Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

KETAMANSISWAAN

Disusun oleh :
Nama : Rita Dwi Cahyani
NIM : 2023085029
Kelas : PD – 1B Purworejo
Prodi : Magister Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2023
A. Ibu Pawiyatan Yogyakarta
Ibu Pawiyatan merupakan lembaga pertama pra sekolah dan sekolah yang didirikan langsung oleh Ki
Hajar Dewantara selain Sarjanawiyata. Karakter lembaga Ibu Pawiyatan Yogyakarta berasal dari dua tempat
yaitu Pendopo Taman Siswa dan Musium yang dulu dijadikan Rumah Ki Hajar Dewantara. Kegiatan belajar
mengajar dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara di pendopo. Ki Hajar ketika mengajar cantrik dan mentriknya
hanya langsung keluar rumah dan di pendopo karena rumah guru, pamong, dengan tempat pendidikan sangat
dekat dan di dalam satu komplek. Oleh karena itu pendopo dan rumah Ki Hajar Dewantara tersebut disebut
sebagai Ibu Pawiyatan.
Pendopo merupakan tempat awal mula Ibu pawiyatan berdiri karena pendopo digunakan sebagai tempat
berkumpul, berdiskusi, sarasehan. Pada Pendopo juga digunakan sebagai pembelajaran. Pawiyantan sendiri
memiliki makna yaitu tempat berlangsungnya pembelajaran, Ibu memiliki arti pusat. Jadi Ibu pawiyatan
merupakan pusat pembelajaran atau pusat pendidikan di Tamansiswa. Ibu Pawiyatan dijadikan standar
pendidikan. Pusat pembelajaran ini diharapkan dapat mendidik anak didik, peserta didik, cantrik, mentrik,
sehingga dijadikan standar pendidikan Nasioanal Taman Siswa. Ibu Pawiyatan dijadikan tauladan atau
percontohan Taman siswa baik di Yogyakarta maupun diluar Jawa. Hal ini meliputi cara guru mengajar,
menyapa siswa, serta cara berpakaian sederhana dan rapi. Ibu Pawiyatan dijadikan tempat untuk
penggemblengan siswa, murid, pamong, dan guru. Para pamong sebelum diterjunkan di cabang Taman Siswa
diminta untuk praktek terlebih dahulu di Ibu Pawiyatan. Jika mereka di nilai sudah baik maka mereka akan
dikirim di Tamansiswa diluar Ibu Pawiyatan seperti Tebing Tinggi, Bandar Lampung, Tanjung Karang,
Bandung, Semarang, Malang, dsb. Ibu Pawiyatan diasuh langsung oleh MLTS (Majelis Luhur Taman Siswa).
Secara kepengurusan Ibu Pawiyatan mempunyai pengurus sendiri, tetapi tepat dibawah naungan MLTS
(Majelis Luhur Taman Siswa) yaitu organisasi tertinggi di Tamna Siswa. Organisasi ini berhak memberikan
asuhan dan bimbingan kepada Ibu Pawiyatan supaya misi Ibu Pawiyatan sebagai tauladan, standar, dan pusat
dapat dipertahankan. Berikut sekolah-sekolah yang pernah di selenggarakan Ibu Pawiyatan. Taman Indria
(TK), Taman Muda ( SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), Taman Karya Madya (SMK), Taman
Guru (SPG), Taman Tani (Kursus). Sekarang ini sekolah Taman Guru, dan Taman Tani sudah tidak
diselenggarakan lagi. Berikut merupakan data siswa tahun 2020 yaitu Taman Indria 7 anak, Taman Muda 71
anak, Taman Dewasa 109 anak, Taman Madya 48, Taman Karya Madya 48 anak, sehingga satu cabang
berjumlah 283 anak.

B. Sejarah Sarjanawiyata Tamansiswa


Awal mula Ki Hajar Dewantara memulai pergerakan nasional melalui bidang politik, karena dianggap
kurang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka Ki Hajar Dewantara melakukan pergerakan nasional
melalui bidang pedidikan. Pendidikan dianggap sebagai salah satu jalan untuk menceerdaskan kehidupan
bangsa. Melalui Pendidikan Ki Hajar Dewantara bersama KI Ageng Suryomentaram membangun pendidikan
Indonesia. Ki Hajar Dewantara fokus kepada pendidikan anak dan remaja. Ki Angeng Suyomentaram fokus
pada pendidikan dewasa dan orang tua.
UST bersifat nasional karena menyangkut berbagai skala dan aspek nasional baik organisasi ataupun
manusianya seperi agama, politik, budaya, ekonomi. Pada pidato Ki Hajar Dewantara diringkas menjadi asas
Tamansiswa pada tahun 1922. Asas Taman siswa oleh Ki Hajar Dewantara terdiri dari 7 asas yang dijadikan
sebagai landasan perjuangan Tamasiswa. Asas tersebut berisi :
1. Hak mengatur diri sendiri: tertib damai salam bahagia
2. Pendidikan hendaknya menjadikan manusia merdeka
3. Pendidikan hendaknya didasarkan budaya Indonesia
4. Pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia
5. Merdeka dicapai sesuai kemampuan sendiri
6. Berdsar kepada kekuatan sendiri
7. Berhamba kepada Sang Anank: Suci hati, tulus, ikhlas
Ciri Khas Persatuan Tamansiswa tertuang dalam Panca Dharma 1947 yaitu
1. Kodrat Alam
Kodrat alam yaitu percaya pada Allah
2. Kemerdekaan
Merdeka lahir dan batin untuk melangkah maju
3. Kebudayaan
Kebudayaan Bangsa Indonesia lebih dilestarikan meskipun mengenal budaya lain
4. Kebangsaan
Semua warga dari berbagai daerah, keberagaman budya adat, suku, agama diikat menjadi satu yaitu
kebangsaan dengan tujuan untuk meningkatkan persatuan.
5. Kamanusia
Saling tolong menolong antar sesama manusia.
Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional) mendirikan Perguruan Tamansiswa pada tanggal
3 Juli 1922. Tamansiswa sebagai Badan Perjuangan Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat menggunakan
pendidikan dalam arti luas. Pada awalnya pendidikan yang diselenggarakan Perguruan Tamansiswa adalah Taman
Indria (TK), berikutnya Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Guru (SPG), Taman Karya (SMK),
dan Taman Madya (SMA).
Pada Tanggal 15 November 1955 Ki Hajar Dewantara menjadi pemimpin umum Taman Prasarjana. Awal
beridirinya UTS namanya bukan UST melainkan Taman PraSarjana yang merupakan lembaga kursus B Satu.
Taman PraSarjana yang menyelenggarakan tiga bagian (jurusan):
1) Bagian Bahasa (Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia)
2) Bagian Sosial (Ilmu Bumi dan Ilmu Sejarah)
3) Bagian Alam Pasti (Ilmu Alam Pasti)
Pada tahun 1959 bentuk lembaga diubah menjadi Taman Sarjana dengan satu fakultas – peleburan
program studi yang telah ada – menjadi Taman Sarjana Sastra dan Filsafat. Setelah pengurus yayasan mengadakan
rapat beberapa kali maka pada tanggal 28 Desember 1959 dilakukan penandatanganan akte pendirian Yayasan
Sarjanawiyata di depan notaris R. M. Wiranto di Yogyakarta. Di antara para pendiri yayasan tersebut terdapat Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Nyi Hadjar Dewantara. Untuk pertama kalinya yayasan diketuai oleh Ki Sarino
Mangunpranoto. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan berdirinya Fakultas
Pendidikan/Keguruan yang dimulai pada permulaan kuliah yaitu bulan Oktober 1960. Sebelum itu diadakan
”Kuliah Umum” tentang pendidikan dan filsafat di Pendopo Agung Tamansiswa.
Pada ulang tahun Tamansiswa ke 41, 3 Juli 1963, diubah namanya menjadi Taman Sarjana dan Ilmu
Pendidikan Jurusan, yaitu:
1) Jurusan ilmu Pendidikan
2) Jurusan Ilmu Pasti Alam
3) JurusanIlmu Sejarah
4) Jurusan Ilmu Bumi
5) Jurusan Bahasa Indonesia
6) Jurusan Bahasa Jawa
7) Jurusan Bahasa Inggris
Kemudian 1 Oktober 1964, namanya kembali diubah menjadi Sarjanawiyata Tamansiswa dengan Rektor
Nyi Hajar Dewantara yang mengelola empat Taman Sarjana, yaitu:
1) Ilmu Pendidikan
2) Sarjana Geografi
3) Hukum dan ekonomi
4) Sastra dan Kebudayaan (Bahasa Indonesia, Inggris, dan Sejarah)
Pada 1980, Sarjanawiyata Tamansiswa mengelola Program Diploma Kependidikan Bidang Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, yang kemudian diperluas sehingga meliputi Bahasa Inggris, Matematika,
Ketrampilan Jasa, Pendidikan Moral Pancasila. Selanjutnya pada 1983 berbentuk Universitas dengan mengelola
beberapa fakultas lengkap dengan program studinya:
1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2) Fakultas Ekonomi
3) Fakultas Pertanian
4) Fakultas Psikologi
5) Fakultas Teknik
Pada tahun 1983 Sarjanawiyata Tamansiswa berubah namanya menjadi Universitas Sarjanawiyata Taman-
Siswa (UST). Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa merupakan PTS swasta tertua di Indonesia yang
mempunyai latar belakang nasional dengan tujuan mencerdasakan bangsa Indonesia. UST juga pernah mengalami
pasang surut dimana mahasiswa mengalami kenaikan maupun penurunan hal ini disebabkan karena akreditasi.
Akan tetapi saat ini mahasiswa UST sudah berkembang. Karena sebagian besar prodi di UST sudah terakreditasi
A sehingga menarik minat masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai