Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini di semua satuan

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan sistem

paket, di mana semua peserta didik menempuh pembelajaran yang sama dalam

menyelesaikan program belajarnya. Hal ini dianggap kurang demokratis karena

peserta didik tidak mendapatkan haknya untuk belajar sesuai dengan kemampuan,

bakat, maupun minatnya. Peserta didik yang pandai akan terhambat untuk

menyelesaikan program studinya. Sebaliknya peserta didik yang lemah merasa

dipaksa untuk mengikuti peserta didik berkemampuan tinggi.

Undang-undang Nomor 20 tahun 203 tentang sistem pendidikan Nasional pada

pasal 12 ayat (1) mengamatkan bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak, antara lain: (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuannya; dan (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang

ditetapkan”.

Sistem Kredit semester adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta

didiknya menetukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester

pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan atau kecepatan

belajar.

Beban belajar pada SKS di MAN 3 Bireuen dinyatakan dengan jam pelajaran (JP)

dengan beban keseluruhan pada tingkat MA minimal 306 JP. Beban belajar 1 JP secara

umum terdiri dari atas 45 menit

kegiatan tatap muka dan minimal 60% (sekitar 27 menit) untuk kegiatan penugasan terstruktur

dan tugas mandiri tidak terstruktur.


Secara khusus kegiatan satu jam pelajaran tatap muka dalam beban belajar bagi

peserta didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata, durasi satu jam pelajaran

dapat dilaksanakan selama 30 menit.

Dalam program pendidikan, pengertian Semester dipakai sebagai satuan waktu

terkecil untuk menyatakan suatu program pendidikan satu jenjang, artinya program

pendidikan satu jenjang dari awal sampai akhir dibagi-bagi dalam penyelenggaraan

program semester. Oleh sebab itu seorang siswa yang menempuh suatu program

pendidikan lengkap satu jenjang harus menjalani program-program semester sebanyak

yang dituntut oleh program pendidikan jenjang tersebut.

Sistem Kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan

menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk menyatakan beban kerja tenaga

pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan. Sistem Kredit juga

berarti suatu sistem penghargaan terhadap prestasi siswa dalam

bidang pengalaman belajar dalam rangka pemenuhan syarat-syarat program pendidikan


yang diikutinya.

Lampiran IV Permendikbud No 81A menjelaskan bahwa Sistem Kredit Semester

(SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya

menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada

satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan

kredit semester. Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu

jam penugasan terstruktur dan satu jam kegiatan mandiri.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Sistem Kredit Semester

adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan

sendiri beban belajar dan mata pelajaran setiap semester pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam satuan kredit

semester.

Dari pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan Sistem Kredit Semester

(SKS) adalah satuan yang digunakan untuk

menyatakan besarnya beban studi siswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan studi

siswa, keberhasilan kumulatif bagi studi siswa serta besarnya beban mengajar didalam

menyelenggarakan pendidikan.

Sistem Kredit Semester (SKS) juga merupakan sebuah sistem penyelenggaraan

program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata

pelajaran yang diikuti setiap semester.Sedangkan beban belajar satu SKS meliputi satu jam

pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri

tidak sruktur.

A. Prinsip penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS)

Penyelenggaraan SKS di MA mengacu pada prinsip sebagai berikut:

1) Fleksibel, artinya penyelenggaraan SKS harus memberikan pilihan mata

pelajaran dan waktu penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta

didik menentukan dan mengatur strategi belajar secara mandiri.

2) Keunggulan, artinya penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik

memperoleh kesempatan belajar dan mencapai tingkat kemampuan optimal

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

3) Maju berkelanjutan, artinya penyelenggaraan SKS yang memungkinkan

peserta didik langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih

lanjut tanpa terkendala oleh peserta didik lain.

4) Keadilan, artinya penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik

mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan


kapasitas belajar yang dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara

perorangan.

B. Landasan Pelaksanaan Sistem Kredit Semester

SKS pada MA ini berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Republik Indonesia Nomor 4301);

2) Undang-undang Nomor 14 Tahun2005 Tentang Guru dan Dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Momor 157, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2005 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 entang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

4) Peraturan pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

5) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan

Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,


Tugas, dan Fungsi Kmenterian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

6) Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 592) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 1114);

7) Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 851);

8) Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

1382);

9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014

tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

10) Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 tentang Implementasi

Kurikulum 2013 di Madrasah;

11) Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum

Madrasah 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab;

12) Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum

Madrasah;

13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah;
14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015

tentang Penialaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada

Pendidikan Dasar dan Menengah;

15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016

tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. Ruang lingkup dan Tujuan Penyelenggaraan SKS

Dalam penyelenggaraan SKS terdapat ruang lingkup yang harus diterapkan, yaitu

Ruang lingkup naskah model penyelenggaraan SKS di MAN 3 Bireuen mencakup prinsip

dan mekanisme penyelenggaraan mulai dari persiapan, pelaksaan dan pengelolaan secara

bertahap, pembelajaran dan penilaian, serta pengawasan dan evaluasi.

Selain ruang lingkup terdapat pula tujuan petunjuk teknis penyelenggaraan SKS

pada MAN 3 Bireuen ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat umum

mengenai SKS sebagai berikut:

1) Memberikan gambaran tentang teknis persiapan, pelaksaan, dan pengendalian

pelaksaan SKS di MAN 3 BIREUEN

2) Memberikan penjelasan tentang model tahapan persiapan, pelaksanaan, dan

evalusai pelaksanaan SKS di MAN 3 BIREUEN


PROFIL MAN 3 BIREUEN

A. Sejarah Madrasah

Pada awalnya MAN 3 Bireuen berasal dari PGA 4 tahun, yang letaknya digedung
Yayasan Al Muslim Peusangan dibawah pimpinan Abdullah Rasyid.
Kemudian dari PGA 4 berubah nama menjadi SP IAIN pada tahun 1969, yang letaknya di
yayasan Al Muslim Peusangan dibawah pimpinan M.Ali Amin. Dan pada tanggal 16
Maret 1978 berubah nama menjadi MAN Peusangan Matangglumpangdua. Dan pada tanggal
17 November 2016 berubah kembali menjadi MAN 3 Bireuen.
Kurikulum yang digunakan pada saat itu 65% bidang Agama 35 % bidang Umum, kemudian
ditukar menjadi 35 % Bidang Agama dan 65 % Bidang Umum.
Sejak berdirinya hingga sekarang MAN 3 Bireuen Matangglumpang Dua dipimpin oleh
Kepala-kepala Madrasah sebagai berikut :
1. M. Sufyan Hasan Periode tahun 1979 s/d 1990
2. Drs. A. Rahman Majid Periode tahun 1990 s/d 1996
3. Razali A. Samad, BA Periode tahun 1996 s/d 2000
4. Drs. M. Yunus Periode tahun 2000 s/d 2005
5. Drs. M. Yusuf Periode tahun 2005 s/d 2011
6. Azhary, S.Ag Periode tahun 2011 s/d 2012
7. Drs. Rusydi Periode tahun 2012 s/d 2015
8. M. Nasir, S.Pd Periode tahun 2015 s/d sekarang
Fungsi Madrasah :
1. Dapat menjadi percontohan bagi Madrasah Aliyah yang Lain
2. Dapat melakukan pembinaan kepada Madrasah lain yang berada disekitarnya
3. Pusat sumber kegiatan belajar yang memberi peluang kepada Madrasah lain untuk
memamfaatkan fasilitas yang ada.
4. Menjadi contoh sebagai madrasah mandiri, sehingga memiliki SDM, Dana sesuai
dengan perkembangan zaman.
MAN 3 Bireuen Matangglumpang Dua Kabupaten Bireuen merupakan madrasah yang
di dalamnya terdiri dari organisasi-organisasi kegiatan madrasah yang melibatkan seluruh
pengguna madrasah, baik siswa, para dewan guru, tata usaha, penjaga madrasah, dan lain-
lain. MAN 3 Bireuen dipimpin oleh seorang kepala madrasah yaitu Bapak M. Nasir,S.Pd
Beliau didampingi oleh Wakamad-Wakamad, yaitu :
1. Dra. Syathariah, menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum.
2. Muhammad Riadi, S.Ag menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan .
3. Dra. Nurma menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Sarana dan Prasarana.
4. Safriani, S.Ag menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Hubungan Masyarakat
(Humas).

VISI DAN MISI MAN 3 BIREUEN

Visi
Membentuk generasi muslim yang bertaqwa, beramal sholeh, cerdas, berakhlaqul karimah,
terampil, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab dalam beragama dan bernegara.

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang mengedepankan peningkatan
kualitas guru dan siswa dalam bidang IPTEK dan IMTAQ.
2. Meningkatkan kedisiplinan guru, karyawan dan siswa
3. Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlaqul karimah yang sesuai dengan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Melengkapi sarana dan prasarana pendukung pembelajaran
5. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
6. Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu terampil dan kreatif
dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan mandiri dalam bidang sosial
keagamaan, budaya, berbangsa dan bernegara.
7. Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga, madrasah, maupun
masyarakat.
8. Menerapkan manajemen berbasis madrasah.

Tujuan
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sikap dan praktik kegiatan serta amaliyah
keagamaan Islam warga Madrasah.

2. Meningkatkan tenaga pendidikan yang profesional dan kualitas akademik peserta


didik
3. Menciptakan lulusan Madrasah Aliyah Negeri 3 Bireuen yang menguasai ilmu
pengetahuan umum dan agama.

4. Meningkatkan prestasi dalam lomba akademik dan non akademik.

5. Meningkatkan kedisiplinan dan ketaatan terhadap tata tertib sekolah, kebersihan dan
kesehatan
6. Mengoptimalkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana dan fasilitas yang
mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
B. Keadaan Fisik Madrasah

MAN 3 Bireuen Kabupaten Bireuen beralamat di Jln. Medan – Banda Aceh No. 82
Matangglumpang Dua yang luas tanah 6000 m2, Memiliki ruang kelas sebanyak 23 ruang
dan ruang lainnya.
MAN 3 Bireuen terdiri dari ruang guru, ruang kepala madrasah, perpustakaan, dan
ruang-ruang lainnya yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Adapun bangunan yang
terdapat di MAN 3 Bireuen yaitu terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Keadaan Fisik Madrasah


No Jenis Bangunan Ukuran ( m 2) Jumlah ( ruang )
1 Ruang Kepala Madrasah 5x4 1 ruang
2 Ruang TU 9x5 1 ruang
3 Ruang Dewan Guru 16 x 9 1 ruang
4 Ruang Bimpen 9x3 1 ruang
5 Perpustakaan 17 x 11 1 ruang
6 WC Guru dan WC Siswa 4x3 11 ruang
7 Kantin 3x3 8 ruang
8 Pos Piket 4x3 1 ruang
9 Lapangan Voly 10 x 11 1 ruang
10 Ruang Osim 8x3 1 ruang
11 Ruang Kelas 9x8 23 ruang
12 Lapangan Basket 10 x 11 1 ruang
13 Ruang Serba Guna 16x10 1 ruang
14 Ruang Pramuka 8x3 1 ruang
15 Mushalla 18x12 1 ruang
16 Parkir perempuan 17x12
17 Parkir laki – laki 18 x13
18 Parkir Guru 11x5
19 Rumah penjaga sekolah 9x6 1 ruang

C. Keadaan Lingkungan Madrasah


1. Jenis bangunan yang mengelilingi madrasah.
Adapun batasan-batasan lokasi letak MAN 3 Bireuen Kecamatan Peusangan yaitu:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Medan – Banda Aceh
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Sekolah MTsN Matangglumpang Dua
c. Sebelah timur berbatasan dengan Rumah Ibu Martini Hasan
d. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk.

2. Kondisi Lingkungan Madrasah


MAN 3 Bireuen mempunyai letak yang sangat strategis, karena dekat dengan jalan
Medan-Banda Aceh sehingga mudah dalam menempuh perjalanan sehingga proses
belajar mengajar antara siswa dan guru tidak terganggu.

DATA MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN ) 3 BIREUEN


KABUPATEN BIREUEN
TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021
A. Identitas Madrasah
1. Nama Madrasah : MAN 3 BIREUEN
2. N S M : 131111110003
3. Alamat : Jln. Medan–Banda Aceh No.82 Matangglumpang Dua
4. Nama Kepala Madrasah : M. Nasir, S.Pd
Nip. : 196811291996031004
5. Nama Kepala Tata Usaha : Anwar, S.Ag
Nip. : 196906102007011044

B. Keadaan Siswa/ Murid

Tabel 2.2 keadaan siswa/murid tahun 2020-2021


JUMLAH SISWA
NO KELAS
L P TOTAL

1 X-IPA 39 76 115
X-IPS 35 22 57
2 XI-IPA 61 91 152
XI-IPS 43 35 78
3 XII-IPA 30 107 137
XII-IPS 23 26 49
Jumlah 231 357 588

C. Keadaan Guru dan Pegawai

Tabel 2.3 keadaan guru dan pegawai tahun 2020-2021


N GURU PEGAWAI Ket
Depag Diknas Non PNS PNS Non PNS
o
L P Jlh L P Jlh L P Jlh L P Jlh L P Jlh

1 10 26 36 - - - 2 18 20 1 2 3 4 3 7

Tabel 2.4. Prestasi Siswa Per kelas tahun 2020-2021


No Nama Kelas Peringkat ke
1. Hayatul Khaira 1
1 2. Mardhatillah X-IPA.1 2
3. Nurlaina 3
2 1. Nurrizqa X-IPA.2 1
2. Ullya Maksum 2
3. Desi Amanda 3
1. Rizka Fitri 1
2. Tria Afifa 2
3 X-IPA.3
3. Nurhaliza 3

1. Cut Mutiara Anggraini 1


4 2. Milaulfatul Riska X-IPA.4 2
3. Annisa Azzahra 3
1. Alyana Roza X-IPS.2 1
5 2. Tiar Reni Yulwanda 2
3. Putri Syifa 3
1. Rahmi 1
X-IPS.1
6 2. Ernita 2
3. Salsabila Maudina Aqilia 3
1. Ayu Andriana 1
7 2. Husnul Khatimah X-IPS.3 2
3. Maulana Saputra 3
1. Putri Salsabila 1
XI-IPA.1
8 2. Putri Wahyuni 2
3. Nabila Zakirah 3
1. M. Noval 1
9 2. Irhamna XI-IPA.2 2
3. Annisa Ul Husni 3
1. Nadiaul Khaira 1
10 2. Merry XI-IPA.3 2
3. Aulia Utami 3
1. Dililah Azaah 1
11 2. Rahmah XI-IPA.4 2
3. Maghfirah 3
1. Mela Setiawati 1
12 2. Udrikul Muna XI-IPA.5 2
3. Dinda Amalia 3
1. Muannas Sari 1
13 2. Cut Khairunnisa XI-IPS.1 2
3. Mifzal 3
1. Nisaul Ul Khaira 1
14 2. Annisa Sabila XI-IPS.2 2
3. Nurlaili Mulyadi 3
D. Fasilitas Madrasah
Fasilitas madrasah yang telah tersedia di MAN 3 Bireuen di antaranya meliputi:
a. Perpustakaan
Perpustakaan madrasah berjumlah satu ruang dalam keadaan baik dan layak pakai,
dengan ukuran 17 x 11 m2. Biasanya digunakan oleh siswa untuk membaca atau meminjam
buku. Perpustakaan madrasah juga digunakan siswa untuk mencari ilmu tambahan yang
sifatnya abstrak, umum dan sosial yang tidak didapat dari guru, ilmu tersebut biasanya
diperoleh siswa dari perpustakaan dengan membaca buku-buku cerita yang di dalamnya
syarat dengan pesan-pesan moral.
Perpustakaan biasa digunakan pada jam istirahat selebihnya pada saat guru absen
mengajar karena suatu dan hal lain. Adapun buku-buku yang ada di perpustakaan jumlahnya
sudah memadai dan sudah terbilang cukup dan bersyarat untuk perpustakaan. Perpustakaan
MAN 3 Bireuen dikelola oleh dua orang pegawai, yaitu dari guru dan staf perpustakkan, cara
pengelolaannya cukup baik dengan mengedepankan tata tertib seperti:
1. Anggota Perpustakaan adalah warga Madrasah yang terdiri dari siswa, guru dan
Pegawai.
2. Keanggotaan berlaku selama selama masih aktif maupun bertugas di MAN 3
Bireuen.
3. Setiap anggota harus memiliki kartu anggota yang digunakan dalam proses
peminjaman bahan pustaka.
4. Setiap anggota perpustakaan harus mentaati segala peraturan perpustakaan yang
telah di tetapkan.
5. Setiap pengunjung diwajibkan mengisi buku pengunjung perpustakaan.
6. Pengunjung dilarang merokok , makan dan minum.
7. Pengunjung dilarang membuat hal – hal yang dapat mengganggu pengunjung lain.
8. Pengunjung harus menjaga kebersihan perpustakaan.
9. Pengunjung dilarang membawa barang yang tidak diperlukan sepert tas, jaket dan
lain – lain
10. Pengunjung dilarang merusak buku ( merobek, melipat, mencoret, atau mengotori
bahan perpustakaan.
11. Buku yang telah selesai di baca harus dikembalikan ketempat semula.
12. Setiap peminjam harus menyertakan kartu anggota perpustakaan.
13. Peminjaman harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
14. Peminjam harus datang sendiri dalam proses peminjaman.
15. Jumlah buku yang boleh dipinjam maksimal 5 eksemplar.
16. Jangka waktu peminjaman selama 2 minggu dan dapat diperpanjang sekali selama 2
minggu.
17. Keterlambatan pengembalikan akan dikenakan denda sebesar Rp. 500 / hari
18. Apabila buku yang dipinjam rusak / hilang wajib diganti dengan buku yang sama.

b. Ruang Tata Usaha (TU)


Ruang Tata Usaha dekat dengan ruang kepala madrasah dan, digunakan sebagai tempat
pelaksanaan administrasi madrasah.
c. Ruang Guru
Ruang guru berjumlah satu ruangan dalam keadaan baik, ruangan dewan guru yang
sangat luas memungkinkan setiap dewan guru memiliki tempat duduk. Setiap meja ditempati
oleh Satu orang guru, dengan tempat yang memadai tersebut membuat para guru lebih
leluasa dalam melaksanakan tugasnya.
E. Fasilitas Belajar
Peralatan yang digunakan sebagai fasilitas belajar yang meliputi : buku penunjang
dalam melakukan proses belajar mengajar sudah memadai, peralatan atau media
pembelajaran sudah tersedia dan sudah digunakan untuk mendukung aktifitas belajar
mengajar.
1. Buku Paket
Buku paket merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di madrasah ini, yang terdiri
dari buku Agama 2.823 buah, buku Umum 8.576 dan buku referensi 4.407 Buah. Sehingga
proses belajar mengajar dapat terselenggara dengan baik.
2. Alat Peraga/ Media
Alat peraga/ media sudah dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas belajar mengajar serta
penunjang dalam proses keberhasilan siswa.

F. Ruang Laboratorium IPA


Ruang Lab IPA berjumlah 1 buah ruangan dengan berbagai fasilitas didalamnya untuk
menunjang kegiatan meneliti, menela’ah suatu observasi atau objek yang belum bisa
dipecahkan dalam ruangan kelas.
Adapun peralatan Laboratorium yang ada sekarang, meliputi :
1. Kit Mekanik 3 Buah
2. Kit Optik 3 Buah
3. Kit Elektrik Magnet 3 Buah
4. Termo Dinamika 1 Buah
5. Torso Manusia
6. Model Ginjal
7. Rangka Manusia
8. Alat Peraga Pembelahan
9. Alat Peraga Organ katak
10. Alat Peraga Ikan
11. Sistem Peredaran darah
12. Model Fosil
13. Microscop
14. Tabung Reaksi
15. Termometer Raksa
16. Manorespirometer
17. Gelas Ukuran ( Besar, Sedang dan Kecil )
18. Timbangan
19. Labu Ukur
20. Dapur Aluminium
21. Alat-alat kimia lainnya

G. Ruang Laboratorium Komputer


Ruang Lab Komputer berjumlah 2 ruangan, dan sudah menjadi ruangan VIP yang kini
telah digunakan Siswa (i) dalam Proses Belajar mengajar Operasional komputer dan
Juga dalam Pelaksanaan UASBN-BK dan UAMBN-BK.
Adapun Jumlah Komputer dalam lab, berjumlah :
a. Ruang 1 : 48 Unit Komputer
b. Ruang 2 : 48 Unit Komputer

H. Kurikulum Madrasah
Kurikulum yang digunakan MAN 3 Bireuen adalah kurikulum yang berjalan pada saat
ini yaitu Kurikulum 2013 yang merupakan dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dapat didemontrasikan atau ditampilkan oleh siswa sebagai hasil pengalaman belajar untuk
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
I. Prestasi Akademik.

a. Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh siswa MAN 3 Bireuen

N JENIS LOMBA JUARA TAHUN


O
1 Madrasah Singer Putra Tk MA Se- Kabupaten Bireuen 2 2018
2 Cerdas cermat TK.MA Se-Kabupaten Bireuen 1 2018
3 Syarhil Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018
4 Lari 100 Meter Putra Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018
5 Kaligrafi Putri Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 1 2018
6 Bulu Tangkis Putri Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 1 2018
7 Bulu Tangkis PutraTk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018
8 Baca Puisi putra Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018
9 Lari 100 Meter Putri Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018
10 Kaligrafi Putra Tk.MA Se-Kabupaten Bireuen 2 2018

b. Tentang Kelulusan 5 Tahun terakhir

 Lulusan UN Tahun 2014/2015 100%

 Lulusan UN Tahun 2015/2016 100%

 Lulusan UN Tahun 2016/2017 100%

 Lulusan UN Tahun 2017/2018 100%

 Lulusan UN Tahun 2018/2019 98%

 Lulusan UN Tahun 2018/2019 98%

PERSIAPAN PENYELANGGARAAN SISTEM SKS


PADA MAN 3 BIREUEN

A. Persiapan Penyelenggaraan Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi

Selain pihak sekolah yang melakukan persiapan awal tetapi guru pun juga melakukan
persiapan diantara memahami konsep SKS, mempelajari dan membahas draft dokumen,
menyususn KI-KD sesuai dengan Kurikulum 2013, merancang silabus dan RPP sesuai
denga pembelajaran dan mata pelajaran, menyiapkan perangkat
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian, menganalisi hasil
belajar, dan yang trakhir melaporkan penilaian kompetensi.
Persiapan pun juga dilakukan oleh guru pun Pembimbing Akademik (PA) tugasnya
itu yang pertama memahami konsep SKS, kedua merancang program layanan, ketiga
merancang program konsultan, keempat menyiapkan perangkat layanan dan konsultasi
bimbingan, kelima melaksanakan layanan dan bimbingan, keenam menganalisis hasil
layanan dan bimbingan, ketujuh menindak lanjuti hasil analisis, dan trakhir melaporkan
hasil layanan.
Mekanisme Persiapan Penyelenggaraan SKS di MAN 3 Bireuen

Deskripsi Kegiatan
Tahap Kepala Madrasah Tim Guru PA dan BK Out
an Pengembang Put
Kurikulum
Persia  Mempersiapkan  Mendalami  Memahami  Memahami Doku-
pan Dan menyamakan dan konsep SKS konsep men
persepsi warga memahami  Mempelajari SKS KTSP
Madrasah tentang konsep SKS dan  Merancang dan ijin
SKS  Membuat membahas Program Pelak-
 Sosialisasi internal jadwal draft layanan sana-an
 Membentuk Tim Kegiatan dokumen  Merancang
Pelaksana SKS  Membuat dan  Menyusun Progran
(Tim Pengembang membahas KI-KD Konsultasi
Kurikulum draft sesuai
 Mengajukan ijin dokumen struktur
kepada Kantor  Merevisi kurikulum
Wilayah draft  Merancang
Kementerian dokumen silabus dan
Agama Provinsi  Merancang RPP sesuai
sistem dengan Unit
aplikasi pembelajara
pendukung n
 Merancang
Awal  Sosialisasi  Menghim-  Menyiapkan  Menyiap-  Du-ku-
pelak- eksternal kepada pun dokumen perangkat kan ngan
sanaan masyarakat perangkat pembelaja- perangkat war-ga
 Menetapkan tugas pembelaja- ran dan layanan dan madras
guru, PA, dan BK ran dan penilaian konsultasi ah dan
kelas X penilaian  Meningkat- bimbingan publik
 Pembagian kan  Keleng
tugas guru, pemahaman kapan
PA, dan BK pembelaja- dokum
 Menyusun ran SKS en
jadwal perang
pelajaran kat
pembel
ajaran
dan
penilai
an
 Doku
men
perang
kat
layana
n
Pelaks  Mengontrol dan  Menjamin  Melaksanak  Melaksana Efektif
anaan mengevaluasi pelaksanaan an kan layanan itas
pelaksanaan pembelajaran pembelajara dan pelaks
 Memotivasi dan dan penilaian n bimbingan anaan
menginspirasi  Mengatur  Melakukan  Menganalis
warga madrasah penjadwalan penilain is hasil
dan  Menganalisi layanan dan
pembagian s hasil bimbingan
tugas belajar  Menindakla
mengajar  Melaksanak njuti hasil
 Membantu an tindak analisis
pelaksanaan lanjut hasil  Melaporka
monitoring analisis n hasil
 Melaporkan layanan
penialain
kompetensi

Tabel diatas merupakan kegiatan atau mekanisme dari persiapan atau sebuah rancangan
dalam penyelenggaraan SKS Di MAN 3 Bireuen yang dilakukan oleh Kepala Madrasah,
Waka Kurikulum, Guru dan bahkan BK/PA.

Dari adanya rancangan sebelum dimulainya penyelenggaraan SKS di MAN 3 Bireuen


ini semua pihak yang bersangkutan untuk menjalankan tugasnya masing-masing terutama
seorang guru yang akan melakukan penerapan itu kepada peserta didik.

B. Implimentasi Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik


Penyelenggaraan SKS di MA merupakan salah satu upaya inovatif dan kreatif dalam
meningkatkan mutu pendidikan melalui layanan yang bervariasi untuk mengakomodasi
kemajemukan peserta didik dalam hal minat, kebutuhan, potensi, bakat, dan kecepatan
belajarnya. SKS diselenggarakan melalui pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan
pengelolaan waktu belajar fleksibel. SKS adalah alternative sistem belajar selain sistem
paket yang dapat diselenggarakan oleh MA berakreditasi A.
2.
Penyelenggraan SKS perlu menyiapkan paradigma terkait keragaman dalam
menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pendidikan, berbeda dengan sistem
paket dengan pola layanan yang seragam.
3.
Pengorganisasian pembelajaran bervariasi dilakukan melalui penyediaan unit-unit
pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik. Variasi
pembelajaran normal ditempuh rata-rata enam semester dengan beban rata-rata 51 jam
pelajaran per minggu. Variasi pembelajaran lebih cepat dapat diselesaikan dalam waktu
empat atau lima semester. Layanan seperti ini ditempuh dengan beban belajar 60 s.d 80
jam pelajaran per minggu.

Selain itu untuk perangkat pembelajaran yang disiapkan mencakup silabus, RPP, dan
bahan ajar dalam satuan unit pembelajaran. Dalam penyusunan silabus yang diadopsi dari
lampiran Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 dengan penyesuaian berdasarkan struktur
kurikulum. Penyusunan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan silabus
yang dikembangkan.

Dari adanya strategi Phasing in/out yang semula beban belajar banyak menjadi lebih
sedikit karena siswa sendiri yang menentukan beban belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan bakat yang dimiliki, jadi siswa merasa lebih bertanggung jawab dengan
apa yang telah diambil dalam beban belajarnya.
PENUTUP

Pola penyelenggaraan pendidikan dengan SKS dapat dilakukan untuk kurikulum

berbasis kompetensi dengan melakukan beberapa penyesuain penetapan konversi dari

jam pelajaran ke sks. Penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi tetap mengacu

pada kriteria lulus dan tidak lulus kompetensi. Namun untuk lulus kompetensi ada

gradasi nilai (grade) yaitu dari paling rendah C, C+, B-, B, B+, A-, dan A. Untuk status

tidak lulus hanya dinyatakan dengan nilai D, D-, dan E. Pembulatan besarnya sks hasil

konversi bisa dilakukan dengan ketentuan hasil pecahan >0,5 dibulatkan ke atas dan

yang < 0, 5 dibulatkan ke bawah.

Pemahaman SKS dan Persiapan Penyelenggaraan SKS pada tingkat Aliyah. SKS adalah

bentuk penyelenggaraan pendidikan dimana peserta didiknya menentukan jumlah beban

belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat dan kemampuan atau kecepatan belajar. Persiapan yang harus dilakukan saat

penyelenggaraan SKS di MAN 3 BIREUEN Ada 3 tahapan:

1) Tahap Persiapan

2) Tahap Awal pelaksanaan

3) Tahap Pelaksanaan

Dengan adanya persiapan sebelum melakukan penyelenggaraan SKS, memudahkan semua

belah pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan SKS Di MAN 3 BIREUEN.

Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang berupaya

menerapkan sistem kredit semester karena sistem ini dapat mengakomodasikan bakat, minat,

dan kemampuan peserta didik. Dengan diberlakukan sistem ini maka satuan pendidikan tidak

perlu mengadakan program pengayaan karena sudah tercakup dalam sistem. Pemerintah

mendorong dan mengharuskan menerapkan sistem SKS bagi MA atau yang sederajad pada

sekolah kategori mandiri.

Anda mungkin juga menyukai