DINAS PENDIDIKAN
PETUNJUK TEKNIS
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Petunjuk Teknis Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun
pelajaran 2023/2024 jenjang SMK se Provinsi Sumatera Selatan dapat diselesaikan dengan
baik. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Bidang SMK telah menyusun petunjuk
teknis ini sehingga dapat tersusun dengan baik, dan bermanfaat bagi peserta didik baru.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan
petunjuk teknis ini.
Penyusunan petunjuk teknis sebagai informasi dan dasar bagi sekolah dalam
melaksanakan kegiatan masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta didik baru.
Petunjuk teknis ini berisi latar belakang, dasar hukum, tujuan, pelaksanaan MPLS, materi
pelaksanaan dan contoh formulir pelaksanaan MPLS tahun pelajaran 2023/2024 jenjang SMK
se Provinsi Sumatera Selatan.
Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran,
masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca dan pengguna
petunjuk teknis ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam petunjuk teknis ini, maka
akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan
sempurnanya petunjuk teknis ini.
Semoga kegiatan MPLS tahun pelajaran 2023/2024 jenjang SMK Provinsi Sumatera
Selatan dapat terwujud sesuai dengan harapan dan tujuan kita bersama, dengan motto : SMK
BISA - HEBAT
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Dasar Hukum 4
C. Tujuan 5
BAB V PENUTUP
REFERENSI 35
A. Latar Belakang
Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara
lain:
1. mengenali potensi diri peserta didik baru;
2. membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana
prasarana sekolah;
3. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik
baru;
4. mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;
5. menumbuhkan perilaku peserta didik yang berkarakter positif, antara lain:
kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman
dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa
yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
Dalam penerapan konsep “Reward”, agar lebih banyak penghargaan yang dirasakan
oleh peserta didik, diperlukan juga upaya pencegahan perilaku menyimpang bagi peserta
didik. Menurut Slavin (2000), beberapa cara untuk mencegah perilaku menyimpang di
sekolah, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas sekolah
• Sesuaikan pembelajaran dengan peserta didik (contoh mengakomodasi
berbagai motivasi peserta didik yang berbeda dan perkembangan peserta didik
yang berbeda)
• Berikan status tertentu bagi peserta didik yang kurang populer (peran khusus
sebagai asisten atau totur sebaya).
• Identifikasi dan remidi kekurangan secara awal.
b. Tindak lanjuti semua penyimpangan prilaku dan penyebabnya
• Identifikasi motivasi peserta didik yang melakukan prilaku menyimpang.
• Untuk perilaku menyimpang yang tidak disengaja, berilah penguatan cara
mengelola/menguasai diri (contoh keterampilan sosial, cara memecahkan
masalah).
• Jika terjadi perilaku menyimpang maka prilaku menyimpang itu harus dikoreksi
dengan cara sekecil mungkin intervensi. Tujuan utama adalah menangani
perilaku menyimpang seefektif mungkin untuk menghindari gangguan
sehingga pembelajaran dapat berlangsung lancar.
B. Pendidikan Keluarga
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya “abdi” yakni
“hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan
antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan
keluarga. Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama telah dicetuskan oleh Ki
Hajar Dewantara sejak tahun 1935, sebagai bagian dari Tri Sentra Pendidikan, yaitu:
alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (Ki Hajar Dewantara,
1997).
JUKNIS MPLS SMK 2023 8| P a g e
Intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian
perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun) (world bank, 2013).
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak.
Pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran
serta sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan
budaya berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam
membangun tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Herlen, et.all
(2001) menyatakan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh
meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan
sekolah termasuk MPLS, antara lain:
• Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan;
• Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak;
• Sikap dan perilaku anak lebih positif;
• Meningkatkan kebiasaan belajar anak;
• Meningkatkan prestasi akademik anak;
• Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan;
• Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak;
• Orang tua merasa turut berhasil;
• Meningkatkan kepercayaan diri orang tua;
• Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan;
• Meningkatkan moral guru;
• Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik;
• Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan.
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikasi dua
arah, Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan
masyarakat.Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan
dengan wali kelas, mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas
inspirasi, membantu proses belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas
kelas pada akhir tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran
dan pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk
dukungan orang tua tersebut, antara lain:
• Beribadah Bersama sesuai agamanya;
• Sarapan Bersama sebelum beraktivitas;
• Berpamitan sebelum berpergian;
• Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars sekolah,
visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;
• Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan memegang
prinsip persamaan hak seluruh siswa;
• Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.
Kegiatan Pilihan
• Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas toilet, dan
tata cara berpakaian/sepatu;
STRATEGI PELAKSANAAN
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang teknis pelaksanaan masa pengenalan
lingkungan sekolah. Kegiatan MPLS dilakukan selama 3 (tiga) hari yang terdiri dari Pra MPLS,
MPLS dan kegiatan inagurasi. Dimulai secara serentak tanggal 10 s.d. 12 Juli 2023.
1. Pra MPLS
Setelah penerimaan peserta didik baru, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Pra MPLS
yang terdiri dari kegiatan wawancara dan sosialisasi peraturan MPLS.
Tahap pertama, sebelum kegiatan wawancara peserta didik baru telah terbagi ke
dalam kelompok-kelompok dan dibuatkan grup Watshapp. Di dalam grup ini akan berisi
panitia pendamping. Kegiatan wawancara dapat dilakukan d i grup ini. Wawancara
dilakukan untuk mengenal karakteristik dan kondisi dari peserta didik baru sehingga dapat
digunakan sebagai pemetaan dalam menentukan mekanisme kegiatan MPLS bahkan
kegiatan pembelajaran. Selain itu, hal-hal yang dapat digali dari kegiatan wawancara, antara
lain: biodata peserta didik, pertanyaan awal seputar sekolah yang dituju, bakat dan minat,
serta harapan yang diinginkan ke depan untuk sekolah masing-masing. Kegiatan awal inilah
yang ditujukan untuk menggali potensi diri dari peserta didik baru.
Tahap kedua adalah mensosialisasikan peraturan selama pelaksanaan MPLS.
Sosialisasi peraturan MPLS dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami dan
mengikuti serta mempersiapkan diri dalam menghadapi tugas-tugas yang akan diberikan.
Sosialisasi ini dapat juga diisi dengan penyampaian rencana kegiatan MPLS dari awal
hingga evaluasi kegiatan.
2. Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS dimulai dengan kegiatan opening atau pembukaan. Kegiatan ini
dapat dilakukan oleh masing-masing sekolah atau adanya Kerjasama antara sekolah-
sekolah di Sumatera Selatan dengan Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan
pembukaan MPLS peserta didik baru SMK se-Sumatera Selatan secara serentak. Setelah
acara pembukaan, setiap sekolah dapat memulai kegiatan MPLS.
Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik
baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek
keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.
Absensi kehadiran peserta didik Daftar absen manual yang dapat diisi di sekolah dan
baru penjadwalan tertentu
Pengenalan visi, misi, program, Panitia menyediakan print out denah sekolah, stake
lingkungan sekolah, tata tertib, holder sekolah, tata tertib, visi-misi kemudian diberikan
pengenalan stakeholders sekolah kepada peserta didik di sekolah.
Pengenalan Ekstrakurikuler Panitia menyediakan print out foto-foto masing-masing
kegiatan ekstrakurikuler
Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLS
Hari Kedua adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi untuk
semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan.
Pengenalan prestasi sekolah, guru, dan Panitia membuat daftar prestasi baik sekolah,
peserta didik guru, dan peserta didik
Pemberian materi-materi yang penting Pembuatan soft file materi berupa slide
dengan mendatangkan narasumber. presentasi kemudian di print out dan diberikan
Materi-materi tersebut, antara lain: ke peserta didik.
• Wawasan wiyata mandala
• Pramuka
• Kesadaran berbangsa dan Peserta didik dapat menonton tayangan televisi,
bernegara atau mendengar siaran radio terkait topik
• Cara belajar yang efektif tersebut dan membuat resumenya. Kemudian,
• Pendidikan karakter dikumpulkan ke panitia di sekolah.
• Tata krama
• Anti narkoba
• Anti Bullying
• Antiradikalisme di sekolah
• Adiwiyata
• Toleransi beragama
Pemberian “reward” the best of the day Panitia dapat memberikan reward kepada
peserta didik yang terbaik setiap harinya dalam
menyelesaikan tugas-tugas atau kegiatan MPLS
dengan memberikan hadiah berupa buku, alat
tulis dan lain-lain
Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLS
Mengisi jurnal kegiatan “perbuatan Jurnal yang diprint oleh panitia kemudian setiap
baik” sepanjang hari (spiritual, bakat harinya peserta didik mengisi jurnal tersebut setiap kali
minat, tata krama dan sopan santun) mereka melakukan kebaikan, seperti: membantu orang
tua, sholat berjamaah, membantu tetangga, menjenguk
orang sakit, dan lain-lain
Memberikan tugas-tugas individu Kegiatan dapat dilakukan menggunakan kertas atau
seperti membuat rangkuman materi, buku catatan kemudian dikumpulkan ke sekolah
membuat poster praktik baik di
rumah, membuat protofolio tugas,
membuat video atau vlog dan lain-
lainnya sesuai tugas dari panitia
MPLS masing-masing sekolah
Tugas (kelompok) berupa diskusi Panitia dapat memberikan alternatif kegiatan serupa
memecahkan masalah global seperti namun kolaborasi dilakukan antar peserta didik dengan
Bullying, membuat inagurasi keluarganya misalnya orang tua atau kerabatnya.
pertunjukan pentas pleton secara
virtual
Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS
Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan.
Penilaian ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil
untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan
penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatan-
kegiatan MPLS. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan MPLS, seperti:
kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan pengembangan
bakat minat.
A. Kegiatan Spiritual
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik.
Indikator kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
`1. Terhadap Tuhan
a. Beribadah tepat waktu;
b. Membaca Kitab Suci;
c. Mengikuti dan atau ceramah keagamaan;
d. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik.
2. Terhadap orang tua
a. Menghormati, menghargai;
b. Membantu pekerjaan orang tua;
c. Bersikap lembut;
d. Tidak mendahului berbicara;
e. Bicara dengan nada lembut;
f. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang duduk;
g. Meminta maaf.
3. Terhadap Guru
a. Mendahului memberi salam;
b. Tidak banyak bicara di depan guru;
c. Tersenyum ketika bicara sama guru;
d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan;
e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah;
f. Mendengarkan yang disampaikan guru;
g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham.
Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama Islam)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-masing
peserta didik. Panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan ceramah
keagamaan.
Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Mendahului memberi salam
2 Tidak banyak bicara di depan
guru Beri tanda centang
3 Tersenyum ketika berbicara (√) pada kolom yang
sama guru sesuai
4 Tidak menanyakan suatu
masalah di tengah perjalanan
5 Tidak banyak bertanya ketika
guru sedang lelah
6 Mendengarkan yang
disampaikan guru
7 Mengangkat tangan (terlebih
dahulu) untuk bertanya jika
belum faham
KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Berkata baik atau diam Beri tanda centang (√)
2 Bicara yang penting-penting pada kolom yang
saja sesuai
3 Tidak membiacarakan
setiap yang didengar
4 Tidak bicara hal-hal kotor
5 Tidak memancing
perdebatan, walau kita
benar
6 Tidak berdusta untuk
membuat orang tertawa
KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Menutup aurat Beri tanda centang
2 Pantas sesuai kapasitasnya (v) pada kolom yang
sebagai pelajar sesuai
3 Bersih, rapi
4 Warna, corak disesuaikan
dengan seragam sekolah
setempat
5 Tidak bermake up
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta
didik melalui penilaian diri dan orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan pekerjaan
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan
kepada siapapun
2 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan
kepada siapapun
3 Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan
kepada siapapun
4 Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
dan kepada siapapun
3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
2 Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
3 Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
4 Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko
dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang,
pandangan, dan keyakinan.
5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong
secara ikhlas
Sangat Baik 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi,
(SB) dan rela berkorban.
Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong,
rela berbagi, dan rela berkorban.
Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela
berkorban.
2 Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela
berkorban.
3 Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela
berkorban.
4 Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi,
dan rela berkorban.
6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah laku
Sangat Baik 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
(SB) santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap
3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
skor
Aspek Pengamatan
No 1 2 3 4
1 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum,
sapa) bila bertemu dengan orang lain
2 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum,
sapa) bila bertemu dengan orang lain
3 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum,
sapa) bila bertemu dengan orang lain
4 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
7. Sikap percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuandiri sendiri untuk
melakukan tindakan atau kegiatan
Komponen Penilaian Percaya Diri meliputi :
a. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu
b. Mampu membuat keputusan dengan cepat
c. Tidak mudah putus asa
d. Tidak canggung dalam bertindak
e. Berani presentasi didepan kelas
f. Berani berpendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang
menyerah.
2 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang
menyerah.
3 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang
menyerah.
4 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan,
mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau
pantang menyerah.
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
SMK Negeri 1 Palembang yang beralamat di Letnan Jaimas No. 100 Kel. 20 Ilir Kec.
Ilir Timur 1 Kota Palembang telah ada sejak tahun 1952 yang merupakan bangunan SD Nan
Hwa (Sekolah etnis Tiong Hoa). Pada tahun 1959 sekolah tersebut di ambil alih oleh Him
punan Pelajar Ilmu Ekonomi Sumsel dan Ranting Pelajar Islam Sumsel yang di ketuai
oleh R. Ali Ermas (Tokoh dibalik Sejarah SMEA Sumsel) sehingga Sekolah Menengah
Ekonomi Atas (SMEA) menjadi yang pertama di Kota Palembang. Dengan besarnya animo
masyarakat untuk bersekolah di SMEA pada saat itu makan jam sekolah dibagi pagi dan
sore, namun itupun tidak bertahan lama karena jumlah siswa yang sangat banyak pada saat
itu. Ada beberapa sekolah yang menggunakan gedung tersebut diantaranya SMEA Negeri 1,
SMEA Negeri 2, SMA Neger 4, KPAA dan KKP.
Sesuai dengan SK Menteri Pendidikan No.71111/76/80 tertanggal 09 Desember 1980
SMEA Negeri 1 Palembang resmi menempati bangunan dan memiliki sepenuhnya tanah dan
bangunan. Pada tahun 1997 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.036/O/1997 Tentang Perubahan Nomenklatur SMKTA Menjadi SMK serta
Organisasi dan Tata Kerja SMK, maka sejak itu SMEA Negeri 1 Palembang beruhah nama
menjadi SMK Negeri 1 Palembang. Hingga saat ini SMK Negeri 1 Palembang terus maju dan
berkembang pesat serta menghasilkan lulusan yang terbaik di bidangnya.
MISI
SMKN 1 Palembang
Misi SMKN 1 Palembang adalah:
1. Mengoptimalkan Sistem Belajar Dan Budaya Kerja;
2. Mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Yang Mandiri dan Kreatif;
3. Menanamkan Keimanan Dan Ketakwaan Melalui Pengamalan Ajaran Agama;
4. Menciptakan Sekolah Sebagai ” Agent Of Change” (Agen Perubahan);
5. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran dan Kerjaasama Dengan Dunia Usaha Dan Dunia
Industri.
o = C, 4/4
Maestoso, Tempo = 70
Composed by : Lala Gozali
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tgl. pelaksanaan :
Item Pertanyaan
Bidang SMK Disdik Prov. Sumsel, 2023. Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
SMK Negeri Se Sumatera Selatan Tahun Pelajaran 2023/2024