingguan;
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan
oleh kepala sekolah/madrasah.
3) Sekolah/Madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP.
4) Sekolah/Madrasah menyusun mata pelajaran yang
dijadwalkan pada semester gasal, dan semester genap.
c. Program Pembelajaran
1) Sekolah/Madrasah menjamin mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran dan program pendidikan
tambahan yang dipilihnya.
8
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta
Standar Proses dan Standar Penilaian.
3) Mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan
dengan:
a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
Standar Proses;
b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis,
mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan
dialogis;
c) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan
kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas
intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi,
mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan
memprediksi;
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-
sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman
konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh
guru.
4) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya agar peserta didik mampu:
a) meningkat rasa ingin tahunya;
b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai
dengan tujuan pendidikan;
c) memahami perkembangan pengetahuan dengan
kemampuan mencari sumber informasi;
d) mengolah informasi menjadi pengetahuan;
e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah;
f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan
proporsi yang wajar.
5) Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab terhadap
kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan Pemerintah.
6) Kepala SD/MI/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP/MTs,
dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum
bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
9
7) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
dengan cara:
a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
b) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi,
inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang
tersedia secara efektif dan efisien;
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan
peserta didik, dan pengalaman belajar sebelumnya yang
bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari
yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat;
e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas
kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya;
f) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat
menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki
motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang
tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis
dalam menyelesaikan masalah.
d. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah/Madrasah menyusun program penilaian hasil belajar
yang berkeadilan, bertanggung jawab dan
berkesinambungan.
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada
Standar Penilaian Pendidikan.
3) Sekolah/Madrasah menilai hasil belajar untuk seluruh
kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial,
klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan
kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan
kelas atau kelulusan, dan dokumentasi.
4) Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan
kepada guru.
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik,
berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program
termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka
mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan
bertanggung jawab.
6) Sekolah/Madrasah menetapkan prosedur yang mengatur
transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian
formal yang berkelanjutan.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah
dinilai.
10
8) Sekolah/Madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional yang mengatur mekanisme penyampaian
ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai
penilaian hasil belajar.
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang
diajarkan.
10) Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan
secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan
sumatif, sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang
digunakan.
11) Sekolah/Madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan
penilaian hasil belajar sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan.
12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau,
didokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai
balikan kepada peserta didik untuk perbaikan secara berkala.
13) Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan,
keandalan, dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan
metode penilaian.
14) Sekolah/Madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua
peserta didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi di
atasnya.
e. Peraturan Akademik
1) Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan
Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti
pelajaran dan tugas dari guru;
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan
kelas, dan kelulusan;
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan
fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan
buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata
pelajaran, wali kelas, dan konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
11
1) disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,
termasuk pembagian tugas, mengatasi bila terjadi
kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan
pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga
kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil,
dan terbuka.
c. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
penyelenggara sekolah/madrasah.
d. Sekolah/Madrasah perlu mendukung upaya:
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme;
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang
diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi
individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah/madrasah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan
kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas;
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain
didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi
tugas oleh pimpinan tertinggi sekolah/madrasah yang
dilakukan setelah empat tahun, tetapi bisa diperpanjang
berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada
mutasi.
e. Sekolah/Madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah;
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah;
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kurikulum
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola bidang
kurikulum;
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sarana
prasarana;
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola peserta
didik;
12
6) wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola kemitraan dengan dunia
usaha dan dunia industri;
7) guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi,
mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas dan mampu mengaktualisasikan
potensi kemanusiaannya secara optimum;
8) konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik;
9) pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik
pada kegiatan pelatihan;
10) tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan;
11) tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium;
12) teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana
dan prasarana pembelajaran;
13) tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif;
14) tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan.
13
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
d. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
e. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan
pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar
Sarana dan Prasarana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi
gedung dan laboratorium serta pengembangannya.
f. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman
buku dan bahan pustaka lainnya;
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik;
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari
kerja;
4) melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik
internal maupun eksternal;
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan
dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta.
g. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi
dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
dapat menimbulkan kerusakan.
h. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler
disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler
peserta didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.
14
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah
dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan
peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite
sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan
persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana
secara transparan dan akuntabel.
15
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang
mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar.
f. Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menegakkan etika sekolah/madrasah.
g. Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk
meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga
sekolah/madrasahnya.
h. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat
norma untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi
ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan
yang berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan
harmoni sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan
sekolah/madrasah.
i. Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan perlu mendapat
bimbingan dengan keteladanan, pembinaan dengan membangun
kemauan, serta pengembangan kreativitas dari pendidik dan
tenaga kependidikan.
j. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga
kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan tenaga
kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian
sekolah/madrasah, dan/atau perangkat sekolah lainnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta
didik;
2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau
les kepada peserta didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan
dan undang-undang;
4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mencederai integritas hasil Ujian
Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
k. Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
16
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan masyarakat pendukung
sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah dilibatkan dalam
pengelolaan non-akademik.
d. Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang
ditetapkan.
e. Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain
yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan
pemanfaatan lulusan.
f. Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga
pemerintah atau non-pemerintah.
g. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal
dengan SMP/MTs/SMPLB atau yang setara, serta dengan
TK/RA/BA atau yang setara di lingkungannya.
h. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara dilakukan minimal
dengan SMA/SMK/SMALB, MA/MAK, SD/MI atau yang setara, serta
dunia usaha dan dunia industri.
i. Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara dilakukan minimal
dengan perguruan tinggi, SMP/MTs, atau yang setara, serta dunia
usaha dan dunia industri di lingkungannya.
j. Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian
secara tertulis.
1. Program Pengawasan
a. Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara
obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah
didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-
pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk
menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.
17
f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah.
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah dan orang tua/wali peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas
masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah. kepala
sekolah/madrasah, secara terus menerus melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada
komite sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah
kepada bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah
kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan pada
madrasah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada
madrasah terkait.
l. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan
menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah/madrasah, termasuk memberikan
sanksi atas penyimpangan yang ditemukan.
m. Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan
tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.
2. Evaluasi Diri
a. Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja
sekolah/madrasah.
b. Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikator untuk
mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam
rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
c. Sekolah/Madrasah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-
kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir semester
akademik;
18
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir tahun
anggaran sekolah/madrasah.
d. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara periodik berdasar
pada data dan informasi yang sahih.
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan
menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki
legitimasi.
c. Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan kualitas
kelembagaannya secara holistik dengan menindaklanjuti saran-
saran hasil akreditasi.
19
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala
sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah
berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah
untuk bidang akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan
kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang
akademik, sarana-prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha
dan dunia industri. Dalam hal tertentu atau sekolah/madrasah yang
masih dalam taraf pengembangan, kepala sekolah/madrasah dapat
menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil kepala
sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses
pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh
kepala sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal
sekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara
sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan
memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah:
a. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
c. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
e. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran
sekolah/madrasah;
f. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta,
pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara
sekolah/madrasah;
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang
tua peserta didik dan masyarakat;
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian
20
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan
dan kode etik;
i. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta
didik;
j. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai
pelaksanaan kurikulum;
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta
memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah;
l. meningkatkan mutu pendidikan;
m. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
n. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan
didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
o. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi
proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para
guru dan tenaga kependidikan;
p. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang
aman, sehat, efisien, dan efektif;
q. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan
memobilisasi sumber daya masyarakat;
r. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
kewenangan kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
bidangnya.
21
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah
terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan
sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif.
F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas
dasar rekomendasi BSNP.
22
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum bisa memenuhi Standar
Nasional Pendidikan menggunakan biaya satuan yang lebih rendah dari
standar biaya ini.
Pasal 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Oktober 2009
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
1
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SMK Teknik
2
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
1) Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya
bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan
ringan, biaya daya dan jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, biaya
konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya
uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.
2) Biaya alat tulis sekolah adalah biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah
yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.
3) Biaya alat dan bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat
dan bahan-bahan praktikum IPA, alat-alat dan bahan-bahan praktikum
IPS, alat-alat dan bahan-bahan praktikum bahasa, alat-alat dan bahan-
bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan praktikum
ketrampilan, alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahan-
bahan kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan kesehatan dan
keselamatan, tinta stempel, toner/tinta printer, dll yang habis dipakai dalam
waktu satu tahun atau kurang.
4) Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk memelihara
dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk
mempertahankan kualitas sarana dan prasarana sekolah/madrasah agar
layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
5) Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya
dan jasa yang yang mendukung kegiatan belajar mengajar di
sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dll.
6) Biaya transpor/perjalanan dinas adalah biaya untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik
dalam di kota maupun ke luar kota.
7) Biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan
sekolah/madrasah yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat
sekolah/madrasah, perlombaan di sekolah/madrasah, dll.
8) Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk keamanan
dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik seperti asuransi kebakaran, asuransi bencana alam,
asuransi kecelakaan praktek kerja di industri, dll.
4
9) Biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk
menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra
kurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), olah raga, kesenian,
lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan
keagamaan, dll.
10) Biaya uji kompetensi adalah biaya untuk penyelenggaraan ujian
kompetensi bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
akan lulus.
11) Biaya praktek kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk
penyelenggaraan praktek industri bagi peserta didik SMK.
12) Biaya pelaporan adalah biaya untuk menyusun dan mengirimkan laporan
sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang.
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
5
SALINAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 69 TAHUN 2009 TANGGAL 5 OKTOBER 2009
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
1
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
2
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
3
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
4
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
5
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
6
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
7
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
8
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
9
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
XXIV Provinsi Sulawesi Selatan 0,965
Kab. Bantaeng 0,974
Kab. Barru 0,961
Kab. Bone 0,973
Kab. Bulukumba 0,955
Kab. Enrekang 0,978
Kab. G o w a 0,946
Kab. Jeneponto 0,945
Kab. Luwu 0,990
Kab. Luwu Utara 0,987
Kab. M a r o s 0,969
Kab. Pangkajene Kepulauan 0,989
Kab. Pinrang 0,957
Kab. Selayar 1,047
Kab. Sidenreng Rappang 0,946
Kab. Sinjai 0,959
Kab. Soppeng 0,952
Kab. Takalar 0,989
Kab. Tana Toraja 0,963
Kab. Wajo 0,953
Kota Pare-pare 0,949
Kota Makassar 0,936
Kota Palopo 0,956
Kab. Luwu Timur 1,003
10
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
11
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
12
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
13