Anda di halaman 1dari 528

Model Penjaminan Mutu Sekolah melalui POS implementasi 8 Standar Nasional

Pendidikan (SNP): Kebijakan

Penulis:
Drs. Harmanto, M.Si, Ardiani Mustikasari, S.Si, M.Pd
Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd Dra. Erwin Roosilawati, M.Pd
Tri Mulyani, S.Pd., M.Pd Dra. Suminarsih, M.Si
Drs. Mujiyanto Paulus, M.Pd Drs. S.W. Widodo, M.Pd
Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom Sri Hartati, S.Pd., M.Pd
Dr. Mulida Hadrina Harjanti, M.Pd Drs. Slamet Trihartanto
Dra. Nani Rosdijati, M.M Dedy Gunawan, S.Pd., M. Ed
Drs. Abadi, M.Pd Nuning Khadijatus Shalihah, S.Si, M.Sc
Mampuono, S.Pd., M.Kom

Agustus 2020

Diterbitkan Oleh:
LPMP Jawa Tengah
Jl. Kyai Maja Srondol Kulon, Semarang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah telah menyelesaikan buku 2
kebijakan. Dokumen kebijakan menjadi acuan mutu seluruh penyelenggaraan
kegiatan di sekolah.

Buku 2 berisi tentang dokumen-dokumen kebijakan 8 SNP merupakan rangkaian


dari enam buku yang disusun dalam pengembangan model penjaminan mutu
sekolah melalui implementasi POS-SNP.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah mengucapkan


terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen
kebijakan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Semoga dokumen
kebijakan yang telah disusun bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Semarang, Agustus 2020


Plt. Kepala LPMP Jawa Tengah

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1. Kebijakan Sistem Pendidikan Nasional


2. Kebijakan Standar Nasional Pendidikan
3. Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
4. Kebijakan 8 Standar Nasional Pendidikan

iii
PENDAHULUAN

Buku 2 menyediakan dasar-dasar kebijakan implementasi penjaminan mutu


pendidikan bagi satuan pendidikan. Warga sekolah harus memahami kebijakan-
kebijakan terkini terkait SNP dengan membaca peraturan-peraturan yang relevan.
Sekolah harus selalu memantau perubahan kebijakan yang ada mengingat selalu
terjadi pemabaharuan di tingkat peraturan menteri.

Kebijakan pada buku 2 meliputi khususnya kebijakan tentang 8 Standar Nasional


Pendidikan yang terdiri atas Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI),
Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PTK), Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Biaya
Operasi.

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah,


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya
disingkat SKL didasarkan pada Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah,


Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disingkat SI
didasarkan kepada Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,


Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah didasarkan kepada Permendiknas
No. 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra,
Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras.

Standar Penilaian Pendidikan,


Standar Penilaian Pendidikan didasarkan kepada Permendikbud No. 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

iv
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK),
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, selanjutnya disingkat Standar PTK
didasarkan kepada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru; Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, Permendiknas RI Nomor
25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,
Permendiknas RI Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah, dan Permendiknas RI Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Standar Sarana Prasarana,


Standar Sarana dan Prasarana, selanjutnya disingkat Standar Sarpras didasarkan
kepada Permendiknas No. 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana
Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

Standar Pengelolaan,
Standar Pengelolaan didasarkan kepada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Sekolah/ Madrasah.

Standar Biaya Operasi


Standar Biaya Operasi didasarkan kepada Permendiknas No. 69 Tahun 2009
tentang Standar Pembiayaan Sekolah/ Madrasah.

v
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam bangsa yang diatur dengan undang-undang;
c. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;

d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat
perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu


membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Mengingat: Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.

4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.

6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan
pendidikan.

10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.

13. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial,
budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.

21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.

23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli
pendidikan.

25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

26. Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

27. Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan
dalam bidang pendidikan.

28. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

29. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.

30. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional.
BAB II

DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal 2

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB III

PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 4

(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.

(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat.

(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA,

ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 5

(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.

(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus.

(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Pasal 6

(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.

(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban Orang Tua

Pasal 7

(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya.

(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Masyarakat

Pasal 8

Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan.
Pasal 9

Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Keempat

Hak dan Kewajiban Pemerintah

dan Pemerintah Daerah

Pasal 10

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi
setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

BAB V

PESERTA DIDIK

Pasal 12

(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:


a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

(2) Setiap peserta didik berkewajiban:


a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI

JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 13

(1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.

(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka
dan/atau melalui jarak jauh.

Pasal 14

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pasal 15

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

Pasal 16

Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Bagian Kedua

Pendidikan Dasar

Pasal 17

(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

(2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga

Pendidikan Menengah

Pasal 18

(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

(3) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat

Pendidikan Tinggi

Pasal 19

(1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

(2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.

Pasal 20

(1) Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.

(2) Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

(3) Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.

(4) Ketentuan mengenai perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 21

(1) Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program
pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan
yang diselenggarakannya.

(2) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggi dilarang memberikan
gelar akademik, profesi, atau vokasi.

(3) Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari perguruan tinggi yang dinyatakan
berhak memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi.

(4) Penggunaan gelar akademik, profesi, atau vokasi lulusan perguruan tinggi hanya dibenarkan dalam bentuk dan
singkatan yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
(5) Penyelenggara pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan pendirian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
atau penyelenggara pendidikan bukan perguruan tinggi yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa penutupan penyelenggaraan pendidikan.

(6) Gelar akademik, profesi, atau vokasi yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan yang tidak sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau penyelenggara pendidikan yang bukan
perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dinyatakan tidak sah.

(7) Ketentuan mengenai gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 22

Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan
(doktor honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa
yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.

Pasal 23

(1) Pada universitas, institut, dan sekolah tinggi dapat diangkat guru besar atau profesor sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(2) Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai
pendidik di perguruan tinggi.

Pasal 24

(1) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku
kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan.

(2) Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan
pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.

(3) Perguruan tinggi dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
prinsip akuntabilitas publik.

(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 25

(1) Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi.

(2) Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau
vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.

(3) Ketentuan mengenai persyaratan kelulusan dan pencabutan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kelima

Pendidikan Nonformal

Pasal 26

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.

(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.

(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.

(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam

Pendidikan Informal

Pasal 27

(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri.

(2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

(3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketujuh

Pendidikan Anak Usia Dini

Pasal 28

(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal
(RA), atau bentuk lain yang sederajat.

(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.

(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedelapan

Pendidikan Kedinasan

Pasal 29

(1) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga
pemerintah nondepartemen.

(2) Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen.

(3) Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

(4) Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesembilan

Pendidikan Keagamaan

Pasal 30

(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk
lain yang sejenis.

(5) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesepuluh

Pendidikan Jarak Jauh

Pasal 31

(1) Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

(2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak
dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.

(3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh
sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan.

(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesebelas

Pendidikan Khusus dan

Pendidikan Layanan Khusus

Pasal 32

(1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa.

(2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi.

(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII

BAHASA PENGANTAR

Pasal 33

(1) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.

(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan
dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu.

(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung
kemampuan berbahasa asing peserta didik.

BAB VIII

WAJIB BELAJAR

Pasal 34

(1) Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan
dasar tanpa memungut biaya.

(3) Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

(4) Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IX

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Pasal 35

(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala.

(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB X

KURIKULUM

Pasal 36

(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 37

(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:


a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal.

(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:


a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
(3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 38

(1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.

(2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah.

(3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.

(4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.

BAB XI

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 39

(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pasal 40

(1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:


a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan
e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.

(2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:


a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
Pasal 41

(1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah.

(2) Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang
mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.

(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

(4) Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 42

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.

(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 43

(1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang
pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.

(3) Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 44

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

(2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan tenaga kependidikan
pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya.

(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan
pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.
BAB XII

SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Pasal 45

(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik.

(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIII

PENDANAAN PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Tanggung Jawab Pendanaan

Pasal 46

(1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana
diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(3) Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Sumber Pendanaan Pendidikan

Pasal 47

(1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.

(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga

Pengelolaan Dana Pendidikan

Pasal 48

(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik.

(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat

Pengalokasian Dana Pendidikan

Pasal 49

(1) Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).

(2) Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).

(3) Dana pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk
hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Dana pendidikan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Ketentuan mengenai pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIV

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 50

(1) Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri.

(2) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional.
(3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada
semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.

(4) Pemerintah Daerah Propinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga
kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk
tingkat pendidikan dasar dan menengah.

(5) Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan
yang berbasis keunggulan lokal.

(6) Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya.

(7) Ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
(4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 51

(1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.

(2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu,
dan evaluasi yang transparan.

(3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 52

(1) Pengelolaan satuan pendidikan nonformal dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.

(2) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan nonformal sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Badan Hukum Pendidikan

Pasal 53

(1) Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk
badan hukum pendidikan.

(2) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berfungsi memberikan pelayanan pendidikan
kepada peserta didik.

(3) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana
secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan.

(4) Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan Undang-undang tersendiri.
BAB XV

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 54

(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.

(2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pasal 55

(1) Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal
sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.

(2) Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi
pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.

(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

(4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya
lain secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

(5) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah

Pasal 56

(1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.

(2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/ Kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarkis.

(3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

(4) Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XVI

EVALUASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI

Bagian Kesatu

Evaluasi

Pasal 57

(1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

(2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal
untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.

Pasal 58

(1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

(2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Pasal 59

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.

(2) Masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembaga yang mandiri untuk melakukan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58.

(3) Ketentuan mengenai evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Akreditasi

Pasal 60

(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal
dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

(2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang
berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

(3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

(4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

Sertifikasi

Pasal 61

(1) Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.

(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian
suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

(4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XVII

PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 62

(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin Pemerintah atau
Pemerintah Daerah.

(2) Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi, serta
manajemen dan proses pendidikan.

(3) Pemerintah atau Pemerintah Daerah memberi atau mencabut izin pendirian satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Ketentuan mengenai pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 63

Satuan pendidikan yang didirikan dan diselenggarakan oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara lain
menggunakan ketentuan Undang-undang ini.

BAB XVIII

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA NEGARA LAIN

Pasal 64

Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, bagi peserta didik warga negara asing, dapat menggunakan ketentuan yang berlaku di negara yang
bersangkutan atas persetujuan Pemerintah Republik Indonesia.

Pasal 65

(1) Lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya dapat menyelenggarakan
pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(2) Lembaga pendidikan asing pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib memberikan pendidikan agama
dan kewarganegaraan bagi peserta didik Warga Negara Indonesia.

(3) Penyelenggaraan pendidikan asing wajib bekerja sama dengan lembaga pendidikan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan mengikutsertakan tenaga pendidik dan pengelola Warga Negara
Indonesia.

(4) Kegiatan pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan negara lain yang diselenggarakan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIX

PENGAWASAN

Pasal 66

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/ madrasah melakukan pengawasan
atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan
masing-masing.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas
publik.

(3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

BAB XX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 67

(1) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar
akademik, profesi, dan/ atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(2) Penyelenggara perguruan tinggi yang dinyatakan ditutup berdasarkan Pasal 21 ayat (5) dan masih beroperasi
dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(3) Penyelenggara pendidikan yang memberikan sebutan guru besar atau profesor dengan melanggar Pasal 23
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Penyelenggara pendidikan jarak jauh yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 68

(1) Setiap orang yang membantu memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau
vokasi dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi yang
diperoleh dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling
lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan bentuk dan singkatan yang diterima
dari perguruan tinggi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

(4) Setiap orang yang memperoleh dan/atau menggunakan sebutan guru besar yang tidak sesuai dengan Pasal 23
ayat (1) dan/atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 69

(1) Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi yang
terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak menggunakan ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan ayat (3) yang terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 70

Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 71

Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 72

Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang pada saat Undang-undang ini diundangkan belum
berbentuk badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 tetap berlaku sampai dengan
terbentuknya Undang-undang yang mengatur badan hukum pendidikan.

Pasal 73

Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib memberikan izin paling lambat dua tahun kepada satuan pendidikan
formal yang telah berjalan pada saat Undang-undang ini diundangkan belum memiliki izin.

Pasal 74

Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3390) yang ada pada saat diundangkannya Undang- undang ini masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.
BAB XXII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 75

Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan Undang-undang ini harus diselesaikan
paling lambat dua tahun terhitung sejak berlakunya Undang-undang ini.

Pasal 76

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 48/Prp./1960 tentang Pengawasan
Pendidikan dan Pengajaran Asing (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2103) dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun
1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 77

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 2003


Presiden Republik Indonesia,

ttd.

MEGAWATI
SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakarta pada Tanggal 8 Juli 2003


Sekretaris Negara Republik Indonesia,

Bambang Kesowo

Sistem Pendidikan Nasional. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Pemerintah Daerah. (Penjelasan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.45, 2015 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum.
Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5670)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 13 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN
2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pendidikan di Indonesia membutuhkan standar


nasional yang memerlukan penyesuaian terhadap
dinamika kehidupan yang berkembang di masyarakat;
b. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan belum dapat memenuhi
kebutuhan dunia pendidikan saat ini;
c. bahwa syarat kelulusan peserta didik dan akreditasi
penyelenggaraan pendidikan, serta kurikulum
pendidikan merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan

www.peraturan.go.id
2015, No.45 2

Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19
TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5410), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

www.peraturan.go.id
3 2015, No.45

2. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan


berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
3. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
4. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan
pendidikan tertentu.
5. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
6. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
7. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan.
8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria
mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun
mental, serta pendidikan dalam jabatan.
9. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
10. Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
11. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun.
12. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
Peserta Didik.

www.peraturan.go.id
2015, No.45 4

13. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai


Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta
Didik pada setiap tingkat kelas atau program.
14. Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai
Kompetensi Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui
pembelajaran.
15. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana
pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan
pendidikan yang sesuai Standar Nasional Pendidikan secara
teratur dan berkelanjutan.
16. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
17. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual
Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan.
18. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
19. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta Didik, antara
Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
20. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.
21. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses Pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
22. Buku Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi
Pembelajaran, metode Pembelajaran, teknik Pembelajaran, dan
penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema
Pembelajaran.
23. Buku Teks Pelajaran adalah sumber Pembelajaran utama untuk
mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.
24. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik.

www.peraturan.go.id
5 2015, No.45

25. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,


dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.
26. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam
proses Pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan
hasil belajar Peserta Didik.
27. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian Kompetensi Peserta Didik sebagai pengakuan prestasi
belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
28. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
29. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat
BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas
mengembangkan, memantau, dan mengendalikan Standar
Nasional Pendidikan.
30. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya
disingkat LPMP adalah unit pelaksana teknis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di provinsi dan
bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam bentuk
supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada
satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya
penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Nasional Pendidikan.
31. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya
disingkat BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
32. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Nonformal yang selanjutnya disebut BAN PAUD dan
PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan anak usia dini dan
pendidikan nonformal dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
33. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya
disingkat BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan

www.peraturan.go.id
2015, No.45 6

pada jenjang Pendidikan Tinggi dengan mengacu pada Standar


Nasional Pendidikan.
34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

2. Ketentuan Pasal 66 ayat (1) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 66
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 66
(1) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1) huruf c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dan
dilakukan dalam bentuk Ujian nasional.
(2) Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan
akuntabel.
(3) Ujian nasional diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun pelajaran.

3. Ketentuan Pasal 67 ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 67 berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 67
(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian
nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan
jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan jalur nonformal
kesetaraan.
(1a) Ujian nasional untuk satuan pendidikan jalur formal pendidikan
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk
SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Dalam penyelenggaraan Ujian nasional, BSNP bekerja sama
dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.
(3) Dihapus.

4. Ketentuan Pasal 68 huruf b diubah dan huruf c dihapus, sehingga


Pasal 68 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 68
Hasil Ujian nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;

www.peraturan.go.id
7 2015, No.45

c. dihapus; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

5. Ketentuan Pasal 69 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 69 berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 69
(1) Setiap Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar
dan menengah dan jalur pendidikan nonformal kesetaraan berhak
mengikuti Ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang
belum dinyatakan memenuhi kriteria pencapaian kompetensi
lulusan.
(2) Setiap Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mengikuti satu kali Ujian nasional tanpa dipungut biaya.
(2a) Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan
untuk Peserta Didik SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat.
(3) Peserta Didik pendidikan informal dapat mengikuti Ujian nasional
setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta Ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil Ujian
nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara
Ujian nasional.

6. Ketentuan Pasal 71 diubah, sehingga Pasal 71 berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 71
(1) Kriteria pencapaian Kompetensi lulusan dalam Ujian nasional
dikembangkan oleh BSNP.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria pencapaian kompetensi
lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.

7. Di antara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal


71A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 71A
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah diatur dengan Peraturan Menteri.

www.peraturan.go.id
2015, No.45 8

8. Ketentuan Pasal 72 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta ayat (1a)
dihapus, sehingga Pasal 72 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 72
(1) Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian satuan/program pendidikan;
d. dihapus.
(1a) Dihapus.
(2) Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.

9. Ketentuan Pasal 77B ayat (5) dan ayat (9) diubah, sehingga Pasal 77B
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 77B
(1) Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran,
dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program
pendidikan.
(2) Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan Kompetensi Dasar.
(3) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi Inti.
(4) Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan dan/atau program pendidikan.
(5) Struktur Kurikulum PAUD berisi program pengembangan pribadi
anak.
(6) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi
muatan umum.

www.peraturan.go.id
9 2015, No.45

(7) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri


atas:
a. muatan umum;
b. muatan peminatan akademik;
c. muatan peminatan kejuruan; dan
d. muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat.
(8) Struktur Kurikulum nonformal satuan pendidikan dan program
pendidikan berisi program pengembangan kecakapan hidup.
(9) Muatan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7)
huruf a terdiri atas:
a. muatan nasional untuk satuan pendidikan; dan
b. muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan
potensi dan kearifan lokal.

10. Judul Paragraf 1 dalam Bagian Keempat BAB XIA diubah, sehingga
Paragraf 1 dalam Bagian Keempat BAB XIA berbunyi sebagai berikut:

Paragraf 1
Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

11. Ketentuan Pasal 77G diubah, sehingga Pasal 77G berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 77G
(1) Struktur Kurikulum pendidikan anak usia dini berisi program
pengembangan nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur Kurikulum pendidikan
anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Menteri.

12. Ketentuan Pasal 87 ayat (1) huruf c, ayat (2), ayat (3), dan ayat (5)
diubah serta di antara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (2a), sehingga Pasal 87 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 87
(1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
86 ayat (1) dilaksanakan oleh:
a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan
jalur formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;

www.peraturan.go.id
2015, No.45 10

b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan


jenjang pendidikan tinggi; dan
c. BAN PAUD dan PNF terhadap program dan/atau satuan
PAUD dan pendidikan jalur nonformal.
(2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), BAN-S/M dan BAN PAUD dan PNF dibantu oleh badan
akreditasi provinsi yang dibentuk oleh gubernur.
(2a) Pemerintah provinsi mengalokasikan dana untuk pelaksanaan
akreditasi oleh badan akreditasi provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(3) BAN-S/M dan BAN PAUD dan PNF sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dan huruf c berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai BAN-S/M dan BAN PAUD dan
PNF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Menteri.

13. Ketentuan Pasal 89 ayat (1) sampai dengan ayat (6) diubah, dan ayat
(3a) dihapus, di antara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (4a), sehingga Pasal 89 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 89
(1) Peserta Didik yang lulus dari satuan pendidikan diberi ijazah.
(2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
satuan pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan
tinggi.
(3) Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, Ijazah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit berisi:
a. identitas Peserta Didik;
b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan lulus
dari penilaian akhir satuan pendidikan; dan
c. daftar nilai mata pelajaran yang ditempuhnya.
d. dihapus.
(3a) Dihapus.
(4) Pada jenjang pendidikan tinggi ijazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling sedikit berisi:
a. identitas Peserta Didik; dan

www.peraturan.go.id
11 2015, No.45

b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan telah


memenuhi seluruh kriteria dan dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan.
(4a) Peserta Didik yang lulus Ujian Kompetensi diberi sertifikat
Kompetensi.
(5) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4a)
diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau oleh
lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh organisasi profesi
yang diakui Pemerintah.
(6) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling
sedikit berisi:
a. identitas Peserta Didik;
b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan telah
lulus uji Kompetensi untuk semua mata pelajaran atau mata
kuliah keahlian yang dipersyaratkan dengan nilai yang
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. daftar semua mata pelajaran atau mata kuliah keahlian yang
telah ditempuh uji Kompetensinya oleh Peserta Didik, beserta
nilai akhirnya.

14. Ketentuan Pasal 90 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga Pasal 90
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 90
(1) Peserta Didik pendidikan informal dapat memperoleh sertifikat
Kompetensi yang setara dengan sertifikat Kompetensi dari
pendidikan formal atau nonformal setelah lulus uji Kompetensi
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/profesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(2) Peserta Didik pendidikan informal dapat memperoleh ijazah yang
setara dengan ijazah dari pendidikan dasar dan menengah jalur
formal atau nonformal setelah lulus uji Kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan
telah mengikuti Ujian nasional bagi Peserta Didik sederajat
SMP/MTs atau SMA/MA/SMK/MAK.

15. Ketentuan Pasal 92 ayat (1) dihapus, dan ayat (2) sampai dengan ayat
(8) diubah, sehingga Pasal 92 berbunyi sebagai berikut:

www.peraturan.go.id
2015, No.45 12

Pasal 92
(1) Dihapus.
(2) Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
melakukan supervisi dan membantu madrasah dan satuan
pendidikan keagamaan dalam melakukan penjaminan mutu.
(3) Pemerintah provinsi melakukan supervisi dan membantu satuan
pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk
meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam
rangka penjaminan mutu.
(4) Pemerintah kabupaten/kota melakukan supervisi dan membantu
satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk
menyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam
rangka penjaminan mutu.
(4) Pemerintah
(5) BAN-S/M dan BAN PAUD dan PNF memberikan ...
rekomendasi
penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan
pendidikan yang diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan
pemerintah daerah.
(6) LPMP melakukan supervisi dan membantu satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka
penjaminan mutu pendidikan.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), LPMP bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan
tinggi.
(8) Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu untuk
satuan pendidikan di semua jenis dan jalur pada jenjang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

Pasal II
1. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku BAN-PT tetap
melaksanakan tugas sampai terbentuknya BAN-PT berdasarkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id
13 2015, No.45

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
TAMBAHAN
LEMBARAN NEGARA RI
No.5670 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum.
Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45)

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN
2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

I. UMUM
Upaya peningkatan mutu pendidikan dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia perlu senantiasa memperhatikan perubahan
masyarakat dan dinamika global. Untuk itu, pemantapan Standar
Nasional Pendidikan dan upaya pemenuhannya merupakan hal penting
dan mendesak untuk dilakukan. Ketentuan Standar Nasional
Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, telah diubah pertama kali terkait penyempurnaan kurikulum,
yaitu dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perlu dilakukan karena ketentuan
yang terkait dengan Ujian nasional, kurikulum pendidikan anak usia
dini, dan akreditasi memerlukan penyesuaian atas berbagai tantangan
baru.
Perubahan kebijakan mengenai Ujian nasional, Pemerintah
memandang perlu untuk melakukan evaluasi berskala nasional yang
dapat memantau dan memetakan tingkat pencapaian kompetensi

www.peraturan.go.id
No.5670 2

peserta didik sebagaimana ditetapkan dalam Standar Nasional


Pendidikan yang berfungsi sebagai salah satu sarana penjaminan dan
peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan. Dalam upaya
menyempurnakan kualitas pelaksanaannya, perlu memperhatikan data
hasil belajar siswa yang dihimpun yang mencerminkan kondisi
pendidikan dari waktu ke waktu sehingga lebih membantu
menentukan langkah-langkah perbaikan mutu sebagaimana mestinya.
Peraturan Pemerintah ini mengubah ketentuan hasil Ujian nasional
yang semula sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi bukan salah
satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Perubahan mengenai kurikulum pendidikan anak usia dini
dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang
dibangun melalui kesatuan substansi kurikulum antara pendidikan
anak usia dini di jalur formal, nonformal, dan informal karena memiliki
tujuan yang sama.
Perubahan terkait dengan akreditasi yang dilaksanakan oleh
BAN PAUD dan PNF perlu memperhatikan penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini. Badan Akreditasi Nasional perlu melibatkan peran
pemerintah daerah dalam pelaksanaan akreditasi untuk pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu untuk diadakan penyempurnaan dalam Peraturan
Pemerintah tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas.
Angka 2
Pasal 66
Cukup jelas.
Angka 3
Pasal 67
Cukup jelas.

www.peraturan.go.id
3 No.5670

Angka 4
Pasal 68
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Hasil Ujian nasional dijadikan sebagai pertimbangan
seleksi untuk masuk ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Satuan pendidikan dapat melakukan
seleksi dengan menggunakan instrumen seleksi
yang materinya tidak diujikan dalam Ujian nasional,
misalnya tes bakat skolastik, tes intelegensi, tes
minat, tes bakat, tes kesehatan, atau tes lainnya
sesuai dengan kriteria pada satuan pendidikan
tersebut.
Huruf c
Dihapus.
Huruf d
Cukup jelas.
Angka 5
Pasal 69
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (2a)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Surat keterangan hasil Ujian nasional paling sedikit
berisi:
a. identitas Peserta Didik;
b. pernyataan bahwa Peserta Didik yang
bersangkutan telah menempuh Ujian nasional;
c. tanggal dan tempat pelaksanaan Ujian nasional;

www.peraturan.go.id
No.5670 4

d. nilai Ujian nasional untuk setiap mata pelajaran


yang diujikan; dan
e. kriteria pencapaian Standar Kompetensi Lulusan,
untuk jenjang SMP/SMPLB/MTs atau bentuk
lain yang sederajat, SMA/SMALB/MA atau
bentuk lain yang sederajat, dan SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat.
Angka 6
Pasal 71
Cukup jelas.
Angka 7
Pasal 71A
Cukup jelas.
Angka 8
Pasal 72
Cukup jelas.
Angka 9
Pasal 77B
Cukup jelas.
Angka 10
Cukup jelas.
Angka 11
Pasal 77G
Cukup jelas.
Angka 12
Pasal 87
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 89
Cukup jelas.
Angka 14
Pasal 90
Cukup jelas.

www.peraturan.go.id
5 No.5670

Angka 15
Pasal 92
Cukup Jelas.
Pasal II
Cukup jelas.

www.peraturan.go.id
SALINAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2016
TENTANG
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan
pengelolaan pendidikan menengah telah berubah menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah provinsi;
b. bahwa struktur organisasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah diubah, sehingga fungsi yang
berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan perlu
disesuaikan;
c. bahwa ketentuan mengenai sistem penjaminan mutu
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63
Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan sudah tidak sesuai dan perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Sistem Penjaminan Mutu
pendidikan dasar dan menengah;
-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496, sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang
Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4863);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
-3-

7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang


Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
2. Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme
yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk
memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan
pendidikan telah sesuai dengan standar mutu.
-4-

3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan


Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas
organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dasar dan menengah yang saling berinteraksi secara
sistematis, terencana dan berkelanjutan.
4. Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan
Menengah, yang selanjutnya disingkat SPMI-Dikdasmen
adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas kebijakan
dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan
mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah
untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
5. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar
dan Menengah, yang selanjutnya disingkat SPME-
Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri
atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk
melakukan fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi
untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian
mutu satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
6. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disingkat
Dapodik adalah sistem pendataan yang dikelola oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat
data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang
datanya bersumber dari satuan pendidikan yang terus
menerus diperbaharui secara online.
7. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya
disingkat LPMP adalah unit pelaksana teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu
-5-

Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,


arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu
satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional
pendidikan
9. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya
disingkat BSNP adalah badan mandiri dan independen
yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan,
dan mengevaluasi Standar Nasional Pendidikan.
10. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang
selanjutnya disingkat BAN-S/M adalah badan evaluasi
mandiri yang menetapkan kelayakan program dan satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur
formal dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
11. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
12. Pusat Data Statistik Pendidikan dan Kebudayaan yang
selanjutnya disingkat PDSPK adalah unsur pendukung
tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
melaksanakan pengelolaan data dan statistik pendidikan
dan kebudayaan.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
14. Kementerian adalah perangkat Pemerintahan yang
membidangi urusan Pemerintahan di bidang pendidikan
dan kebudayaan.
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
16. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
-6-

BAB II
FUNGSI DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah berfungsi untuk mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
sehingga terwujud pendidikan yang bermutu.
(2) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah bertujuan untuk menjamin pemenuhan
standar pada satuan pendidikan secara sistemik, holistik,
dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.

BAB III
SISTEM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Pasal 3
(1) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah terdiri atas:
a. SPMI-Dikdasmen; dan
b. SPME-Dikdasmen.
(2) SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di jalur
formal pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
(3) SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
BSNP, dan BAN-S/M sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hasil penerapan SPMI-Dikdasmen oleh satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan oleh BAN-S/M sebagai acuan untuk
-7-

melakukan akreditasi di satuan pendidikan pada


pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Pasal 4
(1) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengembangan SPMI-Dikdasmen dan SPME-Dikdasmen
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
(2) Satuan pendidikan dapat menetapkan mutu di atas
Standar Nasional Pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan SPMI-
Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5
(1) SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;
b. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam rencana kerja sekolah;
c. melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan
satuan pendidikan dan proses pembelajaran;
d. melakukan monitoring dan evaluasi proses
pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
e. menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi.
(2) SPMI-Dikdasmen mencakup seluruh aspek
penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan
sumber daya untuk mencapai Standar Nasional
Pendidikan.
(3) SPMI-Dikdasmen dievaluasi dan dikembangkan secara
berkelanjutan oleh setiap satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
(4) SPMI-Dikdasmen ditetapkan oleh satuan pendidikan dan
dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan
-8-

pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku


kepentingan satuan pendidikan.

Pasal 6
(1) SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. memetakan mutu pendidikan di tingkat satuan
pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;
b. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam Rencana Strategis Pembangunan
Pendidikan;
c. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses
pelaksanaan pemenuhan mutu;
e. mengevaluasi dan menetapkan Standar Nasional
Pendidikan dan menyusun strategi peningkatan
mutu; dan
f. melakukan akreditasi satuan pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
(2) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d dikembangkan dan dilaksanakan secara
berkelanjutan oleh Pemerintah bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e ditetapkan oleh
Pemerintah dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh
BSNP sesuai dengan kewenangannya.
(4) Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f dilakukan oleh BAN-S/M
sesuai dengan kewenangannya.
-9-

Pasal 7
(1) Pemerintah mengembangkan sistem informasi mutu
pendidikan untuk mendukung proses pemetaan mutu
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf a.
(2) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengintegrasikan seluruh data dan informasi tentang
mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
(3) Data dan informasi mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi:
a. hasil pendidikan;
b. isi pendidikan;
c. proses pendidikan;
d. penilaian pendidikan;
e. guru dan tenaga kependidikan;
f. sarana prasarana pendidikan;
g. pembiayaan pendidikan; dan
h. pengelolaan pendidikan;
(4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbasis pada Dapodik yang dikelola oleh PDSPK.
(5) Data dan informasi dalam sistem informasi mutu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk:
a. memantau dan mengevaluasi tingkat ketercapaian
Standar Nasional Pendidikan pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah
dan/atau oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
sekolah sesuai dengan kewenangan masing-masing;
b. memantau dan mengevaluasi tingkat ketercapaian
Standar Nasional Pendidikan oleh BSNP; dan
c. acuan pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan
oleh BAN-S/M.
-10-

BAB IV
PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 8
(1) Kementerian melalui Direktorat Jenderal mempunyai
tugas dan wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
dan SPME-Dikdasmen;
b. menyusun dan mengembangkan pedoman sistem
penjaminan mutu Dikdasmen;
c. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, supervisi, dan evaluasi terhadap
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen;
d. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap Sumber
Daya Manusia (SDM) Pemerintah Daerah dalam
pengembangan SPMI-Dikdasmen dan SPME-
Dikdasmen;
e. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan informasi
dalam sistem informasi mutu pendidikan;
f. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya;
g. mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan
dasar dan menengah; dan
h. menyusun laporan dan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan kepada Menteri
berdasarkan pemetaan sebagaimana dimaksud
dalam huruf d.
(2) Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan
wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu
oleh LPMP.
(3) LPMP mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, supervisi, dan evaluasi terhadap
-11-

satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-


Dikdasmen;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan informasi
dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota di wilayah kerjanya;
c. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap SDM
Pemerintah Daerah dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen di wilayah kerjanya;
d. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota kepada Direktorat Jenderal
berdasarkan pemetaan sebagaimana dimaksud
dalam huruf b; dan
e. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota kepada Pemerintah provinsi
dan Pemerintah kabupaten/kota.

Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah provinsi mempunyai tugas dan
wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
di satuan pendidikan pada pendidikan menengah
dan pendidikan khusus;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, pengawasan, dan pengendalian
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen pada pendidikan menengah dan
pendidikan khusus;
c. memfasilitasi pemetaan mutu pendidikan dan
pelaksanaan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan
pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus
-12-

berdasarkan data dan informasi dalam sistem


informasi mutu pendidikan;
d. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya; dan
e. menyusun rencana strategis peningkatan mutu
pendidikan berdasarkan pemetaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf c.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah provinsi membentuk
tim penjaminan mutu pendidikan bagi pendidikan
menengah dan pendidikan khusus.
(3) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen
di satuan pendidikan pada pendidikan menengah
dan pendidikan khusus;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan pada
pendidikan menengah dan pendidikan khusus
berdasarkan data dan informasi dalam sistem
informasi mutu pendidikan di tingkat provinsi; dan
c. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan di tingkat provinsi
kepada Pemerintah Provinsi.
(4) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling sedikit terdiri atas unsur:
a. bidang pada dinas pendidikan;
b. pengawas sekolah; dan
c. dewan pendidikan.
(5) Pemerintah Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan LPMP
sebagai perwakilan Direktorat Jenderal di daerah.
-13-

Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota mempunyai tugas
dan wewenang:
a. mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI-Dikdasmen
di satuan pendidikan pada pendidikan dasar;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, pengawasan, dan pengendalian
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen pada pendidikan dasar;
c. memfasilitasi pemetaaan mutu pendidikan dan
pelaksanaan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan
pada pendidikan dasar berdasarkan data dan
informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan;
d. memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya; dan
e. menyusun rencana strategis peningkatan mutu
pendidikan berdasarkan pemetaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf c.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah
kabupaten/kota membentuk tim penjaminan mutu
pendidikan bagi pendidikan dasar.
(3) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen
pada pendidikan dasar;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan pada
pendidikan dasar berdasarkan data dan informasi
dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat
kabupaten/kota; dan
c. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan di tingkat
-14-

kabupaten/kota kepada Pemerintah


Kabupaten/kota.
(4) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling sedikit terdiri atas unsur:
a. bidang pada dinas pendidikan;
b. pengawas sekolah; dan
c. dewan pendidikan.
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan LPMP
sebagai perwakilan Direktorat Jenderal di daerah.

Pasal 11
(1) Satuan pendidikan mempunyai tugas dan wewenang:
a. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
mengembangkan SPMI-Dikdasmen;
b. menyusun dokumen SPMI-Dikdasmen yang terdiri
atas:
1) dokumen kebijakan;
2) dokumen standar; dan
3) dokumen formulir;
c. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam rencana kerja sekolah;
d. melaksanakan pemenuhan mutu, baik dalam
pengelolaan satuan pendidikan maupun proses
pembelajaran;
e. membentuk tim penjaminan mutu pada satuan
pendidikan; dan
f. mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
(2) Dokumen SPMI-Dikdasmen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b disusun sebagai acuan satuan
pendidikan dalam melaksanakan SPMI-Dikdasmen.
(3) Direktorat Jenderal menetapkan petunjuk teknis untuk
melaksanakan tugas dan wewenang satuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1).
-15-

(4) Tugas tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf e adalah:
a. mengoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di
tingkat satuan pendidikan;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap pelaku
pendidikan di satuan pendidikan dalam
pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan;
c. melaksanakan pemetaan mutu pendidikan
berdasarkan data mutu pendidikan di satuan
pendidikan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi proses
pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
e. memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kepada
kepala satuan pendidikan.
(5) Tim penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e paling sedikit terdiri atas:
a. perwakilan pimpinan satuan pendidikan;
b. perwakilan guru;
c. perwakilan tenaga kependidikan; dan
d. perwakilan komite sekolah.
(6) Satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan tim
penjaminan mutu pendidikan daerah.

BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 12
(1) Pemerintah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
terhadap penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah oleh Pemerintah Daerah paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
-16-

(2) Pemerintah Daerah melaksanakan pemantauan dan


evaluasi terhadap penerapan sistem penjaminan mutu
pendidikan oleh satuan pendidikan sesuai
kewenangannya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.

BAB VI
SANKSI

Pasal 13
(1) Satuan pendidikan yang tidak menjalankan peraturan ini
sesuai dengan tugas dan wewenangnya diberikan
peringatan dan/atau penghentian bantuan peningkatan
mutu.
(2) Pemerintah Daerah yang tidak menjalankan peraturan ini
sesuai dengan tugas dan wewenangnya dilakukan
pengurangan dan/atau penghentian pemberian bantuan
peningkatan mutu oleh Pemerintah.
(3) Ketentuan peringatan dan/atau penghentian bantuan
peningkatan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis
oleh Direktur Jenderal.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, ketentuan mengenai
sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-17-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MUHADJIR EFFENDY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 1263

Salinan sesuai dengan aslinya


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

Dyah Ismayanti
NIP. 196204301986012001
-18-

Telah diperiksa dan disetujui oleh:


Plh. Karo Hukor Dirjen Dikdasmen SAM Bid. Regulasi Sesjen
SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
2

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH.

Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/
Paket C.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 953

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

1
B. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

C. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.

E. Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan
dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam
setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan
sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan
di masa yang akan datang.

2
BAB II
KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN

Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi


pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/


SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.

DIMENSI SIKAP
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap: mencerminkan sikap: mencerminkan sikap:
1. beriman dan 1. beriman dan 1. beriman dan
bertakwa kepada bertakwa kepada bertakwa kepada
Tuhan YME, Tuhan YME, Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur,
dan peduli, dan peduli, dan peduli,
3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati 4. pembelajar sejati 4. pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan sepanjang hayat, dan sepanjang hayat,
5. sehat jasmani dan 5. sehat jasmani dan dan
rohani rohani 5. sehat jasmani dan
sesuai dengan sesuai dengan rohani
perkembangan anak di perkembangan anak di sesuai dengan
lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, perkembangan anak di
sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan lingkungan keluarga,
lingkungan alam sekitar, lingkungan alam sekitar, sekolah, masyarakat
bangsa, dan negara. bangsa, negara, dan dan lingkungan alam
kawasan regional. sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan
internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/


SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai
berikut.

3
DIMENSI PENGETAHUAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, faktual, konseptual, faktual, konseptual,
prosedural, dan prosedural, dan prosedural, dan
metakognitif pada metakognitif pada metakognitif pada
tingkat dasar tingkat teknis dan tingkat teknis, spesifik,
berkenaan dengan: spesifik sederhana detil, dan kompleks
1. ilmu pengetahuan, berkenaan dengan: berkenaan dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, dan 2. teknologi, 2. teknologi,
4. budaya. 3. seni, dan 3. seni,
4. budaya. 4. budaya, dan
Mampu mengaitkan 5. humaniora.
pengetahuan di atas Mampu mengaitkan
dalam konteks diri pengetahuan di atas Mampu mengaitkan
sendiri, keluarga, dalam konteks diri pengetahuan di atas
sekolah, masyarakat sendiri, keluarga, dalam konteks diri
dan lingkungan alam sekolah, masyarakat sendiri, keluarga,
sekitar, bangsa, dan dan lingkungan alam sekolah, masyarakat
negara. sekitar, bangsa, dan lingkungan alam
negara, dan kawasan sekitar, bangsa,
regional. negara, serta kawasan
regional
dan internasional.

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada


masing-masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.

4
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
Faktual Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
dasar teknis dan teknis dan
berkenaan spesifik tingkat spesifik, detail dan
dengan ilmu sederhana kompleks
pengetahuan, berkenaan dengan berkenaan dengan
teknologi, seni, ilmu ilmu pengetahuan,
dan budaya pengetahuan, teknologi, seni,
terkait dengan teknologi, seni, dan budaya
diri sendiri, dan budaya terkait dengan
keluarga, terkait dengan masyarakat dan
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
lingkungan sekitar, bangsa, negara, kawasan
alam sekitar, negara, dan regional, dan
bangsa, dan kawasan regional. internasional.
negara.
Konseptual Terminologi/ Terminologi/ Terminologi/
istilah yang istilah dan istilah dan
digunakan, klasifikasi, klasifikasi,
klasifikasi, kategori, prinsip, kategori, prinsip,
kategori, generalisasi dan generalisasi,
prinsip, dan teori, yang teori,model, dan
generalisasi digunakan terkait struktur yang
berkenaan dengan digunakan terkait
dengan ilmu pengetahuan dengan
pengetahuan, teknis dan pengetahuan
teknologi, seni spesifik tingkat teknis dan
dan budaya sederhana spesifik, detail dan
terkait dengan berkenaan dengan kompleks
diri sendiri, ilmu berkenaan dengan
keluarga, pengetahuan, ilmu pengetahuan,
sekolah, teknologi, seni, teknologi, seni,
masyarakat dan dan budaya dan budaya
lingkungan terkait dengan terkait dengan

5
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
alam sekitar, masyarakat dan masyarakat dan
bangsa, dan lingkungan alam lingkungan alam
negara. sekitar, bangsa, sekitar, bangsa,
negara, dan negara, kawasan
kawasan regional. regional, dan
internasional.
Prosedural Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
tentang cara tentang cara tentang cara
melakukan melakukan melakukan
sesuatu atau sesuatu atau sesuatu atau
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang
berkenaan terkait dengan terkait dengan
dengan ilmu pengetahuan pengetahuan
pengetahuan, teknis, spesifik, teknis, spesifik,
teknologi, seni, algoritma, metode algoritma, metode,
dan budaya tingkat dan kriteria untuk
terkait dengan sederhana menentukan
diri sendiri, berkenaan dengan prosedur yang
keluarga, ilmu sesuai berkenaan
sekolah, pengetahuan, dengan ilmu
masyarakat dan teknologi, seni, pengetahuan,
lingkungan dan budaya teknologi, seni,
alam sekitar, terkait dengan dan budaya,
bangsa dan masyarakat dan terkait dengan
negara. lingkungan alam masyarakat dan
sekitar, bangsa, lingkungan alam
negara, dan sekitar, bangsa,
kawasan regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.
Metakognitif Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
tentang tentang kekuatan tentang kekuatan
kekuatan dan dan kelemahan dan kelemahan
kelemahan diri diri sendiri dan diri sendiri dan

6
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C
sendiri dan menggunakannya menggunakannya
menggunakanny dalam dalam
a dalam mempelajari mempelajari
mempelajari pengetahuan pengetahuan
ilmu teknis dan teknis, detail,
pengetahuan, spesifik tingkat spesifik,
teknologi, seni sederhana kompleks,
dan budaya berkenaan dengan kontekstual dan
terkait dengan ilmu kondisional
diri sendiri, pengetahuan, berkenaan dengan
keluarga, teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
sekolah, dan budaya teknologi, seni,
masyarakat dan terkait dengan dan budaya
lingkungan alam masyarakat dan terkait dengan
sekitar, bangsa lingkungan alam masyarakat dan
dan negara. sekitar, bangsa, lingkungan alam
negara, dan sekitar, bangsa,
kawasan regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/


SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai
berikut.

7
DIMENSI KETERAMPILAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak:
1. kreatif, 1. kreatif, 1. kreatif,
2. produktif, 2. produktif, 2. produktif,
3. kritis, 3. kritis, 3. kritis,
4. mandiri, 4. mandiri, 4. mandiri,
5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan
6. komunikatif 6. komunikatif 6. komunikatif

melalui pendekatan melalui pendekatan melalui pendekatan


ilmiah sesuai dengan ilmiah sesuai dengan ilmiah sebagai
tahap perkembangan yang dipelajari di satuan pengembangan dari
anak yang relevan pendidikan dan sumber yang dipelajari di
dengan tugas yang lain secara mandiri satuan pendidikan dan
diberikan sumber lain secara
mandiri

Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang


pendidikan memperhatikan:
a. perkembangan psikologis anak;
b. lingkup dan kedalaman;
c. kesinambungan;
d. fungsi satuan pendidikan; dan
e. lingkungan.
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

8
SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Ketentuan Pasal 5 ayat (4)


Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar
Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
2

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR ISI SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH.

Pasal 1
(1) Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang
selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
(2) Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan ketrampilan.
(3) Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(4) Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada
SMK/MAK setiap program keahlian diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
(5) Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang
lingkup materi pada setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas pada tingkat kompetensi sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
(6) Perumusan Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi
Inti untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
(7) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti
Sikap Spiritual sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(6) pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budipekerti disusun secara jelas.
3

(8) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti


Sikap Soial sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pada
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan disusun secara jelas.
(9) Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisah dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Satuan
Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Menengah wajib
menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 3
(tiga) tahun untuk semua tingkat kelas.

Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4

Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 954

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31


ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang

1
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah
ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan
Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas
Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang
berbasis pada Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi
Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus
memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata
pelajaran.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan,
keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik
kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-
aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi
Standar Isi.

2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik,
kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.

3
BAB II
TINGKAT
KOMPETENSI

Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah


ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan
Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Tingkat Kompetensi
menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan
yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan
dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3)
Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga
memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan
pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk menjamin
keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat
Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas,
Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan

Tingkat
No Jenjang Pendidikan
Kompetensi
1. Tingkat TK/RA
Pendidikan Anak (Catatan: Standar Isi TK/RA diatur secara
2. Usia Dini
Tingkat terpisah)
SD/MI/SDLB/Paket A
3. Pendidikan Dasar SMP/MTS/SMPLB/Paket B
4. Tingkat
Pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C
Menengah

4
Keterangan:
SDLB, SMPLB, dan SMALB yang dimaksud hanya diperuntukkan bagi tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.
Bloom Taxonomy yang pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang
dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih
lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai
rujukan pada Standar Kompetensi Lulusan. Bloom Taxonomy mengkategorikan
capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang
terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan
penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan
penguasaan ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi
faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya
dimulai sejak Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.
Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama kali
dikembangkan oleh Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003
digunakan sebagai dasar untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk
aspek pengetahuan. Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh
peserta didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural,
uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas. Kelima
tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge,
deep knowledge dan conceptual atau constructed knowledge.
Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk
Sekolah Dasar, tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar
untuk Sekolah Menengah Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah
Atas. Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini
dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat kelas.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat
generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata
pelajaran. Secara hirarkis, Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat
Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata pelajaran.
Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk
menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan
dan jenjang pendidikan.

5
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual
dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek
spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4
(empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada
setiap jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada tiap kelas akan
dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi yang
berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan
yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks
intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta
penilaian.

Uraian revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan dalam
tabel berikut.

1. Tingkat Pendidikan Dasar


(Tingkat Kelas I-VI SD/MI/SDLB/PAKET A)

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga, dan negara.

6
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan
bertindak:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan
kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

7
(Tingkat Kelas VII-IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B)

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,

8
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.

2. Tingkat Pendidikan Menengah


(Kelas X-XII SMA/MA/SMALB/PAKET C)

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai),
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan

9
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan
kaidah keilmuan.

10
(Kelas X- XII SMK/MAK)

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengetahuanfaktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian pada bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,

11
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

12
BAB III
TINGKAT KOMPETENSI DAN RUANG LINGKUP MATERI

A. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi pada SD/MI/SDLB/


PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap
muatan sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1),
dan Pasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
berikut.

1. Muatan Pendidikan Agama


1.1. Muatan Pendidikan Agama Islam pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan - Meyakini adanya Alquran
Dasar (Kelas I-VI) Allah SWT dan - Huruf-huruf
mensyukuri karunia hijaiyyah
dan pemberian Allah bersambung
SWT. ataupun tidak,
- Memiliki sikap sesuai dengan harakatnya
dengan akhlakul secara lengkap
karimah (akhlak sesuai dengan
mulia) dan budi makharijul huruf.
pekerti serta perilaku - Surah-surah pendek
hidup sehat. pilihan di dalam
- Mengetahui keesaan Alquran Q.S. Al-
Allah SWT Fatihah dan Q.S. Al-
berdasarkan Ikhlas.
pengamatan - Pesan dan makna
terhadap dirinya dan yang terkandung di

13
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
makhluk ciptaan-Nya dalam Alquran
yang dijumpai di surat-surat pendek
sekitar rumah dan Q.S. Al- Fatihah dan
sekolah. Q.S. Al-Ikhlas.
- Mengenal pesan-
pesan yang Aqidah
terkandung dalam - Asmaul Husna.
surah pendek - Kalimat syahadat.
Alquran, rukun Islam - Keesaan Allah SWT
yang pertama dan Akhlak dan Budi
doa sehari-hari. Pekerti.
- Mengenal dan - Doa belajar dan
mempraktikkan tata makan.
cara bersuci, shalat - Perilaku hormat dan
dan kegiatan agama patuh kepada
yang dianutnya di orangtua dan guru.
sekitar rumahnya - Perilaku saling
melalui pengamatan menghormati antar
sesuai dengan sesama anggota
ketentuan agama keluarga.
Islam. - Perilaku jujur.
- Mengenal dan - Perilaku disiplin.
menceritakan kisah - Perilaku bertanggung
keteladanan nabi. jawab.
- Mengenal hadis yang - Perilaku percaya diri
terkait dengan - Perilaku kasih
anjuran menuntut sayang kepada
ilmu serta perilaku sesame.
hidup bersih dan - Sikap kerja sama
sehat. dan saling tolong
- Memahami dan menolong.
mencontoh perilaku - Perilaku menuntut
yang sesuai dengan ilmu.
akhlakul karimah - Perilaku hidup

14
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(akhlak mulia) dan bersih dan sehat.
budi pekerti.
- Mengetahui dan Fiqih
melafalkan huruf- - Tata cara bersuci.
huruf hijaiyyah dan - Tata cara shalat dan
hafalan surah dan bacaannya.
ayat pilihan dalam - Tata cara Wudhu
Alquran, dan Asmaul dan doanya.
Husna. - Kegiatan agama yang
- Melafalkan dan dianutnya.
mempraktikkan dua - Sejarah Peradaban
kalimat syahadat Islam.
serta doa sehari-hari - Kisah keteladanan
dengan benar dan para nabi dan rasul.
jelas. - Kisah keteladanan
- Meyakini dan Nabi Muhammad
mengetahui adanya saw.
Allah SWT, malaikat-
malaikat, dan Rasul- Alquran
Rasul Allah SWT. - Bacaan Alquran
- Menunaikan ibadah surat dan ayat
shalat secara tertib pilihan (Q.S. An-
serta zikir dan doa Nashr, Al- Kautsar,
setelah selesai shalat. Q.S. Al Falaq, Al-
- Menerapkan Ma‘un dan Al-Fil).
ketentuan syariat - Kalimat dalam
Islam dalam bersuci Alquran surah
dan berperilaku. pendek pilihan.
- Memiliki dan - Alquran surah
memahami sikap pendek pilihan.
sesuai dengan - Kandungan dan
akhlakul karimah makna Alquran
yang tercermin dari surah pendek
perilaku kehidupan pilihan.

15
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sehari-hari.
- Mengerti makna Aqidah
iman kepada - Keesaan dan
malaikat-malaikat Keberadaan Allah
Allah berdasarkan SWT.
pengamatan - Asmaul Husna (Al-
terhadap dirinya dan Wahhab, Al-‘Alim,
alam sekitar. As-Sami‘,Al-Bashir,
- Mengetahui hadis Al-‘Adil, Al-‘Azhim)
yang terkait dengan dan maknanya.
perilaku mandiri, - Keimanan kepada
percaya diri, dan Malaikat Allah SWT.
tanggung jawab.
- Mengetahui hikmah Akhlak dan Budi Pekerti
ibadah shalat, zikir - Sikap disiplin dan
dan doa setelah tertib.
shalat melalui - Sikap rasa ingin
pengamatan dan tahu, sabar, dan rela
pengalaman di berkorban.
rumah dan sekolah. - Sikap kerja keras,
- Mengetahui dan menghindari
menceritakan kisah perilaku tercela,
keteladanan nabi dan sikap gemar
wali songo. membaca.
- Membaca dan - Sikap pantang
mengetahui makna menyerah.
Asmaul Husna dan - Sikap amanah.
hafalan surat dan - Perilaku jujur.
ayat pilihan dengan - Perilaku mandiri,
benar. percaya diri,dan
- Mencontohkan tanggung jawab.
perilaku sesuai - Perilaku tawaduk,
dengan akhlakul ikhlas, dan mohon
karimah. pertolongan.

16
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mempraktikkan tata - Peduli terhadap
cara shalat, zikir dan sesama.
doa setelah shalat - Sikap bersyukur.
secara benar dan tata - Sikap santun dan
cara bersuci sesuai menghargai teman.
ketentuan syariat - Sikap rendah hati.
Islam dan - Perilaku hemat.
menceritakan
pengalaman
pelaksanaan ibadah Fiqih
shalat di rumah, - Bersuci dari
masjid dan sekolah. hadas kecil dan
- Meyakini Alquran hadas besar.
sebagai kitab suci - Ibadah shalat,
terakhir dan makna, tata
menjadikannya cara,
sebagai pedoman pelaksanaan,
hidup. dan
- Memahami dan hikmahnya.
mengetahui makna - Zikir dan doa
Rukun Iman. setelah shalat,
- Menunaikan ibadah makna dan tata
wajib dan sunnah di caranya.
bulan Ramadhan,
dan berzakat, infak, Sejarah Peradaban
dan sedekah. Islam
- Memiliki dan - Kisah keteladanan
mencontohkan sikap para nabi dan rasul.
sesuai dengan - Kisah Keteladanan
akhlakul karimah Nabi Muhammad
yang mencerminkan saw.
rukun iman. - Kisah keteladanan
- Mengenal nama- Wali Songo.
nama Rasul Allah

17
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan Rasul Ulul Azmi. Alquran
- Mengetahui makna - Bacaan Alquran
Asmaul Husna, Q.S. Al-Ma’un dan
surat, dan ayat Q.S. At-Tin, Q.S.
pilihan dengan benar Al-Kafirun dan Al-
serta menuliskannya Maidah (5): 2.
dengan baik dan - Kalimat-kalimat
benar. dalam Alquran
- Memahami hikmah surah pendek
ibadah wajib dan pilihan.
sunnah di bulan - Arti dan makna
Ramadhan, beriman Alquran surah
kepada Hari Akhir, pendek pilihan.
zakat, infak, dan - Perilaku yang
sedekah, beriman mencerminkan
kepada Qadha dan pemahaman
Qadar yang dapat terhadap
membentukperilaku kandungan ayat
akhlak mulia. Alquran atau surah
- Mengetahui dan pilihan.
menceritakan kisah
keteladanan nabi, Aqidah
Keluarga Luqman, - Kitab-kitab Suci
sahabat-sahabat dan rasul yang
Nabi Muhammad menerimanya.
SAW, Ashabul Kahfi - Alquran sebagai
sebagaimana kitab suci terakhir
terdapat dalam dan pedoman
Alquran. hidup.
- Menunjukkan contoh - Asmaul Husna: Al-
Qadha dan Qadar Mumit, Al- Hayy,
dalam kehidupan Al-Qayum, Al-
sehari- hari sebagai Ahad, Ash-
implementasi dari Shamad, Al-

18
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pemahaman rukun Muqtadir, Al-
Iman. Muqadim, al-Baq.
- Hari Akhir, hikmah
dan perilaku yang
mencerminkan
iman kepadanya.
- Qadha dan Qadar,
hikmah dan
Perilaku yang
mencerminkan
iman kepada
Qadha dan Qadar.

Akhlak dan Budi Pekerti


- Sikap jujur.
- Perilaku hormat dan
patuh kepada
orangtua, guru, dan
sesama anggota
keluarga.
- Sikap saling
mengingatkan dalam
kebajikan
- Sikap menghargai
pendapat.
- Sikap sederhana.
- Sikap ikhlas.
- Sikap berbaik
sangka kepada
sesama.
- Perilaku hidup
rukun
- Sikap tabligh.
- Sikap sabar dan

19
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pengendalian diri.
- Sikap toleran dan
simpatik terhadap
sesama.
- Sikap fathanah.
- Sikap suka
menolong.
- Sikap berserah diri
kepada Allah SWT.

Fiqih
- Puasa
Ramadhan,
makna dan
hikmahnya.
- Shalat tarawih
dan tadarus.
- Zakat, infak,
sedekah, makna
dan hikmahnya.

Sejarah peradaban
Islam
- Kisah
Keteladanan para
nabi dan rasul.
- Kisah
keteladanan Nabi
Muhammad saw.
- Kisah
keteladanan
sahabat- sahabat
Nabi Muhammad
saw.

20
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Kisah
keteladanan
Luqman.
- Kisah
keteladanan
Ashabul Kahfi.
Tingkat - Menghayati dan Alquran dan Hadis
Pendidikan Dasar memahami
(Kelas VII-IX) kandungan ayat-ayat Ayat-ayat Alquran
Alquran pilihan dan pilihan dan hadis
hadis yang terkait. terkait
- Memahami dan - Bacaan ayat-ayat
mencontohkan sikap- Alquran pilihan Q.S.
sikap terpuji yang Al- Mujadilah (58):
berkaitan dengan 11 dan Q.S. Ar-
akhlakul karimah. Rahman (55): 33,
- Meneladani dan Q.S. An-Nisa (4): 8,
memahami Q.S.An-Nisa (4):146,
perjuangan Nabi Q.S. Al-Baqarah
Muhammad saw. (2):153, dan Q.S. Ali
periode Mekah dan Imran (3):134, Q.S.
Madinah, sikap Al-Anfal (8): 27, Q.S.
terpuji Al-Ahqaf (46): 13,
khulafaurrasyidin, Q.S. Al-Furqan
semangat ilmuwan (25):63; Q.S. Al
muslim dalam Isra’(17): 27; Q.S. An
menumbuhkembangk Nahl (16):114; Q.S.
an ilmu pengetahuan Al-Maidah (5): 90-91
dalam kehidupan dan 32.
sehari-hari. - Hafalan ayat-ayat
- Memahami makna Alquran pilihan.
rukun iman, Asmaul- - Kandungan ayat-
Husna dan surat dan ayat Alquran pilihan
ayat pilihan serta dan hadis terkait.

21
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hadis terkait. - Perilaku yang
- Memahami hikmah mencerminkan
puasa wajib dan pemahaman
sunnah, penetapan terhadap ayat-ayat
makanan dan Alquran pilihan dan
minuman yang halal hadis terkait.
dan haram
berdasarkan Alquran Aqidah
dan Hadis. - Allah SWT.
- Membaca dan - Asmaul Husna: : Al-
Menunjukkan ’Alim, al- Khabir, as-
hafalan surah dan Sami’, dan al-Bashir.
ayat pilihan serta - Malaikat Allah SWT.
hadis terkait dengan - Kitab suci Alquran.
tartil dan lancar. - Nabi Muhammad
- Mencontohkan saw.
perilaku sesuai - Rasul Allah SWT.
dengan akhlakul - Dalil-dalil tentang
karimah. keimanan.
- Memahami dan - Perilaku yang
Mempraktikkan tata mencerminkan
cara bersuci, shalat keimanan.
wajib dan shalat
sunnah, shalat jamak Akhlak dan Budi Pekerti
dan qashar, shalat - Amanah dan
berjamaah dan perilaku yang
munfarid, sujud mencerminkan sifat
syukur, sujud sahwi, amanah.
dan sujud tilawah. - Istiqamah dan
- Merekonstruksi perilaku yang
sejarah pertumbuhan mencerminkan sifat
ilmu pengetahuan istiqamah.
sampai masa - Perilaku rendah hati
Umayyah dan masa dan hemat.

22
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Abbasiyah untuk - Gemar beramal dan
kehidupan sehari- berbaik sangka.
hari. - Sikap sabar, ikhlas
dan pemaaf.
- Jujur dan perilaku
yang mencerminkan
sifat jujur.
- Hormat dan patuh
kepada orangtua dan
guru serta perilaku
yang mencerminkan
sifat hormat dan
patuh.
- Empati dan perilaku
yang mencerminkan
sifat empati.

Fiqih
- Bersuci dari hadas
kecil dan hadas
besar.
- Shalat wajib dan
shalat sunnah,
shalat berjamaah,
shalat munfarid.
- Shalat Jumat.
- Shalat jamak dan
shalat qasar.
- Sujud syukur, sujud
sahwi, sujud tilawah.

Sejarah Peradaban
Islam
- Dakwah Rasulullah

23
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
saw Periode Mekah
dan Madinah.
- Sikap dan perilaku
terpuji
khulafaurrasyidin.
- Pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada
masa Umayyah dan
Abbasiyah.
- Semangat ilmuwan
muslim dalam
menumbuh
kembangkan ilmu
pengetahuan dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Menghayati dan Alquran dan Hadis
memahami surat dan - Ayat-ayat Alquran
ayat Alquran pilihan pilihan dan hadis
dan hadis terkait. terkait Q.S. Az-
- Meyakini dan Zumar (39): 53; Q.S.
memahami rukun An-Najm (53): 39-
iman berdasarkan 42,dan Q.S. Ali
pengamatan terhadap Imran (3): 159 dan
dirinya, alam sekitar QS. Al Hujurat (49) :
dan makhluk 13.
ciptaan-Nya. - Bacaan ayat-ayat
- Memahami hikmah Alquran pilihan.
dan menerapkan - Hafalan ayat-ayat
ketentuan syariat Alquran pilihan.
Islam dalam - Kandungan ayat-
pelaksanaan ayat Alquran pilihan
penyembelihan dan hadis terkait.
hewan, ibadah - Perilaku yang

24
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
qurban dan aqiqah. mencerminkan
- Menghargai perilaku pemahaman
sesuai dengan terhadap ayat-ayat
akhlakul karimah. Alquran pilihan dan
- Membaca dan hadis terkait.
menunjukkan
hafalan surat dan Aqidah
ayat Alquran pilihan - Hari Akhir, makna
sesuai dengan kaidah beriman kepada Hari
tajwid dan makhrajul Akhir, dan sikap
huruf. mawas diri sebagai
- Mencontohkan cermin beriman
perilaku yang kepada Hari akhir.
mencerminkan - Qadha dan Qadar,
akhlakul karimah. makna beriman
- Memahami ketentuan kepada Qadha dan
haji dan umrah, dan Qadar serta sikap
mempraktikkan tawakal sebagai
manasik haji, ibadah cermin beriman
qurban dan aqiqah. kepada Qadha dan
- Melakukan Qadar.
rekonstruksi sejarah
perkembangan dan Akhlak dan Budi Pekerti
tradisi Islam di - Jujur dan perilaku
Nusantara. yangmencerminkan
sifat jujur.
- Sikap optimis,
ikhtiar dan tawakal.
- Perilaku toleran dan
menghargai
perbedaan.
- Sikap mawas diri.
- Hormat dan patuh
kepada orangtua dan

25
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
guru serta perilaku
yang mencerminkan
sifat hormat dan
patuh.
- Tata krama, sopan-
santun, dan rasa
malu serta perilaku
yang mencerminkan
sifat-sifat tersebut.

Fiqih
- Penyembelihan
hewan.
- Ibadah Qurban dan
aqiqah serta
hikmahnya.
- Sikap empati, peduli,
dan gemar menolong
kaum dhuafa sebagai
implementasi dari
pemahaman makna
ibadah qurban dan
aqiqah.
- Haji dan umrah.

Sejarah Peradaban
Islam
- Perkembangan Islam
di Nusantara.
- Tradisi Islam
Nusantara.
Tingkat - Menghayati nilai- Alquran dan Hadis
Pendidikan nilai rukun iman. - Ayat-ayat Alquran
Menengah - Meyakini kebenaran pilihan dan hadis

26
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(Kelas X- dan berpegang teguh terkait: Q.S. Al Anfal
XII) kepada Alquran, (8) : 72); Q.S. Al-
Hadis, dan Ijtihad Hujurat (49) : 12;
sebagai pedoman dan QS Al-Hujurat
hidup dan hukum (49) : 10; Q.S. Al-Isra’
Islam. (17) : 32, dan Q.S. An
- Berpakaian sesuai Nur (24) : 2, Q.S. Al-
dengan ketentuan Maidah (5) : 48; Q.S.
syariat Islam dalam Az-Zumar (39) : dan
kehidupan sehari- Q.S. At-Taubah (9) :
hari. 105, Q.S. Yunus (10)
- Memahami dan : 40-41 dan Q.S. Al-
menerapkan Maidah (5) : 32.
ketentuan syariat - Bacaan ayat-ayat
Islam dalam Alquran pilihan.
penyelenggaraan - Hafalan ayat-ayat
jenazah, khotbah, Alquran pilihan.
tabligh, dan dakwah - Kandungan ayat-ayat
di masyarakat. Alquran pilihan dan
- Memahami manfaat hadis terkait.
dan menunjukkan - Perilaku yang
perilaku sesuai mencerminkan
dengan akhlakul pemahaman
karimah yang terhadap ayat-ayat
mencerminkan Alquran pilihan dan
kesadaran beriman. hadis terkait.
- Menganalisis dan
memahami makna Aqidah
Asmaul Husna, - Iman kepada
rukun iman, surah malaikat-malaikat
dan ayat pilihan Allah SWT.
serta hadis yang - Asmaul Husna: al-
terkait. Kariim, al- Mu’min,
- Memahami dan al-Wakiil, al-Matiin,

27
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menelaah substansi al- Jaami’, al-‘Adl,
dan strategi dakwah dan al-Akhiir.
Rasulullah saw. di - Iman kepada kitab-
Mekah dan di kitab Allah SWT.
Madinah dan - Iman kepada rasul-
perkembangan Islam rasul Allah SWT.
pada masa kejayaan
dan masa modern Akhlak dan Budi Pekerti
(1800-sekarang). - Berpakaian Islami
- Menelaah dan - Jujur dan perilaku
mempresentasikan yang mencerminkan
prinsip-prinsip, sifat jujur.
praktik ekonomi - Hormat dan patuh
dalam Islam. kepada orangtua dan
- Membaca dan guru serta perilaku
mendemonstrasikan yang mencerminkan
hapalan surah dan sifat hormat dan
ayat pilihan sesuai patuh.
dengan kaidah tajwid - Perilaku kontrol diri
dan makhrajul huruf (mujahadah an nafs),
dengan lancar. prasangka baik
- Meneladani dan (husnuzzhan),
menceritakan tokoh- persaudaraan
tokoh teladan dalam (ukhuwah).
semangat mencari - Perilaku menghindari
ilmu. diri dari pergaulan
- Menyajikan dalil bebas dan perbuatan
tentang ketentuan zina.
dan pengelolaan - Semangat menuntut
wakaf. ilmu, menerapkan
- Mendeskripsikan dan
bahaya perilaku menyampaikannya
tindak kekerasan kepada sesama.
dalam kehidupan. - Sikap luhur budi,

28
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kokoh pendirian,
pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku
adil.
- Sikap tangguh dan
menegakkan
kebenaran.

Fiqih
- Kebenaran hukum
Islam.
- Sumber hukum
Islam.
- Taat kepada hukum
Islam.
- Berpakaian sesuai
dengan ketentuan
syariat Islam dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Ketentuan dan
pengelolaan wakaf.
- Ketentuan
penyelenggaraan
jenazah.
- Ketentuan
pelaksanaan
khotbah, tabligh dan
dakwah di
masyarakat.
- Prinsip-prinsip dan
praktik ekonomi
dalam Islam.
- Sejarah Peradaban

29
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Islam.
- Substansi dan
strategi dakwah
Rasulullah saw. di
Mekah dan Madinah.
- Sikap tangguh dan
semangat
menegakkan
kebenaran.
- Sikap semangat
ukhuwwah
Islamiyah.
- Perkembangan
peradaban Islam
pada masa kejayaan
dan masa modern
(1800- sekarang).
- Sikap semangat
menumbuhkembang
kan ilmu
pengetahuan dan
kerja keras.
- Perilaku kreatif,
inovatif, dan
produktif.
- Menghayati dan Alquran dan Hadis
memahami makna - Ayat-ayat Alquran
nilai-nilai keimanan pilihan dan hadis
dari rukun iman. terkait.
- Menerapkan - Bacaan ayat-ayat
ketentuan syariat Alquran pilihan: Q.S.
Islam dalam Ali Imran (3): 190-
kehidupan sehari- 191, dan Q.S. Ali
hari. Imran (3): 159, Q.S.

30
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan Luqman (31): 13-14
perilaku akhlakul dan Q.S. Al-Baqarah
karimah yang (2): 83.
mencerminkan - Hafalan ayat-ayat
kesadaran beriman Alquran pilihan.
kepada Hari Akhir - Kandungan ayat-ayat
dan kepada Qadha Alquran pilihan dan
dan Qadar Allah hadis terkait.
SWT. - Perilaku yang
- Menganalisis surah mencerminkan
dan ayat pilihan pemahaman
dan hadis terkait. terhadap ayat-ayat
- Memahami dan Alquran pilihan dan
menyajikan hikmah hadis terkait.
dan manfaat saling
menasihati dan Aqidah
berbuat baik (ihsan) - Nilai-nilai iman
dalam kehidupan. kepada Hari Akhir
- Memahami dan perilaku yang
ketentuan dan mencerminkan iman
memperagakan tata kepada Hari Akhir.
cara pernikahan - Nilai-nilai iman
dalam Islam, hak kepada Qadha dan
dan kedudukan Qadar serta perilaku
wanita dalam yang mencerminkan
keluarga, iman kepada Qadha
pembagian waris dan Qadar.
berdasarkan
hukum Islam. Akhlak dan Budi Pekerti
- Membaca dan - Jujur dan perilaku
mendemonstrasikan yang mencerminkan
surah dan ayat sifat jujur.
pilihan sesuai - Hormat dan patuh
dengan kaidah kepada orangtua dan

31
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tajwid, makhrajul guru serta perilaku
huruf, dan dengan yang mencerminkan
tartil dan lancar. sifat hormat dan
- Menganalisis dan patuh.
mendeskripsikan - Hikmah dan manfaat
strategi dakwah dan saling menasehati
perkembangan dan berbuat baik
Islam di Indonesia, (ihsan).
dan faktor-faktor - Perilaku kompetitif
kemajuan dan dalam kebaikan dan
kemunduran kerja keras.
peradaban Islam di - Sikap toleran, rukun
dunia. dan menghindarkan
diri dari tindak
kekerasan.
- Perilaku kreatif,
inovatif, dan
produktif.

Fiqih
- Ketentuan syariat
Islam dalam
melaksanakan
pernikahan dan
perawatan jenazah.
- Prinsip dan praktik
ekonomi Islam.
- Hak dan kedudukan
wanita dalam
keluarga.
- Ketentuan syariat
Islam dalam
melakukan
pembagian harta

32
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
warisan.
- Khotbah, tabligh dan
dakwah.

Sejarah Peradaban
Islam
- Sikap semangat
melakukan
penelitian di bidang
ilmu pengetahuan
sebagai implementasi
dari pemahaman dan
perkembangan Islam
di dunia.
- Strategi dakwah dan
perkembangan Islam
di Indonesia.
- Faktor-faktor
kemajuan dan
kemunduran
peradaban Islam di
dunia.

1.2. Muatan Pendidikan Agama Kristen pada SD/SDLB/PAKET A,


SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami Allah Allah Tritunggal dan
Pendidikan Dasar adalah pencipta serta karya-Nya
(Kelas I-VI) manusia dan alam - Allah pencipta
adalah ciptaan Allah. manusia dan alam.
- Membiasakan diri - Allah mengasihiku.
menghormati orang - Allah memeliharaku

33
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yang lebih tua serta melalui keluarga.
menjaga kerukunan - Keluarga sebagai
dalam kaitannya pemberian Allah.
dengan nilai-nilai - Kegunaan anggota
kristiani. tubuh ciptaan Allah.

Nilai-nilai kristiani
- Aku merawat
tubuhku.
- Hidup rukun di
sekolah dan rumah.
- Menghormati
orangtua dan orang
yang lebih tua.
- Mengasihi keluarga
dan teman.
- Melakukan tanggung
jawab di rumah dan
di sekolah.
- Meyakini kehadiran Allah Tritunggal dan
Allah dan karya-Nya
kekuasaan-Nya - Allah Maha Kuasa.
dalam berbagai - Kehadiran Allah
fenomena kehidupan. melalui iklim dan
- Menunjukkan gejala alam.
berbagai perilaku - Kehadiran Allah
yang menunjukkan melalui keberagaman
nilai-nilai kristiani flora dan fauna.
dalam kaitannya - Kehadiran Allah
dengan kehadiran melalui
dan kekuasaan Allah. kepelbagaian:
budaya, suku, agama
dan bangsa.
- Menggantungkan

34
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hidup pada
kekuasaan Allah
- Manusia makhluk
terbatas.

Nilai-nilai kristiani
- Mengasihi dan
toleran terhadap
sesama tanpa
memandang
perbedaan.
- Menolong orang
yang menderita.
- Tanggung jawab
memelihara flora
dan fauna yang
ada di sekitarnya.
- Jujur mengakui
keterbatasannya
sebagai manusia
sebagai wujud
hidup orang
beriman.
- Disiplin dan
bertanggung
jawab.
- Menjelaskan Allah Tritunggal dan
manusia berdosa karya-Nya
diselamatkan Allah - Allah penyelamat
melalui Yesus manusia.
Kristus. - Peran Roh Kudus
- Membiasakan diri dalam pertobatan.
menyembah Allah - Allah adalah Tuhan
baik dalam ibadah yang patut

35
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
formal maupun disembah.
dalam sikap hidup - Membina hubungan
yang berdasarkan yang akrab dengan
nilai-nilai kristiani. Allah.
- Allah berkuasa
melalui berbagai
peristiwa alam
- Hidup bergantung
pada kuasa Allah.

Nilai-nilai kristiani
- Makna hidup baru
bagi orang yang
telah diselamatkan
- Ibadah sebagai
.bentuk ketaatan
pada Allah.
- Melayani sesama
sebagai wujud
ibadah.
- Menghormati sesama
sebagai wujud
ibadah.
Tingkat - Menjelaskan Allah Allah Tritunggal dan
Pendidikan Dasar sebagai penyelamat. karya-Nya
(Kelas VII-IX) - Mempraktikkan - Allah terus berkarya.
kehidupan beriman - Allah mengampuni
dan berpengharapan dan menyelamatkan
dalam kaitannya manusia melalui
dengan Allah Yesus Kristus.
Tritunggal. - Peran Roh Kudus
- Mendemonstrasika dalam hidup orang
perilaku yang beriman.
menunjukkan nilai-

36
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
nilai kristiani. Nilai-Nilai Kristiani
- Solidaritas sosial.
- Hidup bersyukur.
- Iman dan
pengharapan.
- Menjelaskan karya Allah Tritunggal dan
Allah Tritunggal karya-Nya
melalui gereja. - Gereja dan
- Mempraktikkan masyarakat.
peran sebagai - Gereja yang
anggota gereja dan bertumbuh.
masyarakat sesuai - Gereja membawa.
dengan nilai-nilai perubahan baru.
kristiani.
Nilai-Nilai Kristiani
- Membangun
toleransi mengacu
pada teladan
Yesus.
- Gereja yang
melayani.
- Tanggung jawab
sosial orang
Kristen.
Tingkat - Menjelaskan Allah Allah Tritunggal dan
Pendidikan sebagai pembaharu karya-Nya
Menengah (Kelas melalui Roh Kudus. - Allah sebagai
X-XII) - Menerapkan nilai- pembaharu
nilai kristiani dalam kehidupan melalui
kehidupan moderen. Roh Kudus.
- Menganalisis nilai - Kebudayaan dan
demokrasi, IPTEK sebagai
multikulturalisme anugerah Tuhan.
dan HAM sebagai

37
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anugerah Allah. Nilai-nilai Kristiani
- Mewujudkan - Menjadi manusia
demokrasi, keadilan dewasa dalam iman.
dan HAM serta - Makna kesetiaan.
perdamaian. - Keadilan dan kasih.
- Pertemanan,
persahabatan, dan
berpacaran.
- Nilai kristiani dalam
keluarga dan
masyarakat.
- Keluarga dan
modernisasi.
- Keluarga dan sekolah
sebagai lembaga
pendidikan utama.

Allah Tritunggal dan


karya-Nya
- Demokrasi sebagai
anugerah Allah.
- Hak asasi manusia
(HAM) dalam
perspektif iman
Kristen.
- Multikulturalisme.

Nilai-nilai kristiani
- Keadilan gender.
- Proaktif dalam
mewujudkan
demokrasi dan HAM.
- Turut
memperjuangkan

38
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keadilan.
- Menjadi pembawa
damai sejahtera.

1.3. Muatan Pendidikan Agama Katolik pada SD/SDLB/PAKET A,


SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mulai mengenal diri Pribadi Peserta Didik
Pendidikan Dasar dan keluarganya - Identitas diri.
(Kelas I-VI) sebagai karunia - Anggota tubuh.
Tuhan. - Keluarga.
- Mensyukuri diri dan - Sekolah.
keluarganya melalui
doa dan bentuk lain. Yesus Kristus
- Mulai mengenal - Allah pencipta.
karya keselamatan - Kelahiran Yesus
Allah sebagai Bapa Kristus.
Pencipta dan
Penyelenggara seperti Gereja
dikisahkan dalam - Doa-doa dalam gereja
Kitab Suci Perjanjian Masyarakat.
Lama dan Perjanjian - Tetangga.
Baru. - Sekolah.
- Mulai mengenal
puncak karya
keselamatan dalam
Yesus Kristus, Sang
Penyelamat dan
teladan hidup umat
manusia.
- Mengungkapkan rasa
syukur atas karya

39
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keselamatan Allah
melalui doa.
- Mulai mengenal doa-
doa Gereja dan
maknanya.
- Mulai mengucapkan
doa-doa Gereja.
- Mulai mengenal
tetangga, baik
lingkungan maupun
orang- orangnya.
- Mulai mengenal
lingkungan sekolah
serta teman-teman
sekolahnya.
- Hidup rukun dengan
tetangga dan teman
sekolahnya.
- Berdoa bagi tetangga
dan teman- teman
sekolah.

- Mengenal Pribadi Peserta Didik


pertumbuhan dan - Pertumbuhan diri.
perkembangan diri - Kemampuan diri.
sebagai anugerah
Allah, serta Yesus Kristus
mensyukurinya. - Tokoh-tokoh
- Mengenal Perjanjian Lama dan
kemampuan dirinya Perjanjian Baru
untuk membedakan sebelum Yesus
perbuatan yang baik Kristus.
dan buruk, serta - Karya Yesus: ajaran
memilih dan dan mukjizat.

40
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
melakukan
perbuatan yang Gereja
baik. - Sakramen Inisiasi.
- Mengenal karya - Keutamaan kristiani.
keselamatan Allah - Doa gereja dan doa
yang dialami oleh spontan.
tokoh- tokoh
Perjanjian Lama dan Masyarakat
Perjanjian Baru, - Pemimpin
serta meneladani masyarakat.
mereka. - Tradisi masyarakat.
- Mengenal Yesus dan - Anggota masyarakat.
karya-Nya, baik
yang berupa Pribadi Peserta Didik
percakapan maupun - Pribadi laki-laki dan
mukjizat, serta perempuan.
mengerti maknanya. - Warga Negara
- Mengenal kesetiaan Indonesia dan warga
Allah pada janji-Nya dunia.
dalam pemberian
Sepuluh Firman Yesus Kristus
sebagai pedoman - Nabi dan tokoh
hidup, baik dalam Perjanjian Lama
berelasi dengan pendahulu Yesus
orangtua maupun Kristus.
dengan sesama. - Sengsara wafat dan
- Mematuhi Sepuluh kebangkitan Kristus.
Firman.
- Mengenal makna Gereja
dan tata perayaan - Roh Kudus
sakramen Baptis, dalam kehidupan
Ekaristi dan Tobat gereja.
sebagai tanda karya - Ciri-ciri gereja.
keselamatan Allah - Pelayanan gereja.

41
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bagi manusia, serta
menghayatinya. Masyarakat
- Mengenal dan - Peran Roh Kudus
melaksanakan dalam kehidupan
keutamaan Kristiani bersama di
sebagai tanggapan masyarakat.
serta ungkapan - Tantangan zaman di
syukur atas karya tengah masyarakat.
keselamatan Allah - Kejujuran dan
itu. Keadilan.
- Mengenal dan
mengucapkan aneka
doa dalam Gereja
sebagai ungkapan
iman kepada Allah.
- Mengenal doa
spontan dan
maknanya dalam
doa pribadi dan doa
bersama, serta
mempraktikkannya.
- Mengenal dan
meneladani
pemimpin
masyarakat.
- Mengenal dan
melestarikan tradisi
masyarakat.
- Mulai melibatkan
diri dalam kegiatan
masyarakat sebagai
perwujudan
kesadaran bahwa
dirinya adalah

42
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anggota masyarakat.
- Memahami diri
sebagai perempuan
atau laki-laki sesuai
dengan citra Allah
dan sebagai partner
yang saling
melengkapi.
- Menghargai setiap
orang, baik laki-laki
maupun
perempuan, sebagai
citra Allah.
- Memahami diri
sekaligus bangga
sebagai warga
negara Indonesia
yang beraneka
ragam suku dan
bahasanya, serta
mensyukurinya.
- Memahami diri
sebagai bagian
warga dunia dan
melibatkan diri
dalam berbagai
keprihatinan yang
ada.
- Memahami karya
keselamatan Allah
melalui para nabi
dan tokoh-tokoh
Perjanjian Lama.
- Memahami karya

43
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keselamatan Allah
melalui kata-kata,
tindakan, dan
pribadi Yesus
Kristus yang
berpuncak pada
sengsara, wafat dan
kebangkitan- Nya.
- Mengungkapkan
doa syukur atas
karya keselamatan
Allah melalui para
nabi dan Yesus
Kristus.
- Memahami dan
mengucapkan doa-
doa sebagai
ungkapkan hidup
baru dalam Roh
Kudus yang
berkarya dalam
kehidupan
menggereja.
- Memahami ciri-ciri
dan karya
pelayanan Gereja.
- Melibatkan diri
dalam karya
pelayanan Gereja.
- Memahami dan
mulai mewujudkan
buah-buah Roh
yang dibutuhkan
demi pengembangan

44
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan bersama
dalam masyarakat.
- Memahami dan
menanggapi aneka
tantangan zaman di
tengah masyarakat
berdasarkan ajaran
Gereja dan hati
nurani.
Tingkat - Menyadari dirinya, Pribadi Peserta Didik
Pendidikan laki-laki atau - Citra Allah.
Menengah perempuan, sebagai - Kesederajatan antara
(Kelas VII-IX) citra Allah yang laki-laki dan
baik. perempuan.
- Menyadari dirinya - Seksualitas sebagai
memiliki bermacam- anugerah Tuhan
macam kemampuan - Peran keluarga
dan keterbatasan. sekolah dan
- Menghargai masyarakat bagi
kesederajatan laki- perkembangan diri.
laki dan perempuan
sebagai anugerah Yesus Kristus
Tuhan. - Pewartaan Yesus
- Menyadari peran Kristus tentang
keluarga, sekolah, Kerajaan Allah.
teman dan - Panggilan dan
masyarakat dalam perutusan murid-
perkembangan murid Yesus.
dirinya.
- Mensyukuri dengan Gereja
doa peran keluarga, - Gereja sebagai
sekolah, teman dan paguyuban umat
masyarakat dalam beriman.
perkembangan - Gereja sebagai

45
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dirinya. sakramen
- Memahami karya keselamatan.
keselamatan Allah - Pelayanan kerja.
dalam peristiwa - Roh Kudus daya
Yesus Kristus hidup gereja.
seperti dikisahkan - Sakramen inisiasi,
dalam Kitab Suci, sakramen tobat,
terutama sakramen
pewartaan- Nya pengurapan orang
tentang Kerajaan sakit.
Allah dan sengsara,
wafat serta Masyarakat
kebangkitan-Nya. - Panggilan gereja
- Menghargai mewartakan dan
pewartaan Yesus menjadi saksi
tentang Kerajaan kerajaan Allah di
Allah. tengah masyarakat
- Bersyukur atas Pribadi Peserta Didik
keselamatan yang - Cita-cita sebagai
diperoleh melalui pendorong
sengsara, wafat dan perkembangan diri.
kebangkitan
Kristus. Yesus Kristus
- Memahami Gereja - Iman sebagai
sebagai paguyuban tanggapan terhadap
orang beriman yang rencana keselamatan
memiliki berbagai Allah dalam Yesus
macam bentuk Kristus.
pelayanan.
- Memahami Gereja Gereja
sebagai sakramen - Sakramen
keselamatan yang perkawinan,
antara lain sakramen Tahbisan.
terungkap dalam - Hak dan kewajiban

46
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sakramen inisiasi, anggota gereja
sakramen tobat dan Masyarakat.
sakramen - Perwujudan iman
pengurapan orang dalam hidup
sakit. bermasyarakat.
- Menghayati hidup - Pelayanan dan
sesuai dengan perjuangan gereja di
kedudukannya tengah masyrakat
sebagai anggota (kejujuran, keadilan,
Gereja yang persaudaraan,
merupakan martabat manusia,
sakramen dan keutuhan
keselamatan. ciptaan).
- Menyadari bahwa
Gereja sebagai
murid-murid
Kristus, yang tak
lepas dari peran Roh
Kudus, dipanggil
dan diutus untuk
mewartakan dan
menjadi saksi atas
nilai-nilai Kerajaan
Allah di tengah
masyarakat zaman
sekarang.
- Mampu hidup di
tengah masyarakat
dengan berpegang
pada nilai-nilai
Kerajaan Allah.
- Menyadari
pentingnya memiliki
cita-cita bagi

47
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dirinya.
- Mensyukuri cita-cita
hidupnya.
- Memahami iman
sebagai tanggapan
terhadap rencana
keselamatan Allah.
- Mampu menghayati
iman dalam hidup
sehari-hari.
- Memahami ajaran
Yesus tentang
perkawinan dan
imamat.
- Menghargai hidup
perkawinan dan
imamat.
- Memahami dan
menghormati ajaran
Gereja tentang
Sakramen
Perkawinan dan
Sakramen Tahbisan
sebagai panggilan
hidup.
- Memahami hak dan
kewajiban dirinya
sebagai anggota
jemaat beriman
kristiani.
- Mampu
melaksanakan hak
dan kewajiban
dirinya sebagai

48
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
anggota jemaat
beriman kristiani.
- Menyadari
pentingnya
perwujudan iman
dalam hidup
bermasyarakat.
- Menyadari
pentingnya
pelayanan dan
perjuangan Gereja di
tengah masyarakat
demi tercapainya
nilai-nilai Kerajaan
Allah, seperti
kejujuran, keadilan,
persaudaraan,
penghormatan
terhadap martabat
manusia, dan
keutuhan ciptaan.
- Ikut terlibat dalam
perjuangan Gereja di
tengah masyarakat.
Tingkat - Memahami dan Pribadi Peserta Didik
Pendidikan mensyukuri diri - Laki-laki dan
Menengah dengan segala perempuan saling
(Kelas X-XII) kemampuan dan melengkapi.
keterbatasannya. - Suara hati.
- Memahami dan
menghayati jati diri Yesus Kristus
sebagai perempuan - Yesus sebagai juru
atau laki- laki yang selamat, sahabat,
saling melengkapi dan idola.

49
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan sederajat. - Tritunggal Maha
- Memiliki sikap saling Kudus.
menghargai sebagai
sesama manusia Gereja
yang diciptakan - Gereja yang terbuka.
sebagai citra Allah - Sifat-sifat gereja
yang bersaudara satu sebagai dasar
sama lain. kerasulan.
- Mampu mematuhi - Tugas pokok gereja.
suara hati dan - Hierarki Gereja.
bertindak secara
benar serta tepat. Masyarakat
- Memahami dan - Sikap kritis
bangga akan Yesus terhadap kemajuan
Kristus yang teknologi.
mewartakan dan - Hak asasi manusia.
memperjuangkan - Penghormatan
Kerajaan Allah terhadap
sampai kehidupan.
mengorbankan
hidup-Nya.
- Mensyukuri dan
meneladani
pegorbanan Kristus
dalam
memperjuangkan
Kerajaan Allah.
- Memahami dan
percaya akan Yesus
Kristus sebagai Juru
Selamat, sahabat dan
idola.
- Meyakini dan
menghayati ajaran

50
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Yesus tentang Allah
Tritunggal dan Roh
Kudus.
- Memahami dan
menghayati Gereja
sebagai umat Allah
yang terbuka.
- Memahami sifat-sifat
Gereja sebagai dasar
kerasulan
- Memahami dan
melaksanakan tugas
pokok Gereja sebagai
murid Yesus Kristus.
- Memahami dan
menghormati fungsi
dan peranan
hierarki.
- Menyadari dan
terlibat dalam
panggilan Gereja di
dunia.
- Memahami,
menghargai dan
memperjuangkan
hak asasi manusia.
- Memahami dan
menghormati
kehidupan.
- Bersikap kritis
terhadap
perkembangan
teknologi dan ideologi
dalam masyarakat.

51
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Meyakini bahwa Pribadi Peserta Didik
dirinya harus - Panggilan hidup
melaksanakan sebagai gereja (umat
panggilan hidupnya Allah).
sebagai umat Allah
(Gereja). Yesus Kristus
- Mensyukuri - Ajaran Yesus
panggilan hidupnya tentang keadilan,
sebagai umat Allah. kejujuran,
- Menerima ajaran kebenaran,
Yesus tentang nilai- perdamaian dan
nilai keadilan, keutuhan ciptaan.
kejujuran,
kebenaran, Gereja
perdamaian dan - Gereja di tengah
keutuhan ciptaan, kemajemukan
serta menerapkannya bangsa.
dalam hidup sehari-
hari. Masyarakat
- Sebagai anggota - Dialog dengan
Gereja menerima, agama/kepercayaan
menghormati dan lain.
mensyukuri - Keterlibatan dalam
kemajemukan membangun bangsa
bangsa Indonesia dan negara
sebagai anugerah Indonesia.
Allah.
- Memiliki sikap
terbuka terhadap
umat beragama lain.
- Mengamalkan
imannya dengan
berperan aktif dalam
membangun bangsa

52
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan negara
Indonesia.

1.4. Muatan Pendidikan Agama Hindu pada SD/SDLB/PAKET A,


SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Membiasakan - Doa /salam Om
Pendidikan Dasar pengucapan salam Swastyastu, Doa
(Kelas I-VI) dan doa sehari-hari. mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan.
toleran terhadap - Salam Parama santih
sesama manusia dan Om santih santih
mahluk ciptaan Santih Om.
Tuhan. - Bhakti dan hormat
- Menjaga kebersihan pada orangtua, guru
lingkungan. di sekolah.
- Berperilaku jujur - Hormat dan
terhadap sesama dan menghargai sesama
mahluk lain. teman (Tat Twam
- Mengenal ajaran Tri Asi).
Kaya Parisudha, - Lingkungan sekolah
Subha-asubha dan rumah.
Karma, Veda, - Kejujuran (Satya).
Dharmagita, - Ajaran Tri Kaya
Mantram agama Parisudha sebagai
Hindu, Jenis- jenis tuntunan hidup.
ciptaan Tuhan, Kisah - Subha dan asubha
perjalanan Orang karma.
Suci Hindu ke Bali, - Tentang Kitab suci
Atma sebagai sumber Veda.
hidup, Tri Murti, Tri - Dharmagita.
Mala, Catur - Mantram mantram

53
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Paramita, Tokoh- agama Hindu.
tokoh teladan dalam - Jenis ciptaan Sang
Ramayana dan Hyang Widhi.
Sejarah Kawitan Bali - Kisah dan perjalanan
Aga. orang suci Hindu ke
- Menunjukkan Bali.
contoh-contoh terkait - Atma sebagai sumber
ajaran: Tri Kaya hidup.
Parisudha, Subha- - Ajaran Tri Murti.
asubha Karma, Kitab - Ajaran Tri Mala
Suci Veda, Jenis- dalam kehidupan.
jenis ciptaan Hyang - Ajaran Catur
Widhi, Kisah suci Paramitha dalam
Hindu keBali, Atman kehidupan.
sebagai sumber - Tokoh-tokoh dalam
hidup, Tri Murti, Tri ceritera Ramayana.
Mala dan Catur - Sejarah lahirnya
Paramita. kawitan Bali Aga.
- Menceritakan: tokoh-
tokoh Ramayana,
sejarah Bali Aga dan
Kisah perjalanan
orang suci Hindu ke
Bali.
- Menyanyikan contoh
gita dan mantram.
- Membiasakan - Doa/salam Om
pengucapan salam Swastyastu, Doa
dan doa sehari-hari. mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan.
toleran terhadap - Salam Parama santih
sesama manusia dan Om santih santih
mahluk ciptaan Santih Om.
Tuhan. - Bhakti dan hormat

54
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menjaga kelestarian pada orangtua, guru
lingkungan. di sekolah.
- Berperilaku jujur - Bhakti dan hormat
terhadap sesama dan kepada Teman-teman
mahluk lain. di sekolah.
- Mengenal ajaran: Tri - Lingkungan sekolah
Parartha, Suri-Asuri dan rumah.
Sampad dalam - Kejujuran (Satya).
Bhagawadgita, - Ajaran Tri Parartha.
Tokoh-tokoh dalam - Ajaran Daiwi dan
Mahabharata, planet Asuri Sampad dalam
tata surya dalam kitab Bhagawadgita.
ajaran Hindu, tari - Tokoh-tokoh utama
profane dan sacral dalam Mahabharata.
dalam kegiatan - Nama-nama planet
agama, Punarbhawa, dalam tata surya
Orang Suci Hindu, Hindu.
Catur Pataka, Maha - Tari profan dan tari
Rsi penerima Wahyu sakral dalam
dan penyusun Weda, kegiatan keagamaan.
Hari-hari suci Hindu - Ajaran Punarbhawa
dan sejarah sebagai bagian dari
perkembangan Sraddha.
Hindu di Indonesia. - Orang suci agama
- Menunjukkan Hindu yang patut
contoh: perayaan dihormati.
hari-hari suci - Empat jenis dosa
keagamaan Hindu, (Catur Pataka) yang
orang suci Hindu harus dihindari.
yang ada di - Maharsi penerima
wilayahnya, perilaku wahyu dan penyusun
yang tergolong dalam kitab suci Veda.
empat jenis dosa, - Hari-hari suci agama
contoh implementasi Hindu.

55
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ajaran Tri Parartha, - Sejarah
implementasi ajaran perkembangan
Daiwi dan Asuri agama Hindu di
Sampad, contoh- Indonesia secara
contoh tari profane singkat.
dan sakral.
- Menceriterakan
(selayang pandang):
tokoh-tokoh dalam
Mahabharata,
sejarah
perkembangan
agama Hindu di
Indonesia.
- Membiasakan - Doa /salam Om
pelafalan Swastyastu, Doa
doa/mantram dan mulai belajar, Doa
pengucapan salam. makan.
- Menghargai dan - Salam Parama
toleran terhadap santih Om santih
sesama manusia dan santih Santih Om.
mahluk ciptaan - Bhakti dan hormat
Tuhan. pada orangtua,
- Berperilaku jujur g.uru di sekolah
terhadap sesama dan - Hormat kepada
mahluk lain. Teman-teman di
- Menjaga kelestarian sekolah.
lingkungan rumah - Lingkungan sekolah
maupun sekolah. dan rumah.
- Mengenal dan - Kejujuran (Satya).
memahami ajaran Tri - Moksha dalam
Hita Karana, Catur ajaran agama Hindu.
Guru, Tri Rna, Tat - Ajaran Tri Hita
Twam Asi, Sad Ripu, Karana.

56
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Panca Sradha, isi - Ajaran Catur Guru.
pokok ajaran - Tempat-tempat suci
Bhagawadgita. dalam agama Hindu.
- Mengenal ajaran - Kitab Suci Veda
Moksa dan Kitab sebagai sumber
Suci Weda sebagai hukum Hindu.
sumber hukum. - Ajaran Tri Rna
- Menyebutkan contoh sebagai hutang
praktek ajaran: Tri manusia yang
Hita Karana, Catur dibawa sejak lahir.
Guru, Tri Rna, Tat - Ajaran Tat Twam Asi
Twan Asi, Sad Ripu. dalam cerita Itihasa.
- Menunjukkan contoh - Ajaran Sad Ripu
tanda- tanda sebagai perilaku
kehidupan orang yang patut dihindari.
yang telah mencapai - Ajaran Panca
moksa. Sraddha sebagai
penguat keyakinan.
- Isi pokok kitab suci
Bhagavadgita
sebagai Pancama
Veda.
Tingkat - Meyakini - Doa salam Om
Pendidikan Dasar doa/mantram dan Swastyastu, Doa
(kelas VII-IX) pengucapan salam. mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan, Doa bangun
toleran terhadap pagi, Doa memulai
sesama manusia dan kegiatan.
mahluk ciptaan - Salam Parama santih
Tuhan. Om santih santih
- Berperilaku jujur Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.

57
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
lingkungan rumah - Hormat kepada
dan sekolah serta teman-teman di
lingkungan secara sekolah.
umum. - Lingkungan sekolah
- Mengenal dan dan rumah.
Memahami ajaran - Kejujuran (Satya).
tentang: Awatara, - Konsepsi Avatara,
Dewa, Bhatara, Deva, dan Bhatara
ajaran Karmaphala, dalam agama Hindu.
mantram dan sloka, - Ajaran Karmaphala
ajaran Sad Atatayi, Tattva sebagai bagian
Sapta Timira, dari Sraddha.
Yadnya, tentang - Mantram dan Sloka
Ketuhanan Hindu, veda sebagai
Kodifikasi Weda, Tri penyelamat manusia.
Guna sebagai sifat - Ajaran Sad Atatayi
dasar, Atman sebagai sebagai perbuatan
sumber hidup, yang harus dihindari.
Pembagian Kanda - Ajaran Sapta Timira
dalam Ramayana, sebagai perilaku yang
Panca Maha Bhuta harus dihindari.
sebagai 5 unsur Alam - Ajaran Yajñā dan
Semesta, Rsi Yadnya kualitas Yajñā.
dan Pitra Yadnya, - Konsep ketuhanan
Perkembangan dalam agama Hindu.
kehidupan agama - Veda dan batang
Hindu di Asia, Sri tubuh Veda.
Rama dalam - Sad Ripu sebagai
Ramayana. aspek diri yang harus
- Mempraktekan teknis dihindari.
pembacaan Mantram - Tri Guna sebagai
dan Sloka. sifat dasar
- Menceritrakan kehidupan.
perkembangan - Sifat-sifat Tri Guna

58
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan agama dalam diri.
Hindu di Asia. - Atman sebagai
- Menunjukkan sumber hidup.
contoh-contoh - Panca Maha Bhuta
pelaksanaan Rsi sebagai unsur
Yadnya dan Pitra pembentuk alam
Yadnya, contoh semesta.
praktek ajaran Sad - Ajaran Rsi Yajñā dan
Ripu, Sapta Timira. Pitra Yajñā.
- Perkembangan
agama Hindu di Asia.
- Pembagian Kanda
dalam Ramayana.
- Sri Rama dalam
Ramayana.
- Meyakini - Doa/salam Om
doa/mantram dan Swastyastu, Doa
pengucapan salam mulai belajar, Doa
- Menghargai dan makan, Doa bangun
toleran terhadap pagi, Doa memulai
sesama manusia dan kegiatan.
mahluk ciptaan - Salam Parama
Tuhan. santih Om santih
- Berperilaku jujur santih Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.
lingkungan rumah - Teman-teman di
dan sekolah serta sekolah.
lingkungan secara - Lingkungan sekolah
umum. dan rumah.
- Mengenal dan - Kejujuran (Satya).
memahami ajaran - Kemahakuasaan
tentang: Asta Sang Hyang Widhi

59
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Iswarya, Dasa Mala, sebagai Asta
Panca Yama-Panca Aiswarya.
Niyama. - Panca Yama dan
- Brata, Nitya Yadnya Nyama Bratha
dan Naimitika sebagai ajaran
Yadnya, isi parwa Susila.
dalam Mahabharata, - Perilaku Dasa Mala
Bhisma dalam yang harus
Mahabharata, dihindari dalam
Inisiasi (Penyucian kehidupan.
diri) dalam Hindu, - Ajaran Nitya Karma
Kepemimpinan dalam dan Naimitika
ajaran Hindu. Karma dalam
- Menunjukkan kehidupan.
contoh-contoh: - Isi Parwa dalam
pelaksanaan Nitya kitab Mahabharata.
Yadnya dan - Makna inisiasi
Naimitika Yadnya, (Samskara) dalam
kepemimpinan dalam jenjang kehidupan
Hindu. manusia.
- Menyajikan contoh- - Ajaran
contoh sebagai bukti Kepemimpinan
Asta Iswarya. dalam agama
- Menceritrakan Hindu.
tentang peran - Nitya Yadnya dan
Bhisma dalam Naimitika Yadnya.
Mahabharata. - Bhisma dalam
Mahabharata.
- Asta Iswarya.
Tingkat - Menumbuhkan/mem - Doa/salam Om
Pendidikan bangun kepercayaan Swastyastu, Doa
Menengah (Kelas terhadap mulai belajar, Doa
X-XII) doa/mantram dan makan, Doa bangun
pengucapan salam. pagi, Doa memulai

60
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menghargai dan kegiatan, Doa
toleran terhadap memohon
sesama manusia dan kesembuhan.
mahluk ciptaan - Salam Parama santih
Tuhan. Om santih santih
- Berperilaku jujur Santih Om.
terhadap sesama dan - Bhakti dan hormat
mahluk lain. pada orangtua, guru
- Menjaga kelestarian di sekolah.
lingkungan rumah - Teman-teman di
dan sekolah serta sekolah.
lingkungan secara - Lingkungan sekolah
umum. dan rumah.
- Memahami dan - Kejujuran (Satya).
Menghayati ajaran - Hakikat dan nilai-
tentang: Yadnya nilai Yajňa yang
dalam Ramayana dan terkandung dalam
Mahabharata, ajaran kitab Ramayana.
Upaweda, hakikat - Ajaran Upaveda
Padewasan (wariga), sebagai tuntunan
Darsana, Catur hidup.
Asrama, Catur - Hakikat padewasan
Warna, ajaran Yoga, (wariga) dalam
Catur Marga, kehidupan umat
Wibhuti Marga, Hindu.
Manawadharmasastr - Ajaran Darsana
a sebagai kitab dalam agama Hindu.
hukum Hindu, - Ajaran Catur
ajaran Prawerti dan Asrama.
Niwerti, Catur - Perilaku gotong
Purushartha, royong dan
Grihastha berikut kerjasama, serta
Wiwaha Hindu. berinteraksi Secara
- Memberi analisis efektif dengan

61
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tentang berbagai menjalankan ajaran
penyimpangan Catur Warna sesuai
implementasi ajaran sastra Hindu.
Grhastha Asrama - Grhastha Asrama
dan prinsip2 wiwaha dan Wiwaha
samskara. Samskara.
- Mempraktekkan - Pengertian dan
ajaran Yoga Asanas. pelaksanaan Yoga
- Menyajikan contoh- menurut Sastra
contoh riil Hindu.
implementasi yadnya - Hakikat dan nilai-
dalam Ramayana dan nilai Yajňa yang
Mahabharata. terkandung dalam
- Menyajikan contoh kitab Mahabharata.
dalam kehidupan - Ajaran Catur Marga
tentang implementasi sebagai jalan
ajaran: Catur Marga, berhubungan dengan
Prawerti dan Niwerti. Sang Hyang Widhi.
- Ajaran Wibuthi
Marga dalam
kehidupan.
- Kitab Manawa
Dharma Sastra
sebagai kitab hukum
Hindu.
- Nilai-nilai ajaran
Niwerti dan Prawerti
Marga dalam
kehidupan.
- Hakikat ajaran Catur
Purusarta dalam
kehidupan sehari-
hari.
- Perilaku bertanggung

62
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jawab, peduli, santun
dan cinta damai,
untuk menciptakan
keluarga yang rukun
bahagia dan
sejahtera sesuai
ajaran wiwaha.
- Menumbuhkan/ - Doa/salam Om
membangun Swastyastu, Doa
kepercayaan mulai belajar, Doa
terhadap makan, Doa bangun
doa/mantram dan pagi, Doa memulai
pengucapan salam. kegiatan, Doa
- Menghargai dan memohon
toleran terhadap kesembuhan.
sesama manusia dan - Salam Parama santih
mahluk ciptaan Om santih santih
Tuhan. Santih Om.
- Berperilaku jujur - Bhakti dan hormat
terhadap sesama dan pada orangtua, guru
mahluk lain. di sekolah.
- Menjaga kelestarian - Teman-teman di
lingkungan rumah sekolah.
dan sekolah serta - Lingkungan sekolah
lingkungan secara dan rumah.
umum. - Kejujuran (Satya).
- Memahami dan - Ajaran Moksha
menghayati ajaran dalam Susastra
tentang: Moksha, Veda.
Weda sebagai sumber - Sumber-sumber
hukum Hindu, Tri Hukum Hindu dalam
Purusha, Ajaran Susastra Veda.
Disiplin dalam Dasa - Kebudayaan
Yama dan Dasa Prasejarah dan

63
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Niyama Bratha, Sejarah, teori-teori
Yantra-Tantra- masuknya agama
Mantra, Nawa Wida Hindu di Indonesia.
Bhakti, Astangga - Ajaran Yantra,
Yoga. Tantra dan Mantra.
- Memberi analisis - Ajaran Nawa Widha
terhadap Bhakti.
perkembangan - Ajaran Tri Purusha.
sejarah masuknya - Sikap disiplin, peduli
agama Hindu ke dan bertanggung
Indonesia. jawab sesuai dengan
- Menunjukkan contoh Ajaran Dasa Yama
tentang perilaku Bratha.
disiplin sebagai - Sikap disiplin, peduli
implementasi ajaran dan bertanggung
Dasa Yama Dasa jawab sesuai dengan
Niyama Bratha, Ajaran Dasa Nyama
implementasi ajaran Bratha.
Nawa Widha Bhakti. - Contoh-contoh
perbuatan disiplin
sebagai implementasi
ajaran Dasa Yama
dan Niyama Bratha.

64
1.5. Muatan Pendidikan Agama Buddha pada SD/SDLB/PAKET A,
SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki keyakinan Keyakinan (Saddha)
Pendidikan terhadap Tuhan Yang - Meyakini adanya
Dasar (Kelas I-VI) Maha Esa, Triratna, Tuhan.
dan Bodidhisattva. - Identitas agama
- Mengenal tempat Buddha.
ibadah, rohaniwan, - Penghormatan dan
kitab suci, hari raya simbol-simbol agama
dan Guru Agung Buddha.
agama Buddha.
- Mengenal aturan Kitab Suci Tripitaka
dalam keluarga, - Kitab Suci agama
sekolah, dan Buddha
masyarakat.
- Melatih Perilaku/moral (Sila)
mengembangkan - Macam-macam
batin untuk hening peraturan.
sebelum belajar. - Kasih sayang,
- Meneladani sifat, kejujuran, dan
sikap, kepribadian, persahabatan.
kehidupan Pangeran - Meditasi (Samadhi).
Siddharta pada masa - Pengembangan Cinta
kelahiran dan masa kasih (metta
kanak-kanak dalam bhavana).
mewujudkan - Belajar Hening
toleransi kepada Sebelum Belajar
sesama, binatang, Sejarah.
dan lingkungan - Kelahiran Siddharta.
sekitar. - Masa kanak-kanak
Pangera Siddharta.
Tingkat - Mendeskripsikan Keyakinan (Saddha)
Pendidikan Puja, tempat-tempat - Puja, tempat-tempat

65
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Dasar (Kelas suci, dan suci dan
VII-IX) dharmayatra. dharmayatra Kriteria
- Mengidentifikasi agama Buddha dan
kriteria agama umat Buddha.
Buddha dan umat - Hari raya agama
Buddha. Buddha.
- Mengidentifikasikan - Puja bakti.
kitab suci Tripitaka,
tempat ibadah, dan Perilaku/moral (sila)
lambang-lambang - Pancasila Buddhis.
agama Buddha. - Kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru.

Sejarah
- Masa bersekolah,
masa remaja dan
masa berumah
tangga Pangeran
Sidharta.
- Empat peristiwa dan
pelepasan agung.
- Candi-candi agama
Buddha di Indonesia.

Keyakinan (saddha) dan


kebijaksanaan (Pamna)
- Hukum kebenaran.
- Hukum karma dan
kelahiran kembali.
- Tujuan akhir umat
Buddha.

Kitab Suci Tripitaka

66
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Tripitaka, tempat
ibadah, dan lambang-
lambang agama
Buddha.
- Kisah “Rumah
Terbakar”.
- Kisah “Kembalinya
Anak yang Hilang”.
- Kisah “Orang yang
Luka Terkena Panah
Beracun”.

Perilaku/Moral (sila)
- Berdana.

Meditasi (Samadhi)
- Meditasi pernafasan
dan cinta kasih.

Sejarah
- Masa bertapa.
- Keajaiaban-keajaiban
saat Petapa Gotama
mencari Penerangan
Sempurna.
- Mendeskripsikan, Perilaku/moral (Sila)
melaksanakan - Pancasila Buddhis
Pancasila Buddhis dan Pancadhamma.
dan Pancadhamma. - Menghargai jasa para
- Mendeskripsikan pejuang dhamma.
peristiwa tujuh
minggu setelah Sejarah
Petapa Gotama - Tujuh minggu setelah
mencapai Penerangan Petapa Gotama

67
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Sempurna dan mencapai
pemutaran roda Penerangan
dhamma. Sempurna dan
- Menceriterakan para pemutaran roda
siswa utama dan dhamma.
para pendukung - Siswa utama dan
Buddha. para pendukung
- Menceriterakan Buddha.
sejarah penyiaran - Sejarah penyiaran
agama Buddha di agama Buddha pada
Indonesia. zaman Mataram
Kuno, Sriwijaya,
zaman penjajahan
dan kemerdekaan.
- Mendeskripsikan Perilaku/moral (Sila)
peranan agama - Penegakan hak asasi
Buddha dalam manusia dan
memelihara kesetaraan gender.
perdamaian, hak - Peranan agama
asasi manusia dan untuk memelihara
kesetaraan gender. perdamaian.
- Melaksanakan
pengembangan Meditasi (Samadhi)
ketenangan batin - Pengembangan
dalam kehidupan ketenangan batin.
sehari-hari.
- Mendeskripsikan Sejarah
Peristiwa Buddha - Peristiwa Buddha
Parinibbana. Parinibbana.

68
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Merumuskan Keyakinan (Saddha)
Pendidikan peranan agama - Agama, Tujuan
Menengah (Kelas dalam kehidupan Hidup, dan
X-XII) sehari-hari. Perlindungan.
- Mendeskripsikan - Agama Buddha dan
berbagai fenomena IPTEK.
kehidupan sesuai - Hukum tertib kosmis
proses kerja hukum (niyama).
kebenaran dan tertib - Hukum Kebenaran.
kosmis (niyama). - Puja dan doa.
- Merumuskan puja
terkait dengan Kitab Suci Tripitaka
budaya. - Sejarah penulisan
- Mendeskripsikan Tripitaka.
sejarah dan
penulisan kitab suci Perilaku/moral (Sila)
Tripitaka. - Aspek-aspek dan
- Memahami aspek dan klasifikasi sila.
prinsip- prinsip sila. - Prinsip-prinsip
normatif dan kriteria
baik dan buruk
perbuatan.
- Mendeskripsikan Keyakinan (Saddha)
alam semesta dan - Alam semesta dan
alam kehidupan. alam kehidupan.
- Menganalisis
masalah-masalah Perilaku/moral (Sila)
sosial ditinjau dari - Masalah sosial dalam
agama Buddha. agama Buddha.
- Mendeskripsikan dan
mempraktikkan Meditasi (Samadhi)
meditasi pandangan Meditasi pandangan
terang. terang.

69
1.6. Muatan Pendidikan Agama Khonghucu pada SD/SDLB/PAKET A,
SMP/SMPLB/PAKET B, SMA/SMALB/PAKET C, dan SMK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengenal konsep Keimanan
Pendidikan Dasar Tian dalam agama - Karakter huruf Tian.
(Kelas I-VI) Khonghucu. - Istilah penyebutan
- Menceritakan riwayat nama Tuhan.
dan keluarga Nabi - Sifat Tuhan sebagai
Kongzi serta pencipta, pengatur,
keteladanan nabi pemelihara dan
semasa kecil (rajin pelurus.
belajar, sikap hormat
kepada Tian). Sejarah Suci
- Menjelaskan sikap - Riwayat kelahiran
dalam berdoa (sikap Nabi Kongzi.
Ba De) serta makna - Tanda-tanda
sembahyang dan kelahiran Nabi
berdoa. Kongzi.
- Menyebutkan jadwal - Masa kecil Nabi
sembahyang dan Kongzi.
berdoa kepada - Keluarga Nabi
Tuhan, nabi dan Kongzi.
leluhur. - Semangat belajar
- Memahami bahwa Nabi Kongzi.
manusia diciptakan
Tian melalui kedua Tata Ibadah
orangtua. - Sikap Ba De dalam
- Memahami makna berdoa.
keluarga inti, tugas - Tujuan sembahyang
dan kewajiban dan berdoa.
masing- masing - Tata cara
anggota keluarga. sembahyang dan
- Memahami berdoa.
hubungan - Susunan dan

70
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persaudaraan dengan rangkaian kata- kata
keluarga besar ayah dalam doa.
dan ibu.
- Mengetahui Tata Ibadah
tingkatan cara - Saat-saat
menghormat. sembahyang kepada
- Mengetahui fungsi Tuhan, nabi, dan
dan macam- macam leluhur.
dupa (xiang) dan cara
penggunaannya. Keimanan
- Menyebutkan - Orangtua sebagai
perlengkapan wali anak yang
sembahyang di altar ditunjuk Tuhan.
leluhur. - Hormat dan patuh
- Mengetahui kisah kepada orangtua.
keteladanan tokoh- - Jasa orangtua.
tokoh Rujiao yakni
Huang Xiang, Kong Perilaku Junzi
Rong dan Sima - Arti keluarga.
Kuang. - Keluarga inti.
- Memiliki tanggung - Hak dan kewajiban
jawab terhadap anggota keluarga.
kebutuhannya - Keluarga bahagia.
sendiri. - Penghormatan
- Membantu pekerjaan kepada leluhur.
rumah sebagai wujud Perilaku Junzi
berbakti. - Hubungan
- Meyakini Nabi Kongzi persaudaraan (sanak
sebagai manusia keluarga).
pilihan dan meyakini - Istilah penyebutan
tanda-tanda gaib (panggilan) kepada
menjelang kelahiran anggota keluarga
Nabi Kongzi (Gan yang bertalian
Sheng). saudara.

71
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Tata Ibadah
- Makna menghormat.
- Macam-macam cara
menghormat.

- Tata cara
menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Bai),
membungkuk (Ju
Gong), dan berlutut
(Gui).
- Tingkatan
menghormat dan
pengulangannya.
- Peragaan tata cara
menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Bai),
membungkuk (Ju
Gong), dan berlutut
(Gui).
- Lagu-lagu rohani
terkait dengan
penghormatan
kepada Tuhan, nabi,
dan leluhur.

Tata Ibadah
- Makna dupa (xiang).
- Jenis dan macam-
macam dupa (xiang).
- Tata cara

72
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menancapkan dan
menggunakan dupa
(xiang).

Tata Ibadah
- Bentuk altar (meja
abu) leluhur.
- Macam-macam
sembahyang kepada
leluhur.
- Perlengkapan
sembahyang kepada
leluhur.

Perilaku Junzi
- Bakti Huang Xiang.
- Yue Fei, sang
pahlawan.
- Kong Rong suka
mengalah.
- Kecerdasan Sima
Guang.
- Menyebutkan poin- Tata Ibadah
poin delapan - Poin-poin delapan
keimanan (Ba Cheng keimanan (Ba Cheng
Zhen Gui). Zhen Gui).
- Menceritakan riwayat - Makna delapan
dan keteladanan ajaran keimanan bagi
Nabi Kongzi. umat.
- Mengetahui kisah - Lagu-lagu rohani.
keteladanan dan
prinsip-prinsip moral Sejarah Suci
yang ditegakkan - Riwayat hidup Nabi
kembali oleh Mengzi Kongzi.

73
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tentang Watak Sejati. - Keteladanan Nabi
- Menyebutkan tiga Kongzi.
kesukaan yang - Tiga kesukaan yang
membawa faedah membawa faedah.
dan tiga kesukaan - Tiga kesukaan yang
yang membawa membawa celaka.
celaka.
- Mengenal murid Perilaku Junzi
utama Nabi Kongzi - Riwayat hidup
(Yan Hui, Zi Lu, Zi Mengzi.
Gong, Zheng Zi) dan - Hikmah dan nilai
keteladanannya. keteladanan.
- Mengenal - Masa kecil
perlengkapan yang kehidupan Mengzi.
ada pada altar di - Pandangan tentang
Litang/Miao/Kelente sifat dasar (watak
ng. sejati) manusia.
- Menyebutkan bagian-
bagian kitab suci Perilaku Junzi
yang pokok (Sishu) - Kesukaan-
dan yang mendasari kesukaan yang
(Wujing). membawa
- Menjelaskan faedah dan
pentingnya sikap Ba yang
De (Delapan membawa
Kebajikan: Bakti, celaka.
Rendah Hati, Tengah, - Penerapan
Dapat dipercaya, kesukaan yang
Susila, Menjunjung membawa
kebenaran, Suci Hati faedah.
dan Tahu malu).
- Menceritakan riwayat Perilaku Junzi
Nabi Kongzi sebagai - Jumlah murid Nabi
Mu Duo Tian. Kongzi.

74
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menceritakan kisah - Murid-murid
nabi purba dan raja angkatan tua dan
suci penerima wahyu angkatan muda.
Tian dan karya-karya - Murid-murid
yang ditemukannya. terpandai.
- Mengetahui riwayat - Kisah-kisah
keteladanan Raja kebijaksanaan para
Tang Yao dan Raja murid Nabi Kongzi.
Yu Shun sebagai
peletak dasar Ru Jiao Tata Ibadah
atau agama - Sikap Ba De
Khonghucu. dalam berdoa dan
bersembahyang.
- Perlengkapan pada
altar di
Litang/Kelenteng/
Miao.
- Makna
peribadahan
perayaan hari raya
agama
Khonghucu.
- Kebiasaan
melakukan
ibadah/sembahya
ng
- Lagu-lagu rohani.
Kitab Suci
- Bentuk visual kitab
suci (Si Shu dan
Wujing).
- Bagian kitab Si Shu
dan Wujing.
- Garis besar isi kitab

75
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Si Shu dan Wujing.

Perilaku Junzi
- Makna sikap delapan
kebajikan (Ba De).
- Poin-poin delapan
kebajikan (Ba De).
- Penerapan sikap
delapan kebajikan
(Ba De).

Sejarah Suci
- Cita-cita Nabi
Kongzi.
- Semangat belajar
Nabi Kongzi.
- Pengembaraan Nabi
Kongzi.
- Nabi Kongzi sebagai
Tian Zi Mu Duo.

Sejarah Suci
- Para nabi penerima
wahyu Tian.
- Karya-karya yang
ditemukan oleh para
nabi.

Perilaku Junzi
- Nabi dan raja suci
purba.
- Kearifan Raja Yao.
- Kerendahan hati Raja
Shun.

76
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Keuletan Raja Da Yu.
- Menceritakan kisah Perilaku Junzi
kebijaksanaan tiga - Kebijaksanaan tiga
ibunda agung (ibu ibunda agung (ibu
Mengzi, ibu Ouyang Mengzi, ibu Ou yang
Xiu, ibu Yue Fei). Xiu, ibu Yue Fei).
- Mengenal tokoh- - Perjuangan tiga
tokoh Rujiao Guan ibunda agung dalam
Yu, Dong Zhongshu membesarkan dan
dan Zhu Xi serta mendidik anak.
sumbangsih
pemikirannya. Sejarah Suci
- Menjelaskan hari - Kesetiaan dan sikap
raya/sembahyang menjunjung
agama Khonghucu kebenaran Guan Yu.
dan nilai-nilai - Kesetiaan Qu Yuan.
persembahyangan - Pengabdian Jie Zhi
kepada Tian dan Tui.
Leluhur (Qing Ming, - Pemikiran Dong
hari persaudaraan, Zhongshu dan Zhu
Tahun Baru Kongzi- Xi Tokoh Besar Neo
li, Jing Tian Gong, Confucianism.
Duan Yang, Dongzhi,
Zhong Qiu. Tata Ibadah
- Menjelaskan urutan - Makna hari raya dan
pelaksanaan persembahyangan
kebaktian di Litang. umat Khonghucu.
- Mengidentifikasi - Hari-raya dan
berbagai persembahyangan
perlengkapan umat Khonghucu.
sembahyang di altar - Pelaksanaan hari
kebaktian. raya dan
- Menjelaskan konsep persembahyangan
Tiga Dasar umat Khonghucu.

77
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Kenyataan (SAN - Lagu-lagu rohani.
CAI)Tian, Di, Ren.
- Menjelaskan dasar- Tata Ibadah
dasar ajaran agama - Fungsi dan makna
Khonghucu (empat kebaktian.
pantangan/Si Wu, - Persiapan kebaktian.
lima mutiara - Petugas kebaktian.
kebajikan/Wu Chang, - Urutan pelaksanaan
Lima Hubungan kebaktian.
Kemasyarakatan/Wu
Lun). Tata Ibadah
- Menyebutkan bagian- - Peralatan (piranti)
bagian kitab suci pada altar kebaktian.
yang pokok (Sishu) - Fungsi piranti-piranti
dan yang mendasari pada altar kebaktian.
(Wujing). - Susunan peralatan
- Menyebutkan ayat- (piranti) pada altar
ayat suci tentang kebaktian.
belajar dan
menjelaskan Keimanan
pentingnya - Konsep San Cai (tiga
mengamalkan ilmu dasar kenyataan).
yang dipelajari. - Hubungan dan
- Menjelaskan sejarah keterkaitan antara
perkembangan Tian, DI, Ren.
agama Khonghucu di - Melestarikan alam
Indonesia sejak sekitar (menjaga
lahirnya lingkungan).
organisasi/kelembag
aan Khonghucu di Perilaku Junzi
Indonesia sampai - Si Wu/empat
dengan sejarah pantangan.
perkembangan - Wu Chang/lima
organisasi Majelis mutiara kebajikan.

78
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tinggi Agama - Wu Lun/lima
Khonghucu hubungan
Indonesia (MATAKIN) kemasyarakatan.
di Indonesia. - Penerapan ajaran.
- Menjelaskan - Empat pantangan/Si
keimanan dalam Wu, lima mutiara
agama Khonghucu kebajikan/Wu
baik dari arti iman Chang, lima
berdasarkan karakter hubungan.
huruf maupun - Kitab suci.
pengakuan iman - Bagian kitab Si Shu
yang pokok umat (kitab yang pokok).
Khonghucu (Cheng - Bagian kitab Wujing
Xin Zhi Zhi). (kitab yang
- Menjelaskan peran mendasari).
dan fungsi seorang
rohaniwan dan Kitab Suci
Dewan Rohaniwan - Ayat suci tentang
MATAKIN. belajar.
- Metodologi belajar.
- Semangat belajar.

Sejarah Suci
- Sejarah masuknya
agama Khonghucu di
Indonesia.

Perkembangan
- Organisasi agama
Khonghucu.
- Organisasi
MATAKIN.
- Perkembangan
agama Khonghucu

79
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
di era Reformasi.

Keimanan
- Arti iman.
- Karakter huruf iman.
- Pengakuan iman
yang pokok.
Tata Ibadah
- Peran seorang
rohaniwan terhadap
pengembangan
ajaran.
- Fungsi pelayanan
dan pengembangan
umat.
- Rohaniwan dan
Dewan Rohaniwan
MATAKIN.
Tingkat - Kemampuan Tata Ibadah
Pendidikan Dasar menjelaskan definisi, - Lagu-lagu rohani.
(Kelas VII-VIII) makna, fungsi, dan - Definisi agama.
tujuan pengajaran - Fungsi dan tujuan
agama. pengajaran agama.
- Kemampuan - Pendidikan agama di
Menyebutkan dan sekolah.
menjelaskan sejarah - Komunitas agama
asal mula dan Khonghucu.
perkembangan
agama Khonghucu di Sejarah Suci
Indonesia. - Pandangan beragam
- Kemampuan tentang agama
menjelaskan dan Khonghucu.
memahami maksud - Istilah asli agama
perjalanan Nabi Khonghucu.

80
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Kongzi sebagai Mu - Nabi besar
Duo Tian. penyempurna ajaran
- Kemampuan Ru Jiao.
memahami dan - Awal mula masuknya
menerapkan agama Khonghucu di
keimanan yang Indonesia.
pokok (Chen Xin Zhi - Pengakuan agama
Zhi). Khonghucu secara
- Kemampuan yuridis.
mengenal tempat- - Agama Khonghucu di
tempat ibadah umat era reformasi.
Khonghucu.
- Kemampuan Sejarah Suci
memahami dan - Pengertian Mu Duo.
menerapkan - Kongzi sebagai Mu
pentingnya sikap Duo.
hati-hati, sungguh- - Pengembaraan Nabi
sungguh, rendah Kongzi.
hati, sederhana, dan - Akhir pengembaraan
suka mengalah. Nabi Kongzi.
- Kemampuan - Akhir kehidupan
menyebutkan dan Nabi Kongzi.
menjelaskan makna
Kebajikan (De). Keimanan
- Kemampuan - Pengakuan iman
menjelaskan dan yang pokok.
melakukan tata cara - Delapan ajaran iman.
bersalam dan
menghormat. Tata Ibadah
- Kemampuan - Tempat ibadah umat
menjelaskan secara Khonghucu.
garis besar bagian - Rumah ibadah
kitab Si Shu dan kebaktian.
kitab Xiao Jing. - Ciri khas kelenteng

81
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Kemampuan agama Khonghucu.
mengenal dupa - Shen Ming dalam
(Xiang) dan Meja agama Khonghucu.
Abu (altar) Leluhur. - Nilai-nilai utama
- Kemampuan kelenteng.
mengenal dan
melaksanakan Perilaku Junzi
upacara sembahyang - Dampak kecanggihan
kepada leluhur. teknologi.
- Kemampuan
memahami dan Pendidikan Budi Pekerti
menerapkan - Hati-hati dan
karakter dan sungguh-sungguh.
perilaku Junzi. - Rendah hati.
- Kemampuan - Sederhana dan suka
memahami dan mengalah.
melaksanakan
Pokok-pokok ajaran Perilaku Junzi
moral. - Makna kebajikan.
- Benih-benih
kebajikan di dalam
diri manusia.
- Makna delapan
kebajikan (Ba De).
- Makna lima
kebajikan (Wu Cang).

Tata Ibadah
- Tata bersalam.
- Menghormat dengan
merangkapkan
tangan (Gui).
- Menghormat dengan
berlutut.

82
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menghormat dengan
membungkukkan
badan (Ju Gong).

Kitab Suci
- Makna kitab suci.
- Kitab suci yang
pokok (Si Shu).
- Kitab bakti (Xiao
Jing).

Tata Ibadah
- Makna dan fungsi
dupa.
- Macam-macam dupa.
- Ketentuan jumlah
penggunaan dan cara
menancapkan dupa.
- Meja abu (altar)
leluhur.

Tata Ibadah
- Dasar iman
sembahyang kepada
Leluhur.
- Saat-saat
sembahyang kepada
leluhur Sembahyang
Chu Yi dan Shi Wu.
- Sembahyang Qing
Ming.

Perilaku Junzi
- Arti dan makna

83
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Junzi.
- Prinsip utama Junzi.

Perilaku Junzi
- Semangat belajar.
- Menegakkan jasa.
- Mengerti orang lain
(Zhi Ren).
- Hati-hati/cermat
Berpikir.
- Membenci kepalsuan.
- Kemampuan Perilaku Junzi
memahami penting - Makna pentingnya
nya pembinaan diri pembinaan diri.
sebagai kewajiban - Pembinaan diri
pokok. kewajiban pokok
- Kemampuan setiap orang.
memahami Xiao - Tahap-tahap
sebagai pokok pembinaan diri.
kebajikan. - Makna dan arti kata
- Kemampuan Xiao.
mengenal dan - Bakti kepada
melaksanakan orangtua.
upacara sembahyang - Awal dan akhir laku
kepada Tian. bakti.
- Kemampuan - Macam-macam laku
mengenal rohaniwan bakti.
agama Khonghucu.
- Kemampuan Tata Ibadah
mengenal macam- - Lagu-lagu rohani.
macam upacara - Sembahyang pagi
Liyuan. dan sore.
- Kemampuan - Sembahyang Duan
memahami makna, Yang.

84
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
manfaat, dan - Tugas dan fungsi
melaksanakan rohaniwan.
kebaktian. - Tingkatan
rohaniwan.
- Makna dan macam-
macam upacara Li
Yuan.
- Tata cara
pelaksanaan upacara
Li Yuan.
- Makna dan fungsi
kebaktian.
- Petugas kebaktian.
- Perlengkapan
kebaktian.
Tingkat - Kemampuan Keimanan
Pendidikan memahami - Penyebutan nama
Menengah kebesaran dan Tuhan.
(Kelas X-XII) kekuasaan Tian atas - Sifat-sifat kebajikan
hidup dan kehidupan Tuhan.
di dunia ini. - Jalan Suci dan
- Kemampuan Hukum Suci.
memahami hakikat
dan sifat dasar Tuhan
manusia. - Kehendak bebas.
- Kemampuan - Prinsip hukum alam.
memahami hakikat - Menentukan kualitas
dan makna ibadah. hidup.
- Kemampuan
memahami makna Perilaku Junzi
dan mempraktikkan - Konsep dasar Yin
persembahyangan Yang.
kepada Tian. - Manusia makhluk
- Kemampuan termulia.

85
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menjelaskan karya - Sifat dasar manusia.
dan nilai keteladanan - Mengapa manusia
para nabi dan raja berbuat jahat.
suci.
- Kemampuan Tata Ibadah
menjelaskan sejarah - Lagu-lagu rohani.
masuknya agama - Hakikat dan makna
Khonghucu, ibadah.
perkembangan, dan - Pokok-pokok
eksistensi agama peribadahan umat
Khonghucu di Khonghucu.
Indonesia. - Ji Si (sembahyang).
- Kemampuan - Gong Jing (hormat -
mengenal tempat sujud).
ibadah umat - Qi Dao syukur-
Khonghucu. harap.
- Kemampuan - Mo Shi (diam
memahami makna memahami).
perbedaan, dan
mengembangkan Tata Ibadah
sikap toleransi dan - Macam-macam
kerukunan. sembahyang kepada
- Kemampuan Tuhan.
memahami - Sembahyang Jin
pembinaan diri Tian Gong, Duan
sebagai kewajiban Yang, Zhong Qiu,
pokok setiap dan Dong Zhi.
manusia.
- Kemampuan Sejarah Suci
memahami dan - Wahyu He Tu,
mengamalkan Xiao Wahyu Liu Tu,
(laku bakti) sebagai Wahyu Luo Shu,
pokok kebajikan. Wahyu Dan Shu,
- Kemampuan Wahyu Yu Shu.

86
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menjelaskan dan
melakukan upacara Sejarah Suci
(sembahyang) kepada - Istilah asli agama
para Suci (Shen Khonghucu.
Ming). - Nabi besar
- Kemampuan penyempurna Ru
memahami Nabi Jiao.
Kongzi sebagai Tian - Agama Khonghucu
Zi Mu Duo. di Indonesia.
- Kemampuan - Agama Khonghucu
menjelaskan dan di era Reformasi Tata
menerapkan prinsip- Ibadah.
prinsip moral yang - Tempat-tempat
diajarkan Mengzi. ibadah umat
- Kemampuan Khonghucu.
memahami dan - Sejarah makna dan
melakukan upacara- fungsi kelenteng.
upacara - Macam dan jenis
persembahyangan kelenteng
kepada leluhur. - Tradisi-tradisi dalam
- Kemampuan kelenteng.
menjelaskan makna
Cinta kasih dan Perilaku Junzi
kebenaran serta - Filosofi Yin –Yang.
mempraktikkannya. - Perbedaan yang
- Melaksanakan mendasari.
upacara sembahyang - Naluri menolak
kepada para suci perbedaan.
(Shenming) di - Toleransi.
kelenteng. - Toleransi Dalam
- Merumuskan sikap Perbedaan.
dan tindakan yang - Kerukunan Dalam
harus dilakukan Perbedaan.
untuk

87
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mengembangkan Perilaku Junzi
agama Khonghucu ke - Makna pentingnya
depan. Pembinaan diri.
- Menceritakan - Pembinaan Diri
pengalaman spiritual Kewajiban Pokok
akan kebesaran dan Setiap manusia.
kekuasaan Tian. - Proses pembinaan
- Mempraktikkan diri.
perbuatan menolong
orang sebagai bentuk Perilaku Junzi
ibadah nyata. - Makna dan arti kata
- Mempraktikkan Xiao.
latihan pernafasan - Xiao sebagai pokok
untuk menjaga kebajikan.
kesehatan badan dan - Bakti kepada
rohani (Jing Zhuo). orangtua.
- Mempraktekkan - Akhir laku bakti.
perilaku cinta kasih
dan kebenaran yang Tata Ibadah
bermanfaat - Sembahyang Jing He
mempererat Ping.
persaudaraan dan - Hari persaudaraan.
persahabatan. - Tata cara
sembahyang Jing He
Ping.
- Bakti sosial pada
hari persaudaraan.

Sejarah Suci
- Nenek moyang Nabi
Kongzi.
- Abad kelahiran Nabi
Kongzi.
- Kiprah Nabi Kongzi di

88
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Negeri Lu.
- Nabi Kongzi sebagai
Mu Duo Tian.
- Simbol suci Nabi
Kongzi.
- Nama gelar Nabi
Kongzi.
- Akhir kehidupan
Nabi Kongzi.

Perilaku Junzi
- Masa awal
kehidupan Mengzi.
- Kehidupan
profesional Mengzi.
- Prinsip-prinsip
Moralitas.
- Cara mengajar.

Tata Ibadah
- Dasar iman
sembahyang kepada
leluhur.
- Saat-saat
sembahyang kepada
leluhur.
- Sembahyang Chu Yi
dan Shi Wu.
- Sembahyang Qing
Ming.
- Sembahyang hari
wafat leluhur (Zu Ji).
- Sembahyang
menjelang

89
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penutupan tahun
(Chu Xi).
- Sembahyang Zhong
Yuan.

Perilaku Junzi
- Ren berdasarkan
terminologi karakter
huruf.
- Ayat suci tentang
ren.
- Makna cinta kasih.
- Pengamalan sikap
cinta Kkasih.
- Arti Yi berdasarkan
karakter.
- Benih kebenaran.
- Yi sebagai jalan
(selamat) bagi
manusia.
- Yi, dalam hidup
keduniawian.
- Rasa tidak suka itu
benih kebenaran.
- Berpegang teguh
pada kebenaran.
- Kemampuan Kitab Suci
menjelaskan (secara - Makna Kitab Suci.
umum) isi dari kitab - Sejarah
yang pokok (Si Shu) perkembangan Kitab
dan isi kitab yang Suci agama
mendasari (Wu Jing). Khonghucu.
- Kemampuan - Si Shu Kitab Yang
memahami makna Pokok.

90
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan penerapan sikap - Wu Jing Kitab yang
Zhong Shu (Satya Mendasari.
dan tepa selira).
- Kemampuan Perilaku Junzi
memahami - Karakteristik dan
pentingnya pelaksanaan sikap
pendidikan dan huruf Zhong.
belajar dalam - Karakteristik
menggenapi kodrat huruf Shu dan
suci kemanusiaan. pengamalan sikap
- Kemampuan dan laku tepa
memahami makna selira (Shu).
dan menjalankan
sikap hidup Tengah Perilaku Junzi
Sempurna. - Tujuan Belajar.
- Kemampuan - Konsep dasar belajar
menjelaskan makna dan penerapannya.
agamis Xin Chun - Belajar sebagai
(tahun baru Kongzi- proses pembinaan
li) dan kaitannya diri.
dengan tradisi dan - Metodologi belajar.
budaya. - Belajar berarti
- Kemampuan praktik.
memahami dan
menerapkan sikap Perilaku Junzi
dan karakter Junzi. - Definisi Zhong
- Menunjukkan sikap (tengah) tengah
orang yang suka sempurna.
belajar. - Jalan suci sulit
- Melaksanakan ajaran terlaksana.
Zhongshu (tepa - Misi utama ajaran
selira) dalam khonghucu.
kehidupan nyata.
- Melaksanakan hidup Tata Ibadah

91
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tengah Sempurna - Lagu-lagu rohani.
dalam kehidupan - Peredaran empat
nyata (Zhong Yung). musim.
- Menjelaskan makna - Mengenal sistem
Tahun Baru Kongzi-li penanggalan.
dari ajaran agama - Penentuan awal
Khonghucu. Tahun Kalender
- Memahami makna Kongzi-li.
Junzi sebagai cita- - Penentuan jatuhnya
cita umat agama Tahun Baru Kongzi-
Khonghucu menjadi li.
orang suci dan bijak. - Makna Tahun Baru
Kongzi-li di
Indonesia.
- Budaya dan tradisi
yang mengikuti
Tahun Baru Kongzi-
li.
- Tahun Baru Kongzi-li
Di Indonesia.

Perilaku Junzi.
- Arti dan makna
Junzi, prinsip utama
Junzi, pribadi Junzi.

92
2. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan sikap - Kandungan moral
Pendidikan sebagai mahluk Pancasila dalam
Dasar (Kelas I-VI) ciptaan Tuhan Yang Lambang Negara.
Maha Esa dalam - Bentuk dan tujuan
konteks keberagaman norma/kaidah dalam
kehidupan di masyarakat.
lingkungan rumah - Semangat
dan sekolah sebagai kebersamaan dalam
perwujudan moral keberagaman.
Pancasila. - Persatuan dan
- Mengenal kesatuan bangsa.
karakteristik individu,
tata tertib, kesatuan,
dan simbol- simbol
Pancasila di rumah
dan sekolah.
- Melaksanakan tata
tertib dalam konteks
beragam teman di
keluarga dan sekolah
sesuai Pancasila.
- Menerima karunia - Makna simbol-simbol
Tuhan Yang Maha Pancasila dan
Esa atas karakteristik lambang negara
individu, hak dan Indonesia.
kewajiban, persatuan - Hak, kewajiban,
dalam keberagaman. dan tanggung
- Memahami makna jawab
simbol-simbol warganegara.
Pancasila di rumah, - Makna

93
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sekolah dan keberagaman
masyarakat. personal, sosial,
- Menunjukkan sikap dan kultural.
baik sebagai sesama - Persatuan dan
mahluk ciptaan kesatuan
Tuhan Yang Maha - Moralitas sosial dan
Esa, hak dan politik warga negara/
kewajibannya, dan pejabat negara, dan
kebhinnekatunggalika tokoh masyarakat.
an sebagai
perwujudan nilai dan
moral Pancasila.
- Melaksanakan
kerjasama dengan
teman dalam
kebersamaan dan
keberagaman di
lingkungan rumah,
sekolah dan
masyarakat sekitar.
- Menjelaskan nilai dan - Nilai dan moral
moral Pancasila, Pancasila.
makna hak, - Hak, kewajiban, dan
kewajiban dan tanggung jawab
tanggung jawab, warganegara.
manfaat Bhinneka - Keanekaragaman
Tunggal Ika, nilai- sosial dan budaya
nilai persatuan dan dan pentingnya
kesatuan di kebersamaan.
lingkungan rumah, - Nilai dan moral
sekolah, dan persatuan dan
masyarakat. kesatuan bangsa.
- Menunjukkan sikap - Moralitas terpuji
kebersamaan dalam dalam kehidupan

94
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
keberagaman sebagai sehari-hari.
mahluk ciptaan
Tuhan Yang Maha
Esa; patuh terhadap
tata tertib dan
aturan; bertanggung
jawab dan rela
berkorban; semangat
kebhinnekatunggalika
an.
- Menunjukkan sikap
bangga sebagai
bangsa Indonesia
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara.
- Melaporkan secara
lisan dan tulisan dan
melaksanakan
kewajiban sesuai
nilai-nilai dan moral
Pancasila,
menegakkan aturan
dan menjaga
ketertiban, kerja
sama, nilai-nilai
persatuan dan
kesatuan, dan
keberagaman di
lingkungan keluarga,
sekolah, dan
masyarakat.
Tingkat - Menjelaskan - Komitmen para

95
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Pendidikan komitmen para pendiri Negara dalam
Dasar (Kelas VII- pendiri Negara dalam merumuskan dan
IX) merumuskan dan menetapkan
menetapkan Pancasila.
Pancasila. - Proses perumusan
- Menganalisis proses dan pengesahan
pengesahan Undang- Undang-Undang
Undang Dasar Dasar Negara
Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 1945. Tahun 1945.
- Menunjukkan sikap - Norma hukum dan
toleransi dalam kepatutan yang
makna keberagaman berlaku dalam
dalam bingkai kehidupan
Bhinneka Tunggal Ika. bermasyarakat dan
- Menjelaskan bernegara.
karakteristik daerah - Harmoni keutuhan
tempat tinggalnya wilayah dan
dalam kerangka kehidupan dalam
NKRI. konteks NKRI.
- Menunjukkan - Makna keberagaman
perilaku menghargai suku, agama, ras,
dengan dasar: moral, budaya, dan gender
norma, prinsip dan dalam bingkai
spirit Bhinneka Tunggal
kewarganegaraan. Ika.
- Menunjukkan sikap - Dinamika
dalam dinamika perwujudan nilai dan
perwujudan Pancasila moral Pancasila
dalam kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari secara sehari-hari .
individual dan - Esensi nilai dan
kolektif. moral Pancasila
- Menganalisis nilai dalam Pembukaan

96
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan moral yang Undang- Undang
terkandung dalam Dasar Negara
Pembukaan Undang- Republik Indonesia
Undang Dasar Negara Tahun 1945.
Republik Indonesia - Makna ketentuan
Tahun 1945. hukum yang berlaku
- Menjelaskan masalah dalam perwujudan
yang muncul terkait kedamaian dan
keberagaman keadilan.
masyarakat dan cara - Semangat persatuan
pemecahannya. dan kesatuan dalam
- Menerapkan perilaku keberagaman
kewarganegaraan masyarakat.
berdasarkan prinsip - Aspek-aspek
saling menghormati, pengokohan NKRI.
dan menghargai
dalam rangka
pengokohan NKRI.
- Menghargai dan
menghayati dengan
dasar: kesadaran
nilai, moral, norma,
prinsip dan spirit
keseluruhan entitas
kehidupan
kebangsaan.
Tingkat - Menganalisis, dan - Dinamika kasus-
Pendidikan menyajikan kasus- kasus pelanggaran
Menengah (Kelas kasus pelanggaran HAM beserta
X-XII) HAM yang tidak penanganannya
sesuai dengan nilai- secara adil.
nilai Pancasila. - Nilai dan moral yang
- Menyajikan bentuk terkandung dalam
dan kedaulatan pasal-pasal Undang-

97
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
negara berdasarkan Undang Dasar Negara
Undang-Undang Republik Indonesia
Dasar Negara Tahun 1945.
Republik Indonesia - Semangat mengatasi
Tahun 1945. ancaman untuk
- Menunjukkan sikap membangun integrasi
positif terhadap NKRI nasional dalam
dilihat dari konteks bingkai Bhinneka
geopolitik. Tunggal Ika.
- Berinteraksi dengan - Dinamika kehidupan
teman dan orang lain berbangsa dan
berdasarkan prinsip bernegara sesuai
saling menghormati, konsep NKRI dan
dan menghargai geopolitik Indonesia.
dalam keberagaman
suku, agama, ras,
budaya dan gender.
- Mengamalkan dengan
dasar: kesadaran
nilai, moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab
keseluruhan entitas
kehidupan yang
berkeadaban.
- Menunjukkan sikap - Nilai ideal,
positif terhadap nilai instrumental, dan
fundamental, praksis sila-sila
instrumental, dan Pancasila.
praksis sila-sila - Dinamika
Pancasila. pelaksanaan pasal-
- Menganalisis pasal yang mengatur
pengelolaan tentang keuangan
kekuasaan Negara negara dan

98
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sesuai dengan kekuasaan
Undang-Undang kehakiman.
Dasar Negara - Dinamika pengelolaan
Republik Indonesia dan penyalahgunaan
Tahun 1945. wewenang oleh
- Menganalisis strategi pejabat negara serta
yang diterapkan penanganannya
Indonesia dalam (Kolusi, Korupsi, dan
menyelesaikan Nepotisme).
ancaman dalam - Strategi yang
bingkai Bhinneka diterapkan dalam
Tunggal Ika. memperkokoh
- Menganalisis persatuan dengan
penyelenggaraan bingkai Bhinneka
Negara dalam konsep Tunggal Ika.
NKRI dan konsep - Dinamika
Negara federal penyelenggaraan
- Mengamalkan negara dalam konsep
(dengan dasar: NKRI dan konsep
kesadaran nilai, Negara federal.
moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab)
makna kehidupan
berbangsa dan
bernegara Indonesia
yang berkeadaban.

99
3. Muatan Bahasa Indonesia
3.1. Muatan Bahasa Indonesia pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kepedulian, - Bentuk dan ciri teks
Pendidikan rasa percaya diri, faktual (deskriptif,
Dasar (Kelas I-VI) kedisiplinan, dan petunjuk/arahan,
tanggung jawab laporan sederhana), teks
dalam pemanfaatan tanggapan (ucapan
bahasa Indonesia. terima kasih,
- Mengenal konteks permintaan maaf,
budaya dan konteks diagram/tabel), teks
sosial, satuan cerita (narasi sederhana,
kebahasaan, serta puisi) teks cerita non-
unsur paralinguistik naratif (cerita
dalam penyajian diri/personal, buku
teks. harian).
- Mengenal bentuk - Konteks budaya, norma,
dan ciri teks serta konteks sosial
deskriptif serta teks yang melatarbelakangi
laporan sederhana. lahirnya jenis teks.
- Menyajikan secara - Paralinguistik (lafal,
lisan dan tulis kelantangan, intonasi,
berbagai teks tempo, gestur, dan
sederhana. mimik).
- Satuan bahasa
pembentuk teks:
kalimat sederhana dua
kata pola SP.
- Memiliki kepedulian, - Bentuk dan ciri teks
rasa percaya diri, genre faktual (teks
kedisiplinan dan laporan informatif hasil
tanggung jawab observasi, teks

100
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dalam pemanfaatan arahan/petunjuk, teks
bahasa Indonesia. instruksi, teks surat
- Mengenal konteks tanggapan pribadi),
budaya dan konteks genre cerita (cerita
sosial, satuan petualangan, genre
kebahasaan, serta tanggapan, teks
unsur paralinguistik dongeng, teks
dalam penyajian permainan/dolanan
teks. daerah (teks wawancara,
- Mengenal bentuk ulasan buku).
dan ciri teks - Konteks budaya, norma,
berbagai teks serta konteks sosial
sederhana. yang melatarbelakangi
- Menganalisis lahirnya jenis teks.
informasi di dalam - Satuan bahasa
berbagai teks pembentuk teks:
sederhana. kalimat sederhana pola
- Menyajikan berbagai SPO dan SPOK, kata,
teks sederhana dan kelompok kata.
secara lisan. - Penanda kebahasaan
- Menyusun berbagai dalam teks.
teks sederhana
secara tulis.
- Memiliki kepedulian, - Bentuk dan ciri teks
rasa percaya diri, genre faktual (teks
kedisiplinan dan laporan buku, laporan
tanggung jawab investigasi, teks
dalam pemanfaatan penjelasan tentang
bahasa Indonesia. proses, teks paparan
- Mengenal konteks iklan), genre cerita (teks
budaya dan konteks narasi sejarah, teks
sosial, satuan pantun dan syair), dan
kebahasaan, serta genre tanggapan (pidato
unsur paralinguistik persuasif, ulasan buku,

101
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dalam penyajian teks paparan, teks
teks. penjelasan).
- Mengenal bentuk - Konteks budaya, norma,
dan ciri teks serta konteks sosial
sederhana. yang melatarbelakangi
- Menganalisis lahirnya jenis teks.
informasi di dalam - Satuan bahasa
berbagai teks pembentuk teks:
sederhana. kalimat sederhana pola
- Menyajikan berbagai SPPel, SPOPel, SPOPelK,
teks sederhana kata, frasa, pilihan
secara lisan. kata/diksi.
- Menyusun berbagai - Penanda kebahasaan
teks sederhana dalam teks.
secara tulis. - Paralinguistik (lafal,
kelantangan, intonasi,
tempo, gestur, dan
mimik).
Tingkat - Memiliki perilaku - Struktur teks genre
Pendidikan Dasar jujur, percaya diri, cerita (teks cerita
(Kelas VII-IX) tanggung jawab, pendek, teks cerita
kreatif, peduli, moral, teks cerita
santun dalam biografi, teks cerita
merespons berbagai prosedur), genre faktual
hal secara pribadi. (hasil observasi, teks
- Mengenal konteks eksplanasi), genre
budaya dan konteks tanggapan (teks
sosial, satuan tanggapan deskriptif,
kebahasaan, serta teks eksposisi, teks
unsur paralinguistik diskusi, teks ulasan).
dalam penyajian - Konteks budaya, norma,
teks. serta konteks sosial
- Mengenal bentuk yang melatarbelakangi
dan ciri teks dalam lahirnya jenis teks.

102
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
genre cerita, faktual, - Satuan bahasa
dan tanggapan. pembentuk teks: bunyi
- Memahami teks bahasa, fonem, morfem,
dalam genre cerita, kata, kelas kata, frasa,
faktual, dan klausa.
tanggapan. - Penanda kebahasaan
- Mengklasifikasi teks dalam teks.
dalam genre cerita, - Paralinguistik (lafal,
faktual, dan kelantangan, intonasi,
tanggapan. tempo, gestur, dan
- Menemukan makna mimik).
teks dalam genre -
cerita, faktual, dan
tanggapan.
- Menyajikan teks
dalam genre cerita,
faktual, dan
tanggapan secara
lisan dan tulis.
- Memiliki perilaku - Struktur teks genre
jujur, percaya diri, cerita (teks eksemplum),
tanggung jawab, genre faktual (teks
kreatif, peduli serta rekaman percobaan),
santun dalam dan genre tanggapan
menangani dan (teks tantangan,
memberikan tanggapan kritis).
berbagai hal. - Konteks budaya, norma,
- Mengenal konteks serta konteks sosial
budaya dan konteks yang melatarbelakangi
sosial, satuan lahirnya jenis teks.
kebahasaan, serta - Satuan bahasa
unsur paralinguistik pembentuk teks: klausa,
dalam penyajian kalimat inti, kalimat
teks. tunggal, kalimat

103
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengenal bentuk majemuk.
dan ciri teks dalam - Penanda kebahasaan
genre faktual, dalam teks.
tanggapan, dan - Paralinguistik (lafal,
cerita. kelantangan, intonasi,
- Memahami teks tempo, gestur, dan
dalam genre faktual, mimik).
tanggapan, dan
cerita.
- Mengklasifikasi teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita.
- Menemukan makna
teks dalam genre
faktual, tanggapan,
dan cerita.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
Tingkat - Memiliki perilaku - Bentuk teks genre
Pendidikan jujur, tanggung cerita (teks anekdot,
Menengah (Kelas jawab, peduli, pantun, cerita ulang),
X-XII) responsif dan santun faktual (laporan hasil
dalam menggunakan observasi, eksposisi,
bahasa Indonesia prosedur kompleks,
untuk menanggapi eksplanasi kompleks),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. negosiasi dan reviu
- Mengenal konteks film/drama).
budaya dan konteks - Struktur teks bergenre
sosial, satuan cerita (teks anekdot,

104
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kebahasaan, serta pantun, cerita ulang),
unsur paralinguistik faktual (laporan hasil
dalam penyajian observasi, prosedur
teks. kompleks, eksplanasi
- Memahami bentuk, kompleks), dan
struktur, dan kaidah tanggapan (teks
teks dalam genre negosiasi dan reviu
cerita, faktual, dan film/drama).
tanggapan. - Konteks budaya dan
- Membandingkan dan situasi yang
menganalisis teks melatarbelakangi
dalam genre cerita, lahirnya sebuah teks.
faktual, dan - Satuan bahasa
tanggapan. pembentuk teks: bunyi
- Mengklasifikasi teks bahasa, fonem, suku
dalam genre cerita, kata, morf, kata, kelas
faktual, dan kata, diksi, frasa.
tanggapan. - Penanda kebahasaan
- Memilih teks sesuai dalam teks.
dengan genre untuk - Paralinguistik (lafal,
mengungkapkan kelantangan, intonasi,
gagasan. tempo, gestur, dan
- Menemukan makna mimik).
teks dalam genre
faktual, tanggapan,
dan cerita.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis dan
menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
dalam genre faktual,

105
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
- Mengalihkan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis ke dalam
bentuk lain.
- Memiliki sikap jujur, - Bentuk teks genre cerita
disiplin, dan peduli (teks cerita sejarah,
dalam menanggapi novel), faktual (berita),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. iklan, editorial/opini).
- Mengenal konteks - Struktur dan fitur
budaya dan konteks bahasa teks genre cerita
sosial, satuan (teks anekdot, pantun,
kebahasaan, serta cerita ulang ), faktual (
unsur paralinguistik laporan hasil observasi,
dalam penyajian prosedur kompleks,
teks. eksplanasi kompleks),
- Memahami bentuk, dan tanggapan (teks
struktur, dan kaidah negosiasi).
teks dalam genre - Konteks budaya dan
cerita, faktual, dan situasi yang
tanggapan. melatarbelakangi
- Membandingkan dan lahirnya sebuah teks.
menganalisis teks - Satuan bahasa
dalam genre cerita, pembentuk teks: klausa,
faktual, dan kalimat inti, kalimat
tanggapan. tunggal, kalimat
- Menemukan makna majemuk.
teks dalam genre - Penanda kebahasaan
faktual, tanggapan, dalam teks.

106
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan cerita. - Paralinguistik (lafal,
- Mengklasifikasi teks kelantangan, intonasi,
dalam genre cerita, tempo, gestur, dan
faktual, dan mimik).
tanggapan.
- Memilih teks dalam
genre faktual,
tanggapan, dan
cerita untuk
mengungkapkan
gagasan.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis dan
menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
- Mengalihkan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis ke dalam
bentuk lain.

107
3.2. Muatan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Peminatan
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki perilaku - Struktur teks genre
Pendidikan jujur, tanggung cerita (teks cerita
Menengah jawab, peduli, dan pendek, biografi, drama,
(Kelas X-XII) responsif dalam novel, hikayat, cerita
menggunakan pengalaman, puisi),
bahasa Indonesia genre faktual
untuk menanggapi (argumentasi,
fenomena alam dan eksplanasi, eksposisi)
sosial dan genre tanggapan (teks
memperdalam kajian pendapat narasumber).
ilmu. - Konteks budaya, norma,
- Mengenal konteks serta konteks sosial
budaya dan konteks yang melatarbelakangi
sosial, satuan lahirnya jenis teks.
kebahasaan, serta - Satuan bahasa
unsur paralinguistik pembentuk teks
dalam penyajian - Penanda kebahasaan
teks. dalam teks.
- Memahami teks - Paralinguistik (lafal,
dalam genre faktual, kelantangan, intonasi,
tanggapan, dan tempo, gestur, dan
cerita. mimik).
- Mengidentifikasi isi - Kebahasaan: hakikat
dan menganalisis bahasa, bunyi bahasa,
teks dalam genre unsur segmental dan
faktual, tanggapan, suprasegmental,
dan cerita. perkembangan bahasa
- Menemukan makna Indonesia, kedudukan
teks dalam genre dan fungsi bahasa
faktual, tanggapan, Indonesia, kaidah dasar
dan cerita. (tentang kata, frasa,

108
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menyajikan teks klausa, dan kalimat),
dalam genre faktual, relasi makna.
tanggapan, dan cerita - Kesastraan:
secara lisan dan karakteristik puisi lama
tulis. dan puisi baru,
- Menerapkan tata karakteristik prosa lama
bahasa Indonesia dan prosa baru, jenis
dalam berbagai jenis drama, sinopsis novel,
teks. resensi novel, drama,
- Menemukan dan film.
karakteristik
berbagai jenis sastra.
- Memiliki perilaku - Struktur teks genre
jujur, tanggung cerita (teks cerita
jawab, peduli, dan pendek, biografi, drama,
responsif dalam novel, hikayat, cerita
menggunakan pengalaman, puisi),
bahasa Indonesia genre faktual
untuk menanggapi (argumentasi,
fenomena alam dan eksplanasi) genre
sosial dan tanggapan(teks
memperdalam kajian pendapat narasumber).
ilmu. - Konteks budaya, norma,
- Mengenal konteks serta konteks sosial
budaya dan konteks yang melatarbelakangi
sosial, satuan lahirnya jenis teks.
kebahasaan, serta - Satuan bahasa
unsur paralinguistik pembentuk teks.
dalam penyajian - Penanda kebahasaan
teks. dalam teks.
- Memahami teks - Paralinguistik (lafal,
dalam genre faktual, kelantangan, intonasi,
tanggapan, dan tempo, gestur, dan
cerita. mimik).

109
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengidentifikasi isi - Kebahasaan: fungsi
dan menganalisis bahasa, struktur
teks dalam genre kalimat, pengembangan
faktual, tanggapan, paragraf, penulisan
dan cerita. karya ilmiah.
- Menemukan makna - Kesastraan: analisis
teks dalam genre puisi, analisis cerpen,
faktual, tanggapan, konversi novel ke film.
dan cerita. - Kesantunan berbahasa:
- Menyajikan teks prinsip kesantunan,
dalam genre faktual, retorika dan prinsip
tanggapan, dan cerita retorika.
secara lisan dan
tulis.
- Menerapkan tata
bahasa Indonesia
dalam berbagai jenis
teks.
- Menganalisis jenis-
jenis sastra
Indonesia.
- Menerapkan
kesantunan
berbahasa dalam
beretorika dan
berbicara di depan
umum.

110
4. Muatan Matematika
4.1. Muatan Matematika pada SD/MI/SDLB/PAKET A,
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan asli dan
Pendidikan positif bermatematika: pecahan sederhana.
Dasar (Kelas I-VI) logis, cermat dan - Geometri dan
teliti, jujur, pengukuran sederhana.
bertanggung jawab, - Statistika sederhana.
dan tidak mudah
menyerah dalam
menyelesaikan
masalah, sebagai
wujud implementasi
kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi
matematika.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memahami
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
asli.
- Mengelompokkan
benda menurut
tampilan bentuknya
- Memahami efek

111
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penambahan dan
pengurangan dari
kumpulan objek.
- Mengidentifikasi
seluruh dan bagian
dalam kehidupan
sehari- hari.
- Menggunakan gambar
atau foto untuk
menyatakan sebuah
informasi dan
menjawab pertanyaan
mengenainya.
- Menggunakan model
konkret dalam
penyelesaian
masalah.
- Menunjukkan sikap - Bilangan bulat dan
positif bermatematika: bilangan pecahan.
logis, kritis, cermat - Geometri (sifat dan
dan teliti, jujur, unsur) dan Pengukuran
bertanggung jawab, (satuan standar).
dan tidak mudah - Statistika
menyerah dalam (pengumpulan dan
menyelesaikan penyajian data
masalah, sebagai sederhana).
wujud implementasi
kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi
matematika.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa, percaya diri, dan

112
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ketertarikan pada
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar
mengidentifikasi
kemiripan dan
perbedaan berbagai
sudut.
- Menjelaskan pola
bangun dalam
kehidupan sehari-hari
dan memberikan
dugaan kelanjutannya
berdasarkan pola
berulang.
- Memahami
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
bulat dan pecahan.
- Mengelompokkan
benda menurut
bentuknya dan
disertai justifikasi.
- Menyelesaikan
masalah aritmetika
sehari-hari sebagai
penerapan
pemahaman atas efek
penambahan dan
pengurangan.
- Menyadari objek
dapat dipandang
sebagai kesatuan dari
bagian-bagiannya.

113
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memberikan
interpretasi dari
sebuah sajian
informasi/data.
- Menggunakan model
konkret dan simbolik
atau strategi lain
dalam penyelesaian
masalah sehari-hari.
- Menunjukkan sikap - Bilangan (termasuk
positif bermatematika: pangkat dan akar
logis, kritis, cermat sederhana).
dan teliti, jujur, - Geometri dan
bertanggung jawab, Pengukuran (termasuk
dan tidak mudah satuan turunan).
menyerah dalam - Statistika dan peluang.
menyelesaikan
masalah, sebagai
wujud implementasi
kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi
matematika.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Bersikap terbuka
menghadapi
perbedaan sudut
pandang dan

114
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mengemukakan
kemungkinan sudut
pandang yang
berbeda dari yang
dimilikinya.
- Menemukan pola
bangun datar untuk
menarik kesimpulan
atau menyusun
bukti/justifikasi
sederhana.
- Memahami
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian dan
pembagian bilangan
bulat dan pecahan.
- Mengelompokkan
benda ruang menurut
sifatnya.
- Memberi estimasi
penyelesaian masalah
dan
membandingkannya
dengan hasil
perhitungan
- Memberikan
visualisasi dan
deskripsi proporsi dan
menggunakannya dan
penyelesaian
masalah.
- Mengumpulkan data
yang relevan dan

115
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menyajikannya dalam
bentuk tabel, gambar,
daftar.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi,
menggunakan strategi
lain bila tidak
berhasil.
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Rasional.
Pendidikan Dasar logis, kritis, analitis, - Aljabar (pengenalan).
(Kelas VII-IX) cermat dan teliti, - Geometri (termasuk
bertanggung jawab, transformasi).
responsif, dan tidak - Statistika dan Peluang.
mudah menyerah - Himpunan.
dalam memecahkan
masalah.
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif
dalam interaksi
kelompok maupun

116
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas.
- Mengidentifikasi pola
dan menggunakannya
untuk menduga
perumuman/aturan
umum dan
memberikan prediksi.
- Memahami konsep
bilangan rasional
dilengkapi operasi
dan urutan.
- Mengenal bentuk
aljabar sederhana
(linear, kuadrat).
- Memanfaatkan
interpretasi geometri
fungsi kuadrat dalam
menyelesaikan
persamaan.
- Memahami konsep
himpunan dan
operasinya serta
fungsi dan
menyajikan (diagram,
tabel, grafik).
- Memahami bangun
datar berdasarkan
sifat-sifat atau fitur-
fitur (banyak sisi,
keteraturan, ukuran),

117
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan transformasi yang
menghubungkannya.
- Memberi estimasi
penyelesaian masalah
dan
membandingkannya
dengan hasil
perhitungan.
- Menjelaskan dan
memvisualisasikan
pecahan yang
ekuivalen.
- Membandingkan,
memberi interpretasi
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami konsep
peluang empirik.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi,
menggunakan strategi
lain bila tidak
berhasil.
- Menunjukkan sikap, - Aljabar.
logis, kritis, analitis, - Geometri (termasuk
kreatif, cermat dan bangun tidak
teliti, bertanggung beraturan).
jawab, responsif, dan - Statistika dan Peluang
tidak mudah (termasuk metode
menyerah dalam statistik sederhana).
memecahkan
masalah.

118
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki rasa ingin
tahu, semangat
belajar yang kontinu,
rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif
dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas.
- Mengidentifikasi
kecenderungan dan
menyajikannya dalam
aturan bilangan
(barisan dan deret)
atau relasi lainnya.
- Memahami operasi
pangkat, akar,
bilangan dan
kaitannya dengan
konsep urutan.
- Mengenal dan
berbagai

119
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
manipulasi/transform
asi aljabar
(mengkuadratkan dan
memfaktorkan) dan
menggunakannya
dalam penyelesaian
masalah seperti
persamaan dan
pertidaksamaan.
- Menggunakan konsep
diskriminan dalam
mengidentifikasi
eksistensi solusi dan
interpretasi
geometrisnya.
- Mengelompokkan
bangun datar
menurut
kesebangunan
dan/atau
kekongruenan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar.
- Visualisasi dan
deskripsi proporsi
persentase, rasio, dan
laju.
- Membandingkan,
memberi interpretasi
berbagai metoda
penyajian termasuk
penyajian data yang

120
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disertai statistik
deskriptif.
- Memahami konsep
peluang empirik dan
teoritik.
- Menggunakan simbol
dalam pemodelan,
mengidentifikasi
informasi, memilih
strategi yang paling
efektif.
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Real.
Pendidikan logis, kritis, analitis, - Aljabar.
Menengah kreatif, cermat dan - Geometri dan
(Kelas X-XII) teliti, bertanggung Transformasi.
jawab, responsif, dan - Dasar-dasar
tidak mudah Trigonometri.
menyerah dalam - Limit fungsi Aljabar.
memecahkan - Matriks.
masalah. - Kombinatorika.
- Memiliki rasa ingin - Statistika dan Peluang.
tahu, percaya diri, - Turunan Fungsi
semangat belajar yang Aljabar.
kontinu, pemikiran - Program Linear.
reflektif, dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.

121
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya
untuk melakukan
prediksi dan
kecenderungan
jangka panjang;
menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan (trend)
atau memeriksa
kesahihan argumen.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat
fungsi pangkat dan
logaritma, dengan
memanfaatkan
hubungan saling
inverse keduanya.
- Mengenal dan
menggunakan sifat-
sifat aljabar dalam
menyelesaikan
masalah sistem

122
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persamaan dan
pertidaksamaan,
dibantu dengan
teknik geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat-
sifat transformasi
untuk menyelidiki
kesebangunan dan
kekongruenan dan
menggunakannya
untuk memahami
perbandingan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri
(dan juga aljabar pada
umumnya).
- Menggunakan konsep
limit untuk
memahami
kecenderungan fungsi
dan menghampiri
fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk
memahami

123
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kecenderungan dalam
laju perubahan serta
menggunakannya
dalam pemodelan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi dalam
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung
perubahan rasio
(turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami dan
menggunakan
berbagai teknik
menghitung, dengan
prinsip perkalian
sebagai prinsip
perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang
didasarkan frekuensi
relatif; memanfaatkan
teknik kombinatorika
dalam menentukan

124
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
peluang.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman.
- Menunjukkan sikap - Bilangan Real.
logis, kritis, analitis, - Aljabar.
kreatif, cermat dan - Geometri Ruang.
teliti, bertanggung - Bunga majemuk,
jawab, responsif, dan Angsuran, Anuitas.
tidak mudah - Pertumbuhan, dan
menyerah dalam Peluruhan.
memecahkan - Matriks dan Vektor.
masalah. - Induksi matematika
- Memiliki rasa ingin - Integral.
tahu, percaya diri, - Logika.
semangat belajar yang
kontinu, pemikiran
reflektif dan
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi

125
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menggunakan pola
untuk menjelaskan
kecenderungan
jangka panjang dan
menggunakannya
dalam konteks dunia
nyata, dan
memanfaatkannya
dalam pemecahan
masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep
matriks dan
operasinya dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
- Menganalisis sifat-
sifat sederhana dari
bangun ruang seperti
diagonal ruang,
diagonal bidang, dan
bidang diagonal.
- Menggunakan konsep
integral untuk
memahami masalah
akumulasi dan

126
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menghampirinya,
dengan penerapan
misalnya pada
masalah luas dan
volume.
- Menggunakan
hubungan turunan
dan integral.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar,
visualisasi geometris
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas
perhitungan, dan
mengestimasi.
- Mengevaluasi
penyajian data
dengan cara
membandingkan
penyajian data,
statistik, dan data
aktual.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman

127
4.2. Muatan Matematika untuk kelompok peminatan m a tematika dan
ilmu-ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Real.
Pendidikan logis, kritis, analitis, - Eksponensial,
Menengah kreatif, cermat dan Logaritma dan
(Kelas X-XII) teliti, bertanggung Pertidaksamaannya.
jawab, responsif, dan - Aljabar.
tidak mudah - Geometri dan
menyerah dalam Transformasi.
memecahkan - Fungsi dan Persamaan.
masalah. - Trigonometri.
- Memiliki rasa ingin - Limit fungsi Aljabar.
tahu, percaya diri, - Matriks.
semangat belajar yang - Kombinatorika.
kontinu, pemikiran - Statistika dan Peluang.
reflektif dan - Turunan Fungsi
ketertarikan pada Aljabar.
matematika. - Program Linear.
- Memiliki rasa percaya - Irisan Kerucut.
pada daya dan
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan

128
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya
untuk melakukan
prediksi dan
kecenderungan
jangka panjang;
menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan atau
memeriksa kesahihan
argument.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat
fungsi pangkat dan
logaritma, dengan
memanfaatkan
hubungan saling
inverse keduanya.
- Menganalisis sifat
grafik eksponensial
dan logaritma, nilai
mutlak dan
memanfaatkannya
dalam menyelesaikan
persamaan logaritma,
nilai mutlak.
- Mengenal dan
menggunakan sifat-
sifat aljabar dalam
menyelesaikan
masalah sistem

129
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
persamaan linear dan
kuadrat dan
pertidaksamaan linear
dan kuadrat, dibantu
dengan teknik
geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat-
sifat transformasi
untuk menyelidiki
kesebangunan dan
kekongruenan dan
menggunakannya
untuk memahami
perbandingan
trigonometri,
persamaan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri
(dan juga aljabar pada
umumnya).
- Memahami sifat
geometri bidang yang
menyangkut dalil titik
berat segitiga, dalil
intersep, dalil segmen

130
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
garis dan
menggunakannya
dalam membuktikan
sifat geometri.
- Mendeskripsikan
konsep fungsi
trigonometri dan
hubungan
diantaranya.
- Memahami
persamaan berbagai
irisan kerucut dan
grafiknya dan
kaitannya.
- Menggunakan konsep
limit untuk
memahami
kecenderungan fungsi
dan menghampiri
fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk
memahami
kecenderungan dalam
laju perubahan serta
menggunakannya
dalam pemodelan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi dalam

131
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung
perubahan rasio
(turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami dan
menggunakan
berbagai teknik
menghitung, dengan
prinsip perkalian
sebagai prinsip
perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang
didasarkan frekuensi
relatif; memanfaatkan
teknik kombinatorika
dalam menentukan
peluang
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman.
- Menunjukkan sikap - Aljabar.
logis, kritis, analitis, - Bilangan Real.
kreatif, cermat dan - Aljabar.
teliti, bertanggung - Geometri Ruang.

132
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jawab, responsif, dan - Bunga majemuk,
tidak mudah Angsuran,
menyerah dalam Anuitas.
memecahkan - Pertumbuhan, dan
masalah. Peluruhan.
- Memiliki rasa ingin - Matriks dan Vektor.
tahu, percaya diri, - Induksi matematika.
dan ketertarikan pada - Integral dan Teknik
matematika. (Substitusi dan
- Memiliki rasa percaya Parsial).
diri dan semangat - Logika dan
belajar yang kontinu, Penyimpulan.
pemikiran reflektif,
kegunaan
matematika, serta
sikap kritis yang
terbentuk melalui
pengalaman belajar.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya.
- Memiliki sikap
terbuka, objektif, dan
menghargai karya
teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan
efektif.
- Menggunakan pola
untuk menjelaskan

133
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kecenderungan
jangka panjang dan
menggunakannya
dalam konteks dunia
nyata, dan
memanfaatkannya
dalam pemecahan
masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep
matriks dan vektor
serta operasinya
skalar dan vektor
(termasuk hasil kali
titik, hasil kali silang)
serta
menggunakannya
untuk menganalisis
geometri bidang dan
ruang.
- Menganalisis sifat-
sifat sederhana dari
bangun ruang seperti
diagonal ruang,
diagonal bidang, dan
bidang diagonal, jarak
antar objek geometri
ruang.
- Menggunakan
berbagai identitas
trigonometri dalam
penyelesaian
masalah.
- Menggunakan konsep

134
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
integral untuk
memahami masalah
akumulasi dan
menghampirinya,
dengan penerapan
misalnya pada
masalah luas dan
volume.
- Menggunakan
hubungan turunan
dan integral.
- Menentukan integral
dengan teknik
pengintegralan
substitusi dan parsial.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar,
visualisasi geometris
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas
perhitungan, dan
mengestimasi.
- Mengevaluasi
penyajian data
dengan cara
membandingkan
penyajian data,
statistik, dan data
aktual.

135
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
da melakukan
perumuman.

5. Muatan Ilmu Pengetahuan Alam


5.1. Muatan Ilmu Pengetahuan Alam pada SD/MI/SDLB/PAKET A dan
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan sikap - Tubuh dan panca indra.
Pendidikan ilmiah: rasa ingin - Tumbuhan dan hewan.
Dasar (Kelas I- tahu, jujur, logis, - Sifat dan wujud benda-
VI) kritis, dan disiplin benda sekitar.
melalui IPA. - Alam semesta dan
- Mengajukan kenampakannya.
pertanyaan: apa,
mengapa, dan
bagaimana tentang
alam sekitar.
- Melakukan
pengamatan objek
IPA dengan
menggunakan panca
indra .
- Menceritakan hasil
pengamatan.
- IPA dengan bahasa
yang jelas.
- Menunjukkan sikap - Bentuk luar tubuh
ilmiah: rasa ingin hewan dan tumbuhan.

136
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tahu, jujur, logis, - Daur hidup makhluk
kritis, dan disiplin hidup.
melalui IPA. - Perkembangbiakan
- Mengajukan tanaman.
pertanyaan: apa, - Wujud benda.
mengapa, dan - Gaya dan gerak.
bagaimana tentang - Bentuk dan sumber
alam sekitar. energi dan energi
- Melakukan alternatif.
pengamatan objek - Rupa bumi dan
IPA dengan perubahannya.
menggunakan panca - Lingkungan, alam
indra dan alat semesta, dan sumber
sederhana. daya alam.
- Mencatat dan - Iklim dan cuaca.
menyajikan data hasil
pengamatan alam
sekitar secara
sederhana.
- Melaporkan hasil
pengamatan alam
sekitar secara lisan
dan tulisan secara
sederhana.
- Mendeskripsikan
konsep IPA
berdasarkan hasil
pengamatan.
- Menunjukkan sikap - Rangka dan organ
ilmiah: rasa ingin tubuh manusia dan
tahu, jujur, logis, hewan.
kritis, disiplin, dan - Makanan, rantai
tanggung jawab makanan, dan
melalui IPA. keseimbangan

137
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengajukan ekosistem.
pertanyaan: apa, - Perkembangbiakan
mengapa, dan makhluk hidup.
bagaimana tentang - Penyesuaian diri
alam sekitar. makhluk hidup pada
- Melakukan lingkungan.
pengamatan objek - Kesehatan dan sistem
IPA dengan pernafasan manusia.
menggunakan panca - Perubahan dan sifat
indra dan alat benda.
sederhana. - Hantaran panas, listrik
- Menyajikan data hasil dan magnet.
pengamatan alam - Tata surya.
sekitar dalam bentuk - Campuran dan larutan.
tabel atau grafik.
- Membuat kesimpulan
dan melaporkan hasil
pengamatan alam
sekitar secara lisan
dan tulisan secara
sederhana.
- Menjelaskan konsep
dan prinsip IPA.
Tingkat - Memiliki sikap - Ciri-ciri dan klasifikasi
Pendidikan ilmiah: rasa ingin makhluk hidup, sistem
Dasar (Kelas tahu, logis, kritis, organisasi kehidupan.
VII-IX) analitis, jujur, dan - Sistem pernafasan,
tanggung jawab pencernaan, peredaran
melalui IPA. darah, struktur rangka,
- Mengajukan otot, struktur dan
pertanyaan tentang fungsi sistem ekskresi
fenomena IPA, pada manusia.
melaksanakan - Fotosintesis, respirasi,
percobaan, mencatat dan struktur jaringan

138
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dan menyajikan hasil tumbuhan.
penyelidikan dalam - Perubahan fisika dan
bentuk tabel dan kimia, karakteristik zat,
grafik, sifat bahan dan
menyimpulkan, serta pemanfaatannya.
melaporkan hasil - Pengukuran, gerak,
penyelidikan secara gaya, tekanan, energi,
lisan maupun tertulis dan usaha.
untuk menjawab - Getaran, gelombang,
pertanyaan tersebut. bunyi, cahaya, dan alat
- Memahami konsep optik.
dan prinsip IPA serta - Suhu dan kalor.
saling - Zat aditif makanan, zat
keterkaitannya dan adiktif dan psikotropika.
diterapkan dalam - Struktur bumi dan tata
menyelesaikan surya.
masalah. - Interaksi antar makhluk
hidup dan lingkungan,
pencemaran dan
pemanasan global.
- Memiliki sikap - Sistem reproduksi
ilmiah: rasa ingin manusia, tumbuhan,
tahu, logis, kritis, dan hewan.
analitis, jujur, dan - Pewarisan sifat.
tanggung jawab - Tanah dan organism
melalui IPA. yang hidup di
- Mengajukan dalamnya.
pertanyaan tentang - Kelistrikan,
fenomena IPA, kemagnetan, dan
merumuskan induksi
hipotesis, mendesain elektromagnetik.
dan melaksanakan - Partikel penyusun atom
percobaan, mencatat dan molekul.
dan menyajikan - Pertumbuhan

139
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
hasil penyelidikan penduduk dan
dalam bentuk tabel dampaknya bagi
dan grafik, lingkungan.
menyimpulkan, serta - Produk bioteknologi dan
melaporkan hasil penerapannya dalam
penyelidikan secara produksi pangan.
lisan maupun - Produk teknologi yang
tertulis untuk merusak dan ramah
menjawab lingkungan.
pertanyaan tersebut.
- Memahami konsep
dan prinsip IPA serta
saling
keterkaitannya dan
diterapkan dalam
menyelesaikan
masalah dalam
kehidupan.

5.2. Muatan Biologi untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-


ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami ruang - Keanekaragaman
Pendidikan lingkup biologi dan hayati Indonesia.
Menengah aplikasinya di era - Ciri dan karakteristik
(Kelas X-XII) konseptual abad XXI virus, archaebateria
dan menerapkannya dan eubactaeria,
dalam perencanaan protista, jamur,
karir di masa depan. tumbuhan, hewan
- Menerapkan proses invertebrata dan
kerja ilmiah dan peranannya dalam
keselamatan kerja di kehidupan.

140
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
laboratorium biologi - Ekologi: ekosistem,
dalam pengamatan dan aliran energi,
percobaan untuk siklus/daur
memahami biogeokimia, dan
permasalahan biologi interaksi dalam
pada berbagai objek dan ekosistem.
bioproses, serta - Perubahan
mengaitkan biologi lingkungan/iklim dan
dengan lingkungan, daur ulang limbah.
teknologi, dan - Sel, struktur dan
masyarakat di abad fungsi sel penyusun
XXI. jaringan pada
- Mengkomunikasikan tumbuhan dan hewan
hasil pengamatan dan pada sistem gerak,
percobaan secara lisan sirkulasi, pencernaan,
melalui berbagai media pernapasan/ respirasi,
dan secara tulisan ekskresi, koordinasi,
dengan bentuk laporan reproduksi, dan sistem
dengan menggunakan pertahanan tubuh.
kaidah penulisan yang
benar.
- Menyajikan data
berbagai objek dan
bioproses berdasarkan
pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum
dalam bidang biologi
untuk memecahkan

141
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
permasalahan nyata
dan lingkungan hidup.
- Menganalisis berbagai
keanekaragaman hayati
di Indonesia, bioproses
yang berlangsung pada
berbagai tingkat
organisasi seluler pada
sistem hidup,
menganalisis perilaku
negatif dan dampak dari
perubahan lingkungan
terhadap kehidupan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
permasalahan pada
berbagai objek dan
tingkat organisasi
kehidupan dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.
- Menerapkan proses - Struktur dan fungsi
kerja ilmiah dan DNA, gen dan
keselamatan kerja di kromosom dalam
laboratorium biologi pembentukan dan
dalam pengamatan dan pewarisan sifat serta
percobaan, untuk regulasi proses pada
memahami mahluk hidup.
permasalahan biologi - Proses kelangsungan
pada berbagai objek dan hidup di bumi melalui

142
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bioproses, serta mutasi dan evolusi.
mengaitkan biologi - Penerapan bioproses
dengan lingkungan, pada bioteknologi.
teknologi, dan
masyarakat di abad XII.
- Mengkomunikasikan
hasil pengamatan dan
percobaan secara lisan
melalui berbagai media
dan secara tulisan
dengan bentuk laporan
menggunakan kaidah
penulisan yang benar.
- Menyajikan data
berbagai objek dan
bioproses berdasarkan
pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum
dalam bidang biologi
untuk memecahkan
permasalahan nyata
yang relevan, serta
permasalahan
lingkungan hidup.
- Memahami struktur dan
fungsi enzim dan materi
genetik dalam bioproses
dan pewarisan sifat

143
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pada makhluk hidup,
serta kelangsungan
hidup organisme di
bumi melalui proses
mutasi dan evolusi
dengan melakukan
investigasi literatur dan
mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulisan.
- Menganalisis dan
menyajikan data
tentang aplikasi
bioproses pada
bioteknologi di berbagai
bidang kehidupan dan
menyajikannya secara
lisan dan tulisan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
proses metabolisme,
pewarisan sifat, dan
kelangsungan hidup di
bumi dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.

144
5.3. Muatan Fisika untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-
ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengembangkan sikap - Hakikat fisika dan
Pendidikan rasa ingin tahu, jujur, pengukuran
Memengah tanggung jawab, logis, besaran fisis.
(Kelas X-XII) kritis, analitis, dan kreatif - Kinematika gerak.
melalui pembelajaran - Dinamika gerak.
fisika. - Elastisitas dan
- Merumuskan hukum Hooke.
permasalahan yang - Fluida statik dan
berkaitan dengan dinamik.
fenomena fisika benda, - Suhu, kalor, gejala
merumuskan hipotesis, pemanasan global
mendesain dan (penyebab, dampak,
melaksanakan dan solusi
eksperimen, melakukan pemecahan).
pengukuran secara teliti, - Teori inetik gas.
mencatat dan menyajikan - Persamaan
hasil dalam bentuk tabel gelombang.
dan grafik, - Cahaya dan alat-
menyimpulkan, serta alat optik.
melaporkan hasilnya - Bunyi.
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, dan optik
serta menerapkan
metakognisi dalam
menjelaskan fenomena
alam dan penyelesaian

145
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masalah kehidupan.
- Memodifikasi atau
merancang proyek
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, atau optik.
- Mengembangkan sikap - Rangkaian listrik
rasa ingin tahu, jujur, searah (DC).
tanggung jawab, logis, - Rangkaian arus
kritis, analitis, dan kreatif bolak-balik (AC).
melalui pembelajaran - Induksi Faraday.
fisika. - Radiasi
- Merumuskan elektromagnetik.
permasalahan yang - Teknologi digital.
berkaitan dengan - Konsep dan
fenomena fisika, fenomena kuantum.
merumuskan hipotesis, - Inti atom,
mendesain dan radioaktivitas,
melaksanakan dan
eksperimen, melakukan pemanfaatannya
pengukuran secara teliti, dalam
mencatat dan menyajikan kehidupan.
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
dan fisika modern serta

146
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menerapkan metakognisi
dalam menjelaskan
fenomena alam dan
penyelesaian masalah
kehidupan.
- Menciptakan produk
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
kelistrikan dan/atau
kemagnetan.

5.4. Muatan Kimia untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-


ilmu alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengembangkan sikap - Hakikat dan peran
Pendidikan ilmiah: rasa ingin tahu, kimia
Menengah berpikir logis dan analitis, dalamkehidupan.
(Kelas X-XII) tekun, ulet, jujur, disiplin, - Struktur atom dan
tanggung jawab, dan peduli Sistem periodik.
melalui kimia. - Ikatan kimia dan
- Memahami struktur atom Bentuk molekul.
dan molekul, ikatan kimia, - Larutan elektrolit
sifat fisik dan kimia unsur, dan larutan non-
keperiodikan sifat unsur, elektrolit.
dan dapat mengkaitkan - Konsep reaksi
struktur atom, jenis ikatan, oksidasi reduksi
struktur molekul dan dan bilangan
interaksi antar molekul oksidasi.
dengan sifat fisik dan - Tatanama senyawa
kimianya yang teramati. anorganik dan
- Menerapkan hukum- organik.
hukum dasar kimia, - Stoikiometri.

147
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
energetika, kinetika dan - Termokimia.
kesetimbangan untuk - Laju reaksi.
menjelaskan fenomena - Kesetimbangan
yang terkait seperti kimia.
kespontanan reaksi dan - Sifat larutan asam
faktor-faktor yang basa dan pH
mempengaruhi jalannya larutan.
suatu reaksi. - Kesetimbangan
- Merancang dan melakukan Ion.
percobaan kimia yang
mencakup perumusan
masalah, mengajukan
hipotesis, menentukan
variabel, memilih
instrumen,
mengumpulkan, mengolah
dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan
tertulis.
- Menganalisis dan
menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan sifat-sifat
molekul, reaksi kimia,
kesetimbangan kimia,
kinetika kimia, dan
energetika, serta
menerapkan pengetahuan
ini pada berbagai bidang
ilmu dan teknologi.
- Mengembangkan sikap - Sifat koligatif
ilmiah: rasa ingin tahu, larutan.

148
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
berpikir logis dan analitis, - Redoks dan
tekun, ulet, jujur, disiplin, elektrokimia.
tanggung jawab, dan peduli - Unsur-unsur
melalui kimia. golongan gas
- Menerapkan prinsip- mulia, halogen,
prinsip dasar kimia, alkali dan alkali
struktur dan energetika tanah, periode 3.
untuk menganalisis - Unsur golongan
feneomena fisik dan kimia transisi periode 4
yang berkaitan dengan sifat dan senyawanya.
fisik larutan, interaksi - Senyawa alkana
energi listrik dengan dan derivat (halo
perubahan kimia, dan sifat alkana, alkanol,
fisikokimia unsur dan alkoksi alkana,
senyawa. alkanal, alkanon,
- Menjelaskan berlakunya asam alkanoat,
prinsip- prinsip dasar dan alkil alkanoat).
kimia dalam fenomena - Benzena dan
alam dan pada produk. turunannya.
- Makromolekul
(polimer,
karbohidratdan
protein).
- Lemak.
- Hidrokarbon dan
minyak bumi.
- Sistem koloid.

149
6. Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial
6.1. Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial pada SD/MI/SDLB/PAKET A
dan SMP/MTs/SMPLB/PAKET B.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Manusia, tempat, dan
Pendidikan sosial dan budaya yang lingkungan
Dasar (mulai mencerminkan jatidiri - Wilayah geografis
Kelas IV-VI) bangsa Indonesia. tempat tinggal
- Mengenal konsep ruang, bangsa Indonesia.
waktu, dan aktifitas - Konektivitas dan
manusia dalam kehidupan interaksi sosial
sosial, budaya, dan kehidupan bangsa
ekonomi. di wilayah negara
- Menceritakan hasil Indonesia.
eksplorasi mengenai
kehidupan bangsa Waktu, keberlanjutan,
Indonesia. dan perubahan
- Perkembangan
kehidupan bangsa
Indonesia dalam
waktu sejak masa
praaksara hingga
masa Islam.

Sistem sosial dan


budaya
- Kehidupan
manusia dan
kelembagaan
sosial, ekonomi,
pendidikan, dan
budaya
masyarakat dan
bangsa Indonesia.

150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Perilaku ekonomi dan


kesejahteraan
- Kehidupan
ekonomi
masyarakat.

Indonesia yang
bertanggung jawab.
- Menceritakan keberadaan Manusia, tempat, dan
kelembagaan sosial, lingkungan
budaya, ekonomi dan - Konektivitas antar
politik dalam masyarakat. ruang dan
- Menunjukkan perilaku penanggulangan
sosial dan budaya yang permasalahan
mencerminkan jati diri lingkungan hidup
dirinya sebagai secara bijaksana
warganegara Indonesia. dalam kehidupan
- Menjaga kelestarian bangsa Indonesia.
lingkungan hidup secara
bijaksana dan bertanggung Waktu, keberlanjutan,
jawab. dan perubahan
- Meneladani tindakan heroik - Perkembangan
pemimpin bangsa, dalam kehidupan bangsa
kehidupan sosial dan Indonesia dari
budaya bangsa Indonesia. masa penjajahan,
- Menceritakan hasil masa pergerakan
eksplorasi mengenai kemerdekaan
kehidupan bangsa sampai awal
Indonesia. Reformasi dalam
menegakkan dan
membangun
kehidupan
berbangsa dan

151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
bernegara.

Sistem sosial dan


budaya.
- Norma, lembaga,
dan politik dalam
kehidupan sosial
dan budaya bangsa
Indonesia.
Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan.
- Kehidupan
perekonomian
masyarakat dan
negaraIndonesia
sebagai
perwujudan rasa
nasionalisme.
Tingkat - Memahami aspek Manusia, tempat, dan
Pendidikan keruangan dan konektivitas lingkungan
Menengah antar ruang dan waktu - Keruangan dan
(Keels VII-IX) dalam lingkup regional dan konektivitas antar
nasional pada perubahan ruang dan waktu
dan keberlanjutan dalam lingkup
kehidupan masyarakat regional keruangan
Indonesia pada zaman dan konektivitas
praaksara sampai zaman antar ruang dan
pergerakan kebangsaan. waktu dalam
- Memahami jenis, fungsi, lingkup nasional.
dan peran kelembagaan
dinamika interaksi sosial Keberlanjutan,
dalam mendukung perubahan dan waktu
keberlanjutan kehidupan - Sspek geografis,
masyarakat. ekonomi, budaya,

152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Mengemukakan pendapat pendidikan dan
mengenai masalah sosial politik.
masyarakat Indonesia - Zaman praaksara,
dalam lingkup regional dan zaman Hindu-
nasional, serta mampu Buddha dan
memecahkan masalah zaman Islam.
sosial sederhana melalui - Zaman penjajahan
dinamika interaksi sosial dan zaman
dilingkungan sekitarnya. pergerakan
kebangsaan.

Sistem sosial dan


budaya
- Jenis, fungsi dan
peran kelembagaan
sosial, budaya
ekonomi, dan
politik.
- Dinamika interaksi
manusia dengan
lingkungan alam,
sosial, budaya, dan
ekonomi.
- Memahami aspek Manusia, tempat, dan
keruangan dan lingkungan
konektivitas antar ruang - Keruangan dan
dan waktu dalam konektivitas antar
mewujudkan kesatuan ruang dan waktu
wilayah Nusantara yang dalam
mencakup perubahan dan mewujudkan
keberlanjutan kehidupan kesatuan wilayah
masyarakat Indonesia pada Nusantara.
zaman pergerakan
kemerdekaan sampai masa Keberlanjutan,

153
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kini. perubahan, dan
- Memahami manfaat waktu
kelembagaan dan landasan - Aspek geografis,
dinamika interaksi sosial ekonomi, budaya,
dalam mendukung pendidikan dan
keberlanjutan kehidupan politik.
masyarakat. - Zaman pergerakan
- Mengemukakan pendapat kemerdekaan dan
mengenai masalah sosial masa kini.
masyarakat Indonesia
dalam mewujudkan Sistem sosial dan
kesatuan wilayah budaya.
Nusantara, serta mampu - Manfaat
mengatasi masalah sosial kelembagaan
di lingkungan sekitarnya sosial, budaya,
melalui alternatif tindakan ekonomi, dan
nyata sebagai bentuk politik.
partisipasi dalam - Landasan
kehidupan berbangsa dan dinamika interaksi
bernegara. manusia dengan
lingkungan alam,
sosial, budaya, dan
ekonomi.

6.2. Muatan Sejarah Indonesia untuk Kelompok Wajib


pada SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami nilai-nilai yang - Prinsip dasar ilmu
Pendidikan terkandung dalam suatu sejarah.
Menengah peristiwa sejarah. - Zaman Kuno.
(Kelas X-XII) - Meneladani kepemimpinan - Zaman
tokoh sejarah dalam Pertengahan.

154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kehidupan masa kini. - Zaman Pergerakan
- Membangun semangat Daerah.
kebangsaan, persatuan, dan - Zaman Modern.
kesatuan. - Tokoh sejarah.
- Menganalisis peristiwa
sejarah berdasarkan
hubungan sebab- akibat.
- Menulis cerita sejarah.
- Mengamalkan keteladanan - Demokrasi Liberal.
dari tokoh sejarah dalam - Demokrasi
kehidupan masa kini. Terpimpin.
- Menunjukkan sikap peduli - Orde Baru.
terhadap benda-benda - Reformasi.
peninggalan sejarah. - Indonesia dalam
- Mengevaluasi suatu Konteks pergaulan
peristiwa sejarah dunia.
berdasarkan kesahihan
sumber dan penafsiran
penulisnya.
- Melakukan penelitian
sederhana tentang suatu
peristiwa sejarah.
- Menulis cerita sejarah.

155
6.3. Muatan Geografi untuk Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menjelaskan konsep dasar, - Pengetahuan dasar
Pendidikan prinsip, dan pendekatan geografi.
Menengah Geografi. - Pola persebaran
(Kelas X-XII) - Menganalisis unsur-unsur spasial serta
geosfer, pola persebaran dinamika litosfer,
spasial, serta dinamikanya. atmosfer, hidrosfer,
- Menganalisis pola dan antroposfer.
persebaran spasial, serta - Mitigasi dan
dinamika sumber daya adaptasi bencana.
alam dan sumber daya - Persebaran sumber
manusia di Indonesia dan daya alam dan
dunia. sumber daya
- Menganalisis upaya-upaya manusia di
pelestarian lingkungan Indonesia dan
hidup dan pembangunan dunia.
berkelanjutan. - Pelestarian
- Mengamati, menganalisis, lingkungan hidup
merancang, dan dan pembangunan
mengkomunikasikan kajian berkelanjutan
dan atau penelitian
berbagai gejala geosfer.
- Menganalisis peta, citra - Informasi
penginderaan jauh, dan keruangan gejala
Sistem Informasi Geografis dalam bentuk Peta,
(SIG) serta pemanfaatannya Citra penginderaan
dalam pembangunan jauh, dan Sistem
nasional. Informasi Geografis
- Menganalisis Pola (SIG), dan
persebaran dan interaksi pemanfaatannya
keruangan antara desa dan dalam
kota, kaitannya dengan pembangunan

156
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pembangunan wilayah. nasional.
- Menganalisis kerjasama - Pola persebaran
antar wilayah di dalam dan interaksi
Negara dan kerjasama keruangan antara
internasional untuk desa dan kota.
terjalinnya hubungan yang - Kerjasama antar
saling menguntungkan. wilayah di dalam
- Mengamati, menganalisis, negara dan
merancang, melaksanakan kerjasama
kajian, serta mengevaluasi internasional untuk
kerjasama antar wilayah terjalinnya
yang saling hubungan yang
menguntungkan. saling
- menguntungkan.

6.4. Muatan Sejarah untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial


pada SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menghayati makna suatu - Cara Berpikir
Pendidikan peristiwa sejarah untuk Sejarah.
Menengah kehidupan masa kini. - Prinsip dasar ilmu
(Kelas X-XII) - Meneladani sikap dan sejarah.
keteladanan tokoh sejarah - Peradaban awal
dalam pergaulan di manusia.
masyarakat. - Perkembangan
- Mengevaluasi suatu negara-negara
peristiwa sejarah tradisional di
berdasarkan kesahihan Indonesia.
sumber dan bias penafsiran - Revolusi besar
sejarawan. dunia dan
- Mengkaji peristiwa masa pengaruhnya.
kini berdasarkan latar - Heroisme dan

157
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
belakang sejarah. kebangsaan
- Menulis suatu peristiwa Indonesia.
sejarah dari sumber yang - Proklamasi dan
memiliki penafsiran yang perkembangan
sama. negara kebangsaan
Indonesia.
- Menerapkan perilaku - Dunia pada masa
keteladanan tokoh sejarah. Perang Dingin dan
- Mengembangkan kegiatan perubahan politik
pemeliharaan benda-benda global.
peninggalan sejarah. - Perjuangan
- Menerapkan prosedur mempertahankan
penelitian sejarah. kemerdekaan
- Menggunakan konsep- Indonesia.
konsep sejarah secara kritis - Indonesia pada
dalam mengevaluasi masa Orde Baru
sebuah karya sejarah. dan Reformasi.
- Mengevaluasi penafsiran - Indonesia dan
sejarah dari sejarawan Dunia pada masa
yang berbeda sudut Revolusi Teknologi
pandang dan penafsiran Informasi dan
sejarahnya. Komunikasi.
- Merekonstruksi peristiwa
sejarah berdasarkan
sumber sejarah yang
berbeda dalam tafsiran
sejarah.

158
6.5. Muatan Sosiologi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Membangun toleransi dan - Individu, kelompok
Pendidikan empati dalam hubungan dan hubungan
Menengah sosial. sosial.
(Kelas X-XII) - Memiliki tanggung jawab - Ragam kelompok
publik serta menjunjung sosial di dalam
tinggi keharmonisan sosial. masyarakat.
- Mengamati dan - Masalah sosial,
menganalisis masalah- konflik, kekerasan
masalah sosial. dan
- Melaksanakan prosedur penyelesaiannya,
dan mengkomunikasikan serta kesetaraan
kajian dan atau penelitian dalam
berbagai gejala sosial. keberagaman.
- Metode penelitian
sosial.
- Membangun toleransi dan - Perubahan sosial
empati sosial dengan dan globalisasi.
penyesuaian diri terhadap - Ketimpangan
perubahan global. sosial dan
- Mengamati dan pemberdayaan
menganalisis ketimpangan komunitas.
sosial dengan solusi
pemecahannya.
- Melaksanakan prosedur
kajian untuk praktik
pemberdayaan komunitas.
- Mengevaluasi praktik
pemberdayaan komunitas
dan merumuskan alternatif
solusinya.

159
6.6. Muatan Ekonomi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami dan menyajikan Konsep dasar ilmu
Pendidikan konsep ilmu ekonomi, ekonomi
Menengah prinsip ekonomi, - Prinsip ekonomi.
(Kelas X-XII) permasalahan ekonomi, - Permasalahan
peran pelaku kegiatan ekonomi.
ekonomi, serta pasar dan - Pelaku ekonomi.
terbentuknya harga pasar.
- Memahami dan menyajikan Pasar uang dan pasar
peran bank, lembaga modal
keuangan bukan bank,
bank sentral dan Otoritas Pengelolaan koperasi
Jasa Keuangan (OJK), Pembangunan
serta menyimulasikan ekonomi
sistem pembayaran dan - Pertumbuhan
alat pembayaran. ekonomi.
- Memahami dan - Ketenagakerjaan
menerapkan konsep - Pendapatan
manajemen, koperasi dan nasional.
pengelolaan koperasi. - APBN.
- Memahami dan menyajikan - APBD.
konsep pembangunan - Pajak.
ekonomi dan pertumbuhan - Inflasi.
ekonomi. - Kebijakan moneter
- Menganalisis dan dan fiskal.
menyajikan hasil analisis - Perdagangan
ketenagakerjaan, internasional.
pendapatan nasional, - Kerjasama ekonomi
APBN dan APBD, serta internasional.
peran, fungsi dan manfaat
pajak dalam
pembangunan.

160
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menganalisis dan
menyajikan perhitungan
indeks harga dan inflasi,
serta kebijakan moneter
dan fiskal.
- Menganalisis dan
mengevaluasi peran pelaku
ekonomi dan pasar modal
dalam sistem
perekonomian Indonesia.
- Memahami konsep dan
mengevaluasi kebijakan
perdagangan internasional
dan kerjasama ekonomi
internasional.
- Memahami konsep Sistem akuntansi
akuntansi sebagai sistem - Sistem informasi
informasi dan menyajikan akuntansi.
persamaan dasar - Persamaan dasar
akuntansi. akuntansi.
- Memahami konsep dan - Siklus akuntansi
mampu menerapkan siklus perusahaan jasa.
akuntansi perusahaan jasa - Siklus akuntansi
dan dagang. perusahaan
dagang.

161
7. Muatan Bahasa Inggris
7.1. Muatan Bahasa Inggris pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B dan
SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: label
Pendidikan sosial, struktur teks dan nama, daftar
Dasar (Kelas unsur kebahasaan dari barang, instruksi,
VII-IX) teks sangat pendek dan rambu, tanda
sederhana. peringatan,
- Berkomunikasi secara undangan pribadi,
interpersonal, ucapan selamat,
transaksional, dan recount,
fungsional tentang diri pengumuman,
sendiri, keluarga, orang naratif, deskriptif,
lain, dan objek yang dan lagu, dalam
kongkrit dan imajinatif, wacana
yang terdekat dengan interpersonal,
kehidupan dan kegiatan transaksional, dan
siswa sehari-hari di fungsional pada
rumah, sekolah, dan tataran literasi
masyarakat. fungsional.
- Menyusun teks lisan - Struktur teks
dan tulis, sangat pendek interpersonal,
dan sederhana, dengan transaksional, dan
menggunakan struktur fungsional.
teks secara urut dan - Keterampilan
runtut serta unsur mendengarkan,
kebahasaan secara berbicara,
akurat dan berterima. membaca, dan
menulis teks
interpersonal,
transaksional, dan
fungsional yang
tercakup.

162
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa sangat
pendek dan
sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna
yang jelas.

- Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: factual


sosial, struktur teks dan report, ilmiah,
unsur kebahasaan dari teks prosedur, naratif,
pendek dan sederhana. dan iklan, dalam
- Berkomunikasi secara wacana
interpersonal, interpersonal,
transaksional, dan transaksional, dan
fungsional tentang diri fungsional pada
sendiri, keluarga, orang tataran literasi
lain, dan objek kongkrit dan fungsional.
imajinatif, yang terdekat - Struktur teks
dengan kehidupan dan interpersonal,
kegiatan siswa sehari-hari transaksional, dan
di rumah, sekolah, dan fungsional.
masyarakat. - Keterampilan
- Menyusun teks lisan dan mendengarkan,
tulis, pendek dan sederhana berbicara,

163
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
dengan menggunakan membaca, dan
struktur teks secara urut menulis teks
dan runtut serta unsur interpersonal,
kebahasaan secara akurat, transaksional, dan
berterima, dan lancar. fungsional yang
tercakup.
- Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa pendek dan
sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna
yang jelas.

- Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks :


sosial, struktur teks dan pemberitahuan,
unsur kebahasaan dari recount, naratif,
teks pendek dalam deskriptif, lagu,
kehidupan dan kegiatan teks-teks : factual
siswa sehari-hari. report, ilmiah
- Berkomunikasi secara prosedur,
interpersonal, undangan, surat
transaksional, dan pribadi, factual
fungsional tentang diri report, eksposisi
sendiri, keluarga, orang analitis, ilmiah,
lain, dan objek kongkrit dan biografi,
dan imajinatif, yang dalam wacana
terdekat dengan interpersonal,
kehidupan dan kegiatan transaksional, dan
siswa sehari-hari di fungsional pada
rumah, sekolah, dan tataran literasi
masyarakat, serta terkait informasional.
dengan mata pelajaran - Struktur teks
lain. interpersonal,

164
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menyusun teks lisan dan transaksional, dan
tulis pendek, dengan fungsional.
menggunakan struktur - Keterampilan
teks secara urut dan mendengarkan,
runtut serta unsur berbicara,
kebahasaan secara membaca, dan
akurat, berterima, dan menulis teks
lancar. interpersonal,
- Menyunting teks tulis, transaksional, dan
pendek, dengan fungsional yang
menggunakan struktur tercakup.
teks secara urut dan - Unsur-unsur
runtut serta unsur kebahasaan.
kebahasaan secara - Frasa pendek
akurat, berterima, dan - Modalitas: dengan
lancar. batasan makna
yang jelas.
- Teks-teks: lagu,
- Mengidentifikasi fungsi caption, factual
sosial, struktur teks dan report, ilmiah,
unsur kebahasaan dari news item, dan
teks pendek dalam prosedur, dalam
kehidupan dan kegiatan wacana
siswa sehari-hari. interpersonal,
- Berkomunikasi secara, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional pada
fungsional tentang diri tataran literasi
sendiri, keluarga, orang informasional.
lain, dan objek kongkrit - Struktur teks
dan imajinatif, yang interpersonal,
terdekat dengan transaksional, dan
kehidupan dan kegiatan fungsional.
siswa sehari-hari di - Keterampilan
rumah, sekolah, dan mendengarkan,

165
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masyarakat, serta terkait berbicara,
dengan mata pelajaran membaca, dan
lain dan dunia kerja. menulis teks
- Menyusun teks lisan dan interpersonal,
tulis, pendek, dengan transaksional, dan
menggunakan struktur fungsional yang
teks secara urut dan tercakup.
runtut serta unsur - Unsur-unsur
kebahasaan secara kebahasaan.
akurat, berterima, dan - Frasa pendek.
lancar. - Modalitas: dengan
- Menyunting teks tulis, batasan makna
pendek, dengan yang jelas.
menggunakan struktur
teks secara urut dan
runtut serta unsur
kebahasaan secara
akurat, berterima, dan
lancar.

7.2. Muatan Bahasa dan Sastra Inggris untuk kelompok Peminatan


Ilmu- ilmu Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: iklan,
Pendidikan sosial, struktur teks dan recount, naratif,
Menengah unsur kebahasaan dari eksplanasi, report,
(Kelas X-XII) teks agak panjang dalam deskriptif, proverb,
kehidupan dan kegiatan riddle, lagu,
siswa sehari-hari. brosur, leaflet,
- Komunikasi banner, pamphlet,
interpersonal, factual report,
transaksional, dan biografi, eksposisi

166
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
fungsional tentang diri hortatory, puisi,
sendiri, keluarga, orang dalam wacana
lain, dan objek kongkrit interpersonal,
dan imajinatif, yang transaksional, dan
terdekat dengan fungsional pada
kehidupan dan kegiatan tataran literasi
siswa sehari-hari di informasional.
rumah, sekolah, dan - Struktur teks
masyarakat, serta terkait interpersonal,
dengan mata pelajaran transaksional, dan
lain. fungsional.
- Menyusun teks lisan dan - Keterampilan
tulis, agak panjang mendengarkan,
dengan menggunakan berbicara,
struktur teks dan unsur membaca, dan
kebahasaan secara menulis teks
akurat dan berterima. interpersonal,
- Menyunting teks tulis, transaksional, dan
agak panjang dengan fungsional yang
menggunakan struktur tercakup.
teks dan unsur - Unsur-unsur
kebahasaan. kebahasaan.
- Menggunakan unsur - Frasa kompleks.
kebahasaan secara - Modalitas:
akurat, berterima, dan alternatif pembeda
lancar secara spontan. lebih samar satu
dengan yang
lainnya.
- Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan dari
teks, agak panjang dalam
kehidupan dan kegiatan
siswa sehari-hari.

167
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Komunikasi interpersonal,
transaksional, dan
fungsional tentang diri
sendiri, keluarga, orang
lain, dan objek kongkrit dan
imajinatif, yang terdekat
dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari
di rumah, sekolah, dan
masyarakat, serta terkait
dengan mata pelajaran lain
dan dunia kerja.
- Menyusun teks lisan dan
tulis, agak panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan
secara akurat dan
berterima.
- Menyunting teks tulis, agak
panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan.
- Menggunakan unsur
kebahasaan secara akurat,
berterima, dan lancar secara
spontan.

8. Muatan Seni Budaya dan Prakarya pada SD/MI/SDLB/PAKET A

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
Pendidikan Dasar ingin tahu, peduli kreasi karya seni
(Kelas I-VI) lingkungan, kerjasama, rupa (gambar

168
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jujur, percaya diri, dan ekspresif,
mandiri dalam berkarya mosaik/aplikasi,
seni budaya dan prakarya. relief dan patung
- Mengenal keragaman karya dari bahan lunak).
seni budaya dan prakarya. - Apresiasi dan
- Memiliki kepekaan inderawi kreasi/rekreasi
terhadap karya seni budaya (cipta-ulang) karya
dan prakarya. seni musik (lagu,
- Menciptakan (secara elemen musik, dan
orisinal) karya seni budaya ritme).
dan prakarya. - Apresiasi dan
- Menciptakan(secara kreasi/rekreasi
tiruan/rekreatif) karya seni (cipta-ulang) karya
budaya dan prakarya. seni tari (gerak
anggota tubuh,
gerak tiruan).
- Apresiasi dan
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan alam,
kerajinan
menggunting dan
melipat, produk
rekayasa yang
digerakkan oleh
air, makanan
olahan).
- Apresiasi warisan
buday (ceritera
dalam bahasa
daerah).
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, rupa (dua dimensi:

169
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
jujur, percaya diri, dan gambar dekoratif,
mandiri dalam berkarya gambar bentuk,
seni budaya dan prakarya. montase, kolase)
- Mengenal keragaman karya dan (tiga dimensi:
seni budaya dan prakarya. terbuat dari bahan
- Mengenal karakteristik lunak).
karya seni budaya dan - Apresiasi dan
prakarya. kreasi/rekreasi
- Membedakan keunikan karya seni musik
karya seni budaya dan (lagu wajib, lagu
prakarya. permainan, alat
- Memahami proses berkarya musik ritmis dan
seni budaya dan prakarya melodis).
- Mencipta karya seni budaya - Apresiasi dan
dan prakarya. kreasi/rekreasi
- Menyajikan karya seni karya seni tari
budaya dan prakarya. (gerak tari
bertema, tari
nusantara daerah
setempat).
- Apresiasi dan
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan
alam/buatan,
karya rekayasa:
menganyam,
meronce,
membatik teknik
ikat celup,
membuat asesoris,
karya rekayasa
bergerak dengan
angin dan tali

170
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
temali, bertani
sayuran.
- Apresiasi warisan
budaya (cerita
rakyat dalam
bahasa daerah).
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, rupa dua dimensi
jujur, percaya diri, dan (gambar
mandiri dalam berkarya perspektif, gambar
seni budaya dan prakarya. ilustrasi) dan tiga
- Memahami keragaman dimensi (topeng
karya seni budaya dan dan patung
prakarya. nusantara daerah
- Mengenal keunikan dan lain).
nilai keindahan karya seni - Apresiasi dan
budaya dan prakarya. kreasi/rekreasi
- Membedakan keunikan dan karya seni musik
keberagaman karya seni (lagu anak- anak,
budaya dan prakarya. lagu nusantara
- Memiliki kepekaan inderawi daerah lain, lagu
terhadap karya seni budaya wajib, musik
dan prakarya. ansambel, alat
- Menciptakan karya seni musik).
budaya dan prakarya. - Apresiasi dan
- Menyajikan karya seni kreasi/rekreasi
budaya dan prakarya. karya seni tari
- Menanggapi nilai keindahan (gerak tari
karya seni budaya dan bertema, busana
prakarya. dan iringan tari
nusantara daerah
lain).
- Apresiasi dan

171
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kreasi prakarya
(kerajinan dari
bahan tali temali,
bahan keras,
batik, dan teknik
jahit ; apotik
hidup dan
merawat hewan
peliharaan; olahan
pangan bahan
makanan umbi-
umbian dan
olahan non
pangan sampah
organik atau
anorganik.
- Apresiasi warisan
budaya (cerita
secara lisan dan
tulisan unsur-
unsur budaya
daerah, bahasa
daerah).
- Pameran dan
pertunjukan karya
seni rupa, musik,
tari, dan prakarya.

172
9. Muatan Seni Budaya
9.1. Muatan Seni Budaya pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku - Apresiasi dan kreasi
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli karya seni rupa
Dasar (Kelas lingkungan, kerjasama, (ragam hias pada
VII-IX) jujur, percaya diri, dan tekstil dan kayu,
mandiri dalam berkarya gambar model,
seni budaya. gambar ilustrasi).
- Memahami keberagaman - Apresiasi dan
karya dan nilai seni kreasi/rekreasi (cipta-
budaya. ulang) seni musik
- Membandingkan masing- (Teknik vokal secara
masing karya seni dan perseorangan dan
nilai seni budaya untuk kelompok, instrumen
menemukenali/merasaka musik dan ansambel
n keunikan/keindahan. sederhana, lagu
- Menghargai, memiliki nusantara daerah
kepekaan dan rasa setempat dan daerah
bangga terhadap karya lain, instrumen musik
dan nilai seni budaya. tradisional).
- Memahami teknik dasar - Apresiasi dan kreasi
karya seni budaya. karya seni tari (gerak
- Menerapkan teknik tari dalam kaitannya
dalam penciptaan karya dengan ruang, waktu,
seni budaya. tenaga, iringan, level,
dan pola lantai serta
tari nusantara daerah
setempat dan daerah
lain).
- Apresiasi dan kreasi
karya teater (olah
tubuh, olah suara,
olah rasa, konsep dan

173
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
naskah drama, teknik
pementasan, serta
teater nusantara
daerah setempat dan
daerah lain).
- Menunjukkan perilaku - Apresiasi dan kreasi
rasa ingin tahu, peduli karya seni rupa (seni
lingkungan, kerjasama, lukis, seni patung,
jujur, percaya diri, dan seni grafis dalam
mandiri dalam berkarya berbagai media,
seni budaya. teknik, dan corak,
- Memahami keberagaman serta pameran seni
karya dan nilai seni rupa).
budaya. - Apresiasi dan kreasi
- Membandingkan masing- karya seni musik
masing karya nilai dan (musik modern,
nilai seni budaya untuk musik ansambel, dan
menemukenali/merasaka pertunjukan musik).
n keunikan/keindahan. - Apresiasi dan kreasi
- Menghargai, memiliki karya seni tari
kepekaan dan rasa (komposisi tari
bangga terhadap karya modern/kontemporer)
dan nilai seni budaya. .
- Memahami konsep, - Apresiasi dan kreasi
prosedur penciptaan karya seni teater (olah
karya seni budaya. tubuh, olah suara,
- Menerapkan konsep dan dan olah rasa teater
prosedur dalam modern, konsep
penciptaan karya seni manajemen produksi
budaya. teater).
- Pameran/pertunjukan
seni rupa, seni musik,
seni tari, dan seni
teater.

174
9.2. Muatan Seni Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
Pendidikan ingin tahu, peduli kreasi karya seni
Menengah lingkungan, kerjasama, rupa (seni rupa
(Kelas X-XII) jujur, percaya diri, dan dua dan tiga
mandiri dalam berkarya seni dimensi, kritik
budaya. seni rupa, dan
- Memahami keberagaman dan pameran seni
nilai estetis karya seni rupa).
budaya. - Apresiasi dan
- Membandingkan masing- kreasi karya seni
masing karya seni dan nilai musik (gubahan
seni budaya untuk lagu dan musik,
menemukenali/merasakan kritik musik, dan
keunikan/keindahan serta pertunjukan
nilai estetis. musik).
- Menerapkan dan - Apresiasi dan
memodifikasi konsep, teknik, kreasi karya seni
prosedur, bahan, media tari (penciptaan
dalam proses berkarya seni tari, kritik tari,
budaya. dan pertunjukan
- Menganalisis konsep, teknik, tari).
prosedur, bahan, media - Apresiasi dan
dalam proses berkarya seni kreasi seni teater
budaya. (rancangan karya
- Menganalisis keberagaman teater, kritik
dan keunikan karya seni teater, dan
budaya. pertunjukan
- Menyajikan hasil analisis teater).
dalam bentuk karya dan
telaah seni budaya yang
bernilai estetis.

175
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, jujur, rupa dua dan
percaya diri, dan mandiri tiga dimensi,
dalam berkarya seni budaya. kritik seni rupa
- Menunjukkan keberagaman dan pameran
dan nilai estetis karya seni seni rupa.
budaya. - Apresiasi dan
- Membandingkan masing- kreasi karya seni
masing karya dan nilai seni musik (musik
budaya untuk kreasi, kritik
menemukenali/merasakan musik, dan
keunikan/nilai estetis. pertunjukan
- Mencipta karya seni budaya musik).
yang orisinal. - Apresiasi dan
- Mengevaluasi keberagaman kreasi karya seni
dan keunikan kreasi karya tari (Kreasi tari
seni. sesuai iringan,
- Menyajikan hasil evaluasi kritik tari dan
dalam bentuk karya dan pertunjukan tari).
telaah seni budaya original - Apresiasi dan
yang bernilai estetis. kreasi karya seni
teater (naskah
teater, kritik seni
teater, dan
pertunjukan seni
teater).

176
10. Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada
SD/MI/SDLB/PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/ SMALB
/PAKET C, dan SMK/MAK

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengetahui konsep dan Aktivitas
Pendidikan mempraktikkan pola gerak fisik
Dasar (Kelas I- dasar dan variasi gerak melalui
VI) dasar. permainan
- Mengetahui konsep dan - Gerak dasar dan
mempraktikkan latihan variasi pola gerak
kebugaran sederhana. dasar lokomotor,
- Mengetahui dan non lokomotor,
Mempraktikkan pola gerak manipulatif.
dasar dan variasi gerak - Aktivitas fisik
dominan statis pada melalui
olahraga senam. kekuatan,
- Mengetahui dan kecepatan, dan
mempraktikkan pola gerak keseimbangan.
dasar dan variasi gerak - Aktivitas fisik
ritmik. senam: bertumpu
- Mengetahui dan dengan 2 tangan,
mempraktikkan gerak dasar sikap kapal
pengenalan di air dan gerak terbang, dan
dasar keselamatan dalam berdiri dengan
aktivitas air. satu kaki serta
- Mengetahui dan meregangkan
mempraktikkan cara kedua tangan ke
memelihara dan menjaga atas dengan
kebersihan. kedua kaki jinjit.
- Aktivitas fisik
- Memiliki perilaku ritmik melalui:
bekerjasama, jujur, dan gerak lokomotor
mau berbagi dengan dan non
teman. lokomotor.

177
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Aktivitas fisik air
melalui
permainan di air
dan keselamatan
di air.

Kesehatan
- Kebersihan diri
sendiri, pakaian,
dan kelas.
- Mengetahui konsep dan Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi dan melalui:
kombinasi pola gerak dasar. - Pola gerak dasar
- Mengetahui konsep dan lokomotor, non-
mempraktikkan pemanasan, lokomotor, dan
pendinginan dan berbagai manipulatif pada
aktivitas kebugaran jasmani permainan bola,
untuk mencapai tinggi dan aktivitas atletik
berat badan ideal. dan atau
- Mengetahui konsep dan olahraga
mempraktikkan gerak dasar tradisional.
dan kombinasi pola gerak - Komposisi tubuh
dasar dominan statis dan dan gerak
dinamis. pemanasan dan
- Mengetahui dan pendinginan.
mempraktikkan gerak ritmik - Gerak dasar
dengan menggunakan dan dominan statis
tanpa musik. dan dinamis pada
- Mengetahui dan aktivitas senam:
mempraktikkan gerak dasar handstand,
renang. kayang, meroda,
- Mengetahui dan roll ke depan dan
mempraktikkan cara memilih ke belakang.
makanan dan pemanfaatan - Aktivitas Ritmik:

178
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
waktu luang, serta gerak lokomotor
pertolongan secara dan non-
sederhana. lokomotor
- Menunjukkan perilaku berirama dan
menghargai perbedaan, harmonis serta
bekerjasama, dan disiplin terkoordinasi.
selama melakukan aktivitas - Aktivitas fisik
fisik. melalui gerakan
dasar tangan,
kaki dan
koordinasi
gerakan renang
gaya dada/gaya
bebas.

Kesehatan
- jenis makanan
sehat dan bergizi,
penanganan
cidera ringan
dalam aktivitas
fisik dan
pertolongan,
kebutuhan
istirahat dan
mengisi waktu
luang dengan
aktivitas yang
bermanfaat.
- Memahami konsep dan Aktivitas fisik dan
mempraktikkan variasi dan permainan
kombinasi pola gerak dasar. - Pola gerak dasar
- Memahami konsep dan pada permainan
mempraktikkan variasi dan bola besar, kecil

179
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kombinasi pola gerak dasar dan atau
olahraga beladiri. aktivitas jalan,
- Memahami konsep dan lari, lompat dan
mempraktikkan gerak lempar serta
pengembangan kebugaran olahraga
jasmani dan, pengukuran tradisional.
status kebugaran jasmani - Gerak lokomotor
pribadi secara sederhana. dan non
- Memahami konsep lokomotor untuk
mempraktikkan kombinasi membentuk
pola gerak dominan statis gerakan dasar
dan dinamis. langkah kaki,
- Memahami konsep dan serangan, dan
mempraktikkan gerak belaan (dengan
kombinasi dan rangkaian tangan dan kaki)
gerak ritmik. pada olahraga
- Memahami konsep dan beladiri pencak
mempraktikkan keterampilan silat.
satu gaya renang dan dasar- - Gerak dominan
dasar .keselamatan di air statis dan
- Memahami/mengetahui dan dinamis pada
menyajikan aktivitas senam
- konsep pemeliharaan seperti melompat,
kebersihan alat reproduksi, meregang,
menjaga diri dari berbagai menggantung,
tindakan/perilaku tidak mengayun,
senonoh, bahaya merokok meniti, mendarat
terhadap, penyakit menular dan rangkai
dan tidak menular, bahaya gerak senam
narkotika, psikotropika, dan lantai.
zat aditif. - Aktivitas fisik
- Menunjukkan perilaku Rangkaian
sportif, kerjasama, toleransi, gerakan
disiplin, dan menerima ritmik/tari

180
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kekalahan dengan sikap bertema budaya
positif dan mengekspresikan daerah dan
kemenangan dengan wajar. nasional.
- Aktivitas di air
melalui Renang
gaya
bebas/punggung
/dada dan
gerakan dasar
cara-cara
penyelamatan di
air.

Kesehatan
- Bahaya merokok,
penyakit menular
dan tidak
menular,
kebersihan alat
reproduksi, dan
memelihara diri
dari perbuatan
tidak senonoh,
serta cara
menghindarkan
diri dari bahaya
narkotika,
psikotropika, dan
zat aditif
terhadap tubuh.
Tingkat - Memahami konsep dan Aktivitas fisik
Pendidikan mempraktikkan keterampilan dan berbagai
Dasar (Kelas gerak fundamental, variasi gerakan dasar
VII-IX) dan kombinasi keterampilan Olahraga

181
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
gerak permainan bola besar, - Teknik dasar
bola kecil, dan atletik. Permainan bola
- Memahami konsep dan besar:
mempraktikkan keterampilan - sepak bola, bola
gerak fundamental, variasi voli, dan bola
dan kombinasi keterampilan basket.
gerak olahraga beladiri. - permainan bola
- Memahami konsep dan kecil:
mempraktikkan mengukur bulutangkis,
komponen kebugaran kasti/softball,
jasmani terkait kesehatan dan tenis.
dan keterampilan. - aktivitas fisik
- Memahami konsep dan melalui atletik:
mempraktikkan gabungan jalan cepat, lari
pola gerak dominan menuju cepat, lompat
teknik dasar senam lantai jauh, dan tolak
sederhana. peluru.
- Memahami konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi teknik dasar
rangkaian aktivitas gerak beladiri: pencak
ritmik variasi dalam bentuk silat, karate, dan
rangkaian sederhana. taekwondo.
- Memahami dan - Aktivitas fisik dan
mempraktikkan gerak dasar komponen
tiga gaya renang yang kebugaran terkait
berbeda. kesehatan:
- Memahami dan menyajikan kekuatan, daya
manfaat jangka panjang dari tahan,
partisipasi dalam aktivitas kelenturan, dan
fisik secara teratur, pola komposisi tubuh,
makan sehat, bergizi dan dan terkait
seimbang, bahaya seks keterampilan:
bebas, NAPZA, dan obat kecepatan,
berbahaya, serta ketepatan,

182
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
mempraktikkan tindakan P3K kelincahan,
pada cidera ringan. keseimbangan,
- Menunjukkan perilaku dan koordinasi.
sportif, bertanggung jawab, - Aktivitas fisik
menghargai perbedaan, Senam: head
toleransi, bekerja sama, dan stand, hand
disiplin. stand – melenting
kedepan.
- Rangkaian
aktivitas ritmik
senam dengan
musik dan
aerobik
terkoordinasi
dengan baik.
- Aktivitas fisik
melalui
rangkaian renang
gaya bebas, gaya
punggung, dan
gaya dada.

Kesehatan
- P3K,
pencegahan
berbagai
penyakit dan
bahaya dari
seks bebas,
NAPZA dan
obat
berbahaya
lainnya, dan
makan bergizi.

183
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menguasai konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan variasi dan dan Olahraga
kombinasi permainan dan permainan.
olahraga. - Permainan
- Menguasai konsep dan bola besar,
mempraktikkan variasi dan sepak bola,
kombinasi olahraga beladiri. bola voli, bola
- Menguasai konsep dan basket.
mempraktikkan berbagai - Permainan
bentuk latihan bola kecil,
pengembangan kebugaran bulutangkis,
jasmani. softball/round
- Menguasai konsep variasi dan ers, tenis
kombinasi dan meja.
mempraktikkannya ke dalam - Aktivitas
rangkaian gerak dasar atletik jalan
senam. cepat, lari,
- Menguasai konsep variasi dan lompat, dan
kombinasi dan lempar, serta
mempraktikkannya ke dalam olahraga
rangkaian aktivitas gerak permainan
ritmik yang lebih kompleks. tradisional.
- Menguasai dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan gerak dasar melalui
tiga gaya renang. beladiri
- Menguasai peran dan fungsi Pencak
aktivitas fisik, dan makanan silat/karate/t
bergizi dalam mengontrol aekwondo/bel
berat badan dan pencegahan adiri
penyakit. tradisional.
- Mengamalkan perilaku - Aktivitas fisik
sportif, bertanggung jawab, latihan
menghargai perbedaan, kekuatan,
toleransi, bekerja sama, daya tahan,

184
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disiplin, dan menerima kecepatan,
kekalahan dengan sikap dan
positif dan mengekspresikan kelenturan.
kemenangan dengan wajar. - Aktivitas fisik
senam: guling
lenting, roll -
sikap kayang,
rool – neck
spring.
- Aktivitas fisik
ritmik: senam
aerobik, dan
SKJ secara
harmonis.
- Aktivitas fisik
melalui gerak
dasar renang
gaya bebas,
gaya
punggung,
dan dada.

Kesehatan
- Peran dan
fungsi
aktivitas
fisik, dan
makanan
bergizi
dalam
mengontrol
berat badan
dan
pencegahan

185
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penyakit.

Tingkat - Menganalisis dan Aktivitas fisik


Pendidikan memperbaiki kesalahan olahraga permainan
Menengah variasi dan kombinasi dan atletik
(Kelas X-XII) keterampilan gerak salah - Pemainan bola
satu permainan dan olahraga. besar, sepak
- Menganalisis variasi, bola, bola voli,
kombinasi dan memperbaiki bola basket.
kesalahan keterampilan - Permainan bola
olahraga beladiri. kecil, dan atletik:
- Menganalisis konsep dan softball,
mempraktikkan latihan, bulutangkis,
pengukuran komponen tenis meja.
kebugaran jasmani. - Aktivitas fisik
- Menganalisis dan gerakan jalan
mempraktikkan rangkaian cepat, lari,
keterampilan senam lantai. lompat, dan
- Menganalisis dan lempar atau
mempraktikkan variasi dan permainan
kombinasi keterampilan tradisional
rangkaian gerak ritmik. sejenis.
- Menganalisis dan - Menguasai
memperbaiki kesalahan aktivitas fisik
keterampilan tiga gaya beladiri: pencak
renang yang berbeda dan silat, karate,
penyelamatan aktivitas di air. taekwondo atau
- Memiliki perilaku hidup sehat beladiri
dalam memilih makanan dan tradisional
minuman dan menghindari sejenis.
diri dari tindakan merugikan - Menguasai
diri sendiri. rangkaian
- Mengamalkan perilaku Aktivitas fisik
sportif, bertanggung jawab, melalui: latihan

186
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menghargai perbedaan, pengembangan
toleransi, bekerja sama, kekuatan, daya
disiplin, dan menerima tahan,
kekalahan dengan sikap kelentukan,
positif dan mengekspresikan kecepatan, dan
kemenangan dengan wajar. koordinasi.
- Menguasai
aktivitas fisik
rangkaian :
senam lantai dan
senam alat.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ secara
harmonis.
- Menguasai
gerakan aktivitas
fisik di air:
renang gaya
bebas, gaya
punggung, gaya
dada dan
penyelamatan
dalam aktivitas
air.

Kesehatan
- Makanan dan
minuman sehat,
pencegahan dan
penanggulangan

187
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penyakit, bahaya
penggunaa
NARKOBA dan
psikotropika
serta upaya
pencegahan dan
penanggulangan
nya, dampak
seks bebas, cara
mencegah HIV
dan AIDS serta
cara
penanggulangan
nya.
- Menganalisis dan Menguasai gerakan
memperbaiki kesalahan aktivitas fisik
variasi dan kombinasi melalui permainan,
keterampilan gerak salah atletik dan olahraga
permainan dan olahraga - Pemainan bola
dengan koordinasi yang lebih besar, sepak
baik. bola, bola voli,
- Menganalisis variasi, bola basket.
kombinasi dan memperbaiki - Permainan bola
kesalahan keterampilan kecil, softball,
olahraga beladiri dengan bulutangkis,
koordinasi yang lebih baik. tenis meja.
- Menganalisis konsep dan - Aktivitas fisik
mempraktikkan latihan, gerakan jalan
pengukuran komponen cepat, lari,
kebugaran jasmani. lompat, dan
- Menganalisis dan lempar atau
mempraktikkan rangkaian permainan
keterampilan senam lantai tradisional
untuk menghasilkan sejenis dengan

188
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
koordinasi gerak yang baik. baik dan benar.
- Menganalisis variasi, - Menguasai
kombinasi dan gerakan aktivitas
mempraktikkan keterampilan fisik beladiri:
rangkaian aktivitas gerak pencak silat,
ritmik untuk menghasilkan karate,
koordinasi gerak yang baik. taekwondo atau
- Menganalisis dan permainan
memperbaiki kesalahan tradisional
keterampilan tiga gaya sejenis.
renang yang berbeda dan - Menguasai
penyelamatan dalam aktivitas rangkaian
air dengan koordinasi yang gerakan aktivitas
lebih baik. fisik: latihan
- Membiasakan pola hidup pengembangan
sehat secara konsisten kekuatan, daya
- Menghayati dan tahan,
mengamalkan perilaku kelentukan,
sportif, bertanggung jawab, kecepatan, dan
menghargai perbedaan, koordinasi.
toleransi, bekerja sama, - Menguasai
disiplin, dan menerima rangkaian
kekalahan dengan sikap gerakan aktivitas
positif dan mengekspresikan fisik : senam
kemenanga dengan wajar. lantai dan senam
alat dengan baik
dan benar.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ baik dan
benar.

189
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menguasai
gerakan aktivitas
fisik di air:
renang gaya
bebas, gaya
punggung, gaya
dada dan
penyelamatan
dalam aktivitas
air.

Kesehatan
- STDS (Sexually
Transmitted
Disease), AIDS,
Penyakit Menular
Seksual (PMS).
- Peraturan
perundangan
berkaitan
NARKOBA dan
psikotropika.

190
11. Muatan Prakarya
11.1. Muatan Prakarya pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli Prakarya (kerajinan)
Dasar (Kelas lingkungan, kerjasama, - Kerajinan bahan
VII-IX) jujur, percaya diri, dan alam dan buatan,
mandiri dalam berkarya dan modifikasinya,
prakarya. serta
- Memahami dan pengemasannya.
membandingkan desain - Kerajinan dan
karya. pengemasan dari
- Mengidentifikasi dan bahan limbah organik
mendeskripsikan proses dan anorganik bahan
pembuatan karya lunak atau keras dan
membuat dan modifikasinya.
memodifikasi karya.
Apresiasi dan kreasi
Prakarya (Rekayasa)
- Alat penjernih air dari
bahan alami dan
buatan.
- Produk sederhana
dan mainan
menggunakan
teknologi mekanik.
- Produk sederhana
menggunakan
teknologi elektronika.

Apresiasi dan kreasi


prakarya (Budidaya)

132
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Budidaya tanaman
sayuran dan obat,
serta memodifikasi
media tanamnya.
- Wadah budidaya dan
pemeliharaan ikan
konsumsi dan ikan
hias.

Apresiasi dan kreasi


prakarya (pengolahan)
- Olahan pangan buah
dan sayuran menjadi
minuman segar,
minuman kesehatan,
menjadi makanan
cepat saji.
- Olahan non pangan
dari hasil samping
bahan pangan nabati
menjadi bahan dasar
kerajinan.
- Olahan bahan pangan
serealia dan umbi
menjadi makanan
dan bahan pangan
setengah jadi.
- Olahan dari hasil
samping serealia dan
umbi menjadi produk
non pangan.

133
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
lingkungan, kerjasama, - Kerajinan dan
jujur, percaya diri, dan pengemasan fungsi
mandiri dalam berkarya hias, dan
prakarya. modifikasinya.
- Memahami prinsip dan - Kerajinan dan
proses desain dalam pengemasan fungsi
pembuatan karya. pakai dan
- Menerapkan prinsip dan modifikasinya.
proses desain dalam
pembuatan, Apresiasi dan kreasi
perangkaian, dan prakarya (Rekayasa)
modifikasi karya. - Produk rakitan
berteknologi
listrik.
- Model
bangunan dan
instalasi dengan
teknologi
konstruksi.
- Model
sederhana
rangkaian
instalasi listrik.

Apresiasi dan kreasi


prakarya
(Budidaya)
- Budidaya ternak
hias dan satwa

134
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
harapan.

Apresiasi dan kreasi


prakarya
(Pengolahan)
- Olahan pangan dari
bahan ikan dan
daging putih atau
merah menjadi
makanan, produk
pangan setengah
jadi.
- Olahan dari hasil
samping pangan
hewani menjadi
produk non pangan.

11.2. Muatan Prakarya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
Menengah lingkungan, kerjasama, - Kerajinan tekstil dan
( Kelas X-XII) jujur, percaya diri, dan limbah tekstil.
mandiri dalam berkarya - Kerajinan dari
prakarya. bahan lunak dan
- Menganalisis desain bahan keras.
produk, sumber daya, dan
proses pembuatan karya. Apresiasi dan kreasi
- Mendesain produk dan prakarya (Rekayasa)
proses pembuatan karya. - Rekayasa alat

135
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Membuat dan mengolah komunikasi
karya. sederhana dan alat
- Menyajikan pengalaman pengatur gerak
wirausaha. sederhana.
- Rekayasa pembangkit
listrik sederhana dan
inovatif menggunakan
teknologi tepat guna.

Apresiasi dan kreasi


prakarya (Budidaya)
- Budidaya tanaman
hias dan tanaman
pangan.
- Usaha budidaya
pembenihan ikan
konsumsi dan ikan
hias.

Apresiasi dan kreasi


prakarya (Pengolahan)
- Pengawetan bahan
pangan nabati dan
hewani menjadi
produk pangan khas
daerah dan
nusantara.
- Pengolahan bahan
nabati dan hewani
menjadi produk non
pangan pembersih
dan kosmetik.

136
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Apresiasi dan kreasi


prakarya
(kewirausahaan)
- Nilai dan peluang
wirausaha, serta
aspek-aspek
perencanaan usaha.
- Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
lingkungan, kerjasama, - Kerajinan fungsi
jujur, percaya diri, dan hias dan pakai dari
mandiri dalam berkarya limbah.
prakarya.
- Menganalisis dan Apresiasi dan kreasi
mengevaluasi desain prakarya (Rekayasa)
produk, sumber daya, - Rekayasa elektronika
dan proses pembuatan praktis dan dengan
karya. kendali elektronika
- Mendesain produk dan Apresiasi dan kreasi
proses pembuatan karya prakarya (Budidaya)
- Mencipta, mengolah, dan - Budidaya ternak
mempraktekkan karya. unggas petelur dan
- Menyajikan dan pedaging.
mengevaluasi usaha.
Apresiasi dan kreasi
prakarya (Pengolahan)
- Pengolahan bahan
nabati dan hewani
menjadi makanan
khas daerah dan
produk non pangan

137
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kesehatan.

12. Muatan Bahasa Asing Lainnya


12.1. Muatan Bahasa Arab untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana
Pendidikan berkomunikasi interpersonal,
Menengah interpersonal, transaksional, dan
(Kelas X-XII) transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai karakter sederhana terkait
bangsa. topik Identitas diri (al
- Menerapkan unsur-unsur ta’aruf), Kehidupan
kebahasaan secara sekolah (al hayat fi al
akurat dan berterima. madrasah), Keluarga
- Memahami teks-teks (al usrah), dan
sastra Arab. Kehidupan sehari-
hari (al hayat al

138
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yaumiyyah).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, huruf hijaiyah,
ejaan, kosakata,
tekanan kata,
intonasi kalimat,
tanda baca, tata
bahasa dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Arab.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan

139
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penanaman nilai karakter sederhana terkait
bangsa. topik Kegiatan pada
- Menerapkan unsur-unsur waktu senggang/Hobi
kebahasaan secara (al hiwayah) dan
akurat dan berterima. Wisata (al rihlah).
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Arab. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, huruf hijaiyah
ejaan, kosakata,
tekanan kata,
intonasi kalimat,
tanda baca, tata
bahasa dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Arab.

12.2. Muatan Bahasa Jepang untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu


Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana
Pendidikan berkomunikasi interpersonal,
Menengah interpersonal, transaksional, dan
(Kelas X-XII) transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional. wahana komunikasi

140
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Identitas diri
unsur kebahasaan (あいさ つ aisatsu,
secara akurat dan
じこしょうかい
berterima.
- Memahami teks-teks jikoshoukai),
sastra Jepang. Kehidupan sekolah (

がっこうの せいかつ

Gakkou no
seikatsu), Keluarga

(かぞく kazoku), dan

Kehidupan sehari-

hari (いちにちの

せいかつ ichinichi no

seikatsu)
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
141
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata,
tata bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jepang
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai sederhana terkait
karakter bangsa. topik Kegiatan pada
- Menerapkan unsur- waktu senggang/Hobi
unsur kebahasaan (ひまな と き hima na
secara akurat dan
toki) dan Wisata (りょ
berterima.
- Memahami teks-teks こう ryokou)

142
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sastra Jepang. - Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jepang.

12.3. Muatan Bahasa Jerman untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu


Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/ Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana
Pendidikan berkomunikasi interpersonal,
Menengah interpersonal, transaksional, dan
(Kelas X-XII) transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,

143
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai sederhana terkait
karakter bangsa. topik Identitas diri
- Menerapkan unsur- (Kennenlernen),
unsur kebahasaan Kehidupan sekolah
secara akurat dan (Schule), Keluarga
berterima. (Familie), dan
- Memahami teks-teks Kehidupan sehari-
sastra Jerman. hari (Alltagsleben).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jerman.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional yang efektif. wahana
- Memiliki kemampuan komunikasi dan

144
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
memilih dan pengembangan
melaksanakan tindakan potensi akademik
dan strategi komunikasi dalam ragam
secara lisan dan tulis. wacana fungsional
- Memiliki kemampuan seperti
menggunakan bahasa mendeskripsikan,
dalam konteks menarasikan,
sosiokultural sebagai menceritakan
wahana untuk kembali,
penanaman nilai memaparkan dan
karakter bangsa. membuat laporan
- Menerapkan unsur- sederhana terkait
unsur kebahasaan topik Kegiatan
secara akurat dan pada waktu
berterima. senggang/Hobi
- Memahami teks-teks (Freizeitbeschäftigu
sastra Jerman. ng/ Hobby) dan
Wisata (Reise).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jerman.

145
12.4. Muatan Bahasa Korea untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana
Pendidikan berkomunikasi interpersonal,
Menengah interpersonal, transaksional, dan
(Kelas X-XII) transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam wacana
dan strategi komunikasi fungsional seperti
secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,
- Memiliki kemampuan menarasikan,
menggunakan bahasa menceritakan
dalam konteks kembali,
sosiokultural sebagai memaparkan dan
wahana untuk membuat laporan
penanaman nilai sederhana terkait
karakter bangsa. topik Identitas diri
- Menerapkan unsur- (자기소개),
unsur kebahasaan
Kehidupan sekolah
secara akurat dan
(학교활동), Keluarga
berterima.
- Memahami teks-teks (가족), dan
sastra Korea.
Kehidupan sehari-

hari (일상생활).

- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
membaca, dan

146
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural
dan karakter
bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Korea.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan, dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Kegiatan pada
unsur kebahasaan waktu

147
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
secara akurat dan senggang/Hobi
berterima. (취미활동) dan
- Memahami teks-teks
Wisata (여행), serta
sastra Korea.
karya sastra Korea.
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
membaca, dan
menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural
dan karakter
bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Korea.

12.5. Muatan Bahasa Mandarin untuk kelompok Peminatan Ilmu-


Ilmu Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
Pendidikan berkomunikasi transaksional, dan
Menengah interpersonal, fungsional sebagai

148
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
(Kelas X-XII) transaksional, dan wahana komunikasi
fungsional. dan pengembangan
- Memiliki kemampuan potensi akademik
memilih dan dalam ragam wacana
melaksanakan tindakan fungsional seperti
dan strategi komunikasi mendeskripsikan,
secara lisan dan tulis. menarasikan,
- Memiliki kemampuan menceritakan
menggunakan bahasa kembali, memaparkan
dalam konteks dan membuat laporan
sosiokultural sebagai sederhana terkait
wahana untuk topik Identitas diri
penanaman nilai (个人信 息 gèrén xìnxī),
karakter bangsa.
Kehidupan sekolah
- Menerapkan unsur-
(学校生活 xuéxiào
unsur kebahasaan
secara akurat dan shēnghuó), Keluarga
berterima. (家庭 jiātíng), dan
- Memahami teks-teks
Kehidupan sehari-hari
sastra Cina.
(日常 生活 rìcháng

shēnghuó).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, aksara,
kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,

149
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Cina.
- Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
berkomunikasi transaksional, dan
interpersonal, fungsional sebagai
transaksional, dan wahana komunikasi
fungsional secara efektif. dan pengembangan
- Memiliki kemampuan potensi akademik
memilih dan dalam ragam wacana
melaksanakan tindakan fungsional seperti
dan strategi komunikasi mendeskripsikan,
secara lisan dan tulis. menarasikan,
- Memiliki kemampuan menceritakan
menggunakan bahasa kembali, memaparkan
dalam konteks dan membuat laporan
sosiokultural sebagai sederhana terkait
wahana untuk topik Kegiatan pada
penanaman nilai waktu senggang/Hobi
karakter bangsa. (休闲活动/ 爱好
- Menerapkan unsur-
xiūxián huódòng/
unsur kebahasaan
àihào) dan Wisata
secara akurat dan
(旅游 lǚyóu).
berterima.
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Cina. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan

150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Cina.

12.6. Muatan Bahasa Perancis untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu


Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
Pendidikan berkomunikasi transaksional, dan
Menengah interpersonal, fungsional sebagai
(Kelas X-XII) transaksional, dan wahana komunikasi
fungsional. dan pengembangan
- Memiliki kemampuan potensi akademik
memilih dan dalam ragam wacana
melaksanakan tindakan fungsional seperti
dan strategi komunikasi mendeskripsikan,
secara lisan dan tulis. menarasikan,
- Memiliki kemampuan menceritakan
menggunakan bahasa kembali, memaparkan
dalam konteks dan membuat laporan
sosiokultural sebagai sederhana terkait
wahana untuk topik Identitas diri
penanaman nilai (l’identité), Kehidupan
karakter bangsa. sekolah (la vie

151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menerapkan unsur- scolaire), Keluarga (la
unsur kebahasaan famille), dan
secara akurat dan Kehidupan sehari-hari
berterima. (la vie quotidienne).
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Perancis. mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan,
aksara, tanda baca
dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Perancis.
- Memiliki kemampuan - Wacana
berkomunikasi interpersonal,
interpersonal, transaksional, dan
transaksional, dan fungsional sebagai
fungsional secara efektif. wahana komunikasi
- Memiliki kemampuan dan pengembangan
memilih dan potensi akademik
melaksanakan tindakan dalam ragam
dan strategi komunikasi wacana fungsional
secara lisan dan tulis. seperti
- Memiliki kemampuan mendeskripsikan,
menggunakan bahasa menarasikan,
dalam konteks menceritakan

152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
sosiokultural sebagai kembali,
wahana untuk memaparkan dan
penanaman nilai membuat laporan
karakter bangsa. sederhana terkait
- Menerapkan unsur- topik Kegiatan pada
unsur kebahasaan waktu
secara akurat dan senggang/Hobi (le
berterima. passe temp/les
- Memahami teks-teks loisirs) dan Wisata
sastra Perancis. (le tourisme), serta
karya sastra
Perancis.
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan
kata, intonasi, ejaan,
tanda baca dan
pemarkah wacana.
- Teks-teks karya
sastra Perancis.

12.7. Muatan Antropologi untuk Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa


dan Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

153
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menggunakan Ruang lingkup kajian
Pendidikan antropologi sebagai Antropologi
Menengah ilmu dan metode - Antropologi sebagai
(Kelas X-XII) ilmiah. ilmu dan Metode.
- Mendeskripsikan dan - Hubungan antara
menganalisis sistem manusia, perilaku,
nilai dan substansi sikap dengan
kebudayaan. lingkungan
- Mengkomunikasikan, kehidupannya.
dan
menginternalisasikan Kebudayaan
nilai-nilai budaya - Budaya sebagai
dalam pembentukan sistem
karakter. pengetahuan/siste
- Memiliki inisiatif untuk m nilai yang
melakukan investigasi menjadi acuan
dan eksplorasi tentang dalam bersikap,
keberagaman berperilaku, dan
kebudayaan. bertindak sebagai
- Mengkomunikasikan, anggota
dan berpartisipasi aktif masyarakat.
dalam membangun - Unsur, perwujudan,
keharmonisan hidup isi atau substansi,
bermasyarakat. serta sifat-sifat
budaya.

Keanekaragaman Budaya
- Kesamaan dan
keberagaman
budaya, agama,
religi/kepercayaan,
bahasa/dialek dan

154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
tradisi di nusantara
dan di lingkungan
setempat.
- Cara menyikapi
berbagai perbedaan
(simpati, empati,
emansipasi,
kesetaraan dan
keadilan).
- Hubungan antar
budaya dalam
rangka membangun
kehidupan harmonis
dalam masyarakat
multikultur.
Globalisasi dan
- Berperilaku dan perubahan sosial budaya
bersikap positif dengan - Latar belakang dan
tindakan nyata dalam proses perubahan
upaya menemukan budaya.
solusi pemecahan - Dampak terhadap
masalah kehidupan
- Melakukan investigasi masyarakat.
dan eksplorasi tentang - Sikap positif dalam
globalisasi dan merespon perubahan
perubahan sosial sosial budaya di era
budaya globalisasi.
- Memprediksi, dan
mengkomunikasikan Manfaat Praktis Kajian
hasil-hasil pemikiran Antropologi dalam
kreatif dan positif dalam Pembangunan
menyikapi perubahan - Menemukan

155
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Melaksanakan dan berbagai alternatif
mengkomunikasikan solusi dan strategi
hasil kajian antropologi pemecahan masalah
dalam pembangunan sosial-budaya.
masyarakat - Pendekatan kajian
antropologi dan
kaitannya dengan
pembangunan
masyarakat.

156
B. Tingkat Kompetensi Dan Ruang Lingkup Materi pada Bidang
Keahlian SMK/MAK.

1. Muatan Fisika pada SMK/MAK


Bidang Keahlian: 1. Teknologi dan Rekayasa
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Agribisnis dan Agroteknologi
4. Perikanan dan Kelautan
5. Kesehatan

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengembangkan sikap - Besaran pokok dan
Pendidikan ilmiah: rasa ingin tahu, turunannya.
Menengah tekun, ulet, jujur, - Kinematika dan
(Kelas X-XI) disiplin, tanggung jawab, Dinamika benda
dan peduli melalui fisika. titik.
- Melakukan pengukuran - Usaha, energi, dan
besaran fisika. daya.
- Menyusun dan menguji - Sifat mekanik bahan.
hipotesis sehubungan - Bumi dan atmosfir.
dengan fenomena fisika. - Impuls dan hukum
- Merancang penyelidikan/ kekekalan
eksperimen secara teliti momentum.
dan mengikuti prosedur - Fluida (Fluida statik
dengan benar dengan dan fluida dinamis).
menggunakan beberapa - Suhu dan kalor.
variabel, mengolah data, - Gas ideal.
menyajikan data dalam - Termodinamika.
bentuk tabel dan grafik, - Getaran, gelombang,
dan menginterpretasikan dan bunyi.
data hasil pengamatan - Optik.
objek fisika. - Magnet dan
- Membuat simpulan dan elektromagnetik.
laporan ilmiah secara - Kelistrikan.
lisan dan tulisan dengan - Radioaktivitas.

150
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kaidah pelaporan yang
baik dan benar.
- Memahami dan
menganalisis konsep,
prinsip, hukum, dan teori
fisika serta saling
keterkaitannya, dan
menerapkannya untuk
dalam bidang kerja yang
spesifik.

2. Muatan Kimia pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : 1. Teknologi dan Rekayasa
2. Kesehatan
3. Agrobisnis dan Agroteknologi
4. Perikanan dan Kelautan

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Merumuskan masalah - Materi dan
Pendidikan dan membuat hipotesis. perubahannya.
Menengah - Membuat rancangan dan - Struktur atom,
(Kelas X-XI) melakukan percobaan Sistem periodik
dengan menggunakan dan Ikatan kimia.
beberapa variabel, - Bentuk molekul.
menggunakan alat-alat - Larutan elektrolit
dan bahan, mencatat dan larutan non-
hasil pengamatan, elektrolit.
mengolah dan - Reaksi oksidasi
menyajikan data dalam reduksi dan
bentuk tabel atau grafik, bilangan oksidasi.
menganalisis, - Tatanama senyawa
menginterpretasi data, anorganik dan
dan membuat organik sederhana.

151
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kesimpulan. - Stoikiometri.
- Membuat laporan tertulis - Hidrokarbon dan
dengan menggunakan minyak bumi.
kaidah penulisan ilmiah - Termokimia.
dan tata bahasa yang - Laju reaksi.
benar serta - Kesetimbangan
mempresentasikan kimia.
laporan dengan - Sifat larutan asam
menggunakan teknologi basa dan pH
informasi. larutan.
- Memahami dan - Hidrolisis.
menganalisis konsep, - Larutan penyangga.
prinsip, hukum, dan - Kelarutan dan hasil
teori kimia serta saling kali kelarutan (Ksp).
keterkaitannya dan - Sistem koloid.
menerapkannya untuk - Sifat koligatif
menyelesaikan masalah larutan.
dalam kehidupan. - Redoks dan
- Mengembangkan sikap Elektrokimia.
ilmiah: rasa ingin tahu, - Senyawa karbon
tekun, ulet, jujur, (halo alkana,
disiplin, tanggung jawab, alkanol, alkoksi
dan peduli melalui ilmu alkana, alkanal,
kimia. alkanon, asam
alkanoat, dan alkil
alkanoat).
- Benzena dan
turunannya.
- Makromolekul
(polimer,
karbohidrat dan
protein).
- Metode pemisahan
dan pengukuran.

152
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Penentuan kadar
suatu
unsur/senyawa.

153
3. Muatan Biologi pada SMK/MAK
Bidang Keahlian :
Bidang Keahlian: 1. Agrobisnis dan Agroteknologi
2. Perikanan dan Kelautan
3. Kesehatan

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengamati objek biologi - Sel, jaringan, dan
Pendidikan - Merancang penyelidikan organ.
Menengah secara teliti dan - Pertumbuhan dan
(Kelas X-XI) mengikuti prosedur Perkembangan
dengan benar dengan mahluk hidup.
menggunakan beberapa - Klasifikasi Makhluk
variabel, menyusun Hidup
hipotesis, mengolah dan - Metabolisme dan
menyajikan data dalam enzim.
bentuk tabel dan grafik, - Mikroorganisme dan
menginterpretasikan data peranannya.
hasil pengamatan. - Keseimbangan
- Membuat simpulan dan lingkungan
laporan ilmiah secara (Ekosistem).
lisan dan tulisan dengan - Pengolahan limbah.
kaidah pelaporan yang - Sistem reproduksi.
baik dan benar. - Genetika.
- Memahami dan - Bioteknologi.
menganalisis konsep,
prinsip, hukum, dan teori
biologi serta saling
keterkaitannya dan
menerapkannya untuk
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan.
- Mengembangkan sikap
ilmiah: rasa ingin tahu,
tekun, ulet, jujur,

154
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
disiplin, tanggung jawab,
dan peduli melalui
biologi.

4. Muatan Gambar Teknik pada SMK/MAK.


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengamalkan perilaku - Jenis, fungsi, dan
Pendidikan jujur, disiplin, teliti, cara penggunaan
Menengah kritis, rasa ingin tahu, peralatan dan
(Kelas X-XI) inovatif dan kelengkapan gambar
bertanggung jawab teknik.
dalam menerapkan - Bentuk, fungsi, dan
keahliannya dalam komponen garis.
dunia kerja. - Huruf, angka dan
- Mengatur tata letak etiket gambar teknik.
gambar manual. - Bentuk konstruksi
- Menggambar dengan gambar teknik.
perangkat lunak. - Gambar proyeksi
- Menggambar dan piktorial (3D).
menentukan gambar - Gambar proyeksi
proyeksi piktorial dan orthogonal (2D).
ortogonal. - Konsep dan prosedur
- Memahami dasar-dasar gambar potongan.
gambar teknik dan - Sistem pemberian
mempraktikkannya. ukuran.

155
5. Muatan Sistem Komputer pada SMK/MAK

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan sikap dari - Relasi logika dan
Pendidikan solusi atas berbagai fungsi gerbang dasar.
Menengah ( permasalahan dalam - Operasi Aritmetika.
Kelas X-XI) berinteraksi dengan - Rangkaian
lingkungan sosial. Multiplexer.
- Menerapkan, - Organisasi dan
menganalisis, arsitektur komputer.
pengetahuan - Media penyimpanan
faktual,konseptual, data.
prosedural berdasarkan - RAM, ROM, PROM,
rasa ingin tahunya EPROM, EEPROM,
tentang ilmu EAPROM.
pengetahuan dan - Memori.
teknologi pada bidang - Sistem I/O.
kerja yang spesifik sesuai - flowchart atau
dengan bakat dan struktogram.
minatnya untuk - Organisasi Prosesor,
memecahkan masalah. register dan siklus
- Menganalisis tentang instruksi (fetching,
konsep, teknik, prosedur, decoding, executing.
bahan, media dalam - Struktur CPU.
proses sistem komputer. - Modul I/O.
- Menyajikan hasil - Prosesor.
analisis dalam bentuk - Register.
karya dan telaah sistem - Interkoneksi bus.
komputer yang bernilai - Operand Operasi.
dinamis. - Mode dan format
pengalamatan.

156
6. Muatan Pemrograman Dasar pada SMK/MAK.
Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami teknik Algoritma
Pendidikan pemrograman dasar dan - Struktur.
Menengah menerapkannya dalam - Percabangan.
(Kelas X-XI) menyelesaikan masalah. - Perulangan.
- Memodifikasi program - Bahasa
komputer. Pemrograman.
- Menganalisis kesalahan - Tipe data.
dalam program komputer. - Variabel.
- Menyajikan teknik - Konstanta.
pemrograman dasar - Operator.
dalam bentuk program - Ekspresi.
komputer. - Fungsi dan operasi.
- Aritmetika.
- Logika.
- String.
- Konversi antar tipe
data.

7. Muatan Pengantar Administrasi Kantor pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami karakteristik - Karakteristik
Pendidikan administrasi perkantoran administrasi.
Menengah agar pelaksanaan - Struktur organisasi.
(Kelas X-XI) pekerjaan perkantoran - Lingkungan kantor.
berjalan secara efisien. - SOP.
- Memahami asas-asas - Sistem informasi
manajemen kantor. manajemen.
- Memahami struktur

157
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
organisasi kantor sebagai
pusat pengelolaan
kegiatan.
- Mengelola komunikasi
kantor yang dibutuhkan
oleh dunia usaha dan
industri.
- Memahami tata
lingkungan kantor.
- Merencanakan tata letak
fasilitas kantor.
- Memahami pentingnya
Standard Operation
Procedure(SOP) untuk
aktivitas kantor.
- Menjelaskan prinsip dan
teknik penyusunan SOP.
- Memahami
perkembangan teknologi
informasi untuk
membantu memecahkan
masalah.
- Menerapkan manajemen
basis data.

8. Muatan Pengantar Ekonomi dan Bisnis pada SMK/MAK.


Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami dan Konsep dasar ilmu
Pendidikan menyajikan konsep ilmu ekonomi
Menengah ekonomi, prinsip - Prinsip ekonomi.
(Kelas X-XI) ekonomi, permasalahan - Permasalahan

158
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
ekonomi, peran pelaku ekonomi.
kegiatan ekonomi, serta - Pelaku ekonomi.
pasar dan terbentuknya - Pertumbuhan
harga pasar. ekonomi.
- Memahami dan - Ketenagakerjaan.
menghitung berbagai
biaya produksi untuk
menentukan titik impas.
- Memahami dan
menerapkan prosedur
keselamatan kerja dalam
lingkungan kerja.

9. Muatan Pengantar Akuntansi pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memiliki motivasi internal - Peran akuntansi.
Pendidikan dan menunjukkan - Prinsip-prinsip dan
Menengah perilaku ilmiah dalam konsep dasar
(Kelas X) menemukan dan akuntansi.
memahami pengetahuan - Penyusunan laporan
dasar tentang akuntansi. keuangan.
- Menganalisis berbagai
klasifikasi yang terkait
dengan akuntansi dan
memahami manfaatnya.
- Memecahkan berbagai
persoalan yang berkaitan
dengan dasar- dasar
akuntansi dengan
mengembangkan dari

159
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
yang dipelajari di sekolah
secara mandiri, dan
mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

10. Muatan IPA Aplikasi pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Pariwisata

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami gejala-gejala Fisika
Pendidikan alam dan masalah yang - Besaran pokok dan
Menengah terjadi terkait dengan turunannya.
(Kelas X-XI) alam melalui - Usaha, energi, dan
identifikasi secara daya.
seksama pada saat - Sifat mekanik bahan.
melakukan kegiatan. - Fluida (Fluida statik
- Menganalisis faktor- dan fluida dinamis).
faktor penyebab - Suhu dan kalor.
terjadinya gejala alam - Optik.
dan masalah saat - Kelistrikan.
melakukan pekerjaan - Kimia.
ditinjau dari konsep, - Materi dan
teknik, bahan, media perubahannya.
prosesnya. - Wujud zat.
- Menerapkan dan - Atom dan konfigurasi
memodifikasi konsep, elektron.
teknik, prosedur, - Unsur, senyawa dan
bahan, media dalam campuran.
melakukan pekerjaan - Reaksi kimia.
guna mencegah - Ikatan kimia.
terjadinya kesalahan. - Larutan, kelarutan
dan konsentrasi.

160
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Asam, basa dan
garam.
- Makro molekul.
- Polimer
- Kimia di sekitar.
- Biologi.
- Sel.
- Enzyme dan hormone.
- Diffusi dan osmosis.
- Pigmen.
- Ekosistem.

11. Muatan Pengantar Pariwisata pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Pariwisata

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami seluk beluk - Sejarah dan industri
Pendidikan kepariwisataan agar pariwisata.
Menengah mampu membangun - Karir pada industri
(Kelas X-XI) dan mengembangkan pariwisata.
industri pariwisata - Usaha-usaha jasa,
berdasarkan sarana, dan daya
karakteristik/potensi tarik wisata.
daerah dan wisatawan. - Pengembangan
- Memecahkan berbagai industri pariwisata
permasalahan bangsa dan organisasi
melalui industri kepariwisataan.
pariwisata dengan - Daya tarik daerah
berinteraksi secara tujuan pariwisata,
efektif dengan tujuan perjalanan,
lingkungan alam dan dan jenis wisata.
lingkungan sosial - Jenis dan
sebagai cermin dari karakteristik

161
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pergaulan dunia. wisatawan
nusantara dan
domestik
- Dokumen
Perjalanan Wisata
- - Pengembangan
daerah wisata dan
promosi
12. Muatan Dasar-Dasar Desain pada SMK/MAK
Bidang Keahlian : Seni Rupa Dan Kria

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli seni rupa dan kria
Menengah lingkungan, kerjasama, - Konsep dan metode
(Kelas X) jujur, percaya diri, dan desain.
mandiri dalam berkarya - Aspek-aspek desain.
seni rupa dan kria. - Regulasi desain.
- Memahami dasar-dasar - Proses
desain dalam berkarya pengembangan
seni rupa dan kria. desain.
- Menyajikan proses dan - Evaluasi desain.
prosedur dalam
mendesain karya seni
rupa dan kria.
- Menerapkan proses,
teknik, bahan dan
prosedur desain dalam
karya seni rupa dan kria.
- Mengevaluasi proses,
teknik, bahan dan
prosedur desain dalam
produk seni rupa dan

162
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
kria.

13. Muatan Pengetahuan Bahan pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Seni Rupa dan Kria

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli seni rupa dan kria
Menengah lingkungan, kerjasama, - Bahan alam dan
(Kelas X) jujur, percaya diri, dan bahan buatan.
mandiri dalam berkarya - Sifat dan fungsi
seni budaya. bahan.
- Memahami berbagai - Karakter bahan.
bahan dalam berkarya - Standar baku.
seni rupa dan kria. - Kesehatan dan
- Mengidentifikasi jenis- keselamatan kerja.
jenis bahan yang dapat
digunakan dalam
membuat karya seni rupa
dan kria.
- Menyajikan bahan yang
digunakan dalam
membuat karya seni rupa
dan kria.

163
14. Muatan Ekonomi Kreatif pada SMK/MAK
Bidang Keahlian : Seni Rupa dan Kria

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku, - Konsep ekonomi
Pendidikan rasa ingin tahun, peduli kreatif dan industri
Menengah lingkungan, kerjasama, kreatif.
(Kelas X) jujur, percaya diri, dan - Portofolio karya
mandiri dalam berkarya kreatif.
seni rupa dan kria. - Pengendali ekonomi
- Memahami konsep kreatif yang meliputi
ekonomi kreatif dalam (1) teknologi tepat
mengembangkan guna, (2) permintaan
gagasan kreatif. pasar terhadap
- Menerapkan nilai-nilai karya kreatif, dan (3)
ekonomi kreatif dalam Lingkungan
mengembangkan produk pariwisata (alam,
karya kreatif yang layak bahari, kuliner,
jual. sejarah, belanja,
- Menyajikan bahan- pendidikan).
bahan tepat guna dalam - Good design.
pembuatan karya seni - Aspek ekonomi
rupa dan kria. kreatif meliputi (1)
- Menyajikan karya kreatif Wawasan ekonomi
yang layak jual hasil meliputi industri
berpikir kreatif. kreatif, perdagangan
karya kreatif, (2)
Wawasan budaya
meliputi antropologi
budaya, nilai tradisi,
seni dan kria, (3)
Wawasan sosial
meliputi pelaku
industri kreatif, dan
(4) Wawasan

164
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
pengembangan
berkelanjutan,
meliputi
perlindungan
keragaman hayati,
Desain ramah
lingkungan, Desain
kolaboratif.
- Kreativitas,
meliputi (1) Metode
berpikir kreatif, (2)
Karya kreatif layak
jual dan (3) Pasar
uji (test market).

15. Muatan Wawasan Seni pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Seni Pertunjukan
Program Studi : (Seni Tari, Musik, Teater, Karawitan, Pedalangan)

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku rasa Apresiasi dan kreasi
Pendidikan ingin tahu, peduli seni musik
Menengah (Kelas lingkungan, kerjasama, - Beragam karya
X-XII) jujur, percaya diri, dan musik.
mandiri dalam berkarya - Kritik musik.
seni budaya. - Pergelaran musik.
- Mengenal karakteristik seni - Apresiasi dan
pertunjukan. kreasi seni tari.
- Menunjukkan penghayatan - Beragam karya tari.
akan nilai keunikan dan - Kritik tari.
keberagaman seni - Pergelaran tari.
pertunjukan. - Apresiasi dan
- Membandingkan masing- kreasi seni teater.

165
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
masing karya dan nilai seni - Beragam karya
budaya untuk teater.
menemukenali/merasakan - Kritik teater.
keunikan/keindahan serta - Pergelaran teater.
nilai estetis.
- Menganalisis keberagaman
dan keunikan seni
pertunjukan.
- Mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan karya seni
pertunjukan yang
ditampilkan.
- Membuat kritik seni
berdasarkan hasil
pengamatan dan evaluasi.

16. Muatan Tata Teknik Pentas pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Seni Pertunjukan
Program Studi : Seni Tari, Musik, Teater, Karawitan, Pedalangan

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi seni
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli pertunjukan
Menengah (Kelas lingkungan, kerjasama, - Penataan perangkat
X-XII) jujur, percaya diri, dan tata suara.
mandiri dalam berkarya - Penataan perangkat
seni pertunjukan. tata cahaya.
- Menerapkan nilai-nilai - Penataan panggung
kerjasama, tanggung pementasan.
jawab, disiplin dan - Tata rias dan busana.
keselamatan kerja dalam - Pembuatan sound

166
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
penataan pertunjukan. effect.
- Menerapkan dan
memodifikasi konsep,
teknik, prosedur, bahan,
media dalam proses
pementasan.
- Menganalisis tentang
konsep, teknik, prosedur,
bahan, media dalam
proses pementasan.
- Mencipta penataan
pertunjukan.
- Mengevaluasi
pelaksanaan penataan
pertunjukan.

17. Muatan Manajemen Pertunjukan pada SMK/MAK


Bidang Keahlian : Seni Pertunjukan
Program Studi : Seni Tari, Musik, Teater, Karawitan, Pedalangan

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi seni
Pendidikan rasa ingin tahu, peduli pertunjukan
Menengah (X- lingkungan, kerjasama, - Manajemen
XII) jujur, percaya diri, dan pengelolaan gedung
mandiri dalam berkarya pertunjukan.
seni pertunjukan. - Manajemen
- Menerapkan nilai-nilai pengelolaan panggung
kerja sama, tanggung pertunjukan.
jawab, disiplin, toleransi - Manajemen produksi
dan keselamatan kerja pertunjukan.
dalam pelaksanaan
produksi.

167
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
- Menganalisis tentang
teknik, prosedur, bahan,
media dalam proses
manajemen produksi.
- Menerapkan dan
memodifikasi teknik,
prosedur, bahan, media
dalam proses manajemen
produksi.
- Mengevaluasi pelaksanaan
manajemen pertunjukan.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

168
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS


TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA,
TUNADAKSA, DAN TUNALARAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 19 ayat


(1), (2), (3), Pasal 20, Pasal 21 ayat (1), (2), Pasal 22 ayat
(1), (2), (3), Pasal 23, dan Pasal 24 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Proses Pendidikan
Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan
Tunalaras;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 94 tahun 2006;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun
2007;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA,
TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN
TUNALARAS.

Pasal 1

(1) Standar proses pendidikan khusus tunanetra, tunarungu, tunagrahita,


tunadaksa, dan tunalaras mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.

(2) Standar proses pendidikan khusus tunanetra, tunarungu, tunagrahita,


tunadaksa, dan tunalaras dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Januari 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD.
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan
Hukum I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 1 TAHUN 2008 TANGGAL 4 JANUARI 2008

STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS


TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA,
TUNADAKSA, DAN TUNALARAS

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah
ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi
pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan
reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan
pendidik yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan
efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang, dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel,
bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu
standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, pada pendidikan umum
dan pendidikan khusus, baik pada sistem paket maupun sistem kredit
semester.
Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Pendidikan khusus meliputi peserta didik berkelainan
dan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Standar proses pendidikan khusus ini, berlaku untuk peserta didik
tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunadaksa ringan, tunalaras pada
SDLB, SMPLB dan SMALB termasuk sekolah/madrasah penyelenggara
pendidikan inklusi/terpadu.
Standar proses pendidikan khusus meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN


Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang memuat identitas mata pelajaran,
standar kompentensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.

A. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
pembelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI), dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah/madrasah, Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus pendidikan khusus
di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Provinsi.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
1. Identitas mata pelajaran/tema pembelajaran
Identitas mata pelajaran/tema pembelajaran meliputi: satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran,
jumlah pertemuan dan waktu.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SDLB.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan indikator pencapaian kompetensi.

C. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan karakteristik seperti
jenis kelainan, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, jenis kelamin, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan sesuai dengan jenis kelainan peserta didik.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. Pembelajaran
tematik diperuntukkan bagi peserta didik tunanetra, tunarungu,
tunadaksa ringan, tunalaras kelas 1 sampai kelas 3 SDLB.
Pembelajaran tematik untuk peserta didik tunagrahita sedang dan
tunadaksa sedang, dilakukan pada setiap satuan pendidikan.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mengupayakan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif.

D. Beban Belajar dan Kegiatan Pembelajaran


1. Beban belajar sistem Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
a. Beban belajar Program Paket A, Program Paket B, dan Program
Paket C dinyatakan dalam SKK yang menunjukkan bobot
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran.
b. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang
pelaksanaannya fleksibel.
c. SKK dapat diginakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh
dari jalur pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, pengalaman
yang relevan.
2. Kegiatan pembelajaran sistem SKK
a. setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan pembelajaran baik
dalam bentuk tatap muka, tutorial, maupun mandiri sesuai dengan
jumlah SKK yang tercantum dalam Standar Isi Program Paket A,
Program Paket B, dan Program Paket C.
b. Pengaturan kegiatan pembelajaran seperti tercantum pada butir a
adalah tatap muka minimal 20%, tutorial minimal 30%, dan mandiri
maksimal 50%.
c. Program Paket A Tingkat 1/Awal (setara Kelas I-III) mempunyai
beban 102 SKK setara dengan kegitan pembelajaran yang
dilaksanakan minimal 17 SKK per semester.
d. Program Paket A Tingkat2/Dasar (setara IV – VI) mempunyai beban
III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Peserta didik tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan


tunalaras memiliki kekhususan dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan kekhususan masing-
masing peserta didik sebagai berikut :

A. Tunanetra
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari
buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dalam bentuk tulisan Braille, cetak awas,
cetak diperbesar dan buku bicara/rekaman dipilih dan
dimodifikasi sesuai taraf kemampuan membaca peserta didik
dan satuan pendidikan untuk digunakan sebagai sumber
dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per
mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan
pendidik, buku pengayaan, buku referensi, dan pengalaman
langsung di dalam dan di luar kelas serta sumber belajar
lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku
dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik
berdasarkan karakteristik dan derajat gangguan
penglihatan, karakteristik mata pelajaran dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara yang dapat
didengar oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata yang santun dan dapat
dimengerti oleh peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan,
dan kemampuan belajar peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, aksesibilitas, dan kepatuhan pada peraturan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
6) guru mengembangkan orientasi dan mobilitas;
7) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
respons dan hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung;
8) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar
belakang agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
jenis dan derajat gangguan penglihatan;
9) guru menghargai, memahami, dan mendengarkan pendapat
peserta didik;
10) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, praktis
sesuai konteks kegiatan pembelajaran;
11) guru menyampaikan silabus yang diampunya pada tiap
awal semester;
12) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan;
13) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual bagi peserta
didik yang membutuhkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam
secara menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik (sikap
tubuh), seperti kegiatan memeriksa ketersediaan dan
keterpakaian alat bantu khusus seperti kaca pembesar,
Reglet-Stylus untuk mengikuti proses pembelajaran;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan berdasarkan silabus yang disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip menjadikan alam sekitar
sebagai sumber belajar;
b) menggunakan pendekatan pembelajaran multisensori,
media komunikasi, dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi
di ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.

2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis awas
diperbesar, Braille, dan kegiatan berhitung yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan secara lisan dan atau tertulis baik secara
individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
baik individual maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba,
pagelaran, festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, dan
kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik dan penguatan yang positif
terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang telah
dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
(1) berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan
pekerjaan sehari-hari.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
1) bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan
dan penilaian anekdot, dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
B. Tunarungu
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih melalui
rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku teks
pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik yang sudah memahami
bacaan adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi,dan pengalaman langsung di dalam dan di
luar kelas serta sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk peserta didik setengah lingkaran dan
guru sebagai titik pusat sesuai karakteristik gangguan pendengaran
peserta didik atau karakteristik mata pelajaran dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara yang dapat didengar
(dengan sisa pendengaran) dan ekspresi wajah/gerak bibir/isyarat
dapat diamati oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata yang santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan, kemampuan
belajar, kemampuan berbahasa, dan komunikasi peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, aksesibilitas
akustik, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran;
6) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat
gangguan pendengaran peserta didik;
8) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
9) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus yang
diampunya sesuai dengan kondisi kemampuan berbahasa dan
komunikasi peserta didik;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan;
12) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual bagi peserta didik
yang membutuhkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, seperti kegiatan
memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat bantu dengar (ABD)
peserta didik/kelas untuk mengikuti proses pembelajaran ;
3) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
mereka miliki, melalui percakapan, pertanyaan-pertanyaan, peragaan
(visualisasi), demonstrasi, dan dramatisasi;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus yang disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru perlu memperhatikan jenis dan
derajat kelainan dengan :
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam sekitar sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran non auditif, komunikasi (lisan dan atau isyarat), dan
sumber belajar lainnya;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
laboratorium, ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.

2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang beragam berdasarkan pengalaman konkrit dan melalui
pemberian tugas yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan, tertulis
maupun isyarat;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan, tertulis maupun isyarat secara individual
ataupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian peserta didik.

3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan
peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
(1) menjadi nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar serta sesuai kemampuan
berbahasa dan komunikasi ;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaansehari-
hari.

4) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran sendiri ataupun bersama-
sama dengan peserta didik;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan, penilaian
anekdot dan/atau memberikan tugas baik tugas indivi-dual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

C. Tunagrahita Ringan
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik yang memiliki
kemampuan membaca 1 : 1 per mata pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung serta sumber
belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/pusat belajar
lainnya.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, dan aktivitas pembelajaran yang individual;
2) guru mengatur volume, intonasi suara, agar dapat didengar dan
ekspresi wajah agar dapat diamati dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menjadwalkan waktu untuk melakukan asesmen serta
menyusun dan melaksanakan Program Pembelajaran Individual
(PPI);
5) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar sesuai daya tangkap peserta didik;
6) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui Program Bina Diri;
7) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
8) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat kelainan
peserta didik;
9) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
10) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan dalam PPI.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, seperti kegiatan
memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat belajar, sikap tubuh,
dan menuntun gerak (prompting) sesuai jenis dan derajat kelainan
peserta didik;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
mereka miliki melalui pertanyaan-pertanyaan, peragaan,
demonstrasi, dan dramatisasi;
5) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi peserta didik;
6) menyampaikan cakupan materi dan kegiatan berdasarkan layanan
individual yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) memberi kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh
pengalaman langsung yang bersifat multi sensorik tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
alam sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran terutama
pendekatan bermain sambil belajar, media pembelajaran,
komunikasi dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.

2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) menyusun analisis tugas sesuai dengan kondisi dan kemampuan
baik akademik maupun non akademik peserta didik;
b) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang fungsional untuk kebiasaan hidup sehari-hari;
c) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
d) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, perilaku adaptif,
dan kemandirian peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dengan nara sumber dan fasilitator:
(1) menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
serta sesuai kemampuan berbahasa dan komunikasi;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(4) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan
sehari-hari.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran individual yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3) merencanakan kegiatan tindak lanjut berupa pengulangan
pembelajaran, pencatatan dan penilaian anekdot serta layanan
individual lainnya sesuai hasil belajar peserta didik.

D. Tunadaksa Ringan
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah :
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih dan dimodifikasi sesuai taraf kemampuan
membaca peserta didik dan satuan pendidikan untuk digunakan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung di dalam dan
di luar kelas serta sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/pusat belajar
lainnya.

d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk sesuai dengan karakteristik gangguan
fisik peserta didik dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara agar dapat didengar dan
ekspresi wajah agar dapat diamati dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menjadwalkan waktu untuk melakukan asesmen serta
menyusun dan melaksanakan Program Pembelajaran Individual
(PPI);
5) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan,
kemampuan belajar sesuai jenis dan derajat kelainan peserta didik;
6) guru menciptakan ketertiban, kedisplinan, kenyamanan,
keselamatan, aksesibilitas, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran;
7) guru mengembangkan bina diri dan bina gerak;
8) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
9) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jenis, dan derajat
kelainan peserta didik;
10) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
11) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, rapi, dan praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
12) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus yang
diampunya sesuai kondisi kemampuan peserta didik;
13) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik (sikap tubuh), seperti
kegiatan memeriksa ketersediaan dan keterpakaian alat bantu khusus,
menuntun gerak (prompting) sesuai jenis dan derajat kelainan peserta
didik;
3) mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
dimiliki melalui pertanyaan-pertanyaan, memperagakan, demonstrasi,
dan dramatisasi;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai jenis dan
derajat kelainan;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus atau PPI yang disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
mendalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, komunikasi, dan aksesibilitas fisik serta sumber
belajar lainnya;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi di
laboratorium, ruang praktek keterampilan, kesenian, dan lapangan.

2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung
yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan,
tertulis maupun isyarat;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa ragu-ragu;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan, tertulis maupun isyarat secara individual
maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian
peserta didik.

3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar :
(1) berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan
sehari-hari.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
1) bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan dan
penilaian anekdot dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E. Tunalaras
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal setiap rombongan belajar adalah :
1) SDLB : 5 peserta didik;
2) SMPLB : 8 peserta didik;
3) SMALB : 8 peserta didik.
b. Beban kerja guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing, melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
c. Buku teks pelajaran dan sumber belajar lain
1) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku
teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
2) buku teks pelajaran dipilih oleh guru sesuai satuan pendidikan
sebagai sumber dalam proses pembelajaran;
3) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran;
4) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku
pengayaan, buku referensi, dan pengalaman langsung di dalam dan
di luar kelas dan sumber belajar lainnya;
5) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
d. Pengelolaan kelas
1) guru mengatur posisi duduk peserta didik berdasarkan karakteristik
dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan;
2) guru mengatur volume dan intonasi suara agar dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik;
3) guru menggunakan tutur kata santun dan dapat dimengerti oleh
peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui bina pribadi dan
sosial;
6) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
penyimpangan perilakunya;
8) guru menghargai dan memahami pendapat peserta didik;
9) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, praktis sesuai
konteks kegiatan pembelajaran;
10) guru menyampaikan silabus yang diampunya pada setiap awal
semester;
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan;
12) guru menjadwalkan kegiatan layanan individual berupa konseling
atau bentuk intervensi lain yang dibutuhkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) memulai pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam secara
menyenangkan dan berdoa;
2) meyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
berdasarkan silabus.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, dan
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip menjadikan alam sekitar sebagai sumber belajar;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, komunikasi, ekspresi diri , dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, dan lapangan;
f) memfasilitasi peserta didik melakukan eksplorasi seni dan olahraga.

2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan menghitung yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna untuk
membantu meningkatkan kedisiplinan peserta didik;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan atau tertulis secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, lomba, pagelaran,
festival, dan produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan, rasa percaya diri, dan kemandirian peserta didik.

3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik dan penguatan yang positif terhadap
keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber;
c) memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan refleksi
terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d) memberikan pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
(1) menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif;
(6) mengkaitkannya dengan kegiatan hidup dan pekerjaan sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran sendiri ataupun bersama-
sama dengan peserta didik;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling, pencatatan, penilaian
anekdot, dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik dan digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram
dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis dan lisan, nontes dalam
bentuk pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian dan Panduan
Penilaian Kelompok Matapelajaran serta Panduan Penilaian Pendidikan
Khusus.
Berdasarkan hasil belajar, kemandirian, kesiapan sosial-emosional,
dan pengenalan peserta didik terhadap program pendidikan reguler, maka
peserta didik dapat mengikuti pendidikan terpadu atau pendidikan inklusi.

V. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pemantauan
1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran;
2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi;
3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas
satuan pendidikan.
B. Supervisi
1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran;
2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi;
3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
C. Evaluasi
1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran.
2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan standar proses;
b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja
guru dalam proses pembelajaran.
D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
E. Tindak lanjut
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar;
2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar;
3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih
lanjut.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan
Hukum I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478
SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pengaturan mengenai penilaian pendidikan perlu


disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan dalam
penilaian hasil belajar;
b. bahwa dalam rangka pengendalian mutu penilaian hasil
belajar peserta didik oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah perlu menyusun standar penilaian pendidikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar
Penilaian Pendidikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik.
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
3

4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur


pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan
dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian
dari suatu satuan pendidikan.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan.
BAB II
LINGKUP PENILAIAN

Pasal 2
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah terdiri atas:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Pasal 3
(1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah meliputi aspek:
a. sikap;
b. pengetahuan; dan
c. keterampilan.
(2) Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik.
(3) Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik.
4

(4) Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf c merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
(5) Penilaian pengetahuan dan keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.

BAB III
TUJUAN PENILAIAN

Pasal 4
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
untuk semua mata pelajaran.
(3) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu.

BAB IV
PRINSIP PENILAIAN

Pasal 5
Prinsip penilaian hasil belajar:
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5

d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen


yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan;
f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian
mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan
peserta didik;
g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana
dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i. akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme,
prosedur, teknik, maupun hasilnya.

BAB V
BENTUK PENILAIAN

Pasal 6
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam
bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau
bentuk lain yang diperlukan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi
Peserta Didik;
b. memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,
tengah semester, akhir semester, akhir tahun.
dan/atau kenaikan kelas.
(3) Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Direktorat Jenderal terkait.
6

Pasal 7
(1) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan
dalam bentuk ujian sekolah/madrasah.
(2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
(3) Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh
satuan pendidikan dan hasil penilaian oleh pendidik
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) untuk
melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
(4) Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan sebagai mana yang dimaksud pada ayat (3),
satuan pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan
minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta
didik.

Pasal 8
(1) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam
bentuk Ujian Nasional dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
(2) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk
Ujian Nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya; dan
c. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
7

BAB VI
MEKANISME PENILAIAN

Pasal 9
(1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a. perancangan strategi penilaian oleh pendidik
dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang
relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
c. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai;
d. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik,
produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai
dengan kompetensi yang dinilai;
e. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan
pendidikan harus mengikuti pembelajaran remedi; dan
f. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan peserta didik disampaikan dalam bentuk
angka dan/atau deskripsi.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh
pendidik diatur dalam pedoman yang disusun oleh
Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

Pasal 10
(1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:
a. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik
melalui rapat dewan pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada
semua mata pelajaran mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
c. penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan
melalui ujian sekolah/madrasah;
8

d. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir


semester dan akhir tahun ditetapkan dalam rapat
dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan
pendidik.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh
satuan pendidikan diatur dalam pedoman yang disusun
oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

Pasal 11
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:
a. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam
bentuk Ujian Nasional (UN) dan/atau bentuk lain dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan;
b. penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait
untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
c. hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk
sertifikat hasil UN;
d. hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk
dijadikan masukan dalam perbaikan proses
pembelajaran;
e. hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai dasar untuk: pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
f. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat
dilakukan dalam bentuk survei dan/atau sensus; dan
g. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur
dengan Peraturan Menteri.
9

BAB VI
PROSEDUR PENILAIAN

Pasal 12
(1) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. mengamati perilaku peserta didik selama
pembelajaran;
b. mencatat perilaku peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi/pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. mendeskripsikan perilaku peserta didik.
(2) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.
(3) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.

Pasal 13
(1) Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh
pendidik dilakukan dengan urutan:
a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada
RPP yang telah disusun;
b. menyusun kisi-kisi penilaian;
c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman
penilaian;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
10

hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(2) Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
dilakukan dengan mengkoordinasikan kegiatan dengan
urutan:
a. menetapkan KKM;
b. menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c. menyusun instrumen penilaian dan pedoman
penskorannya;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(3) Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah
dilakukan dengan urutan:
a. menyusun kisi-kisi penilaian;
b. menyusun instrumen penilaian dan pedoman
penskorannya;
c. melakukan analisis kualitas instrumen;
d. melakukan penilaian;
e. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
hasil penilaian;
f. melaporkan hasil penilaian; dan
g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur Penilaian oleh
Pendidik sebagai mana dimaksud pada ayat (1) serta
Penilaian oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dalam pedoman yang disusun oleh
Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
11

BAB VII
INSTRUMEN PENILAIAN

Pasal 14
(1) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam
bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
(2) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas
empirik.
(3) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah
dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik
serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
12

Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 897

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 28 ayat (5) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun


2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun
2005;

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK
DAN KOMPETENSI GURU.
.

Pasal 1

(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru yang berlaku secara nasional.

(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi


akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan
Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

A. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU

1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal


Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal
mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/
Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut.

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA


Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI


Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs


Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA


Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

3
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.

f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*


Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan
tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh
melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan
bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

Keterangan:
Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya untuk guru
kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif.

4
B. STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat


kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang


dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK* sebagai berikut.

Tabel 1
Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta 1.1 Memahami karakteristik peserta didik
didik dari aspek fisik, moral, sosial, usia TK/PAUD yang berkaitan dengan
kultural, emosional, dan intelektual. aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,
moral, dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
usia TK/PAUD dalam berbagai bidang
pengembangan.

1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal


peserta didik usia TK/PAUD dalam
berbagai bidang pengembangan.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta didik
usia TK/PAUD dalam berbagai bidang
Pengembangan.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip- 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip pembelajaran yang mendidik. prinsip-prinsip bermain sambil belajar
yang mendidik yang terkait dengan
berbagai bidang pengembangan di
TK/PAUD.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,


strategi, metode, dan teknik bermain
sambil belajar yang bersifat holistik,
otentik, dan bemakna, yang terkait
dengan berbagai bidang pengembangan
di TK/PAUD.

3. Mengembangkan kurikulum yang 3.1 Memahami prinsip-prinsip


terkait dengan bidang pengembangan kurikulum.
pengembangan yang diampu. 3.2 Menentukan tujuan kegiatan
pengembangan yang mendidik.

5
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
3.3 Menentukan kegiatan bermain sambil
belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pengembangan.
3.4 Memilih materi kegiatan pengembangan
yang mendidik yaitu kegiatan bermain
sambil belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan.
3.5 Menyusun perencanaan semester,
mingguan dan harian dalam berbagai
kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.

4. Menyelenggarakan kegiatan 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan


pengembangan yang mendidik kegiatan pengembangan yang mendidik
dan menyenangkan.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen
rancangan kegiatan pengembangan yang
mendidik dan menyenangkan.
4.3 Menyusun rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, maupun di luar kelas.
4.4 Menerapkan kegiatan bermain yang
bersifat holistik, otentik, dan bermakna.
4.5 Menciptakan suasana bermain yang
menyenangkan, inklusif, dan demokratis

4.6 Memanfaatkan media dan sumber belajar


yang sesuai dengan pendekatan bermain
sambil belajar.
4.7 Menerapkan tahapan bermain anak
dalam kegiatan pengembangan di
TK/PAUD.
4.8 Mengambil keputusan transaksional
dalam kegiatan pengembangan di
TK/PAUD sesuai dengan situasi yang
berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi informasi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


dan komunikasi untuk kepentingan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan kegiatan kegiatan pengembangan yang mendidik.
pengembangan yang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain


potensi peserta didik untuk sambil belajar untuk mendorong peserta
mengaktualisasikan berbagai didik mengembangkan potensinya secara
potensi yang dimiliki. optimal termasuk kreativitasnya.

6
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
7. Berkomunikasi secara efektif, 7.1 Memahami berbagai strategi
empatik, dan santun dengan peserta berkomunikasi yang efektif, empatik dan
didik. santun, baik secara lisan maupun
tulisan.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik,


dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi
pembelajaran yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi
psikologis peserta didik, (b) memberikan.

pertanyaan atau tugas sebagai undangan


kepada peserta didik untuk merespons,
(c) respons peserta didik, (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan
seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian dan 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan


evaluasi proses dan hasil belajar evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan
berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian


evaluasi untuk kepentingan dan evaluasi untuk menentukan
pembelajaran. ketuntasan belajar.
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

7
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
10. Melakukan tindakan reflektif untuk 10.1 Melakukan refleksi terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk


perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran SD/MI.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas


untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan norma 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut,
kebudayaan nasional Indonesia. suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
gender.

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama


yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat, serta
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.

12. Menampilkan diri sebagai pribadi 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
masyarakat. ketakwaan, dan akhlak mulia.

12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh


peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai pribadi 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
yang mantap, stabil, dewasa, arif, mantap dan stabil.
dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggungjawab yang tinggi, rasa jawab yang tinggi.
bangga menjadi guru, dan rasa 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada
percaya diri. diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

15. Menjunjung tinggi kode etik profesi 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
guru.

8
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
serta tidak diskriminatif karena peserta didik, teman sejawat dan
pertimbangan jenis kelamin, agama, lingkungan sekitar dalam melaksanakan
ras, kondisi fisik, latar belakang pembelajaran.
keluarga, dan status sosial ekonomi. 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.

18. Beradaptasi di tempat bertugas di 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat


seluruh wilayah Republik Indonesia bekerja dalam rangka meningkatkan
yang memiliki keragaman sosial efektivitas sebagai pendidik, termasuk
budaya. memahami bahasa daerah setempat.
18.2 Melaksanakan berbagai program dalam
lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.

19. Berkomunikasi dengan komunitas 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,


profesi sendiri dan profesi lain profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
secara lisan dan tulisan atau bentuk lainnya melalui berbagai media dalam
lain. rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain.

9
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, konsep, 20.1 Menguasai konsep dasar matematika,
dan pola pikir keilmuan yang sains, bahasa, pengetahuan sosial,
mendukung mata pelajaran yang agama, seni, pendidikan jasmani,
diampu. kesehatan dan gizi sebagai sarana
pengembangan untuk setiap bidang
pengembangan anak TK/PAUD.
20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat
permainan untuk mengembangkan aspek
fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai
moral, sosial budaya, dan bahasa anak
TK/PAUD.
20.3 Menguasai berbagai permainan anak.

21. Menguasai standar kompetensi dan 21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD
kompetensi dasar mata dalam setiap bidang pengembangan.
pelajaran/bidang pengembangan 21.2 Memahami kemajuan anak dalam setiap
yang diampu. bidang pengembangan di TK/PAUD.
21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan
pengembangan.

22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi bidang pengembangan


pembelajaran yang diampu secara yang sesuai dengan tingkat
kreatif. perkembangan peserta didik.
22.2 Mengolah materi bidang pengembangan
secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

23. Mengembangkan keprofesionalan 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja


secara berkelanjutan dengan sendiri secara terus menerus.
melakukan tindakan reflektif. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber.

24. Memanfaatkan teknologi informasi 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


dan komunikasi untuk komunikasi dalam berkomunikasi.
berkomunikasi dan 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan
mengembangkan diri. komunikasi untuk pengembangan diri.

10
Tabel 2
Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta 1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia
didik dari aspek fisik, moral, sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek
sosial, kultural, emosional, dan fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,
intelektual. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia
sekolah dasar dalam lima mata pelajaran
SD/MI.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta
didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar
usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
mendidik. terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran
tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.

3. Mengembangkan kurikulum yang 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan


terkait dengan mata kurikulum.
pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu. 3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran
SD/MI.

3.3 Menentukan pengalaman belajar yang


sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI

3.4 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI


yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar


sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik usia SD/MI.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen


penilaian.

11
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
4. Menyelenggarakan pembelajaran 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan
yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
di kelas, di laboratorium, dan di lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan lima
mata pelajaran SD/MI untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam
lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan
situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi informasi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan
dan komunikasi untuk komunikasi dalam pembelajaran.
kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan
potensi peserta didik untuk pembelajaran untuk mendorong peserta
mengaktualisasikan berbagai didik mencapai prestasi belajar secara
potensi yang dimiliki. optimal.
6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi


empatik, dan santun dengan yang efektif, empatik dan santun, baik
peserta didik. secara lisan maupun tulisan.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi
pembelajaran yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis
peserta didik, (b) memberikan pertanyaan
atau tugas sebagai undangan kepada
peserta didik untuk merespons, (c) respons
peserta didik, (d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar. evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.

12
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima
mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
pembelajaran. belajar.
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
peningkatan kualitas yang telah dilaksanakan.
pembelajaran. 10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran lima
mata pelajaran SD/MI.

Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan norma 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut, suku,
kebudayaan nasional Indonesia. adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang
dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.

13
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
12. Menampilkan diri sebagai pribadi 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
yang jujur, berakhlak mulia, dan 12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan
teladan bagi peserta didik dan dan akhlak mulia.
masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai pribadi 13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
yang mantap, stabil, dewasa, arif, mantap dan stabil.
dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, tanggung 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga jawab yang tinggi.
menjadi guru, dan rasa percaya 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri
diri. sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak diskriminatif peserta didik, teman sejawat dan
karena pertimbangan jenis lingkungan sekitar dalam melaksanakan
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, pembelajaran.
latar belakang keluarga, dan 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
status sosial ekonomi. peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status
sosial-ekonomi.

17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan
empatik, dan santun dengan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
sesama pendidik, tenaga empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.

14
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
18. Beradaptasi di tempat bertugas di 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat
seluruh wilayah Republik bekerja dalam rangka meningkatkan
Indonesia yang memiliki efektivitas sebagai pendidik, termasuk
keragaman sosial budaya. memahami bahasa daerah setempat.
18.2 Melaksanakan berbagai program dalam
lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.

19. Berkomunikasi dengan komunitas 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,


profesi sendiri dan profesi lain profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya
secara lisan dan tulisan atau melalui berbagai media dalam rangka
bentuk lain. meningkatkan kualitas pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk
lain.

Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, Bahasa Indonesia
konsep, dan pola pikir keilmuan 20.1 Memahami hakikat bahasa dan
yang mendukung mata pelajaran pemerolehan bahasa.
yang diampu. 20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam
bahasa Indonesia.
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa
Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia
(menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra
Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra
Indonesia, secara reseptif dan produktif.

Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan
prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar,
geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi
horizontal dan vertikal untuk
menyelesaikan masalah matematika dan
masalah dalam dunia nyata.

15
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan
konseptual, prosedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah
matematika, serta. penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat
ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.
IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam
baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-
hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam,
termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan
mata pelajaran IPA.
IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi
dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan
konsep keilmuan IPS.
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan
prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial dalam
konteks kebhinnekaan masyarakat
Indonesia dan dinamika kehidupan global.
20.17 Memahami fenomena interaksi
perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, kehidupan agama, dan
perkembangan masyarakat serta saling
ketergantungan global.

PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi
dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan
perilaku yang mendukung kegiatan
pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian
nasional dan demokrasi konstitusional
Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta
tanah air serta bela negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip
perlindungan, pemajuan HAM, serta
penegakan hukum secara adil dan benar.

16
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan
norma kewarganegaraan Indonesia yang
demokratis dalam konteks kewargaan
negara dan dunia.

21. Menguasai standar kompetensi 21.1 Memahami standar kompetensi lima mata
dan kompetensi dasar mata pelajaran SD/MI.
pelajaran/bidang pengembangan 21.2 Memahami kompetensi dasar lima mata
yang diampu. pelajaran SD/MI.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran lima mata
pelajaran SD/MI.

22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI
pembelajaran yang diampu yang sesuai dengan tingkat perkembangan
secara kreatif. peserta didik.
22.2 Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI
secara integratif dan kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.

23. Mengembangkan keprofesionalan 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri


secara berkelanjutan dengan secara\ terus menerus.
melakukan tindakan reflektif. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar
dari berbagai sumber.

24. Memanfaatkan teknologi informasi 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


dan komunikasi untuk komunikasi dalam berkomunikasi.
berkomunikasi dan 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan
mengembangkan diri. komunikasi untuk pengembangan diri.

17
Tabel 3
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK*

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN


Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik
peserta didik dari aspek fisik, yang berkaitan dengan aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, intelektual, sosial-emosional, moral,
emosional, dan intelektual. spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran yang
yang mendidik. mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan kurikulum 3.1 Memahami prinsip-prinsip


yang terkait dengan mata pengembangan kurikulum.
pelajaran yang diampu. 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang
diampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang
diampu yang terkait dengan pengalaman
belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara
benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.

4. Menyelenggarakan 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan


pembelajaran yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran.

4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang


lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.

18
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


informasi dan komunikasi komunikasi dalam pembelajaran yang
untuk kepentingan diampu.
pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan


potensi peserta didik untuk pembelajaran untuk mendorong peserta
mengaktualisasikan berbagai didik mencapai prestasi secara optimal.
potensi yang dimiliki. 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, 7.1 Memahami berbagai strategi


empatik, dan santun dengan berkomunikasi yang efektif, empatik, dan
peserta didik. santun, secara lisan, tulisan, dan/atau
bentuk lain.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang
terbangun secara siklikal dari (a)
penyiapan kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan
melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan
kepada peserta didik untuk ambil bagian,
(c) respons peserta didik terhadap ajakan
guru, dan (d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan seterusnya.

19
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
8. Menyelenggarakan penilaian 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
dan evaluasi proses dan hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
belajar. dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan
berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian


dan evaluasi untuk dan evaluasi untuk menentukan
kepentingan pembelajaran. ketuntasan belajar
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif 10.1 Melakukan refleksi terhadap


untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
pembelajaran.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan
pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas


untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.

20
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
norma agama, hukum, sosial, membedakan keyakinan yang dianut,
dan kebudayaan nasional suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
Indonesia. gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan sosial yang
berlaku dalam masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
12. Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
pribadi yang jujur, berakhlak 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
mulia, dan teladan bagi ketakwaan dan akhlak mulia.
peserta didik dan masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
pribadi yang mantap, stabil, mantap dan stabil.
dewasa, arif, dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggung jawab yang tinggi, jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru, 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada
dan rasa percaya diri. diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.

Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak peserta didik, teman sejawat dan
diskriminatif karena lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pertimbangan jenis kelamin, pembelajaran.
agama, ras, kondisi fisik, latar 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
belakang keluarga, dan status peserta didik, teman sejawat, orang tua
sosial ekonomi. peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.

21
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.

18. Beradaptasi di tempat 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat


bertugas di seluruh wilayah bekerja dalam rangka meningkatkan
Republik Indonesia yang efektivitas sebagai pendidik.
memiliki keragaman sosial 18.2 Melaksanakan berbagai program dalam
budaya. lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.

19. Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,


komunitas profesi sendiri dan profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
profesi lain secara lisan dan lainnya melalui berbagai media dalam
tulisan atau bentuk lain. rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan maupun
bentuk lain.

Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-
konsep, dan pola pikir masing guru mata pelajaran disajikan setelah
keilmuan yang mendukung tabel ini.
mata pelajaran yang diampu.
21. Menguasai standar 21.1 Memahami standar kompetensi mata
kompetensi dan kompetensi pelajaran yang diampu.
dasar mata pelajaran yang 21.2 Memahami kompetensi dasar mata
diampu. pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.

22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi pembelajaran yang


pembelajaran yang diampu diampu sesuai dengan tingkat
secara kreatif. perkembangan peserta didik.
22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu
secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

22
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

23. Mengembangkan 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja


keprofesionalan secara sendiri secara terus menerus.
berkelanjutan dengan 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam
melakukan tindakan reflektif. rangka peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber.

24. Memanfaatkan teknologi 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


informasi dan komunikasi komunikasi dalam berkomunikasi.
untuk mengembangkan diri. 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri.

Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk setiap guru mata pelajaran dijabarkan
sebagai berikut.

1. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Agama pada SD/MI,


SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*

1.1 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

1.2 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

1.3 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

23
1.4 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Hindu

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.

1.5 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Buddha

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha.

1.6 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Konghucu

− Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu


yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Konghucu.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Konghucu.

2. Kompetensi Guru mata pelajaran PKn pada SMP/MTs, SMA/MA,


SMK/MAK*
− Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
− Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan ketrampilan kewarganegaraan
(civic skills).
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

3. Kompetensi Guru mata pelajaran Seni Budaya pada SD/MI, SMP/MTs,


dan SMA/MA, SMK/MAK*

− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup


materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa, musik,
tari, teater) dan keterampilan.
− Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Seni Budaya.

4. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*

− Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika sebagai


aturan dan profesi.

24
− Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani.
− Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
− Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia.
− Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan.
− Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk motivasi
dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri.
− Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika sosial;
etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis kelamin.
− Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
− Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk keterampilan dasar dan
kompleks dan hubungan timbal balik di antara domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.

5. Kompetensi Guru mata pelajaran Matematika pada SMP/MTs, SMA/MA,


SMK/MAK*

− Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem


bilangan dan teori bilangan.
− Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
− Menggunakan logika matematika.
− Menggunakan konsep-konsep geometri.
− Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
− Menggunakan pola dan fungsi.
− Menggunakan konsep-konsep aljabar.
− Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
− Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
− Menggunakan trigonometri.
− Menggunakan vektor dan matriks.
− Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
− Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak
komputer, model matematika, dan model statistika.

6. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada


SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK*

− Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya.


− Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta
memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal.
− Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa
pemrograman berorientasi objek.
− Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal.
− Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer
personal.

25
− Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau
komputer server.
− Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual
dan interpersonal.
− Membuat media grafis dengan menggunakan perangkat lunak publikasi.
− Membuat dan memelihara jaringan komputer (kabel dan nirkabel).
− Membuat dan memelihara situs laman (web).
− Menggunakan sarana telekomunikasi (telephone, mobilephone, faximile).
− Membuat dan menggunakan media komunikasi, termasuk pemrosesan
gambar, audio dan video.
− Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam disiplin atau
materi pembelajaran lain dan sebagai media komunikasi.
− Mendesain dan mengelola lingkungan pembelajaran/sumber daya
dengan memperhatikan standar kesehatan dan keselamatan.
− Mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung
pembelajaran.
− Memahami EULA (End User Licence Agreement) dan keterbatasan serta
keluasan penggunaan perangkat lunak secara legal.

7. Kompetensi Guru mata pelajaran IPA pada SMP/MTs

− Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta


penerapannya secara fleksibel.
− Memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala
alam
− Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam.
− Memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA
dengan matematika dan teknologi.
− Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
alam sederhana.

− Menerapkan konsep, hukum, dan teori IPAuntuk menjelaskan berbagai


fenomena alam.
− Menjelaskan penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama
yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
− Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.
− Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.
− Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.
− Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian

26
− Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang
mendasari perkembangan tersebut.

8. Kompetensi Guru Mata pelajaran Biologi pada SMA/MA, SMK/MAK*

− Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi serta


penerapannya secara fleksibel.
− Memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
− Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam/biologi.
− Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
− Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
biologi.
− Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika kimia dan matematika
untuk menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi.
− Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang
terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
− Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah.
− Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
biologi dan ilmu-ilmu yang terkait.
− Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas,
laboratorium dan lapangan.
− Merancang eksperiment biologi untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
− Melaksanakan eksperiment biologi dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya biologi
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

9. Kompetensi Guru mata pelajaran Fisika pada SMA/MA, SMK/MAK*

− Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta


penerapannya secara fleksibel.
− Memahami proses berpikir fisika dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
− Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam.
− Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Fisika dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

27
− Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
fisika.
− Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika untuk menjelaskan
fenomena biologi, dan kimia.
− Menjelaskan penerapan hukum-hukum fisika dalam teknologi terutama
yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
− Memahami lingkup dan kedalaman fisika sekolah.
− Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
fisika dan ilmu-ilmu yang terkait.
− Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium fisika sekolah.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran fisika di kelas, laboratorium,
dan lapangan.
− Merancang eksperimen fisika untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
− Melaksanakan eksperimen fisika dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya fisika
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

10. Kompetensi Guru mata pelajaran Kimia pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia yang
meliputi struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta penerapannya
secara fleksibel.
− Memahami proses berpikir kimia dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
− Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam/kimia.
− Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Kimia dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
− Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
kimia.
− Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika dan matematika untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena kimia.
− Menjelaskan penerapan hukum-hukum kimia dalam teknologi yang terkait
dengan kimia terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
− Memahami lingkup dan kedalaman kimia sekolah.
− Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
yang terkait dengan mata pelajaran kimia.
− Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium kimia sekolah.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium
dan lapangan.

28
− Merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
− Melaksanakan eksperiment kimia dengan cara yang benar.
− Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya kimia
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

11. Kompetensi Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada
SMP/MTs

− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS
baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
− Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial.
− Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.

12. Kompetensi Guru mata pelajaran Ekonomi pada SMA/MA, SMK/MAK*

− Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung mata pelajaran Ekonomi.
− Membedakan pendekatan-pendekatan Ekonomi.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran Ekonomi.

13. Kompetensi Guru mata pelajaran Sosiologi pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memahami materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran Sosiologi.
− Memahami angkah-langkah kerja ilmuwan sosial.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosioligi.

14. Kompetensi Guru mata pelajaran Antropologi pada SMA/MA,


SMK/MAK*
− Memahami materi, struktur, dan konsep pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Antropologi.
− Membedakan jenis-jenis Antropologi.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran Antropologi.

15. Kompetensi Guru mata pelajaran Geogafi pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi.
− Membedakan pendekatan-pendekatan geografi.

29
− Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi

16. Kompetensi Guru mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek Sejarah.
− Membedakan pendekatan-pendekatan Sejarah.
− Menguasai materi Sejarah secara luas dan mendalam.
− Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sejarah.

17. Kompetensi Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada SMP/MTs,


SMA/MA, SMK/MAK*
− Memahami konsep, teori, dan materi berbagai aliran linguistik yang
terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa.
− Memahami hakekat bahasa dan pemerolehan bahasa.
− Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
− Menguasai kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
− Memahami teori dan genre sastra Indonesia.
− Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

18. Kompetensi Guru mata pelajaran Bahasa Asing


18.1. Kompetensi Guru Bahasa Inggris pada SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA, SMK/MAK*

− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam


bahasa Inggris (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
− Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

18.2. Kompetensi Guru Bahasa Arab pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam
bahasa Arab (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
− Menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

18.3. Kompetensi Guru Bahasa Jerman pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam
bahasa Jerman (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

30
− Menguasai bahasa Jerman lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

18.4. Kompetensi Guru Bahasa Perancis pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam
bahasa Perancis (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
− Menguasai bahasa Perancis lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

18.5. Kompetensi Guru Bahasa Jepang pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam
bahasa Jepang (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
− Menguasai bahasa Jepang lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

18.6. Kompetensi Guru Bahasa Mandarin pada SMA/MA, SMK/MAK*


− Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam
bahasa Mandarin (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
− Menguasai bahasa Mandarin lisan dan tulis, reseptif dan produktif
dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis).

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

31
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/
Madrasah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);

2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,


Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun


2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun
2007;
MEMUTUSKAN
:

Menetapkan
: PERATURAN MENTERIPENDIDTKAN
NASIONALREPUBL|K
INDONESIATENTANGSTANDARTENAGAADMINISTRASI
SEKOLAH/MADRASAH

Pasal1

(1)Standartenagaadministrasi sekolah/madrasahmencakupkepalatenaga
administrasi,pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus
sekolah/madrasah.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga administrasisekolah/madrasah,
seseorangwajib memenuhistandartenagaadministrasi sekolah/madrasah
yangberlakusecaranasional.
(3)Standartenagaadministrasi
sekolah/rnadrasah
sebagaimana dimaksudpada
ayat(1)tercantum
padaLampiranPeraturantVlenteri
ini.

Pasal2

Penyelenggarasekolah/madrasah
dapat menetapkanperangkapanjabatan
tenagaadministrasi
padasekolah/madrasah
yangdiselenggarakannya.

Pasal3

Penyelenggarasekolah/madrasahwajib menerapkan standar tenaga


administrasi
sekolah/rnadrasah
sebagaimanadiaturdalamFeraturanMenteriiii,
selambat-lambat
5 (lima)
tahunsetelahPeraturan
Menteriiniditetapkan.

Pasal4

Peraturan
Menteriini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.

Ditetapkan
di Jakanta
padatanggal11 Juni2008

MENTERI
PENDIDIKAN
NASIONAL,
TTD.
BAMBANGSUDIBYO
S al i na ns esu a id e ng a na sl i n ya .
Bi roH u ku md an Or g an i sa si
Pendidikan
__ls.qgrtemen Nasional,
n Penyus
,/<rlrsE?l?€*"g," unan Rancanga
n
danBantuan
m\..ferundang-undangan Hukum
u m Il ,
SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 24 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008

STANDAR TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

Tenaga administrasi sekolah/madrasah terdiri atas kepala tenaga


administrasi sekolah/madrasah, pelaksana urusan, dan petugas layanan
khusus.

1. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB

Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB dapat diangkat apabila sekolah/


madrasah memiliki lebih dari 6 (enam) rombongan belajar. Kualifikasi
kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB adalah sebagai berikut:
a. Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program
studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB

Kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB berkualifikasi sebagai


berikut:
a. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi
yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

3. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB

Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB berkualifikasi


sebagai berikut:
a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman
kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4
(empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang
relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari


lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

1
4. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,


dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
minimal 50 orang.

5. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan,


atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.

6. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.

7. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,


dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9
(sembilan) rombongan belajar.

8. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.

9. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat


dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9
(sembilan) rombongan belajar.

10. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat


dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan
belajar.

11. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB

Berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.

2
12. Petugas Layanan Khusus

a. Penjaga Sekolah/Madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
b. Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan
diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2 .
c. Tenaga Kebersihan
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
d. Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki
SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
kendaraan roda empat.
e. Pesuruh
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.

B. KOMPETENSI

1. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah

Kompetensi kepribadian, sosial, teknis, dan manajerial bagi kepala tenaga


administrasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut.

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki integritas 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian dan akhlak mulia kode etik
1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan komitmen
terhadap tugas

1.2 Memiliki etos kerja 1.2.1 Mengikuti prosedur kerja


1.2.2 Mengupayakan hasil kerja
yang bermutu
1.2.3 Bertindak secara tepat
1.2.4 Fokus pada tugas yang
diberikan
1.2.5 Meningkatkan kinerja
1.2.6 Melakukan evaluasi diri

3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.3 Mengendalikan diri 1.3.1 Mengendalikan emosi
1.3.2 Bersikap tenang
1.3.3 Mengendalikan stres
1.3.4 Berpikir positif

1.4 Memiliki rasa 1.4.1 Memahami diri sendiri


percaya diri 1.4.2 Mempercayai kemampuan
sendiri
1.4.3 Bertanggung jawab
1.4.4 Belajar dari kesalahan

1.5 Memiliki fleksibilitas 1.5.1 Mengupayakan keterbukaan


1.5.2 Menghargai pendapat orang
lain
1.5.3 Menerima diri sendiri dan
orang lain
1.5.4 Menyesuaikan diri sendiri
dengan orang lain

1.6 Memiliki ketelitian 1.6.1 Melaksanakan kaidah-kaidah


yang terkait dengan tugasnya
1.6.2 Memperhatikan kejelasan
tugas
1.6.3 Menyelesaikan tugas sesuai
pedoman kerja

1.7 Memiliki 1.7.1 Mengatur waktu


kedisiplinan 1.7.2 Menaati aturan yang berlaku
1.7.3 Menaati azas yang berlaku

1.8 Memiliki kreativitas 1.8.1 Berpikir alternatif


dan inovasi 1.8.2 Kaya ide/gagasan baru
1.8.3 Memanfaatkan peluang
1.8.4 Mengikuti perkembangan
Ipteks
1.8.5 Melakukan perubahan

1.9 Memiliki tanggung 1.9.1 Melaksanakan tugas sesuai


jawab aturan
1.9.2 Berani mengambil resiko
1.9.3 Tidak melimpahkan kesalahan
kepada pihak lain

4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1. Berpartisipasi dalam kelompok
Sosial dalam tim 2.1.2. Menghargai pendapat orang
lain
2.1.3. Membangun semangat dan
kelangsungan hidup tim

2.2 Memberikan 2.2.1 Memberikan kemudahan


layanan prima layanan kepada pelanggan
2.2.2 Menerapkan layanan sesuai
dengan prosedur operasi
standar
2.2.3 Berempati kepada pelanggan
2.2.4 Berpenampilan prima
2.2.5 Menepati janji
2.2.6 Bersikap ramah dan sopan
2.2.7 Mudah dihubungi
2.2.8 Komunikatif

2.3.1. Memahami struktur organisasi


2.3 Memiliki sekolah/madrasah
kesadaran 2.3.2. Mewujudkan iklim dan budaya
berorganisasi organisasi yang kondusif
2.3.3. Menghargai dan menerima
perbedaan antar anggota
2.3.4. Memiliki tanggungjawab
mencapai tujuan organisasi
2.3.5. Mengaktifkan diri dalam
organisasi profesi tenaga
administrasi
sekolah/madrasah

2.4 Berkomunikasi 2.4.1 Menjadi pendengar yang baik


efektif 2.4.2 Memahami pesan orang lain
2.4.3 Menyampaikan pesan dengan
jelas
2.4.4 Memahami bahasa verbal dan
nonverbal

2.5 Membangun 2.5.1. Melakukan hubungan kerja


hubungan kerja yang harmonis
2.5.2. Memposisikan diri sesuai
dengan peranannya
2.5.3. Memelihara hubungan internal
dan eksternal

5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

3. Kompetensi 3.1 Melaksanakan 3.1.1. Memahami pokok-pokok


Teknis administrasi peraturan kepegawaian
kepegawaian 3.1.2. Membantu melaksanakan
prosedur dan mekanisme
kepegawaian
3.1.3. Membantu merencanakan
kebutuhan pegawai
3.1.4. Menilai kinerja staf

3.2 Melaksanakan 3.2.1. Memahami peraturan


administrasi keuangan yang berlaku
keuangan 3.2.2. Membantu menyusun
Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Sekolah/Madrasah
(RAPBS/M)
3.2.3. Membantu menyusun laporan
pertanggung jawaban
keuangan sekolah/madrasah

3.3 Melaksanakan 3.3.1 Memahami peraturan


administrasi administrasi sarana dan
sarana dan prasarana
prasarana 3.3.2 Membantu menyusun rencana
kebutuhan
3.3.3 Membantu menyusun rencana
pemanfaatan sarana
operasional sekolah/madrasah
3.3.4 Membantu menyusun rencana
perawatan

3.4 Melaksanakan 3.4.1 Membantu kelancaran


administrasi kegiatan komite
hubungan sekolah sekolah/madrasah
dengan 3.4.2 Membantu merencanakan
masyarakat program keterlibatan
pemangku kepentingan
(stakeholders)
3.4.3 Membantu membina kerja
sama dengan pemerintah dan
lembaga masyarakat

6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

3.4.4 Membantu mempromosikan


sekolah/madrasah dan
mengkoordinasikan
penelusuran tamatan
3.4.5 Melayani tamu
sekolah/madrasah

3.5 Melaksanakan 3.5.1 Memahami peraturan


administrasi kesekretariatan
persuratan dan 3.5.2 Membantu melaksanakan
pengarsipan program kesekretariatan
3.5.3 Membantu mengkoordinasikan
program Kebersihan,
Kesehatan, Keindahan,
Ketertiban, Keamanan,
Kekeluargaan, dan
Kerindangan (7K)
3.5.4 Menyusun laporan

3.6 Melaksanakan 3.6.1 Membantu penerimaan siswa


administrasi baru
kesiswaan 3.6.2 Membantu orientasi siswa
baru
3.6.3 Membantu menyusun program
pengembangan diri siswa
3.6.4 Membantu menyiapkan
laporan kemajuan belajar
siswa

3.7 Melaksanakan 3.7.1 Membantu menyiapkan


administrasi administrasi pelaksanaan
kurikulum Standar Isi
3.7.2 Membantu menyiapkan
administrasi pelaksanaan
Standar Proses
3.7.3 Membantu menyiapkan
administrasi pelaksanaan
Standar Kompetensi Lulusan
3.7.4 Membantu menyiapkan
administrasi pelaksanaan
Standar Penilaian Pendidikan

7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.8 Melaksanakan 3.8.1 Mengkoordinasikan petugas
administrasi layanan khusus: penjaga
layanan khusus sekolah/madrasah, tukang
kebun tenaga kebersihan,
pengemudi , dan pesuruh
3.8.2 Membantu mengkoordinasikan
program layanan khusus
antara lain Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), layanan
konseling,
laboratorium/bengkel, dan
perpustakaan

3.9 Menerapkan 3.9.1 Memanfaatkan TIK untuk


Teknologi kelancaran pelaksanaan
Informasi dan administrasi
Komunikasi (TIK) sekolah/madrasah
3.9.2 Menggunakan TIK untuk
mendokumentasikan
administrasi
sekolah/madrasah

4. Kompetensi 4.1 Mendukung 4.1.1 Membantu merencanakan


Manajerial pengelolaan pendidikan berdasarkan
standar nasional Standar Nasional Pendidikan
pendidikan 4.1.2 Membantu mengkoordinasikan
pelaksanaan Standar Nasional
Pendidikan
4.1.3 Membantu
mendokumentasikan hasil
pemantauan pelaksanaan
Standar Nasional Pendidikan

4.2 Menyusun program 4.2.1 Menentukan prioritas


dan laporan kerja 4.2.2 Melakukan penugasan
4.2.3 Merumuskan tujuan
4.2.4 Menetapkan sumber daya
4.2.5 Menentukan strategi
penyelesaian pekerjaan
4.2.6 Menyusun laporan kerja

4.3 Mengorganisasi- 4.3.1 Menyusun uraian tugas tenaga


kan staf kependidikan

8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.3.2 Memberikan pemahaman
tupoksi
4.3.3 Menyesuaikan rencana kerja
dengan kemampuan
organisasi
4.3.4 Menggunakan pendekatan
persuasif untuk
mengkoordinasikan staf
4.3.5 Berinisiatif dalam pertemuan
4.3.6 Meningkatkan keefektifan
kerja
4.3.7 Mengakomodasi ide-ide staf
4.3.8 Menjabarkan kebijakan
organisasi

4.4 Mengembangkan 4.4.1 Memberi arahan kerja


staf 4.4.2 Memotivasi staf
4.4.3 Memberdayakan staf

4.5 Mengambil 4.5.1 Mengidentifikasi masalah


keputusan 4.5.2 Merumuskan masalah
4.5.3 Menentukan tindakan yang
tepat
4.5.4 Memperhitungkan resiko
4.5.5 Mengambil keputusan
partisipatif

4.6 Menciptakan iklim 4.6.1 Menciptakan hubungan kerja


kerja kondusif harmonis
4.6.2 Melakukan komunikasi
interaktif
4.6.3 Menghargai pendapat rekan
kerja

4.7 Mengoptimalkan 4.7.1 Memberdayakan aset


pemanfaatan organisasi berupa sumber
sumber daya daya manusia, sarana dan
prasarana, dana, dan sumber
daya alam
4.7.2 Mengadministrasikan aset
organisasi berupa sumber
daya manusia, sarana dan
prasarana, dana, dan sumber
daya alam

9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.8 Membina staf 4.8.1 Memantau pekerjaan staf
4.8.2 Menilai proses dan hasil kerja
4.8.3 Memberikan umpan balik
4.8.4 Melaporkan hasil pembinaan

4.9 Mengelola konflik 4.9.1 Mengidentifikasi sumber


konflik
4.9.2 Mengidentifikasi alternatif
penyelesaian
4.9.3 Menggali pendapat-pendapat
4.9.4 Memilih alternatif terbaik

4.10 Menyusun laporan 4.10.1 Mengkoordinasikan


penyusunan laporan
4.10.2 Mengendalikan penyusunan
laporan

2. Pelaksana Urusan

Kompetensi kepribadian, sosial, dan teknis pelaksana urusan adalah


sebagai berikut.

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian integritas dan kode etik
akhlak mulia 1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan komitmen
terhadap tugas

1.2 Memiliki etos 1.2.1 Mengikuti prosedur kerja


kerja 1.2.2 Mengupayakan hasil kerja
yang bermutu
1.2.3 Bertindak secara tepat
1.2.4 Fokus pada tugas yang
diberikan

10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.2.5 Meningkatkan kinerja
1.2.6 Melakukan evaluasi diri

1.3 Mengendalikan 1.3.1 Mengendalikan emosi


diri 1.3.2 Bersikap tenang
1.3.3 Mengendalikan stres
1.3.4 Berpikir positif

1.4 Memiliki rasa 1.4.1 Memahami diri sendiri


percaya diri 1.4.2 Mempercayai kemampuan
sendiri
1.4.3 Bertanggung jawab
1.4.4 Belajar dari kesalahan

1.5 Memiliki 1.5.1 Mengupayakan


fleksibilitas keterbukaan
1.5.2 Menghargai pendapat
orang lain
1.5.3 Menerima diri sendiri dan
orang lain
1.5.4 Menyesuaikan diri sendiri
dengan orang lain

1.6 Memiliki 1.6.1 Melaksanakan kaidah-


ketelitian kaidah yang terkait dengan
tugasnya
1.6.2 Memperhatikan kejelasan
tugas
1.6.3 Menyelesaikan tugas
sesuai pedoman kerja

1.7 Memiliki 1.7.1 Mengatur waktu


kedisiplinan 1.7.2 Mentaati peraturan yang
berlaku
1.7.3 Mentaati peraturan asas
yang berlaku

1.8 Kreatif dan 1.8.1 Berpikir alternatif


inovatif 1.8.2 Kaya ide/gagasan baru
1.8.3 Memanfaatkan peluang
1.8.4 Mengikuti perkembangan
ipteks
1.8.5 Melakukan perubahan

11
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.9 Memiliki 1.9.1 Melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawab aturan
1.9.2 Berani mengambil resiko
1.9.3 Tidak melimpahkan kesa-
lahan kepada pihak lain

2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1 Berpartisipasi dalam


Sosial dalam tim kelompok
2.1.2 Menghargai pendapat
orang lain
2.1.3 Membangun semangat dan
kelangsungan hidup tim

2.2 Memberikan 2.2.1 Memberikan kemudahan


layanan prima layanan kepada pelanggan
2.2.2 Menerapkan layanan
sesuai dengan prosedur
operasi standar
2.2.3 Berempati kepada
pelanggan
2.2.4 Berpenampilan prima
2.2.5 Menepati janji
2.2.6 Bersikap ramah dan sopan
2.2.7 Mudah dihubungi
2.2.8 Komunikatif

2.3 Memiliki 2.3.1 Memahami struktur


kesadaran organisasi
berorganisasi Sekolah/madrasah
2.3.2 Mewujudkan iklim dan
budaya organisasi yang
kondusif
2.3.3 Menghargai dan menerima
perbedaan antar anggota
2.3.4 Memiliki tanggungjawab
mencapai tujuan organisasi
2.3.5 Mengaktifkan diri dalam
organisasi profesi tenaga
administrasi
sekolah/madrasah
2.4 Berkomunikasi 2.4.1 Menjadi pendengar yang
efektif baik
2.4.2 Memahami pesan orang
lain

12
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

2.4.3 Menyampaikan pesan


dengan jelas
2.4.4 Memahami bahasa verbal
dan nonverbal

2.5 Membangun 2.5.1 Melakukan hubungan kerja


hubungan kerja yang harmonis
2.5.2 Memposisikan diri sesuai
dengan peranannya
2.5.3 Memelihara hubungan
internal dan eksternal

3. Kompetensi
Teknis Pelaksana Urusan Kepegawaian

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.1 Mengadminis- 3.1.1 Memahami pokok-pokok
trasikan peraturan kepegawaian
kepegawaian berdasarkan standar
pendidik dan tenaga
kependidikan
3.1.2 Membantu merencanakan
kebutuhan tenaga pendidik
dan kependidikan
3.1.3 Melaksanakan prosedur
dan mekanisme
kepegawaian
3.1.4 Mengelola buku induk,
administrasi Daftar Urut
Kepangkatan (DUK)
3.1.5 Melaksanakan registrasi
dan kearsipan
kepegawaian
3.1.6 Menyiapkan format- format
kepegawaian
3.1.7 Memproses kepangkatan,
mutasi, dan promosi
pegawai
3.1.8 Menyusun laporan
kepegawaian

13
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2 Menggunakan 3.2.1 Menyusun dan menyajikan
Teknologi data/statistik kepegawaian
Informasi dan 3.2.2 Membuat layanan sistem
Komunikasi (TIK) informasi dan pelaporan
kepegawaian
3.2.3 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
kepegawaian

Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.3 Mengadministrasi 3.3.1 Membantu menghitung
kan keuangan biaya investasi, biaya
sekolah/madra- operasi, dan biaya personal
sah 3.3.2 Membantu pimpinan
mengatur arus dana
3.4 Menggunakan 3.4.1 Menyusun dan menyajikan
Teknologi data/statistik keuangan
Informasi dan 3.4.2 Membuat layanan sistem
Komunikasi (TIK) informasi dan pelaporan
keuangan
3.4.3 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
keuangan

Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana


KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.5 Mengadministra- 3.5.1 Mengidentifikasi kebutuhan
sikan standar sarana dan prasarana
sarana dan 3.5.2 Membantu merencanakan
prasarana kebutuhan sarana dan
prasarana
3.5.3 Mengadakan sarana dan
prasarana
3.5.4 Menginventarisasikan
sarana dan prasarana
3.5.5 Mendistribusikan sarana
dan prasarana
3.5.6 Memelihara sarana dan
prasarana

14
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.5.7 Melaksanakan
penghapusan sarana dan
prasarana
3.5.8 Menyusun laporan sarana
dan prasarana secara
berkala

3.6 Menggunakan 3.6.1 Menyusun dan menyajikan


Teknologi data/statistik sarana dan
Informasi dan prasarana
Komunikasi (TIK) 3.6.2 Membuat layanan sistem
informasi dan pelaporan
sarana dan prasarana
3.6.3 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
sarana dan prasarana

Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah


dengan Masyarakat

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.7 Melaksanakan 3.7.1 Memfasilitasi kelancaran
administrasi kegiatan komite
hubungan sekolah/madrasah
sekolah dengan 3.7.2 Membantu merencanakan
masyarakat program keterlibatan
pemangku kepentingan
(stakeholders)
3.7.3 Membina kerja sama
dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga
masyarakat
3.7.4 Mempromosikan
sekolah/madrasah
3.7.5 Mengkoordinasikan
penelusuran tamatan
3.7.6 Melayani tamu
sekolah/madrasah

3.8 Menguasai 3.8.1 Membuat layanan sistem


penggunaan informasi dan pelaporan
Teknologi hubungan sekolah dengan
Informasi dan masyarakat

15
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
Komunikasi (TIK) 3.8.2 Memanfaatkan TIK untuk
mengadministrasikan
hubungan sekolah dengan
masyarakat

Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan


Pengarsipan

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.9 Melaksanakan 3.9.1 Menerapkan peraturan
administrasi kesekretariatan
persuratan dan 3.9.2 Melaksanakan program
pengarsipan kesekretariatan
3.9.3 Mengelola surat masuk dan
keluar
3.9.4 Membuat konsep surat
3.9.5 Melaksanakan kearsipan
sekolah/madrasah
3.9.6 Menyusutkan
surat/dokumen
3.9.7 Menyusun laporan
administrasi persuratan dan
pengarsipan

3.10 Menguasai 3.10.1 Membuat layanan sistem


penggunaan informasi dan pelaporan
Teknologi administrasi persuratan dan
Informasi dan pengarsipan
Komunikasi 3.10.2 Memanfaatkan TIK untuk
(TIK) mengadministrasikan
persuratan dan
pengarsipan

Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.11 Mengadministra 3.11.1 Membantu kegiatan
sikan standar penerimaan peserta didik
pengelolaan baru
yang berkaitan 3.11.2 Membantu kegiatan masa
dengan peserta orientasi
didik 3.11.3 Membantu mengatur rasio
peserta didik per kelas

16
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.11.4 Mendokumentasikan
prestasi akademik dan
nonakademik
3.11.5 Membuat data statistik
peserta didik
3.11.6 Menginventarisir program
kerja pembinaan peserta
didik secara berkala
3.11.7 Mendokumentasikan
program kerja kesiswaan
3.11.8 Mendokumentasikan
program pengembangan
diri

3.12 Menguasai 3.12.1 Membuat layanan sistem


penggunaan informasi dan pelaporan
Teknologi administrasi kesiswaan
Informasi dan 3.12.2 Memanfaatkan TIK untuk
Komunikasi mengadministrasikan
(TIK) urusan kesiswaan

Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.13 Mengadministra- 3.13.1 Mendokumentasikan
sikan standar isi standar isi
3.13.2 Mendokumentasikan
kurikulum yang berlaku
3.13.3 Mendokumentasikan
silabus

3.14 Mengadministra- 3.14.1 Menyiapkan format silabus,


sikan standar Rencana Pelaksanaan
proses Pembelajaran (RPP), dan
penilaian hasil belajar
3.14.2 Menyiapkan perangkat
pengawasan proses
pembelajaran

3.15 Mengadministra- 3.15.1 Mendokumentasikan bahan


sikan standar ujian/ulangan

17
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
penilaian 3.15.2 Mendokumentasikan
penilaian hasil belajar oleh
pendidik, satuan
pendidikan, dan
pemerintah

3.16 Mengadministra- 3.16.1 Mendokumentasikan


sikan standar standar kompetensi lulusan
kompetensi satuan pendidikan
lulusan 3.16.2 Mendokumentasikan
standar kompetensi lulusan
mata pelajaran
3.16.3 Mendokumentasikan
kriteria ketuntasan minimal

3.17 Mengadministra- 3.17.1 Membantu memfasilitasi


sikan kurikulum pelaksanaan kurikulum dan
dan silabus silabus
3.17.2 Mendokumentasikan
pemetaan kompetensi
dasar tiap mata pelajaran
per semester
3.17.3 Mendokumentasikan
kurikulum, silabus, dan
RPP
3.17.4 Mendokumentasikan Daftar
Kumpulan Nilai (DKN) atau
leger
3.17.5 Membantu menyusun grafik
daya serap ketuntasan
belajar per mata pelajaran
3.17.6 Menyusun daftar buku-buku
wajib

3.18 Menguasai 3.18.1 Membuat layanan sistem


penggunaan informasi dan pelaporan
Teknologi administrasi kurikulum
Informasi dan 3.18.2 Memanfaatkan TIK untuk
Komunikasi mengadministrasikan
(TIK) kurikulum

18
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

Pelaksana Urusan Administrasi Umum SD/MI/SDLB

SD/MI/SDLB yang memiliki maksimal 6 (enam)


rombongan belajar tidak perlu Kepala Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah, melainkan Pelaksana Urusan
Administrasi Umum Sekolah/Madrasah, dengan
kompetensi teknis sebagai berikut.

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.19 Melaksanakan 3.19.1 Melaksanakan administrasi
administrasi kepegawaian
sekolah/madra- 3.19.2 Melaksanakan administrasi
sah keuangan
3.19.3 Melaksanakan administrasi
sarana dan prasarana
3.19.4 Melaksanakan administrasi
hubungan sekolah dengan
masyarakat
3.19.5 Melaksanakan administrasi
persuratan dan
pengarsipan
3.19.6 Melaksanakan administrasi
kesiswaan
3.19.7 Melaksanakan administrasi
kurikulum

3.20 Menguasai 3.20.1 Mengoperasikan peralatan


penggunaan kantor/komputer
Teknologi 3.20.2 Memanfaatkan TIK untuk
Informasi dan mengadministrasikan
Komunikasi kepegawaian, keuangan,
(TIK) sarana dan prasarana,
hubungan sekolah dengan
masyarakat, persuratan
dan pengarsipan,
kesiswaan, dan kurikulum

3. Petugas Layanan Khusus

Kompetensi kepribadian, sosial, dan teknis petugas layanan khusus adalah


sebagai berikut.

19
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memiliki 1.1.1 Berperilaku sesuai dengan
Kepribadian integritas dan kode etik
akhlak mulia 1.1.2 Bertindak konsisten dengan
nilai dan keyakinannya
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukan komitmen
terhadap tugas

1.2 Memiliki etos 1.2.1 Mengikuti prosedur kerja


kerja 1.2.2 Mengupayakan hasil kerja
yang bermutu
1.2.3 Bertindak secara tepat
1.2.4 Fokus pada tugas yang
diberikan
1.2.5 Meningkatkan kinerja
1.2.6 Melakukan evaluasi diri

1.3 Mengendalikan 1.3.1 Mengendalikan emosi


diri 1.3.2 Bersikap tenang
1.3.3 Mengendalikan stres
1.3.4 Berpikir positif

1.4 Memiliki rasa 1.4.1 Memahami diri sendiri


percaya diri 1.4.2 Mempercayai kemampuan
sendiri
1.4.3 Bertanggung jawab
1.4.4 Belajar dari kesalahan

1.5 Memiliki 1.5.1 Mengupayakan


fleksibilitas keterbukaan
1.5.2 Menghargai pendapat
orang lain
1.5.3 Menerima diri sendiri dan
orang lain
1.5.4 Menyesuaikan diri sendiri
dengan orang lain

1.6 Memiliki ketelitian 1.6.1 Melaksanakan kaidah-


kaidah yang terkait dengan
tugasnya
1.6.2 Memperhatikan kejelasan
tugas

20
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.6.3 Menyelesaikan tugas
sesuai pedoman kerja

1.7 Memiliki 1.7.1 Mengatur waktu


kedisiplinan 1.7.2 Menaati aturan yang
berlaku
1.7.3 Menaati asas yang berlaku

1.8 Kreatif dan 1.8.1 Berpikir alternatif


inovatif 1.8.2 Kaya ide/gagasan baru
1.8.3 Memanfaatkan peluang
1.8.4 Mengikuti perkembangan
Ipteks
1.8.5 Melakukan perubahan

1.9 Memiliki 1.9.1 Melaksanakan tugas sesuai


tanggung jawab aturan
1.9.2 Berani mengambil resiko
1.9.3 Tidak melimpahkan
kesalahan kepada pihak
lain

2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1 Berpartisipasi dalam


Sosial dalam tim kelompok
2.1.2 Menghargai pendapat
orang lain
2.1.3 Membangun semangat dan
kelangsungan hidup tim

2.2 Memberikan 2.2.1 Memberikan kemudahan


layanan prima layanan kepada pelanggan
2.2.2 Menerapkan layanan
sesuai dengan prosedur
operasi standar
2.2.3 Berempati kepada
pelanggan
2.2.4 Berpenampilan prima
2.2.5 Menepati janji
2.2.6 Bersikap ramah dan sopan
2.2.7 Mudah dihubungi
2.2.8 Komunikatif

21
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.3 Memiliki 2.3.1 Memahami struktur
kesadaran organisasi
berorganisasi sekolah/madrasah
2.3.2 Mewujudkan iklim dan
budaya organisasi yang
kondusif
2.3.3 Menghargai dan menerima
perbedaan antar anggota
2.3.4 Memiliki tanggungjawab
mencapai tujuan organisasi
2.3.5 Mengaktifkan diri dalam
organisasi profesi tenaga
administrasi
sekolah/madrasah

2.4 Berkomunikasi 2.4.1 Menjadi pendengar yang


efektif baik
2.4.2 Memahami pesan orang
lain
2.4.3 Menyampaikan pesan
dengan jelas
2.4.4 Memahami bahasa verbal
dan nonverbal

2.5 Membangun 2.5.1 Melakukan hubungan kerja


hubungan kerja yang harmonis
2.5.2 Memposisikan diri sesuai
dengan peranannya
2.5.3 Memelihara hubungan
internal dan eksternal

3. Kompetensi
Teknis Penjaga Sekolah/Madrasah

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.1 Menguasai 3.1.1 Mengenal peta wilayah
kondisi sekolah/madrasah dengan
keamanan baik
sekolah/madra- 3.1.2 Memanfaatkan peta
sah wilayah sekolah/madrasah
untuk kepentingan
keamanan
sekolah/madrasah

22
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2 Menguasai teknik 3.2.1 Menguasai teknik bela diri
pengamanan 3.2.2 Merespons peristiwa
sekolah/madra- dengan cepat dan tepat
sah
3.3 Menerapkan 3.3.1 Membuat dokumen/catatan
prosedur operasi tentang keamanan
standar sekolah/madrasah
pengamanan 3.3.2 Melakukan tindakan
sekolah/madra- pengamanan
sah 3.3.3 Menggunakan peralatan
keamanan
3.3.4 Menyampaikan laporan
sesuai tugasnya

Tukang Kebun

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.4 Menguasai 3.4.1 Menggunakan peralatan
penggunaan pertanian dan atau
peralatan perkebunan
pertanian dan 3.4.2 Merawat peralatan
atau perkebunan pertanian dan atau
perkebunan

3.5 Menguasai 3.5.1 Mengenal teknik


pemeliharaan penanaman
tanaman 3.5.2 Merawat tanaman

Tenaga Kebersihan

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.6 Menguasai 3.6.1 Menggunakan peralatan
teknik-teknik kebersihan
kebersihan 3.6.2 Memelihara peralatan
kebersihan

3.7 Menjaga 3.7.1 Mewujudkan kebersihan


kebersihan sekolah/madrasah
sekolah/madra- 3.7.2 Memelihara kebersihan
sah sekolah/madrasah

23
DIMEN.!S!
KOMPETENSI SUB.KONNPETENISI
KOMPETEhIS!
Penoemudi
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.8 Menguasai
teknik 3.8.1 Menqemudikan kendaraan
mengemudi 3.8.2 Mematuhi aturanlalulintas
3 . 8 . 3 M e m a h a md ia n
menggunakan peta

3.9 Menguasai
teknik 3.9.1 Merawatkendaraan
perawatan 3.9.2 Mengurus
kelengkapan
kendaraan dokumenkendaraan

K OM PE TE NS I S UB - K OMP E TE N S I
3 . 1 0M e n g e n a l 3 . 10 . 1Me ng e n apl e taw il a ya h
wilayah
3.10.2 Memanfaatkanpeta
wilayahuntukkepentingan
aian dokumen
3 . 1 1M e n g u a s a i 3 . 1 1 . 1M e n g e n abl u k u
prosedur ekspedisi/lembarpengantar
pengiriman 3.11.2[/enggunakan buku
dokumen dinas eksped pengantar
isi/lembar
dalampengiriman dokumen

3.12Melayani 3.12.1Membayar tagihantelepon,


kebutuhan air.dan listrik
rumahtangga 3.12.2Menyiapkan kebutuhan
sekolah/madra- rumahtangga
sah sekolah/madrasah
3.12.3Merawatperalatan rumah
tanggasekolah/mad rasah

MENTERI NASIOI{AL,
PENDIDIKAN
TTD.
SUDIBYO
tsAMBANG
-,,="*:#qil
":::Tdan: T1T,::l?v"
Organisasi
P e nd i kaN
n a si o n al
Punyusunan Rancangan
ang-undangan Hukuml,
danBantuan

b+tay
'tA
LA
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 25 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun
2007;
N/IEMi,,'TUSKAN:
Menetapkan:
PERATURANMENTERI
P E N I D I D I KN
ANA S I O N AR
LEPUBLIK
INDONESIA
TENTANGSTAF'IDAR T'ENAGAPERPUSTAKAAN
SEKOLAH/MADRASAH.

Pasal1
(1)Standar tenaga perpustakaansekolah/nradrasahmencakup kepala
perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah.
(2)Standartenaga perpustakaan
sekolah/madrasah
sebagairnana dimaksud
padaayat(1)tercantum peraturanMenteriini.
padaLampiran

Pasal2
Penyelenggarasekorah/madrasah. wajib menerapkan standar tenaga
perpustakaansekolah/madrasah sebagaimanadiaturdalam peraturanMenteri
ini,selambat-lambatnya
5 (lima)tahunsetelahPeraturan
Menteriini ditetapkan.

Fasal3

Peraturan
Menteni
ini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.

Ditetapkan
di Jakanta
padatanggal11 .iuni2009

IVIEI\TERI
PENDIDIKAN
NASIONAL.
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan
sesuaidenganaslinya.
BiroHukumdanOrganisas!
me n P en d i di k an
N as i on al ,
ianPenyusunan
Rancangan
Perundang-undangan
danBantuan
Hukuml,

t
SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 25 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008

STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai


jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang,
mempunyai lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta memiliki
koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat
mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.

1. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Pendidik

Kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat:


a. Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana
(S1);
b. Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;
c. Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

2. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Tenaga


Kependidikan

Kepala perpustakaan sekolah dan madrasah harus memenuhi salah


satu syarat berikut:
a. Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi
bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau
b. Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan
Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah
dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan
sekolah/madrasah.

3. Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya


satu tenaga perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA
atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan
perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.

1
B. KOMPETENSI

1. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Memimpin tenaga 1.1.1 Mengarahkan tenaga
Manajerial perpustakaan perpustakaan untuk
sekolah/madrasah bekerja secara efektif
dan efisien
1.1.2 Menggerakkan tenaga
perpustakaan untuk
bekerja secara efektif
dan efisien
1.1.3 Membina tenaga
perpustakaan untuk
pengembangan
pribadi dan karir
1.1.4 Menjadi teladan
dalam melaksanakan
tugas

1.2 Merencanakan 1.2.1 Merencanakan


program program
perpustakaan pengembangan
sekolah/madrasah 1.2.2 Merencanakan
pengembangan
sumber daya
perpustakaan
1.2.3 Merencanakan
anggaran

1.3 Melaksanakan 1.3.1 Melaksanakan


program program
perpustakaan pengembangan
sekolah/madrasah 1.3.2 Melaksanakan
pengembangan
sumber daya
perpustakaan
1.3.3 Memanfaatkan
anggaran sesuai
dengan program
1.3.4 Mengupayakan
bantuan finansial dari
berbagai sumber

2
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

1.4 Memantau 1.4.1 Memantau


pelaksanaan pelaksanaan program
program pengembangan
perpustakaan 1.4.2 Memantau
sekolah/madrasah pengembangan
sumberdaya
perpustakaan
1.4.3 Memantau
penggunaan
anggaran

1.5 Mengevaluasi 1.5.1 Mengevaluasi


program program
perpustakaan pengembangan
sekolah/madrasah 1.5.2 Mengevaluasi
pengembangan
sumber daya
perpustakaan
1.5.3 Mengevaluasi
pemanfaatan
anggaran

2. Kompetensi 2.1 Mengembangkan 2.1.1 Memiliki pengetahuan


Pengelolaan koleksi mengenai penerbitan
Informasi perpustakaan 2.1.2 Memiliki pengetahuan
sekolah/madrasah tentang karya sastra
Indonesia dan dunia
2.1.3 Memiliki pengetahuan
tentang sumber
biografi tokoh
nasional dan dunia
2.1.4 Menggunakan
berbagai alat bantu
seleksi untuk
pemilihan materi
perpustakaan
2.1.5 Mengkoordinasi
pemilihan materi
perpustakaan bekerja
sama dengan tenaga
pendidik bidang studi
2.1.6 Membuat kriteria
tentang buku hadiah
dan lembaga donor

3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

2.1.7 Mengevaluasi dan


menyeleksi sumber
daya informasi
2.1.8 Bekerja sama dengan
pemangku
kepentingan
(stakeholders) dalam
pengembangan
koleksi
2.1.9 Melakukan
pemesanan,
penerimaan, dan
pencatatan
2.1.10 Mendayagunakan
teknologi tepat guna
untuk keperluan
perawatan bahan
perpustakaan

2.2 Mengorganisasi 2.2.1 Membuat deskripsi


informasi bibliografis
(pengatalogan) sesuai
dengan standar
nasional
2.2.2 Menentukan deskripsi
subjek dan
menggunakan Dewey
Decimal Classification
edisi ringkas
2.2.3 Menggunakan daftar
tajuk subjek dalam
bahasa Indonesia
2.2.4 Menjajarkan kartu
katalog
2.2.5 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
pengorganisasian dan
penelusuran informasi

2.3 Memberikan jasa 2.3.1 Merancang dan


dan sumber memberikan jasa
informasi informasi, termasuk
referensi

4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

2.3.2 Menyelenggarakan
jasa sirkulasi
2.3.3 Memiliki pengetahuan
mengenai sumber
referensi
2.3.4 Memberikan
bimbingan
penggunaan
perpustakaan bagi
komunitas
sekolah/madrasah

2.4 Menerapkan 2.4.1 Memanfaatkan


teknologi informasi teknologi informasi
dan komunikasi dan komunikasi
sesuai dengan
kebutuhan
2.4.2 Membimbing
komunitas
sekolah/madrasah
dalam penggunaan
teknologi informasi
dan komunikasi

3. Kompetensi 3.1 Memiliki wawasan 3.1.1 Memahami tujuan dan


Kependidikan kependidikan fungsi
sekolah/madrasah
dalam konteks
pendidikan nasional
3.1.2 Memahami kebijakan
pengembangan
kurikulum yang
berlaku
3.1.3 Memahami peran
perpustakaan sebagai
sumber belajar
3.1.4 Memfasilitasi peserta
didik untuk belajar
mandiri

3.2 Mengembangkan 3.2.1 Menganalisis


keterampilan kebutuhan informasi
memanfaatkan komunitas
informasi sekolah/madrasah

5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.2.2 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
memfasilitasi proses
pembelajaran
3.2.3 Membantu komunitas
sekolah/madrasah
menggunakan sumber
informasi secara
efektif

3.3 Mempromosikan 3.3.1 Mengorganisasi


perpustakaan promosi perpustakaan
3.3.2 Menginformasikan
kepada komunitas
sekolah/ madrasah
tentang materi
perpustakaan yang
baru
3.3.3 Membimbing
komunitas
sekolah/madrasah
untuk memanfaatkan
koleksi perpustakaan

3.4 Memberikan 3.4.1 Mengidentifikasi


bimbingan literasi kemampuan dasar
informasi literasi informasi
pengguna
3.4.2 Menyusun panduan
dan materi bimbingan
literasi informasi
sesuai dengan
kebutuhan pengguna
3.4.3 Membimbing
pengguna mencapai
literasi informasi
3.4.4 Mengevaluasi
pencapaian
bimbingan literasi
informasi
3.4.5 Memotivasi dan
mengembangkan
minat baca
komunitas
sekolah/madrasah

6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.4.6 Menciptakan kiat
pengembangan
perpustakaan
sekolah/madrasah

4. Kompetensi 4.1 Memiliki integritas 4.1.1 Disiplin, bersih, dan


Kepribadian yang tinggi rapi
4.1.2 Jujur dan adil
4.1.3 Sopan, santun, sabar,
dan ramah

4.2 Memiliki etos kerja 4.2.1 Mengikuti prosedur


yang tinggi kerja
4.2.2 Mengupayakan hasil
kerja yang bermutu
4.2.3 Bertindak secara tepat
4.2.4 Fokus pada tugas
yang diberikan
4.2.5 Meningkatkan kinerja
4.2.6 Melakukan evaluasi
diri

5. Kompetensi 5.1 Membangun 5.1.1 Berinteraksi dengan


Sosial Hubungan sosial komunitas
sekolah/madrasah
5.1.2 Bekerja sama dengan
komunitas
sekolah/madrasah

5.2 Membangun 5.2.1 Memberikan jasa


Komunikasi untuk komunitas
sekolah/madrasah
5.2.2 Mengintensifkan
komunikasi internal
dan eksternal

6. Kompetensi 6.1 Mengembangkan 6.1.1 Membuat karya tulis,


Pengembangan ilmu di bidang ilmu
Profesi perpustakaan dan
informasi
6.1.2 Meresensi dan
meresume buku
6.1.3 Menyusun pedoman
dan petunjuk teknis di
bidang ilmu
perpustakaan dan
informasi

7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

6.1.4 Membuat indeks


6.1.5 Membuat bibliografi
6.1.6 Membuat abstrak

6.2 Menghayati etika 6.2.1 Menerapkan kode etik


profesi profesi
6.2.2 Menghormati hak atas
kekayaan intelektual
6.2.3 Menghormati privasi
pengguna

6.3 Menunjukkan 6.3.1 Menyediakan waktu


kebiasaan untuk membaca
membaca setiap hari
6.3.2 Gemar membaca

2. Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Melaksanakan 1.1.1 Melaksanakan
Manajerial kebijakan pengembangan
perpustakaan
1.1.2 Mengorganisasi
sumber daya
perpustakaan
1.1.3 Melaksanakan fungsi,
tugas, dan program
perpustakaan
1.1.4 Mengevaluasi
program dan kinerja
perpustakaan

1.2 Melakukan 1.2.1 Melakukan perawatan


perawatan koleksi preventif
1.2.2 Melakukan perawatan
kuratif

1.3 Melakukan 1.3.1 Membantu menyusun


pengelolaan anggaran
anggaran dan perpustakaan
keuangan

8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.3.2 Menggunakan
anggaran secara
efisien, efektif, dan
bertanggung jawab
1.3.3 Melaksanakan
pelaporan
penggunaan
keuangan dan
anggaran

2. Kompetensi 2.1 Mengembangkan 2.1.1 Memiliki pengetahuan


Pengelolaan koleksi mengenai penerbitan
Informasi perpustakaan 2.1.2 Memiliki pengetahuan
sekolah/madrasah tentang karya sastra
Indonesia dan dunia
2.1.3 Memiliki pengetahuan
tentang sumber
biografi tokoh nasional
dan dunia
2.1.4 Menggunakan
berbagai alat bantu
seleksi untuk
pemilihan materi
perpustakaan
2.1.5 Berkoordinasi dengan
tenaga pendidik
bidang studi terkait
dalam pemilihan
materi perpustakaan
2.1.6 Melakukan
pemesanan,
penerimaan, dan
pencatatan

2.2 Melakukan 2.2.1 Membuat deskripsi


pengorganisasian bibliografis
informasi (pengatalogan) sesuai
dengan standar
nasional
2.2.2 Menentukan deskripsi
subjek dan
menggunakan Dewey
Decimal Classification
edisi ringkas
2.2.3 Menggunakan daftar
tajuk subjek dalam
bahasa Indonesia

9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.2.4 Menjajarkan kartu
katalog
2.2.5 Memanfaatkan
teknologi untuk
pengorganisasian
informasi dan
penelusuran

2.3 Memberikan jasa 2.3.1 Memberikan layanan


dan sumber baca di tempat
informasi 2.3.2 Memberikan jasa
informasi dan
referensi
2.3.3 Menyelenggarakan
jasa sirkulasi
(peminjaman buku)
2.3.4 Memberikan
bimbingan
penggunaan
perpustakaan bagi
komunitas
sekolah/madrasah
2.3.5 Melakukan kerja sama
dengan perpustakaan
lain

2.4 Menerapkan 2.4.1 Membimbing


teknologi informasi komunitas
dan komunikasi sekolah/madrasah
dalam penggunaan
teknologi informasi
dan komunikasi
2.4.2 Menggunakan
teknologi informasi
dan komunikasi sesuai
dengan kebutuhan

3. Kompetensi 3.1 Memiliki wawasan 3.1.1 Memahami tujuan dan


Kependidikan kependidikan fungsi sekolah/
madrasah dalam
konteks pendidikan
nasional
3.1.2 Memahami kebijakan
pengembangan
kurikulum yang
berlaku

10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

3.1.3 Memahami peran


perpustakaan sebagai
sumber belajar
3.1.4 Memfasilitasi peserta
didik untuk belajar
mandiri

3.2 Mengembangkan 3.2.1 Menganalisis


keterampilan kebutuhan informasi
memanfaatkan komunitas
informasi sekolah/madrasah
3.2.2 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
memfasilitasi proses
pembelajaran
3.2.3 Membantu komunitas
sekolah/madrasah
menggunakan sumber
informasi secara
efektif

3.3 Melakukan 3.3.1 Menginformasikan


promosi kepada komunitas
perpustakaan sekolah/ madrasah
tentang materi
perpustakaan yang
baru
3.3.2 Membimbing
komunitas
sekolah/madrasah
untuk memanfaatkan
koleksi perpustakaan
3.3.3 Mengorganisasi
pajangan dan
pameran materi
perpustakaan
3.3.4 Membuat dan
menyebarkan media
promosi jasa
perpustakaan

3.4 Memberikan 3.4.1 Mengidentifikasi


bimbingan literasi kemampuan dasar
informasi literasi informasi
pengguna

11
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.4.2 Menyusun panduan
dan materi bimbingan
literasi informasi
sesuai dengan
kebutuhan pengguna
3.4.3 Membimbing
pengguna mencapai
literasi informasi
3.4.4 Mengevaluasi
pencapaian bimbingan
literasi informasi
3.4.5 Memotivasi dan
mengembangkan
minat baca komunitas
sekolah/madrasah

4. Kompetensi 4.1 Memiliki integritas 4.1.1 Disiplin, bersih, dan


Kepribadian yang tinggi rapi
4.1.2 Jujur dan adil
4.1.3 Sopan, santun, sabar,
dan ramah
4.2 Memiliki etos kerja 4.2.1 Mengikuti prosedur
yang tinggi kerja
4.2.2 Mengupayakan hasil
kerja yang bermutu
4.2.3 Bertindak secara tepat
4.2.4 Fokus pada tugas
yang diberikan
4.2.5 Meningkatkan kinerja
4.2.6 Melakukan evaluasi
diri

5. Kompetensi 5.1 Membangun 5.1.1 Berinteraksi dengan


Sosial Hubungan sosial komunitas
sekolah/madrasah
5.1.2 Bekerja sama dengan
komunitas
sekolah/madrasah

5.2 Membangun 5.2.1 Memberikan jasa


Komunikasi untuk komunitas
sekolah/madrasah
5.2.2 Mengintensifkan
komunikasi internal
dan eksternal

12
DIMENS!
KOMPETENS! KOMPETEhISI SUts.KOMIPETEI{SI

Kompetensi 6.1 Mengembangkan 6.1.1 Membuat


P en g em b a ng l a n karyatulisdi
ilmu bidangilmu
Profesi
perpustakaandan

6 . 1 . 2 M e r e s e nds a
i n
meresume
buku

6.1.3 Menyusunledonnan
danpetunjuk
teknis
ilmuperpustakaan
dan
informasi
6.'1.4 MembGtindeks
6.1.5 Membuat
nr-blioqrafi
6.1.6 Membuat
aGtrik
6.2 Menghayati
etit<a 6.2.1 Menerapk-n
kodeetik

6.2.2 Menghormati hakatas


kekayaan intelektual
6,2.3 ttltengltormatt
privasi
pengguna
6.3 Menunjukkan 6.3.1 Menyediakan
wat<tu
kebiasaan untukmembacasetiap
membaca hari
q .3 . 2 G e ma rm e mO a c a

MENTERIPENDIDIKANNASIONA[-,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan
sesuai
dengan
aslinya.
-
BiroHukumdanOrganisasi
artemenFendidikan
Nasional
gianFenyusunan
Rancangan
1\
Perundang-undangan
danBantuan
Hukuml.
-l

t r-l

r 6r
-a /)

1'J
IJ
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/
Madrasah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun
2007;
ME MUTU S K A N:
Men et ap ka n: PE R AT U R A N p E ND TDTK A
M E N TE RT NNA S TO N ARE
L P UB L T K
INDONESIA TENTANGSTANDARTENAGALABORATORIUM
SEKOI-AH/MADRASAI-{.

p a s al1
(1)'standar tenaga raboratoriumsekorah/madrasah
laboratoriumsekolah/madrasah, mencakup kepara
teknisi laboratoriumsekolah/madrasah,
dan laboransekolah/madrasah.
(2)'Untuk dapat diangkatsebagaitenaga
laboratoriumsekolah/madrasah,
seseorang wajibmemenuhistandartenagalaboratorium
yangberlakusecaranasional. sekolah/madrasah
(3)'standar laboratorium sekolah/madrasah
pa daa valenaga
t( 1 )t er c an tu m
sebagaimanadimaksud
d ar a mL a m p ir ai;n r ;t r r ; n M; ; i" ; il ;i .' -
" " "* '

Fa sa 2l
Penyelenggarasekolah/madrasah
laboratorium _;wajib ,.menerapkan standar tenaga
sekolah/madrasah sebagaimanadiaturdalampur"1ur"nnl|enilriini,
selambat-lambatnya
5 (lima)tahunse*telah
pJ;i;;"; M;nteriini ditetapkan.

p as a l3

Peraturan
Menteriini muraiberraku
padatanggarditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
p a dat an g g a l11 J u n i2 0 0 8

M E NTE RPI E N DID IK A NN A S I O NA L,


TTD
B A MB A N G
S U DI B Y O
Salinansesuaidenganaslinya,
BiroHukumdan Organisasi
Departemen pendidikan
Nasional.
KepalaBagianpenyusunan Rancangan
-..r,fllPer4ufan Perundang-undangan dan
,/':'. ,-.:i I Bahtu?'n:Flukum
;t'.: !
-,
/.-"*'
l,
--,-
a
-::::\
\. "'-.
._

i;i" ," -. \r'.,.,',.',

11;::.^
I
ii,;i

f
SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008

STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

1. Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah

Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah sebagai


berikut:

a. Jalur guru
1) Pendidikan minimal sarjana (S1);
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.

b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3);
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.

2. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah

Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai


berikut:
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan
peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.

3. Laboran Sekolah/Madrasah

Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:


a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan
jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh pemerintah;
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh pemerintah.

1
B. KOMPETENSI

1. Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri 1.1.1 Bertindak secara
Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai dengan
yang dewasa, norma agama, hukum,
mantap, dan sosial, dan budaya
berakhlak mulia nasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan
kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri

1.2 Menunjukkan 1.2.1 Berperilaku disiplin


komitmen terhadap 1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
tugas 1.2.3 Bertanggung jawab
terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati
dalam melaksanakan
tugas
1.2.5 Kreatif dalam
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada
kualitas

2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1 Menyadari kekuatan dan


Sosial dalam pelaksanaan kelemahan baik diri
tugas maupun stafnya
2.1.2 Memiliki wawasan
tentang pihak lain yang
dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan
berbagai pihak secara
efektif

2
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

2.2 Berkomunikasi 2.2.1 Berkomunikasi dengan


secara lisan dan berbagai pihak secara
tulisan santun, empatik, dan
efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai
peralatan teknologi
informasi dan
komunikasi (TIK)

3. Kompetensi 3.1 Merencanakan 3.1.1 Menyusun rencana


Manajerial kegiatan dan pengembangan
pengembangan laboratorium
laboratorium 3.1.2 Merencanakan
sekolah/madrasah pengelolaan
laboratorium
3.1.3 Mengembangkan sistem
administrasi
laboratorium
3.1.4 Menyusun prosedur
operasi standar (POS)
kerja laboratorium

3.2 Mengelola kegiatan 3.2.1 Mengkoordinasikan


laboratorium kegiatan praktikum
sekolah/madrasah dengan guru
3.2.2 Menyusun jadwal
kegiatan laboratorium
3.2.3 Memantau pelaksanaan
kegiatan laboratorium
3.2.4 Mengevaluasi kegiatan
laboratorium
3.2.5 Menyusun laporan
kegiatan laboratorium

3.3 Membagi tugas 3.3.1 Merumuskan rincian


teknisi dan laboran tugas teknisi dan laboran
laboratorium 3.3.2 Menentukan jadwal kerja
sekolah/ madrasah teknisi dan laboran
3.3.3 Mensupervisi teknisi dan
laboran
3.3.4 Membuat laporan secara
periodik

3
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

3.4 Memantau sarana 3.4.1 Memantau kondisi dan


dan prasarana keamanan bahan serta
laboratorium alat laboratorium
sekolah/madrasah 3.4.2 Memantau kondisi dan
keamanan bangunan
laboratorium
3.4.3 Membuat laporan
bulanan dan tahunan
tentang kondisi dan
pemanfaatan
laboratorium

3.5 Mengevaluasi 3.5.1 Menilai kinerja teknisi


kinerja teknisi dan dan laboran laboratorium
laboran serta 3.5.2 Menilai hasil kerja teknisi
kegiatan dan laboran
laboratorium 3.5.3 Menilai kegiatan
sekolah/madrasah laboratorium
3.5.4 Mengevaluasi program
laboratorium untuk
perbaikan selanjutnya

4. Kompetensi 4.1 Menerapkan 4.1.1 Mengikuti


Profesional gagasan, teori, dan perkembangan
prinsip kegiatan pemikiran tentang
laboratorium pemanfaatan kegiatan
sekolah/madrasah laboratorium sebagai
wahana pendidikan
4.1.2 Menerapkan hasil
inovasi atau kajian
laboratorium

4.2 Memanfaatkan 4.2.1 Menyusun


laboratorium untuk panduan/penuntun
kepentingan (manual) praktikum
pendidikan dan 4.2.2 Merancang kegiatan
penelitian di laboratorium untuk
sekolah/madrasah pendidikan dan
penelitian
4.2.3 Melaksanakan kegiatan
laboratorium untuk
kepentingan pendidikan
dan penelitian

4
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

4.2.4 Mempublikasikan karya


tulis ilmiah hasil
kajian/inovasi

4.3 Menjaga kesehatan 4.3.1 Menetapkan ketentuan


dan keselamatan mengenai kesehatan
kerja di dan keselamatan kerja
laboratorium 4.3.2 Menerapkan ketentuan
sekolah/madrasah mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja
4.3.3 Menerapkan prosedur
penanganan bahan
berbahaya dan beracun
4.3.4 Memantau bahan
berbahaya dan beracun,
serta peralatan
keselamatan kerja

2. Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri 1.1.1 Bertindak secara
Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai dengan
yang dewasa, norma agama, hukum,
mantap, dan sosial, dan budaya
berakhlak mulia nasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan
kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri

1.2 Menunjukkan 1.2.1 Berperilaku disiplin


komitmen terhadap 1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
tugas 1.2.3 Bertanggung jawab
terhadap tugas

5
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-


hati dalam
melaksanakan tugas
1.2.5 Kreatif dalam
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada
kualitas

2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1 Menyadari kekuatan dan


Sosial dalam pelaksanaan kelemahan diri
tugas 2.1.2 Memiliki wawasan
tentang pihak lain yang
dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan
berbagai pihak secara
efektif

2.2 Berkomunikasi 2.2.1 Berkomunikasi dengan


secara lisan dan berbagai pihak secara
tulisan santun, empatik, dan
efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai
peralatan TIK untuk
berkomunikasi

3. Kompetensi 3.1 Merencanakan 3.1.1 Merencanakan


Administratif pemanfaatan kebutuhan bahan,
laboratorium peralatan, dan suku
sekolah/madrasah cadang laboratorium
3.1.2 Memanfaatkan katalog
sebagai acuan dalam
merencanakan bahan,
peralatan, dan suku
cadang laboratorium
3.1.3 Membuat daftar bahan,
peralatan, dan suku
cadang yang diperlukan
laboratorium

6
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

3.1.4 Merencanakan
kebutuhan bahan dan
perkakas untuk
perawatan dan
perbaikan peralatan
laboratorium
3.1.5 Merencanakan jadwal
perawatan dan
perbaikan peralatan
laboratorium

3.2 Mengatur 3.2.1 Mencatat bahan,


penyimpanan peralatan, dan fasilitas
bahan, peralatan, laboratorium dengan
perkakas, dan suku memanfaatkan peralatan
cadang teknologi informasi dan
laboratorium komunikasi (TIK)
sekolah/madrasah 3.2.2 Mengatur tata letak
bahan, peralatan, dan
fasilitas laboratorium
3.2.3 Mengatur tata letak
bahan, suku cadang,
dan perkakas untuk
perawatan dan
perbaikan peralatan
laboratorium

4. Kompetensi 4.1 Menyiapkan 4.1.1 Menyiapkan petunjuk


Profesional kegiatan penggunaan peralatan
laboratorium laboratorium
sekolah/madrasah 4.1.2 Menyiapkan paket
bahan dan rangkaian
peralatan yang siap
pakai untuk kegiatan
praktikum
4.1.3 Menyiapkan penuntun
kegiatan praktikum

7
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

KOMPETENSI KHUSUS
Teknisi Laboratorium IPA,
Fisika, Kimia, Biologi dan
Program Produktif SMK
4.1.4 Membuat peralatan
praktikum sederhana
4.1.5 Membuat paket bahan
siap pakai untuk
kegiatan praktikum

Teknisi Laboratorium Bahasa


4.1.6 Membuat rekaman audio
visual dalam berbagai
media untuk
kepentingan
pembelajaran

Teknisi Laboratorium Komputer


4.1.7 Memelihara kelancaran
jaringan komputer (LAN)
4.1.8 Mengoperasikan
program aplikasi sesuai
dengan kebutuhan mata
pelajaran

4.2 Merawat peralatan 4.2.1 Mengidentifikasi


dan bahan di kerusakan peralatan dan
laboratorium bahan laboratorium
sekolah/madrasah 4.2.2 Memperbaiki kerusakan
peralatan laboratorium

4.3 Menjaga kesehatan 4.3.1 Menjaga kesehatan diri


dan keselamatan dan lingkungan kerja
kerja di 4.3.2 Menggunakan peralatan
laboratorium kesehatan dan
sekolah/madrasah keselamatan kerja di
laboratorium
4.3.3 Menangani bahan-bahan
berbahaya dan beracun
sesuai dengan prosedur
yang berlaku

8
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

4.3.4 Menangani limbah


laboratorium sesuai
dengan prosedur yang
berlaku
4.3.5 Memberikan pertolongan
pertama pada
kecelakaan

3. Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri 1.1.1 Bertindak secara


Kepribadian sebagai pribadi konsisten sesuai dengan
yang dewasa, norma agama, hukum,
mantap, dan sosial, dan budaya
berakhlak mulia nasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan
kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan
kemampuan diri

1.2 Menunjukkan 1.2.1 Berperilaku disiplin


komitmen 1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas 1.2.3 Bertanggung jawab
terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati
dalam melaksanakan
tugas
1.2.5 Kreatif dalam
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
tugas profesinya

9
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

1.2.6. Berorientasi pada kualitas

2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama 2.1.1 Menyadari kekuatan dan


Sosial dalam kelemahan diri
pelaksanaan 2.1.2 Memiliki wawasan
tugas tentang pihak lain yang
dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan
berbagai pihak secara
efektif

2.2 Berkomunikasi 2.2.1 Berkomunikasi dengan


secara lisan dan berbagai pihak secara
tulisan santun, empatik, dan
efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai
peralatan TIK untuk
berkomunikasi

3. Kompetensi 3.1 Menginventarisasi 3.1.1 Mencatat bahan


Administratif bahan praktikum laboratorium
3.1.2 Mencatat penggunaan
bahan laboratorium
3.1.3 Melaporkan penggunaan
bahan laboratorium

3.2 Mencatat kegiatan 3.2.1 Mencatat kehadiran guru


praktikum dan peserta didik
3.2.2 Mencatat penggunaan
alat
3.2.3 Mencatat penggunaan
penuntun praktikum
3.2.4 Mencatat kerusakan alat
3.2.5 Melaporkan keseluruhan
kegiatan praktikum
secara periodik

4. Kompetensi 4.1 Merawat ruang 4.1.1 Menata ruang


Profesional laboratorium laboratorium
sekolah/madrasah 4.1.2 Menjaga kebersihan
ruangan laboratorium

10
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

4.1.3. Mengamankan ruang


laboratorium

4.2 Mengelola bahan 4.2.1 Mengklasifikasikan bahan


dan peralatan dan peralatan praktikum
laboratorium 4.2.2 Menata bahan dan
sekolah/madrasah peralatan praktikum
4.2.3 Mengidentifikasi
kerusakan bahan,
peralatan, dan fasilitas
laboratorium
4.2.4 Menjaga kebersihan alat
laboratorium
4.2.5 Mengamankan bahan dan
peralatan laboratorium

Khusus untuk laboran biologi:

4.2.6 Merawat tanaman untuk


kegiatan praktikum
4.2.7 Memelihara hewan untuk
praktikum

4.3 Melayani kegiatan 4.3.1 Menyiapkan bahan sesuai


praktikum dengan penuntun
praktikum
4.3.2 Menyiapkan peralatan
sesuai dengan penuntun
praktikum
4.3.3 Melayani guru dan
peserta didik dalam
pelaksanaan praktikum
4.3.4 Menyiapkan kelengkapan
pendukung praktikum
(lembar kerja, lembar
rekam data, dan lain-lain)

4.4 Menjaga 4.4.1 Menjaga kesehatan diri


kesehatan dan dan lingkungan kerja
keselamatan kerja 4.4.2 Menggunakan peralatan
di laboratorium kesehatan dan
sekolah/madrasah keselamatan kerja di
laboratorium

11
DIMENS!
KOMPETEIUSI KOMPETEI{SI SIJE.KOIViPETENS!

4 . 4 . 3 M e n a n g ab
nai han-bahan
berbahaya danberacun
sesuaidenganprosedur
a n q b e r la k u
4 .4 . 4 N/ le n a n g an i bah
l im
laboratorium
sesuai
denganproseduryang
berlaku
4.4.5 Memberikanpertolongan
pertamapada kecelakaan

MET\JTERI
PEI\ DIDIKAN NXASIONAI-

TTD

BAMBANG
SIJDIBYO
Salinan
sesuaidenganaslinya,
BiroHukumdanOrganisasi"
.-Departemen
pendidikan
_- Nasional
' Baqian Renyusunan
n-",iungun
-,, ,1,ll.i ;,
;",#epSla
: iil,dralttl]dn
perundang-undangan
.i.."""-*'gpritira,i dan
: ptutm I

T2
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 ayat (5)


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004


mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN
KOMPETENSI KONSELOR.
.

Pasal 1

(1) Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional.
(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan konselor wajib


menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri paling lambat 5 tahun setelah Peraturan Menteri ini
mulai berlaku.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

2
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK


DAN KOMPETENSI KONSELOR

A. Pendahuluan
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong
belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal
1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki
keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan
kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan
mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan
dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli
kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan
konseling. Konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling,
terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal.
Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli
bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap
empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli,
dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan.
Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan
ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi
profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani,
(2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3)
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan
(4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.

3
Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat
komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi
yang mendukung. Kompetensi akademik dan profesional konselor secara
terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.

Pembentukan kompetensi akademik konselor ini merupakan proses


pendidikan formal jenjang strata satu (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling, yang
bermuara pada penganugerahan ijazah akademik Sarjana Pendidikan (S.Pd)
bidang Bimbingan dan Konseling. Sedangkan kompetensi profesional merupakan
penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan,
yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik
yang telah diperoleh dalam konteks otentik Pendidikan Profesi Konselor yang
berorientasi pada pengalaman dan kemampuan praktik lapangan, dan tamatannya
memperoleh sertifikat profesi bimbingan dan konseling dengan gelar profesi
Konselor, disingkat Kons.

B. Kualifikasi Akademik Konselor


Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan
pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan
program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang
menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli, dan
pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dan nonformal
diselenggarakan oleh konselor.
Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah:
1. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
2. Berpendidikan profesi konselor.

4
C. Kompetensi Konselor

Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan


atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja
konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana
tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional
konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI

A. KOMPETENSI PEDAGOGIK

1. Menguasai teori dan praksis 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan
pendidikan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis
pendidikan

2. Mengaplikasikan perkembangan 2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku


fisiologis dan psikologis serta perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis
konseli individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling dalam upaya pendidikan
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian,
individualitas dan perbedaan konseli terhadap
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
dalam upaya pendidikan
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
dalam upaya pendidikan
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
2.5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan
mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling dalam upaya pendidikan

3. Menguasai esensi pelayanan 3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
bimbingan dan konseling dalam jalur, satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan
jenis, dan jenjang satuan pendidikan informal

5
3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenis pendidikan umum, kejuruan,
keagamaan, dan khusus
3.3 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan
menengah, serta tinggi.

B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

4. Beriman dan bertakwa kepada 4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan
Tuhan Yang Maha Esa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan
beragama dan toleran terhadap pemeluk agama
lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

5. Menghargai dan menjunjung tinggi 5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis
nilai-nilai kemanusiaan, tentang manusia sebagai makhluk spiritual,
individualitas dan kebebasan bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
memilih 5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif
individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sesuai dengan hak asasinya.
5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli
5.6 Bersikap demokratis.

6. Menunjukkan integritasdan stabilitas 6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang


kepribadian yang kuat terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah,
dan konsisten )
6.2 Menampilkan emosi yang stabil.
6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati
keragaman dan perubahan
6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli
yang menghadapi stres dan frustasi

7. Menampilkan kinerja berkualitas 7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,


tinggi inovatif, dan produktif
7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
7.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara efektif

6
C. KOMPETENSI SOSIAL

8. Mengimplementasikan kolaborasi 8.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran


intern di tempat bekerja pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan
sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di
tempat bekerja
8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada
pihak-pihak lain di tempat bekerja
8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di
dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua,
tenaga administrasi)

9. Berperan dalam organisasi dan 9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi
kegiatan profesi bimbingan dan profesi bimbingan dan konseling untuk
konseling pengembangan diri dan profesi
9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan
konseling
9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan
konseling untuk pengembangan diri dan profesi

10. Mengimplementasikan kolaborasi 10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional


antarprofesi bimbingan dan konseling kepada organisasi
profesi lain
10.2 Memahami peran organisasi profesi lain dan
memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan
bimbingan dan konseling
10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga
paraprofesional dan profesional profesi lain.
10.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain
sesuai dengan keperluan

D. KOMPETENSI PROFESIONAL

11. Menguasai konsep dan praksis 11.1 Menguasai hakikat asesmen


asesmen untuk memahami kondisi, 11.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan
kebutuhan, dan masalah konseli kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling
11.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen
asesmen untuk keperluan bimbingan dan
konseling
11.4 Mengadministrasikan asesmen untuk
mengungkapkan masalah-masalah konseli.
11.5 Memilih dan mengadministrasikan teknik
asesmen pengungkapan kemampuan dasar
dan kecenderungan pribadi konseli.

7
11.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen
untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli
berkaitan dengan lingkungan
11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli
dalam pelayanan bimbingan dan konseling
11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dengan tepat
11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional
dalam praktik asesmen

12. Menguasai kerangka teoretik dan 12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan
praksis bimbingan dan konseling dan konseling.
12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan
konseling.
12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan
bimbingan dan konseling.
12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah
kerja.
12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling.
12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format
pelayanan bimbingan dan konseling.

13. Merancang program Bimbingan 13.1 Menganalisis kebutuhan konseli


dan Konseling 13.2 Menyusun program bimbingan dan konseling
yang berkelanjutan berdasar kebutuhan
peserta didik secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan
13.3 Menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
13.4 Merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling

14. Mengimplementasikan program 14.1 Melaksanakan program bimbingan dan


Bimbingan dan Konseling yang konseling.
komprehensif 14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
14.3 Memfasilitasi perkembangan akademik, karier,
personal, dan sosial konseli
14.4 Mengelola sarana dan biaya program
bimbingan dan konseling

15. Menilai proses dan hasil kegiatan 15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program
Bimbingan dan Konseling. bimbingan dan konseling
15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan
bimbingan dan konseling.

8
15.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi
pelayanan bimbingan dan konseling kepada
pihak terkait
15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi
untuk merevisi dan mengembangkan program
bimbingan dan konseling

16. Memiliki kesadaran dan komitmen 16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan
terhadap etika profesional keterbatasan pribadi dan profesional.
16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
kewenangan dan kode etik profesional konselor
16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar
tidak larut dengan masalah konseli.
16.4 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan
pengembangan profesi
16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada
kepentingan pribadi konselor
16.7 Menjaga kerahasiaan konseli

17. Menguasai konsep dan praksis 17.1 Memahami berbagai jenis dan metode
penelitian dalam bimbingan dan penelitian
konseling 17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan
konseling
17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan
konseling
17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam
bimbingan dan konseling dengan mengakses
jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

9
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 33 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
LUAR BIASA (SMPLB), DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun
2007;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR
LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA
(SMPLB), DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA
(SMALB).

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.


2. Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi SDLB,
SMPLB dan/atau SMALB.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk
pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran.
6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik
dan guru untuk setiap mata pelajaran.
8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan
guru.
9. Buku referensi adalah rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu
10. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif
singkat.
12. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang
digunakan untuk mendukung pembelajaran di sekolah.
13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang
berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SDLB,
SMPLB dan/atau SMALB meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana
penunjang, dan lahan pertamanan.
15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SDLB, SMPLB
dan/atau SMALB.
16. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus.
17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka.
18. Ruang pembelajaran khusus adalah ruang terbuka atau tertutup untuk
melaksanakan kegiatan terapi atau intervensi sesuai dengan jenis ketunaan.
19. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) adalah ruang untuk latihan keterampilan gerak,
pembentukan postur tubuh, gaya jalan dan olahraga bagi peserta didik tunanetra.
20. Ruang Bina Wicara adalah ruang untuk latihan wicara perseorangan bagi peserta
didik tunarungu.
21. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk latihan mengembangkan
kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran dan/atau perasaan vibrasi untuk
menghayati bunyi dan rangsang getar di sekitarnya, serta mengembangkan
kemampuan berbahasa khususnya bahasa irama bagi peserta didik tunarungu.
22. Ruang Bina Diri adalah ruang untuk kegiatan pembelajaran Bina Diri bagi peserta
didik tunagrahita.
23. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak adalah ruang untuk latihan koordinasi, layanan
perbaikan disfungsi organ tubuh, terapi wicara dan terapi okupasional bagi peserta
didik tunadaksa.
24. Ruang Bina Pribadi dan Sosial adalah ruang untuk konsultasi, bimbingan dan
penanganan bagi peserta didik tunalaras.
25. Ruang keterampilan adalah ruang untuk pelaksanaan pendidikan keterampilan
untuk mengembangkan kemampuan vokasional peserta didik berkebutuhan kusus
yang dirancang sesuai dengan ketunaan yang dialami.
26. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan
SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
27. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat dan
menerima tamu.
28. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi SDLB, SMPLB
dan/atau SMALB.
29. Tempat beribadah adalah tempat warga SDLB, SMPLB dan/atau SMALB melakukan
ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
30. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami
gangguan kesehatan dini dan ringan di SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
31. Ruang konseling/asesmen adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan
konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar,
dan karir, serta sebagai ruang untuk kegiatan dalam menggali data kemampuan
awal peserta didik sebagai dasar layanan pendidikan selanjutnya.
32. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.
33. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
34. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas,
peralatan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang tidak/belum berfungsi, dan arsip
SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
35. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan SDLB, SMPLB
dan/atau SMALB.
36. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan
sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
37. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat
melakukan kegiatan bebas.
38. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan
kelas.
39. Ketunaan adalah jenis kelainan fisik, emosional dan/atau mental yang berhubungan
dengan kesulitan dalam mengikuti proses belajar. Lima jenis ketunaan yang diatur
dalam standar ini adalah tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita (C), tunadaksa
(D) dan tunalaras (E).

Pasal 2

(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.

(2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil


yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan
dengan kelompok lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki
yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

Penyelenggara pendidikan wajib menerapkan standar sarana dan prasarana


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Juni 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional.
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I

Muslikh, S.H
NIP. 131479478
SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 33 TAHUN 2008 TANGGAL 23 JUNI 2008

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB),
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB),
DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB)

A. SATUAN PENDIDIKAN

1. Satu SDLB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 6
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.

2. Satu SMPLB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.

3. Satu SMALB memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3
rombongan belajar peserta didik dengan satu atau beberapa ketunaan.

4. Minimum satu SDLB dan satu SMPLB disediakan untuk satu kabupaten/kota.

5. Pada suatu wilayah berpenduduk lebih dari 250.000 jiwa, dan dibutuhkan
penambahan rombongan belajar untuk SDLB dan/atau SMPLB yang telah ada,
dapat dilakukan penambahan sarana dan prasarana pada SDLB dan/atau
SMPLB tersebut atau disediakan SDLB dan/atau SMPLB baru.

6. SDLB, SMPLB dan SMALB untuk tunalaras dipisahkan dari sekolah untuk
ketunaan lainnya.

B. LAHAN

1. Lahan SDLB, SMPLB dan SMALB memenuhi ketentuan luas lahan minimum
sebagai berikut.

a. Lahan SDLB memenuhi ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum


pada Tabel 1.
Tabel 1 Luas Lahan Minimum SDLB

No Banyak rombongan Jenis Luas lahan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 6 1 1170 640
2 12 1-2 1700 900
3 18 1-3 2200 1150
4 24 1-4 2670 1390

b. Lahan SMPLB memenuhi ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada
Tabel 2.

Tabel 2 Luas Lahan Minimum SMPLB

No Banyak rombongan Jenis Luas lahan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 3 1 1170 640
2 6 1-2 1500 800
3 9 1-3 1840 970
4 12 1-4 2100 1100

c. Lahan SMALB memenuhi ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada
Tabel 3.

Tabel 3 Luas Lahan Minimum SMALB

No Banyak rombongan Jenis Luas lahan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 3 1 1070 590
2 6 1-2 1240 670
3 9 1-3 1440 770
4 12 1-4 1640 870

2
d. Lahan untuk SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang bergabung memenuhi
ketentuan luas lahan minimum seperti tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4 Luas Lahan Minimum SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang Bergabung

No Jenjang pendidikan Banyak Luas lahan minimum (m2)


rombongan Bangunan satu Bangunan dua
belajar lantai lantai
1 SDLB dan SMPLB 9 1600 850
2 SDLB, SMPLB dan SMALB 12 1800 950
3 SMPLB dan SMALB 6 1440 770

2. Luas lahan yang dimaksud dalam Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 adalah luas
lahan efektif yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan dan tempat
bermain/berolahraga.

3. Lahan terletak di lokasi yang memungkinkan akses yang mudah ke fasilitas


kesehatan.

4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat dengan
kendaraan roda empat.

5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan
sungai dan jalur kereta api.

6. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.


a. Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH Nomor
94/MENKLH/1992 tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c. Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH Nomor
02/MEN KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.

8. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

3
C. BANGUNAN

1. Bangunan SDLB, SMPLB, dan SMALB memenuhi ketentuan luas lantai


bangunan minimum sebagai berikut.

a. Bangunan SDLB memenuhi ketentuan luas lantai bangunan minimum seperti


tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5 Luas Lantai Bangunan Minimum SDLB

No Banyak rombongan Jenis Luas lantai bangunan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 6 1 350 380
2 12 1-2 510 540
3 18 1-3 660 690
4 24 1-4 800 830

b.Bangunan SMPLB dan SMALB memenuhi ketentuan luas lantai bangunan


minimum seperti tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6 Luas Lantai Bangunan Minimum SMPLB

No Banyak rombongan Jenis Luas lantai bangunan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 3 1 350 380
2 6 1-2 450 480
3 9 1-3 550 580
4 12 1-4 630 660

c. Bangunan SMALB memenuhi ketentuan luas lantai bangunan minimum seperti


tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7 Luas Lantai Bangunan Minimum SMALB

No Banyak rombongan Jenis Luas lantai bangunan minimum (m2)


belajar ketunaan Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai
1 3 1 320 350
2 6 1-2 370 400
3 9 1-3 430 460
4 12 1-4 490 520

4
d. Bangunan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang bergabung memenuhi
ketentuan luas lantai bangunan minimum seperti tercantum pada Tabel 8.

Tabel 8 Luas Lantai Bangunan Minimum SDLB, SMPLB dan/atau SMALB yang Bergabung

No Jenjang pendidikan Banyak Luas lantai bangunan


rombongan minimum (m2)
belajar
Bangunan satu Bangunan dua
lantai lantai
1 SDLB dan SMPLB 9 480 510
2 SDLB, SMPLB dan SMALB 12 540 570
3 SMPLB dan SMALB 6 430 460

2. Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:


a. koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
b. koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah;
c. jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan as jalan,
tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak
antara bangunan dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar
halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

3. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut.


a. Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta
untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.

4. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut.


a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih,
saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

5. Bangunan memenuhi persyaratan aksesibilitas berikut.


a. Menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman untuk
penyandang cacat yang memiliki kesulitan mobilitas termasuk pengguna kursi
roda.
b. Dilengkapi dengan fasilitas pengarah jalan (guiding block) untuk tunanetra.

5
6. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
a. Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.

7. Bangunan dapat memiliki lebih dari satu lantai jika disediakan tangga dan ramp untuk
pengguna kursi roda yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, dan
keselamatan.

8. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut.


a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika
terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya.
b. Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah
yang jelas.

9. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt.

10. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional.

11. Kualitas bangunan minimum permanen kelas B, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar Pekerjaan Umum.

12. Bangunan sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.

13. Pemeliharaan bangunan sekolah adalah sebagai berikut.


a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun
jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.
b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka
kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun.

14. Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA

Setiap SDLB, SMPLB dan SMALB sekurang-kurangnya memiliki ruang pembelajaran


umum, ruang pembelajaran khusus dan ruang penunjang sesuai dengan jenjang
pendidikan dan jenis ketunaan peserta didik yang dilayani, dengan rincian seperti
disebutkan dalam Tabel 9.

6
Tabel 9 Kelengkapan Sarana dan Prasarana SDLB, SMPLB dan SMALB

Komponen Sarana SDLB SMPLB SMALB


dan Prasarana A B C D E A B C D E A B C D E
1 Ruang
pembelajaran
umum
1.1 Ruang kelas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.2 Ruang perpustakaan* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Ruang
pembelajaran
khusus
2.1 Ruang OM** √ √
2.2 Ruang BKPBI:
2.2.1 Ruang Bina √ √
Wicara**
2.2.2 Ruang Bina Persepsi √ √
Bunyi dan Irama**
2.3 Ruang Bina Diri** √ √
2.4 Ruang Bina Diri dan √ √
Bina Gerak**
2.5 Ruang Bina Pribadi √ √
dan Sosial**
2.6 Ruang keterampilan* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Ruang penunjang
3.1 Ruang pimpinan* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.2 Ruang guru* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.3 Ruang tata usaha* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.4 Tempat beribadah* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.5 Ruang UKS* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.6 Ruang konseling/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
asesmen*
3.7 Ruang organisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesiswaan*
3.8 Jamban* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.9 Gudang* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.10 Ruang sirkulasi* √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.11 Tempat bermain/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berolahraga*

Keterangan:
* satu ruang dapat digunakan bersama untuk lebih dari satu jenis ketunaan dan lebih dari satu
jenjang pendidikan
** satu ruang dapat digunakan bersama untuk lebih dari satu jenjang pendidikan

Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur
dalam standar tiap ruang sebagai berikut.

7
1. RUANG PEMBELAJARAN UMUM

1.1. Ruang Kelas


a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori dan
praktik dengan alat sederhana yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan
belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 5 peserta didik untuk ruang
kelas SDLB dan 8 peserta didik untuk ruang kelas SMPLB dan
SMALB.
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 3 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 5 orang, luas
minimum ruang kelas adalah 15 m2.
e. Lebar minimum ruang kelas adalah 3 m.
f. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luar ruangan.
g. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci
dengan baik saat tidak digunakan.
h. Salah satu dinding ruang kelas dapat berupa dinding semi permanen
agar pada suatu saat dua ruang kelas yang bersebelahan dapat
digabung menjadi satu ruangan.
i. Ruang kelas dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 10.

Tabel 10 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah
didik didik dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok usia
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
1.2 Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah
didik didik dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok usia
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik.
Desain memungkinkan kaki peserta didik
masuk dengan leluasa ke bawah meja.
1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.

8
No Jenis Rasio Deskripsi

1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah


dipindahkan.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
1.5 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan yang diperlukan kelas
tersebut.
Dapat dikunci.
2 Media
Pendidikan
2.1 Papan tulis 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta didik
melihatnya dengan jelas.
2.2 Papan pajang 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.
Ditempatkan pada posisi yang mudah
diraih peserta didik.
Dapat berupa papan flanel.
3 Perlengkapan
Lain
3.1 Tempat cuci 1 buah/ruang
tangan
3.2 Jam dinding 1 buah/ruang
3.3 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.4 Tempat sampah 1 buah/ruang

1.2. Ruang Perpustakaan

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik, guru


dan orangtua peserta didik memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka dengan membaca, mengamati dan mendengar, dan sekaligus tempat
petugas mengelola perpustakaan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan adalah 30 m2. Lebar minimum ruang
perpustakaan adalah 5 m.
c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku.
d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.
e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel
11.

9
Tabel 11 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Buku
1.1 Buku teks 1 eksemplar/mata Termasuk dalam daftar buku teks
pelajaran pelajaran/peserta pelajaran yang ditetapkan oleh
didik, Mendiknas dan daftar buku teks muatan
ditambah lokal yang ditetapkan oleh Gubernur
2 eksemplar/mata atau Bupati/Walikota.
pelajaran/sekolah Jenis terbitan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan peserta didik. Untuk
tunanetra disediakan buku Braille, cetak
awas diperbesar dan audiobook.
1.2 Buku panduan 1 eksemplar/mata
pendidik pelajaran/guru mata
pelajaran
bersangkutan,
ditambah
1 eksemplar/mata
pelajaran/sekolah
1.3 Buku pengayaan 840 judul/sekolah Untuk SDLB terdiri dari 60% non-fiksi
dan 40% fiksi.
Untuk SMPLB dan SMALB terdiri dari
65% non-fiksi dan 35% fiksi.
Jenis terbitan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan peserta didik. Untuk
tunanetra disediakan buku braille, cetak
awas diperbesar dan audiobook.
1.4 Buku referensi 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi Kamus
untuk SDLB Besar Bahasa Indonesia, kamus bahasa
20 judul/sekolah Inggris, ensiklopedi, buku statistik
untuk SMPLB daerah, buku telepon, kitab undang-
30 judul/sekolah undang dan peraturan, dan kitab suci.
untuk SMALB Untuk tunarungu meliputi Kamus
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).
Jenis terbitan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan peserta didik. Untuk
tunanetra disediakan buku braille, cetak
awas diperbesar dan audiobook.
1.5 Sumber belajar 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi majalah,
lain untuk SDLB surat kabar, globe, peta, gambar
20 judul/sekolah pahlawan nasional,
untuk SMPLB CD pembelajaran, dan
30 judul/sekolah alat peraga matematika.
untuk SMALB Jenis terbitan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan peserta didik. Untuk
tunanetra disediakan buku braille, cetak
awas diperbesar dan audiobook.

10
No Jenis Rasio Deskripsi

2 Perabot
2.1 Rak buku 1 set/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
dengan baik.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan
mudah.
2.2 Rak majalah 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
majalah.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi majalah dengan
mudah.
2.3 Rak surat kabar 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Dapat menampung seluruh koleksi
suratkabar.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi suratkabar dengan
mudah.
2.4 Meja baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Desain memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
2.5 Kursi baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
2.6 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2.7 Meja kerja/ 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
sirkulasi Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2.8 Lemari katalog 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Cukup untuk menyimpan kartu-kartu
katalog.
Lemari katalog dapat diganti dengan
meja untuk menempatkan katalog.
2.9 Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung
seluruh peralatan untuk pengelolaan
perpustakaan.
Dapat dikunci.
2.10 Papan 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
pengumuman Ukuran minimum 1 m2.
2.11 Meja multimedia 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung

11
No Jenis Rasio Deskripsi
seluruh peralatan multimedia.
3 Media
Pendidikan
3.1 Peralatan 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set
multimedia komputer (CPU, monitor minimum
15 inci, printer), TV, radio, dan
pemutar VCD/DVD.
Khusus untuk SDLB-A, SMPLB-A, dan
SMALB-A komputer dilengkapi dengan
perangkat lunak screen reader, screen
review, atau text-to-speech, serta printer
braille.
4 Peralatan
Pendidikan
4.1 Papan braille 6 buat/sekolah
4.2 Braille kit 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.3 Reglet dan pena 10 set/sekolah Terbuat dari besi stainles atau plastik
dengan sel 4-6 baris dan 27-30 kolom.
4.4 Peta timbul 1 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.5 Abacus 6 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.6 Magnifier lens 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
set
4.7 Sistem Simbol 2 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
Braille Indonesia
4.8 Papan geometri 6 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
4.9 Globe timbul 1 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra
5 Perlengkapan
Lain
5.1 Buku inventaris 1 buah/sekolah
5.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
5.3 Jam dinding 1 buah/ruang
5.4 Tempat sampah 1 buah/ruang

12
2. RUANG PEMBELAJARAN KHUSUS

2.1. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) untuk Tunanetra (A)


a. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) merupakan tempat latihan
keterampilan gerak, pembentukan postur tubuh, gaya jalan dan
olahraga, serta dapat berfungsi sebagai ruang serbaguna.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB
tunanetra memiliki minimum satu buah ruang OM dengan luas
minimum 15 m2.
c. Ruang OM dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 12.

Tabel 12 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM)

No. Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari 1 buah/sekolah Ukuran memadai untuk menyimpan
seluruh peralatan OM.
Dapat dikunci.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Peralatan OM:
2.1.1 Tongkat panjang 10 buah/sekolah Terbuat dari alumunium, panjang 110-
ukuran dewasa 125 cm, pegangan terbuat dari karet,
ujung tongkat terbuat dari plastik, dan
mempunyai cruck untuk melindungi
perut.
2.1.2 Tongkat panjang 10 buah/sekolah Terbuat dari alumunium, panjang 80-90
ukuran anak-anak cm, pegangan terbuat dari karet, ujung
tongkat terbuat dari plastik, dan
mempunyai cruck untuk melindungi
perut.
2.1.3 Tongkat lipat 10 buah/sekolah Terbuat dari aluminum, panjang 110
cm, dapat dilipat, ujung tongkat terbuat
dari plastik.
2.1.4 Blind fold 10 buah/sekolah Terbuat dari kain berwarna hitam dan
tidak tembus pandang.
2.1.5 Kompas bicara 5 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra.
2.1.6 Stopwatch 5 buah/sekolah Khusus untuk tunanetra.
2.1.7 Denah ruang timbul 1 buah/sekolah
2.2 Peralatan Motorik
Kasar:
2.2.1 Alat keseimbangan 1 set/sekolah
badan
2.2.2 Matras 1 buah/sekolah
2.3 Alat Bantu Auditif:
2.3.1 Tape recorder 1 set/sekolah Dapat memutar kaset atau CD.
Memiliki double deck.

13
No. Jenis Rasio Deskripsi
2.3.2 Alat musik pukul 1 set/sekolah
2.3.3 Alat musik tiup 6 buah/sekolah
2.3.4 Alat musik petik 2 buah/sekolah
2.3.5 Alat musik gesek 2 buah/sekolah
3 Perlengkapan Lain
3.1 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.2 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.2. Ruang Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) untuk
Tunarungu (B)

2.2.1. Ruang Bina Wicara

a. Ruang Bina Wicara berfungsi sebagai tempat latihan wicara


perseorangan.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB
tunarungu memiliki minimum satu buah ruang Bina Wicara dengan
luas minimum 4 m2.
c. Ruang Bina Wicara dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum
pada Tabel 13.

Tabel 13 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Ruang Bina Wicara

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan aman.
didik didik
1.2 Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan aman.
didik didik
1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman.
1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman.
1.5 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan seluruh
peralatan Bina Wicara.
Dapat dikunci.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Speech trainer 1 unit/ruang Berfungsi sebagai alat amplifikasi bunyi
untuk umpan balik pendengaran.
Dilengkapi dengan lampu indikator dan
vibrator, headphone anak (suara dan vibrator),
serta mikrofon guru dan peserta didik
2.2 Alat perekam 1 unit/ruang Tape recorder atau alat perekam lain yang
setara untuk merekam hasil latihan bicara
peserta didik.
2.3 Cermin 1 buah/ruang Ukuran minimum dapat digunakan 2 orang
bersebelahan, dipasang di dinding sebagai
umpan balik visual dan membaca ujaran.

14
No Jenis Rasio Deskripsi
2.4 Nasalisator 1 buah/ruang Alat bantu pembentuk fonem-fonem nasal/
sengau.
2.5 Sikat getar 5 buah/ruang Alat bantu pembentukan fonem-fonem getar.
2.6 Alat latihan 1 set/ruang Dapat berupa bola pingpong dengan media
pernafasan pipa PVC dibelah, kapas, bulu-bulu, lilin,
kertas tipis, pembuluh, parfum/aroma.
2.7 Alat latihan 1 set/ruang Terdiri dari berbagai makanan lunak, cair dan
organ bicara keras sebagai perangsang lidah, seperti madu,
permen, sirup.
2.8 Spatel 3 buah/ruang Digunakan untuk memperbaiki posisi lidah
saat pengucapan fonem tertentu.
Dapat diganti dengan sendok es krim untuk
penggunaan sekali pakai.
2.9 Garpu tala 1 buah/ruang
2.10 Gambar organ 1 buah/ruang Digunakan untuk membantu menyadari posisi
artikulasi organ artikulasi sesuai dengan fonem yang
akan dibentuk.
2.11 Bagan konsonan 1 buah/ruang Digunakan untuk membantu menyadarkan
dan vokal dan membentuk fonem sesuai dengan posisi
alat ucap.
2.12 Kartu identifikasi 1 set/ruang Kartu kata berjumlah minimal 15 kartu per
fonem untuk mengidentifikasi fonem sesuai
dengan posisi awal, tengah dan/atau akhir.
2.13 Buku program 1 buah/peserta Merekam perkembangan latihan peserta didik.
latihan didik
3 Perlengkapan
Lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.2.2. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama

a. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama berfungsi sebagai tempat


mengembangkan kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran dan/atau
perasaan vibrasi untuk menghayati bunyi dan rangsang getar di sekitarnya,
serta mengembangkan kemampuan berbahasa khususnya bahasa irama.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunarungu
memiliki minimum satu buah ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama yang
dapat menampung satu rombongan belajar dengan luas minimum 30 m2.
c. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama dilengkapi dengan sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 14.

15
Tabel 14 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
didik
1.2 Meja peserta 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
didik
1.3 Kursi guru 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.4 Meja guru 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.5 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan seluruh
peralatan Bina Persepsi Bunyi dan Irama.
Dapat dikunci.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Cermin 1 buah/sekolah Ukuran minimum 4 m x 2 m, dipasang di
dinding ruang sebagai umpan balik visual,
dilengkapi dengan kain penutup cermin.
2.2 Sound system 1 set/sekolah Dapat mengeluarkan suara dan vibrasi yang
dapat ditangkap oleh peserta didik.
Dapat memutar kaset, CD dan media lain
untuk mengiringi pembelajaran gerak dan tari.
2.3 Sound level meter 1 buah/sekolah Dapat mengukur tingkat kekerasan suara yang
dihasilkan sound system agar dapat ditangkap
peserta didik.
2.4 Keyboard 1 buah/sekolah Terdiri dari 3 oktaf.
2.5 Alat musik pukul 1 set/sekolah Dapat meliputi tambur, drum, gendang,
tamburin, rebana, gong, bende, kempul,
kenong, angklung, kentongan, garputala,
triangle.
2.6 Alat musik tiup 6 buah/sekolah Dapat meliputi seruling, peluit, harmonika,
pianika, terompet.
2.7 Panggung getar 1 buah/sekolah Panggung berukuran 4 m2 dengan tinggi 30
cm, kuat dan mendukung gerak peserta didik
2.8 Alat bantu dengar 10 buah/sekolah Jenis pocket, super power, dan bina oral.
3 Media
Pendidikan
3.1. Papan tulis 2 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan
seluruh peserta didik melihat dengan jelas.
4 Perlengkapan
Lain
4.1 Jam dinding 1 buah/ruang
4.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
4.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

16
2.3. Ruang Bina Diri untuk Tunagrahita (C)

a. Ruang Bina Diri berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran Bina Diri
yang meliputi :
1) Merawat diri: Makan, minum, menjaga kebersihan badan, buang air
2) Mengurus diri: Berpakaian dan berhias diri
3) Okupasi: Melakukan kegiatan sehari-hari yang meliputi mencuci dan
menyeterika baju, menyemir sepatu, membuat minuman, memasang
sprei, dan membersihkan lantai.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunagrahita
memiliki minimum satu buah ruang Bina Diri dengan luas minimum 24 m2.
c. Ruang Bina Diri dilengkapi dengan kamar mandi dan/atau jamban khusus
untuk latihan atau dapat memanfaatkan jamban yang ada.
d. Ruang Bina Diri dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 15.
Tabel 15 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Bina Diri

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari pakaian 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Memiliki rak dan gantungan baju.
1.2 Meja dan kursi 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
rias Dilengkapi dengan cermin.
1.3 Meja dan kursi 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
makan Minimum untuk 6 orang.
1.4 Meja setrika 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.5 Tempat tidur 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.6 Meja dapur 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.7 Meja dan kursi 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
guru
2. Peralatan
Pendidikan
2.1 Perlengkapan rias 1 set/ruang Terdiri dari bedak, minyak rambut dan
sisir.
2.2 Perlengkapan 1 set/ruang Terdiri dari piring, sendok, garpu dan
makan dan gelas.
minum Terbuat dari bahan tidak mudah pecah.
2.3 Taplak meja 1 buah/ruang Warna kain menarik dan tidak mudah
kotor.
2.4 Perlengkapan 1 set/ Terdiri dari sikat gigi, pasta gigi, gelas
menggosok gigi peserta didik dan handuk kecil.
2.5 Perlengkapan 2 set/ruang Terdiri dari berbagai perlengkapan
memasak. memasak dan persiapan memasak yang
terbuat dari bahan yang tidak berkarat dan
tidak mudah pecah.

17
No Jenis Rasio Deskripsi

2.6 Perlengkapan 1 set/ruang Terdiri dari setrika dan meja setrika.


menyeterika
2.7 Perlengkapan 1 set/ruang Terdiri dari sprei, kasur, bantal guling dan
tempat tidur sarungnya, selimut.
2.8 Perlengkapan 1 buah/ruang Terdiri dari sapu, alat pel, ember,
kebersihan kemoceng, kain lap, dan bahan
pembersih.
2.9 Pakaian 1 set/peserta Terdiri dari pakaian sekolah, pakaian
didik ibadah, pakaian santai dan pakaian pesta.
2.10 Perlengkapan 1 set/ruang Terdiri dari gayung dan ember.
mandi dan buang Dilengkapi dengan handuk, sabun dan
air shampo untuk setiap peserta didik.
2.11 Perlengkapan 1 set/ruang Terdiri dari ember, papan cuci, sikat dan
mencuci sabun cuci pakaian
3 Perlengkapan
Lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.4. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak untuk Tunadaksa (D)

a. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak berfungsi sebagai tempat latihan
koordinasi, layanan perbaikan disfungsi organ tubuh, terapi wicara dan
terapi okupasional, serta sekaligus berfungsi sebagai ruang asesmen.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunadaksa
memiliki minimum satu buah ruang Bina Diri dan Bina Gerak yang dapat
menampung satu rombongan belajar dengan luas minimum 30 m2.
c. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak dilengkapi dengan kamar mandi dan/atau
jamban khusus untuk latihan atau dapat memanfaatkan jamban yang ada.
d. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak dilengkapi dengan sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 16.

Tabel 16 Jenis, Rasio, dan Deskrispsi Sarana Ruang Bina Diri dan Bina Gerak

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Meja dan kursi guru 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman
1.2 Meja dan kursi peserta 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman
didik
2 Peralatan Pendidikan
2.1 Staal bars 1 buah/sekolah Ukuran standar untuk anak yang dapat
terbuat dari kayu atau kayu dan logam.
Berfungsi sebagai alat bantu berdiri atau
alat untuk memperkenalkan posisi berdiri.
2.2 Restorator hand dan 1 set/sekolah Digunakan untuk latihan tangan dan
Restorator leg latihan kaki.

18
No Jenis Rasio Deskripsi
2.3 Exercise mat R 70 2 set/sekolah Digunakan sebagai alas lantai saat latihan.
2.4 Papan keseimbangan 1 set/sekolah Terbuat dari balok ukuran panjang 3 m,
lebar 15 cm, tebal 10 cm, tinggi 20 cm
dari lantai.
Digunakan untuk latihan keseimbangan
pada posisi berdiri dan berjalan.
2.5 Sand bag 3 unit/sekolah Kantong berisi pasir sebagai pemberat
dan penyetabil keseimbangan.
2.6 Stand-in table 1 set/sekolah Dapat digunakan oleh dua peserta didik.
Digunakan untuk memperbaiki postur
tubuh dan melatih otot kaki.
2.7 Vestibular board 1 set/sekolah Berupa papan keseimbangan setengah
lingkaran yang digunakan untuk latihan
keseimbangan dalam posisi duduk dan
tengkurap.
2.8 Balance beam set 1 set/sekolah Digunakan untuk mengembangkan
kemampuan persepsi jarak dalam
melangkah.
2.9 Physio ball mirror 1 set/sekolah Terdiri dari beberapa ukuran.
Digunakan sebagai tumpuan untuk
melatih otot perut dan punggung.
2.10 Wheelchair 2 buah/sekolah Kursi roda sebagai alat bantu bergerak.
2.11 Walker 2 buah/sekolah Digunakan sebagai alat bantu berjalan.
2.12 Crawler 1 buah/sekolah Digunakan sebagai alat bantu bergerak
bagi siswa dengan anggota tubuh yang
tidak berfungsi.
2.13 Stick 2 pasang/sekolah
2.14 Kruk 2 pasang/sekolah Meliputi jenis kruk dengan tumpuan di
untuk setiap jenis siku dan kruk dengan tumpuan di ketiak
2.15 Tripod 1 set/sekolah Terbuat dari logam.
Digunakan sebagai alat bantu berjalan.
2.16 Brace 1 set/sekolah Digunakan untuk menyangga kaki yang
layu.
2.17 Walking parallel bars 1 set/sekolah Digunakan untuk latihan berjalan serta
penguatan otot kaki dan otot tangan.
2.18 Wall bars 1 buah/sekolah Berupa tangga yang menempel pada
dinding tembok.
Berfungsi untuk melatih kekuatan otot
tangan, otot kaki dan memperbaiki postur
tubuh terutama tulang belakang.
2.19 Dynamic body and balance 1 set/sekolah Digunakan untuk latihan keseimbangan
dalam berbagai posisi.
2
2.20 Kolam hydrotherapy 1 buah/sekolah Berupa kolam berukuran 2 m dengan
kedalaman antara 20-120 cm.
Terbuat dari beton, fiber, plastik atau
bahan lain yang setara.
Dapat berupa kolam permanen atau
portabel.

19
No Jenis Rasio Deskripsi
2.21 Tempat tidur 1 buah/sekolah Digunakan sebagai tempat untuk
pemijatan otot-otot yang layu.
2.22 Dressing frame set 6 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
2.23 Swivel utensil 1 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
2.24 Lacing shoes 1 set/sekolah Sebagai sarana latihan binadiri.
Terdiri dari perlengkapan latihan
menggunakan sepatu dan kaos kaki.
2.25 Peralatan toilet training 1 set/sekolah Terdiri dari berbagai bentuk kloset untuk
latihan buang air serta latihan bagi
orangtua/pengasuh untuk memindahkan
peserta didik dari kursi roda ke kloset.
2.26 Cermin 1 buah/sekolah Cermin lebar dipasang di dinding dan
dilengkapi dengan kain penutup cermin.
2.27 Speech trainer 1 set/sekolah Berfungsi sebagai alat amplifikasi bunyi
untuk umpan balik pendengaran.
Dilengkapi dengan lampu indikator dan
vibrator, headphone anak (suara dan
vibrator), serta mikrofon guru dan peserta
didik.
2.28 Garpu tala 1 buah/sekolah
2.29 Spatel 1 buah/sekolah Digunakan untuk memperbaiki posisi
lidah saat pengucapan fonem tertentu.
Dapat diganti dengan sendok es krim
untuk penggunaan sekali pakai.

3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.5. Ruang Bina Pribadi dan Sosial untuk Tunalaras (E)

a. Ruang Bina Pribadi dan Sosial berfungsi sebagai tempat penanganan


dan pemberian tindakan kepada peserta didik dalam usaha perubahan
perilaku, pribadi dan sosial.
b. Sekolah yang melayani peserta didik SDLB dan/atau SMPLB tunalaras
memiliki minimum satu ruang Bina Pribadi dan Sosial dengan luas
minimum 9 m2.
c. Ruang Bina Pribadi dan Sosial dapat memberikan kenyamanan suasana bagi
peserta didik.
d. Ruang Bina Pribadi dan Sosial dilengkapi dengan sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 17.

20
Tabel 17 Jenis Rasio dan Diskripsi sarana Ruang Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial

No Jenis Rasio Deskripsi


1. Perabot
1.1 Meja kerja 1 buah/ruang Model setengah biro
1.2 Kursi kerja 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman
1.3 Kursi tamu 1 set /ruang Kuat, stabil, dan aman.
Untuk 5 orang.
1.4 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk
menyimpan peralatan Bina Pribadi
dan Sosial.
2. Peralatan Pendidikan
2.1 Buku catatan pribadi 1 set/ruang Untuk mencatat perkembangan
peserta didik perilaku peserta didik.
2.2 Media pengembangan 1 set/ruang Media simulasi peran keluarga,
kepribadian media penyaluran agresifitas
(misalnya rolling boxer, sarung
tinju dan tracksando).
3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Kotak kontak 1 buah/ruang
3.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.6. Ruang Keterampilan

a. Ruang keterampilan berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran


keterampilan sesuai dengan program keterampilan yang dipilih oleh tiap
sekolah.
b. Pada setiap sekolah yang menyelenggarakan jenjang pendidikan SMPLB
dan/atau SMALB minimum terdapat dua buah ruang keterampilan. Ruang
tersebut digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada jenis keterampilan
yang dapat dipilih dari tiga kelompok keterampilan: keterampilan rekayasa,
keterampilan jasa atau keterampilan perkantoran.
c. Ruang keterampilan memiliki luas minimum 24 m2 dan lebar minimum 4 m.
d. Ruang keterampilan dilengkapi dengan sarana sesuai jenis keterampilan.

3. RUANG PENUNJANG

3.1. Ruang Pimpinan

a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan


SDLB, SMPLB dan/atau SMALB, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu
lainnya.

21
b. Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dan lebar minimum adalah 3 m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, serta dapat
dikunci dengan baik.
d. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 18.

Tabel 18 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Pimpinan

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi pimpinan 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Meja pimpinan 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
1.3 Kursi dan meja 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
tamu Ukuran memadai untuk 5 orang duduk
dengan nyaman.
1.4 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan pimpinan sekolah.
Dapat dikunci.
1.5 Papan statistik 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m2.
2 Perlengkapan
lain
2.1 Simbol 1 set/ruang Terdiri dari Bendera Merah Putih,
kenegaraan Garuda Pancasila, Gambar Presiden RI,
dan Gambar Wakil Presiden RI.
2.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.3 Jam dinding 1 buah/ruang

3.2. Ruang Guru

a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum
adalah 32 m2.
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman SDLB, SMPLB dan/atau SMALB
ataupun dari luar lingkungan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB, serta dekat
dengan ruang pimpinan.
d. Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 19.

22
Tabel 19 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi kerja 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Meja kerja 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman.
Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk menulis,
membaca, memeriksa pekerjaan, dan
memberikan konsultasi.
1.3 Lemari 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman.
atau Ukuran memadai untuk menyimpan
1 buah yang perlengkapan guru untuk persiapan dan
digunakan pelaksanaan pembelajaran.
bersama oleh Dapat dikunci.
semua guru
1.4 Papan statistik 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m2.
1.5 Papan 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
pengumuman Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m2.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Tempat cuci 1 buah/ruang
tangan
2.2 Jam dinding 1 buah/ruang
2.3 Tempat sampah 1 buah/ruang

3.3. Ruang Tata Usaha

a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan
administrasi SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
b. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/petugas dan luas minimum
adalah 16 m2.
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman SDLB, SMPLB dan/atau
SMALB ataupun dari luar lingkungan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB,
serta dekat dengan ruang pimpinan.
d. Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 20.

23
Tabel 20 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Tata Usaha

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Meja kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman.
Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk melakukan
pekerjaan administrasi.
1.3 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyimpan arsip
dan perlengkapan pengelolaan
administrasi sekolah.
Dapat dikunci.
1.4 Papan statistik 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Berupa papan tulis berukuran minimum 1
m2.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Mesin ketik/ 1 set/sekolah
komputer
2.2 Filing cabinet 1 buah/sekolah
2.3 Brankas 1 buah/sekolah
2.4 Telepon 1 buah/sekolah
2.5 Jam dinding 1 buah/ruang
2.6 Kotak kontak 1 buah/ruang
2.7 Penanda waktu 1 buah/sekolah
2.8 Tempat sampah 1 buah/ruang

3.4. Tempat Beribadah

a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga SDLB, SMLPB dan/atau


SMALB melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada
waktu sekolah.
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SDLB, SMPLB
dan/atau SMALB, dengan luas minimum adalah 12 m2.
c. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 21.

24
Tabel 21 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Beribadah

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari/rak 1 buah/tempat Kuat, stabil, dan aman.
ibadah Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan ibadah.
2 Perlengkapan lain
2.1 Perlengkapan ibadah Disesuaikan dengan kebutuhan.
2.2 Jam dinding 1 buah/tempat
ibadah

3.5. Ruang UKS

a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan di SDLB, SMPLB dan/atau SMALB.
b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
c. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 22.

Tabel 22 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Tempat tidur 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.2 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Dapat dikunci.
1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Catatan kesehatan 1 set/ruang
peserta didik
2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak kadaluarsa.
2.3 Tandu 1 buah/ruang
2.4 Selimut 1 buah/ruang
2.5 Tensimeter 1 buah/ruang
2.6 Termometer badan 1 buah/ruang
2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang
2.8 Pengukur tinggi 1 buah/ruang
badan
2.9 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
2.10 Jam dinding 1 buah/ruang
2.11 Tempat sampah 1 buah/ruang

25
3.6. Ruang Konseling/Asesmen

a. Ruang konseling/asesmen berfungsi sebagai tempat peserta didik


mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, serta berfungsi sebagai
tempat kegiatan dalam menggali data kemampuan awal peserta didik sebagai
dasar layanan pendidikan selanjutnya.
b. Luas minimum ruang konseling/asesmen adalah 9 m2.
c. Ruang konseling/asesmen dapat memberikan kenyamanan suasana dan
menjamin privasi peserta didik.
d. Ruang konseling/asesmen dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 23.

Tabel 23 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Konseling/Asesmen

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Meja kerja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
1.2 Kursi kerja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
1.3 Kursi tamu 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
1.4 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Dapat dikunci.
1.5 Papan kegiatan 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.

2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Instrumen konseling 1 set/ruang
2.2 Buku sumber 1 set/ruang
2.3 Media pengembangan 1 set/ruang Menunjang pengembangan kognisi,
kepribadian emosi, dan motivasi peserta didik.
2.4 Perlengkapan asesmen 1 set/ruang Disesuaikan dengan jenis ketunaan
peserta didik.
3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang
3.2 Tempat sampah 1 buah/ruang

26
3.7. Ruang Organisasi Kesiswaan

a. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan


kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 9 m2.
c. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 24.

Tabel 24 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Organisasi Kesiswaan

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
1.2 Kursi 4 buah/ruang Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
1.3 Papan tulis 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.

1.4 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.


Dapat dikunci.
2 Perlengkapan
lain
2.1 Jam dinding 1 buah/ruang
2.2 Tempat sampah 1 buah/ruang

3.8. Jamban

a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.


b. Minimum terdapat 2 unit jamban. Pada SDLB, SMPLB, dan/atau SMALB
untuk tunagrahita dan/atau tunadaksa, minimum salah satu unit jamban
merupakan unit yang dapat digunakan oleh anak berkebutuhan khusus,
termasuk pengguna kursi roda.
c. Jamban dilengkapi dengan peralatan yang mempermudah peserta didik
berkebutuhan khusus untuk menggunakan jamban.
d. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.
e. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
f. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
g. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 25.

27
Tabel 25 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perlengkapan
Lain
1.1 Kloset 1 buah/unit Khusus untuk SDLB, SMPLB dan
jamban SMALB tunagrahita dan/atau
tunadaksa minimum terdapat 1 buah
kloset duduk yang dapat digunakan oleh
pengguna kursi roda.
1.2 Tempat air 1 buah/ unit Volume minimum 200 liter.
jamban Berisi air bersih.
1.3 Gayung 1 buah/ unit
jamban
1.4 Gantungan 1 buah/ruang
pakaian
1.5 Tempat sampah 1 buah/ruang

3.9. Gudang

a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar


kelas, tempat menyimpan sementara peralatan SDLB, SMPLB dan/atau
SMALB yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip SDLB,
SMPLB dan/atau SMALB yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
b. Luas minimum gudang adalah 18 m2.
c. Gudang dapat dikunci.
d. Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 26.

Tabel 26 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Gudang

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyimpan alat-
alat dan arsip berharga.
1.2 Rak 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyimpan
peralatan olahraga, kesenian, dan
keterampilan.

3.10. Ruang Sirkulasi

a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar


ruang dalam bangunan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB dan sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik
di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan

28
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman SDLB, SMPLB dan/atau
SMALB.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan SDLB, SMPLB dan/atau SMALB dengan luas
minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar
minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik,
beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar
pengaman dengan tinggi 90 -110 cm.
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga dan ramp.
f. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum
dua buah tangga.
g. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat
tidak lebih dari 25 m.
h. Lebar minimum tangga adalah 1,5 m, tinggi maksimum anak tangga adalah
17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan
yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.
i. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
j. Kelandaian ramp tidak lebih terjal dari 1:12.
k. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.

3.11. Tempat Bermain/Berolahraga

a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,


pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler, serta sebagai
tempat latihan orientasi dan mobilitas bagi peserta didik tunanetra dan
latihan mobilitas bagi peserta didik tunadaksa.
b. Minimum terdapat tempat bermain/berolahraga berukuran 20 m x 10 m
yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon,
saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga.
c. Sebagian lahan di luar tempat bermain/berolahraga ditanami pohon yang
berfungsi sebagai peneduh.
d. Lokasi tempat bermain/berolahraga diatur sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengganggu proses pembelajaran di kelas.
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
f. Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 27.

29
Tabel 27 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Peralatan
Pendidikan
1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.
1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
1.3 Peralatan olah raga 3 set/sekolah Jenis disesuaikan dengan jenis ketunaan
peserta didik.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional.
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H
NIP. 131479478

30
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................Error! Bookmark not defined.


PENDAHULUAN .............................................................Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG ...........................................Error! Bookmark not defined.
B. KETENTUAN UMUM ....................................Error! Bookmark not defined.
BAB II................................................................................Error! Bookmark not defined.
STANDAR SARANA DAN PRASARANA ..................Error! Bookmark not defined.
SDLB, SMPLB DAN SMALB..........................................Error! Bookmark not defined.
A. SATUAN PENDIDIKAN....................................................................................... 1
B. LAHAN................................................................................................................... 1
C. BANGUNAN.......................................................................................................... 4
D. KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA .............................................. 6
1. RUANG PEMBELAJARAN UMUM.................................................................... 8
1.1. Ruang Kelas ......................................................................................................... 8
1.2. Ruang Perpustakaan............................................................................................. 9
2. RUANG PEMBELAJARAN KHUSUS............................................................... 13
2.1. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) untuk Tunanetra (A) .............................. 13
2.2. Ruang Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) untuk Tunarungu
(B) ............................................................................................................................. 14
2.2.1. Ruang Bina Wicara ..................................................................................... 14
2.2.2. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama ....................................................... 15
2.3. Ruang Bina Diri untuk Tunagrahita (C) ............................................................ 17
2.4. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak untuk Tunadaksa (D) .................................... 18
2.5. Ruang Bina Pribadi dan Sosial untuk Tunalaras (E) ......................................... 20
2.6. Ruang Keterampilan .......................................................................................... 21
3. RUANG PENUNJANG........................................................................................ 21
3.1. Ruang Pimpinan................................................................................................. 21
3.2. Ruang Guru........................................................................................................ 22
3.3. Ruang Tata Usaha .............................................................................................. 23
3.4. Tempat Beribadah.............................................................................................. 24
3.5. Ruang UKS ........................................................................................................ 25
3.6. Ruang Konseling/Asesmen................................................................................ 26
3.7. Ruang Organisasi Kesiswaan............................................................................. 27
3.8. Jamban ............................................................................................................... 27
3.9. Gudang............................................................................................................... 28
3.10. Ruang Sirkulasi................................................................................................ 28
3.11. Tempat Bermain/Berolahraga.......................................................................... 29

31
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN


DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19


Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun
2005;

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
.

Pasal 1

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan


yang berlaku secara nasional.

(2) Standar pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007

STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN


OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

A. PERENCANAAN PROGRAM

1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah
dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang
akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada
warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan
komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah/madrasah;

3
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan.

4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah


a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan
perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)
dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah/madrasah dan disahkan
berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada
sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan
berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;

4
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-
pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan
persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada
peningkatan dan pengembangan mutu.

B. PELAKSANAAN RENCANA KERJA

1. Pedoman Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedoman yang
mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah
dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
b. Perumusan pedoman sekolah/madrasah:
1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah;
2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan masyarakat.
c. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi:
1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
2) kalender pendidikan/akademik;
3) struktur organisasi sekolah/madrasah;
4) pembagian tugas di antara guru;
5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6) peraturan akademik;
7) tata tertib sekolah/madrasah;
8) kode etik sekolah/madrasah;
9) biaya operasional sekolah/madrasah.
d. Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk
pelaksanaan operasional.

5
e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian
tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala
tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.

2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah


a. Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem
penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan
transparan.
b. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai
uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang
keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah/madrasah.
c. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi
sekolah/madrasah:
1) memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan
tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan
administrasi secara optimal;
2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme
kerja pengelolaan sekolah;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dengan
mempertimbangkan pendapat dari komite sekolah/madrasah.

3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah


a. Kegiatan sekolah/madrasah:
1) dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan;
2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang
didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada.
b. Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan
melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.
c. Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan
bidang non-akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam
bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

4. Bidang Kesiswaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan petunjuk
pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta
didik yang meliputi:
1) Kriteria calon peserta didik:
a) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun,
pengecualian terhadap usia peserta didik yang kurang dari
6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis

6
dari pihak yang berkompeten, seperti konselor
sekolah/madrasah maupun psikolog;
b) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang
memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual, mental,
sensorik, dan/atau sosial;
c) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI, Paket A atau satuan
pendidikan bentuk lainnya yang sederajat;
d) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota masyarakat yang
telah lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan
lainnya yang sederajat.
2) Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah dilakukan:
a) secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana
tertuang dalam aturan sekolah/madrasah;
b) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender,
agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi
SD/MI, SMP/MTs penerima subsidi dari Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah;
c) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK,
MA/MAK, dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK;
d) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
3) Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan
guru.
b. Sekolah/Madrasah:
1) memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para
peserta didik;
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan;
4) melakukan pelacakan terhadap alumni.

5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran


a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1) Sekolah/Madrasah menyusun KTSP.
2) Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi
sekolah/madrasah, potensi atau karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
4) Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas
tersusunnya KTSP.

7
5) Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP.
6) Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
7) Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP), atau Perguruan Tinggi.
8) Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan
SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab
di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP
Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.
9) Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi,
disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota, sedangkan MA dan MAK oleh Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi.
b. Kalender Pendidikan
1) Sekolah/Madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik
yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan
ekstrakurikuler, dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
a) didasarkan pada Standar Isi;
b) berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah
selama satu tahun dan dirinci secara semesteran,
bulanan, dan mingguan;
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan
oleh kepala sekolah/madrasah.
3) Sekolah/Madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP.
4) Sekolah/Madrasah menyusun mata pelajaran yang
dijadwalkan pada semester gasal, dan semester genap.
c. Program Pembelajaran
1) Sekolah/Madrasah menjamin mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran dan program pendidikan
tambahan yang dipilihnya.

8
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta
Standar Proses dan Standar Penilaian.
3) Mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan
dengan:
a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
Standar Proses;
b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis,
mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan
dialogis;
c) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan
kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas
intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi,
mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan
memprediksi;
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-
sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman
konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh
guru.
4) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya agar peserta didik mampu:
a) meningkat rasa ingin tahunya;
b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai
dengan tujuan pendidikan;
c) memahami perkembangan pengetahuan dengan
kemampuan mencari sumber informasi;
d) mengolah informasi menjadi pengetahuan;
e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah;
f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan
proporsi yang wajar.
5) Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab terhadap
kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan Pemerintah.
6) Kepala SD/MI/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP/MTs,
dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum
bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.

9
7) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
dengan cara:
a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
b) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi,
inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang
tersedia secara efektif dan efisien;
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan
peserta didik, dan pengalaman belajar sebelumnya yang
bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari
yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat;
e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas
kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya;
f) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat
menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki
motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang
tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis
dalam menyelesaikan masalah.
d. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah/Madrasah menyusun program penilaian hasil belajar
yang berkeadilan, bertanggung jawab dan
berkesinambungan.
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada
Standar Penilaian Pendidikan.
3) Sekolah/Madrasah menilai hasil belajar untuk seluruh
kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial,
klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan
kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan
kelas atau kelulusan, dan dokumentasi.
4) Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan
kepada guru.
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik,
berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program
termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka
mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan
bertanggung jawab.
6) Sekolah/Madrasah menetapkan prosedur yang mengatur
transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian
formal yang berkelanjutan.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah
dinilai.

10
8) Sekolah/Madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional yang mengatur mekanisme penyampaian
ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai
penilaian hasil belajar.
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang
diajarkan.
10) Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan
secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan
sumatif, sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang
digunakan.
11) Sekolah/Madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan
penilaian hasil belajar sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan.
12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau,
didokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai
balikan kepada peserta didik untuk perbaikan secara berkala.
13) Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan,
keandalan, dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan
metode penilaian.
14) Sekolah/Madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua
peserta didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi di
atasnya.
e. Peraturan Akademik
1) Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan
Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti
pelajaran dan tugas dari guru;
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan
kelas, dan kelulusan;
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan
fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan
buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata
pelajaran, wali kelas, dan konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.

6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Sekolah/Madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik
dan tenaga kependidikan.
b. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan:

11
1) disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,
termasuk pembagian tugas, mengatasi bila terjadi
kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan
pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga
kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil,
dan terbuka.
c. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
penyelenggara sekolah/madrasah.
d. Sekolah/Madrasah perlu mendukung upaya:
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme;
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang
diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi
individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah/madrasah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan
kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas;
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain
didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi
tugas oleh pimpinan tertinggi sekolah/madrasah yang
dilakukan setelah empat tahun, tetapi bisa diperpanjang
berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada
mutasi.
e. Sekolah/Madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah;
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah;
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kurikulum
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola bidang
kurikulum;
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sarana
prasarana;
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola peserta
didik;

12
6) wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola kemitraan dengan dunia
usaha dan dunia industri;
7) guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi,
mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas dan mampu mengaktualisasikan
potensi kemanusiaannya secara optimum;
8) konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik;
9) pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik
pada kegiatan pelatihan;
10) tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan;
11) tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium;
12) teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana
dan prasarana pembelajaran;
13) tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif;
14) tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan.

7. Bidang Sarana dan Prasarana


a. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada
Standar Sarana dan Prasarana dalam hal:
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses
pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/madrasah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-
masing tingkat;

13
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
d. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
e. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan
pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar
Sarana dan Prasarana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi
gedung dan laboratorium serta pengembangannya.
f. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman
buku dan bahan pustaka lainnya;
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik;
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari
kerja;
4) melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik
internal maupun eksternal;
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan
dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta.
g. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi
dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
dapat menimbulkan kerusakan.
h. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler
disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler
peserta didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.

8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan


a. Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya
investasi dan operasional yang mengacu pada Standar
Pembiayaan.
b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
Sekolah/Madrasah mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang
dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan
dana di luar dana investasi dan operasional;

14
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah
dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan
peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite
sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan
persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana
secara transparan dan akuntabel.

9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah


a. Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam
prosedur pelaksanaan.
b. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting
minimum yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan
wewenang, serta penjelasannya;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dalam rapat dewan
pendidik.
c. Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,
termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana
dan prasarana pendidikan;
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di
Sekolah/Madrasah, serta pemberian sangsi bagi warga yang
melanggar tata tertib.
d. Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan masukan komite sekolah/madrasah, dan
peserta didik.
e. Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga sekolah/madrasah
yang memuat norma tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan
sekolah/madrasah dan hubungan antara warga
sekolah/madrasah dengan masyarakat;

15
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang
mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar.
f. Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menegakkan etika sekolah/madrasah.
g. Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk
meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga
sekolah/madrasahnya.
h. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat
norma untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi
ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan
yang berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan
harmoni sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan
sekolah/madrasah.
i. Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan perlu mendapat
bimbingan dengan keteladanan, pembinaan dengan membangun
kemauan, serta pengembangan kreativitas dari pendidik dan
tenaga kependidikan.
j. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga
kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan tenaga
kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian
sekolah/madrasah, dan/atau perangkat sekolah lainnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta
didik;
2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau
les kepada peserta didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan
dan undang-undang;
4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mencederai integritas hasil Ujian
Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
k. Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.

16
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan masyarakat pendukung
sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah dilibatkan dalam
pengelolaan non-akademik.
d. Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang
ditetapkan.
e. Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain
yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan
pemanfaatan lulusan.
f. Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga
pemerintah atau non-pemerintah.
g. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal
dengan SMP/MTs/SMPLB atau yang setara, serta dengan
TK/RA/BA atau yang setara di lingkungannya.
h. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara dilakukan minimal
dengan SMA/SMK/SMALB, MA/MAK, SD/MI atau yang setara, serta
dunia usaha dan dunia industri.
i. Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara dilakukan minimal
dengan perguruan tinggi, SMP/MTs, atau yang setara, serta dunia
usaha dan dunia industri di lingkungannya.
j. Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian
secara tertulis.

C. PENGAWASAN DAN EVALUASI

1. Program Pengawasan
a. Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara
obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah
didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-
pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk
menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.

17
f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah.
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah dan orang tua/wali peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas
masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah. kepala
sekolah/madrasah, secara terus menerus melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada
komite sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah
kepada bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah
kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan pada
madrasah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada
madrasah terkait.
l. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan
menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah/madrasah, termasuk memberikan
sanksi atas penyimpangan yang ditemukan.
m. Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan
tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.

2. Evaluasi Diri
a. Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja
sekolah/madrasah.
b. Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikator untuk
mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam
rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
c. Sekolah/Madrasah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-
kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir semester
akademik;

18
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir tahun
anggaran sekolah/madrasah.
d. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara periodik berdasar
pada data dan informasi yang sahih.

3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP


Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:
a. komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mutakhir;
b. berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun
perubahan sosial;
c. integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata
pelajaran;
d. menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi: dewan
pendidik, komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni.

4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester
dengan mengacu pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan
beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pelaksanaan tugas.
c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian
prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik.

5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan
menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki
legitimasi.
c. Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan kualitas
kelembagaannya secara holistik dengan menindaklanjuti saran-
saran hasil akreditasi.

19
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala
sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah
berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah
untuk bidang akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan
kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang
akademik, sarana-prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha
dan dunia industri. Dalam hal tertentu atau sekolah/madrasah yang
masih dalam taraf pengembangan, kepala sekolah/madrasah dapat
menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil kepala
sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses
pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh
kepala sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal
sekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara
sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan
memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah:
a. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
c. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
e. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran
sekolah/madrasah;
f. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta,
pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara
sekolah/madrasah;
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang
tua peserta didik dan masyarakat;
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian

20
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan
dan kode etik;
i. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta
didik;
j. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai
pelaksanaan kurikulum;
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta
memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah;
l. meningkatkan mutu pendidikan;
m. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
n. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan
didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
o. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi
proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para
guru dan tenaga kependidikan;
p. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang
aman, sehat, efisien, dan efektif;
q. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan
memobilisasi sumber daya masyarakat;
r. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
kewenangan kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
bidangnya.

E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


1. Sekolah/Madrasah:
a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk
mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan
akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah
diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk
melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau
pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan
sekolah/madrasah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya
direkam dan didokumentasikan;

21
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah
terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan
sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif.

F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas
dasar rekomendasi BSNP.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD.
BAMBANG SUDIBYO

22
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 69 TAHUN 2009

TENTANG

STANDAR BIAYA OPERASI NONPERSONALIA TAHUN 2009


UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA), SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK), SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB),
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB), DAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 62 ayat


(5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, perlu ditetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Biaya
Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB),
dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
  2

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004
mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TENTANG STANDAR BIAYA OPERASI
NONPERSONALIA TAHUN 2009 UNTUK SEKOLAH
DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
(SMP/MTs), SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH
ALIYAH (SMA/MA), SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK), SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB),
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA
(SMPLB), DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR
BIASA (SMALB).

Pasal 1

Standar biaya operasi nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,


SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah standar biaya yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun untuk
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB sebagai
bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat
melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai
Standar Nasional Pendidikan.

Pasal 2

(1) Standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program


keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB menggunakan
basis biaya operasi nonpersonalia per sekolah/program keahlian, per
rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB di Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta.

(2) Besaran standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per


sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik,
serta besaran presentase minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan
bahan dan alat habis pakai (BAHP), untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Menteri ini.
  3

(3) Penghitungan standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 untuk


masing-masing daerah dilakukan dengan mengalikan biaya operasi
nonpersonalia DKI Jakarta dengan indeks masing-masing daerah,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum bisa memenuhi Standar
Nasional Pendidikan menggunakan biaya satuan yang lebih rendah dari
standar biaya ini.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Oktober 2009

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003
SALINAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 69 TAHUN 2009 TANGGAL 5 OKTOBER 2009

STANDAR BIAYA OPERASI NONPERSONALIA TAHUN 2009


UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA), SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK), SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB),
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB), DAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB)

Ketentuan jumlah rombongan belajar per sekolah/program keahlian dan


jumlah peserta didik per rombongan belajar untuk perhitungan biaya operasi
nonpersonalia:
1) SD/MI : 6 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi 28
peserta didik,
2) SMP/MTs: 6 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi
32 peserta didik,
3) SMA/MA: 6 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi 32
peserta didik,
4) SDLB: 6 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi 5
peserta didik,
5) SMPLB: 3 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi 8
peserta didik,
6) SMALB: 3 rombongan belajar dengan setiap rombongan belajar berisi 8
peserta didik, dan
7) Program-program Keahlian SMK: 6 rombongan belajar dengan setiap
rombongan belajar berisi 32 peserta didik.

Tabel Standar Biaya Operasi Nonpersonalia per Sekolah/Program Keahlian,


per Rombongan Belajar, dan per Peserta Didik untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMK di DKI Jakarta pada tahun 2009
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. SD/MI 97.440 16.240 580 10 10


2. SMP/MTs 136.320 22.720 710 10 10
3. SMA/MA Bahasa 184.320 30.720 960 10 10
4. SMA/MA IPS 184.320 30.720 960 10 10
5. SMA/MA IPA 193.920 32.320 1.010 10 10

6. SDLB Tunalaras 88.200 14.700 2.940 10 10


7. SDLB Tunadaksa 89.100 14.850 2.970 10 10
8. SDLB Tunagrahita 89.400 14.900 2.980 10 10
9. SDLB Tunarungu 90.300 15.050 3.010 10 10
10. SDLB Tunanetra 97.200 16.200 3.240 25 5

1
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

11. SMPLB Tunalaras 104.160 34.720 4.340 10 10


12. SMPLB Tunadaksa 108.960 36.320 4.540 10 10
13. SMPLB Tunagrahita 107.280 35.760 4.470 10 10
14. SMPLB Tunarungu 108.840 36.280 4.535 10 10
15. SMPLB Tunanetra 117.840 39.280 4.910 20 5

16. SMALB Tunadaksa 121.680 40.560 5.070 10 10


17. SMALB Tunagrahita 120.960 40.320 5.040 10 10
18. SMALB Tunarungu 121.920 40.640 5.080 10 10
19. SMALB Tunanetra 138.720 46.240 5.780 20 10

SMK Non Teknik

20. PK Pekerjaan Sosial 351.360 58.560 1.830 10 10

21. PK Akuntansi 351.360 58.560 1.830 10 10


22. PK Usaha Jasa Pariwisata 351.360 58.560 1.830 10 10
23. PK Penjualan 351.360 58.560 1.830 10 10
24. PK Administrasi Perkantoran 357.120 59.520 1.860 10 10

25. PK Patiseri 360.960 60.160 1.880 10 10


26. PK Restoran 362.880 60.480 1.890 10 10
27. PK Akomodasi Perhotelan 368.640 61.440 1.920 10 10

28. PK Tata Busana 355.200 59.200 1.850 10 10


29. PK Kecantikan Kulit 393.600 65.600 2.050 10 20
30. PK Kecantikan Rambut 410.880 68.480 2.140 10 20

31. PK Seni Tari 391.680 65.280 2.040 10 20


32. PK Theatre 391.680 65.280 2.040 10 20
33. PK Karawitan 391.680 65.280 2.040 10 20
34. PK Pedalangan 391.680 65.280 2.040 10 20
35. PK Musik Non Klasik 412.800 68.800 2.150 10 20

36. PK Animasi 412.800 68.800 2.150 10 20


37. PK Desain Komunikasi Visual 412.800 68.800 2.150 10 20

SMK Teknik

38. PK Survey dan Pemetaan 351.360 58.560 1.830 10 10

39. PK Pembibitan Tanaman 351.360 58.560 1.830 10 10


40. PK Budidaya Tanaman Sayuran 357.120 59.520 1.860 10 10
41. PK Budidaya Tanaman Perkebunan 360.960 60.160 1.880 10 10
42. PK Budidaya Tanaman Buah Semusim 360.960 60.160 1.880 10 10
43. PK Budidaya Ternak Unggas 360.960 60.160 1.880 10 10
44. PK Budidaya Ikan Air Payau 370.560 61.760 1.930 10 15
45. PK Budidaya Ternak Ruminansia 391.680 65.280 2.040 10 20

46. PK Kriya Keramik 355.200 59.200 1.850 10 10


47. PK Kriya Tekstil 355.200 59.200 1.850 10 10

2
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

48. PK Kriya Kayu 359.040 59.840 1.870 10 10


49. PK Kriya Logam 374.400 62.400 1.950 10 15
50. PK Kriya Kulit 391.680 65.280 2.040 10 20

51. PK Gambar Bangunan 359.040 59.840 1.870 10 10


52. PK T. Gambar Mesin 359.040 59.840 1.870 10 10
53. PK Perabot Kayu 364.800 60.800 1.900 10 15
54. PK Konstruksi Bangunan Sederhana 364.800 60.800 1.900 10 15
55. PK Finishing 366.720 61.120 1.910 10 15
56. PK Batu dan Beton 374.400 62.400 1.950 10 15
57. PK Teknik Konstruksi Kayu 378.240 63.040 1.970 10 15

58. PK Teknik Distribusi Tenaga Listrik 374.400 62.400 1.950 10 15


59. PK Teknik Listrik Industri 380.160 63.360 1.980 10 15
60. PK Teknik Audio Video 380.160 63.360 1.980 10 15
61. PK Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 385.920 64.320 2.010 10 20
62. PK Pemanfaatan Tenaga Listrik 385.920 64.320 2.010 10 20
63. PK Elektronika Industri 391.680 65.280 2.040 10 20
64. PK Pendingin dan TU 403.200 67.200 2.100 10 20

65. PK Teknik Komputer Jaringan 391.680 65.280 2.040 10 20


66. PK TI Multimeida 391.680 65.280 2.040 10 20
67. PK Rekayasa Perangkat Lunak 391.680 65.280 2.040 10 20

68. PK Teknika Kapal Niaga 391.680 65.280 2.040 10 20


69. PK Nautika Kapal Penangkap Ikan 397.440 66.240 2.070 10 20
70. PK Nautika Kapal Niaga 412.800 68.800 2.150 10 20

71. PK Elektronika Pes. Udara 391.680 65.280 2.040 10 20


72. PK Kelistrikan Pes. Udara 412.800 68.800 2.150 10 20

73. PK Teknik Mekanik Otomotif 403.200 67.200 2.100 10 20


74. PK T Pemeliharaan Mekanik Industri 403.200 67.200 2.100 10 20
75. PK Kontrol Mekanik 412.800 68.800 2.150 10 20
76. PK Kontrol Proses 412.800 68.800 2.150 10 20
77. PK Teknik Otomasi 412.800 68.800 2.150 10 20

78. PK T. Transmisi Radio 391.680 65.280 2.040 10 20


79. PK Tek. Akses Radio 391.680 65.280 2.040 10 20
80. PK Penyiaran Radio 412.800 68.800 2.150 10 20
81. PK Tek. Switching 412.800 68.800 2.150 10 20
82. PK Prog. Pertelevisian 430.080 71.680 2.240 10 20

83. PK AEI Maintenance & Repair 401.280 66.880 2.090 10 20


84. PK Teknik Airframe & Power Plant 420.480 70.080 2.190 10 20

85. PK Teknik Geologi Pertambangan 414.720 69.120 2.160 10 20

86. PK Teknik Kimia Industri 416.640 69.440 2.170 10 20


87. PK Teknik Analis Kimia 416.640 69.440 2.170 10 20

3
Biaya Operasi Nonpersonalia
% %
(Rp Ribu)
Sekolah/ Minimum Minimum
No. Per Sekolah/ Per Per
Program Keahlian untuk untuk
Program Rombongan Peserta
ATS BAHP
Keahlian Belajar Didik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

88. PK Teknik Pencapan 420.480 70.080 2.190 5 20


89. PK Teknik Pencelupan 422.400 70.400 2.200 5 20
90. PK Teknik Pembuatan Benang 474.240 79.040 2.470 5 30
91. PK Teknik Pembuatan Kain 474.240 79.040 2.470 5 30

92. PK Teknik Pembentukan 437.760 72.960 2.280 5 25


93. PK Teknik Pemesinan 455.040 75.840 2.370 5 25
94. PK Teknik pengecoran 460.800 76.800 2.400 5 30
95. PK Teknik Las 481.920 80.320 2.510 5 30

Keterangan:

1) Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya
bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan
ringan, biaya daya dan jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, biaya
konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya
uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.
2) Biaya alat tulis sekolah adalah biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah
yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.
3) Biaya alat dan bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat
dan bahan-bahan praktikum IPA, alat-alat dan bahan-bahan praktikum
IPS, alat-alat dan bahan-bahan praktikum bahasa, alat-alat dan bahan-
bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan praktikum
ketrampilan, alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahan-
bahan kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan kesehatan dan
keselamatan, tinta stempel, toner/tinta printer, dll yang habis dipakai dalam
waktu satu tahun atau kurang.
4) Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk memelihara
dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk
mempertahankan kualitas sarana dan prasarana sekolah/madrasah agar
layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
5) Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya
dan jasa yang yang mendukung kegiatan belajar mengajar di
sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dll.
6) Biaya transpor/perjalanan dinas adalah biaya untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik
dalam di kota maupun ke luar kota.
7) Biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan
sekolah/madrasah yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat
sekolah/madrasah, perlombaan di sekolah/madrasah, dll.
8) Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk keamanan
dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik seperti asuransi kebakaran, asuransi bencana alam,
asuransi kecelakaan praktek kerja di industri, dll.

4
9) Biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk
menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra
kurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), olah raga, kesenian,
lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan
keagamaan, dll.
10) Biaya uji kompetensi adalah biaya untuk penyelenggaraan ujian
kompetensi bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
akan lulus.
11) Biaya praktek kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk
penyelenggaraan praktek industri bagi peserta didik SMK.
12) Biaya pelaporan adalah biaya untuk menyusun dan mengirimkan laporan
sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

5
SALINAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 69 TAHUN 2009 TANGGAL 5 OKTOBER 2009

STANDAR BIAYA OPERASI NONPERSONALIA TAHUN 2009


UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA), SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK), SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB),
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB), DAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB)

Tabel Indeks Biaya Pendidikan untuk Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota di


Indonesia Tahun 2009 dengan Basis DKI Jakarta

Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

I Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 1,006


Kab. Aceh Barat 1,008
Kab. Aceh Besar 0,979
Kab. Aceh Selatan 0,998
Kab. Aceh Singkil 1,024
Kab. Aceh Tengah 1,009
Kab. Aceh Tenggara 1,019
Kab. Aceh Timur 1,020
Kab. Aceh Utara 1,018
Kab. Bireuen 1,023
Kab. Aceh Pidie 0,995
Kab. Simeuleu 1,183
Kota Banda Aceh 0,981
Kota Sabang 1,063
Kota Langsa 1,013
Kota Lhokseumawe 1,017
Kab. Nagan Raya 1,019
Kab. Aceh Jaya 1,011
Kab. Aceh Barat Daya 1,015
Kab. Gayo Lues 1,021
Kab. Aceh Tamiang 1,014
Kab. Bener Meriah 1,020

II Provinsi Sumatera Utara 0,956


Kab. Asahan 0,936
Kab. Dairi 0,934
Kab. Deli Serdang 0,915
Kab. Tanah Karo 0,944

1
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Labuhan Batu 0,961


Kab. Langkat 0,922
Kab. Mandailing Natal 0,947
Kab. Nias 1,194
Kab. Simalungun 0,921
Kab. Tapanuli Selatan 0,957
Kab. Tapanuli Tengah 0,942
Kab. Tapanuli Utara 0,945
Kab. Toba Samosir 0,947
Kota Binjai 0,915
Kota Medan 0,940
Kota Pematang Siantar 0,939
Kota Sibolga 0,947
Kota Tanjung Balai 0,946
Kota Tebing Tinggi 0,936
Kota Padang Sidempuan 0,948
Kab. Pakpak Bharat 0,948
Kab. Nias Selatan 1,189
Kab. Humbang Hasundutan 0,935
Kab. Serdang Berdagai 0,927
Kab. Samosir 0,993

III Provinsi Sumatera Barat 0,927


Kab. Limapuluh Koto 0,922
Kab. Agam 0,930
Kab. Kepulauan Mentawai 1,175
Kab. Padang Pariaman 0,903
Kab. Pasaman 0,935
Kab. Pesisir Selatan 0,940
Kab. Sawahlunto Sijunjung 0,937
Kab. Solok 0,913
Kab. Tanah Datar 0,912
Kota Bukit Tinggi 0,930
Kota Padang Panjang 0,918
Kota Padang 0,893
Kota Payakumbuh 0,913
Kota Sawahlunto 0,915
Kota Solok 0,917
Kota Pariaman 0,906
Kab. Pasaman Barat 0,937
Kab. Dharmasraya 0,929
Kab. Solok Selatan 0,911

2
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

IV Provinsi Riau 1,044


Kab. Bengkalis 1,091
Kab. Indragiri Hilir 1,075
Kab. Indragiri Hulu 1,069
Kab. Kampar 1,040
Kab. Kuantan Singingi 1,051
Kab. Pelalawan 1,050
Kab. Rokan Hilir 1,065
Kab. Rokan Hulu 1,048
Kab. Siak 1,071
Kota Dumai 1,086
Kota Pekanbaru 1,031

V Provinsi Kepulauan Riau 1,094


Kab. Bintan 1,095
Kab. Natuna 1,169
Kab. Karimun 1,096
Kota Batam 1,074
Kota Tanjung Pinang 1,061
Kab. Lingga 1,103

VI Provinsi Jambi 0,965


Kab. Batanghari 0,980
Kab. Bungo 0,972
Kab. Kerinci 0,976
Kab. Merangin 0,981
Kab. Muaro Jambi 0,963
Kab. Sarolangun 1,002
Kab. Tanjung Jabung Barat 0,968
Kab. Tanjung Jabung Timur 0,971
Kab. Tebo 0,988
Kota Jambi 0,941

VII Provinsi Sumatera Selatan 0,949


Kab. Lahat 0,971
Kab. Musi Banyuasin 0,978
Kab. Musi Rawas 0,972
Kab. Muara Enim 0,956
Kab. Ogan Komering Ilir 0,936
Kab. Ogan Komering Ulu 0,934
Kota Palembang 0,950
Kota Pagar Alam 0,990

3
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kota Lubuk Linggau 0,965


Kota Prabumulih 0,968
Kab. Banyuasin 0,973
Kab. Ogan Ilir 0,949
Kab. OKU Timur 0,952
Kab. OKU Selatan 0,936

VIII Provinsi Bangka Belitung 1,048


Kab. Bangka 1,053
Kab. Belitung 1,061
Kota Pangkal Pinang 1,035
Kab. Bangka Selatan 1,058
Kab. Bangka Tengah 1,061
Kab. Bangka Barat 1,051
Kab. Belitung Timur 1,084

IX Provinsi Bengkulu 0,953


Kab. Bengkulu Selatan 0,958
Kab. Bengkulu Utara 0,947
Kab. Rejang Lebong 0,943
Kota Bengkulu 0,929
Kab. Kaur 0,956
Kab. Seluma 0,950
Kab. Mukomuko 0,948
Kab. Lebong 0,946
Kab. Kepahiang 0,954

X Provinsi Lampung 0,920


Kab. Lampung Barat 0,955
Kab. Lampung Selatan 0,949
Kab. Lampung Tengah 0,951
Kab. Lampung Utara 0,947
Kab. Lampung Timur 0,952
Kab. Tanggamus 0,956
Kab. Tulang Bawang 0,950
Kab. Way Kanan 0,946
Kota Bandar Lampung 0,930
Kota Metro 0,952

XI Provinsi DKI Jakarta 1,000

4
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

XII Provinsi Jawa Barat 0,936


Kab. Bandung 0,905
Kab. Bekasi 0,923
Kab. Bogor 0,917
Kab. Ciamis 0,929
Kab. Cianjur 0,910
Kab. Cirebon 0,902
Kab. Garut 0,908
Kab. Indramayu 0,930
Kab. Karawang 0,907
Kab. Kuningan 0,908
Kab. Majalengka 0,910
Kab. Purwakarta 0,907
Kab. Subang 0,909
Kab. Sukabumi 0,914
Kab. Sumedang 0,912
Kab. Tasikmalaya 0,907
Kota Bandung 0,913
Kota Bekasi 0,921
Kota Bogor 0,924
Kota Cirebon 0,911
Kota Depok 0,904
Kota Sukabumi 0,922
Kota Cimahi 0,921
Kota Tasikmalaya 0,917
Kota Banjar 0,926

XIII Provinsi Banten 0,929


Kab. Lebak 0,954
Kab. Pandeglang 0,934
Kab. Serang 0,929
Kab. Tangerang 0,930
Kota Cilegon 0,913
Kota Tangerang 0,929

XIV Provinsi Jawa Tengah 0,886


Kab. Banjarnegara 0,913
Kab. Banyumas 0,911
Kab. Batang 0,921
Kab. Blora 0,923
Kab. Boyolali 0,914
Kab. Brebes 0,920

5
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Cilacap 0,911


Kab. Demak 0,906
Kab. Grobogan 0,940
Kab. Jepara 0,909
Kab. Karanganyar 0,913
Kab. Kebumen 0,903
Kab. Kendal 0,917
Kab. Klaten 0,912
Kab. Kudus 0,925
Kab. Magelang 0,910
Kab. Pati 0,903
Kab. Pekalongan 0,926
Kab. Pemalang 0,926
Kab. Purbalingga 0,916
Kab. Purworejo 0,901
Kab. Rembang 0,915
Kab. Semarang 0,911
Kab. Sragen 0,911
Kab. Sukoharjo 0,914
Kab. Tegal 0,918
Kab. Temanggung 0,906
Kab. Wonogiri 0,923
Kab. Wonosobo 0,910
Kota Magelang 0,916
Kota Pekalongan 0,926
Kota Salatiga 0,923
Kota Semarang 0,905
Kota Surakarta 0,914
Kota Tegal 0,930

XV Provinsi DI Yogyakarta 0,897


Kab. Bantul 0,922
Kab. Gunung Kidul 0,959
Kab. Kulon Progo 0,918
Kab. Sleman 0,925
Kota Yogyakarta 0,915

XVI Provinsi Jawa Timur 0,905


Kab. Bangkalan 0,956
Kab. Banyuwangi 0,903
Kab. Blitar 0,919
Kab. Bojonegoro 0,903

6
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Bondowoso 0,915


Kab. Gresik 0,928
Kab. Jember 0,913
Kab. Jombang 0,902
Kab. Kediri 0,911
Kab. Lamongan 0,902
Kab. Lumajang 0,913
Kab. Madiun 0,914
Kab. Magetan 0,939
Kab. Malang 0,919
Kab. Mojokerto 0,915
Kab. Nganjuk 0,915
Kab. Ngawi 0,918
Kab. Pacitan 0,929
Kab. Pamekasan 0,978
Kab. Pasuruan 0,922
Kab. Ponorogo 0,909
Kab. Probolinggo 0,912
Kab. Sampang 0,985
Kab. Sidoarjo 0,927
Kab. Situbondo 0,912
Kab. Sumenep 1,007
Kab. Trenggalek 0,924
Kab. Tuban 0,928
Kab. Tulungagung 0,914
Kota Blitar 0,914
Kota Kediri 0,916
Kota Madiun 0,915
Kota Malang 0,913
Kota Mojokerto 0,905
Kota Pasuruan 0,907
Kota Probollinggo 0,901
Kota Surabaya 0,906
Kota Batu 0,917

XVII Provinsi Kalimantan Barat 1,062


Kab. Bengkayang 1,062
Kab. Landak 1,041
Kab. Kapuas Hulu 1,177
Kab. Ketapang 1,044
Kab. Pontianak 1,018
Kab. Sambas 1,067

7
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Sanggau 1,064


Kab. Sintang 1,097
Kota Pontianak 1,033
Kota Singkawang 1,050
Kab. Sekadau 1,067
Kab. Melawi 1,097

XVIII Provinsi Kalimantan Tengah 1,088


Kab. Barito Selatan 1,108
Kab. Barito Utara 1,100
Kab. Kapuas 1,083
Kab. Kotawaringin Barat 1,098
Kab. Kotawaringin Timur 1,092
Kota Palangkaraya 1,015
Kab. Barito Timur 1,115
Kab. Murung Raya 1,093
Kab. Pulang Pisau 1,063
Kab. Gunung Mas 1,094
Kab. Lamandau 1,118
Kab. Sukamara 1,111
Kab. Katingan 1,104
Kab. Seruyan 1,110

XIX Provinsi Kalimantan Selatan 1,018


Kab. Banjar 0,981
Kab. Barito Kuala 1,023
Kab. Hulu Sungai Selatan 1,019
Kab. Hulu Sungai Tengah 1,031
Kab. Hulu Sungai Utara 1,038
Kab. Kota Baru 1,055
Kab. Tabalong 1,052
Kab. Tanah Laut 0,994
Kab. Tapin 1,007
Kota Banjar Baru 0,981
Kota Banjarmasin 0,976
Kab. Balangan 1,028
Kab. Tanah Bumbu 1,052

XX Provinsi Kalimantan Timur 1,061


Kab. Berau 1,101
Kab. Bulungan 1,126
Kab. Kutai 1,057

8
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Kutai Barat 1,093


Kab. Kutai Timur 1,083
Kab. Malinau 1,173
Kab. Nunukan 1,156
Kab. Pasir 1,063
Kota Balikpapan 1,031
Kota Bontang 1,090
Kota Samarinda 1,017
Kota Tarakan 1,108
Kab. Penajam Paser Utara 1,055

XXI Provinsi Sulawesi Utara 1,096


Kab. Bolaang Mongondow 1,007
Kab. Minahasa 1,007
Kab. Sangihe 1,369
Kota Bitung 0,991
Kota Manado 0,987
Kab. Kepulauan Talaud 1,415
Kab. Minahasa Selatan 1,019
Kota Tomohon 1,002
Kab. Minahasa Utara 1,002

XXII Provinsi Gorontalo 1,042


Kab. Boalemo 1,040
Kab. Gorontalo 1,016
Kota Gorontalo 1,017
Kab. Pohuwato 1,049
Kab. Bone Bolango 1,011

XXIII Provinsi Sulawesi Tengah 1,009


Kab. Banggai 1,011
Kab. Banggai Kepulauan 1,118
Kab. Buol 1,019
Kab. Toli-Toli 1,018
Kab. Donggala 0,980
Kab. Morowali 1,023
Kab. Poso 0,989
Kota Palu 0,944
Kab. Parigi Moutong 0,976
Kab. Tojo Una Una 0,988

9
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan
XXIV Provinsi Sulawesi Selatan 0,965
Kab. Bantaeng 0,974
Kab. Barru 0,961
Kab. Bone 0,973
Kab. Bulukumba 0,955
Kab. Enrekang 0,978
Kab. G o w a 0,946
Kab. Jeneponto 0,945
Kab. Luwu 0,990
Kab. Luwu Utara 0,987
Kab. M a r o s 0,969
Kab. Pangkajene Kepulauan 0,989
Kab. Pinrang 0,957
Kab. Selayar 1,047
Kab. Sidenreng Rappang 0,946
Kab. Sinjai 0,959
Kab. Soppeng 0,952
Kab. Takalar 0,989
Kab. Tana Toraja 0,963
Kab. Wajo 0,953
Kota Pare-pare 0,949
Kota Makassar 0,936
Kota Palopo 0,956
Kab. Luwu Timur 1,003

XXV Provinsi Sulawesi Barat 0,996


Kab. Majene 0,997
Kab. Mamuju 1,028
Kab. Polewali Mamasa 1,001
Kab. Mamasa 1,009
Kab. Mamuju Utara 1,046

XXVI Provinsi Sulawesi Tenggara 1,039


Kab. Buton 1,049
Kab. Konawe 1,020
Kab. Kolaka 1,016
Kab. Muna 1,048
Kota Kendari 0,989
Kota Bau-bau 1,052
Kab. Konawe Selatan 1,049
Kab. Bombana 1,036
Kab. Wakatobi 1,060
Kab. Kolaka Utara 1,008

10
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

XXVII Provinsi Bali 0,920


Kab. Badung 0,931
Kab. Bangli 0,913
Kab. Buleleng 0,951
Kab. Gianyar 0,917
Kab. Jembrana 0,944
Kab. Karangasem 0,927
Kab. Klungkung 0,933
Kab. Tabanan 0,926
Kota Denpasar 0,906

XXVIII Provinsi Nusa Tenggara Barat 0,977


Kab. Bima 0,972
Kab. Dompu 1,003
Kab. Lombok Barat 0,953
Kab. Lombok Tengah 0,980
Kab. Lombok Timur 0,973
Kab. Sumbawa 1,011
Kota Mataram 0,943
Kota Bima 0,988
Kab. Sumbawa Barat 1,018

XXIX Provinsi Nusa Tenggara Timur 1,086


Kab. Alor 1,098
Kab. Belu 1,083
Kab. Ende 1,079
Kab. Flores Timur 1,096
Kab. Kupang 1,057
Kab. Lembata 1,096
Kab. Manggarai 1,094
Kab. Ngada 1,094
Kab. Sikka 1,091
Kab. Sumba Barat 1,068
Kab. Sumba Timur 1,072
Kab. Timor Tengah Selatan 1,074
Kab. Timor Tengah Utara 1,079
Kota Kupang 1,054
Kab. Rote Ndao 1,062
Kab. Manggarai Barat 1,092

XXX Provinsi Maluku 1,195


Kab. Maluku Tenggara Barat 1,247

11
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

Kab. Maluku Tengah 1,161


Kab. Maluku Tenggara 1,251
Kab. Pulau Buru 1,200
Kota Ambon 1,145
Kab. Seram Bagian Barat 1,181
Kab. Seram Bagian Timur 1,179
Kab. Kepulauan Aru 1,230

XXXI Provinsi Maluku Utara 1,173


Kab. Halmahera Tengah 1,201
Kab. Halmahera Barat 1,148
Kota Ternate 1,133
Kab. Halmahera Timur 1,220
Kota Tidore Kepulauan 1,137
Kab. Kepulauan Sula 1,167
Kab. Halmahera Selatan 1,181
Kab. Halmahera Utara 1,212

XXXII Provinsi Papua 1,964


Kab. Biak Numfor 1,597
Kab. Jayapura 1,640
Kab. Jayawijaya 2,078
Kab. Merauke 1,749
Kab. Mimika 1,737
Kab. Nabire 1,530
Kab. Paniai 2,947
Kab. Puncak Jaya 3,585
Kab. Yapen Waropen 1,513
Kota Jayapura 1,483
Kab. Sarmi 1,710
Kab. Keerom 1,711
Kab. Yahukimo 2,526
Kab. Pegunungan Bintang 2,300
Kab. Tolikara 2,299
Kab. Boven Digoel 1,811
Kab. Mappi 1,782
Kab. Asmat 1,812
Kab. Waropen 1,587
Kab. Supiori 1,600

12
Indeks Biaya
No. Daerah
Pendidikan

XXXIII Provinsi Irian Jaya Barat 1,430


Kab. Sorong 1,452
Kab. Manokwari 1,462
Kab. Fak Fak 1,506
Kota Sorong 1,237
Kab. Sorong Selatan 1,520
Kab. Raja Ampat 1,590
Kab. Teluk Bintuni 1,532
Kab. Teluk Wondama 1,488
Kab. Kaimana 1,480

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

13

Anda mungkin juga menyukai