Osis
VISI DAN MISI SMA PGRI 2 KOTA BEKASI
Dalam beberapa dekade ini, pendidikan selalu menjadi sorotan utama oleh
berbagai kalangan khususnya dalam penerapan proses pendidikan secara akademik
dan non akademik. Pendidikan merupakan sebuah proses terus menerus selama
manusia hidup. Dalam hal ini proses pendidikan tersebut dikategorikan menjadi dua
jenjang yaitu jenjang formal dan non formal.Dalam dunia pendidikan formal (sekolah)
terdiri dari berbagi jenjang yang merupakan perbedaan tingkat yang akan diampuh
oleh anak sesuai dengan ketentuan pemerintah. Tiap-tiap jenjang tersebut merupakan
ciri-ciri khas yang membedakannya dengan jenjang pendidikan yang lainnya. Strategi
dalam penyampaian materi tentukan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kemampuan mentalitas psikologis anak didik.
Adanya ciri khusus pada jenjang pendidikan, menyebabkan beberapa
kebiasaanbelajar yang dikenal pada jenjang terkadang membawa dampak pada
perkembangan sikap pada jenjang selanjutan. Oleh sebab itu harus adanya perubahan
dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan dan diberikan pendidikan yang sesuai
dengan lingkungan aktivitas akademik yang baru. Sebagai upaya adaptasi dengan
perkembangan mental dan psikologis anak didik.
Untuk mengantarkan seorang anak memasuki jenjang yang baru, keputusan
Direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah telah menetapkan suatu masa
orientasi untuk siswa baru, yang disebut Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS). Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ini diadakan sebagai upaya
menjembatani siswa baru mengenai berbagai kekhususan dari jenjang pendidikan
barunya, baik berupa lingkungan fisik, lingkungan sosial maupun pembelajaran yang
nanti akan dihadapi dengan lingkungan pada jenjang sebelumnya.
B. LANDASAN HUKUM
Landasan pelaksanaan kegiatan Panduan Pengenalan Lingkungan Sekolah ( PLS )
mengacu pada landasan hukum sebagai berikut :
1. Undang-undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 No 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 4235 ).
2. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
4. Undang-undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang –
undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ( Lembaran
Negara RI Tahun 2014 No 297, Tambahan Lembaran Negara RI No
5606 ).
5. Undang-undang No 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.
6. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 32 Tahun
2013 dan Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2014.
7. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Tahun 2020 Tentang Akomodasi yang layak
untuk Peserta Didik Disabilitas.
9. Instruksi Presiden No 05 Tahun 2014 Tentang Gerakan Nasional
Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak.
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Repubik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Indikator
Kabupaten / Kota Layak Anak.
11. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak No 08 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak
( Berita Negara RI Tahun 2014 No 1761 ).
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 Tentang kegiatan Ekstrakurikuler.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 82 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
lingkungan Satuan Pendidikan.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah.
17. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun
2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam
Masa Darurat penyebaran Corona Virus Disease ( Covid-19 ).
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 / MENKES /328/2020
Tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat
Kerja, Perkantoran, dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi.
19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Provinsi Jawa Barat.
20. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 Tentang Pedoman
PSBB dalam Penanggulangan Covid-19 di Wilayah Provinsi Jawa Barat.
21. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020
tentang Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat
Coronavirus Disease 19 ( Covid-19 ) di Jawa Barat.
22. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.274-Hukham/2020
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) Tingkat Daerah
Provinsi Jawa Barat dalam rangka percepatan penanggulangan Coronavirus
Disease 19 ( Covid-19)
23. Pelaksanaan PSBB di Tingkat Provinsi Jawa Barat berakhir pada tanggal
29 Mei 2020.
24. Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/6937 –
Set.Disdik tanggal 29 Mei 2020 tentang Standar Operasional Prosedur ( SOP )
Kegiatan layanan Pendidikan SMA/SMK/SB selama Pandemi Covid-19 di Provinsi
Jawa Barat.
25. Peraturan Gubernur Jawa Barat No.29 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada SMA, SMK, dan SLB.
C. SASARAN
Sasaran Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Perserta Didik Baru
adalah peserta didik yang sudah dinyatakan lulus atau diterima pada sekolah
tersebut maka mereka berstatus sebagai Kelas X (sepuluh).
D. TUJUAN
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MLPS) peserta didik baru bertujuan :
1. Agar peserta didik baru mengenal kehidupan sekolah dan menyatu dengan
warga sekitar dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran.
2. Memberikan siswa kesan yang berpositif pada peserta didik baru dan hal
yang menyenangkan terhadap lingkungan sekolah SMA PGRI 2 Kota
Bekasi, mengharapkan mengawali kegiatan pendidikan dengan hal-hal
yang menggembirakan sambil mengenal dan mempelajari sesuatu yang
baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial
dengan cara- cara belajar yang baru.
3. Mampu berkomunikasi, kerjasama, merasa senang dan nyaman berada
disekolah.
4. Mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya.
5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap
saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan,
kedisiplinan, hidup bersih, dan sehat untuk mewujudkan siswa yang
memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
BAB II
ISI LAPORAN
A. TEMA KEGIATAN
"TAKE THE L-SAD” (Learning, Socializing, Attitude and Disicipline). Tujuannya
yaitu: membangunkan semangat solidaritas, menjalin keakraban dan juga mempelajari
tentang lingkungan sekolah baru yang ditempuh oleh siswa.
C. PESERTA
Peserta kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
adalah seluruh siswa Kelas X (sepuluh) pada Tahun Pelajaran
2023/2024
D. KEPANITIAAN
Kepanitiaan Masa Pengenalan Lingkukan Sekolah adalah guru, pengurus OSIS, dan
siswa :
Penanggung jawab : Andika Agung
KaMbing
(Kaka peMbimbing) : Fredy Saputra
Nasywa Azighah
Debora Bella
Nazwa Salsabilla
Desi Yanti
Luna Ayu Sabrina
Kagumi Yusufina
Putri Alika
Dini Aryani
MATERI KEGIATAN
Materi kegiatan dalam Pengenalan Lingkungan Sekolah ( PLS) sesuai dengan amanat Permendikbud No 18
Tahun 2016 tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa baru, yaitu sebagai berikut :
1. Pengenalan Visi Misi sekolah SMA PGRI 2,Pengenalan lingkungan sekolah, Pengenalan Dewan Guru,
dan Program sekolah.
2. Wawasan Wiyata Mandala, dapat diartikan sebagai pandangan atau sikap hidup yang mendalam terhadap
sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan sekolah yang harus dipahami secara mendalam
bukan saja lingkungan secara fisik, tetapi juga lingkungan sosialnya.
3. Belajar yang efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil guna, dan proses pembelajaran itu mampu
memberikan pemahaman, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu / kualitas yang lebih baik serta dapat
memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga hasil dari pembelajaran itu akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
4. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberateus of all dimensions of school life to foster optimal
character development ( usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah / madrasah untuk
membantu pembentukan karakter secara optimal. Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang
tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
5. Pengertian Tata Krama Berasal dari dua kata, yaitu Tata yang berarti aturan, norma. Dan Krama yang berarti
sopan santun. Jadi secara harfiah Tata Krama mempunyai arti suatu aturan yang menjadi kebiasaan yang
mengatur sikap sopan dan santun dan disepakati oleh lingkungan. Fungsi dari tata krama adalah dapat
menciptakan kondisi masyarakat tertib, damai, menyenangkan dan teratur karena setiap pribadi selalu menjaga
perilakunya dengan menjaga perilakunya selalu baik karena sesuai dengan norma / aturan yang sudah disepakati.
Sehingga selalu berperilaku menghormati dan menghargai orang lain. Bagi siswa tata krama / sopan santun
merupakan perwujudan budi pekerti yang luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai
orang dalam kedudukannya masing-masing, seperti orangtua, guru, pemuka agama dan masyarakat umum,
tulisan-tulisan dan hasil karya para bijak.
6. Pembinaan mental pendidikan, dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk
membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam
pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama
karena
nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan
dari luar, datangnya dari keyakinan beragama.
7. Pengenalan kurikulum 2013, merupakan kurikulum baru yang diterapkan oeh pemerintah untuk menggantikan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di
tahun ini, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas Sekolah Dasar (SD), (SMP), dan (SMA) kelas X dan XI.
Dan diharapkan pada kurikulum 2013, terutama di dalam menteri pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan ada di materi Bahasa Indonesia, Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), PPKN. Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi
Matematika tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah
berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
8. Wawasan Kebangsaan dan Ideologi Pancasila, sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran
diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
memberikan gambaran dan arah yang jelas bagi kelangsungan hidup bangsa, sekaligus perkembangan kehidupan
bangsa dan bernegara di masa depan. Pancasila sebagai landasan idiil, menjadi dasar bagi memantapkan
pemahaman konsepsi Wawasan Kebangsaan.
9. Pendidikan Kepramukaan, adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai – nilai kepramukaan.
10. Sekolah Ramah Anak, adalah Satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang mampu memberikan
pemenuhan dan hak perlindungan khusus bagi anak termasuk mekanisme pengaduan untuk penanganan
kasus
di satuan Pendidikan. Dalam materi ini disampaikan jenis – jenis tindakan kekerasan anak serta berbagai alernatif
tindakan penganannya di keluarga, sekolah maupun masyarakat.
SUSUNAN PELAKSANAAN MPLS
TAHUN PELAJARAN
2022/2023 SMA PGRI 2
KOTA BEKASI
7 09.30-09.45 Pembacaan surat Di dalam kelas Osis membacakan surat saran dan
aspirasi yang dibuat oleh peserta
Menyetujui: Menyetujui:
Wakasek kesiswaan Kepala sekolah