Anda di halaman 1dari 114

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum menentukan
kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur
maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran
untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of
the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penjelasan Pasal 15
menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus. Dengan demikian, Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah bagian dari
Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai
dengan kebutuhan dan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam
mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Masa tunggu lulusan antara 0,7 s.d. 1,0 tahun, relevansi kompetensi lulusan SMK terhadap
kompetensi di Industri baru mencapai 35%, jumlah lulusan yang berwirausaha masih sangat kecil, sebagian
besar karir lulusan SMK stagnan tidak banyak yang bisa mencapai posisi lebih baik.
Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka dilakukan revitalisasi yang meliputi penyelarasan
kurikulum bersama dengan industri, inovasi pembelajaran, peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, pemenuhan standarisasi sarana dan prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi
kompetensi keahlian yang memiliki keberterimaan di industri serta membangun kemitraan SMK dengan Dunia
Usaha/ Dunia Industri.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak;
3. Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi;
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
6. Undang Undang Nomor 32 Tahuan 2009 Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan pertama
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan 74 Tahun 2008 tentang Guru;

1
10. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
11. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan Kualitas
dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia;
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sekolah Adiwiyata;
13. Surat Kesepakatan Bersama Tanggal 3 Juni 2005 Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) dan
Departemen Pendidikan Nasional No. KEP.07/MENLH/06/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup;
14. Permen PPPA Nomor 08 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak ;
15. Permendiknas Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi
Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Tentang
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan
Dan/Atau Bakat Istimewa;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
18. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta Didik baru;
19. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK;
20. Peraturan Bersama antar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah;
21. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
22. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler;
23. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka;
24. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah;
25. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
26. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah ;
27. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013;
28. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 tentang Seragam Sekolah;
29. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nomor No 0256/MPK.C/MK/2014 tentang Larangan Merokok di
Sekolah;
30. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri;
32. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
33. Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan;
34. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah;
35. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah;

2
36. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan;
37. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pembinaan Kesiswaan;
38. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian
Hasil Belajar oleh Pemerintah;
39. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan
Formal;
40. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Beban Mengajar Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah;
41. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match Dengan Industri;
42. Surat Edaran Direktorat PSMK Nomor 4540/D5.3/TU/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Pelaksanaan
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan;
43. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan ;
44. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan
Madrasah Aliyah Kejuruan;
45. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian
(C2), dan Kompetensi Keahlian (C3) ata pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan;
46. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi Kompetensi bagi
Lulusan SMK;
47. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
SertifikasiProfesi
48. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisensi Lembaga Sertifikasi
Profesi;
49. Nota Kesepahaman Antara Kementrian Perindustrian , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kemetrian Riset dan Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementrian Ketenagakerjaan, Kementrian Badan
Usaha Milik Negara Nomor 668/M-IND/11/2016, Nomor 125/XI/NK/2016, Nomor 17/M/NK/2016, Nomor
5/NK/MCN/XI/2016, Nomor MoU-04/MBU/11/2016 tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan
Vokasi Berbasis Kompetensi Yang Link and Match Dengan Industri;
50. Peraturan BNSP Nomor 5/VII/2014 tentang Pedoman Tempat Uji Kompetensi;
51. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor 06/D.D5/KK/2018
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan ;
52. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor 07/D.D5/KK/2018
tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan;
53. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi Profesi ;

3
54. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Nomor : 097/D/HK/2019 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
55. Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa;
56. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

C. Tujuan Penyusunan KTSP


Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana ini untuk memberi acuan kepada Kepala
Sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-
program yang akan dilaksanakan. Selain itu Kurikulum SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana disusun agar dapat
memberi kesempatan peserta didik untuk :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Memahami dan menghayati ajaran yang dianutnya
c. Mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. Hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan
e. Membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

4
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan SMK dikembangkan dari tujuan pendidikan nasional dan profil lulusan dalam
rumusan area kompetensi. SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan
pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri, serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi
dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Standar kompetensi lulusan SMK dirumuskan pada masing-masing program pendidikan seperti ditunjukkan
pada matriks berikut:
No
Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
.
A.1 Keimanan dan A.1.1 memiliki pemahaman, penghayatan,dan
Ketakwaan Kepada kesadaran dalam mengamalkan ajaran agama yang dianut
Tuhan Yang Maha A.1.2 memiliki pemahaman, penghayatan, dan Kesadaran dalam
Esa berperilaku yang menggambarkan akhlak mulia
A.1.3 memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran dalam
hidup berdasarkan nilai kasih dan saying
A.2 Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Cinta Tanah Air Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, Rasa bangga, dan
semangat berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai Warga negara yang
demokratis dan warga Masyarakat global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku, agama, ras,
antargolongan, jender, dan bahasa dengan menjunjung hak asasi
dan martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran untuk
patuh terhadap hukum dan norma sosial
A.2.6 memilikikesadaran untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan alam, kepedulian sosial dalam konteks pembangunan
berkelanjutan

A.3 Karakter Pribadi A.3.1 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran untuk bersikap
dan Sosial dan berperilaku jujur
A.3.2 memiliki kemandirian dan Bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya
A.3.3 memiliki kemampuan berinteraksi dan Bekerja dalam kelompok
secara santun, efektif, dan produktif dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya
A.3.4 memiliki kemampuan menyesuaikan diri Dengan situasi dan

5
lingkungan kerja secara efektif
A.3.5 memiliki rasa ingin tahu untuk mengembangkan keahliannya
secara berkelanjutan
A.3.6 memiliki etos kerja yang baik dalam menjalankan tugas
keahlik annya
A.4 Kesehatan Jasmani A.4.1 memiliki pemahaman dan kesadaran berperilaku hidup bersih
dan Rohani dan sehat untuk diri dan lingkungan kerja
A.4.2 memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani Dan rohani dalam
menjalankan tugas keahliannya
A.4.3 menyadari potensi dirinya, tangguh Mengatasi tekanan
pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan bermanfaat bagi lingkungan
kerja
A.5 Literasi A.5.1 memiliki kemampuan berkomunikasi Dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya
A.5.2 memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Inggris dan
bahasa asing lainnya untuk menunjang pelaksanaaan tugas sesuai
keahliannya
A.5.3 memiliki pemahaman matematika dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.4 memiliki pemahaman konsep dan prinsip Sains dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.5 memiliki pemahaman konsep dan prinsip pengetahuan sosial
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.6 memiliki kemampuan menggunakan Teknologi dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.7 memiliki kemampuan mengekspresika Dan mencipta karya seni
budaya lokal dan Nasional
A.6 Kreativitas A.6.1 memiliki kemampuan untuk mencari dan menghasilkan
gagasan, cara kerja, layanan, dan produk karya inovatif sesuai
keahliannya
A.6.2 memiliki kemampuan bekerjasama menyelesaikan masalah
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya secara kreatif
A.7 Estitika A.7.1 memiliki kemampuan mengapresiasi, mengkritisi, dan
menerapkan aspek estetika dalam menciptakan layanan dan/atau
produk sesuai keahliannya

6
A.8 Kemampuan Teknis

A.8.1 memiliki kemampuan dasar dalam bidang Keahlian tertentu


sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
A.8.2 memiliki kemampuan spesifik dalam Program keahlian
tertentu sesuai dengan Kebutuhan dunia kerja dan menerapkan
Kemampuannya sesuai prosedur/kaidah dibawah pengawasan
A.8.3 memiliki pengalaman dalam Menerapkan keahlian spesifik
yang relevan dengan dunia kerja
A.8.4 memiliki kemampuan menjalankan Tugas keahliannya dengan
menerapkan Prinsip keselamatan, kesehatan, dan Keamanan
lingkungan
A.9 Kewirausahaan A.9.1 memiliki kemampuan mengidentifikasi dan Memanfaatkan
peluang usaha dengan Mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu
A.9.2 memiliki kemampuan memperhitungkan Dan mengambil resiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha
A.9.3 memiliki keinginan kuat dan kemampuan Mengelola usaha
dengan mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan dalam
keahlian tertentu

B. Visi Sekolah
Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (berkarakter,berwawasan wirausaha dan lingkungan
yang bener,pinter,keker)
C. Misi Sekolah
Menyiapkan tamatan(outcome) yang berbudi pekerti luhur dan kompetitif melalui:
1. Penanaman nilai-nilai normatif,adaftif dan produktif;
2. Optimalisasi sumber daya intern dan ekstern;
3. Menciptakan wirausahawan berdaya saing global;
4. Pengembangan sekolah secara dinamis;
5. Menciptakan generasi muda peduli lingkungan.

7
D. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan bersertifikasi;
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis kompetensi dan produksi;
3. Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap profesional, beradaptasi dengan
lingkungan, mandiri, gigih dalam berkompetisi, berdisiplin dan ulet;
4. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional;
5. Meningkatkan kepuasan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan dan pelatihan kejuruan
sesuai program keahlian;
6. Konsisten dalam pelaksanaan aktivitas, kendali mutu, dan jaminan mutu sekolah;
7. Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah.

E. Tujuan Kompetensi Keahlian


Tujuan kompetensi keahlian secara umum mengacu pada isi Undang Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional ( UU SPN ) pasal 3 mengenai tujuan pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan program keahlian adalah membekali peserta didik dengan keterampilan , pengetahuan,
dan sikap agar kompeten:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi para peserta didiknya.
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni.
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian tertentu agar
dapat bekerja baik secara mandiri/berwirausaha atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia
usaha dan dunia industri sebagai tenega kerja tingkat menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan sikap
profesional dalam kompetensi keahlian yang ditekuninya.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan beretos kerja tinggi.
8. Memenuhi kebutuhan tenaga yang terampil di Bidang Teknologi
9. Mendidik tenaga kerja yang disiplin mempunyai loyalitas yang tinggi.
10. Mendidik tenaga kerja yang mampu bersaing baik tingkat nasional, regional maupun global.
11. Mendidik Tenaga terampil yang mampu menciptakan lapangan kerja.
12. Mengembangkan Unit Produksi.
13. Menyalurkan tenaga kerja yang profesional di Bidang Teknologi sesuai dengan kebutuhan DU/DI

8
F. Deskripsi KKNI

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Profil Lulusan

1. Bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia
usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang
Teknik Pemesinan
2. Memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang
Teknik Pemesinan
3. Dapat bekerja mandiri (berwirausaha) dalam bidang teknik pemesinan
4. Dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi (kuliah)
5.

23
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor
07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas:
(A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C)
Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; (2)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia;
(6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni
Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas
tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.
Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing-masing Kompetensi Keahlian dapat
dilihat dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018, sedangkan untuk Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KI/KD) tertuang dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Nomor
464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A),
Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi
Keahlian (C3).

24
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
konseptual, operasional dasar, dan yang lazim dilakukan serta memecahkan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi
Bidang Teknologi dan Rekayasa pada tingkat dan Rekayasa.
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
budaya, dan humaniora dalam konteks
dengan standar kompetensi kerja.
pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
masyarakat nasional, kritis, mandiri, kolaboratif,

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

regional, dan internasional. komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak


terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

25
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi Digital

Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menerapkan logika dan algoritma 4.1 Menggunakan fungsi-fungsi perintah


komputer (Command)

3.2 Menerapkan metode peta- minda 4.2 Membuat peta-minda

3.3 Mengevaluasi paragraf deskriptif, 4.3 Menyusun kembali format dokumen


argumentatif, naratif, dan persuasif pengolah kata

3.4 Menerapkan logika dan operasi 4.4 Mengoperasikan perangkat lunak pengolah
perhitungan data angka

3.5 Menganalisis fitur yang tepat untuk 4.5 Membuat slide untuk presentasi
pembuatan slide

3.6 Menerapkan teknik presentasi yang 4.6 Melakukan presentasi yang efektif
efektif

3.7 Menganalisis pembuatan 4.7 Membuat e-book dengan perangkat


e-book lunak e-book editor

3.8 Memahami konsep Kewargaan 4.8 Merumuskan etika Kewargaan


Digital Digital

3.9 Menerapkan teknik penelusuran 4.9 Melakukan penelusuran informasi


Search Engine

3.10 Menganalisis komunikasi sinkron dan 4.10 Melakukan komunikasi sinkron dan
asinkron dalam jaringan asinkron dalam jaringan

3.11 Menganalisis fitur perangkat lunak 4.11 Menggunakan fitur untuk pembelajaran
pembelajaran kolaboratif daring kolaboratif daring (kelas maya)

3.12 Merancang dokumen tahap pra- 4.12 Membuat dokumen tahap pra-produksi
produksi

3.13 Menganalisis produksi video, animasi 4.13 Memproduksi video dan/atau animasi
dan/atau musik digital dan/atau musik digital

3.14 Mengevaluasi pasca- produksi video, 4.14 Membuat laporan hasil pasca-
animasi dan/atau musik digital produksi

26
Mata Pelajaran : Fisika
Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menerapkan prinsip- prinsip pengukuran 4.1 Melakukan pengukuran besaran fisis
besaran fisis, angka penting dan notasi ilmiah dengan menggunakan peralatan dan teknik
pada bidang teknologi dan rekayasa yang tepat serta mengikuti aturan angka
penting

3.2 Mengevaluasi gerak lurus dan gerak 4.2 Menyajikan hasil percobaan gerak lurus dan
melingkar dengan kelajuan tetap atau gerak melingkar dalam bentuk grafik/tabel pada
percepatan tetap dalam kehidupan sehari-hari bidang teknologi dan rekayasa

3.3 Menganalisis gerak dan gaya dengan 4.3 Menggunakan alat-alat sederhana
menggunakan hukum-hukum Newton yang berhubungan dengan hukum
Newton tentang gerak

3.4 Menganalisis hubungan usaha, energi, 4.4 Menyajikan ide/gagasan dampak


daya dan efisiensi keterbatasan sumber energi bagi
kehidupan dan upaya penanggulannya
dengan energi terbarukan

3.5 Menerapkan konsep momentum, 4.5 Mendemonstrasikan berbagai jenis


impuls dan hukum kekekalan momentum tumbukan

3.6 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, 4.6 Melakukan percobaan sederhana
dan momentum sudut pada benda tegar tentang momentum sudut dan rotasi
dalam bidang teknologi dan rekayasa benda tegar

3.7 Menganalisis kekuatan bahan dari 4.7 Menyelesaikan masalah teknis dalam
sifat elastisitasnya bidang teknologi terkait dengan elastisitas
bahan
3.8 Menerapkan hukum- hukum yang 4.8 Melakukan percobaan sederhana yang
berkaitan dengan fluida statis dan dinamis berkaitan dengan hukum-hukum fluida statis
(sambungan pengelasan, sambungan dan dinamis
tetap dan tidak tetap-PKK XI, XII & DPTM
X)
3.9 Menganalisis getaran, gelombang 4.9 Menyajikan penggunaan gelombang bunyi
dan bunyi dalam teknologi (Misalnya : dalam pengujian
menggunakan Non Distructive Testing)

27
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.10 Memahami teori bumi dan atmosfer pada 4.10 Mendiskusikan teori bumi dan
teknik geomatika atmosfer terkait dengan aplikasi pada teknik
geomatika

3.11 Menganalisis proses pemuaian, perubahan 4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
wujud zat dan perpindahan kalor dengan percobaan yang berhubungan dengan kalor
konsep suhu dan kalor (ilmu logam – DPTM X)

3.12 Menerapkan hukum- hukum 4.12 Menunjukkan cara kerja alat


termodinamika sederhana yang berhubungan dengan
termodinamika

3.13 Menerapkan listrik statis dan listrik 4.13 Melakukan percobaan terkait
dinamis listrik statis dan listrik dinamis

3.14 Menerapkan hukum- hukum kemagnetan 4.14 Mendemonstrasikan percobaan yang


dalam persoalan sehari-hari ( ragum magnet – berkaitan dengan konsep kemagnetan dan
T.P gerinda XII) elektromagnet

3.15 Menganalisis rangkaian listrik arus bolak 4.15 Memecahkan masalah teknologi
balik (AC) (dasar kelistrikan – DPTM X) yang berkaitan dengan listrik arus bolak
balik (AC)

3.16 Menerapkan sifat cermin dan lensa 4.16 Merencanakan pembuatan alat-alat
pada alat–alat optic optik sederhana dengan menerapkan prinsip
pemantulan pada cermin dan pembiasan pada
lensa

3.17 Memahami gejala radioaktivitas yang terkait 4.17 Menentukan aplikasi radioaktivitas
dengan teknik geomatika pada teknik geomatika

28
Mata Pelajaran : Kimia
Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis perubahan materi 4.1 Melakukan pemisahan campuran


dan pemisahan campuran dengan berbagai melalui praktikum berdasarkan sifat fisika dan
cara (DPTM X-pengecoran logam) sifat kimianya

3.2 Menganalisis lambang unsur, 4.2 Mengintegrasikan penulisan lambang


rumus kimia dan persamaan reaksi (DPTM unsur dengan rumus kimia pada persamaan
X – pengecoran logam) reaksi kimia berdasarkan kasus-kasus dalam
kehidupan sehari-hari
3.3 Mengkorelasikan struktur atom 4.3 Menentukan letak unsur dalam
berdasarkan konfigurasi elektron untuk tabel periodik berdasarkan konfigurasi
menentukan letak unsur dalam tabel elektron
periodic
3.4 Menganalisis proses 4.4 Mengintegrasikan proses pembentukan
pembentukan ikatan kimia pada ikatan kimia pada beberapa senyawa dalam
beberapa senyawa dalam kehidupan kehidupan sehari hari dengan elektron valensi
sehari hari atom atom penyusunnya

3.5 Menerapkan hukum- hukum 4.5 Menggunakan hukum-hukum dasar


dasar kimia dalam perhitungan kimia kimia dalam perhitungan kimia

3.6 Menganalisis sifat larutan 4.6 Membandingkan sifat sifat larutan


berdasarkan konsep asam basa dan pH melalui praktikum berdasarkan konsep asam
larutan (asam kuat dan asam lemah, basa basa dan pH larutan (asam kuat dan asam
kuat dan basa lemah) dalam kehidupan lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam
sehari hari kehidupan sehari hari

3.7 Menentukan bilangan oksidasi 4.7 Membandingkan antara reaksi oksidasi


unsur untuk mengidentifikasi reaksi dengan reaksi reduksi berdasarkan hasil
oksidasi dan reduksi (pengecoran logam perhitungan bilangan oksidasinya
– DPTM X)
3.8 Mengevaluasi proses yang terjadi 4.8 Mengintegrasikan antara hasil
dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, perhitungan E0 sel dengan proses yang terjadi
reaksi reaksi pada sel volta dan sel dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi
eletrolisa, proses pelapisan logam) yang reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses

29
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
digunakan dalam kehidupan pelapisan logam) reaksi yang digunakan dalam
kehidupan

3.9 Menganalisis struktur, sifat 4.9 Mengatasi dampak pembakaran


senyawa hidrokarbon serta dampak senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan
pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap dan kesehatan berdasarkan hasil analisis
lingkungan dan kesehatan serta cara struktur, sifat senyawa hidrokarbon
mengatasiny
3.10 Menganalisis proses teknik pemisahan 4.10 Mempresentasikan proses teknik
fraksi- fraksi minyak bumi serta pemisahan fraksi- fraksi minyak bumi serta
kegunaannya kegunaannya

3.11 Menganalisis struktur, tata nama, 4.11 Mengintegrasikan kegunaan polimer


sifat, penggolongan dan kegunaan dalam kehidupan sehari hari dengan struktur,
polimer tata nama, sifat, penggolongan polimer

30
1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dasar Program Keahlian
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

31
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
menganalisis, dan menggunakan alat, informasi, dan
mengevaluasitentang pengetahuan prosedur kerja yang lazim dilakukan
faktual, konseptual, operasional serta memecahkan masalah sesuai
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar
dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Konstruksi dan Properti.
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Menampilkan kinerja di bawah
Properti pada tingkat teknis, bimbingan dengan mutu dan kuantitas
spesifik, detil, dan kompleks, yang terukur sesuai dengan standar
berkenaan dengan ilmu kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni,
Menunjukkan keterampilan menalar,
budaya, dan humaniora dalam
mengolah, dan menyaji secara efektif,
konteks pengembangan potensi
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
diri sebagai bagian dari keluarga,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif
sekolah, dunia kerja, warga
dalam ranah abstrak terkait dengan
masyarakat nasional,
pengembangan dari yang
regional, dan internasional.
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan
langsung.

32
a. Gambar Teknik Mesin

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami fungsi peralatan dan 4.1 Memilah peralatan dan
kelengkapan gambar teknik kelengkapan gambar teknik

3.2 Memahami jenis dan fungsi garis 4.2 Menempatkangaris-garis


gambar teknik gambar teknik

3.3 Memahami standar huruf, dan 4.3 Menempatkanhuruf, dan angka


angka gambar teknik gambar teknik

3.4 Menerapkan gambar 4.4 Menunjukkangambar


konstruksi geometris konstruksi geometris

3.5 Memahami aturan etiket 4.5 Menempatkanetiket gambar


gambar teknik teknik

3.6 Menganalisis rancangan 4.6 Menampilkan gambar proyeksi


gambar proyeksi piktorial (3D) piktorial (3D)

3.7 Menganalisis rancangan gambar 4.7 Menampilkan gambar proyeksi


proyeksi orthogonal kuadran I dan orthogonal kuadran I dan kuadran III
kuadran III (2D) (2D)

3.8 Mengevaluasi gambar 4.8 Merancang gambar potongan


potongan

3.9 Mengevaluasi hasil 4.9 Merancang pemberian ukuran pada


pemberian ukuran pada gambar
gambar

b. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami persyaratan 4.1 Melaksanakan keselamatan,
keselamatan, kesehatan kerja kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
dan lingkungan (K3L)
3.2 Memahami konsep penggunaan 4.2 Melakukan pengukuran dengan alat
alat ukur pembanding dan atau ukur pembanding dan atau alat ukur
alat ukur dasar dasar

3.3 Memahami alat ukur 4.3 Menggunakan alat ukur

3.4 Mengevaluasihasil 4.4 Memodifikasipenggunaan


penggunaan perkakas perkakas tangan
tangan

33
3.5 Menganalisis strategi 4.5 Memperbaikipenggunaan
penggunaan perkakas perkakas bertenaga/operasi
bertenaga/operasi digenggam
digenggam

3.6 Menerapkan prosedur 4.6 Mengoperasikan mesin umum


pengoperasian mesin
umum

3.7 Menerapkan prosedur 4.7 Mengoperasikan mesin gerinda alat


pengoperasian mesin potong
gerinda alat potong

3.8 Menerapkan proses 4.8 Melakukan rutinitas proses


pengelasan pengelasan
3.9 Menerapkan teknik pengerjaan 4.9 Melakukan pengerjaan
pembentukan dan fabrikasi pembentukan danfabrikasi
logam logam
3.10 Menerapkan teknik 4.10 Melakukan pengecoran logam
pengecoran logam

c. Dasar Perancangan Teknik Mesin

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami jenis bahan 4.1 Memilah jenis bahan teknik
teknik

3.2 Memahami prinsip pengolahan 4.2 Mengidentifikasi pengolahan


bahan logam bahan logam

3.3 Memahami prinsip pengolahan 4.3 Mengidentifikasi pengolahan


bahan non logam bahan non logam

3.4 Memahami persyaratan 4.4 Mengidentifikasi perlakuan panas logam


perlakuan panas logam

3.5 Menerapkan teknik pengujian logam 4.5 Melakukanpengujianlogam


(ferrous dan non ferrous)
(ferrous dannon ferrous)

3.6 Menerapkan teknik 4.6 Melakukan penanganan material


penanganan material

3.7 Memahami prinsip kerja 4.7 Mengidentifikasi kerja mesin


mesin tenaga fluida tenaga fluida

3.8 Memahami dasar-dasar 4.8 Mempraktikandasar-dasar


kelistrikan kelistrikan
3.9 Menganalisis sistem kontrol 4.9 Menunjukan sistem kontrol

3.10 Memahami konsep besaran dan 4.10 Mengidentifkasi besaran dan


sistem satuan system satuan

3.11 Menerapkan langkah-langkah 4.11 Melakukan langkah-langkah vector,


vector,gaya, resultan gaya gaya resultan, gaya dan
kesetimbangan
dan kesetimbangan
34
3.12 Menganalisis system tegangan 4.12 Menghitung tegangan dan momen pada
dan momen pada suatu suatu konstruksi
konstruksi

3.13 Menganalisis system gaya aksi 4.13 Menghitung gaya aksi dan reaksi dari
dan reaksi dari macam macam macam-macam tumpuan
tumpuan

3.14 Menganalisis system gerak 4.14 Menghitung gerak translasi, rotasi dan
translasi, rotasi dan keseimbanganbenda tegar
keseimbangan benda tegar

3.15 Menganalisis prediksi 4.15 Menghitung kekuatan sambungan


kekuatan sambungan

3.16 Menerapkan teknik kekuatan poros 4.16 Menghitung kekuatan poros dan pasak
dan pasak

3.17 Menerapkan teknik kekuatan 4.17 Menghitung kekuatan, transmisi (pulley


transmisi (pulley & belt, rantai, & belt, rantai, kopling, roda gigi)
kopling, roda gigi)

d. Gambar Teknik Manufaktur

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami aturan teknik 4.1 Menerapkan aturan teknik
gambar mesin dan tanda gambar mesin dan tanda
pengerjaan pengerjaan

3.2 Memahami konsep dasar 4.2 Mendemons trasikan piranti


Computer Aided Design sistem pendukung CAD
(CAD)

3.3 Memahami system koordinat pada 4.3 Menerapkan sistem koordinat


gambar CAD 2D pada gambar CAD

2D
3.4 Memahami fungsi perintah dalam 4.4 Mendemons trasikan fungsi
perangkat lunak CAD untuk perintah dalam perangkat lunak
membuat dan memodifikasi CAD untuk membuat dan
memodifikasi gambar CAD 2D
gambar CAD

2D
3.5 Memahami etiket gambar 4.5 Membuat etiket gambar
sesuai standar ISO pada sesuai standar ISO pada
gambar CAD 2D gambar CAD 2D
3.6 Memahami pembuatan 4.6 Menyajikan gambar detail
gambar detail komponen komponen mesin dengan CAD
mesin dengan CAD 2D 2D

3.7 Menganalisa luas area 4.7 Menyajikan luas area gambar


gambar

35
e. Teknik Pemesinan Bubut

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami bagian-bagian 4.1 Mengidenti fikasi bagian-
mesin bubut berdasarkan jenis bagian mesin bubut
dan fungsinya berdasarkan jenis dan
fungsinya
3.2 Memahami handel-handel yang 4.2 Mengidenti fikasi handel-
tersedia pada mesin untuk handel yang tersedia pada
pembubutan mesin untuk pembubutan

3.3 Memahami mesin mesin bubut 4.3 Menidentifi kasi mesin bubut
untuk jenis pekerjaan tertentu yang untuk jenis pekerjaan
disyaratkan tertentu yang disyaratkan

3.4 Menganalisis kecepatan putar mesin 4.4 Menggunakan kecepatan putar


bubut untuk berbagai kecepatan mesin bubut untuk berbagai
potong bahan kecepatan potong bahan

3.5 Mengevaluasi kecepatan putaran 4.5 Menentukan kecepatan putaran


mesin berdasarkan tabel yang mesin berdasarkan tabel yang
tersedia untuk tersedia untuk pemotongan/
pemotongan/pembubutan pembubutan

3.6 Memahami alat potong mesin bubut 4.6 Mengidentifi kasi alat potong
yang sesuai untuk pekerjaan
membubut

3.7 Menganalisis alat potong untuk 4.7 Menggunakan alat potong


sesuai keperluannya sesuai keperluannya

3.8 Menganalisis parameter 4.8 Menggunakan parameter


pemotongan mesin bubut pemotongan mesin bubut
untuk berbagai jenis pekerjaan untuk berbagai jenis pekerjaan

3.9 Menganalisis berbagai jenis 4.9 Menggunakan teknik


pekerjaan pada pemesinan bubut pemesinan bubut untuk
berbagai jenis pekerjaan

3.10 Menerapkan prosedur teknik 4.10 Membuat poros eksentrik


membubut eksentrik menggunakan mesin bubut

36
f. Teknik Pemesinan Frais

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami bagian-bagian mesin 4.1 Mengidentifika si bagian-
frais berdasarkan jenis dan bagian mesin frais
fungsinya berdasarkan jenis dan
fungsinya
3.2 Memahami handel-handel yang 4.2 Mengidentifi kasi handel-
tersedia pada mesin untuk handel yang tersedia pada
proses pengefraisan mesin untuk pengefraisan

3.3 Memahami mesin mesin frais untuk 4.3 Mengidentifi kasi mesin frais
jenis pekerjaan tertentu yang untuk jenis pekerjaan tertentu
disyaratkan yang disyaratkan

3.4 Menganalisis kecepatan putar mesin 4.4 Menggunakan kecepatan putar


frais untuk berbagai kecepatan mesin frais untuk berbagai
potong bahan macam kecepatan potong bahan

3.5 Memahami alat potong mesin frais 4.5 Mengidentifi kasi alat potong
mesin frais sesuai dengan
jenis pekerjaan
3.6 Menganalisis alat potong pada 4.6 Menggunakan alat potong
holder sesuai keperluannya sesuai keperluannya

3.7 Mengklasifikasi penjepit benda 4.7 Menunjukkan ragum untuk


kerja/ragum mesin penjepitan benda kerja sesuai
spesifikasi benda kerja

3.8 Menganalisis penjepit benda 4.8 Menggunakan ragum untuk


kerja/ragum pada meja mesin menjepit benda kerja
3.9 Mengevaluasi parameter 4.9 Menggunakan parameter
pemotongan mesin frais pemotongan mesin frais untuk
untuk berbagai jenis berbagai jenis pekerjaan
pekerjaan

3.10 Menerapkan prosedur teknik 4.10 Membuat balok segi empat


pengefraisan balok segi empat
3.11 Menerapkan standar operasional 4.11 Menggunakan teknik
prosedur teknik pengefraisan rack pengefraisan untuk pembuatan
dan roda gigi lurus rack dan roda gigi lurus

3.12 Menerapkan prosedur teknik 4.12 Membuat benda kerja


pengefraisan benda kerja bertingkat
bertingkat

37
g. Teknik Pemesinan Gerinda

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami mesin gerinda datar 4.1 Mengidentifi kasi mesin
(survace grinding machine) gerinda datar/ survace
grinding machine untuk
berbagai jenis pekerjaan
3.2 Memahami jenis dan bentuk batu 4.2 Mengidentifi kasi jenis dan
gerinda untuk penggerindaan bentuk batu gerinda untuk
datar penggerindaan datar

3.3 Memilih parameter 4.3 Menggunakan parameter


pemotongan pada mesin pemotongan pada mesin gerinda
gerinda datar untuk berbagai datar untuk berbagai jenis
jenis pekerjaan pekerjaan
3.4 Menerapkan teknik 4.4 Mengoperasi kan mesin gerinda
pemesinan gerinda datar datar untuk berbagai jenis
untuk berbagai jenis pekerjaan
pekerjaan
3.5 Memahami mesin gerinda silinder 4.5 Mengidentifi kasi mesin gerinda
(cylindrical grinding machine) silinder/ cylindrical grinding
untuk berbagai jenis pekerjaan machine untuk berbagai jenis
pekerjaan

3.6 Memahami batu gerinda 4.6 Mengidentifi kasi batu gerinda


untuk penggerindaan silinder untuk berbagai jenis pekerjaan
penggerindaan silinder

3.7 Memilih parameter pemotongan 4.7 Menggunakan parameter


mesin gerinda silinder untuk pemotongan mesin gerinda silinder
berbagai jenis pekerjaan untuk berbagai jenis pekerjaan

3.8 Mengevaluasi proses 4.8 Menggunakan mesin gerinda luar


pemesinan gerinda luar pada tabung silinder
pada tabung silinder

3.9 Mengevaluasi teknik 4.9 Menggunakan mesin gerinda


pemesinan gerinda dalam dalam pada tabung silinder
pada tabung silinder

h. Teknik Pemesinan NC/CNC dan CAM

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami bagian- bagian 4.1 Mengidentifi kasi bagian-bagian mesin
mesin bubut CNC bubut CNC
3.2 Memilih parameter 4.2 Mengeset parameter pemotongan
pemotongan mesin bubut CNC mesin bubut CNC

38
3.3 Menerapkan teknik 4.3 Melaksanakan pemograman
pemograman mesin mesin bubut CNC
bubut CNC

3.4 Menerapkan prosedur 4.4 Membuat benda sederhana


pemesinan bubut CNC dengan mesin bubut CNC

3.5 Mengevaluasi kegagalan 4.5 Memperbaiki seting dan parameter


hasil pekerjaan mesin bubut lain pada pekerjaan pada mesin
CNC bubut CNC

3.6 Mengevaluasi prosedur 4.6 Menggunakan teknik pemesinan bubut


pemesinan bubut CNC CNC

3.7 Memahami bagian- bagian 4.7 Mengidentifi kasi bagian-bagian mesin


mesin frais CNC frais CNC

3.8 Memilih parameter 4.8 Mengeset parameter pemotongan


pemotongan mesin frais mesin frais CNC
CNC

3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melaksanakan pemograman


pemograman mesin frais mesin frais CNC
CNC

3.10 Menerapkan prosedur 4.10 Membuat benda sederhana


pemograman mesin frais dengan mesin frais CNC
CNC

3.11 Mengevaluasi kegagalan hasil 4.11 Memperbaiki seting dan parameter


pekerjaan mesin frais CNC lain pada pekerjaan pada mesin frais
CNC

3.12 Mengevaluasi prosedur 4.12 Menggunakan teknik pemesinan frais


pemesinan frais CNC CNC
3.13 Menganalisis konsep dasar 4.13 Mendemonstrasikan fungsi perintah-
Computer Aided perintah dalam perangkat lunak
Manufacturing (CAM) CAM Milling
untuk proses Milling

3.14 Memahami jenis alat potong dan 4.14 Mengidentifikasi alat potong dan
parameternya untuk CNC parameternya untuk CNC
milling
Milling
3.15 Memahami fungsi perintah untuk 4.15 Mengguna kan perintah perangkat lunak
pembuatan program contour 2D CAM Milling untuk program contour 2D
dan 3D dan 3D

3.16 Memahami fungsi perintah 4.16 Mengguna kan fungsi perintah


untuk membuat program drill membuat program drill toolpath
toolpath fungsi
3.17 Memahami 4.17 Mengguna kan fungsi perintah
perintah membuat membuat program facing and
program facing
3.18 Memahami fungsiand
perintah pocketing kan fungsi perintah
4.18 Mengguna
membuat program surface membuat program surface roughing
roughing andprogram
3.19 Menganalisis finishingCAM 4.19 Menentukan simulasi program
Milling melalui proses
simulasi

39
i. Produk Kreatif dan Kewirausahaan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami sikap dan 4.1 Mempresentasikan sikap dan perilaku
perilaku wirausahawan wirausahawan

3.2 Menganalisis peluang usaha 4.2 Menentukan peluang usaha produk


produk barang/jasa barang/jasa

3.3 Memahami hak atas 4.3 Mempresentasikan hak atas kekayaan


kekayaan intelektual intelektual

3.4 Menganalisis konsep 4.4 Membuat desain/prototype dan


desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
kemasan produk
barang/jasa

3.5 Menganalisis proses kerja 4.5 Membuat alur dan proses kerja
pembuatan prototype produk pembuatan prototype produk
barang/jasa barang/jasa

3.6 Menganalisis lembar 4.6 Membuat lembar kerja/gambar kerja


kerja/gambar kerja untuk untuk pembuatan prototype produk
pembuatan prototype produk barang/jasa
barang/jasa

3.7 Menganalisis biaya produksi 4.7 Menghitung biaya produksi prototype


prototype produk barang/jasa produk barang/jasa

3.8 Menerapkan proses kerja 4.8 Membuat prototype produk


pembuatan prototype produk barang/jasa
barang/jasa

3.9 Menentukan pengujian 4.9 Menguji prototype produk


kesesuaian fungsi barang/jasa
prototype produk
barang/jasa

40
3. Struktur Kurikulum sesuai Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018
Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan (3 Tahun)

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
3. Bahasa Jawa
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Mesin 144
2. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 180
Dasar Perancangan Teknik Mesin
3. 144

C3. Kompetensi Keahlian


Gambar Teknik Manufaktur
1. 280

2. Teknik Pemesinan Bubut 422


3. Teknik Pemesinan Frais 456
4. Teknik Pemesinan Gerinda 136
5. Teknik Pemesinan NC/ CNC dan CAM 420
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016

41
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4
Lainnya*)
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Mesin 4 4 - - - -
2. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 5 5 - - - -
Dasar Perancangan Teknik Mesin
3. 4 4 - - - -

C3. Kompetensi Keahlian


Gambar Teknik Manufaktur
1. - - 4 4 4 4

2. Teknik Pemesinan Bubut - - 7 7 5 5


3. Teknik Pemesinan Frais - - 7 7 6 6
4. Teknik Pemesinan Gerinda - - - - 4 4
5. Teknik Pemesinan NC/ CNC dan CAM - - 6 6 6 6
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48

B. Muatan Lokal
Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali peserta didik agar mampu:

42
1. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat tinggalnya;
2. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang dapat menjadi nilai ekonomis, dan
3. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan nasional.
4. Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:
5. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
6. Identifikasi muatan lokal;
7. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;
8. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
9. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan;
10. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang
berdiri sendiri;
11. Penyusunan silabus, dan
12. Penyusunan buku teks pelajaran.
Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber daya
pendidikan yang tersedia.
2. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri sendiri sebagai mata pelajaran
mempunyai waktu beban belajar maksimum 2 (dua) jam per minggu. Jika muatan lokal tersebut telah
ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi untuk satuan pendidikan yang ada di
wilayahnya, maka sekolah harus melaksanakannya.
3. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus diintegrasikan di dalam salah satu
atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok Wajib B dan C3 (Seni Budaya, Produk Kreatif dan
Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan) dengan waktu beban yang
terintegrasi pada salah satu atau lebih mata pelajaran tersebut.
4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal,
ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan (Permendikbud 79 Tahun 2014, Pasal 8, ayat (3)).
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal) yang dikembangkan di SMK Bhina Tunas Bhakti
Juwana adalah muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah yaitu Bahasa
Jawa.

43
C. Pengembangan Diri
Secara umum, pengembangan diri di sekolah mempunyai tujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Secara khusus, pengembangan diri bertujuan menunjang menfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan
(1) bakat, (2) minat, (3) kreativitas, (4) kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, (5) kemampuan kehidupan
keagamaan, (6) kemampuan sosial, (7) kemampuan belajar, (8) wawasan dan perencanaan karir, (9)
Kemampuan pemecahan masalah, dan ( 10) kemandirian.

Kegiatan pengembangan diri di SMK dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) terprogram, dan (2) tidak
terprogram. Kegiatan terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan :
a. Layanan dan kegiatan pendukung konseling;
b. Kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Kegiatan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama,
keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti : pembentukan perilaku
memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti : berpakaian rapi, berbahasa
yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu, serta
kebiasaan-kebiasaan postif lainnya.
Kegiatan pengembangan diri di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan
konseling dan ekstrakurikuler.
1. Layanan Bimbingan Konseling
a. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah siswa.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam
menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan
perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
b. Tujuan layanan bimbingan dan konseling
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/konseli
agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara
utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu
konseli agar mampu:

44
1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di
masa yang akan datang;
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
6. Mengaktualiasikandirinya secara bertanggung jawab.

2. Pembinaan Minat dan Bakat


Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh
satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib berbentuk pendidikan kepramukaan.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihan dapat berbentuk latihan olah-bakat dan latihan olah-minat. Pengembangan berbagai bentuk
Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan mengacu pada prinsip:
a. partisipasi aktif; dan
b. menyenangkan.
Kegiatan ekstrakuler yang dilaksanakian di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana meliputi:
a. Kegiatan ekstra kurikuler wajib yaitu Pramuka, semua peserta didik kelas X diwajibkan mengikuti
pendidikan kepramukaan baik teori maupaun berupa kegiatan fisik atau praktik.
b. Kegiatan ekstra kurikuler pilihan, yang terdiri dari:
1.Sepak Bola
2.Bola Voli
3.Bola basket
4.Pencak silat
5. PMR
6.Band
7.KIR/TTG
8.Dan Ektra kurikuler antar lintas jurusan yang ditangani LPKS”Sunan Ngerang” meliputi: Setir
mobil,Montir sepeda motor,Montir mobil,Pengelasan dan Bubut

45
Jadwal kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
Nama Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Sepak Bola Kamis
2. Bola Voli Rabu
3. Bola basket Selasa
4. Pencak silat Sabtu
5. PMR Sabtu
6. Band Selasa
7. KIR/TTG Sabtu
8. Ektra LPKS Sesuai jadwal dari LPKS

Materi kegiatan ekstrakurikuler


Kegiatan Materi
1) Pramuka a. Sejarah Kepanduan
b. Lambang gerakan Pramuka
c. Kode kehormatan Pramuka
d. PBB
e. Upacara Penegak Pramuka
f. Ambalan Penegak
g. Outbond
h. Kepemimpinan
i. Uji SKU
j. PPGD
k. Survival
l. Pemetaan
m. Penjelajahan

2) Sepak Bola a. Keterampilan teknik dasar menyundul bola dipadukan dengan


tendangan sudut.
b. Kombinasi gerakan menggiring, menendang dan menghentikan
bola.
c. Koordinasi keterampilan teknik dasar dilakukan secara bersama
dan terorganisasi menggiring, menahan, menyundul.

3) Bola Voli a. Passing bawah, passing atas, servis bawah


b. Gerakan teknik smash
c. Permainan yang dimodif
d. Formasi permainan bola voly

46
e. Taktik dan strategi permainan bola voly
f. Taktik pertahanan

4) Bola Basket a. Passing


b. Gerakan teknik memasukkan bola(shooting)
c. Permainan yang dimodif
d. Formasi permainan bola basket
e. Taktik dan strategi permainan bola basket
f. Taktik pertahanan

5) Pencak Silat a. Jurus dasar I


b. Jurus dasar II
c. Rangkaian dan teknik
d. Jurus tunggal
e. Teknik bertarung
f. Fisik
g. Kuncian

6) PMR a. Mengenal gerakan


b. Kepemimpinan
c. Pertolongan pertama
d. Sanitasi dan kesehatan
e. Kesiapsiagaan bencana

6) Band a. Vokal
b. Aransemen
c. Harmonisasi musik

7) KIR/TTG Penyusunan karya tulis ilmiah

8) PPBN a. Pemimpin upacara


b. Pengatur upacara
c. Pembawa acara
d. Pembawa naskah Pancasila
e. Pembaca teks pembukaan UUD 1945
f. Pembaca do’a
g. Pengibar bendera
h. Pemimpin pasukan

47
i. Pengetahuan baris berbaris
j. Pengenalan kepaskibraan
k. Latihan dasar kepemimpinan
l. Permainan

   Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada
dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap
dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren
dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling
menguatkan (mutually interactive and reinforcing.)  Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.

No. NamaModel Sifat Pegorganisasian Kegiatan


1. Model Blok Wajib, setahun sekali,  Kolaboratif
berlaku bagi seluruh  Bersifat intramural atau ekstramural (di
peserta didik, luar dan/atau didalam lingkungan
terjadwal, penilaian satuan pendidikan)
umum

2. Model Aktualisasi Wajib, rutin, terjadwal,  Pembina Pramuka


berlaku untuk seluruh  Bersifat intramural (dalam lingkungan
peserta didik dalam satuan pendidikan)
setiap kelas,
penjadwalan, dan
penilaian formal

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.


1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa kelas X
b. Dimulai dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk Kelas X dilaksanakan setiap hari jum’at selama satu tahun
d. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
e. Pembina kegiatan adalah Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina
Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh siswa kelas X,
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 90 menit.
Penilaian kegiatan ekstrakurikuler perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
48
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai Baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap
semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib kepramukaan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler pilihan.
Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor.

3. Program Pembiasaan
Pembiasaan 5 S (Budaya Industri di Sekolah)
a. Seiri (Menyortir)
Seiri pada dasarnya berarti menyortir segala sesuatu di setiap area kerja dan hanya menyimpan apa yang
diperlukan. Siswa menandai atau membaginya menjadi barang-barang yang "sering digunakan," "kadang-
kadang digunakan," dan "tidak pernah digunakan."
Item yang sering digunakan disimpan dalam keadaan yang mudah dicapai dan item yang kadang-kadang
digunakan dipindahkan ke area penyimpanan umum. Sedangkan, item yang tidak pernah digunakan
biasanya dibuang.
b. Seiton (Mensistematisasikan)
Seiton selalu mengikuti seiri, yang berarti mengatur segala sesuatu untuk penggunaan dan pengembalian
yang efisien. Di sini, lemari dan rak diberikan label dan benda-benda dikembalikan ke tempat yang
semestinya.
Di area praktik siswa, ruang pembelajaran dan ruang untuk gerak terpisah dan diuraikan di lantai. Hal ini
membuat proses kerja jelas dan sistematis, serta tidak ada pemborosan yang berlebihan.
c. Seiso (Membersihkan)
Seiso pada umumnya berarti pemeliharaan tempat belajar untuk menjaganya agar tetap "bersih bersinar”.
Hal ini berarti pembersihan dan inspeksi utilitas secara berkala, serta pemeriksaan persediaan dan
inventaris untuk memastikan semua yang dibutuhkan selalu tersedia.
Meskipun pemeriksaan yang sering ini sepertinya membutuhkan banyak waktu, hal ini sebenarnya
menghemat waktu dan biaya dalam jangka panjang.
d. Seiketsu (Menstandarisasi)
Tiga S pertama tidak dilakukan hanya sekali, melainkan harus dilakukan secara berkala.
Selanjutnya, seiketsu memastikan bahwa mereka dilakukan dengan cara standar agar mudah diikuti oleh
semua orang. Dengan ini, perusahaan biasanya menggunakan struktur yang biasanya menjadwalkan dulu
tiga S di atas.
e. Shitsuke (Disiplin Diri)
Tentu saja, semuanya tidak akan lengkap tanpa shitsuke atau mendisiplinkan diri agar keempat kebiasaan
di atas menjadi sebuah kebiasaan. Di sekolah hal ini berarti pelatihan terus-menerus.

D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik


1. SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan
ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah sistem

49
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
2. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti
program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
3. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMK Bhina Tunas Bhakti
Juwana selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu di SMK Negeri Bhina Tunas
Bhakti Juwana adalah 50 jam pelajaran, beban belajar di kelas X, XI dan XII dalam satu semester 18
Minggu. Beban belajar di kelas X dan XI pada semester ganjil 18 minggu, sedangkan pada semester genap
paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu
4. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.
5. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam tatap muka
dalam satu semester.
6. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi
waktu yang sama setiap semesternya yakni 50 jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran
tambahan dari alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa.
7. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket di
SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensinya
8. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun. SMK Bhina
Tunas Bhakti Juwana tidak melaksanakan program percepatan peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
9. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat
jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Perencanaan empat jam praktik di luar sekolah diantaranya melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan

E. Penguatan Pendidikan Karakter

50
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompetensi yang tinggi, yang
tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai
baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan
kompetensi yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat
sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus
pada penguatan karakter di samping pembentukan kompetensi.
Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita pemerintah yang dicanangkan Presiden Joko
Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan
Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan
karakter di dalam dunia pendidikan, dan pada tahun 2017 Presiden RI telah menerbitkan Peraturan Presiden
(Perpres) No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016.
Penguatan Pendidikan Karakter bagi siswa SMK merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran di sekolah. Selain penguasaan kompetensi akademik, kompetensi sesuai bidang keahlian,
pengembangan bakat dan minat serta karakter juga harus diberi perhatian. Untuk itu diperlukan suatu program
yang mampu menjadi wadah ekspresi pengembangan diri peserta didik dalam pendidikan karakter. Salah satu
wadah pengembangan bakat, minat, wahana ekspresi, latihan kepemimpinan serta pembinaan karakter dan
bela negara bagi peserta didik adalah melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi peserta didik.
Melalui Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan praktik-praktik baik yang telah membudaya disekolah
dapat di pertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-hal yang masih dirasa kurang dapat di perbaiki
sehingga siswa/i ataupun lulusan SMK dapat menguasai kompetensi keahlian masing-masing (hard skill) yang
dilengkapi dengan karakter yang baik (soft Skill).
Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,
olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

1. Tujuan PPK
a. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa
atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.
b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa
depan dengan keterampilan abad 21.
c. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati
(etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas,
dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.
e. Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar
sekolah.

51
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).
g. Memberikan acuan kepada pihak pengelola dan satuan pendidikan formal tentang optimalisasi
pelaksanaan pendidikan karakter kerja untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK.

Nilai Nilai Utama Karakter


a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam
perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu
dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam
perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan
tersisih.
b. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama.
c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan
segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan
pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.

52
e. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen
dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial,
melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang
berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama
manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik
secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing
dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa. Dalam kehidupan
sebagai masyarakat dan bangsa nilainilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai
sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.

Karakter Kerja :
Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain :
a. Karakter kerja (umum) yang perlu dikembangkan di SMK
No Karakter Deskripsi
1 Disiplin Bekerja di DUDI membutuhkan disiplin tinggi. Datang ke tempat kerja
harus tepat waktu, dan pulang pun setelah selesainya jam kerja.
Bekerja harus sesuai dengan SOP
2 Kerja keras Bekerja di DUDI membutuhkan kerja keras karena selalu mengejar
target. Bahkan seringkali harus kerja lembur karena ada pekerjaan-
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan segera, tidak ditunda-tunda
3 Jujur DUDI memberhentikan pekerjaan seringkali karena faktor kedidak-
jujuran, bukan karena keahliannya kurang. Masalah penguasaan
vokasi dapat dilatihkan.
4 Bertanggung jawab Setiap pekerja harus bertanggung-jawab terhadap proses dan hasil
kerjanya. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai ketentuan dan
diselesaikan sesuai kriteria. Jika tidak sesuai pekerja harus
bertanggung jawab memperbaikinya dan harus sanggup
menanggung resiko
5 Berjiwa wirausaha Sebagian keahlian bagi lulusan SMK membutuhkan karakter kerja
berwirausaha, baik bidang-bidang yang tidak terserap oleh DUDI
ataupun pekerjaan yang lebih menguntungkan dengan berwirausaha.

53
Misal pekerjaan teknisi pendinginan dan tata udara, teknik computer
dan jaringan, teknik elektro, hingga montir mobil dan sepeda motor,
juga pekerjaan di bidang tata busana, tata boga, agro bisnis, dan agro
teknologi.

Karakter Kerja Bidang Keahlian Yang Perlu dikembangkan di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
No Bidang Keahlian Deskripsi Karakter Kerja Khas
1 Teknologi dan DUDI ataupun customer di bidang teknologi dan rekayasa menuntut
Rekayasa pekerjanya menghasilkan produk terbaik dan aman. Oleh karena itu
karakter kerja khas yang perlu dikembangkan adalah :
Tekun, teliti, hati-hati dan bergaransi

Penjelasan lebih lanjut tentang karakter kerja khas bidang-bidang keahlian SMK sebagai berikut.
* Bidang Teknologi dan Rekayasa
Karakter kerja khas yang perlu dikembangkan pada siswa dalam bidang keahlian teknologi dan rekayasa
adalah tekun, teliti, hati-hati, dan bergaransi. Bidang ini memerlukan karakter tekun, yakni rajin, keras hati, dan
bersungguh-sungguh. Tanpa memiliki karakter ini Juga karakter teliti, yakni cermat dan saksama. Juga karakter
hati-hati, sama maknanya dengan waspada. Dan karakter bergaransi, yakni berani menjamin hasil kerjanya.
Dalam program keahlian teknik bangunan, misalnya saja, untuk merancang bangunannya saja memerlukan
ketekunan yang tinggi, ekstra hati-hati jangan sampai ada kesalahan satu sudut kecil pun, dan ketika sudah
berwujud bangunan siap memberikan garansi bahwa hasil pekerjaannya itu memang baik serta siap
memperbaikinya secara lebih baik dan gratis jika terjadi ada kekhilapan.
Distribusi Nilai/Karakter Ke Dalam Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Nilai/Karakter


1. Umum
a. Pendidikan Agama Iman, ibadah, takwa, akhklak mulia, rendah hati (tidak sombong), sopan
santun dan hormat, peduli, cinta damai, toleransi, jujur (berkata benar,
menepati janji, amanah, fair) dan bertanggung jawab
b. PKn Religius, jujur (berkata benar, menepati janji, amanah, fair), WNI yang baik
(good citizenship), WNI yang demokratis, WNI yang bertanggung jawab,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, jujur, religious (taat beribadah),
rendah hati (tidak sombong), sopan santun dan hormat, peduli dan toleransi
c. Matematika Curiosity (rasa ingin tahu), ulet, kerja keras, menghargai prestasi, fair (jujur),
religious (taat beribadah), rendah ahti (tidak sombong), sopan santun dan
hormat, peduli,toleransi dan mampu membuat perhitungan yang tepat.
d. Bahasa Indonesia Cinta tanah air, semangat kebangsaan, bersahabat/komunikatif, gemar
membaca, religious (taat beribadah), rendah hati (tidak sombong), sopan
santun dan hormat, peduli, toleransi, fair (jujur) dan berani berbicara
menyampaikan pendapat di depan umum.
e. Bahasa Inggris Think globally act locally (berfikir global tapi bertindak untuk kepentingan
Indonesia), bersahabat/komunikatif, religious (taat beribadah), rendah hati
54
(tidak sombong), sopan santun dan hormat, peduli, toleransi,fair (jujur) dan
mampu berbahasa dengan memakai bahasa inggris dengan lawan
bicaranya.
f. Olah Raga Sehat, fair (sportif), bersahabat/komunikatif, religious (taat beribadah),
rendah hati (tidak sombong), sopan santun dan hormat, peduli, toleransi ,
dan sehat fisik sesuai tuntutan pekerjaannya.
g. Seni Indah, gembira, bersahabat/komunikatif, kreatif, religious (taat beribadah),
rendah hati (tidak sombong), sopan santun dan hormat, peduli, toleransi, fair
(jujur) dan berani mengekpresikan kemampuan seninya di depan umum.
Program Keahlian
a. Teknologi dan Tekun, teliti, hati-hati, bergaransi, disiplin, kerja keras, jujur,
Rekayasa (berkata/bertindak benar, menepati janji, amanah, fair), bertanggung jawab,
berwirausaha, religious (taat beribadah), rendah hati (tidak sombong), sopan
santun dan hormat, peduli, toleransi dan meguasai teknologi yang
berkembang saat ini sesuai jurusannya masing-masing.

Nilai-Nilai Karakter Kewirausahaan Yang Dikembangkan


Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan
kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,
mengendalikan semua usahanya.
Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif atau kreatif, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.
Karakteristik Kewirausahaan yang dikembangkan :
1. Motif berprestasi tinggi
2. Selalu perspektif
3. Memiliki kreatifitas tinggi
4. Memiliki prilaku inovatif tinggi
5. Selalu komitmen dalam pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung jawab
6. Mendiri atau tidak ketergantungan
7. Berani menghadapi resiko
8. Selalu mencari peluang
9. Memiliki jiwa kepemimpinan
10. Memiliki kemampuan manajerial
11. Memiliki keterampilan personal

Ciri-ciri Wirausahawan Andal :


1. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang
dilaksanakannya.

55
2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang
tersebut.
3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan
effisien
4. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama
kepada pembeli.
5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,jujur, hemat, dan disiplin
6. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam
melindunginnya.
7. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan
dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan
usaha dgn resiko yang moderat
8. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dgn perusahaan.

Wirausaha dapat mengembangkan profesinya. Hal tersebut adalah:


1. Mau bekerja keras (capacity for hard work)
2. Bekerja sama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Yakin (self confident)
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)

Karakteristik wirausaha yang sukses adalah :


1. Komitmen tinggi terhadap tugas
2. Mau bertanggungjawab
3. Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri
4. Peluang untuk mencapai obsesi
5. Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian
6. Yakin pada diri sendiri
7. Kreatif dan fleksibel
8. Ingin memperoleh balikan segera
9. Enerjik tinggi
10. Motivasi untuk lebih unggul
11. Berorientasi masa depan
12. Mau belajar dari kegagalan
13. Kemampuan memimpin

56
Ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10.Perilaku instrumental
11.Penghargaan terhadap uang.

Etika Wirausaha, adalah sebagai berikut:


1. Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik, artinya wirausaha bertugas untuk mewujudkan suatu
kenyataan hidup berdasarkan suatu kebiasaan yang baik di dalam berwirausaha.
2. Menempa pikiran untuk maju, artinya wirausaha melatih untuk membiasakan diri untuk berprakasa baik,
bertanggungjawab, percaya diri untuk dapat mengerjakan kebaikan dan meningkatkan daya saing, serta
daya juang untuk mempertahankan hidup dari prinsip-prinsip berwirausaha.
3. Kebiasaan membentuk watak, artinya wirausaha berdaya upaya untuk membiasakan diri berpikir, bersikap
mental untuk berbuat maju, berpikir terbuka secara baik, bersih dan teliti.
4. Membersihkan diri dari kebiasaan berpikir negatif, artinya wirausaha harus berusaha dan berdaya upaya
untuk menanggalkan dan membersihkan diri dari kebiasaan cara berpikir, sikap mental yang tidak baik,
misalnya menyakiti orang lain, serta menjauhkan diri dari sikap selalu menggantungkan pada kemujuran
nasib.
5. Kebiasaan berprakarsa, artinya seorang seorang wirausaha harus membiasakan diri untuk
mengembangkan dalam berprakarsa dalam kegiatan pengelolaan usaha, dapat memberikan saran-saran
yang baik, serta dapat menolong kepada dirinya sendiri.
6. Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya seorang wirausaha harus percaya kepada diri sendiri, harus
mempunyai keyakinan dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat meningkatkan nilai-nilai
kehidupan di dalam berwirausaha.
7. Membersihkan hambatan buatan sendiri, artinya seorang wirausaha harus berusaha membebaskan dari
hambatan-hambatan dari adanya produk buatan sendiri. Seorang wirausaaha jangan mempunyai pikiran
ragu-ragu, merasa tukut, merasa rendah diri terhadap hasil produk buatan sendiri.
8. Mempunyai kemauan, daya upaya dan perencanaan, artinya seorang wirausaha harus mempunyai
kemauan, serta daya upaya untuk mengetahui kemampuan dalam hidupnya, cara merencanakan dalam
mengejar cita-cita mengembangkan usahanya yang berhasil berdasarkan prinsip-prinsip kewirausahaan.

F. Gerakan Literasi Sekolah

57
Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan informasi secara cerdas.
1. Strategi Membangun Budaya Literasi
a. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
1. Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan
kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling)
2. Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang seimbang
kepada semua peserta didik
3. Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas
4. Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orangtua/pengunjung
di kantor dan ruangan di luar ruang kelas
5. Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak
Kantor Kepala Sekolah mudah diakses oleh warga sekolah
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif
1. Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan non akademik)diberikan
secara rutin
2. Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi, dilaksnakan kegiatan
pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab,memperkenalkan etika perilaku dan
hokum dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
3. Merayakan hari-hari besar nasional dan agama bernuansa literasi, misalnya
merayakan hari kartini dengan membaca surat-suratnya
4. Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf dengan menjunjung meritrokasi,yaitu
mengakui kepakaran masing-masing dan memberi peluang kepada orang lain untuk
maju berdasarkan kelayakan kecakapannya
5. Terdapat waktu yang memadai bagi seluruh staf untuk berkolaborasi dalam
menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya,
misalnya dalam pembuatan bahan kaya teks. Memilih cara dan jenis e-literasi yang
tepat untuk proses pembelajaran, produksi pengetahuan, dan menyebarkannya
6. Staf SMK dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam
menjalankan program literasi di SMK

c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat


1. Terdapat Tim Literasi Sekolah yang bertugas melakukan perencanaan dan asesmen
2. Disediakan waktu khusus yang cukup untuk pembelajaran dan pembiasaan literasi:
membaca dalam hati, membaca terpandu, diskusi buku, bedah buku, presentasi,
menghadirkan guru tamu dalam pembelajaran atau nara sumber kegiatan kesiswaan,
mengunggah hasil karya melalui laman SMK, blog guru/siswa.
3. Waktu kegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain yang dianggap
tidak perlu

58
4. Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah (TLS) membahas pelaksanaan
gerakan literasi sekolah di SMK, termasuk evaluasi kegiatan dan pencapaian program
5. Buku fiksi dan non fiksi terdapat dalam jumlah cukup banya sekolah. Buku cerita fiksi sama
pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan
6. Ada beberapa buku yang wajib di baca oleh warga sekolah
7. Ada kesempatan pengembangan professional
F. Gerakan Literasi Sekolah
1. Gerakan membaca
Gerakan membaca adalah suatu gerakan yang bertujuan untuk pembiasaan membaca
bagi semua warga sekolah. Peserta didik dibimbing, didampingi dan diarahkan untuk
melakukan kegiatan membaca mandiri, yaitu membaca buku atau sumber lain
nonpelajaran, melalui kegiatan-kegiatan berikut ini.
a. Membiasakan membaca dalam hati dalam hati selama 15 menit sebelum kegiatan
pembelajaran
b. Membudayakan bersama-sama bagi guru dan peserta didik (guru menjadi contoh)
c. Mendisiplinkan membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat daftar
buku yang sudah dibaca
d. Membudayakan meramaikan madding dan/atau bulletin sekolah/ majalah peserta
didik
e. Mewajibkan setiap guru bidang studi untuk menerapkan metode diskusi dan
presentasi pada kegiatan beberapa kegiatan pembelajaran
f. Menyediakan sudut buku kelas
g. Mendokumentasikan karya peserta didik (cerpen, puisi dll) ke dalam bentuk buku
h. Memberikan penghargaan non-akademik terhadap kebiasaan membaca
i. Mengadakan perayaan literasi sepanjang tahun dan pameran
2. Festival/lomba literasi
a. Lomba penulisan karya ilmiah, sastra, dan atau resensi buku
b. Lomba membaca puisi, menulis puisi/cerpen
c. Lomba menulis/mengarang di blog bagi guru dan peserta didik
d. Kompetisi pembuatan desain poster, slogan, literatur, komik untuk konten tertentu
(misalnya: kesehatan dan keselamatan kerja, menghormati guru, saling
menghormati warga sekolah,
e. Lomba membuat film pendek/video: documenter, iklan layanan masyarakat, profil
sekolah, teater sekolah, dll
3. Pembudayaan e-learning
a. Mendorong pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
b. Mendorong guru memproduksi materi pembelajaran jarak jauh
4. Pembudayaan e-email/atau blog warga SMK
a. Semua guru dan peserta didik memiliki e-mail dan blog
59
b. Membudayakan guru menyajikan materi ajar melalui blog
c. Membiasakan guru membuat tagihan tugas melalui e-mail
5. Penyediaan sarana e-literasi
a. Menyediakan akses internet sehat bagi SMK
b. Penyediaan e-sabak/sabak digital (tablet) buku sekolah elektronik bagi SMK
6. Penyediaan materi ajar elektronik
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan materi ajar
b. Mengunggah materi ajar ke laman sekolah dan laman Direktora PSMK
7. Penguatan/pemahaman/apresiasi budaya dalam kegiatan seni dan budaya
a. Teater, tari, seni tradisional
b. Nonton bersama, menikmati budaya
c. Mengundang budayawan, seniman, kreator, tokoh agama/masyarakat
Penumbuhan literasi di sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Kegiatan tersebut
dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah
1. Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud 23/2015)
Tujuan : Menumbuhkan rasa cinta membaca
Prinsip : Tidak ada tagihan
Jenis kegiatan
a. Pembentukan Tim Literasi Sekolah perlu diterbitkan SK Tim Literasi Sekolah oleh Kepala
SMK
b. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran guru dan warga sekolah lainnya juga melakukan
kegiatan membaca
c. Pembuatan Jurnal membaca siswa pencatatan kegiatan membaca harian tiap peserta didik
d. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet)
e. Menciptakan lingkungan sosial dan afektif yang nyaman untuk membaca
f. Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab dapat dilakukan, misalnya dengan cara
sharing tentang penggunaan gawai (gadget) dan medsos
g. Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi memperkenalkan UU ITE
2. Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan (ada tagihan
nonakademik)
Tujuan tahap pengembangan adalah pengembangan Minat baca untuk meningkatkan
kemampuan literasi secara digital dan non digital
Prinsip kegiatan tahapan pengembangan adalah adanya tagihan Non Akademik
60
Jenis kegiatan :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
kegiatan membaca dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan bentuk kegiatan yang
variatif
b. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik
agar efektif dapat dilakukan pemajangan respons bacaan peserta didik dan dilakukan
penggantian seminggu sekali
c. Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa antara lain dapat dilakukan pembuatan visualisasi
konten bacaan yang telah dibaca peserta didik. Sekolah harus mengupayakan tersedianya
bahan dan alat yang diperlukan
d. Pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi dapat dilakukan
dengan pemberian informasi tentang berkreasi dengan komputer
e. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari informasi
menggunakan e-book; mengunduh bahan/ materi bacaan
Kegiatan literasi tahap pengembangan adalah :
1. Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
2. Tersedia berbagai bentuk hasil tagihan non akademik
3. Tersedia bahan kaya teks yang dikoleksi dan dipajang
4. Dilaksanakannya pembimbingan penggunaan komputer dan internet
5. Pembimbingan penggunaan bahan-bahan literasi digital
3. Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan
strategi membaca di semua mata pelajaran (ada tagihan akademik)
Tujuan tahapan literasi pembelajaran adalah :
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan bahan-bahan
pengayaan baik secara digital maupuan non digital
Jenis kegiatan tahapan literasi pembelajaran adalah :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
b. pada tahap pembelajaran ini sudah diberlakukan tagihan akademik terhadap kegiatan
membaca. Untuk itu, bahan bacaan dapat dikorelasikan dengan materi pengayaan mata
pelajaran tertentu-misalnya mata pelajaran produktif
c. Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
d. kegiatan literasi sudah dilakukan di semua mata pelajaran; pembelajaran sesdikit mungkin
berupa ceramah dari guru
e. Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa antara lain
penggunaan video presentasi atau presentasi video
61
f. Penilaian akademik
g. kegiatan literasi menjadi bagian kegiatan pembelajaran
h. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
i. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK
Ragam Kegiatan Literasi Terkait Pengembangan 15 Menit Membaca :
1. membaca nyaring (read Aloud)
2. membaca mandiri
3. membaca bersama
4. membaca terpandu
5. saling menceritakan hasil bacaan (berpasangan)
6. melanjutkan cerita
7. mengembangkan tokoh
8. menulis cerita/ puisi/ artikel/ pengalaman
9. membuat Graphic Organizer/ pengatur grafis
10. membuat kelas kaya literasi
Cara Mengatasi Kebutuhan Bahan Bacaan
1. Menyediakan Buku dengan dana sekolah
2. Mengajukan proposal CSR kepada dunia usaha setempat
3. Mewajibkan siswa membawa buku untuk dibaca, dan dipajang di sudut baca di kelas masing-masing
untuk dibaca bergantian
4. Sedekah buku
5. Mengunduh bahan bacaan dari internet dan membukukannya
6. Membukukan karya siswa dan atau guru
7. Mencetak karya warga sekolah

G. Gerakan Sekolah Sehat


Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatkatan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik adalah tingkat perilaku hidup bersih dan sehat, derajat kesehatan peserta
didik serta upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Wadah yang tepat untuk menciptakan kondisi
tersebut adalah melalui program Sekolah Sehat. Namun kenyataan di lapangan sesuai hasil pengamatan
ternyata masih cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan Sekolah Sehat secara baik dan benar,
hal ini disebabkan antara lain kurangnya pemahaman dan kesadaran dari warga sekolah serta kurangnya
sarana prasarana pendukung.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan penyuluhan kesehatan
dan latihan keterampilan; peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan
penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit; mencegah
62
komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal baik yang dilakukan di sekolah maupun di puskesmas sesuai
dengan kapasitas dan kavabilitasnya.
Pembinaan lingkungan sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang
dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler
dan ekstrakurikuler. Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikulum, maka kegiatan
pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
menunjang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat.
Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat kegiatan
pendidikan. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : (a) Lingkungan Fisik dan (b) Lingkungan
Non Fisk. Sedangkan Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat
mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan
terhidar dari pengaruh negatif.
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler,
maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler
Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya dilakukan
kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan evaluasi serta
pelaporan.Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat terhadap : Kepala Sekolah, Guru, Peserta
Didik, Pegawai Sekolah, Komite Sekolah dan Masyarakat
Setelah mengetahui dan memahami pengertian, tujuan, pendekatan dan metode yang berkaitan
dengan Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, maka
untuk mencapai tujuan tersebut pada masing-masing komponen di atas perlu disusun program-program
dan kegiatan, dan strateginya secara terstruktur, terencana, terjadwal secara sistematis dan diharapkan
menjadi budaya dan kultur sekolah. Program dan kegiatan bersifat operasional, terukur dan dapat
dilaksanakan oleh semua stakeholder dengan mengintegrasikannya ke dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS). Program, kegiatan, dan strategi yang disusun terkait dengan: (1) Pendidikan
Kesehatan; (2) Pelayanan Kesehatan, dan (3) Lingkungan Sekolah Sehat.

A. Tiga Macam Program Sekolah Sehat


1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada
peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial)
agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui kegitan kurikuler dan
ekstrakurikuler.

63
Tujuan Pendidikan Kesehatan.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah :
a. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup sehat;
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat;
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan;
d. Memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari;
e. Memilik pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis
(proporsional);
f. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kehidupan sehari-
hari;
g. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk di luar (narkoba, arus informasi, dan gaya hidup
yang tidak sehat).
Pendekatan dan Metode
a. Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan
kesehatan antara lain :
1) Pendekatan Individual
2) Pendekatan Kelompok
a) kelompok kelas
b) kelompok bebas
c) lingkungan keluarga

Agar tujuan pendidikan kesehatan secara optimal, dalam pelaksaanya hendakna memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan induvidual peserta didik
Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didk

a. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat


b. Selalu mengacukepada pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi
c. Memperhatikan kebutuhan dan kemampuan sekolah
d. Mengikuti/memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan


Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:
a. Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan
pada jam pelajaran, sesuai Kurikulum yang berlaku unutuk setiap jenjang dan dapat di
integrasikan ke semua mata pelajaran khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

64
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan,
terutama melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat
sehingga mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, mencakup:
a) Menganilisis bahaya penggunaan narkoba;
b) Memahami berbagai peraturan perundangan tentang narkoba;
c) Menganalisis dampak seks bebas;
d) Memahami cara menghindari seks bebas;
e) Memahami bahaya HIV AIDS;
f) Memahami cara menghindari penularan seks bebas.
Pada Sekolah Kejuruan yang banyak menggunakan mesin-mesin, peralatan tenaga
listrik/elektronika bahan kimia untuk pelaksanaan praktek di bengkel sekolah dapat
mengakibatkan resiko atau bahaya kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu ditanamkan
sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan kerja. Sehingga pendidikan kesehatan untuk
Sekolah Kejuruan harus ditekankan juga kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada
waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain untuk
memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta didik serta melengkapi upaya pembinaan
manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain:
1) Wisata siswa;
2) Kemah (Persami);
3) Ceramah, diskusi, simulasi, dan bermain peran;
4) Lomba-lomba;
5) Bimbingan hidup sehat;
6) Apotik hidup;
7) Kebun sekolah;
8) Kerja bakti;
9) Majalah dinding;
10) Pramuka;
11) Piket sekolah.

Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat yang
dilakukan secara ekstrakurikuler di SMK dan SMA. Dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat,
OSIS dapat mengamati adanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya
kepada guru pembina OSIS, agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya antara lain
berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K.

65
Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
latihan keterampilan.
b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap
dini sebelum timbul penyakit.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan mencegah
komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
2. Tujuan pelayanan kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan adalah :
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka
membentuk perilaku hidup sehat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya
penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit, kelainan,
pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat
berfungsi optimal
3. Tempat Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan :
a. Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan latihan keterampilan, antara
lain :
1) Dokter kecil,
2) Kader Kesehatan Remaja,
3) Saka Bakti Husada, dll.
b. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan.
4. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut :
1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu didelegasikan kepada guru, setelah
guru ditatar/dibimbing oleh petugas Puskesmas. Kegiatan tersebut adalah kegiatan
peningkatan (promotif), pecegahan (preventif), dan dilakukan pengobatan sederhana pada
waktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga
menjadi kegiatan pendidikan.

66
2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas
Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu
(antara Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas).
b. Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah (khusus
untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah). Untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam
rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah
sebaiknya mengupayakan dana Sekolah Sehat untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah
pembiayaan tidak menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan.
Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan
kesehatan.
Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka
Sekolah Sehat yang mencakup:
1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan lainnya yang
dianggap perlu;
2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik
(kepala sekolah, guru, orang tua/komite sekolah peserta didik dan lain-lain);
3) Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
Usaha Kesehatan Sekolah;
4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan Sekolah Sehat pada
khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran
serta dalam pelaksanaan Sekolah Sehat;
5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru Sekolah Sehat dan kader Sekolah Sehat (Dokter
Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);
6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap kasus-kasus
tertentu yang memerlukannya;
7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;
8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran
jasmani peserta didik dan cara peningkatannya;
9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina Sekolah Sehat setempat meliputi segala
kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami.
c. Peserta didik yang perlu dirujuk
Peserta didik yang perlu dirujuk adalah:
1) Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih
memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar dan buku/kartu
rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
2) Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan segera
membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang
tuanya untuk datang ke Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan tersebut

67
d. Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut:
1) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah perorangan, antara
lain pencarian, pemeriksaan, dan pengobatan penderita.
2) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah lingkungan di
sekolah, khususnya masalah lingkungan yang tidak mendukung tercapainya derajat kesehatan
optimal.
3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup sehat masyarakat sekolah.
e. Metode
Metode yang diperlukan ialah:
1) Penataran/pelatihan;
2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling);
3) Penyuluhan kesehatan;
4) Pemeriksaan langsung; dan
5) Pengamatan (observasi)
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
1. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat kegiatan pendidikan.
Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Lingkungan fisik meliputi;
Ruang kelas, ruang Sekolah Sehat, ruang laboratorium, kantin sekolah, sarana olahraga, ruang
kepala sekolah/guru, pencahayaan, ventilasi, WC, kamar mandi, kebisingan, kepadatan, sarana air
bersih dan sanitasi, halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, meja, kursi, sarana ibadah, dan
sebagainya.
b. Lingkungan Non Fisik
Perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan air
bersih mengalir, perilaku memilih makanan jajanan yang sehat, perilaku tidak merokok, pembinaan
masyarakat sekitar sekolah, bebas jentik nyamuk dan sebagainya.
2. Lingkungan Sekolah Sehat
Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh
kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan terhidar dari pengaruh
negatif.
3. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah
yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

68
Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler, maka kegiatan pembinaan lingkungan
Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang
dapat menunjang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat antara lain:
a. Lomba Sekolah Sehat, lomba kebersihan antar kelas;
b. Menggambar/melukis;
c. Mengarang;
d. Menyanyi;
e. Kerja bakti;
f. Pembinaan kebersihan lingkungan, mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit, dll.
Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya dilakukan kegiatan
identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan.
a. Identifikasi faktor risiko lingkungan sekolah
Identifikasi faktor risiko dilakukan dengan cara pengamatan dengan menggunakan instrument
pengamatan dan bila perlu dilakukan pengukuran lapangan dan laboratorium.
Analisa faktor risiko dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan standar yang telah
ditentukan. Penentuan prioritas masalah berdasarkan perkiraan potensi besarnya bahaya atau gangguan
yang ditimbulkan, tingkat keparahan dan pertimbangan lain yang diperlukan sebagai dasar melakukan
intervensi.
b. Perencanaan
Dalam perencanaan sudah dimasukan rencana pemantauan dan evaluasi dan indikator keberhasilan.
Perencanaan masing-masing kegiatan/upaya harus sudah terinci volume kegiatan, besarnya biaya,
sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan penanggungjawab. Agar rencana kegiatan atau upaya
mengatasi masalah atau menurunkan risiko menjadi tanggungjawab bersama maka dalam menyusun
perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, orang
tua/komite sekolah peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah, instansi terkait, Tim Pembina
Sekolah Sehat Kecamatan).
c. Intervensi
Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada prinsipnya meliputi tiga kegiatan yaitu
penyuluhan, perbaikan sarana dan pengendalian.
1) Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari pihak luar yang diperlukan.
2) Perbaikan sarana
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan ditemukan kondisi yang tidak sesuai
dengan standar teknis maka segera dilakukan perbaikan.
3) Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di sekolah, upaya pengendalian
faktor risiko disesuaikan dengan kondisi yang ada, antara lain sebagai berikut;
a) Pemeliharaan ruang dan bangunan

69
· Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari kotoran/sampah yang
dapat menimbulkan genangan air;
· Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali dalam sehari;
· Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel basah untuk menghilangkan debu atau
menggunakan alat penghisap debu;
· Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan;
· Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel; · Dinding yang kotor atau yang catnya sudah
pudar harus dicat ulang; · Bila ditemukan kerusakan pada tangga segera diperbaiki.
b) Pencahayaan dan kesilauan
· Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan fungsi
ruang;
· Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan penerangan buatan;
· Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan tata letak papan tulis dan posisi bangku
peserta didik;
· Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya.
c) Ventilasi
· Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistim silang agar udara segar dapat menjangkau
setiap sudut ruangan;
· Pada ruang yang menggunakan AC (Air Conditioner) harus disediakan jendela yang bisa dibuka
dan ditutup;
· Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela harus dibuka terlebih dahulu minimal satu
jam sebelum ruangan tersebut dimanfaatkan;
· Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali.
d) Kepadatan ruang kelas
Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal setiap peserta didik mendapat tempat seluas
1,75 M2. Rotasi tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga keseimbangan otot
mata.
e) Jarak papan tulis
· Jarak papan tulis dengan peserta didik paling depan minimal 2,5 M;
· Jarak papan tulis dengan peserta paling belakang maksimal 9 M;
· Petugas menghapus papan tulis sebaiknya menggunakan masker.
f) Sarana cuci tangan
· Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun;
· Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan;
· Bila menggunakan tempat penampungan air bersih maka harus dibersihkan minimal seminggu
sekali.
g) Kebisingan

70
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam proses belajar, maka dapat
dilakukan dengan cara;
· Lokasi jauh dari keramaian, misalnya; pasar, terminal, pusat hiburan, jalan protokol, rel kereta
api, dan lain-lain;
· Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar;
· Pembuatan pagar tembok yang tinggi.
h) Air Bersih
· Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran (tangki septic, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, dll);
· Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai sumur agar segera diperbaiki;
· Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras secara berkala.
i) Toilet
· Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau;
· Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila tidak digunankan dalam
waktu lama (libur panjang) maka bak air harus dikosongkan agar tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk;
· Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai, closet serta urinoir;
· Tersedia sarana cuci tangan dan sabun untuk cuci tangan.
j) Sampah
· Tersedia tempat sampah di setiap ruangan;
· Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap hari dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara;
· Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan
sampah akhir dilakukan maksimal 3 hari sekali.
k) Sarana pembuangan air limbah
Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka minimal seminggu sekali agar tidak terjadi
perindukan nyamuk dan tidak menimbulkan bau.
L) Vektor (pembawa penyakit)
Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam berdarah maka harus dilakukan kegiatan;
· Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk;
· Menguras bak penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali dan bila libur panjang
dikosongkan;
· Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik nyamuk;
· Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap penampungan air atau wadah yang berpontensi
adanya jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk menghitung container indeks.
m) Kantin/Warung sekolah
· Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup sehingga terlindung dari lalat, binatang lain
dan debu;

71
· Makanan tidak kadaluarsa; · Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan bersih, terlindung
dari debu, terhindar dari bahan berbahaya, serangga dan hewan lainnya; · Tempat pengolahan
atau penyiapan makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang
berlaku;
· Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan dan peralatan makan harus bersih dan
disimpan pada tempat yang bebas dari pencemaran;
· Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya; · Dilarang menggunakan kembali peralatan
yang dirancang untuk sekali pakai;
· Penyaji makanan harus selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum memasak dan
setelah dari toilet;
· Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penjaja makanan disekitar sekolah. Pembinaan dan pengawasan meliputi jenis
makanan/minuman yang dijual, penyajian, kemasan, bahan tambahan (pengawet, pewarna,
penyedap rasa).
n) Halaman
· Melakukan penghijauan;
· Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala seminggu sekali;
· Menghilangkan genangan air di halaman dengan menutup/mengurug atau mengalirkan ke
saluran umum;
· Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman;
· Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi tetap memperhatikan aspek keindahan.
o) Meja dan kursi peserta didik
Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek ergonomis, permukaan meja/bangku memiliki
kemiringan ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 10% .
p) Perilaku
· Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan memberikan
kateladanan, misalnya tidak merokok di sekolah;
· Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
· Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, sebelum
menyentuh makanan, setelah bermain atau setelah beraktifitas lainnya;
· Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat
4. Pelaksana pembinaan lingkungan Sekolah Sehat
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana Sekolah Sehat di sekolah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat di sekolah masing-masing. Dalam melaksanakan
pembinaan, kepala sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik
(Komite Sekolah) dan lain-lain.
b. Guru

72
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat, guru mempunyai peranan penting antara
lain dengan cara memberikan:
1) Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat.
2) Bimbingan, contoh dan tauladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan pengawasan kepada
peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang telah diberikan kegiatan sehari-hari
baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.
c. Peserta didik
Peserta didik diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam:
1) Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing, misalnya dengan ikut
mengawasi kawan-kawannya yang membuang sampah, membersihkan ruangan atau halaman dan
sebagainya;
2) Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan dan kekeluargaan
kelasnya masing-masing;
3) Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkunngan keluarga dan masyarakat, misalnya dengan
menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat kepada anggota keluarga yang lain,
ikut kerja bakti membersihkan lingkungan dan sebagainya.
d. Pegawai sekolah
Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah perlu ikut melaksanakan dan mengawasi serta
memelihara lingkungan Sekolah Sehat terutama pada penyediaan fasilitas sarana prasarana.
e. Komite sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan mampu berperan serta
secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat, terutama dalam penyediaan
dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan.

f. Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan terutama
dalam memelihara dan menjaga lingkungan Sekolah Sehat.
D. Program Dan Kegiatan Implementasi Sekolah Sehat
Sekolah sebagai termpat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Helth Promoting School”
artinya “Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi semua warga sekolahnya”. Derajat
kesehatan dimaksud adalah:
1. Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yanmg tercerminkan hidup sehat;
2. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal;
3. Terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif;
4. Tercipta kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk berprilaku hidup sehat;
Untuk mewujudkan sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang serta kondisi peserta didiknya sehat,
bugar senantiasa berprilaku bersih dan sehat perlu didukung dan diimplemtasikan oleh semua stake holder
dalam suatu program kegiatan yang terstruktur, terencana, dan menjadi kultur sekolah. Salah satu upaya
Mewujudkan Sekolah Sehat adalah mengembangkan program Usaha Kehatan Sekolah (Sekolah Sehat)

73
secara terpadu dan berkesinambungan melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam RKS dan
RKAS sehingga menjadi acuan bagi semua pihak (pelaksana program) dalam melaksanakan kegiatannya.
Komponen Sekolah Sehat meliputi: (1) Pendidikan Kesehatan, (2) Pelayanan Kesehatan, dan (3)
Lingkungan Sekolah Sehat. Komponen-komponen tersebut perlu dituangkan dalam suatu program-program
dan berbagai kegiatan serta strateginya.
Program dan kegiatan harus bersifat:
1. Mengacu kepada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Peserta didik;
2. Sesuai dengan kebutuhan individu setiap peserta didik;
3. Operasional, terukur, rasional dan berkesinambungan;
4. Memberdayakan semua stake holder;
5. Mendukung terhadap proses pembelajaran yang berkualitas;
6. Mempertimbangkan kemampuan dan kondisi sekolah;
Contoh Program, kegiatan dan Strategi dalam implementasi Sekolah Sehat dari setiap komponen:

1. Program Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

No Materi Lingkup Materi Waktu Pelaksa Sarana Metode


na
1 Gizi • Menu gizi seimbang Diversifik Guru • Buku • Membaca
• Pemantauan status asi mata Rapor artikel,
gizi kurikulum pelajara Kesehatan diskusi,
• Kebun gizi , Intra, Ko n ku ceramah,
• Kantin sehat bergizi dan • tanya jawab,
Ekstra Pedoman contoh kasus,
kurikuler Gizi permainan,
Seimbang • Menanam
(Isi tanaman
Piringku) sayur dan
• Modul buah (antara
Gizi dan lain tomat,
Kesehatan kacang-
kacangan,
Remaja
papaya,
2 Kesehata • Pubertas Diversifik Guru Modul • Ceramah,
n • Perawatan organ asi mata Pendidik tanya
Reprodu reproduk kurikulum pelajara an jawab,
ksi si , Intra, Ko n Kespro diskusi,
• Kehamilan dan Bagi contoh
• Keluarga Ekstra Guru kasus,
kurikuler SMK permainan
,
membaca
artikel,
• Menghadirkan
petugas
puskesmas

74
3 Kesehat • Konsep diri Diversifik Guru • Modul • Membaca
an jiwa • Berfikir positif asi Bimbing tentang artikel,
• Percaya diri kurikulum an dan Kesehat ceramah, tanya
• Menangkal , Intra, Ko Konselin an Jiwa jawab, diskusi,
Radikalis dan g (BK), contoh kasus,
me Ekstra Guru permainan,
kurikuler mata • Menghadirkan
pelajara narasumber
n yang relevan
4 Kekerasa • Pertemanan Diversifik Guru Modul • Ceramah,
n dan kasih asi Bimbing Pendidika tanya
sayang kurikulum an dan n tentang jawab,
• Toleransi dan , Intra, Ko Konselin pencegah diskusi,
saling dan g (BK), an dan contoh
menghargai Ekstra Guru penang- kasus,
• Pencegahan kurikuler mata gulangan permainan
perundungan dan pelajara tindak • Menghadirkan
kekerasan seksual n kekerasan narasumber
• Peraturan yang relevan
perundungan • Mengadakan

5 Sanitasi • Cuci tangan Diversifik Guru • Profil • Ceramah,


pakai sabun asi mata sanit tanya
• Pengelolaan limbah kurikulum pelajara asi jawab,
padat dan cair , Intra, Ko n sekol diskusi,
• dan ah contoh
Pemberantasan Ekstra • kasus,
sarang nyamuk kurikuler permainan
• Manajemen Fa • Project Work
kebersihan ct tentang
menstruasi sh Sanitasi
• Kebersihan eet • Pembuatan
ruang • Materi produk dengan
belajar praktik dan PHBS bahan daur
teori ulang
6 NAPZA • Jenis narkotika Diversifik Guru Pedoman •• Pengelolaan
Ceramah, dan
• Jenis zat penimbul asi mata Pencegah tanya
adiksi kurikulum pelajara an jawab,
(contoh: , Intra, Ko n Penyalah- diskusi,
lem, thiner, dan gunaan contoh
bunga Ekstra Narkoba kasus,
kecubung), kurikuler di permainan
• Dampak Sekolah • Kunjungan ke
penggunaan panti
• Pencegahan rehabilitasi
• Komunikasi efektif • Menghadirkan
narasumber
7 HIV/ Aids • Diversifik Guru Pendidika • Ceramah,
Pencegah asi mata n tanya
an kurikulum pelajara Pencegah jawab,
penularan , Intra, Ko n an HIV- diskusi,
• Penanganan dan AIDS di contoh
stigma Ekstra Sekolah kasus,
dan kurikuler permainan
diskriminasi • Kunjungan ke
pada/

75
8 Penya • Jenis penyakit Diversifik Guru www.pptm. • Ceramah,
kit • Perilaku beresiko asi mata depkes.go.id tanya
tidak • Aktivitas fisik kurikulum pelajara jawab,
menul • Pemeriksaan , Intra, Ko n diskusi,
ar kesehat dan contoh
an Ekstra kasus,
• Gizi seimbang kurikuler permainan
• Menghadirkan
puskesmas
untuk
pemeriksaan
kesehatan
• Menghadirkan
narasumer
• Simulasi gizi
seimbang
9 Rokok • Jenis rokok Diversifik Guru Bahaya • Ceramah,
• Mitos asi mata Rokok, tanya
• Dampak kurikulum pelajara Minumah jawab,
penggunaan , Intra, Ko n Keras dan diskusi,
(pasif dan aktif) dan Narkoba contoh
• Kandungan zat di Ekstra kasus,
dalam rokok kurikuler permainan
• Membuat
poster,
infografis, flyer,
brosur, bahaya
merokok
10 Media • Pornografi Diversifik Guru www.kominf • Membaca
Sehat • Media sosial asi mata o. go.id dan
• Hoax kurikulum pelajara menulis
, Intra, Ko n artikel,
dan ceramah,
Ekstra tanya
kurikuler jawab,
diskusi,
contoh
kasus,
permainan
Membuat
poster,

1. Program Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan


No Materi Lingkup Materi Waktu Pelaksanaa Saran Metode
n a
1 Promotif • Diversifik Guru mata www.kes Ceramah,
Penyuluh asi pelajaran mas. tanya jawab,
an kurikulu kemkes. diskusi,
kesehata m, Intra, go.id contoh kasus,
n Ko permainan,
• Pelatihan dan www. Media cetak
keterampilan Ekstra kemdi maupun
kurikule kbud. elektronik
r go.id (antara lain
flyer, brosur,
poster,

76
2 Preventif • Peningkatan Diversifik Guru mata www.kes • Ceramah,
daya tahan asi pelajaran mas. tanya
tubuh kurikulu kemkes. jawab,
• Pemutusan m, Intra, go.id diskusi,
mata rantai Ko contoh
penularan dan www. kasus,
penyakit Ekstra kemdi permaina
• kurikule kbud. n
Pencegah r go.id • Media
an cetak
penyakit maupun
elektroni
k (antara
lain flyer,
brosur,
poster,
infografis
)
3 Penjaring Pemeriksaan Tentati Puskesmas Koor •Pemeriksaan
Praktik
an status kesehatan f dinas kesehatan
peserta didik (dises i
kelas 10 uai- deng
kan) an
Pusk
esma
s

4 Pemerik • Status gizi Tentati Warga Koordi Pemeriksaan


- saan • Gigi dan mulut f sekolah nasi kesehatan
kese- • Indra (dises bekerjasama denga
hatan pendengaran uai- dengan n
• Indra penglihatan kan) Puskesmas, Puske
• Kebugaran rumah sakit smas,
jasmani Rumah
• Kesehatan Sakit
reproduksi
• Kesehatan mental
5 Table • Sosialisasi Tentati Puskesmas Koord Peserta didik
t manfaat tablet f dan Rumah inasi perempuan
tamb tambah darah (dises Sakit denga minum tablet
ah • Pemberian uai- n tambah darah,
darah tablet tambah kan) Puske seminggu 1 kali
darah smas
dan
6 Pertolong • Sosialisasi P3K Tentati Warga Koordi • Sosialisasi
an • Praktek P3K f sekolah nasi Peraturan
perta- (dises bekerjasama denga P3K dari
ma pada uai- dengan n DU/DI
kecelakaa kan) Puskesmas, Puske maupun
n PMI, Rumah smas, instansi
(P3K) Sakit PMI, lainnya
Ruma • Praktik P3K
h Sakit

77
7 Pertolong Praktek P3P Tentati Warga Koordi • Sosialisasi
an f sekolah nasi peraturan
pertama (dises bekerjasama denga terkait
pada pen- uai- dengan n • Praktik P3P
yakit kan) Puskesmas, Puske
(P3P) Rumah Sakit smas,
Rumah
8 Pemulihan Kepedulian Ko Guru dan Bahan •
Pasca terhadap sesama kurikuler peserta didik Bacaan Penyuluh
sakit teman an,
yang dalam masa diskusi
pemulihan •
kesehatan Praktik
kepedul
9 Rujukan Gejala penyakit Tentati Puskesmas, Koordi • Membuat
ke berat f Rumah Sakit nasi SOP
puskesm (dises denga • Sosialisasi
as/ uai- n SOP (antara
rumah kan) Puske lain melalui
sakit smas, media cetak
Rumah maupun

2. Program Pelaksanaan Lingkungan Sehat


No Materi Lingkup Waktu Pelaksanaan Sarana Metode
1 Kebersihan Materi
Jumat bersih Setiap hari Semua warga Alat alat Kerja
jumat sekolah kebersi- han bakti,
gotong
royong
di
koordina
sikan
2 Keindahan Setiap hari Setiap hari Semua warga Alat alat • Sistem
bersih sekolah kebersi- han Piket di
jadwalkan
oleh
OSIS


Memb
uat
peratu
ran
terkait
kebers
ihan
ruang
pemb

78
3 Kenyamana Kawasan Setiap hari Semua warga Poster, brosur, •
n tanpa sekolah spanduk Me
Rokok mbia
saka
n
warg
a
seko
lah
tidak
mer
okok


Memb
uat
peratur
an dan
sanksi
yang
di buat
oleh
4 Ketertiban Disiplin jam Setiap hari Semua warga Tanda masuk OSIS

sekolah, ma- sekolah kelas dan Membias
suk dan jam pulang akan
pulang, apel warga
setiap pagi se-
dan jam kolah
pulang tertib
dan
disipli
n


5 Kerindangan Kawasan Setiap hari Semua warga Poster, •
tanpa sekolah Brosur, Penyuluha
kekerasan Mading n


Membu
at
peratur
an yang
dibuat
oleh
OSIS


Menem
pel
pengu
muman

79
6 Kekeluargaa Kantin sehat Setiap hari Semua warga Peralatan •
n sekolah makan, tempat S
penyim- panan os
makanan, alat ial
proteksi pen- is
jamah as
makanan, i
tempat cuci ke
tangan bij
, tempat ak
sampah, a
tempat cuci n
piring, ka
nti
n
se
h
at
7 Keamanan • Kebun gizi Setiap hari Semua Lahan, •
• Penataan warga tanaman, air Penyu
pekaranga sekolah cukup, alat luhan,
n pertanian pemb
• uatan
Tama kebun
n gizi
sekol dan
ah taman
sekola
h

• Praktik
mener
apkan
kebun
gizi
dan
penata
- an
taman
serta
pekara
ngan
sekola
h


Mem
buat
daftar
piket
mera
wat
kebu
n gizi
serta

80
H. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran di SMK memiliki kekhasan tersendiri karena memiliki tujuan yang utama menyiapkan peserta
didik memasuki dunia kerja. Untuk itu guru SMK dalam merancang pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik sebagai berikut.
1. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki
lapangan kerja;
2. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja;
3. Fokus isi pembelajaran pada pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja;
4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “mind-on, heart-on, hands-
on” atau cara cara pikir, sikap dan keterampilan kerja di dunia usaha atau produksi;
5. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan harus melibatkan dunia kerja sebagai kunci keberhasilan
pendidikan kejuruan;
6. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan harus responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi;
7. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing”, dan
8. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas praktik sesuai dengan tuntutan dunia usaha
dan industri.
Karakteristik di atas yang di adopsi dari Crunkilton (1984) sejalan dengan pernyataan Charles A. Prosser
(1950:215), bahwa karakteristik pembelajaran pada pendidikan kejuruan secara proporsi hanya menyiapkan
peserta didik secara nyata untuk melakukan pekerjaan dengan menetapkan (establish) habit berfikir yang benar
dan bekerja dengan tepat, melalui pembelajaran atau pelatihan yang berulang-ulang pada lingkup kompetensi
keahlian yang dipelajarinya.
1. Pengertian RI 4.0
Sebelum membahas pembelajaran SMK dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0) terlebih dahulu
disampaikan definisi oleh beberapa sumber. Pertama Wikipedia, mendefenisikan revolusi industri 4.0
merupakan otomatisasi sistem produksi dengan memanfaatkan teknologi dan big data. Sedangkan
www.id.wikipedia.org menyampaikan industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini
dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan,
dan komputasi kognitif. Dan menurut www.maxmanroe.com, industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang
menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Berdasarkan definisi tersebut terlihat
adanya fenomena baru yang terjadi, yaitu: pemanfatan internet untuk segala kepentingan kehidupan.
Internet yang dimaksud meliputi komunikasi close loop antar sistem kerja dan pemanfaatan big data.
Tanpa kita sadari saat ini kita telah memanfaatkan fenomena RI 4.0, misalnya: gojek, grab, bukalapak,
shopee, amazone, dll. Dampak fenomena RI 4.0 terhadap layanan dan produk adalah: cepat, mudah,
murah. Dalam konteks kejuruan fenomena yang terjadi diantaranya adalah penggabungan sistem kerja
otomasi yang memanfaatkan teknologi cyber.
Perkembangan RI 4.0 adalah lanjutan dari revolusi industri yang terjadi sebelumnya.

81
Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota
Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru
muncul, sebelumnya dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Setiap revolusi
menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 1.0 muncul memperbaiki tenaga otot, angin,
dan air untuk produksi. Industri 2.0 memperbaiki lini produksi. Industri 3.0 meng- upgrade  lini produksi
dengan komputer dan robot. Industri 4.0 menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya.
Kemajuan yang paling terasa pada RI 4.0 adalah internet. Semua komputer tersambung ke sebuah
jaringan bersama. Selain itu komputer sudah berubah menjadi smartphone. Inilah bagian pertama RI 4.0:
“Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap
masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui secara hard real time oleh pemilik dimanapun
berada.
Kemajuan kedua, teknologi telah menciptakan ribuan sensor baru, dan ribuan cara untuk memanfaatkan
informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut dan merekam selama 24 jam.  Informasi ini bahkan
menyangkut kinerja pegawai. Kini perusahaan dapat melacak gerakan semua dan setiap pegawainya
selama berada di dalam pabrik. Masih ada ribuan informasi lainnya yang bisa didapat dari ribuan data
berbeda, sehingga masih ada ribuan cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula tak terpikirkan.
Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Kemajuan ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing. Perhitungan-
perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan
internet, karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa
dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda
tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk
kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.
Kemajuan keempat, yang paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk
belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk
memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “Alpha Zero AI” (Artificial Intelligence).
Sebelum Machine Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau
“Diinstruksikan” oleh manusia.
AI dan Machine Learning, masih terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-
negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus memperdebatkan
konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi ini masih berlangsung, atau bahkan baru
dimulai. Tantangannya masih banyak. Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa
daerah yang tak memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu, koneksi internet
berarti munculnya celah keamanan baru.
Ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things (IoT),
Artificial Intelligence(AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D
Printing. Dari teknologi utama tersebut yang harus diketahui masyarakat pendidikan diantaranya: internet of
things (IoT), artificial intelligence (AI), virtual reality (VR) dan Cryptocurrency.

82
Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke
komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems
(MEMS), dan Internet.
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menurut beberapa ahli:
“Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang
terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia
adalah cerdas.” (A. Simon: 1987).
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-
hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.” (Rich and Knight: 1991):
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan
lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi
berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan” (Encyclopedia Britannica):
Kecerdasan buatan memiliki keuntungan untuk dunia bisnis, diantaranya adalah membantu untuk
memperbaiki pendukung keputusan yang disediakan bagi manajer dan praktisi bisnis di banyak
perusahaan. Kecerdasan buatan digunakan sebagai bagian vital dalam aplikasi bisnis strategis seperti
manufaktur, pengendalian proses, riset biomedis, deteksi penipuan, penambangan data, dan riset pasar.
Kecerdasan buatan bersifat permanen dalam penyimpanan data penjuaan suatu perusahaan dan tidak
akan berubah sepanjang sistem komputer dan program tidak mengubahnya. Selain itu, kecerdasan buatan
lebih mudah untuk mendupikasi informasi perusahaan bisnis dan mudah untuk menyebarkan informasi
perusahaan bisnis. Jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat
ditransfer atau disalin dengan mudah dan cepat dari satu komputer ke komputer lain.
Virtual reality (VR) atau realitas maya  adalah  teknologi  yang membuat  pengguna  dapat berinteraksi
dengan suatu  lingkungan  yang disimulasikan  komputer (computer-simulated environment), suatu
lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi.
Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada
sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tetapi
beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan,
seperti suara melalui speaker atau headphone.
Cryptocurrency adalah media pertukaran, yang dirancang untuk bekerja seperti mata uang. Biasanya,
cryptocurrency menggunakan fitur-fitur yang terdapat dalam kriptografi yang kuat, seperti tanda tangan
digital untuk mengamankan transaksi keuangan, mengontrol pembuatan unit tambahan, dan memverifikasi
transfer aset.
Lee, Lapira, dkk. (2013) mengemukakan, industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur
yang didorong oleh empat faktor, yakni (1) peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas,
(2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis, (3) terjadinya bentuk interaksi baru antara
manusia dengan mesin, dan (4) perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D
printing. Liffler dan Tschiesner (2013) menambahkan prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan

83
mesin, alur kerja, dan sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai serta proses
produksi untuk mengendalikan satu sama lain secara mandiri.
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi dan
pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah
pola hidup dan interaksi manusia. Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktifitas
manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.
Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian global. Oleh karena itu, manusia harus memiliki
kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat, sehingga tantangan industri 4.0
dapat dikelola menjadi peluang.
2. Dampak RI 4.0 pada Sektor Pendidikan
Profesi pendidikan merupakan salah satu profesi yang yang masih bertahan pada era RI 4.0. Profesi lain
yang juga bertahan pada era RI 4.0 adalah industri kreatif, IT, Profesional, manajer, pelayanan kesehatan
dan jasa konstruksi. Namun demikian untuk meningkatkan layanan dan kualitasnya sektor pendidikan
harus melakukan beberapa perubahan. Perubahan yang pasti terjadi, mengingat banyaknya perubahan
kompetensi adalah proses pembelajaran.
Perubahan proses pembelajaran akibat RI 4.0 secara khusus terjadi pada: kompetensi, metode, dan media.
Perubahan kompetensi terjadi mengiringi pergantian sistem kerja DUDI sehingga berpengaruh pada
muatan kompetensi yang harus dipelajari siswa. Perubahan kompetensi secara otomatis akan
mempengaruhi perubahan bahan pembelajaran. Perubahan metoda dan media terkait perkembangan
fasilitas di masyarakat berpengaruh pada perubahan fasilitas pembelajaran. Selain itu dalam rangka
peningkatan layanan penerapan smart school juga merupakan target perubahan yang harus dilakukan.
Konsep pendidikan 4.0 terinspirasi dari revolusi industri 4.0. Sejarah revolusi industri dimulai dari industri
1.0, 2.0, 3.0, hingga kini 4.0. Fase industri merupakan perubahan nyata dari perubahan yang ada. Industri
1.0 ditandai dengan mekanisme produksi untuk menunjang efektivitas dan efesiensi aktivitas manusia.
Industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu. Industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian
massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomatis dan robot. Industri 4.0 kemudian hadir ditandai
dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang
diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur.
Pendidikan 4.0 tidak berfokus pada apa yang diajarkan, tetapi melakukan pendekatan bernuansa cara
mengajarkannya, sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan pendidikan individual yang akan
terus mendefinisikan cara anak masa depan bekerja dan hidup. Muatan pembelajaran pendidikan 4.0 harus
selalu menyesuaikan dengan perubahan, diharapkan mampu memenuhi keterampilan, antara lain (1)
pembelajaran dan keterampilan inovasi meliputi penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan penyelesaian masalah, komunikasi dan
kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi, (2) keterampilan literasi digital meliputi literasi informasi, literasi
media, dan literasi ICT, (3) karir dan kecakapan hidup meliputi fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif,
interaksi sosial dan budaya, produktivitas dan akuntabilitas, serta kepemipinan dan tanggung jawab (Trilling
dan Fadel, 2009).

84
Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan strategis dan drastis tentang pola produksi yang
mengolaborasikan tiga dimensi utama di dalamnya, yakni manusia, teknologi/mesin, dan big data. Dunia
pendidikan dituntut untuk berubah agar dapat mencetak tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
dunia usaha dan dunia industri. Era pendidikan dengan adanya RI 4.0 mengharuskan pendidikan
menengah juga berubah menjadi pendidikan 4.0 yang bercirikan memanfaatkan teknologi digital dalam
proses pembelajaran atau mengimplementasikan sistem siber (Cyber system). Sistem ini mampu membuat
proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan waktu. Selain itu, pada
pengembangan pendidikan RI 4.0 di SMK dapat dirancang kegiatan produksi pada semua kompetensi
keahlian berdasarkan kaidah RI 4.0.
3. Implementasi RI 4.0 dalam Pembelajaran
a. Prinsip
1) Muatan RI 4.0 dipilih dan dikembangkan berdasar kesesuaian kompetensi keahlian siswa.
2) Integrasi dilakukan dalam kurikuler maupun ekstra kurikuler.
3) Muatan RI 4.0 dikembangkan sebagai modul pembelajaran khusus.
4) Muatan RI 4.0 menjadi bagian tak terpisahkan dari pembelajaran pada sebagian atau seluruh mata
pelajaran secara mandiri maupun bersama.
4. Implementasi IoT, Cyber Physical System dan network.
a. Nilai Nilai Dasar
Beberapa nilai dasar yang dikembangkan dan ditanamkan kepada peserta didik melalui integrasi RI 4.0
antara lain:
1) Sense of quality (sadar mutu); memberikan keterampilan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan standar obyektif kualitas.
2) Sense of efficiency (sadar mutu, waktu, dan biaya); membekali peserta didik dengan kemampuan
untuk bekerja secara efisien guna menciptakan efisiensi kerja yang optimal.
3) Sense of creativity and innovation (kreatif dan inovatif), mengajarkan peserta didik untuk bekerja
secara kreatif dan inovatif, melatih kemampuan problem solving sebagai ukuran kreativitas dan
kemampuan untuk melihat peluang-peluang baru .
4) Sense of Business (Jiwa Usaha dan Kewirausahaan), meningkatkan wawasan usaha dan
kewirusahan serta mendorong peserta didik dan unsur sekolah untuk menciptakan prasarana usaha
mandiri maupun berkelompok sesuai dengan keunggulan dan kearifan lokal.
5) Sharing resource dan kebersamaan, meningkatkan kesadaran berbagi sumber daya dan bekerja
sama dalam mencapai tujuan bersama.
5. Komponen Pengembangan
Komponen sekolah yang dikembangkan dalam penerapan pembelajaran RI 4.0 meliputi:
a. Sistem persekolahan
Sistem persekolahan merupakan lingkungan yang dapat dipergunakan sebagai sarana dan media
familiarisasi/sosialisasi (pembiasaan) RI 4.0. Ada berbagai sistem persekolahan yang dapat
dikembangkan terkait layanan kepada siswa dan masyarakat sekolah lainnya, meliputi: Administrasi
sekolah meliputi administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana,

85
administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi persuratan dan kearsipan, administrasi
kesiswaan, administrasi kurikulum dan lain-lain.
b. Fasilitas
Penyelenggaraan pembelajaran kompetensi bermuatan RI 4.0 memerlukan fasilitas yang sesuai.
Apabila sekolah belum memiliki harus mengadakan melalui RKAS. Kebutuhan pengadaan fasilitas
dilakukan melalui analisis oleh Waka Kurikulum dan Waka sarana prasarana. Hasil analisis
selanjutnya disampaikan kepada Kasubag TU untuk dimasukkan dalam RKAS.
c. Sumber Daya Manusia
Implementasi RI 4.0 sangat berdampak langsung pada kompetensi sumberdaya manusia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia RI 4.0 yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan,
keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi. Guru harus dapat menstimulus
kemampuan siswa melalui beragam terobosan metode belajar kontekstual yang mendorong siswa
berpikir kritis dalam beragam konteks hidup yang nanti dihadapinya, seperti problem-based learning,
inquiry-based learning, pendekatan pembelajaran Science, Technology, Engineering, Arts, dan
Mathematics (STEAM), dan berbagai model pembelajaran lainnya yang akan diterapkan.
d. Bahan Pembelajaran
Pengembangan bahan ajar diperlukan bila muatan RI 4.0 menuntut penambahan kompetensi dasar.
Kegiatan pengembangan bahan pembelajaran meliputi kegiatan: analisis muatan RI 4.0 untuk setiap
kompetensi keahlian yang dimiliki. Hasil analisis berupa judul bahan pembelajaran dan fasilitas yang
diperlukan. Pengembangan bahan pembelajaan dilakukan oleh guru pengampu secara mandiri
maupun bersama.
e. Proses Pembelajaran
Pembelajaran kompetensi bermuatan RI 4.0 dilaksanakan menggunakan bahan pembelajaran yang
telah disusun. Pembelajaran ditekankan pada praktik langsung. Kegiatan pembelajaran juga
menanamkan sikap kerjasama dan sharing sebagai nilai-nilai baru yang terkait dengan RI 4.0.
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran sesuai dengan RI 4.0 dalam konteks fasilitas,
metode dan strategi pembelajaran.
Pembelajaran dilaksanakan dengan orientasi produk yang berkualitas dan berfungsi sehingga setelah
pelaksanaan pembelajaran produk dapat dimanfaatkan. Produk pembelajaran dipergunakan guna
memenuhi peningkatan sistem layanan persekolahan. Selain itu produk juga dapat dipergunakan oleh
siswa dalam pengembangan kewirausahaan.
6. Implementasi Pembelajaran RI 4.0
Tujuan penerapan pembelajaran bermuatan RI 4.0 adalah membekali lulusan SMK dengan muatan RI 4.0
terkait kompetensi keahliannya untuk membentuk karakter kinerja sesuai kebutuhan dunia kerja, berjiwa
wirausaha serta memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja dan atau mengembangkan usaha secara
mandiri.
Teknologi RI 4.0 dilaksanakan dengan strategi pembiasaan, pembelajaran dan ekstrakurikuler sesuai bakat
minat dan potensi diri siswa. Penerapan sistem persekolahan yang bermuatan RI 4.0 adalah sarana
pengenalan kepada siswa dan masyarakat sekolah lainnya. Strategi ini akan memberikan wawasan siswa

86
dan masyarakat sekolah lainnya tentang RI 4.0. Pembelajaran dilaksanakan dengan materi bermuatan RI
4.0 yang disusun berdasarkan analisis kompetensi yang diperlukan lulusan dalam menghadapi tantangan
pekerjaan. Ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai bakat dan minat siswa dalam rangka penguasaan teknologi
RI 4.0.
Langkah yang ditempuh dalam implementasi pembelajaran RI 4.0 di SMK antara lain adalah:
a. Pembentukan Tim Pengembang dan Penyusunan Program
Koordinator pengembangan ada dua, yaitu Kepala Tenaga Administrasi sekolah (Ka.TAS) dan Wakil
kepala sekolah Bidang Kurikulum (Waka. Kur). Program yang disusun oleh Ka. TAS dalam
penerapan RI 4.0 pada sistem persekolahan berupa rencana, pengadaan dan penerapan sistem
serta pengadaan fasilitas tambahan. Sedangkan Waka. Kurikulum menyusun program
pengembangan bahan pembelajaran, pembelajaran, dan pemanfaatan hasil. Terkait penambahan
fasilitas Waka. Kurikulum dan waka. sarana prasarana membuat usulan berdasarkan analisis dan
menyampaikan usulan kepada Kepala TAS (pelaksana administrasi sarana prasarana
melaksanakan pengadaan, perawatan dan perbaikan). Output yang diharapkan pada langkah ini
adalah:
1) Sekolah menyusun dan menetapkan Tim Pengembang.
2) Sekolah menyusun program pengembangan
b. Penerapan RI 4.0 pada sistem persekolahan (Smart School)
Sistem persekolahan harus menerapkan muatan RI 4.0 dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan pada siswa dan masyarakat sekolah lainnya. Selain itu penerapan sistem pada layanan
sekolah sekaligus sebagai media Familiarisasi/sosialisasi (pembiasaan). Ada berbagai sistem yang
dapat dikembangkan sekolah terkait layanan yang diberikan diantaranya meliputi:
1) Administrasi Umum (SIM: persuratan dan pengarsipan, tamu, keamanan (CCTV), perpustakaan,
keuangan, kepegawaian, kesiswaan dan lain-lain).
2) Bidang Kurikulum (SIM: Rapor, pantauan pembelajaran (CCTV), pengembangan kurikulum, dan
lain-lain).
3) Bidang Kesiswaan (SIM: Pelanggaran, Pramuka, Prestasi, dan lain-lain).
4) Bidang Sarana (SIM: Inventarisasi, pengadaan, penghapusan, perawatan, perbaikan, dan lain-
lain).
5) Bidang Hubungan Industri (SIM: PKL, Kontrak, dan lain-lain).
Pemilihan sistem yang akan diterapkan pada Smart School disesuaikan dengan kondisi SMK.
c.Pengadaan Fasilitas
Penyelenggaraan pembelajaran kompetensi bermuatan RI 4.0 apabila memerlukan tambahan
fasilitas. Berdasarkan lampiran I. Permendikbud Nomor 3 tahun 2019 pada SMK, pengadaan fasilitas
pembelajaran misalnya pembelian alat multi media pembelajaran dapat menggunakan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang telah diusulkan melalui RKAS. Kebutuhan pengadaan
fasilitas dilakukan melalui analisis oleh Waka Kurikulum dan waka sarana prasarana. Hasil analisis
selanjutnya disampaikan kepada Kasubag TU untuk dimasukkan dalam RKAS.
d. Pengembangan Bahan Pembelajaran

87
Pengembangan bahan ajar diperlukan bila muatan RI 4.0 terkait dengan kompetensi keahlian.
Kegiatan pengembangan bahan pembelajaran meliputi kegiatan: analisis muatan RI 4.0 untuk setiap
kompetensi keahlian yang dimiliki (Lampiran 1 dan 2). Hasil analisis berupa judul bahan
pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan. Hasil tersebut akan dipergunakan untuk memantau
penyelesaian pengembangan bahan pembelajaran. Pengembangan bahan pembelajaran dilakukan
oleh guru pengampu secara mandiri maupun bersama.
e. Proses Pembelajaran
Pembelajaran kompetensi bermuatan RI 4.0 dilaksanakan menggunakan bahan pembelajaran yang
telah disusun. Pembelajaran ditekankan pada praktik langsung. Kegiatan pembelajaran juga
menamkan sikap kerjasama dan sharing sebagai nilai-nilai baru yang terkait dengan RI 4.0. Dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler terkait penguatan RI 4.0 dilaksanakan sesuai dengan miniat bakat siswa
yang dapat mendukung penanaman sikap kewirausahaan.
Pelaksanaan proses Pembelajaran RI 4.0 dalam panduan sekolah yang mengimplementasikan
Teaching Factory (Tefa) dapat memilih salah satu kegiatan atau beberapa kegiatan yang terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran RI 4.0 yaitu:
1) Urban Agriculture
2) Online Modelling Tourism Promotion
3) Augmented Virtual Reality
4) Fashion Design
5) E-Commerce
6) Healthy Canteen
7) Educational Game Development
8) IoT
9) 3D Printing
10) Applied Robotic
11) Smart School
12) Waste Recycle
f. Pemanfaatan Hasil
Proses maupun hasil penerapan pembelajaran bermuatan RI 4.0 secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh sekolah, guru dan siswa. Pemanfaatan hasil pembelajaran bermuatan RI 4.0 oleh
sekolah dipergunakan untuk melengkapi SIM Persekolahan guna meningkatkan kualitas layanan.
Ada berbagai kemungkinan software layanan (SIM layanan) yang dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran di sekolah, sesuai kompetensi keahlian. Selain itu dalam hal tertentu, sejauh
kompetensi yang telah dikuasai siswa mencukupi, dapat juga dikembangkan software diluar
kompetensi keahlian.
Ada banyak hasil pembelajaran bermuatan RI 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam
pengembangan kompetensi maupun usaha mandiri. Kegiatan tersebut sangat positif bagi siswa
untuk membangkitkan kepercayaan diri dan membangun sikap kewirausahaan.

88
7. Profil SMK Menerapkan Pembelajaran RI 4.0
a. SMK memiliki analisis kebutuhan pengembangan muatan RI 4.0.
b. SMK melaksanakan pembelajaran kompetensi bermuatan RI 4.0 serta rekam jejak pelaksanaan dan
pengembangannya.
c. SMK memiliki sistem layanan yang menerapkan RI 4.0 atau menerapkan Smart School.
d. Siswa memiliki usaha online.
8. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kompetensi
bermuatan RI 4.0 pada semua komponen pengembangan. Komponen tersebut meliputi:
a. Pengembang dan Program
1) Adanya tim pengembang
2) Adanya program penerapan RI 4.0 pada sistem persekolahan
3) Adanya program implementasi pembelajaran RI 4.0
b. Penerapan RI 4.0 pada sistem persekolahan (Smart School)
1) Ketersediaan SIM sekolah yang menerapkan RI 4.0.
2) Ketersediaan jaringan internet yang baik.
c. Pengadaan fasilitas
1) Pengadaan fasilitas sesuai hasil analisis.
2) Jumlah fasilitas disesuaikan dengan jumlah siswa.
d. Pengembangan Bahan Pembelajaran
1) Adanya analisis penyusunan bahan pembelajaran RI 4.0.
2) Adanya rencana penyusunan bahan pembelajaran RI 4.0.
3) Tersedianya bahan ajar sesuai dengan kaidah RI 4.0.
e. Proses Pembelajaran
1) Jumlah Pembelajaran bermuatan RI 4.0.
2) Pembelajaran dilakukan dengan model production base training/teaching factory.
f. Pemanfaatan Hasil
1) Sistem yang dipergunakan dalam layanan sekolah.
2) Jumlah start up yang dikelola siswa.

89
BAB IV
PENGATURAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

A. Penyelarasan Kurikulum
1. Daftar DUDI yang terlibat dalam penyelarasan kurikulum kompetensi keahlian Teknik Pemesinan adalah
PG. Trangkil
2. Proses kegiatan penyelarasan kurikulum meliputi penyelarasan materi pembelajaran, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan prospek/ strategi lulusan di dunia kerja/ dunia industri.
3. Hasil penyelarasan kurikulum adalah administrasi pembelajaran guru dan surat pernyataan keterlibatan
DUDI dalam penyelarasan kurikulum.

B. Pengaturan Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian Pembelajaran


1. Pengaturan/ Pengelolaan Silabus
Pengaturan dan pengelolaan silabus mengacu pada permendikbud nomor 34 tahun 2018 tentang standar
proses dan standar isi
2. Pengaturan/ Pengelolaan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP yang
dilakukan oleh guru, wajib memperhatikan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem),
agar penyusunan RPP dapat lebih terukur terutama pada pemetaan KD dalam satu semester.
RPP disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran, disusun sebelum tahun pelajaran berlangsung,
dikumpulkan kepada pihak kurikulum sekolah untuk diproses E-KTSP dan dijamin mutunya oleh
Pengawas Pembina SMK.
Komponen yang tertuang pada RPP terdiri dari Indentitas (Identitas Sekolah Mata Pelajaran, Kelas,
Semester, Materi Pokok, Tahun Pelajaran, alokasi waktu), Kompetensi Inti (Kompetensi inti dituliskan
dengan cara menyalin dari Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi), KD dan Indikator,
Tujuan Pembelajaran, Materi, Media, Bahan dan Sumber Belajar, Metode Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, dan Penilaian. Bentuk RPP ini adalah 1 lembar sesuai dengan instruksi dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Tahun 2020.

90
C. Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran di kelas difasilitasi oleh LCD Projector, dan Jaringan WI FI sehingga mampu tercipta
pembelajaran yang berbasis aktivitas secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga memberikan ruang untuk berkembangnya
keterampilan abad 21 yaitu kreatif, inovatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, kolaboratif, dan komunikatif
untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 dan yang akan datang.
Pembelajaran di kelas diharapkan dapat peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan
kreativitas, dan membangun kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah. Soal-soal HOTS
merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,
yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).

Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep
lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang
berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan
informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih
sulit daripada soal recall.

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar
mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan
kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan
masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru,
berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi
Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas
kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3),
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).

Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada pemilihan kata kerja operasional
(KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.
Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam
konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi)
apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang
disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja
‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi
pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses
berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

91
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk
membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan
menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan
yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau
berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi
kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS. Soal-soal HOTS bertujuan
untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.Dalam melakukan Penilaian, guru dapat menyisipkan
beberapa butir soal HOTS.
Berikut langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS :
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat
dibuatkan soal- soal HOTS.Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara
mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a)
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang
akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya
mendorong peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah
dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian
Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah
penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek
konstruksi dan bahasa relatif sama.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal HOTS yang ditulis
hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk
bentuk soal uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat
Dalam konteks pelaksanaan Penilaian HOTS, SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana :
1. Menyiapkan bahan-bahan Penilaian dalam bentuk soal-soal yang memuat soal-soal HOTS.
2. Meningkatkan pemahaman guru tentang penulisan butir soal yang mengukur kemampuanberpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
3. Meningkatkan keterampilan guru untuk menyusun instrumen penilaian (High Order Thinking
Skills/HOTS)
4. Memberikan arahan teknis kepada guru-guru/MGMP sekolah tentang strategi penyusunan soal-soal
HOTS yang mencakup: a. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS; b. Menyusun kisi-kisi

92
soal HOTS; c. Menulis butir soal HOTS; d. Membuat pedoman penilaian HOTS; e. Menelaah dan
memperbaiki butir soal HOT; f. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam Penilaian.
2. Pembelajaran Praktik
Pembelajaran Praktik dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 07/d.d5/kk/2018 tentang Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
3. Pembelajaran pada Pendidikan Sistem Ganda/ Praktik Kerja Industri
a. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 6 - 10 bulan yang dapat dilakukan pada kelas XI dan
atau kelas XII.Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan alternatif
pengaturan sebagai berikut:
b. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus menata ulang topik-
topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan PKL tidak mengurangi
waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4 dan sebagian materi pada semester 4 dapat
dipindah ke semester 5.
c. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus melakukan
pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester tersebut.
d. Praktik kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (90 hari), atau pola mingguan
(12 minggu) atau pola bulanan (3 bulan).
e. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/DUDI yang memiliki jam kerja kurang
dari 5 hari per minggu, maka sekolah perlu mengatur rotasi/perputaran kelompok peserta PKL.
f. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau DUDI (terintegrasi dengan PKL) dengan portofolio sebagai
instrumen utama penilaian.
g. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan tidak terintegrasi
dalam kegiatan PKL, maka pembelajarannya dilakukan di satuan pendidikan (sebelum atau setelah
kembali dari kegiatan PKL) dalam bentuk blok, dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu
semester.
h. Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu kelulusan, maka program
PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 6 secara blok penuh selama 8 bulan.
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai realisasi Pendidikan
Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan oleh pembimbing industri,
sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta
didik di Institusi Pasangan/DUDI adalah sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan digabungkan dengan formula tertentu yang ditetapkan satuan pendidikan.
Nilai PKL dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang predikat sebagai berikut.
 86 – 100 = Amat Baik.
 70 – 85 = Baik.
93
 <70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian kompetensi yang
ditetapkan DUDI.

D. Pengaturan Penilaian Pembelajaran


1. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses pembelajaran (assessment
for learning), penilaian capaian pembelajaran (assessment of learning), dan penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning), yang dilakukan melalui mekanisme Penilaian Pembelajaran
sebagai berikut :
a. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
b. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian.
c. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan peserta
didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan kegunaan lain yang sesuai.
d. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai kompetensi yang dipelajari peserta didik
melalui pengalaman kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk kerja atau indikator pencapaian
kompetensi yang tercantum dalam silabus.
e. Penilaian perkembangan karakter peserta didik dilakukan oleh pendidik secara khusus melalui
pengamatan sikap peserta didik berdasarkan butir-butir sikap yang dikelompokkan dalam nilai-
nilai pengembangan karakter.
Teknik dan Prosedur Penilaian Sikap
Penilaian dan Prosedur Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dilakukan dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.Prosedur Pengolahan Nilai Pengetahuan
1) Observasi
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau buku jurnal
(selanjutnya disebut jurnal). Penilaian diri menggunakan instrumen penilaian diri. Penilaian antar
teman menggunakan instrumen penilaian antar teman.
Berikut adalah beberapa hal dalam melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan
teknik observasi:
a) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK
selama periode satu semester.
b) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjaditanggung jawabnya.
Bagi guru mata pelajaran, 1 (satu) jurnal digunakan untuksetiap kelas yang diajarnya. Bagi guru
BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiapkelas di bawah bimbingannya.
c) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat dalam1 (satu) jurnal
atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.

94
d) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang menunjukkan
perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan sikap
baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
e) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada
butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap
lainnya yang ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta
didik melalui perilakunya secara alami.
f) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan) sikap peserta didik
segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya mengenai
perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
g) Apabila peserta didik tertentu pernah menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang bersangkutan
telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang (mulai) baik tersebut
harus dicatat dalam jurnal.
h) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK merekap perkembangan sikap spiritual
dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkan hasil rekapan tersebut kepada wali kelas
untuk diolah lebih lanjut.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester:
1) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai)
catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial
(apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).
2) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta
didik.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK.
Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran,
guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)
capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi
2) Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik)
dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya
a. Teknik dan Prosedur Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih teknik penilaian yang
paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai.
Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan.
1) Tes Tertulis

95
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi
dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Bentuk tes tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Tes Lisan Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan secara langsung antara pendidik dan
peserta didik. Menurut Thoha (2011) tes lisan terkategori tes verbal, tes dimana soal dan jawabannya
diberikan secara lisan. Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan
dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta
didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of
learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama
proses pembelajaran (assessment for learning).
b. Teknik dan Prosedur Penilaian Ketrampilan
Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks
keterampilan, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK).
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian
produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
Berikut ini, uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian keterampilan.
1) Penilaian Praktik
Penilaian praktik merupakan penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik
adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas.
Penilaian praktik bertujuan menilai kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan keterampilannya
untuk melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil karena
bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-
hari
2) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk
meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni.
3) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

96
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
4) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun
secara sistematis dan terorganisasi, diambil selama proses pembelajaran dan digunakan oleh guru dan
peserta didik untuk menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu.
2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
a. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan penilaian capaian hasil
belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.
b. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan.
c. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah diselenggarakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang pendidikan.
d. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan pendidikan terakreditasi di
tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan atau tempat lain yang ditunjuk pada akhir periode
pembelajaran dalam bentuk semester dan/atau tingkat.
e. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi bekerja sama dengan
mitra dunia usaha/industri dan/atau Lembaga Sertifikasi Profesi dalam bentuk paspor keterampilan
dan/atau sertifikat paket kompetensi yang telah dicapai.
f. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan kelulusan peserta didik
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan pendidikan.

a. Teknik dan Prosedur Ujian (Penilaian) Tengah Semester dan Ujian (Penilaian) Akhir Semester
Penilaian Tengah Semester(PTS) dan Penilaian Akhir Semester(PAS) serta Ulangan Akhir Semester
(UAS) menggunakan komputer/android untuk membiasakan siswa dalam mengerjakan soal-soal UN
yang menggunakan/berbasis komputer .
Membiasakan menggunakan soal HOTS pada saat PTS ,PAS maupun UAS yang disesuaikan dengan
soal pada saat UNBK.
b. Teknik dan Prosedur Penilaian Pendidikan Sistem Ganda/ PKL
Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada halaman 46 menyebutkan bahwa
penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian seluruh Kompetensi Inti peserta didik (KI-1 s.d KI-4).
Kemudian pada halaman 64 dinyatakan bahwa Penilaian PKL merupakan kewajiban mitra dunia
usaha dan industri. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitra industri
dengan pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan mencantumkan keterangan
industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan, disampaikan melalui Jurnal PKL dan
sertifikat atau surat keterangan PKL dari Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian proses dan hasil
kegiatan PKL

97
c. Teknik dan Prosedur Ujian Sekolah
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan penilaian capaian hasil
belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.
1. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan.
2. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah diselenggarakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang pendidikan.
3. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan pendidikan terakreditasi di
tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan atau tempat lain yang ditunjuk pada akhir periode
pembelajaran dalam bentuk semester dan/atau tingkat.
4. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi bekerja sama
dengan mitra dunia usaha/industri dan/atau Lembaga Sertifikasi Profesi dalam bentuk paspor
keterampilan dan/atau sertifikat paket kompetensi yang telah dicapai.
5. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan kelulusan peserta didik
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan pendidikan.
3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik
a. Teknik dan Prosedur Pelaksanaan Ujian Unit Kompetensi (UUK)
b. Teknik dan Prosedur Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
4. Skor Ketuntasan Minimal
a. Prosedur Penentuan SKM
Ketuntasan Belajar (Skor Ketuntasan Minimal)
Sebagai pembeda antara SMK dan satuan pendidikan lain adalah penetapan Kriteria
Pencapaian Kompetensi. Kriteria Pencapaian Kompetensi yang selanjutnya disebut KPK adalah
penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
Standar Kompetensi Kelulusan, indikator pencapaian kompetensi dan/atau kriteria unjuk kerja pada
unit kompetensi dalam SKKNI yang sepadan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. Lebih lanjut
KPK digunakan untuk menentukan Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score merupakan bagian dari
standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam bentuk angka. SKM digunakan sebagai
acuan penentuan peserta didik yang wajib mengikuti pembelajaran remedial hingga memenuhi KPK
dan sebagai salah satu acuan kriteria kenaikan kelas.
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik.
Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh
satuan pendidikan.
1. Mekanisme dan Prosedur Penentuan SKM
Guru atau kelompok guru menetapkan SKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan empat aspek
kriteria, yaitu :
a. Karakteristik peserta didik (intake)

98
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik
baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan
intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
b. Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam
pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut: guru
yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik; guru yang
kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi; guru yang menguasai pengetahuan
dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan; peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep; . peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif
dalam penyelesaian tugas/pekerjaan; waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/latihan; tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
c. Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
Karakteristik satuan pendidikan (daya dukung) antara lain meliputi (1) Kompetensi pendidik; (2) jumlah
peserta didik dalam satu kelas manajemen sekolah; (3) predikat akreditasi sekolah dan (4) kelayakan
sarana dan prasarana sekolah.
d. Analisis hasil penilaian
Hasil penetapan SKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga SKM mata pelajaran; Hasil penetapan
SKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian; SKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; SKM dicantumkan dalam
LHB (raport) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

Untuk memudahkan analisis setiap indikator masing-masing mata pelajaran, perlu dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh: Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 69 ; Sedang 70-80 ; Rendah 81-100 ;
Daya Dukung Tinggi 81-100 ; Sedang 70-80;  Rendah <69
Intake  siswa Tinggi 81-100;  Sedang 70-80;  Rendah <69.

Skor ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh
karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya.
Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta
didik dan atau orang tuanya. Skor ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

99
Daftar Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
Sesuai dengan Panduan Penilaian Hasil Belajar Dan Pengembangan Karakter Pada SMK Tahun 2018
disebutkan nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran wajib A, B dan C1 adalah minimal 60,
sedangkan untuk mata pelajaran C2 dan C3 nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan
menyesuaikan karakteristik kompetensi/paket keahlian.
Predikat dibuat untuk menentukan posisi peserta didik dalam tingkat penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten
atau belum kompetennya peserta didik dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi.
Nilai minimal dalam predikat C dijadikan acuan penentuan ketuntasan belajar.
Predikat/Kategori
Keterangan

Kategori Rentang Keterangan Penguasaan

Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat

A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten

A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang


mendalam pada semua
materi.

B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten

B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan

B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang


mendalam pada sebagian
besar materi.

C  Mata pelajaran muatan Peserta didik menunjukkan Cukup


Adaptif dan Normatif pemahaman yang cukup Kompeten
(A, B, C1) pada semua materi.
70 > N ≥ 60
 Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2, dan
C3)
70 > N ≥ 65

D  Mata pelajaran muatan Peserta didik belum Belum


Adaptif dan Normatif menunjukkan pemahaman Kompeten
(A, B, C1) yang cukup pada sebagian
N < 60 besar materi.
 Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2 dan
C3)
N < 65
100
*untuk seluruh mata pelajaran

Predikat/Kategori Mapel Adaptif dan Normatif Mapel Produktif


A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65

101
b. Daftar SKM Mata Pelajaran
Adapun ketuntasan belajar siswa kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri
( DPIB) SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel SKM semua mapel adalah sebagai berikut
Kelas/Semester
X XI XII
No. Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 75 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75 75 75 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 75 75 75 75 75 75
5. Sejarah Indonesia 75 75 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 75 75 75 75 75 75
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 75 75 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 75 75 75 75 75 75
Kesehatan
3. Bahasa Jawa 75 75 75 75 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 75 - - - -
2. Fisika 75 75 - - - -
3 Kimia 75 75 - - - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
1. Gambar Teknik 75 75 - - - -
2. Mekanika Teknik 75 75 - - - -
3. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik 75 75 - - - -
Pengukuran Tanah
C3 KOMPETENSI KEAHLIAN
1. Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan - - 75 75 75 75
Interior Gedung
2. Konstruksi jalan dan Jembatan - - 75 75 75 75
3. Estimasi Biaya Konstruksi - - 75 75 75 75
4. Konstruksi dan Utilitas Gedung - - 75 75 75 75
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 75 75 75 75
Ketuntasan belajar siswa kompetensi keahlian Teknik Pemesinan(TP) SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

5. Ketentuan Remidial dan Pengayaan


a. Ketentuan dan Prosedur Pelaksanaan Remidial
1. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik
untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Siswa
harus mencapai ketuntasan belajar yaitu tingkat minimal pencapaian kompetensi terutama
untuk pengetahuan dan keterampilan

102
2. Peserta didik yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) pada ulangan harian
harus mengikuti remedial.
3. Remedial diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa bersangkutan tidak
mencapai Standar ketuntasan minimal (SKM).
4. Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remidial :
- Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial maksimal 20%;
- Penugasan kelompok diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang
mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50 %;
- Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial lebih dari 50 %;
5. Pembelajaran remidi dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
- Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda melalui kegiatan
tatap muka di luar jam efektif.
- Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
- Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
- Pemanfaatan tutor sebaya.
6. Remedial teaching ditindaklanjuti dengan remedial test.
b. Ketentuan dan Prosedur Pelaksanaan Pengayaan
1. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya.
2. Peserta didik yang telah berhasil melampaui SKM pada ulangan harian berhak diberikan
program pengayaan.
3. Pembelajaran pengayaan diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan
harian ( untuk beberapa KD ) ketercapaiannya lebih dari SKM masing-masing
4. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan :
Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb
yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum
Ketrampilan proses yang diperlukan peserta didik agar berhasil dalam pendalaman dan
investigasi terhadap topic yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/penelitian ilmiah
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan:
a. Belajar kelompok

103
b. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama
pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang
mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan
c. Belajar mandiri
d. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati
e. Pembelajaran berbasis tema
f. Memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari
hubungan antara berbagai disiplin ilmu
g. Pemadatan kurikulum
h. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta
didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh
kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan
kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
i. Kegiatan pembelajaran pengayaan tidak hanya terkait dengan kegiatan tatap muka untuk
jam-jam pelajaran sekolah biasa tetapi dapat pula dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersruktur. Pembelajaran seperti ini
diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi
seperti LKS, O2SN, OSTN dll
j. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran
biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik normal.

Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan melalui:


a. Nilai remidial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator
yang belum tuntas dengan nilai hasil remedial, selanjutnya diolah dengan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal pada suatu KD
antara nilai awal dan nilai indicator hasil remidial
d. Penilaian hasil belajar pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup
dalam bentuk portofolio
6. Pengolahan Hasil Penilaian
Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Lingkup
penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil
belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
a. Prosedur Pengolahan Nilai Sikap
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester:
1) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai)
catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila
pada jurnal belum ada kolom butir nilai).

104
2) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta
didik.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK.
Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru
BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian
sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
b. Prosedur Pengolahan Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS),
dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai
tuntutan KD. Penulisan capaian pengetahuan pada buku rapor menggunakan angka pada skala 0
– 100 yang disertai dengan deskripsi.
c. Prosedur Pengolahan Nilai Ketrampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil
penilaian dengan teknik praktik dan proyek dibuat nilai rata-rata untuk memperoleh nilai akhir
keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian
keterampilan pada buku rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dengan disertai deskripsi.
d. Prosedur Pengolahan Nilai Non Akademik
Penilaian PKL
Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada halaman 46 menyebutkan
bahwa penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian seluruh Kompetensi Inti peserta didik (KI-
1 s.d KI-4). Kemudian pada halaman 64 dinyatakan bahwa Penilaian PKL merupakan kewajiban
mitra dunia usaha dan industri. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada institusi atau
mitra industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan mencantumkan
keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan, disampaikan melalui Jurnal
PKL dan sertifikat atau surat keterangan PKL dari Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian proses
dan hasil kegiatan PKL.
1. Penilaian Peserta Didik
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai realisasi
Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan oleh pembimbing
industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah. Prinsip-prinsip penilaian hasil
belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI adalah sama dengan penilaian hasil belajar di
sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan digabungkan dengan formula tertentu
yang ditetapkan satuan pendidikan. Nilai PKL dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan
rentang predikat sebagai berikut.
• 86 – 100= Amat Baik.
• 70 – 85 = Baik.
• <70 = Kurang.

105
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian kompetensi
yang ditetapkan DUDI.
Pemberian Sertifikat PKL
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan
Industri”, pada Pasal 10 ayat (4) menyatukan bahwa “Perusahaan Industri dan Perusahaan
Kawasan Industri memberikan sertifikat kepada peserta didik dan guru bidang studi produktif yang
telah menyelesaikan PKL dan/atau Pemagangan Industri”. Pemberian sertifikat juga diberikan oleh
industri pada peserta magang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Pasal 19 menyatakan bahwa:
a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.
b. dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti pemagangan.
Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan kerjasama dalam
hal pendidikan di industri diusahakan diikat dalam bentuk naskah kesepakatan atau MoU
( Memorandum of Understanding ).

7. Kriteria Kenaikan Kelas


Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh peserta didik baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan menentukan apakah peserta
didik tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang
diikuti.
b. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya BAIK sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK khusus untuk klas X
sesuai kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1 (adaptif dan normatif) yang
masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor
ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai
ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap
pada tahun pelajaran tersebut.
e. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau
predikat D.
f. Ketidakhadiran tanpa keterangan(T) tidak boleh lebih dari 5% selama satu tahun berjalan.
g. Skor Ketuntasan Minimal (SKM) Satuan Pendidikan, tiap tiap Mata Pelajaran ditetapkan 75.
h. Penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat
menentukan ketentuan kenaikan kelas berdasarkan rapat pleno dewan guru dengan

106
mempertimbangkan kebijakan sekolah seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan yang
berlaku di sekolah tersebut.
i. Laporan kemajuan hasil belajar siswa berdasarkan hasil belajar yang dilakukan oleh guru dalam
kurun waktu tertentu dalam bentuk buku raport.
j. Hasil penilaian yang dilaporkan meliputi pencapaian kompetensi sikap (sikap spiritual dan sikap
sosial), pengetahuan dan ketrampilan. Laporan kompetensi sikap dalam bentuk deskripsi,
sedangkan pengetahuan dan ketrampilan diberikan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0-100),
predikat dan dilengkapi dengan deskripsi. Seluruh hasil penilaian yang dilakukan oleh guru
dijadikan bahan dalam penyusunan rapor dan disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan
siswa yang dapat ditunjukkan pada siswa, oragtua/wali.
8. Kriteria Kelulusan
Seorang peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
setelah memenuhi Kriteria Kelulusan sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai sikap ( spiritual dan sosial) minimal BAIK dan kompetensi pengetahuan dan
ketrampilan minimal sama dengan SKM( nilai 75)
c. Mengikuti Ujian Nasional berbasis computer(UNBK) dengan nilai minimal 1,0(rentang nilai 0-
100)
d. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Target kelulusan pada tahun pelajaran 2020/2021 di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana adalah 100%.
Program kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan antara lain:
a. Pemantapan materi ujian nasional.
b. Istighosah.
c. Sosialisasi ke orang tua /wali peserta didik.
d. Try out.
e. Penilaian Tengah Semester(PTS) dan Penilaian Akhir Semester(PAS) serta
Ulangan Akhir Semester (UAS) menggunakan komputer/android untuk membiasakan siswa
dalam mengerjakan soal-soal UN yang menggunakan/berbasis komputer
f. Membiasakan menggunakan soal HOTS pada saat PTS ,PAS maupun UAS
yang disesuaikan dengan soal pada saat UNBK.
g. Program kegiatan setelah pelaksanaan ujian nasional sebagai antisipasi
bagi peserta didik antara lain:
 Mengkuti jobfair.
 Magang di perusahaan-perusahaan.
 Pemantapan pendataan calon alumni untuk pemberdayaan dan
penelusuran lulusan;
 Bimbingan karier;
 Pemberdayaan BKK;
 Siswa mengikuti pelatihan BLK atau sertifikasi kompetensi oleh
LSP-P1
 Mendatangkan motivator dari DU/DI;

107
 Latihan psikotest.
Peminatan pada SMK untuk memberikan kesempatan pada peserta didik mengembangkan
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan
dalam kompetensi keahlian masing-masing jurusannya Peminatan dilaksanakan pada saat
pendaftaran peserta didik baru sesuai dengan minat masing-masing.
Peminatan/Pemilihan Progrma Keahlian/Kompetensi Keahlian di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
berpedoman pada spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, berdasarkan Peraturan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor
06/D.D5/KK/2018 Pemilihan Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian dilaksanakan pada saat
siswa melakukan pendaftaran (PPDB) masuk SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana pada kelas X melalui
angket pemilihan program keahlian karena setiap Program Keahlian di SMK Bhina Tunas Bhakti
Juwana memilki lima(5) Paket Keahlian, yaitu Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi
bangunan,Teknik Elektronika Industri,Teknik Pemesinan,Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dan
Teknis Bisnis dan Sepeda Motor.
9. Sistem Penjaminan Mutu Penilaian
Sistem Penjaminan Mutu Penilaian menggunakan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) yang
dikendalikan oleh Pengawas Pembina SMK, sistem Akreditasi Nasional dan Permendikbud Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan.

108
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

A. Prosedur Penyusunan Kalender Satuan Pendidikan


1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan ekstrakurikuler.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada
satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan kepada
dinas pendidikan.
B. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran
Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari untuk melaksanakan
Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), yaitu mulai tanggal ….. sampai dengan ….Juli 2020.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari …….tanggal …. Juli
2020.
Bentuk kegiatan MPLS meliputi :

1. Diskusi konseling misalnya tentang peminatan dan prospeknya dan keprofesian


2. Melibatkan secara aktif dalam diskusi
3. Pengenalan tata cara makan,tata cara penggunaan toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu
4. Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekolah
5. Menginformasikan kewajiban peemliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah dan fasilitas
umum
6. Kegiatan simulasi penanggulangan bencana
7. Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah
8. Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi yang diatur dalam
perundangan terkait
9. Pengenalan metode pembelajaran
10. Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagai pengalaman, misal materi
kesehatan remaja oleh Puskesmas, PPK dari TNI-Polri, narkotika dari BNN dll
11. Kegiatan pengenalan kewirausahaan Kegiatan pengenalan institusi pasangan

109
12. Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian dan olahraga
13. Kegiatan menjalin keakraban antar siswa dengan warga sekolah antara lain dengan permainan
dan diskusi kelompok
14. Kegiatan cinta lingkungan hidup
15. Kerja bhakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara membuang sampah
penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, teleon dll)secara efisien
16. Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan saat bergantian memakai
fasilitas sekolah
Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1 (satu)
dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 14.30
Selasa 07.00 – 14.30
Rabu 07.00 – 14.30
Kamis 07.00 – 14.30
Jum’at 07.00 – 11.00
Sabtu 07.00 – 14.30
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai berikut:
Minggu
Bulan Jumlah Minggu Keterangan
Efekti
Libur Akhir Tahun Pelajaran, pelaksanaan PLS,
Juli 2020 4 1
dan Libur Awal Ramadhan, libur Idul Fitri
Agustus 2020 5 5
September 2020 4 3 UTS
Oktober 2020 4 3
November 2020 5 5
Ulangan Akhir Semester, Pengisian LHB dan
Desember 2020 4 1
Libur Akhir Semester
Januari 2021 5 5
Pebruari 2021 5 5
Maret 2021 5 3 Perkiraan Ujian Sekolah Utama
April 2021 4 3 Perkiraan Ujian Nasional Utama
Mei 2021 5 3
Ulangan Kenaikan Kelas dan Libur Akhir
Juni 2021 4 0
Semester
Jumlah 54 36

110
C. Pengaturan Waktu Bebas Efektif
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1 (satu)
dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 14.30
Selasa 07.00 – 14.30
Rabu 07.00 – 14.30
Kamis 07.00 – 14.30
Jum’at 07.00 – 11.00
Sabtu 07.00 – 14.30

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai berikut:
Minggu
Bulan Jumlah Minggu Keterangan
Efekti
Libur Akhir Tahun Pelajaran, pelaksanaan
Juli 2020 4 1 PLS, dan Libur Awal Ramadhan, libur Idul
Fitri
Agustus 2020 5 5
September 2020 4 3 UTS
Oktober 2020 4 3
November 2020 5 5
Ulangan Akhir Semester, Pengisian LHB dan
Desember 2020 4 1
Libur Akhir Semester
Januari 2021 5 5
Pebruari 2021 5 5
Maret 2021 5 3 Perkiraan Ujian Sekolah Utama
April 2021 4 3 Perkiraan Ujian Nasional Utama
Mei 2021 5 3
Ulangan Kenaikan Kelas dan Libur Akhir
Juni 2021 4 0
Semester
Jumlah 54 36

D. Pengaturan Waktu Libur


Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten
untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait
dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur umum/nasional atau
penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah:

1. Libur Semester Gasal:…. Desember 2010 – ….Januari 2021.


2. Libur Semester Genap: …. Juni - …. Juli 2021.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
1. Tahun Baru

111
2. Idul Fitri dan Cuti Bersama
3. Idul Adha
4. Tahun Baru Imlek
5. Tahun Baru Hijriah
6. Hari Raya Nyepi
7. Maulid Nabi Muhammad saw.
8. Tahun Baru Imlek
9. Wafat Isa Al masih
10. Hari Raya Waisak
11. Kenaikan Isa Al Masih
12. Hari Kemerdekaan RI
13. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
14. Hari Raya Natal

E. Tabel Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah


Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2020/2021 adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.
RENCANA KEGIATAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2020/2021

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.


1. Penerimaan Peserta didik Baru Juni 2020
2. Uji Kompetensi Kejuruan Juni 2020
3. Verifikasi/Validasi data ke Dinas Juni 2020
4. Pengumuman Juni 2020
5. Daftar Ulang Peserta Didik Baru Juni 2020
6. Pembuatan jadwal pembelajaran Juli 2020
7. Pembagian Kelas X Juli 2020
8. Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) Juli 2020
9. Rapat Persiapan KBM Semester Gasal Juli 2020
10. Hari pertama tahun pelajaran 2020/2021 Juli 2020
11. Menyusun program penilaian, remedial, dan pengayaan Minggu ke 1 Juli 2020
12. Rapat Koordinasi TU Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Ketiga
13. Rapat Kordinasi Wali Peserta Didik Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Kedua
14. Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Pertama
15. Rapat Koordinasi Staf & wakil Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Keempat
16. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2020 Upacara
17. Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif Di luar jam
belajar KBM
18. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Agustus 2020

112
19. Pemilihan Ketua OSIS Periode 2020/2021 September 2020
20. Rapat Evaluasi Smt. Gasal & Persiapan Smt.Genap Desember 2020
21. Penyerahan BLHB Semester Gasal Desember 2020
22. Libur Semester Gasal Desember 2020-…
Januari 2021
23. Hari pertama semester Genap Januari 2021
24. Rapat Pembentukan Panitia US/UN Januari 2021
25. Pemantapan Kelas XII Januari – April 2021
26. UPK Awal Maret 2021
27. Ujian Praktik Maret 2021
28. Ujian Sekolah Maret 2021
29. Try Out Ujian Nasional Jan, Feb., Maret 2021
30. Ujian Nasional April 2021
31. Rapat Kelulusan Mei 2021
32. Pelepasan Peserta Didik kelas XII Mei 2021
Rapat Kenaikan Kelas dan Evaluasi Tahun Pelajaran
33. Juni 2021
2020/2021
34. Pembagian LHB Juni 2021

113
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah penyusunan Kurikulum SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana Tahun Pelajaran 2019/2020 telah selesai
kami laksanakan, dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dan di Indonesia pada umumnya.

Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh semua pihak
sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah dapat membawa perubahan ke
arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.

Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana ini, kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami berdo’a semoga Allah swt. membalas amal baik
Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang kita lakukan senantiasa
mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

114

Anda mungkin juga menyukai