LANDASAN PENYUSUNAN
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di Kabupaten Ciamis, khususnya Kecamatan
Cikoneng. Pengembangan dari kurikulum K13 yakni Kurikulum Merdeka dan
KOSP ini mengacu pada :
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31Setiap
warga Negara berhak mendapat pendidikan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Peratuan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 (sisdiknas)
5. Undang-undang RI. No. 23 Tahun 2002 (perlindungan anak)
6. Undang-undang RI. No. 31 Tahun 1999 (pemberantasan tindak pidana
korupsi)
7. Undang-undang RI. No. 22 Tahun 2009 (lalu lintas dan angkutan jalan)
8. Undang-undang RI. No. 35 Tahun 2009 (narkotika)
9. PP No. 19 Tahun 2005 Jo: PP No. 32 Tahun 2013 (SNP)
10. PP No. 48 Tahun 2008 (pendanaan pendidikan)
11. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 (Penguatan Pendidikan Karakter)
12. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (SI)
13. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 (SKL)
14. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan perubahannya No. 6 Tahun 2007
(perubahan permendiknas No. 22, 23 Tahun 2006)
15. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 (standar pengelolaan)
16. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 (standar penilaian)
17. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 (standar sarpras)
18. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (standar proses)
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Standar Komptensi Lulusan.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Standar Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014
tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Mulok;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2014
tentang Buku Teks;
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014
tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan;
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013;
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014
tentang Evaluasi Kurikulum;
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang BK;
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan SKS;
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Kriteria Lulusan Peserta Didik;
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
39. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
40. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015
tentang Peranan Guru TIK;
41. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2015
tentang Komite Sekolah;
42. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar
oleh Pemerintah;
43. Permendikbud No 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan Formal;
44. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah;
45. Permendikbud No. 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis BOS Reguler;
46. Permendikbud No. 19 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendikbud No.
8 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis BOS Reguler;
47. Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri No.
01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No. HK.03.01/Menkes/363/2020, dan No.
440-882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada
Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
(Covid 19);
48. Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid
19);
49. Perda Provinsi Jawa Barat No 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa,
Sastra dan Aksara Daerah;
50. Perda Provinsi Jawa Barat No 5 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan;
51. Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan
Lokal dan Sastra Daerah Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;
52. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 6888/PK.02.01.03/SEKRE Tentang
Standar Operasional Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru pada SMA,
SMK dan SLB di Provinsi Jawa Barat;
53. Peraturan Gubernur Nomor 6 tahun 2018 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Sekolah Menengah Terbuka Pendidikan Layanan Khusus
dan Sekolah Menengah Pendidikan Jarak Jauh;
54. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor
24614/PK.02.01.05-Sekre Tanggal 14 Juni 2022 tentang Pedoman
Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2022/2023 Jenjang SD
SMP SMA SMK SLB;
55. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi; Menteri Agama; Menteri Kesehatan; dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia No. 05/KB/2021, No. 1347 Tahun 2021, No.
HK.01.08/MENKES/6678/2021, No. 443-5847 Tahun 2021 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
56. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
57. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
58. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
59. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan PP
Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
60. Permendikbud No 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
61. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5
tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada PAUD, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
62. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah (PAUD DiCPasmen)
63. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16
Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan untuk jenjang PAUD,
TK, SD, SMP, SMA,SMK Sederajat
64. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 21
Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP,
SMA,SMK Sederajat
65. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran.
66. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Ibnu Siena Cikoneng tahun Pelajaran
2022/2023.
III. Pembelajaran dan Asesmen
1. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan
2. Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:
a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran;
c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut; dan
e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
B. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Individual (PPI).
3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik,
bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat
modul ajar merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat
menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen
sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen
yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.
5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi
yang selaras dengan prinsip-prinsip asesmen.
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia
kerja.
3. Untuk SMK, satuan pendidikan dan pendidik memilih Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang sesuai
dengan konsentrasi keahlian. KUK menjadi kriteria minimum yang harus dicapai peserta didik pada
setiap unit kompetensi.
2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan
pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi perkembangan
capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua.
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat meliputi
komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai,
deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau sederajat, satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan:
d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi pembelajaran lampau peserta didik untuk
SMK
f. ekstrakurikuler;
h. tingkat kehadiran.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembelajaran dan asesmen diatur dalam panduan yang ditetapkan
oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.
Untuk panduan asesmen terkait unit kompetensi disusun setelah berkoordinasi dengan pemimpin
unit utama yang membidangi pendidikan vokasi.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang
dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil
pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan
kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler.
Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
1. Aku Sayang Bumi. Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan,
eksplorasi dalam mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME.
2. Aku Cinta Indonesia. Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan
karakteristik negara, keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.
3. Bermain dan Bekerja sama/Kita Semua Bersaudara. Tema ini bertujuan untuk mengajak
peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mau
berbagi, dan mampu bekerja sama.
4. Imajinasiku/ Imajinasi dan Kreativitasku. Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik
belajar mengenali dunianya melalui imajinasi, eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasiku ini
peserta didik distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya.
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau sederajat, projek penguatan profil pelajar
Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga puluh persen) dari total
jam pelajaran selama 1 (satu) tahun.
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek
dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing
projek tidak harus sama.
C. Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik oleh satuan
pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama
projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sebagai berikut.
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun
kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk
menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK dan sederajat.
2. Kearifan Lokal.
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik
mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada,
konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat
diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat.
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar
membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya.
Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan
reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan
kekerasan. Tema ini ditujukan untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat.
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan
masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan
dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat.
5. Suara Demokrasi.
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran
individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta didik
merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam
konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini
ditujukan untuk jenjang SMP, SMA, SMK dan sederajat.
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan
di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan
aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat.
7. Kewirausahaan.
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan
masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan.
Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja
profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
sederajat. Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan
Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.
8. Kebekerjaan.
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman
nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman terhadap
ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai
dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik
juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia
kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.
D. Dalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-
kurangnya
SMA/MA kelas X,
3. 2 (dua) projek dengan 2 (dua) tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA,
4. 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua)
projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek
dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak
mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/MAK, projek penguatan profil
pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau
dengan komunitas/organisasi serta masyarakat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila diatur dalam
panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan
perbukuan.
V. Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai
profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran,
modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional
satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan
beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau
inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah,
media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek
yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat
mengembangkan modul projek sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi,
dan/atau menggunakan modul projek yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik
daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul
projek yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun modul projek.
B. Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta
asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang
tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu
pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun
perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
Ketentuan lebih lanjut mengenai alur dan tujuan pembelajaran serta pengembangan modul ajar
diatur dalam panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum,
asesmen, dan perbukuan.
C. Buku Teks
Buku teks terdiri atas buku teks utama dan buku teks pendamping. Buku teks utama merupakan
buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Dalam
konteks pembelajaran, buku teks utama terdiri atas buku siswa dan buku panduan guru. Buku siswa
merupakan buku pegangan bagi peserta didik, sedangkan buku panduan guru merupakan panduan
atau acuan bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan buku siswa tersebut.
Berdasarkan kebutuhan dan karakteristik mata pelajaran, beberapa mata pelajaran hanya terdapat
buku panduan guru, antara lain Pendidikan Pancasila pada SD/MI, Seni dan Prakarya, dan PJOK.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan menyebutkan bahwa pemerolehan
naskah buku dilakukan melalui penulisan, penerjemahan, atau penyaduran. Buku teks utama yang
fleksibel dan kontekstual dapat berbentuk cetak dan digital, serta dapat disajikan dalam bentuk
modular. Buku teks utama diimplementasikan secara terbatas di satuan pendidikan pelaksana
Kurikulum Merdeka, dalam rangka pemulihan pembelajaran.
Judul buku teks utama yang digunakan di satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka
ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan atas
nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran
ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi
contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari
rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan diatur
dalam panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen,
dan perbukuan.
A. Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan Pendidikan, misalnya menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai ko-
kurikuler atau ekstrakurikuler dengan konsekuensi menambah jam pelajaran, menerapkan
pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik atau pembelajaran terdiferensiasi berdasarkan
asesmen formatif diagnostik, menerapkan kegiatan bermain-belajar berbasis buku bacaan anak di
PAUD;
Satuan pendidikan melakukan pendaftaran dan menyatakan opsi implementasi Kurikulum Merdeka
yang dipilih. Satuan pendidikan yang memilih opsi 2 dan 3 ditetapkan sebagai pelaksana Kurikulum
Merdeka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kementerian Agama.
Pemerintah melakukan penyesuaian Dapodik pada satuan pendidikan yang sudah ditetapkan
sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka.
Evaluasi kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka merupakan serangkaian
kegiatan terencana dan sistematis dalam mengumpulkan dan mengolah informasi dan data yang
valid dan reliabel. Evaluasi kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka
bertujuan untuk menguji efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan (feasibility) rancangan dan
implementasi kurikulum dan pembelajaran pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka.
Hasil evaluasi dapat dijadikan referensi dalam memperbaiki dan menentukan tindak lanjut
pengembangan kurikulum pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Evaluasi dilakukan terhadap komponen kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum
Merdeka, yaitu:
1. struktur kurikulum;
2. capaian pembelajaran;
Evaluasi pembelajaran pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka dilaksanakan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan dapat melibatkan:
1. Kementerian Agama;
2. dinas pendidikan;
5. masyarakat.
Satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka melakukan evaluasi pembelajaran secara mandiri
dan berkala.
A. Beban Kerja Guru
Beban kerja guru pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pemenuhan beban kerja guru, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah. Berdasarkan peraturan tersebut, beban kerja guru mencakup
kegiatan pokok sebagai berikut:
5. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja guru.
Kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan harus memenuhi paling sedikit 24
(dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka
per-minggu. Penghitungan kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
dihitung dengan cara jam tatap muka dalam 1 (satu) tahun dibagi per-minggu yang menghasilkan
paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Pemenuhan beban kerja guru melaksanakan
pembelajaran atau pembimbingan dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
B. Pemenuhan Beban Kerja Guru pada Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum Merdeka
Pemenuhan beban kerja guru pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka dapat tercapai
apabila jumlah guru pada satuan pendidikan pelaksana kurikulum merdeka sesuai dengan
kebutuhan. Kepala satuan pendidikan menghitung kebutuhan guru berdasarkan pemenuhan beban
kerja dalam struktur Kurikulum Merdeka.
Dalam hal guru tidak dapat memenuhi ketentuan dalam melaksanakan pembelajaran dan
pembimbingan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu berdasarkan struktur
Kurikulum Merdeka, guru dapat diberikan:
Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditambah dengan tugas sebagai
koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tugas tambahan lain sebagai koordinator
projek diberikan jika masih terdapat guru yang kekurangan jam mengajar dan diprioritaskan bagi
guru yang masih kekurangan jam pelajaran akibat perubahan struktur kurikulum.
2. mengelola sistem yang dibutuhkan oleh pendidik sebagai fasilitator projek penguatan profil
pelajar Pancasila dan peserta didik untuk menyelesaikan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dengan sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari koordinator dan pimpinan satuan pendidikan;
3. memastikan kolaborasi pembelajaran terjadi di antara para pendidik dari berbagai mata
pelajaran; dan
4. memastikan tujuan dan asesmen pembelajaran yang diberikan sesuai dengan capaian profil
pelajar Pancasila dan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.
Tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas dibuktikan dengan:
1. surat tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila dari kepala satuan
pendidikan;
2. program dan jadwal kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan; dan
3. laporan hasil kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
ditandatangani oleh kepala pendidikan.
Beban kerja tugas tambahan sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat
diekuivalensikan dengan 2 (dua) jam tatap muka per 1 (satu) rombongan belajar setiap tahun untuk
pemenuhan jam tatap muka paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan
paling banyak mengampu 3 (tiga) rombongan belajar.
Dalam hal peserta didik untuk mata pelajaran pilihan lebih dari 36 (tiga puluh enam) peserta didik di
SMA/MA dan SMK/MAK, satuan pendidikan dapat membuka rombongan belajar baru.
Untuk mata pelajaran pilihan kelas XI dan XII, tidak ada syarat jumlah minimum peserta didik untuk
membuka/menawarkan mata pelajaran tersebut.
2. mata pelajaran dari kelompok pilihan di SMA/MA; atau 3. mata pelajaran pilihan di
SMK/MAK,
setelah diberikan tugas tambahan lain sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila
masih tidak dapat memenuhi ketentuan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-
minggu karena perubahan struktur kurikulum, guru tersebut diakui 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka per-minggu jika pada Kurikulum 2013 telah memenuhi paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka per-minggu.
C. Penataan Linieritas Guru dalam Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Penataan linieritas guru
dalam pembelajaran pada Kurikulum Merdeka selain mengacu pada ketentuan mengenai penataan
linieritas guru bersertifikat pendidik, juga mengacu pada ketentuan di bawah ini.
1. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dapat diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik atau sertifikat
pendidik Guru Kelas SD.
2. Mata pelajaran IPAS SDLB dapat diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik
atau sertifikat pendidik Guru Kelas Sekolah Luar Biasa (SLB) atau bidang studi Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA)/Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Kelas
X dapat diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana atau sertifikat pendidik
bidang/keahlian sebagai berikut:
a. ilmu komputer;
b. informatika;
4. Mata pelajaran Informatika Pilihan SMA/MA XI dan Kelas XII dapat diampu oleh guru yang
mempunyai kualifikasi akademik sarjana atau sertifikat pendidik ilmu komputer atau informatika.
5. Mata pelajaran IPA dalam struktur kurikulum pada SMA/MA kelas X sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I huruf A dapat diajarkan oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana
dan/atau bersertifikat pendidik guru Fisika, guru Kimia, dan/atau guru Biologi.
6. Mata pelajaran IPS struktur kurikulum pada SMA/MA kelas X sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran I huruf A dapat diajarkan oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana dan/atau
sertifikat pendidik guru Sejarah, guru Geografi, guru Ekonomi, dan/atau guru Sosiologi.
7. Mata pelajaran seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa di SMP/MTs dan SMA/MA
dapat diampu oleh guru yang mempunyai:
a. kualifikasi akademik sarjana pendidikan seni atau sarjana seni dan sertifikat pendidik seni
budaya; atau
b. kualifikasi akademik sarjana dan sertifikat pendidik sesuai dengan mata pelajaran seni yang
diajarkan.
8. Mata pelajaran dalam struktur kurikulum SD/MI sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I
huruf A selain:
b. guru Bahasa Inggris yang tersedia di SD/MI dan SDLB yang bersangkutan;
c. guru Bahasa Inggris di SD/MI atau SMP/MTs dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB) terdekat yang ditugaskan dan diakui beban kerjanya; atau
10. Mata pelajaran Muatan Lokal dalam struktur kurikulum SD/MI dan SDLB sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran II huruf B merupakan mata pelajaran pilihan pada SD/MI dan SDLB yang
dapat diajarkan oleh:
b. guru Muatan Lokal yang tersedia di SD/MI dan SDLB yang bersangkutan;
c. guru Muatan Lokal di SD/MI atau SMP/MTs dan SMPLB terdekat yang ditugaskan dan diakui
beban kerjanya; atau
d. mahasiswa program studi Muatan Lokal (berdasarkan Surat Keputusan Gubernur) yang
masuk dalam program Kampus Merdeka.
11. Mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus dalam struktur kurikulum SDLB/SMPLB/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I huruf A dapat
diajarkan oleh:
b. guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang telah dinilai layak oleh kepala satuan
pendidikan.
Guru yang dimaksud pada huruf b wajib mendapatkan pelatihan kompetensi program kebutuhan
khusus (terstandar).
12. Penataan linieritas guru Kurikulum Merdeka SMK mengacu pada tabel di bawah ini.
Kurikulum SMK
Sertifikat
Semua Program
Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Konghucu 143
Semua Program
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Semua Program
Semua Program
Olahraga, dan
Pendidikan Jasmani
Semua Program
Sejarah 117
Semua Program
Keterampilan 104
Keterampilan 227
Pemeranan 641
Semua Program
Matematika 094
Matematika 047
Matematika 318
Sertifikat
Semua Program
Semua Program
(KKPI) 330
TI & K (Teknologi
Informasi dan
Komunikasi) 110
Rekayasa Perangkat
Lunak 524
Informatika 523
semua guru kejuruan
(produktif) -
Semua Program
Ekonomi 210
Sejarah 117
Sejarah 204
Geografi 114
Geografi 207
Sosiologi 214
Antropologi 215
(Fisika) 057
Sertifikat
Fisika 184
Fisika 319
Kimia 187
Kimia 320
Biologi 190
Biologi 321
Biologi 124
Semua Program
Ekonomi 210
Semua Program
Semua Program
Semua Program
Semua Program
Sertifikat
Semua Program
Teknik Perawatan
Properti 830
Sanitasi 407
Bangunan Sipil kejuruan Konstruksi dan Perawatan Bangunan Sipil* Teknik Konstruksi dan
Properti 830
Sanitasi 407
Konstruksi dan
Properti 830
Sanitasi 407
Sertifikat
Pemodelan dan
Properti 830
Sanitasi 407
Kriya 860
Properti 830
Baja 476
Fiberglass 588
Kayu 481
Sertifikat
Konstruksi Badan
Mechanics) 468
Teknik Pemeliharaan
Teknik Instalasi
Baja 476
Konstruksi Badan
Konstruksi Rangka
Mechanics) 468
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Teknik Instrumentasi
Logam 501
Sertifikat
Otomotif 429
Teknik Elektronika
Industri 534
Konstruksi Badan
Konstruksi Rangka
Pesawat Udara 468
Baja 476
Pergudangan 593
Transportasi 594
Teknik Pelayanan
Produksi 592
Sertifikat
Teknik
Teknik Elektronika
Industri 534
Teknik Elektronika
Komunikasi 678
Teknik Transmisi
Telekomunikasi 599
Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga
Listrik 673
Listrik 617
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Angin 680
Sertifikat
Elektronika Pesawat
Udara 473
Pemeliharaan dan
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara 471
Teknik Pesawat
Pemeliharaan dan
Konstruksi Badan
Konstruksi Rangka
Elektronika Pesawat
Udara 473
Pemeliharaan dan
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara 471
Teknik Elektronika
Industri 534
Teknik Elektronika
Komunikasi 678
Sertifikat
Teknik Pemeliharaan
Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga
Listrik 673
Listrik 617
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Teknik Konstruksi
Baja 476
Kayu 481
Teknik Instalasi
Teknik Pemeliharaan
Sertifikat
Properti 830
Teknik Elektronika
Industri 534
Teknik Elektronika
Komunikasi 678
Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga
Listrik 673
Listrik 617
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Kimia 187
Agribisnis Pengolahan
Teknik Kimia
Kimia 187
Agribisnis Pengolahan
kejuruan Teknik
Buatan 484
Teknik Pembuatan
Benang 485
Teknik Penyempurnaan
Tekstil 590
Kimia 187
Teknik
Teknik Pembangkit
Listrik 672
Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga
Listrik 673
Listrik 617
Listrik 417
Listrik 414
Angin 680
Sertifikat
Teknik Elektronika
Industri 534
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Elektronika Pesawat
Udara 473
Pemeliharaan dan
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara 471
Teknik Energi
Angin 680
Teknik Pembangkit
Listrik 672
Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga
Listrik 673
Listrik 617
Listrik 417
Listrik 414
Sertifikat
Teknik Elektronika
Industri 534
Teknik Instrumentasi
Industri 835
Teknik Geospasial kejuruan Teknik
Geospasial 831
Geomatika 671
Pemetaan 521
Teknik Geologi
Teknik Pengolahan
Kimia 597
Teknik Produksi
Perminyakan 595
Teknik
Teknik Pengolahan
Kimia 597
Teknik Produksi
Perminyakan 595
Geologi Pertambangan 495
Sertifikat
Pengembangan
Informatika 523
(KKPI) 330
Rekayasa Perangkat
Lunak 524
TI & K (Teknologi
Informasi dan
Komunikasi) 110
Teknik Jaringan
Komputer dan
Teknik Elektronika
Komunikasi 678
Teknik Transmisi
Telekomunikasi 599
Informatika 523
Jaringan 525
Layanan
Teknologi Laboratorium
Medik 844
Farmasi 582
Sertifikat
Perawatan Sosial
602
Teknik
Laboratorium
Medik 844
Keperawatan 575
Teknologi Laboratorium
Medik 844
Keperawatan 575
Farmasi 582
Teknologi Laboratorium
Medik 844
Agribisnis
Agribisnis Produksi
Tanaman 552
Agribisnis Tanaman
Sertifikat
Agribisnis Tanaman
Perkebunan 558
Semusim 557
Tahunan 556
Budidaya Tanaman
Sayuran 554
Agribisnis Pengolahan
Agribisnis Pengolahan
Perikanan 803
Teknologi Pengolahan
Pengolahan Hasil
Perikanan 854
Teknologi Pengolahan
Agribisnis Ternak
Ruminansia 445
Sertifikat
Agribisnis
Budidaya Perikanan
Lainnya 454
Pengolahan Hasil
Perikanan 854
Teknologi Pengolahan
Agribisnis Pengolahan
Agribisnis Pengolahan
Perikanan 803
Teknologi Pengolahan
Sertifikat
Usaha Pertanian
Agribisnis Produksi
Tanaman 552
Agribisnis Tanaman
Agribisnis Tanaman
Perkebunan 558
Semusim 557
Tahunan 556
Budidaya Tanaman
Sayuran 554
Agribisnis Ternak
Ruminansia 445
Perikanan 853
Sertifikat
Budidaya Perikanan
Lainnya 454
Agribisnis Pengolahan
Agribisnis Pengolahan
Perikanan 803
Pengolahan Hasil
Perikanan 854
Teknologi Pengolahan
Teknologi Pengolahan
Pengolahan Hasil
Pengolahan Hasil
Agribisnis Pengolahan
Perikanan 803
Pengolahan Hasil
Perikanan 854
Sertifikat
Teknologi Pengolahan
Teknologi Pengolahan
Kimia 187
Teknik Konservasi
Sumberdaya Hutan 690
Hutan 692
Pemetaan 521
Geospasial 831
Agribisnis Produksi
Tanaman 552
Agribisnis Tanaman
Agribisnis Tanaman
Perkebunan 558
Semusim 557
Sertifikat
Budidaya Tanaman
Sayuran 554
Teknika Kapal
Penangkapan
Ikan 511
Ikan 512
Nautika Kapal
Ikan 511
Ikan 512
Teknika Kapal
Pelayaran Kapal
Ikan 511
Ikan
512
Sertifikat
Pariwisata 858
Restoran 433
Patiseri 434
Restoran 433
Kecantikan dan
Kriya 860
Desain
Komunikasi
Animasi 565
Sertifikat
Informatika 523
Multimedia 526
Desain dan
Kriya 860
Sertifikat
Broadcasting dan
Film 862
Penyiaran Program
Pertelevisian 530
Animasi 565
Informatika 523
Multimedia 526
Informatika 523
Multimedia 526
Film 862
Garmen 591
*terdiri atas Mata Pelajaran Dasar-Dasar Program Keahlian dan Mata Pelajaran Konsentrasi Keahlian
di dalam Program Keahlian tersebut.
a. mata pelajaran Projek IPAS dapat diampu oleh paling banyak 6 (enam) guru kelompok IPA
dan/atau IPS disesuaikan dengan karakteristik bidang keahlian;
b. mata pelajaran seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa di SMK Kelas X dapat diampu
oleh guru yang mempunyai:
1) kualifikasi akademik sarjana pendidikan seni atau sarjana seni dan sertifikat pendidik seni
budaya; atau
2) kualifikasi akademik sarjana dan sertifikat pendidik sesuai dengan mata pelajaran seni yang
diajarkan;
c. Mata Pelajaran Dasar-Dasar Program Keahlian, Mata Pelajaran Konsentrasi Keahlian, dan
Projek Kreatif dan Kewirausahaan dapat diampu oleh paling banyak 5 (lima) guru;
d. mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan dapat diampu dan/atau dibimbing oleh paling banyak
44 (empat puluh empat) guru;
e. mata pelajaran pilihan dapat diajarkan oleh paling banyak 4 (empat) guru pada kelas XI dan
paling banyak 6 (enam) guru pada kelas XII.