Anda di halaman 1dari 45

BUKU PEDOMAN

PELAKSANAAN MPLS
SMKS DHARMA SISWA KRAKSAAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pembuatan Buku
Pedoman Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun pelajaran 2021/2022
SMKS Dharma Siswa Kraksaan
Ditengah pandemi Covid-19 ini bisa diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Buku pedoman ini bertujuan sebagai informasi dan pedoman teknis bagi sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru dalam massa pandemi
Covid-19. Kami sadari sepenuhnya bahwa buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
berharap kepada siapapun yang terlibat dalam keagiatan MPLS berkenan memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan buku panduan ini, yang akan digunakan untuk perbaikan pada tahun yang akan
datang.
Semoga kegiatan MPLS tahun pelajaran 2021/2022 SMKS Dharma Siswa Krraksaan dapat
terwujud sesuai dengan harapan dan tujuan kita bersama, dengan motto : Dharsis GO Prodesional

Kraksaan, 05 Juli 2021


Kepala SMKS Dharma Siswa Kraksaan

Surahman, M.PdI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi


Peserta Didik baru menyatakan bahwa pengenalan lingkungan sekolah dimaksudkan untuk
mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan Permendikbud
No. 18 Tahun 2016, penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia telah mengalami
banyak perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, pelaksanaan pembelajaran termasuk
penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini dikenal dengan nama Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi
peserta didik wajib dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan
sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan aman .
Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016, bahwa penyelenggaraan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah wajib melakukan kegiatan yang
bermanfaat, mendidik, kreatif dan menyenangkan. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) merupakan kegiatan pertama masuk sekolah yang dilakukan oleh peserta didik baru
untuk pengenalan kompetensi keahlian , sarana dan prasarana sekolah, cara belajar yang
efektif, konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal budaya sekolah. Artinya, peserta didik
baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah barunya tetapi juga pengenalan sekolah
yang bersifat non fisik.Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilarang
mengarah pada perploncoan . Tema Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun
Pelajaran 2021/2022 adalah “ Belajar Untuk Masa Depanku, Belajar tanpa Batas Ruang dan
waktu” , ini sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia tengah mengalami
Pandemi Covid-19.
Kondisi Pandemi seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS
secara tatap muka secara keseluruhan jumlah Calon Peserta Didik baru, akan tetapi MPLS
akan dilaksanakan secara tatap muka terbatas dan terjadwal dengan penerapan protocol
kesehatan secara ketat. Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma
pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran dari
pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Konsep PJJ ini juga akan diadopsi
dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan
MPLS secara daring ini akan menyajikan konsep-konsep penting, seperti: mengutamakan
penghargaan bukan hukuman, pendidikan keluarga, pengenalan lingkungan sekolah dari
rumah, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan berbagai kegiatan edukatif lainnya.
Kegiatan MPLS akan dilaksanakan kombinasi tatap muka di sekolah terbatas waktu (1 hari
hanya dilaksanakan 2 romobongan belajar, dalam 1 rombel dibagi 2 kelompok kecil dan
waktu tatap muka dibatasi maksimal 2 jam) dan dari rumah menggunakan metode blended
learning (kombinasi luring dan daring) dengan memanfaatkan beragam aplikasi, seperti:
aplikasi meeting, Learning Management System (LMS), dan media sosial. Penggunaan
beragam aplikasi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi semua peserta didik.
Dengan demikian, perlu kiranya dibuat panduan penyelenggaraan MPLS di
lingkungan SMKS Dharma Siswa Kraksaan sehingga pelaksanaan MPLS sesuai dengan
tujuan nasional.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan
pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah

C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:
1. Mengenali potensi diri peserta didik baru;
2. Membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara
lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik baru;
4. Mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;
5. Menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan
sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat
gotong royong.
BAB II
KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)

A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman


Selama ini, masa pengenalan lingkungan sekolah selalui identik dengan kata
hukuman apabila peserta didik tidak dapat melakukan tugas tertentu. Seperti kebanyakan
orang, peserta didik juga mengharapkan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil yang
dicapainya. Penghargaan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan
menumbuhkan motivasi eksternal untuk lebih mengembangkan diri dan belajar dari
kesalahan. Penghargaan/pujian diberikan kepada peserta didik manakala prestasinya baik
maupun kurang baik kinerjanya. Hal ini disebabkan oleh penghargaan/pujian akan
memberikan motivasi untuk selalu mengulangi perbuatan tersebut secara kontinyu.
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan
tingkah laku peserta didik.
Konsep “Penghargaan bukan hukuman” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana
selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kedapa penghargaan atas segala capaian yang
dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang dikukan
dengan pemberian hukuman tertentu. Konsep ini mengajak dan membelajarkan peserta didik
untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada kebaikan. Dampaknya, peserta didik akan
bersemangat untuk berkompetisi dalam kebaikan. Artinya, jika selama pelaksanaan MPLS
terdapat peserta yang melakukan hal-hal tertentu yang dianggap salah atau melanggar
peraturan pemberian hukuman tetap dilakukan dengan memberikan “hukuman” berbasis
kegiatan-kegiatan yang positif dan mengutamakan dialoq, diskusi, konstruktif, humanis
dengan mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi peserta didik. Selanjutnya,
memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan selama melakasanakan
hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri peserta didik.
Hukuman diartikan sebagai sanksi. Hukuman biasanya dilakukan ketika apa yang
menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Jika penghargaan merupakan bentuk
reinforcement yang positif; maka hukuman sebagai bentuk reinforcement yang negatif,
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi bagi peserta didik.
Akan tetapi, selama ini kita cenderung terfokuspada kesalahan-kesalahan peserta didik
sehingga hukuman lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pemberian penghargaan.
Jika pemberian hukuman dilakukan terus menerus tanpa diimbangi dnegan penghargaan
maka akan muncul beberapa hal, seperti: hukuman dapat menimbulkan efek emosional yang
tidak diharapkan, hukuman hanya dapat memberi tahu apa yang tidak boleh dilakukan,
bukan yang harus dilakukan, dan hukuman seolah-olah membenarkan tindakan menyakiti
orang lain.
B. Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak.
pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran serta
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan budaya
berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam membangun
tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya “abdi” yakni
“hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan antara
ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan keluarga.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan
sekolah termasuk MPLS, antara lain:
● Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan
● Orang tua merasa turut berhasil
● Meningkatkan kepercayaan diri orang tua
● Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan
● Meningkatkan moral guru
● Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik
● Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan
● Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak
● Sikap dan perilaku anak lebih positif
● Meningkatkan kebiasaan belajar anak
● Meningkatkan prestasi akademik anak
● Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan
● Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak

Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat digambarkan seperti bagan di
bawah ini.
Gambar 2.1 Model Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat
Secara operasional model ini dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan
sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar
kebutuhan anak sehingga orang tua dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Bentuk penyederhanaan dari model
kemitraan keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Model Sederhana Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat


Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah,
Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan
masyarakat. Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan
dengan wali kelas, mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas
inspirasi, membantu proses belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas
kelas pada akhir tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan
pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan
orang tua tersebut, antara lain:
● Beribadah Bersama sesuai agamanya
● Sarapan Bersama sebelum beraktivitas
● Berpamitan sebelum berpergian
● Menyambut anak saat pulang sekolah
● Memberitahu saat anak terlambat pulang
● Menjadi pendengar yang baik bagi anak
● Mendukung anak untuk belajar
● Memberikan rasa aman dan nyaman
● Menjalin komunikasi dengan sekolah
● Membiasakan hidup bersih dan sehat
● Melakukan kegiatan Bersama keluarga
● Mendukung minat dan potensi
● Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah


Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik untuk
mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah. Berikut ini
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.
1. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik Baru
Kegiatan Wajib
​ Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali;
​ Kegiatan pengenalan peserta didik.
Kegiatan Pilihan:
​ Diskusi konseling;
​ Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah;
​ Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.
2. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain:
kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana-prasarana sekolah.
Kegiatan Wajib
​ Kegiatan pengenalan warga sekolah;
​ Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars sekolah, visi-misi,
program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;
​ Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan memegang prinsip
persamaan hak seluruh siswa;
​ Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.
Kegiatan Pilihan

▪ Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas toilet, dan tata cara

berpakaian/sepatu;
​ Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap
fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolahserta kegunaannya (dilakukan
secara daring dengan video/sketsa denah, dan lain-lain)
​ Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;
​ Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana
prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum;
​ Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;
​ Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;
​ Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi yang diatur
dalam peraturan perundangundangan terkait.
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru
Kegiatan Wajib
​ Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar
peserta didik;
​ Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah pada sekolah
tersebut baik yang bersifat akademis maupun nonakademis.
​ Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara menyapa/berbicara menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kegiatan Pilihan:
​ Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum learning (speed
reading, easy writing, mind mapping, super memory system);
​ Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman;
​ Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis lingkungan)
4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
Kegiatan Wajib:
​ Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;
​ Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru dan tenaga
kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan saling menghargai, serta sportif.
Kegiatan Pilihan:
​ Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian, dan olahraga
(secara daring)
​ Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga sekolah antara lain
dengan permainan atau diskusi kelompok (memanfaatkan media daring)
5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai,
menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk
mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong
royong pada diri peserta didik. Kegiatan Wajib:
​ Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;
​ Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah;
​ Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai
positif.
Kegiatan Pilihan:
​ Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi, cinta lingkungan hidup,
dan cinta tanah air;
​ Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan, antara lain pengenalan
suku dan agama, penggunaan pakaian adat di sekolah;
​ Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara membuang sampah
sesuai dengan jenis sampah.

D. Pencegahan Covid-19
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat dalam
kegiatan MPLS 2021. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru tentang
pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus corona adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona (Latin : crown)
berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang mengelilingi permukaan
virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus ke sel pernapasan.

Gambar 2.3 Struktur Virus Corona


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 pada
manusia pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada pertengahan
Desember 2019. Nama SARS-CoV-2 ini ditetapkan oleh Komite Internasional tentang
Taksonomi Virus (ICTV) pada 11 Februari 2021 sebagai nama virus corona baru yang
menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 juga dikenal sebagai coronavirus Wuhan
atau virus pneumonia pasar makanan laut Wuhan (Wuhan seafood market pneumonia virus)
dan disebut juga novel coronavirus.
Infeksi SARS-CoV-2 terjadi di jaringan dan saluran paru-paru yang menyebabkan
peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan hingga membuat pernapasan menjadi lebih
sulit, lalu berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis. Gejala COVID-19 dapat muncul
.
dalam satu atau dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus Gejala COVID-19

0
berupa demam ≥ 38 C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada,

dan sesak saat bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.
Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa orang
hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan
meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah kasus
infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi
positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam merespon
infeksi COVID-19 tersebut.
COVID-19 dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui
percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita,
menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur
penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik
dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari satu
hari atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada
pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri, perlakuan mandi
dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air putih.
Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang
diberikan pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik,
terapi cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri, dapat
diberikan antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19, karena
antibiotik bekerja pada bakteri.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun
penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang terbuka,
mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti
sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas
2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih
3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci
4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita
5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter, terutama
dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam
6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang tisu
dan mencuci tangan hingga bersih
7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan
8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit
9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona
10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang
11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah kecuali
untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu, mencegah orang lain
menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan orang lain, memakai masker
dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan pemantauan
kondisi kesehatan secara mandiri
Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan
virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Bahkan, sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand
sanitizer, karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit.
Virus corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak
pada bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk
melarutkan lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Kombinasi Tatap Muka Terbatas
(luring) dan Dalam Jaringan (Daring/ on line)
Dalam persiapan pembelajaran/pengenalan lingkungan sekolah akan dilaksanakan
secara tatap muka terbatas dan dalam jaringan (on line) akan dipersiapkan beberapa hal,
seperti: sarana dan prasarana, platform atau moda pembelajaran, infrastruktur dan sumber
daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan
daring adalah pemahaman dan pemilihan platform pembelajaran agar proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Pemilihan platform juga harus memperhatikan
setting belajar dan aktivitas pembelajaran.
Masa Pengenalan sekolah akan dilakukan secara kombinasi tatap muka terbatas
(luring) dan daring/ online. Dalam jadwal tatap muka, calon peserta didik akan dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Satu kelompok kecil terdiri dari 18 peserta didik dan akan
didampingi oleh guru pendamping dan anggota OSISI. Sementara yang tidak terjadwal pada
tatap muka maka akan melaksanakan kegiatan MPLS secara daring. Calon peserta didik bisa
mengakses materi MPLS di website SMKS Dharma Siswa Kraksaan. Dalam kegiatan daring
akan dipandu oleh guru pendamping.

F. Konsep MPLS

MPLS 2021 mengambil tema “Belajar Untuk Masa Depanku, Belajar Tanpa Batas
Ruang dan waktu”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dilakukan
tatap muka terbatas di sekolah dan dari rumah masing-masing dan dievaluasi secara blended
(kombinasi luring dan daring) oleh panitia. Setelah dievaluasi hasil kegiatan MPLS, maka
dilakukan pengarahan untuk pembelajaran sekolah .
Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara daring dan
kegiatan mandiri di rumah masing-masing dengan fokus pada praktek perbuatan baik di
rumah masing-masing. Kegiatan MPLS ini ada yang bersifat langsung atau live dan ada juga
yang bersifat record courses, ataupun gabungan dari keduanya. Jenis kegiatannya bisa
berupa wawancara, belajar secara langsung, penugasan, praktek kebaikan, evaluasi diri,
evaluasi orang tua, diskusi antar teman, diskusi peserta dengan pembina, diskusi antara
peserta dengan orang tua dan diskusi antar angkatan serta peserta belajar untuk berani
membuat sebuah keputusan.
Komponen evaluasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain:
kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong, percaya
diri, kepedulian dan toleransi. Peserta akan berkompetisi melakukan perbuatan baik di
rumah masing masing yang setiap saat akan di rekam dan di kalkulasi oleh panitia dan
selanjutnya peserta melakukan evaluasi diri beserta orang tuanya. Pada kegiatan MPLS ini,
sekolah dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perbuatan baik peserta
didik. Jika nilai kebaikan peserta MPLS dibawah KKM maka akan ada kegiatan perbaikan.
Setelah melaksanakan pelaksanaan kegiatan MPLS secara daring/luring/kombinasi
keduanya, setiap panitia berkewajiban untuk menilai hasil capaian dan tugas peserta didik.
Untuk teknik penilaian dalam asesment terstruktur harus sesuai dengan jenis kegiatan, yang
terdiri dari: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, atau angket. Instrumen
penilaian yang digunakan harus mampu mengukur kemampuan peserta didik saat kegiatan
daring dalam berbuat kebaikan dari rumah, seperti: penilaian proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran dilakukan terhadap portofolio yang menggambarkan unjuk kerja peserta
didik, dan penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi selama kegiatan
MPLS daring. Setelah dilakukan penilaian, panitia berkewajiban untuk memberikan feed
back atau balikan dan menyampaikan hasil belajar ke peserta didik.
Tabel 2.4 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring
Skenario Rekomendasi

Skenario 1 ● Panitia dapat menyiapkan


Peserta didik tidak bahan/materi MPLS dalam
memiliki gawai dan akses bentuk print out/hard copy
internet kemudian diberikan kepada
orang tua melalui jasa kurir
atau orang tua mengambil ke
sekolah dengan menerapkan
protokol kesehatan. Hasil
pekerjaan peserta didik dapat
dikumpulkan ke sekolah
dengan batas waktu yang telah
ditentukan.
Skenario 2 Panitia menyiapkan
Peserta didik memiliki bahan/materi kedalam bentuk
akses internet terbatas atau soft file (PDF) kemudian
sinyal yang kurang materi tersebut diberikan
mendukung melalui WA atau
kemungkinan lain orang tua
ke sekolah untuk mengambil
bahan/materi soft file
kegiatan MPLS.
Skenario 3 Gunakan salah satu aplikasi
Panitia ingin merekam berikut:
suara atau audio visual a. Voice recorder di
untuk kegiatan MPLS agar smartphone atau perekam
dapat diakses oleh peserta audio digital lainnya.
didik b. Microsoft powerpoint
kemudian gunakan fastone
capture (audio visual)
c. Zoom atau webex
meeting (audio visual)
Skenario 4 Unggah konten digital melalui
Panitia sudah merekam Google form
materi pembelajaran atau atau unggah ke WAG
sudah memiliki konten (Whatshapp grup).
digital namun belum
terbiasa menggunakan
LMS (panitia dan peserta
didik)
Skenario 5 Kemas konten digital atau
Panitia dan peserta didik materi dalam bentuk modul
sudah terbiasa online dan video kemudian
menggunakan LMS unggah ke LMS.
(LMS) yang dibuat
misalnya google classroom
per pleton (kelompok
MPLS).
Skenario 6 Gunakan salah satu aplikasi
Panitia ingin melakukan berikut:
diskusi secara online untuk a. Wa grup
kegiatan MPLS dan bahan b. Telegram
penilaian sikap c. Line
d. Discord forum
e. Diskusi online pada LMS
Skenario 7 Gunakan salah satu aplikasi
Panitia ingin melakukan berikut.
kegiatan MPLS dengan a. Google meet
live (sinkronous) b. Zoom meeting
c. Jitsi
d. Youtube Live Streaming
e. Cisco Webex

f.
Skenario 8 Gunakan salah satu aplikasi
Panitia ingin melihat berikut:
perkembangan peserta a. Gunakan google form
didik, memberikan umpan b. Gunakan fitur
balik dan evaluasi kegiatan Classwork- Assiggnment pada
Googel Classroom.
Skenario 9 Gunakan aplikasi berikut:
Panitia ingin memberikan a. Berikan materi di Youtube
materi berbasis kegiatan b. Membuat video untuk
dan melihat peserta didik presentasi materi durasi
presentasi singkat kemudian diunggah
misalnya di IG TV dan tag
panitia MPLS.

Sembilan skenario tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan


kondisi, kebutuhan dan kemampuan sekolah masing-masing. Skenario tersebut diharapkan
dapat memfasilitasi kegiatan MPLS baik secara luring, daring atau kombinasi keduanya
dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan Covid-19.
BAB III
SRATEGI PELAKSANAAN
Pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19 akan
ddilakukan selama tiga hari yaitu tanggal 12 Juli sampai 14 Juli 2021

Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS dimulai dengan kegiatan pembukaan secara daring dan atau tatap
muka terbatas. Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta
didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek
keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.

Alternatif Alternatif Media/Moda yang digunakan


Kegiatan Luring Daring
Absensi kehadiran Daftar absen manual Absensi melalui google form
peserta didik baru yang dapat diisi di atau via whatsapp
sekolah dengan protokol grup/menggunakan aplikasi
Covid-19 dan share live location
penjadwalan tertentu
Pengenalan visi, Panitia menyediakan Pengenalan awal dapat
misi, program, print out denah sekolah, menggunakan live conferences
lingkungan stake holder sekolah, tata dimana melibatkan peserta
sekolah, tata tertib, visi-misi didik, sekolah dan orang tua.
tertib, pengenalan kemudian diberikan Pengenalan dapat menggunakan
stakeholders kepada peserta didik video yang selanjutnya
sekolah melalui kurir atau diunggah ke kanal youtube
difasilitasi di sekolah. sekolah sehingga dapat ditonton
da dipelajari peserta didik
kapan saja (saat kuota internet
terpenuhi) dan dimana saja.
Video yang dibuat berupa video
atau vlog eksplorasi lingkungan
sekolah, fasilitas sekolah, tata
tertib, cara berpakaian dan lain-
lain dapat diunggah di google
drive
Pengenalan Panitian menyediakan Membuat file PDF
Ekstrakurikuler print out foto-foto ekstrakurikuler beserta nama
masing-masing kegiatan dan gambar/foto kegiatan
ekstrakurikuler Membuat video demo
ekstrakurikuler yang
melibatkan osis atau ketua
ekstrakurikuler kemudian
diunggah di kanal Youtube
sekolah.

Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLS


selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi
untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Pengenalan prestasi sekolah, Panitia membuat Menampilkan video,
guru, dan peserta didik daftar prestasi baik atau portofolio
sekolah, guru, dan penghargaan yang
peserta didik pernah dirasih oleh guru
dan peserta didik
Pemberian materi-materi ● Pembuatan ● Pemberian materi dapat
yang penting dengan soft file materi menggunakan Teknik
mendatangkan narasumber. berupa slide sinkronus atau live
Materi-materi tersebut, presentasi kemudian dengan menggunakan
antara lain: di prin out dan aplikasi meeting seperti
Wawasan wiyata mandala diberikan ke peserta zoom, webex, google
Pramuka didik. meet dan lain-lain
Kesadaran berbangsa dan ● Peserta didik sehingga terjadi
bernegara dapat menonton interaksi dua arah antara
Cara belajar yang efektif tayangan televisi, peserta MPLS dengan
Pendidikan karakter atau mendengar narasumber. Pada tahap
Tata krama siaran radio terkait inilah proses diskusi
Anti narkoba topik tersebut dan dapat dilakukan secara
Anti Bulying membuat resumenya. virtual.
Antivradikalisme di sekolah. Kemudian, ● Setiap akhir sesi, peserta
Adiwiyata dikumpulkan ke didik diminta membuat
Covid-19 panitia di sekolah. resume kemudian
Toleransi beragama dikumpulkan melalui
WhatsApp grup atau
diunggah di media sosial
dalam bentuk poster
digital sehingga
mengedukasi generasi
muda sekaligus
masyarakat.
Pemberian “reward” the best Panitia dapat ● Pemberian reward dapat
of the day memberikan reward berupa kuota internet
kepada peserta didik ● Panitia membuat profile
yang terbaik setiap peserta didik kemudian
harinya dalam diunggah di akun media
menyelesaikan sosial panitia MPLS
tugas- tugas atau sekolah.
kegiatan MPLS
dengan memberikan
hadiah berupa buku,
alat tulis dan
lain-lain
Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLS
Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang diberikan berupa
tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap individu serta
melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif kegiatan dalam
tahapan ini.

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan


Luring Daring
Mengisi jurnal kegiatan Jurnal yang diprint oleh Jurnal dapat berupa
“perbuatan baik” panitia google
sepanjang hari (spiritual, kemudian setiap harinya form yang diisi setiap
bakat minat, tata kram peserta didik mengisi harinya oleh peserta
dan sopan santun) jurnal tersebut setiap kali didik kemudian
mereka melakukan panitia merekap
kebaikan, seperti: kegiatan kebaikan
membantu orang tua, yang dilakukan oleh
sholat berjamaan, pserta didik.
membantu tetangga,
menjenguk orang sakit,
dan lain-lain
Memberikan tugas-tugas Kegiatan dapat dilakukan Tugas dapat
individu seperti membuat menggunakan kertas atau dikumpulkan
rangkuman materi, buku catatan kemudian pada kantong tugas
membuat poster praktik dikumpulkan ke sekolah atau Learning
baik di rumah, membuat management system
protofolio tugas, yang telah dibuat
membuat video atau vlog misalnya google
dan lain-lainnya sesuai classroom pleton 1.
tugas dari panitia MPLS
masing-masing
sekolah
Tugas pleton (kelompok) Panitia dapat memberikan Membuat video
berupa diskusi alternatif kegiatan serupa inagurasi
memecahkan masalah namun kolaborasi Bersama melalui
global seperti Covid- 19, dilakukan antar peserta aplikasi daring
membuat inagurasi didik dengan keluarganya seperti Tiktok,
pertunjukan pentas pleton misalnya orang tua atau melakukan diskusi
secara virtual kerabatnya. Bersama di grup
untuk menentukan
kegiata berkelompok
yang dapat dilakukan
secara virtual
Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS

Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas


berbuat kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Bagi peserta didik yang belum
memenuhi kriteria kelulusan MPLS, sekolah akan berkoordinasi dengan orang tua dan
menetapkan mekanisme pelaksanaan MPLS ulang (remedial). Tahap terakhir adalah
kegiatan evaluasi kegiatan baik dari peserta didik maupun orang tua untuk bahan
pertimbangan regulasi atau kebijakan MPLS yang lebih baik.
Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS dari rumah. Orang tua
menjadi fasilitator, pembimbing, pengontrol, pendamping sekaligus pengawas setiap
aktivitas peserta didik. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk
keberhasilan MPLS baik secara luring atau daring. Orang tua juga menjadi orang pertama
yang memastikan kondisi kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan MPLS
dengan baik. Dengan demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan dan
penghargaan.
BAB IV
INSTRUMEN EVALUASI

Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan.
Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil
untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan
penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatan-
kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan
MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan
pengemabangan bakat minat.

A. Kegiatan Spiritual
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik.
Kegiatan ini dapat diisi oleh peserta didik dengan jujur dan dipantau oleh orang tua.
Indikator kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
A. Terhadap Tuhan
a. Beribadah tepat waktu
b. Membaca Kitab Suci
c. Mengikuti dan atau ceramah keagamaan
d. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik
B. Terhadap orang tua
a. Menghormati, menghargai
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Bersikap lembut
d. Tidak mendahului berbicara
e. Bicara dengan nada lembut
f. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang duduk
g. Meminta maaf
C. Terhadap Guru
a. Mendahului memberi salam
b. Tidak banyak bicara di depan guru
c. Ternyum ketika bicara sama guru
d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan
e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah
f. Mendengarkan yang disampaikan guru
g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham
a. (jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara berbicara atau
bersikap saat live conference).
D. Dalam berbicara
a. Berkata baik atau diam
b. Yang penting-penting saja
c. Tidak membiacarakan setiap yangg didengar
d. Tidak bicara hal-hal kotor
e. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benar
f. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
E. Dalam berpakaian
a. Mentup aurat
b. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajar
c. Bersih, rapi
d. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempat
e. Tidak ber make up
Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama Islam)

SHALAT SHALAT
FARDHU BACA AL- SUNNAH
HARI/ Do.a yang dibac a
QUR’A N
T GL

Ket. Pengisian kolom:


2, 3, 4, 5, 6, 9, 10 diisi centang (v jika melaksanakan, - jika tidak melaksanalan) 7 ditulis Surah apa dan ayat berapa
8 Ditulis Qabliyah/ba’diyah shalat apa
11 tulis nama penceramah, topik, sumber tulis rangkuman isi (di lembar tersendiri) 12 Do’a apa saja yang dibaca

Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-masing peserta didik. Kegiatan ini dapat dialkukan
secara luring dan daring. Misalnya peserta didik mendengarkan ceramah keagamaan melalui radio atau menonton tayangan televisi. Sementara,
MPLS konsep daring, panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan ceramah keagamaan.
Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
Sikap
Sikap dan nada bicara
HATI/T menghormati/meng Membantu pekerjaan Meminta maaf
lembut Keterangan
GL hargai
1 2 3 4 5
Kolom
1, 2: ditulis
bentuk sikap &
bentuk
bantuannya
3,4: Ditulis Iya
atau Tidak

Table 4.3 Instrumen penilaian Tata Krama terhadap Guru


TIDAK
SIKAP SELALU SERING KADANG- KADANG KET
PERNAH
1 Mendahului
memberi salam
2 Tidak banyak bicara
di depan guru Beri tanda
3 Tersenyum ketika centang (√) pada
berbicara sama guru kolom yang
sesuai
4 Tidak menanyakan
suatu
masalah di tengah
perjalanan
5 Tidak banyak
bertanya ketika guru
sedang lelah
6 Mendengarkan yang
disampaikan guru
7 Mengangkat tangan
(terlebih dahulu)
untuk bertanya jika
belum faham

Table 4.4 Instrumen penilaian tata krama Dalam berbicara


SIKAP SELALU SERING KADANG- KADANG TIDAK KET
PERNAH
Berkata baik atau Beri tanda
diam centang (√)
Bicara yang pada kolom
penting- penting yang sesuai
saja
Tidak
membiacarakan
setiap yang didengar
Tidak bicara hal-hal
kotor
Tidak memancing
perdebatan, walau
kita
benar
Tidak berdusta
untuk membuat
orang tertawa

Table 4.5 Instrumen Penilaian Tata Krama dalam Berpakaian


SIKAP SELALU SERING KADANG- KADANG TIDAK KET
PERNAH
Menutup aurat Beri tanda
Pantas sesuai centang
kapasitasnya (v) pada kolom
sebagai pelajar yang sesuai
Bersih, rapi
Warna, corak
disesuaikan dengan
seragam sekolah
setempat
Tidak bermake up
B. Kegiatan Sosial
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta
didik melalui penilaian diri dan orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan pekerjaan
Komponen Penilaian Kejujuran meliputi :
a. Tidak berbohong
b. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulangan
c. Tidak menjadi plagiat
d. Mengungkapkan perasaan apa adanya
e. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenang
f. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang ada
g. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat
Table 4.6 Instrumen Penilaian Sikap Kejujuran
Kriteria skor Indikator
Sangat 4 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
Baik temen
(SB) dan kepada siapapun
Baik (B) 3 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
temen
dan kepada siapapun
Cukup (C) 2 kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada
guru,
temendan kepada siapapun
Kurang 1 Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata
(K) kepada
guru, temen dan kepada siapapun
Nama peserta didik :........
Kelas :........
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok :.........

Aspek Pengamatan Skor


1 2 3 4

Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata


kepada guru, temen dan
kepada siapapun
Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata
kepada guru, temen dan
kepada siapapun
Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata
kepada guru, temen dan kepada siapapun
Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur
kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

2. Sikap disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Komponen Penilaian Disiplin Meliputi :
a. Hadir tepat waktu saat kegiatan MPLS atau pembelajaran
b. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau satuan pendidikan
c. Mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
d. mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar e.
Table 4.7 Instrumen Penilaian Sikap Disiplin
Kriteria skor Indikator
Sanagat Baik 4 Selalu datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
(SB) mengikuti
proses pembelajaran
Baik (B) 3 Sering datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti
proses pembelajaran
Cukup (C) 2 Kadang datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti proses pembelajaran
Kurang (K) 1 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan
displin
mengikuti proses pembelajaran
Nama peserta didik :.........
Kelas :........
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok :.........

Aspek Pengamatan Skor


1 2 3 4

Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin


dalam mengikuti
proses pembelajaran/kegiatan MPLS
Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
dalam mengikuti
proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
dalam mengikuti proses pembelajaran
Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan
displindalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan
MPLS

3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa
Komponen Penilaian Tanggung Jawab meliputi :
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik
b. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
c. Tidak menyalahkan atau menuduh orang lain tanpa bukti akurat
d. Mengembalikan barang pinjaman
e. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
f. Menepati janji
g. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri.
h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakantanpa disuruh atau diminta

Table 4.8 Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab


Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
(SB) tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Baik (B) 3 Sering melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko
atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Cukup (C) 2 Kadang melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima
resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan
kesalahan
Kurang (K) 1 Tidak pernah melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani
menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
Nama peserta didik :.........
Kelas :........
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok :.........

Aspek Pengamatan Skor


1 2 3 4

Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima


resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan
kesalahan
Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima
resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan
kesalahan
Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima
resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan

4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
Komponen Penilaian Toleransi meliputi :
a. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
b. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat
c. Dapat menerima kekurangan orang lain
d. Dapat memaafkan kesalahan orang lain
e. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
f. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik.
h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

Table 4.9 Instrumemn Penilaian Sikap Toleransi


Kriteri Skor Indikator
a
Sangat 4 Selalu Menghormati pendapat teman, suku, agama, ras, budaya,
Baik menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
(SB)
Baik 3 Sering Menghormati pendapat temen suku, agama, ras, budaya,
(B) menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Cukup 2 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,
(C) menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Kurang 1 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
(K) budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Nama peserta didik :.........
Kelas :........
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok :.........

Aspek Pengamatan Skor


1 2 3 4

Selalu Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,


budaya, menerima
kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Sering Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain
Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain
Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama,
ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan
kesalahan orang lain

5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas
Komponen Penilaian gotong royong meliputi :
a. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau satuan pendidikan
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan
d. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
e. Aktif dalam kerja kelompok
f. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
g. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat atau pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
h. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama

Table 4.10 Instrumen Penilaian Sikap Gotong Royong


Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Nama peserta didik :.........
Kelas :........
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok :.........
Aspek Pengamatan skor
1 2 3 4
Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan
rela berkorban.
Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah laku Komponen Penilaian Sopan Santun meliputi :
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur
c. Tidak meludah di sembarang tempat
d. Tidak menyela atau memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
e. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
f. Memberi salam, senyum, dan sapa (3S)
g. Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
h. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan dengan baik
Table 4.11 Instrumen Penilaian Sikap Sopan Santun
Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Aspek Yang Dinilai:


● Alasan memilih sekolah
● Pengenalan lingkungan sekolah
● Prestasi sekolah

Petunjuk pengisian angket :


1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
4. Pedoman nilai:
1 = Tidak Setuju 2 = Cukup Setuju 3 = Setuju
4 = Sangat Setuju

Identitas Pribadi

Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :

Table 4.13 Instrumen Pengenalan Lingkungan Sekolah


Aspek Yang Dinilai

Memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan


Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
dekat dengan rumah saya
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
sekolah favorit
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
fasilitas sekolah lengkap
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
memiliki gedung yang aman
dan nyaman
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
mengikuti saran orang tua
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
mengikuti saran teman
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
banyak prestasi yang diraih
sekolah
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
perpindahan tugas orang tua
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
banyak prestasi yang diraih
oleh siswa secara akademis maupun non akademik
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
program OSIS yang menarik
dan spektakurikuler
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
alumni banyak yang bekerja
baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri
Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena
tertarik dengan seragam

Saya memilih SMKS Dharma Siswa Kraksaan karena


tertarik dengan pola
pembinaan ketarunaan
Pengenalan Lingkungan SMKS Dharma Siswa
Kraksaan
Saya tahu, paham, dan hafal visi SMKS Dharma Siswa
Kraksaan

Saya tahu, paham, dan hafal misi SMKS Dharma Siswa


Kraksaan
Saya tahu tanggal lahir SMKS Dharma Siswa Kraksaan

Saya tahu arti motto SMKS Dharma Siswa Kraksaan

Saya tahu fasilitas yang ada di SMKS Dharma Siswa


Kraksaan

Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMKS


Dharma Siswa Kraksaan

Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi,


multimedia,
dan perpustakaan di SMKS Dharma Siswa Kraksaan
Saya tahu ruang administrasi SMKS Dharma Siswa
Kraksaan

Saya tahu letak ruang praktik

Saya tahu letak tempat ibadah

Prestasi SMKS Dharma Siswa Kraksaan


Saya tahu SMKS Dharma Siswa Kraksaan menjadi
sekolah ramah anak

Saya tahu SMKS Dharma Siswa Kraksaan menjadi juara 1


Tingkat Provinsi LKS

Saya tahu SMKS Dharma Siswa Kraksaan menjadi juara


perlombaan-perlombaan
tingkat Kabupaten
BAB V
PENUTUP

Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS di tengah pandemi Covid-19.


Buku panduan ini disusun sebagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa pengenalan
orientasi peserta didik secara daring dan luring di tengah Pandemi Covid-19. Pada akhirnya,
dengan menerapkan MPLS kombinasi daring dan luring di tengah Pandemi kita semua tetap
berharap peserta didik baru dapat mengenal lingkungan SMKS Dharma Siswa Kraksaan
dengan baik dan terjalin kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal
menggali kebaikan dan potensi diri dengan maksimal dari rumah dan dari sekolah .
Masa Pengenalan Lingkungan sekolah (MPLS) pada tahun ini diharapkan dapat
mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi
anak. Dengan harapan anak atau peserta didik akan tetap produktif, bahagia, semangat
belajar di tengah pandemi. Semoga panduan ini dapat digunakan dan dapat bermanfaat bagi
seluruh calon peserta didik, orang tua dan warga SMKS Dharma Siswa Kraksaan .

Anda mungkin juga menyukai